pantun jamuan tahun 6
TRANSCRIPT
PANTUN BUDIPayah kami menabur padiNenas juga ditanam orangPayah kami menabur budiEmas juga dipandang orang
Tinggi bukit gilang-gemilangAir laut tenang-tenanganBudi sedikit tidakkan hilangItu menjadi kenang-kenangan
Jentayu burung jentayuHinggap dibalik pokok mayangBunga kembang akan layuBudi baik bilakan hilang
Biarlah orang bertanam buluhMari kita bertanam padiBiarlah orang bertanam musuhMarilah kita bertanam budi
Ayam jantan siayam jalakJaguh Siantan nama diberiRezeki tidak saya tolakMusuh tidak saya cari
Jikalau kita bertanam padiSenanglah makan adik-beradikJikalau kita bertanam budiOrang yang jahat menjadi baik
Baik-baik makan keladiKeladi itu ada miangnyaBaik-baik termakan budiBudi itu ada hutangnya
Buah nenas bawa berlayarDimakan sebiji di Tanjung JatiHutang emas boleh dibayarHutang budi dibawa mati
Tenanglah tenang air di lautSampan kolek mudik ke tanjungHati terkenang mulut menyebutBudi yang baik rasa nak junjung
Cindai bercorak penuh berpitaPakaian anak Panglima GarangEmas dan perak pengaruh duniaBudi yang baik dijunjung orang
Jangan suka mencabut padiBila dicabut hilang buahnyaJangan suka menyebut budiBila disebut hilang tuahnya
Kalau keladi sudah ditanamJangan lagi meminta talas
Kalau budi sudah ditanamJangan lagi meminta balas
Singgah ke pulau menggali ubiKalau ke beting berdayung jugaSepuluh kali kita berbudiKalau miskin terbuang juga
Sudah lama memakai gelangGelang berukir sirama-ramaHarimau mati meninggalkan belangManusia mati meninggalkan nama
Mati kayu karena benaluPatah layu dahannya matiMati Melayu karena maluKalah Melayu termakan budi
Mencari ikan belidaTerpancing pula si ikan keliBuat baik berpada-padaBuat jahat jangan sekali
Jauh sungguh pergi mandiSetapak jalan lewatkan humaBerat sungguh menanggung budiSeribu tahun takkan lupa
Ragi pulut dalam katiTapai manis dalam kualiSelagi hidup dalam pekertiSampailah mati dalam budi
Pisang emas dibawa belayarmasak sebiji di atas petilalu diambil untuk dimakanHutang emas boleh dibayarhutang budi dibawa matibudi tuan tuhan balaskan
Kain prai baju praiPakaian anak raja YamtuanBadan berkecai tulang berceraiBarulah lupa budimu tuan
PANTUN PERPISAHAN
Pucuk pauh selara pauhSembilu ledung ledungkanAdik jauh kekanda jauhKalau rindu sama menungkan
Pucuk pauh selara pauhPucuk terjuntai di atas titiAdik jauh kekanda jauhMenaruh rindu di dalam hati
Patah pasak dalam kemudiPatah diruang bunga kiambangKalaulah tidak bertemu lagiBulan yang terang sama dipandang
Batang selasih permainan budakBerdaun sehelai dimakan kudaBercerai kasih bertalak tidakSeribu tahun kembali juga
Batang selasih permainan budakTumbuhnya jarang tepi telagaBercerai kasih bukan kehendakPaksaan orang dituruti juga
Sayang Semarang Gunung MerapiAnak gelama dituba janganTidak dilarang adik berlakiJanji yang lama dilupa jangan
Ikan sepat dimasak berladaKuah cencaluk jadi bumbunyaKalau tak dapat dimasa mudaAkan kutunggu sampai menjanda
Harum sungguh bunga melatiKembang setangkai diwaktu pagiHancur sungguh rasa dihatiSedang berkasih ditinggal pergi
Jauh berdagang ditengah kotaMenjual dagangan pelbagai bendaAbang pergi mencari hartaBuat meminang akan adinda
Kalau ada sumur diladangBoleh saya menumpang mandiKalau ada umur yang panjangBoleh kita berjumpa lagi
Anak tani mengutip lokanLokan dikutip untuk dimakanSayang anak tangan-tangankanSayang isteri tinggal-tinggalkan
Pulau Sipadan pulau LigitanTempat singgah raja BulunganRisau dibadan galau ingatanIngat pungguk rindukan bulan
Serapah disembur mengubat gatalTok bomoh membaca jampiSebelum tidur ditepuk bantalMenyeru nama dalam mimpi
Berjalan di malam kelamBaiklah kiranya bertemanKenapa pungguk rindukan bulanBunga banyak kembang ditaman
Hilir rakit berkajang kainDimana teluk singgah bertimbaNiatku tidak pada yang lainAdinda seorang tiadalah dua
Berinai orang berhitam kukuMandi disiram si air mawarTuan seorang biji matakuRacun diminum jadi penawar
Leher merah itu helangTerbangnya tangkas perangai garangJangan dinda berhati walangKasih kanda padamu seorang
Bunga lada tingginya samaAmbil setangkup bunga melatiKanda berjanji terlalu lamaManalah sanggup dinda menanti
Ambil setangkup bunga melatiHiasan rambut puteri jelitaKenapa dinda tak sanggup menantiMana perginya janji setia
Kayu mempoyan kulitnya manisPatah galah dalam payaLaku perempuan mulutnya manisCakap sepatah jangan percaya
Kerisi, Cencaru, siikan ParangIkan Belut siikan gerutTidak sangka orangnya curangLain dimulut lain diperut
Kerana budi Jasad TertawanKain buruk jatuh di papanPatah terkulai dahan merantiBiarlah buruk rupamu tuanAsal pandai mengambil hati.
Kerana Budi Jasad TertawanTengah padang pasang pelita
Anyam ketupat bulan puasaBukan nak pandang cantiknya rupaHati terpikat budi bahasa.
Kalaulah jadi pergi keladangKain panjang cari dahuluKalaulah jadi pergi berdagangInduklah semang cari dahulu
PANTUN AGAMABila todak melanda SingapuraHabis dikerat dicincang lumatBila khianat pada manusiaDunia akhirat takkan selamat
Habis dikerat dicincang lumatPatinya diaduk dijadikan obatDunia akhirat takkan selamatKecuali minta ampun nasuha tobat
Anak jantan anak temenggungPergi memburu sampai ke GombakLalu berhenti mengutip petaiBerani buat, berani tanggungKalau takut dilambung ombakJangan berumah ditepi pantai Surat ditulis dalam gelapSalah huruf banyak tak kenaJagalah diri jangan silapJika silap dapat bencana
Kemuning daunnya lampaiTubuh dijirat paduka tuanDiatas dunia kaul tak sampaiDidalam surga ada penantian
Tubuh dijirat paduka tuanTidak cacat tidak seliaDidalam surga ada penantianHanya untuk yang beramal mulia
Sungguhlah besar taman Seri MahkotaTempat bermain bidadari Lela UtamaSungguhlah benar bagi orang yang takwaAda tempat yang aman dan bahagia
Kain basurek kain bertulisPakaian raja Bugis - MakassarDi Luh Mahfuz sudah tertulisJanji sudah tak dapat ditukar
Anak merak anak merbahBeradu kedua di dalam sarangSiibu mendodoiAnak sungai lagikan berubahInikan pula hati orang
Mengapa dirindui
Cari lebah bersarang besarJangan tersengat racun berbisaJanji Allah adalah benarJangan tertipu kehidupan dunia
Harban Dewa anaknya ZanggiManis rupanya elok bercahayaJika perempuan taatkan lakiBeroleh surga Jannatul Mahwa
Menantunya pula Lela SariSemua melihat jatuh berahiSelagi ugama tidak diingkariSebarang perintah wajib dipatuhi
Kelat sekali buah periaKelatnya kurang buah dibelahTaatkan laki beroleh surgaTaat hanya kepada Allah