pengaruh jenis pelarut dan bentuk irisan rimpang …

24
i I I PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG KUNYIT TERHADAP EKSTRAKSI KURKUMIN KUNYIT (Curcuma domestica Val) DENGAN METODA SOXHLET oleh Susiana Prasetyo S.,ST NIK: 21878 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KA TOLIK PARAHYANGAN BANDUNG 1998 i :?-s,1 d(, R{ 1 - Ie . Cq

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

i I

I

PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG KUNYIT TERHADAP EKSTRAKSI KURKUMIN KUNYIT (Curcuma domestica Val)

DENGAN METODA SOXHLET

oleh

Susiana Prasetyo S.,ST NIK: 21878

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KA TOLIK PARAHYANGAN BANDUNG

1998

i :?-s,1 d(, R{ 7:>rtY~ 1 - Ie . Cq ~

Page 2: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

KATAPENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penuJis memanjatkan puji dan syukur ke

hadirat Tuhan Yang Mahakuasa. Atas berkat dan rahmat-Nyalah, penuJis dapat

menyelesaikan makalah peneJitian ini tepat pada waktunya.

Dalam pelaksanaan peneJitian dan penyusunan makalah peneJitian ini,

penuJis banyak mendapat dukungan, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan

bantuan informasi dari berbagai pihak. Untuk itu penuJis menghaturkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof.Dr.Ign.Suharto, Ir., APU yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan, petunjuk, penjelasan, dan masukan bagi penuJis selama

penyusunan makalah penelitian ini, serta

2. Staf perpustakaan UNPAR, ITB, LIPI yang telah banyak membantu penuJis

dalam pencarian Jiteratur yang dibutuhkan oleh penuJis, serta

Memahami sepenuhnya arti kata dari pepatah "Tiada gading yang tak

retak", maka penuJis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penyajian laporan peneJitian ini. Oleh sebab itu, penuJis sangat mengharapkan

saran dan kritik yang membangun guna mencapai penyusunan laporan peneJitian

yang lebih baik.

ii

Bandung, lanuari 1998

Penulis

Page 3: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

DAFTARISI

HALAMAN SAMPUL

KATAPENGANTAR

DAFTARISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

INTI SARI

BABI

BABII

PENDAHULUAN

1.I Latar Belakang

1.2 Kunyit

1.2.1 Susunan Kimiawi Kunyit

1.2.2 Zat Warna Alami Kurkumin

1.3 Isolasi Zat Warna Kurkumin

1.3.1 DAUBE5

1.3.2 RAO DAN SHINTRE

1.3.3 Dr.H.J.V. GRIFFITH

1.3.4 JACKSON

1.3.5 KACHLER

1.3.6 IWANOFF DAN CAJEWSKY

1.3.7 FARMAKOLOGIS

1.3.8 JNAKI DAN BOSE

1.3.9 SASTRY

METODA PENELITIAN

2. I Bahan dan Peralatan

2.2 Metoda Penelitian

2.3 Prosedur Penelitian

2.3.1 Persiapan Bahan Baku

iii

ii

iii

v

vi

vii

I

I

2

3

4

5

5

6

6

6

6

6

7

8

8

9

9

Page 4: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

2.3.2 Ekstraksi Kurkumin 9

2.3.3 Pemisahan Kurkumin 10

BABll HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Bahan Baku Rimpang Kunyit 12

3.2 Penelitian Utama 12

3.2.1 Rendemen 12

3.2.2 Kadar Kurkumin 13

3.2.3 Uji Kelarutan 14

BABIV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan 15

4.2 Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

IV

Page 5: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prosedur Penelitian 11

y

Page 6: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Komposisi Kimiawi Rata-rata Rimpang Kunyit

Tabel 1.2 Komposisi Kimia per 100 g Kunyit

Tabel2.1 Rancangan Percobaan Penelitian

Tabel3.1 Analisis Komposisi Rimpang Kunyit

Tabel 3.1 Hasil Analisis Rendemen

Tabel3.2 Hasil Analisis Kadar Kurkumin

Tabel3.3 Hasil Uji Kelarutan Kurkumin

VI

2

3

9

12

12

13

14

Page 7: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

INTISARI

KunVII (curcuma aomesnca ) meruDaKan satansaru ranaman emoo!!<" yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Kunyit mengandung zat warna aiami vane: aiseoUl kurkumin van~aman digunakan dalam industri makanan. Bahan baku penelitian ini adalah rimpang kunyit yang telah mengalami pengukusan dan pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk irisan rimpang kunyit dan jenis pelarut dalam ekstraksi kurkumin dari rimpang kunyit dengan metode soxhlet.

Bahan baku yang digunakan berupa rimpang kunyit kering yang telah mengalami penghilangan minyak atsiri. Ekstraksi dilakukan dalam perangkat soxhlet selama waktu kesetimbangan. Ekstrak yang didaptkan difiltrasi dan mengalami pemisahan dengan pelarutnya melalui distilasi bias. Hasil kurkumin yang telah didapatkan dianalsis rendemen, Kadar kurkumin, dan uji kelarutannya dalarn pelarut untuk memastikan kurkumin yang terbentuk sesuai dengan standar.

Hasil penelltian yang didapat memberikan hasil bahwa ekstraksi kurkumin yang optimum adalah dengan pelarut etanol 95% dan bentuk irisan rimpang kunyit memanjang. Kurkumin yang dihasilkan berupa kristal kurkumin berwarna j ingga kemerahan. Variasi jenis pelarut memberikan pengaruh yang nyata terhadap rendemen dan kadar kurkumin hasil ekstraksi hingga tingkat kepercayaan 99% sedangkan variasi bentuk irisan rimpang kunyit tidale mem!)erikan oene:aruh vane: nyata terhadap rendemen dan Kadar kurkumin hasil ekstraksi.

Vll

Page 8: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

BAB!

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zat warna merupakan bahan tambahan yang banyak digunakan dalam

industri pengolahan pangan. Selain itu, zat warna juga digunakan sebagai bahan

pewama tekstil, hasil kerajinan, kosmetik, obat-obatan,dll. Zat warna alami

tanaman, hewan dan mineral mulai dikembangkan dalam bentuk ekstrak maupun

serbuk sejak 3000 tahun yang lalu. Namun, di lndonesia industri pengolahan zat

warna alami belumdikenal secara luas dan belum banyak dilakukan. Dengan

meluasnya pemakaian zat warna alami dalam industri akan memberikan peluang

bisnis yang menarik.

Untuk itulah perlu diusahakan pengembangan, pemanfaatan, dan pengolahan

zat wama alami sebagai pewarna makanan yang relative aman dan sudah dikenal

dalam masyarakat, misalnya zat warna kurkumin dari kunyit. Penggunaan

kurkumin sebagai bahan tambahan yang aman dikonsumsi telah diizinkan dan

diatur dalam oleh Departemen Kesehatan dan PeraturanaMenteri Kesehatan RI

Nomor 235fMenkeslPerlVII1975.

1.2 Kunyit

Kunyit merupakan tanaman daerah tropis yang banyak ditemukan di lndia,

RRC, Indonesia, Kepulauan Salomon (Lautan Teduh),Haiti dan Jamaika.

Tanaman kunyit (Curcuma domesticaVal.) semula dikenal sebagai Curcuma

longa Linn., tetapi karena nama tersebut sudah digunakan untuk jenis rempah lain,

maka pada 1918 Valenton memberikan nama bam kunyit yaitu Curcuma

domestica.

Klasifikasi kunyit sebagai berikut :

Kelas Monocothyledonae

Ordo Scitamineae

Famili Zingiberaceae

Genus Curcuma

Jenis Curcuma domestica

Page 9: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

2

Kunyit tennasuk tanaman semak yang hidup dan berumur musiman,

tumbuh berumpun-rumpun dengan tinggi 50-150 em, berbatang semu, dan terdiri

dari kumpulan kelopak atau pelepah daun yang berpalutan. Daunnya lemas tidak

berbulu dengan dengan pennukaan Iicin tanpa bintik-bintik dan berwama hijau

muda. Daun kunyit berbentuk lanset dan berkelopak panjang menutupi batang.

Bunga kunyit berbentuk malai dan tumbuh dari ketiak kelopak daun, rata­

rata terdiri atas tujuh bunga berwarna kuning atau agak kuning. Rimapng kunyit

mempunyai baud an rasa khas. Rimpangnya berwama kecoklatan dengan sisik

luar dan bagian dalamnya berwama jingga terang. Ujung-ujung umbi mudanya

berwarna putih dan akar-akarnya diakhiri dengan umbi.

1.2.1 Susuuau Kimiawi Kuuyit

Wama kuning jingga daging rimpang kunyit disebabkan oleh adanya

minyak atsiri curcumin oil. Kadar rata-rata minyak atsiri dalam kunyit adalah 5-

6%. Salah satu jenis kunyit irnpor, yaitu Allepey mengandung minyak hingga

6,5%. Selain itu, kunyit mengandung 28% glukosa, 12% fruktosa, 8% protein,

vitamin C, rupa-rupa jenis zat mineral dengan kandungan kalium yang eukup

tinggi.

Komposisi kimiawi rata-rata rirnpang kunyit dan komposisi kimia per 100

gram kunyit disajikan pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2.

Tabel1.1 Komposisi Kimiawi Rata-rata Rimpang Kunyit Komponeu Kadar(%)

Abu 7,0 Asam 0,5 Serat Kasar 9,5 Minyak volatile (mLlIOO g) 3,5 Air 9,0 Kurkumin 5,0-6,6

[Sumber : Purseglove, 1981 )

Page 10: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

3

Tbel12K .. K" . a . ompOslsl lima per 100 K I g unYlt Komponen Jumlah

Energi (kal) 349 Air (g) 13,1 Protein (g) 6,3 Lemak (g) 5,1 Karbohidrat (g) 69,4 Serat Kasar (g) 2,6 Abu (g) -Kalsium (g) 0,15 Posfor (g) 0,28 Natrium (g) 0,03 Kalium (g) 3,3 Besi (mg) 18,6 Thiamin (mg) 0,03 Riboflavin (mg) -Niasin (mg) -Asam Nikotinat (mg) 2,3 Asam Askorbat (mg) -Vitamin A (lU) 50

rSumber : Rismunandar. 19881

1.2.2 Zat Warua Alami Kurkumip

Warna kuning kunyit disebutjuga sebagai "kurkumin" dapat dimanfaatkan

sebagai zat aktif baban pewarna katun, sutera, kulit, baban anyaman, bahan

kosmetika tradisional, bahan makanan, keju, dan mentega. Kurkumin merupakan

senyawa fenolik yang mempunyai daya antimikroba yang dapat dimanfaatkan

untuk pengobatan infeksi oleh bakteri.

Kurkumin merupakan komponen utama dalam zat warna kunyit. Rumus

molekulnya C21H2006 yang ditemukan oleh Silber dan Ciamician tahun 1897 yang

kemudian disebut diferu-oil metana' oleh Milobedzka tahun 1910.

Sebenamya,ekstrak zat wama kunyit terdiri atas campuran analog dimana

kandungan terbanyaknya berupa kurkumin. Dua komponen utama lain yang

menyertai kurkumin adalab desmethoxycurcumin dan bis-desmethoxycurcumin.

Kurkumin memiliki berat molekul 368,37 yang terdiri dari 68,4% atom C,

5,47% atom H dan 26,06% atom O. Kurkumin berbentuk kristal berwarna kuning

jingga dengan titik leleh 183°C, tidak larut dalam air dan eter tetapi larut di dalam

alkhohol dan asam asetat glacial. untuk memforrnulasikan kurkumin sehingga

Page 11: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

4

larut di dalarn air adalah dengan mengubahnya menjadi natrium kurkuminat atau

dilarutkan dalarn pelarut. Kurkumin stabil terhadap panas tetapi menjadi pucat

dengan cepat akibat pengaruh cahaya.

Kunyit yang akan digunakan sebagai zat warna harus memiliki kandungan

pigmen yang tinggi tetapi kandungan minyak volatile-nya tidak boleh terlalu

tinggi karena dapat menimbulkan bau yang tidak diinginkan.

Dalam rimpang kunyit segar, zat wama terdapat dalam sel oleoresin

bersama minyak atsiri. Perebusan menyebabkan terpecahnya sel oleoresin dan zat

warna menjadi lebih tersebar secara merata ke dalarn patio

1.3 lsolasi Zat Warna Kurkumin

Kurkumin memiliki kristal berwarna merah jingga dan berbentuk prisma

atau batang. Kurkumin mudah larut dalam bensin, methanol, etanol, aseton, dan

etilen diklorida tetapi sukar larut dalam eter dan petroleum eter. Pada prakteknya,

heksana disarankan digunakan sebagai pelarut untuk mengurangi rasa getir tanpa

berpengaruh terhadap kandungan kurkumin.

Dalarn isolasi zat wama kurkumin sangat terganggu oleh adanya minyak

atsiri. Minyak atsiri merupakan suatu fenol dan kurkumin merupakan suatu zat

warna asarn dengan gugus fenol. Karena struktur inilah, kedua senyawa tersebut

memilki kelarutan yang sarna dalam pelarut orgaik sehingga menggangu proses

isolasi kurkumin. Satu-satunya cara isolasi kurkumin adalah dengan

menghilangkan minyak atsirinya terlebih dahulu, misalnya dengan distilasi uap

atau memilih pelarut yang mudah melarutkan minyak atsirinya tetapi tidak

melarutkan kurkumin kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan

pelarut yang dapat melarutkan kurkumin.

Metode ekstraksi zat wama kurkumin yang telah berhasil dilakukan dan

telah dipatenkan, antara lain metoda Daube, Rao dan Shintre, Dr. H.J.V. Grifftith,

Jackson, Kaehler, lwanoff dan Cajewsky, untuk Farmakologis, Jnaki dan Bose,

serta Sastry.

Page 12: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

5

1.3.1 DAUBE

Daube mengisolasi kurkumin dari bubuk kering kunyit dengan

membebaskan minyak atsirinya terlebib edabulu dengan distilasi uap. Bubuk

sisanya dikeringkan dan diekstraksi dengan benzoL Kurkumin yang telab

dipisahkan ditarik dengan alkhol kemudian diencerkan dengan larutan Pb(Ach

dalam alkhohoL

Kurkumin dipisabkan dengan mengalirkan H2S dan disaring. Filtratnya

diuapkan perlahan-Iahan. Kurkumin yang didapatkan memiliki titik leleh 165uC.

1.3.2 RAO DAN SIDNTRE

Rao dan Shintre mengisolasi kurkumin dari irnpang kunyit yang telah

dikeringkan, kemudian dicampur dengan alkhohol dan dibiarkan selama 1 malam.

Setelah itu dilakukan penyaringan. residu yang didapat dicuci dengan alkhohol

dan kurkumin akan mengendap dari filtratnya. Kemudian berturut-turut dicuci

dengan Pb(Ac h , alkhohol, dan air kemudian disuspensikan dalam air.

Kelebiban garam Pb dipisahkan dengan mengalirkan gas H2S dan disaring.

Endapan yan gterbentuk dicuci dengan air dan dikeringkan pada suhu 80uC dan

kemudian dilarutkan dalam benzoL Metode ini menghasilkan kurkumin dengan

rendemen 1,4%.

1.3.3 Dr.H.J.V. GRIFFITH

Dr. H.J. V. Griffith membuat kurkumin sebagai suatu bubuk coklat dengan

titik leleh 180uC dari rhyzoma kunyit. Ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut

petroleum eter untuk membebaskan min yak atsirinya terlebih dahulu kemudian

dilanjutkan dengan pelarut etil asetat.

Larutan dalam etil asetat didistilasi dan residu ditarik dan disaring. Filtrat

ditambabkan larutan Pb(Ach dalam alkhohol setetes demi setetes hingga tidak

terbentuk lagi endapan. Endapan dicuci dengan alkhohol dan diuraikan dengan

S02. Residu dicuci dengan ammonia 20% dan disaring. Filtrat kurkumin

diendapkan dengan CO2• Untuk memumikan kurkumin yang dibasilkan, endapan

dilarutkan dengan sedikit benzol panas.

Page 13: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

6

1.3.4 JACKSON

Jackson menarik rimpang kunyit dengan CS2, kemudian menggunakan

eter. Residu dibebaskan dari minyak atsiri dan sebagian dari harsanya dengan

alkhohol. Kurkumin dimumikan dengan rekristalisasi menggunakan alkhohol.

Kurkumin yang dihasilkan memiliki titik leleh 177 -178°C.

1.3.5 KACHLER

Kaehler mengekstraksi kunyit dengan alkhohol dan ditarik dengan eter. Eter

diuapkan dan larutan pekat ini ditarik amoniak, kemudian diendapkan dengan

CaCho endapan dibebaskan dengan HCI encer.

1.3.6 IW ANOFF DAN CAJEWSKY

lwanoff dan Cajewsky menarik kurkumin dengan amoniak pekat

kemudian diendapkan dengan CO2. Titik leleh kurkumin yang dihasilkan adalah

140°C.

1.3.7 FARMAKOLOGIS

Isolasi untuk farmakologis ini dilakukan dengan mendistilasi uap kunyit

untuk membebaskasn minyak atsiri. Sisanya dikeringkan, kemudian diekstraksi

menggunakan eter. Ekstrak diuapkan untuk memisahkan eter. Residu ditarik

dengan alkhohol 96%, dipanaskan kemudian disaring.

Filtrat yang masih panas diendapkan kurkuminnya dengan larutan Pb(Aeh

dalam alkhohol. Endapan diuraikan dalam air dengan S02 kemudian diuapkan dan

ditarik dengan alkhohol panas dimana larutan alkhohol diuapkan dan membentuk

kurkumin dengan titik leleh III ° C.

1.3.8 JNAKI DAN BOSE

Jnaki dan Bose mengisolasi zat warna alami kunyit menggunakan

petroleum eter untuk menghilangkan minyak. Kemudian diekstraksi

menggunakan pelarut benzene selama 16 jam. Kurkumin yang didaptkan

dikristalkan hingga didapatkan kurkumin mumi dengan rendemen sebesar I, I %.

Titik leleh kurkumin yang dihasilkan memiliki titik lebur I 82-1 83°C.

Page 14: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

7

1.3.9 SASTRY

Sastry mengekstraksi kunyit dengan pelarut aseton dan dilanjutkan dengan

pelarut petroleum eter pada temperatur 40-50"C. kurkumin yang dihasilkan

memiliki titk lebur 178-179°C.

Page 15: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

2.1 Bahan dan Peralatan

BABII

METODA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengekstraksi kurkumin dalam kunyit

Curcuma domestica Val.} dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut secara

batch dengan alat Soxhlet. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Bahan baku, berupa rimpang kunyit segar (Curcuma domestica Va!.)

2. Bahan pendukung, berupa pelarutorganik, yaitu etanol 95%, etanol 70%,

aseton, dan n-heksana Selain itu juga kertas saring dan aluminium foil.

3. Bahan analisis, berupa alkhohol 95%, asam asetat glacial,eter, kurkumin

standar Cl 75300 dan aquadest.

Perlatan penelitian yang digunakan berupa perangkat soxhlet, pisau,

blender, timbangan, kukusan, oven, heating mantel, perangkat dislisai biasa,

thermometer, spektrofotometer, pipet ukur, labu ukur, stopwatch, Erlenmeyer,

tabung reaksi, cawan penguapan, dan gelas kimia.

2.2 Metoda Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variable jenis pelarut

dan bentuk penampang irisan rimpang kunyit dalam ekstraksi secara batch

menggunakan pelarut dengan metode soxhlet.

Bentuk irisan rimpang kunyit divariasikan menjadi 4 level, yaitu

blender, irisan tipis bulat melintang, irisan tipis bulat memanjang, dan irisan tipis

persegi panjang. Sedangkan jenis pelarut divariasikan menjadi 4 level, yaitu :

etanol 95%, etanol 70%, aseton, dan n-heksana.

Analisis yang dilakukan meliputi analisis awal bahan baku berupa analsis

kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan kadar protein serta analsis hasil

ekstrak kurkumin berupa analsis rendemen, kadar kurkumin, dan uji kelarutan.

Matrik rancangan percobaan penelitian ini disaj ikan pada Tabel 2.1. Tiap

run penelitian ini dilakukan duplo.

8

Page 16: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

9

laDel ~.l Kancangan l'erCODaan renelluan l'----.. Variabel I Jenis Pelarut I _____ I Bentuklri~ Etanol95 % Etanol7D % Aseton N-heksana

(BI) (B2) (83) (84) Blender (AI) AIBI AIB2 AlB3 AlB4 Bulat melintang (A2) A2BI A2B2 A2B3 A2B4 Bulat memanjang (A3) A3B3 A3B2 A3B3 A3B4 Persegi panjang (A4) A4B4 A4B2 A4B3 A4B4

2.3 Prosedur Penelitian

Prosedur ekstraksi kurkumin kunyit ini meliputi tahap persiapan baban

baku , tabap ekstraksi kurkumin dan tahap pemisaban kurkumin. Secara garis

besar prosedur penelitian disajikan pada Gambar 2.1.

2.3.1 Persiapan Baban Baku

Prosedur yang dilakukan dalam persiapan baban baku sebagai berikut :

I. Rimpang kunyit dibersihakan dari kotoran yang melekat, seperti tanab dan

kotoran lainnya dengan mencucinya di dalam air

2. Kulit kunyit dikupas dan dicuci sekali lagi untuuk menghilangkan

sebagian minyak yang melapisi rimpang luar kunyit

3. Rimpang kunyit dipotong tipis-tipis sesuai ukurang yang divariasikan

4. lrisan rimpang kunyit dikukus dalam kukusan selama 4 jam untuk

menghilangkan minyak atsirinya

5. [risan kunyit yang telab dikukus didinginkan dan kemudian dikeringkan

dalam oven pada II DOC selama ± 8 jam hingga kunyit kering dan siap

untuk diekstraksi

2.3.2 Ekstraksi Kurkumin

Prosedur yang dilakukan dalam proses ekstraksi kurkumin sebagai

berikut:

1. lrisan kunyit yang telah siap diekstrak diletakkan di alas kertas saring dan

dimasukkan dalam tudung soxhlet

Page 17: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

10

2. Tabung soxhlet dihubungkan dengan labu leher tiga yang telah diisi

dengan pelarut. Rasio pelarut terhadap rirnpang kunyit adalah 1 :9.

3. Kondensor dipasang pada tudung soxhlet.

4. Ekstraksi dilakukan pada titik didih pelarutnya hingga tidak teIjadi

perubahan konsentasri ekstrak yang didapatkan

5. Didinginkan hingga semua pelarut turun ke dalam tudung soxhlet

6. Ekstrak kurkumin siap untuk dipisahkan

2.3.3 Pemisahan Kurkumin

Ekstrak kurkumin yang didapatkan masih bercampur dengan pelarut

sehingga perlu dilakukan pemisahan kurkumin yang terekstrak dari pelarutnya.

Prosedur yang dilakukan dalam pemisahan kurkumin sebagai berikut :

1. Ekstrak yang didapatkan dimasukkan dalam labu distilasi

2. Ekstrak didislasi pada temperatur sedikit di atas temperature didih pelarut

yang digunakan

3. Distilasi dilakukan hingga semua pelarut terpisahkan dari kurkumin. Hal

ini ditandai dengan tidak ada lagi pelarut yang menetes.

4. Kurkumin murni didapatkan dan siap untuk dianalisis.

Page 18: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

Rimpang kunyit dibersihkan

1 Pengupasan kulit

rimpang kunyit

1

11

Pengukusan rifPang kunyit - minyak atsiri

kunyit

Pengeringan

1 Ekstraksi

1 Filtrasi _________ ~~ AJnpas

1 Distilasi ---------.~ Pelarut

1 Kurkumin mumi

1 Analisis

Gambar 2.1 Prosedur Penelitian

Page 19: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

BABIn

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Bahan Baku Rimpang Kunyit

Hasil analisis awal rimpang kunyit sebagai bahan baku rimpang kunyit

sebagai bahan baku proses ekstraksi kurkumin disajikan pada Tabel3.1.

TbI31Anr'K a e . a ISIS omposlsl K Impang unYlt Komponen Kadar (%berat)

Air 8,00 Abu 10,25 Lemak 6,25 Protein 10,08

3.2 Penelitian Utama

Pada pene1itian utama ini, kurkumin hasil ekstraksi dianalisis rendemen ,

kadar kurkumin, dan uji kelarutan.

3.2.1 Rendemen

Hasil anal isis rendemen (dalam %-berat) untuk setiap variasi jenis pelarut

dan bentuk irisan rimpang kunyit disajikan pada Tabel3.1.

Tabel3 1 Hasil Analisis Rendemen . Bentuk Irisan Rimpang Kunyit

Pelarut Blender Bulat Bulat Persegi

Melintang Memanjang Panjang Etano170% 13,09 12,89 20,24 12,89 Etano190% 14,60 18,29 18,27 17,60 Aseton 7,60 9,76 9,02 9,95 n-heksana 0,32 0,63 0,62 0,63

Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa rendemen terkecil didapatkan pada bentuk

irisan rimpang kunyit blender dengan pelarut n-heksana sedangkan rendemen

terbesar didapatkan pada bentuk irisan rirnpang kunyit bulat memanjang dengan

12

Page 20: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

-----~~-

13

pelarut etanol 70%. Namun seeara umum dapat disimpulkan bahwa pelarut etanol

95% memberikan rendemen terbesar, disusul pelarut etanol 70%, aseton dan n­

heksana.

Semakin besar luas permukaan kontak padatan dengan pelarut seharusnya

akan meningkatkan rendemen yang diperoleh, artinya rimpang kunyit yang

diblender seharusnya memberikan rendemen yang tertinggi tetapi dalam

penelitian ini justru teljadi penyimpangan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

rimpang kunyit yang eukup halus menyebabkan rimpang kunyit memadat di

dalam tudung soxhlet akibat desakan pelarut yang berlangsung seeara terus­

menerus. Akibatnya, luas permukaan kontak efektif yang dapat teIjadi dengan

pelarut saat ekstraksi menjadi lebih keeil sehingga pelarut tidak dapat

mengekstrak dengan efektif.

Hasil analisis seeara statistik menunjukkan bahwa jenis pelarut

memberikan pengaruh yang nyata terhadap rendemen hingga tingkat kepereayaan

99%. Sedangkan bentuk irisan kunyit tidak memberikan pengaruh yang nyata

terhadap rendemen hingga tingkat kepereayaan 99%.

3.2.2 Kadar Kurkumin

Hasil analisis kadar kurkumin (%-berat) untuk setiap variasi jenis pelarut

dan bentuk irisan rimpang kunyit disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel3 2 Hasil Analisis Kadar Kurkumin . Bentuk Irisan Rimpang Kunyit

Pelarut Blender

Bulat Bulat Persegi Melintang Meman,jang Paniang

Etano170% 71,47 86,37 87,86 86,36 Etano190% 94,77 95,66 96,86 95,44 Aseton 92,97 92,86 92,96 92,68 n-heksana 28,21 28,27 28,57 28,32

Dari Tabel 3.2 terlihat bahwa kadar kurkumin terkeeil didapatkan pada

rirnpang kunyit blender dengan pelarut n-heksana, sedangkan kadar kurkumin

tertinggi didapatkan pada bentuk irisan kunyit bulat memanjangh dengan pelarut

etanoI95%.

Page 21: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

14

Secara umum, kadar kurkumin tertinggi didapatkan berturut-turut pada

ekstraksi menggunakan pelarut etanol 95%, aseton, etanol 70%, kemudian n­

heksana. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi etanol juga

mempengaruhi kadar kurkumin yang didapatkan. Hal ini dapat dianalisis bahwa

keberadaan air sangat mengganggu proses ekstraksi kurkumin, selain itu juga

factor kepolaran sangat mempengaruhi kadar kurkumin yang didapat. Terlihat

bahwa pelarut non polar (n-heksana) kurang mampu untuk mengekstrak

kurkumin.

Hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa jenis pelarut

memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar kurkumin hingga tingkat

kepercayaan 99%. Sedangkan bentuk irisan kunyit memberikan pengaruh yang

nyata terhadap kadar kurkumin hingga tingkat kepercayaan 95%.

3.2.3 Uji Kelarutan

Kurkumin hasil ekstraksi diuj i kelarutannya dalam berbagai pelarut untuk

menyakinkan secara kualitatif bahwa kurkumin hasil ekstraksi memenuhi standar

yang berlaku. Hasil uji kelarutan kurkumin disajikan pada TabeI3.3.

Tabel3. Hasi JJI e arutan Kurkumin 3 \Uoo K I

Pelarnt Kurkumin HasH Penelitian Kurkumin Standar Etanol95% larut larut Asam Asetat larut larut Petroleum Eter sedikit larut tidak larut Air Panas tidak larut tidak larut

Dari hasil uji kelarutan dapat disimpulkan bahwa kurkumin hasil

penelitian secara kualitatif memiliki karakteristik yang sarna dengan kurkumin

standar. Perbedaan kelarutan dalam petroleum eter disebabkan karena kurkumin

hasil penelitian tidak mumi (max. 96,86%) sedangkan kurkumin standar memiliki

kemumian 100% sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa non kurkumin yang

yang ikut terekstrak merupakan senyawa yang larut ~alam petroleum eter dan

diduga senyawa tersebut adalah resin, dan minyak atsiri yang masih tertinggal.

Page 22: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

4.1 Kesimpulan

BABIV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

I. Pelarut etanol 95% merupakan pelarut yang baik untuk mengekstrak

kurkumin dalam rimpang kunyit dengan metoda soxhlet

2. Jenis pelarut berpengaruh nyata terhadap rendemen dan kadar kurkumin

hasil ekstraksi dengan metoda soxhlet

3. Bentuk irisan rimpang kunyit tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen

dan kadar kurkumin hasil ekstraksi dengan metoda soxhlet

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian mendatang adalah:

l. Metoda analisis kimia yang Iebih akurat sangat diperlikan untuk

menganalisis komposisi kurkumin yang dihasilkan, misalnya kronatografi

gas.

2. Variabellain yang dimungkinkan mempengaruhi hasil ekstraksi kurkumin

perlu diteliti lebih lanjut, misalnya rasio pelarut terhadap umpan,

temperatur ekstraksi, dan waktu ekstraksi.

3. Proses penganagan kurkumin hasil ekstraksi agar tidak rusak perlu

dipertimbangkan dan diteliti, misalnya temperatur penyimpanan, kemasan

penyimpanan, dan cara pengemasan.

15

Page 23: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

DAFTAR PUSTAKA

.," "

_ - .;t'·' . '" ," ,~~~

~~ I. AOAC, "Official Methods of Analysis of the Association of Official

Analytical Chemist", AOAC Inc., Virginia, USA, (1984)

2. Darwis, A.B.D., Madjo Indo, dan S. Hasityah, "Tumbuhan Obat Famili

Zingiberaceae ", Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri,

Bogor, (1991)

3. Departemen Kesehatan, "Kodeks Makanan Indonesia tentang Bahan

Tambahan Makanan", Departemen Kesehatan RI, Jakarta, (1979)

4. Departemen Pertanian, "Tanaman Empon-empon ", Balai Informasi

Pertanian, Surabaya, (1990)

5. Enie A. Basrah, "Zat Pewrna Makanan dan Peraturan Pemakaiaannya",

Media Teknologi Pangan, BBIHP, Bogor, vol.2, No.2, (1986), ha1.44-49

6. "Food Chemical Codex", National Academy os Science, New York,

(1979)

7. Krishnamurthy, N., A.G.Mathew,E.S. Nambudiri, S., Shivashankar, Y.S.

Lewis, dan C.p. Natarajan, "Oil and Oleoresin ojTurmeric "Central

Plantation Corps Research Inst., Mysore, (1976)

8. Liang, O.B., Y.Absarton, T.Widjaja, dan S. Puspa, "Beberapa Aspek

Isolasi, Identifikasi, dan Penggunaan Komponen-komponen Curcuma

xanthorrhiza dan Curcuma domestica Val., Proseding Simposium

Nasional Temulawak, Lembaga PEnelitian UNPAD, Bandung, (1985)

9. Matoni, Georg. P, "Aspect of the Processing of Curcuma domestica

Valenton into Pharmaceutical Raw Material

10. Moesdarsono dan Suhirman, "Sumber-sumber Kurkumin Asal Tumbuhan

di Jabar".

I I. Narayanan, C.S., K.Najaraman, B. Sankharikuthy, dan A.A. Mathew,

"The Colouring Principle of Turmeric ", Proceeding of the National

Seminar on Ginger and Turmeric Cilicuta, Central Plantation Corps

Research Inst., Kerala, (1980)

16

Page 24: PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG …

17

12. Natarajan, C.P. dan Y.S. Lewis, "Technology ojGinger and Turmeric",

Proceeding of the National Seminar on Ginger and Turmeric Cilicut:a,

Central Plantation Corps Research Inst., Kerala, (1980)

13. Puseglove, J.W., Brown, E.G., Green, C.L., Robbins, S.RJ., Spices 2nd ed,

Longman Inc., New York, (1981)

14. Rismunandar, "Rempah-rempah Komoditi Ekspor Indonesia" Sinar Baru,

Bandung, (1988)

15. Sabel and Warren, "Theory and Practice of Oleoresin Extraction",

Proceeding of Conference of Spice, Tropical Product Instrument, London,

(1973)

16. Sthal, W.H., "Oleoresin Quality Analysis Fact or Fancy", Proceeding of

Conference of Spice, Tropical Product Instrument, London, (1973)

17. Sthecher, "The Merck Index and Encyclopedia of Chemical and Drug ",

Merc and Co., New York, (1968)

18. Sumangat, Djajeng, Anggraeni, dan M.P. Laksmanahardja, "Kunyit

Perkemban Penelitian Pasca Panen Tanaman Remah dan Oba", Balai

Penelitian Tanaman Industri, Bogor, vol. X, No.2, (1994), hal. 34-42

19. Widyastuti, "Pengaruh Perbandingan Serbuk Kunyit dengan Pelarut dan

Lama Ekstraksi Terhadap Produk Kurkumin ",IPB, Bogor, (1989)