pantun jamuan tahun 6

2
PANTUN BUDI Payah kami menabur padi Nenas juga ditanam orang Payah kami menabur budi Emas juga dipandang orang Tinggi bukit gilang-gemilang Air laut tenang-tenangan Budi sedikit tidakkan hilang Itu menjadi kenang-kenangan Jentayu burung jentayu Hinggap dibalik pokok mayang Bunga kembang akan layu Budi baik bilakan hilang Biarlah orang bertanam buluh Mari kita bertanam padi Biarlah orang bertanam musuh Marilah kita bertanam budi Ayam jantan siayam jalak Jaguh Siantan nama diberi Rezeki tidak saya tolak Musuh tidak saya cari Jikalau kita bertanam padi Senanglah makan adik-beradik Jikalau kita bertanam budi Orang yang jahat menjadi baik Baik-baik makan keladi Keladi itu ada miangnya Baik-baik termakan budi Budi itu ada hutangnya Buah nenas bawa berlayar Dimakan sebiji di Tanjung Jati Hutang emas boleh dibayar Hutang budi dibawa mati Tenanglah tenang air di laut Sampan kolek mudik ke tanjung Hati terkenang mulut menyebut Budi yang baik rasa nak junjung Cindai bercorak penuh berpita Pakaian anak Panglima Garang Emas dan perak pengaruh dunia Budi yang baik dijunjung orang Jangan suka mencabut padi Bila dicabut hilang buahnya Jangan suka menyebut budi Bila disebut hilang tuahnya Kalau keladi sudah ditanam Jangan lagi meminta talas Kalau budi sudah ditanam Jangan lagi meminta balas Singgah ke pulau menggali ubi Kalau ke beting berdayung juga Sepuluh kali kita berbudi Kalau miskin terbuang juga Sudah lama memakai gelang Gelang berukir sirama-rama Harimau mati meninggalkan belang Manusia mati meninggalkan nama Mati kayu karena benalu Patah layu dahannya mati Mati Melayu karena malu Kalah Melayu termakan budi Mencari ikan belida Terpancing pula si ikan keli Buat baik berpada-pada Buat jahat jangan sekali Jauh sungguh pergi mandi Setapak jalan lewatkan huma Berat sungguh menanggung budi Seribu tahun takkan lupa Ragi pulut dalam kati Tapai manis dalam kuali Selagi hidup dalam pekerti Sampailah mati dalam budi Pisang emas dibawa belayar masak sebiji di atas peti lalu diambil untuk dimakan Hutang emas boleh dibayar hutang budi dibawa mati budi tuan tuhan balaskan Kain prai baju prai Pakaian anak raja Yamtuan Badan berkecai tulang bercerai Barulah lupa budimu tuan PANTUN PERPISAHAN Pucuk pauh selara pauh Sembilu ledung ledungkan Adik jauh kekanda jauh Kalau rindu sama menungkan Pucuk pauh selara pauh Pucuk terjuntai di atas titi Adik jauh kekanda jauh Menaruh rindu di dalam hati Patah pasak dalam kemudi Patah diruang bunga kiambang Kalaulah tidak bertemu lagi Bulan yang terang sama dipandang Batang selasih permainan budak Berdaun sehelai dimakan kuda Bercerai kasih bertalak tidak Seribu tahun kembali juga Batang selasih permainan budak Tumbuhnya jarang tepi telaga Bercerai kasih bukan kehendak Paksaan orang dituruti juga Sayang Semarang Gunung Merapi Anak gelama dituba jangan Tidak dilarang adik berlaki Janji yang lama dilupa jangan Ikan sepat dimasak berlada Kuah cencaluk jadi bumbunya Kalau tak dapat dimasa muda Akan kutunggu sampai menjanda Harum sungguh bunga melati Kembang setangkai diwaktu pagi Hancur sungguh rasa dihati Sedang berkasih ditinggal pergi Jauh berdagang ditengah kota Menjual dagangan pelbagai benda Abang pergi mencari harta Buat meminang akan adinda Kalau ada sumur diladang Boleh saya menumpang mandi Kalau ada umur yang panjang Boleh kita berjumpa lagi Anak tani mengutip lokan Lokan dikutip untuk dimakan Sayang anak tangan-tangankan Sayang isteri tinggal-tinggalkan Pulau Sipadan pulau Ligitan Tempat singgah raja Bulungan Risau dibadan galau ingatan Ingat pungguk rindukan bulan Serapah disembur mengubat gatal Tok bomoh membaca jampi Sebelum tidur ditepuk bantal Menyeru nama dalam mimpi Berjalan di malam kelam Baiklah kiranya berteman Kenapa pungguk rindukan bulan Bunga banyak kembang ditaman Hilir rakit berkajang kain Dimana teluk singgah bertimba Niatku tidak pada yang lain Adinda seorang tiadalah dua Berinai orang berhitam kuku Mandi disiram si air mawar Tuan seorang biji mataku Racun diminum jadi penawar Leher merah itu helang Terbangnya tangkas perangai garang Jangan dinda berhati walang Kasih kanda padamu seorang Bunga lada tingginya sama Ambil setangkup bunga melati Kanda berjanji terlalu lama Manalah sanggup dinda menanti Ambil setangkup bunga melati Hiasan rambut puteri jelita Kenapa dinda tak sanggup menanti

Upload: abu-uzair

Post on 15-Apr-2017

414 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pantun jamuan tahun 6

PANTUN BUDIPayah kami menabur padiNenas juga ditanam orangPayah kami menabur budiEmas juga dipandang orang

Tinggi bukit gilang-gemilangAir laut tenang-tenanganBudi sedikit tidakkan hilangItu menjadi kenang-kenangan

Jentayu burung jentayuHinggap dibalik pokok mayangBunga kembang akan layuBudi baik bilakan hilang

Biarlah orang bertanam buluhMari kita bertanam padiBiarlah orang bertanam musuhMarilah kita bertanam budi

Ayam jantan siayam jalakJaguh Siantan nama diberiRezeki tidak saya tolakMusuh tidak saya cari

Jikalau kita bertanam padiSenanglah makan adik-beradikJikalau kita bertanam budiOrang yang jahat menjadi baik

Baik-baik makan keladiKeladi itu ada miangnyaBaik-baik termakan budiBudi itu ada hutangnya

Buah nenas bawa berlayarDimakan sebiji di Tanjung JatiHutang emas boleh dibayarHutang budi dibawa mati

Tenanglah tenang air di lautSampan kolek mudik ke tanjungHati terkenang mulut menyebutBudi yang baik rasa nak junjung

Cindai bercorak penuh berpitaPakaian anak Panglima GarangEmas dan perak pengaruh duniaBudi yang baik dijunjung orang

Jangan suka mencabut padiBila dicabut hilang buahnyaJangan suka menyebut budiBila disebut hilang tuahnya

Kalau keladi sudah ditanamJangan lagi meminta talas

Kalau budi sudah ditanamJangan lagi meminta balas

Singgah ke pulau menggali ubiKalau ke beting berdayung jugaSepuluh kali kita berbudiKalau miskin terbuang juga

Sudah lama memakai gelangGelang berukir sirama-ramaHarimau mati meninggalkan belangManusia mati meninggalkan nama

Mati kayu karena benaluPatah layu dahannya matiMati Melayu karena maluKalah Melayu termakan budi

Mencari ikan belidaTerpancing pula si ikan keliBuat baik berpada-padaBuat jahat jangan sekali

Jauh sungguh pergi mandiSetapak jalan lewatkan humaBerat sungguh menanggung budiSeribu tahun takkan lupa

Ragi pulut dalam katiTapai manis dalam kualiSelagi hidup dalam pekertiSampailah mati dalam budi

Pisang emas dibawa belayarmasak sebiji di atas petilalu diambil untuk dimakanHutang emas boleh dibayarhutang budi dibawa matibudi tuan tuhan balaskan

Kain prai baju praiPakaian anak raja YamtuanBadan berkecai tulang berceraiBarulah lupa budimu tuan

PANTUN PERPISAHAN

Pucuk pauh selara pauhSembilu ledung ledungkanAdik jauh kekanda jauhKalau rindu sama menungkan

Pucuk pauh selara pauhPucuk terjuntai di atas titiAdik jauh kekanda jauhMenaruh rindu di dalam hati

Patah pasak dalam kemudiPatah diruang bunga kiambangKalaulah tidak bertemu lagiBulan yang terang sama dipandang

Batang selasih permainan budakBerdaun sehelai dimakan kudaBercerai kasih bertalak tidakSeribu tahun kembali juga

Batang selasih permainan budakTumbuhnya jarang tepi telagaBercerai kasih bukan kehendakPaksaan orang dituruti juga

Sayang Semarang Gunung MerapiAnak gelama dituba janganTidak dilarang adik berlakiJanji yang lama dilupa jangan

Ikan sepat dimasak berladaKuah cencaluk jadi bumbunyaKalau tak dapat dimasa mudaAkan kutunggu sampai menjanda

Harum sungguh bunga melatiKembang setangkai diwaktu pagiHancur sungguh rasa dihatiSedang berkasih ditinggal pergi

Jauh berdagang ditengah kotaMenjual dagangan pelbagai bendaAbang pergi mencari hartaBuat meminang akan adinda

Kalau ada sumur diladangBoleh saya menumpang mandiKalau ada umur yang panjangBoleh kita berjumpa lagi

Anak tani mengutip lokanLokan dikutip untuk dimakanSayang anak tangan-tangankanSayang isteri tinggal-tinggalkan

Pulau Sipadan pulau LigitanTempat singgah raja BulunganRisau dibadan galau ingatanIngat pungguk rindukan bulan

Page 2: Pantun jamuan tahun 6

Serapah disembur mengubat gatalTok bomoh membaca jampiSebelum tidur ditepuk bantalMenyeru nama dalam mimpi

Berjalan di malam kelamBaiklah kiranya bertemanKenapa pungguk rindukan bulanBunga banyak kembang ditaman

Hilir rakit berkajang kainDimana teluk singgah bertimbaNiatku tidak pada yang lainAdinda seorang tiadalah dua

Berinai orang berhitam kukuMandi disiram si air mawarTuan seorang biji matakuRacun diminum jadi penawar

Leher merah itu helangTerbangnya tangkas perangai garangJangan dinda berhati walangKasih kanda padamu seorang

Bunga lada tingginya samaAmbil setangkup bunga melatiKanda berjanji terlalu lamaManalah sanggup dinda menanti

Ambil setangkup bunga melatiHiasan rambut puteri jelitaKenapa dinda tak sanggup menantiMana perginya janji setia

Kayu mempoyan kulitnya manisPatah galah dalam payaLaku perempuan mulutnya manisCakap sepatah jangan percaya

Kerisi, Cencaru, siikan ParangIkan Belut siikan gerutTidak sangka orangnya curangLain dimulut lain diperut

Kerana budi Jasad TertawanKain buruk jatuh di papanPatah terkulai dahan merantiBiarlah buruk rupamu tuanAsal pandai mengambil hati.

Kerana Budi Jasad TertawanTengah padang pasang pelita

Anyam ketupat bulan puasaBukan nak pandang cantiknya rupaHati terpikat budi bahasa.

Kalaulah jadi pergi keladangKain panjang cari dahuluKalaulah jadi pergi berdagangInduklah semang cari dahulu

PANTUN AGAMABila todak melanda SingapuraHabis dikerat dicincang lumatBila khianat pada manusiaDunia akhirat takkan selamat

Habis dikerat dicincang lumatPatinya diaduk dijadikan obatDunia akhirat takkan selamatKecuali minta ampun nasuha tobat

Anak jantan anak temenggungPergi memburu sampai ke GombakLalu berhenti mengutip petaiBerani buat, berani tanggungKalau takut dilambung ombakJangan berumah ditepi pantai   Surat ditulis dalam gelapSalah huruf banyak tak kenaJagalah diri jangan silapJika silap dapat bencana

Kemuning daunnya lampaiTubuh dijirat paduka tuanDiatas dunia kaul tak sampaiDidalam surga ada penantian

Tubuh dijirat paduka tuanTidak cacat tidak seliaDidalam surga ada penantianHanya untuk yang beramal mulia

Sungguhlah besar taman Seri MahkotaTempat bermain bidadari Lela UtamaSungguhlah benar bagi orang yang takwaAda tempat yang aman dan bahagia

Kain basurek kain bertulisPakaian raja Bugis - MakassarDi Luh Mahfuz sudah tertulisJanji sudah tak dapat ditukar

Anak merak anak merbahBeradu kedua di dalam sarangSiibu mendodoiAnak sungai lagikan berubahInikan pula hati orang

Mengapa dirindui

Cari lebah bersarang besarJangan tersengat racun berbisaJanji Allah adalah benarJangan tertipu kehidupan dunia

Harban Dewa anaknya ZanggiManis rupanya elok bercahayaJika perempuan taatkan lakiBeroleh surga Jannatul Mahwa

Menantunya pula Lela SariSemua melihat jatuh berahiSelagi ugama tidak diingkariSebarang perintah wajib dipatuhi

Kelat sekali buah periaKelatnya kurang buah dibelahTaatkan laki beroleh surgaTaat hanya kepada Allah