pedoman pengembangan sim perpustakaan nasional ri · dampak negatif) apabila terjadi kegagalan di...

74

Upload: others

Post on 24-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

PEDOMAN PENGEMBANGAN

SIM PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Daftar Penyusun : Supriatno, A.Md. Sigit Purwoko, S.Sos. Samiran, S.Sos. Chaerul Umam, SS. Arta Simamora, SE.,M.Hum. Desi Mardianingsih, S.Sos. Desti Ayatun Funtayah, S.Sos. Alfa Husnas, SS. Dra. Adriati, M.Hum Dedy J. Laisa, S.Sos. Suharyanto, S.Sos.,M.Hum. Lilies Fardhiyah, S.Sos. C. Juli Odor Nainggolan, S.Ip. Hanita Yulistia Dra. Fathmi, SS. Drs. Yahyono, S.Ip., M.Si. Ade Riri Riyanti, SS. Dra. Sarmiati Saragih Yanerli Haditama Hengky Wiena

Nara Sumber : Firman Ardianyah, M.Komp.

Penyunting : Kepala Bidang Kerjasama Perpustakaan dan Otomasi Kepala Sub Bidang Otomasi

Penanggung Jawab : Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Pengarah : Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan

Informasi

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

i

KATA PENGANTAR

Sebagai ujung tombak Perpustakaan Nasional di sisi layanan publik, Pusat

Jasa Perpustakaan dan Informasi yang bernaung di bawah Deputi

Pengembahgan Bahan Pustaka dan Jasa informasi menerapkan secara maksimal

teknologi informasi untuk memaksimalkan layanan perpustakaannya kepada para

pemustaka. Penerapan teknologi informasi di terapkan dari hulu ke hilir aliran

bahan pustaka mulai dari akuisisi, pengolahan, sirkulasi, checkpoint, dan opac

dilakukan secara konsisten dengan pemusatan data di Pusat Data Perpustakaan

Nasional di lantai 7D gedung layanan.

Untuk mengatur bisnis proses perangkat teknologi informasi tersebut di

atas, dibutuhkan sistem yang baku untuk mengelola semua perangkat tersebut

agar tujuan yang ingin dicapai terpenuhi. Sistem Informasi Manajemen

Perpustakaan Nasional diterapkan untuk mengatur tata kelola teknologi informasi

tersebut beserta alur bisnisnya agar pemustaka sebagai target bisa terlayani

dengan baik.

Dalam perkembangannya sistem yang ada harus terus dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada.

Pengembangan sistem tidak bisa dilakukan secara asal, karena akan

menimbulkan kerugian. Agar tidak ada kesalahan ataupun penyimpanngan dalam

pelaksanaan pengembangan sistem yang ada, dibutuhkan pedoman sebagai

pegangan bagi pembuat kebijakan di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan

Informasi agar berperan sesuai tugas pokok dan fungsi dan agar tujuan-tujuan

yang ingin dicapai bisa terlaksana.

Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi para pegawai di lingkungan

Perpustakaan Nasional . Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku

pedoman ini.

Jakarta, 11 Agustus 2016

Kepala Perpustakaan Nasional RI

Muh. Syarif Bando

Nip: 19640118 199003 1 005

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ...................................................................................................... ii

Daftar Gambar ............................................................................................. iii

Bab 1 : Pendahuluan ................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2. Tujuan Penyusunan Pedoman ................................................. 1

1.3. Ruang Lingkup ......................................................................... 2

1.4. Batasan Istilah ......................................................................... 2

1.5. Sistematika Pedoman .............................................................. 6

Bab 2 : Sistem Informasi Manajemen .......................................................... 7

2.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen ....................................... 6

2.2 Kegunaan/Fungsi Sistem Informasi Manajemen ....................... 11

2.3 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen .......................... 18

Bab 3 : SIM Perpustakaan Nasional RI........................................................ 45

3.1 Proses Bisnis Global ................................................................. 45

3.2 Proses Bisnis Modul Akuisisi ..................................................... 46

3.3 Proses Bisnis Modul Katalog ..................................................... 49

3.4 Proses Bisnis Modul Keanggotaan ............................................ 51

3.5 Proses Bisnis Modul Keanggotaan Online ................................ 53

3.6 Proses Bisnis Modul Sirkulasi ................................................... 55

3.7 Proses Bisnis Modul Administrasi System User ........................ 57

Bab 4 : SOP Pengembangan SIM di Lingkungan Perpusnas RI .................. 58

4.1 Kebijakan Pengembangan SIM ................................................. 58

4.2 Tanggung Jawab....................................................................... 58

4.3 Standar ..................................................................................... 60

Bab 5 : Penutup ........................................................................................... 68

Daftar Pustaka ............................................................................................. 69

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar : 1. Bisnis Proses Perpustakaan ..................................................... 45

Gambar : 2. Bisnis Proses Akuisisi ............................................................... 47

Gambar : 3. Alur Kerja Proses Akuisisi ......................................................... 48

Gambar : 4. Bisnis Proses Katalog ............................................................... 49

Gambar : 5. Alur Kerja Proses Katalog ......................................................... 50

Gambar : 6. Bisnis Proses Keanggotaan ...................................................... 51

Gambar : 7. Alur Kerja Proses Keanggotaan ................................................ 52

Gambar : 8. Bisnis Proses Keanggotaan Online – Profile ............................. 53

Gambar : 9. Alur Kerja Proses Keanggotaan Online ..................................... 54

Gambar : 10. Bisnis Proses Sirkulasi ............................................................. 55

Gambar : 11. Alur Kerja Proses Sirkulasi ....................................................... 56

Gambar : 12. Bisnis Proses Administrasi System User .................................. 57

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Berdasarklan undang-undang tentag Perpustakaan, nomor 43 tahun

2007, salah satu tugas Perpustakaan Nasional RI adalah sebagai pusat

jejaring perpustakaan di Indonesia yang memberikan akses, cepat, akurat

dan merata oleh pemustaka. Teknologi informasi telah memungkinkan

Perpustakaan Nasional untuk meningkatkan kualitas layanan yang

memungkinkan Perpustakaan Nasional memenuhi kebutuhan pemustaka

akan akses yang cepat dan mudah ke koleksi dan ke sumber daya

informasi lain.

Pedoman ini mencakup penjelasan mengenai kegiatan

Perpustakaan Nasional yang berkaitan pengembangan dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam rangka pembangunan Sistem Informasi

Perpustakaan Nasional.

1.2. Tujuan penyusunan pedoman

Menyediakan acuan dan tata cara pengembangan Sistem Informasi

Manajemen di Perpustakaan Nasional RI agar tercapai :

1. Peningkatan layanan perpustakaan yang berbasis kebutuhan

pengguna, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

2. Memperluas jaringan informasi yang pada gilirannya akan

mempermudah akses ke dalam sumber-sumber informasi apapun

bentuk dan jenisnya.

3. Meningkatkan pengembangan secara sistematis perangkat lunak dank

eras berbasis komputer untuk mendukung tugas mengumpulkan,

menyimpan dan mengatur akses informasi dan pengetahuan dalam

bentuk digital.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

2

4. Dalam rangka menciptakan sistem terintegrasi yang lebih luas,

terjangkau, dan mudah diakses oleh seluruh pemustaka di mana pun

dan kapan pun berada.

1.3. Ruang Lingkup

Kebijakan yang ditetapkan oleh pedoman ini mencakup kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan bahan pustaka dan

layanan informasi di Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan

Layanan Informasi yang meliputi :

1. Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

2. Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka

3. Direktorat Deposit

4. Pusat Preservasi.

1.4. Batasan Istilah

Kebijakan ini dibuat untuk menunjukkan arah yang ditetapkan

o Sistem Informasi (Electronic Office, e-Office) adalah aplikasi

perkantoran yang mengganti proses administrasi berbasis manual ke

proses berbasis elektronis dengan memanfaatkan fasilitas LAN.

o Persuratan Elektronis (Electronic Mail, e-mail) adalah sistem

korespondensi yang menggunakan media elektronis, baik dalam lingkup

internal maupun eksternal.

o Pengarsipan Elektronis (Electronic Filling, e-Filling) adalah sistem

penyimpanan, pencarian dan penyajian dokumen dan korespondensi

secara elektronis.

o Kode Akses (Password) adalah kombinasi huruf, angka dan karakter

khusus sebagai pengenal dan pengaman dalam mengakses sistem

komputer.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

3

o Identitas Pengguna (Account) adalah data pengguna yang perlu dicatat

untuk mendapatkan alokasi ruang dalam mengoperasikan Sistem

Informasi dengan memasukkan kode akses.

o Sistem Pengamanan (Security System) adalah sistem yang dibangun

untuk mencegah pengaksesan secara tidak sah dan perusakan, serta

menjamin kerahasiaan data.

o Penampil Informasi/Penjelajah (Browser) adalah perangkat lunak untuk

menjelajah data dan informasi yang terdapat pada jaringan komputer

baik melalui intranet maupun Internet.

o Lemari Penyimpanan File Elektronis (Folder) adalah wadah

penyimpanan data elektronis dalam bentuk file yang tersusun dengan

baik.

o Pengaman Sistem Jaringan Komputer (Firewall) adalah perangkat lunak

dan/atau perangkat keras untuk menjamin penguna yang memiliki

otorisasi dalam mengakses jaringan.

o Program adalah serangkaian instruksi yang memerintah komputer

tentang apa yang harus dilaksanakan dan bagaimana cara

melaksanakannya.

o Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam

ke dalam berbagai bentuk media.

o Database adalah kumpulan semua data yang disimpan dalam suatu file

atau beberapa file.

o Sistem Basis Data (Database System) adalah sistem yang memuat data

yang terorganisasi dengan baik sehingga memudahkan penyimpanan

dan pengambilan kembali secara elektronis.

o Informasi adalah data yang sudah diproses menjadi bentuk yang

berguna bagi pemakai, dan mempunyai nilai pikir yang nyata bagi

pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan atau untuk prospek

masa depan.

o Perekaman data adalah kegiatan manajemen data atau pengelolaan

data yang meliputi memasukkan isi variabel tertentu ke dalam database.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

4

o Peremajaan data adalah kegiatan manajemen data yang meliputi

menambah, mengubah, dan menghapus data tertentu dan merekamnya

ke dalam database.

o Milis (Mailing List) adalah suatu kumpulan alamat email yang digunakan

oleh perorangan atau suatu organisasi untuk mengirimkan pesan

kepada seluruh anggota group tersebut.

o Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang

digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di

jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission Control

Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang

terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS

membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address.

o Cincin Tiket (Token Ring) adalah suatu desain jaringan komputer

berbentuk lingkaran yang memiliki suatu frame jaringan yang disebut

sebagai tiket (token) dan hanya komputer yang memiliki token yang

mempunyai hak untuk menggunakan jaringan dalam periode waktu

tertentu.

o Komputer ke Komputer (Peer-to-Peer) adalah suatu desain jaringan

yang menghubungkan suatu komputer dengan komputer lain dalam

tingkat jaringan yang sama sehingga komputer-komputer tersebut dapat

bertukar informasi secara langsung tanpa melalui server.

o Backout Plan adalah rencana pemulihan sistem ke kondisi semula sebelum

terjadi problem terkail proses implementasi.

o Fall-backplan adalah merupakan rencana alternatif (yang menghilangkan

dampak negatif) apabila terjadi kegagalan di dalam implementasi TIK.

o Integration testing adalah pengujian integrasi dari unit-unit dalam suatu

sistem informasi yang sudah teruji dalam unit testing.

o Jejak audit (audit trail) adalah urutan kronologis catatan audit yang

berkaitan dengan pelaksanaan suatu kegiatan.

o Joint Application Development (JAD) adalah pengembangan sistem informasi

yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh Pengembang sistem

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

5

informasi di lingkungan Kementerian Keuangan dan Pengembang

sistem informasi dari Pihak Ketiga.

o Konsep dasar operasional adalah dokumen yang menjelaskan

karakteristik kuantitatif dan kualitatif suatu sistem yang dibutuhkan dari

sudut pandang calon pengguna sistem.

o Kriteria penerimaan (acceptance criteria) adalah serangkaian persyaratan

yang harus dipenuhi oleh suatu produk sehingga produk tersebut dapat

diterima oleh pengguna. Kriteria penerimaan harus dapat memastikan

suatu produk berfungsi sesuai dengan kebutuhan.

o Rancangan tingkat tinggi (high level design) adalah suatu overview terhadap

sistem informasi yang memperlihatkan gambaran menyeluruh dari suatu

sistem informasi.

o Siklus pengembangan sistem informasi disebut juga sebagai System

Development Life Cycle/SDLC adalah siklus pengembangan sistem informasi

terdiri dari proses analisis kebutuhan, proses perancangan, proses

pengembangan, proses pengujian, proses implementasi, dan proses

tinjauan pasca implementasi sistem informasi yang dapat dilaksanakan

oleh internal, pihak ketiga, atau melalui Joint Application Development (JAD).

o System testing adalah pengujian perangkat keras/lunak yang baru terhadap

sistem informasi yang sudah terpasang. Pengujian ini bertujuan untuk

melihat apakah perangkat keras/lunak yang baru dapat berintegrasi

dengan baik dengan sistem informasi yang sudah ada.

o Unit testing adalah pengujian masing-masing unit dalam komponen suatu

rilis untuk memastikan bahwa setiap unit bekerja dengan baik sesuai

dengan fungsinya.

o User Acceptance Test (UAT) adalah uji penerimaan yang dilakukan oleh

pemilik proses bisnis dan pengguna. Suatu sistem informasi dikatakan

dapat diterima apabila telah lulus dari UAT. UAT terdiri dari uji

penerimaan sistem (systems acceptance testing), pilot acceptance test, uji setiap fase

roll-out, dan pengujian akhir (final acceptance test).

1.5. Sistematika Pedoman

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

6

Pedoman ini dibagi menjadi lima bagian,

Bab 1 Penjelasan Mengenai Pedoman ini;

Bab 2 Penjelasan mengenai apa itu SIM;

Bab 3 menjelaskan mengenai SIM di Perpustakaan Nasional RI;

Bab 4 mengenai SOP pengembangan SIM di Perpustakaan Nasional

RI, dan

Bab 5 Penutup.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

7

BAB 2

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

2.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam

tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah

lembaga/perpustakaan yang sangat penting untuk mendukung

kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa

informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah lembaga/perpustakaan. Akibat

bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu

lembaga/perpustakaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol

sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis

sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam

bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi

yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya

adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak

bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep

dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah

sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan

langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas

adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.

Sebuah lembaga/perpustakaan mengadakan transaksi-transaksi

yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar

gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus

dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data

dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu

prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas

pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen

melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem

pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

8

kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan

bagi pengambilan keputusan.

Sistem informasi manajemen (SIM) digambarkan sebagai sebuah

bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi,

penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan

berikutnya terdiri dari sumber-sumber

informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari.

Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu

perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian

manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk

mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat

manajemen.

Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum

dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu

(intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi,

manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem

ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan

keputusan, dan sebuah “data base”.

2.1.1 Konsep Dasar Informasi

Terdapat beberapa definisi, antara lain:

1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih

berarti bagi yang menerimanya.

2. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat

mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau

kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa

nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian

mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

9

3. Data organized to help choose some current or future action or

nonaction to fullfill company goals, the choice is called business

decision making (Robert G. Murdick, 1997).

2.1.2 Nilai Informasi

Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih

efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian

besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan

satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya

2.1.3 Sistem Manusia/Mesin Berdasarkan Komputer

Pada dasarnya orang dapat membahas sistem informasi

manajemen tanpa komputer, tetapi adalah kemampuan komputer

yang membuat SIM terwujud. Persoalannya bukan dipakai atau

tidaknya komputer dalam sebuah sistem informasi manajemen,

tetapi adalah sejauh mana berbagai proses akan dikomputerkan.

Gagasan suatu sistem informasi/keputusan berdasarkan komputer

berarti automatisasi total. Konsep sistem manusia/mesin

menyiratkan bahwa sebagian tugas sebaiknya dilaksanakan oleh

manusia, dan lainnya lebih baik dilakukan oleh mesin. Dalam

sebagian terbesar persoalan, manusia dan mesin membentuk

sebuah sistem gabungan dengan hasil yang diperoleh melalui

serangkaian dialog dan interaksi antara komputer dan seorang

manusia pengolah.

Kenyataan bahwa sebuah SIM adalah berdasarkan komputer

berarti bahwa para perancang harus memilih pengetahuan cukup

mengenai komputer dan penggunaannya dalam pengolahan

informasi. Konsep manusia/mesin bahwa perancang sebuah sistem

informasi manajemen harus memahami kemampuan manusia

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

10

sebagai pengolah informasi dan perilaku manusia dalam mengambil

keputusan.

2.1.4 Sistem Terpadu dengan “Data base”

Sebuah sistem terpadu berdasarkan pada anggapan bahwa

harus ada integrasi antara data dan pengolahan. Integrasi data

dicapai melalui “data base”. Pada sebuah sistem pengolahan

informasi, “data base” terdiri dari semua data yang dapat dijangkau

oleh sistem. Pada SIM berdasarkan komputer, istilah “data base”

biasanya dipakai khusus untuk data yang dapat dijangkau secara

langsung oelh komputer. Manajemen sebuah “data base” adalah

sebuah sistem perangkat lunak komputer yang disebut sebagai

sebuah sistem manajemen “data base”. Sesuatu penerapan yang

mamakai sebuah item (butir) data akan mengambil item data yang

sama, yang hanya sekali disimpan dan disediakan untuk semua

penerapan. Suatu peremajaan dari sebuah item data membuatnya

sesuai untuk semua pemakaian.

Pengolahan terpadu dicapai melalui sebuah perencanaan

sistem secara menyeluruh. Sistem dirancang sebagai suatu

gabungan beberapa subsistem dan bukan sebagai sebuah sistem

tunggal. Perancangan sistem ini dapat berupa sebuah komputer

pusat besar, atau dapat pula merupakan sebuah jaringan kerja

beberapa komputer kecil. Gagasan pokoknya adalah paduan

terencana dari berbagai penerapan yang layak dan efektif.

2.1.5 Dukungan Operasi

Kecenderungan dalam pengolahan transaksi pada sistem-

sistem mutakhir adalah menuju pengumpulan data secara “online”

dan permintaan informasi (inquiry) secara online pula. Kemampuan

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

11

memperoleh informasi secara online sangat besar peranannya

dalam mendukung informasi. Ini berarti bahwa setiap petugas yang

berwenang dapat memperoleh jawaban langsung atas sesuatu

permintaan informasi seperti posisi terakhir perkiraan seorang

pemustaka atau sediaan yang ada untuk jenis barang tertentu.

2.1.6 Pemanfaatan Manajemen dan Model Keputusan

Model-model pembantu keputusan ynag dipakai dalam sistem

dapat berupa model cerdas (intelligence model) untuk menemukan

persoalan, model keputusan (decision model) utnuk mengenali dan

menganalisis penyelesaian yang mungkin, dan berbagai model

pilihan seperti model optimisasi (optimization model) yang

memberikan suatu penyelesaian optimal atau metode pemuas untuk

memutuskan atas sebuah penyelesaian yang memuaskan.

Dengankata lain, diperlukan berbagai ancanagan anlitis dan

permodelan untuk memenuhi berbagai situsi yang memerlukan

keputusan.

2.2 Kegunaan / Fungsi Sistem Informasi Manajemen

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat

berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui

kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan

mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level)

manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada

pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya

Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki

informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik

yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan

yang strategis.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

12

Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada

pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan

pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatkan aksesibilitzas data yang tersaji secara tepat waktu dan

akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara

sistem informasi.

2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan

sistem informasi secara kritis.

3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung

sistem informasi.

5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis

dari sistem informasi dan teknologi baru.

7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengemzzbangan dan

pemeliharaan sistem.

8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-

transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai

salah satu produk atau pelayanan mereka.

9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah

dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang

terjadi.

10. Lembaga/perpustakaan menggunakan sistem informasi untuk

mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar

konsisten dengan jenis barang yang tersedia.

11. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

13

Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana

keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem

keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari

masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini

pengambil keputusan dianggap:

a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau

hasilnya masing-masing

b. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang

memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.

c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba,

volume penjualan, atau kegunaan.

Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang

rasional yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan

berdasarkan kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif yang

membawa kepada hasil yang terbaik/maksimal. Model kuantitatif

pengambilan keputusan biasanya adalah model sistem keputusan

tertutup.

Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai

berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui.

Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses

keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambilan

keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi

lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam batas yang

dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif,

kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.

12. SIM Berdasarkan Aktivitas/Kegiatan Manajemen

Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling

berhubungan. Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan

operasional bergantung pada proses yang tepat dari transaksi; pada

tingkat dari pengendalian manajemen, pembuatan keputusan tentang

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

14

keamanan persediaan dan frekuensi memesan lagi bergantung pada

pembetulan ringkasan dari hasil operasi-operasi; pada tingkat strategi,

hasil dalam operasi-operasi dan pengendalian manajemen yang

dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan tindak tanduk dan

sebagainya untuk mencapai strategi inventaris. Tampaknya terdapat

kontras tajam antara ciri-ciri informasi untuk perencanaan pengendalian

dan taktis berada di tengahnya. Tabel 6 menunjukkan perbedaan tujuh

macam ciri. Dengan melihat perbedaan ini, sistem informasi untuk

perencanaan strategik tidaklah identik dengan sistem informasi untuk

pengendalian operasional.

13. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional

Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan

operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian

operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah

ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan.

Pendukung pemrosesan untuk pengendalian operasi terdiri dari:

a. Proses transaksi

b. Proses laporan

c. Proses pemeriksaan

Beberapa contoh di bawah ini menggambarkan jenis dukungan

keputusan yang dapat dibuat dalam sistem pengendalian operasional:

a. Suatu transaksi penarikan kembali sediaan menghasilkan suatu

dokumen transaksi. Pengolahan transaksi juga dapat menyelidiki

persediaan yang ada, dan memutuskan apakah suatu pesanan

pembelian sediaan harus diadakan.

b. Suatu pemeriksaan terhadap file pegawai menjelaskan keperluan

untuk suatu posisi. Komputer menyelidiki file pegawai

menggunakan program untuk memilih kandidat secara kasar.

c. Laporan rutin dihasilkan secara periodik. Tetapi suatu aturan

keputusan yang diprogramkan dalam suatu prosedur pengolahan

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

15

laporan bisa menciptakan laporan khusus dalam suatu bidang

masalah. Contoh: suatu analisis pesanan yang masih belum

dilayani setelah 30 hari.

14. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Manajemen

Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh manajer

departemen untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan

pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan

personalia operasional, dna mengalokasi sumber daya. Proses

pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi berikut:

1. Pekerjaan yang telah direncanakan (standar, ekspektasi, anggaran,

dll)

2. Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan

3. Sebab penyimpangan

4. Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin

Database untuk pengendalian manajemen terdiri dari dua elemen

utama: (1) database dari operasional, dan (2) rencana, anggaran,

standar, dll yang mendefinisikan perkiraan tentang pelaksanaan, juga

beberapa data eksternal seperti perbandingan industri dan indeks

biaya.

Proses untuk mendukung keputusan kegiatan pengendalian

manajemen adalah sebagai berikut:

1. Model perencanaan dan anggaran

2. Program-program laporan penyimpangan

3. Model-model analisis masalah

4. Model-model keputusan

5. Model-model pemeriksaan/pertanyaan

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

16

Keluaran dari sistem informasi pengendalian manajemen adalah:

rencana dan anggaran, laporan yang terjadwal, laporan khusus, analisis

situasi masalah, keputusan untuk penelaahan, dan jawaban atas

pertanyaan.

15. Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis

Tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi

dimana suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison

waktu untuk perencanaan strategis cenderung lama, sehingga

perubahan mendasar dalam organisasi bisa diadakan, sebagai contoh:

a. Perpustakaan memutuskan untuk mengembangkan sistem layanan

dari layanan konvensional menjadi layanan interaktif, seperti

diberlakukannya layanan SDI (Selective Dissemination of

Information) untuk pemustaka.

b. Perpustakaan berniat untuk mendekatkan koleksinya ke pemustaka

seperti mengadakan perpustakaan keliling berbasis elekstronik

contohnya PUSTELING (Perpustakaan Elektronik Keliling) di

Perpustakaan Nasional.

Aktifitas perencanaan strategis tidak harus terjadi dalam suatu siklus

periode seperti kegiatan pengendalian manajemen. Kegiatan ini

memang agak tidak teratur, meskipun beberapa perencanaan strategis

bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan tahunan dan siklus

penganggaran.

Beberapa jenis data yang berguna dalam perencanaan strategis

menunjukkan ciri data:

a. Prospek peningkatan ekonomi instansi induk perpustakaan yang

berimbas pada peningkatan anggaran belanja perpustakaan. contoh

peningkatan pendapatan daerah bisa diharapkan untuk peningkatan

layanan perpusakaan.

b. Perkembangan sosial politik dan budaya yang sangat mungkin

berimbas pada peningkatan kunjungan ke perpustakaan

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

17

c. Kemampuan perpustakaan untuk berkembang lebih maju

berdasarkan kondisi yang ada sekarang. Bila perpustakaan sudah

punya landasan sistem otomasi yang kuat, bisa direncanakan untuk

dikembangkan ke arah perpustakaan digital.

d. Prospek untuk bekerjasama dengan perpustakaan lain untuk

memperkuat layanan koleksi untuk memudahkan pemustaka

mendapatkan koleksi yang diinginkan.

e. Pembangunan layanan-layanan baru yang lebih informatif untuk

pemustaka.

Dukungan sistem informasi untuk perencanaan strategis tidak bisa

selengkap seperti bagi pengendalian manajemen dan pengendalian

operasional. Namun demikian sistem informasi manajemen dapat

memberi bantuan yang cukup pada proses perencanaan strategis,

misalnya:

a. Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan atas data internal yang

ditimbulkan kebutuhan pengolahan operasional.

b. Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan oleh data

masa lampau dan diproyeksikan ke masa mendatang

c. Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa direkam dalam

database komputer.

16. SIM Berdasarkan Fungsi Organisasi

Sistem informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi

subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu

organisasi. Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi

yntuk membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan

fungsinya, walaupun akan menyangkut database, model base dan

beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem

fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat

aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional,

pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

18

2.3 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang

baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

memperbaiki sistem yang telah ada.

2.3.1 Tim Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh

personalpersonal yang kompeten di bidangnya. Suatu Tim biasanya

terdiri dari:

1. Manajer Analis Sistem

Manajer analis sistem (manager of system analysis) ini disebut

juga sebagai koordinator proyek dan mempunyai tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

a. Sebagai ketua/ koordinator tim pengembangan sistem

b. Mengarahkan,mengontrol dan mengatur anggota tim

pengembangan sistem lainnya

c. Membuat jadwal pelaksanaan proyek pengembangan sistem

yang akan dilakukan

d. Bertanggung jawab dalam mendefinisikan masalah,studi

kelayakan, disain sistem dan penerapananya.

e. Memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan sistem

f. Mewakili tim untuk berhubungan dengan pemakai sistem

dalam hal perundingan-perunndingan dan pemberian-

pemberian nasehat kepada manajemen dan pemakai sistem.

g. Membuat laporan-laporan kemajuan proyek (progress report)

h. Mengkaji ulang dan memeriksa kembali hasil kerja dari tim.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

19

2. Ketua Analis Sistem

Ketua analis sistem (lead system analyst) biasanya menjabat

sebagai wakil dari manajer analisis sistem.Tugasnya adalah

membantu tugas dari manajer analisis sistem dan mewakilinya

bila manajer analis sistem berhalangan.

3. Analis Sistem Senior

Analis sisten senior (senior system analyst) merupakan analis

sistem yang sudah berpengaalaman.

4. Analis sistem

Analys sistem (system analyst) merupakan analis sistem yang

cukup berpengalaman dan dapat bekerja sendiri tanpa

bimbingan dari analis sistem senior.

5. Analis sistem yunior

Analis sistem yunior (junior system analyst) merupakan analis

sistem yang belum berpengalaman dan masih membutuhkan

bimbingan-bimbingan dari analis sistem yang lebih senior. Analis

sistem yunior ini sering juga disebut dengan analis sistem yang

masih dilatih (system analyst trainee).

6. Pemrogram aplikasi senior

Permograman aplikasi senior (senior application programmer)

merupakan pemrigraman computer yang sudah berengalaman

dengan tugas merancang spesifikasi dari program aplikasi dan

mengkoordinasi kerja dari pemrogram yang lainnya.Pemrogram

aplikasi senior ini kadang-kadang juga disebut dengan

pemrogram / analis.

7. Pemrogram aplikasi

Pemrogram apliaksi (application programmer) merupakan

pemrogram computer yang cukup berpengalaman dan dapat

melakukan tugasnya tanpa harus dibimbing secara langsung

lagi.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

20

8. Pemrogram aplikasi yunior

Pemrogram aplikasi yunior (junior application programmer)

merupakan pemrogram computer yang belum berpengalaman

dan masih dibawah bimbingan langsung dari pemrogram yang

lebih senior. Pemrogram aplikasi yunior biasanya hanya

dilibatkan pada pembuatan modul-modul program yang

sederhana, seperti misalnya pembuatan bentuk-bentuk I/O.

Pemrogram aplikasi yunior ini sering juga disebut dengan

pemrogram aplikasi yang masih dilatih (application programmer

trainee).

Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang

akan dikembangkan cukup besar. Apabila sistem yang akan

dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan

berdasarkan kebutuhan.

2.3.2 Perlunya Pengembangan Sistem

Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan

karena beberapa hal:

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di

sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:

Ketidakberesan sistem yang lama

Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan

sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan

yang diharapkan.

Pertumbuhan organisasi

Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan

data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang

baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru,

karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

21

memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan

manajemen.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan

Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan

informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau

tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk

meraih kesempatankesempatan dan peluang-peluang pasar,

sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk

meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung

proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

manajemen.

3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan

pemerintah

Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya

instruksiinstruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi,

seperti misalnya peraturan pemerintah

2.3.3 Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem

1. Keluhan pemustaka

2. Keterlambatan pengiriman bahan perpustakaan dari unit

pengadaan ke pengolahan atau dari pengolahan ke sirkulasi.

3. Kurangnya insentif bagi pustakawan

4. Laporan yang tidak tepat waktu

5. Isi laporan yang sering salah

6. Tanggung jawab yang tidak jelas

7. Waktu kerja yang berlebihan

8. Ketidakberesan kas

9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah

10. Banyaknya pekerja yang menganggur

11. Kegiatan yang tumpang tindih

12. Tanggapan yang lambat terhadap keluhan pemustaka

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

22

13. Kurang memiliki daya saing

14. Proses pengembangan koleksi yang tidak efisien

15. Biaya operasi yang tinggi

16. Pengembangan koleksi yang tidak sesuai dengan permintaan

pemustaka

17. Keluhan dari supplier bahan perpustakaan karena tertundanya

pembayaran

2.3.4 Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan

dalam hal:

1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time.

Throughput adalah jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada

suatu saat tertentu, Respon time adalah Rata-rata waktu

tertunda di antara dua transaksi.

2. Kualitas informasi yang disajikan

3. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah

sumber daya yang digunakan

4. Kontrol (pengendalian)

5. Efisiensi

6. Pelayanan

2.3.5 Prinsip Pengembangan Sistem

Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah:

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.

Maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal

berikut ini:

Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan

Investasi yang terbaik harus bernilai

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam

proses pengembangan sistem

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

23

5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut

6. Jangan takut membatalkan proyek

7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan

sistem

2.3.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih

timbul permasalahan-permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam

tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali

suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke proses

yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem.

Siklus Hidup Pengembangan Sistem dapat didefinisikan

sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional

dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan

mengimplementasikan sistem informasi.

Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi

atas enam fase, yaitu:

1. Perencanaan sistem

2. Analisis sistem

3. Perancangan sistem secara umum / konseptual

4. Evaluasi dan seleksi sistem

5. Perancangan sistem secara detail

6. Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi sistem

7. Pemeliharaan / Perawatan Sistem

Keenam fase siklus hidup pengembangan sistem ini dapat

digambarkan seperti pada Gambar di bawah ini.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

24

Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

1. Fase Perencanaan Sistem

Dalam fase perencanaan sistem:

Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan

sistem

informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-

kebutuhan pemakai informasi.

Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan

prioritasnya.

Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk

pengembangan.

Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan

untuk mendukung pengembangan sistem.

Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan:

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

25

faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan

dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang

dikembangkan dan digunakan,

faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan

dengan pendukung sistem informasi dari sasaran bisnis

dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai

yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem

mana yang akan menerima prioritas yang tertinggi.

Faktor kelayakan

(feasibility factors)

Faktor strategis

(strategic factors)

Kelayakan teknis Produktivitas

Kelayakan ekonomis Diferensiasi

Kelayakan legal Manajemen

Kelayakan operasional

Kelayakan rencana

Suatu sistem yang diusulkan harus layak, yaitu sistem ini harus

memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

Kelayakan teknis untuk melihat apakah sistem yang diusulkan

dapat

dikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan

teknologi

yang ada atau apakah teknologi yang baru dibutuhkan.

Kelayakan ekonomis untuk melihat apakah dana yang tersedia

cukup untuk mendukung estimasi biaya untuk sistem yang

diusulkan.

Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara sistem

yang sedang dipertimbangkan dengan kemampuan lembaga/

perpustakaan untuk melaksanakan kewajibannya secara legal.

Kelayakan operasional untuk melihat apakah prosedur dan

keahlian

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

26

pegawai yang ada cukup untuk mengoperasikan sistem yang

diusulkan

atau apakah diperlukan penambahan/pengurangan prosedur dan

keahlian.

Kelayakan rencana berarti bahwa sistem yang diusulkan harus

telah

beroperasi dalam waktu yang telah ditetapkan.

Selain layak, proyek sistem yang diusulkan harus mendukung faktor-

faktor strategis,seperti

Produktivitas mengukur jumlah output yang dihasilkan oleh

input yang tersedia. Tujuan produktivitas adalah mengurangi atau

menghilangkan biaya tambahan yang tidak berarti. Produktivitas

ini dapat diukur dengan rasio antara biaya yang dikeluarkan

dengan jumlah unit yang dihasilkan.

Diferensiasi mengukur bagaimana suatu lembaga/perpustakaan

dapat menawarkan produk atau pelayanan yang sangat berbeda

dengan produk dan pelayanan dari saingannya. Diferensiasi

dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas, variasi,

penanganan khusus, pelayanan yang lebih cepat, dan biaya yang

lebih rendah.

Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan

informasi untuk menolong manajer dalam merencanakan,

mengendalikan dan membuat keputusan. Manajemen ini dapat

dilihat dengan adanya laporanlaporan tentang efisiensi

produktivitas setiap hari.

2. Fase Analisis Sistem

Dalam fase ini:

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

27

Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen

dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan

sistem; definisimasalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-

kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan

estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.

Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan

kegiatan analisis sistem.

Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk

membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis

sistem.

Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas

tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.

Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini.

Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja

dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian

masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.

Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin

tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis

dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup

pengembangan sistem.

Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem

disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan

rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap

untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila

laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan

analisis tambahan sampai semua peserta setuju.

3. Fase Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

28

Arti Perancangan Sistem

Tahap setelah analisis dari Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional

Persiapan untuk rancang bangun implementasi

Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan

pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang

terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi

Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan

Tujuan Perancangan Sistem

Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun

yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik

lainnya yang terlibat

Sasaran Perancangan Sistem

Harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan

Harus dapat mendukung tujuan utama lembaga/perpustakaan

Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan

transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan

yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas

yang lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer

Harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk

masingmasing komponen dari sistem informasi yang meliputi

data dan informasi, simponan data, metode-metode, prosedur-

prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan

pengendalian intern

Dalam fase ini:

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

29

dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk

pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan

kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual

memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan

terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.

pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan

mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan

dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing

laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa

form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah

selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada

tampilan komputer.

Jadi, perancangan sistem secara umum berarti untuk

menerangkan secara luas bagaimana setiap komponen

perancangan sistem tentang output, input, proses, kendali,

database dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini

juga menerangkan data yang akan dimasukkan,

dihitung atau disimpan. Perancang sistem memilih struktur file

dan alat penyimpanan seperti disket, pita magnetik, disk

magnetik atau bahkan filefile dokumen. Prosedur-prosedur yang

ditulis menjelaskan bagaimana data diproses untuk

menghasilkan output.

4. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem

Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point

utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase

evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan

biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara

hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.

Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan

pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

30

dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya,

beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah

satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu

alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan

rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk

perancangan detailnya.

5. Fase Perancangan Sistem secara Detail/Fungsional

Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi

untuk perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua

komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan

output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan

laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui

oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan

format input baik untuk layar dan form-form biasa direview dan

disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.

Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses

dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi-

transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-

macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi

informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel

operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang

dikembangkan.

Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data.

Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari

macam-macam ancaman dan error ditentukan. Pada beberapa

proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan untuk

merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer,

peralatan dan jaringan telekomunikasi.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

31

Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail

dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan

semua spesifikasi

untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi

satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku

pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan

menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas

implementasi lainnya.

Meskipun sejumlah orang telah me-review dan menyetujui setiap

komponen rancangan sistem, review terhadap rancangan sistem

secara detail harus dilakukan kembali secara menyeluruh dan

lengkap oleh pemakai sistem dan personel manajemen, sedangkan

profesional sistem mungkin tidak terlibat dalam kegiatan ini.

Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh ini adalah untuk

menemukan error dan kekurangan rancangan sebelum

implementasi dimulai. Jika error dan kekurangan atau sesuatu yang

hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang

bernilai dapat diselamatkan dan kesalahan yang tidak diinginkan

terhindari. Setelah semua review secara menyeluruh selesai

dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat dan pemakai dan

manajer sistem menandatangani laporan perancangan secara detail.

Alat-alat Perancangan

Alat-alat perancangan menolong profesional sistem untuk

membentuk struktur sistem yang akan memenuhi kebutuhan

pemakai selama aktivitas analisis. Alat-alat perancangan sistem

yang digunakan adalah:

Spesifikasi proses untuk menjelaskan bagaimana data

ditransformasikan menjadi informasi, seperti Pseudocode,

Structure english, dan Tabel keputusan.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

32

Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO) untuk

merepresentasikan hirarki modul-modul program tidak termasuk

dokumentasi interface antar modul.

Structure chart untuk merepresentasikan hirarki modul-modul

program

termasuk dokumentasi interface antar modul.

Diagram Warnier-Orr (W/O) untuk merepresentasikan struktur

program dari gambaran umum sampai detail.

Diagram Jackson untuk merepresentasikan struktur program.

2.3.7 Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem

Pada fase ini:

1. sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.

2. Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk

implementasi sistem baru.

Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian,

yaitu:

1. rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program

and Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan

penjadwalan proyek dan teknik manajemen.

2. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting

untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti:

pengembangan perangkat lunak

Persiapan lokasi peletakkan sistem

Instalasi peralatan yang digunakan

Pengujian Sistem

Pelatihan untuk para pemakai sistem

Persiapan dokumentasi

2.3.8 Pendekatan Pengembangan Sistem

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

33

Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan

sistem, yaitu Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur,

Pendekatan Dari Bawah Ke Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.

1. Pendekatan Klasik

Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan

Pendekatan Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan

Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan

Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-

tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan

bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan

pada System Life Cycle.

Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada

Pendekatan

Klasik adalah sebagai berikut:

Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit

Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-

teknik di dalam mengembangkan sistem dan sebagai

akibatnya proses pengembangan

perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk

dikerjakan oleh pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan

terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus

data (data flow diagram), kamus data (data dictionary), tabel

keputusan (decision table). diagram IPO, bagan terstruktur

(structured chart) dan lain sebagainya yang memungkinkan

pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan

alat-alat dan teknik-teknik tersebut

Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi

mahal Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem

klasik disebabkan karena dokumentasi sistem yang

dikembangkan kurang lengkap dan kurang terstruktur.

Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan teknik -

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

34

teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang

didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi

menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi strukturnya

kurang jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem

menjadi kesulitan.

Kemungkinan kesalahan sistem besar Pendekatan klasik

tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk

melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan

kesalahankesalahan sistem akan menjadi lebih besar.

Keberhasilan sistem kurang terjamin

Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-

personil pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem,

padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan

pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem yang sedang

dikembangkan merupakan hal yang vital untuk keberhasilan

proyek pengembangan sistem pada akhirnya.

Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut

dengan Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada dasarnya

mencoba menyediakan kepada analis sistem dengan alat-alat

dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem disamping tetap

mengikuti ide dari System Life Cycle.

2. Pendekatan terstruktur (Structured Approach)

Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan

teknik teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem,

sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan

didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik

dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang

terstruktur telah banyak yang diperkenalkan baik dalam

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

35

bukubuku, maupun oleh lembaga/perpustakaan-lembaga/

perpustakaan konsultan pengembang sistem.

Metodologi ini memperkenalkan penggunaan alat-alat dan

teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur.

Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan

konsep yang baru. Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan

perancangan sirkuit untuk alat-alat elektronik adalah dua contoh

baru konsep ini yang banyak digunakan di industri-industri.

Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam

mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk

sistem yang memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan

terstruktur, permasalahanpermasalahan yang kompleks dalam

organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah

untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya,

mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya,

sesuai dengan anggaran biayanya, dapat meningkatkan

produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).

3. Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)

Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level

operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai

dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani

transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan

informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri

dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila

digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan

istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data

yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan

menyusul mengikuti datanya.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

36

4. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)

Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai

dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi.

Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan

kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan

ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah

kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke

pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data,

prosedurprosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga

merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-

turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga

dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan

adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu

diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang

dibutuhkan.

5. Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)

Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi

tertentu tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau

tidak memperhatikan sasaran organisasi secara global

(memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja).

6. Pendekatan Sistem (systems approach)

Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan

terintegrasi untuk masing-masing kegiatan/aplikasinya dan

menekankan sasaran organisasi secara global.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

37

7. Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)

Pendekatan pengembangan sistem serentak secara

menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri

klasik).

8. Pendekatan Moduler (modular approach)

Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul

yang sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan

dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)

9. Lompatan jauh (great loop approach)

Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara

serentak menggunakan teknologi canggih, sehingga

mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit dikembangkan

karena terlalu komplek.

10. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)

Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk

aplikasiaplikasi yang memerlukan saja dan terus dikembangkan

untuk periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi

yang ada.

Keuntungan pendekatan terstruktur:

1. Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).

2. Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).

3. Standarisasi (standardization).

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

38

4. Orientasi ke masa datang (future orientation).

5. Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on

artistry).

2.3.9 Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-

prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan, postulat-postulat

yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin

lainnya. Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk

mengerjakan sesuatu. Metodologi Pengembangan sistem berarti

metode-metode, prosedur-prosedur, konsepkonsep pekerjaan,

aturan-aturan dan postulat-postulat (kerangka pemikiran) yang akan

digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.

Uruturutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan

istilah Algoritma Metodologi pengembangan sistem adalah metode-

metode, prosedurprosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan

dan postulat-postulat (dalil) yang akan digunakan untuk

mengembangkan suatu sistem informasi.

Klasifikasi dari metodologi:

1. Functional decomposition methodologies

Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke

dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan

lebih mudah untuk

dipahami, dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam

kelompok metodologi ini adalah:

HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)

Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise

Refinement (ISR)

Information Hiding

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

39

2. Data Oriented Methodologies

Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang

akan diproses. Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu:

a. Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat

digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan

antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang

termasuk dalam metodologi ini adalah:

SADT (Structured Analysis and Design Techniques)

Composite Design

SSAD (Structured System Analysis and Design)

b. Data Structured oriented methodologies. Metodologi ini

menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang

termasuk dalam metodologi ini adalah:

JSD (Jackson’s System Development)

W/O (Warnier/Orr)

3. Prescriptive Methodologies

Yang termasuk dalam metodologi ini adalah:

ISDOS (Information System Design dan Optimization System),

merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of

Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi

proses pengembangan sistem informasi. ISDOS mempunyai

dua komponen, yaitu:

PSL (Program Statement Language), merupakan komponen

utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat

kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form.

PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat

dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

40

menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa

pemrograman prosedural.

PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket

perangkat lunak

yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan

digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan,

disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output

laporan.

2.3.10 Alat dan Teknik Pengembangan Sistem

Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya

adalah:

1. HIPO diagram

2. Data flow diagram

3. Structured chart

4. SADT diagram

5. Warnier / Orr diagram

6. Jackson’s diagram

Beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat

digunakan disemua metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu

bagan, diantaranya:

1. Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting):

a. Bagan alir sistem (System Flowchart)

b. Bagan alir program (Program Flowchart)

Bagan alir logika program (Program logic Flowchart)

Bagan alir program komputer (Detailed computer

program Flowchart)

c. Bagan alir kerta kerja (Paperwork Flowchart) atau disebut

juga Bagan alir formulir

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

41

d. Bagan alir hubungan database (Database relationship

Flowchart)

e. Bagan alir proses (Process Flowchart)

f. Gant chart

2. Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout charting)

3. Bagan untuk menggmbarkan hubungan personil (Personal

relationship charting):

a. Bagan distribusi kerja (Working distribution chart)

b. Bagan organisasi (Organization chart)

Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem diantaranya:

1. Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan

PERT (Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini

digunakan untuk penjadwalan proyek

2. Teknik untuk menemukan fakta (Fact finding technique), yaitu

teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan

menemukan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem

yang ada. Teknik ini diantaranya adalah

Wawancara (Interview)

Persiapan yang dilakukan:

buat janji pertemuan

pastikan orang yang akan diwawancarai

pokok permasalahan

Pada saat wawancara yang perlu diperhatikan:

Siapa yang akan diwawancarai

Pokok permasalahan

Tanggapan

Kapan akan bertemu kembali

Observasi (Observation)

Daftar pertanyaan (Questionaires)

Pengumpulan Sampel (Sampling)

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

42

3. Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau

Cost Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk

menghitung biaya yang berhubungan dengan pengembangan

sistem informasi seperti ;

biaya pengadaan

biaya persiapan

biaya proyek

biaya operasi

serta manfaat yang didapat dari sistem informasi seperti ;

manfaat mengurangi biaya

manfaat mengurangi kesalahan

manfaat meningkatkan kecepatan aktivitas

manfaat meningkatkan perencanaan dan pengendalian

manajemen

4. Teknik untuk menjalankan rapat

Tujuan dari rapat dalam pengembangan sistem diantaranya

adalah untuk ;

mendefinisikan masalah

mengumpulkan ide-ide

memecahkan permasalahan-permasalahan

menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi

menganalisis kemajuan proyek

mengumpulkan data atau fakta

perundingan-perundingan

Tahapan pelaksanaan kegiatan ;

merencanakan rapat

menjalankan rapat

menindaklanjuti hasil rapat

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

43

5. Teknik Inspeksi / Walkthrough

Proses dari analisis dan desain sistem harus diawasi.

Pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara memverifikasi

hasil dari setiap tahap pengembangan sistem. Verifikasi hasil

kerja secara formal disebut dengan Inspeksi (inspection)

sedangkan yang tidak formal disebut Walkthrough.

2.3.11 Penyebab kegagalan pengembangan sistem:

1. Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem

2. Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan

pemakai

3. Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya

4. Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan

5. Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yg tidak

direncanakan dan pemasangan teknologi tidak sesuai

6. Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara

7. Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik

2.3.12 Evaluasi

1. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan sistem ?

2. Mengapa perlu pengembangan sistem ?

3. Jelaskan ! Kriteria apa yang harus dipenuhi sistem sehingga

dapat dikatakan layak?

4. Apa saja prinsip dalam pengembangan sistem yang harus

diperhatikan ?

5. Jelaskan langkah-langkah pada siklus hidup pengembangan

sistem ?

6. Ada beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, apa

saja pendekatan tersebut, jelaskan!.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

44

7. Peralatan apa saja yang dapat digunakan dalam

mengembangkan sistem ? Jelaskan.

8. Sebutkan dan jelaskan metodologi-metodologi pengembangan

sistem.

9. Teknik apa saja yang dapat digunakan dalam mengembangkan

sistem ? Jelaskan.

10. Uraikan hal-hal yang bisa menjadi penyebab gagalnya

pengembangan sistem.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

45

BAB 3

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Bisnis proses yang ada di Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan

Nasional modul-modul antara lain:

1. Akuisisi

2. Pengolahan/Katalogisasi

3. Keanggotaan

4. SirkulasI

5. OPAC

6. Chekpoint

7. Laporan

8. Administrasi System User

3.1 PROSES BISNIS GLOBAL

Secara umum proses bisnis perpustakaan dapat digambarkan

sebagai berikut

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

46

Gambar 1. Bisnis Proses Perpustakaan

Dari proses bisnis perpustakaan tersebut, maka dibutuhkan System

perpustakaan yang memenuhi kriteria umum sebagai berikut:

1. Kemampuan sistem untuk dapat diakses multi user.

2. Kemampuan sistem untuk dapat diakses secara online / offline.

3. Entry katalog berdasarkan standart INDOMARC.

4. Kemampuan untuk dapat melakukan penelusuran data melalui OPAC

yang dapat diakses oleh public.

5. Kemampuan untuk melakukan interface/integrasi antar modul.

6. Kemampuan untuk melakukan kontrol terhadap hak akses dari setiap

user untuk menjamin otoritas akses pada institusi terkait dan keamanan

data secara menyeluruh.

7. Kemampuan untuk mencatat log transaksi yang dilakukan.

8. Mampu mengelola item dalam jumlah besar, tersedia mekanisme untuk

mengakses secara cepat.

Dari kriteria umum tersebut diatas, maka akan dibuat spesifikasi detail

dari System SIM PERPUSNAS – Perpustakaan Nasional RI yang terdiri dari

beberapa modul, yaitu:

1. Modul Akuisisi

2. Modul Katalog

3. Modul Keanggotaan dan Keanggotaan Online

4. Modul Sirkulasi

5. Modul Checkpoint

6. Modul OPAC

7. Modul Laporan

8. Modul Administrasi System User

3.2 PROSES BISNIS MODUL AKUISISI

Secara global bisnis proses modul akuisisi dapat dilihat dari gambar

sebagai berikut:

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

47

Gambar 2. Bisnis Proses Akuisisi

Modul akuisisi digunakan untuk menginput data koleksi perpustakaan,

dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Akuisisi dalam SIM PERPUSNAS dapat diakses secara online, karena

menggunakan web based solution, sehingga tim akuisisi dapat langsung

bekerja di lokasi manapun, termasuk pada saat mereka hunting ke toko

buku

b. Meliputi alur proses Hunting, Seleksi, Prioritas, Pengadaan

c. Dengan mekanisme worklfow, sehingga proses pengetikan merupakan

hal yang reusable

d. Menggunakan Worksheet based akuisisi, untuk memudahkan pengisian

e. Output dari proses ini terhubung langsung ke proses berikutnya, yaitu

pengolahan

f. Dapat mencetak Label dan Barcode.

g. Dapat mencetak Label berwarna.

h. Dapat mencetak pengiriman bahan pustaka.

i. Dapat menginput dan mencetak cardex untuk bahan pustaka serial.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

48

Alur kerja dari proses akuisisi dapat dilihat dari diagram berikut ini:

Gambar 3. Alur Kerja Proses Akuisisi

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

49

3.3 PROSES BISNIS MODUL KATALOG

Secara global proses bisnis dimodul katalog dapat dilihat dari diagram

dibawah ini.

Gambar 4. Bisnis Proses Katalog

Modul Katalog digunakan untuk menginput data katalog buku dengan

spesifikasi sebagai berikut:

a. Terdapat daftar atau master kode INDOMARC termasuk kode tag dan

keterangan lainnya.

b. Menggunakan Worksheet based dalam proses input dengan daftar kode

INDOMARC yang umum digunakan, sehingga pustakawan dapat lebih

cepat dalam entry katalog.

c. Dapat melakukan proses copy katalog dari LoC, KIN maupun dari

perpustakaan lain yang memiliki standar MARC.

d. Semua data katalog dapat ditelusur dan ditampilkan di OPAC.

e. Data katalog dapat dieksport kedalam bentuk MARC, XML dan TXT.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

50

f. Dapat melakukan cetak kartu katalog.

Alur kerja proses yang ada dalam modul katalog dapat digambarkan

dalam diagram sebagai berikut:

act Katalog

Initial

Worksheet

Entry Katalog

Simpan Katalog

Upload Cov er Buku Upload Digital File Publish to OPAC Publish to KIN

Finished

Selesai

Copy Katalog

«datastore»

Katalog DatabasePenelusuran

Katalog

Detail Katalog

Send Filter

Accept

Filtered

Data

Edit

Delete Katalog

Cetak Katalog

«Delete»

«Input Lagi ?»

Gambar 5. Alur Kerja Proses Katalog

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

51

3.4 PROSES BISNIS MODUL KEANGGOTAAN

Secara global bisnis proses modul keanggotaan dapat dilihat dari

gambar berikut ini:

Gambar 6. Bisnis Proses Keanggotaan

Modul keanggotaan digunakan untuk menginput data member atau

anggota perpustakaan, dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Dapat mengambil foto secara langsung dari kamera digital maupun

webcam.

b. Dapat juga load foto secara manual, dengan menyertakan file gambar

fotonya.

c. Nomor anggota secara otomatis dapat degenerate oleh sistem.

d. Dapat mengenerate kode Barcode dari nomor anggota.

e. Dapat mencetak kartu anggota berikut kode Barcode-nya.

f. Validasi untuk anggota yang sudah terdaftar dapat menggunakan nomor

ID (KTP, SIM, dll), nama, maupun kombinasi keduanya.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

52

Alur kerja dari proses modul keanggotaan dapat dilihat dari diagram

berikut ini:

act Keanggotaan

Initial

Sudah

Daftar ?Entry Anggota

Baru

Edit Anggota Cetak Kartu

Anggota

Upload Photo Aktiv asi Anggota

Simpan

Hapus Anggota

Finished

Input Lagi ?

«Sudah Daftar»

«Selesai»

«Ya»

«Belum Daftar»

Gambar 7. Alur Kerja Proses Keanggotaan

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

53

3.5 PROSES BISNIS MODUL KEANGGOTAAN ONLINE

Secara global bisnis proses modul keanggotaan online sama dengan

keanggotaan offline, namun ada penambahan untuk profile anggota seperti

dalam gambar berikut:

Gambar 8. Bisnis Proses Keanggotaan Online – Profile

Modul keanggotaan online digunakan untuk menginput data member

atau anggota perpustakaan secara mandiri melalui jalur internet, dengan

spesifikasi sebagai berikut:

a. Publik dapat mendaftar menjadi anggota perpustakaan secara mandiri

melalui jalur internet.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

54

b. Publik yang mendaftar melalui jalur online akan mendapat nomor

registrasi, setelah itu menyerahkan nomor tersebut ke Perpustakaan

Nasional RI untuk dibuatkan kartu anggota.

c. Anggota yang mendaftar melalui keanggotaan online akan mendapatkan

nomor anggota dan password yang dapat digunakan untuk akses ke

menu keanggotaan online.

d. Anggota yang sudah login di keanggotaan online dapat mengakses menu

yang ada diantaranya:

Profil : untuk melihat dan mengedit profil dari anggota tersebut.

Katalog : untuk melakukan penelusuran katalog.

History Peminjaman: untuk melihat history peminjaman yang

dilakukan.

History Baca d PNRI: untuk melihat history buku yang dibaca di PNRI.

Alur kerja dari proses keanggotaan online dapat dilihat dari diagram berikut ini:

act Keanggotaan Online

Initial

Sudah

Daftar ?Entry Anggota

Baru

Login Anggota

Profile Anggota

Approv al Anggota

Baru

Katalog History

PeminjamanHistory Baca Di

PNRI

Final

«Sudah Daftar»

«Belum Daftar»

Gambar 9. Alur Kerja Proses Keanggotaan Online

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

55

3.6 PROSES BISNIS MODUL SIRKULASI

Secara global bisnis proses modul sirkulasi dapat dilihat dari gambar

berikut ini:

Gambar 10. Bisnis Proses Sirkulasi

Modul sirkulasi digunakan untuk melakukan proses peminjaman

maupun pengembalian buku di Perpustakaan Nasional, dengan spesifikasi

sebagai berikut:

a. Entry peminjaman dapat dilakukan dengan scan Barcode dari kartu

anggota untuk menampilkan profile dari anggota yang akan meminjam.

b. Untuk meminjam buku dapat dilakukan dengan cara scan Barcode yang

ada di buku yang akan dipinjam.

c. Dapat mendukung RFID dalam proses pengembalian buku.

d. System secara otomatis dapat menghitung keterlambatan dan juga

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

56

denda dari proses peminjaman dan pengembalian buku.

e. Dapat menampilkan historical peminjaman dan pengembalian buku.

Alur kerja dari modul sirkulasi dapat dilihat dari diagram berikut ini:

act Sirkulasi

Initial

Anggota ?

Daftar

Keanggotaan

Entry

Peminjaman

Koleksi Tersedia ?

Finished

Lagi ?

Simpan

Cari Koleksi

Peminjaman ?Entry

Pengembalian

Denda &

Keterlambatan

Terlambat ?

«Ya»

«Tidak»

«Selesai»

«Ya»

«Ya»

«Bukan Anggota»

«Ya»

«Tidak»

«Pengembalian Buku»

«Ya»

Gambar 11. Alur Kerja Proses Sirkulasi

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

57

3.7 PROSES BISNIS MODUL ADMINISTRASI SYSTEM USER

Secara global proses bisnis modul administrasi dapat dilihat dari

gambar berikut ini:

Gambar 12. Proses Bisnis Administrasi System User

Modul Administrasi System ini digunakan untuk mengatur

pengoperasian System, supaya sesuai dengan keinginan dari user. Didalam

modul ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

a. Dapat menambah, mengedit, dan menghapus user.

b. Dapat mengatur hak akses untuk setiap masing-masing user.

c. Dapat mensetting perilaku dari System disesuaikan dengan masing-

masing perpustakaan.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

58

BAB 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGEMBANGAN SIM

DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

4.1 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SIM

4.1.1 Setiap Pimpinan Unit Eselon I bertanggung jawab dalam penerapan

Kebijakan dan Standar Siklus Pengembangan Sistem Informasi di

Lingkungan Perpustakaan Nasional yang ditetapkan dalam

Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional ini di lingkungan unit

eselon I masing-masing.

4.1.2 Unit eselon I harus menerapkan Kebijakan dan Standar Siklus

Pengembangan Sistem Informasi di Lingkungan Perpustakaan

Nasional yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Perpustakaan

Nasional ini di lingkungan unit eselon I masing-masing.

4.1.3 Setiap Pimpinan Unit Eselon I bertanggung jawab dalam

membangun kompetensi pengembangan sistem informasi bagi

Pejabat/Staf di lingkungan unit eselon I masing-masing untuk

mendukung kelancaran pengembangan sistem informasi.

4.1.4 Sistem informasi yang sudah dikembangkan menjadi milik

Perpustakaan Nasional dan tidak boleh digunakan di luar

Perpustakaan Nasional tanpa izin dari pejabat yang berwenang.

4.2 TANGGUNG JAWAB

4.2.1 Pemilik proses bisnis mempunyai tanggung jawab terhadap:

1. Pemberian persetujuan

a. Dokumen analisis dan spesifikasi kebutuhan sistem

informasi serta perubahannya;

b. Dokumen rancangan tingkat tinggi (high level design) dan

rancangan rinci (detail design);

c. Dokumentasi pengembangan sistem informasi; dan

d. Dokumen rencana dan skenario pengujian.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

59

2. Pelaksanaan User Acceptance Test (UAT);

3. Pemeriksaan laporan UAT untuk memastikan luaran yang

dihasilkan oleh Pengembang sistem informasi sesuai dengan

dokumen sebagaimana dimaksud pada butir 4.1.1.a;

4. Pemeriksaan dan penandatanganan berita acara analisis hasil

pengujian dan juga berita acara hasil tinjauan pasca

implementasi sistem informasi; dan

4.2.2 Pengguna mempunyai tanggung jawab terhadap pemberian

masukan kepada Pemilik proses bisnis terkait pengembangan dan

penyempurnaan sistem informasi.

4.2.3 Pengembang sistem informasi mempunyai tanggung jawab

terhadap:

1. Pelaksanaan siklus pengembangan sistem informasi sesuai

Kebijakan dan Standar Siklus Pengembangan Sistem Informasi

di Lingkungan Perpustakaan Nasional;

2. Tindak lanjut masukan dari Pemilik proses bisnis terkait

pengembangan dan penyempurnaan sistem informasi;

3. Pemeriksaan dan penandatanganan berita acara analisis hasil

pengujian dan juga berita acara hasil tinjauan pasca

implementasi sistem informasi;

4. Penyusunan laporan status dan kemajuan pelaksanaan

pengembangan sistem informasi secara berkala serta pelaporan

kepada pemilik proses bisnis;

5. Penyusunan laporan terkait perubahan pengembangan sistem

informasi berdasarkan hasil UAT serta pelaporan kepada pemilik

proses bisnis; dan

6. Penyusunan dokumentasi yang merupakan luaran pada semua

tahapan pengembangan sistem informasi.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

60

4.2.4 Tim quality assurance pengembangan sistem informasi mempunyai

tanggung jawab terhadap:

1. Pendampingan dan penjaminan mutu dalam pengembangan

sistem informasi;

2. Penyusunan laporan quality assurance dalam setiap tahapan

pengembangan sistem informasi.

4.3 STANDAR

4.3.1 Siklus Pengembangan Sistem Informasi

1. Proses analisis kebutuhan sistem informasi

a. Meliputi kegiatan:

1) Pengumpulan, analisis, penyusunan, dan pendokumen-

tasian spesifikasi kebutuhan bisnis dan sistem informasi

yang mencakup:

a) Kebutuhan sistem informasi termasuk fungsi/

kemampuan yang diinginkan, target kinerja, tingkat

keamanan, dan kebutuhan spesifik lainnya;

b) Identifikasi dan analisis risiko teknologi serta

rencana miligasi;

c) Deskripsi sistem informasi yang sudah ada (jika

ada), dan analisis kesenjangannya (gap analysis)

dari target sistem informasi yang diinginkan;

d) Target waktu pengembangan sistem informasi;

e) Konsep dasar operasional sistem informasi;

f) Rencana kapasitas (capacity planning); dan

g) Infrastruktur pendukung.

2) Pendokumentasian perubahan analisis dan spesifikasi

kebutuhan sistem informasi yang terjadi dalam proses

ini.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

61

b. Menghasilkan luaran:

1) Dokumen analisis dan spesifikasi kebutuhan sistem

informasi; dan

2) Dokumen perubahan analisis dan spesifikasi kebutuhan

sistem informasi.

2. Proses Perancangan Sistem Informasi

a. Sistem aplikasi dan basis data, meliputi kegiatan:

1) Penyusunan dan pendokumentasian rancangan tingkat

tinggi dengan mengacu pada dokumen sebagaimana

dimaksud pada butir 5.1.1.b.l) yang mencakup:

a) Kebutuhan informasi dan struktur informasi;

b) Pemetaan hak akses atas informasi oleh peran-

peran yang terlibat; dan

c) Infrastruktur pendukung yang mencakup jaringan

komunikasi, server, workstation, perangkat

pendukung, perangkat lunak, dan media

penyimpanan data.

2) Penyusunan dan pendokumentasian rancangan rinci

yang mencakup:

a) Rancangan kebutuhan sistem aplikasi dan basis

data serta infrastruktur pendukung dengan mengacu

pada rancangan tingkat tinggi;

b) Rancangan antarmuka pengguna (user interface)/

rancangan layar (screen design) data entry, inquiry,

menu bantuan, dan navigasi dari layar ke layar

sesuai dengan tingkatan pengguna dan pemisahan

fungsi tugas (segregation of duties);

c) Rancangan proses real-time dan/atau proses batch;

d) Rancangan laporan dan dokumen luaran;

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

62

e) Pre-printed form (jika dibutuhkan) serta distribusinya

sesuai dengan tingkatan pengguna dan pemisahan

fungsi tugas;

f) Rancangan antarmuka (interface) dan integrasi

dengan sistem informasi yang lain (jika dibutuhkan);

g) Rancangan konversi dan/atau migrasi data (jika

dibutuhkan);

h) Rancangan kendali internal (internal control) yang

diperlukan dalam kegiatan antara lain validasi,

otorisasi dan, audit trail; dan

i) Rancangan keamanan logic.

b. Sistem jaringan, meliputi kegiatan:

1) Penyusunan dan pendokumentasian rancangan tingkat

tinggi dengan mengacu pada dokumen sebagaimana

dimaksud pada butir 5.1.1.b.l) yang mencakup:

a) Gambaran secara garis besar mengenai sistem

jaringan yang ada dan rencana penempatan sistem

jaringan baru; dan

b) Gambaran integrasi antar sistem jaringan.

2) Penyusunan dan pendokumentasian rancangan rinci

yang mencakup:

a) Rancangan kebutuhan sistem jaringan dengan

mengacu pada rancangan tingkat tinggi;

b) Rancangan kapasitas, dengan mengacu pada

rencana kapasitas (capacity planning) dan/atau

kebutuhan;

c) Rancangan integrasi dengan sistem jaringan yang

sudah ada;

d) Rancangan keamanan yang meliputi keamanan fisik

maupun logic; dan

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

63

e) Rancangan penempatan dan pemasangan yang

sesuai dengan Kebijakan dan Standar Sistem

Manajemen Keamanan Sistem Informasi di

Lingkungan Perpustakaan Nasional.

c. Menghasilkan luaran:

1) Dokumen rancangan tingkat tinggi; dan

2) Dokumen rancangan rinci.

3. Proses Pengembangan Sistem Informasi

a. Sistem aplikasi dan basis data, meliputi kegiatan:

1) Pelaksanaan pengembangan sistem aplikasi dan basis

data sesuai dengan rancangan rinci yang telah disetujui;

2) Pengelolaan perubahan dalam proses pengembangan

sistem aplikasi dan basis data;

3) Penyusunan dokumentasi pengembangan sistem

aplikasi dan basis data yang terdiri dari:

a) Formulir perubahan;

b) Rencana dan laporan hasil pengembangan;

c) Dokumentasi setiap tahapan pengembangan sistem

aplikasi dan basis data;

d) Petunjuk instalasi sistem aplikasi dan basis data;

e) Petunjuk instalasi dan pengoperasian perangkai

pendukung (jika dibutuhkan);

f) Petunjuk teknis yang, selaras dengan proses bisnis;

dan

g) Materi pelatihan.

4) Pengendalian terhadap kode sumber (source code) yang

sesuai dengan Kebijakan dan Standar Sistem

Manajemen Keamanan Sistem Informasi di Lingkungan

Perpustakaan Nasional.

b. Sistem jaringan, meliputi kegiatan:

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

64

1) Pelaksanaan pengembangan sistem jaringan sesuai

dengan rancangan rinci yang lelah disetujui;

2) Pengelolaan perubahan dalam proses pengembangan

sistem jaringan;

3) Penyusunan dokumentasi pengembangan sistem

jaringan:

a) Formulir perubahan;

b) Rencana dan laporan hasil pengembangan;

c) Dokumentasi setiap tahapan pengembangan sistem

jaringan;

d) Petunjuk instalasi sistem jaringan;

e) Petunjuk teknis pengoperasian dan pemeliharaan

sistem jaringan; dan

f) Materi pelatihan.

4) Pengendalian konfigurasi perangkat jaringan yang

sesuai dengan Kebijakan dan Standar Sistem

Manajemen Keamanan Sistem Informasi di Lingkungan

Perpustakaan Nasional.

c. Menghasilkan luaran:

1) Sistem aplikasi dan basis data, atau sistem jaringan

sesuai dengan rancangan rinci; dan

2) Dokumentasi pengembangan sistem informasi.

4. Proses Pengujian Sistem Informasi

a. Meliputi kegiatan:

1) Penyusunan rencana dan skenario untuk setiap jenis

pengujian yang mencakup:

a) Tujuan dan sasaran;

b) Strategi dan metode, termasuk langkah-langkah jika

gagal;

c) Ruang lingkup;

d) Asumsi dan batasan;

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

65

e) Jadwal;

f) Pihak pelaksana dan kompetensi yang dibutuhkan;

g) Alat bantu;

h) Skenario dengan mempertimbangkan risiko teknologi

yang telah diidentifikasi;

i) Kriteria penerimaan (acceptance criteria); dan

j) Sumber daya yang diperlukan, termasuk penyiapan

lingkungan pengujian yang mencerminkan

lingkungan operasional.

2) Pelaksanaan setiap jenis pengujian dengan mengacu

pada rencana dan skenario. Jenis pengujian terdiri dari:

a) Unit testing;

b) System testing;

c) Integration testing; dan

d) UAT.

3) Pelaksanaan analisis hasil pengujian.

b. Menghasilkan luaran:

1) Dokumen rencana dan skenario pengujian;

2) Dokumen hasil pengujian;

3) Dokumen analisis hasil pengujian.

5. Proses Implementasi Sistem Informasi

a. Meliputi kegiatan:

1) Penyusunan rencana implementasi sistem informasi di

lingkungan operasional yang mencakup sekurang-

kurangnya:

a) Kebutuhan sumber daya;

b) Urutan langkah implementasi dari komponen sistem

informasi;

c) Pemindahan perangkat lunak dan/atau perangkat

keras dari lingkungan pengujian ke lingkungan

operasional;

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

66

d) Fall-backplan dan/atau backout plan untuk

mengantisipasi jika implementasi sistem informasi

gagal dilakukan; dan

e) Jadwal pelatihan dan pengajar.

2) Pelaksanaan implementasi sistem informasi sesuai

rencana implementasi dengan memperhatikan kebijakan

dan standar manajemen rilis yang akan ditetapkan

dalam ketentuan tersendiri;

3) Pelaksanaan pelatihan dan transfer pengetahuan;

4) Pendampingan dalam pengoperasian sistem informasi

dalam kurun waktu tertentu; dan

5) Serah terima sistem informasi berikut dokumentasinya

kepada pemilik proses bisnis.

b. Menghasilkan luaran:

1) Dokumen rencana implementasi sistem informasi;

2) Dokumen implementasi/rilis sistem informasi;

3) Laporan pelaksanaan pelatihan; dan

4) Berita acara serah terima sistem informasi.

6. Proses Tinjauan Pasca Implementasi Sistem Informasi

a. Meliputi kegiatan:

1) Pelaksanaan evaluasi yang dijadikan bahan

pembelajaran untuk pengembangan sistem informasi

selanjutnya yang mencakup:

a) Pencapaian tujuan pengembangan sistem informasi;

dan

b) Pelaksanaan pengembangan sistem informasi.

2) Penuangan hasil tinjauan pasca implementasi sistem

informasi ke dalam dokumen tinjauan pasca

implementasi sistem informasi.

b. Menghasilkan luaran:

1) Laporan evaluasi pasca implementasi sistem informasi;

2) Dokumen tinjauan pasca implementasi sistem informasi.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

67

4.3.2 Penjaminan Mutu

1. Meliputi kegiatan:

a. Menyusun rencana penjaminan mutu pengembangan sistem

informasi;

b. Melaksanakan penjaminan mutu pengembangan sistem

informasi melalui evaluasi/audit; dan

b. Melaporkan hasil kegiatan penjaminan mutu.

2. Setiap kegiatan pada penjaminan mutu merupakan tanggung

jawab dari Tim quality assurance pengembangan sistem

informasi.

3. Menghasilkan luaran berupa laporan penjaminan mutu.

4.3.3 Standar keamanan sistem informasi yang dikembangkan harus

mengacu pada Kebijakan dan Standar Sistem Manajemen

Keamanan Informasi di Lingkungan Perpustakaan Nasional.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

68

BAB 4

P E N U T U P

Pedoman ini diharapkan dpat dijadikan sebagai kerangka acuan

pelaksanaan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan di

lingkungan Deputi Pengembangan Bahan Pusataka dan Jasa Informasi sehingga

diperoleh hasil-hasil yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan dibangunya Sistem

Informasi Manajemen Perpustakaan di Deputi 1 pada khususnya, dan di seluruh

Perpustakaan Nasional pada umumnya.

Pedoman Pengembangan SIM Perpustakaan Nasional RI

69

DAFTAR PUSTAKA

1. Perpustakaan Nasional RI. 2007. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan. http://datahukum.pnri.go.id. 20 Nopember 2012.

2. Perpustakaan Nasional RI. 2007. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990

tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.

http://datahukum.pnri.go.id. 20 Nopember 2012.

3. Perpustakaan Nasional RI. 2007. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. http://datahukum.pnri.go.id. 20

Nopember 2012

4. Perpustakaan Nasional RI. 2007. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional

Nomor 20 tahun 2012 tentang pembentukan organisasi pengelola informasi

dan dokumentasi Perpustakaan Nasional RI. http://datahukum.pnri.go.id. 20

Nopember 2012

5. Pedoman Pengolahan Bahan Perpustakaan Perpustakaan Nasional RI.

Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2011

6. Peraturan Pengkatalogan Indonesia. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI,

2011

7. Pedoman Penyusunan Standar Operating Procedures (SOP). Jakarta :

Maiestas Publishing, 2008.

8. Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta :

Pustaka Binaman Pressindo, 1993.

9. Vincent Gaspers. Sisem Informasi Manajemen, Suatu Pengantar. Bandung :

Armico, 1987.

10. Robert G. Murdick, Joel E. Ross, James R. Claggett. Sistem Informasi untuk

Manajemen Modern. Jakarta : Erlangga, 1997.