pengaruh bimbingan konseling terhadap prestasi …
TRANSCRIPT
PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MURID SD NEGERI 1 BETAO KECAMATAN PITU RIAWA
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
RINA HADRIYANTI DARWIS
105401117516
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEPTEMBER 2020
i
PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MURID SD NEGERI 1 BETAO KECAMATAN PITU RIAWA
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
RINA HADRIYANTI DARWIS
105401117516
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEPTEMBER 2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rina Hadriyanti Darwis
NIM : 10540 1175 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Prestasi
Belajar Murid SD Negeri 1 Betao Kecematan Pitu
Riawakabupaten Sidenreng Rappang.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan TIM Penguji
adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan
oleh siapapun.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila
pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan
Rina Hadriyanti Darwis
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
v
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rina Hadriyanti Darwis
NIM : 10540 1175 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,
saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakkan (plagiat) dalam penyusunan
skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Perjanjian
Rina Hadriyanti Darwis
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kesuksesan bukan dilihat dari hasilnya, tapi dilihat dari prosesnya.
Karna hasil bisa direkayasa dan dibeli. Sedangkan proses selalu jujur
menggambarkan siapa diri kita sebenarnya.
Kupersembahkan cerita teristimewa sepanjang waktu dalam
penelitian ini, sebagai salah satu wujud bukti kepada ayahanda,
ibunda, adik dan sahabat tercinta atas segala tetesan keringat, doa,
dan pengorbananya, terimakasih atas perhatian, semangat dan
dorongannya dalam mendukung penulis dalam mewujudkan harapa
menjadi kenyataan.
vii
ABSTRAK
Rina Hadriynti Darwis. 2020. Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Prestasi
Belajar Murid SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng
Rappang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I
Syarifuddin Cn. Sida dan pembimbing II Hj. Muliati Samad.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Bimbingan
Konseling Terhadap Prestasi Belajar Murid SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu
Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang. pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
korelasional. teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu
menggunakan metode kuesioner (angket) dan metode dokumentasi. Populasi
penelitian ini adalah seluruh murid SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa
Kabupaten Sidenreng Rappang yang berjumlah 252 Murid, dan sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh murid kelas V SD Negeri 1 Betao yang berjumlah 47
murid. Teknik analisis data yang digunakan peneliti yaitu korelasi product
moment.
Hasil penelitian pada Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Prestasi
Belajar Murid SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng
Rappang, hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan yang dperoleh rhitung
lebih tinggi dari pada rtabel. Dimana rhitung diperoleh nilai sebesar 0,469 lebih besar
dari pada rtabel 0,294 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara bimbingan konseling dengan prestasi belajar murid kelas V SD
Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang.
Kata Kunci: Bimbingan Konseling Terhadap Prestasi Belajar.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Salam dan salawat yang melimpah semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya yang istiqomah dan setia di jalan Allah, hingga akhir zaman nanti.
Amin, ya rabbal alamin !
Penulis pengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada ayahanda Darwis dan ibunda Haliyati yang telah mencurahkan
cinta dan kasih sayangnya, serta doa yang tiada henti-hentinya demi kesuksesan
penulis.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, Skripsi ini
tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Syarifuddin Cn. Sida, M.Pd.
Pembimbing I , dan Dra. Hj. Muliati Samad, M.Si Pembimbing II. yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, motivasi, serta bimbingan
dengan penuh kesabaran dan ketulusan kepada penulis dalam penyelesaian Skripsi
ini.
ix
Tidak lupa pula penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, S.E, M.Ag. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah membina, membimbing dan
memberikan kemudahan sihingga saya dapat menyelesaikan proposal ini, Aliem
Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dan tak lupa
pula peneliti mengucapkan terimaksih kepada para dosen serta staf tata usaha
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, atas bimbingan dan jasa-jasa beliau selama penulis mengikuti
perkuliahan.
Saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan sebagai bahan
acuan untuk perbaikan dan penyempurnaan bahwa Skripsi ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan.
Makassar, 5 Februari 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN.............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka .................................................................................... 7
1. Penelitian Relevan ........................................................................ 7
2. Bimbingan Konseling ................................................................... 8
3. Prestasi Belajar ........................................................................... 22
xi
4. Tugas Pokok Guru ...................................................................... 24
5. Pelayanan Bimbingan Konselingdi Sekolah Dasar .................... 26
6. Pengaruh Layanan Bimbingan KonselingTerhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Murid yang Bermasalah ................................... 27
B. Kerangka Pikir ................................................................................. 28
C. Hipotesis ........................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................... 32
B. Variabel dan Jenis Penelitian ........................................................... 32
C. Definisi Operasional Penelitian........................................................ 35
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 45
B. Pembahasan ...................................................................................... 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Populasi Murid SD Negeri I Beta ......................................................... 36
3.2. Rincian Jumlah Murid Kelas V ............................................................. 37
3.3. Pemberian Skor Pertanyaan Instrumen ................................................. 39
3.4. Kisi-Kisi Instrument Pelaksanaan Bimbingan Konseling .................... 41
3.5. Kisi-Kisi Instrumen Prestasi Belajar ..................................................... 41
3.6. Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi............ 42
xiii
Daftar Gambar
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Pikir ...................................................................................... 30
3.1. Desain Penelitian ................................................................................... 34
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Perhitungan Jumlah Skor Kuesioner (Variabel X)........................... 65
2. Nilai Rata-Rata Murid Kelas V (Variabel Y) .................................. 67
3. Analisis Korelasi .............................................................................. 69
4. Tabel Nilai r Product Moment ......................................................... 71
5. Angket Siswa ................................................................................... 72
6. Dokumentasi Kegiatan ..................................................................... 74
7. Surat Pengantar Penelitian ............................................................... 77
8. Surat Permohonan Izin ..................................................................... 78
9. Surat Izin Penelitian ......................................................................... 79
10. Kartu Kontrol Penelitian .................................................................. 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan konseling adalah satu pelayanan pendidikan yang sangat
dirasakan pentingnya di sekolah-sekolah. Di era globalisasi ini para peserta didik
mengalami minat belajar yag rendah dikarenakan jenuh dalam belajarnya, karena
pergaulan, motivasi belajar yang rendah, jarang ke sekolah, tidak tertarik pada
mata pelajaran dan sebagainya. Perkembangan zaman modern yang begitu pesat
banyak menimbulkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat.
Keadaan seperti ini menentang individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan dan kemajuan bagi setiap murid.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor III Tahun 2014.
Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, bahwa:
(a) dalam rangka pengembangan kompetensi hidup, peserta didik
memerlukan sistem layanan pendidikan di satuan pendidikan yang hanya
mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan
manajemen, tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-
eduktif melalui layanan bimbingan dan konseling; (b) setiap peserta didik
satu dengan lainnya berbeda kecerdasan, bakat, minat, kepribadian,
kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar yang
menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi peserta didik
sehingga memerlukan layanan Bimbingan dan Konseling; (c) kurikulum
2013 mengharuskan peserta didik menentukan peminatan akademik,
vokasi, dan pilihan lintas peminatan peserta didik sehingga memerlukan
layanan bimbingan dan konseling; (d) sehubungan dengan pertimbangan
sebagai mana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
menetapkan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
2
Berdasarkan uraian di atas, Pendidikan berusaha memberikan bantuan
supaya anak didik mendapatkan perkembagan yang wajar, mendapatkan
ketentraman batin, dapat menyelesaikan problem-problem yang dihadapinya, dan
sebagainnya. Tentu saja selalu diharapkan bahwa hal-hal yang demikian itu dapat
selalu terjadi pada setiap anak didik. Akan tetapi apa yang terjadi dalam kenyataan
tidak lah demikian. Banyak sekali individu, baik yang belum dewasa maupun
sudah dewasa, yang pada suatu saat tidak mampu menyelesaikan problem-
problem yang dihadapinya.
Bimbingan merupakan proses berkelanjutan. Artinya aktivitas bimbingan
tidak dilakukan secara kebetulan, tidak sengaja, asal-asalan, melainkan aktivitas
yang dilakukan secara terencana, sengaja, sistematis, dan terarah kepada tujuan
yang telah ditetapkan. Tohirin (Quraisy dan Suardi. 2016:1-2). Sedangkan
Susanto (2018:1) menyatakan bimbinbingan merupakan bagian dari program
pendidikan secara keseluruhan yang membantu mengembangkan kesempatan
yang diberikan setiap individu dapat berkembang secara optimal melalui
kemampuan dan kapasitas secara bebas.
Daryanto (2015:5) mengatakan bahwa konseling adalah semua bentuk
hubungan antara dua orang dimana peserta didik dibantu untuk lebih mampu
menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
Pelayanan dengan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada
individu dalam memecahkan masalahnya secara individual. Hikmawati (2012:2)
menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam
bimbingan, tetapi teknik layanan ini sangat istimewa karena sifatnya yang lentur.
3
Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa bimbingan konseling
merupakan proses bantuan atau pertolongan yang dilakukan oleh guru (konselor)
kepada murid (konseli) dengan bertanya kepada murid untuk megetahui masalah-
masalah yang dihadapi murid biak itu masalah sosial, masalah pribadi maupun
masalah belajar dan memberikan jalan keluar setiap massalah-masalah yang
dihadapi murid, sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar murid.
Hubungannya dengan pendidikan, bimbingan merupakan bagian
intelektual dalam program pendidikan. Bimbingan membantu agar proses
pendidikan berjalan dengan efisien, dalam arti cepat, mudah dan efektif. Sesuai
dengan perumusan di atas, bimbingan memilih bidang masalah yang dihadapi atau
yang dialami oleh individu sebagai bidang operasional.
Pendidikan dapat berkualitas atau bermutu tinggi apabila sumber daya
pendidikan atau faktor-faktor pendidikan cukup memadai. Diantara faktor
pendidikan yang perlu dipenuhi kuantitas dan kualitasnya adalah faktor guru.
Guru memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Karena dalam rangka meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan kebutuhan
akan guru perlu dipenuhi dan kualitasnya perlu ditingkatkan. Guru yang
berkualitas dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan dapat
mencapai tujuan atau hasil pendidikan yang optimal. Sehingga hal tersebut dapat
mengakibatkan minat dan prestasi belajar murid meningkat. Seperti yag
dikemukakan oleh Djamarah (2012:23) bahwa prestasi belajar yaitu hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
4
Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang Undang No. 14
Tahun 2005 Tugas Pokok Guru, adalah; a) Guru Sebagai Pendidik. b) Guru
Sebagai Pengajar. c) Guru Sebagai Pembimbing. d) Guru Sebagai Pengarah. e)
Guru Sebagai Pelatih. f) Guru Sebagai Penilai dan Pengevaluasi dari Peserta
Didik.
Seorang guru di sekolah mempunyai tugas mendidik, mengajar,
pembimbing, pengarah dan pelatih. Tugas tersebut merupakan tugas profesional
seorang guru setiap hari di sekolah. Tugas profesional inilah yang harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Dapat dikatakan bahwa tugas bimbingn dan konseling adalah mendorong
individu untuk mempelajari kesukaran yang ada pada dirinya dan membantu
murid dalam mencari jalan keluar atau memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi murid dalam kehidupannya, terutama kehidupan sekolah, baik yang
menyangkut masalah sosial, masalah pribadi, maupun masalah belajar. Selain itu,
tugas bimbingan dan konseling juga berusaha memberikan pelayanan kepada
murid agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan
alam, lingkungan sosial, maupun lingkungan diri sendiri.
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan di SD Negeri 1 Betao yang
waktu pelaksanaannya kurang lebih 2 bulan yakni pada tanggal 1 Agustus 2019
sampai 1 Oktober 2019 jumlah siswa saat itu 44 siswa, dengan perincian 24
orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. Guru di sekolah tersebut
hanya memberikan teguran dan memberikan bimbinga invidu kepada murid yang
menghadapi masalah dalam proses pembelajaran dan adanaya beberapa murid
yang mengalami masalah dalam belajar yang di sebabkan oleh berbagai faktor
baik dari dalam dirinya, orang tua ataupun lingkungannya.
5
Atas dasar uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan
judul “pengaruh bimbingan konseling terhadap prestasi belajar murid SD Negeri 1
Betao Kecematan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
terdapat rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu
“apakah ada pengaruh bimbingan konseling terhadap prestasi belajar murid
SD Negeri 1 Betao Kecematan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh bimbingan konseling terhadap prestasi belajar murid SD
Negeri 1 Betao Kecematan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Dalam penelitian ini sesuai hakekat dari penelitian yaitu adanya
kesenjangan antara teori dengan praktek dilapangan. Untuk itu, adapun manfaat
dari penelitian ini secara teorotis yaitu mengembalikan kebenaran-kebenaran
teorities terhadap permasalahan layanan Bimbingan konseling sesuai dengan
tujuan hingga dapat menjadikan wadah kegiatan belajar bagi murid dan juga
sebagai sarana demi kemajuan layanan bimbingan konseling SD Negeri 1 Betao
Kecematan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang. Dan sebagai rujukan teori
terhadap layanan bimbingan dan konseling ditempat lain memberikan
6
sumbangan pemikiran khususnya dalam plaksanaan Bimbingan konseling
dengan kegiatan belajar pada murid.
2. Secara Praktis
a. Bagi Murid
1) Murid dapat mengetahui manfaat layanan bimbingan dan konseling
hingga dapat menumbuhkan gairah belajar murid serta meningkatkan
prestasi belajar murid.
2) Fungsi bimbingan dan konseling dapat meningkatkan prestasi belajar
murid.
b. Bagi Guru
Dapat mengetahui dan menindak lanjuti tentang pengaruh bimbingan
konseling terhadap prestasi belajar murid guna menjadikan pertimbangan
untuk meningkatkan kinerja guru yang lebih professional dan kreatif dalam
melaksanakan tugas dan amanat dalam mengelola sesuai dengan kebutuhan
murid.
c. Bagi Sekolah
Semoga penelitian ini dapat menjadi masukan untuk SD Negeri 1 Betao
Kecematan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang khususnya, atau
sekolah lain pada umumnya, sehingga dapat diupayakan pelaksanan
program bimbingan dan konseling di sekolah lebih ditingkatkan lagi.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian yang relevan
a. Johan sukesi. 2016
Hasil penelitian Johan sukesi. 2016. Hubungan antara layanan dengan
kegiatan belajar pada murid keladd IV SD Banjarharjo ngemplak sleman
Yogyakarta menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara layanan
bimbingan koseling dengan kegiatan belajar pada murid kelas IV SD
Banjarharjo Ngemplak Sleman tahun 2015 – 2016 dengan diketahui nilai r
hutung sebesar 0,688 dengan p = 0,000 lebih kecil dari α= 0,05. Dengan
demikian semakin baik dan efektif pelaksanaan pelayanan bimbingan
konseling maka semakin baik kegiatan belajar murid, sebaliknya semakin
kurang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling maka semakin kurang
kegiatan belajar murid.
b. Ida maslika 2011
Dari Hasil penelitian Ida maslika. 2011.“pengaruh layanan bimbingan
dan konseling terhadaap peningkatan belajar murid yang bermasalah kelas
VII Di MTs. Negeri Kendal” menunjukkan bahwa dari data uji hipotesis
terdapat adanya pengaruh positif antara layanan bimbingan dan konseling
terhadap peningkatan prestasi belajar murid yang bermasalah mata pelajaran
pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal. Semakin baik
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi
8
belajar murid, maka akan harmonis hubungan antara pembimbing dan murid.
Melalui uji hubungan antara variabel layanan bimingan dan konseling dengan
peningkatan prestasi belajar yang bermasalah diperoleh indeks korelasi r =
0,52775. Berarti signifikan artinya hipotesis diterima, karena pada taraf
signifikan 5%. Artinya 52% bahwa ada pengaruh positif dari layanan
bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar murid yang
bermasalah.
2. Bimbingan konseling
a. Pengertian Bimbingan Konseling
Istilah bimbingan atau guidance dalam bahasa Inggris dimaknai
dengan menunjukkan, menentukan, atau mengemudikan. Secara harfiah
istilah bimbingan (Guidance) berasal dari bahasa Ingris dari akar kata Guide
yang berarti mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to
manage) dikemukakan oleh Susanto (2018:2).
Dilihat dari asal kata bimbingan yaitu bimbing, yang artinya pimpin;
asuh; tuntun. Sedangkan bimbingan artinya petunjuk (penjelasan) cara
mengerjakana sesuatu.
Bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi yang
terdidik dan terlatih, kepada setiap individu yang usianya tidak ditentukan
untuk dapat menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangnya.
Mengambil keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.
Adanya banyak definisi tentang bimbingan dan konseling. Bahkan
penggunaan kata bimbingan itu sendiri.
9
Menurut Suherman (Susanto. 2018:2) arti bimbingan adalah proses
bantuan kepada individu sebagai bagian dari program pendidikan yang
dilakukan oleh tenaga ahli agar individu mampu memahami dan
mengembangkan potensinya secara optimal dengan tuntutan
lingkungan. Menurut Sukardi dan kusmawan (Susanto. 2018:2)
bimbingan dapat didefinisikan sebagai proses pemberian bantuan oleh
seorang konselor terhadap individu atau sekelompok individu yang
dilakukan secara berkesinambungan dan sistematis dengan tujuan agar
individu atau sekelompok individu dapat tumbuh menjadi pribadi yang
mandiri.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut peneliti dapat menyimpulkan
bahwa konseling (counseling) adalah usaha membantu peserta didik secara
tatap muka agar dapat mengatasi berbagai persoalannya dan mencapai
perkembangan diri yang optimal. Oleh karena itu, diperoleh aspek-aspek
penting dalam proses bimbingan tersebut, yaitu:
1) Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan.
Bimbingan merupakan suatu proses pemberia bantuan yang terus-
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungannya.
2) Bimbingan merupakan bantuan bagi individu.
Bimbingan dapat diberikan baik untuk menghindari kesulitan-
kesulitan maupun untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
individu di dalam kehidupannya. Bimbingan dapat diberikan bukan hanya
untuk mencegah agar kesulitan tersebut tidak terjadi dalam diri seseorang,
melainkan juga dapat diberikan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
telah terjadi pada diri seseorang. Bimbingan lebih bersifat pencegahan dari
10
pada penyembuhan. Tujuan bimbingan yang sebenarnya dimaksudkan
supaya individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan
hidup.
3) Bimbingan bertujuan mengembangkan potensi secara optimal.
Tujuan layanan bimbingan bukan hanya untuk memecahkan
masalah yang dihadapi individu, melainkan juga agar individu memiliki
pemahaman tentang potensi yang dimiliki, mampu memanfaatkan potensi
untuk meraih keberhasilan minat dan cita-cita massing-masing sesuai
dengan tuntutan kehidupan lingkungannya, serta mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki individu dan lingkungannya secara optimal
4) Bimbingan dilaksanakan oleh orang yang mempunyai keahlian dan
pengalaman khusus dalam bidang bimbingan.
Usaha pemberian bantuan dalam arti bimbingan tidak bisa
diberikan oleh sembarangan orang, tetapi harus dilaksanakan oleh orang
yang mempunyai berbagai syarat dan kualisisfikasi tertentu seperti
kepribadian, pendidikan, pengalaman dan keterampilan dibidang
bimbingan.
Istilah konseling secara etimologis berasal dari bahasa latin consilium,
yang berarti dengan atau sama, dalam bahasa Ingris disebut dengan counseling,
berasal dari akar kata counsel, yang berarti nasihat, anjuran, atau pembicaraan.
Jadi, konseling merupakan upaya pemberian nasihat, anjuran dan pembicaraan
dengan bertukar pikiran.
11
Daryanto (2015:5) mengatakan bahwa konseling adalah semua bentuk
hubungan antara dua orang dimana peserta didik dibantu untuk lebih mampu
menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
Pelayanan dengan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada
individu dalam memecahkan masalahnya secara individual. Hikmawati (2012:2)
menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam
bimbingan, tetapi teknik layanan ini sangat istimewa karena sifatnya yang lentur
American Personnel and Guidance Association (APGA) mendefenisikan
konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang terlihat secara profesional
dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa
atau konflik atau pengambilan keputusan.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di
mana proses pemberian bantuan itu berlansung melalui wawancara dalam
serangkaian pertemuan lansung dan tatap muka antara guru pembimbing atau
konselor dengan klien; dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh
pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki kearah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
Pengertian konseling berarti: “bantuan yang diberikan kepada individu
dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara
yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya”.
12
Beberapa pengertian mengenai bimbingan dan konseling di atas, maka
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa bimbingan konseling merupakan
proses bantuan atau pertolongan yang dilakukan oleh guru (konselor) kepada
murid (konseli) dengan bertanya kepada murid untuk megetahui masalah-masalah
yang dihadapi murid biak itu masalah sosial, masalah pribadi maupun masalah
belajar dan memberikan jalan keluar setiap massalah-masalah yang dihadapi
murid, sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar murid.
b. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling menempati bidang pelayanan pribadi dalam
keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan. dalam hubungan ini pelayanan
bimbingan dan konseling diberikan kepada murid dalam rangka upaya agar
murid dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depan.
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar murid
mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.
Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan, dimaksudkan agar
murid mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa
depan dirinya, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karir
maupun bidang budaya, keluarga dan masyarkat.
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah agar konseli (peserta
didik) dapat: merencanakan kegiatan pelayanan study, (1) mengembangkan
karir serta kehidupannya di masa yang akan datang, (2) mengembangkan
13
seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, (3) serta
lingkungan kerjanya, (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi
dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan masyarakat maupun
lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka harus mendapatkan
kesempatan untuk: (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan
petugas-petugas perkembangan, (2) mengenal dan memahami potensi atau
peluang yang ada di lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan
memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri, (5) menggunakan
kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat
bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan
dari lingkungannya, dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan
yang dimilikinya secara optimal.
Susanto (2018:11-12) fungsi Bimbingan Konseling dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama).
2) Fungsi fasilitas, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai perkembangan yang optimal, selaras, dan seimbang yang
meliputi seluruh aspek dalam diri konseli.
3) Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi Bimbingan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan orang lain, keluarga dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
4) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi Bimbingan konseling dalam membantu
peserta didik memilih bidang ekstrakurikuler, jurusan atau program stadi
dan menetapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian yang lainnya.
5) Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksanaan pendidikan,
kepada sekolah dan staf, konseler, dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseling.
14
6) Fungsi pencegahan, (preventif), yaitu fungsi yang berkaitan dengan
upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang
mungkin terjadi dan berupaya untuk memecahkannya, supaya tidak
dialami oleh konseli.
7) Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan konseling untuk membantu
konseli hingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir,
berperassan serta bertindak (berkehendak).
8) Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi yang bersifat penyembuhan (kuratif).
9) Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan
situasi kondusif supaya dapat menjaga diri dan memperthankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
10) Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan konseling yang sifatnya
lebih produktif dari fungsi-fungsi lainnya.
Kesimpulan fungsi bimbingan di atas, telah disusun secara struktur
mulai dari yang paling mendasar, yaitu terkait pemahaman dari konseli
sampai pada fungsi yang sifatnya paling produktif yaitu fungsi
pengembangan yang berupaya untuk memfasilitasi konseli agar mampu
mencapai perkembangan secara optimal tanpa mengalami terlalu banyak
masalah yang dapat menghambat perkembanganya.
Pada fungsi-fungsi diatas penulis menyatakan bahwa betapa
pentingnya bimbingan dan konseling yang akan berpengaruh pada klien atau
murid yang membuat pengaruh yang positif.
Pada intinya fungsi bimbingan dan konseling mencangkup beberapa
hal yaitu: fungsi pemahaman, fungsi fasilitas, fungsi penyesuaian, fungsi
penyaluran, fungsi adaptasi, fungsi pencegahan, fungsi perbaikan, fungsi
penyembuhan, fungsi pemeliharaan, dan fungsi pengembangan.
c. Prinsip-Prinsip bimbingan konseling
Susanto (2018:19-20) mengatakan bahwa bimbingan merupakan
proses bantuan kepada individu sebagai bagian dari program pendidikan
yang dilakukan oleh tenaga ahli (konselor) agar individu (konseli) mampu
15
memahami dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan
tuntutan lingungannya.
Berdasar pada pengertian itu, maka dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling, seorang konselor perlu memperhatikan berbagai
prinsip sebagai berikut:
1) Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam proses
perkembangan.
2) Bimbingan dilakukan oleh satu tenaga ahli.
3) Bimbingan berdasarkan pengakuan dan pengarahan terhadap
hak individu dalam mengabil keputusan.
4) Bimbingan merupakan pemberian bantuan kepada individu
dalam menyediakan sejumlah pilihan, rencana, keterangan, dan
pengaturan yang bijaksana.
5) Bimbingan tidak bersifat memaksa.
6) Bimbingan merupakan proses pendidikan yang bersifat
bertahap kearah berikutnya yang lebih maju.
7) Bimbingan pelajaran yang luas bagi individu dalam kehidupan
sosialnya.
8) Bimbingan berfungsi jika semua personel pendidikan seperti
konselor, kepala sekolah, guru, penasihat akademik, orang tua
dan staf lainnya aktif menjalankan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab dan tingkatan kompetensi mereka.
9) Bimbingan yang dilakukan adalah untuk membantu peserta
didik untuk menjalankan kenyataan hidupnya yang terbaik.
10) Bimbingan merupakan bagian dari program pendidikan yang
diberikan secara individual dan social.
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
bimbingan dan konseling memiliki beberapa prinsip yang merupakan
pemanduan hasil-hasil teori dan praktek yang dijadikan pedoman dan
dasar bagi menyelenggara layanan bimbingan dan konseling.
d. Pelayanan-pelayanan Bimbingan Konseling
1) Pemberian Pengalaman-pengalaman Belajar yang Menentang
Tujuan pemberian pengalaman belar yang menantang adalah agar
segala potensi yang ada pada anak dan sekaligus aspek-aspek
kepribadiannya dapat berkembang secara optimal. Kegiatan-kegiatan
pelayanan bimbingan yang dapat diberikan di sekolah antara lain
16
pemberian tugas individual, pemberian tugas kelompok, kegiatan
kelompok diskusi, kegiatan estrakurikuler, kegiatan praktek, kegiatan
tutorial, berbagai kegiatan lomba, remedial teaching dan karyawisata.
Pemberian tugas individual kepada murid merupakan salah satu
faktor yang dapat menunjang dalam rangka meningkatkan keberhasilan
belajar murid. Dengan tugas individual, murid dapat memperdalam
pemahamannya sendiri, dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya, dan
murid juga dapat melatih rasa taggung jawab atas tugas yang diberikan
kepadanya. Dengan demikian, pemberian tugas individual kepada murid
dapat meningkatkan prestasi belajar murid.
Agar membantu murid dalam meningkatan prestasi belajar, guru
tidak hanya memberikan tugas individual, akan tetapi murid perlu
diberikan tugas kelompok. Karena dengan tugas kelompok murid akan
lebih mudah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Dengan tugas kelompok, murid dapat mengetahui berbagai pendapat dari
murid lain yang dapat memperluas wawasannya. Dengan demikian,
pemberian tugas kelompok kepada murid dapat meningkatkan prestasi
belajar murid. Dalam meningkatkan prestasi belajar, hendaklah murid
mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat membantu meningkatkan prestasi
belajarnya, diatantaranya adalah kegiatan kelompok diskusi, kegiatan ini
dapat melatih murid dalam memperluas wawasannya, murid juga dapat
memperdalam pemahamannya, dan dapat melatih murid untuk menumpuk
keberaniaanya dalam memberikan pendapat, dengan demikian, kegiatan
17
kelompok doskusi ini dapat membantu murid dalam meningkatkan prestasi
belajarnya.
Kegiatan estrakulikuler juga dapat membantu meningkatkan
prestasi belajar. Dengan kegiatan estrakurikuler murid dapat memperluas
wawasannya, dan murid dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Dengan demikian, kegiatan estrakulikuler dapat membantu murid dalam
meningkatkan prestasi belajarnya.
Kegiatan lain yang dapat membantu murid dalam meningkatkan
prestasi belajarnya adalah kegiatan praktek. Dalam meningkatkan
pengetahuannya, murid tidak hanya harus memahami sebuah teori, akan
tetapi murid juga harus dapat memperaktekkan ilmu pengetahuannya, agar
pengetahuan dan pemahaman murid lebih mantap. Dengan demikian,
kegiatan praktek dapat membantu murid dalam meningkatkan prestasi
belajar.
Kegiatan tutorial juga dapat membantu murid dalam meningkatkan
prestasi belajarnya. Kegiatan tutorial sangat dibutuhkan oleh murid, karena
dengan kegiatan tutorial, murid dapat lebih memperdalam pemahamannya,
dan murid juga dapat menambah pengetahuannya. Dengan demikian,
kegiatan tutorial ini, dapat membantu murud dalam meningkatkan prestasi
belajarnya.
Pelaksanaan berbagai kegiatan lomba perlu diadakan di lingkungan
sekolah. Pelaksanaan kegiatan lomba tersebut diadakan dalam rangka
melatih murid dalam mengembangkan bakat yang dimilikinya, dan murid
18
juga dapat memupuk keberanian dalam mengahadapi sebuah tantangan
yang dihadapinya. Dengan demikian, kegiatan lomba tersebut dapat
membantu murid dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
Setiap murid memiliki pemahaman yang berbeda-beda, terutama
dalam memahami sebuah pelajaran. Terkadang sebagian pengetahuan
yang sudah oleh murid hilang. Agar dapar mengembalikan pemahaman
murid tersebut, maka guru perlu memberikan kegiatan remedial teaching.
Karena dengan kegiatan tersebut, sebagian pemahaman murid yang hilang
dapat dipahami kembali oleh murid, dan juga dapat menambah
pemahaman tersebut. Dengan demikian, kegiatan remedial teaching dapat
membantu murid dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
Kegiatan lain yang dapat membantu meningkatkan prestasi belajar
murid adalah kegiatan karyawisata. Kegiataa karyawisata merupakan
kegiatan yang menyajiakan bahan pelajaran dengan membawa murid
lansung kepada objek yang akan dipelajari yang terdapat diluar kelas.
Dengan kegiatan karyawisata, murid dapat memperluas wawasannyaa, dan
juga murid dapat menambah pengalaman belajar di luar kelas. Degan
demikian, kegiatan karyawisata ini dapat membantu murid dalam
meningkatkan prestasi belajarnya.
Manfaat pelayanan pemberian pengalaman belajar yang menantang
ini adalah: mengembangkan dan menyalurkan potensi (bakat, minat,
kemampuan) dan cita-cita murid, memperdalam pemahaman murid dan
memperluas wawasannya, mendukung keberhasilan belajar murid,
19
membantu memberikan arah tentang lanjutan pendidikan, melatih disiplin,
tanggung, tanggung jawab, toleransi, sportivitas dan memupuk
keberhasilan, serta menambah wawasan murid, yang kesemuaanya itu
akan menambah atau meningkatkan kualitas kepribadian murid,
mengembangkan sosialitas murid, menunjang kemandirian murid.
2) Pelayanan Informasi
Secara umum, layanan informasi memberikan pemahaman kepada
individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang
diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk
menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendakinya.
Pelayanan informasi yang diberikan oleh murid sangat
diperlukan dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Pelayanan-
pelayanan informasi yang dapat diberikan kepada murid, diantaranya
adalah informasi tentang cara belajar. Dengan mengetahui informasi
tentang cara belajar, murid dapat menggunakan waktu belajarnya
dengan sebaik-baiknya, murid dapat belajar dengan tenang, teliti dan
penuh konsentrasi, sehingga pelajaran yang sudah dipelajarinya benar-
benar dapat dipahami.
Pelayanan informasi yang perlu diberikan kepada murid adalah
informasi tentang pembuatan jadwal dan pelaksanaannya. Agar belajar
murid dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah murid
mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur,
sehingga murid dapat memperhitungkan waktunya untuk kegiatan
20
yang dilakukannya setiap hari, dan murid dapat merencanakan
penggunaan beljar dengan cara menetapkan jenis- jenis mata
pelajarannya dan urutn- urutan yang harus dipelajarinya. Dengan
demikian, pelayanan- pelayanan informasi tersebut dapat membantu
murid dalam meningkatkan prestasi belajaranya. Pelayanan ini
bertujuan agar paraa murid mengetahui jenis- jenis sekolah untuk
melanjutkan pendidikan, jenis- jenis jabatan atau pekerjaan yang ada
dalam masyaraakat, serta jenis- jenis organisasi atau lembaga- lembaga
yang ada dalam masyarakat, untuk selanjutnya bagi mereka yang
berpotensi, berbakat dan berminat dapat merencanakan untuk
memasukinya apabila telah selesai penempuh pendidikan yang
sekarang sedang berlangsung.
Manfaat pelayanan informasi sangat besar, terutama karena
pelayanan tersebut dapat mendorong motivasi untuk melanjutkan
pembelajaran, menambah kemampuan dan keterampilan serta memilih
pekerjaan yang sesuai dengan cita- citanya, membantu menyalurkan
bakat dan cita- cita murid, menunjang keberhasilan belajar, membantu
merencanakan dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakat,
latar belakang pendidikan dan kepribadiannya.
3) Pelayanan penempatan
Individu sering menjalani kesulitaan dalam menentukan
pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan minat,
dan hobinya tidak tersalurkan baik. Individu seperti itu tidak mencapai
21
perkembangan secara optimal. Mereka memerlukan bantuan atau
bimbingan dari orang- orang dewasa, terutama konselor, dalam
menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.
Tujuan pelayanan penempatan ialah agar murid dapat mencapai
keberhasilan dalam belajar. Untuk itu diberikanlah pelayanan
penempatan dalam kelas, penempatan dalam jurusan atau program
yang sesuai denan bakat, keampuan dan minatnya, penempatan dalam
kelompok belajar yang sesuai, penempatan dalam kegiatan
ekstrakurikuler sesuai bakat, minat, kemampuan dan sesuai pula
dengan pola atau kondisi kepribadiannya. Bagi murid yang
melanjutkan ke perguruan tinggi dibantu untuk memilih juran dan
fakultas yang sesuai dengan apresiasinya (cita-citanya).
Manfaat layanan penempatan adalah membantu murid agar
berhasil dalam belajar, dapat mencari dan meilih pekerjaan setelah
selesai belajar, potensi murid dapat berkembang, dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan, dan menunjang tercapainya cita- cita.
Layana penempatan terhadap murid akan membawa
keuntungan bagi murid yang bersangkutan, yaitu memberikan
penyesuaian dan pemeliharaan terhadap kondisi individual murid.
Sebagai contoh penempatan dalam kelas. Murid yang matanya kurang
melihat dan memiliki pendengaran yang lemah hendaklah diberikan
tempat duduk paling depan, agar murid murid tersebut dapat
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Contoh lain adalah
22
penempata murid menurut minatnya masing- masing. Selain
memberikan keuntungan bagi murid, layanan penempatan juga
memeberi keuntungan bagi guru, khususnya dalam kaitannya dengan
pengelolaan kelas, dengan penempatan yang tepat menjadi lebih
mudah menggerakkan dan mengembangkan semangat belajar murid.
Dengan demikian layanan penempatan bagi murid, dapat membantu
murid dalam membantu murid dalam meningkatkan prestasi
belajarnya.
3. Prestasi belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu kata “prestasi” dan
“belajar”. Dalam kamus bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakuka, dikerjakan dan sebagainya).
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2010:11). Belajar dimulai sejak
manusia lahir sampai akhir hayat. Belajar merupakan proses manusia untuk
mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Slameto
(2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dan lingkungannya.
Sedangkan menurut peneliti belajar adalah suatu proses atau usaha yang di
lakukan seseorang untuk memperoleh perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.
23
Djamarah (2012:23) menyatakan bahwa prestasi belajar yaitu hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil yang berupa kesan-kesan akibat adanya
perubahan dalam diri individu dari kegiatan belajar yang dilakukannya.
Perubahan yang dicapai dalam bentuk kecakapan, tingkah laku, ataupun
kemampuan yang merupakan akibat dari proses belajar yang dapat bertahan
dalam kurung waktu tertentu. Dalam konteks ini, prestasi belajar merupakan
hasil nyata (riil) dari proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan
murid dengan materi pembelajaran. Dalam melakukan aktivitas belajar, tntunya
murid memiliki tujuan dan kegiatan yang diikutinya tersebut. Prestasi belajar
yang tinggi merupakan tujuan dan akibat dari kegiatan belajar yang maksimal
atau sebaliknya.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai
oleh murid dari proses belajar mengajar yang dilakukannya. Dalam hal ini
prestasi belajar dilihat dari nilai tugas, PR dan ulangan dari murid. Prestasi
belajar adalah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran
kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai.
b. Teori- teori belajar
1) Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan Loeh Kofka dan Kohler dari Jerman, yang
sekarang menjadi tenar diseluruh dunia. Hukum yang berlaku pada
pengamatan adalah sama dalam hukum dalam belajar yaitu :
a) Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya,
b) Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.
Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama
yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang
24
dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari tetapi mengerti atau memperoleh insight.
2) Teori belajar menurut J. Bruner
Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang
tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa
sehingga murid dapat belajar lebih baik dan mudah.
3) Teori belajar Peaget
Pendapat Peaget mengenai perkembangan proses belajar anak-anak
adalah sebagai berikut:
a) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda-beda dengan orang
dewasa.
b) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu,
menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
c) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui
suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu
tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama setiap anak.
4) Teori dari R. Gagne
Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:
a) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;
b) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari intruksi.
5) Purposevul Learning
Purposevul Learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk
mencapai tujuan dan yang dilakukan murid sendiri tanpa pemerintah atau
bimbingan orang lain.
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan prilaku idividu.
4. Tugas Pokok Guru
Tugas pokok seorang guru. Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003
dan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 Tugas Pokok Guru, adalah; a) Guru
Sebagai Pendidik. b) Guru Sebagai Pengajar. c) Guru Sebagai Pembimbing. d)
Guru Sebagai Pengarah. e) Guru Sebagai Pelatih. f) Guru Sebagai Penilai dan
Pengevaluasi dari Peserta Didik.
25
a. Guru Sebagai Pendidik.
Guru adalah pendidik yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap hasil
yang dicapai peserta didik dalam semua aspek. Oleh karena itu guru harus
mempunyai standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung-jawab,
wibawa, mandiri dan disiplin. Selain itu guru harus memiliki nilai-nilai dan
moral-moral social.
b. Guru Sebagai Pengajar.
Tugas guru adalah membantu peserta didik yang sedang berkembang
untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi
dan memahami materi standar yang dipelajari.
c. Guru Sebagai Pembimbing.
Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing
perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang
bertanggung jawab. Sebagai guru pembimbing, guru harus merumuskan tujuan
secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus
ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
d. Guru Sebagai Pengarah.
Sebagai pengarah guru harus mampu mengarahkan peserta didik dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Baik itu dalam
mengambil keputusan terkait studinya maupun kehidupan yang lebih luas.
sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang ada pada dirinya.
26
e. Guru Sebagai Pelatih.
Aspek pendidikan mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga
proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik
intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai
pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi
dasar sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik.
f. Guru Sebagai Penilai.
Dalam pembelajaran ada penilaian, penilaian merupakan proses
menetapkan kualitas hasil belajar murid, atau proses untuk menentukan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik. Sebagai suatu proses, penilaian
dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai.
5. Pelayanan bimbingan konseling di Sekolah Dasar
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan
yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai
dengan tuntunan dengan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
Hikmawanti (2012:19) menyatakan bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah merupakan usaha membantu murid dalam pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan social, kegiatan belajar serta perencanaan dan
pengembangan karir.
Layanan bimbingan dan konseling bertujuan membantu perkembangan
peserta didik secara optimal.
27
Susanto (2018:15-19) menyatakan bahwa program bimbingan dan
konseling terdiri atas empat komponen pelayanan, yaitu: layanan dasar
bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan layanan
dukungan sistem.
a. Layanan dasar bimbingan.
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur
secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam
rangka mengembangkan prilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan
tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan
memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.
b. Pelayanan responsif
Layanan responsive merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan
dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan
gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
c. Pelayanan perencanaan individual
Layanan perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada
konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang
berkaitan dengan peencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
d. Pelayanan dukungan system
Layanan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan
kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya teknologi
informasi dan komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional
konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak lansung memberikan
bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
konseli.
6. Pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar
murid yang bermasalah.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,
remaja maupun dewasa agar yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan
28
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konseler
dengan klien (murid) yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan
mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan
masalahnya berdasarkan penentuannya sendiri.
Prestasi belajar merupakan hasil yang berupa kesan-kesan akibat
adanya perbuhan dalam diri individu dari kegiatan belajar yang dilakukannya.
Perubahan yang di capai dapat berbentuk kecakapan, tingkah laku, ataupun
kemampuan yang merupakan akibat dari proses belajar yang dapat bertahan
dalam kurun waktu tertentu.
Layanan Bimbingan konseling mempengaruhi peningkatan prestasi
belajar murid yang bermasalah. Karena pembimbing atau konselor
memberikan bantuan seperti pengarahan kepada murid yang tidak menaati
peraturan sekolah untuk menaati peraturan yang ada, untuk belajar lebih rajin
agar pretasinya dapat meningkat.
B. Kerangka pikir
Sugiono (2012:92). Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut,
selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa
tentang hubungan antar variabel yang diteliti
29
Pelaksanaan bimbingan konselig dapat diartikan untuk dapat memberikan
bantuan dan layanan pada murid, harus dilakukan oleh seorang yang profesional.
karna bimbingan konseling tersebut seorang pembimbing maupun konselor
diharapkan mempunyai wawasan yang luas sehingga ada kepercayaan dari diri
klien terhadap pembimbing dalam membantu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi baik massalah yang besar, sederhana maupun pada masalah yang
kompleks atau rumit
Pelaksanaan bimbingan konseling berperan membantu permasalahan yang
dihadapi murid guna membantu murid agar mencapai perkembangan yang optimal
yaitu murid dapat menemukan dirinya sendiri, mengenali lingkungan dan
merencanakan masa depanya sehingga murid dapat mewujudkan dirinya sendiri
sebagai pribadi yang bertanggung jawab, pelajar yang kreatif dan mempunyai
keterampilan dalam dirinya. Sehingga pelaksanan bimbingan konseling yang baik
akan membantu mengubah perilaku individu, meningkatkan kemampuan individu
dalam membina dan memelihara hubungan, meningkatkan efektifitas dan
kemampuan murid dalam pemecahan masalah, meningkatkan potensi dan
pengembangan individu.
Adanya pelaksanaan Bimbingan konseling memberikan arahan motivasi
dan hasil belajar murid yang kurang baik dan dapat memecahkan massalah-
masalahnya baik itu masalah social, masalah pribadi maupun masalah dalam
belajarnya sehingga dengan pelaksanaan bimbingan konseling dapat
mempengaruhi minat dan motivasi belajar murid, maka murid yang tadinya
30
prestasinya kurang bisa ditingkatkan agar lebih baik. Adapun bentuk skema
penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka piker
Minat dan Motivasi Belajar
Murid
31
B. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian merupakan suatu alat atau wahana yang sangat
penting artinya dalam suatu kajian atau penelitian. Hipotesis memungkinkan kita
dapat menghubungkan antara teori dan hasil pengamatan yang dilakukan.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
H1: Ada pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan dan konseling
terhadap pretasi belajar murid SD Negeri 1 Betao Kecematan Pitu Riawa
Kabupaten Sidenreng Rappang.
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan dan
konseling terhadap pretasi belajar murid SD Negeri 1 Betao Kecematan
Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Umar (2010:49) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif
digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi pada situasi sekarang. Metode deskriptif kuantitatif
digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mencari informasi faktual
yang mendetail (menggambarkan) pengaruh Bimbingan konseling terhadap
prestasi belajar murid.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakn yaitu korelasional, penelitian ini
berusaha mengungkap pengaruh variable Bimbingan konseling dengan
prestasi belajar murid kelas V SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa
Kabupaten Sidenreng Rappang.
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006 : 118) variabel adalah objek penelitian, atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan penelitian ini,
variabel penelitian terdiri atas dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu :
33
a. Variabel Independent yaitu variabel yang sering disebut sebagai variabel
bebas, stimulus, predictor antecedent. Dalam SEM (structural equatiaon
modeling/ pemodelan persamaan structural, variabel independentnya
disebut variabel eksogen, atau variabel X).
b. Variabel Dependent sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (structural equatiaon
modeling/ pemodelan persamaan structural, variabel independentnya
disebut variabel indogen, atau variabel Y).
Dalam penelitian ini variabel bebas yakni Bimbingan konseling
disekolah dan variabel terikat adalah prestasi belajar murid.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif-korelasional yaitu dimaksudkan untuk
mengkaji pengaruh bimbingan konseling terhadap prestasi belajar murid kelas
V SD Negeri 1 Betao Kecematan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang.
Jenis penelitian korelasional ini dapat dipakai untuk mendeteksi sejauh mana
variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih
variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Dengan study korelasional
pengukuran terhadap beberapa variabel serta saling hubungan diantara
variabel- variabel dapat dilakukan serentak dengan kondisi realistis.
Pendapat lebih konkrit dari Arikunto (2012:43) mengatakan bahwa :
penelitian korelasional berupa penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui
34
ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik
korelasi seseorang peneliti dapat mengetahui hubungannya variasi dalam
sebuah variabel dengan variasi lain. Sesuai dengan metode penelitian yang
diterangkan diatas maka, desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah desain korelasional. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat baik secara sendiri – sendiri maupun secara
bersama- sama. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu suatu variabel
bebas (X) dan suatu variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah Bimbingan
konseling (X) dan sebagai variabel terikatnya adalah prestasi belajar murid
(Y).
Berdasarkan sifat dan jenis hipotesis yaitu mencari pengaruh
bimbingan konseling terhadap prestasi belajar murid, desain yang digunakan
adalah desain penelitian korelasi, sebagaimana skema dibawah ini:
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Dimana:
X = Bimbingan Konseling
Y= Prestasi Belajar Murid
X
Y
35
C. Definisi Operasional Penelitian
Untuk memberikan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka variabel-
variabel perlu di definisikan secara operasional.
1. Variabel (X) dalam penelitian ini adalah Bimbingan konseling.
Bimbingan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang
dilakukan oleh guru (konselor) kepada murid (konseli) dengan bertanya
kepada murid untuk megetahui masalah-masalah yang dihadapi murid biak
itu masalah sosial, masalah pribadi maupun masalah belajar dan
memberikan jalan keluar setiap massalah-masalah yang dihadapi murid,
sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar murid.
2. Variabel (Y) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh murid dari proses belajar
mengajar yang dilakukannya. Dalam hal ini prestasi belajar dilihat dari
nilai tugas, PR dan ulangan dari murid. Jadi prestasi belajar adalah hasil
usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang
dicapai dalam bentuk nilai.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2016:80 ).
Jalaluddin Rahkmat (2000:78) mengatakan populasi adalah kumpulan obyek
dalam penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
36
seluruh murid di SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten
Sidenreng Rappang yang berjumlah 252 Murid
Tabel 3.1. Populasi murid SD Negeri I Betao
1 2 3
No Kelas Jumlah
1. Kelas I 38 Siswa
2. Kelas II 45 Siswa
3. Kels III 32 Siswa
4. Kelas IV 46 Siswa
5. Kelas V 47 Siswa
6. Kelas VI 44 Siswa
Jumlah 252 Siswa
Sumber: staf tata usaha SD Negeri I Betao. 2020
2. Sampel
Sugiono (2016:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Arikunto (2006:131), sampel adalah
sebagian atau wakil polpulasi yang diteliti. Rahkmat (2000:78) Sampel adalah
bagian yang diamati dalam penelitian. Syaodih (2010:266) sampel adalah
kelompok kecil bagian dari target populasi yang mewakili populasi dan secara rill
diteliti. Sampel yang diambil adalah seluruh murid kelas V yang memiliki
masalah, baik itu masalah sosial, pribadi, maupun masalah dalam belajar. Siswa
37
kelas V saat ini berjumlah 47 orang, alasan peneliti mengambil sampel ini karena
secara kebetulan peneliti datang ke sekolah dan melihat kecerdasan emosional
murid kelas V mulai terlihat. Dengan rincian sebagai beikut:
Table 3.2 Rincian jumlah murid kelas V
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki 25
2. Perempuan 22
Jumlah 47
Sumber: staf tata usaha SD Negeri I Betao. 2020
3. Teknik Pegambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara
mengambil sampel yang representif dari populasi. Pengambilan sampel ini
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar
dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan non
probability sampling. Teknik sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
38
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang diharapkan, peneliti menggunakan metode,
yaitu:
a. Metode kuensioner
Kuensioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden
untuk dijawabnya. Kuensioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yanag bissa diharapkan dari responden. Selain itu, kuensioner juga cocok dapat
bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang cukup luas.
Kuensioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikan responden secara lansung atau dikirim melalui pos atau
internet. Kuensioner digunakan untuk memperoleh data tentang layanan
bimbingan dan konseling dan prestasi belajar peserta didik. Kemudian hasilnya
digunakan untuk deksripsi data.
b. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data lansung dari
tempat penelitian, melipiuti buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, filem documenter, data yang relevan penelitian.
Metode ini terutama digunakan untuk menghimpun data mengenai prestasi
belajaar siswa, juga mengenai sejarah berdirinya, struktur organisasi serta
keadaan siswa dan karyawan.
39
Metode dokumentasi ditempuh untuk mengumpulkan data. Data tersebut
berupa nama-nama murid di SD Negeri 1 Betao.
2. Instrument penelitian
Untuk keperluan pengukuran variabel bebas bimbingan dan konseling
digunakan instrument penelitian yaitu bimbingan dan konseling. Kemudian
untuk keperluan pengukuran variabel terikat prestasi belajar digunakan
instrument penelitian yaitu prestasi belajar. Kuesioner digunakan untuk
memperoleh data tentang bimbingan dan konseling dan prestasi belajar peserta
didik. Dari instrument inilah yang kemudian akan diketahui layanan bimbingan
dan konseling dan prestasi belajar peserta didik yang baik dan kurang baik.
Kuensioner yang digunakan berbentuk skala Likert yang bersifat lansung
dan tertutup. Cara pemberian skor untuk masing-masing butir pertanyaan
sebagai berikut :
Tabel 3.3. Pemberian Skor Pertanyaan Instrumen
NO Alternatif Jawaban Pemberian Skor
1. Selalu (SL) 4
2. Sering (SR) 3
3. Kadang-kadang (KD) 3
4. Tidak Pernah (TP) 1
Layanan bimbingan dan konseling dan prestasi belajar peserta
didik dapat diketahui dengan nilai rata-rata perhitungan skoring.
40
a. Prosedur Pengembangan Instrumen
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrument pokok
penelitian, maka kuesioner ini merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan penelitian. Untuk itu langkah dan tahap penyususnan
kuesioner haruslah melalui prosedur dan standar agar perangkat penelitian
ini dapat diprtanggung jawabkan. Prosedur pengembangan kuesioner
dilakukan sebagai berikut:
1) Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, sub
variabel, dan indicator.
2) Penulisan item kuesioner dan penyusunan skala.
3) Penyuntingan, yaitu melengkapi instrument dengan pedoman
pengerjaan dan lain-lain yang diperlukan.
4) Uji coba.
5) Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban dan
peninjauan sarana-sarana.
b. Kisi-kisi instrument penelitian
Kisi-kisi instrument penelitian ini digunakan untuk mengetahui
kandungan butir-butir pertanyaan yang terdapat pada koesioner(angket)
yang diberikan kepada murid yang akan diteliti. Berikut ini adalah tabel
dari kisi-kisi instrument penelitian:
41
1) Kisi-kisi instrument pelaksanaan bimbigan konseling.
Tabel 3.4. Kisi-kisi instrument pelaksanaan Bimbingan konseling
Variabel Indikator
Bimbingan
konseling
a. Bimbingan pribadi. 1,2,3,7,9,10
b. Bimbingan sosial. 14,15
c. Bimbingan belajar. 4,5,6,8,11,12,13
2) kisi-kisi instrumen prestasi belajar
Tabel 3.5. kisis-kisi instrumen prestasi belajar
Variabel Indikator
Prestasi belajar a. Nilai tugas di sekolah
b. Nilai PR
c. Nilai ujian harian, dan ujian mingguan.
c. Uji Instrumen
Pada kuesioner bimbingan dan konseling dan prestasi belajar dilakukan
uji instrumen yaitu validitas dan reliabilitas.
1) Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
yang diteliti.
42
2) Realibilitas
Reabilitas dikatakan apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes
yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek
yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relative
sama. Reabilitas mengandung dua makna yaitu alat ukur menghasilkan
pengukuran yang dilakukan dalam waktu yang berbeda dan
diselenggarakan oleh petugas berbeda tidak membuahkan hasil yang
berbeda, berarti akan mendapat pengukuran yang sama serta alat ukur ini
menghasilkan pengukuran yang stabil skalipun digunakan berkali-kali atau
berulang-ulang sedangkan alat ukur dikatakan stabil apabila alat ukur
tersebut digunakan oleh siapapun dan dalam waktu yang berbeda
sekalipun akan menunjukkan skore atau hasil yang sama.
Uji reabilitas bertujuan untuk mengetahui kegiatan atau keterpercayaan
instrument. Besarnya menunjukkann koefisieen reabilitas instrument. Dari
hasil analisi dapat diketahui reabilitas instrument tinggi dan rendah
sebagai tolak ukur tinggi rendahnya koefisiesn realibilitas instrument dapat
digunakan interprestasi yang diungkapkan oleh sugiono (2015:216)
F. Teknik Analisi Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu korelasi Pruduc
Moment. Selanjutnya untuk mengetahui adanya pengaruh bimbingan konseling
terhadap prestasi belajar murid dengan menggunakan analisis inferensialasosiatif
yang diuji dengan korelasi Produc Moment.
Rumus korelasi Produc Moment:
43
√
(Sugiyono,2016:183)
Keterangan :
= Korelasi product moment person item dengan total
N = Jumlah responden
= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
= Jumlah seluruh skor X
= Jumlah seluruh skor Y
Tabel 3.6. Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00-0.199 Sangat Rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40-0.599 Sedang
0.60-0.799 Kuat
0.80-1.000 Sangat Kuat
Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara
penggunaan bimbingan konseling terhadap prestasi belajar murid, maka peneliti
menggunakan uji Paired Sample test. Berikut adalah aturan penerimaan hipotesis
dalam penelitian ini :
44
“Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan bimbingan konselig terhadap
prestasi belajar murid kelas V SD Negeri 1 Betao Kecematan Pitu Riawa
Kabupaten Sindenreng Rappang.”
Jika nilai rhitung >rtabel maka ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan
konseling terhadap prestasi belajar murid kelas V SD Negeri 1 Betao Kecematan
Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Deskriptif
Hasil penelitian menunjukkan tentang karakteristik pengaruh bimbingan
konseling terhadap prestasi belajar murid kelas V SD Negeri 1 Betao
Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dalam hal ini tidak terbatas dengan menganalisis degan
data-data namun juga dengan cara observasi langsung. Dalam penelitian ini
jumlah sampel adalah 47 murid yang terdiri dari 1 kelas. Dalam observasi yang
dilakukan menunjukkan kecenderungan guru kurang memberikan bimbingan
konseling kepada murid. Selain itu guru masih monoton dan kurang
mengembangkan kegiatan bimbingan konseling dalam pembelajaran.
a. Data Bimbingan dan Konseling
Langkah pertama yang peneliti lakukan sebelum menganalisis data,
terlebih dahulu peneliti menentukan data yang akan dianalisis. Data pertama
adalah skor angket yang diisi oleh 47 murid sebagai responden, dan data yang
kedua adalah prestasi belajar murid berdasarkan 4 mata pelajaran yaitu, Ilmu
Pengetahuan Alam(IPA), Matematika, Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) pada tahun ajaran 2020/2021, sehubungan dengan keadaan yang ada
bahwa tahun ajaran 2020/2021 semester I terkendala oleh covid-19 baru saja
dimulai dan berjalan sekitar beberapa hari maka hasil belajar murid hanya dapat
dinilai dari nilai tugas harian, kemudian dirata-ratakan untuk diolah menjadi data
prestasi belajar murid kelas V SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa
46
Kabupaten Sidenreng Rappang. Proses pengumpulan data dan analisis data ini
menjadi jawaban atas masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Untuk data
pertama nilai alternatif, jawaban per item untuk angket adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Penentuan Skor Angket (Kuesioner)
NO Alternatif Jawaban Pemberian Skor
5. SELALU (SL) 4
6. SERING (SR) 3
7. KADANG-KADANG (KD) 3
8. TIDAK PERNAH (TP) 1
Untuk analisis data peneliti menguraikan terlebih dahulu rekapitulasi nilai
hasil pengisian angket tentang bimbingan konseling yang terdiri dari beberapa
tabel yang berhubungan dengan analisis data sebagai berikut :
Tabel 4.2 Respon Murid Terhadap Angket Bimbingan Konseling
No Kode Sampel SL SR KD TP Jumlah
Aspek
Jumlah
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8
1. S 12 3 1 0 15 59
2. H 13 2 1 0 15 60
3. A 14 1 0 0 15 59
4. M E S 10 5 0 0 15 55
47
1 2 3 4 5 6 7 8
5. M E 10 4 1 0 15 54
6. M R 11 4 0 0 15 56
7. G R H 11 4 0 0 15 56
8. A.B 12 3 0 0 15 57
9. R 13 2 0 0 15 58
10. A A I 12 3 0 0 15 57
11. A 12 2 1 0 15 56
12. M K 12 3 0 0 15 57
13. M R A 12 1 2 0 15 55
14. D 12 3 0 0 15 57
15. Y A 12 3 0 0 15 57
16. A A 10 4 1 0 15 54
17. A W 13 2 0 0 15 58
18. G A M 11 4 1 0 15 58
19. M R 12 3 0 0 15 57
20. M R 9 6 0 0 15 54
21. M R 10 2 3 0 15 52
22. M A 9 4 2 0 15 52
23. R D 13 2 0 0 15 58
24. R 12 3 0 0 15 57
25. A. A K 11 4 0 0 15 56
48
1 2 3 4 5 6 7 8
26. W 10 5 0 0 15 55
27. N S 10 4 1 0 15 54
28. A S N 13 2 0 0 15 58
29. M L 11 4 0 0 15 56
30. R P 11 3 1 0 15 55
31. F 10 5 0 0 15 55
32. H 8 4 3 0 15 50
33. S R 10 3 2 0 15 53
34. N A 11 3 1 0 15 55
35. F N R 12 2 1 0 15 56
36. S N 13 1 1 0 15 57
37. S A 11 3 1 0 15 55
38. K A 10 5 0 0 15 55
39. M A 10 3 2 0 15 53
40. N S S 9 4 2 0 15 52
41. N A 9 6 0 0 15 54
42. N S 12 3 0 0 15 57
43. H 10 5 0 0 15 55
44. J 12 2 1 0 15 56
45. Y U 15 0 0 0 15 60
46. N A L 11 3 1 0 15 55
49
1 2 3 4 5 6 7 8
47. S F 12 3 0 0 15 57
JUMLAH 2622
RATA-RATA 55,78723404
Untuk mengetahui skor rata-rata minat belajar dengan menggunakan bimbingan
konseling, maka peneliti menggunakan rumus:
=
=
=55,78
Keterangan: Mx = Mean
∑x = Jumlah Nilai X
N = Jumlah Sampel
b. Data Prestasi Belajar
Minat belajar yang dimaksud adalah nilai-nilai yang diperoleh murid
dalam empat kategori mata pelajaran inti yaitu Matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia. Adapun
nilai yang diperoleh peneliti dari nilai rata-rata prestasi belajar murid pada tugas
harian dengan data sebagai berikut:
Tabel 4.3 nilai rata-rata murid kelas V SD Negeri 1 Betao
No Kode Sampel
Nilai Rata-Rata Murid
1 2
3
1. H
80
50
1 2
3
2. A
78
3. M E S
80
4. M E
81
5. M R
80
6. G R H
85
7. A.B
80
8. R
82
9. A A I
75
10. A
89
11. M K
85
12. M R A
80
13. D
78
14. Y A
80
15. A A
79
16. A W
79
17. G A M
72
18. M R
79
19. M R
78
20. M R
85
21. M A
79
22. R D
83
51
1 2 3
23. R
85
24. A. A K
79
25. W
82
26. S
85
27. N S
77
28. A S N
85
29. M L
80
30. R P
78
31. F
85
32. H
75
33. S R
79
34. N A
85
35. F N R
80
36. S N
82
37. S A
78
38. K A
85
39. M A
78
40. N S S
82
41. N A
80
42. N S
85
43. H
85
52
1 2 3
44. J
80
45. Y U
80
46. N A L
80
47. S F
85
JUMLAH 3802
RATA-RATA 80,89
Sumber: Daftar Nilai Kelas V SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa
Kabupaten Sidrap
Berdasarkan tabel 4.3 prestasi belajar murid, data mengenai prestasi belajar murid
semester 1 tahun ajaran 2020/2021 dapat dilihat pada nilai rata-ratanya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
=
=
= 80,89
Keterangan : Mx = Mean
∑x = Jumlah Nilai
n = Jumlah Sampel
2. Analisis Korelasi
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
perhitungan koefisian. Untuk menghitung koefisien korelasi antara bimbingan
konseling (Variabel X) dengan prestasi belajar murid (variabel Y) diunakan
53
person product moment. Adapun langkah-langkah perhitungan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Perhitungan untuk Memperoleh Koefisien Korelasi Bimbingan
Konseling Dengan Prestasi Belajar Murid.
No KODE SAMPEL X Y XY X2
Y2
1 2 3 4 5 6 7
1. S 59 80 4720 3481 6400
2. H 60 78 4680 3600 6084
3. A 59 80 4720 3481 6400
4. M E S 55 81 4455 3025 6561
5. M E 54 80 4320 2916 6400
6. M R 56 85 4760 3136 7225
7. G R H 56 80 4480 3136 6400
8. A.B 57 82 4674 3249 6724
9. R 58 75 4350 3364 5625
10. A A I 57 89 5073 3249 7921
11. A 56 85 4760 3136 7225
12. M K 57 80 4560 3249 6400
13. M R A 55 78 4290 3025 6084
14. D 57 80 4560 3249 6400
15. Y A 57 79 4503 3249 6241
16. A A 54 79 4266 2916 6241
17. A W 58 72 4176 3364 5184
18. G A M 58 79 4582 3364 6241
19. M R 57 78 4446 3249 6084
20. M R 54 85 4590 2916 7225
21. M R 52 79 4108 2704 6241
22. M A 52 83 4316 2704 6889
54
1 2 3 4 5 6 7
23. R D 58 85 4930 3364 7225
24. R 57 79 4503 3249 6241
25. A. A K 56 82 4592 3136 6724
26. W 55 85 4675 3025 7225
27. N S 54 77 4158 2916 5929
28. A S N 58 85 4930 3364 7225
29. M L 56 80 4480 3136 6400
30. R P 55 78 4290 3025 6084
31. F 55 85 4675 3025 7225
32. H 50 75 3750 2500 5625
33. S R 53 79 4187 2809 6241
34. N A 55 85 4675 3025 7225
35. F N R 56 80 4480 3136 6400
36. S N 57 82 4674 3249 6724
37. S A 55 78 4290 3025 6084
38. K A 55 85 4675 3025 7225
39. M A 53 78 4134 2809 6084
40. N S S 52 82 4264 2704 6724
41. N A 54 80 4320 2916 6400
42. N S 57 85 4845 3249 7225
43. H 55 85 4675 3025 7225
44. J 56 80 4480 3136 6400
45. Y U 60 80 4800 3600 6400
46. N A L 55 80 4400 3025 6400
47. S F 57 85 4845 3249 7225
∑ 2622 3802 212116 146484 308080
Sumber: Data variabel bimbingan konseling dan prestasi belajar murid
55
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa:
∑x = 2622
∑y = 3802
∑x2 =
146484
∑y2 =
308080
∑xy = 212116
N = 47
3. Pengujian hipotesis
Perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan rumus korelasi
product moment:
=
√
=
√
=
rxy = 0,469
Berdasarkan hasil penelitian diatas ternyata angka korelasi antara variabel
X dan variabel Y bertanda positif dengan memperhatikan besarnya rhitung yang
diperoleh yaitu 0,469 hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi anatara 2
variabel yaitu variabel bimbingn konseling dan prestasi belajar murid bernilai
tinggi. Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau tidak
maka rhitung dibandingkan dengan rtabel. sebelum membandingkannya df (degrees
of freedom) untuk mengetahui rtabel, dengan menggunakan rumus :
Df = N-nr
= 47-2
= 45
Keterangan :
Df : Degress of Fredom
56
N : number of cases
Nr : Banyak variabel yang dikorelasikan
Berdasarkan hasil dari Df maka dapat ditentukan rtabel = 0,294 setelah
diperoleh rhitung =0,469 dan rtabel = 0,294 maka diperoleh rhitung > r tabel atau
0,469>0,294 sehinggah dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1diterima. Ini
berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan konseling terhadap
prestasi belajar murid kelas V SD Negeri 1 Betao kecanatan pitu riawa kabupaten
sidenreng rappang.
B. Pembahasan
1. Observasi pada murid
Proses pembelajaran tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya
karna adanya covid-19 yang menghambat segala aktifitas khususnya pada proses
pembelajaran di SD Negeri 1 Betao. Dalam pelaksanaan observasi pasa murid
kelas V SD Negeri 1 Betao peneliti melakukan observasi dengan cara
mengumpulkan semua siswa di suatu tempat, untuk tetap menjalankan proses
belajar mengajar peneliti yang juga bertindak sebagai observasi guru.
berdasarkan hasil observasi aktivitas murid di kelas V SD Negeri 1 Betao yang
dilakukan oleh peneliti selama kurang lebih 7 hari. Dalam penelitian tersebut
ditemukan fakta bahwa sebelum pembelajaran dilakukan guru kurang
memberikan bimbingan pada murid baik itu bimbingan sosial, bimbingan
pribadi, maupun bimbingan belajar. Guru hanya memberikan sedikit teguran
sehingga mengakibatkan masalah-masalah yang dihadapi oleh murid tidak
memiliki solusi atau jalan keluar yang dapat mengganggu konsentrasi murid
pada saat pembelajaran berlangsung. Hal tersebut juga mempengaruhi prestasi
57
belajar murid menurun. Selain itu guru di kelas tersebut tidak memberikan
penguatan tentang pembelajaran yang telah di pelajari sebelumnya, padahal itu
merupakan salah satu indikator terpenting untuk memberikan penguatan kepada
murid agar murid tidak mudah melupakan pembelajaran sebelumnya dan akan
dengan mudah memahami pembelajaran berikutnya.
Namun jika ditinjau oleh beberapa aspek yang lain guru telah melakukan
tugasnya dengan baik serta mengeluarkan segenap kemampuan yang dimilikinya
untuk terciptanya proses pembelajaran yang efektif hal itu terlihat dari berbagai
indikator atau aspek-aspek yang telah dilakukan oleh guru seperti, guru
senantiasa menjelaskan materi secara luas dan jelas, guru senantiasa
memperhatikan siswa, guru melakukan evaluasi serta memberikan nasehat-
nasehat kepada murid sebelum pembelajaran berakhir.
2. Koefisien korelasi bimbingan konseling degan prestasi belajar murid
Bersadarkan hasil data nilai rhitung maka peneliti memberikan nilai
interprestasi terhadap angka indeks korelasi product moment, melalui cara
yaitu :
a. Interprestasi secara sederhana atau secara kasar rhitung dari perhitungan di
atas, ternyata angka korelasi antara variabel x dan y tidak bertanda
negative, berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif
antara variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan
searah).
58
b. Uji hipotesis untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) memiliki
hubugan yang signifikan atau tidak dengan variabel terikat (Y) dapat
diketahui dengan menguji t signifikan dengan kriteria pengujian :
Jika rhitung > rtabel = H1 diterima
Jika rhitung > rtabel = H0 ditolak
Berdasarkan perhitungan pengujian signifikan dapat diketahui nilai rhitung
(0,469) ternyata lebih besar jika di bandingkan dengan nilai tabel yaitu signifikan
sebesar (0,294). ternyata nilai hitung lebih besar dari rtabel, maka hipotesis
alternative (Ha) diterima dan nilai nihil (H0) ditolak. Berarti terdapat pengaruh
positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
Selanjutnya peneliti menghitung koefisien determinasi untuk mengetahui
seberapa besar efek bimbingan konseling (X) terhadap prestasi belajar murid (Y),
adapun perhitungan koefisien determinasi (KD) yang peneliti manfaatkan untuk
mengetahui hubugan bimbingan konseling (X) dengan prestasi belajar murid (Y)
sebagai berikut dengan (r=0,469)
KD = r2 x 100%
= (0,469)2 x 100%
= 0,219 x 100%
= 0,021 = 1%
Jadi, kontribusi bimbigan konseling (X) terhadap prestasi belajar murid
(Y) sebesar 1% memperhatikan nilai KD sebesar 1% dan nilai rhitung =(0,469)
(sedang) jika thitung >ttabel = Ha diterima thitung>ttabel = H0 ditolak. Jadi nilai Ha
diterima. Dengan prestasis penelitian
59
diatas yang menunjukkann nilai rhitung maka hipotesis kerja Ha yang
menyatakan bahwa ada pengaruh hubungan bimbingan konseling terhadap
prestasi belajar murid kelas V SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa
Kabupaten Sidenreng Rappang.
Prestasi penelitian menunjukkan bahwa skor angket di peroleh rata-rata
sebesar 55,78 dan untuk skor prestasi belajar murid diperole rata-rata sebesar
80,89. ini menunjukka bahwa prestasi belajar terhadap bimbingan konseling pada
murid tinggi, hal ini akan membuktikan bahwa bimbingan konseling sangatlah
berpengaruh terhadap prestasi belajar murid.
Bimbingan dan konseling merupaka proses bantuan atau pertolongan yang
diberikan oleh pembimbig atau (konselor) kepada individu (konseli) melalui
pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli
memiliki kemampuan dalam menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri. Bimbingan konseling adalah bimbingan yang dilakukan oleh
guru kepada murid dengan cara bertatap muka lansung dan bertanya kepada murid
untuk mengetahui masalah-masalah yang dialami murid yang mengakibatkan
terganggunya proses pembelajaran, seperti murid yang malas, murid yang sering
mengganggu temannya, murid yang rebut pada saat belajar, dan sebagainya, serta
mencari jalan keluarnya bersama, ini sejalan dengan pendapat para ahli menurut
Daryanto (2015:5) mengatakan bahwa konseling adalah semua bentuk hubungan
antara dua orang dimana peserta didik dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan
diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Pelayanan dengan
konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada individu dalam
60
memecahkan masalahnya secara individual. Hikmawati (2012:2) menyatakan
bahwa konseling merupakan salah satu tehnik atau layanan di dalam bimbingan,
tetapi teknik layanan ini sangat istimewa karena sifatnya yang lentur. Dari hasil
penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling merupakan salah
satu faktor yang sangat menentukan sehingga dapat mempengaruhi prstasi belajar
murid.
61
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian kelas V di SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu
Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang yang mengkaji tentag pengaruh bimbingan
konseling terhadap prestasi belajar murid, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Bimbingan konseling yang terlaksana di SD Negeri 1 Betao kelas V secara
umum beransung degan sangat baik.
2. Prestasi belajar murid yang terlaksana di SD Negeri 1 Betao kelas V secara
umum berlangsung degan sangat baik berdasarkan perhitugan rata-rata yang
diperoleh. Artinya selama ini murid memiliki prestasi belajar yang baik dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Pengaruh bimbingan konseling terhadap prestasi belajar murid kelas V SD
Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang,
dimana dalam penelitian ini diperoleh nilai rhitung lebih besar dari rtabel Artinya
semakin bervariasi bimbingan konseling yang dilakukan maka semakin tinggi
pula prestasi belajar murid.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka implikasi dari kesimpulan tersebut
dikemukakan saran sebagai berikut:
62
1. Kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan pembinaan dan pengawasan
kepada guru agar tetap konsisten membimbing siswa dalam menumbuhkan
prestasi belajar murid dalam proses pembelajaran.
2. Bagi guru, diharapkan agar meningkatkan bimbingan kepada semua murid
supaya prstasi belajar murid lebih meningkat.
3. Diharapkan kepada murid agar dapat menerima pelajaran yang diberikan
oleh guru karena ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kualitas
dan hasil belajar bukan untuk membebani atau menyusahkan murid.
4. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperkuat penelitiannya
dengan cara mengkaji terlebih dahulu penelitian yang sebelumnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakata: Rineka Cipta.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2000. Kamus Besar BI, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Daryanto. 2015. Bimbingan konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum.
Malang: Mega Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
FKIP Unismuh. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Unismuh Makassar.
Hikmawati, Fenti. 2012. Bimbingan konseling. Jakarta : Rajawali Pers.
Lesmana, Jeneta Murat. Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Universitas Indonesia
(UI-Press).
Maslika, Ida. 2011. Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Yang Bermasalah Kelas VIII
Di MTs. Negeri Kenda. Semarang : IAIN Walisongo Semarang.
Quraisy, Hidayah dan Suardi. 2016. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Makassar:WR
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktir Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
-----------. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
------------. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
64
------------. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Prenademedia Group.
Sutriana. 2013. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi.
Sukeksi, Johar. 2016. Hubungan Antara Layanan Dengan Kegiatan Belajar Pada
Siswa Kelas IV SD Banjarharjo Ngemplak Sleman Yogyakarta. Skripsi
tidak diterbitkan. Yogyakarta: PGRI Yokyakarta.
Suryabrata, Sumardi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syaodih Sukmadinata, Nana 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Subadi, Tjibto. 2010. Peran, Tugas, Profesi, Serta Kompetensi Guru (Online),
(http://tjiptosubadi.blogspot.com/2010/04/peran-tugas-profesi-serta-
kompetensi.html?m=1), diakses 25 April 2010
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Umar, Alimin. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
Umiarso & Imam Gojali. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.
L
A
M
I
R
A
N
65
PERHITUNGAN JUMLAH SKOR PADA ANGKET BIMBINGAN
KONSELING (VARIABEL X)
NO KODE SAMPEL SL
(4)
SR
(3)
KD
(2)
TP
(1)
JUMALAH
ASPEK
JUMLAH
SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8
1 SALMAN 12 3 1 0 15 59
2 HAIKAL.R 13 2 1 0 15 60
3 ASRUL 14 1 0 0 15 59
4 MUHAMMAD EGI SAPUTRA 10 5 0 0 15 55
5 MUHAMMAD EDI 10 4 1 0 15 54
6 MUHAMMAD REVAN 11 4 0 0 15 56
7 GEBHIL RADITYA HIDAYAT 11 4 0 0 15 56
8 A.BABA 12 3 0 0 15 57
9 RIDON 13 2 0 0 15 58
10 AHMAD ALIF ILHAM 12 3 0 0 15 57
11 ADRIAN 12 2 1 0 15 56
12 MUHAMMAD KADIR 12 3 0 0 15 57
13 MUH RAFI ANUGRAH 12 1 2 0 15 55
14 DIRGYANU 12 3 0 0 15 57
15 YUSUF ASRIL 12 3 0 0 15 57
16 ARDIANSYAH ADIRA 10 4 1 0 15 54
17 ANDI WINDARWARAH 13 2 0 0 15 58
18 GUSI AHMAT MARWAN 11 4 1 0 15 58
19 MUH REHAN 12 3 0 0 15 57
20 MUHAMMAD RASWAN 9 6 0 0 15 54
21 MUH RESKI 10 2 3 0 15 52
22 MUH ARSI 9 4 2 0 15 52
23 RESKI DEPRIANSAH 13 2 0 0 15 58
24 RENDI 12 3 0 0 15 57
25 A. ABDUL KADIR 11 4 0 0 15 56
26 WAHYULIA 10 5 0 0 15 55
27 NURUL SYARIFAH 10 4 1 0 15 54
28 ANDI SIFA NADIFA 13 2 0 0 15 58
29 MARNI LESTARI 11 4 0 0 15 56
30 REGINA PUTRI 11 3 1 0 15 55
31 FIRDAMAYANTI 10 5 0 0 15 55
32 HASTUTI 8 4 3 0 15 50
33 SUCI RMADANI 10 3 2 0 15 53
34 NAURA ASIPA 11 3 1 0 15 55
35 FITRAH NUR RAMADANI 12 2 1 0 15 56
36 SAHARA NAPILA 13 1 1 0 15 57
37 SIMAR AZIMAH 11 3 1 0 15 55
38 KINA AWALIAH 10 5 0 0 15 55
66
1 2 3 4 5 6 7 8
39 MAWAR ANRIANI 10 3 2 0 15 53
40 NABILA SYARIFAH SABIR 9 4 2 0 15 52
41 NUR AINI 9 6 0 0 15 54
42 NUR SAPIRA 12 3 0 0 15 57
43 HATIJAH 10 5 0 0 15 55
44 JUMIATI 12 2 1 0 15 56
45 YELFI ULFIANI 15 0 0 0 15 60
46 NUR ATIQAH LIYANA 11 3 1 0 15 55
47 SALSABILA FAKIRAH 12 3 0 0 15 57
Jumlah 2622
Rata-rata 55,78723404
67
NILAI RATA-RATA MURID KELAS V (VARIABEL Y)
NO NAMA NILAI
1 2 3
1. SALMAN 80
2. HAIKAL.R 78
3. ASRUL 80
4. MUHAMMAD EGI SAPUTRA 81
5. MUHAMMAD EDI 80
6. MUHAMMAD REVAN 85
7. GEBHIL RADITYA HIDAYAT 80
8. A.BABA 82
9. RIDON 75
10. AHMAD ALIF ILHAM 89
11. ADRIAN 85
12. MUHAMMAD KADIR 80
13. MUH RAFI ANUGRAH 78
14. DIRGYANU 80
15. YUSUF ASRIL 79
16. ARDIANSYAH ADIRA 79
17. ANDI WINDARWARAH 72
18. GUSI AHMAT MARWAN 79
19. MUH REHAN 78
20. MUHAMMAD RASWAN 85
21. MUH RESKI 79
22. MUH ARSI 83
23. RESKI DEPRIANSAH 85
24. RENDI 79
25. A. ABDUL KADIR 82
26. WAHYULIA 85
27. NURUL SYARIFAH 77
28. ANDI SIFA NADIFA 85
29. MARNI LESTARI 80
30. REGINA PUTRI 78
31. FIRDAMAYANTI 85
32. HASTUTI 75
33. SUCI RMADANI 79
34. NAURA ASIPA 85
35. FITRAH NUR RAMADANI 80
36. SAHARA NAPILA 82
37. SIMAR AZIMAH 78
38. KINA AWALIAH 85
39. MAWAR ANRIANI 78
40. NABILA SYARIFAH SABIR 82
41. NUR AINI 80
42. NUR SAPIRA 85
43. HATIJAH 85
44. JUMIATI 80
68
1 2 3
45. YELFI ULFIANI 80
46. NUR ATIQAH LIYANA 80
47. SALSABILA FAKIRAH 85
JUMLAH 3802
RATA-RATA 80,89362
69
ANALISIS KORELASI
NO KODE SAMPEL X Y XY X2 Y
2
1 2 3 4 5 6 7
1. SALMAN 59 80 4720 3481 6400
2. HAIKAL.R 60 78 4680 3600 6084
3. ASRUL 59 80 4720 3481 6400
4. MUHAMMAD EGI SAPUTRA 55 81 4455 3025 6561
5. MUHAMMAD EDI 54 80 4320 2916 6400
6. MUHAMMAD REVAN 56 85 4760 3136 7225
7. GEBHIL RADITYA HIDAYAT 56 80 4480 3136 6400
8. A.BABA 57 82 4674 3249 6724
9. RIDON 58 75 4350 3364 5625
10. AHMAD ALIF ILHAM 57 89 5073 3249 7921
11. ADRIAN 56 85 4760 3136 7225
12. MUHAMMAD KADIR 57 80 4560 3249 6400
13. MUH RAFI ANUGRAH 55 78 4290 3025 6084
14. DIRGYANU 57 80 4560 3249 6400
15. YUSUF ASRIL 57 79 4503 3249 6241
16. ARDIANSYAH ADIRA 54 79 4266 2916 6241
17. ANDI WINDARWARAH 58 72 4176 3364 5184
18. GUSI AHMAT MARWAN 58 79 4582 3364 6241
19. MUH REHAN 57 78 4446 3249 6084
20. MUHAMMAD RASWAN 54 85 4590 2916 7225
21. MUH RESKI 52 79 4108 2704 6241
22. MUH ARSI 52 83 4316 2704 6889
23. RESKI DEPRIANSAH 58 85 4930 3364 7225
24. RENDI 57 79 4503 3249 6241
25. A. ABDUL KADIR 56 82 4592 3136 6724
26. WAHYULIA 55 85 4675 3025 7225
27. NURUL SYARIFAH 54 77 4158 2916 5929
28. ANDI SIFA NADIFA 58 85 4930 3364 7225
29. MARNI LESTARI 56 80 4480 3136 6400
30. REGINA PUTRI 55 78 4290 3025 6084
31. FIRDAMAYANTI 55 85 4675 3025 7225
32. HASTUTI 50 75 3750 2500 5625
33. SUCI RMADANI 53 79 4187 2809 6241
34. NAURA ASIPA 55 85 4675 3025 7225
35. FITRAH NUR RAMADANI 56 80 4480 3136 6400
36. SAHARA NAPILA 57 82 4674 3249 6724
37. SIMAR AZIMAH 55 78 4290 3025 6084
38. KINA AWALIAH 55 85 4675 3025 7225
39. MAWAR ANRIANI 53 78 4134 2809 6084
70
1 2 3 4 5 6 7
40. NABILA SYARIFAH SABIR 52 82 4264 2704 6724
41. NUR AINI 54 80 4320 2916 6400
42. NUR SAPIRA 57 85 4845 3249 7225
43. HATIJAH 55 85 4675 3025 7225
44. JUMIATI 56 80 4480 3136 6400
45. YELFI ULFIANI 60 80 4800 3600 6400
46. NUR ATIQAH LIYANA 55 80 4400 3025 6400
47. SALSABILA FAKIRAH 57 85 4845 3249 7225
JUMLAH 2622 3802 212116 146484 308080
71
TABEL NILAI r PRODUCT MOMENT
Sugiyono.2016.Metode Penelitian pendidikan.
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
5% 1% 5% 1%
3. 0,997 0,999 27. 0,381 0,487
4. 0,950 0,990 28. 0,374 0,378
5. 0,878 0,959 29. 0,367 0,470
6. 0,811 0,917 30. 0,361 0,463
7. 0,754 0,874 31. 0,355 0,456
8. 0,707 0,834 32. 0,349 0,449
9. 0,666 0,834 33. 0,344 0,442
10. 0,632 0,756 34. 0,339 0,436
11. 0,602 0,735 35. 0,334 0,430
12. 0,576 0,708 36. 0,329 0,424
13. 0,553 0,684 37. 0,325 0,418
14. 0,532 0,661 38. 0,320 0,413
15. 0,514 0,641 39. 0,316 0,408
16. 0,497 0,623 40. 0,312 0,403
17. 0,482 0,606 41. 0,308 0,398
18. 0,468 0,590 42. 0,304 0,393
19. 0,456 0,575 43. 0,301 0,389
20. 0,444 0,561 44. 0,297 0,384
21. 0,433 0,549 45. 0,294 0,380
22. 0,423 0,537 46. 0,291 0,376
23. 0,413 0,526 47. 0,288 0,372
24. 0,404 0,515 48. 0,284 0,368
25. 0,396 0,505 49. 0,281 0,364
26. 0,388 0,496 50. 0,279 0,361
72
ANGKET (KOESIONER)
A. Pengantar
Angket ini bertujuan sebagai alat pengumpulan data penelitian. Dalam
angket ini anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan benar
sesuai dengan keadaan anda, lingkungan dan guru anda. Apapun jawaban anda
tidak akan mempengaruhi nilai fisik anda. Kerahasiaan jawaban anda terjamin.
Atas kesediaan anda, diucapkan terimakasih.
B. Identitas Murid
Nama :
Kelas :
Nomor Absen :
C. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teliti.
2. Tuliskan Nama, Kelas, dan Nomor Absen.
3. Berilah tanda centang ( ) pada lembar pertanyaan di bawah ini:
NO Pertanyaan SL SR KD TP
1. Apakah guru memberikan layanan bimbingan konseling
bagi anda yang mengalami masalah?
2. Apakah dengan bimbingan konseling anda dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi?
3. Apakah layanan bimbingan konseling memberikan dampak
positif pada perkembangan belajar anda?
4. Apakah layanan bimbingan konseling membantu
permasalahan anda khususnya dalam belajar?
5.
Apakah dengan adanya layanan bimbingan belajar dalam
program bimbingan konseling meingkatkan keinginan anda
dalam belajar?
73
6.
Apakah dengan adanya bimbingan belajar dalam program
bimbingan konseling membuat anda lebih bersemangat
dalam belajar?
7. Apakah nilai tugas di sekolah anda mengalami peningkatan
setelah diberikan bimbingan konseling dari guru?
8. Apakah dengan layanan bimbingan konseling belajar anda
menjadi lebih memiliki motivasi belajar yang tinggi?
9. Apakah dengan layanan bimbingan konseling membantu
anda dalam memecahkan masalah yang anda hadapi?
10. Apakah dengan layanan bimbingan konesilng anda mampu
menghindari diri dari masalah yang sedang anda alami?
11. Apakah minat belajar anda menjadi lebih baik setelah
mengikuti layanan bimbingan konseling?
12.
Apakah menurut anda layanan bimbingan belajar
membantu anda dalam meningkatkan minat belajar anda
sehingga nilai tugas anda juga meningkat?
13.
Apakah menurut anda layanan bimbingan belajar itu
penting untuk dilaksanakan agar anda mempunyai minat
belajar yang tinggi dan dapat mempertahankan nilai anda?
14. Apakah guru pembimbing selalu ikut campur dalam
masalah sosial anda?
15. Apakah guru pembimbing memberikan informasi mengenai
pergaulan bebas dan dampaknya untuk masa depan anda?
Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
74
DOKUMENTASI KEGIATAN
Profil Sekolah SD Negeri 1 Betao. Tanggal 10 Agustus 2020.
Halaman Sekolah SD Negeri 1 Betao. Taggal 10 Agustus 2020.
75
Proses pembelajaran SD Negeri 1 Betao. Tanggal 11 Agustus 2020.
Kegiatan observassi pembelajaran. Tanggal 27 Agustus 2020.
76
Proses Kegiatan Pengisian Angket. Tanggal 28 Agustus 2020.
Pengambilan nilai rata-rata murid & Penandatanganan lembar Kegiatan
Observasi. Tanggal 29 Agustus 2020.
77
SURAT PENGANTAR PENELITIAN
78
SURAT PERMOHONAN IZIN
79
SURAT IZIN PENELITIAN
80
KARTU KONTROL PENRLITIAN
RIWAYAT HIDUP
Rina Hadriyanti Darwis. Dilahirkan di Mampise, Kabupaten
Sidenreng Rappang pada tanggal 20 Agustus 1998. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Ayahanda Darwis dengan Ibunda Haryati.
penulis masuk sekolah pada tahun 2002 di TK Aisyah Lancirang dan tapat pada
tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri
3 Lancirang dan tamat pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 1 Duapitue dan tamat pada tahun 2013. Kemudia melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Duapitue dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun
2016, penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar pada
program Strata satu (S1).
Berkat rahmat Tuhan yang Maha kuasa dan iringan doa dari orang tua,
saudara, kerabat dekat, serta rekan-rekan seperjuangan di bangku kuliah terutama
mahasiswa serta seluruh dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
perjuangan panjang penulis dalam mengikuti perguruan tingi dapat berhasil
dengan tersusunnya skripsi yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Konseling
Terhadap Prestasi Belajar Murid SD Negeri 1 Betao Kecamatan Pitu Riawa
Kabupaten Sidenreng Rappang”.