pendidikan anak usia dini dalam al-qur’an (kajian...

90
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh Azhari NIM 107011001129 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: lycong

Post on 22-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN

(KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

Azhari

NIM 107011001129

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 3: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 4: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 5: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 6: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

i

ABSTRAK

Azhari. (107011001129) Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Q.S Luqman Ayat 12-15. Kata Kunci: PAUD, Surat Luqman 12-15

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tafsir dan konsep pendidikan anak usia dini yang terkandung dalam Al-qur’an surat Luqman ayat 12-15. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara pengumpulan sumber-sumber dari data premier dan sekunder. Dalam menganalisa data yang telah terkumpul penulis menggunakan analisis data (content analysis) yaitu suatu metode tafsir yang digunakan oleh para mufasir dalam menjelaskan kandungan ayat Al-Qur’an dari berbagai seginya dengan memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an sebaimana yang tercantum di dalam mushaf. Dimulai dengan menyebutkan ayat-ayat yang akan ditafsirkan, menjelaskan makna lafadz yang terdapat di dalamnya. Kemudian ayat-ayat yang ditafsirkan itu dideskripsikan dan dianalisa secara jelas, sehingga dapat diambil kesimpulan.

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam berfungsi sebagi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, petunjuk disini bermakna umum, artinya Al-Qur’an selain menjadi petunjuk ke jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah dan akan mengantarkan kebahagiaan di akhirat juga bermakna sebagai petunjuk dalam menapaki kehidupan di dunia. Karena pada hakikatnya Islam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu menggapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

Anak-anak adalah harapan masa depan dan penerus kelangsungan serta kelanjutan hidup. Oleh karena itu tugas orang tua adalah mendidik dan mengarahkan anak-anaknya sesuai dengan talenta yang dimiliki. Karena pada anak usia dini penuh dengan rasa ingin tahu yang besar, mereka berhasrat untuk menjadi seorang individu yang memiliki kemampuan memadai sesuai dengan taraf kedewasaannya. Bila sejak usia dini, seorang anak memperoleh kesempatan baik, maka kemudian hari ia akan menjadi orang yang kreatif dan memperoleh bekal bagi masa depannya kelak.

Di dalam Al-qur’an Surat Luqman atay 12-15 paling tidak terdapat beberapa konsep tentang pendidik anak usia dini yaitu, 1) Sebagai pendidik dalam hal ini orang tua perlu mengucurkan kasih sayang dan perhatian yang cukup kepada anaknya, 2) mengajarkan anak tentang pendidikan tauhid yaitu mengesakan Allah, 3) orang tua hendaknya menempatkan serta menyesuaikan sesuatu pada tempatnya, atau dengan kata lain mengajarkan anak terhadap sesuatu yang sesuai dengan minat, kemampuan serta bakatnya, 4) Pendidikan jasmani/fisik anak mestinya dimulai sejak dini, melalui pemberian Asi kepada anak.

Page 7: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah memberikan banyak nikmat kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan seluruh

pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama menyusun skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

penulis alami. Namun, tidak sedikit pula pelajaran yang didapat, baik dengan

kesusahan maupun dengan kesenangan. Berkat kesungguhan hati, kerja keras, dan

motivasi, serta bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan dan hambatan

tersebut dapat diatasi. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setulusnya kepada

ayahanda penulis Alm. Zulkifli Sulaiman dan ibunda tercinta Siti Susanti yang

dengan susah payah mengasuh dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang

dan kesabaran hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini. Kemudian kepada

adik-adikku tercinta (Agustina, Verawati, Siti Nurhaliza) yang dengan penuh

kasih sayang telah banyak memberi dukungan dan mengisi hari-hari penulis

dengan kegembiraan dan kebahagiaan.

Dan juga tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Ibu Nurlena, MA, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Abdul Majid Khon M,Ag dan ibu Marhamah Saleh M,A.

sebagai Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Dr. Anshori.LAL,MA sebagai pembimbing skripsi yang telah

bersedia memberikan dan meluangkan segenap waktu, tenaga, pikiran

serta kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan serta motivasinya

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

iii

4. Segenap Dosen dan staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal

ilmu dan pengetahuannya selama penulis menjalankan perkuliahan.

5. Seluruh staf perpustakaan umum dan perpustakaan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan bermacam-macam buku

ilmiah sehingga mempermudah penulis dalam mencari referensi.

6. Sahabat-sahabatku Dedi Kurniawan, Zain Fanani, Arif Subhan, M. Zainul

Labib, M. syauqi, Rocky Prabowo, Syaid Fathurrahman, Misbahuddin,

pihak JNE yang selalu mengantar buku ke kosan, dan lainya yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah selalu membantu dan

menjadi penyemangat penulis.

7. Seluruh sahabat-sahabatku di PAI angkatan 2007 teman senasib dan

seperjuangan terutama kelas PAI-D, yang telah banyak memberikan

pengalaman berharga kepada penulis tentang indahnya arti sebuah

kebersamaan dan persahabatan.

8. Seluruh warga dan sahabat-sahabatku di kosan cimandiri cipayung ciputat.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis berharap dan berdoa

semoga amal baik mereka yang telah membantu dalam proses penyelesaian

skripsi ini mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Âmîn yâ

Rabbal ‘Âlamîn.

Jakarta, 20 Maret 2014

Penulis

Page 9: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 8

D. Perumusan Masalah ........................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian............................................................................. 9

BAB II : KAJIAN DESKRITIF KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini .............................................. 10

B. Pendekatan Pendidikan Anak Usia Dini ............................................. 19

C. Masa Perkembangan Anak ................................................................ 20

D. Hak Anak dalam Keluarga ................................................................. 21

E. Langkah-langkah dalam Mendidik Anak ........................................... 22

F. Metode Penanaman Nilai-nilai Islam pada Diri Anak ........................ 24

1. Hiwar (Dialog) ...................................................................... 24

2. Kisah ..................................................................................... 24

3. Perumpamaan ........................................................................ 25

4. Keteladanan ........................................................................... 26

5. Latihan dan pengamalan ........................................................ 26

6. Ibrah dan Mau’izhah ............................................................. 27

7. Targhib dan Tarhib ................................................................ 27

G. Materi Pendidikan Anak Usia Dini .................................................... 28

1. Tarbiyah Jismiyah ................................................................. 29

2. Tarbiyah Aqliyah ................................................................... 29

Page 10: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

v

3. Tarbiyah Ruhaniyah atau Tarbiyah Adabiyah ........................ 30

H. Hasil Penelitian Yang Relevan .......................................................... 31

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian .............................................................. 34

1. Objek Penelitian .................................................................... 34

2. Waktu Penelitian.................................................................... 34

B. Metode Penulisan .............................................................................. 34

1. Pendekatan Penelitian ............................................................ 34

2. Sumber Data .......................................................................... 35

3. Analisis Data .......................................................................... 36

C. Fokus Penelitian ................................................................................ 37

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 37

BAB IV : KANDUNGAN SURAT LUQMAN AYAT 12-15

A. Teks dan Terjemahan Surat Luqman Ayat 12-15 ............................... 38

B. Gambaran Umum Surat Luqman Ayat 12-15 ..................................... 39

C. Makna Kosa Kata Surat Luqman Ayat 12-15 ..................................... 39

D. Asbabun Nuzul Ayat ......................................................................... 42

E. Munasabat Ayat................................................................................. 42

F. Tafsir Surat Luqman Ayat 12-15 dan Konsep Pendidikan Anak Usia

Dini yang Terkandung Di dalam nya ................................................. 45

1. Ayat 12 .................................................................................. 45

2. Ayat 13 .................................................................................. 51

3. Ayat 14 .................................................................................. 55

4. Ayat 15 .................................................................................. 59

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 64

B. Saran ................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 67

Page 11: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan pada

anak usia dini yang juga merupakan hak warga negara dalam mengembangkan

potensinya sejak dini. Berdasarkan berbagai penelitian bahwa usia ini merupakan

pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di masa depan. Selain itu

pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak dalam

menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya. Pendidikan merupakan salah

satu aspek dalam kehidupan yang harus dijalani oleh seluruh umat manusia,

karena dalam agamapun kita diwajibkan untuk menuntut ilmu sampai akhir hayat.

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam berfungsi sebagi petunjuk bagi

orang-orang yang bertakwa, petunjuk disini bermakna umum, artinya al-Qur’an

selain menjadi petunjuk ke jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah dan akan

mengantarkan kebahagiaan di akhirat juga bermakna sebagai petunjuk dalam

menapaki kehidupan di dunia. Karena pada hakikatnya Islam selalu mengajarkan

umatnya untuk selalu menggapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

Anak yang dilahirkan dari orangtua yang baik maka ia berpotensi untuk

menumbuhkan sifat-sifat baik dalam dirinya. Namun apabila anak tersebut hidup

dalam lingkungan yang rusak, dan berakhlak rendah maka anak tersebut bisa

menjadi orang yang suka merusak dan jahat. Sebaliknya anak yang

Page 12: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

2

dilahirkan dari orang tua yang jahat berpotensi menumbuhkan sifat-sifat tercela

dalam perilakunya. Seandainya hidup dalam lingkungan yang penuh dengan

kebaikan dan diserahkan kepada pendidik yang baik, ada kemungkinan sifat-sifat

buruk mereka akan tertutupi dan tumbuh menjadi orang yang memiliki keutamaan

dan keimanan.

Seorang anak pada usia dini mempunyai daya tangkap yang kuat dalam

menerima pendidikan. Dia memiliki kecenderungan untuk ingin tahu atau

mengamati segala sesuatu yang ada disekelilingnya. Pada masa itu, dia memiliki

kebebasan yang cukup besar dan tidak atau belum menerima ajaran atau berbagai

pengalaman pahit lainnya. Oleh karena itu, setiap anak senantiasa akan

mendengar, melihat menikmati atau merasakan berbagai hal yang cukup dan hal-

hal yang baru selama ia mampu mempersiapkan dirinya untuk melaksakan semua

itu. Mayoritas anak-anak apabila mendapat stimulant maka mereka akan

menciptakan maupun menikmati keindahan, mencintai, seseorang dan

mempercayai seluruh pengetahuan tersebut dengan senang hati. Semua itu

merupakan kesempatan yang baik untuk membiasakan mereka berpikir ilmiah dan

cermat.

Anak-anak adalah harapan masa depan dan penerus kelangsungan serta

kelanjutan hidup. Oleh karena itu tugas orang tua adalah mendidik dan

mengarahkan anak-anaknya sesuai dengan talenta yang dimiliki. Karena pada

anak usia dini penuh dengan rasa ingin tahu yang besar, mereka berhasrat untuk

menjadi seorang individu yang memiliki kemampuan memadai sesuai dengan

taraf kedewasaannya. Bila sejak usia dini, seorang anak memperoleh kesempatan

baik, maka kemudian hari ia akan menjadi orang yang kreatif.

Masarudin Siregar menyebutkan bahwa, setiap negara mempunyai sistem

pendidikan, karena sistem pendidikan merupakan perwujudan dan penjabaran dari

cita-cita masyarakat. Harapan masyarakat terhadap pendidikan adalah sangat

besar karena pendidikan diharapkan dapat mewujudkan cita-cita masyarakat.

Pendidikan berfungsi sebagai the agent of social change. Dari sana Nampak

dengan jelas bahwa peran pendidikan merupakan tumpuan harapan masyarakat

untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sehingga siap

Page 13: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

3

dan mampu untuk memasuki kurun waktu yang mengandung tantangan baru,

inspirasi baru, dan kekuatan baru yang muncul dalam masyarakat yang bergerak

dinamis.1

Pendidikan merupakan sesuatu hal yang urgen bagi siapapun, termasuk

bagi anak. Pada saat sekarang ini banyak sekali pendidikan yang diberikan pada

anak pra sekolah atau lebih dikenal dengan istilah pendidikan anak usia dini,

sebagai upaya untuk memberikan bekal dasar bagi kepentingan kehidupan anak di

masa dating dan mempersiapkan anak memasuki jenjang selanjutnya. Pendidikan

anak usia dini menjadi strategi manakala ia menjadi tolak ukur keberhasilan pada

tahap berikutnya. Karena pada usia dini yaitu nol sampe usia delapan tahun

merupakan rentang usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan

yang akan mewarnai proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya.2

Kondisi seperti itu tampaknya menyebabkan manusia memerlukan

pemeliharaan, pengawasan dan bimbingan yang serasi dan seusai agar

pertumbuhan dan perkembangannya dapat berjalan secara baik dan benar.

Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangan pendidikan yang pertama,

dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Orang tua adalah pendidik kodrati.

Mereka pendidik bagi anak-anaknya karena secara kodrat ibu dan bapak diberikan

anugrah oleh Tuhan pencipta berupa naluri orang tua. Karena naluri ini timbullah

rasa kasih saying para orang tua kepada anak-anak mereka, hingga secara moral

keduanya merasa terbebani tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi dan

melindungi serta membingbing keturunan mereka.3Allah SWT berfirman:

1 Masarudin Siregar, Filsafat Pendidikan Islam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah, 2003), h.

16. 2 Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sebuah Harapan

Masyarakat, (Semarang:Aktif Media,2009), h.45-46. 3 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo,1998), h.203-204.

Page 14: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

4

) ١٥: ٣١ /(سورة لقمان

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada- Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Luqman/31:15)4 Allah SWT juga berfirman:

٦: ٦٦ /(سورة التحرمي (

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim/66: 6) Jika diperhatikan susunan kalimat ayat ini, maka dapat diambil keimpulan

bahwa Luqman sangat melarang anaknya melakukan syirik. Larangan ini adalah

suatu larangan yang memang patut disampaikan disampaikan Luqman kepada

puteranya karena mengerjakan syirik itu adalah suatu perbuatan dosa yang paling

besar. Anak adalah sambungan hidup dari orang tuanya, cita-cita yang tidak

mungkin dapat dicapai orang tua selama hidup didunia diharapkannyalah anaknya

akan mencapainya. Demikian pula kerpercayaan yang dianut orang tuanya

disamping budi pekerti yang luhur sangat diharapkannya agar anak-anaknya

menganut dan memiliki semuanya itu dikemudian hari.5

Pendidikan anak merupakan realisasi tanggung jawab orang tua,

masyarakat, dan pemerintah. Dimulai dari lingkup terkecil, yaitu orang tua, sejak

kelahiran seorang anak, setiap orangtua berharap anaknya sukses dalam

4 Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Departemen Agama,

2002), h.582. 5 Departemen Agama, Al-Qura’an dan Tafsirnya Jilid VII (Semarang: Departemen

Agama Republik Indonesia, 1990), h. 636-637.

Page 15: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

5

kehidupannya. Pemahaman bahwa keberhasilan dan kesuksesan anak dapat diraih

dan ditentukan oleh aspek pendidikan, membuat keinginan orangtua semakin kuat

untuk menyekolahkan anak.

Anak-anak memang dilahirkan dalam keadaan fitrah, tetapi bukan berarti

mereka tidak punya potensi. Mereka mempunyai potensi besar untuk tumbuh dan

menjadi manusia yang baik. Namun hal ini tergantung lingkungan yang

mempengaruhinya. Tentunya akan disesuaikan dengan bakat dan minat yang

dibawanya sejak lahir.

Adalah kewajiban orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya untuk

menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah, karena orangtua merupakan pendidik

utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Dari orangtualah anak-anak pertama

kali menerima pendidikan.6 Hal ini menunjukkan betapa besar tanggung jawab

orangtua dalam pendidikan anak-anaknya. Apalagi kalau kita melihat bahwa

tujuan pendidikan dalam islam ialah terbentuknya insan kamil dengan pola takwa.

Dalam menerapkan suatu konsep pendidikan anak yang digunakan maka

bagi setiap orang tua perlu kiranya untuk memperhatikan perkembangan psikis

anak. Sehingga dalam menetapkan materi, metode dan tujuan pedidikan sesuai

dengan kondisi kejiwaan anak. Dengan kata lain, dalam melaksanakan pendidikan

anak dalam keluarga, perlu memilih metode yang baik dan bijakga serta materi

yang sesuai ajaran Islam.

Sebagai umat Islam, yang menganggap pelaksanaan pendidikan sebagai

upaya menginformasikan, menstranformasikan dan menginternalisasikan nilai-

nilai mestinya tidak terlepas dari nilai-nilai yang ada di al-Qur’an dan al-Hadis

tidak terkecuali nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan anak.

Kalau kita tilik dalam tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan

kehidupan, dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia

yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti

luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

6 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 36.

Page 16: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

6

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tnggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan.7

Alasan kesibukan, keterbatasan waktu, dan kemampuan orang tua

terkadang menjadi faktor mendasar untuk memasukkan anak pada lembaga

pendidikan, yang ditambah dengan kurangnya pengetahuan tentang

perkembangan anak dan sumber belajar yang tidak memadai. Adanya tuntutan

lembaga pendidikan setingkat di atasnya, juga mendorong orangtua untuk

menyekolahkan anak. Begitu tinggi harpan orangtua. Lembaga pendidikan

terkadang tidak lagi mempertimbangkan factor-faktor kejiwaan anak didik.

Akibatnya, anak dituntut untuk menguasai sejumlah kompetensi tertentu yang

terkadang tidak sesuai dengan kemampuan anak. Ironisnya, hal ini biasanya

terjadi tanpa disadari oleh orangtua dan penyelenggara pendidikan. Sikap kurang

proporsional dalam medidik anak seakan melahirkan kesan bahwa pendidikan

telah melakukan “penindasan” terhadap anak.

Aspek lain menunjukkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan

kecanggihan teknologi di era globalisasi dewasa ini hampir menjadikan dunia

tidak ada batas antar wilayah dan Negara. Hal ini berdampak masuknya budaya

dan informasi dari Negara lain ke dalam budaya lokal dengan sangat mudah,

bahkan tidak dapat dihindarkan, baik melalui televise, internet, maupun media

lainnya. Hal ini disadari atau tidak berpengaruh terhadap moralitas anak yang

tentu saja dilanda krisis.

Krisis moralitas itu dengan mudah dapat diketahui melalui layanan

informasi, pemberitaan, dan surat kabar. Indikasi krisis moral terlihat dari dua

aspek. Pertama, krisis moral yang dilakukan oleh anak sehingga memposisikan

anak sebagai subjek kejahatan. Kedua, krisis moral terhadap anak yang dilakukan

orang dewasa, sehingga menjadikan anak sebagai objek tindak kejahatan.

Realitas-realita inilah yang mendorong penulis untuk mencermati lebih

dalam tentang objek penelitian pada aspek epistemology pendidikan anak, dan

menjadikan al-Qur’an sebagai fokus kajian. Kenapa harus tema pendidikan anak?.

7 Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Penjelasannya (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), h. 9.

Page 17: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

7

Karena diyakini sepenuhnya bahwa keberhasilan pendidikan anak merupakan

dasar bagi kemajuan suatu bangsa. Tidak ada yang lebih mempercepat suatu

kemajuan bangsa tanpa diimbangi kesuksesan dalam menciptakan generasi

penerus bangsa itu sendiri, yang dilakukan melalui jalur pendiikan. Dengan kata

lain tidak ada hambatan yang lebih besar dalam membangun bangsa melebihi

kegagalan dalam pendidikan anak.

Berangkat dari pemaparan tersebut di atas, peneliti akan mencari

epistemologi pendidikan anak yang dinarasikan oleh al-Qur’an dalam bentuk

kisah-kisah teladan para Nabi dan orang shalih yang dipandang penting untuk

diperhatikan. Dari alasan-alasan tersebut peneliti memilih suatu tema pendidikan

anak yang ada dalam ayat al-Qur’an dengan sebuah penelitian berjudul :

“Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Muqoran Q.S

Luqman Ayat 12-15)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan

penelitian ini yaitu:

1. Terjemahan dan masih banyak Mufasir yang belum menyinggung

tentang konsep pendidikan anak usia ini yang terkandung secara

tersirat maupun tersurat dalam Qs. Luqman Ayat 12-15

2. Aplikasi surat Luqman ayat 12-15 dalam pendidikan anak usia dini

3. Proses sosialisasi yang pertama yang dilakukan orang tua terhadap

anak sudah mulai bergeser.

4. Krisis moralitas dengan mudah dapat diketahui melalui layanan

informasi, pemberitaan, dan surat kabar sehingga anak mudah

terpengaruhi oleh budaya luar yang tidak baik

5. Banyaknya kegiatan dan pekerjaan menyebabkan orangtua kurang bisa

memberikan perhatian secara maksimal kepada anaknya sehingga

pendidikan dan akhlaknya tidak dikontrol secara baik dan benar

Page 18: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

8

6. Keberadaan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini mendorong orang tua

mempercayakan putra-putrinya untuk dititipkan dilembaga pendidikan

anak.

7. Krisis moral dikarena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era

globalisasi yang dipengaruhi oleh pemberitaan media, internet.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka

permasalahan yang dibahas dibatasi pada :.

1. Terjemahan beserta tafsir yang terkandung dalam surat Luqman ayat

12-15

2. Konsep pendidikan anak usia dini yang terkandung dalam Al-Qur’an

surat Luqman ayat 12-15

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukan diatas, maka

dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana terjemahan beserta tafsir yang terkandung dalam Q.S Luqman

ayat 12-15 ?

2. Bagaimana konsep pendidikan anak usia dini dalam Q.S Luqman ayat 12-

15 ?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mempunyai tujuan-tujuan yang ingin

dicapai diantaranya adalah :

1. Untuk mengetahui terjemahan beserta tafsir yang terkandung dalam Q.S

Luqman ayat 12-15

2. Untuk mengetahui konsep pendidikan anak usia dini secara baik dan benar

dengan merujuk pada Al-Qur’an dan pendapat pakar ulama

Page 19: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

9

F. Manfaat Penelitian

Dalam peneltian konsep pendidikan anak usia dini dalam surat Luqman

ayat 12-15 ini diharapkan memberikan manfaat diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, wawasan, serta bahan dalam konsep

pendidikan anak usia dini yang terkandung dalam Qs Luqman ayat 12-

15

2. Manfaat Praktis

Di antara manfaat-manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi Akademik

Dapat memotivasi bagi pengembangan keilmuan di bidang tafsir,

membuka kemungkinan penelitian lebih lanjut dan peninjauan

kembali hasil pengkajian ini. Dan secara tersurat memberikan

petunjuk bagaimana mengajarkan pendidikan pada seorang anak

yang sesuai konsep Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-15.

b. Bagi Masyarakat

Mengetahui dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan

bermasyarakat bagaimana pendidikan yang harus dilakuka

orangtua terhadap anaknya khususnya pada anak usia dini

c. Bagi Orang tua dan Anak

1) Bagi Orang Tua

Untuk mengetahui betapa pentingnya pendidikan anak usia

dini sehingga anak mendapatkan pendidikan yang layak dan

benar

2) Bagi Anak

Untuk mengetahui betapa penting dan wajib untuk merasakan

pendidikan sejak dini kala

Page 20: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

10

BAB II

KAJIAN DESKRITIF KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Isitilah pendidikan berasal dari kata “didik” yang diberi awalan “pe” dan

akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya). Isitilah

pendidikan ini semula berasal dari bahasa yunani yaitu “Paedagogie”, yang berarti

bimbingan yang diberikan kepada anak.8 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

pendidikan ialah “Proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan.9

Definisi pendidikan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional bab I ayat I dikemukakan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.10

8Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.13. 9 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994),

Edisi Kedua, h.232. 10 Lif Khoiro Ahmadi, Hendro, Sofan, Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: PT Prestasi

Pustaka, 1998), Cet. Ke.1 h.204.

Page 21: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

11

Pendidikan merupakan upaya sadar untuk menumbuh kembangkan potensi

sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitas

kegiatan belajar mereka.11

Sedangkan arti pendidikan dalam islam kita kenal dengan istilah tarbiyah,

ta’lim dan ta’dib. Kata tarbiyah menurut Abdurrahman al-Nahlawi berasal dari

tiga kata yaitu: raba-yarbu yang berarti bertambah, bertumbuh. Kedua, rabiya-

yarba yang berarti besar, dan yang ketiga rabba-yurabbu yang berarti

memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara.12

Sedangkan kata ta’lim berasal dari kata ‘allama-yu’allimu-ta;liman yang

berarti mengajarkan suatu ilmu kepada seseorang agar memiliki pengetahuan

tentang sesuatu. Seseorang mengajarkan tentang ilmu pengetahuan kepada orang

lain agar orang tersebut memiliki ilmu pengetahuan. Konteks ta’lim ini lebih

mengacu kepada aspek kognitif.13

Istilah ta’dib menurut al-Attas merupakan istilah yang paling tepat dalam

menunjukan pendidikan Islam, al-Attas mengacu kepada hadist Nabi saw. Ta’dib

diartikan olehnya sebagai pengenalan dan pengakuan secara berangsur-angsur

yang ditanamkan ke diri manusia atau pesert didik tentang tempat-tempat yang

tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini,

pendidikan akan berfungsi sebagai pembingbing ke arah pengenalan dan

pengakuan tempat Tuhan yang lebih tepat dalam tatanan wujud dan kepribadian.14

Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk

membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Di dalam buku filsafat karangan Zuhairini yang mengutip dari buku

“Modern Philosophies of Education”, John S. Brubacher mengemukakan bahwa:

11 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.13. 12Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007) , Cet.

VII, h.29. 13A. Fattah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press,

2008), Cet.I, h.8. 14Al-Rasyid & Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2005),h.30.

Page 22: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

12

Education should be thought of as process of man’s reciprocal adjustment to nature, to his fellow, and the ultimate nature of the cosmos. Education is the organized development and equipment of all the powers of human being, moral intellectual, and physical, by and for their creator as their final end. Education is the process in which these powers (abilities, capacities of men which are susceptible to habituation are perfected by good habits, by means artistically contrived, and employed by a man to help another or himself achive the end in view). Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta. Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual, jasmani dan untuk kepribadian individunya dan kegunaan masyarkatnya yang diharapkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya.15 Menurut Hasan Langgulung istilah education dalam bahasa inggris yang

berasal dari bahasa latin educere berarti memasukkan sesuatu. Istilah pendidikan

mengacu pada term tarbiyah, ta’lim, ta’dib. Istilah tarbiyah berasal dari kata

rabba-yurabbi yang menunjukkan arti berkembang. Penggunaan kata tarbiyah

yang menunjukkan makna pendidikan dapat dipahami dalam firman Allah SWT

dalam surat Al-isra’ ayat 24 yang berbunyi:16

)١٧:٢٤/اإلسراء سورة ( Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S. al-Israa/17:24) Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah usaha yang dilakukan

dengan penuh keinsyafan yang ditujukkan untuk keselamatan dan kebahagiaan

manusia. Pendidikan tidak hanya bersifat pelaku pembangunan tetapi sering

merupakan perjuangan pula. Pendidikan berarti memelihara hidup tumbuh kea rah

kemajuan, tidak boleh melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin.

15Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet, III, h. 150. 16 Al-Rasyid & Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam…h. 26.

Page 23: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

13

Pendidikan adalah usaha kebudayaan, berasas peradaban, yakni memajukan hidup

agar mempertinggi derajat manusia.17

Pengertian pendidikan dengan agak lebih terperinci lagi cakupannya

dikemukakan oleh Soegarda Poerbakawaca. Menurutnya, dalam arti umum

pendidikan mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk

mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta

keterampilannya kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam

pergaulan bersama sebaik-baiknya.18

Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa baik

sadar dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan

jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan menuju terciptanya kehidupan yang

lebih baik. Sedangkan dalam konteks Islam, pendidikan dapat diartikan sebagai

proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan

pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk

beramal di dunia memetik hasilnya di akhirat.19

Adapun tujuan Pendidikan Islam, dikatakan oleh Zakiah Daradjat dalam

buku Ilmu Pendidikan Islam, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya

menjadi insan kamil dengan pola takwa, Insan Kamil artinya manusia utuh

jasmani dan rohani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena

takwanya kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu

diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarkatnya

serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam

berhubungan dengan Allah dan dengan sesamanya, dapat mengambil manfaat

yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia

kini dan di akhirat nanti.20

17Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet.1,

h.9. 18 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I…h.10. 19Abudin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005),

Cet.I, h. 205. 20 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), Cet.2, h. 41.

Page 24: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

14

Ketika seorang anak pertama kali ke dunia dan melihat apa yang ada di

dalam rumah dan sekelilingnya, tergambar dalam benaknya sosok awal dari

sebuah gambaran kehidupan. Bagaimana awalnya dia harus bisa melangkah dalam

hidupnya di dunia ini. Jiwanya yang masih suci dan bersih akan menerima segala

bentuk apa saja yang datang mempengaruhinya. Maka sang anak akan dibentuk

oleh setiap pengaruh yang dating dalam dirinya.

Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menurut para pakar ilmu

jiwa ialah masa perubahan tubuh, intelegensi, emosional dan kemampuan

interaksi yang member pengaruh pada utuhnya individu dan matangnya

kepribadian. Para ahli pendidikan dan pakar menetapkan bahwa setelah melewati

masa kelahiran, seorang anak mengalami beberapa pertumbuhan dan

perkembangan yang harus diketahui oleh orangtua untuk memudahkan dalam

menentukan langkah pendidikan pada fase umur sehingga orangtua mampu

membuat skedul program untuk diterapkan secara tepat dan sesuai dengan

perkembangan dan pertumbuhan sehingga anak tumbuh besar bersama pendidikan

secara alami.21

Imam al-Ghazali berkata: Anak adalah amanat bagi orangtuanya, hatinya

bersih, suci dan polos. Kosong dari segala ukiran dan gambaran. Anak akan selalu

menerima segala yang diukirnya, dan akan cenderung terhadap apa saja yang

mempengaruhinya. Maka apabila dia dibiasakan dan diajarkan untuk melakukan

kebaikan, niscaya akan seperti itulah anak terbentuk. Sehingga kedua orangtuanya

akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sang anak akan menjadi

orang yang terdidik. Namun apabila seorang anak dibiasakan untuk melakukan

kejahatan dan ditelantarkan bagaikan binatang liar, sengsara dan celakalah ia.

Dosanya akan ditanggung langsung oleh kedua orangtunya sebagai penanggung

jawab dari amanat Allah.22

21Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, Begini Seharusnya Mendidik Anak, (Jakarta:

Darul Haq), h. 131. 22 Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Bandung: al-Bayan, 1997), Cet. 1,

h. 35.

Page 25: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

15

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah , bagaimana keadaan kelak di

masa datang bergantung dari didikan orangtuanya. Hal ini dijelaskan Rasulullah

dalam hadits:

عن أبي هريرة رضي اهللا عنه ، قال رسول اهللا صلى اهللا عليه و سلم : ما من مولود إلا يولد على

اهوفأب ، طرةالف أو انهدوهخارييالب ميجسانه ( رواه أو انهرصني (

“Seorang bayi tak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yg akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.” (H.R. Bukhari) Hadits di atas menjelaskan betapa besar pengaruh pendidikan orangtua

terhadap anak-anaknya, ia bisa “menentukan” keadaan anaknya kelak di masa

datang. Oleh karena itu sudah seharusnya para orangtua bersungguh-sungguh dan

berhati-hati (dengan tetap berdasarkan agama) dalam mendidik anaknya.

Mendidik anak merupakan pemberian dan warisan yang utama dari

orangtua terhadap anak-anaknya. Rasulullah bersabda:

صلى اهللا -عن أيوب بن موسى بن عمرو بن سعيد بن العاص ، عن أبيه عن جده أن رسول اهللا قال ( ما نحل والد ولده من نحل أفضل من أدب حسن ) رواه الترمذي –لم عليه وس

“Tidak ada pemberian orangtua kepada anaknya yang lebih baik daripada budi (pendidikan) yang baik.” (HR. Turmudzi)

ج بن ماقال بن أنس تعمر قال : سك يقول قال رسول اهللابيلأكر لي اهللا عليه وسلمموا ص ) أدبهم ( رواه ابن ماجة أوالدكم ، وأحسنوا

“Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah akhlak mereka”. (HR. Ibnu Majah)23 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Anak adalah keturunan dari ayah

dan ibu atau keturununan yang kedua.24 Yang dimaksud anak dalam UU RI

23Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. I, h. 85-

86. 24Ummi Chulsum, windy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kashiko,

2006), Cet. I, h. 11-12.

Page 26: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

16

tentang perlindungan anak pasal I menyatakan anak adalah setiap manusia yang

berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi anak

dutentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih cepat. Dan termasuk anak yang

masih dalam kandungan disebut juga anak.25

Anak adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa. Selain sebagai amanah

dari Allah SWT, anak juga merupakan cikal bakal yang akan memelihara,

mempertahankan, dan mengembangkan hasil pembangunan demi kebahagiaan

dunia akhirat. Oleh karena itu anak memerlukan perlindungan untuk menjamin

pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, serta sosialnya secara utuh dan

seimbang. Memberikan perlindungan terhadap anak, baik jasmani maupun rahani,

merupakan keharusan yang selaras dengan perintah Alah SWT.26

Dalam buku karangan Abdullah Nasih Ulwan, menurutnya anak adalah

amanat Allah yang harus dibina, dipelihara, diurus secara seksama serta sempurna

agar kelak menjadi insan kamil.27 Karena itu anak perlu mendapatkan pendidikan

dari kedua orangtuanya, bahkan pendidikan anak, jika telah dilaksanakan dengan

baik dan terarah, maka tidak lain adalah fondasi yang kuat untuk mempersiapkan

pribadi yang shalih dan bertanggung jawab atas segala persoalan dan tugas

hidupnya.

Ulwan menambahkan lagi, materi yang diberikan berupa pendidikan

moral, fisik, akal, jiwa, sosial, seks, dan yang terpenting itu adalah agama. Bahkan

menurut Ulwan pendidikan anak dapat dimulai ketika laki-laki (suami) memilih

calonnya. Karena calon yang akan dipilih oleh laki-laki (istri) sangatlah

mempengaruhi setiap kepribadian anak. Sebab anak akan lebih dekat

hubungannya dengan ibu (calon yang dipilih), khususnya secara psikologis.

Karena ketika istri mengandung dan menyusui secara tidak langsung telah

25Undang-undang RI, Tentang Perlindungan Anak No.23 Tahun 1997, (Surabaya: Media

Center, 2006), Cet. 1, h. 119. 26Subhan Husain Albari, Agar Anak Rajin Solat, (Yogyakarta: DIVA Press, 2011), Cet. I,

h. 11. 27Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, terjemahan dari tarbiyatul awlad

fil islam oleh Jamaluddin Miri., (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), Cet. 3, Jilid I, h. 7.

Page 27: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

17

meletakkan pondasi dasar atas prilaku dan karakter yang dimiliki oleh istri (ibu

dari si anak).28

Pada zaman jahiliyah kedudukan anak dalam sebuah keluarga sangatlah

mempengaruhi posisi keluarga dalam masyarakat. Karena ketika dalam sebuah

keluarga terlahir anak laki-laki maka keluarga tersebut menjadi terpandang, tetapi

sebaliknya ketika sebuah keluarga terlahir anak perempuan maka keluarga itu

menjadi cemohan masyarakat. Ketika nabis saw diutus oleh Allah salah satu

ajarannya adalah mengumandangkan persamaan hak antara pria dan wanita.

Sebagai realisasi dari perintah al-Qur’an dan Nabi saw ini maka para orangtua

sepanjang masa menerapkan dasar keadilan dan persamaan hak di dalam

kecintaan, perlakuan dan kasih saying kepada anak-anak, tanpa membedakan

antara pria dan wanita. 29

: (الصيب أمانة عند والديه، وقلبه الطاهر جوهرة نفيسة -رمحه اهللا تعاىل -قال اإلمام الغزايل د اخلريومال إليه، فإن عخالية عن كل نقش وصورة، وهو قابل لكل نقش، ومائل إىل كل ما ي

وسعد يف الدنيا واآلخرة أبواه، وإن عود الشر وأهمل إمهال البهائم، شقي وهلك، نشأ عليه، 30وكان الوزر يف رقبة القيم عليه

Menurut al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin telah mengatakan:

Ash-Shabiy atau anak merupakan amanat di tangan kedua orangtuanya. Hatinya yang bersih merupakan permata yang berharga, lugu dan bebas dari segala macam ukiran dan gambaran. Ukiran berupa kebiasaan berbuat baik akan dapat tumbuh subur sehingga ia akan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jika sang anak dibiasakan dengan hal-hal yang baik dan diajarkan kebaikan kepadanya, ia akan tumbuh dengan baik dan akan memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Kemudian pahala yang dipetiknya turut dinikmati oleh kedua orangtuanyaa. Dan apabila dibiasakan pada hal-hal yang buruk, dan ditelantarkan begitu saja bagaikan memperlakukan hewan ternak, maka niscaya sang anak akan tumbuh menjadi seorang yang celaka dan binasa. Dan dosa yang ditanggung sang

28 Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, terjemahan dari tarbiyatul awlad fil islam oleh Jamaluddin Miri…..h. 38

29 Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, terjemahan dari tarbiyatul

awlad fil islam oleh Jamaluddin Miri…h. 38. 30 Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, ihya ‘ulumuddin, (Darul

Fikri), jilid 3, h. 66.

Page 28: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

18

anak itu, akan menjadi beban bagi orang yang pernah mengajarinya dan yang menjadi walinya. Cara mendidik anak adalah hendaknya mengajari akhlak-akhlak yang

baik, kemudian menjaganya dari pergaulan yang buruk dan jangan

membisaakannya berfoya-foya. Sebagaimana ungkapan Ibnu Qoyyim al-Jauziyah

dalam kitabnya Tuhfatul Maudud fil Ahkamil Maulud yang dikutip oleh

Muhammad Ali Qutb dalam bukunya yang berjudul Sang Anak dalam Lindungan

Islam:

Termasuk diantaranya hal yang sangat dibutuhkan didalam mendidik anak

ialah memperhatikan masalah akhlak. Sang anak akan tumbuh sesuai dengan apa

yang dibiasakan kepadanya oleh sang pendidik semasa sang anak masih kecil.

Oleh karena itu kita jumpai banyak orang yang akhlaknya menyimpang dari

kebenaran, yang disebabkan oleh pendidikan dimana ia dibesarkan.31

Dari ungkapan di atas jelaslah bahwa pendidikan orangtua terhadap anak

mempengaruhi tingkah laku dan karakter anak tersebut. Termasuk dalam

membina watak anak perlu memperhatikan bakat dan potensi yang terpendam di

dalam diri anak yang sesuai dengan kecendrungannya. Ia harus dipersiapkan

untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan pembawaannya, dan jangan sekali-

kali dibebankan kepadanya hal-hal yang tidak mampu dilakukannya mengingat

bakatnya tidak sesuai dengan hal itu.

Usaha orang tua dalam mendidik anak tidaklah semudah membalikkan

telapak tangan. Orang tua harus memiliaki kesabaran dan kretivitas yang tinggi.

Secara umum ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh para orang tua

muslim dalam mendidik anak. Berikut beberapa langkah tersebut:

1. Memahami tentang konsep dan tujuan pendidikan anak

2. Banyak menggali informasi tentang pendidikan anak

31Muhammad Ali Qutb, Sang Anak dalam Lindungan Pendidikan Islam, (Bandung: CV

Diponegoro, 1993), Cet, 2, h. 9.

Page 29: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

19

3. Memahami kiat mendidik anak secara praktis. Dengan demikian setiap

gejala dalam tahap-tahap pertumbuhan anak dapat ditanggapi dengan

cepat.32

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan

bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut. Dari penjelasan undang-undang tersebut, maka dapat kita

pahami bahwa yang dimaksud dengan anak usia dini adalah anak pada masa pra

sekolah, yaitu dimulai dari anak usia 0 tahun sampai 6 tahun. Sebagian pakar

mengatakan bahwa yang dimaksud anak usia dini adalah dari 0 tahun sampai 8

tahun. Dan sebagaiamana dijelaskan dimuka bahwa dalam Islam untuk memulai

pendidikan anak sejak masa pemilihan calon yaitu ibu.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwasanya pendidikan anak

usia dini adalah suatu proses transformasi pengetahuan, wawasan serta

pengalaman hidup orang dewasa (di dalam hal ini lebih fokusnya adalah orangtua)

kepada anak yang menjadi tanggung jawabnya dengan tujuan sang anak dapat

menerima semua yang diajarkan secara sadar untuk direalisasikan dala kehidupan,

seperti terbentuknya karakter yang kuat, bebas dan mandiri.

B. Pendekatan Pendidikan Anak Usia Dini

Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan yang

diadopsi dari beberapa pendekatan, yaitu pendekatan proses, konkret, holistik dan

discovery. Holistik dilakukan antara lain dalam bentuk melakukan pembelajaran

kontekstual. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran diupayakan menstimulasi

semua dimensi pengembangan secara keseluruhan. Discovery dilakukan dalam

bentuk kegiatan belajar memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan

32 Subhan Husain Albari, Agar Anak Rajin Solat…h.45.

Page 30: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

20

kemampuan mengamati, mengidentifikasi, bereksperimen, bereksplorasi,

memaknai dan menyimpulkan hasil pengamatan.33

C. Masa Perkembangan Anak

Para pendidik atau orangtua harus mengenali perkembangan dan

pertumbuhan anak secara alami sehingga mampu menentukan langkah dan

kebijakan proses pendidikan secara benar maka hendaklah memperhatikan hal-hal

dibawah ini:

1. Fase balita adalah masa menyusui dan menyapih yaitu setelah anak

berumur 2 tahun. Beberapa ciri dibawah ini merupakan manifestasi dari

adanya proses pekembangan pada bayi yaitu : Adanya perkembangan fisik

nampak dari makin bertambahnya ukuran panjang dan berat badan bayi.

Perkembangan motorik nampak dari adanya respon bayi terhadap rangsang

berupa gerakan seluruh tubuh dan refleks-refleks. Perkembangan berpikir

(kognitif) pada bayi di tandai oleh persyaratan rasa ingin tahu.

2. Fase balita antara umur 3 hingga 5 tahun yaitu masa pendidikan pra

sekolah dan play group. Beberapa ciri perkembangan pada masa ini adalah

: a. Perkembangan motorik :dengan bertambah matangnya perkembangan

otak yang mengatur sistem syaraf otot (neuromuskuler) memungkinkan

anak-anak usia ini lebih lincah dan aktip berrgerak. b. Perkembangan

bahasa dan berfikir: Kemampuan berbicara lisan pada anak akan

berkambang karena terjadi selain oleh pematangan dari organ – organ

bicara dan berpikir,juga karena lingkunga ikut membantu

mengembangkannya

3. Fase kanak-kanak yaitu antara umur 6 hingga 8 tahun yaitu fase anak

mulai masuk sekolah dasar. Tahap usia ini disebut juga sebagai usia

kelompok (gangage), di mana anak mulai mengalihkan perhatian dan

hubungan intim dalam keluarga ke kerjasama antar teman dan sikap-sikap

terhadap kerja atau belajar. Dengan memasuki S.D. salah satu hal penting

yang perlu dimiliki anak adalah kematangan sekolah. Pada masa anak

33 Anita Yus, Model Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Kencana. 2011), Cet I, h. 690

Page 31: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

21

sekolah ini ,anak –anak membandingkan dirinya dengan teman-temannya

dimana ia mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan

teman, bila pada masa ini ia sering gagal dan merasa cemas akan tumbuh

rasa rendah diri, sebaliknya bila ia tahu tentang bagaimana dan apa yang

perlu dikerjakan dalam menghadapi tuntutan masyarakatnya dan ia

berhasil mengatasi masalah dalam hubungan teman dan prestasi

sekolahnya ,akan timbul motivasi yang tinggi terhadap karya dengan lain

perkataan terpupuklah “industry”

4. Fase peralihan yaitu umur 9 hingga 12 tahun yaitu akhir anak memperoleh

pendidikan dasar. Dimulai dengan tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya

gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin (seksual).

5. Fase remaja atau baligh yaitu umur 12 hinga 15 tahun yaitu umur

pertumbuhan anggota tubuh dan kematangan secara psikologi atau

kewajiban bagi anak laki-laki dan anak perempuan.

6. Fase puberitas usia 15 hingga 18 tahun yaitu fase anak sudah duduk di

bangku SMU.

7. Masa produktif umur 18 hingga 30 tahun.

8. Masa dewasa yaitu masa peralihan dari produktif hingga umur enam puluh

tahun.

9. Masa manula yaitu masa mulai umur enam puluh.34

Disini penulis mengambil fase balita hingga fase kanak-kanak, yaitu antara

anak umur 0 tahun hingga anak masuk sekolah dasar.

D. Hak Anak dalam Keluarga

Menanamkan pendidikan yang jangkaunnya jauh ke zaman depan itu,

harus diusahakan semenjak dari anak-ana masih di dalam asuhan ibu dan bapak di

dalam rumah tangga. Membentuk anak-anak yang berbakat harus sudah dimulai

semenjak sang anak masih kecil, masih di dalam buaian dan asuhan seorang ibu,

yang membelai dan menyayanginya dengan penuh kasih saying.

34 Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, Begini Seharusnya Mendidik Anak…h.132.

Page 32: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

22

Di antara hak seorang anak adalah hendaknya ia hidup di sebuah rumah

tangga yang islami dan tentram, dimana setiap anggota keluarga dari rumah itu

melaksanakan kewajiban-kewajiban agama. Dan rumah itu di penuhi dengan

kejujuran, akhlak mulia dan kedua orangtuanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan

yang menyangkut agama dan dunia dengan penuh keihklasan dan tanggung jawab.

Karena pendidikan seorang anak dimulai dengan cara meniru dan suri tauladan.

ولدإلا ي لودن موما م : اهللا عنه ، قال رسول اهللا صلى اهللا عليه و سلم ة رضيريرعن أبي ه على

اهوفأب ، طرةخاري الفالب ميجسانه ( رواه أو انهرصني أو انهدوهي (

“Seorang bayi tak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yg akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.” (H.R. Bukhari) Seorang anak datang kedua dengan mempunya akal, fikiran dan perasaan

yang seperti kertas putih dan bersih. Dia mempunyai kesiapan yang

dipersembahkan kepadanya. Untuk itulah bagi kedua orangtua hendaknya mereka

mengetahui tentang penting pertumbuhan, perkembangan dan masa depan seorang

anak secara keseluruhan.

Hak yang lainnya adalah anak mendapatkan pendidikan yang sempurna,

baik pendidikan jasmani, akhlak dan rohani. Orangtua harus bisa memperhatikan

makanannya, seperti kandungan gizi yang terdapat di dalam makanannya.

Orangtua juga harus memperhatikan kebersihannya, baik badan, pakaian, rambut

dan sebagainya, orangtua juga harus memperhatikan tentang masalah

pergaulannya.

E. Langkah-langkah dalam Mendidik Anak

Proses pembentukan tingkah laku atau kepribadian hendaklah dimulai dari

masa kanak-kanak, yaitu sejak selesainya masa menyusui hingga anak berumur

enam tahun. Masa ini termasuk masa yang sangat sensitive bagi perkembangan

kemampuan berbahasa, cara berpikir, dan sosialisasi anak. Di dalamnya, terjadi

Page 33: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

23

proses pembentukan jiwa anak yang menjadi dasar keselamatan mental dan

moralnya.

Pentingnya pendidikan Islam oleh para orang tua terhadap anak-anak

mereka didasarkan oleh sabda Rasulullah SAW yang menegaskan bahwa setiap

anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanyalah yang menjadikan

anak-anak itu Nasrani, Yahudi atau Majusi.35

Hal tersebut juga didukung oleh teori psikologi perkembangan yang

menegaskan bahwa masing-masing anak dilahirkan dalam keadaan seperti kertas

putih. Teori ini dikenal dengan “Tabularasa”, yang menyatakan bahwa setiap anak

dilahirkan dalam keadaan bersih, ia akan menerima pengaruh dari luar lewat

indera yang dimiliki.

Tentang pentingnya peranan orangtua dalam pendidikan anak di

lingkungan keluarga ini, Allah swt berfirman:

٦: ٦٦ /(سورة التحرمي (

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim/22: 6) Ada beberapa aspek pendidikan yang perlu diterapkan oleh para orangtua

dalam hal membentuk tingkah laku atau kepribadian anak mereka sesuai dengan

tuntunan al-Qur’an dan hadist. Diantara aspek-aspek tersebut adalah pendidikan

yang berhubungan dengan penanaman atau pembentukan dasar keimanan

(akidah), pelaksanaan ibadah, akhlak, dan lain sebagainya.

Memang usaha orangtua dalam mendidik anak tidaklah semudah

membalikan telapak tangan. Orangtua harus memiliki kesabaran dan kreativitas

yang tinggi. Secara umum ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh

para orangtua muslim dalam mendidik anak. Berikut beberapa langkah tersebut:

35 Subhan Husain Albari, Agar Anak Rajin Solat…h.41.

Page 34: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

24

1. Memahami tentang konsep dan tujuan pendidikan anak.

2. Banyak menggali informasi tentang pendidikan anak.

3. Memahami kiat mendidik anak secara praktis. Dengan demikian, setiap

gejala dalam tahap-tahap pertumbuhan anak dapat ditanggapi dengan cepat.

Cara mudah mendidik anak dengan nilai-nilai yang baik antara lain

orangtua harus terlebih dahulu mempraktikannya sebelum nilai tersebut ditransfer

kepada anak. Orangtua harus menjamin lingkungan anak sesuai dengan ajaran

Islam. Selain itu orangtua harus menjalankan fungsinya masing-masing.36

F. Metode Penanaman Nilai-nilai Islam pada Diri Anak

Pendidikan atau penanaman nilai-nilai Islam pada diri anak akan berhasil

bila diwujudkan dengan mengikuti langkah-langkah yang baik dan benar.

Sehubungan dengan hal ini, Abdurrahman an-Nahwali mengemukakan tujuh kiat

dalam mendidik anak. Berikut adalah ketujuh kiat tersebut:

1. Hiwar (Dialog)

Mendidik anak dengan cara dialog merupakan suatu keharusan bagi

orangtua. Oleh karena itu kemampuan berdialog mutlak harus ada pada setiap

orangtua. Dengan dialog, akan terjadi komunikasi yang dinamis antara orangtua

dengan anak, serta lebih mudah dipahami dan berkesan. Selain itu orangtua akan

mengetahui perkembangan pemikiran dan sikap anak. Rasulullah saw juga

menerapkan langkah ini dalam mendidik anak.

2. Kisah

Mendidik anak dengan cara berkisah sangat penting bagi perkembangan

jiwa anak. Sebuah kisah yang baik akan menyentuh jiwa dan memotivasi anak

untuk mengubah sikap. Kalau kisah yang diceritakan itu baik, maka sifat baik

tokoh tersebut akan ditiru oleh anak yang bersangkutan.

Banyak sekali kisah-kisah sejarah, baik kisah para nabi, sahabat,

pahlawan, atau orang-orang shalih, yang bisa dijadikan sebagai pelajaran dalam

membentuk keprinbadian anak. Fenomena semakin banyaknya anak yang

36 Subhan Husain Albari, Agar Anak Rajin Solat…h.45-46.

Page 35: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

25

pemalas, tidak mau berusaha dan tidak menerima beres merupakan salah satu

dampak dari kisah khayalan yang menampilkan pribadi-pribadi pemalas, tetapi

selalu ditolong dan diberi kemudahan.

Cerita tentang kisah-kisah yang mengandung hikmah sangat efektif untuk

menarik perhatian anak dan merangsang otaknya agar bekerja dengan baik,

bahkan metode ini dianggap yang terbaik dari cara-cara lain dalam mempengaruhi

pola piker anak. Karena dengan mendengar cerita, anak merasa senang sekaligus

menyerap nilai-nilai pendidikan tanpa merasa dijejali. Cara seperti ini telah

dicontohkan oleh Rasulullah saw sejak dulu, beliau seringkal bercerita tentang

kisah kaum-kaum terdahulu agar dapat diambil hikmah dan pelajarannya.

Ada satu hal penting yang haru digarisbawahi, yaitu bahwa kisah kisah

yang diceritakan Rasulullah saw bukanlah cerita bohong belaka, melainkan

riwayat-riwayat yang jelas latarbelakangnya dan sejarahnya serta yang paling

mengandung nilai-nilai pendidikan dan ruh keislaman yang dapat mendorong

anak yang mendengarkan untuk bersikap sesuai dengan akhlak luhur dan mulia

yang diajarkan oleh Islam kepada seluruh umatnya.37

3. Perumpamaan

Al-Qur’an dan hadits banyak sekali mengemukaan perumpamaan. Jika

Allah swt dan Rasul-Nya mengungkapkan perumpamaan, secara tersirat berarti

orang tua jug harus mendidik anak-anaknya dengan perumpamaan. Sebagai

contoh, orangtua berkata kepada anaknya, “Bagaimana pendapatmu bila ada

seorang anak yang rajin shalat, giat belajar, dan hormat kepada kedua

orangtuanya, apakah anak ini akan disukai oleh ayah dan ibunya?” Maka si anak

pasti berkata, “Tentu, anak itu akan disukai oleh ibu bapaknya.”

Dari ungkapan itu, orang harus terus menerus memberikan arahan

terhadap anaknya sampai sang anak betul-betul menyadari bahwa kalau mau

disayang oleh orangtua, yang dilakukan sang anak adalah rajin shalat, giat belajar

dan hormat kepada kedua orangtuanya. Begitu juga dengan persoalan-persoalan

lainnya.

37 Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah…h. 301.

Page 36: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

26

4. Keteladanan

Orangtua merupakan pribadi yang sering ditiru oleh anak-anaknya. Kalau

perilaku orangtua baik, maka anak akan meniru hal-hal yang baik. Sebaliknya,

bila perilaku orangtua buruk, maka anaknya akan meniru hal-hal yang buruk pula.

Dengan demikian, keteladan yang baik merupakan salah satu kiat orangtua

menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang shalih, maka yang harus menjadi

shalih terlebih dahulu adalah orangtua.

Metode ini merupakan metode yang paling unggul dan paling jitu

dibandingkan metode-metode lainnya. Melalui metode ini para orangtua, pendidik

atau da’i member contoh atau teladan terhadap anak/peserta didiknya bagaimana

cara berbicara, berbuat, bersikap, mengerjakan sesuatu atau cara beribadah dan

sebagainya.

Melalui metode ini maka anak/peserta didik dapat melihat, menyaksikan

dan meyakini cara yang sebenarnya sehingga mereka dapat melaksanakannya

dengan lebih baik dan lebih mudah.

Maksudnya adalah dalam hal kebaikan dan kebenaran, apabila kita menghendaki

orang lain juga mengerjakannya, maka mulailah dari diri kita sendiri untuk

mengerjakannya.38

5. Latihan dan Pengamalan

Anak yang shalih bukan hanya rajin berdoa untuk kedua orangtuanya,

tetapi, ia juga berusaha secara maksimal untuk melaksanakan ajaran Islam dalam

kehidupan sehari-hari. Agar dapat mengajarkan amalan Islam, seorang anak harus

dilatih sejak dini. Ia harus dilatih sejak awal tentang shalat, puasa, berjibab, dan

lain sebagainya. Tanpa latihan yang dibiasakan, seorang anak akan sulit

mengamalkan ajaran Islam, meskipun ia telah memahaminya. Oleh karena itu,

seorang ibu harus menanamkan kebiasaan yang baik kepada anak-anaknya dan

melakukan control agar seorang anak disiplin dalam melaksanakan ajaran Islam.

38 Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan…h.19.

Page 37: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

27

6. Ibrah dan Mau’izah

Para orangtua bisa mengambil pelajaran bagi anak-anaknya dari berbagai

kisah, misalnya tentang sejarah. Begitu pula dengan peristiwa yang actual, bahkan

dari kehidupan makhluk lain, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Bila

orangtua sudah berhasil mengambil pelajaran dari suatu kejadian bagi anak-

anaknya, langkah berikutnya adalah memberikan nasihat (mau’izah) yang baik.

Memberi nasihat itu tidak selalu harus dengan kata-kata. Nasihat bisa

dilakukan melalui kejadian-kejadian tertentu yang menggugah hati seperti

menjenguk orang sakit, takziah, ziarah ke kubur dan lain sebagainya.

7. Targhib dan Tarhib

Targhib adalah janji-janji yang menyenangkan bagi seseorang yang

melakukan kebaikan, sedangkan tarhib adalah ancaman yang mengerikan terhadap

orang yang melakukan keburukan. Banyak sekali ayat dan hadist yang

mengungkapkan janji dan ancaman. Itu artinya, orangtua juga mesti menerapkan

metode dalam mendidik anaknya.39

Pahala dari mendidik anak sangatlah besar, malah apabila orangtua

berhasil dalam mendidik sehingga anak-anaknya menjadi shalih maka pahalanya

mengalir terus meskipun orangtuanya telah meninggal. Hal ini dijelaskan dalam

hadist:

آد نبا اتقال : إذا م لمسليه ولى اهللا عص بيه أن النناهللا ع يضة رريرأبي ه نع لهمع قطعنا م )جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له ( رواه مسلم إلا من ثالث : صدقة

“Apabila anak Adam (manusia) sudah mati, maka putuslah semua amalnya, kecuali tiga hal : shadaqah jariyahnya, ilmunya yang bermanfaat, dan anaknya yang shalih yang mendoakannya” (HR. Muslim) Berbahagialah para orangtua yang berhasil dalam mendidik anak-anaknya

sehingga menjadi shalih. Namun untuk mewujudkan itu bukanlah suatu hal yang

mudah, karena banyak halangan dan rintangan, terlebih lagi pada masa kini

manakala teknologi dan informasi sudah sangat maju yang apabila tidak hati-hati

39 Subhan Husain Albari, Agar Anak Rajin Solat…h.46-53.

Page 38: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

28

akan mendatangkan kemudaratan (ketidakbaikan) serta pergaulan anak muda

sudah banyak yang menyimpang dan cenderung kepada ke maksiatan. Di sinilah

tugas orang tua menjadi semakin berat, untuk itu perlu kesabaran dan ketaatan

dalam beragama supaya pendidikan terhadap anak bisa berjalan lancar.40

Metode ini merupakan metode yang mendorong anak didik untuk belajar

suatu bahan pelajaran atas dasar minat yang berkesadaran pribadi terlepas dari

paksaan atau tekanan mental. Belajar berdasrkan motif-motif yang bersumber

dari kesadaran pribadi dipandang oleh ahli psikologi sebagai suatu kegiatan positif

yang membawa keberhasilan proses belajar.41

G. Materi Pendidikan Anak Usia Dini

Istilah materi pendidikan berarti mengorganisir bidang ilmu pengetahuan

yang membentuk basis aktivitas lembaga pendidikan, bidang-bidang ilmu

pengetahuan ini satu dengan yang lainnya dipisah-pisah namun merupakan satu

kesatuan utuh terpadu. Materi pendidikan harus mengacu kepada tujuan, bukan

sebaliknya tujuan mengarah kepada suatu materi, oleh karenanya materi

pendidikan tidak boleh berdiri sendiri terlepas dari kontrok tujuannya. Materi atau

isi pelajaran yang disusun sebelumnya harus ditentukan dahulu tujuan yang

hendak dicapai dengan mempertimbangkan skil-skil atau keterampilan-

keterampilan, para pelajar itu akan gagal manakala pemikiran kritis dan imajinatif

hanya mampu mencapai taraf rendah. Oleh karena itu sulit kiranya untuk

menerima pandangan, bahwa materi atau isi pendidikan itu akan mencapai tujuan

maksimal hanya dengan mempertimbangkan materi pelajaran yang lain.42

Orang tua wajib mengajarkan syariat sebagai pendorong bagi anak-anak

untuk berperangai luhur dan mulia, di samping mengajarkan kepandaian dan

keterampilan untuk membuka pintu nafkah hidup mereka di masa depannya.

40 Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan…h. 87. 41 Hamdani Ihsan, Fuad Hasan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,

2007), Cet. III, h. 180. 42Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 159.

Page 39: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

29

Untuk mengarungi lautan kehidupan keduniawian dan keakhiratan, anak perlu

mendapatkan tiga kelompok materi, yaitu :

1. Tarbiyah Jismiyah

Dengan materi tarbiyah jismiyah, anak akan mendapatkan sarana dan

prasarana pendidikan dari orangtuanya berupa fasilitas untuk menyehatkan,

menumbuhkan, dan menyegarkan tubuhnya. Mereka berhak tumbuh dengan tegar,

sehingga mampu mamdiri dalam menghadapi tantangan kehidupan dan kesulitan

fisik yang dialami demi kesempurnaan hidupnya. Untuk kebutuhan fisik anak,

orangtua harus selektif dalam memberikan pemenuhannya agar ada keseimbangan

kebutuhan duniawi dan akhiratnya. Pemberian makanan harus dengan

pertimbangan dapat meninggikan akhlaknya, yaitu menjaga mereka dari sifat

berlebihan. Demikian pula dengan pakaian, harus menunjukan akhlakul karimah

sesuai dengan syariat, menghindari hidup bermewah-mewahan, dan budaya anti

keselamatan dunia dan akhirat.

Orangtua berkewajiban membantu perkembangan fisik anak, sekaligus

memenuhinya dengan doa dan nilai-nilai keagamaan, sehingga mendapatkan

barakah dari Allah swt sepenuhnya. Selain itu perlu ditanamkan rasa malu agar

anak tidak tumbuh dan berkembang menjadi anak liar, tidak pandai bersukur,

tamak dan sombong. Hindarkan mereka dari segala sesuatu yang merugikan

kepentingan dunia akhiratnya melalui teladan yang baik dari seluruh anggota

keluarganya yang ada disekelilingnya.43

2. Tarbiyah Aqliyah

Dalam materi tarbiyah aqliyah, anak diberi kesempatan memperoleh

pendidikan dan pengajaran yang mencerdaskan dan menanjamkan akal. Perlu

diingat bahwa orangtua mempunyai peluang yang cukup besar untuk

mengembangkan akhlak mulia, melalui pendidikan berhitung, fisika, kimia dan

materi lainnya. Dengan menerapkan metode “integrated curricular”, para orangtua

dapat membantu proses tumbuh-kembangkan kecerdasan anak, sekaligus

meninggikan akhlaknya. Tanamkan keihklasan dalam menuntut ilmu dan

43 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, …h. 160

Page 40: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

30

kesabaran dalam mengikuti proses transfer ilmu pengetahuan. Tanamkan pada

anak sifat hormat kepada para pendidiknya, menghargai prestasi kawannya.

Tumbuhkan sikap kompetitif sehat dalam meraih prestasinya, sehingga tidak

tumbuh sikap iri dan dengki terhadap sesamanya.

Semua upaya tersebut akan membantu anak-anak tumbuh cerdas dalam

ruang lingkup rasa sukur. Dalam kehidupan sehari-harinya, akhlak mulia sang

anak akan tercermin dalam perilakunya yang penuh tanggung jawab, baik dalam

belajar, penyampaian, maupun penerapannya.44

3. Tarbiyah Ruhaniyah atau Tarbiyah Adabiyah

Dalam materi tarbiyah ruhaniyah atau tarbiyah adabiyah, unsur-unsur

perataan yang telah berbarengan dengan pendidikan jasmani dan akal mereka,

akan disempurnakan melalui nasehat yang baik. Sehingga, diharapkan mampu

menghaluskan dan menyempurnakan keluhuran budi anak.45 Dalam konteks itulah

maka perlu kiranya pendidikan versi Luqman yang memberikan dasarnya dengan

keimanan kepada tuhan digali dan diangkat kembali ke permukaan untuk

dijadikan tauladan bagi pelaksanaan proses pendidikan anak yang hidup di alam

global di mana mayoritas para orangtua tidak lagi memiliki banyak peluang untuk

memberikan kebutuhan dasar anak-anak mereka.

Menjadikan keimanan kepada ke-Esaan Allah swt sebagai landasan dasar

bagi pendidikan anak-anak merupakan sesuatu yang wajib dilakukan oleh

orangtua dan orang-orang dewasa sebagai pendidik dan pembimbing mereka,

karena hal itu akan memberikan dampak positif serta implikasi yang sangat luas

terhadap perkembangan jiwanya.46 Anak akan menjadi apa kelak, tergantung

bagaimana kedua orangtua membimbingnya. Oleh karena itu dalam the golden

years ini, hendaknya diperhatikan enam segi fondasi dalam mendidik anak:

a. Segi Ketuhanan dan Spiritual 44 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an,…h.161

45Aziz Mushtoffa, Aku Anak Hebat Bukan Anak Nakal, (Yogyakarta: Diva Press, 2009),

h.34-36. 46Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Teras,

2010), h. 103.

Page 41: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

31

1) Menanmkan prinsip agama dan mengokohkan fondasi Iman.

2) Menanamkan ketataan terhadap agama.

3) Mencarikan teman yang baik.

4) Memperhatikan kegiatan anak.

b. Segi Moral

1) Kejujuran dan tidak munafik

2) Menjaga lisan dan berakhlak mulia

c. Segi Mental dan Intelektual

1) Menyenangi bacaan yang bermutu yang dapat meningkatkan kualitas

diri

2) Menjaga diri dari hal-hal yang merusak akal

d. Segi jasmani

1) Diberi nafkah wajib dan kebutuhan dasar anak, seperti makanan dan

tempat tinggal, kesehatan, pakaian dan pendidikan

2) Latihan jasmani, berolahraga, menunggang kuda, berenang, memanah.

3) Menghindari dari kebiasaan yang merusak jasmani

e. Segi Psikologis

Gejala malu, takut, minder, manja, egois dan pemarah

f. Segi Sosial

1) Menunaikan hak orang lain dan setiap yang berhak dalam kehidupan

2) Etika social anak.47

H. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis

lakukan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Akhlak yang Terkandung dalam Surat Luqman Ayat 17-19,

ditulis oleh Aji Payumi NIM. 106011000065 mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2006, dengan hasil penelitian bahwa:

47 Maimunah Hasan, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (Yogyakarta, Diva Press,

2009), h. 30-31.

Page 42: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

32

a. Pendidikan akhlak merupakan bidang pendidikan yang sangat penting dan

mendapat perhatian serius yang harus ditanamkan sejak dini, karena

pendidikan akhlak tidak dapat dipisahkan dengan aspek-aspek lainnya

seperti spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan

dan keterampilan. Tujuannya adalah untuk membentuk manusia yang

paripurna (insane kamil) yang taat dan takwa kepada Allah.

b. Surat Luqman merupakan surat al-Qur’an penuh hikmah dan nasihat yang

begitu menyentuh dari seorang Luqman al-Hakim, serta mengandung dan

sarat akan pendidikan akhlak terutama pada ayat 17-19 yang meliputi,

pertama, akhlak kepada Allah, bentuk perilaku yang ditampilkan adalah

beribadah kepada-Nya (shalat), amar ma’ruf nahyi munkar, dan sabar.

Kedua, akhlak kepada sesame manusia, bentuk perilaku yang ditampilkan

adalah tidak memalingkan muka dan tidak sombong kepada orang lain.

Ketiga, dan akhlak kepada diri sendiri, bentuk perilaku yang ditampilkan

adalah sederhana dalam berjalan dan melunakkan suara, maksudnya tidak

meninggikan suara tanpa guna.

2. Nilai-nilai Pendidikan dalam Surat Luqman (Analisis Surat Luqman Ayat 12-

19), Oleh Agus Salim NIM. 107011001320, mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2007, dengan hasil penelitian bahwa:

a. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam surat Luqman meliputi 3 hal

yaitu aspek pendidikan Akidah, aspek pendidikan Ibadah, aspek

pendidikan Akhlak. Bila dijabarkan adalah sebagai berikut: Larangan

berbuat syirik; Kepercayan kepada hari akhir dan pembalasan Allah;

Berbakti kepada orangtua; Hukum menghormati orangtua kafir; Perintah

shalat; Amar ma’ruf nahyi munkar; Konsep sabar; Larangan bersifat

sombong dan takabur; Larangan memalingkan muka; Konsep

kesederhanaan.

b. Sedangkan dari segi bahasa mempunyai 3 bahasa yang berbeda yang

diterapkan Luqman dalam mendidik putranya yaitu a. Bahasa Seruan, b.

Bahasa Kiyasan, C. Bahasa Isyarat. Semua itu merupakan upaya

Page 43: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

33

mengembangkan fitrah manusia menuju terbentuknya manusia ideal (insan

kamil) yang berkepribadian muslim dan berakhlak terpuji serta taat pada

Islam sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan diakhirat kelak.

Dari dua kajian-kajian yang releven dan skripsi yang penulis tulis, yaitu

pertama, itu lebih fokus kepada konsep pendidikan akhlak yang terkandung dalam

surat Luqman, yang kedua lebih fokus kepada nilai-nilai yang terkandung pada

surat Luqman. Sedangkan penulis lebih memfokuskan kepada konsep pendidikan

anak usia dini yang terkandung pada surat Luqman ayat 12-15.

Page 44: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah mengenaia konsep pendidiak anak usia

dini yang terkandung dalam surat Luqman Ayat 12-15

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu yang dilalui penulis dalam penelitian ini adalah mulai

tanggal 8 januari 2014 sampai tanggal 16 maret 2014.

B. Metode Penulisan

Dalam penelitian, metode merupakan suatu hal yang sangat penting,

karena dengan metode yang baik dan benar akan memungkinkan tercapainya

sesuatu tujuan penelitian. Adapun proses yang ditempuh dalam penelitian ini

yaitu :

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data penelitian kualitatif

dengan menggunakan pendekatan hermeneutic, merupakan suatu metode

penafsiran yang berangkat dari analisis bahasa dan kemudian melangkah ke

analisis konteks, untuk kemudian “menarik” makna yang didapat ke dalam

ruang dan waktu saat proses pemahaman dan penafsiran tersebut dilakukan.

Page 45: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

35

Jika pendekatan hermeneutika ini dipertemukan dengan kajian al-Qur’an,

maka persoalan dan tema pokok yang dihadapi adalah bagaimana teks al-

Qur’an hadir di tengah masyarakat, lalu dipahami, ditafsirkan, diterjemahkan,

dan didialogkan dengan dinamika realitas historisnya.

Metode penafsiran yang penulis gunakan adalah metode tahlili. Metode

tahlili adalah metode yang menggunakan makna yang dikandung oleh al-

Qur’an, ayat demi ayat dan surah demi surah sesuai urutanny di dalam

mushaf. Pada metode tahlili ini, penulis menggunakan jenis tafsir bil Ma’tsuri

yaitu menafsirkan ayat-ayat lain, dengan sunnah nabi SAW, dengan pendapat

sahabat nabi SAW, dan dengan perkataan tabi’in.

Uraian tersebut mencakup berbagai aspek yang terkandung dalam ayat

yang ditafsirkan, seperti pengertian kosakata, konotasi kalimatnya, latar

belakang turunnya ayat, kaitannya dengan ayat-ayat lain, baik sebelum

maupun sesudahnya. Dan tak ketinggalan pula pendapat yang telah diberikan

berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik yang disampaikan oleh

nabi, sahabat, para tabi’in, maupun ahli tafsir lainnya.48

Selain itu, langkah metodis dalam penyusunan penelitian karya ilmiah ini

menggunakan pendekatan yang bersifat deskritip-analisis. Menurut Whitey,

sebagaimana yang dikutip oleh Nazir, yang dimaksud dengan metode

deskritif adalah:

Perencanaan fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskritif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.49

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

48Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, (Pustaka Pelajar,1998), cet. 1. h.

31 49Moh.Nazir, , Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999), cet. IV, h. 63-64

Page 46: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

36

Sumber primer yaitu hasil penelitian-penelitian atau tulisan-tulisan

karya peneliti atau teoritis yang orsinil, dalam hal ini sumber data primer

yang digunakan adalah kitab-kitab tafsir baik klasik maupun kontemporer

yang membahas tentang surat Luqman ayat 12-15, diantaranya adalah

tafsir al-Misbah, yaitu mengemukakan petunjuk ayat-ayat dalam bahasa

yang mudah dimengerti dan indah didengar sehingga memudahkan untuk

dianalisa dan diambil kesimpulannya. Kamus arab, yaitu mengartikan

ayat dengan kosa kata untuk mempermudah secara terperinci. Tafsir al-

Maraghi yaitu dibahas arti perkata yang asing, serta memberikan

penjelasan secara terperinci, sehingga memudahkan dalam

pengertiannya.Tafsir al-Qunawi, yaitu berisi, padat dan jelas

b. Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan

dipublikasikan oleh seorang penulis yang tidak secara langsung

melakukan pengamatan atau berpartisipasi dalam kenyataan yang ia

deskripsikan. Dengan kata lain penulis tersebut bukan penemu teori. 50Adapun sumber data sekunder yang menjadi pendukung ialah buku-

buku tentang pendidikan anak usia dini.

3. Analisis Data

Dalam menganalisa data yang telah terkumpul penulis menggunakan

analisis data (content analysis) yaitu suatu metode tafsir yang digunakan oleh

para mufasir dalam menjelaskan kandungan ayat al-Qur’an dari berbagai

seginya dengan memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an sebaimana yang

tercantum di dalam mushaf. Dimulai dengan menyebutkan ayat-ayat yang

akan ditafsirkan, menjelaskan makna lafadz yang terdapat di dalamnya.

Kemudian ayat-ayat yang ditafsirkan itu dideskripsikan dan dianalisa secara

jelas, sehingga dapat diambil kesimpulan.

50 Moh.Nazir, , Metode Penelitian, … h. 64

Page 47: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

37

C. Fokus Penelitian

Menurut Sugiyono, “batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut

fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum”.51 Dengan melihat

pendapat Sugiyono, maka penulis mencantumkan apa yang terdapat dalam

batasan masalah menjadi fokus penelitian dalam penulisan ini. Adapun fokus

penelitian tersebut adalah mengenai konsep pendidikan anak usia dini yang

terdapat dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-15. Jadi dalam penelitian ini

penulis bermaksud mencari konsep-konsep pendidikan anak usia dini yang

terkandung dalam ayat tersebut, dengan mencari data-data dan sumber-sumber

yang membahas mengenai ayat 12-15 dalam surat Luqman.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik ini termasuk penelitian kepustakaan. Oleh karena itu teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data adalah pengumpulan data literer yaitu bahan-

bahan pustaka yang koheren dengan objek pembahasan yang dimaksud.52 Data

yang ada dalam kepustakan tersebut dikumpulkan dan diolah dengan cara :

1. Editing, yaitu pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari segi

kelengkapan, kejelasan makna antara satu dengan yang lain.

2. Organizing, yaitu mengorganisir data-data yang diperoleh dengan

kerangka yang sudah diperlukan.

3. Penemuan hasil penelitian, yaitu melakukan analisis lanjutan terhadap

hasil pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori dan

metode yang telah ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang

merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.53

51Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

alfabeta, 2008),cet. IV, h. 285-286. 52Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta,1990), h.24.

53 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek…h. 25

Page 48: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

38

BAB IV

KANDUNGAN SURAT LUQMAN AYAT 12-15

A. Teks dan Terjemahan Surat Luqman ayat 12-15

١٥-٣١:١٢/(سورة لقمان (

12. Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". 13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". 14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Page 49: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

39

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS Luqman/31:12-15)

B. Gambaran Umum Q.S. Luqman Ayat 12-15

Keempat ayat ini masuk dalam kelompok awal surat Luqman. Dalam Ayat

ini Allah swt menguraikan sekelumit penjelasan melalui Luqman dalam

memberikan pelajaran kepada kita melalui nasihat kepada anaknya agar beryukur

dan tidak menyekutukan Allah.54Oleh karena itu, Allah swt mewasiatkan mereka

agar berbuat baik kepada bapak-bapak/orang tua mereka dan tidak

mewasiatkannya kepada para bapak untuk berbuat baik kepada anaknya karena

hal itu dilakukan, mereka sudah pasti secara fitrah menyayangi anak mereka dan

sangat peduli kepada kemaslahatan dan kebahagiaan anakya. Tetapi anak-anak

membutuhkan wasiat tersebut, karena anak biasanya hanya melihat apa yang ada

dihadapannya yang akan mendatangkan kemashlahatan untuk dirinya dan

menjamin keamanan masa depannya juga kebahagiaan anak cucunya tanpa

melihat siapa di belakang mereka. Mereka hampir-hampir tidak peduli pada ibu

bapaknya yang telah mengurusnya, padahal keduanya tak lama lagi akan

meninggal dunia. Pandangan itulah yang menyebabkan ayat ini menyeru agar mau

peduli kepada orangtuanya, agar berbuat baik kepada dua orang yang telah

memberikan kehidupannya untuk anaknya dan mencurahkan semua

kemampuannya untuk kesejahteraan anaknya.55

C. Makna Kosa Kata QS. Luqman Ayat 12-15

1. = artinya, dan sesungguhnya.

54 Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Teras,

2010), h. 38-40. 55Shalah Al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur’an: Pelajaran Dari Orang-Orang Dahulu,

(Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h. 157.

Page 50: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

40

2. = artinya, kami telah beri Luqman hikmah.

3. = artinya, bersyukurlah kamu kepada Allah swt.

4. = artinya, barang siapa bersyukur kepada Allah swt.

5. = artinya, maka sesungguhnya dia bersyukur.

6. = artinya, untuk dirinya sendiri.

7. = artinya, barang siapa ingkar atas nikmat Allah

maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi maha terpuji.

8. = artinya, ketika Luqman berkata kepada anaknya.

9. = artinya, dan dia menasehatinya.

10. = artinya, wahai anakku.

11. = artinya, jangan mempersekutukan Allah.

12. = artinya, sesungguhnya mempersekutukan Allah

adalah kezhaliman yang besar.

13. = artinya, dan kami perintahkan manusia untuk

berbakti kepada kedua orang tuanya.

Page 51: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

41

14. = artinya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan

lemah yang bertambah-tambah.

15. = artinya, dan menyapihnya dalam masa dua tahun.

16. = artinya, bersyukurlah kamu kepada-Ku dan kedua

orang tuamu.

17. = artinya, hanya kepada-Kulah kembalimu.

18. = artinya, jika keduanya memaksamu.

19. = artinya, untuk mempersekutukan dengan aku.

20. = artinya, sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu.

21. = artinya, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.

22. = artinya, dan pergauliah keduanya.

23. = artinya, di dunia dengan baik.

24. = artinya, dan ikutilah jalan orang yang kembali

kepada-Ku.

25. = artinya, kemudian kepada-Ku tempat kembali kalian.

26. = artinya, lalu Aku akan memberitahu kalian.

Page 52: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

42

27. = artinya, dengan apa yang telah kalian perbuat.

D. Asbabun Nuzul Ayat

Kisah ini diawali dengan pendahuluan yang termaktub pada ayat ke-12.

Pada ayat tersebut dijelaskan profil Luqman yang diberi hikmah dan dengan

hikmah tersebut ia dapat mengajarkan langkah-langkah agar mampu bersykur.

Jika orang bersyukur, maka keuntungannya buat dirinya sendiri, sedangkan siapa

yang kufur, Allah pun tidak akan rugi. Ayat berikutnya merupakan rincian atau

langkah-langkah penanaman hikmah agar menjadi hamba yang bersyukur. Ayat

14-15 merupakan sisipan atau jumlah I’tiradiyyah di tengah kisah Luqman.

Menurut Wahab Zuhayli, kedua ayat tersebut turun sehubungan dengan

kasus sahabat Sa’ad bin Abi Waqash. Dalam kasus tersebut Ibu Sa’ad bin Abi

Waqash yang bernama Hamnah Binti Abi Sufyan, mengancam mogok makan,

jika saat terus menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. Ancaman tersebut bukan

hanya gertak sambal, dua hari Hamnah mogok makan. Sa’ad pun gelisah,

khawatirnya ibunya meninggal. Pada saat menegangkan seperti itu, saat menemui

Rasulullah saw. Rasul membacakan kedua ayat ini. Berbekal dua ayat itu, Sa’ad

menemui ibunya dan berkata, “Bunda, kalaulah bunda memiliki tujuh puluh

nyawa dan bunda keluarkan satu persatu, saya tidak akan keluar dari Islam. Jika

bunda mogok makan sampai meninggal dunia, silahkan, dan jika mau makan ya

silahkan.” Dengan ungkapan yang lembut tapi tegas, ibunyapun tidak meneruskan

aksinya. Meskipun ayat tersebut dianggap sisipan, ia sangat erat kaitannya dengan

perintah syukur yang dijelaskan pada ayat sebelumnya.56

E. Munasabat Ayat

Pada Q.s Luqman ayat 12 mempunyai munasabah dengan ayat sesudahnya

yaitu ayat 13, 14 dan 15:

56 Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan: Hati yang Selamat Hingga Kisah

Luqman, (Bandung: Marja, 2007), h. 157.

Page 53: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

43

٣١:١٢/(سورة لقمان (

Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS Luqman/31:12) Sesudah Allah menjelaskan bahwa Luqman telah diberi hikmah karena itu

lalu Luqman bersyukur kepada Tuhannya atas semua nikmat yang telah

dilimpahkan-Nya kepada dirinya. Dan ia sendiri melihat dampaknya di dalam

alam semesta dan alam diri sendiri, setiap malam dan siang hari. Selanjutnya

Allah swt mengiringi hal itu dengan penjelasan bahwa Luqman telah menasehati

anaknya untuk melakukan hal tersebut. Kemudian ditengah-tengah nasihat ini,

Allah swt menyebutkan wasiat yang bersifat umum ditujukan kepada semua

anak.57 Sebagaimana wasiat itu terdapat dalam surat Luqman ayat 13:

)٣١:١٣/لقمان (سورة Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS Luqman/31:13) Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu

merupakan kezhaliman yang besar. Syirik dinamakan perbuatan yang zhalim,

karena perbuatan syirik itu berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dan

ia dikatakan dosa besar, karena perbuatan itu menyamakan kedudukan Allah,

yang hanya dari Dia-lah segala nikmat yaitu Allah swt, dengan sesuatu yang tidak

memiliki nikmat apapun, yaitu berhala-berhala.58

57 Anwar Rosyidi, dkk, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Karya Toha Putra,

1992), h. 152. 58 Anwar Rosyidi, dkk, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi…h. 153.

Page 54: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

44

Sesudah Allah swt menuturkan apa yang telah diwasiatkan oleh Luqman

terhadap anaknya, yaitu supaya ia bersyukur kepada Tuhan yang telah

memberikan semua nikmat, yang tiada seorangpun bersekutu dengan-Nya di

dalam menciptapkan sesuatu. Kemudian Luqman menegaskan bahwasanya syirik

itu adalah perbuatan yang buruk. Selanjutnya Allah mengiringi hal tersebut

dengan wasiat-Nya kepada semua anak supaya mereka berbuat baik kepada kedua

orang tuanya., karena sesungguhnya kedua orang tua itu adalah penyebab pertama

bagi keberadaannya di dunia ini. Untuk itu Allah swt berfirman:

٣١:١٤/(سورة لقمان( Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS Luqman/31:14)

Sesudah Allah swt menyebut pesan dan perintah-Nya, yaitu berkaitan

dengan berbakti kepada kedua orang tua, dan setelah mengukuhkan hak keduanya

yang harus ditaati. Lalu Dia mengecualikan dari hal tersebut akan hak-hak-Nya

dengan kesimpulan, bahwa tidak wajib taat kepada kedua orang tua bila disuruh

untuk mengerjakan hal-hal yang membuat Dia murka. Untuk itu Allah swt

berfirman:

سورة)

)٣١:١٥/لقمان Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada- Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS Luqman/31:15)

Page 55: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

45

F. Tafsir Surat Luqman Ayat 12-15 dan Konsep Pendidikan Anak Usia

Dini yang Terkandung Di dalamnya

1. Ayat 12

٣١:١٢/(سورة لقمان (

Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(QS Luqman/31:12) M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah mengelompokkan ayat diatas

pada kelompok kedua dalam surat Luqman. Kata dan pada awal ayat di atas,

berhubungan dengan ayat yang lalu, yaitu “Dan di antara manusia ada yang

membeli ucapan yang melengahkan.” Ia berfungsi menghubungkan kisah an-

Nadhr Ibn al-Harist itu dan kisah Luqman di sini, atas dasar keduanya dalam daya

tarik keajaiban dan keanehannya. Yang pertama keanehan dalam kesesatan, dan

yang kedua dalam perolehan hidayah dan hikmah. 59

Dan dalam Hasyiah Al-Qunawi disebutkan bahwa :

60ي و باهللا لقد اعطينا من فضلنا لقمان احلكمة(و لقد أتينا) أ Dari perkataan di atas penulis pahami bahwa kata و dalam ayat 12 tersebut

tidaklah dikaitkan dengan ayat yang sebelumnya, seperti yang dikatakan

M.Quraish Shihab, melainkan ditafsirkan dengan kata و باهللا yaitu dan demi Allah.

Sedangkan kata أتینا disinonimkan dengan kata اعطینا yang memiliki arti sama yaitu

“kami berikan”.

M. Quraish Shihab dalam menafsirkan kata الحكمة mengatakan bahwa para

ulama mengajukan aneka keterangan tentang makna tersebut. Antara lain al-

59 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), vol.15. h. 121. 60 Ishomuddin Ismail bin Muhammad Al-Hanafi, Hasyiah Al-Qunawi ala Tafsiri Al-Imam

Al-Baidhawi, (Beirut, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2001), Juz. 15, h. 192.

Page 56: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

46

Biqa’i, mengatakan bahwa hikmah berarti “Mengetahui yang paling utama dalam

segala sesuatu, baik pengetahuan maupun perbuatan. Ia adalah ilmu amaliyah dan

amal ilmiah. Ia adalah ilmu yang didukung amal, dan amal yang tepat dan

didukung ilmu.”61

Seorang yang ahli dalam melakukan sesuatu dinamai hakim. Hikmah juga

diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakan/diperhatikan akan menghalangi

terjadinya mudharat atau kesulitan yang lebih besar dan atau mendatangkan

kemashlahatan dan kemudahan yang lebih besar. Makna ini ditarik dari kata

hakamah, yang berarti kendali. Karena kendali menghalangi hewan/kendaraan

mengarah ke arah yang tidak diinginkan atau menjadi liar. Memilih perbuatan

yang terbaik dan sesuai adalah perwujudan dari hikmah. Memilih yang terbaik

dan sesuai dari dua hal yang buruk pun, dinamai hikmah dan pelakunya dinamai

hakim (bijaksana). 62

Seseorang yang memiliki hikmah harus yakin sepenuhnya tentang

pengetahuan dan tindakan yang diambilnya, sehingga dia akan tampil dengan

penuh percaya diri, tidak berbicara dengan ragu atau kira-kira dan tidak pula

melakukan sesuatu dengan coba-coba.

Kata syukur terambil dari kata ( شكرا –یشكر –شكر ) yang maknanya antara

lain berkisar pada pujian atas kebaikan, serta penuhnya sesuatu. Syukur manusia

kepada Allah dimulai dengan menyadari dari lubuk hatinya yang terdalam betapa

besar nikmat dan anugerah-Nya, disertai ketundukan dan kekaguman yang

melahirkan rasa cinta kepada-Nya, dan dorongan untuk memuji-Nya dengan

ucapan sambil melaksanakan apa yang dikehendaki-Nya dari penganugerahan itu.

Syukur didefinisikan oleh sebagian ulama dengan memfungsikan anugerah yang

diterima sesuai dengan tujuan penganugerahannya. Ia adalah menggunakan

nikmat sebagaimana yang dikehendaki oleh penganugerahnya, sehingga

penggunaannya itu mengarah sekaligus menunjuk penganugerah. Tentu saja untuk

maksud ini, yang beryukur perlu mengenal siapa penganugerah (dalam hal ini

Allah swt), mengetahui nikmat yang dianugerahkan kepadanya, serta fungsi dan

61 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.121.

62 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.121.

Page 57: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

47

cara menggunakan nikmat itu sebagaimana dikehendaki-Nya, sehingga yang

dianugerahi nikmat itu benar-benar menggunakannya sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh penganugerah. Hanya dengan demikian anugerah dapat

berfungsi sekaligus menunjuk kepada Allah, sehingga ini pada gilirannya

mengantar kepada pujian kepada-Nya yang lahir dari rasa kekaguman atas diri-

Nya dan kesyukuran atas anugerah-Nya.63

Di dalam al-Qur’an, Allah swt seringkali menyinggung kata-kata syukur di

dalam firmannya. Salah satunya dalam surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi:

)٧: ١٤(سورة ابراهيم/ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Qs Ibrahim/14:7) Pada ayat di atas ditegaskan bahwa barang siapa yang bersyukur atas

nikmat yang telah diberikan niscaya Allah akan melipat gandakanya, dan barang

siapa kufur atau mengingkari nikmat yang telah diberikan padanya maka tunggu

lah azab Allah.

Menurut Thabathaba’i seperti yang diungkapkan M.Quraish Shihab,

firman Allah adalah hikmah itu sendiri yang dianugerahkan kepadanya

itu. Anda tidak perlu menimbulkan dalam benak anda kalimat : Dan Kami

katakana kepadanya: “Bersyukurlah kepada Allah.” Dan begitu juga pendapat

banyak ulama antara lain al-Biqa’i yang menulis bahwa “Walaupun dari segi

redaksional ada kalimat kami katakan padanya, tetapi makna akhirnya adalah

kami anugerahkan kepadanya syukur.”Sayyid Qutb menulis bahwa: “Hikmah,

kandungan dan konsekuensinya adalah syukur kepada Allah.

Hal ini senada dengan apa yang tertulis dalam Hasyiah Al-Qunawi ‘ala

Tafsiri Al-Imam Al-Baidhawi, yang menyebutkan :

63 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an…..h.122.

Page 58: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

48

64 أي أتينه احلكمة للشكر اى ليشكر نعم اللة الىت ال حتصى Yakni bahwa kami memberikan kepada Luqman Hikmah agar ia

bersyukur, yaitu agar ia bersyukur terhadap nikmat-nikmat yang telah Allah

berikan kepadanya yang tidak terhitung jumlahnya. Bahwa hikmah adalah syukur, karena dengan bersyukur seperti

dikemukakan di atas, seseorang akan dapat mengenal Allah dan mengenal

anugerah-Nya. Dengan mengenal Allah seseorang akann kagum dan patuh

kepada-Nya, dan dengan mengenal dan mengetahui fungsi anugerah-Nya,

seseorang akan memiliki pengetahuan yang benar, lalu atas dorongan kesyukuran

itu, ia akan melakukan amal yang sesuai dengan pengetahuannya, sehingga amal

yang lahir adalah amal yang tepat pula.65

Penggunaan bentuk kata kerja mudhari’ (masa kini dan masa datang) yaitu

pada kalimat itu untuk menunjukan kesyukuran,

sedangkan ketika berbicara mengenai kekufuran, digunakan bentuk kerja masa

lampau (fiil madhi). Al-Biqa’i memperoleh kesan dari penggunaan bentuk

mudhari’ itu bahwa sapa yang datang kepada Allah pada masa apapun, Allah

menyambutnya dan anugerah-Nya senantiasa tercurahkan kepadanya sepanjang

amal yang dilakukannya. Di sisi lain kesyukuran itu hendak ditampilkan secara

bersinambung dari waktu ke waktu. Sebaliknya penggunaan bentuk kata kerja

masa lampau pada kekufuran/ketiadaan syukur (كفر) adalah untuk mengisyaratkan

bahwa jika itu terjadi, walau sekali maka Allah akan berpaling dan tidak

menghiraukannya. Thabathaba’i mempunya pendapat lain. Menurutnya

penggunaan kata kerja mudhari’ pada kata syukur, mengisyaratkan bahwa syukur

baru bermanfaat bila berkesinambung, sedang mudharat kekufuran telah terjadi

walau baru sekali.66

64 Ishomuddin Ismail bin Muhammad al-Hanafi, Hasyiah al-Qunawi ala Tafsiri al-Imam

al-Baidhawi…h.194. 65 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.122-

123. 66 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.123

Page 59: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

49

Di dalam Hasyiah Al-Qunawi Ala Tafsiri al-Baidhawi di tuturkan :

اى ومن كفر ومل يشكر (ومن كفر) اى ومن يشكر اهللا فامنا يشكره لنفعه فقط (ومن يشكر) 67يكفر لنفسه فامنا

Yakni barang siapa yang bersyukur kepada Allah maka sesungguhnya ia

mensyukuri-Nya untuk kemanfaat dirinya saja. Karena walaupun makhluk tidak

bersyukur, Allah tidak agan rugi, melainkan mereka yang rugi sendiri. Dengan

demikian dapat penulis pahami bahwa makhluk yang bersyukur kepada Allah

tidak lain dan tidak bukan hanya untuk kebaikan dan kemashlahatan nya sendiri.

Dan barang siapa yang mengkufuri serta tidak mensyukuri nikmat Allah maka

sesungguhnya ia mengkufuri dirinya sendiri. Jadi dapat kita pahami bahwa apabila

hamba bersyukur ataupun kufur kepada Allah, tak lain berdampak pada mereka

sendiri, karena Allah sebagai Tuhan yang tidak butuh kepada selain-Nya.

Dapat juga dikatakan bahwa kekufuran yang berbentuk kata kerja masa

lampau itu, mengesankan bahwa kekufuran atau ketidaksyukuran. Kalau dahulu

pernah ada, maka hendaknya untuk masa kini dan datang ia dihindari dan tidak

perlu ada lagi.

Kata (غني) Ghaniyyun/ Maha Kaya terambil dari akar kata yang terdiri dari

huruf-huruf (غ) ghain, (ن) nun dan (ي) ya, yang maknanya berkisar pada dua hal,

yaitu kecukupan, baik menyangkut harta maupun selainnya. Dari sini lahir kata

ghaniyyah, yaitu wanita yang tidak kawin dan merasa berkecukupan hidup di

rumah orang tuanya, atau merasa cukup hidup sendirian tanpa suami, dan kedua

mempunya makna suara. Dari sini, lahir kata mughanniy dalam arti penarik suara

atau penyanyi.

Menurut Imam al-Ghazali seperti yang dilansir oleh M.Quraish Shihab,

Allah yang bersifat Ghanniy, adalah Dia yang tidak memiliki hubungan dengan

selain-Nya, tidak dalam Dzat-Nya tidak pula dalam sifat-Nya, bahkan Dia Maha

Suci dari segala macam ketergantungan.68

67 Ishomuddin Ismail bin Muhammad Al-Hanafi, Hasyiah Al-Qunawi ala Tafsiri Al-

Imam Al-Baidhawi….h.195. 68 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.123.

Page 60: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

50

Penyebutan kata ghaniyyun (غني) setelah kalimat syukur dan kufur adalah

sebagai jawaban dan penegasan dari Allah bahwa Dia adalah Dzat yang tidak

butuh dan tidak bergantung kepada selain-Nya. Dan tidak pula butuh atau

mengharapkan rasa syukur dari hamba-Nya. Sebagaimana penjelasaan Imam

Ishomuddin Ismail bin Muhammad al-Hanafi yaitu ال یحتاج الى الشكر, tidak

membutuhkan rasa syukur hamba-Nya.

Kata (حمید) Maha Terpuji, terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-

huruf (ح) (م) (د), yang maknanya adalah antonim tercela. Kata hamd/pujian

digunakan untuk memuji yang anda peroleh maupun yang diperoleh selain anda.

Berbeda dengan kata syukur yang digunakan dalam konteks nikmat yang anda

peroleh saja. Jika demikian, saat anda berkata Allah Hamid/Maha Terpuji, maka

ini adalah pujian kepada-Nya, baik anda menerima nikmat, maupun orang lain

yang menerimanya. Sedang bila anda mensyukuri-Nya, maka itu karena anda

merasakan adanya anugerah yang anda peroleh.69

Ada tiga unsur dalam perbuatan yang harus dipenuhi oleh pelaku agar apa

yang dilakukannya dapat terpuji. Pertama, perbuatannya indah/baik. Kedua,

dilakukan secara sadar, dan ketiga, tidak atas dasar dipaksa/terpaksa. Allah Hamid

berarti Dia yang menciptakan segala sesuatu, dan segalanya diciptakan dengan

baik, serta atas dasar kehendak-Nya, tanpa paksaan. Kalau demikian, maka segala

perbuatan-Nya terpuji dan segala yang terpuji merupakan perbuatan-Nya jua,

sehingga wajar Dia menyandang sifat Hamid, dan wajar juga kita mengucapkan

Al-hamdulillah / segala puji hanya bagi Allah. 70

Sedangkan menurut al-Qunawi kata (الحمد) dan kata (الشكر) memiliki

keterkaitan yang erat. Dan mengatakan bahwa pujian adalah bagian daripada

syukur. Pendapat ini berlandaskan pada hadist Rasulullah saw yaitu:

71الشكر ما شكر اهللا من مل حيمده رأساحلمد

69 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.124.

70 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.124 71 Ishomuddin Ismail bin Muhammad Al-Hanafi, Hasyiah Al-Qunawi ala Tafsiri Al-Imam

Al-Baidhawi…h.195.

Page 61: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

51

Pujian adalah pangkal kesyukuran, tidak lah seseorang bersyukur kepada

Allah apabila ia tidak memuji-Nya.

Kata Ghanniy yang merupakan sifat Allah pada umumnya dirangkaikan

dengan kata Hamid. Ini untuk mengisyaratkan bahwa bukan saja pada sifat-Nya

yang terpuji, tetapi juga jenis dan juga kadar bantuan /anugerah kekayaan-Nya. Itu

pun terpuji karena tepatnya anugerah itu dengan kemashlahatan yang diberi. Di

sisi lain, pujian yang disampaikan oleh siapapun, tidak dibutuhkan-Nya, karena

Dia Maha Kaya, tidak membutuhkan sesuatu apapun.

Penulis menyimpulkan pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah memberikan

Hikmah kepada salah satu hambanya di dunia yaitu Luqman. Dan Dia

memerintahkan kepada Luqman khususnya dan kepada kita sebagai hamba-Nya

pada umumnya agar mensyukuri nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan oleh-

Nya. Karena realisasi dari rasa syukur kita kepada-Nya itu akan berpengaruh

kepada diri kita sendiri, bukan untuk-Nya, karena Allah adalah Zat yang tidak

membutuhkan apapun selain-Nya. Jadi syukur serta kufur pada hakikatnya akan

kembali manfaat dan kemudharatannya kepada kita, bukan kepada Allah. Karena

Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Dan dapat kita pahami juga bahwa kita

sebagai pendidik hendaklah memiliki Kriteria orang yang bersyukur atas nikmat

yang telah Allah berikan.

2. Ayat 13

)٣١:١٣/لقمان (سورة Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(Qs Luqman/31:13)

Setelah ayat yang lalu menguraikan hikmah yang dianugerahkan kepada

Luqman yang intinya adalah kesyukuran kepada Allah, dan tercermin pada

pengenalan terhadap-Nya dan anugerah-Nya, kini melalui ayat di atas dilukiskan

pengamalan hikmah itu oleh Luqman, serta pelestariannya kepada anaknya. Ini

Page 62: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

52

pun mencerminkan kesyukuran beliau atas anugerah itu. Kepada Nabi

Muhammad saw atau siapa saja, diperintahkan untuk merenungkan anugerah

Allah kepada Luqman itu dan mengingat serta mengingatkan orang lain.

Luqman yang disebut oleh surah ini adalah seorang tokoh yang

diperselisihkan identitasnya. Orang Arab mengeal dua tokoh yang bernama

Luqman. Pertama Luqman ibn ad. Tokoh ini mereka agungkan karena wibawa,

kepemimpinan, ilmu, kefasihan dan kepandiannya. Ia kerap kali dijadikan sebagai

permisalan dan perumpamaan. Tokoh kedua adalah Luqman al-Hakim yang

terkenal dengan kata-kata bijak dan perumpamaan-perumpamaanya. Agaknya

dialah yang dimaksud dalam surah ini.

Banyak pendapat mengenai siapa Luqman al-Hakim. Ada yang

mengatakan ia berasal dari Nuba, dari penduduk Ailah. Ada juga yang

menyebutnya dari Etiopia. Pendapat lain mengatakan bahwa ia berasal dari Mesir

Selatan yang berkulit hitam. Ada lagi yang menyatakan bahwa ia seorang Ibrani.

Profesinya pun diperselisihkan. Ada yang berkata dia seorang penjahit, atau

pekerja pengumpul kayu, atau tukang kayu atau juga pengembala.

Hampir semua yang menceritakan riwayatnya sepakat bahwa Luqman

bukan seorang Nabi. Kesimpulan lain yang dapat diambil dari riwayat-riwayat

yang menyebutkanya adalah bahwa ia bukan orang Arab. Ia adalah seseorang

yang sangat bijak. Ini pun dinyatakan oleh al-Qur’an sebagaimana terbaca

diatas.72

Di dalam Hasyiah Al-Qunawi disebutkan:

بن اخت ايوب احتراز عن ازر اىب ابراهيم من اوالد ازرا ابن باعوراء لقمان هو اسم عرباىنحىت ادرك داود عليه السالم واخذ منه العلم اي اخذ داود منه اي علبه السالم وعاش الف سنة

داود قطع الفتوى من لقمان العلم وكان لقمان يفيت قبل مبعث داود فلما بعثكن نبيا ملا روي عن ابن عباس رضي اهللا تعاىل عنهما وقال اجلمهور على انه كان حكيما ومل ي

ملكا ولكن كان راعيا اسود فرزقه اهللا العتق ورضي قوله ووصيته ان لقمان مل يكن نبيا وال

72 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.126.

Page 63: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

53

يف بين اسراءيل واكثر االقاويل انه كان قاضيا فقص امره يف القران ليتمسكوا بوصيته وقيل كان حكيما

73وقال عكرمة و الشعيب كان ننبيا Luqman adalah sebuah nama yang berasal dari bahasa Ibrani, Anak Baura’ dari anak-anaknya Azur, anak saudari Nabi Ayub As, bukan Azur bapaknya Nabi Ibrahim As, dan Luqman hidup selama seribu tahun, lalu ia bertemu Nabi Daud As dan Nabi Daud pun belajar kepadanya. Sebelum diutusnya Daud as sebagai Nabi, Luqman kerap kali memberikan fatwa, dan tatkala Daud diutus menjadi Nabi, maka Luqman berhenti memberikan fatwa. Jumhur ulama berpendapat bahwa Luqman bukan lah seorang Nabi, melainkan orang yang bijaksana berdasarkan apa yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas Ra, bahwasanya Luqman bukan lah seorang Nabi bukan pula seorang raja melainkan seorang rakyat biasa yang berkulit hitam kemudian Allah memberikannya kebebasan dan diridhai perkatan serta wasiatnya lalu dikisahkan tentangnya di dalam al-Qur’an agar kalian berpegang teguh terhadap wasiat-wasiatnya. Dan dikatakan bahwa Luqman adalah seorang Hakim Bani Israil. Dan mayoritas pendapat adalah bahwa Luqman seorang yang bijaksana. Ikrimah dan Syu’bi berpendapat bahwa Luqman adaah seorang Nabi. Wallahu a’lamm bishowab. Kata (یعظھ) terambil dari kata (وعظ) yaitu nasihat menyangkut berbagai

kebajikan dengan cara yang menyentuh hati. Ada juga yang mengartikannya

sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman. Penyebutan kata ini

sesudah kata dia berkata untuk member gambaran tentang bagaimana perkataan

itu beliau sampaikan, yakni tidak membentak, tetapi penuh kasih saying

sebagaimana dipahami dari panggilan mesranya kepada anak. Kata ini juga

mengisyaratkan bahwa nasihat itu dilakukannya dari waktu ke waktu,

sebagaimana dipahami dari bentuk kata kerja masa kini dan datang pada kata

.(یعظھ)

Kata (بني) adalah patron yang menggambarkan kemungilan. Asalnya

adalah (إبني) dari kata (إبن) yakni anak lelaki. Pemungilan tersebut mengisyatkan

73 Ishomuddin Ismail bin Muhammad Al-Hanafi, Hasyiah Al-Qunawi ala Tafsiri Al-Imam

Al-Baidhawi…h.192-193.

Page 64: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

54

kasih saying. Dari sini kita dapat berkata bahwa ayat di atas mengisyaratkan

bahwa mendidik hendaknya didasari oleh rasa kasih saying.74

Al-Qunawi pun memahami bahwa penggunaan kata (بني) dalam ayat diatas

mengisyaratkan kasih sayang. Beliau beranggapan bahwa kata tersebut merupakan

Tashghir Isyfaq (تصغیر إشفاق) yaitu menggambarkan kemungilan yang

mengisyaratkan kasih sayang (محبة).

Luqman menasehati anaknya agar tidak menyekutukan Allah karena

kesyirikan merupakan kezhaliman dan dosa yang besar. Penamaan perbuatan

syirik dengan kata zhulmun (ظلم) dikarenakan syirik adalah suatu perbuatan yang

tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya, sebagaimana yang diistilahkan oleh

al-Qunawi sebagai:

75لوضعه يف غري موضعهوكونه ظلما Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan perlunya menghindari

syirik/ mempersekutukan Allah. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran

tentang wujud dan keEsaan Tuhan. Bahwa redaki pesannya berbentuk larangan,

jangan mempersekutukan Allah untuk menekan perlunya meninggalkan sesuatu

yang buruk sebelum melaksanakan yang baik.

Dari penafsiran-penafsiran yang telah disebutkan diatas, penulis

menghubungkan konteks di atas terhadap konsep pendidikan anak usia dini.

Paling tidak penulis dapatkan 2 hal yang terkait dengan pendidikan anak dalam

ayat diatas. Pertama, dalam mendidik anak sedari dini, hendaknya orang tua perlu

mengucurkan kasih sayang yang banyak kepada anaknya, sebagaimana yang

tersirat dalam surat Luqman bahwa Luqman sangat mencintai anaknya, sehingga

Luqman lebih condong menggunakan kata bunayya (بني) daripada kata ibniy (إبني).

Mendidik anak dengan cinta, tidaklah mudah maka diperlukan kesabaran dan

ketelatenan yang tinggi. Namun bukan berarti dengan kesulitan itu, lantas sebagai

orang tua seenaknya saja. Namun ada keinginan untuk berusaha mendidik dan 74 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.127.

75 Ishomuddin Ismail bin Muhammad Al-Hanafi, Hasyiah Al-Qunawi ala Tafsiri Al-Imam

Al-Baidhawi….h.196.

Page 65: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

55

mengajarkan anak dengan cita dan kasih sayang yang besar. Kedua, dalam ayat

tersebut tersirat kan bahwa selain perintah larangan menyekutukan Allah yang

tampak jelas pada ( م النھيال ) yaitu susunan kalimat yang menyatakan larangan

berbuat sesuatu, dalam hal ini adalah mempersekutukan Allah, terdapat pula

makna yang tersirat yaitu bahwa dalam mendidik anak, orang tua hendaknya

menempatkan serta menyesuaikan sesuatu pada tempatnya, atau dengan kata lain

mengajarkan anak terhadap sesuatu yang sesuai dengan kemampuan serta

bakatnya. Menurut hemat penulis ini pun termasuk dari antonim kata (ظلم).

3. Ayat 14

٣١:١٤/(سورة لقمان(

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Qs Luqman/31:14)

Ayat di atas dan ayat berikutnya dinilai oleh banyak Ulama bukan bagian

dari pengajaran Luqman kepada anaknya. Ia disisipkan al-Qur’an untuk

menunjukkan betapa penghormatan dan kebaktian kepada kedua orang tua

menempati tempat kedua setelah pengagungan kepada Allah swt. Memang, al-

Qur’an seringkali menggandengkan perintah menyembah Allah dan perintah

berbakti kepada orang tua. Tetapi kendati nasihat ini bukan nasihat Luqman,

namun itu tidak berarti bahwa beliau tidak menasehati anaknya dengan nasihat

serupa. Al-Biqa’i menilainya sebagai lanjutan dari nasihat Luqman. Ayat ini

menurutnya bagaikan menyatakan: Luqman menyatakan hal itu kepada anaknya

sebagai nasihat kepadanya, padahal Kami telah mewasiatkan anaknya dengan

wasiat itu seperti apa yang dinasihatkannya menyangkut hak Kami. Tetapi

redaksinya diubah agar mencangkup semua manusia.76

76 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.128.

Page 66: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

56

Ayat di atas tidak menyebut jasa bapak, tetapi menekankan kepada jasa

ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena

kelemahan ibu, berbeda dengan bapak. Di sisi lain, “peranan bapak” dalam

konteks kelahiran anak, lebih ringan dibanding peranan ibu. Setelah pembuahan,

semua proses kelahiran anak dipikul sendirian oleh ibu. Bukan hanya sampai

masa kelahirannya, tetapi berlanjut dengan penyusuan, bahkan lebih dari itu.

Memang ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu ibu agar beban

yang dipikulnya tidak terlalu berat, tetapi ini tidak langsung menyentuh anak,

berbeda dengan peranan ibu. Betapun peranan tidak sebesar peranan ibu dalam

proses kelahiran anak, namun jasanya tidak diabaikan karena itu anak

berkewajiban berdoa untuk ayahnya, sebagaimana berdoa untuk ibunya.

Di dalam Hasyiah Al-Qunawi disebutkan :

نسانإلوالتوصية هنا مبعىن ألمر اي أمرنا 77حسان من ألبإلأن ألم أحق بالرب و

Makna wasiat dalam ayat ini adalah perintah, jelasnya Kami perintahkan

kepada manusia. Dan alasan kenapa ibu disebutkan pada ayat di atas adalah

karena ibu lebih berhak mendapatkan semua itu daripada bapak. Hal ini senada

dengan apa yang dituturkan oleh M.Quraish Shihab. Al-Maraghi pun

menafsirkannya serupa dengan pandangan al-Qunawi dan M.Quraish Shihab:

نسان بوالديه) أي وأمرناه بربمها وطاعتهما والقيام حبقوقهما وكثريا مايقرن القران بني إلنا ووصي( طاعةاهللا وبر الوالدين

78وقد وصي بالوالدين لكنه ذكر السبب يف جانب ألم فحسب, ألن املشقة اليت تلحقها اعظم Menurut al-maraghi kata wasiat di atas memiliki makna yang sama dengan

kata perintah, hal ini senada dengan perkataan al-Qunawi. Dan sungguh

diwasiatkan terhadap kedua orang tua akan tetapi disebutkan setelah kata walidain

dengan kata al-um , yaitu untuk menyebutkan tentang kemulian ibu, karena ibu

77 Ishomuddin Ismail bin Muhammad Al-Hanafi, Hasyiah Al-Qunawi ala Tafsiri Al-Imam

Al-Baidhawi…h.197.

78 Ahmad Musthofa Al-Maroghi, Tafsir Al-Maroghi, (Kairo: Musthofa Al-Bab Al-Halab,

1946). h. 82.

Page 67: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

57

memiliki peranan yang lebih dalam mendidik anak daripada bapak dan karena

beban yang ditanggung ibu lebih berat daripada beban yang dilindungi bapak. Hal

ini agaknya mirip dengan apa yang dikatakan M.Quraish Shihab.

Kata (وھنا) berarti kelemahan atau kerapuhan . yang dimaksud di sini

kurangnya kemampuan memikul beban kehamilan, penyusuan dan pemeliharaan

anak. Patron kata yang digunakan ayat inilah mengisyaratkan betapa lemahnya

sang ibu sampai-sampai ia dilukiskan bagaikan kelemahan itu sendiri, yakni

segala sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan telah menyatu pada dirinya dan

dipikulnya. Jika anda mengatakan Si A cantik, maka kecantikannya itu boleh jadi

baru mencapai 60% atau katakanlah 80% dari seluruh unsur kecantikan. Tetapi

jika anda menyifatinya dengan berkata “dia adalah kecantikan” maka anda

bagaikan meletakkan semua unsur kecantikan, yakni 100% pada diri yang

bersangkutan.79

80على وهن اى تضعفه ضعفا فوق ضعف وهنا Maksud kata (وھنا) di ayat ini memiliki arti yang sama dengan dengan kata

yang kurang lebih berarti kelemahan diatas segala kelemahan, maksudnya (ضعف)

adalah betul-betul lemah.

Firman-Nya (وفصالھ في عامین) dan penyapiannya di dalam dua tahun,

mengisyaratkan betapa penyusuan anak sangat penting dilakukan oleh ibu

kandung. Tujuan penyusuan ini bukan sekedar untuk memelihara kelangsungan

hidup anak, tetapi juga bahkan lebih-lebih untuk menumbuhkembangkan anak

dalam kondisi fisik dan psikis yang prima. Kata (في) di dalam, mengisyaratkan

bahwa masa itu tidak mutlak demikian, karena bila anda berkata: pena di dalam

saku, maka itu tidak berarti bahwa semua bagian dari pena telah masuk dan

berada di dalam saku. Di sisi lain, dalam ayat lain ditegaskan bahwa masa dua

tahun adalah bagi siapa yang hendak menyempurnakan penyusuan.

81وهو مذهب الشافعى ن)(وفيه دليل على اقصى مدة الرضاع حوال

79 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.130.

80 Ishomuddin Ismail bin Muhammad Al-Hanafi, Hasyiah Al-Qunawi ala Tafsiri Al-Imam

Al-Baidhawi…h.197.

Page 68: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

58

Dalam menafsirkan ( (أن اشكرلى ولوالدیك , al-Maraghi mengatakan bahwa :

اي وعهدنا اليه أن اشكرىل على نعمى عليك ولوالديك ألما كانا (أن اشكرىل ولوالديك) 82تربيتك السبب ىف وجودك وإحسان

Dan Kami memerintahkan agar kamu bersyukur kepada-Ku terhadap

nikmat-nikmat yang telah Aku berikan kepadamu dan kepada kedua orang tua

kamu, karena mereka berdua adalah penyebab adanya kamu, dan kebagusan

pendidikanmu.

Di antara hal yang menarik hal yang menarik dari pesan-pesan ayat di atas

dan ayat sebelumnya adalah bahwa masing-masing pesan disertai dengan

argumennya. Sedang ketika mewasiati anak menyangkut orang tuanya

ditekankannya bahwa “ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelemahan

di atas kelemahan dan penyapiannya di dalam dua tahun.” Demikianlah

seharusnya materi petunjuk atau materi pendidikan yang disajikan. Ia dibuktikan

kebenarannya dengan argumentasi yang dipaparkan atau yang dapat dibuktikan

oleh manusia melalui penalaran akalnya. Metode ini bertujuan agar manusia

merasa bahwa I ikut berperan dalam menemukan kebenaran dan dengan demikian

ia merasa memilikinya serta bertanggung jawab mempertahankannya.83

Dari pemaparan tafsir-tafsir ayat 14 diatas, penulis memahami bahwa ada

paling tidak beberapa hikmah yang dapat dikaitkan dengan pendidikan anak.

Pertama, ibu sebagai orang yang terdekat terhadap anak, karena beban yang

ditanggung melebihi beban yang ditanggung bapak, dalam hal ini yaitu

mengandung selama 9 bulan dan menyusui selama 2 tahun. Oleh karena itu peran

pendidikan seorang ibu pun mestinya melebihi peran sang bapak. Kedua,

pendidikan jasmani/fisik anak mestinya dimulai sejak dini, melalui pemberian Asi

kepada anak, mengisyaratkan bahwa fisik anak dididik pada saat menyusui.

81 Ishomuddin Ismail bin Muhammad Al-Hanafi, Hasyiah Al-Qunawi ala Tafsiri Al-Imam

Al-Baidhawi….h.199.

82 Ahmad Musthofa Al-Maroghi, Tafsir Al-Maroghi,…h. 83.

83 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.131.

Page 69: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

59

Tujuan penyusuan ini bukan sekedar untuk memelihara kelangsungan hidup anak,

tetapi juga bahkan lebih-lebih untuk menumbuhkembangkan anak dalam kondisi

fisik dan psikis yang prima. Dan lagi-lagi diperintah kan oleh-Nya kita manusia

harus bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah Dia berikan dan kali

ini redaksinya ditambah dengan kata (ولوالدیك) kepada kedua orang tuamu, yang

mengisyaratkan bahwa barang siapa hendak dihormati anaknya, maka hendaklah

hormati orang tuamu terlebih dulu.

Seorang anak harus senantiasa menjaga perasaan kedua orang tuanya,

supaya kasih sayang orang tua terhadapnya tetap terjaga dan tercurahkan dengan

baik. Pada ayat ini terdapat pula konsep mengenai birrul walidain yaitu konsep

berbakti kepada kedua orang tua, bukan hanya ibu saja, atau bapak saja, tetapi

kepada keduanya. Hukum birrul walidain adalah fardhu ain bagi setiap individu.

Allah memerintahkan untuk berbuat baik pada kedua orang tua seiring perintah

untuk bersyukur kepada-Nya, ini menunjukkan betapa besarnya hak ibu dan

bapak. Wallahu A’lam.

4. Ayat 15

)٣١:١٥/(سورة لقمان Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada- Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(Qs Luqman/31:15)

Setelah ayat yang lalu menekankan pentingnya berbakti kepada ibu bapak,

maka kini diuraikan kasus yang merupakan pengecualian menaati perintah kedua

orang tua, sekaligus menggaris bawahi wasiat Luqman kepada anaknya tentang

keharusan meninggalkan kemusyrikan dalam bentuk serta kapan dan dimanapun.

Ayat di atas menyatakan: Dan jika keduanya- apalagi kalau hanya salah satunya,

Page 70: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

60

lebih-lebih kalau orang lain- bersungguh-sungguh untuk memaksamu untuk

mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang

itu, apalagi setelah Aku dan rasul-rasul menjelaskan kebatilan mempersekutukan

Allah, dan setelah engkau mengetahui bila menggunakan nalarmu, maka

janganlah engkau mematuhi keduanya. Namun demikian jangan memutuskan

hubungan dengannya atau tidak menghormatinya. Tetapi tetaplah berbakti kepada

keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran agamamu, dan pergauliah

keduanya di dunia yakni selama mereka masih hidup dan dalam urusan keduniaan

- bukan akidah – dengan cara pergaulan yang baik, tetapi jangan sampai hal ini

mengorbankan prinsip agamamu, karena itu perhatikan tuntuna agama dan

ikutilah jalan orang yang selalu kembali kepada-Ku dalam segala urusanmu,

karena semua urusan dunia kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah

juga di akhirat nanti – bukan kepada siapapun selain-Ku – kembali kamu semua,

maka Kuberitahukan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan dari kebaikan

dan keburukan, lalu masing-masing Ku-beri balasan dan ganjaran.

Kata (جاھداك) terambil dari kata (جھد) yakni kemampuan. Patron yang

digunakan ayat ini menggambarkan adanya upaya sungguh-sungguh. Kalau upaya

sungguh-sungguh pun dilarangnya, yang dalam hal ini bisa dalam bentuk

ancaman, maka tentu lebih-lebih lagi sekedar himbauan, atau peringatan.

Yang dimaksud dengan (ما لیس لك بھ علم) yang tidak ada pengetahuanmu

tentang itu, adalah tidak ada pengetahuan tentang kemungkinan terjadinya.

Tiadanya pengetahuan berarti tidak adanya objek yang diketahui. Ini berarti tidak

wujudnya sesuatu yang dapat dipersekutukan dengan Allah swt. Di sisi lain, kalau

sesuatu yang tidak diketahui duduk soalnya – boleh atau tidak – telah dilarang

maka tentu lebih terlarang lagi apabila telah terbukti adanya larangan atasnya.

Bukti-bukti tentang keesaan Allah dan tiadanya sekutu bagi-Nya terlalu banyak,

sehingga penggalan ayat ini merupakan penegasan tentang larangan mengikuti

siapapun – walau kedua orang tua – dan walau dengan memaksa anaknya

mempersekutukan Allah. 84

84 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.132.

Page 71: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

61

Di dalam Tafsir al-Maraghi disebutkan :

(وان جاهداك علي ان تشرك يب ما ليس لك به علم فال تطعهما) اي وان احلف عليك والداك بان تشرك يف عبادتك معي غريي مما ال تعلم انه شريك يل فال يف الطلب وشدا النكري عليك

85فجاهدمها به امراك به وان ادي االمر ايل السيفتطعهما فيما Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Dan apabila kedua orang tuamu memaksamu serta menekanmu untuk menyekutukan Aku dengan yang lain dalam hal ibadah, yaitu dengan hal-hal yang kamu tidak mempunyai pengetahuan apapun tentangnya, maka janganlah kamu mentaati apa yang diinginkan oleh keduanya. Sekalipun keduanya menggunakan kekerasan supaya kamu mau mengikuti kehendak keduanya, maka lawanlah dengan kekerasan pula bila keduanya bener-bener memaksamu. Kata (معروفا) mencakup segala hal yang dinilai oleh masyarakat baik,

selama tidak bertentangan dengan akidah Islamiyah. Dalam konteks ini

diriwayatkan bahwa Asma’ putri Abu Bakar ra pernah didatangi oleh ibunya yang

ketika itu masih musyrikah. Asma’ bertanya kepada Nabi bagaimana seharusnya

ia bersikap. Maka Rasul saw memerintahkannya untuk tetap menjalin hubungan

baik, menerima dan memberinya hadiah serta mengunjungi dan menyambut

kunjungannya. Kewajiban menghormati dan menjalin hubungan baik dengan ibu

dan bapak, menjadikan sementara ulama berpendapat bahwa seorang anak boleh

saja membelikan buat ibu bapaknya yang kafir dan fakir minuman keras kalau

mereka telah terbiasa dan senang meminumnya, karena meminum minuman keras

buat orang kafir bukanlah sesuatu yang mungkar. Demikian pendapat Ibn Asyur

seperti tertulis dalam Tafsir al-Misbah.86

Al-Qunawi menafsirkan kata (معروفا) sebagi berikut :

87واملعروف هو ان يطعمهما ويكسومها اذا احتاجا ويعودمها اذا مرضا ويدفنهما بعد موما

85 Ahmad Musthofa Al-Maroghi, Tafsir Al-Maroghi, (Kairo: Musthofa Al-Bab Al-Halab,

1946). h. 83.

86 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.132.

87 Ishomuddin Ismail bin Muhammad Al-Hanafi, Hasyiah Al-Qunawi ala Tafsiri Al-Imam

Al-Baidhawi…h. 201.

Page 72: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

62

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan M.Quraish Shihab di atas,

yakni ma’ruf yang dimaksud di sini adalah hendaknya seorang memberikan

makan kedua orangtuanya dan memberikan mereka pakaiannya, bila mereka

membutuhkannya, menjenguk dan merawat ketika sakit, dan menguburnya setelah

meninggal.

Al-Maraghi pun menafsirkannya demikian dengan narasi yang berbeda:

تضيها الدين ويقتضيها الكرم اى وصاحبهما يف امورالدنيا صحبة ير (وصاحبهمايف الدنيا معروفا) 88وكسوما وعدم جفاءمها وعيادما اذا مرضا مواراما يف القرب اذا ماتا واملرؤة بإطعامهما

Dan pergauilah keduanya di dalam urusan dunia, dengan pergaulan yang diridhai oleh agama, dan sesuai dengan etika yang mulia serta harga diri, yaitu dengan memberi pangan dan sandang kepada keduanya, tidak boleh memperlakukan keduanya dengan perlakuan yang kasar, menjenguknya apabila sakit serta menguburnya apabila mati.

Ibnu Asyur memahami firman-Nya : ( ), dalam arti

ikutilah jalan orang-orang yang meninggalkan kemusyrikan serta larangan-

larangan Allah yang lain, termasuk larangan yang mendurhakai kedua orang tua.

Thabathaba’i berkomentar bahwa penggalan ayat ini merupakan kalimat yang

singkat tetapi mengandung makna yang luas. Ulama ini menulis bahwa Allah

berpesan agar setiap orang menyertai ibu bapaknya dalam urusan keduniaan,

bukan agama dengan cara yang baik, sesuai dengan pergaulan yang dikenal,

bukan yang mungkar sambil memperhatikan kondisi keduanya dengan lemah

lembut tanpa kekerasan. Anak juga harus dapat memikul beban yang dipikulkan

ke atas pundaknya oleh kedua ibu bapaknya itu, karena dunia tidak lain kecuali

hari-hari yang terbatas dan masa yang berlalu. Adapun agama, maka jika

keduanya termasuk orang yang senang kembali kepada Allah (mengikuti ajaran-

Nya) maka hendaklah engkau mengikuti jalan kedua orang tuamu itu. Tetapi

kalau tidak demikian, maka ikutilah jalan selain mereka yaitu jalan orang-orang

yang kembali kepada Allah. Dengan demikian, lanjut Thabathaba’i, kata dunya

mengandung pesan, yang pertama, bahwa mempergauli yang baik itu, hanya

88 Ahmad Musthofa Al-Maroghi, Tafsir Al-Maroghi, …h. 83.

Page 73: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

63

dalam urusan keduniaan, bukan keagamaan. Kedua bertujuan meringankan beban

tugas itu, karena ia hanya untuk sementara yakni selama hidup di dunia yang

sehari-seharinya terbatas, sehingga tidak mengapalah memikul beban kebaktian

kepada-Nya. Dan yang ketiga, bertujuan memperhadapkan kata dunya dengan

hari kembali kepada Allah yang dinyatakan di atas dengan kalimat hanya kepada-

Ku kembali kamu.89

Penulis menyimpulkan, pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah melarang

kita mentaati orang tua bilamana mereka menyuruh kita mempersekutukan Allah.

Ini adalah kondisi apabila kita sebagai anak beriman kepada Allah, dan mereka

sebagai orang tua, menyekutukan Allah. Dalam kondisi seperti inilah bisa dibilang

-yaitu bagiku perbuatan-perbuatanku dan bagimu perbuatan (لنا أعمالنا ولكم أعمالكم)

perbuatanmu. Akan tetapi dalam masalah keduniaan kita sebagai anak hendaknya

menggauli mereka dengan baik dan benar, tidak boleh berkata kasar dan

menyakiti hati mereka.

Poin pendidikan anak yang penulis dapati pada ayat ini adalah pertama,

hendak seorang pendidik dalam hal ini orang tua tidak memaksakan kehendaknya

dalam mendidik, Karena apabila seseorang yang merasa terpaksa jika

diperintahkan sesuatu, maka itu mengisyaratkan ketiadaan mendidik anak tentang

kepamrihan. Kedua, hendaknya mendidik agar bergaul di dunia dengan sebaik-

baiknya pergaulan. Ketiga, hendaknya mendidik anak agar mengikuti jalan orang-

orang yang kembali.

Dan juga pada ayat ke 15 ini tersirat makna bahwa anak yg disapih pada

umur 2 tahun itu mengisyaratkan bahwa anak mulai bersosialisasi dengan dunia

luar. Ditandai dengan berkurangnya ketergantungan anak terhadap ibunya.

89 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an…h.133.

Page 74: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tafsir

dan konsep pendidin anak usia dini dalam Qs, Luqman ayat 12-15 yaitu:

1. Tafsir surat Luqman ayat 12-15 yaitu:

a. Bahwasanya hikmah yang dianugerahkan kepada Luqman intinya

adalah rasa syukur kepada Allah SWT yang dicerminkan melalui

pengenalan terhadap-Nya atas segala anugerah-Nya.

b. Luqman menekankan perlunya menghindari syirik/ mempersekutukan

Allah. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud

dan keesaan Allah.

c. Allah menekankan tentang pentingnya berbakti kepada ibu dan bapak.

Dan tentang larangan mentaati orang tua bila dalam hal keburukan.

2. Konsep pendidin anak usia dini dalam Qs, Luqman ayat 12-15 yaitu:

a. Orang tua sebagai pendidik anak pada masa dini hendaknya bersyukur

kepada Allah atas nikmat yang telah Allah berikan, ini berhubungan

dengan surat Luqman ayat 12 yaitu Allah memerintahkan agar

bersyukur kepada-Nya.

b. Sebagai pendidik dalam hal ini orang tua perlu mengucurkan kasih

sayang dan perhatian yang cukup kepada anaknya, sebagaimana yang

Page 75: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

65

tersirat dalam surat Luqman bahwa Luqman sangat mencintai anaknya,

sehingga Luqman lebih condong menggunakan kata bunayya (بني)

daripada kata ibniy (إبني).

c. Sejak dini orang tua hendaknya mengajarkan anak tentang pendidikan

tauhid yaitu mengesakan Allah.

d. Dalam mendidik anak, orang tua hendaknya menempatkan serta

menyesuaikan sesuatu pada tempatnya, atau dengan kata lain

mengajarkan anak terhadap sesuatu yang sesuai dengan minat,

kemampuan serta bakatnya.

e. Melalui tafsir ayat-ayat di atas dapat penulis pahami bahwa anak itu

lebih dekat dengan ibunya, karena seperti yang diisyaratkan Allah

dalam surat Luqman ayat 14. Pendidikan jasmani/fisik anak mestinya

dimulai sejak dini, melalui pemberian Asi kepada anak,

mengisyaratkan bahwa fisik anak dididik pada saat menyusui. Tujuan

penyusuan ini bukan sekedar untuk memelihara kelangsungan hidup

anak, tetapi juga bahkan lebih-lebih untuk menumbuhkembangkan

anak dalam kondisi fisik dan psikis yang prima. Jadi selain pendidikan

ruhani anak, orang tua pun semestinya menerapkan pendidikan jasmani

sedari dini.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan penulis

pada skripsi ini, maka penulis mencoba memberikan masukan atau saran-saran

kepada pembaca skripsi ini:

1. Khususnya bagi para orang tua agar lebih memperhatikan dalam

pendidikan anaknya, karena anak adalah amanat dari Allah swt yang harus

dijaga dan dididik sesuai ajaran Islam. Dan juga mendidik anak hingga menjadi

anak yg shalih/shalihah akan membuat orang tua senang dan bahagia dan

menjadi amal jariyah bagi orang tua di akhirat kelak.

2. Pendidikan tauhid anak itu sangat penting dan semestinya diajari sedari

dini. Karena tauhid merupakan landasan Islam yang paling penting. Apabila

seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia

Page 76: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

66

dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid, dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan

akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam azab neraka.

3. Ibu sebagai pendidik sekaligus orang tua hendaknya memberikan ASI

kepada anaknya. Di zaman sekarang ini banyak sekali orang tua yang lebih

memilih memberikan susu bayi daripada ASI, padahal sebenarnya manfaat ASI

sangatbanyak.

Page 77: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

67

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nurwadjah, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan: Hati yang Selamat Hingga

Kisah Luqman, Bandung: Marja, 2007

Ahmadi, Lif Khoiro, Hendro, Sofan, Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: PT

Prestasi Pustaka, 1998

Albari, Subhan Husain, Agar Anak Rajin Solat, Yogyakarta: DIVA Press, 2011

Ali Qutb, Muhammad, Sang Anak dalam Lindungan Pendidikan Islam, Bandung:

CV Diponegoro, 1993

Al-Khalidy, Shalah, Kisah-Kisah Al-Qur’an: Pelajaran Dari Orang-Orang

Dahulu, Jakarta: Gema Insani Press, 2000

Al-Maroghi, Ahmad Musthofa, Tafsir Al-Maroghi, Kairo: Musthofa Al-Bab Al-

Halab, 1946

Al-Rasyid, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005

Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta,1990

Baidan, Nashruddin, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, Pustaka Pelajar,1998

Bin as-Said al-Maghribi, Al-Maghribi, Begini Seharusnya Mendidik Anak,

Jakarta: Darul Haq

Bin Muhammad al-Ghazali, Imam Abu Hamid Muhammad, ihya ‘ulumuddin Jilid

3, Darul Fikri

Bin Muhammad Al-Hanafi, Ishomuddin Ismail, Hasyiah Al-Qunawi ala Tafsiri

Al-Imam Al-Baidhawi Juz 15, Beirut, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2001

Chulsum, Ummi, windy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya:

Kashiko, 2006

Page 78: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

68

Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996

Departemen Agama, Al-Qura’an dan Tafsirnya Jilid VII, Semarang: Departemen

Agama Republik Indonesia, 1990

Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Departemen Agama,

2002

Hafizh, Abdul, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung: al-Bayan, 1997

Hasan, Maimunah, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Yogyakarta, Diva Press,

2009

Ihsan, Hamdani, Fuad Hasan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia,

2007

Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo,1998

Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an, Yogyakarta: Teras,

2010

Muchtar, Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005

Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sebuah Harapan

Masyarakat, Semarang:Aktif Media,2009

Mushtoffa, Aziz, Aku Anak Hebat Bukan Anak Nakal, Yogyakarta: Diva Press,

2009

Nasih Ulwan, Abdullah, Pendidikan Anak dalam Islam, terjemahan dari tarbiyatul

awlad fil islam oleh Drs. Jamaluddin Miri.Lc, Jakarta: Pustaka Amani,

2002

Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997

Nata, Abudin, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005

Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002

Rosyidi, Anwar, dkk, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Karya Toha

Putra, 1992

Page 79: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi

69

Saleh Abdullah, Abdurrahman, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an,

Jakarta: Rineka Cipta, 2005

Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol

15, Jakarta: Lentera Hati, 2002

Siregar, Masarudin, Filsafat Pendidikan Islam, Semarang: Fakultas Tarbiyah,

2003

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Bandung: alfabeta, 2008

Syah, Muhibin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1994

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999

Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Penjelasannya, Semarang: Aneka Ilmu, 1992

Undang-undang RI, Tentang Perlindungan Anak No.23 Tahun 1997, Surabaya:

Media Center, 2006

Yasin, A.Fattah, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang Press,

2008

Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

Page 80: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 81: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 82: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 83: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 84: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 85: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 86: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 87: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 88: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 89: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi
Page 90: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24605/1/AZHARI... · (KAJIAN TAFSIR MUQORAN Q.S LUQMAN AYAT 12-15) Skripsi