pemanfaatan sel surya sebagai catu daya sistem … · indonesia yang berada pada daerah...
TRANSCRIPT
1
PEMANFAATAN SEL SURYA SEBAGAI CATU DAYA SISTEM PENDINGIN MEKANIS PADA
KAPAL IKAN
Oleh :
Ir. Sardono Sarwito, M.Sc 2)
, Eddy Setyo K, ST, MSc 2)
, Rahadian Muda S1)
1)
Mahasiswa: Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK-ITS 2)
Staf Pengajar: Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK-ITS
ABSTRAK
Sumber energy terbesar yang selama ini tidak di sadari adalah energy matahari. Matahari
menyediakan energi sekitar 100.000 terawatt ke bumi yang sekitar 10.000 kali lebih banyak dari pada
energi yang dikonsumsi bumi saat ini. Pada tugas akhir ini di analisa pemakaian solar cell pada kapal
ikan yang dimanfaatkan untuk supplay daya dari compressor yang di gunakan untuk system pendingin
ruang muat kapal di KM. Samodra-46. Berdasarkan perhitungan data kapal diperolehlah 36 buah solar
modul yang dapat mensupply daya selama 10 jam (07.00 – 17.00) dan dengan 2 buah battery untuk
supply daya selama satu jam. Daya tersebut untuk mengatasi daya compressor sebesar 5.700 Watt dari
total beban 21.763 Watt. Pemakaian solarcell ini akan mengurangi pembebanan generator sebesar
26,19%. Diharapkan pemakaian energy matahari ini dapat mengurangi pemakaian minyak bakar dari
fossil dan dapat menghemat biaya operasional kapal.
Keyword :
Sel surya, system pendingin mekanis, kapal ikan
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, energy listrik sudah merupakan
suatu kebutuhan primer hampir seluruh umat
manusia. Energy listrik sangat berperan penting
dalam menjalankan kegiatan perekonomian.
Sumber energy listrik ini dapat dihasilkan dari
pelbagai macam sumber energy yang ada. Secara
garis besarnya energy dibagi menjadi dua macam,
yaitu energy yang dapat di perbaharui dan energy
yang tidak dapat diperbaharui. Sumber energy
yang tidak dapat diperbaharui antara lain berasal
dari fossil dan nuklir, sedangkan sumber energy
yang dapat diperbaharui antara lain berasal dari
panas bumi, gelombang laut, air terjun, angin,
energy matahari, dan lain sebagainya. Sumber
energy yang tidak dapat diperbaharui, khususnya
sumber energy yang berasal dari fossil lambat laun
akan di tinggalkan karena semakin lama harga
sumber energy tersebut semakin mahal
dikarenakan sumber energy ini semakin berkurang
jumlahnya. Dampak penggunaan energy yang
berasal dari fossil ini terhadap polusi udara juga
mendorong orang untuk beralih dari penggunaan
batu-bara menjadi menggunakan minyak bumi,
kemudian karena minyak bumi dirasa masih
menimbulkan polusi udara, maka pada awal 1950-
an orang mulai untuk memanfaatkan gas alam
sebagai sumber energy yang berasal dari fossil.
Sedangkan sumber energy yang berasal dari
nuklir masih harus ditunjau lebih jauh lagi
tentang dampak dari limbah radioaktifnya. Baik
itu tentang tempat pembuangannya yang harus
aman untuk jangka waktu tidak ditentukan
maupun kemasan untuk membuang limbah
radioaktif ini harus benar-benar aman. (Kadir,
1995)
Sumber energy yang dapat diperbaharui
bersal dari energy-energi alam yang jumlahnya
bisa dikatakan tidak dapat habis karena selalu
terjadi, atau bisa juga berasal dari sumberdaya
alam yang dapat diperbaharui contohnya saja
dari tumbuh-tumbuhan yang diolah menjadi
bahan bakar. Pemanfaatan sumber energy secara
tepat kiranya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakan secara umum. Melihat letak
Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa
yaitu pada lintang 60 LU - 11
0 LS dan 95
0 BT –
1410 BT, dan dengan memperhatikan peredaran
matahari dalam setahun yang berada pada
daerah 23,50 LU dan 23,5
0 LS maka wilayah
Indonesia akan selalu disinari matahari selama
10 – 12 jam dalam sehari. Hal ini tentu saja
merupakan sebuah anugarah karena sinar
matahari ini dapat di manfaatkan sebagai sumber
energi alternatif dan sumber energi ini bisa
dikatakan tidak akan pernah habis, tidak bersifat
polusif, dan gratis. (NN, 1994)
2
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang timbul adalah:
1. Jumlah solar modul yang bisa dipasang
pada top deck.
2. Besarnya beban pendingin yang bisa di
supply solar modul.
3. Penghematan energi setelah menggunakan
solar sistem.
1.3 Batasan Masalah Batasan-batasan permasalahan penulisan tugas
akhir ini adalah:
1. Kapal yang digunakan objek penelitian
adalah kapal penangkap ikan dengan
sistem pendingin mekanis pada ruang
muatnya.
2. Analisa penggunaan daya hanya pada alat-
alat sistem pendingin mekanis ruang muat
kapal ikan.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah :
1. Menentukan jumlah solar cell yang bisa
dipasang pada kapal.
2. Memperoleh besarnya daya yang dihasilkan
dari pemasangan solar cell.
3. Mengetahui penghematan daya yang
terjadi setelah menggunakan solar cell.
I.5 Manfaat Tugas Akhir
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari
penulisan Tugas Akhir ini antara lain :
1. Mengurangi penggunaan bahan bakar non
reversible.
2. Mengurangi biaya operasional kapal ikan
berpendingin mekanis.
3. Mengurangi beban dari generator yang
telah terpasang di kapal.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengaruh intensitas radiasi matahari
Dalam hubungan geometris dari
matahari-bumi, jarak ekstretiknya dari lintasan
bumi adalah jarak dari matahari dan bumi
dengan variasi 1,7 %. Dari hasil pengukuran
astronomi didapat jarak rata-rata bumi dan
matahari adalah 1,495x 1011
m dangan sudut
kecenderungan matahari 32°. Radiasi intensitas
matahari hamper konstan di luar atmosfir bumi.
Konstanta matahari Gsc, adalah energy dari
matahari per unit waktu yang diterima pada satu
unit luasan permukaan yang tegak lurus arah
radiasi matahari pada jarak rata-rata matahari-
3
bumi diluar atmosfer. WRC-world radiation center
mengambil nilai konstanta matahari (Gsc) sebesar
1367 W/m2 dengan ketidak pastian sebesar 1 %.
Pengaruh intensitas matahari terhadap daya
yang di keluarkan oleh sel surya menunjukkan
bahwa tegangan tidak terlalu terpengaruh oleh
radiasi matahari. Hanya intensitas radiasi yang
terlalu rendah saja yang akan mempengaruhi
tegangan.
2.2 Komponen energy surya fotovoltaik
Untuk membangun suatu sistem energy surya
fotovoltaik yang dapat beroperasi dengan baik
maka diperlukan beberapa komponen-komponen
penyusun utama antara lain:
1. Sel surya
2. Universal charge controller (UCC)
3. Inverter
4. battery
2.3 Prinsip kerja sel surya fotovoltaik
Sell surya atau dalam dunia internasional
lebih dikenal sebagai solar cell atau photovoltaic
cell, merupakan sebuah divais semikonduktor
yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri
dari rangkaian dioda tipe p dan n, yang mampu
merubah energi sinar matahari menjadi energi
listrik. (Yuliarto, 2006).
Sel surya disusun dengan menggabungkan
silikon jenis p dan jenis n. silicon jenis p adalah
silicon yang bersifat positif akibat dari kekurangan
electron sedangkan silicon jenis n adalah silicon
yang bersifat negative akibat dari kelebihan
electron ketika menerima (dikenai) radiasi surya
(berupa foton) pada keduanya (silicon jenis p dan
n) terbentuk positif (hole) dan negative (electron).
Hal ini menyebabkan terciptanya pengkutuban
(polarisasi) dimana hole bergerak menuju silicon
jenis n. dengan menyambungkan kedua jenis
silicon (jenis p dan jenis n) melalui suatu
penghantar luar maka terjadi beda potensial antara
keduanya dan mengalirkan arus searah. Ilustrasi
ini disajikan pada gambar 2.1
(abu bakar dkk, 2006)
Pengertian photovoltaic sendiri merupakan
proses merubah cahaya menjadi energi listrik.
Oleh karena itu bidang penelitian yang berkenaan
dengan energi surya ini sering juga dikenal dengan
penelitian photovoltaic. Kata photovoltaic berasal
dari bahasa Yunani photos yang berarti cahaya dan
volta yang merupakan nama ahli fisika dari Italia
yang menemukan tegangan listrik. Sehingga
secara bahasa dapat diartikan sebagai cahaya
dan listrik photovoltaic.
(Yuliarto, 2006)
Gambar 2.1 Prinsip kerja sel fotovoltaik.
2.4 Jenis sel surya
Secara komersial jenis sel surya dapat
dibedakan menjadi tiga berdasarkan jenis solar
cell yang digunakan yaitu
1. Modul sel mono-crystalline mempunyai
effisiensi sel tertinggi sekitar 17% sel ini
didapat dari Kristal mono crystalline
silicon.
2. Modul sel multi-crystalline diproduksi
dengan biaya yang murah tetapi sel ini
mempunyai efisiensi sekitar 15%. Sel
multi –crystalline di peroleh dari batang
logam multi-crystalline silikondan
biasanya dalam keadaan bujur sangkar.
3. Modul amorphous silicon dibuat dari
film tipis amorphous silicon dimana
efisiensinya sangat rendah sekitar 5%-
7% tetapi proses pembuatannya
membutuhkan sedikit material. Potensi
untuk pengurangan biaya adalah hal
utama untuk jenis ini dan banyak
penelitian telah dilakukan tahun
terakhir ini untuk mengembangkan
teknologi amorphous silicon. Tidak
seperti mono dan multi- crystalline,
dengan amorphous silicon terbentuk
tingkatan sepanjang waktu.
4
Solar Module Charge controller Inverterbattery AC Load
DC Load
2.5 Sistem tenaga surya fotovoltaik
Sistem tenaga surya fotovoltaik yang
umum dipakai untuk penerangan adalah sistem
individu atau yang lebih sering dikenal dengan
nama solar home sistem (SHS).
Gambar 2.2 diagram blok sistem solar modul
Dari gambar 2.2 dijelakan bahwa Energi sinar
matahari yang dikonversi menjadi energi listrik
oleh modul akan disalurkan ke charger control
untuk mengatur pengisian energi listrik pada
battery. Dari chargercontroller ini bisa juga
langsung di gunakan untuk beban DC atau
langsung masuk ke inverter untuk dirubah menjadi
arus AC. Selanjutnya Energi listrik yang
dihasilkan battery akan dikonversi oleh inverter
dari arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik
(AC) sehingga dapat dimanfaatkan pada beban.
Kondisi meteorologi yang paling dominan
dalam mendesain sistem SHS adalah besarnya
radiasi harian (Wh/m2 hari), serta temperatur
sekeliling, sedangkan kelembaban dan kecepatan
angin tidak terlalu banyak berpengaruh. (abu bakar
dkk, 2006)
2.6 Kapasitas baterai
Untuk menjamin sistem supaya dapat
beroperasi dengan baik dan sesuai dengan
kebutuhan beban, perlu diperhitungkan keadaan
cuaca tanpa sinar matahari (autonomi days) yang
umumnya dihitung selama 5 hari.
Untuk menghitung kapasistas baterai digunakan
rumus sebagai berikut:
Dimana:
EB = energi yang dibutuhkan beban dalam
sehari (W- jam)
V = tegangan kerja baterai = 12 Volt
d = jumlah hari tanpa radiasi/tahun = 5
Kb = efisiensi charging dan discharging
baterai = 0.8
2.7 Kapasitas fotovoltaik yang dibutuhkan Untuk menghitung kapasitas daya
fotovoltaik yang dibutuhkan, akan sangat
tergantung dari energi beban yang dibutuhkan
dan radiasi matahari harian yang tersedia di
lokasi. Menurut SNI 04-6394-2000,
didefinisikan bahwa energi yang harus
dikeluarkan oleh modul fotovoltaik
Untuk memenuhi energi yang dibutuhkan oleh
beban maka energi luaran harian rangkaian rata-
rata harus ditambahkan energi yang hilang
dalam sistem sebesar 25 % dari energi luaran
harian rata-rata.
2.8 Kinerja sel surya
Keterbatasan penyinaran matahari yang
tidak selalu bersinar terang seiap hari dapat
diatasi dengan menggunakan baterai. Sehingga
nantinya energi listrik yang dihasilkan oleh sel
surya dapat disimpan dalam beterai dan
digunakan untuk kebutuhan di malam hari. Dari
hasil penelitian yang dilakukan mendapatkan
data bahwa sel surya menghasilkan arus listrik
paling kuat untuk suplai pada jam 12 – 13 siang
dengan sudut kemiringan optimum sebesar 15o.
(ari, 2008 )
2.9 Aplikasi sel surya di bidang kelautan
Pada beberapa abad ini persediaan minyak
bumi sebagai sumber energy utama dunia telah
menipis seiring dengan banyaknya kebutuhan
minyak bumi untuk kegiatan – kegiatan roda
perekonomian maupun untuk kegiatan –
kegiatan yang lain. Oleh karena itu pada zaman
sekarang ini pemanfaatan energy sinar matahari
sebagai sumber energy alternative telah banyak
digunakan di seluruh dunia antara lain:
1. Penggunaan sel surya pada kapal
supertanker. (www.solarsailor.com,
www.cool-ship.org)
2. Solar boat.(www.solarnavigator.net)
5
3. Japan's First Solar Cargo Ship Sets Sail
(www.celsias.com)
Gambar 2.3 Sel surya pada kapal
supertanker (www.cool-ship.org)
2.10 Universal charger control (UCC)
Fungsi dari control ini adalah untuk
mengontrol aliran arus dari susunan modul
fotovoltaik ke pengisian baterai dan melindungi
baterai dari tingkat pengisian yang diperbolehkan,
mencegah dari kejadian pengisian berlebihan
ataupun kekurangan. Karena ini akan
mengakibatkan kerusakan pada baterai,
selanjutnya karakteristik bisa menurun, ini berarti
memperpendek umur baterai. Sekarang banyak
sekali sistem control yang ampuh, mampu
mengontrol fungsi control sistem secara
keseluruhan. (abu bakar dkk, 2006)
2.11 Inverter
Inverter digunakan untuk mengubah tegangan
input DC menjadi tegangan AC. Keluaran inverter
dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan
tegangan yang tetap. Sumber tegangan input
inverter dapat menggunakan battery, cell bahan
bakar, tenaga surya, atau sumber tegangan DC
yang lain. Tegangan output yang biasa dihasilkan
adalah 120 V 60 Hz, 220 V 50 Hz, 115 V 400 Hz.
Pada prinsipnya, fotovoltaik menghasilkan arus
DC. Bila arus yang dibutuhkan arus AC, maka
dapat dipenuhi dengan memasang suatu alat
pengubah, peralatan elektronik yang bekerja
sangat efisien, disebut "inverter". (abu bakar dkk,
2006)
Dalam pemilihan suatu inverter atau
generator, pertama kali tentukan seberapa daya
AC yang dipakai. Modern inverter dapat
menyuplai daya AC yang bersih, teratur
(regulated), pada semua peralatan AC bersamaan
dengan peralatan pengisian battery otomatis dan
tranfer switching antara shore-power dan
battery.
Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan
dengan menggunakan 4 sakelar seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.10. Bila sakelar S1
dan S2 dalam kondisi on maka akan mengalir
aliran arus DC ke beban R dari arah kiri ke
kanan, jika yang hidup adalah sakelar S3 dan S4
maka akan mengalir aliran arus DC ke beban R
dari arah kanan ke kiri. Inverter dapat
diklasifikasikan menjadi 2 macam : (1) inverter
1 fasa, (2) inverter 3 fasa. Inverter biasanya
menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa
(pulse width modulation – PWM). Inverter juga
dapat dibedakan dengan cara pengaturan
tegangannya, yaitu: (1) jika yang diatur tegangan
input konstan disebut Voltage Fed Inverter
(VFI), (2) jika yang diatur arus input konstan
disebut Current Fed Inverter (CFI), dan (3) jika
tegangan input yang diatur disebut Variable dc
linked inverter.
Gambar 2.4 skema sederhana Inverter.
Rangkaian ini adalah prinsip dari inverter :
Bila posisi sakelar yang On :
1. S1 dan S2 + VDC
2. S3 dan S4 - VDC
3. S1 dan S3 0
4. S2 dan S4 0
Jika posisi sakelar ada pada posisi 1, maka R
akan dialiri listrik dari arah kiri ke kanan. Jika
sakelar pada posisi ke dua, maka R akan
mendapatkan aliran listrik dari arah kanan ke
kiri, inilah prinsip arus bolak balik (AC) pada
satu perioda yang merupakan gelombang sinus
6
MULAI
ANALISA
HASIL
TERSEDIA DAYA UNTUK
PENGISIAN BATTERY
PENGUMPULAN DATA AWAL:
- DATA KAPAL YANG DIJADIKAN OBJEK
PENELITIAN
- DATA KEBUTUHAN DAYA UNTUK
SISTEM PENDINGIN MEKANIS RUANG
MUAT KAPAL IKAN
SELESAI
YA
TIDAK
STUDI LITERATUR- BUKU
-INTERNET
-JURNAL, DLL
- SISTEM PENDINGIN
MEKANIS KAPAL IKAN
- SISTEM KELISTRIKAN
KAPAL
- SISTEM SOLAR CELL
PERANCANGAN PENEMPATAN
SOLAR CELL
PERHITUNGAN SISTEM
SOLAR CELL
KESIMPULAN DAN SARAN
PERENCANAAN
KAPASITAS BATTERY
setengah gelombang pertama pada posisi positif
dan setengah gelombang kedua pada posisi
negatif.
2.12 Battery
Battery merupakan sumber listrik yang
diperoleh melalui suatu proses kimia, untuk
mendapatkan energy listrik dengan waktu yang
lama, maka dibutuhkan pelat positif dan pelat
negative cukup banyak. Pelat positif dan pelat
negatif disusun berkelompok, kemudian
dirapatkan satu sama lain dan tidak mengadakan
hubungan satu terhadap yang lain. Pembuatan
pelat positif dan pelat negative terdiri dari suatu
rangka yang dibuat bahan campuran timah dan
antimon. Rangka itu mempunyai rusuk-rusuk yang
berbentuk segi empat miring. Campuran timah
untuk pelat positif dan campuran oksida timah
dengan loodlight untuk pelat negative dapat
menempel pada rangka pelat dengan baik.
3. METODOLOGI
Langkah-langkah pengerjaan skripsi ini
secara lengkap dijabarkan dalam metodologi
penulisan dan diagram alir sebagai berikut:
3.1 Studi Literatur
Pengumpulan bahan referensi penunjang
yang dapat membantu penulis melalui
jurnal, paper, tugas akhir, buku-buku, email,
dan e-book tentang:
1. Sistem pendingin mekanis ruang
muat kapal ikan,
2. Sistem kelistrikan kapal,
3. Konversi energy sinar matahari,
4. Sel surya,
5. Battery, dan materi lain yang
mendukung.
3.2 Pengumpulan Data Awal
Mencari data-data kapal, yaitu kapal ikan 40.
Data-data tersebut berupa:
- ukuran utama kapal
- gambar rencana umum kapal
- perancangan listrik kapal
- kebutuhan daya kompressor
3.3 Perhitungan Sistem Solar Cell
Pada tahap ini, dilakukan pemilihan solar
modul yang mempertimbangkan luasan deck
yang akan dipergunakan untuk
penempatan solar modul. Juga
mempertimbangkan berat dari solar
modul, dan menganalisa daya yang
dihasilkan dari pemasangan solar modul
tersebut.
Gambar 3.1 Flowchart metodologi Tugas Akhir.
3.4 Perancangan Penempatan Solar Cell
Selanjutnya adalah penggambaran
penempatan solar modul pada deck kapal
dengan mempertimbangkan deck mana
saja yang tidak mengganngu proses
penangkapan ikan dan juga sudut
kemiringan dari solar modul agar dapat
7
memperoleh efisiensi solar modul yang
maksimal.
3.5 Tersedia Daya Untuk Pengisian Battery
Melakukan proses pemilihan battery dengan
mempertimbangkan daya yang dihasilkan
solar modul, berat, ukuran, dan kapasitas
agar mendapatkan hasil yang optimal. Dan
dilanjutkan dengan merancang sistem
battery dan penempatan battery dengan
mempertimbangkan aturan-aturan yang
berlaku.
3.6 Analisa Hasil
Menganalisa seberapa besar penghematan
yang didapatkan setelah di pasangnya solar
modul, baik dari segi penghematan daya dan
penghematan bahan bakar.
3.7 Kesimpulan dan Saran
Menarik kesimpulan dari proses yang telah
dilakukan di atas. Memberikan masukan
agar penelitan selanjutnya tentang solar cell
dapat lebih baik lagi.
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Kapal
Berikut merupakan data-data utama dari
kapal ikan KM. Samodra-46 milik PT. Perikanan
Nusantara yang dipakai sebagai penulisan tugas
akhir ini:
General specifications:
- Name of vessel :
KM. SAMODRA - 46
- Length [LOA] : 20.00 meters
- Length [Lpp] : 14.90 meters
- Breadth [B] : 4.50 meters
- Depth [D] : 2.20 meters
- Draught [T] : 1.60 meters
- Gross tonnage : 40 GT
- Speed [max] : 10 knots
- Complement : 15 persons
- Main Engine :
- Merk : YANMAR
- Type / model : 6 HA - HTE 3
- HP/RPM : 270 HP(201KW)/ 2.100
RPM
- No of cylinder : 6 cylinder
- Auxilary engine :
- Merk : YANMAR
- Type / model : 4 CH - LN
- HP/RPM : 78 HP(58KW)/ 2.000
RPM
- No of cylinder : 4 cylinder
4.2 Kebutuhan Daya Sistem Pendingin
Kebutuhan daya untuk sistem pendingin
ruang muat kapal ikan didapatkan langsung dari
peralatan yang telah terpasang di kapal ikan
tersebut. Kebutuhan daya terbesar terdapat pada
kompressor. Sehingga dalam tugas akhir ini,
daya yang akan di supply oleh solar cell adalah
daya dari kompressor saja. Pada pengamatan di
KM. Samodra-46, di ketahui kompressoryang
digunakan adalah ”bitzer” dengan daya motor
dari kompressor adalah sebesar 5,7 kW.
4.3 Perancangan Sistem Solar Cell
Sistem solar cell pada tugas akhir ini
dirancang untuk dapat mensupply daya
kompressor pendingin ruang muat yang terdapat
di kapal ikan. Solar modul ini kan digunakan
selama 10 jam pada siang hari antara pukul
07.00-17.00 dan juga untuk mengisi battery
yang di gunakan untuk supply daya kompressor.
Dari kebutuhan daya yang ada dan spek daya
yang dihasilkan modul, maka kita bisa
menentukan banyaknya jumlah solar modul
minimal yang harus dipasangkan di kapal
dengan cara :
Dari data kapal KM.Samodra-46, kita bisa
mementukan luasan deck atas kapal yaitu :
Luas Kapal yang dapat di pasang solarcell :
A Deck = 48744000 mm2
= 48,74 m2
Menentukan intensitas matahari
setempat. Dalam hal ini intensitas matahari di
dapatkan dari Tugas Akhir Agus Setyo
Wicaksono – Teknik Elektro,ITS Surabaya
dengan judul: “Perancangan Photovolic inverter
terintegrasi sistem distribusi 1 phasa
menggunakan max,power point tracker (MPPT)
dengan metode look-up table interpolar” dapat
dilihat pada tabel 4.1.
Sehingga rata-rata intensitas matahari yang ada :
Jumlah intensitas rata-rata = 7680.95
watt/m2
Jumlah percobaan = 9
8
Sehingga daya matahari yang dapat di serap oleh
solar modul di daerah surabaya dan sekitarnya
maksimal adalah 853,4 watt/m2.
Untuk modul solarcell Kyocera, KD185GX-LPU
banyaknya daya per-modul yang dihasilkan
dengan intensitas matahari rata-rata adalah:
Ukuran modul Kyocera KD185GX-LPU:
P = 133,8 mm
L = 990 mm
A = P x L
= 133,8 x 990
= 1324620 mm2
= 1,32 m2
Efisiensi modul = 16,3 %
Winput = 853,4 watt/m2
Untuk modul solarcell Kyocera KD185GX-LPU
banyaknya modul yang dapat dipasangkan pada
deck atas kapal adalah :
Sehingga :
buah
Sehingga dari penggambaran pada deck atas kapal,
jumlah solar modul yang dapat di pasang adalah
36 buah.
Daya yang dapat dihasilkan dari pemasangan
solarcell dengan asumsi intensitas matahari di
daerah surabaya adalah :
Daya modul = 184,17 W
Jumlah modul = 36
Daya total = daya modul x juml.modul
= 184,17 x 36
= 6630.258 Watt
≈ 6630.26 Watt
Untuk perhitungan solar modul yang lain dapat
dilihat pada tabel 4.2. Dari perhitungan tabel 4.2,
maka merk solarmodul yang digunakan adalah
Kyocera KD185GX-LPU. Karena
menghasilkan daya yang paling besar diantara
solar modul yang lainnya.
;Modul yang dipilih adalah Kyocera
KD185GX-LPU dengan spesifikasi:
Power peak : 185 Watt.
Efisiensi : 16,3 %.
Tegangan modul(max) : 23,6 V.
Arus modul(max) : 7,84 A.
Dimensi : p x l x t
(1.338x990x46) mm.
Dari perhitungan jumlah modul solar cell
didapatkan sebanyak 36 modul yang harus
dipasang. Modul tersebut direncanakan akan
diletakkan pada top deck seperti terlihat pada
gambar 4.1
Gambar 4.1 Pemasangan modul pada deck kapal
4.4 Penentuan Charger Control Battery
Charger controler ini berfungsi untuk
mengontrol aliran arus dari susunan modul
fotovoltaik ke pengisian baterai dan melindungi
baterai dari tingkat pengisian yang
diperbolehkan, mencegah dari kejadian
pengisian berlebihan ataupun kekurangan. Dari
spesifikasi charger controller yang ada,
maksimum arus yang dapat dikeluarkan charger
controller adalah sebesar 30 A. Sedangkan arus
yang dihasilkan oleh sebuah solar modul dengan
tegangan 24 volt adalah 7,67 A. Sehingga satu
charger controller hanya mampu digunakan
9
4 solar
modulcharger
untuk empat buah solar modul. Gambar
perangkaian charger controller dapat dilihat pada
gambar 4.2.
Sehingga jumlah charger controller adalah :
= 9 buah
Arus output :
I = 7,67 x 4
= 30,68 A
Sehingga arus outputnya adalah 30 A
karena arus maksimal yang dikeluarkan
oleh charger controller adalah 30 A
Arus output 9 charger:
Ioutput = I x (n) charger.
= 30 x 9
= 270 A
Daya yang dihasilkan oleh 7 charger controller
adalah :
Ioutput = 270 A
Voutput = 24 V
Daya = Ioutput x Voutput
= 270 x 24
= 6480 Watt
Untuk mensupplai daya kompressor sebesar 5.700
watt, hanya dibutuhkan 8 charger controller yang
mampu mengeluarkan daya sebesar 5760 watt.
Sehingga satu charger controller di gunakan untuk
mengisi battery yang direncanakan mampu untuk
mengeluarkan daya lebih besar atau sama dengan
daya compressor.
Kapasitas dua charger untuk pemakaian selama 10
jam adalah:
Q = I x juml charger x juml.jam
= 30 x 1 x 10
= 300 Ah
Untuk penempatan charger controller akan
ditempatkan di forecastle. Karena jumlah charger
controller adalah empat belas buah, maka charger
controller disusun dengan susunan bertingkat tujuh
kolom dan dua baris sepeti yang terlihat pada
gambar 4.3.
Gambar 4.2 perangkaian solar modul dan
charger controller
4.5 Perancangan Sistem Battery
Untuk menjamin sistem supaya dapat
beroperasi dengan baik dan sesuai dengan
kebutuhan beban, perlu direncanakan
perancangan sistem battery. Adapun proses
tersebut antara lain:
Untuk battery Rolls Marine Battery banyaknya
battery yang dibutuhkan adalah:
(paralel)
(seri)
Sehingga banyaknya battery
= seri x paralel
= 2 x 1 = 2 battery
Besarnya kapasitas 1 battery tersebut adalah:
Qbattery total = Qbatt x juml. battery (paralel)
= 375 Ah x 1 battery
= 375 Ah
Daya yang dihasilkan battery adalah:
Daya Battery = Qbattery total x Tegangan total
= 375 Ah x 24 V
= 9.000 Wh
Waktu pengisian battery :
10
Waktu operasional battery :
⁄
Untuk tipe dan spesifikasi battery yang lain
perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4. 3.
Dengan jumlah battery ada 2 buah, maka perlu
adanya perancangan letak dari battery tersebut.
Battery tersebut akan diletakkan di forcastle
dengan d susun menjadi dua kolom dan satu baris.
Untuk penempatan sistem battery ini dapat dilihat
pada gambar 4.3
4.6 Inverter.
Dalam perancangan system solar cell ini,
arus yang di dihasilkan dari solar modul adalah
arus DC. Sedangkan arus yang dibutuhkan untuk
menggerakkan compressor menggunakan arus AC.
Untuk mengubah arus DC menjadi arus AC
dibutuhkanlah inverter.
Untuk inverter Hossini HBC, banyaknya inverter
yang dibutuhkan adalah:
Perhitungan jumlah inverter untuk merek lainnya
dapat dilihat pada tabel 4.4.
4.7 Phase Converter.
Arus yang dihasilkan dari pemasangan
solarcell ini adalah arus 1-phase, sedangkan
peralatan yang akan digerakkan adalah arus 3-
phase. Sehingga digunakanlah alat untuk perubah
arus 1-phase menjadi arus 3-phase menggunakan
phase converter.
Untuk phase converter TEMCo series6500,
Perhitungan dan spesifikasi phase converter
untuk merek lainnya dapat dilihat pada tabel 4.5.
Untuk peletakan inverter dan phase converter
dapat dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Peletakan charger controller,
battery, inverter, dan phase converter
11
12
Gambar 4.5 Wiring diagram system solarcell
Gambar 4.6 Instalasi solar system
4.8 Saklar Y-Delta.
Saklar Y-delta digunakan untuk
memperkecil arus start. Saklar ini
menghubungkan motor pada posisi Y waktu
start dan mengembalikan hubungan motor pada
posisi delta pada waktu motor sudah berjalan
normal.
Pada tugas akhir ini menggunakan saklar Y-
Delta Firetrol dengan spesifikasi :
Volts = 220 – 240
Maximum Horsepower = 30 HP
P = 616 mm
L = 787 mm
T = 203 mm
4.9 Wiring Diagram Wiring diagram solar system akan
bekerja hanya ketika siang hari yaitu antara
pukul 07.00-17.00. Hal ini dikarenakan solar
system tersebut setelah waktu 17.00-07.00 tidak
mendapatkan sinar matahari sehingga wiring
diagram akan menggunakan generator sebagai
suply energy listrik. Penggunaan daya hanya
sekitar 5.700 Watt, sehingga ada daya yang tidak
digunakan. Daya ini akan disimpan di battery
yang selanjutnya dapat digunakan setelah
solarcell tidak diaktifkan. Wiring diagram dari
perancangan solar system ini dapat dilihat pada
gambar 4.5.
Pada gambar 4.6, dalam instalasi
tersebut, energy listrik yang dihasilkan solar
modul akan diisikan ke battery dengan
menggunakan charger controler. Proses ini
berlangsung pada waktu pagi-sore dikarenakan
solar modul ini hanya dapat menghasilkan
energy listrik ketika menerima sinar matahari.
Energy listrik tersebut kemudian akan diteruskan
melewati charger controller yang dapat
dihubungkan langsung ke battery maupun
dihubungkan langsung ke inverter. Inverter
inilah yang berfungsi untuk mengubah arus DC
menjadi arus AC. Karena untuk motor
menggunakan arus 3 phase, maka arus keluaran
dari inverter harus melewati phase converter
terlebih dahulu agar arus yang masuk ke motor
menjadi 3 phase.
13
4.10 Analisis Penghematan Energi. Dari analisis kebutuhan beban yang ada,
besarnya kebutuhan beban awal dan sesudah
modifikasi adalah:
1. Kebutuhan beban Awal : 21.763VA
Yaitu dari beban peralatan dan beban
penerangan di kapal dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 4.6. Beban Peralatan.
Beban Peralatan
GS pump 1500
FO pump 880
Bilge pump 400
FW pump 150
pompa sirkulasi air palkah 170
blower 1500
line hauler 7500
pompa celup 500
kompressor 5700
Total = 18300
Table 4.7. Beban Penerangan.
2. Kebutuhan beban Sesudah :Dikarenakan
beban sebesar 5.700 VA disupply solar
system sehingga besarnya beban yang
ditanggung genset adalah
VA = 21.763 – 5.700 = 16.063 VA
Besarnya penghematan energy yang bisa
dilakukan adalah :
Jadi penghematan energi yang bisa diperoleh
adalah sebesar 26,19% dengan menggunakan
modifikasi solar system selama pukul 07.00-
17.00 dan penggunaan battery yang dapat
difungsikan dari pukul 17.00 – 18.00. Sehingga
penghematan daya sebesar 26,19% dapat
dilakukan selama 11 jam dalam sehari.
4.11 Analisis Penambahan Berat.
Pemasangan system solar cell ini yang
terdiri dari solar modul, charger controller,
battery, inverter, phaseconverter, tentu saja akan
menambah berat dari kapal dan mengurangi
payload kapal. Analisis berat dari system
solarcell di khususkan pada pemasangan
solarmodul dan battery saja karena dua alat ini
yang sangat berpengaruh terhadap penambahan
berat kapal, sehingga direncanakan sebagai
berikut:
Berat Solarcell:
Wsolarcell = (n) Solarmodul x W @ Solarmodul
= 36 x 16
= 576 Kg
Berat Battery :
Wbattery = (n) Battery x W @ Battery
= 2 x 104,3
= 208,6 Kg
Berat Total = Brt Solarcell + Brt Battery
= 576 + 208,6
= 784,6 Kg
Kapal KM. SAMODRA-46 ini mempunyai lima
buah ruang muat dengan kapasitas 3 ton/ruang
muat. Sehingga penambahan sisten solar cell ini
akan mengurangi kapasitas ruang muat sebesar :
Berat total ruang muat:
Berat total= Juml. ruang muat x kap ruang muat
= 5 x 3.000
= 15.000 kg
Beban Penerangan
40W TL 4 160
20W TL 3 60
23W 1 23
100W 3 300
60W 2 120
300W 6 1800
1000W 1 1000
Total =
3463
14
Besarnya pengurangan kapasitas adalah :
Sehingga dari penambahan system solar sell ini
dapat diketahui pengurungan kapasitas berat ruang
muat kapal berkurang sebanyak 0,052%
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah mengerjakan Tugas Akhir ini dapat
diambil suatu kesimpulan mengenai pemanfaatan
sel surya sebagai catu daya sistem pendingin
mekanis pada kapal ikan antara lain:
1. Jumlah solar modul yang bisa dipasang
pada top deck dengan luas deck 48,744
m2
adalah 36 solar modul dengan
mempertimbangkan tidak mengganggu
proses penangkapan ikan.
2. Dari pemasangan 36 solar modul yang
ada, dihasilkan daya sebesar 6.480 watt
selama 10 jam (pukul 07.00-17.00)
sehingga ada kelebihan daya sebesar 780
watt dari kebutuhan daya kompressor
sekitar 5.700 Watt. Kelebihan daya ini
dimanfaatkan untuk mengisi battery dua
buah battery berkapasitas 370 Ah yang
dapat dimanfaatkan untuk supplai daya
compressor selama satu jam. Jadi total
penggunaan system solar modul ini
selama 11 jam.
3. Dari total beban 21.763 Watt, sebanyak
5.700 Watt dapat di supply oleh 36 solar
modul untuk mengatasi beban motor pada
compressor system pendingin ruang muat
kapal. Sehingga pemasangan solar sistem
dapat dilakukan penghematan energi
sebesar 26,19 % dari total beban kapal.
Dari perhitungan yang ada dapat
dikatakan bahwa pemasangan solar modul
pada wiring diagram akan membawa
pengaruh terhadap penghematan energi.
4. Pemasangan sistem solar sel akan
mengurangi kapasitas berat dari ruang
muat kapal sebesar 784,6 kg atau
sebesar 0,052% dari total berat yang
dapat diangkut kapal yaitu sebesar 15
ton.
5.2 Saran
Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini ada beberapa
saran yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Untuk mendapatkan hasil perhitungan
yang lebih akurat dan teliti perlu
dilakukan proses simulasi dengan
mempertimbangkan intensitas sinar
matahari pada jalur pelayaran kapal.
2. Dari beberapa judul Tugas Akhir yang
telah ditulis dan dianalisis oleh
mahasiswa, ada baiknya hasil tugas
akhir dapat dikerjakan dengan
ekperimen dengan tujuan untuk
mendukung kesempurnaan data
penulisan Tugas Akhir sehingga dapat
diaplikasikan langsung pada topik.
3. Untuk pengerjaan Tugas Akhir
selanjutnya dengan topik solarcell ada
baiknya faktor ekonomisnya ikut
dianalisis agar dapat mengetahui nilai
ekonomisnya di bandingkan dengan
sistem yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, Pratama Risqi. 2008. Studi Awal
System Hybrid Antara Diesel Engine Dengan
Solar Cell Pada Kapal Penangkap Ikan.
El-wakil, M. M. 1984. Powerplant
Technology. Singapore: Mc Graw-Hill Book
Company.
Fauzi, Farit. 2009. Pemanfaatan Sel Surya
Sebagai Catu Daya Peralatan Penerangan
Kapal Di Kapal Tanker.
Lubis, Abubakar, dan Sudrajat, Adjat. 2006.
Listrik Tenaga Surya fotovoltaik. Jakarta :
BPPT PRESS
15
Mudjiono, Urip. 2003. Thesis-Penentuan
Kapasitas Dan Alternatif Sistem Pengisian
Battery Pada Propulsi Elektrik Kapal Selam.
Pudjanarsa, Astu. 2006. Mesin Konversi Energi.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
www.cool-ship.org
www.celsias.com
www.fvgenergy.com
www.solarnavigator.net
Watson, G. O. 1983. Marine Electrical Practice-
5th edition. England: Butterworths.
Wing, Charles. 1993. Boatowner's Wiring
Manual. London: ADLARD COLES
NAUTICAL.