pengaruh penggunaan arang sekam padi ...repository.uinjambi.ac.id/2120/1/tb151009_nyimas...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN ARANG SEKAM PADI
SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN SISTEM
HIDROPONIK TANAMAN KAILAN
(Brassica oleraceae var. alboglabra)
SKRIPSI
NYIMAS SITI SEJARAH
NIM. TB 151009
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
i
PENGARUH PENGGUNAAN ARANG SEKAM PADI
SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN SISTEM
HIDROPONIK TANAMAN KAILAN
(Brassica oleraceae var. alboglabra)
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
NYIMAS SITI SEJARAH
NIM. TB 151009
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
v
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
vi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
vi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
vi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
vi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil 'alamin
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata 1 (S1), shalawat
beserta salam untuk Nabi Muhammad SAW, sebagai pemimpin Terbesar di dunia
ini, serta para sahabat dan tabi’in.
Kepada yang istimewa yaitu kedua orang tua ku, Ayahanda Kms Muhammad N
ur dan Ibunda Rts Indra Wati terima kasih atas limpahan doa dan kasih sayang y
ang tak terhingga dan selalu memberiku yang terbaik.
Kepada kakak-kakak dan adikku tersayang (Kms. M. Syafi’i, Nys. Nurbaiti, Nys.
Siti Anisa, Nys Evi Suryani, Kms. Khairudin, Nys. Emi Lestari, dan Nys Rizky N
awal F) yang memberikan semangat, dan selalu memperhatikan keadaanku dan m
embantu fasilitas yang aku butuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada teman-teman seangkatan Biologi D 2015 serta sahabat M. Rizki Eka S, da
n terkhusus buat kakak ipar ku (Kundari Susilawati) yang telah menjadi patner dis
kusi dalam penyusun skripsi ini.
Terima kasih atas bantuannya selama ini.
vii
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
MOTTO
Artinya :
Dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang banyak tercurah,
dengan hebatnya, untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan
tumbuh-tumbuhan, dan kebun-kebun yang rindang. [An-Naba': 14-16] (Al-
Qur’an dan Terjemahannya. Bandung 2005. hal.111)
viii
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan, atas Hidayah-Nyalah
hingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad
SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang
telah memberikan motivasi baik moril maupun materil. Untuk itu melalui kolom
ini. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, M.Pd dan Bapak Ferry Kurniawan, M.Si selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi.
4. Bapak Dr. Abdul Malik, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Suraida,
M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Kms. Muhammad Syafi’i, Lc yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian di Green House kelompok tani
Makmur Jaya di Rt. 08 Kelurahan Penyengat Rendah Kota Jambi.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu.
ix
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRAK
Nama : Nyimas Siti Sejarah
Jurusan : Tadris Biologi
Judul : Pengaruh Penggunaan Arang Sekam Padi Sebagai Media
Pertumbuhan Sistem Hidroponik Tanaman Kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra).
Skripsi ini membahas tentang pengaruh penggunaan arang sekam padi sebagai
media pertumbuhan sistem hidroponik tanaman kailan (Brassica oleraceae var.
alboglabra). Penelitian ini merupakan penelitian sains dan terapan dengan
menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan ini
menggunakan konsentrasi yang berbeda-beda (10 gram, 15 gram, 20 gram, 25,
gram) dan kontrol (arang sekam padi) sebagai pembanding). Tiap perlakuan
memiliki 4 kali ulangan, total tanaman ada 20 styropoam. Data yang diperoleh
dari penelitian kemudian dianalisis menggunakan Analisis of Variansi (ANOVA).
Tempat dilaksanakan penelitian dilakukan di Rt. 08 Kelurahan Penyengat Rendah
Kecamatan Telanaipura Kota Jambi dengan waktu 50 hari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan dan perkembangan sistem hidroponik
tanaman kailan paling baik pada perlakuan konsentrasi 10 gram. Hasil ANOVA
bahwa pemberian konsentrasi arang sekam padi yeng berbeda-beda memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kailan pada perlakuan konsentrasi 10 gram .
Kata Kunci : Arang sekam padi, Hidroponik, Kailan (Brassica oleraceae var.
alboglabra).
x
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRAK
Nama : Nyimas Siti Sejarah
Jurusan : Tadris Biologi
Judul : Pengaruh Penggunaan Arang Sekam Padi Sebagai Media
Pertumbuhan Sistem Hidroponik Tanaman Kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra).
This thesis discusses the effect of using rice husk charcoal as a growth medium
for hydroponic systems of kailan plants (Brassica oleraceae var. alboglabra). This
research is a science and applied research using a completely randomized design
(CRD). This treatment uses different concentrations (10 grams, 15 grams, 20
grams, 25, grams) and controls (rice husk charcoal) as a comparison). Each
treatment has 4 replications, with a total of 20 styropoam plants. Data obtained
from the study were then analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The
place for the research was carried out at Rt. 08 Penyengat Rendah Village
Telanaipura Sub-District Jambi City with 50 days. The results showed that the
growth rate and development of the hydroponic system of the kailan plant were
best at a concentration of 10 grams. The ANOVA results that giving different
concentrations of rice husk charcoal had a significant effect on the growth and
development of kailan plants at a concentration of 10 grams.
Keywords: Rice husk charcoal, Hydroponics, Kailan (Brassica oleraceae var.
alboglabra).
xi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................ ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ....................................................................... 6
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................. 17
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 21
B. Alat dan Bahan ....................................................................... 22
C. Prosedur Kerja / Langkah-Langkah Kerja ............................. 23
D. Analisis Data ......................................................................... 24
E. Jadwal Penelitian .................................................................... 28
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 29
B. Pembahasan Hasil .................................................................. 41
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 48
B. Saran ...................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanaman Kailan .......................................................................... 6
Gambar 2.2 Hidroponik Sistem Sumbu .......................................................... 13
Gambar 2.3 Arang Sekam Padi ...................................................................... 15
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Tinggi Tanaman Kailan .................................... 29
Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Jumlah DaunTanaman Kailan .......................... 33
Gambar 4.3 Grafik Rata-rata Jumlah Luas Tanaman Kailan .......................... 35
Gambar 4.4 Grafik Rata-rata Berat Basah Tanaman Kailan ........................... 48
xiii
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Tanaman Kailan ................................................... 8
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Relevan ................................................................. 14
Tabel 3.1 Ph dan PPM Tanaman Kailan ......................................................... 21
Tabel3.2 Komposisi nutrisi AB Mix ................................................................ 21
Tabel 3.3 Rancanagn Percobaan ..................................................................... 22
Tabel 4.1 Anova .............................................................................................. 26
Tabel 4.2 Jadwal Penelitian ............................................................................. 27
Tabel 4.3 Hasil analisis tinggi tanaman kailan ................................................ 28
Tabel 4.4 Hasil uji BNT tinggi tanaman kailan .............................................. 30
Tabel 4.5 Jumlah daun tanaman kailan ........................................................... 33
Tabel 4.6 Hasil analisis jumlah daun tanaman kailan ..................................... 35
Tabel 4.7 Hasi luji BNT jumlah daun tanaman tanaman kailan ..................... 35
Tabel 4.8 Jumlah luas tanaman tanaman kailan .............................................. 36
Tabel 4.9 Hasil analisis luas tanaman tanaman kailan .................................... 36
Tabel 4.10 Hasiluji BNT luas tanaman kailan ................................................ 36
Tabel 4.11 Berat basah tanaman tanaman kailan ............................................ 38
Tabel 4.12 Hasil analisis berat basah tanaman kailan ...................................... 38
Tabel 4.13 Hasil uji BNT berat basah tanaman kailan.................................... 39
xiv
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Pengaruh PenggunaanArang Sekam Padi ..................... 51
Lampiran 2 Uji Statistik ................................................................................... 53
Lampiran 3 Dokumentasi ................................................................................. 77
1
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai potensi
sumber daya alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun
sumber daya alam non-hayati. Lahan pertanian yang produktif semakin sempit,
dan jumlah penduduk yang semakin meningkat, sehingga perlu ada media tanam
yang dapat menggantikan atau meminimalisir penggunaan tanah sebagai media
tanam. Salah satu produk hortikultura (tanaman yang dibudidayakan) yang
menjadi unggulan dalam sektor pertanian adalah tanaman sayuran (Gustia, 2013,
hal. 12).
Sekam padi banyak ditemukan di Kelurahan Penyengat Rendah
Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Di Kelurahan Penyengat Rendah ini
memiliki tiga lokasi sawah yang berbeda-beda sehingga di Kota Jambi Kelurahan
Penyengat Rendah ini setiap tahun penghasil panen padi terbaik, dan hanya
memiliki satu tempat penggilingan padi. Di Kelurahan ini sekam padi yang sudah
digiling dijual dengan harga yang murah bahkan sebagian dibuang begitu saja.
Padahal, seharusnya sekam padi tersebut dapat menjadi sesuatu yang memiliki
nilai tinggi jika dimanfaatkan dengan baik dan tepat. Melalui pendekatan
teknologi dapat diolah lebih lanjut menjadi hasil tambahan di samping produk
utamanya.
Secara sederhana sekam padi dapat dijadikan sebagai media
pertumbuhan melalui tanaman hidroponik dengan cara membakar arang sekam
padi. Arang sekam padi adalah media tanam yang porous dan steril dari sekam
padi yang hanya dapat dipakai untuk satu musim tanam dengan cara membakar
kulit padi kering di atas tungku pembakaran, dan sebelum bara sekam menjadi abu
disiram dengan air bersih. Hasil yang diperoleh berupa arang sekam (sekam
bakar) (Gustia, 2013, hal. 12).
Supriati (2011) mengemukakan arang sekam adalah sekam padi yang
telah dibakar dengan pembakaran tidak sempurna. Cara pembuatannya dapat
2
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
dilakukan dengan menyangrai atau membakar. Keunggulan sekam bakar adalah
dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, serta melindungi tanaman. Sekam
bakar yang digunakan adalah hasil pembakaran sekam padi yang tidak sempurna,
sehingga diperoleh sekam bakar yang berwarna hitam, dan bukan abu sekam yang
bewarna putih. Memiliki aerasi dan drainasi yang baik, tetapi masih mengandung
organisme-organisme pathogen atau organisme yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu sebelum menggunakan sekam sebagai
media tanam, maka untuk menghancurkan patogen sekam tersebut dibakar
terlebih dahulu (Gustia, 2013, hal. 13).
Penambahan sekam bakar pada media tanam sangat berperan penting
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan melindungi tanaman, sebab sekam bakar
mempunyai rongga yang besar, sehingga baik untuk media tanam. Sekam bakar
mengandung SiO2 (52%), C (31%), K (0,3%), N (0,18%), F (0,08%), dan kalsium
(0,14%). Selain itu juga mengandung unsur lain seperti Fe2O3, K2O, MgO, CaO,
MnO dan Cu dalam jumlah yang kecil serta beberapa jenis bahan organik (Djafar,
dkk, 2012, hal. 14).
Media tanam arang sekam ini juga telah terbukti efisien untuk membantu
tanaman dalam pertumbuhan tanaman. Sistem perakaran yang baik
memungkinkan tanaman dapat menyenrap air nutrisi secara optimal dengan sistem
hidroponik sehingga dapat ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tanaman dan
dapat mendukung pembentukan bagian tanaman baru termasuk pertambahan
jumlah daun, luas daun, panjang daun, dan tinggi tanaman, sedangkan media
tanam yang tanpa arang sekam memperlihatkan hasil jumlah daun, luas daun,
panjang daun, dan tinggi tanaman terendah (Wibowo, dkk, 2017, hal. 1122).
Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media
tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan
menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sehingga sistem
bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit.
Pertanian dengan menggunakan sistem hidroponik memang tidak memerlukan
lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi dalam bisnis pertanian hidroponik
3
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
hanya layak dipertimbangkan mengingat dapat dilakukan di pekarangan rumah,
atap rumah maupun lahan lainnya (Roidah, 2014, hal. 43).
Menurut Nelson (2009), sistem hidroponik sangat sesuai dengan
kecenderungan konsumen perkotaan saat ini yaitu mencari produk yang
berkualitas, memiliki nilai tambah terhadap manfaat kesehatan, berpenampilan
menarik, dan harga yang terjangkau. Sistem hidroponik merupakan budidaya
tanaman tanpa menggunakan tanah. Media tanam yang digunakan dalam sistem
hidroponik dapat berupa media cair atau padat (Wibowo dkk, 2017, hal. 1119).
Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan
seperti : perawatan lebih praktis, pemakaian pupuk lebih efisien, pertumbuhan
tanaman lebih pesat dan kebersihan terjamin, penanaman dapat dilakukan terus
menerus tidak bergantung musim, dapat dilakukan penjadwalan pemanenan
sehingga dapat memproduksi tanaman secara kontinyu, serta harga jual sayuran
hidroponik lebih mahal (Ramadhan, 2015, hal. 282).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknologi hidroponik yang
bersifat tepat guna antara lain berkaitan dengan pemilihan media tanam (substrat)
yang digunakan. Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan
air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Bahan-bahan
organik terutama yang bersifat limbah yang ketersediaannya melimpah dan murah
dapat dimanfaatkan untuk alternatif media tumbuh yang sulit tergantikan.
Pemanfaatan bahan organik seperti arang sekam padi sangat potensial digunakan
secara komposit sebagai media tanam (Roidah, 2014, hal. 44).
Sayuran baby kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) belum lazim
dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Konsumen utama kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra) adalah restaurant, hotel, dan masyarakat Tionghoa serta
kalangan menengah ke atas. Hal ini membuat nilai ekonomis dan pemasaran baby
kailan cukup prospektif. Budidaya tanaman kailan tidak jauh berbeda dengan
budidaya dengan sayuran lainnya (Alhadi dkk, 2015, hal. 14).
Badan statistik (2014) menyatakan bahwa produksi tanaman baby kailan
(Brassica oleraceae var. alboglabra) di Indonesia mengalami pasang surut.
Tabel. 1.1
4
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahun Produksi Tanaman Kailan
1998 1.45 juta ton
2002 1.23 juta ton
2008 1.32 juta ton
2012 1.48 juta ton
Sumber : (Wibowo dkk, 2017, hal. 1119-1120).
Jika dilihat dari data produksi tersebut dapat disimpulkan bahwa
kesadaran masyarakat untuk mengkomsumsi sayuran saat ini semakin tinggi
sehingga menyebabkan permintaan sayuran termasuk kailan (Brassica oleraceae
var. alboglabra) menjadi naik terutama di super market, namun tanaman baby
kailan belum dikenal oleh masyarakat luas dan belum dijual dibanyak pasar
tradisional. Jika dilihat dari segi ekonomis kailan (Brassica oleraceae var.
alboglabra) juga memiliki daya jual yang cukup tinggi (Wibowo dkk, 2017, hal.
1119-1120). Menurut Puspitasari (2011), baby kailan (Brassica oleraceae var.
alboglabra) merupakan sayuran yang cocok dibudidayakan secara hidroponik.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas,
maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Arang Sekam Padi Sebagai Media Pertumbuhan Sistem
Hidroponik Tanaman Kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa
permasalahan antara lain :
1. Apakah arang sekam padi dapat memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan sistem hidroponik tanaman kailan (Brassica oleraceae var.
alboglabra) ?
2. Berapa gram arang sekam sebagai media yang efektif dapat
mempengaruhi pertumbuhan hidroponik tanaman kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra) ?
5
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitan ini adalah :
1. Untuk membuktikan arang sekam padi dapat memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan sistem hidroponik tanaman kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra).
2. Untuk mengetahui berapa gram arang sekam sebagai media yang efektif
dapat mempengaruhi pertumbuhan hidroponik tanaman (Brassica
oleraceae var. alboglabra).
D. Maanfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat dalam hal teoritis adalah: Data hasil penelitian dapat digunakan
sebagai acuan penelitian dibidang biologi, pertanian, dan perkebunan
serta mahasiswa yang berminat dibidang bioteknologi.
2. Manfaat dalam hal praktis yaitu: Petani dapat mengetahui penggunaan
arang sekam padi sebagai media bercocok tanam hidroponik dan
pertumbuhan tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) dan
memanfaatkanya secara maksimal dalam meninggkatkan hasil produksi
kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra).
3. Untuk memberi kontribusi dalam dunia pendidikan diantaranya dapat
dijadikan praktik penanaman hidroponik dan dapat menjadi referensi
untuk dikembangkan lagi bagi peneliti selanjutnya.
4. Untuk memenuhi salah satu syarat yang diwajibkan dalam memperoleh
gelar sarjana Tadris Biologi Strata (S1), Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra)
Kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) merupakan sayuran yang
berasal dari Negara Cina. Kailan masuk ke Indonesia sekitar abad ke–17, kailan
(Brassica oleraceae var. alboglabra) sebagai salah satu famili Brassicaceae,
dengan nama lain Kale adalah jenis sayuran penghasil daun (Silvester, dkk, 2013,
hal. 206) merupakan sayuran yang berasal dari Negara Cina yang mirip dengan
tanaman kubis dan kembang kol. Salah satu jenis sayuran yang menghasilkan
daun (Lingga, 2010, hal. 162).
Tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) ialah tanaman
semusim, yang dikonsumsi bagian daun dan batangnya. Kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra) dapat juga dikonsumsi dalam ukuran mini atau dikenal
sebagai baby kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) yaitu sayuran kailan
(Brassica oleraceae var. alboglabra) yang dipanen lebih awal. Kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra) mempunyai gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi
kesehatan. Kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) memiliki manfaat yaitu
untuk menghaluskan kulit, antioksidan untuk mencegah kanker, sumber zat besi,
dan mencegah infeksi (Alhadi dkk, 2016, hal. 13).
Gambar. 2.1 Kailan
https://www.liputan6.com/citizen6/read/2881944/11-manfaat-sayur-kailan-yang-
tak-banyak-diketahui.html
7
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Deskripsi kailan
Tanaman kailan adalah sayuran berdaun tebal panjang dan lebar seperti
caisim, datar, mengkilap, keras, berwarna hijau kebiruan, bunganya terdapat di
ujung batang berwarna putih kecil seperti brokoli. (Silvester, dkk, 2013, hal. 206).
Tanaman kailan memiliki tinggi sekitar 40-50 cm, daun berbentuk bulat
panjang dengan ujung meruncing dan tulang – tulang daun menyirip, warna daun
hijau tua, permukaan daun halus dan tidak berbulu. Batangnya tegak berbentuk
bulat pendek, letaknya dibagian bawah yang terpendam di dalam tanah, batang
tanaman kailan merupakan batang sejati, bersifat tidak keras, kokoh, berbuku-
buku (beruas-ruas), berdiameter antara 3-4 cm. Tanaman kailan memiliki akar
tunggang serabut, akar tunggang tumbuh lurus menembus tanah sampai
kedalaman sekitar 40 cm sedangkan akar serabut umumnya tumbuh menyebar ke
samping dan menembus tanah dangkal pada kedalaman sekitar 25 cm (Iskandar,
2016, hal. 7).
Kailan cocok ditanam di suhu 23 – 350 C dengan ketinggian 1000- 3000
m dpl , curah hulan 1000- 1500 mm/tahun, tanah dengan pH 5 -6 , jenis tanah
yang dibutuhkan tanaman kailan tanah regosol, aluvial, latosol, andosol (Silvester,
dkk, 2013, hal.207). Daerah yang cocok untuk tanaman kailan adalah dataran
medium hingga dataran tinggi atau daerah pegunungan dengan ketinggian 300-
1.900 mdpl, ketinggian tempat yang ideal berkisar antara 700 – 1.300 mdpl. Suhu
rata-rata harian yang sesuai untuk pertumbuhan yaitu 15oC-25
oC, sedangkan
kelembapan udara yang sesuai 60%-90%. Daerah yang memiliki rata curah hujan
1.000-1.900 mm per tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kailan (Iskandar,
2016, hal. 7).
Kailan dipanen muda, yaitu 1 bulan sesudah dipindah-tanamkan (dari
spons pesemaian) ke bak penanaman, tangkai dan batangnya lebih empuk lagi dari
pada kailan biasa, sehingga lebih digemari orang. Tanaman yang masih bayi ini
disebut baby kailan. Untuk menghasilkan baby kailan, tanaman yang sudah
berumur 30 hari sejak dipindah-tanamkan itu dipanen. Sebaiknya memilih yang
bentuk dan pertumbuhannya bagus dulu, Sedangkan yang tidak bagus, dibiarkan
8
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
tumbuh lebih lanjut menjadi kailan biasa, yang dipanen setelah tanaman
berumur 2 bulan (Soeseno, 1999, hal 71).
b. Kandungan zat kailan
Kailan merupakan sumber vitamin. seperti vitamin A, B, C, niacin dan
mineral, seperti Ca, P, Fe, S, Cl. Vitamin A dapat mencegah gangguan pada mata.
Vitamin B dapat mengobati beri-beri, radang syaraf dan lemahnya otot-otot.
Vitamin C dapat mencegah terjadinya penyakit sariawan. Vitamin C terdapat pada
daun-daun yang dekat dengan titik tumbuh (Vidianto, dkk, 2013, hal. 129).
Dalam 100 gram kailan mengandung 65 % air, 10 gram protein, 0,5 gram
lemak, 5 gram, karbonhidrat, 250 mg kalsium, 4 mg zat besi, 3.000 IU vitamin A,
0,1 mg thiamin, 1,5 mg serat, 100 mg asam askorbat, 0,3 mg riboflavin, dan 1,5
mg nicotiamida. Lantaran kandungan gizinya itulah kailan dapat digunahkan
sebagai terapi untuk mengatasi penyakit. Misalnya untuk mencegah penyakit
rabun ayam, memperbaiki dan memperlancarkan pencernaan makanan, mengobati
prostat dan kandungan kencing memperkuat gigi, mencegah kanker paru. Kailan
juga banyak mengandung karotenoid yang bersifat antikanker (Swadaya, 2016,
hal. 38).
Tabel. 2.1
Kandungan Gizi pada 100 gram Kailan Segar
Komponen Gizi Jumlah
Energi 23 kal
Protein 1,8 g
Karbonhidrat 0,3 g
Kalsium 4,5 g
Fosfor 179 mg
Zat Besi 39 mg
Vitamin A 6,9 mg
Vitamin B1 3,995 mg
Vitamin C 0,08 mg
Air 75 mg
BDD 92,4 g
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan (RI (1992) (Lingga, 2010, hal.
166).
9
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Klasifikasi kailan
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub class : Dillendidae
Ordo : Capparales
Family : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleraceae var. alboglabra L.H. Bailey (Magfirah,
2011, hal.11).
2. Hidroponik
Menurut literatur, bertanam secara hidroponik telah dimulai ribuan tahun
yang lalu. Diceritakan, ada taman gantung di Babilon dan taman terampung di
Cina yang bisa disebut sebagai contoh hidroponik. Lebih lanjut diceritakan pula,
di Mesir, India, dan Cina, manusia purba sudah kerap menggunakan larutan pupuk
organik untuk memupuk semangka, mentimun, dan sayuran lainnya dalam
bedengan pasir di tepi sungai (Lingga, 1984, hal. 2).
Hydroponic terdiri dari dua kata yaitu Hydro dan Phonos/Phonic. Hydro
berarti air, sedangkan Phonos/Phonic berarti kerja. Dengan demikian pada teknik
hidroponik yang bekerja di dalam mengendalikan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah air (air yang mengandung nutrisi khusus).
Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah,
sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan
menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sehingga sistem
bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit.
(Roidah, 2014, hal. 5).
Sistem hidroponik merupakan cara produksi tanaman yang sangat efektif.
sistem ini dikembangkan berdasarkan alasan bahwa jika tanaman diberi kondisi
pertumbuhan yang optimal, maka potensi maksimum untuk berproduksi dapat
10
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
tercapai. Hal ini berhungan dengan pertumbuhan sistem perakaran tanaman, di
mana pertumbuhanya perakaran tanaman yang optimum akan menghasilkan
pertumbuhan tunas atau bagian atas yang tinggi. Pada sistem hidroponik, larutan
nutrisi yang diberikan mengandung komposisi garam-garam organik yang
berimbang untuk menumbuhkan perakaran dengan kondisi lingkungan perakaran
yang ideal (Rosliani, 2005, hal. 2).
Kelebihan dari bertanam secara hidroponik adalah keberhasilan tanaman
untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin. Salah satu sistem hidroponik adalah
hidroponik substrat yaitu sistem hidroponik yang menggunakan media padatan
(bukan tanah) yang dapat menyimpan nutrisi dan air sementara, menjaga agar
media tetap lembab oksigen tersedia untuk akar tanaman, serta mampu menopang
tanaman (Sukawati, 2010, hal. 19).
a) Keuntungan Hidroponik
1) Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin.
2) Perawatanlebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
3) Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien).
4) Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru.
5) Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih
hemat dan memiliki standarisasi.
6) Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak kotor
dan rusak.
7) Hasil produksi lebih continue dan lebih tinggi dibanding dengan
penanama ditanah.
8) Harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk non-hidroponik.
9) Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim.
10) Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan, atau ketergantungan
dengan kondisi alam.
11) Tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang
terbatas, misalnya di atap, dapur atau garasi.
11
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bercocok tanam tanpa tanah
memberi keuntungan yang lebih besar, terutama bagi penduduk perkotaan yang
memiliki lahan sempit atau gersang. Cara ini member nilai plus dalam
menciptakan penghijauan di tempat-tempat yang tidak memungkinkan lagi
ditanam dengan media tanah (Lingga, 2004, hal. 4).
b) Kelemahan Hidroponik
1) Investasi awal yang mahal.
2) Memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan
kimia.
3) Ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit (Roidah,
2014, hal.44-45).
c) Metode Hidroponik
Prinsip dasar hidroponik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
hidroponik substrat dan NFT. Dari kedua bentuk hidroponik tersebut, peminat
dapat membuat teknik-teknik baru yang dapat disesuaikan dengan kondisi
keuangan dan ruang yang tersedia. Jadi tidak perlu terpaku oleh satu cara yang
telah ada. Sejak dipopulerkan 40 tahun lalu, hidroponik mengalami banyak
perubahan. Media tanam yang digunakan banyak yang sengaja dibuat khusus.
Demikian juga dengan wadah yang digunakan (lingga, 2004, hal. 6).
1. Hidroponik substrat (sistem terbuka). Sistem ini tidak menggunakan air sebagai
media, tetapi memakai media padat yang dapat menyerap atau menyediakan
nutrisi, air, dan oksigen, serta sedikit mengandung bahan organik. Media
substrat itu, diantaranya arang sekam, kerikil, perlite, vermikulit, dan pasir.
Teknik hidroponik yang menggunakan media padat di antaranya teknik statis,
pasang surut, irigasi tetes, dan run to waste.
2. Hidroponik non-Substrat (sistem tertutup). Sistem ini merupakan model
budidaya dengan meletakkan akar tanaman pada aliran air dangkal yang
tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan sayuran. Akar
akan berkembang di dalam larutan nutrisi. Metode yang menggunakan media
12
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
non substrat ini antara lain nutrient film technique (NFT), aeroponik, dan deep
water culture (Halim, 2014, hal. 10).
d) Sistem Hidroponik
Berdasarkan pergerakan nutrisinya, ada dua sistem hidroponik, yaitu
hidroponik aktif/dinamis dan hidroponik pasif/statis.
1) Sistem hidroponik aktif. Larutan dibuat bergerak bersirkulasi dengan
menggunakan pompa. Contohnya, DFT (deef flow technique), NFT (nutrient
film technique), dan aeroponik. Kelebihannya yaitu larutan yang bersirkuasi
dengan sendirinya menjadi kaya akan oksigen terlarut. Namun, investasi awal
untuk sistem ini relatif lebih mahal dan pemasanagna instalasi irigasinya pun
lebih rumit.
2) Sistem hidroponik pasif/statis. Sistem ini bergantung pada gaya kapilaritas dari
media tumbuh. Contohnya wick system (sumbu) dan flooting hydroonic (rakit
apung). Kelebihan sistem ini yaitu larutan kaya nutrisi diserap oleh medium
dan diteruskan ke akar tanaman. Cukup baik untuk tanaman buah yang
berukuran besar. Sementara itu, kekurangannya adalah ketidak mampuan
memberikan oksigen melalui akar untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Untuk lebih optiamal dapat dibantu dengan aerasi gelembung udara
menggunakan aerator/bubble seperti pada akuarium (Halim, 2014, hal. 13).
e) Sistem Sumbu (Wick system)
Sistem sumbu atau Wick system merupakan sistem hidroponik statis atau
pasif yang mengandalkan prinsip kapilaritas air melalui penggunaan kain sebagai
perantara. Teknik statis ini bisa dibilang sebagai teknik tertua dalam dunia
hidroponik (Putera, 2015, hal. 2).
Sistem ini menggunakan prinsip kapilaritas, yaitu menggunakan sumbu
untuk mengalirkan air nutrisi dari wadah penampung nutrisi ke akar tanaman.
Sumbu yang digunakan dalam sistem ini biasanya berupa kain flanel yang biasa
menyerap air (Soeseno, 1993, hal. 7).
13
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Sistem sumbu atau Wick system bisa digunakan untuk pemula atau hanya
untuk sekedar hobi. Keunggulan dari sistem wick ini yaitu tidak membutuhkan
perawatan khusus. Air dan nutrisi tanaman tidak mengalami sirkulasi sehingga
tanaman akan terus-menerus mendapatkan suplai nutrisi. Namun, suplai nutrisi
tersebut harus tetap diawasi agar tanaman tidak mengalami kekeringan.
Penggunaan wadah yang tidak terlalu besar dan tidak menggunakan pompa air
listrik membuat sistem wick mudah dipindahkan tanpa harus memikirkan
ketersediaan listrik (Putera, 2015, hal. 3-5). Kelemahan dari sistem wick dalam
penelitian ini adalah kurang bisa dihandalkan untuk produksi skala besar karena
membutuhkan banyak wadah dan rumit dalam proses penambahan nutrisi untuk
setiap wadah yang ada. Terutama ketika tanaman sudah mulai cukup besar dan
membutuhkan banyak nutrisi (Sari dkk, 2016, hal. 225).
Gambar. 2.2 Sistem sumbu ( Wick system)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Arang Sekam Padi
Sekam padi yang merupakan salah satu produk sampingan dari proses
penggilingan padi, selama ini hanya menjadi limbah yang belum dimanfaatkan
secara optimal. Arang sekam merupakan sekam padi yang dibakar dengan
14
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
pembakaran yang tidak sempurna. Media ini sudah diseterilkan dan daya
tahanya lama, bisa mencapai, lebih dari satu tahun.
Menurut Supriati (2008, hal.23) Arang sekam sangat ringan, kasar, dan
sirkulasi udara tinggi karena banyak pori. Selain itu arang sekam juga memiliki
drainase dan aerasi yang baik. Arang sekam mengansung unsur mangan (Mn) dan
Silicon (Si) (Gustia, 2013, hal.7).
Keunggulan sekam bakar adalah dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia
tanah, serta melindungi tanaman. Sekam bakar yang digunakan adalah hasil
pembakaran sekam padi yang tidak sempurna, sehingga diperoleh sekam bakar
yang berwarna hitam, dan bukan abu sekam yang bewarna putih. Sekam padi
memiliki aerasi dan drainasi yang baik, tetapi masih mengandung organisme-
organisme pathogen atau organisme yang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman. Oleh sebab itu sebelum menggunakan sekam sebagai media tanam,
maka untuk menghancurkan patogen sekam tersebut dibakar terlebih dahulu
(Gustia, 2013, hal.7).
Sekam memiliki kerapatan jenis 125 3 kg/m , dengan nilai kalori 1 kg
sekam padi sebesar 3300 kkal dan ditinjau dari komposisi kimiawi, sekam
mengandung karbon 1,33%, hidrogen 1,54%, oksigen 33,645 % dan silika (SiO )
16,98%, artinya sekam 2 berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku industri
kimia dan sebagai sumber energi panas untuk keperluan manusia (Yuliza dkk,
2013, hal. 22).
Menurut Wuryan (2008, hal. 2), sekam bakar memiliki karakteristik yang
istimewa, oleh karena itu dapat dimanfaatkan sebagai media tanam untuk
hidroponik. Sebagai media tanam, sekam bakar berperan penting dalam perbaikan
sifat fisik, sifat kimia, dan melindungi tanaman. Kondisi ini akan berdampak
positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi, dimana perakaran
akan berkembang dengan baik sehingga pengambilan hara oleh akar akan optimal.
Hal ini terlihat pada perlakuan P2 yang memperlihatkan pertumbuhannya lebih
baik dibandingkan perlakuan lainnya (Gustia, 2013, hal. 15-16).
Media tanam arang sekam disini juga menunjukkan hasil terbaik jika
dibandingkan dengan beberapa media tanam lainnya. Arang sekam mempunyai
15
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
sifat yang mudah mengikat air, tidak mudah menggumpal, hargamya relatif
murah, bahannya mudah didapat, ringan, steril, dan mempunyai porositas yang
baik. (Wibowo, 2017, hal. 1122).
Gambar. 2.3 Arang sekam p adi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Hidroponik
Faktor yang memepengaruhi tanaman pada sistem tanam hidroponik ada
cukup banyak. Tanam sistem hidroponik memang terdengar cukup rumit bagi
mereka yang belum pernah mencoba, akan tetapi jika sudah mempelajari dan di
coba maka sistem atau metode ini akan terasa mudah dan juga menyenangkan
untuk di lakukan
Sistem tanam hidroponik cukup populer di kalangan petani dan mereka
yang hobi berkebun. Ada beberapa metode yang dapat di praktekan oleh pemula
maupaun mereka yang sudah biasa bercocok tanam.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi tanaman pada sistem tanam
hidroponik di antaranya adalah
1. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan tumbuh sangat mempengaruhibertumbuh kembang
tanaman dan terkadang tanaman hanya dapat tumbuh pada kondisi atau
lingkungan tertantu. Meskipun di tanam di dalam atau di luar, kondisi lingkungan
yang harus tetap di perhatikan mencakup kelembapaan,suhu dan sirkulasi udara.
2. Air dan Larutan nutrisi
Air dan larutan nutrisi adalah faktor yang paling penting dalam
memulai metode tanam hidroponik. Air Sebagai pelarut nutrisi sekaligus Zat
16
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
penting yang di butuhkan oleh tanaman. Pada metode tanaman hidroponik kondisi
air harus sangat di perhatikan karena air yang kotor dapat menganggu proses
pertumbuhan tanaman. Saat tanaman tumbuh pada media tanah,tanah tersebut
berfungsi menyaring Zat-Zat yang tidak di perlukan oleh tanaman sehingga jika
tidak menggunakan tanah dalam menanam tanaman perhatikan kondisi dan
kualitas air yang baik. .
3. Cahaya
Dalam masa pertumbuhan tanaman memerlukan cahaya terutama untuk
proses fotosintesis.metode dan sistem hidroponik memungkinkan tanaman untuk
tumbuh di dalam ruangan dan tidak terpapar cahaya matahari
langggsung.meskipun demikian tanaman yang tumbuh indoor atau di dalam
ruangan tetap harus di perhatikan kebutuhan cahayanya.untuk memenuhi
kebutuhan cahaya tanaman,anda dapat meletakan tanaman dalam ruangan yang
memiliki jendela yang besar atau lampu LED,HID maupun fluoresens yang
interaksinya diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman .
4. Pembibitan
Faktor pembibitan juga berpengaruh pada metode sistem tanam
hidroponik.bibit tanaman yang baik dapat tumbuh optimal pada media hidroponik
sementara jika kualitas bibit buruk maka tanaman yang di hasilkan juga tidak
berkualitas baik.usahakan lakukan penyemaian dengan baik sebelum proses
penanaman dan pindahkan bibit tanaman pada media hidroponik dengan cara
yang benar.
5.Media tanam
Meskipun tidak menggunakan tanah sebagai media tanamanya, metode
sistem tanam hidroponik tetap memerlukan media tanam untuk mendukung
pertumbuhan tanaman dan penyangga batang tanaman agar tetap tumbuh
tegak.banyak media tanam yang dapat di gunakan dalam metode sistem tanam
hidroponik diantaranya rockwoll, sekam bakar, hydroton, kerikil, perlite,
cocopeat, dan lainnya di sesuaikan dengan jenis tanaman atau metode hidroponik
yang di aplikasikan.
6.Alat ukur
17
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Metode sistem tanam hidroponik memerlukan tanaman yang cukup
teratur jika ingin berhasil. pH dan suhu air serta kadar nutrisi harus di cek secara
berkala karena tanaman hanya dapat tumbuh pada kadar nutrisi dan pH atau kadar
keasaman yakni 5,5-6,5 karena alat ukur sangat penting untuk mengetahui tingkat
kadar nutrisi dan pH air. (Agus. 2014, hal 1585).
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan tinjauan terhadap sejumlah penelitian
atau kajian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu guna menghindari
kemungkinan duplikasi terhadap penelitian sejenis dan untuk membedakan antara
penelitian sebelum dan sesudahnya. Disamping itu untuk menunjukkan bahwa
topik yang akan diteliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama.
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Relevan
No
Nama Peneliti
Tahun
Judul Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Ario Wahyu
Wibowo, Agus
Suryanto, dan
Agung Nugroho
(2017)
“Kajian
Pemberian
Berbagai Dosis
Larutan Nutrisi
dan Media Tanam
Secara
Hidroponik
Sistem Substrat
Dari hasil penelitian
yang di lakukan,
masing- masing
perlakuan diulang
sebanyak 3 kali.
Pemberian dosis
larutan nutrisi 6
ml.I-1
air dengan
media tanam arang
sekam memberikan
hasil yang terbaik
jika dibandingkan
dengan perlakuan
lainya pada setiap
Meneliti
tentang arang
sekam padi
sebagai media
pertumbuhan
sistem
hidroponik
pada tanaman
kailan
(Brassica
oleraceae var.
alboglabra)
Penelitian ini
meneliti
pemberian
berbagai dosis
larutan nutrisi
dan media
tanam secara
hidroponik,
Sedangkan
pada penelitian
saya Berapa
gram arang
sekam sebagai
media yang
18
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
pada Tanaman
Kailan
(Brassica
oleraceae var.
alboglabra)”
parameter hasil
tanaman kailan yang
meliputi jumlah
daun, luas daun,
bobot segar total
tanaman, bobot
segar konsumsi
tanaman, bobot
kering akar tanaman
dan kering total
tanaman.
efektif dapat
mempengaruhi
pertumbuhan
kailan.
2. Helfi Gustia
(2013) “Pengaruh
Penambahan
Sekam Bakar
pada Media
Tanam Terhadap
Pertumbuhan dan
Produksi
Tanaman Sawi
(Brassica
Junceal)”
dalam penelitiannya
hasil pengamatan 1.
Penambahan sekam
bakar ke dalam
media tanam tanah
(2:2) menunjukkan
hasil tinggi tanaman,
jumlah daun,
panjang daun, lebar
daun, bobot basah,
dan bobot konsumsi
tertinggi.
2. Media tanam
yang tanpa
penambahan sekam
bakar
memperlihatkan
hasil tinggi tanaman,
jumlah daun,
panjang daun, lebar
Meneliti
tentang
penggunaan
arang sekam
padi sebagai
media
pertumbuhan.
penelitian
sebelumnya
adalah
pengaruh
penggunaan
sekam bakar
pada media
tanam terhadap
pertumbuhan
dan produksi
tanaman sawi,
menggunakan
media tanam
tanah.
Sedangkan
penelitian saya
media
pertumbuhann
ya
menggunakan
19
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
daun, bobot basah,
dan bobot konsumsi
terendah.
sistem
hidroponik
pada tanaman
kailan
(Brassica
aloracea L).
3. Sapto Wibowo,
dan Arum
Asriyanti S
(2013)
“Aplikasi
Hidroponik NFT
pada Budidaya
Pakcoy (Brassica
rapa chinensis)”
Hasil rata-rata
pertumbuhan dan
produksi tanaman
pada kemiringan
pipa talang NFT 5%
untuk setiap
tanamannya yaitu
jumlah daun 9,1
helai tinggi tanaman
18,4 cm panjang
akar tanaman 41,5
cm, dan berat
tanaman 34,49 gr.
Meneliti
tentang
penggunaan
arang sekam
padi sebagai
media
pertumbuhan
pada sistem
hidroponik.
Penelitian ini
meneliti sistem
hidroponik
NFT dengan
media arang
sekam padi
pada
pertumbuhan
dari hasil
tanaman
pakcoy,
sedangkan
penelitian saya
pada sistem
hidroponik
Wick system
(sistem sumbu)
dengan media
arang sekam
padi pada
pertumbuhan
dari tanaman
Kailan.
20
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Green House kelompok tani Hidro Makmur
Jaya bersama bapak Kms Muhammad Syafi’i di Rt.08 Kelurahan Penyengat
Rendah Kecamatan Telanaipura Provinsi Jambi. Waktu penelitian dimulai sejak
melakukan observasi yaitu 30 Desember 2018 hingga penanaman bibit 12 April
2019 sampai 22 Mei 2019. Meliputi percobaan penggunaan arang sekam padi
sebagai media pertumbuhan sistem hidroponik tanaman kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra).
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah styrofoam, tray semai,
baskom, mangkok kecil, mini sprayer, tusuk gigi atau lidi, kain planel, gunting,
kamera, TDS-meter air (sebagai pengukur pH dan PPM setelah pemberian
nutrisi), timbangan dan alat tulis.
Tabel. 3.1
Daftar pH dan PPM nutrisi untuk sayuran daun :
Sumber: https://mitalom.com/tabel-ppm-dan-ph-nutrisi-sayuran-daun.html
Tabel PPM dan pH Sayuran Daun
No Nama Sayuran pH PPM
1 Kailan 5.5-6.5 1050-1400
2 Kangkung 5.5-6.5 1050-1400
3 Bawang Pre 6.5-7.0 980-1260
4 Bayam 6.0-7.0 1260-1610
5 Brokoli 6.0-6.8 1960-2450
6 Kubis Bunga 6.5-7.0 1050-1400
21
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Bahan
Bahan yang digunakan, benih kailan (Winsa - PT. Saribenih Unggul
Surabaya). Arang sekam padi, air bersih, nutrisi A (unsur makro) dan B (unsur
mikro) menjadi nutrisi hidroponik (AB Mix) .
Tabel. 3.2
Pupuk AB mix sayuran daun yang digunakan terdiri dari komposisi:
Komposisi pekatan A Komposisi pekatan B
Kalsium nitrat : 1176 gram Kalium dihidro fosfat : 335 gram
Kalium nitrat : 616 gram Amnonium sulfat : 122 gram
Fe EDTA : 38 gram Kalium sulfat : 36 gram
Magnesium sulfat : 790 gram
Cupri sulfat : 0,4 gram
Zinc sulfat : 1,5 gram
Asam borat : 4,0 gram
Mangan sulfat : 8 gram
Amonium hepta molibdat : 0,1 gram
Sumber: https://hidroponiklovers.com/kandungan-nutrisi-hidroponik-ab-mix
C. Prosedur Kerja
Jenis penelitian ini sains dan terapan dengan tujuan untuk membuktikan
penggunaan arang sekam padi sebagai media pertumbuhan sistem hidroponik
tanaman kailan (Brassica aleracea var. albo-glabra). Penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment
(perlakuan) tertentu (Sugiyono, 2014, hal.6).
Penelitian ini mengunakan RAL (Rancang Acak Lengkap) digunakan
untuk percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang seragam
atau homogen. Sehingga RAL banyak digunakan untuk percobaan laboratorium,
rumah kaca dan peternakan. RAL (Rancang Acak Lengkap) merupakan rancangan
yang paling sederhana jika dibandingkan dengan rancanga-rancangan lainnya.
Dalam rancangan ini tidak terdapat lokal kontrol, sehingga sumber keragaman
yang diamati hanya perlakuan dan galat. Oleh karena itu, RAL (Rancang Acak
22
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Lengkap) umumnya cocok digunakan untuk kondisi lingkungan, alat, bahan dan
media yang homogen (Muhammad, 2014, hal.184).
Tabel. 3.3
Rancangan percobaan di lapangan
K11
(1)
K02
(2)
K33
(3)
K22
(4)
K43
(5)
K23
(6)
K44
(7)
K13
(8)
K32
(9)
K01
(10)
K12
(11)
K31
(12)
K03
(13)
K42
(14)
K21
(15)
K24
(16)
K34
(17)
K04
(18)
K14
(19)
K41
(20)
Keterangan:
K0 = Tanpa pemberian arang sekam padi
K1 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 10 gram
K2 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 15 gram
K3 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 20 gram
K4 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 25 gram
Adapun unit penelitiannya sebagai menggunakan 5 perlakuan dengan 4
kali ulangan, sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Adapun prosedur kerja
pada penelitian ini adalah berapa gram arang sekam sebagai media yang efektif
dapat mempengaruhi pertumbuhan hidroponik tanaman kailan.
a. Pelaksanaan Penelitian
1. Persemaian kailan
Benih yang digunakan adalah kailan yang disemaikan pada tray semai
10 x15 cm menggunakan arang sekam padi. Penyemaian dilakukan agar dapat
menyeleksi bibit dan memperoleh bibit yang seragam serta berkualitas baik
dan sistem perakaran tidak rusak.
Cara semai benih satu styropoam :
a) Pertama- tama rendam benih dengan air bersih kurang lebih 10 - 20 menit.
23
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
b) Masukkan sekam bakar kedalam pot tray sampai ¾ lobang tray terisi.
c) Pindahkan bibit yang tadi direndam 20 menit kedalam pot tray
menggunakan lidi tusuk gigi basah.
d) Semprot benih kailan yang telah diletakkan tadi dengan air bersih biasa
dari sprayer sampai campuran media tanam jadi lembab (gunakan air
sumur/ sungai /air PAM).
e) Selanjutnya taburkan sekam bakar ketiap lobang tray sampai penuh dan
ratakan.
f) Semprot kembali setelah ditaburi dan rata dengan sprayer.
g) Tutup dengan plastik hitam atau simpan ditempat gelap.
h) Simpan ditempat lembab dan hindari sinar matahari.
i) Selesai. Cek tiap hari apabila semaian kering semprot pakai sprayer,
setelah 1 atau 2 hari benih akan sprout/ berkecambah.
j) Setelah berkecambah langsung kenalkan dengan matahari pagi pada hari
pertama, selanjutnya tiap hari letakkan ditempat yang kena sinar matahari,
siram setiap pagi siang dan sore dengan air biasa, setelah semaian berdaun
4 tanaman siap dipindahkan ke media stayrofoam.
2. Pembuatan larutan nutrisi
a) Buat larutan nutrisi A= 5 ml, B= 5 ml kedalam 1,5 liter air. Tambahkan
larutan sesuai ukuran liter air yang dibutuhkan
b) Untuk satu styrofoam dibutuhkan 4 liter air utk 10-15 hari pertama
c) Masukkan air nutrisi kedalam media stryrofoam.
3. Persiapan tempat penanama
Persiapan tempat penanaman berupa styropoam 30 x 60 cm dengan
komposisi media sesuai perlakuan.
K0 = Tanpa pemberian arang sekam padi
K1 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 10 gram
K2 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 15 gram
K3 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 20 gram
K4 = pemberian arang sekam padi sebanyak 25 gram
24
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada kailan berumur 25-30 hari setelah
pemindahan dari tempat semai.
b. Variabel Pengamatan
1) Tinggi tanaman (cm).
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur dari
pangkal batang sampai ujung daun tertinggi, pengukuran dilakukan
setelah tanam hingga panen dan perhitungan dilakukan setiap minggu.
2) Jumlah daun per tanaman (helai).
Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung dari daun
yang sudah membuka sempurna, perhitungan dilakukan selang waktu
satu minggu setelah tanam hingga panen dan perhitungan dilakukan
setiap minggu.
3) Luas Daun
Pengukuran daun diukur pada daun yang terlebar dan dilakukan setiap
minggu.
4) Berat segar per tanaman (gr).
Penimbangan berat segar per tanaman dilakukan dengan cara menimbang
tanaman beserta akarnya dan penimbangan dilakukan saat pagi setelah
panen.
c. Pemantauan suhu dan kelembaban relatif lingkungan di lokasi percobaan.
Pemantauan suhu dan kelembaban relatif lingkungan dilakukan setiap
minggu pada pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB, dan 16.00 WIB.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data dari penelitian ini menggunakan Analysis of Variance
(ANOVA). ANOVA merupakan uji perhitungan yang ditetapkan untuk data yang
dihasilkan oleh eksperimen yang dirancang atau pada kasus dimana data dikumpul
pada variabel yang terkontrol. Tujuan analisis varian untuk melokasikan variabel-
25
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
variabel bebas yang terpenting dalam suatu penelitian dan menentukan bagaimana
mereka berinteraksi dan mempengaruhi respons (Sastrosupadi, 2000, hal.53-57).
Model matematis Anova, sebagai berikut :
Xij = μ + ai + ∑
Xij = nilai pengamatan dari perlakuan ke i dan ulangan j
μ = nilai tengah umum
Pi = pengaruh perlakuaan ke i
∑ = pengaruh perlakuan ke I ulang ke j (Hartawan, 2011, hal. 41)
Langkah- langkah sidik ragam Anova
1. Menggunakan Tabel Pengamatan
2. Menentukan derajat bebas (db) untuk perlakuan, galat dan total
a. Db perlakuan = Jumlah perlakuan
b. Db galat (error) = db total – db perlakuan
c. Db total = jumlah seluruh observasi
3. Menghitung jumlah Kuadrat (JK)
a. T = Jumlah perlakuan, r = Jumlah Ulangan
b. Faktor korelasi (Fk) =
c. JK total = Yij2
– FK
d. JK Perlakuan = ( )
- FK
e. JK galat (error) = JK total – JK Perlakuan
4. Menghitung kuadrat tengah (KT)
a. KT perlakuan =
b. KT galat (error) = JK galat : Db galat
5. Mencari F hitung =
6. Mengambil table F taraf 5 %
7. Mengisi table ANOVA dengan nilai yang diperoleh
26
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.4
Table Analisis Ragam ANOVA one Way
Sumber
Keragaman
(SK)
Derajat
Bebas (Db)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Kuadrat
Tengah
(KT)
F hitung F Tabel
5%
Pelakuan T -1 JK P KT P KTP : KTG
Galat (rt-1) – (t-1) JK G KT G -
Total rt -1 JK T
Sumber : Hartawan, 2011, Hal 43
Uji ANOVA hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antara
rata-rata dari keseluruhan perlakuan, namun belum memberikan informasi tentang
ada tidaknya perbedaan antara individu perlakuan yang satu dengan invidu perlak
uan yang lainnya. Sederhananya bila ada 5 perlakuan yang ingin diuji, misalnya p
erlakuan A, B, C, D, dan E. Maka bila uji ANOVA menginformasikan adanya per
bedaan yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan terdap
at perbedaan yang signifikan antar rata-rata perlakuan. Namun, belum tentu rata-r
ata perlakuan A berbeda dengan perlakuan B, dan seterusnya. Untuk uji yang lebi
h mendalam maka mesti dilakukan uji lanjut (Post hoc test). Ada berbagai macam
uji lanjut, untuk menentukan jenis uji lanjutan yang sesuai maka harus diperhatika
n apakah uji yang akan digunakan adalah untuk perbandingan yang bersifat terenc
ana atau tidak. Perbandingan terencana adalah perbandingan yang memang direnc
anakan sebelum data suatu percobaan diperoleh atau sebelum percobaan dilakuka
n, sedangkan perbandingan tidak terencana adalah perbandingan yang dilakukan s
etelah data diperoleh.
Pada penelitian ini menggunakan jenis uji lanjut berupa uji BNt (Beda Nya
ta terkecil) atau lebih dikenal dengan uji LSD (Least Significance Different) adala
h metode yang dikenalkan oleh Ronald Fisher. Metode ini menjadikan nilai BNt a
tau nilai LSD sebagai acuan dalam menentukan apakah rata-rata dua perlakuan be
rbeda secara statistik atau tidak. Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai te
ngah perlakuan (rata-rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat teng
ah sisa (KT/S) dan hasil sidik ragam.
27
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung SD = 2K
2. Menghitung BNt taraf 5%
3. Menbuat tabel BNt 5%
4. Membandingkan nilai-nilai perlakuan dalam tabel dengan BNt taraf 5 %
5. Membuat keputusan taraf 5%
BNt diturunkan dari rumus uji t yang digunakan untuk membandingkan ata
u dua nilai tengah yang memang berdekatan. Dalam prakteknya setelah ANOVA
nyata, maka digunakan untuk menguji seluruh pasangan perlakuan yang dicoba, s
ehingga akan terjadi juga perbandingan dua nilai yang minimum dengan maksimu
m (Sastrosupandi, 2002, hal. 62).
47
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Arang sekam padi yang sudah siap sebagai media pertumbuhan
hidroponik pada tanaman kailan, sifatnya mudah mengikat air, tidak mudah
menggumpal, hargamya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, steril,
dan mempunyai porositas yang baik. Kemudian diberikan kepada tanaman kailan
pada 5 percobaan yaitu : 1 pot tanpa diberikan arang sekam padi dan 4 pot
diberikan arang sekam padi sebanyak 10 gram, 15 gram, 20 gram, dan 25 gram.
Sehingga didapat hasil perlakuan-perlakuan tersebut sebagai berikut:
1. Pengaruh Arang Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kailan
a. Tinggi Batang
Berdasarkan hasil pengamatan rataan pertumbuhan tinggi batang pada
tanaman kailan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Tinggi Tanaman baby kailan Selama 30 Hari Pengamatan (Brassica oleraceae
var. alboglabra).
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
K0 (Kontrol) 11,50 11,00 13,00 9,50 45,00 11,25
K1 (10 gr) 14,00 15,50 12,50 14,50 56,50 14,125
K2 (15 gr) 3,00 10,50 6,50 7,50 27,50 6.875
K3 (20 gr) 8,00 7,00 7,20 00,00 22,20 5.55
K4 (25 gr) 2,00 7,50 00,00 8,00 17,50 4,375
Jumlah 38,5 51,5 39,2 39,5 168,7 42,175
Keterangan :
K0 = Tanpa pemberian arang sekam padi
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
0
2
4
6
8
10
12
14
16
K0(Kontrol)
K1 (10 gr) K2 (15 gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr)
ulangan 1
ulangan 2
ulangan 3
ulangan 4
Rat
a -
rata
Tin
ggi T
anam
an k
aila
n
(cm
)
K1 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 10 gram
K2 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 15 gram
K3 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 20 gram
K4 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 25 gram
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan
penggunaan arang sekam padi dapat mempengaruhi tinggi tanaman kailan
(Brassica oleraceae var. alboglabra) pada pemberian 0 gr diperoleh rata-rata
11,25, pada penambahan arang sekam padi 10 gr diperoleh rata-rata 14,125 pada
penambahan arang sekam padi 15 gr diperoleh rata-rata 6.875, pada penambahan
arang sekam padi 20 gr diperoleh rata-rata 5,55, pada penambahan arang sekam
padi 25 gr diperoleh rata-rata 4,375.
Distribusi hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra) dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut.
Gambar 4.1 Grafik rata-rata tinggi tanaman kailan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada penambahan arang sekam
padi tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) peningkatan tinggi
tanaman yang pada penambahan arang sekam padi K2 (10 gr) pada ulangan ke 2
peningkatan yang signifikan yaitu sampai 15 cm dari keseluruhan pengurangan.
Hasil analisis data berdasarkan uji ANOVA pada tinggi tanaman kailan
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Data hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra) kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis
ANOVA. Hasil analisis dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.2.
Hasil Analisis Tinggi Tanaman Baby Kailan Selama 30 Hari Pengamatan.
SK
Db
JK
KT
FHitung
FTabel
5%
Perlakuan 4 2157,35 431,47
3,39
3,06
Galat 15 -1.906,2 127,8
Total 19 - - - -
Keterangan:
SK : Sumber Keragaman
DB : Derajat Bebas
JK : Jumlah Kuadrat
KT : Kuadrat Tengah
Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh nilai F Hitung > F Tabel pada
taraf 5% yaitu 3,39 > 3,06. Ini berarti ada pengaruh pemberian arang sekam padi
dengan konsentrasi yang berbeda terhadap tinggi kailan.
Hasil analisis perhitungan statistik diperoleh bahwa pemberian arang
sekam padi sebanyak 10 gr menunjukkan perlakuan terbaik diantara perlakuan
lainnya dan tanpa perlakuan (kontrol). Hal ini diduga batas konsentrasi arang
sekam padi adalah 10 gr (K1). Setelah dianalisis menggunakan ANOVA diketahui
terdapat pengaruh atau mengalami peningkatan yang signifikan terhadap tinggi
tanaman baby kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) ini berarti Ha diterima
Ho ditolak, maka analisis dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%.
Tabel 4.3
Hasil Uji BNT Tinggi Tanaman Baby Kailan Selama 30 Hari Pengamatan
Perlakuan Nilai Notasi
K0 17,1 a
K1 20 d
K2 12,7 b
K3 11,45 b
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
K4 10,27 bc
Pada perhitungan uji BNT pada taraf 5% perlakuan K0 (Kontrol), K2 (15
gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
tinggi batang kailan karena notasi pada perlakuan K0. K2. K3. dan K4 masih
menunjukkan notasi yang tidak berbeda jauh. Namun berbeda nyata pada
perlakuan K1 (10 gr). Karena pada perlakuan K1 notasi berbeda jauh dengan
perlakuan lainnya dalam artian terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
perlakuan K1 dengan perlakuan lainnya.
b. Jumlah Daun
Berdasarkan hasil pengamatan rataan pertumbuhan jumlah daun
tanaman baby kailan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4.
Jumlah Daun Tanaman baby kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) Selama
30 Hari Pengamatan.
Keterangan :
K0 = Tanpa pemberian arang sekam padi
K1 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 10 gram
K2 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 15 gram
K3 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 20 gram
K4 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 25 gram
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
K0 (Kontrol) 6 6 7 6 25 6,25
K1 (10 gr) 7 8 8 7 30 7,5
K2 (15 gr) 4 6 7 5 22 5,5
K3 (20 gr) 5 6 5 0 16 4
K4 (25 gr) 2 4 0 7 13 3,25
Jumlah 22 30 27 25 104 27
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan tabel 4.4 Maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan pemberian
penggunaan arang sekam padidapat mempengaruhi jumlah daun
tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) pada penambahan arang
sekam padi 0 gr diperoleh rata-rata 6,25, pada penambahan arang sekam padi 10
gr diperoleh rata-rata 7,5 pada penambahan arang sekam padi 15 gr diperoleh
rata-rata 55, pada penambahan arang sekam padi 20 gr diperoleh rata-rata 4, pada
penambahan arang sekam padi 25 gr diperoleh rata-rata 27.
Distribusi hasil pengamatan terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman
kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) dapat digambarkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut.
Gambar 4.2. Grafik rata-rata jumlah daun pada tanaman kailan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada penambahan arang sekam
padi pada tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) terlihat
peningkatan jumlah daun tanaman yang pada penambahan arang sekam padi K1
(10 gr) pada ulangan ke 2 peningkatan yang signifikan yaitu sampai 8 daun dari
keseluruhan pengurangan.
Hasil analisis data berdasarkan uji ANOVA pada jumlah daun tanaman
kailan.
Tabel 4.5.
Hasil Analisis Jumlah Daun Tanaman baby Kailan selama 30 Hari Pengamatan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
K0(Kontrol)
K1 (10 gr) K2 (15 gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr)
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Ulangan 4
Ju
mla
h d
au
n k
ail
an
(hel
ai)
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
SK
Db
JK
KT
F hitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 1893,2 473,3
3,816
3,06
Galat 15 1855 124
Total 19 - - - -
Keterangan:
SK : Sumber Keragaman
DB : Derajat Bebas
JK : Jumlah Kuadrat
KT : Kuadrat Tengah
Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh nilai FHitung > FTabel pada
taraf 5% yaitu 3,816> 3,06. Ini berarti ada pengaruh pemberian arang sekam padi
dengan konsentrasi yang berbeda terhadap jumlah daun tanaman kailan.
Tabel 4.6
Hasil Uji BNT Jumlah Daun Tanaman baby kailan Selama 30 Hari Pengamatan.
Perlakuan Nilai Notasi
K0 12,15 a
K1 14,4 b
K2 11,4 b
K3 9,9 c
K4 9,15 c
Pada perhitungan uji BNT pada taraf 5% perlakuan K0 (Kontrol), K2 (15
gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
jumlah daun baby kailan karena notasi pada perlakuan K0, K2, K3, dan K4 masih
menunjukkan notasi yang tidak berbeda jauh. Namun berbeda nyata pada
perlakuan K1 (10 gr). Karena pada perlakuan K1 notasi berbeda jauh dengan
perlakuan lainnya dalam artian terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
perlakuan K1 dengan perlakuan lainnya.
c. Luas daun
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan hasil pengamatan rataan luas daun kailan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Luas daun Tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) Selama 30 Hari
Pengamatan.
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
K0 (Kontrol) 5 5,1 5,5 5,5 21,1 5,275
K1 (10 gr) 6,8 6,5 6,7 5,9 25,9 6,475
K2 (15 gr) 1,5 5,6 3 5 15,1 3,775
K3 (20 gr) 5,1 4 3 0 12,1 3,025
K4 (25 gr) 2,3 4,5 0 3,4 10,2 2,55
Jumlah 20,7 25,7 18,2 19,8 84,4 21,1
Keterangan :
K0 = Tanpa pemberian arang sekam padi
K1 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 10 gram
K2 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 15 gram
K3 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 20 gram
K4 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 25 gram
Berdasarkan tabel 4.10 Maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan
pemberian penggunaan arang sekam padidapat mempengaruhi luas daun
tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) pada penambahan arang
sekam padi 0 gr diperoleh rata-rata 5,275, pada penambahan arang sekam padi 10
gr diperoleh rata-rata 6,475 pada penambahan arang sekam padi 15 gr diperoleh
rata-rata 3,775, pada penambahan arang sekam padi 20 gr diperoleh rata-rata
3,025, pada penambahan arang sekam padi 25 gr diperoleh rata-rata 2,55.
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Distribusi hasil pengamatan terhadap pertumbuhan luas daun tanaman
kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) dapat digambarkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut.
Gambar 4.3 Grafik rata-rata luas daun pada tanaman kailan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada penambahan arang sekam
padi pada tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) terlihat
peningkatan luas daun kailan tanaman pada penambahan arang sekam padi K1 (10
gr) pada ulangan ke 1 peningkatan yang signifikan yaitu 6,5 dari keseluruhan
pengurangan.
Hasil analisis data berdasarkan uji ANOVA pada luas daun tanaman kailan
Tabel 4.8
Hasil Analisis Luas Daun Tanaman Kailan Selama 30 Hari Pengamatan.
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel 5%
Perlakuan 4 -256,534
- 64,1335
8,155
3,06
Galat 15 -117,962 -7,8641
Total 19 - - - -
Keterangan:
SK : Sumber Keragaman
DB : Derajat Bebas
0
1
2
3
4
5
6
7
K0(Kontrol)
K1 (10 gr) K2 (15 gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr)
ulangan 1
ulangan 2
ulangan 3
ulangan 4
Lu
as d
aun
tan
aman
kai
lan
(c
m)
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
JK : Jumlah Kuadrat
KT : Kuadrat Tengah
Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh nilai F Hitung > F Tabel pada
taraf 5% yaitu 8,155> 3,06. Ini berarti ada pengaruh pemberian arang sekam padi
dengan konsentrasi yang berbeda terhadap luas daun pada kailan.
Tabel 4.9
Hasil Uji BNT luas daun pada tanaman kailan
Perlakuan Nilai Notasi
K0 6,75 a
K1 7,95 a
K2 5,25 b
K3 4,50 b
K4 3,77 bc
Pada perhitungan uji BNT pada taraf 5% perlakuan K0 (Kontrol), K2 (15
gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
luasdaun baby kailan karena notasi pada perlakuan K0, K2, K3, dan K4 masih
menunjukkan notasi yang tidak berbeda jauh. Namun berbeda nyata pada
perlakuan K1 (10 gr) Karena pada perlakuan K1 notasi berbeda jauh dengan
perlakuan lainnya dalam artian terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
perlakuan K1 dengan perlakuan lainnya.
d. Berat basah
Berdasarkan hasil pengamatan rataan berat basah tanaman kailan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.10
Berat Basah Tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) Selama 30
Hari Pengamatan.
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
K0 (Kontrol) 5 10 15 10 40 10
K1 (10 gr) 10 15 15 10 50 12,5
K2 (15 gr) 0,5 0,5 0 0 1 0,25
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
K3 (20 gr) 0,5 0,5 0 0 1 0,25
K4 (25 gr) 0 0,5 0 0,5 1 0,25
Jumlah 16 26,5 30 20,5 93 23,25
Keterangan :
K0 = Tanpa pemberian arang sekam padi
K1 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 10 gram
K2 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 15 gram
K3 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 20 gram
K4 = Pemberian arang sekam padi sebanyak 25 gram
Berdasarkan tabel 4.10 Maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan
pemberian penggunaan arang sekam padi dapat mempengaruhi berat basah
tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) pada penambahan arang
sekam padi 0 gr diperoleh rata-rata 10, pada penambahan arang sekam padi 10 gr
diperoleh rata-rata 12,5 pada penambahan arang sekam padi 15 gr diperoleh rata-
rata 0,25, pada penambahan arang sekam padi 20 gr diperoleh rata-rata 0,25, pada
penambahan arang sekam padi 25 gr diperoleh rata-rata 0,25.
Distribusi hasil pengamatan terhadap berat basah tanaman kailan
(Brassica oleraceae var. alboglabra) dapat digambarkan dalam bentuk grafik
sebagai berikut.
Gambar 4.4. Grafik rata-rata berat basah tanaman kailan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
K0(Kontrol)
K1 (10 gr) K2 (15 gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr)
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Ulangan 4
Ber
at
Basa
h T
an
am
an
Kail
an
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada penambahan arang sekam
padi pada tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) terlihat
peningkatan lebar daun kailan tanaman pada penambahan arang sekam padi K1
(10 gr) pada ulangan ke1 peningkatan yang signifikan yaitu 16 dari keseluruhan
pengurangan.
Hasil analisis data berdasarkan uji ANOVA pada berat basah tanaman
kailan
Tabel 4.11.
Hasil Analisis Berat Basah Tanaman Kailan Selama 30 Hari Pengamatan.
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 5 -366.35 91,5874
14,99
3,06
Galat 12 794,99 6,1083
Total 17 - - - -
Keterangan:
SK : Sumber Keragaman
DB : Derajat Bebas
JK : Jumlah Kuadrat
KT : Kuadrat Tengah
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh FHitung = 14,99 dengan FTabel =
3,06 yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05
dengan DB Perlakuan = 4 dan DB Galat = 15 , maka didapat F Tabel = 3,06 maka F Hitung
> F Tabel yang berarti berpengaruh nyata.
Tabel 4.12
Hasil Uji BNT Berat Basah Tanaman Kailan
Perlakuan Nilai Notasi
K0 11,52 a
K1 14 c
K2 1,77 b
K3 1,72 b
K4 1,77 b
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pada perhitungan uji BNT pada taraf 5% perlakuan K0 (Kontrol), K2 (15
gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
jumlah daun baby kailan karena notasi pada perlakuan K0, K2, K3, dan K4 masih
menunjukkan notasi yang tidak berbeda jauh. Namun berbeda nyata pada
perlakuan K1 (10 gr). Karena pada perlakuan K1 notasi berbeda jauh dengan
perlakuan lainnya dalam artian terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
perlakuan K1 dengan perlakuan lainnya.
1) K1 mendapatkan hasil panen peringkat pertama bisa dilihat dari gambar
dibawah ini
Gambar 4.6 Berat basah kailan K1
2) K0 mendapatkan hasil panen peringkat kedua, bisa dilihat pada gambar
dibawah ini
Gambar 4.7 Berat basah kailan K0
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3) K2 mendapatkan hasil panen peringkat ketiga, bisa dilihat pada gambar
dibawah ini
Gambar 4.8 Berat basah kailan K2
4) K4 mendapatkan hasil panen peringkat keempat, hasil nya sama dengan K2
bisa dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 4.9 Berat basah kailan K2
5) K4 mendapatkan hasil panen peringkat kelima atau terakhir, dimana tanaman
kailan tidak tumbuh dengan subur.
Gambar 4.10 Berat basah kailan K3
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Pembahasan
1. Pengaruh Arang Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kailan
a. Tinggi batang
Hasil analisis perhitungan statistik diperoleh bahwa pemberian arang
sekam padi sebanyak 10 gr menunjukkan perlakuan terbaik diantara perlakuan
lainnya dan tanpa perlakuan (kontrol). Hal ini diduga batas konsentrasi
penambahan arang sekam padi adalah 10 gr (K1). Setelah dianalisis menggunakan
ANOVA diketahui terdapat pengaruh atau mengalami peningkatan yang
signifikan terhadap tinggi tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra). Ini
berarti Ha diterima Ho ditolak, maka analisis dilanjutkan dengan uji BNT taraf
5%.
Pada perhitungan uji BNT pada taraf 5% perlakuan K0 (Kontrol), K2 (15
gr) K3 (20) K4 (25 gr) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
tinggi batang tanaman kailan karena notasi pada perlakuan K2, K3, dan K4 masih
menunjukkan notasi yang tidak berbeda jauh. Namun berbeda nyata pada
perlakuan K1 (10 gr). Karena pada perlakuan K1 notasi berbeda jauh dengan
perlakuan lainnya dalam artian terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
perlakuan K1 dengan perlakuan lainnya.
Hasil analisis data arang sekam padi dengan konsentrasi yang berbeda
berpengaruh pada tinggi tanaman. Pengaruh nyata terlihat pada perlakuan K1
yaitu arang sekam padi sebanyak 10 gr, pertumbuhan tinggi tanaman yang paling
rendah adalah pada perlakuan K4 yaitu perlakuan dengan penambahan arang
sekam padi sebanyak 10 gr namun pada perlakuan tanpa penambahan arang
sekam padi dan perlakuan yang menggunakan arang sekam padi dengan
konsentrasi 15gr, 20 gr, 25 gr tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
terhadap tinggi batang namun berbeda nyata dengan perlakuan K4 (penambahan
25 gr). Hal ini disebabkan karena perlakuan dari K1 mencukupi kebutuhan.
Semua tanaman di setiap alur mengalami pertambahan tinggi di setiap
minggunya. Tinggi dari setiap tanaman baby kailan tidak sama, hal ini
dikarenakan tinggi tanaman baby kailan sangat dipengaruhi oleh faktor genetis
dan juga faktor lingkungan (Ramadhan dkk, 2015, hal. 290).
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Peran utama nitrogen bagi tanaman adalah meningkatkan pertumbuhan
bagian vegetatif tanaman yakni pertumbuhan akar, batang dan daun. Kandungan
unsur fosfor dan juga kalium yang terdapat didalam arang sekam padi berperan
dalam membantu perkembangan akar muda, dimana akar tanaman yang subur
dapat memperkuat berdirinya tanaman dan dapat meningkatkan penyerapan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman (Norhasana,2011, hal.6) .
Sedangkan pertumbuhan yang lambat terjadi pada pemberian arang
sekam padi sebanyak 25 gr. Arang sekam padi yang diberikan berlebihan dan
kepadatan juga menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan baik atau bisa mati.
Arang sekam padi jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini diduga karena akar
tanaman kailan sulit menuju sumbu untuk mencapai nutrisi dan terlalu
menyulitkan akar tumbuhan untuk menyerap nutrisi (vidianto dkk, 2011, hal. 130)
dan sistem sumbu atau wick system hidroponik juga mempengaruh terhadap tinggi
tanaman. Ketersedian oksigen yang akan diserap tanaman dipengaruhi oleh sistem
sumbu atai wick system, tanaman kailan akan memperoleh oksigen sedikit dan ini
akan mempengaruhi pertumbuhan.
b. Jumlah daun
Hasil analisis perhitungan statistik diperoleh bahwa pemberian arang
sekam padi sebanyak 10 gr menunjukkan perlakuan terbaik diantara perlakuan
lainnya dan tanpa perlakuan (kontrol). Hal ini diduga batas konsentrasi
penambahan arang sekam padi adalah 10 gr (K1). Setelah dianalisis menggunakan
ANOVA diketahui terdapat pengaruh atau mengalami peningkatan yang
signifikan terhadap jumlah tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra).
Ini berarti Ha diterima Ho ditolak, maka analisis dilanjutkan dengan uji BNT taraf
5%.
Pada perhitungan uji BNT pada taraf 5% perlakuan K0 (Kontrol), K2 (15
gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
jumlah daun baby kailan karena notasi pada perlakuan K0, K2, K3, dan K4 masih
menunjukkan notasi yang tidak berbeda jauh. Namun berbeda nyata pada
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
perlakuan K1 (10 gr). Karena pada perlakuan K1 notasi berbeda jauh dengan
perlakuan lainnya dalam artian terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
perlakuan K1 dengan perlakuan lainnya.
Pemberian arang sekam padi pada perlakuan K1 memberikan hasil yang
paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini disebabkan karena
pada perlakuan K1 (arang sekam padi sebanyak 10 gr) mengandung unsur hara
penting seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca) dan Magnesium
(Mg). Keasamannya netral sampai alkalis dengan kisaran pH 6,5 sampai 7. Arang
dari sekam padi tidak mengandung garam-garam yang merugikan tanaman
(Surdianto, 2015, hal, 12).
Pemberian arang sekam padi dapat meningkatkan aktivitas fotosintesis
yang digunakan tanaman. Pemberian sebanyak 10 gr menghasilkan unsur hara
pada tanaman tercukupi khususnya nitrogen yang mempengaruhi pertumbuhan
jumlah daun lebih banyak. Nitrogen merupakan hara makro yang utama yang
sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini terbukti dengan adanya fungsi
nitrogen untuk meningkatkan kualitas tanaman yang menghasilkan daun. Selain
nitrogen faktor lingkungan lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
seperti Ph-air nutrisi, suhu , intensitas cahaya matahari dan lainnya (Rosmarkam,
2002 hal. 57).
Pertumbuhan jumlah daun pada tanaman arang sekam padi dengan jumlah
daun terendah yaitu pada perlakuan K4 dengan konsentrasi 25 gr. Hal ini
disebabkan karena akar tanaman kailan sulit menuju sumbu dan terlalu
menyulitkan akar tumbuhan untuk menyerap nutrisi, dan ketidak mampuan
memberikan cukup oksigen melalui akar untuk mendukung pertumbuhan tanaman
kelebihan unsur hara pada media hidroponik juga tidak sesuai dengan kebutuhan
tanaman sehingga dapat mengganggu pertumbuhan jumlah daun pada tanaman
kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) karena ketersediaan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman tidak sama pada semua perlakuan.
c. Luas daun
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Hasil analisis perhitungan statistik diperoleh bahwa pemberian arang
sekam padi sebanyak 10 gr menunjukkan perlakuan terbaik diantara perlakuan
lainnya dan tanpa perlakuan (kontrol). Hal ini diduga batas konsentrasi
penambahan arang sekam padi adalah 10 gr (K1). Setelah dianalisis menggunakan
ANOVA diketahui terdapat pengaruh atau mengalami peningkatan yang
signifikan terhadap Luas daun tanaman kailan (Brassica oleraceae var.
alboglabra). Ini berarti Ha diterima Ho ditolak, maka analisis dilanjutkan dengan
uji BNT taraf 5%.
Pada perhitungan uji BNT pada taraf 5% perlakuan K0 (Kontrol), K2 (15
gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
luas daun baby kailan karena notasi pada perlakuan K0, K2, K3, Masih
menunjukkan notasi yang tidak berbeda jauh. Namun berbeda nyata pada
perlakuan K1 (10 gr) Karena pada perlakuan K1 notasi berbeda jauh dengan
perlakuan lainnya dalam artian terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
perlakuan K1 dengan perlakuan lainnya.
Pemberian arang sekam padi dapat meningkatkan aktivitas fotosintesis
yang digunakan tanaman. Pemberian sebanyak 10 gr menghasilkan Luas daun
menjadi parameter utama karena laju fotosintesis pertumbuhan per satuan
tanaman dominan ditentukan oleh luas daun. Fungsi utama daun adalah sebagai
tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Pengamatan daun didasarkan pada
fungsinya sebagai penerima cahaya dan tempat terjadinya fotosintesis (Sukawati,
2010, hal. 43).
Faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara juga mempengaruhi
luas daun. Jika kelembaban udara terlalu rendah dan suhu udara yang tinggi dan
evapotranspirasi berlangsung terus menerus, tanaman akan kehilangan air dalam
jumlah yang banyak, sehingga tekanan sel akan mengendur dan tanaman akan
mulai layu dan tanaman tidak dapat menyerap air dan unsur hara secara optimal,
sehingga proses penambahan luas daun juga terhambat menyatakan bahwa
tanaman yang mengalami kekeringan pada pertumbuhan vegetatif mempunyai
daun lebih sempit dibandingkan tanaman yang memperoleh air cukup (Sukawati,
2010, hal. 45).
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Berat basah
Hasil analisis perhitungan statistik diperoleh bahwa pemberian arang
sekam padi sebanyak 10 gr menunjukkan perlakuan terbaik diantara perlakuan
lainnya dan tanpa perlakuan (kontrol). Hal ini diduga batas konsentrasi
penambahan arang sekam padi adalah 10 gr (K1). Setelah dianalisis menggunakan
ANOVA diketahui terdapat pengaruh atau mengalami peningkatan yang
signifikan terhadap berat basah tanaman kailan (Brassica oleraceae var.
alboglabra). Ini berarti Ha diterima Ho ditolak, maka analisis dilanjutkan dengan
uji BNT taraf 5%.
Pada perhitungan uji BNT pada taraf 5% perlakuan K0 (Kontrol), K2 (15
gr) K3 (20 gr) K4 (25 gr) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
jumlah daun baby kailan karena notasi pada perlakuan K0, K2, K3, dan K5 masih
menunjukkan notasi yang tidak berbeda jauh. Namun berbeda nyata pada
perlakuan K1 (10 gr) Karena pada perlakuan K1 notasi berbeda jauh dengan
perlakuan lainnya dalam artian terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
perlakuan K1 dengan perlakuan lainnya.
Berat basah tanaman kailan terbesar yaitu pada perlakuan K1 dengan
konsentrasi 10 gr. Hal ini disebabkan bahwa pemberian arang sekam padi dengan
konsentrasi 10 gr mampu meningkatkan bobot segar kailan dan setiap tanaman
memiliki batas konsentrasi jumlah kebutuhan unsur hara yang berbeda-beda
(Fahmi, 2015 hal.3). Perlakuan dengan konsentrasi 25 gr (K4) memiliki berat
basah yang paling rendah jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya, pada
perlakuan ini unsur hara yang masuk kedalam tanaman sangat berlebihan
sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat.
Pertambahan berat dipengaruhi oleh adanya proses pemanjangan sel yang diikuti
dengan pembesaran sel. Auksin merupakan zat tumbuh yang mendorong
pemanjangan dan pembesaran sel. Sehingga auksin juga berpengaruh terhadap
pertambahan berat basah (Utami, 2009, hal. 7).
Berat basah suatu tanaman dipengaruhi oleh hasil fotosintesis serta
kandungan air yang terkandung dalam tanaman tersebut. Berat basah suatu
tanaman dipengaruhi oleh kadar air dan kandungan fotosintat yang ada dalam sel-
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sel dan jaringan tanaman. Sehingga apabila fotosintat yang terbentuk meningkat
maka berat basah tanaman juga akan meningkat. Berat basah merupakan
akumulasi fotosintat yang dihasilkan selama pertumbuhan. Hal ini mencerminkan
tingginya serapan nutrisi yang diserap tanaman untuk proses pertumbuhan.
(Wulansari, 2012, hal. 25-26).
47
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
Sebagai berikut :
1. Pemberian arang sekam padi dapat mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman
baby kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra).
2. Komposisi pemberian arang sekam padi sebagai media pertumbuhan
hidroponik yang paling efektif terhadap pertumbuhan tanaman baby kailan
(Brassica oleraceae var. alboglabra) adalah 10 gram.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dikemukakan
Saran sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan konsentrasi nutrisi dengan
komposisi media arang sekam padi pada sistem hidroponik untuk
mendapatkan hasil produksi yang maksimal terhadap pertumbuhan tanaman
kailan.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai sistem hidroponik yang sesuai
untuk mengetahui respon terhadap tanaman, seperti hidroponik sumbu/ wick
system untuk budidaya baby kailan secara hidroponik substrat.
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Alhadi, D.D., Gusti. T.S., & Haryono, N. (2016). Pengaruh Penggunaan
Beberapa Lampu Neon Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kailan
(Brassica oleraceae l.) Pada Sistem Hidroponik Indoor. Vol. V No.1
Djafar. F., Musa, N., & Jamin. F.S (2012). Kajian Tentang Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Berdasarkan Media Tanam
Tanah Dan Sekam Dengan Dosis Yang Berdeda. Hal. 14
Gaspersz, Vincent, (1994). Metode Perancangan Percobaan Untuk Ilmu-Ilmu
Pertanian, Ilmu-Ilmu Teknik, dan Biologi. Bandung : CV. Armic
Gustia, Helfi. (2013). Pengaruh Penambahan Sekam Bakar pada Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica junceal
.Vol. 1 No.1 ISSN 23387793
Halim, Jimmy. (2002). Berkebun Hidroponik Secara Murah. Jakarta : Penebar
Swadaya
Hamli, Fitriani, Lapanjang M.I., & Yusuf R. (2015). Respon Pertumbuhan
Tanaman Sawi (Brassica juncae l.) Secara Hidroponik Terhadap
Komposisi Media. Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair. Vol. 3 No
3 ISSN 23383011
Hanafiah, K.A. (2011). Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Rajawali
Pers. Jakarta. Hal. 34.
Hartawan, Rudi, (2011). Perancangan Percobaan. Yayasan Pendidikan Jambi
Universitas Batanghari
Hayati, Mardhiah, (2006). Penggunaan Sekam Padi Sebagai Media Alternatis
Dan Pengujian Efektifitas Penggunaan Media Pupuk Daun Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat Secara Hidroponik, Florantek 2
: 63-68
Indah, Aristiani. (2018). Penagaruh Media Tanam Dan Interval Pemberian
Larutan Nutrisi Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan (brassica
oleraceae. L. Var alboglabra) Secara Hidroponik Substrat, Vol. 6 No 6
ISSN 25278452
Iskandar Angriany, (2016). Pengaruh dosis dan macam larutan hara terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman kailan (Brassica oleraceae. L)
dengan sistem hidroponik EBB and Flow.
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lingga, Pinus (1984). Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah, Jakarta :
Penebar Swadaya
Maghfirah, Itsnaini (2011). Kajian Komposisi Bahan Organik Dan Penggunaan
Bioaktifator EM-4 Pada Pembuatan Larutan Nutrisi Organik Untuk
Budidaya Baby Kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) dengan sistem
hidroponik Substrat (Skripsi) Universitas Sebelas Maret Surakarta
Nurdin, SQ (2013). Mempercepat Panen Sayur Hidroponik, Jakarta : Agro Media
Norhasanah. (2011). Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabe Rawit
(Capsicum Frutescense L.) Varietas cakra hijau Terhadap Pemberian Abu
Sekam Padi Pada Tanah RawaLebak.Jurnal Program Studi Argoteknologi
Sekolah Tinggi Pertanian STIPER. Amuntai Hulu Sungai Utara. 12 hal.
Putera, T., Dwi (2015). Hidroponik wick system cara paling praktis pasti panen,
Jakarta Selatan : PT AgroMedia Pustaka
Roidah, I.S. (2014). Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunahkan Sistem
Hidroponik. Vol. 1 No. 2
Ramadhan, H.T, Ahmad, S.D., & Zulkarnain I. (2015) rancangan bangun sistem
hidroponik pasang surut untuk tanaman baby kailan (Brassica oleraceae
var. alboglabra) dengan media tanam serbuk serabut kelapa, Vol 4, No.
4:281-292
Rosmarkam, A & Nasih, WY (2002). Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.
Yogyakarta. hal. 132.
Rosliani, R. & Sumarni, N. (2015). Budidaya Tanaman Sayuran Dengan Sistem
Hidroponik, Lembang-Bandung : Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Sastrosupadi Adji, (2003). Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian.
Yogyakarta
Salisbury, F.B. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Penerbit ITB .Bandung. 1995. hal 30.
Sari, E.K., Yeliza & Dwirnti, A. (2016). Sistem Hidroponik Nutrient Film
Techhnique (NFT) dan Wick Pada Penanaman Bayam Merah, Vol. 1 No. 2
ISSN 2460-8777
Swadaya, T., Apriyanti, R.N & Rahimah, D.S. (2016). Akuaponik Praktis, Jakarta
: PT AgroMedia Pustaka
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Silvester, N. Marisi & Sujalu, A.P. (2013). Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang
Ayam Dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Kailan (Brassica oleracea L). Vol. XII No. 2 ISSN 14126885
Sukawaati, Indah (2010). Pengaruh Kepekatan Larutan Nutrisi Organik Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Baby Kailan (Brassica oleraceae var. Alboglabra)
pada Berbagai Komposisi Media Tanam Dengan Sistem Hidroponik
Substrat .
Surdianto Yanto. (2015). Panduan Teknis Cara Membuat Arang Sekam Padi
Bandung : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat.
Soeseno, Slamet (1993). Bercocok Tanam Secara Hidroponik. Jakarta : PT.
Gramedia.
Vidianto, Daviv, Zali, Fatimah, S. & Wasonowati, C. (2012). Penerapan Panjang
Talang Dan Jarak Tanam Dengan Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film
Technique) Pada Tanaman Kailan (Brassica oleraceae var. albogrlabra)
Vol.6 No. 2 ISSN 19795777
Wibowo A.W., Suryanto, A., & Nugroho A. (2017). Kajian Pemberian Berbagai
Dosis Larutan Nutrisi Dan Media Tanam Secara Hidroponik Sistem
Substrat Pada Tanaman Kailan (Brassica oleracea L). Vol. 5. No. 7 ISSN
25278452
Wulansari, A.N. Dewi (2012) Pengaruh Macam Larutan Pada Hidroponik
Sistwm Apung Terhadap Pertumbuhan dan Hara Baby Kailan (Brassica
oleracea var albaglabra). Perpustakaan.uns.ac.id
Yuliza N.N., Novizar & Djalal, M. (2013). Pengaruh Komposisi Arang Sekam
Padi dan Arang Kulit Biji Jarak Pagar Terhadap Mutu Briket Arang. Vol.
3 No. 1
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran 1. Uji statistik Pengaruh Penggunaan Arang Sekam Padi Sebagai
Media Pertumbuhan Sistem Hidroponik Tanaman Kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra).
Tabel 1.Tinggi Batang
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
K0 (Kontrol) 11,50 11,00 13,00 9,50 45,00 11,25
K1 (10 gr) 14,00 15,50 12,50 14,50 56,50 14,125
K2 (15 gr) 3,00 10,50 6,50 7,50 27,50 6.875
K3 (20 gr) 8,00 7,00 7,20 00,00 22,20 5.55
K4 (25 gr) 2,00 7,50 00,00 8,00 17,50 4,375
Jumlah 38,5 51,5 39,2 39,5 168,7 42,175
Tabel 2. Jumlah daun
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
K0 (Kontrol) 6 6 7 6 25 6,25
K1 (10 gr) 7 8 8 7 30 7,5
K2 (15 gr) 4 6 7 5 22 5,5
K3 (20 gr) 5 6 5 0 16 4
K4 (25 gr) 2 4 0 7 13 3,25
Jumlah 22 30 27 25 104 27
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3. Luas Daun
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
K0 (Kontrol) 5 5,1 5,5 5,5 21,1 5,275
K1 (10 gr) 6,8 6,5 6,7 5,9 25,9 6,475
K2 (15 gr) 1,5 5,6 3 5 15,1 3,775
K3 (20 gr) 5,1 4 3 0 12,1 3,025
K4 (25 gr) 2,3 4,5 0 3,4 10,2 2,55
Jumlah 20,7 25,7 18,2 19,8 84,4 21,1
Tabel 4. Berat basah
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
K0 (Kontrol) 5 10 15 10 40 10
K1 (10 gr) 10 15 15 10 50 12,5
K2 (15 gr) 0,5 0,5 0 0 1 0,25
K3 (20 gr) 0,3 0,5 0 0 0,8 0,2
K4 (25 gr) 0,5 0 0,5 0 1 0,25
Jumlah 16,3 26 30 20 91,8 22,95
Data uji statistik tinggi tanaman kailan
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 20 – 1
= 19
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Lanjutan)
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 19 – 4
= 15
R = Jumlah ulangan
= 4
FK =
= ( )
=
= 1422.9845
JK Total = Yij2 – FK
=11,52+11
2+13
2+9,5
2+14
2+15,5
2+12,5
2+14,5
2+3
2+10,5
2+6,5
2+7,5
2
+82+7
2+7,2
2+0
2+2
2+7,5
2+0
2+8
2 – 1422.9845
=132,25+22+169+90,25+196+240,25+156,25+210,25+9+110,25+
42,25+56,25+64+51,84+0+4+56,25+0+64 – 1422.9845
= 1674,09 – 1422.9845
= 251,105
JkPerlakuan =
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
= 452+56,5
2+27,5
2+22,2
2+17,5
2 – 1422.9845
4
= 2025+3192.25+756,25+492,84+306,25 – 1422.9845
4
= 3580,34 – 1422.9845
= 2157.35
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 251,105 – 2157.35
= -1.906,2
KT Perlakuan =
=
= 431,47
KT Galat =
=
= 127,8
F Hitung =
=
= 3.39
Mencari F Tabel = F(1.0,05)(4,1)
= F(0,95)(4,10)
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Lanjutan)
= 3,48
F Tabel = 3,48 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 2157.35 431,47
3.39
3,06
Galat 15 -1.906,2 127,8
Total 19 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 3.39 dengan F Tabel =
3,06 yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05
dengan DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 15 , maka didapat F Tabel= 3,06 maka F Hitung>
F Tabel yang berarti berpengaruh nyata.
Lanjut uji BNT pengaruh arang sekam padi sebagai media pertumbuhan
sistem hidroponik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kailan (Brassica
aleracea var. albo-glabra).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (15) X √
= 0,75X √
= 0,75 X √
= 0,75 X 7,993
= 5,9
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
K0 11,2+ 5,9= 17,1 C
K1 14,1 + 5,9= 20 D
K2 6,8+ 5,9= 12,7 b
K3 5,55 + 5,9= 11,45 b
K4 4,37 + 5,9= 10,27 b
Keterangan :Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan K1 berbeda nyata menurut BNT.
Data uji statistik jumlah daun pada tanaman kailan
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 20 – 1
= 19
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 19 – 4
= 15
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Lanjutan)
R = Jumlah ulangan
= 4
FK =
= ( )
=
= 540,8
JK Total = Yij2 – FK
=62+6
2+7
2+6
2+7
2+8
2+8
2+7
2+4
2+6
2+7
2+5
2+5
2+6
2+5
2+0
2+2
2+4
2+0
2
+72 – 583,2
=36+36+49+36+49+64+64+49+16+49+25+25+36+25+0+14+6+0
+ 49 – 628
= 579 – 540,8
= 38,2
JkPerlakuan =
= 252+30
2+22
2+16
2+13
2+
– 540,8
4
= 625+900+484+256+169 – 540,8
4
= 2434 – 540,8
= 1893,2
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 38,2 – 1893,2
= 1855
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Lanjutan)
KT Perlakuan =
=
= 473,3
KT Galat =
=
= 124
F Hitung =
=
= 3,816
F Tabel = 3,48 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
F hitung
Ftabel
5%
Perlakuan 5 1893,2 473,3
3,816
3,06
Galat 15 1855 124
Total 19 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 3,816 dengan F Tabel =
3,06 yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05
dengan DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 15 , maka didapat F Tabel= 3,06 maka F Hitung>
F Tabel yang berarti berpengaruh nyata.
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lanjut uji BNT pengaruh arang sekam padi sebagai media pertumbuhan
sistem hidroponik terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (15) X √
= 0,75X √
= 0,75 X √
= 0,75 X 7,87
= 5,90
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
K0 6,25 + 5,9 = 12,15 c
K1 8,5 + 5,9 = 14,4 d
K2 5,5 + 5,9 = 11,4 b
K3 4 + 5,9 = 9,9 b
K4 3,25 + 5,9 = 9,15 a
Keterangan : Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan K1 berbeda nyata menurut BNT.
Data uji statistik panjang daun tanaman kailan
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 20 – 1
= 19
60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Lanjutan)
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 19 – 4
= 15
R = Jumlah ulangan
= 4
FK =
= ( )
=
= 500,0125
JK Total = Yij2 – FK
=6,22+6,5
2+7
2+7
2+7,3
2+8,1
2+9
2+8
2+1,5
2+4,5
2+3
2+5
2+5
2+5,9
2+3,2
2
+02+4
2+4
2+0
2+5,3
2 – 500,0125
=38,44+42,25+49+49+53.29+65,61+81+64+2,25+20,25+9+25+25
+34,81+0+16+16+0+28,09 – 500,0125
= 610,99 – 500,0125
= 1,22167
61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
JkPerlakuan =
= 26,72+32,4
2+14
2+14,1
2+13,3
2 – 500,0125
4
= 712,89+1049,76+196+198,811+176,89 – 500,0125
4
= 2334.351 – 500,0125
= 1834,3
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 1,22167– 1834,3
= -1833,11
KT Perlakuan =
=
= 458,57
KT Galat =
=
= -122,20
F Hitung =
=
= 3,752
Mencari F Tabel = F(1.0,05)(4,1)
62
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Lanjutan)
= F(0,95)(4,10)
= 3,48
F Tabel = 3,48 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 1834,3 458,57
3,752
3,06
Galat 15 -1833,11 122,20
Total 19 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 3,752 dengan F Tabel =
3,06 yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05
dengan DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 15 , maka didapat F Tabel= 3,06 maka F Hitung>
F Tabel yang berarti berpengaruh nyata.
Lanjut uji BNT pengaruh arang sekam padi sebagai media pertumbuhan
sistem hidroponik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (15) X √
= 0,75X √
= 0,75 X √
= 0,75 X 7,816
= 5,86
63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
K0 6,67 + 5,86= 12,53 A
K1 8,1 + 5,86 = 13,99 D
K2 3,5 + 5,86 = 9,36 B
K3 3,5 + 5,86 = 9,36 B
K4 3,37+ 5,86 = 9,23 B
Keterangan :Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan K1 berbeda nyata menurut BNT
Data uji statistik luas daun tanaman kailan
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 20 – 1
= 19
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 19 – 4
= 15
R = Jumlah ulangan
= 4
FK =
64
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Lanjutan)
= ( )
=
= 356,168
JK Total = Yij2 – FK
=52+5,1
2+5,5
2+5,5
2+6,8
2+6,5
2+6,7
2+5,9
2+1,5
2+5,6
2+3
2+5
2+5,1
2+4
+3+02+2,3
2+4,5
2+0
2+3,4
2 – 356,168
=25+26,01+30,25+46,24+44,89+42,25+34,81+31,36+2,25+64+9+
25+26,01+16+9+0+5,29+20,25+0+11,56 – 356,168
= 494,74 – 356,168
= 138,572
JkPerlakuan =
= 5,2752+6,475
2+3,775
2+3,024
2+2,55
2 – 356,168
4
= 27,82+41,92+14,25+9,144+6,50 – 356,168
4
= 99,634 – 356,168
= -256,534
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 138,572 – -256,534
= -117,962
KT Perlakuan =
=
= - 64,1335
65
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Lanjutan)
KT Galat =
=
= -7,8641
F Hitung =
=
= 8,155
Mencari F Tabel = F(1.0,05)(4,1)
= F(0,95)(4,10)
= 3,48
F Tabel = 3,48 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 -256,534
- 64,1335
8,155
3,06
Galat 15 -117,962 -7,8641
Total 19 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 8,155 dengan F Tabel =
3,06 yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05
dengan DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 15 , maka didapat F Tabel= 3,06 maka F Hitung>
F Tabel yang berarti berpengaruh nyata.
66
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lanjut uji BNT pengaruh arang sekam padi sebagai media pertumbuhan
sistem hidroponik terhadap luas daun tanaman kailan (Brassica oleraceae var.
alboglabra).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (15) X √
= 0,75X √
= 0,75 X √
= 0,75 X 1,98
= 1,48
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
K0 5,275 + 1,48 = 6,75 c
K1 6,475 + 1,48 = 7,95 e
K2 3,775 + 1,48 = 5,25 a
K3 3,025 + 1,48 = 4,50 a
K4 2,55 + 1,48 = 3,77 ba
Keterangan :Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan K1 berbeda nyata menurut BNT
Data uji statistik luas daun tanaman kailan
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 20 – 1
67
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
= 19
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 19 – 4
= 15
R = Jumlah ulangan
= 4
FK =
= ( )
=
= 356,168
JK Total = Yij2 – FK
=52+5,1
2+5,5
2+5,5
2+6,8
2+6,5
2+6,7
2+5,9
2+1,5
2+5,6
2+3
2+5
2+5,1
2+4
+3+02+2,3
2+4,5
2+0
2+3,4
2 – 356,168
=25+26,01+30,25+46,24+44,89+42,25+34,81+31,36+2,25+64+9+
25+26,01+16+9+0+5,29+20,25+0+11,56 – 356,168
= 494,74 – 356,168
= 138,572
JkPerlakuan =
68
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
= 5,2752+6,475
2+3,775
2+3,024
2+2,55
2 – 356,168
4
= 27,82+41,92+14,25+9,144+6,50 – 356,168
4
= 99,634 – 356,168
= -256,534
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 138,572 – -256,534
= -117,962
KT Perlakuan =
=
= - 64,1335
KT Galat =
=
= -7,8641
F Hitung =
=
= 8,155
Mencari F Tabel = F(1.0,05)(4,1)
= F(0,95)(4,10)
69
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Lanjutan)
= 3,48
F Tabel = 3,48 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 -256,534
- 64,1335
8,155
3,06
Galat 15 -117,962 -7,8641
Total 19 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 8,155 dengan F Tabel =
3,06 yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05
dengan DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 15 , maka didapat F Tabel= 3,06 maka F Hitung>
F Tabel yang berarti berpengaruh nyata.
Lanjut uji BNT pengaruh arang sekam padi sebagai media pertumbuhan
sistem hidroponik terhadap luas daun tanaman kailan (Brassica aleraceae var.
alboglabra).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (15) X √
= 0,75X √
= 0,75 X √
= 0,75 X 1,98
= 1,48
70
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
K0 5,275 + 1,48 = 6,75 c
K1 6,475 + 1,48 = 7,95 e
K2 3,775 + 1,48 = 5,25 a
K3 3,025 + 1,48 = 4,50 a
K4 2,55 + 1,48 = 3,77 ba
Keterangan :Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan K1 berbeda nyata menurut BNT
Data uji statistik berat basah tanaman kailan
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 20 – 1
= 19
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 19 – 4
= 15
R = Jumlah ulangan
= 4
FK =
71
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
= ( )
=
= 430,593
JK Total = Yij2 – FK
=52+10
2+15
2+10
2+10
2+15
2+15
2+10
2+0,5
2+0,5
2+0
2+0
2+0,3
2+0,5
2+
02+0
2+0,5
2+0
2+0,5
2+0
2 – 430,593
=25+100+225+100+100+225+225+100+0,25+0,25+0+0.09+0,25+
0+0+0,25+0+0,25+0 – 430,593
= 1674,09 – 430,593
= 16697
JkPerlakuan =
= 102+12,5
2+0,25
2+0,2
2+0,25
2 – 430,593
4
= 100+156,25+0,0625+0,04+0,0625 – 430,593
4
= 64,2425 – 430,593
= -366,35
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 1161,34– -366,35
= 794,99
KT Perlakuan =
=
= 91,5875
72
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Lanjutan)
KT Galat =
=
= 6.1083
F Hitung =
=
= 14,99
Mencari F Tabel = F(1.0,05)(4,1)
= F(0,95)(4,10)
= 3,48
F Tabel = 3,48 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 -366.35 91,5874
14,99
3,06
Galat 15 794,99 6,1083
Total 19 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 14,99 dengan F Tabel =
3,06 yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05
73
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dengan DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 15 , maka didapat F Tabel= 3,06 maka F Hitung>
F Tabel yang berarti berpengaruh nyata.
Lanjut uji BNT pengaruh arang sekam padi sebagai media pertumbuhan
sistem hidroponik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kailan (Brassica
aleracea var. alboglabra).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (15) X √
= 0,75X √
= 0,75 X √
= 0,75 X 7,993
= 1,52
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
K0 10 + 1,52 = 11,52 c
K1 12,5 + 1,52 = 14 d
K2 0,25 + 1,52 = 1,77 b
K3 0,2 + 1,52 = 1,72 b
K4 0,25 + 1,52 = 1,77 b
Keterangan :Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan K1 berbeda nyata menurut BNT
74
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran 3. Pemantauan Suhu dan Kelembaban Relatif Lingkungan di
Lokasi Percobaan Dilakukan Setiap Minggu pada Tanaman Kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra).
a. Minggu Pertama
No Suhu Nutrisi pH /PPM
1. 250C 5.5-6.5 / 600-700
Suhu rata-rata harian baby kailan biasa nya 150-25
0C. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi produktivitas tanaman adalah temperatur
kelembaban relatif, intensitas cahaya, angin, polutan, konsentrasi CO2, pH,
kadar air nutrisi dan kadar air media tanam.
b. Minggu Kedua
No Suhu Nutrisi pH /PPM
1. 300C 5.5-6.5 / 800-900
Penambahan nutrisi (AB Mix) 5 ml setiap styrofoam pada minggu
kedua karena ketersedian nutrisi sangat menentukan keberhasilan untuk
tumbuh dan berproduksi. Nilai TDS-meter (untuk mengukur larutan nutrisi)
sesuai dengan umur tanaman dan fase pertumbuhan. Pemeliharaan tanaman
dilakukan agar bibit yang telah ditanam pada sistem dapat tumbuh dengan
optimal. Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan penyulaman,
pengontrolan TDS–meter dan pH. Nilai TDS pada larutan nutrisi
dipertahankan berkisar antara 100-14 mS. pH pada larutan nutrisi
dipertahankan berkisar antara 5,5-6,5 atau 7. Pada kenaikkan suhu 50C, suhu
terlalu panas, maka tanaman akan layu. Apabila pH terlalu rendah akar akan
mengalami kesulitan dalam menyerap unsur-unsur hara sehingga akan terjadi
defisiensi hara. begitu pula sebaliknya apabila pH lebih besar dari 7. Akan
terjadi pengendapan unsur-unsur hara micro dalam nutrisi, sehingga akar
tidak dapat menyerap unsur hara micro tersebut, akibatnya tanaman akan
mengalami defisiensi hara juga.
75
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Minggu Ketiga
No Suhu Nutrisi pH /PPM
1. 340C 5.5 – 6.5 / 1050-1400
Pada suhu lebih dari 250C tersebut nutrisi akan menjadi lebih pekat
atau kadar garam dalam nutrisi menjadi naik yang disebabkan penguapan
pada sistem wick atau sumbu. Komposisi arang sekam padi 20 gram dan 25
gram pada suhu 340C akar tanaman belum bisa menyerap unsur hara secara
baik.
d. Minggu Keempat
No Suhu Nutrisi pH /PPM
1. 320C 5.5 – 6.5 / 1050-1400
Suhu yang tinggi akan mempengaruhi larutan nutrisi pada kolam atau
Styrofoam. Pada suhu lebih dari 300C, kadar oksigen dalam larutan menurun
yang mengakibatkan akar kekurangan energi untuk menyerap.
76
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran 4. Dokumentasi
Gambar 1. pengambilan sekam padi Gambar 2. persiapan bakar sekam
padi
Gambar 3. Proses pembakaran
Gambar 4. Arang sekam padi di jemur
77
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 5. Bibit kailan Gambar 6. Pensemaian
Gambar 7. Bibit kailan usia 2 minggu
78
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 8. Pemindahan bibit kailan
K0 (Rockwool)
Gambar 9. Pemindahan bibit K4 (20
gram )
Gambar 10. Nutrisi A unsur makro
(AB Mix)
Gambar 11. Nutrisi B unsur mikro
(AB Mix)
79
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 12. Penimbangan arang
sekam padi 10 gram
Gambar 13. Penimbangan arang
sekam padi 15 gram
Gambar 14. Penimbangan arang
sekam padi 20 gram
Gambar 15. Penimbangan arang
sekam padi 25 gram
80
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 16. Rockwool (kontrol ) Gambar 17. TDS-meter (mengukur
PPM air nutrisi)
Gambar 15. Pot tanaman kailan
Gambar 16. Tanaman Siap diletakan
ke stayrofoam
81
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 17. Tanaman kailan di
stayrofoam
Gambar. 18. Pengisian Air Nutrisi ke
stayrofoam
Tanaman Kailan Minggu Pertama (Brassica oleraceae var. alboglabra)
Gambar 19. Tanaman kailan (K0)
kontrol (ulangan 1)
Gambar 20. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 1)
82
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 21. Tanaman kailan (K2) 15
gram (ulangan 1)
Gambar 22. Tanaman kailan (K3) 20
gram (ulangan 1)
Gambar 23. Tanaman kailan (K4) 25 gram (ulangan 1)
83
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 24. Tanaman kailan (K2) 15
gram (ulangan 2)
Gambar 25. Tanaman kailan (K4) 25
gram (ulangan 2)
Gambar 26. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 2)
Gambar 27. Tanaman kailan (K3) 20
gram (ulangan 2)
Gambar 26. Tanaman kailan (K0) kontrol (ulangan 2)
84
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 27. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 3)
Gambar 28. Tanaman kailan (K3) 20
gram (ulangan 3)
Gambar 29. Tanaman kailan (K0)
kontrol (ulangan 3)
Gambar 30. Tanaman kailan (K4) 25
gram (ulangan 3)
Gambar 31. Tanaman kailan (K4) 15 gram (ulangan 3)
85
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 32. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 4)
Gambar 33. Tanaman kailan (K3) 20
gram (ulangan 4)
Gambar 34. Tanaman kailan (K0)
kontrol (ulangan 4)
Gambar 35. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 4)
Gambar 36. Tanaman kailan (K4) 25 gram (ulangan 4)
86
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tanaman Kailan Minggu Kedua (Brassica oleraceae var. alboglabra)
Gambar 37. Tanaman kailan (K0)
kontrol (ulangan 1)
Gambar 38. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 1)
Gambar 39. Tanaman kailan (K2) 15
gram (ulangan 1)
Gambar 40. Tanaman kailan (K3) 20
gram (ulangan 1)
Gambar 41. Tanaman kailan (K4) 25 gram (ulangan 1)
87
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 42. Tanaman kailan (K2) 15
gram (ulangan 2)
Gambar 43. Tanaman kailan (K4) 25
gram (ulangan 2)
Gambar 44. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 2)
Gambar 45. Tanaman kailan (K3) 20
gram (ulangan 2)
Gambar 46. Tanaman kailan (K0) kontrol (ulangan 2)
88
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 47. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 3)
Gambar 48. Tanaman kailan (K3) 20
gram (ulangan 3)
Gambar 49. Tanaman kailan (K0)
kontrol (ulangan 3)
Gambar 50. Tanaman kailan (K4) 25
gram (ulangan 3)
Gambar 51. Tanaman kailan (K2) 15 gram (ulangan 3)
89
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
7
Gambar 52. Tanaman kailan (K2) 15
gram (ulangan 4)
Gambar 53. Tanaman kailan (K3) 20
gram (ulangan 4)
Gambar 55. Tanaman kailan (K0)
kontrol (ulangan 4)
Gambar 56. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 4)
Gambar 57. Tanaman kailan (K4) 25 gram (ulangan 4)
90
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Penambahan Nutrisi 5 ml Setelah 2 Minggu Pada Tanaman (Brassica
oleraceae var. alboglabra)
Gambar 58. Persiapan penambahan
nutrisi A dan B (AB Mix)setiap
styropoam
Gambar 59. Penambahan nutrisi B ke
setiap styrofoam sebanyak 5 ml
Gambar 60. Penambahan nutrisi A
ke setiap styrofoam sebanyak 5 ml
Gambar 61. Pengecekan pH dan
PPM pada nutrisi yang ditambah
91
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tanaman Kailan Minggu Ketiga (Brassica oleraceae var. alboglabra)
Gambar 62. Tanaman kailan (K0)
kontol (ulangan 3)
Gambar 63. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 4)
Gambar 64. Tanaman kailan (K2) 15
gram (ulangan 3)
Gambar 65. Tanaman kailan (K3) 20
gram (ulangan ke 4)
92
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 66. Tanaman kailan (K4) 25 gram (ulangan 3)
Tanaman Kailan Minggu Keempat (Brassica oleraceae var. alboglabra)
Sudah Siap Dipanen
Gambar 67. Tanaman kailan (K0)
kontrol (ulanagan 1)
Gambar 68. Tanaman kailan (K1) 10
gram (ulangan 2)
93
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 69. Tanaman kailan (K2) 15
gram (ulangan 4)
Gambar 70. Tanaman kailan (K3) 20
gram (ulangan 3)
Gambar 71. Tanaman kailan (K4) 25 gram (ulangan 2)
94
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Proses Pemanen Tanaman Kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra)
Gambar 72. Pemanenan tanaman
kailan (K1) 10 gram (memiliki akar
yang banyak, merupakan
pertumbuhan yang bagus).
Gambar 73. Pemanenan tanaman
kailan (K3) 20 gram (akar
tanamannya lebih sedikit dan
pertumbuhanya lambat).
Gambar 74. Akar tanaman kailan
(K0) (rockwool)
Gambar 75. Pemanenan tanaman
kailan (K0) (media tanam hanya bisa
1 kali pakai)
95
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 76. Proses pencucian akar
tanaman kailan, dan penyaringan
arang sekam padi untuk pemakaian
selanjutnya.
Gambar 77. Pencucian akar kedua
kali nya
Penimbangan Tanaman Kailan (Brassica oleraceae var. Alboglabra)
Gambar 78. Berat basah kailan
(K1) ulangan 4
Gambar 79. Berat basah kailan
(K1) kontrol
96
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 80. Berat basah kailan (K1)
10 gr ulangan 3
Gambar 81. Berat basah kailan (K0)
ulangan 1
Gambar 82. Berat basah kailan (K1)
ulangan 3
Gambar 83. Berat basah kailan (K2)
ulangan 1
Gambar 84. Berat basah kailan (K3)
ulangan 2
Gambar 85. Berat basah kailan (K4)
ulangan 3
96
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
96
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
97
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Nyimas Siti Sejarah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tgl lahir : Jambi, 1 Februari 1997
Agama : Islam
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 082372668451
Pengalaman – Pengalaman Pendidikan Formal
1. SD/MI, tahun tamat : SDN 208/IV Kota Jambi, 2009
2. SMP/MTs, tahun tamat : MTS Putri As’Ad Kota Jambi, 2012
3. SMA/MA, tahun tamat : MAS As'ad Jambi, 2015
Pengalaman Organisasi
1. Ketua Sangga Utama Ambalan Dara Jingga MAS AS’AD Kota Jambi
Gerakan Pramuka Kwatir Daerah.
2. Ketua Saka Wana Bakti Kota Jambi 2014
3. Coach Scout SMP N 11 Kota Jambi
Motto hidup
“ Tanpa ilmu ; butanya ilmu tanpa amal
Tanpa amal ; lumpuhnya amal tanpa ilmu”