pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

15
Journal of EST, Volume 1, Nomor 1,. Juni 2015 hal 46 –60 ISSN:2460-1497 Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PENYESUIAN DIRI SISWA Muhammad Syahrul Dosen Bimbingan dan Konseling. STIKIP Andi Matappa Pangkep. Email : [email protected] ABSTRACT The purpose of this study was to determine whether self-adjustment to the school environment in the seventh (VII) grade students can be enhanced through group counseling services. This research included in experimental research. The design of this study was one group pretest and post-test design. The population in this study were students of class VII. The sampling technique used purposive sampling. Samples included 10 students consisting of 4 students with low self-adjustment criteria and medium and 2 students with high self-adjustment criteria. Methods of data collection using psychological scale that is used before and after giving group counseling. Data were analyzed using the Wilcoxon test and descriptive percentages. The results showed an increase in self-adjustment to the school environment for all students is very large after the treatment. Overall average of students having a positive adjustment in the high criteria and a negative self-adjustment of overall students showed moderate criteria. Keyword : group counseling services, self-adjustment. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah pada siswa kelas VII dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen. Desain yang digunakan adalah one group pre-test and post-test design. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 10 siswa terdiri dari 4 siswa berkriteria penyesuaian diri rendah dan sedang dan 2 siswa berkriteria penyesuaian diri tinggi. Metode pengumpulan data menggunakan skala psikologi yang digunakan pada saat sebelum dan sesudah pemberian bimbingan kelompok. Teknik analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah pada semua siswa sangat besar setelah pemberian treatment. keseluruhan siswa mempunyai rata-rata penyesuaian diri positif dalam kriteria tinggi dan penyesuaian diri negatif dari keseluruhan siswa menunjukkan kriteria sedang. Kata kunci : layanan bimbingan kelompok, penyesuaian diri. PENDAHULUAN Manusia pada dasarnya makhluk sosial artinya manusia selalu mengadakan interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Individu selalu berusaha mencapai hubungan yang harmonis dengan lingkungannya. Manusia juga dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan 46

Upload: donhi

Post on 09-Dec-2016

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Journal of EST, Volume 1, Nomor 1,. Juni 2015 hal 46 –60 46

ISSN:2460-1497

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATANPENYESUIAN DIRI SISWA

Muhammad SyahrulDosen Bimbingan dan Konseling.STIKIP Andi Matappa Pangkep.

Email : [email protected]

ABSTRACTThe purpose of this study was to determine whether self-adjustment to the schoolenvironment in the seventh (VII) grade students can be enhanced through groupcounseling services. This research included in experimental research. The design of thisstudy was one group pretest and post-test design. The population in this study werestudents of class VII. The sampling technique used purposive sampling. Samples included10 students consisting of 4 students with low self-adjustment criteria and medium and 2students with high self-adjustment criteria. Methods of data collection usingpsychological scale that is used before and after giving group counseling. Data wereanalyzed using the Wilcoxon test and descriptive percentages. The results showed anincrease in self-adjustment to the school environment for all students is very large afterthe treatment. Overall average of students having a positive adjustment in the highcriteria and a negative self-adjustment of overall students showed moderate criteria.

Keyword : group counseling services, self-adjustment.

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah pada siswa kelas VII dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingankelompok. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen. Desain yangdigunakan adalah one group pre-test and post-test design. Populasi dalam penelitianadalah siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.Sampel penelitian berjumlah 10 siswa terdiri dari 4 siswa berkriteria penyesuaian dirirendah dan sedang dan 2 siswa berkriteria penyesuaian diri tinggi. Metode pengumpulandata menggunakan skala psikologi yang digunakan pada saat sebelum dan sesudahpemberian bimbingan kelompok. Teknik analisis data menggunakan uji Wilcoxon dandeskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan penyesuaian diriterhadap lingkungan sekolah pada semua siswa sangat besar setelah pemberiantreatment. keseluruhan siswa mempunyai rata-rata penyesuaian diri positif dalamkriteria tinggi dan penyesuaian diri negatif dari keseluruhan siswa menunjukkan kriteriasedang.

Kata kunci : layanan bimbingan kelompok, penyesuaian diri.

PENDAHULUAN

Manusia pada dasarnya makhluk sosialartinya manusia selalu mengadakan interaksidengan lingkungan untuk memenuhi berbagai

kebutuhannya. Individu selalu berusahamencapai hubungan yang harmonis denganlingkungannya. Manusia juga dituntut untukmampu mengatasi segala masalah yang timbulsebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan

46

Page 2: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Syahrul, Pengaruh Layanan Bimbingan… 47

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

sosial dan harus mampu menampilkan diri sesuaidengan norma atau aturan yang berlaku.

Konseli sebagai individu yang dinamis danberada dalam proses perkembangan memilikikebutuhan dan dinamika dalam interaksinyadengan lingkungan. Manusia sebagai pribadiyang unik memiliki perbedaan karakteristikantara individu yang satu dengan individu yanglain. Saat konseli memasuki masa remaja,terkadang konseli mengalami berbagai masalahyang ada karena terjadi perubahan fisik, psikisdan juga lingkungan sosial.

Remaja berasal dari kata latin adolensenceyang berarti tumbuh atau tumbuh menjadidewasa. Istilah adolensence mempunyai artiyang lebih luas lagi yang mencakup kematanganmental, emosional, sosial dan fisik Hurlock(1999: 206). Ada pun yang diungkapkan olehPiaget dalam Hurlock (1999: 2016) denganmengatakan:“Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakatdewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tuamelainkan berada dalam tingkatan yang sama,sekurang-kurangnya dalam masalah hak.”

Sunarto & Agung (2002: 222) menyatakanbahwa “Penyesuaian diri adalah prosesbagaimana individu mencapai keseimbangan diridalam memenuhi kebutuhan sesuai denganlingkungan”. Penyesuaian diri mempunyaiperanan yang sangat penting dalam menentukanbagaimana individu tersebut dalam memperolehkeharmonisan baik secara jasmani maupunrohani. Penyesuaian diri dalam prosesnyamuncul berbagai hambatan atau masalah yaituberupa konflik, tekanan, dan juga frustasi, dandalam keadaan tersebut individu berusaha untukmencoba berbagai perilaku agar dirinya tersebutdapat membebaskan diri dari masalah yang ada,agar individu tersebut dapat meningkatkankemampuan penyesuaian dirinya.Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenaldengan istilah adjusment atau personaladjusment. Penyesuaian dapat diartikan ataudideskripsikan, (Sunarto & Agung, 2002: 221)yaitu :

1) Penyesuaian berarti adaptasi, dapatmempertahankan eksistensinya, ataubisa “survive” dan memperolehkesejahteraan jasmaniah dan rohaniah,

dan dapat mengadakan relasasi yangmemuaskan dengan tuntutan sosial.

2) Penyesuaian dapat juga diartikansebagai konfornitas yang berartimenyesuaikan sesuatu dengan standaratau prinsip.

3) Penyesuaian dapat diartikan sebagaipenguasaan, yaitu memiliki kemampuanuntuk membuat rencana danmengorganisasi respon-responsedemikian rupa, sehingga bisamengatasi segala macam konflik,kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secaraefisien. Individu memiliki kemampuanmenghadapi realitas hidup dengan carayang memahami syarat.

4) Penyesuaian dapat diartikan penguasaandan kematangan emosional.Kematangan emosional maksudnyaialah secara positif memiliki responemosional yang tepat pada setiapsituasi.

Penyesuaian diri merupakan “perbaikanperilaku yang dibangun oleh seseorang”.Seseorang yang merasa kalau selama iniperilakunya menyebabkan dirinya sulit menyatudan diterima dalam kelompok, maka orangtersebut akan berusaha untuk memperbaikiperilakunya, sehingga dapat diterima olehkelompok (Hurlock, 1999: 278). Penyesuaiandiri adalah “Proses bagaimana individu mencapaikeseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhansesuai dengan lingkungan dan kearah hubunganyang harmonis antara tuntutan internal dantuntutan eksternal” (Sunarto & Agung, 2002:222-223).

Berdasarkan pendapat di atas dapatdikemukakan bahwa, penyesuaian diri adalahsuatu usaha yang dilakukan oleh seorangindividu dalam keadaan di lingkungan atausituasi yang baru dikenalnya yang bertujuanuntuk mencapai suatu hubungan yang harmonisantara lingkungan yang baru dengan lingkungantersebut. Penyesuaian diri di dalam penelitian inilebih difokuskan pada lingkungan sekolah, yangdimana individu yang baru dalam subjekpenelitian ini adalah siswa kelas VII yang barumasuk dalam lingkungan sekolah yang baru yaituSekolah Menengah Pertama (SMP).

Konseli yang berada pada lingkungan yangbaru, yaitu Sekolah Menengah Pertama harusmampu melakukan penyesuaian diri, yaitu

Page 3: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Journal of EST, Volume 1, Nomor 1,. Juni 2015 hal 46 –60 48

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

lingkungan sekolah. Lingkungan yang berada diSekolah Menengah Pertama sangatlah berbedawaktu di Sekolah Dasar, mulai dari teman yangbaru, guru yang baru, dan bahkan sampai aturan-aturan yang ada di Sekolah Menengah Pertama.Konseli harus mampu menyesuaikan diri denganteman yang baru karena teman yang baru yangada di Sekolah Menengah Pertama ini bukanteman pada waktu di Sekolah Dasar, meski punada itu hanya beberapa orang saja. Dan jugateman di Sekolah Menengah Pertama sangatlahbanyak, bukan hanya satu kelas saja sepertiwaktu di Sekolah Dasar. Guru juga tidak samawaktu di Sekolah Dasar, dimana hanya ada satuguru yang mengajar beberapa mata pelajaranpokok. Sedangkan, di Sekolah MenengahPertama setiap mata pelajaran ada hanya satuguru dan juga kadang merangkap sebagai walikelas. Peraturan-peraturan yang ada di SekolahMenengah Pertama lebih ketat dari pada waktudi Sekolah Dasar. Jadi, seorang individu harusdapat melakukan penyesuaian diri dalamlingkungan sosial yang baru, agar individutersebut dapat mencapai hasil belajar yang baikdan memuaskan. Tanpa lingkungan sekolah yangbaik, maka individu akan merasa kesulitan dalamproses belajar mengajar.

Berdasarkan informasi yang didapat darihasil wawancara dengan Muhammad Ilyas S.pdGuru BK MTs. Darussalam Anrong Appakapada tanggal 21 Oktober 2014 yang menyatakanbahwa siswa masih memiliki tingkat yang rendahdalam hal penyesuaian diri terhadap lingkungansekolah khususnya di kelas VII. Hasilwawancara menunjukkan bahwa siswamengalami beberapa masalah, antara lain yaitu :(1) Kesulitan mengikuti mata pelajaran yangdiberikan, (2) Kurang semangat mengikutipelajaran, (3) Kesulitan konsentrasi dalammengikuti kegiatan belajar mengajar, (4)Menyalin tugas teman, (5) Kurang percaya diridengan kemampuan yang dimiliki, (6) Seringmerasa cemas bila ada ulangan, dan (7) Seringkhawatir kalau mendapat giliran maju.

Disamping itu, Guru BK juga mengatakanbahwa terdapat sikap yang dialami siswa-siswakelas VII yang berkaitan penyesuaian diri disekolah, yaitu belum bisa mengontrol emosiyang dapat menyebabkan siswa melanggarperaturan yang ada di sekolah seperti halnyaberkelahi dengan teman, kurang mampumenyelesaikan masalah dengan teman sekolah,

dan sering menghindar dari temannya karenamerasa malu atau merasa nyaman sendiri.Berkaitan dengan permasalahan yang dihadapisiswa mengenai penyesuaian diri di sekolahmaka perlu dilakukan peningkatan penyesuaiandiri siswa dengan menggunakan kegiatanlayanan bimbingan kelompok.

Melihat fenomena yang terjadi pada siswaMTs. Darussalam Anrong Appaka dapatmenyebabkan proses kegiatan belajar mengajarterhambat dan prestasi belajar menurun. Gunameningkatkan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah dapat digunakan salah satulayanan yaitu layanan bimbingan kelompok.Dengan layanan bimbingan kelompok merekadapat berlatih perilaku baru, belajarmenyesuaikan diri dengan yang lain, memberidan menerima dan belajar memecahkan masalahberdasarkan masukan dari anggota yang lain.

Menurut Prayitno (1995: 61) “Bimbingankelompok diartikan sebagai upaya untukmembimbing kelompok-kelompok siswa agarkelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri”.Sedangkan Sukardi (2000: 48) menjelaskanbahwa:“Layanan bimbingan kelompok adalah layananyang memungkinkan sejumlah peserta didiksecara bersama-sama memperoleh bahan darinara sumber tertentu (terutama guru pembimbingatau konselor) yang berguna untuk menunjangkehidupan sehari-hari baik individu sebagaipelajar, anggota keluarga, dan masyarakat sertauntuk mempertimbangkan dalam pengambilankeputusan”.

Kegiatan bimbingan kelompok akanterlihat hidup jika di dalamnya terdapat dinamikakelompok. Dinamika kelompok merupakanmedia efektif bagi anggota kelompok dalammengembangkan aspek-aspek positif ketikamengadaka komunikasi antar pribadi denganorang lain.

Prayitno (1995: 178) mengemukakanbahwa Bimbingan kelompok adalah Suatukegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orangdengan memanfaatkan dinamika kelompok.Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompoksaling berinteraksi, bebas mengeluarkanpendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itusemuanya bermanfaat untuk diri peserta yangbersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.

Page 4: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Syahrul, Pengaruh Layanan Bimbingan… 49

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

Romlah (2001: 3) mendefinisikanbahwa bimbingan kelompok merupakan salahsatu teknik bimbingan yang berusaha membantuindividu agar dapat mencapai perkembangannyasecara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat,minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dandilaksanakan dalam situasi kelompok.Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagahtimbulnya masalah pada siswa danmengembangkan potensi siswa.

Dari beberapa pengertian bimbingankelompok di atas, maka dapat disimpulkanbahwa bimbingan kelompok adalah salah satulayanan bimbingan dan konseling yangdilakukan dengan memanfaatkan dinamikakelompok untuk membahas topik aktual yangmemiliki fungsi pemahaman dan pengembanganmelalui empat tahap yaitu pembentukan,peralihan, kegiatan, dan pengakhiran. Tujuanumumnya adalah membantu individu mencapaiperkembangan yang optimal. Kaitan pengertianbimbingan kelompok dalam ini adalah sebagaibahan atau materi dalam proses pemberianlayanan bimbingan kelompok, yaitu memberipenjelasan kepada anggota kelompok mengenaiapa itu yang dimaksud dengan kegiatan layananbimbingan kelompok.Menurut Prayitno & Amti (2004: 108) bahwatujuan bimbingan kelompok terdiri dari tujuanumum dan tujuan khusus. Secara umumbimbingan kelompok bertujuan untuk membantupara siswa yang mengalami masalah melaluiprosedur kelompok. Selain itu jugamengembangkan pribadi masing-masing anggotakelompok melalui berbagai suasana yang munculdalam kegiatan itu, baik suasana yangmenyenangkan maupun yang menyedihkan.

Tujuan bimbingan kelompok seperti yangdikemukakan oleh (Prayitno, 1995: 178) adalah :(1) Mampu berbicara di depan orang banyak, (2)Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran,tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepadaorang banyak, (3) Belajar menghargai pendapatorang lain, (4) Bertanggung jawab atas pendapatyang dikemukakannya, (5) Mampu mengen-dalikan diri dan menahan emosi (gejolakkejiwaan yang bersifat negatif), (6) Dapatbertenggang rasa, (7) Menjadi akrab satu samalainnya, (8) Membahas masalah atau topik-topikumum yang dirasakan atau menjadi kepentinganbersama.

Berdasarkan latar belakang diatas makarumusan masalah dalam penelitian ini adalahbagaimanakah efektifitas layanan bimbingankelompok dalam meningkatkan penyesuaian dirisiswa”

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitianini yaitu: “Untuk mengetahui efektifitas layananbimbingan kelompok dalam meningkatkanpenyesuaian diri siswa”.

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu layananbimbingan kelompok efektif dalammeningkatkan penyesuaian diri siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam penelitiankuantitatif karena menekankan analisisnya padadata-data numerikal (angka) yang diolah denganmetode statistika. Jika dikaji dari metodepenelitiannya, maka penelitian ini termasukdalam penelitian eksperimen, dimana penelitimengadakan penelitian dan perlakuan untukmembuktikan kebenaran dari hipotesis yangtelah dirumuskan. Penelitian eksperimenmerupakan penelitian yang bertujuan untukmengetes, mengecek, atau membuktikan suatuhipotesis, ada tidaknya pengaruh dari suatutreatment atau perlakuan (Hadi, 2004: 427).

Eksperimen dilakukan dengan maksuduntuk melihat akibat atau pengaruh dari suatuperlakuan. Dalam penelitian eksperimen ini,perlakuan yang diberikan berupa pemberianlayanan bimbingan kelompok dengan tujuanuntuk mengetahui apakah layanan bimbingankelompok dapat meningkatkan penyesuaian dirisiswa.

Desain penelitian dapat didefinisikansebagai semua proses yang diperlukan dalamperencanaan dan pelaksanaan penelitian (Hadi,2004: 84). Secara garis besar, penelitianeksperimental dapat dibagi menjadi empat jenisyaitu pre experimental,true experimental,factorial experimental dan quasi experimental.Desain penelitian yang digunakan dalampenelitian ini yaitu Pre Eksperimental Designkarena desain ini belum merupakan eksperimensungguh-sungguh. Penelitian Pre EksperimentalDesign itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu one-shot case study, one group pretest-posttest, danintact-group comparison (Sugiyono, 2005:109-110). Dari tiga desain penelitian tersebut penelitimenggunakan one group pretest-posttest untuk

Page 5: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Journal of EST, Volume 1, Nomor 1,. Juni 2015 hal 46 –60 50

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

melakukan penelitian. Melalui desain inipenelitian dilakukan hanya pada satu kelompokdengan melakukan dua kali pengukuran yaitu O1(pre test) untuk mengukur tingkat penyesuaiandiri siswa sebelum diberikan layanan bimbingankelompok. Pengukuran yang kedua O2 (post test)dilakukan untuk mengukur tingkat penyesuaiandiri siswa setelah diberi layanan bimbingankelompok. Adanya perbedaan antara pre test danpost test diasumsikan sebagai efek dari perlakuanyang diberikan. Desain penelitian dapatdigambarkan sebagai berikut:

Gambar 3 Design penelitian one group pretest-posttest design

Keterangan:O1 = Pengukuran awal (pre-test), untuk

mengukur tingkat penyesuaian diripada sampel sebelum diberikan layananbimbingan kelompok.

X = Pelaksanaan layanan bimbingankelompok.

O2 = Pengukuran akhir (post-test), untukmengukur tingkat penyesuaian diripadasampel setelah diberikan layananbimbingan kelompok.

Dalam penelitian digunakan tahap-tahaprancangan eksperimen untuk mengetahuipeningkatan penyesuaian diri siswa setelahmendapatkan layanan bimbingan kelompok.Beberapa hal yang dilakukan dalam pelaksanaaneksperimen ini adalah sebagai berikut:a) Memberikan Pre test (O1) Pre-test ini

menggunakan format skala psikologi untukmengetahui tingkat penyesuaian diri siswadan hasilnya akan menjadi data perbandinganpada post-test.

b) Perlakuan (X) Perlakuan dilakukan melaluipemberian layanan bimbingan kelompok yangakan diberikan selama 8 kali pertemuandengan durasi selama 45 menit. Pada setiapakhir pertemuan peneliti akan memberikanpenilaian segera (laiseg) untuk mengetahuisejauh mana pemahaman siswa terhadapmateri layanan bimbingan kelompok yangdiberikan.

c) Memberikan Post-test (O2) Post-test adalahpengukuran yang bertujuan untuk mengetahuikeberhasilan pelaksanaan layanan bimbingankelompok dan untuk mengetahui adanyapeningkatan penyesuaian diri siswa. Post testini tidak diberikan pada setiap akhirpertemuan.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabelyaitu variabel bebas dan variabel terikat.1) Variabel bebas (X) atau biasa disebut dengan

istilah variabel independen merupakanvariabel yang mempengaruhi atau yangmenjadi sebab berubahnya variabel terikat.Dalam penelitian ini yang menjadi variabelbebas adalah layanan bimbingan kelompok,karena layanan ini sengaja diberikan untukmemberikan pengaruh bagi variabel terikatyaitu penyesuaian diri siswa.

2) Variabel terikat (Y) atau biasa disebut denganistilah variabel dependen merupakan variabelyang dipengaruhi atau yang menjadi akibatkarena adanya variabel bebas. Dalampenelitian ini yang menjadi variabel terikatadalah penyesuaian diri siswa terhadaplingkungan sekolah.

Definisi operasional variabel dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:1) Layanan Bimbingan Kelompok Layanan

bimbingan kelompok merupakan layananyang memungkinkan siswa untukmemperoleh pemahaman dari suatuinformasi yang diperlukan, sehingga dapatdipergunakan untuk mengenali diri sendiridan lingkungan serta dapat mencegah siswadari perbuatan yang merugikan dirinya.Layanan bimbingan kelompok dalampenelitian ini dimaksudkan dapat menambahpengetahuan dan wawasan siswa tentangpenyesuaian diri, sehingga mampumeningkatkan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah pada siswa. Dalamlayanan bimbingan kelompok yangdiberikan pada siswa dalam penelitian inimenggunakan teknik umum atau disebutjuga “tiga M”, yaitu mendengar denganbaik, memahami secara penuh, danmerespon secara tepat dan positif.Kemudian pemberian dorongan minimaldan penguatan.

2) Penyesuaian Diri terhadap LingkunganSekolah Penyesuaian diri merupakan suatuupaya yang dilakukan oleh individu untuk

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Page 6: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Syahrul, Pengaruh Layanan Bimbingan… 51

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

dapat menerima dan melaksanakan aturan,tata tertib, nilai, hukum, dan sistem yangberlaku dalam lingkungan yang baruditempati oleh individu tersebut.Penyesuaian diri yang dimaksud dalampenelitian ini ialah penyesuaian diriterhadap lingkungan sekolah.

Populasi dalam penelitian ini yangmenjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIIdi MTs. Darussalam Anrong Appaka yangberujumlah 73 siswa.

Tabel 3.2 Penyebaran populasi kelas VII MTs.Darussalam Anrong Appaka

Sampel adalah sebagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut(Sugiyono, 2005: 56). Menurut Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil populasiyang diteliti.

Teknik sampling yang digunakan dalampenelitian ini adalah teknik purposive samplingyaitu teknik pengambilan sampel denganpertimbangan tertentu. Menurut Hadi(2001:226), purposive sampling adalahpemilihan sekelompok subjek didasarkan atasciri-ciri atau sifat tertentu yang dipandangmempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahuisebelumnya. Adapun sampel tersebut didapatkanberdasarkan hasil pengolahan skala kategorisasipenyesuaian diri siswa. Sehingga berdasarkanhasil sebaran skala penyesuaian diri siswatersebut terdapat 10 siswa yang terseleksisebagai sampel dengan tingkat kemampuan

penyesuaian diri yang sangat rendah, rendah, dansedang kemudian dijadikan satu kelompok untukdiberikan treatment berupa layanan bimbingankelompok.

Alat pengumpul data yang digunakanadalah skala penyesuaian diri yangdikembangkan oleh peneliti berdasarkan teoriyang ada. Dalam penelitian ini data yang akandiungkap berupa konstruk untukmenggambarkan tingkat penyesuaian diri siswadalam bentuk pertanyaan atau pernyataansebagai stimulus yang tertuju pada indikatoruntuk memancing jawaban yang merupakanrefleksi dari keadaan pada subjek yang biasanyatidak disadari oleh responden yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini skala yang digunakanadalah skala Likert. Skala Likert digunakanuntuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsiseseorang atau sekelompok orang tentangfenomena sosial (Sugiyono, 2005: 134).Penggunaan skala Likert ini bertujuan untukmengukur tingkat penyesuaian diri siswa. SkalaLikert apabila digunakan dalam penelitian makaakan menghasilkan data interval.

Skala likert memiliki lima kategorikesetujuan dan memiliki skor 1-5. Skala yangdigunakan dalam penelitian ini mempunyai 5alternatif jawaban yaitu “sangat sesuai‟,“sesuai‟, “cukup sesuai”, “tidak sesuai‟, dan“sangat tidak sesuai‟. Responden bebas memilihsalah satu jawaban dari keempat alternatifjawaban yang ada sesuai dengan keadaanmasing-masing responden. Jawaban soal positifdiberi skor 5, 4, 3, 2, 1, sedangkan jawaban soalnegatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5 sesuai denganarah pertanyaan atau pernyataan yang dimaksud.Adapun ketentuan penskoran setiap jawabanadalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Penskoran Item

Alternatif Jawaban Jenis ItemPositif Negatif

Sangat sesuai 5 1Sesuai 4 2Cukup sesuai 3 3

No Kelas Jumlah siswa

1 VII A 39

2 VII B 34

Jumlah 73

Page 7: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Journal of EST, Volume 1, Nomor 1,. Juni 2015 hal 46 –60 52

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

Tidak sesuai 2 4Sangat tidak sesuai 1 5

Selanjutnya untuk menginterpretasikantingkat penyesuaian diri siswa, maka jumlah skortiap responden ditransformasi dalam bentukpersentase skor dengan cara membagi denganskor idealnya dan dikalikan dengan 100%.

Selanjutnya porsentase skor tersebutdibandingkan dengan kriteria penyesuaian dirisiswa yang kemudian akan diperoleh kriteriasangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangatrendah. Dengan pengkategorian sebagai berikut:

Tabel. 3.4 Kategori tingkatan skala penyesuaian diri

Presentase Kategori85% >100% Sangat Tinggi

70% - 85% Tinggi

55% 70% Sedang

40% -55% Rendah

25% ≤ 40% Sangat Rendah

Validitas Instrumen

Teknik uji validitas instrumen dalampenelitian ini menggunakan rumus korelasiProduct Moment yaitu :

22 )(.)(.

)()(.

YYNXXN

YXXYNRxy

Rxy : Koefisien korelasi

X : Skor butir item dari peubah

Y : Skor total dari peubah

XY : Hasil kali butir item skortotal dari perubah

N : Jumlah responden uji coba

Perhitungan validitas dengan meng-gunakan rumus diatas diperoleh validitasinstrument sebesar 0,444

Suatu alat ukur dikatakan memilikirealibilitas yang baik apabila alat ukur tersebutdapat memberikan skor yang relatif sama padaseorang responden, jika responden tersebutmengisi skala pada waktu yang tidak bersamaanatau pada tempat yang berbeda, walaupun harusmemperhatikan adanya aspek persamaankarakteristik. Dalam penentuan tingkatrealibilitas suatu instrumen penelitian dapat

diterima apabila memiliki koefisien alpha lebihbesar dari 0,60, sesuai yang dikemukakan olehNugroho dan Suyuthi (Azwar,2005). Sehinggainstrumen penelitian ini dikatakan reliabelkarena memiliki koefisien alpha > 0,60 yaitu0,920.

Analisis statistik deskriptif digunakanuntuk memperoleh gambaran tentangpeningkatan penyesuaian diri sebelum dansesudah perlakuan berupa layanan bimbingankelompok. Untuk kepentingan tersebut, makadilakukan perhitungan rata-rata tentangpenyesuaian diri siswa berdasarkan hasil skalapenelitian, dengan rumus:

Me =n

Xi (Sugiyono, 2005: 49)

Di mana :Me : Mean (rata-rata)

: Jumlah

Xi : Nilai X ke i sampai ke n

N : Banyaknya subjek

Guna memperoleh gambaran penyesuaiandiri siswa, maka dibuatkan 52 able distribusifrekuensi dan persentase dengan rumuspersentase sebagai berikut:

Page 8: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Syahrul, Pengaruh Layanan Bimbingan… 53

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

P =N

fx 100% (Tiro, 2004: 242)

Di mana:

P : Persentase

f : Frekuensi yang dicari persentasenya

N: Jumlah subjek eksperimen

Selain analisis deskripsi presentase, teknikanalisis data dalam penelitian ini adalah metodenon parametrik, dengan menggunakan ujiwilcoxon karena mengacu pada variabel datayang ada adalah variabel ordinal. Uji wilcoxonyaitu dengan membuat tabel penolong untuk testwilcoxon yaitu dengan mencari jenjang antarapretest dan posttest, kemudian melihat tabel VIIIharga-harga kritis untuk test wilcoxon (Sugiyono,2005: 135)

Tabel 3.5 Tabel Penolong Untuk Uji Wilcoxon

No XA1 XB1 Beda Tabel JenjangJenjang + -

Keterangan:No. : Kode respondenXA1 : Hasil pretest tiaprespondenXB1 : Hasil posttest tiapresponden

Beda (XB1 - XA1) : Selisih hasil pretest danposttestTanda jenjang : Tingkatan/jenjang baikyang positif maupun negatif(Sugiyono, 2005: 136)

Jika jumlah jenjang antara pretest dan posttestlebih besar dari indeks tabel wilcoxon, makalayanan bimbingan kelompok dianggap efektifdalam meningkatkan penyesuaian diri kelayan.Dalam mengambil kesimpulan menggunakanpedoman taraf signifikansi 5% dengan ketentuan:1. Ho ditolak & Ha diterima apabila t hitunglebih besar atau sama dengan t tabel2. Ho diterima & Ha ditolak apabila t hitunglebih kecil dari ttabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HasilAnalisis deskriptif terhadap pemberian

bimbingan kelompok yang materinya meliputi:penyesuaian diri pada remaja, komunikasi yangefektif, belajar dari pengalaman,mengembangkan sikap positif, belajar menerimakeadaan diri, tidak mudah terpengaruh oranglain, dan mengendalikan emosi, maka diperolehhasil kemajuan penyesuaian diri seperti tampakdalam table 3.6

Tabel 3.6 Hasil pre test dan post test pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

No Nama Pre-test Post-test Perbedaan% %

1. AL 53,26 65,76 12,412. DM 54,34 69,56 15,223. ES 64,67 78,26 13,594. EA 54,89 69,02 14,135. GM 66,3 69,56 3,266. MA 64,13 78,26 14,137. SNJ 56,52 71,73 15,218. SS 54,34 60,86 6,529. WS 70,65 76,08 5,4310. ZN 71,19 76,63 5,44

Rata-Rata 61.03 71,57 10,54

Dari tabel diatas diperoleh peningkatanpenyesuaian diri rata-rata 10,54%. Dari 10

respponden yang mengalami peningkatanterbesar yaitu DM sebesar 15,22% dan dengan

Page 9: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Journal of EST, Volume 1, Nomor 1,. Juni 2015 hal 46 –60 54

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

peningkatan terkecil pada WS sebesar 5,43%.Dari hasil tabel perbedaan tingkat penyeusuaiandiri diatas maka perlu diketahui bahwa setiapresponden mengalami peningkatan penyesuaiandiri setelah mengikuti layanan bimbingankelompok 60,96%

Analisis deskriptif tingkat penyesuaiandiri siswa sebelum dilaksanakan layananbimbingan kelompok. Sebagaimana telahdiuraikan pada bab 3 bahwa metodepengumpulan data yang digunakan yaitu skalapsikologis (skala penyesuaian diri). Setelah skalapenyesuaian diri diberikan (Pre Test) kepadasiswa kelas VII sejumlah 75 siswa. diperolehhasil kondisi awal penyesuaian diri siswaterhadap lingkungan sekolah sebanyak 53 orangberada pada kategori sangat tinggi (prosentaseantara 85%-100%), 14 orang berada padakategori tinggi (prosentase antara 70%-85%), 4orang berada pada kategori sedang (prosentaseantara 55%-70%) dan 4 orang berada padakategori rendah (prosentase antara 40%-55%).

Hasil Pre Test penyesuaian diri siswaterhadap lingkungan sekolah ada 4 orang siswayang masuk kategori rendah, oleh karena ituperlu adanya upaya untuk meningkatkanpenyesuaian diri siswa terhadap lingkungansekolah melalui layanan bimbingan kelompok,agar siswa yang mempunyai penyesuaian diriyang rendah dapat meningkat sehingga mampumenyesuaikan diri dengan baik di lingkungansekolah. Siswa yang memiliki penyesuaian dirirendah ada 4 orang, untuk melaksanakan layananbimbingan kelompok diperlukan 10 orang, untukmendapat 6 orang lagi peneliti melibatkan 4orang siswa yang mempunyai kepercayaan dirisedang dan 2 orang siswa yang mempunyaipenyesuaian diri tinggi dipilih secara acak.

Berdasarkan tabel 3.7, adapun anggotalayanan bimbingan kelompok dalam penelitianini adalah 2 siswa yang memiliki kepercayaandiri tinggi (WS dan ZN), 4 siswa yang memilikikepercayaan diri sedang (ES, GM, MA, dan SNJ)dan 4 siswa yang memiliki kepercayaan dirirendah (AL, DM, EA, dan SS). 10 respondentersebut dapat diketahui bahwa ada 4 (empat)responden yang masuk dalam kriteria rendah, 4(empat) responden masuk dalam kriteria sedang,dan 2 (dua) responden masuk kriteria tinggi.

Tabel 3.7. Penghitungan Tingkat PenyesuaianDiri Siswa Sebelum Dilaksanakan BimbinganKelompok

No KodeResponden

Skor % Kategori

1. AL 98 53,26% Rendah2. DM 100 54,34% Rendah3. ES 119 64,67% Sedang4. EA 101 54,89% Rendah5. GM 122 66,30% Sedang6. MA 118 64,13% Sedang7. SNJ 104 56,52% Sedang8. SS 100 54,34% Rendah9. WS 130 70,65% Tinggi10. ZN 131 71,19% Tinggi

Rata-rata 1178 61,03% Sedang

Diantara 10 responden tersebut yangmemiliki kriteria rendah dan sedang masing-masing 40% dan kriteria tinggi yaitu sebesar20%. Sampel yang digunakan memiliki tingkatpenyesuaian diri yang berbeda-beda (rendahsampai tinggi), dengan tujuan: (1) agarheterogenitas kelompok terpenuhi, sehinggadinamika kelompok dapat tercipta dan tujuanlayanan bimbingan kelompok yaitu untukmeningkatkan penyesuaian diri terhadaplingkungan pada siswa dapat tercapai sampaidelapan kali pertemuan, (2) supaya terjadipertukaran pengetahuan, wawasan danpengalaman, serta pendapat dari anggota yangmemiliki tingkat penyesuaian diri yang tinggikepada anggota yang memiliki tingkatpenyesuaian diri yang rendah dan sedangsehingga dapat terjadi peningkatan penyesuaiandiri siswa. Penyesuaian diri siswa dalampenelitian ini memiliki dua indikator, yaitupenyesuaian diri positif dan peneyesuaian dirinegatif. Penyesuaian diri positif ada beberapaaspek yaitu tidak menunjukkan adanyaketegangan emosional, tidak menunjukkanadanya frustasi dalam diri, memilikipertimbangan yang rasional dan pengarahan diri,mampu dalam belajar, menghargai pengalaman,mampu bersikap realisitik dan objektif.Sedangkan penyesuaian diri negatif memilikibeberapa aspek yaitu reaksi bertahan, reaksiuntuk menyerang, dan reaksi untuk melarikandiri.

Page 10: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Syahrul, Pengaruh Layanan Bimbingan… 55

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

Dari hasil tersebut dinyatakan bahwatingkat penyesuaian diri siswa yang tertingidiperoleh oleh dua siswa yaitu WS dan ZNdengan kategori tinggi. yaitu dengan skor WS70,65% dan ZN 71,19%. Kedua siswa tersebutmasing-masing memiliki penyesuaian diri positifdan penyesuaian diri negatif yang tinggi. Empatsiswa ES, GM, MA, dan SNJ mempunyai tingkatpenyesuaian diri sedang, dimana skorkeempatnya mempunyai tingkat penyesuaian diripositif dan penyesuaian diri negatif berada dalamrentangan skor 56%-66%. Penyesuaian diri siswayang rendah ada empat siswa yaitu AL, DM, EA,dan SS masing-masing mempunyai tingkat skorpenyesuaian diri positif dan penyesuaian dirinegatif yang rendah dengan rentang 51%-58%.Dari keseluruhan siswa mempunyai rata-ratapenyesuaian diri positif dalam kriteria sedangdengan rata-rata prosentase sebesar 60,96% danpenyesuaian diri negatif dari keseluruhan siswamenunjukkan kriteria sedang dengan prosentasesebesar 61,46%. Rata-rata kedua indikatorpenyesuaian diri positif dan penyesuaian dirinegatif dari 10 siswa menunjukkan kriteriasedang dengan prosentase sebesar 61,03%.

Analisis deskriptif tingkat penyesuaiandiri siswa sesudah dilaksanakan layananbimbingan kelompok. Setelah dilaksanakanlayanan bimbingan kelompok selama delapankali pertemuan, selanjutnya dilakukan post-testuntuk mengetahui peningkatan penyesuaian dirisiswa. Hasil post-test selengkapnya dapat dilihatpada tabel berikut:

Tabel 3.8.Penghitungan Tingkat PenyesuaianDiri Siswa Setelah MelaksanakanBimbingan Kelompok

No KodeResponden

Skor % Kategori

1. AL 121 65,76% Sedang2. DM 128 69,56% Sedang3. ES 144 78,26% Tinggi4. EA 127 69,02% Sedang5. GM 128 69,56% Sedang6. MA 144 78,26% Tinggi7. SNJ 132 71,73% Tinggi8. SS 112 60,86% Sedang9. WS 140 76,08% Tinggi10. ZN 141 76,63% Tinggi

Rata-rata 1389 71,57% Tinggi

Berdasarkan hasil post-test yangdilakukan terhadap kelompok, maka dapat dilihatbahwa adanya peningkatan penyesuaian diri padatiap responden, 5 responden masuk dalamkriteria tingkat penyesuaian diri sedang dan 5responden masuk dalam kriteria tingkatpenyesuaian diri tinggi. Dari tabel di atas bahwa10 responden yang meningkat, dimanaprosentase terendah 60,86% dengan kriteriatingkat penyesuaian diri sedang. Dalampenyesuaian diri kriteria yang sedangditunjukkan dalam beberapa aspek antara lain,masih menunjukkan adanya keteganganemosional, sedikit menunjukkan adanya frustasidalam diri, memiliki pertimbangan yang rasionaldan pengarahan diri yang cukup, mampu dalambelajar walaupun belum optimal, menghargaipengalaman, mampu bersikap realisitik danobjektif, masih sedikit memiliki reaksi bertahan,reaksi untuk menyerang masih muncul, danmasih memiliki reaksi untuk melarikan diri.Sedangkan prosentase tertinggi 78,26% dengankriteria tingkat penyesuaian diri tinggi. Dimanadalam penyesuaian diri kriteria yang tinggiditunjukkan dalam beberapa aspek antara lain,tidak menunjukkan adanya keteganganemosional, tidak menunjukkan adanya frustasidalam diri, memiliki pertimbangan yang rasionaldan pengarahan diri, mampu dalam belajar,menghargai pengalaman, mampu bersikaprealisitik dan objektif, tidak memiliki reaksibertahan, tidak memiliki reaksi untukmenyerang, dan tidak memiliki reaksi untukmelarikan diri. Dari semua siswa mempunyaipeningkatan penyesuaian diri positif, semuapenyesuaian diri positif berada di atas prosentsesebesar 60%. Penyesuaian diri positif yangtertinggi dengan prosentase 79,41% diperoleholeh ES dan penyesuaian diri positif terendahdiperoleh SS dengan prosentase sebesar 60,29%.Sedangkan penyesuaian diri negatif yangtertinggi pada prosentase 79,17% diperoleh olehWS dan ZN, sedangkan penyesuaian diri negatifterendah diperoleh GM dengan prosentse sebsear56,25%. Semua siswa mengalami peningkatanpada masing-masing indikator, empat siswa yaituAL, DM, EA, dan SS masing-masingmempunyai tingkat skor penyesuaian diri positifdan penyesuaian diri negatif yang rendahmeningkat menjadi sedang dengan masing-

Page 11: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Journal of EST, Volume 1, Nomor 1,. Juni 2015 hal 46 –60 56

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

masing indikator dengan rentang prosentasesebesar 60% - 69% dan masuk dalam kriteriasedang. GM yang sebelum mendapatkan layananbimbingan kelompok memiliki tingkatpenyesuaian diri yang sedang, dan setelahmengikuti layanan bimbingan kelompok tetappada tingkat penyesuaian diri yang sedang, GMhanya sedikit mengalami peningkatan padamasing-masing indikator.

Tiga siswa yaitu ES, MA, dan SNJ yangsemula sebelum mengikuti layanan bimbingankelompok berada pada tingkat penyesuaian diriyang sedang dan setelah mengikuti layananbimbingan kelompok selama delapan kalipertemuan penyesuaian diri siswa meningkatmenjadi tinggi. Dari ketiga siswa tersebutmasing-masing indikator mengalamipeningkatan, pada penyesuaian diri positif ketigasiswa tersebut berada pada rentang prosentasesebesar 72% - 80% dan masuk dalam kriteriatinggi. Dan penyesuaian diri negatif ketiga siswatersebut berada pada rentang prosentase sebesar68% - 77% yang masuk dalam kriteria sedangdan tinggi. WS dan ZN yang sebelum mengikutilayanan bimbingan kelompok sudah memilikitingkat penyesuaian diri tinggi hanya sedikitmengalami peningkatan. Setelah mengikutilayanan bimbingan kelompok kedua siswatersebut memiliki prosentase penyesuain diripositif sebesar 75% dan 75,74%, sedangkanpenyesuaian diri negatif masing-masing memilikiprosentase penyesuaian diri negatif sebesar79,17%. WS dan ZN masih berada pada tingkatpenyesuaian diri yang tinggi.

Analisis deskriptif tentang peningkatanpenyesuaian diri terhadap lingkungan sekolahpada siswa setelah mendapatkan layananbimbingan kelompok. Analisis yang digunakanuntuk mengetahui apakah kemampuanpenyesuaian diri siswa kelas VII MTs.Darussalam Anrong Appaka. dapat mengalamipeningkatan setelah mendapatkan layananbimbingan kelompok adalah dengan

menggunakan statistik non parametrik, yaitu ujiwilcoxon.

Tabel 3.9 Tabel Penolong Untuk Uji Wilcoxon

KodeResponde

n

Pre-Test(X1

)

Post-

Test(X2

)

Beda

(X1-

X2)

Tanda JenjangJenjan

g+ -

AL 98 121 +23 5 5 0DM 100 128 +28 9 9 0ES 119 144 +25 6 6 0EA 101 127 +26 7,5 7,

50

GM 122 128 +6 1 1 0MA 118 144 +26 7,5 7,

50

SNJ 104 132 +31 10 10 0SS 101 112 +11 4 4 0WS 130 140 +10 2,5 2,

50

ZN 131 141 +10 2,5 2,5

0

JUMLAH 55 0

Dari hasil perhitungan denganmenggunakan analisis uji wilcoxon diperolehjumlah jenjang = 55 dan t tabel = 8 sehinggajumlah jenjang > t tabel. Dengan demikian makaHa diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebutmenunjukkan penyesuian diri terhadaplingkungan sekolah pada siswa kelas VII MTs.Darussalam Anrong Appaka, meningkat setelahmemperoleh layanan bimbingan kelompok. Hasiltersebut didukung dengan hasil perbedaantingkat penyesuaian diri sebelum (pre-test) dansesudah diberikan layanan bimbingan kelompok(post-test) pada siswa kelas VII di MTs.Darussalam Anrong Appaka., lebih jelasnya akandipaparkan dalam tabel 3.10:

Tabel 3.10 Perbedaan Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Sebelum dan Setelah Memperoleh LayananBimbingan Kelompok

No Nama Pre-test Post-test Perbedaan% Kriteria % Kriteria

1. AL 98 53,26 R 121 65,76 S 12,41

Page 12: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Syahrul, Pengaruh Layanan Bimbingan… 57

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

2. DM 100 54,34 R 128 69,56 S 15,223. ES 119 64,67 S 144 78,26 T 13,594. EA 101 54,89 R 127 69,02 S 14,135. GM 122 66,3 S 128 69,56 S 3,266. MA 118 64,13 S 144 78,26 T 14,137. SNJ 104 56,52 S 132 71,73 T 15,218. SS 101 54,34 R 112 60,86 S 6,529. WS 130 70,65 T 140 76,08 T 5,4310. ZN 131 71,19 T 141 76,63 T 5,44

Rata-Rata 61.03 S Rata 71,57 T 10,54

Dari tabel diatas diperoleh peningkatanpenyesuaian diri rata-rata 10,54%. Dari 10respponden yang mengalami peningkatanterbesar yaitu DM sebesar 15,22% dan denganpeningkatan terkecil pada WS sebesar 5,43%.Dari hasil tabel perbedaan tingkat penyeusuaiandiri diatas maka perlu diketahui bahwa setiapresponden mengalami peningkatan penyesuaiandiri setelah mengikuti layanan bimbingankelompok.60,96%

Dari data di atas dapat diketahui bahwasecara keseluruhan kemampuan penyesuaian dirisiswa mengalami kenaikan. Secara keseluruhandapat dilihat bahwa penyesuaian diri positifsebelum mendapatkan layanan bimbingankelompok / pre-test menunjukkan proesentasesebesar 60,96% dan masuk dalam kategoripenyesuaian diri sedang. Setelah mendapatlayanan bimbingan kelompok / post-testpenyesuaian diri positif menunjukkan prosentasesebesar 72,28% dan masuk dalam kategoritinggi. Penyesuaian diri positif mengalamipeningkatan sebesar 11,32%, dalam penyesuaiandiri positif tersebut beberapa aspek jugamengalami peningkatan diantaranya tidakmenunjukkan adanya ketegangan emosional,tidak menunjukkan adanya frustasi dalam diri,memiliki pertimbangan yang rasional danpengarahan diri, mampu dalam belajar,menghargai pengalaman, mampu bersikaprealisitik dan objektif.

Penyesuaian diri negatif sebelummendapatkan layanan bimbingan kelompok /pre-test menunjukkan prosentase sebesar 61,46%dan masuk dalam kriteria sedang. Setelahmendapat layanan bimbingan kelompok/post-testpenyesuaian diri negatif menunjukkan prosentasesebesar 69,58% dan masih masuk dalam kategorisedang. Peningkatan penyesuaian diri negatif

sebelum dan sesudah diberi layanan bimbingankelompok meningkat sebesar 8,12%. Beberapaaspek dalam penyesuaian diri negatifmenunjukkan peningkatan, tetapi tidak begitusignifikan, aspek dalam penyesuaian diri negatifyang menunjukkan adanya peningkatandiantaranya, tidak menunjukkan adanya reaksibertahan, masih sedikit memiliki reaksi untukmenyerang, dan tidak memiliki reaksi untukmelarikan diri.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentangmeningkatkan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah melalui layanan bimbingankelompok pada siswa kelas VII MTs.Darussalam Anrong Appaka, dapat diketahuibahwa secara empiris ada peningkatanpenyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah.Analisis data menunjukan bahwa bimbingankelompok dapat meningkatkan penyesuaian diriterhadap lingkungan sekolah pada siswa kelasVII MTs. Darussalam Anrong Appaka. Sebelumdiberikan bimbingan kelompok siswa memilikitingkat penyesuaian diri terhadap lingkungansekolah dengan kriteria rata-rata sedang yaitu61,03%, sesudah diberikan bimbingan kelompokkemampuan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah siswa menjadi sedang71,57%. Dengan demikian terjadi peningkatansebesar 10,54%. Awalnya sebelum siswa diberiperlakuan berupa layanan bimbingan kelompok,kemampuan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah mereka belum optimalsehingga perlu ditingkatkan. Setelah diberiperlakuan berupa layanan bimbingan kelompokselama delapan kali pertemuan, akhirnyakemampuan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah siswa menjadi meningkat.Peningkatan tersebut dikarenakan adanya

Page 13: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Journal of EST, Volume 1, Nomor 1,. Juni 2015 hal 46 –60 58

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

pemberian perlakuan yaitu bimbingan kelompokdalam rangka meningkatkan daya juang siswaterutama ketika menghadapi kesulitan, sehinggaterjadi peningkatan yang signifikan. Terjadipeningkatan pada masing-masing respondenkarena pada saat pelaksanaan treatment merekamengikuti layanan bimbingan kelompok denganpenuh antusias. Masing-masing respondenmengungkapkan ide, gagasan dan pikiran merekauntuk membahas materi yang sedang dibahas.Seluruh responden mengalami peningkatan skorkarena pada saat pelakasanaan bimbingankelompok responden ini menampakkan sikapketerbukaan seperti : mudah menerima pendapatorang lain, tidak mengabaikan masukan yangdiberikan teman, akan mempertimbangkansesuatu secara matang terhadap tindakan yangakan dilakukan kepada orang lain, selaluberusaha berpikir secara rasional, tetapmenghargai orang lain dan bertukar pendapat danpengalaman dengan teman untuk menambahpengetahuan. Anggota kelompok dapatmemahami tentang penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah serta aspek-aspek yangterkait di dalamnya. Pemahaman itu membukapemikiran baru bagi anggota kelompok terutamaketika mengalami kesulitan dan hambatan baikdalam akademik maupun non akademik. Dalampelaksanaan bimbingan kelompok, anggotabelajar untuk memahami kesulitan, berawal darimemahami penyebab hingga cara menyikapinya.Anggota kelompok juga belajar untukmengendalikan masalah sehingga kesulitan yangmuncul tidak menyebabkan masalah-masalahbaru yang semakin menyulitkan. Keterlibatanmasing-masing anggota membuat topicpembahasan menjadi lebih mendalam danberdampak pada peningkatan tingkatpenyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah.

Bimbingan kelompok dalam penelitianini merupakan upaya pemberian bantuan kepadasiswa secara kelompok untuk mengambilkeputusan yang tepat dan mandiri dalamdinamika kelompok untuk mendapatkaninformasi tentang peningkatan penyesuaian diriterhadap lingkungan sekolah sehingga siswamampu meningkatkan potensinya meskipundalam pencapaian tujuan menemui berbagaikesulitan. Dalam pelaksanaan bimbingankelompok ada empat tahap yaitu tahappembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan,dan tahap pengakhiran. Menurut Prayitno

(1995:3) “layanan bimbingan kelompok dapatdigunakan untuk mengubah danmengembangkan sikap dan perilaku yang tidakefektif menjadi lebih efektif“. Dalam hal inilingkup kelompok memberikan motivasi kepadamasing-masing anggota agar dapat memahamikesulitan yang dihadapi sebagai salah satulangkah menuju sukses. Layanan Bimbingankelompok memberikan kontribusi dalampeningkatan kemampuan penyesuaian diriterhadap lingkungan sekolah pada siswa. Dalampelaksanaan layanan bimbingan kelompok didalamnya berisi materi tentang bagaimana agarsiswa sebagai anggota kelompok akan sama-sama menciptakan dinamika kelompok yangdapat menjadikan tempat untuk mengembangkankemampuan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah pada siswa. Anggotakelompok mempunyai hak sama untuk melatihdiri dalam mengemukaakan pendapatnya,membahas topik komunikasi antarpribadi dengantuntas, siswa dapat saling bertukar informasi,memberi saran dan pengalaman.

Layanan Bimbingan kelompok dalampenelitian ini bertujuan untuk membahas topik-topik mengenai yang bertujuan untukmeningkatkan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah. Didalamnya mencakupaspek-aspek yang berhubungan denganpenyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah.Aspek-aspek tersebut adalah penyesuaian dirisecara positif dan penyesuaian diri secaranegatif. Melalui dinamika kelompok yangintensif, maka kedua aspek tersebut mengalamipeningkatan. Layanan bimbingan kelompokmerupakan layanan yang kondusif yangmemberikan kesempatan bagi para anggotanyauntuk menambah penerimaan diri dari temanyang lain, memberikan ide, perasaan, doronganbantuan alternatif dalam mengambil keputusanyang tepat, dapat melatih perilaku baru danbertanggung jawab atas pilihanya sendiri. Dalamkelompok, anggota belajar mamahami carapandang baru untuk meningkatkan potensi,menyikapi kesulitan, dan menciptakankesuksesan. Untuk dapat menguji hipotesisdalam penelitian ini yaitu mengetahui bahwalayanan bimbingan kelompok merupakan upayadalam meningkatkan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah siswa, digunakan uji statistikanalisis wilcoxon. Analisis wilcoxon tentangupaya meningkatkan penyesuaian diri terhadap

Page 14: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Syahrul, Pengaruh Layanan Bimbingan… 59

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

lingkungan sekolah siswa melalui bimbingankelompok pada siswa kelas VII MTs.Darussalam Anrong Appaka. ditunjukkanberdasarkan hasil uji dimana jumlah jenjang = 55dan t tabel = 8 sehingga jumlah jenjang > t tabel.Dengan demikian maka Ha diterima dan Hoditolak. Hasil tersebut menunjukkan kemampuanpenyesuaian diri siswa meningkat setelahmemperoleh layanan bimbingan kelompok.Dengan kata lain, penyesuaian diri siswa dapatmeningkat setelah mendapatkan layananbimbingan kelompok. Terkait dengan uraiandiatas, dapat disimpulkan bahwa tingkatpenyesuaian diri terhadap lingkungan sekolahsiswa sebelum dan setelah memperoleh layananbimbingan kelompok adalah berbeda danmengalami peningkatan. Layanan bimbingankelompok efektif sebagai upaya dalammeningkatkan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah siswa, karena dalam kegiatanlayanan bimbingan kelompok tersebut, siswadiajak untuk berlatih berinteraksi dengan siswalain dalam satu kelompok yang didalamnyamembahas materi bimbingan yang disajikan.Dari hal tersebut siswa akan memperolehberbagai pengalaman, pengetahuan dan gagasan.Dari topik itu pula siswa dapat belajarmengembangkan nilai-nilai dan menerapkanlangkah-langkah bersama dalam menanggapitopik yang dibahas dalam bimbingan kelompoktersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentangmeningkatkan penyesuaian diri terhadaplingkungan sekolah melalui layanan bimbingankelompok pada siswa kelas VII MTs.Darussalam Anrong Appaka, dapat diketahuibahwa secara empiris ada peningkatanpenyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah,yang dijabarkan sebagai berikut: Layananbimbingan kelompok dapat digunakan sebagaisalah satu upaya dalam meningkatkanpenyesuaian diri siswa terhadap lingkungansekolah. Penyesuaian diri siswa sebelumresponden memperoleh perlakuan berupabimbingan kelompok, diperoleh kriteria sedang(61,03%). Setelah mendapatkan bimbingankelompok, kriteria meningkat menjadi tinggi(71,57%) dengan demikian, terjadi peningkatansebesar 10,54%. Peningkatan tersebut meliputi

aspek penyesuaian diri secara positif danpenyesuaian diri secara negatif. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa layanan bimbingankelompok mampu meningkatkan penyesuaiandiri siswa terhadap lingkungan sekolah.Penyesuaian diri siswa terhadap lingkungansekolah menunjukkan peningkatan yang cukupsignifikan setelah memperoleh layananbimbingan kelompok, yang berarti bimbingankelompok dapat meningkatkan penyesuian diriterhadap lingkungan sekolah.

Berdasarkan temuan diatas penelitimenyarankan beberapa hal sebagai berikut:dalam meningkatkan penyesuaian diri siswaterhadap lingkungan sekolah seharusnya dapatmenggunakan juga jenis layanan bimbingankonseling yang lain, misalnya layanan klasikal.Peningkatan penyesuaian diri sebesar 10,54%seharusnya dapat ditingkatkan lagi, sehinggapenyesuaian diri siswa terhadap lingkungansekolah lebih optimal. Layanan bimbingankelompok dapat meningkatkan penyesuaian diriterhadap lingkungan sekolah yang cukupsignifikan, seharusnya dapat ditingkatkan lagiyang lebih signifikan dengan mengoptimalkanlayanan bimbingan kelompok.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta.

Azwar, Syarifuddin. 2005. Penyusunan SkalaPsikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik (Jilid 2).Yogyakarta: Andi Offset.

Hurlock, Elizabeth B. 1999. PerkembanganAnak. Jakarta: Erlangga.

Ketut Sukardi, Dewa. 2000. PengantarPelaksanaan Program Bimbingan danKonseling di Sekolah. Jakarta: RinekaCipta.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan danKonseling Kelompok (Dasar danProfil). Ghalia Indonesia.

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-DasarBimbingan dan Konseling. Jakarta: RinekaCipta.

Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan PraktekBimbingan Kelompok. Malang:Universitas Negeri Malang.

Page 15: pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan

Journal of EST, Volume 1, Nomor 1,. Juni 2015 hal 46 –60 60

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.

Sunarto dan Agung Hartono. 2002.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:Rineka Cipta.