pathway

17
PATHWAY Persalinan lama, lilitan tali pusat, presentasi Paralisis pusat pernafasan Factor lain: anastesi, obat- obatan narkotik ASFIKSIA PO2 darah & PCO2 Paru- paru terisi Hipoventi lasi perfusi O2 kejaringa Pola nafas Apneu sekunder DJJ & TD Janin tdk bereaksi terhadap rangsanga Gangguan metabolisme keseimbanga n asam basa Asidosis respirator Metabolism e anaerob Glikolisis glikogen Pada otak Pada jantun g Pada paru 2 Kerusa kan sel otak Kematian bayi Sel Otot jantun ↓ HR, TD, Odema paru CO dan asam laktat Tonus otot Penyumb atan pd bronkus atelekt asis Alveoli tdk berkemba Bersi han jln nafas Intoleran si dispn eu Refleks penghis apan Nutrisi kurang dari Pengisian alveolar tak Resiste nsi pembulu h darah Eksp ansi Ganggua n pemenuh Adanya Penumpukan secret/len

Upload: rs

Post on 17-Nov-2015

112 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

PATHWAY

TRANSCRIPT

PATHWAY

PATHWAY BRONKITIS

1.1.2 Perencanaan asfiksiaNo DxTujuan Intervensi Rasional

1Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, di harapkan jalan nafas bersih, dengan

KH:

1. Tidak ada secret

2. Tidak sesak

3. Tidak ada suara nafas tambahan

4. Tidak ada otot bantu pernafasan.

5. Tidak sianosis

6. TTV Normal: - RR: 30-60x/mnt.

- TD: 80/45- 90/60 mmHg

- Nadi : 100-180x/mnt

- Suhu: 36,5-37,5 C

1. Beri penjelasan pada keluarga tentang penyebab sesak yang dialami oleh pasien.

2. Atur kepala bayi dengan posisi ekstensi

3. Kaji TTV,terutama pernafasan4. Auskultasi bunyi nafas5. Pantau frekuensi pernafasan.6. Lakukan penghisapan lendir.7. Kolaborasi dengan pemberian O2 tambahn.1. Agar keluarga tahu tentang penyebab sesak yang dialami oleh bayinya.2. Untuk melonggarkan jalan nafas.3. Untuk mengetahui tanda vital dan Pernafasan merupakan karakteristik utama yang terpengaruh oleh adanya sumbatan jalan nafas

4. Untuk mengetahui adanya bunyi nafas tambahan5. Kedalaman pernafasan dapat dipantau dari frekuensi pernafasan6. Untuk membersihkan secret yang ada pada saluran pernafasan sehingga jalan nafas kembali efektif.

7. Untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan O2.

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pola nafas menjadi efektif.

KH:

1. Tidak sesak2. Tidak ada pernafasan cuping hidung3. Tidak sianosis4. Ekspansi dada simetris.5. Tidak ada bunyi nafas tambahan.6. Kecepatan dan irama irama pernafasan reguller.7. TTV Normal: - RR: 30-60x/mnt.

- TD: 80/45- 90/60 mmHg

- Nadi : 100-180x/mnt

- Suhu: 36,5-37,5 C

1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan penghisapan lendir.

2. Observasi TTV dan tanda-tanda kekurangan O23. Atur kepala bayi dengan posisi ekstensi4. Hangatkan bayi dalam incubator5. Auskultasi bunyi nafas.

6. Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemeriksaan GDA dan pemberian oksigen tambahan1. Dengan penghisapan lendir akan membersihkan jalan nafas.

2. Untuk mengetahui tanda vital dan Mengetahui tingkat kekurangan O2.3. Untuk melonggarkan jalan nafas.4. Sianosis merupakan tanda adanya kekurangan O2 dan dengan incubator mencegah sianosis.5. Untuk mengetahui ada atau tidaknya bunyi nafas tambahan.

6. Menjamin oksigenasi jaringan yang adekuat terutama untuk jantung dan otak. Dan peningkatan pada kadar PCO2 menunjukkan hypoventilasi

2 Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pertukaran gas teratasi.

KH:

1. Tidak sesak nafas

2. Tidak sianosis

3. GDA normal:

Ph : (7,35-7,45), Po2:80-100 mmHg, pCo2: 35-45 mmHg, HCO3: 21-26, Sat O2: 95-100%

1. Letakkan bayi terlentang dengan alas yang datar, kepala lurus, dan leher sedikit tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm2. Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung.

3. Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis, apnea & bradikardi tiap 4 jam.

4. Monitor gas darah dan TTV5. Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar gas darah arteri.

1. Memberi rasa nyaman dan mengantisipasi flexi leher yang dapat mengurangi kelancaran jalan nafas.

2. Jalan nafas harus tetap dipertahankan bebas dari lendir untuk menjamin pertukaran gas yang sempurna

3. Deteksi dini adanya kelainan

4. Deteksi dini adanya kelainan dan mengetahui keadaan umum pasien.5. Menjamin oksigenasi jaringan yang adekuat terutama untuk jantung dan otak. Dan peningkatan pada kadar PCO2 menunjukkan hypoventilasi

3 Setelah dilakukukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan nutrsi bayi kembali terpenuhi.

KH:

1. Bayi dapat minum pespen / personde dengan baik.2. Berat badan tidak turun lebih dari 10%.3. Retensi tidak ada.

1. Lakukan observasi BAB dan BAK jumlah dan frekuensi serta konsistensi2. Monitor turgor dan mukosa mulut.

3. Monitor intake dan out put.4. Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan .5. Lakukan control berat badan setiap hari.

1. Deteksi adanya kelainan pada eliminasi bayi dan segera mendapat tindakan / perawatan yang tepat.

2. Menentukan derajat dehidrasi dari turgor dan mukosa mulut.

3. Mengetahui keseimbangan cairan tubuh (balance)4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat.

5. Penambahan dan penurunan berat badan dapat di monitor sedini mungkin.

4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1x24 jam,diharapkan Cardiak output adekuat

KH:

1. TTV normal

RR: 30-60x/mnt.

TD: 80/45- 90/60 mmHg

Suhu: 36,5-37,5 C

Nadi : 100-180x/mnt

2. Menunjukkan sirkulasi perifer yang normal

Capilary refill time < 3 detik

Nadi kuat

3. CVP normal1. Monitor TTV

2. Kaji CVP,tekanan darah tiap 4 jam

3. Monitor perfusi jaringan tiap 2-4 jam

4. Monitor nadi perifer tiap 4 jam

5. Kolaborasi dalam pemberian vasodilator1. Untuk mengetahui keadaan umum pasien

2. Sebagai deteksi dini adanya peningkatan maupun penurunan cardiac out put

3. Adanya gangguan perfusi jaringan dapat memperburuk keadaan sehingga perlu pemantauan secara rutin

4. Nadi perifer dapat sebagai indicator sehingga perlu pemantauan secara rutin

5. Untuk membantu dalam peningkatan cardiac output dan sebagai pembantu dalam penatalaksanaan medis.

1.3 Intervensi BronkitisNo DxTUJUAN DAN KHINTERVENSIRASIONAL

1Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 diharapkan bersihan jalan nafas pasien kembali efektif dengan

KH:

1. Pasien dapat mengeluarkan secret2. Tidak sesak3. Tidak ada bunyi suara nafas tambahan4. TTV normal- (TD:100/60-115/60mmHg.

- Nadi: 70-110x/mnt

- RR: 15-30X/mnt

- S: 36,5-37,5C1. Kaji TTV,terutama pernafasan

2. Auskultasi bunyi nafas

3. Pantau frekuensi pernafasan.

4. Observasi karakteristik batuk

5. Lakukan fibrasi paru dan postural drainage

6. Lakukan penghisapan lendir tiap 3 menit bila perlu 1. Pernafasan merupakan karakteristik utama yang terpengaruh oleh adanya sumbatan jalan nafas

2. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas3. Tachipnoe biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan selama / adanya proses infeksi akut.

4. Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada lansia, penyakit akut atau kelemahan

5. Rangsangan fisik dapat meningkatkan mobilitas secret dan merangsang pengeluaran secret lebih banyak.

6. Eliminasi lendir dengan suction sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu kurang dari 10 menit.

2.Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 diharapkan pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan

KH:

1. Tidak bingung dan gelisah

2. Tidak sesak

3. Nilai GDA normal (paO2: 80-100%, paCO2:35-45)4. Mampu membuang sekret

1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan.

2. posisikan pasien semi fowler

3. Auskultasi bunyi nafas.

4. Kaji status mental

5. Monitor tanda vital dan irama jantung

6. Monitor GDA

7. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA1. Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit

2. Agar oksigen dapat masuk dengan lancar.

3. Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi

4. Gelisah, mudah terangsang, bingung, dan somnolen dapat menunjukkan hipoksemia atau penurunan oksigenasi serebral5. Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung

6. PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.

7. Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.

3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan pola nafas kembali efektif/nafas paten dengan,

KH:

1. Tidak ada otot bantu pernapasan

2. Tidak sesak

3. TTV normal- (TD:100/60-115/60mmHg.

- Nadi: 70-110x/mnt

- RR: 15-30X/mnt

- S: 36,5-37,5C1. Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir.

2. Dorong untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahat.

3. Dorong pasien penggunaan pelatihan otot-otot pernafasan jika diharuskan

1. Membantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan bernafas lebih efisien dan efektif.

2. memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan.

3. menguatkan dan mengkondisikan otot-otot pernafasan.

4.Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan KH:1. Tidak terjadi penurunan BB2. Tidak lemah3. TTV normal- (TD:100/60-115/60mmHg.

- Nadi: 70-110x/mnt

- RR: 15-30X/mnt

- S: 36,5-37,5C1. Kaji kebiasaan diet

2. Auskultasi bunyi usus

3. Berikan perawatan oral.

4. Timbang berat badan sesuai indikasi.

5. kolaborasikan kepada ahli gizi dalam pemberian makanan1. Pasien distress pernafasan akut, anoreksia karena dispnea, produksi sputum.

2. Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster.

3. Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan muntah.

4. Berguna menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.

5. Kebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan individu memberikan nutrisi maksimal.

5.Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi dengan KH :

1. Tidak ada tanda-tanda terjadi infeksi

2. TTV normal- (TD:100/60-115/60mmHg.

- Nadi: 70-110x/mnt

- RR: 15-30X/mnt

- S: 36,5-37,5C

3. Leukosit 5000-10000/mm1. Observasi TTV terutama suhu

2. Observasi warna dan bau sputum.

3. Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan sputum

4. kolaborasikan kebutuhan masukan nutrisi yang adekuat

5. kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian antibiotik

1. Demam dapat terjadi karena adanya infeksi

2. Sekret berbau, kuning dan kehijauan menunjukkan adanya infeksi

3. mencegah penyebaran pathogen

4. Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tekanan darah terhadap infeksi

5. pencegahan dan pengobatan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.

Kelainan patologik pada katup maupun miokardia,kongesti menahun pada dinding

Infeksi: Staphylococcus (stafilokokus), Streptococcus (streptokokus), Pneumococcus (pneumokokus), Haemophilus influenza.tanpa penanganna lbih lanjut

Alergi

Dilatasi bronchus (bronkinektasis)

Gangguan susunan dan fungsi dinding bronkhus

Melemahkan Daya Tahan Tubuh

Infeksi sinus paranasalis rongga mulut

Infeksi bakteri yang dapat menyerang dinding bronkhus.

Asap Rokok,Asap pabrik atau asap mobil

Bronchitis Akut

Bronchitis kronis

Hipersekresi lender akibat polutan,asap rokok dan asap mobil

Resiko infeksi

Pertahanan tubuh menurun

Kerja silia menurun

Sel-sel goblet meningkat dan produksi mucus meningkat

Kerusan Bronkhus dan Alveoli

Terdapat sumbatan (kontriksi bronkhus)

Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif

Sesak Nafas

Gangguan Pertukaran Gas

Gangguan Pola Nafas Tak Efektif

Anoreksia

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Persalinan lama, lilitan tali pusat, presentasi janin abnormal

Factor lain: anastesi, obat-obatan narkotik

Paralisis pusat pernafasan

ASFIKSIA

Paru-paru terisi cairan

Gangguan metabolisme keseimbangan asam basa

perfusi O2 kejaringan

Bersihan jln nafas tak efektif

Odema paru

Adanya Penumpukan secret/lendir

Asidosis respiratorik

PO2 darah & PCO2

CO dan

asam laktat

Penyumbatan pd bronkus

dispneu

Pola nafas inefekti

Hipoventilasi

Metabolisme anaerob

Tonus otot

Refleks penghisapan lemah

Apneu sekunder

atelektasis

Intoleransi aktivitas

Glikolisis glikogen

Alveoli tdk berkembang

DJJ & TD

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Pada jantung

Pada paru2

Pada otak

Janin tdk bereaksi terhadap rangsangan

Ekspansi paru

Pengisian alveolar tak adekuat

Sel Otot jantung

Kerusakan sel otak

Gangguan pemenuhan O2

HR, TD, Bradikardi

Resistensi pembuluh darah paru

Kematian bayi

Cardiac output

Proses keluarga terhenti

Gangguan perfusi ventilasi

Gangguan pertukaran gas