pengaruh penanaman modal dalam negeri,...

141
PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, PENANAMAN MODAL ASING, DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE 1985-2009 Di susun oleh Febrina Rizki Syaharani 1060 8400 2717 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: vumien

Post on 07-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI,

PENANAMAN MODAL ASING, DAN UTANG LUAR NEGERI

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

PERIODE 1985-2009

Di susun oleh

Febrina Rizki Syaharani

1060 8400 2717

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 15 Juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama mahasiswa:

1. Nama : Febrina Rizki Syaharani

2. NIM : 1060 8400 2717

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Ekonomi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri,

Penanaman Modal Asing, Utang Luar Negeri

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia

Periode 1985-2009

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2011

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS (___________________)

NIP. 19570617198503 1 002 Ketua

2. Utami Baroroh, M. Si (___________________)

Sekretaris

3. Dr. Lukman, M. Si (___________________)

NIP. 196406072003021000 Penguji Ahli

4. Pheni Chalid, SF. MA. Ph, D (___________________)

NIP. 195605052000121001 Pembimbing I

5. Fitri Amalia, M. Si (___________________)

NIP.198207102009122002 Pembimbing II

Page 3: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 07 Maret 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Febrina Rizki Syaharani

2. NIM : 1060 8400 2717

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri,

Penanaman Modal Asing, dan Utang Luar Negeri

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Periode 1985-2009

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasisa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Maret 2011

1. Lukman M. Si (___________________)

NIP. 196406072003021000 Ketua

2. Utami Baroroh, M. Si (___________________)

Sekretaris

3. Pheni Chalid, SF. MA. Ph, D (___________________)

NIP. 1956050520001210012 Penguji Ahli

Page 4: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Febrina Rizki Syaharani

NIM : 106084002717

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 16 Juni 2011

Yang Menyatakan,

(Febrina Rizki Syaharani)

Page 5: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Febrina Rizki Syaharani

2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 26 Februari 1988

3. Alamat : Komplek Marna Putra

Jln. Danau Singkarak Blok B No.7

Jatibening Baru, Pondok Gede

Bekasi.

4. Kebangsaan : Indonesia

5. Telepon : 0856 974 51700/ 021 8478251

6. Jenis Kelamin : Perempuan

7. Agama : Islam

II. PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

Tempat Waktu

1. SD Swasta Pelita Alam 1994 – 2000

2. SMP Islam As-syafi’iyah 06 Bekasi 2000 – 2003

3. SMA Islam As-syafi’iyah 02 Bekasi 2003 – 2006

4. UIN SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan 2006 – 2011

Page 6: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

ii

Pendidkan Non Formal

Pelatihan/Seminar Waktu

1. Seminar Ekonomi Islam " Ekonomi

Syariah sebagai Pondasi Pembangunan di

Indonesia".

Juni 2007

2. Peserta Training Motivation ”Kuliah

Lancar Kerja Sukses”. Mei 2008

3. Seminar Ekonomi ”Dampak Kenaikan

BBM dari sudut pandang APBN”. Juni 2008

4. Pelatihan SPSS.17, UIN Syarif

Hidayatullah Desember 2009

5. KKN di Desa Situ Daun, Bogor

Juli 2009 – Agustus

2009

6. Magang di Kementrian Kebudayaan dan

Pariwisata

Maret 2010-April

2010

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Kusmantoro, ST

2. Tempat & Tgl Lahir : Yogyakarta, 08 November 1957

8. Alamat : Komplek Marna Putra

Jln. Danau Singkarak Blok B No.7

Jatibening Baru, Pondok Gede

Bekasi.

3. Telepon : 021 8478251

4. Ibu : Ulfah Maryani

5. Tempat & Tgl Lahir : Tegal, 05 Maret 1963

9. Alamat : Komplek Marna Putra

Jln. Danau Singkarak Blok B No.7

Jatibening Baru, Pondok Gede

Bekasi.

6. Telepon : 021 8478251

Page 7: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

iii

ABSTRACT

An economic growth is the improvement of economic activities to develop goods

and services and increase social prosperity.

This research was aimed to know how domestic and foreign investment, as well as

foreign loan influence to economic growth in Indonesia. Data used in this

research were time series of 1985—2009 period. In analyzing, the author used

multiple regression in the program of Eviews 5.1.

Simultaneously, the research showed that Domestic Direct Investment, Foreign

Direct Investment, and foreign loan positive influenced to the economic growth in

Indonesia with its value probability: F-statistic 0,000000. Partially, regression in

the actual level (α = 5%) of Domestic Direct Investment resulted in significantly

influenced in the economic growth with co-efficient 9,462474 and probability

0,0099 and foreign loan significantly influenced to the economic growth with co-

efficient 9,357007 and probability 0,0000. Otherwise, Foreign Direct Investment

did not significantly influence to the economic growth as its co-efficiency is 2,18

and its probability is 0,7753. It means that the Domestic Direct Investment, the

Foreign Direct Investment, and the foreign loan positively influenced to the

economic growth in Indonesia although the Foreign Direct Investment did not

significantly influence to the economic growth. The reason was the Foreign Direct

Investment growth slowly because of complex processes for permission and worse

coordination among interrelated ministries.

Keywords: Economic Growth, Domestic Direct Investment, Foreign Direct

Investment, and Foreign Loan.

Page 8: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

iv

ABSTRAKSI

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian

yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran

masyarakat meningkat.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh investasi

dalam negeri dan luar negeri serta utang luar negeri terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Data yang digunakan adalah time series yaitu periode

1985-2009. Untuk menganalisis penulis menggunakan metode analisis regresi

berganda pada program Eviews 5.1.

Secara simultan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PMDN, PMA, dan

utang luar negeri berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia. Dengan nilai probabilitas F-statistik 0,000000. Secara parsial, hasil

regresi pada taraf nyata (α = 5%) PMDN berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi dengan koefisien 9,462474 dan probabilitas 0,0099, utang

luar negeri berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan

koefisien 9,357007 dan probabilitas 0,0000. Sedangkan PMA berpengaruh tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien 2,18 dan probabilitas

0,7753.. Hal ini berarti PMDN, PMA dan utang luar negeri dapat memberikan

kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia meskipun

PMA tidak terlalu memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan pengembangan PMA di Indonesia masih

terhambat oleh rumitnya proses pengurusan izin dikarenakan birokrasi yang rumit

dan kurangnya keterpaduan koordinasi antar departement terkait.

Kata kunci : pertumbuhan ekonomi, PMDN, PMA dan utang luar negeri

Page 9: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala kekuatan dan kesabaran yang

diberikan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing, dan Utang

Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1985-2009”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program

sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam yang selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW sebagai tauladan terbaik bagi kelaurga, sahabat dan para

pengikutnya, yang telah membawa kita semua dari zaman jahiliyah menjadi

zaman yang terang benderang ini dengan adanya agama Islam (addinul islam)

serta dengan ilmu pengetahuan semoga kita semua mendapatkan syafaatnya besok

di hari kiamat. Amin

Skripsi ini merupakan sebuah karya yang tidak mungkin terselesaikan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua saya yang tidak pernah henti-henti mengiringi langkahku

dengan doanya yang penuh dengan keikhlasan, selalu memberikan kasih

sayang, bimbingan, serta dukungan baik materil maupun spiritual dalam

Page 10: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

vi

kebaikan dan keberhasilan untuk anak-anaknya sampai detik ini. Semoga

suatu saat aku dapat membalas kebaikan yang diberikan dan dapat menjadi

kebanggan bagi Bapak dan Mamah. Amin.

2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Lukman M.Si. selaku ketua jurusan IESP Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif hidayatullah Jakarta.

4. Utami Baroroh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada setiap

mahasiswa dan mahasiswi.

5. Pheni Chalid Sf, MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah

banyak memberikan saran dan pembelajaran kepada penulis.

6. Fitri Amalia M.Si. selaku dosen pembimbing II skripsi yang juga telah banyak

memberikan saran kepada penulis.

7. Seluruh Dosen FEB dan IESP atas ilmunya yang bermanfaat yang telah

diberikan selama penulis melaksanakan perkuliahan.

8. Seluruh staf jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Khususnya ibu

Lilih yang sangat baik hati dan sabar dalam membantu penulis mengurus

segala urusan akademik.

9. Imam Chaerulsyah dan Irvan Aulia, adik-adikku tersayang yang telah

memberikan semangat dan dukungan. Belajarlah yang rajin dan jangan pernah

putus asa dalam meraih cita-citamu.

Page 11: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

vii

10. Muhammad Iqbal yang tidak pernah lelah memberikan dukungan dan motivasi

untuk selalu memberikan semangat menghadapi kesulitan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga kamu tetap semangat.

11. Sahabatku Istiqomah. Fatmi Ratna Ningsih, Asri Amaliya dan Dwi Suciayu

yang telah banyak memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Terima kasih karena kalian telah menjadi sahabat terbaik yang

menemani hari-hari ku selama lebih dari 4 tahun ini. Semoga silaturahmi kita

tetap terjaga sampai kapanpun.

12. Dwi Wahyuni dan Nurlaila Sofwan sahabatku dari kosan lama. Terimakasih

karena selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis hingga

terpacunya semangatku untuk segera lulus tahun ini. Semoga tali persahabatan

terus terjalin.

13. Seluruh teman-teman kosan Pelangi yang banyak mendukung dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kalian sudah memberikan semangat

dengan hiburan ocehan kalian. Semoga silaturahmi kita tidak berhenti sampai

disini saja.

14. Rekan-rekan IESP 2006 yang sama-sama berjuang untuk lulus skripsi.

Terimakasih karena kalian telah memberikan banyak kenangan manis baik

selama perkuliahan maupun diluar perkuliahan.

15. Teman-teman kkn green bean’09, terima kasih untuk hari-hari yang indah

yang tak terlupakan di posko Situ Daun-Bogor. Semoga komunikasi dan tali

silaturahmi tidak putus yang dikarenakan punya kesibukan masing-masing.

Page 12: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

viii

16. Kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan penulis dalam

mencapai kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan

bermanfaaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Terima Kasih

Jakarta, Juni 2011

FEBRINA RIZKI SYAHARANI

Penulis

Page 13: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

ix

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

a. Identifikasi Masalah .............................................................. 1

b. Batasan Masalah.................................................................... 7

c. Perumusan Masalah ............................................................. 7

d. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .......................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan Ekonomi .......................................................... 11

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi .................................. 11

2. Indikator Pertumbuhan Ekonomi ................................... 13

3. Teori–Teori Pertumbuhan Ekonomi .............................. 19

a. Teori Harrod-Domar ................................................. 19

b. Teori Keynes ............................................................. 22

Page 14: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

x

B. Pengertian Investasi .............................................................. 24

1. Komponen-Komponen Pengeluaran Investasi ................ 25

2. Penanaman Modal Dalam Negeri ................................... 27

3. Penanaman Modal Asing ............................................... 31

C. Utang Luar Negeri................................................................. 35

1. Pengertian Utang Luar Negeri ....................................... 35

2. Bentuk-Bentuk Utang Luar Negeri ................................ 36

3. Prinsip Dasar Penerimaan Utang Luar Negeri ................ 42

4. Mekanisme Penerimaan Utang Luar Negeri ................... 43

5. Biaya yang Harus Ditanggung Penerima Pinjaman ........ 46

6. Teori Utang luar Negeri .................................................. 47

7. Alasan dilakukannya Utang Luar Negeri ........................ 49

D. Hubungan Masing-Masing Variabel Independen terhadap

Variabel Dependen ................................................................ 50

1. PMDN Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ...................... 50

2. PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi .......................... 51

3. Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi .... 53

E. Penelitian Terdahulu ............................................................. 54

F. Kerangka Pemikiran .............................................................. 60

G. Hipotesis Penelitian ............................................................... 63

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 64

B. Metode Pengumpulan Data ................................................... 65

Page 15: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

xi

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 66

D. Metode Analisis Data ........................................................... 66

1. Uji Stasioneritas ........................................................... 68

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 69

a. Uji Normalitas .............................................................. 69

b. Uji Autokorelasi ............................................... 70

c. Uji Heteroskedastisitas ............................................... 71

d. Uji Multikolinieritas ............................................... 71

3. Uji Statistik……………………………………………… 72

a. Uji Signifikansi Individual (Uji t-Statistik)…………… 72

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik)……………. 73

c. Koefisien Determinasi (R2)……………………………. 74

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................... 74

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif ................................................................ 78

1. Pertumbuhan Ekonomi ..................................................... 78

2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ...................... 82

3. Penananaman Modal Asing (PMA) .................................. 84

4. Utang Luar Negeri ............................................................ 87

B. Analisis dan Pembahasan ...................................................... 89

1. Hasil Uji Stasioneritas .................................................. 89

2. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................. 92

a. Hasil Uji Normalitas ................................................... 92

Page 16: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

xii

b. Hasil Uji Autokorelasi.................................................. 93

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................... 93

d. Hasil Uji Multikolinieritas ........................................... 94

3. Hasil Uji Regresi Berganda ........................................ 92

4. Hasil uji Statistik .............................................................. 96

a. Hasil Uji Parsial (Uji t-Statistik) .................................. 96

b. Hasil Uji F-Statistik ..................................................... 101

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 ...........................................

102

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 103

B. Implikasi ................................................................................ 105

C. Saran ...................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 108

LAMPIRAN

Page 17: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, PMDN, PMA, dan Utang

Luar Negeri Tahun 1997-2000 ........................................................... 3

2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 62

3.1 Operasional Variabel .......................................................................... 77

4.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1985-2009 .......................................... 80

4.2 Hasil Uji Stasioneritas Tahap Level ................................................... 90

4.3 Hasil Uji Stasioneritas Tahap First Different ..................................... 91

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 93

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 94

4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Regresi Auxiliary ....................... 95

4.7 Hasil Olahan Data Denga Regresi Berganda ...................................... 96

4.8 Hasil Uji t-Statistik ............................................................................. 97

Page 18: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Contoh Pinjaman Multilateral ........................................................ 37

2.2 Contoh Pinjaman Bilateral .............................................................. 37

2.3 Contoh Pinjaman Sindikasi ............................................................... 38

2.4 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 62

4.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1985-2009 ......................................... 81

4.2 Perkembangan PMDN Periode 1985-2009 ................................... 83

4.3 Perkembangan PMA Periode 1985-2009 .......................................... 86

4.4 Perkembangan Utang Luar Negeri Periode 1985-2009 ..................... 88

4.5 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 92

Page 19: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Data Observasi Penelitian ................................................................... 111

2 Hasil Uji Regresi OLS ........................................................................ 112

3 Hasil Uji Stasioneritas Tahap Level ................................................... 113

4 Hasil Uji Stasioneritas Tahap First Different ..................................... 114

5 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 115

6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 116

7 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 117

8 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................. 118

Page 20: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu proses

yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu

negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem

kelembagaan. Pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu

proses agar pola keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor

dalam pembangunan ekonomi dapat diamati dan dianalisis. Dengan cara

tersebut dapat diketahui runtutan peristiwa yang terjadi dan dampaknya

pada peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat

dari satu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya.

Selanjutnya, pembangunan ekonomi juga perlu dipandang sebagai suatu

proses kenaikan dalam pendapatan perkapita, karena kenaikan tersebut

mencerminkan tambahan pendapatan dan adanya perbaikan dalam

kesejahteraan ekonomi masyarakat. Biasanya laju pembangunan ekonomi

suatu negara ditunjukkan oleh tingkat pertambahan PDB (Produk

Domestik Bruto) atau PNB (Produk Nasional Bruto) (Lincolin Arsyad,

2010: 11). Dapat disimpulkan bahwa salah satu indikator kemajuan

pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini pada dasarnya

Page 21: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

2

mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam

laju yang lebih cepat dari pada tingkat pertumbuhan penduduknya.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah

pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi

dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan

suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.

Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi

akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.

Pembangunan ekonomi dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan mensejahterakan penduduk, menjadi tolak ukur kemapanan

suatu negara. Mempercepat pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara

berkembang merupakan upaya untuk lebih mengejar ketertinggalan

dengan negara lain serta dapat lebih mensejajarkan diri dengan negara-

negara yang lebih maju. Namun, sebagian besar negara berkembang

mengalami hambatan terutama dalam hal dana untuk membiayai berbagai

kegiatan pembangunannya.

Indonesia sebenarnya pernah memiliki suatu kondisi

perekonomian yang cukup menjanjikan pada awal tahun 1980-an sampai

pertengahan tahun 1990-an. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 1986 sampai

tahun 1989 terus mengalami peningkatan, yakni masing-masing 5,9% di

Page 22: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

3

tahun 1986, kemudian 6,9% di tahun 1988 dan menjadi 7,5% di tahun

1989. Namun pada tahun 1990 sampai dengan enam tahun kedepan tingkat

pertumbuhan ekonominya fluktuatif. Namun, pada satu titik tertentu,

perekonomian Indonesia akhirnya runtuh oleh terjangan krisis ekonomi

yang melanda secara global di seluruh dunia. Ini ditandai dengan tingginya

angka inflasi, nilai kurs rupiah yang terus melemah, tingginya angka

pengangguran seiring dengan kecilnya kesempatan kerja, dan ditambah

lagi dengan semakin membesarnya jumlah utang luar negeri Indonesia

akibat kurs rupiah yang semakin melemah.

Tabel 1.1

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, PMDN, PMA dan Utang

Luar Negeri Tahun 1997-2000

Sumber: Badan Pusat Statistik

Sejak krisis melanda pertengahan tahun 1997 menjadi guncangan

besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Krisis moneter yang

berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi tahun 1998 mengalami minus

-13,1%. Laju pertumbuhan ekonomi seburuk ini lebih banyak dipengaruhi

situasi nasional. Mulai tahun 1999 perekonomian nasional menunjukkan

Tahun Pertumbuhan

(%)

PMDN PMA ULN

1997 4,7 119,755,500,000.0 154,038,225.0 269,049,000

1998 -13,1 60,748,500,000.0 108,790,912.5 573,538,725

1999 0,79 55,600,300,000.0 77,328,940.0 573,140,400

2000 4,92 88,294,400,000.0 146,638,466.0 782,462,655

Page 23: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

4

proses pemulihan dengan pertumbuhan yang semakin membaik. Keadaan

pertumbuhan ekonomi pada saat krisis juga diikuti pada penurunan nilai

PMDN dan PMA serta meningkatnya utang luar negeri yang melonjak

hebat. Hal ini diperkirakan bahwa keterpurukan ekonomi telah sampai

batas terendah dan kembali ke suatu perbaikan. Laju pertumbuhan

ekonomi tahun 1999 mulai positif meski hanya tercatat 0,79% setelah

sebelumnya pada tahun 1998 mengalami penurunan yang sangat besar.

Tanda-tanda awal proses pemulihan ekonomi telah mulai Nampak,

stabilitas moneter mulai terkendali, tercermin dari tingkat inflasi yang

rendah dan nilai tukar yang menguat, keadaan sosial politik yang sudah

lebih membaik.

Tingkat suatu pertumbuhan ekonomi ditentukan antar lain oleh

kekuatan sektor penanaman modal asing, sektor bantuan luar negeri, dan

sektor penanaman modal dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi

membutuhkan peningkatan investasi yang pada gilirannya membutuhkan

dana pembiayaan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Dari kedua

sumber pembiayaan ini, sumber dana dalam negeri seharusnya merupakan

sumber pokok pembiayaan, terutama dilihat dari konteks pertumbuhan

ekonomi jangka panjang dimana suatu negara haruslah mendasarkan

pembiayaan investasi dari sumber dalam negeri.

Karena keterbatasan sumber daya domestik yang dimiliki

sedangkan kebutuhan dana untuk pembangunan ekonomi sangat besar,

maka untuk mengatasi kekurangan dana yang diperlukan dalam proses

Page 24: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

5

pembangunan nasional sejak Pelita I hingga beberapa tahun belakangan

ini, dilakukan pemasukan dana dari luar negeri, baik berupa utang luar

negeri (ULN) maupun penanaman modal asing utamanya yang bersifat

penanaman modal langsung (PMA) (Rustian Kamaluddin, 2007: 177).

Peranan dana bantuan luar negeri dan modal asing terhadap

kemajuan, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara berkembang

telah lama menjadi perdebatan hangat diantara kelompok–kelompok

ekonomi dunia. Sekelompok ekonom pada tahun 1950-an dan 1960-an

berpendapat dan meyakini bahwa banuan luar negeri mempunyai dampak

yang positif terhadap pembangunan ekonomi suatu negara tanpa

menimbulkan gangguan pada masa sesudahnya bagi negara–negara debitor

tersebut (Rustian Kamaluddin, 2007: 103).

Sebagaimana halnya dengan utang luar negeri dan Penanaman

Modal Asing (PMA) merupakan salah satu sumber pembiayaan

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Penanaman modal

asing, diarahkan untuk menggantikan peranan dari utang luar negeri

sebagai sumber pembiayaan pertumbuhan dan pembangunan

perekonomian nasional. Peran modal asing dirasa semakin penting melihat

kenyataan bahwa jumlah utang luar negeri Indonesia mengalami

peningkatan yang signifikan.

Pada masa Orde Baru, modal asing, khususnya utang luar negeri,

secara faktual ditempatkan sebagai sumber utama pembiayaan

pembangunan, meskipun secara normatif harus ditempatkan sebagai

Page 25: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

6

sumber tambahan. Kenyataan inilah yang menyebabkan bahaya

tersembunyi, yang secara inheren melekat pada pola pembangunan yang

didorong modal asing. Apabila posisi ketergantungan semakin besar,

semakin besar pula resiko terkait yang harus dihadapi oleh sistem ekonomi

global dalam bentuk ketergantungan terhadap modal asing, khususnya

utang luar negeri.

Utang luar negeri dibutuhkan dalam perekonomian suatu negara

untuk menunjang proses produksi dalam negeri. Artinya, utang luar negeri

merupakan mata rantai yang menghubungkan kegiatan internal dan

eksternal perekonomian suatu negara. Tentunya jumlah dan pemanfaatan

utang tersebut harus dikendalikan dan dikelola secara benar sehingga tidak

menjadi beban yang berkepanjangan (Rustian Kamaluddin, 2007: 105).

Meningkatnya investasi di Indonesia dimulai dengan

ditetapkannya Undang - Undang No. 1 Tahun 1967 tentang penanaman

modal asing (PMA) sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang

No. 11 Tahun 1070, dan Undang – Undang No. 6 Tahun 1968 tentang

penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebagaimana telah diubah

dengan Undang – Undang No. 12 Tahun 1970. Dengan diberlakukanya

undang – undang tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan

Investasi di Indonesia dari waktu ke waktu yang kemudian menciptakan

iklim investasi yang kondusif selam proses pembangunan di Indonesia.

Berdasarkan hal – hal yang dikemukakakan diatas, penulis

mencoba untuk membahas masalah pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Page 26: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

7

dalam hubungannya dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN),

penanaman modal asing (PMA), dan utang luar negeri dengan judul

“Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing,

Dan Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 1985-

2009”.

2. Batasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan dalam penelitian ini, maka agar

permasalahan tidak meluas, pembahasan dalam penelitian ini dibatasi pada

pertumbuhan ekonomi yang berada di Indonesia, investasi dan utang luar

negeri. Dalam penelitian ini data yang digunakan data time series dari

tahun 1985 sampai dengan tahun 2009.

Faktor investasi yang diteliti mencakup Peananaman Modal

Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sehingga

bisa diketahui dari mana sumber yang paling berpengaruh terhadap

perekonomian di Indonesia. Selain investasi, faktor utang luar negeri juga

menjadi fokus dalam penelitian ini untuk melihat pengaruhnya terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Perekonomian Indonesia yang tertinggal mendorong pemerintah untuk

mencari sumber-sumber pembiayaan pembangunan baik yang berasal dari

dalam negeri maupun dari luar negeri. Di negara-negara yang sedang

berkembang seperti halnya Indonesia tidak mempunyai sumber dana yang

Page 27: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

8

cukup guna membiayai pembangunan negaranya yang dikarenakan

terbatasnya akumulasi berupa kapital, untuk membangun perlu adanya

investasi baik dari dalam negeri maupun investasi asing guna mencapai

tingkat pertumbuhan ekonomi yang dikehendaki. Selain mengandalkan

sumber pembiayaan yang berasal dari dalam negeri, pemerintah juga

mengandalkan sumber pembiayaan yang berasal dari luar negeri. Salah satu

alternatifnya adalah dengan mengusahakan bantuan luar negeri, misalnya

dalam bentuk pinjaman atau utang luar negeri. Sumber dana eksternal

dimanfaatkan oleh negara berkembang (Indonesia) sebagai dana tambahan

disamping sumber dana dari dalam negeri.

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

pertanyaan penelitian yang menjadi objek analisis penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Seberapa besar pengaruh penanaman modal dalam negeri terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

2. Seberapa besar pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia?

3. Seberapa besar pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi

di Indonesia?

4. Seberapa besar pengaruh penanaman modal dalam negeri, penanaman

modal asing dan utang luar negeri secara bersama-sama terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

Page 28: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penanaman modal dalam

negeri terhadap pertumbuhan eknomi di Indonesia.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penanaman modal asing

terhadap pertumbuhan eknomi di Indonesia.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh utang luar negeri terhadap

pertumbuhan eknomi di Indonesia.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penanaman modal dalam

negeri, penanaman modal asing, dan utang luar negeri secara bersama-

sama terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi pihak–pihak berikut ini :

1. Bagi penulis, penilitian ini merupakan tambahan wawasan bidang

ekonomi, sehingga penulis dapat mengembangkan ilmu yang di

peroleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi jurusan

Ilmu Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai hubungan

penanaman modal dalam negeri, penanaman modal asing, dan utang

Page 29: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

10

luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan upaya

menerapkan teori dan mencari jalan keluar mengenai permasalahan

pertumbuhan ekonomi.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan data, serta

masukan bagi perumus kebijakan dalam penetapan kebijakan

mengenai penanaman modal dalam negeri, penanaman modal asing, da

utang negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Page 30: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan Ekonomi

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses kenaikan output

perkapita dalam jangka panjang dan terlihat adanya aspek dinamis dalam

suatu perekonomian, yaitu terlihat bagaimana perekonomian suatu negara

yang berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan

ekonomi merupakan salah satu tujuan dari kebijakan ekonomi makro.

Perekonomian yang tumbuh akan mampu memberikan kesejahteraan

ekonomi yang lebih baik bagi penduduk suatu negara yang bersangkutan.

Istilah pertumbuhan ekonomi hanya menyangkut ukuran fisik harus

dibedakan dengan istilah perkembangan ekonomi, karena pertumbuhan

ekonomi hanya menyangkut ukuran fisik yang berupa peningkatan

produksi barang dan jasa. Sedangkan perkembangan ekonomi menyangkut

tidak hanya pertumbuhan dalam produksi fisik barang dan jasa, melainkan

juga kualitas barang dan jasa maupun kualitas faktor-faktor produksi yang

terlibat dalam proses produksi barang dan jasa tersebut (Boediono, 1998:

5).

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau

perkembangan jika tingkat kegiatan ekonominya meningkat atau lebih

tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain,

perkembangannya baru terjadi jika jumlah barang dan jasa secara fisik

Page 31: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

12

yang dihasilkan perekonomian tersebut bertambah besar pada tahun-tahun

berikutnya. Oleh karena itu, untuk melihat peningkatan jumlah barang

yang dihasilkan maka pengaruh perubahan harga-harga terhadap nilai

pendapatan suatu daerah pada berbagai tahun harus dihilangkan. Caranya

adalah dengan melakukan perhitungan didasarkan atas harga konstan.

Laju pertumbuhan ekonomi pada suatu tahun tertentu dapat

dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini (Prathama Rahardja,

2004: 118):

Dimana:

Gt = Pertumbuhan ekonomi periode t (triwulan atau

tahunan)

PDBRt = Produk Domestik Bruto Riil periode t (berdasarkan

harga konstan)

PDBRt-1 = PDBR satu periode sebelumnya

Jika interval waktunya lebih dari satu periode, maka penghitungan

tingkat pertumbuhan ekonomi dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

PDBRt = PDBR0 (1 + r)t

Dimana:

PDBRt = PDBR periode t

PDBR0 = PDBR periode awal

r = Tingkat pertumbuhan

t = Jarak periode

Page 32: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

13

2. Indikator Pertumbuhan Ekonomi

Indikator yang digunakan untuk menhitung tingkat pertumbuhan

ekonomi adalah tingkat pertumbuhan angka-angka pendapatan nasional,

seperti Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB).

Dalam praktek, angka PDB lebih lazim digunakan ketimbang PNB

mengingat batas wilayah perhitungan PDB terbatas pada negara yang

bersangkutan (domestik), karena dengan demikian kebijakan-kebijakan

ekonomi yang diterapkan pemerintah untuk mendorong aktivitas

perekonomian domestik bisa dinilai efektivitasnya.

Ada dua alasan mengapa angka-angka pendapatan nasional

merupakan data dasar yang diperlukan guna menghitung tingkat

pertumbuhan ekonomi. Pertama, karena angka statistik tersebut diperoleh

dengan jalan menjumlahkan nilai tambah bruto yang dhasilkan oleh

aktivitas produksi di dalam perekonomian. Hal ini berarti peningkatan

angka-angka tersebut mencerminkan peningkatan balas jasa. Kedua,

angka-angka pendapatan nasional dihitung atas dasar konsep aliran (flow

concept). Artinya, angka pendapatan nasional hanya mencangkup nilai

produk yang dihasilkan pada suatu periode tertentu , dan tidak

mencangkup nilai produk yang dihasilkan pada periode-periode

sebelumnya. Dengan digunakannya konsep aliran dalam erhitungan angka

pendapatan nasional maka jumlah output yang dihasilkan dalam tiap-tiap

periode dapat dibandingkan. (Hera Susanti et.all, 1995: 21).

Page 33: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

14

Ada tiga cara penghitungan pendapatan nasional, yaitu cara output,

cara pendapatan, dan cara pengeluaran. Masing-masing cara melihat

pendapatan nasional dari sudut pandang yang berbeda, tetapi hasilnya

saling melengkapi. Berikut ini merupakan metode-metode penghitungan

pendapatan nasional (Prathama Rahardja, 2004: 16):

1. Metode Output

Menurut metode ini PDB adalah total output (produksi) yang

dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungannya adalah

dengan membagi-bagi perekonomian jadi beberapa sektor produksi.

Jumlah output masing-masing sektor merupakan jumlah output

sluruh perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output

yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output

sektor lain.atau bisa merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain

lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi

penghitungan ganda. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung

beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk

menghindarkan hal tersebut maka dalam perhitungan PDB dengan

metode output, yang dijumlahkan adalah nilai tanbah (value added)

masing-masing sektor yaitu selisih antara nilai output dengan nilai

input antara. Berikut rumusnya:

NT = NO – NI

Dimana:

NT = Nilai tambah

Page 34: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

15

NO = Nilai output

NI = Nilai input antara

Dari rumus diatas dapat dikatakan bahwa proses produksi

merupakan proses menciptakan atau meningkatkan nilai tambah.

Aktivitas produksi yang baik adalah aktivitas yang menghasilkan

NT > 0. Dengan demikian besarnya PDB adalah:

PDB =

Dimana:

i = Sektor produksi ke 1, 2, 3, …., n

2. Metode Pendapatan

Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian

sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan

dalam proses produksi. Hubugan antara tingkat output dengan

faktor-faktor produksi yang digunakan digambarkan dalam funsi

produksi sederhana di bawah ini:

Q = f(L, K, U, E)

Dimana:

Q = Output

L = Tenaga kerja

K = Barang modal

U = Uang / finansial

E = Kemampuan entrepreneur atau kewirausahaan

Page 35: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

16

Fungsi produksi diatas menunjukkan bahwa untuk

memproduksi output dibutuhkan input berupa tenaga kerja, barang

modal dan uang / financial. Jumlah tenaga kerja, barang modal dan

uang yang banyak tidak akan menghasilkan apa-apa jika tidak ada

kemampuan entrepreneur. Kemampuan entrepreneur ini adalah

kemampuandan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang

modal dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang

dibutuhkan masyarakat.

Balas jasa untuk tenaga kerja adala gaji. Untuk barang modal

adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang / asset financial

adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah

keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut

pendapatan nasional. Berikut ini rumusnya:

PN = w + i + r + π

Dimana:

PN = Pendapatan Nasional

w = Upah / gaji

i = Pendapatan bunga

r = Pendapatan sewa

π = Keuntungan

3. Metode Pengeluaran

Menurut metode ini ada beberpa jenis pengeluaran agregat dalam

suatu perekonomian:

Page 36: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

17

1) Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir,

baik barang dan jasa yang habis pakai dalam tempo setahun atau

kurang maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun.

2) Konsumsi Pemerintah

Perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-

pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang

dan jasa akhir. Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk

tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan

konsumsi pemerintah. Itulah sebabnya dalam perhitungan data

statistik PDB, pengeluaran konsumsi pemerintah nilainya

lebihkecil dari pada pengeluaran yang tertera dalam anggaran

pemerintah.

3) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Pengeluaran ini

dilakukan untuk memelihara dan memperbaiki kemampuan

menciptakan / meningkatkan nilai tambah. Termasuk dalam

PMTDB adalah perubahan stok, baik barang jadi maupun

barang setengah jadi. Untuk mengetahui berapa potensi

produksi, akan lebih akurat bila yang dihitunga adalah investasi

neto, yaitu investasi bruto dikurangi penyusutan. Penghitungan

PMTDB ini menunjukkan bahwa pendekatan pengeluaran, lebih

Page 37: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

18

mempertimangkan barang-barang modal yang baru. Barang-

barang modal tersebut merupakan output baru, Karen aitu harus

dimasukkan dalam perhitungan PDB.

4) Ekspor Neto

Ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor.

Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar

dari pada impor. Begitu juga sebaliknya. Perhitungan ekspor

neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan

perekonomian lain (dunia).

Nilai PDB berdasarkan metode pengeluaran adalah gabungan lima

jenis pengeluaran tersebut:

PDB = C + G + I + (X – M)

Dimana:

C = Konsumsi rumah tangga

G = Konsumsi pemerintah

I = PMTDB

X = Ekspor

M = Impor

3. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan faktor-faktor yang menentukan

pertumbuhan ekonomi serta bagaimana ketrkaitan antara faktor-faktor tersebut

sehingga terjadi proses pertumbuhan. Terdapat banyak teori pertumbuhan

Page 38: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

19

ekonomi tetapi hanya dua yang dimasukkan dalam penelitian ini dikarenakan

cukup untuk menerangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yaitu teori

Harrod-Domar dan teori Keynes.

a. Teori Harrod-Domar

Teori pertumbuhan ekonomi ini dikembangkan oleh Evsey D.

Domar dan Roy F. Harrod. Teori ini merupakan pengembangan dari teori

makro Keynes dengan memasukkan masalah-masalah ekonomi jangka

panjang, serta berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar

perekonomian bisa tumbuh dan berkembang. Teori Harrod-Domar

mempunyai beberapa asumsi yaitu antara lain (Lincolin Arsyad, 2010: 83):

1) Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan

barang-barang modal dalam masyarakat digunakan secara penuh.

2) Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan

sektor perusahaan.

3) Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya

pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.

4) Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS)

besarnya tetap, demikian juga rasio antara modal-output (capital-

output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental

capital-output ratio = ICOR).

Menurut Horrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan

sejumlah proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk mengganti

barang-barang modal (gedung-gedung, peralatan dan material) yang telah

rusak. Namun demikian, untuk dapat meningkatkan laju perekonomian,

Page 39: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

20

diperlukan pula investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal.

Teori Harrod-Domar memandang bahwa ada hubungan ekonomis antara

besarnya stok modal (K) dan tingkat output total (Y), maka setiap

tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan

kenaikan output total sesuai dengan rasio modal output tersebut, hubungan

ini dikenal dengan istilah rasio modal-output (COR).

Jika dianggap COR = k, rasio kecenderungan menabung (MPS) = s

yang merupakan proporsi tetap dari output total dan investasi ditentukan

oleh tingkat tabungan, maka dapat disusun model pertumbuhan ekonomi

yang sederhana sebagai berikut :

Tabungan (S) merupakan suatu proporsi (s) dari output total (Y),

dapat diturunkan persamaan sederhana sebagai berikut :

1. S = s.Y ............................................................................................... (1)

2. Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan stok modal dan

dilambangkan dengan K maka :

I = ∆K ................................................................................................ (2)

Tetapi karena stok modal (K) mempunyai hubungan langsung dengan

output total (Y), seperti ditunjukkan oleh COR atau k, maka:

YkKataukY

Katauk

Y

K

. ……………….…………. (3)

3. Karena tabungan total (S) harus sama dengan investasi total (I), maka:

S = I ................................................................................................... (4)

Dari persamaan (1) diketahui bahwa S = sY dan dari persamaan (2)

dan (3) diketahui I = ∆K = k.∆Y. Oleh karena itu, dapat dituliskan

Page 40: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

21

identitas dari tabungan yang sama dengan investasi pada persamaan (3)

sebagai berikut

S = s.Y = ∆K = k.∆Y = I atau s.Y = k.∆Y …………..……..………. (5)

Akhirnya di dapatkan:

k

s

Y

…………...…………………………….………………….... (6)

∆K/Y pada persamaan (6) menunjukkan tingkat pertumbuhan

output (persentase perubahan output).

Persamaan (6), yang merupakan persamaan Harrod-Domar yang

disederhanakan, menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan output (∆K/Y)

ditentukan secara bersama oleh rasio tabungan (s) dan rasio modal-output

(COR=k). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan output secara

positif berhubungan dengan rasio tabungan. Sedangkan hubungan antara

COR dengan tingkat pertumbuhan output adalah negatf, semakin besar

COR maka rendah tingkat pertumbuhan output.

Logika ekonomi yang terkandung dalam persamaan diatas yaitu

jika ingin tumbuh dengan pesat, maka perekonomian haruslah menabung

dan menginvestasikan sejumlah proporsi tertentu dari output totalnya.

Semakin banyak tabungan dan kemudian diinvestasikan, maka semakin

cepat pula perekonomian tersebut akan tumbuh. Tetapi tingkat

pertumbuhan yang nyata sebenarnya tergantung pada produktivitas dari

investasi. Yang dimaksud dengan produktivitas investasi adalah

banyaknya output yang dihasilkan dari satu unit investasi, dapat diukur

dengan kebalikan dari rasio modal-output (COR- atau k), karena rasio ini

Page 41: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

22

(1/k) menggambarkan rasio output-modal atau rasio output investasi.

Selanjutnya dengan mengalikan tingkat investasi baru yaitu s = I/Y dan

tingkat produktivitasnya, 1/k, maka akan didapat tingkat pertumbuhan

output total. Karena:

s = S/Y dan 1/k dapat dituliskan dengan 1/(I/∆Y), maka s.1/k =

I/Y.∆Y/I = ∆Y/Y

c. Teori Keynes

Menurut pandangan Keynes, volume pekerjaan tergantung pada

permintaan efektif. Permintaan efektif menentukan tingkat keseimbangan

pekerjaan dan pendapatan. Permintaan efektif terdriri dari permintaan

konsumsi dan permintaan investasi. Permintaan konsumsi tergantung pada

kecenderungan untuk mengkonsumsi, akan tetapi tidak meningkat secepat

kenaikan pendapatan.

Kesenjangan antara pendapatan dan konsumsi dapat dijembatani

oleh investasi. Jika volume investasi yang diperlukan tak terpenuhi maka

harga permintaan agregat akan turun, lebih rendah daripada harga

penawaran agregat. Akibatnya, pendapatan dan pekerjaan akan turun

sampai kesenjangan tersebut terjembatani. Jadi perbedaan antara pekerjaan

dan pendapatan ini sebagian besar akan tergantung pada investasi. Volume

investasi tergantung pada efisiensi marginal dari modal dan suku bunga.

Efisiensi marginal dari modal merupakan tingkat hasil yang diharapkan

dari aktiva modal baru. Bilamana harapan laba tinggi, pengusaha

menginvestasi lebih besar. Suku bunga, yang merupakan faktor lainnya

Page 42: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

23

dari investasi, tergantung pada kuantitas. Sekarang investasi dapat

dinaikkan melalui peningkatan efisiensi marginal dari modal atau

penurunan suku bunga. Kenaikan investasi menyebabkan naiknya

pendapatan, dank arena pendapatan meningkat, muncul permintaan ang

lebih banyak atas barang konsumsi, yang pada gilirannya menyebabkan

kenaikkan berikutnya pada pendapatan dan pekerjaan. Proses ini

cenderung menggumpal (kumulatif).

Kenaikan investasi pada tingkat tertentu akan menyebabkan

kenaikan yang berlipat pada pendapatan melalui kecenderungan

berkonsumsi. Hubungan antara kenaikan investasi dan pendapatan ini oleh

Keynes disebut multiplier K (pengali). Efek multiplier ini menperlihatkan

hubungan yang tepat, bila investasi agregat naik, pendapatan akan

meningkat yang besarnya adalah K kali keniakkan investasi tersebut.

Rumusnya adalah IKY dan 1-1/K mewakili kecenderungan marginal

berkonsumsi turun, berkat adanya kenaikan pendapatan, maka diperlukan

suntikan investasi dengan dosis besar guna memperoleh tingkat

pendapatan dan pekerjaan yang lebih tinggi dalam perekonomian (Jhingan,

2004: 133).

B. Pengertian Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan

penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang

modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

Page 43: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

24

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

perekonomian (Sukirno, 1993: 107). Investasi tidak hanya untuk

memksimalkan output, tetapi untuk menentukan ditribusi tenahga kerja dan

distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta teknologi.

Investasi swasta di Indonesia dijamin keberadaannya sejak

dikeluarkannya Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang penanaman modal

asing dan Undang-undang No. 6 tahun 1968 tentang penanaman modal dalam

negeri, yang kemudian dilengkapi dan disempurnakan dengan Undang-undang

No. 11 tahun 1970 tentang penanaman modal asing dan Undang-undang

No.12 tahun 1970 tentang penanaman modal dalam negeri. Berdasarkan dari

sumber kepemilikan modal, maka invetasi swasta dapat dibagi menjadi

penanaman mdal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Investasi atau pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal dan

peralatan-peralatan produksi dengan tujuan mengganti dan untuk menambah

barang-barang modal dalam perekonomian yang kan digunkan untuk

memproduksi barang dan jasa di masa depan.

Penggunaan modal baik PMDN maupun PMA digunakan bagi usaha-

usaha yang mendorong pembangunan ekonomi pada umumnya. Investasi

tersebut dilakukan secara langsung. Yakni melalui pembelian-pembelian

obligasi, surat-surat kertas perbendaharaan negara, emisi-emisi lainnya

(saham-saham) yang dikeluarkan oleh perusahaan serta deposito-deposito dan

tabungan yang berjangka panjang sekurang-kurangnya satu tahun.

Page 44: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

25

Harrod dan Dommar memberikan peranan kunci kepada investasi

terhadap peranannya dalam proses pertumbuhan ekonomi khususnya

mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama, investasi memiliki

peran ganda dimana dapat menciptakan pendapatan, dan kedua, investasi

memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan

stok modal (Jhingan, 2004: 229).

1. Komponen – Komponen Pengeluaran Investasi

Pengeluaran investasi dibedakan menjadi empat komponen

yaitu (Sadono, 2005):

1) Investasi perusahaan–perusahaan swasta

Investasi perusahaan–perusahaan merupakan komponen

yang terbesar dari investasi dalam suatu Negara pada suatu tahun

tertentu. Pengeluaran investasi ini yang terutama diperhatikan oleh

ahli-ahli ekonomi dalam membuat analisis mengenai investasi.

Pengeluaran investasi tersebut meliputi mendirikan bangunan

industri, membeli mesin-mesin dan peralatan produksi lain, dan

pengeluaran untuk menyediakan bahan mentah. Tujuan para

pengusaha melakukan investasi ini adalah untuk memperoleh

keuntungan dari kegiatan produksi yan akan dilakukan di masa

depan.

2) Investasi yang dilakukan oleh pemerintah

Pemerintah juga melakukan investasi. Berbeda dengan

investasi perusahaan yang bertujuan untuk mnecari keuntungan,

Page 45: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

26

investasi pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu, investasi pemerintah dinamakan jiga

investasi sosial. Investasi-invetasi tersebut meliputi pembangunan

jalan raya, pelabuhan dan irigasi, mendirikan sekolah, rumah sakit,

dan bendungan. Analisis untuk investasi tersebut bukanlah aspek

yang dibahas secara mendalam dalam teori makro ekonomi.

3) Investasi untuk mendirikan tempat tinggal

Pembanguan rumah-rumah tempat tinggal juga merupakan

pembelanjaan yang digolongkan sebagai investasi. Hal ini

dikarenakan rumah mempunyai sifat yang mendekati peralatan

produksi perusahaan, yaitu memakan waktu lama sebelum nilainya

susut sama sekali, dan bangunan tersebut secara terus menerus

menghasilkan jasa bagi pemilik atau penyewanya.

4) Investasi atas barang-barang inventaris

Komponen yang paling kecil dari investasi adalah

inventaris atau inventory, yaitu stok barang simpanan perusahaan.

Barang-barang yang digolongkan sebagai inventaris meliputi bahan

mentah yang belum diproses, dan barang yang sudah dihasilkan

olehperusahaan tetapi masih dalam simpanan dan belum dijual ke

pasran. Menyediakan barang-barang seperti itu mempunyai arti

penting dalam menciptakan efisiensi dan kelancaran kegiatan

perusahaan.

Page 46: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

27

2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Didalam neraca nasional atau struktur Produk Domestik Bruto

(PDB) menurut penggunaannya investasi didefinisikan sebagai

pembentukan modal tetap domestik (domestik fixed capital formation).

Investasi sebagai salah satu komponen penting dari permintaan agregat

di dalam ekonomi meruakan faktor yang sangat krusial bagi

kelangsungan proses pembangunan ekonomi dalam negeri (sustainable

development). Salah satu indikator keberhasilannya adalah tingkat

pendapatan nasional per kapita atau laju pertumbuhan produk domestik

(PDB) rata-rata per tahun yang tinggi dan stabil. Proses pembangunan

ekonomi dalam negeri melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang

dan jasa) di semua sektor ekonomi domestik untuk keperluan kegiatan-

kegiatan tersebut, perlu dibangun pabrik-pabrik, gedung perkantoran,

mesin dan alat-alat produksi. Selain itu perlu disiapkan tenaga kerja

atau sumber daya manusia yang terampil, untuk pengadaan semua itu,

termasuk fasilitas seperti gedung sekolah, perpustakaan, dan

sebagainya untuk mendukung penyiapan smber daya manusia,

diperlukan dana yang disebut dana investasi (Tambunan, 2000 dalam

Eny dan Siti: 62).

Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 6 pasal 1 Tahun

1968 pengertian penanaman modal dalam negeri adalah bagian

daripada kekayaan masyarakat Indonesia, baik secara langsung

maupun tidak langsung, termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang

Page 47: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

28

dimiliki oleh Negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang

berdomisili di indonesia, yang disisihkan guna menjalankan sesuatu

usaha menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang

ini.

Penanaman modal dalam negeri merupakan bagian dari

penggunaan kekayaan yang dapat dilakukan secara langsung oleh

pemilik sendiri atau secara tidak langsung, antara lain melalui

pembelian obligasi, saham, deposito, dan tabungan yang jangka waktu

minimal 1 tahun. Menurut undang-undang tersebut pada pasal 3,

perusahaan yang dapat menggunakan modal dalam negeri dapat

dibedakan dua jenis perusahaan, yaitu perusahaan nasional dan

perusahaan asing. Dimana perusahaan nasional dapat dimiliki

seluruhnya oleh negara dan atau swasta nasional ataupun sebagai usaha

gabungan antara negara dan atau swasta nasional dengan swasta asing

dimana sekurang-kurangnya 51% modal dimiliki oleh Negara atau

swasta nasional. Dalam setiap izin usaha yang diberikan kepada

perusahaan asing yang menggunakan modal dalam negeri ditentukan

jangka waktu berlakunya yang sudah diatur oleh pemerintah dan

undang-undang.

Sedangkan batas waktu dalam berusaha bagi perusahaan asing,

baik perusahaan baru maupun perusahaan lama dibatasi antara 10

tahun dan 30 tahun. Jika jangka waktu usaha bagi perusahaan asing

telah berakhir, maka warga Negara asing yang bersangkutan dapat

Page 48: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

29

melanjutkan usahanya dengan mengalihkan modalnya ke bidang usaha

lain yang batas waktu usahanya belum berakhir dan mengadakan usaha

gabungan dengan perusahaan nasional. Setelah waktu berusaha untuk

perusahaan asing berakhir, maka perusahaan atau modal yang dimiliki

oleh warga Negara asing yang bersangkutan harus dialihkan kepada

warga Negara Indonesia. Jika perusahaan asing telah diberi peringatan

secara tertulis sekurang-kurangnya dua kali oleh instansi pemerintah

yang berwenang, warga Negara asing yang tersebut dalam waktu satu

tahun sejak berakhirnya jangka waktu usahanya, maka pemerintah atau

instansi terkait berhak melakukan likuiditas terhadap perusahaan asing

tersebut.

Pemerintah berkewajiban untuk mengambil tindakan-tindakan

dan menyelenggarakan usaha-usaha, agar pada waktunya perrusahaan-

perusahaan nasional dapat menampung dan melakukan fungsi serta

kegiatan-kegiatan perusahaan-perusahaan asing yang batas waktunya

telah berakhir.

Dalam Undang-Undang No. 25 pasal 3 ayat 2 Tahun 2007,

tujuan penyelenggaraan penanaman modal antara lain untuk:

1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

2) Menciptakan lapangan kerja

3) Meningkatkan pemabangunan ekonomi berkelanjutan

4) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional

5) Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional

Page 49: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

30

6) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan

7) Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil

dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri

maupun dari luar negeri

8) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 juga menjelaskan bahwa

pemerintah menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman

modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria

kesehatan, oral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan

keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya. Pemerintah

menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdsarkan

kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam,

perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan

koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kaspasitas

teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan

badan usaha yang ditunjuk pemerintah.

Bentuk fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kepada

penanaman modal dapat berupa (Undang-Undang No. 25 Tahun 2007):

1) Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan neto sampai

tingkat tertentu terhadap umlah penanaman modal yang dilakukan

dalam waktu tertentu.

Page 50: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

31

2) Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barangmodal,

mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat

diproduksi di dalam negeri.

3) Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan masuk atau bahan

penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu

dan persyaratan tertentu.

4) Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nialai atas

impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan

produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama

jangka waktu tertentu.

5) Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat.

6) Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang

usaha tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.

3. Penanaman Modal Asing (PMA)

PMA atau investasi asing merupakan invetasi yang dilakukan

oleh para pemilik modal asing di dalam negeri untuk mendapatkan

suatu keuntungan dari usaha yang dilakukan. Menurut Jhingan,

pemasukan modal asing sangat diperlukan untuk mempercepat

pembangunan ekonomi. Modal asing membantu dalam industrialisasi,

dalam membangun modal overhead ekonomi dan dalam mencipatakan

kesempatan kerja yang lebih luas. Modal asing tidak hanya membawa

uang dan mesin tetapi jiga keterambilan teknik. Ia membuka daerah-

Page 51: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

32

daerah terpencil dan mengarap sumber-sumber baru yang belum

dimanfaatkan. Resiko dan kerugian pada tahap perintisan juga

ditanggung modal asing. Selanjutnya, modal asing mendorong

pengusaha setempat untuk bekerja sama dengan perusahaan asing. Ia

meniadakan problem neraca pembayaran dan menurunkan tekanan

inflasi. Modal asing membnatu memodernisasi masyarakat dan

memperkuat sektor Negara maupun sektor swasta. Penggunaan modal

asing dengan demikian penting untuk mem[ercepat pembangunan

eonomi Negara-negara terbelakang.

Pengertian PMA dari tinjauan dan pembahasan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1967 dan Nomor 11 Tahun 1970 tentang

penanaman modal dan kredit luar negeri:

1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian kekayaan

devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan

untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.

2. Alat-Alat untuk perusahaan, termasuk penemuan baru milik orang

asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke dalam

wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari

kekayaan Indonesia.

3. Bagian dari hasil perusahaan yang didasarkan dalam Undang-

Undang ini diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk

membiayai perusahaan di Indonesia.

Page 52: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

33

Pengertian PMA diatas adalah penggunaan dari modal asing

untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti pemilik modal

secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.

Peranan PMA dalam pembangunan adalah :

1. Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan sebagai

alat untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.

2. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan

perubahan struktur produksi dan perdagangan.

3. Modal asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana.

Untuk PMA dari segi ekonomi dianjurkan berada dalam

keadaan sebagai berikut :

1. Pemilik modal asing mau menginvestasikan modalnya pada proyek-

proyek besar.

2. Pemerintah dalam menerima kredit PMA harus benar-benar

menggunakan kredit untuk proyek-proyek yang bisa membangun

tabungan dan capital lebih lanjut.

Kreditur berkeinginan baik untuk mendidik dalam keahlian

manajerial, teknik, dan finansial.

Modal asing dapat memasuki suatu negara dalam bentuk

modal swasta dan/atau modal negara. Modal asing swasta dapat

mengambil bentuk penanaman modal asing langsung dan penanaman

modal asing tidak langsung. Berikut penjelasannya (Jhingan, 2004:

483):

Page 53: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

34

1) Penanaman Modal Asing Langsung

Penanaman Modal Asing langsung merupakan perusahaan dari

negra penanam modal secara de facto atau de jure melakukan

pengawasan atas asset (aktiva) yang ditanam di negara pengimpor

modal dengan cara investasi itu.

Penanaman modal asing lansung dapat mengambil beberapa

bentuk, yaitu: pembentukan suatu cabang perusahaan di negara

pengimpor modal; pembentukan suatu perusahaan dalam mana

perusahaan dari negara penananm modal memiliki mayoritas saham;

pembentukan suatu perusahaan di negara pengimpor yang semata-

mata dibiayai oleh perusahaan yang terletak di negara penanam

modal; mendirikan suatu korporasi di negara lain oleh perusahaan

nasional dari negara penanam modal.

2) Penanaman Modal Asing Tidak Langsung

Lebih dikenal sebagai investasi portfolio atau rentier yang sebagian

besar terdiri dari penguasaan atas saham yang dapat dipindahkan

(yang dikeluarkan atau dijamin oleh pemerintah negara pengimpor

modal), atas saham atau surat utang oleh warga negara dari beberapa

negara lain. Penguasaan saham tersebut tidaklah sama dengan hak

untuk mengendalikan perusahaan. Para pemegang saham hanya

mempunyai hak atas deviden saja. Pada tahun-tahun terakhir ini telah

berkembang investasi tidak langsung secara multilateral. Warga

negara dri suatu negara membeli membeli surat-surat obligasi

Internastional Bank for Reconstruction and Development (IBRD)

Page 54: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

35

yang dilambangkan atau yang membiayai suatu proyek khusus di

beberapa negara terbelakang.

C. Utang Luar Negeri

1. Pengertian Utang Luar Negeri

Utang pada dasarnya adalah suatu alternatif yang dilakukan karena

berbagai alasan yang rasional itu ada muatan urgensi dan ada pula muatan

ekspansi. Muatan urgensi tersebut maksudnya ialah utang dipilih mungkin

sebagai sumber pembiayaan Karena derajat urgensi kebutuhan yang

membutuhkan penyelesaian segera. Sedangkan muatan ekspansi berarti

utang dianggap dapat memberikan keuntungan.

Dalam Undang-undang peraturan Bank Indonesia Nomor:

10/7/PBI/2008 tentang pinjaman luar negeri perusahaan bukan bank,

dinyatakan bahwa pinjaman luar negeri merupakan salah satu faktor

penting yang dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap neraca

pembayaran, kestabilan moneter dan kesinambungan pembangunan. Untuk

mengurangi pengaruh negatif terhadap neraca pembayaran, kestabilan

moneter dan kesinambungan pembangunan, maka pinjaman luar negeri

perlu dikelola dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan

kepentingan perekonomian nasional serta menjaga kepercayaan pasar

keuangan internasional.

Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Keuangan

dengan ketua Bapennas No. 185/KMK. 03/1995 dan No. KEP.

Page 55: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

36

031/KET/1995 tanggal 5 Mei 1995 yang telah dirubah dengan SKB No.

459/KMK. 03/1999 dan No. KEP. 264/KET/09/1999 tanggal 29 September

1999 tentang Tatacara Perencanaan, Pelaksanaan/Penatausahaan dan

Pemantauan Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam Pelaksanaan APBN,

pengertian Pinjaman Luar Negeri adalah setiap penerimaan negara baik

dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam

bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa yang diperoleh dari pemberi

pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan

tertentu.

2. Bentuk-Bentuk Utang Luar Negeri

Bentuk utang luar negeri dapat dilihat dari sumber dan persyaratan,

yaitu:

a. Dilihat dari sumber dananya, utang luar negeri dapat dibedakan dalam:

1) Pinjaman Multilateral, yaitu pinjaman yang berasaal dari badan-badan

internasional, misalnya World Bank, Asian Development Bank (ADB),

Islamic Development Bank (IDB).

Page 56: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

37

Gambar 2.1

Contoh Pinjaman Multilateral

Sumber: Direktorat Luar Negeri Bank Indonesia

2) Pinjaman Bilateral, yaitu pinjaman yang berasal dari negara-negara

baik yang tergabung dalam CGI maupun antar negara secara langsung

(intergovernment).

Gambar 2.2

Contoh Pinjaman Bilateral

Sumber: Direktorat Luar Negeri Bank Indonesia

3) Pinjaman Sindikasi, yaitu pinjaman yang diperoleh dari beberapa bank

dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) internasional. Pemberian

pinjaman tersebut dikoordinir oleh satu bank/LKBB yang bertindak

sebagai sindication leader. Pinjaman ini biasanya dalam jumlah besar

NEGARA

NEGARA

NEGARA

NEGARA

NEGARA

LEMBAGA

INTERNATION

AL

PENERIMA

PINJAMAN

Loan Agreement

NEGARA

PEMBERI

PINJAMAN

NEGARA

PENERIMA

PINJAMAN

Loan Agreement

Page 57: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

38

dan bersifat komersial (commercial loan), misalnya dengan tingkat

suku bunga yang mengambang (floating rate). Syarat-syarat pinjaman

yang dituangkan dalam loan agreement merupakan konsensus dan

kesepakatan diantara para pemberi pinjaman.

Gambar 2.3 Contoh Pinjaman Sindikasi

Sumber: Direktorat Luar Negeri Bank Indonesia

b. Dilihat dari segi persyaratannya, utang luar negeri dapat dibedakan

menjadi:

1) Pinjaman lunak (Concessional Loan), yaitu pinjaman luar negeri

dalam rangka pembiayaan proyek-proyek pembangunan. Pinjaman

lunak biasanya diperoleh dari Negara-negara yang tergabung dalam

kerangka CGI maupun non CGI. Pengertian concessional loan

biasanya juga diartikan sebagai pinjamn yang diperoleh dari Official

Development Assistance (ODA) baik yang bersifat bilateral yang

bersifat bilayeral maupun multilateral. Berdasarkan Inpres No. 8 tahun

MEMBER

MEMBER

SYNDICATION

LEADER

MEMBER

MEMBER

NEGARA

PENERIMA

PINJAMAN

Loan Agreement

Sharing Dana

Page 58: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

39

1984 pinjaman yang dapat diklasifikasikan pinjaman lunak harus

memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a) Jangka waktu pengembalian pinjaman selama 25 tahun atau lebih

b) Masa tenggang (grace period) pembayaran pokok pinjaman selama

7 sampai dengan 10 tahun

c) Tingkat bunga pinjaman berkisar 2% sampai dengan 3%

d) Dalam pinjaman yang diberikan terdapat unsure hibah (grant

element) sebesar 25% atau lebih

2) Pinjaman setengah lunak (semi concessional loan), yaitu pinjaman

yang penggunaannya hamper sama dengan penggunaan pinjaman

lunak, namun persyaratannya lebih berat dari pinjaman lunak tetapi

lebih ringan daripada pijaman komersial. Pinjaman semi lunak terdiri

dari:

(a) Fasilitas Kredit Ekspor (FKE), adalah pinjaman luar negeri

yang disediakan oleh suatu badan pengembangan ekspor di luar

negeri kepada Pemerintah Indonesia untuk membiayai

pembelian barang modal bagi proyek tertentu. Fasilitas

pinjaman ini dijamin oleh Pemerintah negara yang

bersangkutan atau lembaga yang ditunjuk. Pada umumnya FKE

diberikan hanya sebesar 65% sampai dengan 90% dari

keseluruhan nilai proyek yang dibiayai, sedangkan sisanya

dibiayai dengan dana sendiri atau dana pendampingan oleh

Pemerintah RI. Fasilitas Kredit Ekspor dapat dalam bentuk

Page 59: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

40

Suppliers Credit atau Buyers Credit. Buyers Credit adalah

injaman FKE yang diterima dari Bank komersial atau lembaga

keuangan bukan bank luar negeri, dimana tujuan pinjaman

tersebut adalah untuk pembelian barang dari Negara pemberi

pinjaman. Sedangkan Supplier Credit adalah pinjaman FKE

yang diterima pemerintah langsung dari pemasok barang di luar

negeri kepada Pemerintah RI yang akan diberikan dalam

bentuk barang dalam keperluan proyek. Dapat diartikan bahwa

dalam supplier credit ini, pihak yang menerima pnjaman

adalah pihak pemasok barang.

(b) Purchase Installment Sale Agreement (PISA), yaitu pinjaman

yang diberikan oleh perusahaan leasing untuk pembiayaan

proyek pembangunan tertentu yang dituangkan dalam bentuk

persetujuan jual beli dengan pembayaran angsuran. Besarnya

pinjaman PISA adalah 100% dari nilai proyek.

(c) Pinjaman Komersial (Commercial Loan), yaitu pinjaman yang

diterima dengan syaratsyarat yang ditetapkan berdasarkan

kondisi pasar uang dan pasar modal internasional. Pinjaman ini

lazim pula disebut cash loan karena pinjaman diterima dalam

bentuk uang tunai dan penggunaannya lebih fleksibel atau tidak

mengikat. Jumlah pinjaman komersial umumnya berjumlah

besar karena pemberi pinjaman berupa sindikasi yang

anggotanya terdiri atas perbankan dan lembaga-lembaga

Page 60: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

41

keuangan internasional. Beberapa pertimbangan bagi

Pemerintah dalam menerima pinjaman komersial adalah

mendukung penganekaragaman (diversifikasi) pinjaman atau

memperluas sumber pinjaman yaitu memperoleh pinjaman dari

perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, jumlah

pinjaman relative lebih besar dan tata cara penarikannya lebih

mudah, dan penggunaan dana tidak terikat pada satu proyek

tertentu namun lebih fleksibel, baik untuk diinvestasikan

kembali, untuk membiayai proyek atau untuk memperkuat

cadangan devisa.

Bentuk lain dari pinjaman komersial adalah penerbitan Surat Utang

Negara (Notes) dan penerbitan Obligasi Pemerintah (Bonds). Notes dan

Bonds adalah commercial papers yang diterbitkan oleh borrower dalam

valuta tertentu dengan nilai tertentu yang merupakan bukti pengakuan

hutang dan janji untuk membayar kembali pada saat yang telah ditentukan.

Bukti pengakuan hutang ini dapat diperjual belikan di pasar internasional

tertentu dan akan dilunasi kepada pemegang oleh borrower pada saat jatuh

tempo. Bonds merupakan surat hutang berjangka waktu sampai dengan 30

tahun yang diterbitkan oleh suatu Negara atau badan usaha yang bunganya

dapat bersifat tetap (fixed) atau mengambang (floating). Sedangkan Notes,

atau biasanya dalam bentuk FRN (Fixed Rate Notes) adalah surat hutang

dengan suku bunga mengambang yang berjangka waktu dari 5 tahun

hingga 10 tahun.

Page 61: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

42

3. Prinsip Dasar Penerimaan Utang Luar Negeri

Dalam menerima utang dari luar negeri, Pemerintah menetapkan

kebijakan yang ditetapkan sejalan dengan kebijakan umum dan dijadikan

prinsip dasar dan pertimbangan dalam menerima setiap utang luar negeri.

Prinsip dasar itu adalah:

a. Utang yang diterima harus berjangka panjang dengan syarat-syarat yang

ringan, yaitu syarat yang masih dapat dipenuhi secara normal dan wajar.

b. Utang yang diterima tidak disertai dengan suatu ikatan politik apapun dan

dilandasi azas yang saling menguntungkan secara wajar.

c. Jumlah dan syarat pinjaman disesuaikan dengan batas kemampuan untuk

membayar kembali dan tidak menimbulkan beban yang terlalu

memberatkan terhadap neraca pembayaran. Indikator kemampuan

membayar adalah rasio antara jumlah utang dan bunga pada satu periode

dengan hasil ekspor pada periode yang sama atau disebut Debt-Service

ratio (DSR).

d. Penggunaan dan penarikan dana pinjaman tidak terlalu ketat dan lebih

disukai jenis pinjaman yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

e. Sumber dana pinjaman harus jelas dan pihak kreditor dikenal mempunyai

reputasi yang baik.

f. Perlu adanya penganekaragaman (diversifikasi) sumber dan bentuk

pinjaman, sehingga dapat meningkatkan borrowing capacity Indonesia.

Hal ini dilakukan karena Indonesia tidak selamanya dapat memperoleh

pinjaman bersifat lunak sehingga perlu dicari bentuk-bentuk pinjaman lain

seperti fasilitas kredit ekspor dan pinjaman komersial serta mencari

Page 62: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

43

sumber-sumber lain seperti dari bank-bank, non bank, corporate atau

individual investor potensial yang diorganisir oleh Pemerintah negara

kreditor.

g. Penggunaan pinjaman diarahkan pada pembiayaan proyek-proyek yang

member manfaat langsung bagi pengembangan industri dalam negeri serta

mendorong perluasan lapangan kerja.

h. Penggunaan pinjaman tidak dibatasi untuk impor barang/jasa dari negara

pemberi pinjaman saja, tetapi hendaknya bebas digunakan untuk

kepentingan impor dari Negara lain.

4. Mekanisme Penerimaan Utang Luar Negeri

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa utang luar negeri

yang diterima adalah merupakan penerimaan sebagai pelengkap dalam

membiayai pembangunan di luar penerimaan lain dalam bentuk penerimaan

pajak dan penerimaan negara bukan pajak. Dengan kata lain, penerimaan

utang luar negeri merupakan komponen PBN Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) yang proses penyusunannpa melibatkan seluruh departemen dan

lembaga pemerintah non departemen serta parelemen (DPR). Demikian juga

dalam pengelolaan pinjaman luar negeri, pengelolaannya dilakukan secara

bersama oleh instansi-instansi terkait di bawah koordinasi Menteri

Koordinator Perekonomian yang antara lain terdiri atas Bappenas, Departemen

Keuangan, Bank Indonesia dan Departemen Teknis terkait sebagai executing

agency. Masing-masing instansi mengelola pinjaman ini sesuai dengan tahap-

tahap pelaksanaan pinjaman yang meliputi tahap pengusulan proyek,

Page 63: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

44

pencairan pinjaman, penggunaan pinjaman dan pembayaran kembali

pinjaman. Pejabat yang ditunjuk (in charge) atas nama Pemerintah RI sebagai

peminjam (borrower) adalah Menteri Keuangan, sedangkan yang bertindak

sebagai pelaksana proyek (executing agency) adalah Departemen Teknis atau

BUMN/BUMD yang membawahi proyek.

a. Pengajuan Usulan Proyek yang Dibiayai Pinjaman Luar Negeri

1) Prosedur Pengusulan Proyek Utang Luar Negeri:

a) Menteri/Ketua Lembaga Pemerintah Non Departemen, mengusul-

kan proyek-proyek yang direncanakan untuk mencapai sasaran

pembangunan (yang didukung oleh sumber Pinjaman/Hibah luar

negeri), yang sebagian atau seluruh pembiayaannya berasal dari

pinjaman/hibah luar negeri, kepada Kepala BAPPENAS.

b) Untuk proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah (BUMN/

BUMD) maka usulan proyek dikoordinasikan dan diajukan oleh

Menteri/Ketua Lembaga Pemerintah Non Departemen yang

memberikan pembinaan teknis.

Selanjutnya Bappenas melakukan penilaian terhadap proyek-

proyek yang diusulkan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

a) Kesesuaian dengan kebijakan, sasaran dan program

Pembangunan.

b) Mempunyai prioritas tinggi dan layak untuk dibiayai dengan

Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN).

Page 64: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

45

c) Pertimbangan-pertimbangan lain yang sejalan dengan perkem-

bangan kebijaka pembangunan nasional.

Usulan proyek-proyek yang dinilai prioritas dan layak,

dituangkan dalam Daftar Rencana Pinjaman/Hibah Luar Negeri

(DRPHLN atau Blue Book/Buku Biru), yang disusun dan berlaku

untuk 1 (satu) tahun. Buku biru terdiri dari dua bagian, yaitu:

a) Bagian pertama berisi usulan bantuan proyek (project aid) yang

umumnya berupa usulan proyek baru, rehabilitasi atau

peningkatan proyek yang sudah ada dan persiapan disain teknik

proyek yang akan dibangun.

b) Bagian kedua berisi usulan bantuan teknik (technical assistance)

yang biasanya merupakan proyek-proyek penunjang yang luas

pula cakupannya, seperti persiapan pra-studi, studi kelayakan,

peningkatan keahlian tenaga-tenaga proyek dan pengadaan

peralatan dan fasilitas penunjang lainnya yang dana

pembiayaannya dapat berupa hibah atau pinjaman.

2) Persyaratan Pengusulan Proyek Utang dan Hibah Luar Negeri

Proyek-proyek yang dapat dibiayai dengan pinjaman/hibah luar

negeri pada prinsipnya memiliki karakteristik yang terkait dengan

strategi, kebijakan dan prosedur pemberi pinjaman/bantuan, jenis dan

sifat pinjaman/bantuan itu sendiri, sifat dan besaran proyek,

kompleksitas manajemen proyek, dan aspek-aspek yang harus

diperkuat dalam penyiapan maupun pelaksanaan proyek.

Page 65: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

46

5. Biaya yang Harus Ditanggung Penerima Pinjaman

Terdapat beberapa biaya dan beban lainnya yang harus ditanggung

oleh penerima pinjaman luar negeri baik atas beban PBN Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) atau beban Bank Indonesia. Beberapa jenis beban

biaya tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bunga Pinjaman, merupakan biaya bunga atas fasilitas pinjaman luar

negeri yang telah disediakan yang telah ditarik (disburshed loan).

Besarnya bunga pinjaman telah ditetapkan dalam perjanjian pinjaman

(loan agreement) tergantung pada jenis pinjaman, yaitu pinjaman lunak,

semi lunak, komersial.

b. Commitment Fee, yaitu fee yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman

(lender) atas komitmen pinjaman yang telah diberikan dan telah

dituangkan dalam loan agreement. Besarnya commitment fee dihitung

berdasarkan plafond pinjaman yang belum ditarik (undisburshed loan).

c. Agent Fee, adalah fee yang dibayarkan kepada agen yang ditunjuk oleh

Pemerintah RI dalam rangka perolehan pinjaman sindikasi. Agen tersebut

berfungsi sebagai penghubung antara Pemerintah RI dengan member

dapam kredit sindikasi. (Direktorat Luar Negeri Bagian Ekspor dan Impor,

2005).

Page 66: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

47

6. Teori Utang Luar Negeri

Sumber keuangan dari luar berupa pinjaman luar negeri dapat

memainkan peranan penting dalam usaha melengkapi kekurangan sumber

daya yang berupa devisa atau tabungan domestik. Pendekatan inilah yang

disebut sebagai analisis bantuan luar negeri dua kesenjangan (two-gap model)

ini mengatakan bahwa negara berkembang pada umumnya menghadapi

kendala berupa kterbatasan tabungan domestik yang jauh dari mencukupi

untuk menggarap segenap peluang investasi yang ada, serta kelangkaan devisa

yang tidak memungkinkan mengimpor barang-barang modal dan antara yang

penting bagi usaha pembangunannya. Secara umum model ini berasumsi

bahwa kekurangan atau kesenjangan (antara persediaan dan kebutuhan)

tabungan (saving gap) serta kesenjangan devisa (foreign-exchange gap) itu

tidak sama bobotnya, dan satu sama lain berdiri sendiri (artinya keduanya

tidak saling menggantikan). Kekurangan tabungan tidaklah dapat digantikan

oleh cadangan devisa dan sebaliknya, kekurangan devisa tidak pula dapat

dipenuhi oleh tabungan dalam negeri.

Secara matematis, model dua kesenjangan secara sederhana dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Kesenjangan tabungan

Dimulai dengan suatu persamaan atau identitas atas hubungan

antara arus pemasukan modal (misalnya, selisih antara ekspor dan

impor) dan dengan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk

Page 67: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

48

investasi, dengan tingkat investasi domestik, yang dapat ditulis

sebagai berikut:

…………………………………………………….... (7)

Dimana F adalah jumlah arus pemasukan modal. Seandainya nilai F

ditambah sY lebih besar dari I, dan perekonomian itu tengah berada

dalam kondisi full employment, maka bisa dipastikan bahwa tengah

terjadi kesenjangan tabungan di Negara tersebut.

2. Kesenjangan devisa

Jika setiap unit investasi yang dilakukan oleh Negara-negara

berkembang menyebabkan kenaikan impor hingga sebesar m1,

yakni pangsa impor marjinal (marginal impor share) di kebanyakan

Negara berkembang, pangsanya ini berkisar dari 30 sampai dengan

60 persen dan kecenderungan marjinal terhadap impor (marginal

propensity to import) akibat naiknya 1 unit PDB dengan parameter

m2, maka kesenjangan devisa itu dapat dirumuskan sebagai berikut:

…………………………………… (8)

Simbol E melambangkan tingkat ekspor eksogen.

Faktor F dalam kedua ketidaksamaan diatas merupakan faktor kritis

dalam analisis. Jika F, E, dan Y diberikan nilai secara eksogen (ditentukan dari

luar), maka salah satu dari kedua ketidaksamaan diatas yang akan menjadi

faktor penghambat tingkat investasi akan tertekan menjadi lebih rendah oleh

salah satu ketidaksamaan tersebut. Dengan demikian dari penerapan rumus

tersebut setiap negara akan dapat diketahui masalah utamanya, apakah itu

Page 68: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

49

kesenjangan tabungan atau kesenjangan devisa. Hal ini yang lebih penting

menurut sudut analisis pinjaman luar negeri adalah bahwasannya dampak

peningkatan arus modal akan lebih besar di Negara yang tengah mengalami

kesenjangan devisa (persamaan 7) daripada di Negara yang mengalami

kesenjangan tabungan (persamaan 8). Namun hal ini tidaklah bererti bahwa

Negara-negara yang mengalami kesenjangan tabungan tidak membutuhkan

pinjaman luar negeri. Model dua kesenjangan inihanya merupakan suatu

metodologi yang bersifat garis besar untuk menentukan kebutuhan serta

kemampuan relative dari masing-masing Negara berkembang dalam

menggunakan pinjaman luar negerinya secara efektif (Michael P. Todaro,

1998: 169).

7. Alasan Dilakukanya Utang Luar Negeri

Kegiatan untuk memberikan bantuan luar negeri oleh negara-negara

maju kepada negara-negara yang sedang berkembang dilakukan dengan

berbagai alasan, antara lain yaitu:

a. Membantu negara-negara yang menerima bantuan untuk mempercepat

pembangunan ekonominya.

b. Membantu mengeratkan hubungan ekonomi dan politik diantara Negara

yang menerima dan memberi bantuan.

c. Membendung pengaruh ideology yang bertentangan dengan yang dianut

oleh Negara pemberi bantuan.

Page 69: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

50

Utang luar negeri bukan hanya dibutuhkan dalam proses perdagangan ,

tetapi juga dibutuhkan dalam perekonomian suatu Negara untuk menunjang

proses produksi dalam negeri. Artinya, utang luar negeri merupakan mata

rantai yang menghubungkan kegiatan internal dan ekternal perekonomian

suatu Negara. Dalam pemahaman ini sulit sekali menyatakan bahwa suatu

negara bisa saja tidak berutang sama sekali. Tetapi jelas sekali bahwa jumlah

dan pemanfaatan utang tersebut harus dikendalikan dan dikelola secara benar

justru tidak menjadi beban yang berkepanjangan.

D. Hubungan Masing-Masing Variabel Independen Terhadap Variabel

Dependen

1. PMDN Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat diartikan sebagai

pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk

membeli barang-barang produksi, untuk menambah kemampuan

memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian yang

berasal dari investasi dalam negeri. Investasi menghimpun akumulasi

modal dengan membangun sejumlah gedung dan peralatan yang berguna

bagi kegiatan produktif, maka output potensial suatu bangsa akan

bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan

meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi khususnya Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) memainkan peranan penting dalam

menentukan jumlah output dan pendapatan. Kekuatan ekonomi utama

Page 70: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

51

yang menentukan investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan

oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa

depan (Samuelson dan Nordhaus, 1993: 183). Jadi PMDN mempunyai

pengaruh yang positif terhadap pertumbuahan ekonomi.

Berdasarkan penelitian dari Danu Winoto dalam skripsi yang berjudul

Analisis Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam

Negeri, Ekspor Total dan Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia tahun 1970-2008, menjelaskan bahwa PMDN

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu dalam

jangka pendek mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi, dengan nilai koefisien 0,995965. Artinya, jika

PMDN naik 1% akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi turun sebesar

0,995965%. Sedangkan dalam jangka panjang PMDN mempunyai

pengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi, dengan nilai koefisien sebesar 0,0000212. Artinya, PMDN

dalam jangka panjang mempunyai pengaruh yang tidak terlalu besar

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan penjelasan bahwa

setiap kenaikan PMDN sebesar 1% maka hanya menaikkan pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,0000212 % saja.

2. PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Penanaman modal asing dapat dimanfaatkan oleh negara berkembang

dalam memacu kenaikan pertumbuhan ekonomi, untuk menjaga dan

Page 71: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

52

mempertahankan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dengan perubahan

dan perombakan yang substansial dalam struktur produksi dan dalam

mobilisasi sumber dana transformal struktural.

Penanaman modal asing dapat mengisi kesenjangan antara persediaan

tabungan, cadangan devisa, penerimaan pemerintah, dan keahlian

manajerial yang terdapat di negara penerimanya dengan tingkat persediaan

yang dibutuhkan untuk dapat mencapai target-target pertumbuhan dan

pembangunan ekonominya. Maka, penanaman modal asing yang masuk

akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Semakin besar modal asing yang

masuk, semakin tinggi pertumbuhan ekonominya.

Berdasarkan penelitian dari Musleh Jawas dalam skripsinya yang

berjudul Pengaruh Penanaman Modal Asing dan Ekspor Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Negara-Negara Muslim periode 2004-2005.

Penelitian ini menjelaskan hubungan penanaman modal asing terhadap

pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan.

Dengan nilai koefisien sebesar -0,000495, artinya setiap kenaikan 1 juta

USD penanaman modal asing, pertumbuhan ekonomi di Negara-negara

muslim mengalami penurunan sebesar 0,000495 %. Hal ini dikarenakan di

negara-negara muslim sebagian besar jumlah penanaman modal asing

yang diinvestasikan belum dipergunakan secara maksimal.

Page 72: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

53

3. Utang Luar Negeri Dengan Pertumbuhan Ekonomi

Utang luar negeri digunakan untuk memenuhi pembiayaan-pembiayaan

pemerintah dan investasi dalam negeri, yaitu terletak pada peranannya

dalam mengisi kesenjangan antara target jumlah devisa yang dibutuhkan

dan jumlah devisa dari pendapatan ekspor ditambah dengan utang luar

negeri.

Utang luar negeri juga dianggap dapat mempermudah dan mempercepat

proses pembangunan, karena utang luar negeri dapat secara seketika

meninkatkan persediaan tabungan. Tanpa utang luar negeri, maka negara

berkembang yang bersangkutan harus menunggu sekian tahun untuk

mengakumulasikan tabungan dalam negerinya. Pada akhirnya, nanti,

diharapkan kebutuhan terhadap utang luar negeri akan menurun dengan

sendirinya, setelah sumber-sumber daya dalam negerinya sudah cukup

memadai untuk mendukung suatu proses pembangunan yang

berkesinambungan.

Hal ini dapat diartikan bahwa utang luar negeri dapat digunakan untuk

pembiayaan-pembiayaan dalam peningkatan pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi. Maka kenaikan utang luar negeri dalam waktu

tertentu dapat menaikkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan

syarat utang luar negeri tersebut dapat diatur dengan baik, baik proses

peminjamannya sampai dengan pengembaliannya.

Berdasarkan jurnal ekonomi dari Nurlia Listiani dengan judul Pengaruh

Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Periode 1978-2004.

Page 73: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

54

Penelitian ini menjelaskan bahwa utang luar negeri mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan nilai

koefisien sebesar 4,589. Artinya, jika terjadi kenaikan rasio utang luar

negeri dari PDB sebesar 1% maka akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi sebesar 4,589% dengan mengasumsikan faktor lainnya tetap

(caterris paribus).

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian dari Istiqomah dan Bambang Kustituanto dengan judul

”peranan penanaman modal asing (PMA) terhadap pertumbuhan ekonomi”.

Variabel yang digunakan adalah penanaman modal asing, bantuan luar

negeri,tabungan domestik dan pertumbuhan ekonomi. Model dasar yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model pertumbuhan ekonomi yang

dikembangkan oleh Papanek (1973) dan Moosley (1980). Metode estimasi

yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi dengan model

dinamis, yaitu dengan menggunakan uji model Error Correction Model

(ECM). Berdsarkan hasil empiris diatas dapat disimpulkan bahwa bantuan luar

negeri berpengaruh terhadap pertumbuhan dalam jangka panjang, Untuk

variable investasi asing idak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu untuk variable tabungan

domestik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi dalam jangka panjang.

Page 74: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

55

Penelitian dari Lumadya Adi yang berjudul ”Pengaruh pertumbuhan

utang luar negeri pemerintah dan swasta terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia dari tahun 1975 sampai dengan tahun 1998”. Penelitian ini mengkaji

secara empirik hubungan jangka pendek dan jangka panjang utang luar negeri

pemerintah dan swasta terhadap pertumbuhan ekonomi . Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan Error Correction Model (ECM).

Berdasarkan analisis hasil empiris diperoleh kesimpulan bahwa:

a. Utang luar negeri pemerintah dalam jangka panjang berpengaruh tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

b. Utang luar negeri swasta dalam jangka pendek berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

c. Utang luar negeri pemerintah dalam jangka panjang berpengaruh tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

d. Utang luar negeri swasta dalam jangka panjang berpengaruh tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Penelitian dari Yonathan S. Hadi dengan judul “Analisis vector auto

regression (VAR) terhadap korelasi antara pendapatan nasional dan investasi

pemerintah di Indonesia, 1983/1984-1999/2000”. Variable ekonomi yang

diamati, yakni produk domestik bruto (PDB) dan investasi saling

mempengaruhi satu sama lain.Data yang digunakan dalam analisis ini adalah

data Produk Domestik Bruto (PDB) untuk mewakil pendapatan investasi,

keduanya berdsarkan harga berlaku. Dengan menggunakan model VAR

(Vector Auto Regression) dan dalam periode yang diamati, investasi

Page 75: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

56

pemerintah di sektor fiskal, khususnya pengeluaran pembangunan rupiah

ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Penelitian dari Hui-Lin Lin dan Wen-Bin Chuang dengan judul “FDI

and Domestik investment in Taiwan: Endogenous Switching Model”. Data

diperoleh dari Kementerian Ekonomi Biro Pembangunan Taiwan dalam runtun

waktu tahun 1993-1995 dan 1997-1999. Dengan menggunakan model regresi

endogen (Endogenous Switching Regression Model), dapat ditarik kesimpulan

bahwa FDI berpengaruh positif terhadap investasi domestik pada perusahaan

besar dan berpengaruh negatif pada perusahaan kecil di Taiwan.

Penelitian dari Setyo Tri Wahyudi dengan judul “Pengaruh Penanaman

Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1980-

2004. Pendekatan kausalitas”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan

hubungan antara penanaman modal asing dan pertumbuhan ekonomi di

Indonesia dengan mengggunakan data dari penanaman modal asing dan PDB

pada tahun 1980–2004 dengan metode pendekatan kausalitas. Dalam penelitian

ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara penanaman modal asing

dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia terutama pada tahun 1980-2004.

Penelitian dari Nuzhat Falki dengan judul “Pengaruh Penanaman Modal

Asing di Pakistan”. Variabel dalam penelitian ini yaitu Modal Dalam Negeri,

Ekspor, dan Tingkat Tenaga Kerja. Dengan menggunakan data time series dari

tahun 1980-2006. Model yang digunakan adalah model pertumbuhan endogen

dan OLS (Ordinary Least Square). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

Page 76: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

57

variabel modal dalam negeri dan tingkat tenaga kerja dalam jangka panjang

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Pakistan. Kemudian variabel ekspor juga mempunyai pengaruh positif, akan

tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pakistan. Sedangkan

penanaman modal asing memberikan pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya, penanaman modal asing di Pakistan

tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Pakistan.

Penelitian dari Fitri Amalia dengan judul “Analisis Hubungan

Kausalitas Antara Investasi (Pemerintah, Swasta Asing dan Swasta Domestik)

Dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1970-2005”. Model yang

digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antara variabel-variabel yang

menjadi objek penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan

model Vector Auto Regression. Berdasarkan uji kausalitas bahwa secara

signifikan tidak terdapat hubungan kausalitas antara investasi pemerintah

dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi secara signifikan

mempengaruhi investasi asing sementara investasi asing tidak memiliki

pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara investasi swasta domestik dengan

pertumbuhan ekonomi, begitu sebaliknya pertumbuhan ekonomi belum mampu

mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Page 77: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

58

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Tahun Peneliti Judul Metode Hasil

1999 Bambang

Kustituanto

dan

Istikomah

Peranan Penanaman

Modal Asing

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Di

Indonesia tahun

1977-1996.

Error

Correction

Model

(ECM).

Investasi asing tidak

berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi.

2003 Lumadya

Adi

Pengaruh

Pertumbuhan Utang

Luar Negeri

Pemerintah dan

Swasta Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia

1975-1998.

Error

Correction

Model

(ECM)

- Utang luar negeri

Pemerintah jangka

pendek dan jangka

panjang tidak

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

indonesia

- Utang luar negeri

swasta dalam jangka

pendek berpengaruh

signifikan, sedangkan

dalam jangka panjang

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

Indonesia.

2003 Yonathan

S. Hadi

Analisis Vector Auto

Regression Terhadap

Korelasi Antara

Pendapatan Nasional

dan Investasi

Pemerintah di

Indonesia 1983/1984-

1999/2000

Analisis

Vector Auto

Regression

(VAR).

Investasi pemerintah

di sektor fiskal tidak

berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia.

2007 Hui-Lin

dan Wen-

Bin

Chuang

Penanaman Modal

Asing dan

Penanaman Modal

Dalam Negeri di

Taiwan:

Menggunakan

Model Endogen.

Periode 1993-1995

dan 1997-1999.

Model Teori

Pertumbuhan

Endogen

FDI berpengaruh positif

terhadap investasi

domestik pada

perusahaan besar dan

berpengaruh negatif

pada perusahaan kecil

di Taiwan.

2009 Setyo Tri

Wahyudi

Pengaruh

Penanaman Modal

Asing Langsung

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di

Vector Auto

Regression

(VAR).

Ada hubungan positif

antara penanaman

modal asing dan

pertumbuhan ekonomi

di Indonesia terutama

pada tahun 1980-2004.

Page 78: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

59

Indonesia 1980-

2004: Pendekatan

Kausalitas

2009 Nuzhat

Falki

Pengaruh

Penanaman Modal

Asing di Pakistan.

Model Teori

Petumbuhan

Endogen dan

OLS

(Ordinary

Least

Square).

Dalam jangka panjang,

variabel modal dalam

negeri, dan tingkat

buruh mempunyai

pengaruh yang positif

dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Pakistan.

Untuk variabel ekspor

mempunyai pengaruh

positif akan tetapi

tidak signifikan,

sedangkan PMA

mempunyai pengaruh

yang negatif dan tidak

signfikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

di Pakistan.

2010 Fitri

Amalia

Analisis Hubungan

Kausalitas Antara

Investasi

(Pemerintah, Swasta

Asing dan Swasta

Domestik) Dengan

Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia

Periode 1970-2005

Vector Auto

Regression

(VAR).

Secara signifikan tidak

terdapat hubungan

kausalitas antara

investasi pemerintah

dengan pertumbuhan

ekonomi, pertumbuhan

ekonomi secara

signifikan

mempengaruhi

investasi asing

sementara investasi

asing tidak memiliki

pengaruh yang

signifikan bagi

pertumbuhan ekonomi

Indonesia, tidak

terdapat pengaruh

yang signifikan antara

investasi swasta

domestik dengan

pertumbuhan ekonomi,

begitu sebaliknya

pertumbuhan ekonomi

belum mampu

mendorong dan

meningkatkan

pertumbuhan ekonomi.

Page 79: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

60

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran dari

kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian

masalah yang ditetapkan (Hamid, 2010: 15).

Penelitian ini menganalisis pengaruh penanaman modal dalam negeri,

penanaman modal asing dan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi

di Indonesia. Variabel bebas yang terdiri dari penanaman modal dalam negeri,

penanamn moda asing, dan utang luar negeri berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi sebagai variabel terikatnya. Pertumbuhan ekonomi

membutuhkan peningkatan investasi yang pada gilirannya membutuhkan dana

pembiayaan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Dari kedua sumber

pembiayaan ini, sumber dana dalam negeri seharusnya merupakan sumber

pokok pembiayaan, terutama dilihat dari konteks pertumbuhan ekonomi jangka

panjang dimana suatu negara haruslah mendasarkan pembiayaan investasi dari

sumber dalam negeri yaitu penanaman modal dalam negeri.

Menurut teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar, untuk dapat

meningkatkan laju perekonomian, diperlukan investasi sebagai tambahan stok

modal. Jika ingin tumbuh dengan pesat, maka perekonomian haruslah

menginvestasikan sejumlah proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin

banyak investasi, maka semakin cepat pula perekonomian akan tumbuh.

Investasi dalam penelitian ini yaitu investasi asing (Penanaman Modal Asing)

dan investasi dalam negeri (Penanaman Modal Dalam Negeri).

Page 80: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

61

Disisi lain, utang luar negeri juga mempunyai pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi dikarenakan utang luar negeri dibutuhkan dalam

perekonomian suatu negara untuk menunjang proses produksi dalam negeri.

Artinya, utang luar negeri merupakan mata rantai yang menghubingkan

kegiatan internal dan eksternal perekonomian suatu negara. Tentunya jumlah

dan pemanfaatan utang tersebut harus dikendalikan dan dikelola secara benar

sehingga tidak menjadi beban yang berkepanjangan. Sumber keuangan dari

luar berupa utang luar negeri dapat memainkan peranan penting dalam usaha

melengkapi kekurangan sumber daya yang berupa devisa atau tabungan

domestik. Pendekatan inilah yang disebut sebagai analisis bantuan luar negeri

dua kesenjangan (two-gap model).

Secara umum kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijelaskan

dalam fungsi PDB dan dalam skema sebagai berikut:

ULNPMAPMDNfPDB ,,

Page 81: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

62

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran

Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri,

Penanaman Modal Asing, dan Utang luar Negeri

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode

1985-2009

Variabel Independen:

Penanaman Modal

Dalam Negeri

(PMDN)

Penanaman Modal

Asing (PMA)

Utang luar negeri

Variabel Dependen :

Pertumbuhan

Ekonomi

Metode Analisis:

Regresi Berganda

Kesimpulan dan

Implikasi

Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian

yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran

masyarakat meningkat. Variabel ekonomi makro akan mempengaruhi dalam

peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Perumusan Masalah

1.Menentukan bagaimana pengaruh

PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi.

2.Menentukan bagaimana pengaruh PMA

terhadap pertumbuhan ekonomi.

3.Menentukan bagaimana pengaruh utang

luar negeri terhadap pertumbuhan

ekonomi.

4.Menentukan pengaruh PMDN,PMA,dan

Utang luar negeri secara bersama-sama

terhadap pertumbuhan ekonomi

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh PMDN

terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Untuk mengetahui pengaruh PMA

terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Untuk mengetahui pengaruh utang

luar negeri terhadap pertumbuhan

ekonomi.

4. Mengetahui bagaimana pengaruh

PMDN, PMA, dan utang luar negeri

secara bersama-sama terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Hasil

Page 82: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

63

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada masalah penelitian dan kerangka pemikiran maka

secara umum dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

1. H1 : β1 ≠ 0 Diduga Penanaman modal dalam negeri berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

2. H1 : β2 ≠ 0 Diduga Penanaman Modal Asing berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

3. H1 : β3 ≠ 0 Diduga utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

4. H1 : β1 ; β2 ; β3 ≠ 0 Diduga Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman

Modal Asing dan Utang luar negeri berpengaruh signifikan secara bersama-

sama terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Page 83: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

64

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif. Dimana

data kuantitatif adalah data yang bersifat numerik atau angka

(Lukman,2007:4). Penelitian ini menggunakan studi literature tentang

pengaruh penanaman modal dalam negeri, penanaman modal asing, utang luar

negeri terhdap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini

menggunakan studi time series dari tahun 1985-2009. Serta pengolahan data

dengan menggunakan metode analisis regresi berganda (multiplier

regression).

Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari empat variabel

yang terdiri dari satu variabel tidak bebas (Dependent Variabel) dan empat

variabel bebas (Independent Variabel).

Dependent variabel, yaitu:

1. Pertumbuhan ekonomi dilambangkan dengan “PDB”

Independent variabel, yaitu:

1. Penanaman modal asing dilambangkan dengan “PMA”

2. Penanaman modal dalam negeri dilambangkan dengan “PMDN”

3. Utang luar negeri dilambangkan dengan “ULN”

Page 84: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

65

B. Metode Pengumpulan Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi

(Kuncoro,2003:104). Sedangkan sampling adalah proses memilih sejumlah

elemen dari sebuah populasi yang mencukupi untuk mempelajari sampel dan

memahami karakteristik elemen populasi.

Sampel yang baik pada umumnya memiliki beberapa karakteristik.

Karakteristik tersebut ialah (Kuncoro, 2003:105) :

1. Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan

yang berhubungan dengan besaran sampel untuk memperoleh jawaban

yang dikendaki.

2. Sampel yang baik menidentifikasikan setiap probabilitas dari setiap unit

analisis untuk menjadi sampel.

3. Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan

pengaruh dalam pemilihan sampel dari pada harus melakukan sensus.

4. Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung derajat

kepercayaan yang diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dari

sampel statistika.

Proses pemilihan sampel merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

berurutan. Adapun tahapan dalam penentuan sampel adalah sebagai berikut

(Kuncoro, 2003:108) :

1. Penentuan Populasi

2. Penentuan Unit Pemilihan Sampel

3. Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel

Page 85: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

66

4. Penentuan Desain sampel

5. Penentuan Jumlah Sampel

6. Pemilihan Sampel

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah PDB di Indonesia,

Investasi, dan utang luar negeri.

Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB,

Investasi PMA dan PMDN, serta utang luar negeri dengan data tahunan

selama periode 1985-2009.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang digunakan adalah time

series, yaitu proses pengumpulan data pada suatu obyek tertentu berdasarkan

urutan waktu. Data yang dipergunakan merupakan data runtutan waktu 25

tahun dari tahun 1985–2009.

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda (multiple

regression) dengan rumusan model penelitian sebagai berikut :

PDB = βo + β1PMDN + β2PMA + β3ULN +

Dimana :

PDB = Produk Domestik Bruto dalam miliar rupiah

Page 86: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

67

PMA = Penanaman Modal Asing (PMA) dalam miliar

rupiah

PMDN = Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam

miliar rupiah

ULN = Utang Luar Negeri (ULN) dalam miliar rupiah

β0 = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien penjelas masing-masing input nilai

parameter

ε = Eror term

Menurut Gujarati, setiap estimator regresi berganda harus memenuhi

kriteria BLUE, yaitu :

1. Best adalah yang terbaik.

2. Linier adalah kombinasi linier dari data sampel.

3. Unbiased adalah rata-rata atau nilai harapan atau estimasi sesuai dengan

nilai yang sebenarnya.

4. Efficient estimator adalah memiliki varians yang minimum diantara

pemerkira lain yang tidak bias.

Sebelum melakukan interprestasi terhadap hasil regresi dari model

penelitian yang akan digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan untuk

mengetahui apakah model tersebut dapat dianggap relevan atau tidak.

Pengujian yang dilakukan melalui uji stasioneritas, uji asumsi klasik yang

meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan

multikolinieritas, serta uji statistik yang meliputi uji signifikansi parameter

Page 87: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

68

individu (uji statistik t), uji signifikansi simultan (uji statistik F), dan uji

koefisien determinasi (R2).

1. Uji Stasioneritas

Menurut Nachrowi (2006: 339) sebagaimana diketahui bahwa data

time series merupakan data sekumpulan nilai suatu variabel yang diambil

pada waktu yang berbeda. Setiap data ditampilkan secara berkala pada

interval waktu tertentu, misalnya harian, triwulan, tahunan dan sebagainya.

Dalam berbagai studi ekonometrika, data time series sangat banyak

digunakan. Namun begitu pentingnya data tersebut, ternyata data time

series menyimpan berbagai permasalahan yaitu salah satunya masalah

autokorelasi. Autokorelasi ini merupakan penyebab yang mengakibatkan

data tidak stasioner, sehingga bila data distasionerkan maka autokorelasi

akan hilang dengan sendirinya, karena metode transformasi data untuk

membuat data yang tidak stasioner menjadi stasioner sama dengan

transformasi data untuk menghilangkan autokorelasi.

Dengan kondisi seperti diatas, maka dapat dikatakan bahwa sangat

banyak metode dalam membuat model-model ekonometrika dengan data

time series yang mengharuskan kita menggunakan data yang stasioner.

Jadi, dapatlah dimengerti mengapa stasioneritas menjadi masalah penting

dalam analisis data time series.

Sekumpulan data yang dinyatakan stasioner jika nilai rata-rata dan

varian dari data time series tersebut tidak mengalami perubahan secara

Page 88: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

69

sistematik sepanjang waktu, atau sebagian ahli menyatakan rata-rata dan

variannya konstan.

Stasioneritas dapat dilihat dengan menggunakan sebuah uji formal

yang dikenal dengan sebutan uji akar unit root atau uji unit root (uji ADF).

Uji ini merupakan pengujian yang sangat populer, dan dikenalkan oleh

David Dickey dan Wayne Fuller yang disebut uji Augmented Dickey-

Fuller (ADF) test (Nachrowi, 2006: 353).

Suatu data dapat dikatakan sudah stasioner jika nilai

probabilitasnya lebih kecil dari α = 5 persen atau 0,05. Dapat dilihat pula

nilai absolut statistik t dengan nilai kritis menurut table MacKinnon di

berbagai tingkat kepercayaan. Jika nilai absolut statistiknya lebih besar

dibanding dengan nilai tingkat kepercayaan sesuai dengan tingkat

kepercayaan yang dipilih, maka data sudah stasioner (Wing Wahyu

Winarno, 2007: 10.6).

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka

peneliti melakukan uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas,

dan uji multikolinieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residual

variabel dependen dan independen berdistribusi normal atau tidak.

Page 89: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

70

Pengujian normalitas ini menggunakan normality histogram

(Insukindro, 2003:61).

Uji Jarque-Bera atau J–B test adalah uji menggunakan hasil

estimasi residual dan chisquare probability distributsi. Jika nilai J – B

hitung < nilai X2 tabel, maka hipotesis tersebut menyatakan residual

residual berdistribusi normal. Atau dengan nilai statistik JB didasarkan

pada distribusi Chi Squares dengan derajat kebebasan (df) 2. Jika nilai

probabilitas statistik JB lebih besar dari α = 5 persen maka tidak terjadi

permasalahan normalitas.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi

dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul

pada data yang bersifat runtut waktu. Karena berdasarkan sifatnya,

data masa sekarang dipengaruhi data masa sebelumnya. Jika data yang

di analisis mengandung autokorelasi maka menyebabkan estimator

bersifat BLUE, tidak lagi BLUE.

Dapat dilakukan dengan cara yaitu menggunakan Uji Breusch-

Godfrey, yang biasa disebut dengan uji LM (Langrange Multiplier).

Adapun langkah pengujiannya dengan membandingkan Obs*R2

dengan X2 pada derajat kebebasan dan derajat keyakinan tertentu. Jika

Obs*R2 < X

2 tabel maka Ho di tolak (ada autokorelasi) atau jika nilai

probability > 0,05 atau α=5 persen, maka tidak ada autokorelasi

(Winarno, 2007:5.25).

Page 90: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

71

c. Uji Heteroskedasitisitas

Heterokedastisitas adalah keadaan dimana faktor penggangu tidak

memilki varian yang sama (Winarno, 2007:5.8). Dalam penelitian ini,

metode yang digunakan untuk mengetahui masalah heterokedastisitas

adalah dengan uji white. Asumsi yang digunakan ialah jika nilai χ2

hitung (Obs*R-Squared) < χ2 tabel atau variabel penggangu dan

persamaan regresi mempunyai varian yang sama maka uji white test

tidak memiliki masalah heterokedastisitas. Atau dapat diketahui

dengan melihat nilai probablity, jika nilai probability Obs*R-Sqauared

> 0,05 atau α 5%, maka tidak terdapat masalah heterokedastisitas.

d. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antara

variabel independen. Kondisi terjadinya multikolinearitas dapat

ditunjukkan dengan berbagai informasi berikut, yaitu :

1) Nilai R2 tinggi, tapi variabel independen banyak yang tidak

signifikan.

2) Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel independen.

Apabila koefisiennya rendah maka tidak terdapat multikolinearitas.

3) Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi ini dapat digunakan

untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel, sebagai

variabel dependen dan variabel independen lain tetap diperlakukan

sebagai variabel independen.

Page 91: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

72

Pengujian Multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan

metode deteksi Klien, yaitu dengan membandingkan koefisien

determinasi auxiliary dengan koefisien determinasi model regresi

aslinya. Jika koefisien determinasi auxiliary lebih besar dari koefisien

determinasi model regresi aslinya, maka terjadi permasalahan

multikolinieritas antara variabel independen yang digunakan dalam

model penelitian.

2. Uji Statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara individu dan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Uji statistik ini meliputi Uji t, Uji F dan Koefisien Determinasi

(R2).

a. Uji Siginifikansi Individual (Uji t-Statistik)

Uji ini digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel

independen secara individu terhadap variabel dependen dengan variabel

yang lain konstan. Untuk menguji pengaruh setiap variabel independen

tersebut, maka nilai t hitung harus di bandingkan dengan nilai t tabel.

Untuk nilai t tabel dapat diperoleh dengan melihat tabel distribusi

untuk α = 0,05 dan derajat n – k. Maka dalam pengujian ini dilakukan

hipotesis sebagai berikut :

H1 : βi ≠ 0 (Diduga variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen)

Page 92: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

73

Selain dengan menngunakan cara diatas, uji-t juga dapat dilakukan

dengan cara Quick Look, yaitu: melihat nilai probability dan derajat

kepercayaan yang ditentukan dalam penelitian atau melihat nilai t-tabel

dengan t-hitungnya. Jika nilai probability < 0,05 atau α=5 persen dan jika

nilai t-hitung lebih tinggi dari t-tabel yang berarti menolak Ho dan

menerima Ha dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependennya dan

sebaliknya (Kuncoro, 2003:219).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Stastik)

Pengujian ini akan memperlihatkan hubungan atau pengaruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Maka dalam pengujian ini dilakukan hipotesis sebagai berikut :

1) Jika F-hitung < F tabel, maka H0 diterima yang berarti secara bersama-

sama variabel independen secara signifikan tidak dipengaruhi variabel

dependen.

2) Jika F-hitung > F tabel, maka H1 ditolak yang berarti secara bersama-

sama variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel

dependen.

Selain dengan cara diatas, uji-F juga dapat dilakukan dengan cara

Quick Look, yaitu: melihat nilai probability dan derajat kepercayaan yang

ditentukan dalam penelitian atau melihat nilai F-tabel dengan F-hitungnya.

Jika nilai probability < 0,05 atau α=5 persen yang berarti menolak H0 dan

menerima H1 dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

Page 93: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

74

independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya

dan sebaliknya (Kuncoro, 2003:219).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi adalah kemampuan model dalam

menjelaskan hubungan antar variabel (Winarno, 2007:4.5). Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu, semakin angka mendekati satu

maka semakin baik garis regresi karena mampu menjelaskan data

aktualnya, sebaliknya semakin angka mendekati nol maka kita mempunyai

garis regresi yang kurang baik. Koefisisen determinasi merupakan konsep

statistik, sehingga sebuah garis regresi baik jika nilai R2 tinggi.

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

penelitian yang digunakan, berikut operasional dan cara pengukurannya.

Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain:

1. Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Variabel dependen ialah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel bebas (Lukman, 2007 : 5).

Besar efeknya diamati dari ada tidaknya, timbul hilangnya,

membesar mengecilnya, atau berubahnya variasi yang tampak sebagai

akibat perubahan pada variabel lain termasud. Dalam penelitian ini,

variabel dependen yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi.

Page 94: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

75

2. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel independen ialah variabel yang nilainya mempengaruhi

perilaku dari variabel terikat (Lukman, 2007 : 5). Dapat pula dikatakan

bahwa variabel bebas adalah variable yang pengaruhnya terhadap variabel

lain ingin diketahui. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas

antara lain :

a. Penanaman Modal Dalam Negeri (X1)

b. Penanaman Modal Asing (X2)

c. Utang Luar Negeri (X3)

Berdasarkan model yang digunakan dalam penelitian ini, maka definisi

variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

3. Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonmian

yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat

bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Data pertumbuhan

ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pertumbuhan

ekonomi Indonesia yang diukur melalui pertambahan dari produk

domestik bruto riil (PDB riil) dengan harga konstan tahun 2000. PDB yang

digunakan dinyatakan dalam miliar rupiah dan data diperoleh dari Badan

Pusat Statistik (BPS) dalam 25 tahun runtun waktu dari tahun 1985–2009.

4. Penananman Modal Dalam Negeri (PMDN), adalah penanaman modal

dalam negeri yang disetujui oleh pemerintah menurut lokasi di Indonesia

setiap tahunnya. Penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang digunakan

Page 95: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

76

dinyatakan dalam miliar rupiah dan data diperoleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS) dalam runtutan waktu 25 tahun dari tahun 1985–2009.

5. Penanaman Modal Asing (PMA), adalah penanaman modal asing yang

disetujui oleh pemerintah menurut sektor lokasi di Indonesia setiap

tahunnya. Penanaman modal asing (PMA) yang digunakan dinyatakan

dalam miliar rupiah dan dirubah ke dalam bentuk miliar rupiah. Data

diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam 25 tahun runtun waktu

dari tahun 1985–2009.

6. Utang Luar Negeri (ULN), adalah utang pemerintah dan utang swasta,

dimana utang pemerintah dijamin oleh pemerintah dan utang swasta tidak

dijamin oleh pemerintah. Utang luar negeri yang digunakan dinyatakan

dalam juta USD dan dirubah ke dalam bentuk miliar rupiah. Data

diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam runtun waktu 25 tahun

dari tahun 1985-2009.

Penjelasan operasional variabel dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Page 96: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

77

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Satuan

Pertumbuhan Ekonomi

(PDB)

Pertumbuhan atau kenaikan output

dalam jangka panjang dalam kurun

waktu 1 tahun. Data yang

digunakan adalah PDB atas harga

konstan dengan tahun dasar tahun

2000. Dari tahun 1985-2009.

Miliar

Rupiah

Penanaman Modal Asing

(PMA)

Investasi yang dilakukan oleh para

pemilik modal asing di dalam

negeri untuk mendapatkan suatu

keuntungan dari usaha yang

dilakukan. Data yang digunakan

adalah Penanaman Modal Asing

yang disetujui pemerintah menurut

lokasi dari tahun 1985-2009.

Miliar

Rupiah

Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN)

Penanaman modal yang dilakukan

di dalam negeri oleh pihak

domestik atau dalam negeri. Data

yang digunakan adalah Penanaman

Modal Dalam Negeri yang disetujui

pemerintah menurut lokasi dari

tahun 1985-2009.

Miliar

Rupiah

Utang Luar Negeri

(ULN)

Pinjaman luar negeri yang

diberikan oleh pemerintah negara-

negara maju atau badan-badan

internasional. Data yang digunakan

adalah total utang luar negeri

pemerintah dan swasta dari tahun

1985-2009.

Miliar

Rupiah

Page 97: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

78

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Penelitian ini menganalisis pengaruh penanaman modal asing (PMA),

penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan utang luar negeri terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan rentan waktu analisis mulai tahun 1985 sampai dengan tahun

2009. Alat pengolah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peerangkat lunak (software) komputer Eviews 5 dengan metode analisis

regresi berganda. Maka dari itu, perlu dilihat bagaimana gambaran

perkembangan secara umum dari pertumbuhan ekonomi, penanaman modal

asing, penanaman modal dalam negeri, dan utang luar negeri.

1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat

penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk

melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah

dilaksanakan suatu negara. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan

apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana

aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau

kesejahteraan masyarakat pada periode tetentu. Pertumbuhan ekonomi

suatu negara yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu

Page 98: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

79

menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut

berkembang dengan baik. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi yang kecil

dan menigkat tiap tahunnya belum tentu bias dikatakan telah berhasil

dalam membangun perekonomian negaranya. Masih banyak lagi kondisi-

kondisi pertumbuhan ekonomi negara-negara yang berbeda.

Salah satu target dari trilogi pembangunan adalah menigkatkan

pendapatan nasional yang tinggi, yaitu dilihat dari perkembangan dana

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai total atas segenap output akhir

yang dihasilkan oleh perekonomian (baik itu dilakukan oleh penduduk

warga negara dalam negeri maupun warga negara asing yang bermukim di

negara yang bersangkutan). Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun,

yang pada umumnya mengalami perkembangan seiring dengan

peningkatan aktivitas perekonomian. Kondisi perkembangan pertumbuhan

ekonomi Indonesia selama 25 tahun tersebut disajikan dalam tabel dan

gambar grafik berikut ini:

Page 99: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

80

Tabel 4.1

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1985-2009

No. Tahun PDB (Miliar Rp) Pertumbuhan

Ekonomi (%)

1. 1985 660,358.9 8,8

2. 1986 686,722.6 5,8

3. 1987 779,031.9 4,9

4. 1988 823,689.8 5,7

5. 1989 886,221.6 7,5

6. 1990 948,756.9 7,4

7. 1991 1,011,537.7 6,6

8. 1992 1,081,248.5 6,1

9. 1993 1,151,490.1 6,5

10. 1994 1,237,618.0 7,5

11 1995 1,238,312.2 8,1

12. 1996 1,444,873.3 7,8

13. 1997 1,512,780.6 4,7

14. 1998 1,314,202.1 -13,1

15. 1999 1,324,599.1 0,79

16. 2000 1,389,770.3 4,92

17. 2001 1,442,984.6 3,44

18. 2002 1,504,380.6 3,66

19. 2003 1,572,159.3 4,10

20. 2004 1,656,516.8 5,1

21. 2005 1,750,815.2 5,6

22. 2006 1,847,126.7 5,5

23. 2007 1,964,327.3 6,3

24. 2008 2,082,315.9 6,1

25. 2009 2,176,975.5 4,5

Sumber: Statistik Indonesia BPS

Page 100: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

81

Gambar 4.1

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1985-2009

Sumber: Statistik Indonesia BPS

Dalam tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa

pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat setiap tahunnya, namun ada juga

yang mengalami penurunan tetapi tidak terlalu signifikan. Hal tersebut

terutama didorong oleh peningkatan konsumsi swasta dan pemerintah, yaitu

dengan dipulihkannya kegiatan di sektor industri, pengolahan, sektor jasa,

sektor listrik, (gas dan air minum) serta berlanjutnya kegiatan yang dapat

menaikkan kenaikkan produksi sektor pertanian. Meskipun demikian, proses

perbaikkan ekonomi masih berjalan secara lambat terutama pada gejolak

sosial dan politik dalam negeri yang menyebabkan pertumbuhan cenderung

melambat.

Pada tahun 1998 indonesia terkena krisis ekonomi akibat nilai tukar

rupiah yang sangat fluktuatif, sehingga perekonomian Indonesia sempat

mengalami pertumbuhan yang negatif. Hal itu dikarenakan nilai tukar rupiah

yang anjlok dan kondisi politik yang buruk sehingga dunia usaha pun menjadi

Tah

un

19

86

19

88

19

90

19

92

19

94

19

96

19

98

20

00

20

02

20

04

20

06

20

08

Per

sen

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi

Page 101: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

82

lesu dan akibatnya perekonomian juga sulit tumbuh. Pertumbuhan ekonomi

yang negatif tersebut sebesar -13,1%. Namun setahun kemudian mulai ada

pertumbuhan ekonomi yang positif walaupun kurang dari 1%. Perekonomian

tumbuh sebesar 0,79% dan tahun-tahun berikutnya perekonomian tumbuh

positif sebesar 4,92%. Pada tahun 2007 telah tumbuh sebesar 6,3%. Hal ini

terjadi karena stabilitas makro ekonomi dan politik yang cukup terjaga

kestabilannya, selain itu juga disebabkan oleh meningkatnya ekspor terutama

ekspor non migas.

Namun angka pertumbuhan ekonomi tahun 2009 menurun

dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang berada di

kisaran 6,1 persen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan ini

diantaranya adalah tekanan pelemahan permintaan global yang berdampak

pada penurunan pertumbuhan ekspor dan investasi.

2. Penanaman Moadal Dalam Negeri

Pengertian PMDN yang terkandung dalam Undang-Undang No. 25

Tahun 1997 tentang Penanaman Modal adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah Negara Indonesia yang dilakukan oleh

penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.

Penanam modal merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi

suatu Negara. Oleh karena itu PMDN mempunyai peran penting sebagai

alternatif sumber dana dalam negeri yang digunakan untuk pembiayaan

pembangunan.

Page 102: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

83

Investasi merupakan masalah yang krusial dalam pembahasan

pemulihan perekonomian Indonesia. keterpurukan Indonesia dalam krisis

ekonomi yang berlarut-larut merupakan slah satu akibat dari ketidak mampuan

pemerintah untuk mengembalikan tingkat investasi seperti sebelum krisis.

Gambar 4.2

Perkembangan PMDN Periode 1985-2009

Sumber: Statistik Indonesia BPS

Perkembangan PMDN di Indonesia pada tahun 1985-2009 dapat

dilihat pada Gambar 4.2 yang dimana sejak tahun 1992 cenderung mengalami

peningkatan yang luar biasa sampai tahun 1997 hingga mencapai angka Rp

119.755.500.000 akibat dari membaiknya perekonomian saat itu.

Perkembangan sejak awal orde baru tidak dapat dilepaskan dari berbagai

kebijakan pemerintah yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya

investasi di Indonesia. Kebijakan tersebut diantaranya adalah kebijakan

subsidi suku bunga melalui penyaluran berbagai skim kredit likuiditas,

dilepaskannya pagu kredit perbankan, deregulasi di pasar modal. Sejak

diterapkannya berbagai kebijakan tersebut, sumber-sumber pembiayaan

0.0

50,000,000,000.0

100,000,000,000.0

150,000,000,000.0

200,000,000,000.0

19

85

19

87

19

89

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

Dal

am M

iliar

Rp

PMDN

PMDN

Page 103: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

84

investasi menjadi lebih beragam karena tidak terkonsentrasi pada pinjaman

utang luar negeri saja.

Pada tahun 1998 dan 1999 PMDN mengalami penurunan dengan nilai

sebesar Rp 60.748.500.000 menurun menjadi Rp 55.600.300.000. Penurunan

pada tahun tersebut akibat dari krisis moneter yang melanda Indonesia.

Semakin memburuknya kegiatan investasi tidak terlepas dari masalah

tingginya resiko investasi yang meperburuk daya saing perekonomian seperti

masalah perburuhan, implementasi otonomi daerah yang terkait dengan

investasi, ketidakpastian hukum serta kondisi keamanan di Indonesia.

Setelah krisis ekonomi, keadaan ekonomi berangsur membaik. Hal ini

ditunjukkan oleh meningkatnya PMDN dari tahun 2005 sampai tahun 2007

sebesar Rp 188.516.400.000. Akan tetapi pada tahun 2008 PMDN mengalami

penurunan yang cukup tajam hingga mencapai Rp 20.359.900.000.

Menrunnya PMDN pada tersebut diakibatkan karena krisis ekonomi di

Amerika yang berakibat pada lesunya minat para investor dalam negeri.

Kemudian pada tahun 2009 kembali meningkat sebesar Rp 37.799.900.000.

3. Penanaman Modal Asing

Sumber pembiayaan penanaman modal asing oleh sebagian pengamat,

merupakan sumber pembiayaan luar negeri yang paling potensial

dibandingkan dengan sumber lain. Penanaman modal asing lebih penting

dalam menjamin kelangsungan pembangunan dibandingkan dengan aliran

bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya penanaman modal asing

Page 104: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

85

disuatu Negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how,

management skill, resiko usaha relative kecil dan lebih profitable. (Panayotou,

1998 dalam Sarwedi, 2002: 18).

Negara berkembang seperti Indonesia mengalami kekurangan modal

ekonomi yg secara langsung diperlukan untuk lebih mempermudah investasi.

Peranan investasi ini setidaknya didasarkan atas adanya harapan akan dapat

memacu pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, serta memperluas

kesempatan tenaga kerja. Dalam upaya menciptakan iklim investasi yang

kondusif, maka diusahakan memberikan prosedur yang sederhana dan

terkendali, sarana dan prasarana yang menunjang, serta peraturan yang

konsisten, sehingga terjamin kepastian berusaha dan keamanan untuk

berinvestasi. Langkah-langkah tersebut telah dirintis oleh pemerintah dengan

dikeluarkannya kebijakan deregulasi, debirokratisasi, dan disentralisasi dalam

bidang investasi.

Page 105: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

86

Gambar 4.3

Perkembangan PMA Periode 1985-2009

Sumber: Statistik Indonesia BPS

Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan yang

positif dari tahun 1985 sampai dengan tahun 1997. Peningkatan investasi

asing ini terjadi akibat pangsa pasar Indonesia yang besar dan faktor produksi

terutama tenaga kerja yang murah. Akan tetapi yang menjadi penarik utama

investasi asing masuk ke Indonesia adalah karena kestabilan politik, ekonomi

dan keamanan Indonesia. Keadaan ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai

negara yang masih diminati oleh para investor asing. Meskipun demikian, saat

ini memang sedang terjadi kecenderungan penurunan tingkat penanaman

modal yang masuk ke Indonesia sejak krisis ekonomi pada tahun 1998. Hal ini

dapat dilihat dari hengkangnya beberapa perusahaan asing besar seperti Sony

dan Nike yang memindahlan penanam modalnya ke Malaysia dan Vietnam.

Pada tahun 1998 jumlah PMA mengalami penurunan yang cukup

tajam sebesar Rp 108.790.912.500 bila dibandingkan dengan tahun

0.0

50,000,000.0

100,000,000.0

150,000,000.0

200,000,000.0

250,000,000.0

19

85

19

87

19

89

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

Dal

am M

iliar

Rp

PMA

PMA

Page 106: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

87

sebelumnya yaitu sebesar Rp154.038.225.000. Penurunan ini terus terjadi

hingga tahun 1999. Pada dua tahun berikutnya PMA mengalami peningkatan

hingga mencapai Rp 156.456.560.000. hal ini disebabkan kembali pulihnya

kepercayaan perekonomian Indonesia.

Keadaan perekonomian Indonesia yang masih labil menyebakan

keadaan tidak stabil terhadap jumlah PMA dari tahun 2002 yaitu sebesar Rp

87.284.796.000. Keadaan tersebut terus berlangsung hingga pada tahun 2005

sampai tahun 2007 PMA terus menunjukkan peningkatannya. Akan tetapi

pada dua tahun berikutnya yaitu tahun 2008 dan 2009 PMA kembali

mengalami penurunan yang disebabkan dari dampak krisis ekonomi yang

melanda Amerika dan beberapa Negara Eropa lainnya.

4. Utang Luar Negeri

Pada dasarnya, dalam proses pelaksanaan pembangunan ekonomi di

Negara berkembang seperti di Indonesia, akumulasi utang luar ngeri

merupakan suatu gejala umum yang wajar. Hal tersebut disebabkan tabungan

dalam negeri yang rendah sehingga tidak mungkin dilakukannya investasi

yang memadai, sehingga jalan alternative lainnya adalah dengan menarik dana

atau pinjaman dari luar negeri.

Utang luar negeri mulai berkembang di Indonesia sejak pemerintah

Indonesia menganut system devisa bebas. Sejak 1971, sistem devisa bebas

mulai diterapkan di Indonesia. pemerintah tidak lagi membatasi modal yang

akan dibawa masuk atau ke luar negeri.

Page 107: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

88

Gambar 4.4

Perkembangan Utang Luar Negeri Periode 1985-2009

Sumber: Statistik Indonesia BPS

Utang luar negeri pada dasarnya memiliki dampak positif terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga merupakan salah satu penyebab

utama keterpurukan perekonomian Indonesia. ini disebabkan karena semakin

besarnya beban utang luar negeri Indonesia baik yang dilakukan oleh

pemerintah maupun pihak swasta asing yang harus ditanggung. Tanpa adanya

keringanan utang, terutama berupa penghapusan sebagian beban utang luar

negeri, Indonesia diramalkan akan terjerumus ke dalam krisis yang lebih

besar.

Dalam gambar grafik 4.3 dapat dilihat bahwa perkembangan utang luar

negeri Indonesia dari tahun 1985-2009 mengalami peningkatan secara terus

menerus. Peningkatan ini terus berlangsung hingga menjadi lonjakan tajam

dari jumlah utang luar negeri sebesar Rp 140.660.588.000 menjadi Rp

269.049.000.000 pada tahun 1996-1997, hal ini disebabkan karena terjadinya

krisis ekonomi di Indonesia. Pada tiga tahun berikutnya yaitu dari tahun 2000

hingga tahun 2002 utang luar negeri mengalami penurunan yaitu pada tahun

0.0500,000,000.0

1,000,000,000.01,500,000,000.02,000,000,000.0

19

85

19

88

19

91

19

94

19

97

20

00

20

03

20

06

20

09

Dal

am M

iliar

Rp

Utang Luar Negeri

Utang Luar Negeri

Page 108: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

89

2002 sebesar Rp 700.967.520.000, lalu kemudian kembali mengalami

peningkatan pada tahun 2003 hingga tahun 2009.

Utang luar negeri yang sedemikian banyak pada tahun anggaran

tersebut digunakan untuk menutupi defisit anggaran yang besar, akibat

terjadinya krisis ekonomi di Indonesia yang menyebabkan pengeluaran total

pemerintah meningkat. Setelah terjadinya krisis ekonomi di Indonesia,

menyebabkan pemerintah kembali harus menjadi penggerak utama untuk

menyelamatkan perekonomian nasional yang terancam kebangkrutan,

menggantikan peranan sektor swasta yang merosot setelah beberapa tahun

sebelum krisis sempat mendominasi perekonomian Indonesia. Sehingga

pemerintah membutuhkan tambahan dana yang besar untuk membiayai

peningkatan pengeluarannya.

B. Analisis dan pembahasan

1. Hasil Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas adalah suatu uji yang dilakukan untuk melihat apakah

data yang dihasilkan terjadi ketidakstasioneran atau tidak. Tujuan uji

stasioner ini adalah agar meannya stabil dan random errornya = 0,

sehingga model regresinya yang diperoleh adalah regresi semu. Tingkatan-

tingkatan dalam pengujian stasioner ini mulai dari tingkat level, first

different, dan second different. Tahap-tahap untuk melakukan uji stasioner

apakah data yang ada merupakan data yang sudah stasioner atau belum

adalah sebagai berikut:

Page 109: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

90

a. Level

Tingkat level ini merupakan uji stasioner tingkat paling

pertama yang dilakukan untuk menguji variabel-variabel yang ada,

apakah sudah stasioner atau belum. Berikut ini adalah table hasil

uji Augmented Dickey-Fuller test tahap level.

Tabel 4.2

Hasil Uji Augmented Dickey-Fuller Test Tahap Level

Variabel Prob Test

Statistik

Nilai Kritis

5%

Ket

PDB 0,9843 0,531778 -2,991878 Tidak Stasioner

PMDN 0,2222 -2,167624 -2,991878 Tidak Stasioner

PMA 0,2918 -1,981907 -3,012363 Tidak Stasioner

ULN 0,9975 1,250601 -2,991878 Tidak Stasioner

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai probabilitas pada variabel

PDB, PMDN, PMA, dan ULN lebih besar dari derajat kesalahan (α) = 5

persen atau 0,05 (Prob > 0,05) dan nilai absolute test statistik lebih kecil

dari nilai kritis 5% (ADF test statistik < nilai kritis 5%). Pada variabel

PDB dan ULN nilai absolute test statistik lebih besar dari nilai kritis 5%

(ADF test statistik > nilai kritis 5%). Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa data tersebut belum stasioner, maka perlu dilakukan uji

stasioneritas pada tahap selanjutnya, yaitu first different.

b. First Different

Tingkat first different merupakan tingkat kedua yang

dilakukan karena pada tahap pertama masih ada variabel yang tidak

Page 110: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

91

stasioner. Berikut ini hasil uji Augmented Dickey-Fuller test tahap

first different:

Tabel 4.3

Hasil Uji Augmented Dickey-Fuller Tahap First Different

Variabel Prob Test

Statistik

Nilai Kritis

5%

Ket

PDB 0,0037 -4,194851 -2,998064 Stasioner

PMDN 0,0010 -4,748684 -2,998064 Stasioner

PMA 0,0000 -6,965665 -3,004861 Stasioner

ULN 0,0007 -4,940980 -2,998064 Stasioner

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai probabilitas pada variabel

PDB, PMDN, PMA, dan ULN lebih kecil dari derajat kesalahan (α) = 5

persen atau 0,05 (Prob < 0,05) dan nilai absolute test statistik pada masing-

masing variabel lebih besar dari nilai kritis 5% (ADF test statistik > nilai

kritis 5%) . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data tersebut

sudah stasioner, maka tidak perlu dilakukan uji stasioneritas pada tahap

selanjutnya, yaitu second different.

Page 111: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

92

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Gambar 4.5

Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data sekunder yang diolah

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model penelitian, variabel dependen dan variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik

adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Hal ini dapat dilihat

dari nilai probability yang nilainya lebih besar dari 5 persen.

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa uji statistik JB, nilai statistiknya

sebesar 0,781098 yang lebih kecil dari nilai X2 tabel 0,05 df=(n-k) 25-

4=21 sebesar 32,67057. Selain itu nilai probabilitas lebih besar dari α=5

persen yaitu: 0,676685 atau 67,6 persen. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat permasalahan normalitas.

0

1

2

3

4

5

6

-200000 0 200000

Series: Residuals

Sample 1985 2009

Observations 25

Mean -2.44e-11

Median -23444.47

Maximum 255062.2

Minimum -234827.1

Std. Dev. 114836.5

Skewness 0.418273

Kurtosis 2.776296

Jarque-Bera 0.781098

Probability 0.676685

Page 112: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

93

b. Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah penelitian terdapat hubungan antara residual antar waktu

pada model penelitian yang digunakan, sehingga estimasi menjadi bias.

Identifikasi ada tidaknya permaslahan autokorelasi dilakukan

menggunakan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Untuk

mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistik 1.522288 Probability 0.243665

Obs*R-

squared 3.452750 Probability 0.177928

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Obs*R-squared

adalah 0,177928. Nilai ini lebih besar dari derajat kesalahan (α)=5 persen

atau 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

permasalahan autokorelasi.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak

memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heterokedastisitas

dapat dilakukan dengan melakukan White Test, Untuk mengetahui ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.5.

Page 113: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

94

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistik 2.945861 Probability 0.031266

Obs*R-

squared 15.96663 Probability 0.067582

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel 4.5 menujukkan bahwa, nilai Obs*R-squared adalah

15,96663 nilai ini lebih kecil dari χ2

tabel yaitu 32,67057. Selain itu nilai

probabilitas Obs*R-squared adalah 0,067582. Nilai ini lebih besar dari

derajat kesalahan (α) = 5 persen (0,05), maka dapat dikatakan bahwa

dalam model penelitian ini tidak terdapat permasalahan

heteroskedastisitas.

d. Hasil Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model terdapat hubungan linier antara variabel independen dalam

suatu model regresi. Suatu model regresi dikatakan terkena

multikolinieritas bila terjadi hubungan linier yang sempurna atau pasti

diantara beberapa atau seluruh variabel bebas dari suatu model regresi.

Akibat yang ditimbulkan ialah terdapat kesulitan untuk melihat pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 114: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

95

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Regresi Auxiliary

Variabel Koefisien R2

PDB=f(PMDN, PMA ULN) 0,927465

PMDN=f(PMA, ULN) 0,418509

PMA=f(PMDN, ULN) 0,488337

ULN=f(PMA, PMDN) 0,168961

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari table 4.6 uji multikolinieritas dengan regresi auxiliary dapat

menunjukkan koefisien determinasi regresi auxiliary masing-masing

variabel. Hasil uji dengan menggunakan regresi auxiliary menunjukkan

bahwa R2

PMDN = 0,418509, R2

PMA = 0,488337, dan R2

ULN = 0,168961.

Semua nilai koefisien determinasi tersebut harus lebih kecil dari koefisien

determinasi untuk regresi aslinya (R2

= 0,927465).dari hasil tersebut dapat

diketahui bahwa R-squared yang dihasilkan dari regresi auxiliary lebih

kecil dari regresi model utama. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

pada model ini tidak tedapat permasalahan multikolinieritas.

3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Hasil pengolahan data menggunakan regresi linier berganda dengan

model persamaan PDB = α + β1PMDN + β2PMA + β3ULN + ε adalah sebagai

berikut:

PDB = 477538,7 + 9,46 PMDN + 0,000000218 PMA + 9,35 ULN

Page 115: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

96

Tabel 4.7

Hasil Olahan Regresi Berganda

Dependent Variable: PDB

Method: Least Squares

Date: 05/06/11 Time: 18:29

Sample: 1985 2009

Included observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob.

PMDN 9.462474 3.338382 2.834449 0.0099

PMA 2.18E-07 7.53E-07 0.289174 0.7753

ULN 9.357007 0.688799 13.58453 0.0000

C 477538.7 59639.37 8.007106 0.0000

R-squared 0.927465 Mean dependent var 1339553.

Adjusted R-squared 0.917102 S.D. dependent var 426387.7

S.E. of regression 122765.4 Akaike info criterion 26.41958

Sum squared resid 3.16E+11 Schwarz criterion 26.61460

Log likelihood -326.2448 F-statistik 89.50451

Durbin-Watson stat 1.268957 Prob(F-statistik) 0.000000

Sumber: Data sekunder yang diolah

4. Hasil Uji Statistik

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji statistik dapat dilakukan dengan uji satu sisi (one tail test),

dengan α = 5%. Jika t-tabel < t-hitung berarti H0 ditolak atau variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika

t-tabel > t-hitung berarti H0 diterima, maka variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 116: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

97

Tabel 4.8

Hasil Uji t-Statistik

Variabel Probabilitas t-hitung t-tabel Keterangan

PMDN 0,0099 2,834449 1,720 Signifikan

PMA 0,7753 0,289174 1,720 Tidak Signifikan

ULN 0,0000 13,58453 1,720 Signifikan

Sumber: Data diolah dengan Eviews 5.0

1) Uji t-statistik terhadap variabel investasi (PMDN)

Hipotesis pengaruh variabel investasi (PMDN) terhadap

pertumbuhan ekonomi adalah:

H1 : β1 ≠ 0, maka variabel independen penanaman modal dalam negeri

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X1 = 2,834449

sedangkan t-tabel = 1,720 [df = n-k (25-4), α = 0,005], sehingga dapat

disimpulkan t-hitung > t-tabel, dan hasil yang diperoleh ialah (2,834449

> 1,720).

Perbadingan tersebut menunjukkan jika t-hitug > t tabel ,

sehingga H0 ditolak maka dapat disimpulkan variabel X1 berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Nilai Prob. t-statistik penanaman modal dalam negeri adalah

0,0099. Nilai ini lebih kecil dari α=5 persen atau 0,05 yang berarti

menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

penanaman modal dalam negeri secara individual berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 117: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

98

Nilai koefisien variabel penanaman modal dalam negeri adalah

9,462474 sehingga dapat diartikan jika penanaman modal dalam negeri

mengalami kenaikan sebesar satu miliar maka pertumbuhan ekonomi

akan naik sebesar 9,462474 miliar.

Penanaman modal dalam negeri dapat memberikan dampak yang

positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini dikarenakan

PMDN menghimpun akumulasi modal yaitu dengan membangun

sejumlah gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif di

indonesia, maka output potensial akan bertambah dan pertumbuhan

ekonomi jangka panjang juga akan meningkat.

2) Uji t-statistik terhadap variabel Investasi (PMA)

Hipotesis pengaruh variabel Invetasi (PMA) terhadap variabel

pertumbuhan ekonomi adalah :

H1 : β2 ≠ 0, maka variabel Independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X2 = 0,289174

sedangkan t-tabel = 1,720 [df = n-k (25-4=21), α = 0,05], hasil

seharusnya adalah t-hitung > t-tabel, tetapi hasil yang diperoleh adalah

0,289174 < 1,720.

Perbadingan tersebut menunjukkan jika t-hitug < t tabel , maka

H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan variabel X2 positif akan tetapi

tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 118: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

99

Nilai Prob. t-statistik PMA adalah 0,7753. Nilai ini lebih besar

dari α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak H1 dan menerima H0.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel PMA secara individual

berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap variabel

pertumbuhan ekonomi.

Nilai koefisien variabel PMA adalah 0,000000218 sehingga

dapat diartikan jika PMA mengalami kenaikan sebesar satu miliar maka

pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 0,000000218 miliar.

Rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya manusia

sehingga rencana alih teknolgi belum terlaksana dengan baik, serta

terjadinya persaingan yang semakin ketat dalam menarik investasi asing

oleh Negara maju maupun Negara berkembang.

Penanaman modal asing berpengaruh tidak signifikan juga

disebabkan oleh beberapa faktor (Bambang Kustituanto dan Istikomah,

1999: 9):

1) Risk country yaitu pasar domestik yang kecil sehinga menyebabkan

rate if return dari modal rendah dan kurang tersedianya fasilitas

pendukung seperti transportasi, tenaga kerja terampil, dan teknologi.

2) Pengembangan penanaman modal asing di Indonesia masih terhambat

oleh rumitnya proses pengurusan izin-izin akibat birokrasi yang

berbelit-belit serta kurangnya keterpaduan koordinasi antar departemen

yang terkait.

Page 119: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

100

3) Masih minimnya informasi tentang sumber-sumber dana dari sektor

perbankan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan

proyek.

3) Uji t-statistik terhadap variabel Utang Luar Negeri / ULN

Hipotesis pengaruh variabel ULN variabel terhadap pertumbuhan

ekonomi adalah :

H1 : β3 ≠ 0, maka variabel Independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X3 = 13,58453

sedangkan t-tabel = 1,720 [df = n-k (25-4=22), α = 0,05], sehingga dapat

disimpulkan t-hitung > t-tabel, dan hasil yang diperoleh ialah (13,58453

> 1,720).

Perbadingan tersebut menunjukkan jika t-hitug > t tabel ,

sehingga H0 menolak maka dapat disimpulkan variabel X3 berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi..

Nilai Prob. t-statistik ULN adalah 0,0000. Nilai ini lebih kecil

dari α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak H0 dan menerima H1.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel ULN secara individual

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Nilai koefisien variabel ULN adalah 9,357007 sehingga dapat

diartikan jika ULN mengalami kenaikan sebesar satu miliar maka

pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 9,357007 miliar.

Page 120: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

101

Utang luar negeri dapat memberikan kontribusi positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di suatu negara berkembang termasuk Indonesia.

Hal ini disebabkan pemerintah masih sangat bergantung kepada

pinjaman tersebut yang digunakan untuk investasi di bidang infrastruktur

dan pengembangan sarana publik serta membantu pembiayaan

pembangunan ekonomi di Indonesia, dalam meningkatkan kemakmuran

dan kesejahteraan rakyatnya. Tetapi, penggunaan utang luar negeri yang

tidak dilakukan dengan bijaksana dan tanpa prinsip kehati-hatian, dalam

jangka panjang utang luar negeri justru akan menjerumuskan negara

debitur ke dalam krisis utang luar negeri yang berkepanjangan, yang

sangat membebani masyarakat karena adanya akumulai utang luar negeri

yang sangat besar.

b. Uji F-Statistik

Uji statistik F digunakan untuk menguji signifikansi seluruh

variabel independen secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel

dependen, atau melihat pengaruh variabel independen secara bersama-

sama. Dengan cara membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel. F

tabel = (α : k-1, n-k), α = 0,05 (4-1= 3; 25-4 = 21).

Hasil Perhitungan yang didapat adalah F hitung = 89,50451,

sedangkan F tabel = 3,072467 (α = 0,05 ; 3 ; 21), Dari hasil perbandingan

antara F hitung dan F tabel, menunjukkan nilai F hitung > F tabel maka

Ho di tolak dan Ha diterima. Dengan kata lain variabel PMDN, PMA, dan

Page 121: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

102

ULN secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan

ekonomi pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Selain itu, nilai Prob. F-statistik adalah 0,000000. Nilai ini lebih

kecil dari tingkat kesalahan (α=5 persen atau 0,05) yang berarti menolak

H0 dan menerima H1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen

(PMDN, PMA dan ULN) bersama–sama berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen (pertumbuhan ekonomi).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi atau

prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan

oleh model regresi R2 dalam regresi sebesar 0,927465. Hal ini

menunjukkan bahwa model regresi tersebut dapat menjelaskan sebesar

92,7465 persen terhadap permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.

Sedangkan sisanya sebesar 7,2535 persen dipengaruhi oleh variabael

diluar model ini.

Page 122: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh penanaman modal dalam

negeri, penanaman modal asing, dan utang luar negeri terhadap pertumbuhan

ekonomi selama periode 1985-2009. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penanaman modal dalam negeri

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti jika penanaman

modal dalam negeri naik 1%, maka akan menyebabkan kenaikan

pertumbuhan ekonomi sebesar 9,462474 persen. Jadi adanya kenaikan

penanaman modal dalam negeri akan menyebabkan pertumbuhan

ekonomi meningkat. Investasi domestik atau penanaman modal dalam

negeri merupakan suatu hal yang penting bagi suatu negara khususnya

Indonesia dalam melakukan pembangunan ekonominya guna

mengurangi konsumsi masyarakat terhadap produk-produk asing yang

dapat mengurangi tingkat tabungan yang tercipta pada masa yang akan

datang.

2. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa probabilitas tingkat

signifikansi pada variabel Penanaman Modal Asing (PMA) adalah

sebesar 0,7753 dengan tingkat kepercayaan 95 persen, hal ini berarti

Penanaman Modal Asing (PMA) mempunyai pengaruh yang tidak

Page 123: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

104

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. (1). Risk country yaitu

pasar domestik yang kecil sehinga menyebabkan rate if return dari

modal rendah dan kurang tersedianya fasilitas pendukung seperti

transportasi, tenaga kerja terampil, dan teknologi. (2). Pengembangan

penanaman modal asing di Indonesia masih terhambat oleh rumitnya

proses pengurusan izin-izin akibat birokrasi yang berbelit-belit serta

kurangnya keterpaduan koordinasi antar departemen yang terkait. (3).

Masih minimnya informasi tentang sumber-sumber dana dari sektor

perbankan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan

proyek. (4). Rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya

manusia sehingga rencana alih teknolgi belum terlaksana dengan baik,

serta terjadinya persaingan yang semakin ketat dalam menarik

investasi asing oleh negara maju maupun negara berkembang.

3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Utang Luar Negeri berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien

regresi variabel utang luar negeri yaitu sebesar 9,357007 dan

signifikan pada tingkat signifikansi 5 persen yang ditunjukkan dengan

probabilitas tingkat signifikan sebesar 0,0000. Hal ini berarti jika utang

luar negeri naik 1%, maka akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan

ekonomi sebesar 9,357007 persen. Hal ini dapat dikarenakan

pemerintah Indonesia masih sangat membutuhkan utang luar negeri

dari beberapa negara guna menambah dana dalam pembangunan

ekonomi dan mendorong laju pertumbuhan ekonominya. Tetapi,

Page 124: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

105

penggunaan utang luar negeri yang tidak dilakukan dengan bijaksana

dan tanpa prinsip kehati-hatian, dalam jangka panjang utang luar

negeri justru akan menjerumuskan negara debitur ke dalam krisis utang

luar negeri yang berkepanjangan, yang sangat membebani masyarakat

karena adanya akumulai utang luar negeri yang sangat besar.

4. Variabel Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing,

dan Utang luar negeri secara bersama-sama mampu menjelaskan

pengaruh pada pertumbuhan ekonomi dengan probabilitas F-

statistiknnya 0,000000 atau lebih kecil dari α = 5 persen. Nilai

koefisien konstanta 477538,7, berarti bila semua variabel naik satu

persen secara rata-rata maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami

kenaikan sebesar 477538,7 persen. Besarnya R-squared pada hasil

regresi pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 0,927465. Hal ini berarti

92,7465 persen perubahan pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh

variabel independen yang digunakan dalam model ini yaitu Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), dan

Utang luar negeri. Sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak termasuk dalam model yang digunakan.

B. Implikasi

Implikasi kebijakan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian

tentang pengaruh penanaman modal dalam negeri, penanaman modal asing,

dan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi adalah pemerintah harus

Page 125: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

106

meningkatkan penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing,

sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menjaga

kestabilan utang luar negeri dengan kebijakan-kebijakan yang dimilikinya

agar tidak semakin meningkat.

C. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diajukan beberapa

saran yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengambilan kebijakan,

saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Upaya penarikan investasi baik penanaman modal dalam negeri maupun

penanaman modal asing di Indonesia perlu ditingkatkan. Oleh karena itu

perlu diupayakan iklim investasi yang kondusif seperti penyederhanaan

proses pengurusan izin-izin dan adanya keterpaduan koordinasi antar

departemen melalui pemotongan jalur birokrasi. Perlu juga menciptakan

stabilitas ekonomi makro yang mantap melalui program-program

reformasi, deregulasi, dan debirokratisasi di seluruh aspek pembangnan

ekonomi. Dengan upaya tersebut diharapkan dapat lebih menarik investor

untuk menanamkan modalnya.

Dan peningkatan sumber daya manusia yang handal dibidangnya, agar

dapat mengimbangi kemajuan teknologi, perkembangan globalisasi, sistem

persaingan usaha yang sehat dan lain sebagainya. Sehingga dapat

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya.

2. Pemerintah harus lebih mempertegas Undang-Undang yang berlaku,

khususnya peraturan mengenai arus investasi asing maupun utang luar

Page 126: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

107

negeri member kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, akan lebih baik

jika Indonesia dapat meningkatkan investasi berdasarkan potensi yang ada

di Indonesia sendiri.

3. Pengelolaan utang luar negeri harus dapat dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya, yaitu melalui penerapan Undang-Undang Surat Utang Negara

(SUN). guna memberikan alternatif penting bagi pembiayaan

pembangunan di masa depan.

4. Dalam penelitian selanjutnya, perlu adanya penambahan variabel

makroekonomi lain yang kemungkinan mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi agar model estimasi dapat lebih dipercaya dan mampu

menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Page 127: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

108

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2010. “Ekonomi Pembangunan.” Edisi Kelima.UPP STIM

YKPN Yogyakarta

Badan Pusat Statistik. “Indikator Ekonomi”, Beberapa edisi. BPS Jakarta.

Badan Pusat Statistik. “Statistik Indonesia”, Beberapa edisi. BPS Jakarta.

Bambang Kustituanto dan Istiqomah. 1999 “Peranan Penanaman Modal Asing

Trehadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”. Universitas Gadjah

Mada. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No. 2, Hal. 1-13

Boediono. 1998, “Teori Pertumbuhan Ekonomi”. BPFE, Yogyakarta

Danu Winoto. 2009. “Analisis Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman

Modal Dalam Negeri, Ekspor Total dan Kredit Perbankan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (Tahun 1970-2008)”. Fakultas Ekonomi Jurusan

Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

Fitri Amalia. 2010. “Analisis Hubungan Kausalitas Antara Investasi (Pemerintah,

Swasta Asing dan Swasta Domestik) Dengan Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia Periode 1970-2005”. Jurnal Statistik. Vol. 1, No. 1, Agustus.

Hal. 17-34

Hamid, Abdul. 2010. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. UIN: Jakarta

Hera Susanti, et. all. 2000. “Indikator-indikator Makroekonomi”. Erlangga:

Jakarta

Hui-Lin Lin And Wen-Bin Chuang. 2007. FDI And Domestik Investment In

Taiwan : An Endogenous Switching Model. Journal The Developing

Economies, XLV-4. Hal. 465-90

Humas Direktorat Djendral Padjak. Undang-Undang Tentang Penanaman Modal

Dalam Negeri dan Asing (Sebagaimana Telah diubah dan Ditambah

Dengan Undang-Undang No.11 dan No.12 Tahun 1970).

Insukindro. 2003. “Modul Pelatihan Ekonometrika”. Yogyakarta: UGM.

Jhingan, M.L. 2004. “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”. Edisi 1 cetakan

Ke-10. PT. Grafindo Persada: Jakarta

Kamaludin, Rustian. 2007. “Beberapa Aspek Pembangunan Perekonomian

Daerah dan Hubungan Keuangan Luar Negeri”, Edisi kedua.

Universitas Trisakti: Jakarta

Page 128: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

109

Kuncoro, Mudrajad. 2003. “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”. Erlangga:

Jakarta

Lukman. 2007. Modul I Praktikum Statistik Lab. Alat Analisis Kuantitatif.

Semester Ganjil Tahun Akademik 2007/2008. Jakarta : UIN.

Lumadya Adi. 2003. “Pengaruh Pertumbuhan Utang Luar Negeri Pemerintah

dan Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 1975-1998

(Pendekatan Error Correction Model)”. Jurnal Riset Ekonomi dan

Manajemen, Vol. 3, No. 3. Hal. 309-322

Musleh Jawas. 2008. “Pengaruh Penanaman Modal Asing Dan Ekspor Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Negara-negarra Muslim: 2004-2005”

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta

Nachrowi, Djalal, Nachrowi dan Usman, Harding. 2006. “Pendekatan Populasi

dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”.

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta

Nurlia Listiani. “Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

di Indonesia”. Dari:

http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/.../8508/8508.p

df.

Nuzhat Falki. 2009. “Impact of Foreign Direct Investment on Economic Growth

in Pakistan”. International Review of Bussiness Research Papers. Vol.

5, No. 5. Hal. 110-120

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2004. “ Teori Ekonomi Makro Suatu

Pengantar”, Edisi kedua. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:

Jakarta

Samuelson, Paul A dan William D. Nordhaus (Terj), 1993. “Makro Ekonomi”,

Erlangga: Jakarta

Sanuri-DLN/Eksim. 2005. “Pinjaman Luar Negeri Pemerintah (Loan Agreement

hingga Restrukturisasi)”. Direktorat Luar Negeri Bagian Ekspor Dan

Impor. Bank Indonesia. Dari:

http://ptlnkompak.150cm.com/artikel/pinjamanluarnegeri.pdf.

Sarwedi, 2002. “Investasi Asing Langsung di Indonesia dan Faktor yang

Mempengaruhinya”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4, No. 1.

Hal. 17-35

Setyo Tri Wahyudi. 2009 “The Impact Of Foreign Direct Investment On

Ekonomic Growth In Indonesia 1980-2004 : A Causality Approach”.

Journal of Indonesian Economy And Bussines. Vol. 24, No 3. Hal. 311-

327

Page 129: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

110

Setyowati, Eni dan Siti Fatimah. 2007. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri di Jawa Tengah 1980-2002”.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 8, No. 1, Juni. Hal. 62-84

Sukirno, Sadono. 2003 ”Pengantar Teori Eonomi Makro”. Grafindo Persada:

Jakarta

Sukirno, Sadono.2006 “Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijakan”, Cetakan kedua. Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Todaro, Michael P. Dan Stephen C. Smith. 1993. “Pembangunan Ekonomi di

Dunia Ketiga”. Edisi Kedelapan. Erlangga: Jakarta

Winarno, Wing Wahyu. 2007. “Analisis Ekonometrik dan Statistika dengan

Eviews”. UPP STIM YKPM: Yogyakarta

Yonathan S. Hadi. 2003 Analisi Vector Auto Regression (VAR) Terhadap Korelasi

Antara Pendapatan Nasional dan Investasi Pemerintah di Indonesia

1983/1984-1999/2000. Jurnal Keuangan dan Moneter, Vol. 6, No.2. Hal.

107-121

Page 130: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009
Page 131: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

111

Lampiran 1: Data Observasi Penelitian

Obs ER PDB PMDN PMA ULN

1985 1,114.0 660,358.9 3,749,700,000.0 956,926.0 32,123,304

1986 1,282.0 686,722.6 4,416,700,000.0 1,059,060.2 43,871,322

1987 1,643.8 779,031.9 1,026,500,000.0 2,394,852.2 64,535,588

1988 1,685.7 823,689.8 14,915,900,000.0 7,475,236.7 69,840,237

1989 1,795.0 886,221.6 19,593,900,000.0 8,470,246.0 73,713,470

1990 1,901.0 948,756.9 56,510,500,000.0 16,635,841.1 86,461,282

1991 1,992.0 1,011,537.7 41,077,900,000.0 17,485,776,0 89,640,000

1992 2,062.0 1,081,248.5 29,450,400,000.0 21,286,438.4 109,871,608

1993 2,110.0 1,151,490.1 39,450,400,000.0 17,179,198.0 121,371,420

1994 2,200.0 1,237,618.0 53,289,100,000.0 52,193,460.0 140,113,600

1995 2,308.0 1,238,312.2 69,853,000,000.0 92,123,127.6 148,660,588

1996 2,383.0 1,444,873.3 100,715,200,000.0 71,326,526.2 140,660,588

1997 4,650.0 1,512,780.6 119,755,500,000.0 154,038,225.0 269,049,000

1998 8,025.0 1,314,202.1 60,748,500,000.0 108,790,912.5 573,538,725

1999 7,100.0 1,324,599.1 55,600,300,000.0 77,328,940.0 573,140,400

2000 9,595.0 1,389,770.3 88,294,400,000.0 146,638,466.0 782,462,655

2001 10,400.0 1,442,984.6 58,636,000,000.0 156,456,560.0 742,320,800

2002 8,940.0 1,504,380.6 25,262,400,000.0 87,284,796.0 700,967,520

2003 8,465.0 1,572,159.3 48,484,800,000.0 111,798,948.0 733,551,505

2004 9,290.0 1,656,516.8 36,747,600,000.0 95,476,117.0 812,800,680

2005 9,830.0 1,750,815.2 50,577,400,000.0 133,484,519.0 1,322,174,320

2006 9,020.0 1,847,126.7 162,767,200,000.0 141,245,082.0 1,196,349,660

2007 9,419.0 1,964,327.3 188,516,400,000.0 225,926,959.7 1,329,774,420

2008 10,950.0 2,082,315.9 20,359,900,000.0 162,841,830.0 1,698,126,000

2009 9,400.0 2,176,975.5 37,799,900,000.0 101,662,880.0 1,624,987,400

Ket:

ER: Nilai Tukar (Rp/Dollar AS)

PDB: Produk Domestik Bruto (Miliar Rp)

PMDN: Penanaman Modal Dalam Negeri (Miliar Rp)

PMA: Penanaman Modal Asing (Miliar Rp)

ULN: Utang Luar Negeri (Miliar Rp)

Page 132: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

112

Lampiran 2: Hasil Uji Regresi Berganda

Dependent Variable: PDB

Method: Least Squares

Date: 05/06/11 Time: 18:29

Sample: 1985 2009

Included observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PMDN 9.462474 3.338382 2.834449 0.0099

PMA 2.18E-07 7.53E-07 0.289174 0.7753

ULN 9.357007 0.688799 13.58453 0.0000

C 477538.7 59639.37 8.007106 0.0000

R-squared 0.927465 Mean dependent var 1339553.

Adjusted R-squared 0.917102 S.D. dependent var 426387.7

S.E. of regression 122765.4 Akaike info criterion 26.41958

Sum squared resid 3.16E+11 Schwarz criterion 26.61460

Log likelihood -326.2448 F-statistic 89.50451

Durbin-Watson stat 1.268957 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 133: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

113

Lampiran 3: Hasil Uji Stasioneritas Tahap Level

1. PDB

Null Hypothesis: PDB has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.531778 0.9843

Test critical values: 1% level -3.737853

5% level -2.991878

10% level -2.635542 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

2. PMDN

Null Hypothesis: PMDN has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.167624 0.2222

Test critical values: 1% level -3.737853

5% level -2.991878

10% level -2.635542

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 134: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

114

3. PMA

Null Hypothesis: PMA has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.981907 0.2918

Test critical values: 1% level -3.788030

5% level -3.012363

10% level -2.646119

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

4. Utang Luar Negeri (ULN)

Null Hypothesis: ULN has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic 1.250601 0.9975

Test critical values: 1% level -3.737853

5% level -2.991878

10% level -2.635542

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 135: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

115

Lampiran 4: Hasil Uji Stasioneritas Tahap First Different

1. PDB

Null Hypothesis: D(PDB) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.194851 0.0037

Test critical values: 1% level -3.752946

5% level -2.998064

10% level -2.638752 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

2. PMDN

Null Hypothesis: D(PMDN) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.748684 0.0010

Test critical values: 1% level -3.752946

5% level -2.998064

10% level -2.638752

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 136: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

116

3. PMA

Null Hypothesis: D(PMA) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.965665 0.0000

Test critical values: 1% level -3.769597

5% level -3.004861

10% level -2.642242 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

4. Utang Luar Negeri (ULN)

Null Hypothesis: D(ULN) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.940980 0.0007

Test critical values: 1% level -3.752946

5% level -2.998064

10% level -2.638752

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 137: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

117

Lampiran 5: Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

-200000 0 200000

Series: Residuals

Sample 1985 2009

Observations 25

Mean -2.44e-11

Median -23444.47

Maximum 255062.2

Minimum -234827.1

Std. Dev. 114836.5

Skewness 0.418273

Kurtosis 2.776296

Jarque-Bera 0.781098

Probability 0.676685

Page 138: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

118

Lampiran 6: Hasil Uji Heteroskedastisitas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 2.945861 Probability 0.031266

Obs*R-squared 15.96663 Probability 0.067582

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 05/06/11 Time: 18:35

Sample: 1985 2009

Included observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -5.57E+10 2.16E+10 -2.581327 0.0209

PMDN -1769187. 3220188. -0.549405 0.5908

PMDN^2 90.98471 49.85124 1.825124 0.0880

PMDN*PMA 1.34E-05 1.88E-05 0.716718 0.4846

PMDN*ULN -31.62629 29.07612 -1.087707 0.2939

PMA -0.779276 0.552523 -1.410394 0.1788

PMA^2 1.08E-12 4.13E-12 0.262122 0.7968

PMA*ULN 2.07E-06 5.11E-06 0.404323 0.6917

ULN 2478079. 705501.0 3.512510 0.0031

ULN^2 -9.969097 2.801621 -3.558332 0.0029

R-squared 0.638665 Mean dependent var 1.27E+10

Adjusted R-squared 0.421864 S.D. dependent var 1.72E+10

S.E. of regression 1.31E+10 Akaike info criterion 49.71787

Sum squared resid 2.57E+21 Schwarz criterion 50.20542

Log likelihood -611.4734 F-statistic 2.945861

Durbin-Watson stat 1.817608 Prob(F-statistic) 0.031266

Page 139: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

119

Lampiran 7: Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.522288 Probability 0.243665

Obs*R-squared 3.452750 Probability 0.177928

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 05/06/11 Time: 18:36

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PMDN -0.591777 3.329238 -0.177752 0.8608

PMA 2.88E-07 7.57E-07 0.380192 0.7080

ULN -0.246232 0.698894 -0.352317 0.7285

C 10674.18 58832.14 0.181435 0.8579

RESID(-1) 0.406922 0.235330 1.729159 0.1000

RESID(-2) -0.087569 0.236112 -0.370880 0.7148

R-squared 0.138110 Mean dependent var -2.44E-11

Adjusted R-squared -0.088703 S.D. dependent var 114836.5

S.E. of regression 119821.5 Akaike info criterion 26.43096

Sum squared resid 2.73E+11 Schwarz criterion 26.72349

Log likelihood -324.3870 F-statistic 0.608915

Durbin-Watson stat 1.978847 Prob(F-statistic) 0.694165

Page 140: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

120

Lampiran 8: Hasil Multikolinieritas

1. PMDN

Dependent Variable: PMDN

Method: Least Squares

Date: 05/06/11 Time: 18:44

Sample: 1985 2009

Included observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PMA 1.40E-07 3.77E-08 3.716448 0.0012

ULN -0.009736 0.043940 -0.221572 0.8267

C 6649.415 3535.114 1.880962 0.0733

R-squared 0.418509 Mean dependent var 13676.80

Adjusted R-squared 0.365646 S.D. dependent var 9843.797

S.E. of regression 7840.225 Akaike info criterion 20.88409

Sum squared resid 1.35E+09 Schwarz criterion 21.03035

Log likelihood -258.0511 F-statistic 7.916879

Durbin-Watson stat 0.908737 Prob(F-statistic) 0.002570

2. PMA

Dependent Variable: PMA

Method: Least Squares

Date: 05/06/11 Time: 18:45

Sample: 1985 2009

Included observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PMDN 2752552. 740640.7 3.716448 0.0012

ULN 319474.9 182685.1 1.748774 0.0943

C -6.74E+09 1.68E+10 -0.400852 0.6924

R-squared 0.488337 Mean dependent var 5.55E+10

Adjusted R-squared 0.441822 S.D. dependent var 4.65E+10

S.E. of regression 3.47E+10 Akaike info criterion 51.49291

Sum squared resid 2.66E+22 Schwarz criterion 51.63918

Log likelihood -640.6614 F-statistic 10.49853

Durbin-Watson stat 1.602015 Prob(F-statistic) 0.000629

Page 141: PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19281/1/FEBRINA... · TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA . PERIODE 1985-2009

121

3. Utang Luar Negeri (ULN)

Dependent Variable: ULN

Method: Least Squares

Date: 05/06/11 Time: 18:45

Sample: 1985 2009

Included observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PMA 3.82E-07 2.18E-07 1.748774 0.0943

PMDN -0.228699 1.032163 -0.221572 0.8267

C 58926.51 13525.33 4.356754 0.0003

R-squared 0.168961 Mean dependent var 77002.00

Adjusted R-squared 0.093412 S.D. dependent var 39908.65

S.E. of regression 37998.99 Akaike info criterion 24.04067

Sum squared resid 3.18E+10 Schwarz criterion 24.18694

Log likelihood -297.5084 F-statistic 2.236438

Durbin-Watson stat 0.379837 Prob(F-statistic) 0.130568