pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

22
Pedoman Dasar Karang Taruna Terbaru 2010 PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77 / HUK / 2010 TENTANG PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa Karang Taruna merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 38 ayat (2) huruf d, Bab VII tentang Peran Masyarakat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; b. bahwa dengan perkembangan Karang Taruna yang semakin berperan di dalam masyarakat dan untuk lebih meningkatkan efektivitas kegiatannya, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial RI tentang Pedoman Dasar Karang Taruna; 1. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844); 2. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 2 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737); 5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4761); 6. Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Upload: ismail-fariz

Post on 01-Dec-2014

24.229 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

Pedoman Dasar Karang Taruna Terbaru 2010PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 77 / HUK / 2010

TENTANG

PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

Mengingat :

a. bahwa Karang Taruna merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang

diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana

tercantum dalam Pasal 38 ayat (2) huruf d, Bab VII tentang Peran Masyarakat Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;

b. bahwa dengan perkembangan Karang Taruna yang semakin berperan di dalam

masyarakat dan untuk lebih meningkatkan efektivitas kegiatannya, perlu dilakukan

penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005 tentang

Pedoman Dasar Karang Taruna;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,

perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial RI tentang Pedoman Dasar Karang Taruna;

1. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan

(Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor

4844);

2. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4967);

2

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara RI Nomor 4737);

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja

Sama Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4761);

6. Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara

7. Peraturan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian

Page 2: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

Negara;

8. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Sosial;

9. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 129/HUK/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

PERATURAN MENTERI SOSIAL TENTANG PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana

pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar

kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama

generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak dibidang usaha

kesejahteraan sosial.

2. Anggota Karang Taruna yang selanjutnya disebut Warga Karang Taruna adalah setiap

anggota masyarakat yang berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 45 (empat

puluh lima) tahun yang berada di desa/kelurahan.

3

3. Forum Pengurus Karang Taruna adalah wadah atau sarana kerjasama Pengurus

Karang Taruna, dalam melakukan komunikasi, informasi, konsultasi, koordinasi,

konsolidasi dan kolaborasi, sebagai jejaring sosial Pengurus Karang Taruna Kecamatan,

Kabupaten, Provinsi dan Nasional.

4. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

5. Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) adalah wadah berhimpun mantan

pengurus Karang Taruna dan tokoh masyarakat lain yang berfungsi memberikan

nasehat, mengarahkan, saran dan/atau pertimbangan demi kemajuan Karang Taruna.

6. Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan

sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga

dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

7. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan

berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam

bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang

meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, penguatan sosial, dan perlindungan sosial.

Page 3: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Karang Taruna berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 3

Karang Taruna bertujuan untuk mewujudkan :

a. pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota masyarakat yang berkualitas,

terampil, cerdas, inovatif, berkarakter serta memiliki kesadaran dan tanggung jawab

sosial dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi berbagai

masalah kesejahteraan sosial, khususnya generasi muda;

b. kualitas kesejahteraan sosial setiap anggota masyarakat terutama generasi muda di

desa/kelurahan secara terpadu, terarah, menyeluruh serta berkelanjutan;

c. pengembangan usaha menuju kemandirian setiap anggota masyarakat terutama

generasi muda; dan

d. pengembangan kemitraan yang menjamin peningkatan kemampuan dan potensi

generasi muda secara terarah dan berkesinambungan.

4

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 4

Karang Taruna berkedudukan di desa/kelurahan di dalam wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 5

Karang Taruna memiliki tugas pokok secara bersama-sama dengan Pemerintah,

Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta masyarakat lainnya

menyelenggarakan pembinaan generasi muda dan kesejahteraan sosial.

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Karang

Taruna mempunyai fungsi:

a. mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial, khususnya generasi muda;

b. menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi, perlindungan sosial,

jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan diklat setiap anggota masyarakat terutama

generasi muda;

c. meningkatkan Usaha Ekonomi Produktif;

d. menumbuhkan, memperkuat dan memelihara kesadaran dan tanggung jawab sosial

setiap anggota masyarakat terutama generasi muda untuk berperan secara aktif dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

e. menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan lokal; dan

f. memelihara dan memperkuat semangat kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika dan

tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB IV

Page 4: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

KEORGANISASIAN, KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN

Bagian Pertama

Keorganisasian

Pasal 7

(1) Keorganisasian Karang Taruna berada di desa/kelurahan yang diselenggarakan

secara otonom oleh Warga Karang Taruna setempat.

5

(2) Untuk melaksanakan koordinasi, komunikasi, informasi, konsultasi, koordinasi, dan

kerja sama, dibentuk Forum Pengurus Karang Taruna di Kecamatan, Kabupaten/Kota,

Provinsi dan Nasional sebagai sarana organisasi Karang Taruna yang pelaksanaannya

melalui para pengurus di setiap lingkup wilayah masing – masing.

(3) Karang Taruna dan/atau Forum Pengurus Karang Taruna dapat membentuk wadah

yang menghimpun para tokoh masyarakat, pemerhati Karang Taruna, dunia usaha

akademisi dan potensi lainnya yang memberikan dukungan terhadap kemajuan Karang

Taruna, yang mekanisme pembentukkanya diatur melalui keputusan Forum Pengurus

Karang Taruna Nasional dan dipertanggungjawabkan pada Rapat Kerja Nasional.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Keorganisasian

diatur oleh Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan.

Pasal 8

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Karang Taruna sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 dan Pasal 6, dibentuk Majelis Pertimbangan Forum Pengurus Karang

Taruna yang terdiri atas para mantan pengurus dan mantan pembina yang memiliki

fungsi konsultasi dan pengarah bagi kepengurusan Karang Taruna dan kepengurusan

Forum Pengurus Karang Taruna.

Bagian Kedua

Keanggotaan

Pasal 9

(1) Keanggotaan Karang Taruna menganut sistim stelsel pasif yang berarti seluruh

anggota masyarakat yang berusia 13 tahun sampai dengan 45 tahun dalam lingkungan

desa/kelurahan atau komunitas adat yang sederajat merupakan Warga Karang Taruna.

(2) Warga Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai hak dan

kewajiban yang sama tanpa membedakan asal keturunan, golongan, suku dan budaya,

jenis kelamin, kedudukan sosial, pendirian politik, dan agama.

Bagian Ketiga

Kepengurusan

Pasal 10

(1) Pengurus Karang Taruna dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh Warga Karang

Taruna setempat dan memenuhi syarat – syarat untuk diangkat sebagai pengurus

Karang Taruna yaitu :

6

a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

Page 5: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

b. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

c. memiliki pengalaman serta aktif dalam kegiatan Karang Taruna;

d. memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan dan kemampuan,

pengabdian di kesejahteraan sosial; dan

e. berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun.

(2) Kepengurusan Karang Taruna desa/kelurahan dipilih, ditetapkan, dan disahkan

dalam Musyawarah Warga Karang Taruna di desa/kelurahan dan dikukuhkan oleh

Kepala Desa/Lurah setempat, dengan masa bhakti 3 (tiga) tahun.

(3) Kepengurusan Forum Pengurus Karang Taruna dipilih, ditetapkan, dan disahkan

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Forum Pengurus Karang Taruna Kecamatan dipilih, ditetapkan, dan disahkan melalui

Temu Karya Forum Pengurus Karang Taruna di kecamatan dan dikukuhkan oleh Camat

setempat, dengan masa bhakti 5 (lima) tahun;

b. Forum Pengurus Karang Taruna Kabupaten/Kota dipilih, ditetapkan, dan disahkan

dalam Temu Karya Karang Taruna kabupaten/kota dan dikukuhkan oleh

Bupati/Walikota, dengan masa bhakti 5 (lima) tahun;

c. Forum Pengurus Karang Taruna Provinsi dipilih, ditetapkan dan disahkan dalam Temu

Karya Forum Pengurus Karang Taruna provinsi dan dikukuhkan oleh Gubernur setempat

dengan masa bhakti 5 (lima) tahun; dan

d. Forum Pengurus Karang Taruna Nasional dipilih, ditetapkan dan disahkan dalam

Temu Karya Nasional Forum Pengurus Karang Taruna dan dikukuhkan oleh Menteri

Sosial RI, dengan masa bhakti 5 (lima) tahun.

Pasal 11

Ketentuan lebih lanjut mengenai Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Temu Karya

diatur oleh Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan.

BAB V

MEKANISME KERJA

Pasal 12

(1) Karang Taruna bersifat otonom, sosial, terbuka, dan berskala lokal.

(2) Mekanisme hubungan kerja antara Karang Taruna dengan Forum Pengurus Karang

Taruna di Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional bersifat koordinatif,

konsultatif, dan kolaboratif secara fungsional.

7

(3) Hubungan kerja antar Forum Pengurus Karang Taruna bersifat koordinatif,

kolaboratif, konsultatif dan kemitraan fungsional secara vertikal.

(4) Hubungan kerja antar Forum Pengurus Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada

ayat (3), diatur tersendiri yang ditetapkan melalui Rapat Kerja Nasional Forum Pengurus

Karang Taruna.

Pasal 13

(1) Hubungan kerja antara Karang Taruna Desa/Kelurahan dengan Kepala Desa/Lurah

bersifat pembinaan.

Page 6: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

(2) Hubungan kerja Karang Taruna dan Forum Pengurus Karang Taruna dengan

Kementerian Sosial dan Instansi Sosial Daerah bersifat pembinaan fungsional.

(3) Hubungan kerja antara Forum Pengurus Karang Taruna dengan Instansi/Lembaga/

Organisasi lainnya bersifat kemitraan.

BAB VI

PEMBINA KARANG TARUNA

Pasal 14

Pembina Karang Taruna meliputi :

a. Pembina Utama;

b. Pembina Umum;

c. Pembina Fungsional; dan

d. Pembina Teknis.

Pasal 15

Pembina Utama Karang Taruna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a adalah

Presiden RI.

Pasal 16

(1) Pembina Umum Karang Taruna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b

meliputi :

a. Tingkat Pusat adalah Menteri Dalam Negeri;

b. Tingkat Provinsi adalah Gubernur;

c. Tingkat Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota;

d. Tingkat Kecamatan adalah Camat; dan

e. Tingkat Desa/Kelurahan adalah Kepala Desa/Lurah.

(2) Pembina Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pembinaan

sebagai berikut :

a. Menteri Dalam Negeri, melakukan pembinaan umum secara nasional, serta

mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan umum oleh masing- masing Gubernur

Provinsi;

8

b. Gubernur, melakukan pembinaan umum di Provinsi dan mengukuhkan kepengurusan

FPKT Provinsi;

c. Bupati/Walikota, melakukan pembinaan umum di Kab/Kota dan mengukuhkan

kepengurusan FPKT Kabupaten/Kota;

d. Camat, melakukan pembinaan umum di Kecamatan dan mengukuhkan kepengurusan

FPKT Tingkat Kecamatan; dan

e. Kepala Desa/Lurah, melakukan pembinaan umum di desa/kelurahan, mengukuhkan

kepengurusan Karang Taruna desa/kelurahan, memfasilitasi kegiatan Karang Taruna di

Page 7: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

desa/kelurahan.

Pasal 17

(1) Pembina Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c meliputi :

a. Tingkat Pusat adalah Menteri Sosial;

b. Tingkat Provinsi adalah Kepala Instansi Sosial Provinsi;

c. Tingkat Kabupaten/Kota adalah Kepala Instansi Sosial Kabupaten/Kota; dan

d. Tingkat Kecamatan adalah Seksi Kesejahteraan Sosial pada kantor Kecamatan.

(2) Pembina Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pembinaan :

a. secara fungsional;

b. bimbingan keorganisasian Karang Taruna;

c. program dan kegiatan dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan Karang

Taruna selaku Orsos kemasyarakatan Kepemudaan di desa/kelurahan; dan

d. secara fungsional di dalam pelaksanaan fungsi koordinasi, komunikasi, informasi,

kolaborasi dan kerja sama pada kepengurusan FPKT Kecamatan, Kabupaten/Kota,

Provinsi sampai Nasional.

Pasal 18

(1) Pembina Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf d meliputi :

a. Tingkat Pusat adalah Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Departemen;

b. Tingkat Provinsi adalah Instansi/Dinas Terkait tingkat Provinsi; dan

c. Tingkat Kabupaten/Kota adalah Instansi/Dinas terkait tingkat Kabupaten/Kota.

(2) Pembina teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memfasilitasi, memberikan

bimbingan dan pengembangan terhadap Karang Taruna sesuai tugas pokok dan

fungsinya dalam pelaksanaan program.

BAB VII

PROGRAM KERJA

Pasal 19

Setiap Karang Taruna bertanggung jawab untuk menetapkan program kerja

berdasarkan mekanisme, potensi, sumber, kemampuan dan kebutuhan Karang Taruna

setempat.

9

Pasal 20

(1) Program Kerja Karang Taruna terdiri dari pembinaan dan pengembangan generasi

muda, penguatan organisasi, peningkatan usaha kesejahteraan sosial, usaha ekonomis

produktif, rekreasi olahraga dan kesenian, kemitraan dan lain-lain sesuai kebutuhan.

(2) Program kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sebagai hasil

musyawarah/mufakat berdasarkan rencana jangka pendek, menengah dan panjang.

(3) Untuk melaksanakan program kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2), Karang Taruna dapat membentuk unit teknis.

BAB VIII

TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

Pasal 21

Page 8: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

(1) Penyelenggaraan Program Karang Taruna menjadi tanggung jawab dan wewenang

Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

(2) Tanggung jawab dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

oleh Menteri Sosial, Gubernur, dan Bupati/Walikota.

Pasal 22

Tanggung jawab dan wewenang Menteri Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21

ayat (2) meliputi :

a. menetapkan Pedoman Umum Karang Taruna;

b. menetapkan standar dan indikator secara nasional;

c. melakukan program percontohan;

d. memberikan stimulasi;

e. memberikan penghargaan;

f. melakukan sosialisasi;

g. melakukan monitoring;

h. melaksanakan koordinasi; dan

i. memantapkan Sumber Daya Manusia.

Pasal 23

Tanggung jawab dan wewenang Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat

(2) meliputi :

a. melaksanakan tugas desentralisasi bidang Pemberdayaan Karang Taruna;

b. melaksanakan tugas dekonsentrasi bidang Pemberdayaan Karang Taruna;

c. melakukan program pengembangan;

10

d. melakukan pembinaan kemitraan dengan Forum Pengurus Karang Taruna;

e. memberikan penghargaan;

f. melakukan sosialisasi;

g. melakukan monitoring; dan

h. melaksanakan koordinasi.

Pasal 24

Tanggung jawab dan wewenang bupati/walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21

ayat (2) meliputi :

a. melaksanakan tugas pembantuan;

b. melakukan penumbuhan Karang Taruna;

c. melakukan pemutakhiran data Karang Taruna;

d. melaksanakan pembinaan lanjutan;

e. melakukan pembinaan kemitraan dengan Forum Pengurus Karang Taruna;

f. memberikan penghargaan;

g. melakukan sosialisasi;

h. melakukan monitoring; dan

i. melaksanakan koordinasi.

BAB IX

Page 9: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

PENGUKUHAN DAN PELANTIKAN

Pasal 25

(1) Pengukuhan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan dan Forum Pengurus Karang

Taruna di lingkup Kecamatan sampai dengan Nasional dilakukan dengan Keputusan

Pejabat yang berwenang sesuai dengan lingkup kewenangannya.

(2) Keputusan Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. Keputusan Kepala Desa/Lurah untuk pengukuhan Pengurus Karang Taruna

Desa/Kelurahan;

b. Keputusan Camat untuk pengukuhan Forum Pengurus Karang Taruna di Kecamatan

setempat;

c. Keputusan Bupati/Walikota untuk pengukuhan Forum Pengurus Karang Taruna di

Kabupaten/Kota setempat;

d. Keputusan Gubernur untuk Pengukuhan Forum Pengurus Karang Taruna di Provinsi

setempat; dan

e. Keputusan Menteri Sosial untuk Pengukuhan Forum Pengurus Karang Taruna

Nasional.

(3) Pelantikan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan dan Forum Pengurus Karang

Taruna di Kecamatan sampai dengan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan oleh Pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat lingkup wilayahnya

masing-masing.

11

BAB X

KEUANGAN

Pasal 26

Keuangan Karang Taruna dapat diperoleh dari :

a. iuran Warga Karang Taruna;

b. usaha sendiri yang diperoleh secara syah;

c. bantuan Masyarakat yang tidak mengikat;

d. bantuan/Subsidi dari Pemerintah; dan

e. usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-udangan

yang berlaku.

Pasal 27

Pengelolaan keuangan Karang Taruna wajib dilakukan secara transparan, efisien, efektif

dan akuntabilitas.

BAB XI

IDENTITAS DAN LAMBANG

Pasal 28

(1) Karang Taruna wajib memiliki identitas lambang bendera, panji, dan lagu mars serta

hymne.

(2) Identitas Karang Taruna terdiri atas bendera, pakaian dinas lapangan, pakaian dinas

harian, topi dan atribut Karang Taruna.

Page 10: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

(3) Mekanisme penggunaan identitas Karang Taruna diatur lebih lanjut oleh Direktur

Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan.

BAB XII

PENUTUP

Pasal 29

Dengan ditetapkanya Peraturan ini, maka Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83 / HUK /

2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, dinyatakan tidak berlaku.

12

Pasal 30

Peraturan Menteri Sosial ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 September 2010

Diposkan oleh KARANG TARUNA di 08:53 0 komentar 

Label: Pedoman Dasar Karang Taruna

Mars Karang TarunaLirik Lagu Mars Karang Taruna

Kami pemuda pemudi Indonesia

Yang tergabung satu dalam Karang Taruna

Kami penerus cita-cita bangsa

Demi kejayaan Republik Indonesia

Karang Taruna milik kita semua

Pengemban amanat bangsa tercinta

Menuju cita-cita Pancasila

Negara adil makmur sentosa

Semoga Tuhan selalu bersama kita

Dalam menunaikan tugas mulia

Bersatu padulah kita semua

Dibawah panji Karang Taruna

Kami pemuda pemudi Indonesia

Yang tergabung satu dalam Karang Taruna

Kami penerus cita-cita bangsa

Demi kejayaan Republik Indonesia

Karang Taruna milik kita semua

Pengemban amanat bangsa tercinta

Page 11: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

Menuju cita-cita Pancasila

Negara adil makmur sentosa

Semoga Tuhan selalu bersama kita

Dalam menunaikan tugas mulia

Bersatu padulah kita semua

Dibawah panji Karang Taruna 2x

Bersatu.......

Berpadu......

Bersama...... Karang Taruna.

By. GUNADI SAID

Diposkan oleh KARANG TARUNA di 08:37 0 komentar 

Label: Mars Karang Taruna

Minggu, 27 September 2009Pedoman Dasar Karang TarunaPedoman Dasar Karang Taruna di atur dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonsia

No : 83 /HUK / 2005 ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Juli 2005 yang ditanda

tangani oleh Menteri Sosial Republik Indonesia Bp. H. Bachtiar Chamsyah, SE yang isi

sebagai berikut :

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang

tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh

dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau

komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.

2. Anggota Karang Taruna adalah setiap generasi muda dari usia 11 tahun sampai

dengan 45 tahun yang berada didesa/kelurahan atau komunitas adat sederajat.

3. Komunitas Adat Sederajat adalah warga masyarakat yang tinggal dan hidup bersama

di daerah yang dibatasi oleh wilayah adat dan kedudukannya sederajat dengan

desa/kelurahan.

Page 12: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

4. Majelis Pertimbangan Karang Taruna ( MPKT ) adalah wadah penghimpun mantan

pengurus Karang Taruna dan tokoh masyarakat lain yang berjasa dan bermanfaat bagi

kemajuan Karang Taruna, yang tidak memiliki hubungan struktural dengan

Kepengurusan Karang Tarunanya.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Setiap Karang Taruna berdasarkan Pancasila

(2) Tujuan Karang Taruna adalah :

a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggung jawab sosial

setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal,

menanggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial.

b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna

yang trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.

c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan

keberdayaan warga Karang Taruna.

d. Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu menjalin

toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

e. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka

mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

f. Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di

desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi

sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah

kesejahteraan sosial dilingkungannya.

g. Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/kelurahan

atau komunitas dat sederajat yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan

terarah serta berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan

komponen masyarakat lainnya.

Page 13: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 3

(1) Setiap Karang Taruna berkedudukan di desa/kelurahan atau komunitas adat

sederajat didalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(2) Setiap Karang Taruna mempunyai tugas poko secara bersama-sama dengan

Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah

kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat

preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di

lingkungannya,

(3) setiap Karang Taruna melaksanakan fungsi :

a. Penyelenggara Usaha Kesjahteraan Sosial.

b. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Bagi Masyrakat.

c. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkungannya

secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan.

d. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda

dilingkungannya.

e. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab

sosial generasi muda.

f. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,

kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

g. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab

sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis

lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial

dilingkungannya secara swadaya.

h. Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial bagi penyandang

masalah kesejahteraan sosial.

i. Penguatan sistem jarngan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan

berbagai sektor lainnya.

j. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.

BAB IV

KEANGGOTAAN

Pasal 4

Page 14: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

(1) Keanggotaan Karang Taruna menganut sistim stelsel pasif yang berarti seluruh

generasi muda dalam lingkungan desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang

berusia 11 tahun sampai 45 tahun, selanjutnya disebut sebagai warga Karang Taruna.

(2) setiap generasi muda dalam kedudukannya sebagai warga Karang Taruna

mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan asal keturunan,

golongan, suku dan budaya, jenis kelamin, kedudukan sosial, pendirian politik dan

agama.

BAB V

KEORGANISASIAN

Pasal 5

(1) Keanggotaan Karang Taruna diatur berdasarkan aspirasi warga Karang Taruna yang

bersangkutan di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat setemapat.

(2) Untuk memantapkan komunitas, kerjasama, pertukaran informasi dan kolaborasi

antar Karang taruna, dapat dibentuk wadah di lingkup Kecamatan, Kabupaten/Kota,

Provinsi dan Nasional sebagai sarana organisasi Karang Taruna yang pemantapannya

melalui para pengurus disetiap lingkup masing-masing.

BAB VI

KEPENGURUSAN

Pasal 6

(1) Pengurus Karang Taruna dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh warga Karang

Taruna yang bersangkutan dan memenuhi syarat-syarat untuk diangkat sebagai

pengurus Karang Taruna yaitu :

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

c. Dapat membaca dan menulis.

d. Memiliki pengalaman serta aktif dalam kegiatan Karang Taruna.

e. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan berorganisasi, kemauan dan kemampuan,

pengabdian di bidang sosial.

f. Sebagai warga penduduk setempat dan bertempat tinggal tetap.

g. Berumur 17 tahun sampai dengan 45 tahun.

(2) Susunan Pengurus Karang Taruna dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan.

Page 15: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

(3) Kepengurusan Karang Taruna sesuai dengan keorganisasiannya diatur sebagi

berikut :

a. Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat yang terpilih

dan disahkan dalam Temu Karya di wilayahnya adalah sebagi pelaksana organisasi

dalam wilayah yang bersangkutan dan dikukuhkan oleh Kepala Desa/Lurah atau

Kepala/Ketua Komunitas Adat Sederajat setempat.

b. Pengurus dilingkup Kecamatan yang disahkan dalam Temu Karya Kecamatan adalah

sebagai pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar

Karang Taruna dalam lingkup/wilayah Kecamatan dan dikukuhkan oleh Camat

setempat.

c. Pengurus dilingkup Kabupaten/Kota yang disahkan dalam Temu Karya

Kabupaten/Kota adalah sebagai pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama,

informasi dan kolaborasi antar Karng Taruna dalam lingkup/wilayah Kabupaten/Kota dan

dikukuhkan oleh Bupati/Walikota setempat.

d. Pengurus di lingkup Provinsi yang disahkan dalam Temu Karya Provinsi adalah

sebagai pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar

Karang Taruna dalam lingkup/wilayah Provinsi dan dikukuhkan oleh Gubernur setempat.

e. Pengurus di lingkup Nasional yang disahkan dalam Temu Karya Nasional adalah

sebagi pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar

Karang Taruna dalam lingkup/wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan

dikukuhkan oleh Menteri Sosial.

(4) Susunan pengurus disetiap lingkup Kecamatan Kabupaten/Kota, Provinsi dan

Nasional disesuaikan dengan kebutuhan dimasing-masing lingkup.

BAB VII

MEKANISME KERJA

Pasal 7

(1) Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat

melaksanakan fungsi-funfsi operasional dibidang kesejahteraan sosial sebagi tugas

poko Karang Taruna dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) serta

program kerja lainnya yang dilaksanakan bersama Pemerintah dan komponen terkait

sesuai dengan Peraturan Prundang-undangan yang berlaku.

(2) Pengurus disetiap lingkup yang ditetapkan sebagai pranata jaringan komunikasi,

informasi, kerjasama dan kolaborasi antar Karang Taruna mulai dari pengurus dilingkup

Kecamatan sampai dengan Nasional melaksanakan fungsi sebagi berikut :

a. Pengelola sistem informasi dan komunikasi;

Page 16: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

b. Pemberdaya, mengembangkan dan memperkuat sistem jaringan kerjasama

(networking) antar Karang Taruna serta dengan pihak lain yang terkait;

c. Penyelenggara mekanisme pengambilan keputusan organisasi, pendampingan, dan

advokasi;

d. konsolidasi dan sosialisasi dalam rangka memelihara solidaritas, konsistensi dan citra

organisasi.

(3) Mekanisme hubungan komunikasi, informasi, kerjasma dan kolaborasi antar Karang

taruna dengan wadah pengurus dilingkup Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan

Nasional adalah bersifat koordinatif, konsultatif dan kolaboratif secara fungsional serta

bukan operasional.

(4) Untuk mendayagunakan pranata jaringan komunikasi, informasi, kerjasama dan

kolaborasi anatr Karang Taruna yang lebih berdayaguna dan berhasilguna, maka

diadakan Forum pertemuan Karang Taruna yang diatur sebagai berikut :

a. Bentuk-bentuk Forum terdiri dari :

1]. Temu Karya;

2]. Rapat Kerja;

3]. Rapat Pimpinan;

4]. Rapat Pengurus Pleno;

5]. Rapat Konsultasi;

6]. Rapat Pengurus Harian.

b. Mekanisme Forum pertemuan tersebut diatur lebih lanjut dalam Pedoman

pelaksanaan Karang Taruna.

c. Forum-forum pertemuan Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a

diatas, dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebeih dari setengah jumlah

peserta/pengurus dari lingkup yang bersangkutan.

d. Pengambilan keputusan dalam setiap Forum pertemuan Karang Taruna wajib

dilakukan secara musyawarah dan mufakat, dan apabila hal itu tidak tercapai maka

keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

e. Forum Pertemuan Karang Taruna yang diadakan secara Nasional dan Khusus dalam

rangka usulan untuk bahan perubahan Pedoman Dasar/Pedoman pelaksanaan Karang

Taruna, diatur sebagai berikut :

1]. Minimal 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta/pengurus dari lingkup Provinsi

diseluruh wilayah Indonesia harus hadir ditambah unsur dari Departemen Sosial selaku

Page 17: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

Pembina Fungsional.

2]. Usulan perubahan Pedoman Dasar/Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna dapat

dinyatakan sah apabila didasarkan pada persetujuan minimal 2/3 (dua pertiga) dari

jumlah Provinsi peserta yang hadir dan mendapat persetujuan dari Pembina Fungsional

Pusat ( Departemen Sosial).

3]. Rekomendasi usulan guna perubahan tersebut, diusulkan sebagi bahan untuk

disahkan atau ditetapkan oleh Menteri Sosial.

(5) Kedudukan, pemilihan dan masa bakti pengurus sebagai berikut :

a. Pengurus Karang Taruna berkedudukan di desa/kelurahan atau Komunitas Adat

Sederajat setempat.

Pengurus dilingkup Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi berkedudukan di Ibukota

masing-masing dan pengurus dilingkup Nasional berkedudukan di Ibukota Negara.

b. Pemilihan pengurus dilakukan secara musyawarah dan mufakat dalam Temu Karya

serta wajib memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

c. Masa bakti Pengurus Karang Taruna di Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat

Sederajat paling lama 3 (tiga) tahun dan Pengurus di lingkup Kecamatan sampai

dengan Nasional, masing-masing selama 5 (lima) tahun serta dapat dipilih kembali

untuk yang kedua kalinya serta memenuhi persyaratan yang berlaku.

BAB VIII

PENGUKUHAN DAN PELANTIKAN PENGURUS

Pasal 8

(1) Pengukuhan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat

Sederajat dan Pengurus di lingkup Kecamatan sampai dengan Nasional dilakukan

dengan Surat Keputusan Pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkatan lingkupnya.

(2) Surat Keputusan Pejabat yang berwenang tersebut pada ayat (1) diatas adalah :

a. Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Komunitas Adat Sederajat untuk

pengukuhan Pengurus Karang Taruna setempat.

b. Surat Keputusan Camat untuk pengukuhan Pengurus dilingkup Kecamatan setempat.

c. Surat Keputusan Bupati/ Walikota untuk pengukuhan Pengurusu di lingkup

Kabupaten/Kota setempat.

d. Surat Keputusan Gubernur untuk pengukuhan Pengurus di lingkup Provinsi setempat.

e. Surat Keputusan Menteri Sosial untuk pengukuhan Pengurus dilingkup Nasional.

Page 18: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

(3) Pelantikan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat

dan Pengurus dilingkup Kecamatan samapai dengan Nasional dilakukan oleh Pejabat

yang berwenang sesuai dengan tingkatan lingkupnya masing-masing.

BAB IX

PEMBINA

Pasal 9

(1) Karang Taruna sebagai Organisasi Sosial Generasi Muda diesluruh wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia, memiliki Pembina Utama, Pembina Fungsional dan

Pembina Teknis.

(2) Pembina Utama sebagimana dimaksud pada ayat (1) adalah Presiden Republik

Indonesia.

(3) Pembina Umum, Pembina Fungsional dan Pembina Teknis sebagimana dimaksud

pada ayat (1) , di Pusat dan di daerah adalah :

a. Pembina di Pusat terdiri :

1). Menteri dalam Negeri Selaku Pembina Umum

2). Menteri Sosial selaku Pembina Fungsional

3). Pimpinan Departemen/Kementerian Negara/Lembaga atau Badan Negara yang

terkait sebagai Pembina Teknis Karang Taruna.

b. Pembina di Daerah terdiri dari :

1). Pembina Umum

a]. Gubernur untuk Provinsi

b]. Bupati/Walikota untuk Kabupaten/Kota

c]. Camat untuk Kecamatan

d]. Kepala Desa/Lurah atau Komunitas Adat Sederajat untuk Desa/Kelurahan atau

Komunitas Adat Sederajat

2). Pembina Fungsional :

a]. Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi

b]. Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota

c]. Kepala Seksi/Unit yang tugasnya berkaitan langsung dengan bidang kesejahteraan

sosial di Kecamatan dan/atau di Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat.

Page 19: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

3). Pembina Teknis.

a]. Pimpinan Instansi/Lembaga/Badan Daerah Provinsi yang terkait

b]. Pimpinan Instansi/Jawatan/Lembaga atau Badan daerah Kabupaten/Kota yang

terkait.

c]. Pimpinan Unit Kecamatan, Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat yang

terkait dengan Penyediaan dukungan bagi peningkatan Fungsi Karang Taruna di

wilayah setempat.

BAB X

KEUANGAN

Pasal 10

Keuangan Karang Taruna dapat diperoleh dari :

a. iuran Warga Karang Taruna

b. Usaha sendiri yang diperoleh secara syah

c. Bantuan Masyarakat yang tidak mengikat

d. Bantuan/Subsidi dari Pemerintah

e. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

BAB XI

MAJELIS PERTIMBANGAN DAN UNIT TEKNSI KARANG TARUNA

Pasal 11

(1) Setiap Karang Taruna dapat membentuk Majelis Pertimbangan Karang taruna ( MPKT

) pada forum tertinggi ( Temu Karya ) di masing-masing wilayahnya yang kemudian

dikukuhkan oleh forum tersebut.

(2) Majelis Pertimbangan Karang Taruna dipimpin oleh seorang Ketua merangkap

anggota, seorang Sekretaris dan beberapa orang Wakil Sekretaris ( sesuai kebutuhan)

merangkap anggota, dan para anggota yang jumlahnya ditentukan sesuai dengan

jumlah mantan aktivis Karang Taruna di wilayahnya masing-masing ditambah beberapa

tokoh yang dianggap layak, apabila memungkinkan.

Pasal 12

(1) Karang Taruna dapat membentuk Unit Teknis sesuai dengan kebutuhan

pengembangan organisasi dan program-programnya;

Page 20: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

(2) Unit Teknis dimaksudkan merupakan bagian yang tidak terpisahklan dari

kelembagaan Karang Taruna dan pembentukannya harus melalui meakanisme

pengambilan keputusan dalam forum yang representatif dan sesuai kapasitasnya untuk

itu;

(3) Unit Teknis disahklan dan dilantik oleh Karang Taruna yang membentuknya dan

harus berkoordinasi serta mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada Karang Taruna

yang membentuknya.

BAB XII

IDENTITAS

Pasal 13

(1) Karang Taruna dapat memiliki identitas lambang bendera, panji, yang telah

ditetapkan dalam Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 65/HUK/KEP/XI/1982 dan lagu

mars serta hymne.

(2) Identitas yang telah ditetapkan dan/atau digunakan tersebut menjadi identitas

resmai Karang Taruna dan hanya dapat dirubah dengan Keputusan Menteri Sosial.

(3) Mekanisme penggunaan identitas Karang Taruna diatur lebih lanjut dalam Pedoman

pelaksanaan Karang Taruna.

BAB XIII

KETENTUAN LAIN

Pasal 14

Sesuai dengan kebutuhan, setiap Karang Taruna dapat menyusun dan/atau

menyesuaikan Anggaran Rumah Tangga berdasarkan Pedoman Dasar Karang Taruna

ini.

BAB XIV

PENUTUP

Pasal 15

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini, akan diatur lebih lanjut dengan

Keputusan Direktur Jenderal Pemberdayan Sosial.

Page 21: Pedoman dasar karang taruna terbaru 2010

(2) Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka keputusan Menteri Sosial RI Nomor

11/HUK/ 1988 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, dinyatakan tidak berlaku lagi.

(3) Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila

dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dibetulkan sebagaimana mestinya.

Diposkan oleh KARANG TARUNA di 02:30 0 komentar