2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(q.s. al-insyirah : 6 - 8) ... telah...

127
- 1 -

Upload: others

Post on 27-Jun-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 1 -

Page 2: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 2 -

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto:

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu

berharap”

(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu yang buruk bagi kamu. Allah maha

mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”

(Q.S. Al-Baqarah: 216)

Persembahan

Persembahan terima kasih yang paling dalam, pertama-tama saya ucapkan kepada sepasang makhluk pilihan Allah Ayahandaku Wahyudin Laba dan

Ibunda Sarwin Tilahunga. Kedua orang tua Tercinta yang selalu menyertaiku dalam doa.

Terima kasih atas kasih sayang, pelajaran, pengorbanan,bimbingan,kesabaran dan cinta yang telah banyak

memberikanku dukungan, semangat yang luar biasa untuk keberhasilan putrimu.

Kakak yang kusayang : Warsi Laba dan Santi Laba

Serta para sahabatku yang telah banyak memberikan dukungan dan

kontribusi untuk terselesaikannya karya ini.

Page 3: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 3 -

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah, penguasa alam semesta dan seluruh

jagad raya, yang telah melimpahkan rahmatnya kepada penulis sehingga

dapat senantiasa tercurahkan kepada nabi agung mehammad SAW, para

keluarga, sahabat, handai taulan dan seluruh ummatnya yang istiqomah dalam

mengemban risalahnya hingga akhir zaman.

Sebagai insan sosial, penulis menyadari bahwa karya ilmiah berupa

skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan secara moral

maupun spritual dari berbagai pihak. untuk itu dalam kesempatan ini penulis

perlu menyampaikan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada :

1. orang tua tercinta Bapak Wahyudin Laba dan Ibu Sarwin Tilahunga yang

telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan,

membesarkan, mendidik, dan menyayangiku sehingga tercapai cita-

citaku menuntut ilmu di perguruan tinggi dan menyelesaikan studi ini.

2. Bapak Dr. Lahaji Haedar M.Ag., Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo

3. Dr Sofyan AP. Ka’u, M.Ag., sebagai Wakil Rektor I, Dr. H. Ahmad

Faisal, M.Ag., sebagai Wakil Rektor II, dan Dr. Mujahid Damopolii,

M.Pd., sebagai Wakil Rektor III IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Page 4: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 4 -

4. Dr. H. Lukman Arsyad M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo, juga sebagai pembimbing 1

dalam penulisan skripsi ini. Yang dengan sabar dan ikhlas memberikan

bimbingan dan arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. H. Muh. Hasbi, M.Pd., Dr. Hj. Lamsike Pateda, M.Pd., Dr. H. Arten

Mobonggi, M.Pd., selaku wakil dekan I, II,dan III Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.

6. Dr. Zohra Yasin, M.Pd., selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi

ini, yang dengan sabar dan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Dr. Razak H. Umar, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam dan Dr. Hj. Munirah, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo.

8. kepada seluruh Dosen yang memberikan penjelasan sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Dr. H. M. Ramoend Manahung, M.Sos.I., Kepala Perpustakaan IAIN

Sultan Amai Gorontalo bersama karyawan dalam memenuhi kebutuhan

pustaka dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sabarudin S.Pd., M. Pmat. Kepala MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo

bersama seluruh staf dewan guru dan para siswa yang telah memberikan

izin melakukan penelitian. Yang senantiasa memberikan motivasi berupa

Page 5: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 5 -

dukungan dan semangat serta kerjasama selama perkuliahan hingga

penyusunan skripsi ini, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

11. Bapak dan Ibu Pengasuh Ma’had Al-Jami’ah (RUSUNAWA) Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo. Terimakasih atas

ilmu, bimbingan, dorongan yang telah diberikan dan menjadi Ayah dan

Ibu selama di asrama tercinta, mendidik hingga memberikan tempat yang

nyaman selama kurang lebih 4 tahun.

12. teman-teman dakwah yang dicintai,

Meta,Wirda,Ola,Mila,Herlina,Grasela,Uci, dll. Terima kasih selalu ada

untuk menyemangati baik dalam dakwah maupun dalam mencapai target

studi, makasih juga atas kebersamaan dan doa yang kalian berikan.

13. kakak-kakaku serta semua orang terdekat yang selalu memberikan

dukungan dan kasih sayang hingga dapat menyelesaikan studi ini.

14. saudara angkatan Tahun 2015, khususnya kelas PAI-C terima kasih atas

kerjasama, kebersamaan dan bantuannya.

15. Almamaterku tercinta, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai

Gorontalo.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan, satu-persatu, yang turut

memberikan sumbangsi pikiran, ide dan gagasannya pada penulis dalam

menyelesaiakan penelitian. Akhirnya diiringi dengan Doa semoga Allah

Page 6: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 6 -

SWT, memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan kepada

penulis. Aamiin....

Page 7: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 7 -

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL

..........................................................................................................................

i

MOTTO DAN

PERSEMBAHAN

..........................................................................................................................

ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

SKRIPSI

..........................................................................................................................

iii

HALAMAN

PENGESAHAN

..........................................................................................................................

iv

KATA

PENGANTAR

..........................................................................................................................

v

DAFTAR

ISI

..........................................................................................................................

vii

Page 8: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 8 -

DAFTAR

TABEL

..........................................................................................................................

ix

ABSTRAK

..........................................................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 3

D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional .............................................................................................................. 4

E. Telaah Pustaka .............................................................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................................... 6

Page 9: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 9 -

1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua .............................................................................................................. 6

2. Jenis-Jenis Pola Asuh Dalam Keluarga .............................................................................................................. 6

3. Hal-Hal Yang Perlu Mendapatkan Bimbingan Orang Tua .............................................................................................................. 9

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua .............................................................................................................. 9

5. Pola Asuh Dalam Islam .............................................................................................................. 10

A. Prestasi Belajar .............................................................................................................. 16

1. Hakikat Prestasi Belajar .............................................................................................................. 16

2. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar .............................................................................................................. 17

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .............................................................................................................. 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................................................................... 20

Page 10: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 10 -

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................................................................. 20

B. Lokasi Penelitian .............................................................................................................. 20

C. Sumber Data .............................................................................................................. 21

D. Subjek dan Objek Penelitian .............................................................................................................. 21

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................................. 21

F. Teknik Analis Data .............................................................................................................. 22

G. Pengecekan Keabsahan Temuan .............................................................................................................. 23

H. Tahap-Tahap Penelitian 23

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................................................................... 25

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................................................................. 25

B. Efektivitas Pola Asuh Orang Tua Dalam Meraih Prestasi Belajar Siswa

Page 11: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 11 -

di MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo .............................................................................................................. 29

C. Relevansi Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa .............................................................................................................. 38

BAB V PENUTUP .......................................................................................................................... 42

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 42

B. Saran .............................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 44

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 12 -

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 keadaan sarana prasarana MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo .................................................................... 27

Tabel 4.2 Keberadaan Guru Dan Pegawai MTs

Muhammadiyah Kota Gorontalo .......................................................................................................................... 28

Tabel 4.3 Keberadaan Peserta Didik MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo .......................................................................................................................... 29

Tabel 4.4 Hasil Prestasi Semester Ganjil Mata Pelajaran Akidah Akhlaq .......................................................................................................................... 35

Tabel 4.5 Hasil Prestasi Semester Ganjil Tahun 2018-2019 .......................................................................................................................... 36

Page 13: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 13 -

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam pandangan islam merupakan “upaya sadar dan

terstruktur serta sistematis untuk mensukseskan misi penciptan manusia

sebagai abdullah dan khalifah Allah di muka bumi”.1 Dengan demikian tanpa

pendidikan, generasi manusia sekarang tidak akan berbeda dengan generasi

manusia lampau, dan generasi yang akan datang (anak keterunna kita) tidak

akan berbeda dengan generasi kita sekarang, bahkan mungkin saja akan lebih

rendah atau lebih jelek kualitasnya.2

Kini masyarakat indonesiaa berada dalam masa transformasi. Pada

era reformasi, masyarakat indonesia ingin mewujudkan perubahan dalam

semua aspek kehidupannya pada hal-hal yang lebih baik dan memakmurkan

1 Ismail M.Yusanto, dkk, Menggagas Pendidikan Islami,(Cet 2; Bogor: Al Azhar Press, 2014). 2 Mansur,Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), hal.1.

Page 14: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 14 -

bangsa. Oleh karena itu, diperlukan paradigma baru dalam menghadapi

tuntutan zaman dan perubahan yang menyeluruh. Menurut kuhn, “apabila

tantangan baru dihadapi dengan menggunakan paradigma lama, segala usaha

yang dijalankan akan memenuhi kegagalan.

Terkait dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa persoalan

pendidikan merupakan proses yang membutuhkan jalinan pemikiran yang

berdasarkan teori dan berbeda dengan pengetahuan langsung yang dijadikan

sebagai dasar pijak dalam pengambilan keputusan kependidikan serta

pmemahaman beragam gejala faktual dan aktual yang melibatkan

pembicaraan berbagai unsur yang terkait langsung di dalam proses

pendidikan.

Pendidikan merupakan hal yang paling mendasar dan harus dilakukan

secara intensif, karena dengan pendidikan ini akan membentuk Insan kamil

atau dengan kata lain memanusiakan manusia. Serta pendidikan juga adalah

sebuah proses menemukan transformasi, baik dalam diri maupun komunitas.

Oleh sebab itu, proses pendidikan yang benar adalah membebaskan seseorang

dari kungkungan, intimidasi, dan eksploitasi. 3

Pendidikan ini pula juga sangat membutuhkan yang namanya perang

keluarga, karena keluarga sangat berperang penting di dalam memberikan

dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan anak.

3 Dindin Jamaludin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, (Cet ke-1; Bandung:

Cv Pustaka Setia, 2013), h. 9-10

Page 15: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

- 15 -

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak yang

mempunyai pengaruh besar. lingkungan keluarga sangat besar pengaruhnya

sebagai stimulans dalam perkembangan anak. Bentuk pertama dari

pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga khususnya orang tua yang

dikatakan sebagai pendidik pertama karena dari merekalah anak mendapatkan

pendidikan untuk pertama kalinya dan juga menjadi dasar perkembangan dan

kehidupan anak kemudian hari

Page 16: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

16

Keluarga juga memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan

suatu bangsa, keluarga adalah unit yang penting sekali dalam masyarakat

sehingga jika keluarga-keluarga yang merupakan pondasi masyarakat lemah

maka masyarakat pun akan lemah. Oleh karena itu, para sosiolog menyakini

bahwa berbagai masalah masyarakat, seperti kejahatan seksual dan kekerasan

yang merajalela, serta segala macam kebobrokan di masyarakat merupakan

akibat dari lemahnya institusi keluarga.

Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama dan utama

bagi pertumbuhan dan perkembanganya. Fungsi utama keluarga adalah

“sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak,

mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan

fungsinya di masyarakat dengan baik,memberikan kepuasan dan lingkungan

yang sehat guna tercapainya keluarga, sejahtera.

Mengigat pendidikan yang pertama diterima oleh seorang anak

tersebut dari lingkungan keluarga itu sendiri, maka ini tidak lepas dari

bagaimana pola asuh orang tua terhadap anaknya. Pola asuh orang tua

merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan

pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan

mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai

dengan norma-norma yang ada di masyarakat. Sebagai pengasuh dan

pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam meletakan

Page 17: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

17

dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang

tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu

secara sadar atau tak sadar diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan pula

bagi anak-anaknya. Hal yang demikian disebabkan karena anak

mengidentifikasikan diri pada orang tuanya sebelum mengadakan identifikasi

dengan orang lain. 4

Orang tua memandang sama kewajiban dan hak antara orang tua dan

anak. Secara bertahap orang tua memberikan tanggungan bagi anak-anaknya,

saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhan-keluhan dan

pendapat anak-anaknya.Dalam bertindak, mereka selalu memberikan

alasanya kepada anak, mendorong anak saling membantu dan bertindak

secara objektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian.

Disini penulis mencoba mengangkat sebuah realita yang terjadi di

lokasi penelitian, dimana Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anaknya,

lebih cenderung bersikap realistis terhadap kemampuan anaknya, dan

peraturan yang diberikan tidak terlalu ketat dengan kata lain bersifat

hangat,serta lebih bersifat terbuka terhadap anaknya, pola asuh tersebut ialah,

adanya komunikasi yang dialogis antara anak dan orang tua, adanya

kehangatan yang membuat anak merasa diterima oleh orang tua sehingga ada

4Mansur Muslich, Pendidikan Karakter, (Cet. 2; Jakarta: Bumi Aksara, 2011),h. 98.

Page 18: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

18

pertautan perasaan, dan peraturan-peraturan yang di tetapkan tidak terlalu

ketat.

Pola asuh orang tua yang demikian juga memberikan kebebasan

kepada anak untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan oleh anak, tetapi

orang tua tidak segan dalam mengendalikan anaknya ketika anak tersebut

melakukan hal yang tidak baik atau akan membuat anaknya terjerumuskan

pada hal-hal yang berdapak negatif pada diri anak, begitu pun hal yang

berkaitan dengan pendidikan misalnya ketika anak tersebut memperoleh nilai

yang kurang baik, maka sikap orang tua merespon hal tersebut dengan

memotivasi atau memberikan dorongan, kembali agar hasil dikemudian hari

akan lebih baik, oleh karena sikap orang tua terhadap anaknya terutama

mengenai prestasi belajar, hanyalah demikian. maka peneliti tertarik untuk

mengetahui apakah pola asuh orang tua efektif dalam membimbing anak

sehingganya bisa memperoleh prestasi yang baik terutama dalam

pembelajaran dan apakah terdapat relevansi antara kedua hal tersebut.

Dari deskripsi diatas Maka penulis tertarik meneliti apakah pola asuh

tersebut, efektif, dalam keberhasilan belajar peserta didik, dan juga ingin

mengetahui relevansi antara pola asuh orang tua dengan peningkatan prestasi

belajar peserta didik. Dari uraian tersebut maka penulis mengangkat sebuah

judul yaitu: “Efektivitas Pola Asuh Orang tua dan Relevansinya

Page 19: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

19

Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo”

B. Rumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang masalah, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi ini :

1. Bagaimana efektifitas pola asuh yang diberikan orang tua dalam

meningkatkan prestasi belajar Peserta Didik di MTs. 1 Muhamadiyah

Kota Gorontalo ?

2. Bagaimana relevansi antara pola asuh orang tua dengan prestasi

belajar Peserta Didik di MTs. 1 Muhamadiyah Kota Gorontalo ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakuakan bertujuan sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui, keefektifan pola asuh yang diberikan orang tua

dalam dan meningkatkan prestasi belajar siswa di Mts. 1

Muhamadiyah Kota Gorontalo

b) Untuk mengetahui, relevansi antara pola asuh orang tua dengan

prestasi belajar siswa

2. Manfaat Penelitian

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian keilmuan

para akademisi pendidikan dan dapat di jadikan sebagai masukan

Page 20: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

20

bagi orang tua bahwa sanya sangat penting pola asuh yang diberikan

orang tua dalam rangka untuk menjadikan anak didik sebagai pribadi

yang lebih baik terutama dalam meraih prestasinya dan mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupannya sehari-hari.

b) Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi guru untuk dapat

mendukung orang tua dalam menjadikan anak bukan hanya mampu

berprestasi dalam kelas tapi juga dapat menjadikananya sebagai

peserta didik yang berakhalak dan berbudi pekerti yang baik.

c) Sebagai sumbangan kajian terhadap literatur perbendaharaan

perpustakaan IAIN Sultan Amai Gorontalo.

D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional

1. Pengertian Judul

Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang judul penelitian yang

akan di teliti, maka perlu kiranya di jelaskan secara singkat pengertian judul

penelitian ini sebagai berikut :

a) Efektivitas, diartikan sebagai pengkuran keberhasilan dalam

pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan5

b) Relevansi, adalah ketekaitan, kelarasan, sangkut pau, dan

kesesuaian. Relevan adalah adanya sangkut paut antra satu dengan

5 Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008) h.20

Page 21: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

21

lainnya, berguna secara langsung. Relevansi berarti kaitan,

hubungan.6

c) Pola asuh orang tua yaitu terbagi atas dua kata yaitu pola dan

Asuh, pola berarti corak, sistem, cara kerja. Dan kata asuh dapat

berarti menjaga, mendidik anak kecil, membimbing, melatih,

membantu mengepalai dan menyelengarakan satu badan atau

lembga.7 Jadi dapat dikatakan pola asuh orang tua adalah interaksi

antara seorang anak dan orang tuanya dalam menjadikan anak

memiliki akhlak, karkter yang baik, pengetahuan, serta hal-hal

yang membuat anak dapat hidup mandiri.

d) Prestasi, adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh karena

adanya aktfitas belajar yang telah dilakukan.8

2. Definisi Oprasional

Berdasarkan beberapa pengertian judul di atas, maka secara

operasional penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan untuk dapat

mengetahui keberhasilan pola asuh orang tua, serta relevansi antara pola asuh

orang tua dengan prestasi belajar siswa di MTs Muhammadiyyah Kota

Gorontalo.

6 Asna Husain,Relevansi Antara Kemampuan Kognitif dengan Sikap Keberagaman Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri Batudaa,(Gorontalo:Skripsi 2015). 7Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008) h. 59 8 https://kbbi.web.id/prestasi.diakses tanggal 08-02-2019,hari Jumat.jm 07:49

Page 22: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

22

E. Telaah Pustaka

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa penelitian yang berkaitan

dengan judul penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

1) Penelitian yang dilakukan oleh Erma Lestari, mahasiswa Universitas

Negeri Yogyakarta, pada tahun 2015. Dengan judul “Hubungan Pola

Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Konsentrasi Patiseri

SMA Negeri 1 Sewon Bantul”. Dari hasil yang di dapat menunjukan

bahwa hubungan pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa

konsentrasi patiseri SMK Negeri 1 Sewon Bantul pada pola asuh

otoriter dengan prestasi belajar normatif mempunyai hubungan

positif dan signifikan sebesar 10%, pola asuh otoriter dengan prestasi

belajar adiftif mempunyai hubungan positif dan signifikan sebesar

28,3%.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Yayu Zuliantini, tahun 2018

membahas terkait dengan Hubungan Pola Asuh dengan Prestasi

Belajar pada Siswa Kelas VIII di SMP PGRI 1 Ketapang Bakauheni

Tahun Pelajaran 2017/2018, tujuan dari penelitian ini dilakukan

adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan

prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tersebut, dan pola asuh yang

diteliti disini adalah bersifat umum, dan dari hasil penelitian yang

dilakukan ditemukan bahwasanya,terdapat satu jenis pola asuh yang

Page 23: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

23

memiliki hubungan signifikan dengan prestasi belajar yaitu pola asuh

otoriter, yang mana rhitung > rtabel.

Dari kedua penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas, terdapat

kesamaan dengan penelitian yang akan di lakukan yaitu hubungan pola asuh

orang tua dengan presasi belajar siswa, akan tetapi tidak peneliti bukan hanya

meneliti terkait dengan hubungan atau relevanspola asuh orang tua tetapi juga

akan meneliti terkait dengan keefektifan pola asuh orang tua dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik, dan dalam metodologi penelitian

menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh kedua peneliti tersebut cenderung menggunakan pendekatan kualitatif.9

9 http://aries.blogspot.com/2012/05/html. diakses Tanggal 21 juli 2019

Page 24: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

24

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu Pola dan Asuh. Menurut kamus

besar bahasa Indonesia adalah cara kerja. Sedangkan kata asuh dapat berarti

menjaga, merawat mendidik anak kecil.1

Menurut Dr. Ahmad Tafsir, Pola asuh berarti pendidikan, dan

pendidikan merupakan suatu bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama. Selain itu Pola asuh juga dapat berarti suatu cara

terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai

manifestasi dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya. (Chabib Thoha)

Pendapat yang lain juga mengatakan bahwasanya proses pendidikan,

seseorang anak, sebelum ia mengenal masyarakat secara luas dan

mendapatkan bimbingan dari sekolah, anak ini terlebih dahulu memperoleh

perawatan dan bimbingan dari kedua orang tuanya. Dengan demikian

pendidikan anak dalam keluarga merupakan awal mula berperannya

pendidikan, sebagai peletak pondasi terhadap pendidikan selanjutnya.2

1Danny I. dan Yatim-Irwanto. Kepribadian Keluarga Narkotika, (Jakarta : Arcan.2009). 2Mansur,Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, (cet ke-1;Yokyakarta:Mitra Pustaka, 2004), hlm.5.

Page 25: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

25

Pola asuh juga merupakan pola perilaku yang di terapkan pada anak

dan bersifat relatif konsistensi dari waktu ke waktu dalam rangka menjadikan

anak menjadi pribadi yang berakhlakuk kharimah yang baik dan mampu

mencapai kemamampuang dalam segala bidang.

Untuk mencapai itu, orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan

utama. Kaidah ini ditetapkan secara kodrati, artinya orang tua tidak dapat

berbuat lain, mereka harus menempati posisi itu dalam keadaan

bagaimanapun juga, karena mereka ditakdirkan menjadi orang tua anakyang

dilahirkannya.

2. Jenis-jenis pola asuh dalam keluarga

Keluarga adalah salah satu yang berperang di dalam mendidik anak

agar menjadi generasi yang lebih baik lagi untuk itu di butuhkan yang

namanya pola asuh dan pola asuh orang tua bermacam-macam yaitu sebagai

berikuut :

a) Pola Asuh Otoriter

Dariyo menyebutkan bahwa Pola asuh otoriter adalah sentral artinya

segala ucapan, perkataan, maupun kehendak orang tua dijadikan patokan

(aturan) yang harus di taati oleh anak-anaknya. supaya taat, orang tua tidak

segan-segan menerapkan hukuman yang keras kepada anak.

Pola asuh otoriter merupakan cara mendidik anak yang dilakuakan

orang tua dengan menentukan sendiri aturan-aturan dan batasan-batasan yang

Page 26: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

26

mutlak harus ditaati oleh anak tanpa kompromi dan memperhitngkan keadaan

anak.

Orang tualah yang berkuasa menentukan segala sesuatu untuk anak

dan anak hanyalah objek pelaksanaan saja. Jika anak membantah, orang tua

tidak segan-segan akan memberikan hukuman, biasanya hukumannya berupa

hukuman fisik. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Hurlock bahwa:

Pola asuh yang bersifat otoriter ditandai dengan penggunaan hukuman

yang keras, lebih banyak menggunakan hukuman badan, anak juga diatur

segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masih tetap diberlakukan

meskipun sudah menginjak usia dewasa. Anak yang dibesarkan dalam

suasana semacam ini akan besar dengan sifat yang ragu-ragu, lemah

kepribadian dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang apa saja.

Akan tetapi apabila anak patut maka orang tua tidak akan memberikan

penghargaan karena orang tua menanggap bahwa semua itu adalah kewajiban

yang harus dituruti oleh seorang anak. Ini sejalan dengan pemaparan yang

disampaikan oleh Yatim dan Irwanto bahwa “apabila anak patuh, orang tua

tidak memberikan hadiah karena dianggap sudah sewajarnya bila anak

menuruti kehendak orang tua.”

Jadi dalam hal ini kebiasaan anak sangat dibatasi oleh orang tua, apa

saja yang akan dilakukan oleh anak harus sesuai dengan keinginan orang tua.

Jika anak membantah perintah orang tua maka akan dihikum. Bahkan

Page 27: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

27

mendapat hukuman yang bersifat fisik dan jika patuh orang tua tidak akan

memberikan hadiah.

b) Pola Asuh Demokratis

Menurut Dariyo bahwa “pola asuh demokratis adalah gabungan antara

pola asuh permisif dan otoriter dengan tujuan untuk mengeimbangkan

pemikiran, sikap dan tindakan antara anak dan orang tua”,

Pola asuh demokratis merupakan suatu bentuk pola asuh yang

memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak

mutlak, orang tua memberikan bimbingan yang penuh pengertian kepada

anak.

Pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak untuk

mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya dengan tidak

melewati batas-batas atau aturan-aturan yang telah ditetapkan orng tua.

Dalam pola asuh ini ditandai sikap terbuka antara orang tua dengan

anak. Mereka membuat aturan-aturan yang telah disetujui bersama. Anak

diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasan dan keinginannya.

Jadi dalam pola asuh ini terdapat komunikasi yang baik antara orang tua

dengan anak.

Menurut Yatim dan Irwanto menjelaskan Dengan pola asuh

demokratis, anak mampu mengembangkan kontrol terhadap perilakunya

sendiri dengan hal-hal dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini mendorong

Page 28: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

28

anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab dan yakin terhadap diri

sendiri. daya kreativitasnya berkembang dengan baik karena orang tua selalu

merangsang anaknya untuk mampu berinisiatif.

Sehingga dengan pola asuh demikratis anak akan menjadi orang yang

mau menerima kritik dari orang lain, mampu menghargai orang

lain,mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan mampu mengahai orang

lain , mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan mampu bertanggung

jawab terhadap kehidupan sosialnya.

c) Pola Asuh Permisif

Menurut Dariyo bahwa “pola asuh permisif ini orang tua justru merasa

tidak peduli dan cenderung memberikan kesempatan serta kebebasan secara

kebebasan secara luaas kepada anaknya.” sedangkan menurut Yatim dan

Irwanto bahwa :

Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan yang diberikan

kepada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Anak

tidak tahu apakah perilakunya benar atau salah karena orang tua tidak pernah

membenarkan atau menyalahkan anak. Akibatnya anak berperilaku sesuai

dengan keinginannya sendiri, tidak peduli apakah hal itu sesuai dengan norma

masyarakat atau tidak. Keadaan lain pada pola asuh ini adalah anak-anak

bebas bertindak dan berbuat.

Page 29: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

29

Jadi pola asuh permisif yaitu orang tua serba membolehkan anak

berbuat apa saja. Orang tua membebaskan anak untuk berperilaku sesuai

dengan keiginannya sendiri. Orang tua memiliki kehangatan dan menerima

apa adanya. Kehangatan, cenderung memanjakan, dituruti keinginnannya.

Sedangkan menerima apa adanya akan cenderung memberikan kebebasan

kepada anak untuk berbuat apa saja.

Pola asuh orang tua permisif bersikap terlalu lunak, tidak berdaya,

memberi kebebasan terhadap anak tanpa adanya norma-norma yang harus

diikuti oleh mereka. Mungkin karena orang tua sangat sayang (over affection)

terhadap anak atau orang tua kurang dalam pengetahuannya.

Sifat yang dihasilkan dari anak permisif dijelaskan oleh Yatim dan

Irwanto bahwa “Sifat-sifat pribadi anak yang permisif biasanya agresif, tidak

dapat bekerjasama dengan orang lain, sukar menyesuaikan diri, emosi kurang

stabil, serta mempunyai sifat selalu curiga.” Akibatnya anak berperilaku

sesuai dengan keinginannya sendiri, tidak peduli apakah hal itu sesuai dengan

norma masyarakat atau tidak. Keadaan lain pada pola asuh ini adalah anak-

anak bebas bertindak dan berbuat.3

3 Isni Agustiawati,Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26, (Bandung: Skripsi 2014).

Page 30: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

30

3. Hal-hal yang Perlu Mendapatkan Bimbingan Orang tua

Sebagai orang tua perlu memberikan bimbingan kepada anaknya agar

mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ada beberapa hal yang perlu

dilakukan oleh orang tua.

Pertama, membantu anak di dalam memahami posisi serta

peranannya masing-masing sesuai dengan jenis kelaminya, agar anak mampu

saling menghormati dan saling tolong-menolong dalam melaksanakan

perbuatan yang baik dan diridhai Allah.

Kedua, membantu anak-anak di dalam mengenal dan memahami

nilai-nilai yang berhubungan dengan aturan kehidupan dalam berkeluarga,

bertetangga, bermasyarakat serta mampu melaksanakannya untuk

memperoleh ridha Allah.

Ketiga, senantiasa mendorong anak-anak dalam mencari ilmu dunia

dan ilmu agama, agar anak mampu di dalam merealisasikan dirinya (Self

realization) sebagai satu diri (individu) dan sebagai anggota masyarakat yang

beriman. Keempat, membantu anak-anak di dalam memasuki kehidupan

bermasyarakat tahap demi tahap. serta melepaskan diri dari ketergantungan

pada orang tua dan orang dewasa lainnya, dan mampu bertanggung jawab

sendiri atas sikap dan perilakunya.

Kelima, membantu serta memberi kesempatan pada anak di dalam

mengerjakan sendiri dan berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan

Page 31: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

31

keagamaan, di dalam keluarga dan masyarakat, dalam rangka untuk

memperoleh pengalaman sendiri secara langsung hal ini du lakukan sebagai

upaya peningkatan iman dan penyebarluasan syiar islam.4

Adapun masalah yang dihadapi antara anak yang satu dengan anak

yang lain biasanya berbeda baik dalam masalah pengajaran, pendidikan,

social dan lainnya. Dari masalah yang dihadapi oleh anak tersebut maka orang

tua perlu memberikan bantuan untuk menyelesaikannya.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang tua

sikap orang tua terhadap anaknya akan senantiasa berpengaruh

terhadap pola asuh orang tua. Faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua

adalah sebagai berikut:

a) Faktor kedewasaan pada orang tua.

Kedewasaan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi pola

asuh orang tua pada anaknya.kedewasaan yang dimaksud yaitu lebih tertuju

pada kedewasaan psikis,artinya orang tua yang secara psikis harus cukup

dewasa atau matang di dalam mendidik anak cenderung memiliki pola

asuhyang baik dan orang tua yang secara kejiawaan belum matang, berarti dia

hanyalah memiliki bekal yang tidak memadai dalam rangka mengasuh

anaknyadari segi psikis dengan segala problematikanya, akan cenderung

memiliki pola asuh yang kurang baik.

4Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas 2009), h.186.

Page 32: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

32

Kesiapan orang tua sebagai ayah dan ibu merupakan modal awal

orang tua di dlam mengasuh anaknya. Keluarga yang telah terbentuk dari

pasangan yang telah dewasa ini akan dapat menjadi keluarga yang seimbang.

Yaitu hubungan antara orang tua dan anaknya berjalan secara harmonis, dan

disertai dengan tanggung jawab serta teladan dari orang tua.5

b) Faktor pendidikan orang tua.

Selain faktor kedewasaan, faktor pendidikan orang tua juga

merupakan hal yang berpengaruh pada pola asuh yang diberikan pada

anaknya. pada pendidikan orang tua yang memedai menjadikan orang tua

sadar akan fungsi, tanggung jawabnya sebagai orang tua terhadap anaknya.

Dengan pendidikan orang tua yang cukup, maka akan membuat orang tua

memiliki pengetahuan bagaimana cara memahami karakteristik yang dimiliki

anak serta mampunya bekal di dlam mendidik anak.6

c) Faktor keberagamaan orang tua.

Secara fitrahnya orang tua merupakan orang yang pertama kali

memberikan pendidikan pada anaknya, oleh karenanya sebagai orang tua

secara kodrati harus menempati posisi itu dalam keadaan apapun. Dan

karenanya orang tua mau tidak mau haruslah bertanggung jawab dalam

rangka memberikan pendidikan yang baik pada anak.

5Moh. Sochib, Op. Cit., h. 19. 6Donya Betan Court,Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan anak,(Jakarta:

Rineka Cipta,2001), h. 10.

Page 33: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

33

Dalam mengasuh anak dengan baik, utamanya di dlam menanamkan

pendidikan keagamaan. Maka orang tua haruslah memeberikan teladan yang

baik untuk anaknya, agar dengan mudah anak melaksanaakan apa yang kita

perintahkan kepadanya.dan orang tua juga tetunya haruslah memberikan

kasih sayang pada anaknya bersikap adil, sabar dan juga bertanggung jawab.7

1. Pola asuh dalam islam

agama Islam memberikan rambu-rambu tentang bagaimana cara yang

terbaik dalam mendidik anak-anak, dalam hal ini Rasulullah Saw, merupakan

contoh bagi kita umat Islam dalam segala aspek kehidupan, dan termasuk

bagaiman cara beliau mendidik kepada umatnya dan ini senantiasa di jadikan

suri tauladan bagi kita semua sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S

Al-Ahzab 21 yaitu:

ô ô ô ‰s) © 9 t b %x . ö Nä 3 s9 ’ Î û É Aq ß ™u ‘

« ! $ # î o u q ó ™é & × p u Z | ¡ y m ` y J Ï j 9

t b %x . ( # q ã _ ö � t ƒ © ! $ # t P ö q u ‹ ø 9 $ # u r

t �Å z F y $ # t �x . sŒu r © ! $ # # Z Ž � Ï Vx .

Ç Ë Ê È

Terjemahannya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

7Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2001), h.155.

Page 34: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

34

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.(Q.S

Al-Ahzab)8

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa ayat ini adalah dasar

yang paling utama dalam perintah meneladani Rasulullah Saw, baik dalam

perkataan, perbuatan, maupun keadaannya.Oleh karena itu Allah Ta’ala

menyuruh manusia untuk meneladani Rasulullah Saw, dalam segala hal,

termasuk bagaiman cara beliau dalam mendidik umat ini sehingga sukses

dalam berbagai bidang, baik itu di bidang keilmuan, cara berdagang dan lain

sebagainnya dalam hal ini beliaulah peletak dasarnya, yang nantinya akan

senantiasa di teladani dan di contoi oleh umat Islam. Adapun cara Rasululah

Saw, di dalam mendidik yaitu:

a) Mendidik dengan Keteladanan

Di antara metode paling penting, paling besar, dan paling menonjol

dalam pengajaran Rasulullah Saw. Ialah berperilaku baik dan berakhlak

mulia. Apabila memerintahkan sesuatu, beliau telah mengamalkannya lebih

dulu, kemudian orang-orang meneladani beliau dan mengamalkannya

sebagai mana mereka melihat beliau. Akhlak Nabi adalah Al-Qur’an,

8 Al-Qur’an Qordoba 33:21

Page 35: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

35

sehingga beliau berakhlak agung dan Allah Swt, menjadikan beliau sebagai

teladan bagi hamba-hamba-Nya.9

Keteladanan memiliki pengaruh amat penting dalam pendidikan

individu dan pembentukan masyarakat. Anak kecil selalu memperhatikan

kehidupan di sekitarnya. Ia menjadikan ibu dan ayahnya sebagai panutan. Ia

mengikuti sifat kedua orang tuanya dan meniru mereka dalam segala hal. Bila

ia melihat kedua orang tuanya, shalat, ia berdiri bersama keduanya dan

mengenal shalat, jika ia merasakan kejujuran dari kedua orang tuanya, ia

menjadi orang jujur, jika ia mendapati kebohongan pada kedua orang tuanya,

ia menjadi pembohong.

Dalam hadis diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Melihat seorang

perempuan memanggil anaknya seraya berkata, “Kemarilah, aku akan

memberimu sesuatu.” Rasulullah Saw, bertanya, “Apakah yang akan kau

berikan kepadanya? Perempuan itumenjawab, “Aku akan memberinya

kurma.” Rasul sang guru pertama Saw. Bersabda “Adaikan engkau tidak

memberinya sesuatu, itu adalah kebohongan.10

Rasulullah Saw, memperingatkan perempuan itu akan gentingnya

tahapan ini dan bahwa dirinya adalah panutan bagi sang anak yang

dididiknya. Karena itu hendaklah kita memperhatikan ucapannya. Hal inilah

9Mustafa Muhammad al-Thahhan, Gurunya Umat Manusia, (Cet. I; Qalam 2017), h.59

Page 36: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

36

yang harus dijadikan semangat bagi seorang guru agar senantiasa

menampilkan sesuatu yang baik di hadapan anak didiknya. Karena disadari

ataupun tidak, anak akan tetap menaruh perhatian pada apapun yang ada diri

gurunya. Hal ini karena pendidik, termasuk juga guru adalah contoh terbaik

dalam pandangan anak.

b) Mendidik dengan pengarahan (nasihat)

Manusia secara fitrah cenderung menerima nasihat terutama dari para

kekasih dan penasihatnya. Apabila datang dari ayah yang pencinta atau ibu

yang penyayang, saudara tua, sahabatb sejati, atau guru dan kiai terhormat,

maka nasihat benar-benar dapat mengubah jalan hidup seseorang. Apabila

sang pembicara cakap, ia pandai memilih waktu, tempat, serta topik. Para

pendengar pun memutuskan siap untuk menerima. Sesungguhnya nasihat

yang tulus itu merasuk ke hati.

Pendidikan islam berpegang pada nasihat sebagai metode pengajaran

dari Al-Qur’an dan sunnah Nabi yang suci. Allah swt, berfirman dalam Al-

quran yaitu:

# x ‹ » y d × b $ u ‹ t / Ä ¨ $ ¨ Y= Ï j 9 “ Y‰è d u r

× p sà Ï ã ö q t Bu r š úü É ) - Gß J ù= Ï j 9 Ç Ê Ì Ñ È

Terjemahannya:

Page 37: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

37

Inilah (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan

petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”(Q.S Ali-Imran

138). 11

Contoh nasihat Nabi Saw, dalam sebua hadits Al-‘Irbadh ra

meriwayatkan: Rasulullah Saw, memimpin shalat berjamaah dengan kami

pada suatu hari, kemudian beliau menghadap kepada kami dan

menyampaikan kepada kami nasihat yang indah, nasihat yang membuat mata

para sahabat menangis dan hati mereka bergetar. Seseorang berkata “Ya

Rasulullah, ini seakan-akan nasihat perpisahan. Apakah yang engkau

amanatkan kepada kami, Rasulullah Saw, bersabda, “Aku wasiatkan kepada

kalian untuk bertakwa kepada Allah serta siap mendengar dan taat kepada

seorang budak Habasyi sekalipun. Sesungguhnya barang siapa di antara

kalian hidup setelahku, niscaya dia akan melihat banyak perselisihan. Karena

itu, pegeng teguhlah sunnahku dan sunnah Khulafa Rasyidin, peganglah itu

erat-erat dan gigitlah itu dengan geraham. Dan, jauhilah perkara-perkara baru

(yang diada-adakan), sesungguhnya setiap perkara baru (yang diada-adakan)

itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat.

Para pakar pendidikan muslim telah menemukan pentingnya nasihat

sebagai metode pendidikan yang efektif. Karena itu, mereka menaruh

11 Al-Qur’an Qordoba 3:138

Page 38: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

38

perhatian pada penasihat dengan kadar yang sama dengan perhatian mereka

pada orang yang menjadi sasaran nasihat.

c) Mendidik dengan Tahapan

Telah diketahui, bahwa tujuan pendidikan Islam itu ialah membentuk

manusia seutuhnya, dan bentuk dari manusia seutuhnya itu ialah pengamalan

sepenuhnya ajaran Allah dan Rasul-nya.12Namun tujuan ini tidak mungkin

tercapai kecuali secara bertahap. Amatlah jelas bagaimana ayat-ayat Al-

Qur’an dengan hukum-hukumnya turun secara bertahap sepanjang masa

penyampaian kurang lebih dari dua puluh tiga tahun.

Islam tidaklah memindahkan Muslim pertama dari akhlak lama

mereka ke akhlak islami yang baru dengan sekaligus. Islam mengajarkan

mereka secara bertahap dan mempersiapkan mereka dengan lembut agar bisa

menerima hukum-hukum ibadah tertentu. Shalat misalnya mula-mula

tidaklah diwajibkan atas mereka lima kali. Puasa dan zakat pun baru

diwajibkan setelah hijrah, sebagaimana pengharaman khamar juga ditetapkan

secara bertahap.13

Rasulullah Saw, sangat memperhatikan tahapan dalam mengajar.

Beliau mendahulukan yang paling penting sebelum yang lebih penting dan

mengajarkan sedikit demi sedikit secara berangsur-angsur agar lebih mudah

12Zakia Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. 12; Jakarta: PT Bumi Aksara,

2016), h. 17. 13Ayyub Dakhlullah, al-Tarbiyah al-Islamiyah ‘inda al-Imam al-Ghazali,(Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2010) h. 311.

Page 39: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

39

diterima dan lebih tertanam di hati secara hafalan maupun pemahaman.

Jundub bin Abdullah ra, menceritakan, “Dahulu kami bersama Nabi ketika

kami masih remaja yang mendekati balig. Kami mempelajari iman sebelum

kami kemudian mempelajari al-Quran. Kami kemudian mempelajari al-

Quran maka bertambahlah karenanya iman kami.

Pendidik yang sukses selalu menggunakan prinsip tahapan dalam

mendidik dan mengajar. Mereka memperhatikan kesesuaiannya dengan

tingkat akal para siswa dan siswi serta para putra dan putri tahap demi tahap,

dengan usia jasmani, ruhani dan sosial mereka. Serta dengan tingkat

kedewasaan jiwa dan kematangan perasaan. Kemampuan sensibilitas,

adaptasi, dan orientasi mereka diperhatikan secara penuh.

d) Metode pembiasaan

Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman. Apa yang di

biasakan, dan yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan. Oleh

karena itu, uraian tentang pembiasaan selalu menjadi satu dengan uraian

tentang perlunya mengamalkan kebaikan yang telah diketahui.

Inti pembiasaan adalah pengulangan. Jika guru setiap masuk kelas

mengucapakan salam, itu telah dapat di artikan sebagai usaha membiasakan.

Bila murid masuk kelas tidak mengucapkan salam, maka guru mengigatkan

agar bila masuk ruangan hendaklah mengucapkan salam, ini juga satu cara

Page 40: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

40

membiasakan.14 Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sebenarnya

cukup efektif. Lihatlah pembiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah,

perhatikanlah orang tua kita mendidik anaknya. Anak-anak yang di biasakan

bangun pagi, akan bangun pagi sebagai suatu kebiasaan, hal tersebut juga

mempengaruhi jalan hidupnya. Dalam mengerjakan pekerjaan lain pun ia

cenderung pagi-pagi bahkan sepagi mungkin.

Karena pembiasaan berintikan pengulangan, maka metode

pembiasaan juga berguna untuk menguatkan hafalan. Rasulullah berulang-

ulang berdoa dengan doa yang sama. Akibatnya, dia hafal benar doa itu, dan

sahabatnya yang mendengarkan doa yang berulang-ulang itu juga hafal doa

itu.

Rasulullah Saw, pun membiasakan penyampaian pembicaraan iman

dan perbuatan iman kepada mereka. Rasul Saw, biasa melakukan shalat

bersama mereka dan shalat pun menjadi kebiasaan (adat). Rasul Saw, biasa

mendengarkan al-Quran bersama mereka dan mendengarkan al-Quran pun

menjadi kebiasaan. Rasul Saw, biasa berbelas kasih bersama mereka dan

sikap berbelas kasih pun menjadi kebiasaan. Karena itu apa yang dicontohkan

oleh Rasulullah Saw, haruslah senantiasa diikuti oleh umatnya, karena

dengan mengikuti apa yang di contohkan oleh Rasul Saw, ini merupakan

14Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. 3; Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2015), h.213.

Page 41: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

41

bentuk kasih sayang kita terhadap beliau, dan ini merupakan metode

pembiasaan.

Dari metode Rasulullah SAW, dalam mendidik tersebut baik itu

keteladanan, pengarahan, tahapan, dan pembiasaan ini merupakan unsur-

unsur penting didalam mendidik, terutama bagi kedua orang tua

yangmengemban tugas sebagai pendidik yang pertama dan yang paling

utama. karena dilingkungan keluargalah pertama kali sang anak tersebut

memperoleh pendidikan. Dan pendidikan anak-anaknya pun tergantung dari

bagaimana metode/pola asuh orang tua terhadap anaknya.

Jadi Pola Asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara

orang tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya

dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, serta nilai-nilai yang dianggap

paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang

secara sehat dan optimal. Dalam kaitannya dengan pendidikan berarti orang

tua mempunyai tanggung jawab yang disebut tanggung jawab primer. Dengan

maksud tanggung jawab yang harus di laksanakan, kalau tidak maka anak-

anaknya akan mengalami kebodohan dan lemah dalam menghadapi

kehidupan pada zamannya. Anak pada dasarnya merupakan amanat yang

harus dipelihara dan keberadaan anak itu merupakan hasil dari buah kasih

sayang antara ibu dan bapak yang diikat oleh tali perkawinan dalam rumah

tangga yang sakinah sejalan dengan harapan Islam.

Page 42: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

42

Dengan demikian bahwa pola asuh yang dilakukan orang tua sama

dengan bagaimana seorang yang memimpin suatu individu maupun

kelompok, karena pada dasarnya orang tua juga bisa disebut sebagai

pemimpin sebagaimana definisi kepemimpinan yakni: Leadership is the art

of coordinating and motivating individuals and group to achieve the desired

end.Dalam arti bahwa seorang pemimpin atau sebagai orang tua dalam

membimbing anak-anaknya harus menggunakan seni dalam

mengorganisasikan pola asuh dan dalam memotivasi anak-anaknya dalam

keluarga untuk mencapai tujuan akhir sesuai dengan tujuan pendidikan Islam

itu sendiri yakni mencapai manusia insane kamil.

Kingsley Price, berpendapat bahwa the formation of the child’s

character is varacity. Setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi

anak yang sholeh dan berperilaku yang baik (ihsan), oleh karena itu dalam

membentuk karakter anak harus secermat mungkin dan seteliti mungkin.

Karena pendidikan pertama yang diterima oleh anak adalah pendidikan dari

orang tua, sehingga perlakuan orang tua terhadap anaknya memberikan andil

sangat banyak dalam proses pembentukan karakter anak. Keluarga

merupakan masyarakat pendidikan pertama yang nantinya akan menyediakan

kebutuhan biologis dari anak dan sekaligus memberikan pendidikannya

sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang dapat hidup dalam masyarakat

sambil menerima dan mengolah serta mewariskan kebudayaannya. Dengan

Page 43: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

43

demikian berarti orang tua harus menciptakan suasana keluarga kondusif

untuk mewujudkan pola asuh yang baik. Sehingga akan tercipta perilaku yang

baik, perilakunyang ihsan, baik dalam keluarga maupun di lingkungan

masyarakat.

Islam juga memandang keluarga adalah sebagai lingkungan atau miliu

pertama bagi individu di mana ia berinteraksi atau memperoleh unsure-unsur

dan cirri-ciri dasar dari kepribadian. Maka kewajiban orang tualah yang bisa

menciptakan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak-anaknya di

lingkungan keluarga. Dalam kehidupan sekarang banyak terjadi kenakalan

anak, hal tersebut akibat dari latar belakang yang serba semerawut, dengan

demikian sebaiknya pola asuh orang tualah sebagai factor dasar dalam

pembentukan pribadi anak benar-benar harmonis sehingga setiap

perbuatannya benar-benar benar-benar mencerminkan pola asuh yang

diterapkan oleh orang tuanya.

Page 44: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

44

A. Prestasi belajar

1. Hakikat prestasi belajar

Pengertian prestasi belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan

perubahan bagi siswa. Perubahan yang didapatkan berupa pengetahuan dan

kecakapan baru maupun penyempurnaan dari hasil sebelumnya. hasil dari

kegiatan belajar disebut dengan prestasi belajar. Pada setiap kegiatan belajar

mengajar yang berlangsung, pasti selalu ingin diketahui hasilnya, seberapa

jauh tujuan pengajaran yang telah ditetapkan tercapai. Prestasi belajar

menunjukan kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar.prestasi belajar dapat diartikan hasil yang ingin dicapai dari kita

melakukan sesuatu.

Prestasi belajar merupakan sesuatu yang dicapai atau diperoleh

peserta didik berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar

yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri

individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan

dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada

diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.15

Berkaitan dengan belajar, dalam Al-Qur’an juga disebutkan sebagai

berikut :

15 Sudajan Nana, Dasar-dasar Belajar Mengajar ( Bandung: Sinar Baru Algesindo 2010), h 20

Page 45: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

45

$ p k š ‰r ' ¯ » t ƒ t ûï Ï %© ! $ # ( # þ q ã Z t B# u ä

# sŒÎ ) Ÿ@Š Ï % ö Nä 3 s9 ( # q ß s¡ ¡ x ÿ s? † Î û

Ä §Î = » y f y J ø 9 $ # ( # q ß s| ¡ ø ù$ $ sù

Ë x | ¡ ø ÿ t ƒ ª ! $ # ö Nä 3 s9 ( # sŒÎ ) u r Ÿ@Š Ï %

( # r â “ à ± S$ # ( # r â “ à ± S$ $ sù Æì sùö � t ƒ

ª ! $ # t ûï Ï %© ! $ # ( # q ã Z t B# u ä ö Nä 3 Z Ï B

t ûï Ï %© ! $ # u r ( # q è ? r é & z Où= Ï è ø 9 $ #

; M » y _ u ‘ y Š 4 ª ! $ # u r $ y J Î /

t b q è = y J ÷ è s? × Ž � Î 7 y z Ç Ê Ê È

Terjemahan :

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,

“berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapngkanlah, niscaya

Allah akan memberimu kelapangan untukmu. Dan apabila

dikatakan,”Berdirilah kamu.” Maka berdirilah, niscaya Allah akan

mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang

kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadilah Ayat 11).16

Winkel mengatakan bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa

menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan

16 Al-Qur’an Qordoba 58:11

Page 46: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

46

pemahaman dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan

tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap

pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi

belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya.17

Nana Syaodih Sukmadinata, yang menyatakan bahwa “prestasi

belajar dapat disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau

pemekaran dan kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh

seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan

pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik”.18

Sri Ruspita Murni, mengatakan bahwa “prestasi merupakan wujud

dan keunggulan yang diperoleh seorang dalam bidang tertentu “. Prestasi

diperoleh melalui perjuangan yang dilandasi oleh motivasi yang tinggi untuk

melakuakn tindakan. Untuk mewujudkan prestasi diperlukan langkah-

langkah nyata yang harus dilakuakan untuk mempersiapkan tujuan yang

hendak dicapai.19

Berdasarkan pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didikdengan

pengetahuan dan keterampilan dalam suatu pembelajaran yang dilakukan

17 Winkel,Psikologi Belajar, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2008), h. 168 18 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 102-105 19 Sri Ruspita Murni, Kiat-kiat Menjadi Bintang, (Yogyakarta: Absolut, 2004), h.147

Page 47: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

47

oleh guru melalui mata pelajaran yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin

dicapai.

2. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar

Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi belajar telah dicapai maka

diadakan kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan

kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti

untuk menentukan keberhasilan belajar.

Menurut Oemar Hamalik, dalam bukunya menyatakan tentang

evaluasi hasil belajar merupakan “Keseluruhan kegiatan pengukuran

(pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, danpertimbangan

untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh

siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar merujuk kepada prestasi

belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan

derajat perubahan tingkah laku siswa.20

Tujuan dilaksanakannya kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui

keefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dalam

pelaksanaannya evaluasi harus dilakukan secara terus-menerusbaik itu pada

awal, pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar maupun pada akhir

tatap muka kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan

20 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.159

Page 48: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

48

untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil yang

berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan

pendidikan dan pengajaran.

Zainal Arifin, mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara

lain :

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator interendan eksteren dari institusi

pendidikan.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik. Berdasarkan fungsi dan prestasi belajar

yang telah disebutkan diatas, maka dapat diketahui bahwa betapa

pentingnya mengetahui prestasi belajar siswa baik individual

maupun kelompok. Hal tersebut disebabkan karena prestasi

belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang

studi tertentu, tetapi juga berguna bagi guru yang bersangkutan

sebagai umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran dikelas

Page 49: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

49

apakah akan diadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar

ataupun tidak 21

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Salah satu indikator tercapainya hasil belajar adalah dengan

diketahuinya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa, sebagai subjek belajar.

Prestasi diperoleh melalui perjuangan yang dilandasi oleh motivasi yang

tinggi untuk melakuakn tindakan. Tinggi rendahnya prestasi belajar sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mengiringi proses belajar, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

1. Faktor eksternal adalah hal-hal yang mempengaruhi belajar seseorang

yang berasal dari luar individu. Sedangkan faktor internal adalah hal-hal

yang berpengaruh terhadap proses belajar seseorang yang berhubungan

dengan dalam diri individu yang bersangkutan.

Prestasi belajar yang dicapai seseorang tidak terlepas dari adanya

interaksi antara berbagai faktor yang saling mempengaruhi.

a. Faktor eksternal, ialah faktor sosial yang terdiri atas :

1) Lingkungan Keluarga

2) Lingkungan Sekolah

3) Lingkungan Masyarakat

4) Lingkungan Kelompok

21 Zainal Arifin,Evaluasi Intruksional Prinsip Teknik Prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1990), h.2

Page 50: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

50

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

iklim.

d. Faktor lingkungan spritual.

Menurut Abu Ahmadi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar dapat digolongkan menjadi:22

2. Faktor internal, antara lain:

a. Faktor jasmanih (fisiologis), misalnya penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis, terdiri dari :

1) Faktor intelektif yang meliputi : faktor potensial yaitu

kecerdasan dan bakat , faktor kecakapan nyata yaitu prestasi

yang telah dimiliki

2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi.

c. Faktor Kematangan fisik maupun psikis

Berdasarkan pendapat diatas, pada dasarnya faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor yang

22 Abu Ahmadi,Psikologi Belajar,( Jakarta: Rineka Cipta,2004).

Page 51: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

51

berasal dari dalam diri siswa (internal) dan yang berasal dari luar

diri siswa (eksternal).23

23 Rio Saputra Goma,Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Peserta Didik Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bolangitan Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, (Gorontalo: Skripsi,2017), h. 13

Page 52: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah pengetahuan berbagai metode yang

digunakan dalam penelitian.1

Adapun langkah-langkah metode peneltian yang digunakan akan

dijelaskan sebagai berikut:

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis peneliian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian

yang ditujukan untuk mendekripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercyaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual atau secara kelompok.2 Peneletian ini digolongkan sebagai jenis

penelitian lapangan dan termaksud dalam penelitian murni atau pure

research. Maksudnya adalah penelitian ini dilakukan dengan terjun ke lokasi

penelitian. Penelitian lapangan yaitu penelitian yang pengumpulan datanya

dilakukan di lapangan, seperti di lingkungan masyarakat, lembaga-lembga

dan organisasi kemayarakatan, lembaga pendidikan baik formal maupun non

formal.3 Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian dekriptif yaitu

1 Nazar Bakri, Praktis dan Metodologi penelitian, (Cet 2; Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994), h. 3 2 Nana Syaodih Syukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung, Remaja Rosdakarya, 2007), h. 67 3 S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Rineke Cipta, 2010), h. 5

Page 53: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

53

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun

rekayasa manusia.4 Pengumpulan data pada peneletian ini dilakukan di

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota Gorontalo.

Pendekatan studi fenomenologi sering digunakan untuk melihat lebih

dalam suatu fenomena sosial atau yang dialami oleh beberapa individu

termaksud di dalamnya kajian terhadap ilmu pendidikan, manjemen dan

admnistrasi bisnis, kebijakan publik, pembangunan ataupun ilmu hukum.5

Tetapi pendekatan penelitian yang dilakukan dalam peneltian ini adalah lebih

cenderung kepada pendekatan psikologi pendidikan, dimana meliputi aspek-

aspek kejiwaan dalam diri anak, dan juga mempelajari serta meneliti tingkah

laku manusia atau peserta didik yang terlibat dalam proses pendidikan.6

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini beralokasi di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah

Kota Gorontalo, Jl HOS Cokroaminoto No.54, Limba U 1 Kota Selatan, Kota

Gorontalo.

C. Sumber Data

4 Op cit,. h. 72 5 Rully Indrawan, Metodologi penelitian kuatitatif, kualitatif, dan campuran, (Cet 2; Bandung: Refika Aditama, 2016), h. 67 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24

Page 54: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

54

Yang dimaksud dengan sumber data dalam hal ini adalah “subjek dan

objek darimana data dapat diperleh7 dari Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo Kelas VIII dan IX adalah :

1. Data primer : yaitu data yang di dapat melalui obsrvasi dan wawancara

langung dengan subjek yang dimaksud dan dengan berpedoman pada

instrumen atau daftar pertnyaan yang sudah disiapkan.

2. Data sekunder : data yang berupa dokmen atau arsip penting yang di

dapat melalui sekolah atau dinas tertentu seperti, buku, majalah, koran,

serta dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek peneltian ini adalah :

a. Pimpinan atau kepala Madrasah Tsanawiyah Muhamadiyah Kota

Gorontalo, dalam hal ini beliau di jadikan infroman untuk

mengatahui sejarah, keadaan sekolah serta partisipasi orang tua di

dalam mendukung prestasi Anak.

b. Guru atau tenaga penddik di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah

Kota Gorontalo. Dijadikan informan dalam mengetahui

perkembangan prestasi peserta didik serta partispasi orang tua di

dalam mendukungnya.

7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi. (Cet 8; Jakarta: PT Rineka Cipta,2010), h. 102

Page 55: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

55

c. Staf Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota

Gorontalo, dijadikan informan untuk mengetahui data-data sekolah

yang berkaitan dengan penelitian.

d. Orang Tua Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah

Kota Gorontalo. Dalam hal ini untuk memperoleh atau mengetahui

pola asuh yang di berikan pada anaknya serta relevansi atara

keduanya.

e. Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota

Gorontalo. Dijadikan bahan pengamatan untuk mengetahui keadaan

peserta didik dalam kelas. Dan terfokus pada 5 orang peserta didik.

2. Objek penelitian ini adalah efektivitas pola asuh orang tua dan

relevansinya terhadap prestasi belajar siswa yang terfokus pada 5 anak

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam metode penelitian kualitatif, penulis dalam mengumpulkan data

dengan beberapa tehnik yaitu :

1. Observasi

Tehnik observasi adalah tehnik pengumpulan data yang digunakan

oleh penulis dengan cara mengamati menggunakan panca indera, penglihatan,

dan pendengaran. Hal ini dilakukan untuk dapat memperoleh informasi

terkait dengan keaktifan atau partisipasi yang ditunjukan anak dalam rangka

Page 56: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

56

membuktikan bahwa sanya anak tersebut mampu dalam meraih prestasi yang

baik.

2. Wawancara

Tehnik wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk

mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan

informan. Hal ini di lakukan peneliti dalam rangka untuk mendapatkan

informasi terkait dengan peran atau keefektifan orang tua peserta didik di

dalam meningkatkan prestasi belajar dan juga dapat mengetahui hubungan

atau relevansi akan pola asuh yang diberikan orang tua dengan prestasi belajar

yang di peroleh peserta didik.

3. Dokumentasi

Tehnik dokumentasi adalan cara pengumpulan data oleh peneliti

melalui dokumen atau arsip yang berkaitan dengan perolehan prestasi yang

di capai peserta didik itu sendiri, dan data lain yang berhubungan dengan

penelitian.

F. Teknik Analis Data

Analis data adalah proses pengoganisasian dan mengurutkan data

kedalam pola, katgori dan satuan uraian dasar sehinga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperi yang di sarankn oleh data.

Analiss kualitatif. Analiss kualitatf ini lebih bersifat induktif yaitu peneliti ini

dimulai dari fakta empris, bukan dari deduksi teori, sehinga peneltian terjun

Page 57: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

57

lansung kelapangan untuk mempelajari, menganlisis, menafsirkan dan

menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan.8

Tehnik analiss data kualitatf yang digunakn adalah analsis selama di

lapngan model Miles dan Huberman. Pada model ini analiss data di bagai

menajadi tiga tahap, yaitu :

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Meredaksi data adalah merangkum, memlih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal yang penting dicari tema dan polanya

dan mebuang yang tidak perlu.9

b. Penyajian data (data display)

Penyajian data dalam peneltian kualitatif dapat dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya agar

memudahkan peneliti memahami yang terjadi, merencanakan kerja

selajutnya berdasarkan apa yang telah difahami.10

c. Verivikasi (Concluton Drawing)

Pada tahpan akhir yang dilakukan oleh peneliti dalam

kaitannya dengan rangkaian proses kegiatan analisa data adalah

penarikan kesimpulan. Sebagaimana yang digunakan sugiono dalam

memahami penelitian kualitatif adalah “Penarikan kesimpulan dan

8 Ibid, h.39 9 Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 38. 10 Ibid, H. 39

Page 58: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

58

verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti yang kuat

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh data

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

menyipulkan yang dikemukan merupakan kesimpualn yang

kredibel”.11

F. Pengecekan Keabsahan Data

Kegiatan Pengecekan hasil temuan dilaksanaakan agar keakuratan

data tersebut dalam upaya menarik kesimpulan yang tepat dan objektif sesuai

dengan fakta dilapangan, sehingganya pengecekan keabsahan data

mempunyai hal yang sangat penting dalam penelitian hal ini disebabkan

karena pelakasanaan pengecekan terhadap keabsahan hasil temuan secara

cermat dengan mengguanakan berbagai teknik yang diharapakan hasil

penelitian benar-benar ilmiah dan dapat dipetangung jawabkan kesahihanya,

dalam pengecekan keabsahan temuan pada peneltian dengan cara triangulasi.

Penggunaan cara triangulasi adalah teknik yang pemeriksaan

keabsahan temuannya(data) yang memaanfaatkan sesuatu yang lain diluar

data untuk keperluan pengecekan atau pembanding data tersebut. Triangulasi

data dapat dibedakan menjadi empat macama yaitu :

11 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Al-Fabeta, 2005), h. 99

Page 59: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

59

a. Triangulasi sumber data

b. Tiangulasi metode

c. Triangulasi peneliti

d. Triangulasi teori

Adapun bentuk triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari triangulasi sumber dan triangulasi metode. Pada triangulasi sumber

pengecekan data dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara. Sedangkan triangulasi metode ditempuh

dengan cara mengecek kebenaran data yang diperoleh melalui teknik

pengumpulan data yang lain atau membandingkan prespektif seseorang

dengan berbagi pendapat dan pandangan orang lain. Hal ini

mempertimbangkan bahwa kedua langkah tersebut lebih praktis dan lebih

objektif.

G. Tahap-tahap Penelitian

Dalam peneltian ini dapat penulis menempuh langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan. Pada tahapan ini penulis menempuh langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Penentuan atau pemilihan masalah

b. Studi awal untuk mengecek layak tidaknya penelitian yang diadakan.

c. Perumusan atau identivikasi masalah

Page 60: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

60

d. Telaah kepustakaan,

e. Pemilihan metode peneltian,

f. Perumusn tujuan dan kegunaan peneltian,

g. Konsultasi dengan dosen pembimbing, dan

h. Pembuatan instrumen penelitian

2. Tahap pelaksanaan. Dalam tahap ini penulis melaksanakan empat

kegiatan pokok yaitu :

a. Pengumpulan data

b. Pengolaan data

c. Analisa data, dan

d. Penafsiran hasil analisa dan penarikan kesimpulan

3. Tahap penulisan laporan

Dalam tahap penulis laporan ini penulis menggunakan format atau

pedoman penulisan karya ilmiah yang diberlakukan oleh institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorntalo. Selain ini penulis memperhatikan

pula aspek pembaca bentuk dan isi, serta penyusunan laporan sebagai aspek

yang perlu diperhatikan dalam pembuatan laporan penelitian.12

12 Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Skripsi,(Gorontalo:IAIN Press,2015), h.128-133

Page 61: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota

Gorontalo

Madrasah Tsanawiyah Swasta Muhammadiyah Gorontalo berdiri

pada tanggal 1 Januari 1978, berdasarkan Piagam Madrasah yang dikeluarkan

oleh Menteri Agama RI nomor 18/MTS/SU/79 tertanggal 3 Februari 1979.

Pengurus Muhammadiyah Propinsi Sulawesi Utara Mengangkat Bapak

Abdul Rahman Hijoda sebagai kepala madrasah.1

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen

Agama Propinsi Sulawesi Utara nomor : Wr/5/PP.03.2/3396/1992 tanggal 7

Desember 1992 menerbitkan Piagam Pendirian Madrasah dengan Nomor

Statistik Madrasah (NSM) 212176102004. Ketika Provinsi Gorontalo

terbentuk, maka seluruh asset Muhammadiyah juga secara devakto menjadi

asset Pimpinan Wilayah Provinsi Gorontalo, khusus untuk MTs

Muhammadiyah Gorontalo berada dalam pengawasan Pimpinan Daerah

muhammadiyah Kota Gorontalo.

1 Surat Keterangan Penamaan Madrasah di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota Gorontalo, Diambil Pada Tanggal 20 Februari 2018.

Page 62: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

62

Melalui rapat pimpinan muhammadiyah bertempat di Masjid Darul

Arqam yang dipimpin oleh Dr. H. Arfan Tilome, M.HI selaku Pimpinan

Daerah Muhammadiyah Kota Gorontalo periode 2011-2016. Turut hadir

Kepala MTs Muhammadiyah Ibu Dra. Hj. Herlina Djubu dan kepala SMA

Muhammadiyah Gorontalo Bapak Drs. Armono Latif. Inti dari pertemuan

tersebut adalah melakukan relokasi MTs Muhammadiyah dengan SMA

Muhammadiyah.

Lokasi MTs Muhammadiyah dipindahkan ke Jl HOS Cokroaminoto

sedangkan SMA Muhammadiyah dipindahkan ke Jl Sepuluh November.

Pada Tanggal 27 Juni 2015 resmi MTs Muhammadiyah berada di Jl.

HOS Cokroaminoto2

2. Visi, Misi, danTujuan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota

Gorontalo

VISI : Terwujudnya Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah Dalam Rangka

Pembentukan Manusia Berakhlak Mulia dan Berkualitas Yang Mampu

Menghadirkan Rasa Damai dan Nyaman di Kalangan Pendidik, Anak Didik,

Orang Tua Siswa dan Masyarakat.

MISI

2 Selayang Pandang Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota Gorontalo, Diambil Tanggal 20 Februari 2019.

Page 63: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

63

a. Menciptakan lembaga pendidikan yang islami dan berkualitas

b. Menyiapkan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan anak didik

dan masyarakat

c. Menyiapkan tenaga pengajar yang memiliki kompetensi dalam

bidangnya, ikhlas dan berjiwa pengabdian

d. Memberdayakan guru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui

pelatihan, kkg, studi lanjut dan kelompok kajian

e. Menyiapkan fasilitas yang menunjang terselenggaranya proses

pendidikan yang kondusif

f. Menyelenggarakan proses pembelajaran untuk menghasilkan siswa

berkualitas dan berwawasan imtaq dan iptek

g. Menyelenggarakan kegiatan keagamaan secara kontinu, kompetitif,

pelatihan dan pengkaderan tabligh siswa serta praktek keagamaan

lainnya.

TUJUAN

a. Terciptanya kehidupan yang harmonis dan religius di lingkungan

Madrasah

b. Mampu secara aktif melaksanakan ibadah dengan benar dan tertib

c. Berakhlak mulia

d. Khatam Al-Qur’an

e. Hafal juz 30 ( Juz ‘Amma )

Page 64: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

64

f. Diraihnya prestasi akademik siswa yang baik dengan nilai rata-rata ≥

70,00

g. Dapat bersaing dan tidak kalah dengan siswa dari sekolah lain dalam

bidang ilmu pengetahuan

3. Profil Madrasah

a) Data Umum Madrasah

1. NSM : 60728806

2. Nama Madrasah : MTs. Muhammadiyah Kota

Gorontalo

3. Status Madrasah : Swasta

4. Waktu Belajar : 5 Hari Kerja

b) Lokasi Madrasah

1. Jalan : HOS Cokroaminoto No.54

2. Desa/Kelurahan : Limba U

3. Kecaman : Kota Selatan

4. Kabupaten/Kota : Kota Gorontalo

5. Provinsi : Gorontalo

6. Kode Pos : 96128

7. Kontak/alamat Email :

4. Keadaan Sarana dan prasarana MTs Muhammadiyah Kota

Gorontalo

Page 65: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

65

Menurut E. Mulyasa, dikutip Baharudin Dan Makin bahwasanya

mereka menyatakan sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang

digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan dan kegiatan

penunjangnya. Sarana dan prasarana tidak bisa diabaikan dalam proses

pendidikan. Sebab tanpa adanya sarana dan prasarana, maka pelaksanaan

pendidikan tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu pentingnya sarana dan

prasarana di MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo perlu untuk diperhatikan

agar supaya dapat mendukung dan menjadikan proses pendidikan di

dalamnya berlangsung dengan baik sesuai apa yang diinginkan. Adapun

keadaan sarana dan prasarana di Mts Muhammadiyah adalah sebagai berikut

:

Tabel 4.1

Keadaan Sarana dan Prasarana

No

Uraian

Juml

ah

Ruan

g

Baik

Rusak

Kategori kerusakan

Rusa

k

Ringa

n

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1 Ruang

Kelas

4 4 - - - -

Page 66: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

66

2 Ruang

guru

1 1 - - - -

3 Ruang

kepala

sekolah

1 1 - - - -

4 Ruang

lab

komput

er

1 1 - - - -

5 Ruang

uks

1 1 - - - -

6 Ruang

tata

usaha

1 1 - - - -

7 Tempat

olahrag

a

1 1 - - - -

8 Lap ipa 1 1 - - - -

9 Jamban 3 3 2 2 - -

Jumlah 14 14 2 2 - -

Sumber : Profil MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo

Page 67: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

67

Dari melihat uraian tabel di atas dapat dikatakan bahwasanya sarana

dan prasarana yang ada di MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo yaitu cukup

memadai. Jadi bisa dikatakan keadaan sarana dan prasarana yang ada

didalam dapat menunjang proses pendidikan didalam sesuai dengan apa yang

diharapkan.

5. Keberadaan Guru dan Pegawai

Guru atau pendidik adalah seseorang yang mempunyai peranan yang

strategi multi dimensi, terutama dalam upaya membentuk watak bangsa

melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang didinginkan, guru

juga berperang penting didalam melakukan kegiatan pembelajaran, serta

dapat menjadi pendukung atau pendorong bagi peserta didik di dalam

melakukan proses agar dapat menjadikan mereka mampu menguasai apa

yang telah diberikan. Untuk itu peran atau keberadaan seorang guru atau

tenaga pendidik sangat dibutuhkan didalam sebuah lembaga pendidikan

begitupun dengan MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo. Berikut tabel

keberadaan guru serta pegawai di MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo:

Tabel 4.2

Keberadaan Guru dan Pegawai

Status

Jumlah Pendidik/Pegawai

Total

Page 68: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

68

Laki-laki Perempuan

PNS 3 Orang 7 Orang 10 Orang

Non PNS 2 Orang 4 Orang 6 Orang

Jumlah

Keseluruhan

Pendidik

5 Orang 11 Orang 16 Orang

Sumber : Profil MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo

Dari uraian tabel di atas dapat dikatakan bahwasanya peran seorang

guru sangatlah dibutuhkan dan merupakan kunci keberhasilan dari proses

pendidikan itu sendiri. untuk itu keberadaan guru yang telah diuraikan diatas

sesuai dengan status dan jenis kelamin dapat dikatakan cukup memadai untuk

mendukung proses pendidikan atau pembelajaran di dalammnya, walaupun

sebelumnya mengalami pengurangan guru karena dimutasi kesekolah yang

lain.

6. Keberadaan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2017/ 2018

Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan , atau merupakan objek

utama pendidikan dalam proses belajar mengajar yang memegang peranan

sangat dominan karena aktivitas pendidikan tidak akan terlakasana tanpa

keterlibatan peserta didik atau siswa didalamnya

Page 69: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

69

Berikut jumlah peserta didik yang berada di Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo, dengan rincian :

Tabel 4.3

Keberadaan Peserta Didik

Menurut Rombongan Belajar/ Jurusan

Kelas

Jumlah

Rombel

Jumlah siswa

Total Laki-

laki

Perempua

n

VII 1 20 10 30

VII 1 24 14 38

IX 1 13 15 28

Jumlah

Keseluruhan

3 57 39 96

Sumber : Profil MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo

Jadi, dari hasil rincian di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah peserta

didik di Madrasah ini terdiri dari perempuan sebanyak 39 orang sedangakan

peserta didik laki-laki berjumlah 57 orang. Sehingga dapat di jumlahkan

secara keseluruhan dari peserta didik perempuan dan laki-laki sebanyak 96

orang.

Page 70: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

70

B. Efektivitas Pola Asuh Orang Tua Dalam Meraih Prestasi Belajar

Peserta Didik di MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo

Pada bab II telah dijelaskan bahwa Pola Asuh orang tua adalah proses

pendidikan, seseorang anak, sebelum ia mengenal masyarakat secara luas dan

mendapatkan bimbingan dari sekolah, anak ini terlebih dahulu memperoleh

perawatan dan bimbingan dari kedua orang tuanya. Dengan demikian

pendidikan anak dalam keluarga merupakan awal mula berperannya

pendidikan, sebagai peletak pondasi terhadap pendidikan selanjutnya.

kaitannya dengan pendidikan maka orang tua mempunyai tanggung jawab

primer, adapun pola asuh yang di terapkan orang tua terhadap anaknya di MTs

Muhammadiyah Kota Gorontalo yaitu ditandai dengan pengakuan orang tua

terhadap kemampuan anak-anaknya, dan kemudian anak diberi kesempatan

untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Dalam pola asuh seperti ini

orang tua memberi sedikit kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang

dikehendaki dan apa yang diinginkan yang terbaik bagi dirinya. Hal ini

sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Hariyanto Maruf, bahwa :

Dalam mendidik anak kita sebagai orang tua tidak terlalu memberikan

penekanan dan juga pemaksaan pada anak tersebut, yang harus kita

lakukan adalah senantiasa mensuport atau memotivasi dia agar dapat

Page 71: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

71

mengembangkan apa yang sesuai dengan minat atau kemampuan anak

tersebut.3

Dari pernyataan diatas pak Hariyanto Maruf, mengemukakan

konsepsinya bagaimana seharusnya cara kita dalam mendidik anak

sehingganya anak bisa berkembang sesuai dengan kemampuan atau potensi

yang ada pada diri anak tersebut,kita sebagai orang tua sebaiknya tidak

memaksakan kehendak kita untuk menjadikan anak tersebut harus mampu

dalam segala bidang apapun. dari pernyataan diatas maka dapat dikatakan hal

tersebut memang baik untuk dilakukan oleh orang tua kepada anaknya tetapi

hal tersebut juga dapat mengakibatkan anak merasakan kebebasan di dalam

menentukan pilihannya. Yang sebaiknya di lakukan oleh orang tua adalah

tetap memberikan kebebasan tapi juga tetap harus bersikap tegas pada anak

agar kebebasan yang diberikan padanya tidak disalahgunakan di dalam

melakukan dan memilih minat dan bakat yang ia inginkan, kita sebagai orang

tua harus senantiasa mengontrolnya.

Kebanyakan orang tua mendidik anak-anaknya berdasarkan

pengalaman-pengalaman praktisnya saja mereka banyak meniru perbuatan

nenek moyangnya yang belum tentu benar dan baik. Mereka beranggapan

bahwa kepandaian mendidik itu sudah dengan sendirinya akan dipunyai oleh

3 Hariyanto Ma’ruf, Orang Tua Siswa,”Wawancara” di Rumah Beliau, Pada Tanggal 19 Juni 2019.

Page 72: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

72

setiap orang dari pergaulannya dengan anak-anak. Mereka percaya bahwa

dalam setiap situasi, “intuitif” akan mendapat sikap dan tindakan yang tepat.

Jadi, mereka berkehendak bekerja secara “intuitif” belaka, tidak atau kurang

mau mempelajari dan menyelidiki hal mendidik secara ilmu pengetahuan,

secara teoritis. Hal demikian juga seperti yang dikatakan oleh Bapak irwan

darise, bahwa :

Saya kemarin selagi masih menjadi anak sekolahan, saya dididik oleh

orang tua saya dengan menggunakan kekerasan atau sentuhan fisik,

misalnya ketika yang diajarkan oleh orang tua tersebut tidak bisa

dimengerti oleh anak maka orang tua memukul anaknya, dengan

maksud agar apa yang telah diajarkan akan bisa dimegerti oleh

anaknya.tetapi hal tersebut sudah tidak lagi diterapkan pada anak saya.

Karena Menurut saya Pola asuh yang demikian kurang tepat dan malah

akan membuat anak tersebut kaku terutama dalam pembelajarannya.4

Apa yang di uraikan bapak irwan darise, diatas itu merupaka cara

mendidik anak yang kurang tepat, yang sebaikanya dilakukan oleh orang tua

adalah senantiasa memberikan nasehat dan suport kepada anak, bukan malah

memberikan kekerasan fisik pada anak, karena apabila anak secara terus

4 Irwan Darise, Orang Tua Siswa, “Wawancara” di Halaman Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, Pada Tanggal 15 Februari 2019.

Page 73: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

73

menerus diperlakukan seperti ini, maka akan menjadikan pisik anak tersebut

menjadi tertekan dan akan menyebabkan anak berfikir jumud.kekerasan fisik

bukanlah hal yang tetap di dalam menjadikan anak menjadi pribadi yang

mandiri dan juga berprestasi serta mampu di dalam mengembangkan potensi

yang ia miliki, yang seharusnya dilakukan orang tua adalah senantiasa

merangkul anak dan membimbing dengan baik. agar tidak merasa tertekan

dengan pola asuh yang di berikan orang tua, seperti apa yang dikemukakan

oleh Bapak Maman Nuraiman bahwa :

Ketika anak kita diberikan tugas oleh gurunya dirumah yang harus kita

lakukan sebagai orang tua adalah senantiasa mengingatkan,

mengontrol, serta memberikan motivasi, agar dapat segera

menyelesaikan tugas yang dia dapatkan dari sekolah, bukan malah

memberikan hukuman badan atau kekerasan fisik pada anak agar anak

tersebut memeng benar-benar harus segera menyelesaikan tugas

tersebut.dan apabila anak memperoleh nilai yang kurang maka kita

sebagai orang tua jangan langsung memeberikan hukuman badan pada

anak yang kita lakukan sebagai orang tua adalah senantiasa

memeberikan nasehat-nasehat yang baik pada anak agar dapat lebih

giata dan berusaha lagi di dalam memperoleh hasil yang maksimal.5

5 Maman Nuraiman,Orang Tua Siswa,”Wawancara” di Halaman Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, Pada tanggal 14 Februari 2019.

Page 74: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

74

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwasanya pola asuh atau

didikan yang diberikan oleh bapak najwa adalah didikan yang bersifat hangat

dan tidak terlalu menekan diri anak tersebut, hal ini senantiasa bisa

membentuk anak dan mempermudah anak di dalam mengembangkan

potensinya tanpa merasa tertekan dengan didikan yang diberikan. Ketegasan

dalam hal membimbing anak di dalam memperhatikan hal-hal yang berkaitan

dengan pendidikannya memang tidak terlalu di berikan tekanan yang lebih

dan juga kekerasan terhadap fisik yang membuat anak menjadi jumud dalam

berfikir, tetapi hal-hal yang ada kaitannya dengan pendidikan keagamaan atau

kewajibannya sebagai seorang muslim di dalam melakukan ibadah, maka

disinilah ketegasan orang tua memang harus di perhatikan, terutama di dalam

menekankan pada anak tentang pentingnya melaksanakan ibadah-ibadah

ritual. Hal ini seperti apa yang di katakan oleh Hariyanto Maruf, bahwa :

Ada saat dimana kita sebagai orang tua harus tegas, dalam hal ketegasan

yang kita berikan pada anak, ini berkaitan erat dengan pendidikan

keagamaan atau berkaitan dengan kewajiban kita sebagai seorang

muslim yang di perintahkan untuk senantiasa menjalankan ibadah-

ibadah yang telah di ajarkan dalam agama islam, bukan hanya itu tetapi

bagaimana kita sebagai orang tua harus memperhatikan akhlakul

Page 75: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

75

kharimah yang di miliki oleh anak, karena hal tersebut merupakan

barometer di dalam menjalankan kehidupan sebagai seorang muslim,

kita sebagai orang tua juga senantiasa menanamkan pada anak

pentingnya belajar Al-quran bahkan sampai bisa menghafalkannya.6

Apa yang di kemukakan oleh Hariyanto Maruf diatas yaitu ada saat

dimana kita sebagai orang tua dari anak tersebut harus senantiasa bersifat

agak tegas dengan anak terkait dengan penanaman nilai-nilai agama, karena

yang kita ketahui bahwa diluar sana banyak sekali tindakan kriminal yang

terjadi apalagi kebanyakan terjadi pada kalangan remaja bahkan anak

sekolahan, hal ini diakibatkan kurangnya penanaman lebih terkait dengan

nilai-nilai keagamaan pada diri anak.kita sebagai orang tua bukan hanya lebih

cenderung menasehati anak saja tetapi bagaimana kita sebagai orang tua juga

harus memberikan panutan atau contoh yang baik kepada anak sebelum kita

membelajarkan pada dirinya. hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak

Irwan Darise, bahwa:

Dengan melihat penomena atau kejadian yang sering terjadi di kalangan

remaja saat ini, seperti minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba,

pergaulan bebas, dan tauran antar pelajar serta hal lain yang sangat di

6 Hariyanto Ma’ruf, Orang Tua Siswa,”Wawancara” di Rumah Beliau, Pada Tanggal 19 Juni 2019.

Page 76: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

76

kecam dalam agama, ,maka kita sebagai orang tua yang menjadi

cerminan bagi anak atau yang menjadi panutan bagi anak kita, haruslah

memberikan contoh atau sifat yang baik dan terpuji bagi anak sebelum

kita menyampaikan pada dia, misalnya kita sebagai orang tua harus

senantiasa mencontohkan pada anak kewajiban menjalankan sholat 5

waktu yang telah diperintahkan dalam agama islam. Agar anak dengan

sendirinya dapat menumbuhkan keinginannya di dalam

menjalankannya serta dapat menghindarkan dirinya dari hal-hal yang

itu dilarang dalam agama islam.7

Dari uraian yang di kemukakan oleh bapak Irwan Darise, bahwa orang

tua merupakan panutan bagi seorang anak, karena apa saja yang dilakukan

oleh orang tua itulah yang nanti akan menjadi panutan bagi sikap atau

perilaku dari anak. Jadi kita sebagai orang tua haruslah menunjukan contoh

yang baik kepada anak, atau apabila kita menasehati atau memerintahkan

kepadanya untuk melaksanakan hal-hal yang baik, maka kita sebagai orang

tua yang seharusnya memualai untuk mengerjakannya.agar dengan mudah

anak tersebut memiliki keinginan untuk melaksanakan hal yang telah di

contohkan oleh orang tuanya, misalkan mengerjakan sholat 5 waktu.

7 Irwan Darise, Orang Tua Siswa, “Wawancara” di Halaman Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, Pada Tanggal 15 Februari 2019.

Page 77: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

77

Adapun ketika hal tersebut telah kita sampaikan ataupun telah kita

lakukan tetapi anak tetap tidak mengerjakannnya, maka kita sebagai orang tua

haruslah memberikan nasehat dan motivasi untuk membangun atau

menumbuhkan keinginan anak agar dapat melaksanakan apa yang kita

perintahkan, dan apabila kita sebagai orang tua sudah berusaha menasehati

dan memotivasi tetapi tetap tidak di hiraukan, maka kita haruslah mengambil

tindakan yang tegas pada anak agar anak bisa mengerjakan apa yang kita

perintahkan, apalagi hal tersebut berkaitan dengan ibadah kita kepada Allah

SWT. hal ini sebagaimana yang telah diungkapakan oleh bapak Irwan Darise,

ketika ditanyakan terkait dengan sikap yang diberikan apabila anak tidak

mengerjakan sholat :

Ketika anak saya tidak sholat maka yang akan saya lakukan adalah

senantiasa menasehati dia akan kewajibannya sebagai seorang muslim

didalam menjalankan sholat 5 waktu dan sangat menekankan pada anak

bahwa kita manusia di dunia ini hanyalah hidup sekali saja. jadi umur

kita harus diperguanakan dengan sebaik mungkin. Tetapi misalnya

jikalau saya sudah menasehati anak akan tetapi tidak terlalu di hiraukan

oleh anak saya, maka yang saya harus lakukan adalah memberikan

didikan yang lebih bersifat menekan atau agak lebih keras, dengan

Page 78: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

78

maksud agar anak tersebut mengerjakan sholat dan hal-hal lain yang itu

berhubungan dengan nilai-nilai keagamaaan.8

Adapun uraian diatas yang diungakapakan oleh bapak Irwan Darise,

merupakan hal yang ideal dalam rangka mendidik anak, apalagi berkaitan

dengan pendidikan agama. Walaupun kita liat cara mendidik anak yang

dilakukan oleh bapak Irwan Darise senantiasa disesuaikan dengan keadaan

jaman. Yaitu kita sebagai orang tua dalam memerintahkan anak melakukan

sesuatu itu harus dengan cara menasehati dan memotivasi dia dengan baik

agar dapat menjadikan anak mengerjakan apa yang kita perintahkan, dan kita

sebagai orang tuanya tidak perlu memberikan dia tekanan atau didikan yang

keras. Tetapi apabila kita sudah berusaha menasehati dan memotivasinya, dan

anak tersebut tetap tidak melakukan apa yang kita perintahkan, maka disinilah

kita sebagai orang tua haruslah memberikan didikan yang bersifat menekan

dan agak keras, agar anak melaksanakan apa yang telah kita perintahkan pada

dia. Karena jikalau nilai-nilai keagamaan ini tidak ditanakan dalam diri anak,

maka akan menjadikan anak kurang memahami makna kehidupan yang

sebernarnya, dalam artian, apa yang seharusnya dikerjakan dalam kehidupan

ini, dan bagaimana menyikapi kehidupan agar lebih bermakna, dan

kemanakah tujuan hidup ini, dan ini merupakan tugas pertama bagi pendidik

8 Irwan Darise, Orang Tua Siswa, “Wawancara” di Halaman Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, Pada Tanggal 15 Februari 2019

Page 79: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

79

yang yang menerima tanggung jawab mendidik anak-anak dari Tuhan atau

karena kodratnya. Dan Keluarga, yaitu orang tua, bertanggung jawab penuh

atas pemeliharaan anak-anaknya sejak mereka dilahirkan, dan bertanggung

jawab penuh atas pendidikan watak anak-anaknya. Bagaimana seharusnya

anak-anak itu berbuat, bertingkah laku, berkata-kata, dan sebagainya,

terutama bergantung kepada teladanan dan pendidikan yang dilakukan oleh

keluarganya. Anak itu akan berkelakuan baik, jujur, sabar, suka menolong

ataukah akan menjadi curang, pemarah, asosial, dan sebagainya, terutama

adalah tanggung jawab orang tua dalam memberi pendidikan anak-anaknya.

Tentu saja di samping pendidikan watak, orang tua juga memberikan

pelajaran-pelajaran atau kepandaian-kepandaian meskipun secara sederhana.

Hal ini sebagaimana yang di ungkapkan oleh Isna Wati Uno, yaitu:

Sebagai orang tua sudah merupakan tanggung jawab kita di dalam

mengayomi dan memberikan pendidikan yang baik bagi anak, agar

dapat menjadikan dia memiliki pribadi yang baik. Untuk itu kita sebagai

orang tua bukan hanya memperhatikan pendidikan umumnya saja tapi

bagaimana kita juga lebih menekankan pada anak betapa pentingnya

pendidikan keagamaan di dalam diri kita, apalagi penanaman nilai-nilai

keagamanan pada dirinya.9

9 Isna Wati Uno, Orang Tua Siswa, “Wawancara” di Rumah beliau, Pada Tanggal 19 Juni 2019.

Page 80: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

80

Dari penjelasan diatas dapat di katakan bahwasanya betapa

pentingnya pola asuh yang di berikan oleh orang tua kepada anak, apalagi

pola asuh yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai religius di dalam diri

anak. Karena kita ketahui bersama pendidikan keagamaan sangatlah penting

di tanamkan dalam diri anak, karena nilai-nilai keagamaan inilah yang

menjadi pegangan dan patokan bagi ilmu-ilmu yang lainnya, karena apabila

kita sebagai orang tua hanya memfokuskan diri pada penanaman pendidikan

umum saja tanpa membarengi dengan penanaman pendidikan agama maka

belum bisa dijamin anak tersebut dapat memiliki akhlak yang terpuji.karena

pendidikan agama adalah pengetahuan pertama yang menjadi pondasi bagi

semua ilmu pengetahuan yang lainnya.

Dari uraian yang diberikan oleh orang tua murid tersebut maka perlu

kiranya diuraikan juga prestasi belajar siswa, hingganya dengan uraian

tersebut akan di ketahui keefektifan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua,

apakah dengan didikan seperti yang dilakukan oleh orang tua tersebut

terhadap anaknya akan membuahkan prestasi yang baik, terutama dalam

pembelajaran, atau malah sebaliknya. dengan mengacu pada pola asuh yang

diterapkan orang tua.

Adapun dari data-data yang diperoleh penelitian mengenai prestasi

belajar peserta didik pada pembelajaran di MTs Muhammadiyah Kota

Page 81: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

81

Gorontalo, serta yang menjadi objek penelitian hanya 5 (lima) orang anak

saja antara lain, Najwa Karimah, Yulia Nanda Sukarsih Mansyur, Numan

Abdurrahman Ma’ruf, Delima Mohammad, dan Mohammad Aditia Darise,.

Dengan hasil atau prestasi perolehan dan nilai mata pelajaran Akidah Akhlaq

yang di capai pada semester ganjil sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Ujian Semester Ganjil Mata

Pelajaran Akidah Akhlaq

No Nama

Siswa

MataPelaj

aran

KK

M

NIL

AI

KET

TUNT

AS

BELU

M

TUNT

AS

1

Najwah

Karimah

Akidah

Akhlaq 75 95 Tuntas -

2

Yulia

Nanda

Sukarsih

Mansyur

Akidah

Akhlaq 75 92 Tuntas -

Page 82: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

82

3

Numan

Abdurrah

man

Ma’ruf

Akidah

Akhlaq 75 90 Tuntas -

4

Delima

Mohamma

d

Akidah

Akhlaq 75 85 -

5 Aditya

Darise

Akidah

Akhlaq 75 80 -

Page 83: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

83

Tabel 4.5

Hasil Prestasi Semester Ganjil,

Tahun Ajaran 2018-2019

No Nama Siswa Kelas Rangking

1 Najwah Karimah

VIII 1

2 Yulia Nanda Sukarsih Mansyur IX 2

3 Numan Abdurrahman Ma’ruf VIII 3

4 Delima Mohammad VIII 6

5 Aditya Darise VIII 10

Sumber : Data Rangking Siswa Kelas VIII dan IX MTs Muhammadiyah

Kota Gorontalo

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil atau prestasi yang

diperoleh peserta didik di semester ganjil, terbilang baik. tentu hal yang

berkaitan dengan hasil atau prestasi yang diperoleh oleh peserta didik

tersebut, disamping guru yang berperan sebagai tenaga pengajar di sekolah,

hal ini juga tidak terlepas dari peran atau cara orang tua dalam mendidik

anaknya. Dengan melihat data di atas bahwasanya pentingnya orang tua

memperhatikan kemampuan anak di dalam meraih prestasi yang baik,

Page 84: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

84

Dalam meningkatkan prestasinya butuh sekali peran orang tua di

dalam meperhatikan dan mengontrol anaknya seperti yang dikatakan oleh

Isna Wati Uno:

Ketika anak berada dirumah saya sebagai orangtua senantiasa harus

mengontrol dan memperhatikan anak misalnya apabila dia ingin

bermain, maka saya akan memberikan waktu kepada dia untuk

melakukannya, tetapi setelahnya saya langsung memerintahkan dia

untuk belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan dari sekolah, agar

dapat memperoleh hasil yang baik.10

Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh bapak Maman Nuraiman

yaitu sebagai berikut :

Anak ketika dirumah peran kita sebgai orang tua adalah senantiasa

memberikan bimbingan dan kontrol yang baik terhadap anak, tetapi kita

juga haruslah memberikan kesempatan kepada mereka untuk

melakukan hal-hal yang ia sukai seperti misalnya bermain, dan

setelahnya baru kita menyuruhnya belajar.jadi anak punya waktu

10 Isna Wati Uno, Orang Tua Siswa, “Wawancara” di Rumah beliau, Pada Tanggal 19 Juni 2019.

Page 85: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

85

keduanya untuk di gunakan dengan baik. Hal ini merupakan usaha agar

anak tidak terlalu terkekang dengan didikan yang kita berikan, dan tidak

merasa terbebani dengan apa yang ia lakukan. Apalagi itu berkaitan

dengan studinya.11

Dari uraian diatas sesuai yang diberikan oleh Bapak Maman

Nuraiman, dapat dikatakan bahwasanya cara mendidik yang diberikan adalah

hal yang sangat penting didalam menjadikan anaknya berhasil di dalam

meraih prestasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari Tabel daftar Prestasi yang

diperoleh anaknya, hasil yang diperoleh sangat memuaskan.

Karena dari lingkungan keluargalah anak mempunyai banyak waktu

dari pada di sekolah. Dalam hal ini besarnya waktu yang diperoleh

dilingkungan keluarga, maka hal tersebut merupakan momentum yang harus

digunakan dengan sebaik mungkin. Dalam rangka membimbing dan

mengarahkan anak, dan yang penting ialan pola asuh yang seperti apa yang

diberikan oleh orang tua kepada anaknya di dalam menembangkan potensi

yang dimiliki oleh anak. Karena suatu anggota keluarga, seperti halnya suatu

masyarakat yang tidak dapat hidup dengan tenang dan bahagia tanpa adanya

suatu peraturan, kendali, dan disiplin yang tinggi kepincangan dalam

menerapkan peraturan mengakibatkan kepincangan kehidupan. Dengan

11 Maman Nuraiman,Orang Tua Siswa,”Wawancara” di Halaman Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, Pada tanggal 14 Februari 2019.

Page 86: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

86

melihat daftar tabel hasil atau prestasi yang dicapai oleh siswa tersebut maka

dapat dikatakan bahwa sanya pola asuh orang tua yang diterapkan pada siswa

MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo sebagian dapat dikatakan efektif dan

sebagian lagi belum bisa dikatakan efektik dalam menjadikan anak

berprestasi yang lebih baik.

C. Relevansi antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa

Dalam proses pendidikan tentunya di butuhkan yang namanya

dukungan dari berbagai pihak, baik dari lembaga formal maupun non formal,

apalagi hal tersebut berkaitan dengan pendidikan dalam rangka membentuk

pribadi setiap anak,hal ini tidak terlepas dari bagaimana peran dari orang tua

di dalam mendidik anak, dalam rangka menjadikan dia sebagai pribadi yang

baik dan memiliki akhalakul karimah yang baik. Pendidikan keluarga ini

merupakan pondasi utama di dalam membentuk pribadi anak hal ini

sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Hariyanto Ma’ruf :

Kita sebgai orang tua dalam mendidik anak bukan hanya menanamkan

pentingnya diri kita dalam meraih prestasi yang tinggi, tapi bagaimana

kita menanamkan pada diri anak agar dapat memiliki sifat dan perilaku

yang baik sesuai dengan tuntunan agama yang kita anut. Penanaman

akidah yang baik inilah yang akan menjadikan anak berhasil di dalam

meraih apa yang dia inginkan, karena nilai-nilai keagamaan yang kita

Page 87: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

87

tanamkan pada diri anak merupakan pondasi dari ilmu-ilmu yang

lainnya, apabila anak sadar akan pentingnya berakhlak sesuai dengan

tuntunan agama, maka akan lebih mudah menjadikan anak sadar akan

pentingnya meraih prestasi yang baik.12

Dari uraian diatas dapat dikatakan keberhasilan seorang anak

tergantung dari siapa yang memberikan didikan pada dirinya, karena anak

akan membentuk dirinya menjadi baik sesuai dengan yang di contohkan oleh

orang tuanya, penanaman nilai-nilai keagamaan dalam diri anak adalah hal

yang tepat yang harus dilakukan oleh orang tua, karena dengan usaha

menanamkan nilai-nilai keagamaan ini akan menjadikan anak sadar akan

kewajibannya sebagai hamba Allah dan dapat menjadikan anak terhindar dari

hal-hal yang mempengaruhi pendidikan dan sesuatu yang itu di larang dalam

agama.

Usaha orang tua di dalam menjadikan anak memiliki pribadi yang

baik dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan pada diri anak maka hal

tersebut dapat mempengaruhi anak agar terkontrol di dalam bergaul dengan

teman sebayanya, sebagai orang tua kita juga harus memperhatikan pergaulan

anak kita, karena kita ketahui bahwasanya bukan hanya keluarga yang dapat

mempengaruhi anaknya tapi teman sebaya atau orang lain juga dapat menjadi

12 Hariyanto Ma’ruf, Orang Tua Siswa,”Wawancara” di Rumah Beliau, Pada Tanggal 19 Juni 2019.

Page 88: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

88

pengaruh dalam kehidupan anak tersebut. Apalagi dalam hal meraih

prestasinya, untuk itu sebagai orang tua haruslah kita mengontrol anak kita di

didalam bergaul dengan temannya, apakah teman yang dipilih berpengaruh

baik untuk dia atau malah sebaliknya,apalagi hal itu berkaitan dengan

studinya. hal ini seperti yang di katakan oleh Ibu Citra Nalelo:

Agar anak bisa berhasil dalam meraih prestasinya, saya selalu

memberikan bimbingan, mengontrol cara belajar anak, misalnya

apabila dia meminta ijin belajar hanya kepada teman. saya sebagai

orang tua masih menanyakan secara jelas, apakah benar-benar akan

belajar kelompok atau malah ada kegiatan yang lain, tetapi jikalau anak

saya meminta ijin untuk belajar di rumah guru maka saya lebih

mendukung dan lebih mendorong anak agar lebih banyak mendatangi

rumah guru saja di banding rumah temannya. Karena saya perhatikan

apabila anak saya belajar dengan teman-temannya, itu kurang

menjadikan dia paham dengan materinya tapi kalau dengan guru dia

mampu memahami materi dengan cepat dan saya perhatikan

prestasinya juga agak meningkat.13

Dari uraian diatas dapat dikatakan pola asuh yang diberikan oleh ibu

Citra Nalelo kepada anaknya adalah cara mendidik yang tepat, karena kita

13 Citra Nalelo, Orang Tua Siswa, “Wawancara” di Halaman Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, Pada 20 Februari 2019.

Page 89: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

89

sebagai orang tua bukan hanya sekedar menanyakan hal-hal yang berkaitan

dengan pendidikannnya, tetapi bagaimana kita sebagai orang tua senantiasa

membimbing dan mengontrol anak di dalam meningkatkan prestasinya.

Orang tua di dalam mendukung prestasi anak agar lebih baik, adalah bukan

hanya memberikan bimbingan dan senantiasa mengontrol saja, tapi

bagaiamana orang tua, senantiasa memberikan motivasi yang baik bagi anak

agar anak dapat bersemangat di dalam meraih prestasinya hal ini seperti yang

dikatakan oleh Hariyanto Ma’ruf:

Sebagai orang tua dari anak haruslah senantiasa memberikan dorongan

ataupun motivasi yang dapat membangun semangat dan keinginan anak

di dalam meraih prestasinya di sekolah, sebagai orang tua kita jangan

terlalu menekan anak di dalam mencapai prestasi yang tinggi, kecuali

jika anak melanggar hal-hal yang itu berkaiatan dengan keagamaan

maka kita sebagai pengasuh atau orang tua berhak memberikan nasihat

atau didikan yang agak menekan.14

Dari pernyataan yang di berikan oleh bisa dikatakan bahwasanya

pentingnya didikan atau pola asuh yang diberikan oleh orang tua pada anak

di dalam mendukung anak mencapai prestasi yang baik. Orang tua adalah

14 Hariyanto Ma’ruf, Orang Tua Siswa,”Wawancara” di Rumah Beliau, Pada Tanggal 19 Juni 2019.

Page 90: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

90

objek yang harus berkecimpung dalam dunia pendidikan anak. Adanya

partisipasi orang tua ini dapat mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan

seorang anak dalam dunia pendidikan sehingga dapat melahirkan generasi

yang berkualitas.peran orang tua di dalam menjadikan anak berprestasi salah

satunya juga dengan cara memberikan reword atau penghargaan bagi anak

terhadap prestasi yang dia capai seperti yang dikatakan oleh bapak Maman

Nuraiman:

Apabila anak berhasil di dalam mencapai prestasi yang baik, biasanya

saya sebagai orang tua memberikan apresiasi kepada anak berupa

motivasi dan dorongan yang kuat untuk bisa mempertahankan prestasi

yang telah dicapai.dan apabila anak mengalami kegagalan dalam

meraih prestasinya, maka sebagai orangtua saya lebih memperhatikan

dan memotivasi dia agar dapat mampu meraih kembali prestasi

tersebut.15

Dari uraian diatas bahwa sanya kita sebagai orang tua jangan terlalu

memeksakan kehendak sendiri untuk menajadikan anak berprestasi tinggi,

sebagai orang tua kita patutnya memberikan dukungan, dorongan dan

apresiasi pada anak terhadap prestasi yang dia capai walaupun hanyalah

15 Maman Nuraiman,Orang Tua Siswa,”Wawancara” di Halaman Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, Pada tanggal 14 Februari 2019.

Page 91: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

91

prestasi yang sedikit, dengan adanya motivasi dan apresiasi ini, dapat

menjadikan anak memiliki semangat dan keinginan untuk dapat memperbaiki

hasil yang di capai menjadi lebih baik lagi. Pemberian apresiasi ini penting

untuk di lakukan oleh orang tua karena ini adalah satu cara yang dapat

menumbuhkan semangat anak di dalam meraih prestasi gemilang

sebagaimana yang di katakan oleh ibu Ramlia Podungge selaku wali kelas

dari kelas VIII :

Didalam mendukung anak dalam meraih prestasinya kita sebagai orang

tua harus senantiasa memberikan suport pada anak atau memberikan

reword kepada anak sebagai penghargaan pada dirinya karena mampu

meraih prestasi yang baik. Dan hal ini pernah dilakukan oleh orang tua

dalam rangka membangun semangat anak dalam meraih prestasi

gemilang.16

Dari uraian diatas peran orang tua dalam mendukung prestasi anak

merupakan hal utama yang harus diperhatikan, karena tumbuh kembangnya

anak tergantung pada partisipasi orang tua didalam mendidik mereka dengan

baik. Karena tanpa adanya bimbingan atau dukungan dari orang tua tidak

menutup kemungkinan hal tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembang

anak menjadi rendah ataupun dapat menjadikan anak tidak memiliki

16 Ramlia Podungge, Wali Kelas VIII, “Wawancara” di Ruang Guru, Pada Tanggal 17 Juni 2019.

Page 92: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

92

keinginan kuat di dalam memperbaiki dan meningkatkan prestasinya seperti

yang di katakan oleh Ibu Ramlia Podungge selaku wali kelas VIII :

Partisipasi orang tua sangatlah di butuhkan oleh seorang anak karena

dengan adanya partisipasi yang baik yang diberikan orangtua terhadap

anak, apalagi dari orang tua senantiasa memperhatikan anak secara

detail terkait dengan perkembangannya di sekolah maka hal tersebut

dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak dan juga semangat anak di

dalam meningkatkan prestasinya, hal tersebut saya perhatikan lebih

cenderung di berikan oleh salah satu orang tua siswa dari adik Najwa,

dimana orang tua memiliki partisipasi yang baik terhadap anak,

misalnya apabila anaknya pulang dari sekolah sering ditanyakan

apasaja materi yang dipelajari disekolah dan kemudian orang tuanya

langsung yang menanyakan sejauh mana Najwa paham dengan materi

yang ia dapatkan, dan apabila anaknya kesulitan di dalam mencari

materi maka orang tua menghubungi langsung pihak sekolah untuk

menanyakan buku terkait dengan materi yang pihak sekolah berikan.17

Sesuai pernyataan yang di berikan oleh Ibu Ramlia, bahwa sanya

dengan melihat partisipasi atau bimbingan yang diberikan oleh orang tua

17 Ramlia Podungge, Wali Kelas VIII, “Wawancara” di Ruang Guru, Pada Tanggal 17 Juni 2019.

Page 93: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

93

terhadap anaknya maka hal tersebut akan menjadikan anak lebih giat di dalam

meraih prestasinya. Berarti antara pola asuh orangtua dan usaha di dalam

meningkatkan prestasi anak adalah dua hal yang sangatlah berhubungan, dan

tidak dapat dipisahkan. Karena baik atau buruknya perkembangan atau

prestasi seorang anak tergantung dari partisipasi dan juga usaha yang

diberikan oleh orang tuanya.

Page 94: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka penulis akan

mengemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan permasalahan yang

dirumuskan sebelumnya adalah :

1. Efektivitas pola asuh orang tua dalam rangka meningkatkan prestasi

peserta didik dapat dilihat dengan adanya dorongan dan juga motivasi

yang baik yang diberikan oleh masing-masing orang tua pada

anaknya, hal tersebut ternyata mampu menumbuhkan semangat

keinginan peserta didik di dalam meraih prestasi yang lebih baik. Hal

ini juga dibuktikan dari tabel hasil pencapaian prestasi peserta didik.

Berarti dapat disimpulkan bahwa sanya didikan yang diberikan orang

tua kepada anaknya dengan hanya memotivasi dan memberikan

dorongan adalah sangatlah efektif.

2. Mengenai relevansi atau hubungan antara pola asuh orang tua dengan

prestasi belajar adalah dua hal yang memiliki keterkaitan yang erat

karena pendidikan dalam rangka menjadikan peserta didik atau siswa

menjadi lebih baik atau memiliki kemampuan di dalam meraih

prestasinya, tentunya membutuhkan pola asuh orang tua itu sendiri,

Page 95: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

95

hal ini di buktikan dengan adanya motivasi atau dorongan, bimbingan,

dan senantiasa membangun semangat dan keinginan anak yang

diberikan oleh orang tua pada peserta didik. jadi, antara pola asuh

orangtua dan usaha di dalam meningkatkan prestasi anak adalah dua

hal yang sangatlah berhubungan, dan tidak dapat dipisahkan. Karena

baik atau buruknya perkembangan atau prestasi seorang anak

tergantung dari partisipasi dan juga usaha yang diberikan oleh orang

tuanya.

B. Saran

1. Saran bagi orang tua, dari hasil penelitian yang dilakukan,

kebanyakan anak menginginkan pola asuh yang tidak terlalu menekan

dan memaksakan kehendak sesuai dengan keinginan orang tua, yang

anak inginkan adalah pola asuh atau didikan yang senantiasa

memberikan mereka ruang bebas tetapi orang tua tetaplah mengawasi

dan memberikan arahan yang baik. Perkembangan seorang anak

tergantung dari usaha orang tua di dalam mendidik anaknya, untuk itu

kita sebagai orang tua haruslah senantiasa memperhatikan anak kita

di dalam melakukan sesuatu, apalagi hal tersebut berkaitan dengan

pendidikan ataupun pergaulannya, kita juga sebagai orang tua bukan

hanya memberikan didikan terus menerus pada anak dengan hanya

menasehatinya saja, tapi bagaimana kita orang tua haruslah

Page 96: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

96

memberikan contoh atau teladan yang baik pada anak, agar anak akan

dengan mudah mengaplikasikan hal-hal yang baik sesuai dengan apa

yang kita contohkan. Sehingga kami sarankan kepada orang tua yang

telah membaca karya ilmiah ini, untuk memilih dan menggunakan

pola asuh yang tepat sehingga perkembangan kepribadian dan

pendidikan anak semakin maju dan berkembang.

2. Bagi Siswa dengan adanya hasil penelitian ini, kita bisa liat bahwa

sanya sebagian besar orang tua telah memberikan pola asuh yang baik

kepada anak,tetapi kita sebagai anak adakalanya mempunya pikiran

yang pendek, memang pola asuh orang tua ini tidaklah bisa menjadi

jaminan menjadikan anak memiliki pribadi yang sangat baik, tetapi

kita sebgai seorang anak patutlah bersyukur dengan usaha yang telah

di lakukan oleh orang tua kita, jangan kita sia-siakan pengorbanan

yang mereka berikan. Kita sebagai anak haruslah juga mempunyai

kesadaran sendiri dalam merubah diri menjadi lebih baik lagi dan

dapat membahagiakan orang tua kita, dengan membaca karya ilmiah

ini, semoga dapat menjadikan kita sebagai anak yang selalu

menghargai apapun yang orangtua lakukan dalam rangka menjadikan

kita memilki akhakul kharimah yang baik.

3. Bagi Guru BK ataupun Wali Kelas diharapkan agar dapat

bekerjasama dengan orang tua siswa di dalam mendukung prestasi

Page 97: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

97

mereka misalnya dengan cara mengadakan pertemuan rutin dengan

orang tua siswa untuk memberikan pemahaman mengenai pola asuh

orang tua terhadap anak, serta manfaat pemberian pola asuh yang

tepat kepada anak agar dapat mencapai keberhasilan sehingga tujuan

dari proses pembelajaran dapat tercapai.

Page 98: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

98

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Ahmadi, Abu, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, CV Toha

Putra, Semarang,2010.

Agustin, Risa, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Serba Jaya, 2005.

Betan, Court Donya, Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan

anak, Rineka Cipta, Jakarta, 2001.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

1988,

Danny I, Irwanto Yatim, Kepribadian Keluarga Narkotika, Jakarta :

Arcan.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

2008,

Daradjat, Zakia dkk, Ilmu Pendidikan Islam, PT Bumi Aksara, 2016.

Jamaludin, Dindin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam,bandung,Cv

Pustaka Setia.

Muslich, Mansur, Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Page 99: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

99

M.A, Mansur, Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan,

Yokyakarta.Mitra Pustaka, 2004.

Muhammad, al-Thahhan Mustafa, Gurunya Umat Manusia,Qalam.

Margono, S, Meteodologi Penelitian Pendidikan,Bandung: PT

Remaja Rosdakarya,2010.

Nawawi, Hadari, Prndidikan Dalam Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 2009.

Nashih, Ulwan Abdullah, Pedoman Pendidikan Anak dalam

Islam,Bandung: As-Syifa, 1988

Puspita, Sari Rani, Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis dengan

Prestasi Belajar Pada Remaja, 2008.

Pena, Prima, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Gita Media Press.

Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya,

Bandung,2001,hlm. 103

Sulist, yorini, Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan, Yogyakarta: Teras, 2009.

Sugiyono, Memahami Penenlitian Kualitatif, Bandung: AlfaBeta,

2014

Page 100: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

100

Satori, Dja’an, dan Komariah, Aan, Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung: AlfaBeta, 2014.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung, Al-Fabeta,2010

Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam, PT Remaja Rosdakarya, 2015.

Yusanto, Ismail, dkk, Menggagas Pendidikan Islami,Bogor. Al Azhar

Press, 2014,

Sumber Skripsi :

Agustiawati, Isni, Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26

Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu,2014.

Goma Rio Saputra, Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru

Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Peserta Didik Di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bolangitan Barat Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara,(Gorontalo:Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai

Gorontalo,2017)

Sumber Internet :

Page 102: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

102

Lampiran 1

Catatan Deskriptif

Nama Sekolah : MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo

Pengamat : Nurhayati W. Laba

Responden : Maman Nuraiman

Catatan lapangan selama proses penelitian di MTs Muhammadiyah

Kota Gorontalo. Dalam penelitian ini saya melakukan pengamatan atau

Observasi pada tanggal 30 Juni 2018–18 Oktober 2018 tepatnya disaat sedang

melakukan kegiatan PPL. Kemudian penelitian saya lanjutkan pada bulan 10

Juni– 20 Juni 2019 setelah saya melakukan KKST. Adapun kegiatan yang

saya lakukan selama penelitian adalah :

Hari kamis tanggal 14 Februari 2019 tepatnya pada pukul 12.00 saya

berada di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota Gorontalo sebelum

melakukan penelitian saya bertemu dengan kepala sekolah untuk

membicarakan lanjutan dari penelitian yang saya lakukan di MTs

Muhamamdiyah Kota Gorontalo, saya dan kepala sekolah berbimcang-

bincang terkait dengan orang tua yang telah disurati untuk saya wawancarai,

dalam pembicaraan kami, beliau mengatakan bahwasanya dalam

mewawancarai orang tua mereka ada bagusnya di datangi atau di konfirmasi

Page 103: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

103

kembali kepada peserta didik yang orang tuanya menjadi responden dalam

penelitian yang saya lakukan, kemudian saya mendatangi peserta didik yang

dimaksud dan diapun segera menghubungi orang tuanya, beberapa jam

kemudian di saat saya duduk di halaman madrasah untuk menunggu orang

tua peserta didik akhirnya orang tua dari salah satu peserta didik yang

bernama Najwa karimah telah sampai di madrasah, disinilah saya menyambut

beliau dan mempersilakan beliau di tempat yang saya duduki, dan terjadi

perbincangan antara saya dan orang tua peserta didik, saya menanyakan nama

lengkap dari beliau kemudia beliau mengatakan bahwa namanya adalah

bapak Maman Nuraiman, dalam perbincangan yang kami lakukan, beliau

menyatakan terkait dengan keadaan anaknya bagaimana bergaul dengan

orang lain, setelahnya saya mengajukan 11 butir pertanyaan kepada bapak

Maman Nuraiman terkait dengan partisipasi orang tua di dalam mendidik

anak, beliau menjawab bahwa mendidik dengan cara memberikan dukungan

atas apa yang anak inginkan dan juga bimbingan yang baik, bukan hanya itu

bapak nuraiman menyatakan cara mereka di dalam mendidik anak apabila

melakukan kesalahan yaitu dengan cara memberikan nasehat agar mereka

tidak mengulanginya,dan apabila anak mendapatkan tugas dari sekolah

mereka sebagai orang tua menyatakan bahwa mereka mebimbing,

mengontrol dan membimbingnya,dan tidak memberikan hukuman fisik pada

anak apabila anak tidak mampu mngerjakan tugasnya, bapak nuraiman juga

Page 104: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

104

mengatakan terkait dengan cara menanamkan nilai-nilai agama pada anak

yang dilakukan adalah dengan menanamkan pentingnya memiliki akhlak

yang baik dan ditekankan dalam mencapai prestasi bukan hal yang harus di

kedepankan yang penting adalah memiliki akhlaq yang baik. Kemudian

mengatakan pada saat anak dirumah dia selalu mengatur waktu bermain dan

waktu santai mereka dengan cara memberikan mereka kesempatan bermain

tapi tetap mengingatkan untuk belajar,dan apabila anak lebih bersemangat

dalam belajar biasanyaa diberikan hadiah untuk lebih menyemangati mereka,

bapak nuraiman juga mengatakan mereka sebagai orang tua mengingatkan

kepada anak pentingnya menaati perkataan orang tua, dan sebagai orang tua

mereka juga memberikan kesempatan pada anak main gadjet tapi tetap

memperhatikan pelajaran.inilah percakapan akatau uraian wawancara yang

saya lakukan dengan bapak Maman Nuraiman

Catatan reflektif :

1. Ketika anak kita diberikan tugas oleh gurunya dirumah yang harus kita

lakukan sebagai orang tua adalah senantiasa mengingatkan, mengontrol,

serta memberikan bimbingan, agar dapat segera menyelesaikan tugas

yang dia dapatkan dari sekolah, bukan malah memberikan hukuman

badan atau kekerasan fisik pada anak agar anak tersebut memeng benar-

benar harus segera menyelesaikan tugas tersebut.dan apabila anak

memperoleh nilai yang kurang maka kita sebagai orang tua jangan

Page 105: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

105

langsung memeberikan hukuman badan pada anak yang kita lakukan

sebagai orang tua adalah senantiasa memeberikan nasehat-nasehat yang

baik pada anak agar dapat lebih giata dan berusaha lagi di dalam

memperoleh hasil yang maksimal.

2. Anak ketika dirumah peran kita sebgai orang tua adalah senantiasa

memberikan bimbingan dan kontrol yang baik terhadap anak, tetapi kita

juga haruslah memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan

hal-hal yang ia sukai seperti misalnya bermain, dan setelahnya baru kita

menyuruhnya belajar.jadi anak punya waktu keduanya untuk di gunakan

dengan baik. Hal ini merupakan usaha agar anak tidak terlalu terkekang

dengan didikan yang kita berikan, dan tidak merasa terbebani dengan

apa yang ia lakukan. Apalagi itu berkaitan dengan studinya.

3. Apabila anak berhasil di dalam mencapai prestasi yang baik, biasanya

saya sebagai orang tua memberikan apresiasi kepada anak berupa

motivasi dan dorongan yang kuat untuk bisa mempertahankan prestasi

yang telah dicapai.dan apabila anak mengalami kegagalan dalam meraih

prestasinya, maka sebagai orangtua saya lebih memperhatikan dan

memotivasi dia agar dapat mampu meraih kembali prestasi tersebut.

Catatan deskriptif :

Nama Sekolah : MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo

Pengamat : Nurhayati W. Laba

Page 106: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

106

Responden : Irwan Darise

Pada hari Jumat tepatnya tanggal 15 Februari 2019, saya melanjutkan

penelitian di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah. Disini saya

melanjutkan penelitian dengan melakukan tehnik pengumpulan data berupa

wawancara pada salah satu orang tua dari peserta didik yang bernama Aditya

Darise, orang tuanya bernama Irwan darise, beliau berprofesi sebagai tukang

bentor, disaat akan melakukan penelitian saya terlebih dahulu menghubungi

beliau untuk memastikan kesiapan beliau, dan alhamdulillah beliau bersedia

dan saya pun menunggu beliau, tidak lama setelah beberapa menit menunggu

akhirnya beliau langsung saya hampiri dan langsung saya ajak ke taman

madrasah untuk saya wawancarai. Sebelum masuk wawancara saya selaku

narasumber memohonkan maaf pada beliau karena pada saat itu keadaan

sekolah suasananya ribut, karena bertepatan dengan adanya acara madrasah

aliyah yang di adakan agak dekat dengan lokasi saya melakukan wawancara,

tetapi dari beliau tidak masalah dari apa yang terjadi saat iru, setelahnya saya

mengajukan 11 pertanyaan pada beliau kemudia langsung dijawab oelh beliau

terkait dengan pola asuh yang diberikan, bapak Irwan darise manyatakan

bahwa dalm meningkatkan cara dia belajar dia sering menyuruh anak belajar

di waktu pagi setelah subuh, karena menurut beliau waktu tersebut

berpengaruh pada belajar anak, beliau menyatakan juga bagaiman dulunya

Page 107: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

107

dia didik orang tuanya dengan didikan keras, tetapi didikan ini tidak terlalu

diterapkan pada anaknya,jika anaknya mendapat tugas dia hanya menyuruh

mengerjakan saja karena beliau mengatakan beliau juga tidak telalu paham

dengan pelajar yang dia dapat jadi dikatakan bahwasanya lebih baik

menyuruh dan memberikan dukungan,dalam penanaman nilai-nilai

keagamaan beliau cenderung menyatakan pada anak hidup hanya sekali jadi

perginakan baik-baik, dan carak irwan darise untuk mengatasi kenalan remaja

adalah dengan memberikan contoh atau cerminan yang baik pada anak

sebelum menyampaikan pada anak agar dengan sendirinya dia melakukan hal

tersebut,dan apabila anak tidak melakukan sholat maka bapak Irwan

mengatakan, hal yang dilakukan dengan cara menasehati dia mengatakan

bahwa hidup hanya sekali dan harus di pergunakan dengan baik, dan apabila

dia tidak mendengar maka di berikanlah kertegasan itu pada diri anak dan

selanjutnya yang dilakukan dilakukan oleh bapak Irwan apabila anaknya

lebih censderung pada gadjet maka dia kan memberikan kesempatan tetapi

tidak sering.

Catatan reflektif :

1. Saya kemarin selagi masih menjadi anak sekolahan, saya dididik oleh

orang tua saya dengan menggunakan kekerasan atau sentuhan fisik,

misalnya ketika yang diajarkan oleh orang tua tersebut tidak bisa

dimengerti oleh anak maka orang tua memukul anaknya, dengan

Page 108: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

108

maksud agar apa yang telah diajarkan akan bisa dimegerti oleh

anaknya.tetapi hal tersebut sudah tidak lagi diterapkan pada anak saya.

Karena Menurut saya Pola asuh yang demikian kurang tepat dan malah

akan membuat anak tersebut kaku terutama dalam pembelajarannya

2. Dengan melihat penomena atau kejadian yang sering terjadi di kalangan

remaja saat ini, seperti minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba,

pergaulan bebas, dan tauran antar pelajar serta hal lain yang sangat di

kecam dalam agama, ,maka kita sebagai orang tua yang menjadi

cerminan bagi anak atau yang menjadi panutan bagi anak kita, haruslah

memberikan contoh atau sifat yang baik dan terpuji bagi anak sebelum

kita menyampaikan pada dia, misalnya kita sebagai orang tua harus

senantiasa mencontohkan pada anak kewajiban menjalankan sholat 5

waktu yang telah diperintahkan dalam agama islam. Agar anak dengan

sendirinya dapat menumbuhkan keinginannya di dalam menjalankannya

serta dapat menghindarkan dirinya dari hal-hal yang itu dilarang dalam

agama islam.

3. ketika anak saya tidak sholat maka yang akan saya lakukan adalah

senantiasa menasehati dia akan kewajibannya sebagai seorang muslim

didalam menjalankan sholat 5 waktu dan sangat menekankan pada anak

bahwa kita manusia di dunia ini hanyalah hidup sekali saja. jadi umur

kita harus diperguanakan dengan sebaik mungkin. Tetapi misalnya

Page 109: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

109

jikalau saya sudah menasehati anak akan tetapi tidak terlalu di hiraukan

oleh anak saya, maka yang saya harus lakukan adalah memberikan

didikan yang lebih bersifat menekan atau agak lebih keras, dengan

maksud agar anak tersebut mengerjakan sholat dan hal-hal lain yang itu

berhubungan dengan nilai-nilai keagamaaan.

Page 110: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

110

Catatan deskriptif :

Nama Sekolah : MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo

Pengamat : Nurhayati W. Laba

Responden : Hariyanto Maruf

Hari kamis 19 Juni 2019, tepatnya jam 11.25 saya berkunjung ke

rumah kediaman orang tua peserta didik yang bernama Numan Abdurahman

Maruf, nama ayahnya bapak Hriyanto Maruf, beliau berprofesi sebagai

guru,pada saat saya berkunjung ke rumah beliau saya di sambut ramah sama

keluarganya, di ruang tamu saya di persilahkan masuh di situ terdapat ibu dan

saudara dari adik Numan, disinilah saya mulai berinteraksi dengan mereka,

awalnya saya memohon maaf terkait kedatangan saya yang tiba-tiba, dan

setelahnya saya mengajukan beberapa pertanyaan pada orang tua Numan,

pertanyaannya berkaitan dengan instrumen yang telah saya susun. Bapak

hariayan menjawab satu demi satu pertanyaan yang saya ajukan, jawabannya

terkait dengan cara mendidik anak agar sesuai potensi beliau mengatakan

bahwa mereka memberikan didikan dengan tidak menekan anak dan juga

memeberikan suport pada anaknya,begitu di dalam mengatasi anak jika

berbuat salah bapak hariyanto mengatakan bahwa beliau

mengkomunikasikan dengan sekolah apabila dia bermasalah di sekolah, dan

apabila anak mendapatkan tugas dari sekolah untuk di kerjakan di rumah

Page 111: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

111

bapak Hariyanto dan istrinya mendukungnya dengan memberikan

fasilitas.dan lebih penting dalam penanaman nilai agama bapak numan

mengatakan lebih menegaskan lagi pada anak untuk memiliki akhlaq yang

baik dan meningkatkan ibadahnya karena ini merupakan tolak ukur atau

barometer dari semua ilmu terutama dalam mempelajari dan menghafal al-

Quran, dan di dalam menyuruh mereka melakukan ibadah dikatakan lebih

memikirkan keadaan mereka atau tingkat pemikiran mereka dengan cara di

nasehati baik-baik. sebagai orang tua bapak hariyanto juga untuk

menyemangati anak-anak. Walaupun beliau sibuk dengan urusan di

sekolahnya dia tetap memberikan waktu pada anak misalnya ajak jalan-jalan,

dan beliau mengatakan dalam mendidik anak menang ada kendala salah

satunya di Gadjet, tapi beliau mengatakan bahwa bagaimana caranya agar

gadjet ini bisa menjadi penyemangat dia belajar dan juga mengahafal al-

Quran.

Catatan reflektif :

1. Dalam mendidik anak kita sebagai orang tua tidak terlalu memberikan

penekanan dan juga pemaksaan pada anak tersebut, yang harus kita

lakukan adalah senantiasa mensuport dia agar dapat mengembangkan

apa yang sesuai dengan minat atau kemampuan anak tersebut

2. Ada saat dimana kita sebagai orang tua harus tegas, dalam hal ketegasan

yang kita berikan pada anak, ini berkaitan erat dengan pendidikan

Page 112: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

112

keagamaan atau berkaitan dengan kewajiban kita sebagai seorang

muslim yang di perintahkan untuk senantiasa menjalankan ibadah-

ibadah yang telah di ajarkan dalam agama islam, bukan hanya itu tetapi

bagaimana kita sebagai orang tua harus memperhatikan akhlakul

kharimah yang di miliki oleh anak, karena hal tersebut merupakan

barometer di dalam menjalankan kehidupan sebagai seorang muslim,

kita sebagai orang tua juga senantiasa menanamkan pada anak

pentingnya belajar Al-quran bahkan sampai bisa menghafalkannya

3. kita sebagai orang tua dalam mendidik anak bukan hanya menanamkan

pentingnya diri kita dalam meraih prestasi yang tinggi, tapi bagaimana

kita menanamkan pada diri anak agar dapat memiliki sifat dan perilaku

yang baik sesuai dengan tuntunan agama yang kita anut. Penanaman

akidah yang baik inilah yang akan menjadikan anak berhasil di dalam

meraih apa yang dia inginkan, karena nilai-nilai keagamaan yang kita

tanamkan pada diri anak merupakan pondasi dari ilmu-ilmu yang

lainnya, apabila anak sadar akan pentingnya berakhlak sesuai dengan

tuntunan agama, maka akan lebih mudah menjadikan anak sadar akan

pentingnya meraih prestasi yang baik

Page 113: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

113

Catatan deskriptif :

Nama Sekolah : MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo

Pengamat : Nurhayati W. Laba

Responden : Citra Nalole

Rabu, 20 Februari 2019 tepatnya pukul 13.15 saya berada di taman

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, setelah selesai menemui siswa yang

menjadi objek penelitian saya. Disitu saya bingung harus mewawancarai

orang tua Peserta Didik yang mana lagi. Tiba-tiba saya melihat ada salah

seorang peserta didik yang berjalan bersama dengan ibu dan adiknya, dan

tepatnya ibu ini duduk di samping saya. Tanpa basa basi saya langsung

berinteraksi dengan ibu, ,menanyakan kepentingan ibu ke Madrasah,

kemudian ibu menjawab, dia kemadrasah untuk membayar uang sekolahnya

anaknya, disiilah terjadi percakapan sampai saya menyampaikan tujuan saya

pada orang tua peserta didik ini, dan akhirnya beliau menyetujui dirinya untuk

saya jadikan responden terkait dengan penelitian saya. Disinilah saya

mengajukan 11 butir pertanyaan terkait dengn penelitian saya, sebut saya

responden saya bernama ibu Citra Nalole, ibu Citra disaat saya menanyakan

tentang bagaimana cara untuk mendidik anak sesuai potensi, ibu citra

mengatakan dia senantiasa mengontrol contohnya kalau mau belajar beliau

lebih menganjurkan anaknya belajar sama guru di banding sama teman

Page 114: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

114

sebayanya, karena dianggap itu tudak efektif, dan apabila anak melakukan

kesalahan yang dilakukan adalah dengan measehati anak tanpa memebrikan

hukuman badan/fisik, dan dengan menjadikan anak bersemangat belajar yaitu

menekankan untuk belajar di gurunya saja, dan penanaman nilai keagamaan

dilakukan dengan cara menyuruh dia melaksanakan sholat 5 waktu. Dan

memberikan kesempatan pada anak bermain dan tetap mengingatkan agar

tetap bejajar. Dan apabila anak cenderung di gadjet namun tetap

mengingatkan padanya untuk belajar.

Catatan reflektif :

1. Ketika anak berada dirumah saya sebagai orangtua senantiasa harus

mengontrol dan memperhatikan anak misalnya apabila dia ingin

bermain, maka saya akan memberikan waktu kepada dia untuk

melakukannya, tetapi setelahnya saya langsung memerintahkan dia

untuk belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan dari sekolah, agar

dapat memperoleh hasil yang baik

2. agar anak bisa berhasil dalam meraih prestasinya, saya selalu

memberikan bimbingan, mengontrol cara belajar anak, misalnya apabila

dia meminta ijin belajar hanya kepada teman. saya sebagai orang tua

masih menanyakan secara jelas, apakah benar-benar akan belajar

kelompok atau malah ada kegiatan yang lain, tetapi jikalau anak saya

meminta ijin untuk belajar di rumah guru maka saya lebih mendukung

Page 115: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

115

dan lebih mendorong anak agar lebih banyak mendatangi rumah guru

saja di banding rumah temannya. Karena saya perhatikan apabila anak

saya belajar dengan teman-temannya, itu kurang menjadikan dia paham

dengan materinya tapi kalau dengan guru dia mampu memahami materi

dengan cepat dan saya perhatikan prestasinya juga agak meningkat.

Page 116: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

116

Nama Sekolah : MTs Muhammadiyah Kota Gorontalo

Pengamat : Nurhayati W. Laba

Responden : Isna Wati Uno

Pada hari Jumat, tanggal 21 Juni 2019 tepatnya berada di Madrasah,

Saya akan melanjutkan wawancara terhadap salah satu orang tua peserta

didik, sebelumnya saya sudah berikan informasi awal pada anaknya bahwa

saya akan mendatangi rumah beliau.tetapi kata anaknya ibunya jarang di

rumah, karena saat ini ibunya bekerja dari waktu pagi dan biasanya selesai

nanti malam hari. jadi jarang untuk ditemui. Maka dengan mengetahui

keadaan orang tuanya seperti itu saya mengambil tindakan dengan cara

melakukan wawancara tidak langsung yaitu hanya melalui ponsel saja. Dan

tepat pada siang hari saya langsung menghubungi anaknya yang bernama

Delima Mohammad, disini saya meminta kepada anaknya untuk bisa

berkomunikasi dengan orang tuanya. Dan akhirnya bisa berkomunikasi,

disinilah saya , melulai percakapan awal dan mengajukan beberapa

pertanyaan kepada beliau. Dan beliau pun meresponnya. Saya bertaya terkait

dengan car mendidik anaknya agar sesuai potensi maka ibu Isna menyatakan

bahwa dia mendidik anak sesuai jaman tetapi juga mengontrolnya. Ibu isna

juga mengatakan bahwa di dalam mendidik anak apabila melakukan kesalahn

yang di lakukan adalah dengan cara memberikan nasehat supaya tidak

Page 117: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

117

melakukan lagi, dan usaha lain misalnya di dalam menyelesaikan tugasnya,

maka yang dilakukan yaitu dengan cara mengingatkan saja. Dan ibu isna pun

menjawab bahwa jika menanamkan nilai-nilai keagamaan lebih cenderung

mengayomi dan memberikan pendidikan yang baik serta membentuk pribadi

yang terpuji. walaupun beliau sadar dirinya kebanyakan hanya di luar rumah

tetapi harus tetap memikirkan pendidikan atau pola asuh yang baik kepada

anaknya.

Catatan Reflektif :

1. Sebagai orang tua sudah merupakan tanggung jawab kita di dalam

mengayomi dan memberikan pendidikan yang baik bagi anak, agar dapat

menjadikan dia memiliki pribadi yang baik. Untuk itu kita sebagai orang

tua bukan hanya memperhatikan pendidikan umumnya saja tapi bagaiman

kita juga lebih menekankan pada anak betapa pentingnya pendidikan

keagamaan di dalam diri kita, apalagi penanaman nilai-nilai keagamaan

pada dirinya.

Page 118: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

118

Page 119: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

119

Page 120: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

120

Page 121: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

121

Page 122: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

122

Page 123: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

123

Lampiran 5

Dokumentasi Wawancara Peneliti Dengan Pihak

Page 124: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

124

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota Gorontalo

Gambar 1. Profil Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota Gorontalo

Gambar 2. Kepala Madrasah

Gambar 3. Staf Tata Usaha

Page 125: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

125

Gambar 4. Wali Kelas VIII

Gambar 5. Orang Tua Siswa

Gambar 6. Orang Tua Siswa

Page 126: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

126

Gambar 7. Orang tua Siswa

Gambar 8. Orang Tua Siswa

Page 127: 2pai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...(Q.S. Al-Insyirah : 6 - 8) ... telah mengorbankan tenaga, materi dan waktu untuk mendoakan, membesarkan, mendidik, dan menyayangiku

127