paham/gaya arsitektur yang berkembang pada periode pra modern

23
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Diawali dengan adanya gejala-gejala yang muncul sebagai suatu bentuk perubahan menuju kearah arsitektur yang lebih ataupun aliran-aliran yang pernah berkembang sebelumnya. Arsitektur modern perkembangannya mulai sekitar akhir abad sembilanbelas dan puncaknya pada abad duapuluh, maka lebih populer disebut arsitektur modern, dan yang terjadi sebelumnya merupakan arsitektur pra modern yang mengawali abad-abad sebelum duapuluhan. Keadaan seperti ini merupakan perkembangan sebelum modern atau pre modern architecture periods. Pada masa abad ke 19 menjelang abad 20 di Eropa muncul dua kelompok masyarakat konsumen aritektur dan seni serta pemakainya yang berselisih paham dalam menuju dan mengikuti perjalanan arsitektur ke depan. Kelompok pertama, adalah revivalis, dimana kelompok ini menyarankan bahwa gaya arsitektur yang menjadi ciri arsitektur Eropa adalah kembali ke gaya atau langgam kuno (klasikisme, romantisme, Gothik dengan neo Gothiknya, Barok dan Rococo) dan kini dikenal dengan paham klasikisme, romantisme, neo gothic dan ekletisme karena menurut mereka inilah cermin arsitektur mereka sebagai identitas bangsanya (bangsa Eropa). 1

Upload: architecturetheory

Post on 05-Jul-2015

1.729 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BAB I PENDAHULUANI.1 Latar Belakang Diawali dengan adanya gejala-gejala yang muncul sebagai suatu bentuk perubahan menuju kearah arsitektur yang lebih ataupun aliran-aliran yang pernah berkembang sebelumnya. Arsitektur modern perkembangannya mulai sekitar akhir abad sembilanbelas dan puncaknya pada abad duapuluh, maka lebih populer disebut arsitektur modern, dan yang terjadi sebelumnya merupakan arsitektur pra modern yang mengawali abad-abad sebelum duapuluhan. Keadaan seperti ini merupakan pe

TRANSCRIPT

Page 1: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Diawali dengan adanya gejala-gejala yang muncul sebagai suatu bentuk perubahan

menuju kearah arsitektur yang lebih ataupun aliran-aliran yang pernah berkembang sebelumnya.

Arsitektur modern perkembangannya mulai sekitar akhir abad sembilanbelas dan puncaknya

pada abad duapuluh, maka lebih populer disebut arsitektur modern, dan yang terjadi sebelumnya

merupakan arsitektur pra modern yang mengawali abad-abad sebelum duapuluhan. Keadaan

seperti ini merupakan perkembangan sebelum modern atau pre modern architecture periods.

Pada masa abad ke 19 menjelang abad 20 di Eropa muncul dua kelompok masyarakat

konsumen aritektur dan seni serta pemakainya yang berselisih paham dalam menuju dan

mengikuti perjalanan arsitektur ke depan. Kelompok pertama, adalah revivalis, dimana kelompok

ini menyarankan bahwa gaya arsitektur yang menjadi ciri arsitektur Eropa adalah kembali ke

gaya atau langgam kuno (klasikisme, romantisme, Gothik dengan neo Gothiknya, Barok dan

Rococo) dan kini dikenal dengan paham klasikisme, romantisme, neo gothic dan ekletisme

karena menurut mereka inilah cermin arsitektur mereka sebagai identitas bangsanya (bangsa

Eropa). Kelompok kedua ini menghendaki pengembangkan arsitektur yang betul-betul baru.

Artinya, tema atau kisah baru dengan bahasa yang baru pula.

Dalam perjalanannya, kelompok antirevivalisme lemah dan mundur. Karena pada

kenyataannya kelompok mereka ini banyak melakukan ketidaksingkronan konsep, langgam,

gaya dan ditambah lagi pengaruh kekusaan Napoleon yang menginginkan kembali ke gaya

arsitektur kuno –Ecoles des Beaux Art- yang menganjurkan arsitektur adalah seni semata.

1

Page 2: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan paham/gaya Klasikisme, Romantisme, Neo-Gothic, dan

Ekletisme?

2. Apa saja contoh bangunan pada paham/gaya Klasikisme, Romantisme, Neo-Gothic, dan

Ekletisme?

I.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan paham/gaya Klasikisme, Romantisme,

Neo-Gothic, dan Ekletisme?

2. Untuk mengetahui apa saja contoh bangunan pada paham/gaya Klasikisme, Romantisme,

Neo-Gothic, dan Ekletisme?

I.4 Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan, dapat digunakan sebagai acuan bagi pembaca

agar dapat menambah wawasan tentang paham/gaya Klasikisme, Romantisme, Neo-Gothic, dan

Ekletisme.

I.5 Batasan Masalah

Pada makalah ini masalah yang akan dibahas adalah paham/gaya Klasikisme,

Romantisme, Neo-Gothic, dan Ekletisme dan contoh-contoh bangunan yang berkembang pada

awal abad 19 sampai akhir abad 19.

2

Page 3: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

BAB II

ISI

II 1. PENGERTIAN

Abad XIX merupakan abad yang paling pendek bagi perkembangan arsitektur.

Paham/gaya yang berlangsung pada masa tersebut yang cukup kuat bertahan adalah paham

klasikisme, romantisme, neo gothic dan ekletisme. Kempat aliran ini adalah warisan hasil

lembaga pendidikan Ecoles des Beaux Arts.

Gaya arsitektur pre-modern tersebut sebenarnya sangat kental dengan atribut penunjang

estetika yg bisa berfungsi sebagai IDENTITAS bangunan. Masa ini juga ditandai dengan

penggunaan bahan bangunan baru (bahan bangunan produksi mesin) dan kemajuan dalam

sistem pelaksanaan bangunan, seperti beton, baja dan kaca.

II.2 KLASIKISME

Munculnya era arsitektur klasik di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa,

bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek perorangan, melainkan oleh para

seniman/ahli keterampilan bangunan yang dihimpun dalam satu asosiasi untuk

mengorganisasi proyek.

Bentuk geometri pada masa arsitektur klasik hanya mau mengakui bentuk

Euclidian (Geometri ini menggarap apa yang disebut sebagai “garis lurus” yang

menghubungkan dua titik pada benda tegar/rigid body secara unik) atau non-euclidian,

pemakaian diluar bentuk-bentuk tersebut tidak akan diakui sebagai bentuk geometri.

Arsitektur klasik diawali dengan baroque, ecclictism, art nouveau, Victorian,

byzantium, art nouveau, renaissance dll.

Ciri-ciri gaya arsitektur klasik yang dominan di Indonesia biasanya bergaya Yunani

hingga Romawi dengan ciri-ciri antara lain bagian depan bangunan memiliki pilar-pilar

silindris yang berukuran cukup besar, secara umum memiliki atap tidak terlalu curam,

jendela berukuran besar, memiliki portico di bagian depan dan selasar yang cukup luas di

3

Page 4: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

bagian belakang bangunan, biasanya bangunan berwarna putih untuk memberi kesan

megah pada bangunan.

CIRI-CIRI PAHAM KLASIKISME:

Terikat pada norma-norma intelektual yang berlaku;

Bentuk selalu seimbang dan harmoni;

Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis;

Raut muka tenang dan berkesan agung;

Menggambarkan kisah/ceritera tentang istana;

Cendrung dilebih-lebihkan.

Indah dan molek.

Dekoratif.

CONTOH BANGUNAN KLASIKISME:

The Charleston Place

4

Page 5: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

Nederlandsch Indische Spoorweg

Mij/Gedung Lawang Sewu, Surabaya

Ciri-ciri dari “Empire Style” ini bisa dilihat dari

penggunaan banyak gevel pada bagian

depannya, warna dominan putih, atap datar,

penggunaan pilar-pilar pada pintu masuk atau

tempat strategis lainnya serta volume bangunan yang berbentuk kubus.

Dalam sejarah perkembangan arsitektur

kolonial Belanda di Indonesia, salah satu

bangunan yang dirancang oleh arsitek

profesional yang terkenal dengan gaya Empire

Style pada sekitar tahun 1900-an adalah gedung

“Nederlandsch Indische Spoorweg Mij” yang

saat ini dikenal dengan sebutan Gedung Lawang Sewu.

Bangunan cagar budaya (1912), Pemda

Jakarta Selatan

5

Page 6: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

Gedung Masonic Temple di Chicago (1893-

1939)

Arsitek: Burnham dan John Wellborn Root

Gedung Masonic Temple di Chicago adalah

gedung pencakar langit pertama di Amerika.

Gedung setinggi 21 lantai atau 92 meter ini

diklaim sebagai gedung tertinggi pada masanya,

namun sudah diruntuhkan tahun 1939.

II. 3 ROMANTISME

Masa Romantisme yang diawali dengan disadarinya keunikan individu dan

konsekwensinya mengenai pentingnya pengalaman individu sebagai sumber khusus

mengenai arti yang tidak terbatas, ini memberi nilai lebih pada kepribadian dan kreativitas

individu melebihi semua nilai lain.

Aliran romantisme senantiasa memilih kejadian-kejadian dasyat sebagai tema,

penuh khayal dan perasaan, petualangan, atau tentang kejadian-kejadian masa kuno atau

tentang negeri-negeri Timur yang fantastis. Aliran ini lebih menekankan pada bagian

emosional dari tingkah laku dan sifat manusia daripada sifat yang rasional, lebih

mengutamakan kepercayaan dan intuisi, bukan kecerdasan. (Djauhar Arifin, 1985: 125).

6

Page 7: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

CIRI-CIRI PAHAM ROMANTISME:

Mengandung ceritera yang dahsyat dan cenderung

emosional;

Penuh gerak secara dinamis;

Batasan-batasan warna bersifat kontras dan meriah;

Pengaturan komposisi hidup;

Mengandung kegetiran, menyentuh perasaan.

Kedahsyatan melebihi kenyataan.

CONTOH BANGUNAN ROMANTISME:

Casa Mila (1906-1910)

Arsitek: Antonio Gaudi

Casa Mila adalah bangunan yang

dirancang oleh Antonio Gaudi

dan dibangun dari tahun 1906-

1910. Casa Mila dibangun untuk

pasangan suami istri Rosario

Segimon and Pere Milà untuk

mengabadian kisah cinta mereka..

7

Page 8: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

Taj Mahal

Di bangun seorang raja yang bernama Syah Jahan, untuk mengenang istrinya

yang bernama Muntaz Mahal.

II. 4 NEO GOTHIC

Arsitektur gothik adalah arsitektur yang tumbuh dari arsitektur romanika yang

menyimpang dari aturan-aturan klasik (Yunani dan Romawi). Kata gothik merupakan kata

sindiran bagi arsitektur Romanika yang ada. Arsitektur Gothik merupakan pelurusan dari

arsitektur sebagai ilmu bangunan. Akibat lain dari pada adanya kebebasan adalah karya-karya

arsitektur tak hanya untuk bangunan ibadah, melainkan sampai pada alun-alun, plaza, air mancur

serta permainan tangga untuk ruang luar.

Pada awal tumbuhnya arsitektur gothik sudah menyimpang dari karakter arsitektur itu

sendiri. Perkembangan arsitektur gothik ditinjau dari segi perkembangan bentuk-bentuk busur

atau lengkung menjadi suatu evaluasi yang diawali pada zaman roma hingga zaman romantika.

Pada zaman gothik masyarakat membentuk kelas-kelas berdasarkan kepentingan dan agama.

Kelompok masyarakat tersebut juga mendirikan semacam perguruan yang mewariskan ilmu-

ilmu yang dimiliki dan juga memungkinkan perkembangan dan perluasan pengaruh dari daeraha

satu dengan daerah lain. Kelompok biarawan merupakan kelompok berpikir di berbagai bidang

pada zamannya. Agar ajaran atau pemikiran dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat yang

8

Page 9: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

pada saat itu kebanyakan buta huruf, maka dinding-dinding bangunan diisi cungkilan injil

ataupun hiasan lainnya dari penyebar agama.

Perencanaan pada arsitektur gothik selalu memperhatikan ruang dan waktu baik untuk

ruang dalam dan luar. Akan tetapi, titik tolaknya adalah dari ruang dalam. Jarak antar bangunan

mulai diperhatikan dengan permainan-permainan tangga. Pada arsitektur gothik, bangunan yang

didirikan atau dibangun tidak mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan yang ada. Hal ini

terjadi karena ada pendapat bahwa perkembangan arsitektur gothik tidak lebih dari seni

menghias bangunan.

CIRI-CIRI PAHAM NEO-GOTHIC:

Dalam perkembangannya, arsitektur Gothik memiliki kelebihan dari segi skala

saja, yakni diluar skala manusia.

Arsitektur Gothik juga menampilkan seni hias bangunan yang berlebihan.

Arsitektur Gothik diwarnai dengan busur-busur yang lancip. Kiblat daripada

arsitektur Gothik adalah pada bentuk lengkung dan tidak ada bentuk-bentuk balok dan

tiang.

Struktur dalam bangunan harus mewujudkan struktur yang nyata, dan ada

ketegasan antara struktur dan bukan struktur dikenall sistem konstruksi dengan istilah

Flying buttress (balok miring atau layang) guna penyaluran beban atap.

Arsitektur gothik juga ditandai dengan unsur-unsur vertikal dengan skala di luar

skala manusia karena adanya kebebasan, masing-masing daerah ingin lebih menonjol

dari daerah lainnya.

Untuk mewujudkan karya-karyanya, bangunan arsitektur gothik mempergunakan

bahan mempergunakan bahan yang kecil dan disusun dengan spesi yang rapat. Dengan

bahan ini elastisitas lebih terjamin. Bahan bangunan tidak terbatas hanya bahan lokal

saja, akan tetapi juga mendatangkan dari daerah lainnya.

9

Page 10: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

CONTOH BANGUNAN NEO-GOTHIC:

Gereja Katedral, Kepanjen (1889-1901)

Bangunan ini berlanggam Neo Gothic yang

merupakan langgam khas arsitektur Eropa

dengan ciri khas ruang membentuk busur,

kolom dan kuda-kudanya menjadi satu. Atap-

atapnya membentuk kubah disertai pilar-pilar

tinggi.

Abbaye de Cadouin (1115), Prancis

Arsitek: Robert de Arbrissel dan Geraud de

Sales.

Abbaye de Cadouin yang didirikan tahun 1115

di tengah tengah hutan Bessede, oleh Robert de

Arbrissel dan diteruskan oleh Geraud de Sales.

Lokasi biara ini sempat hancur pada saat perang agama (the French War of Religion),

akhirnya dibubarkan pada masa Revolusi Prancis. Pada zaman pemerintahan Louis IX,

raja ini kemudian memerintahkan untuk merenovasi Abbaye ini. Sekarang Abbaye de

Cadouin sudah mengalami renovasi kembali dan terbuka untuk wisata, sekaligus

dijadikan salah satu Patrimoine UNESCO/World Heritage Sites Bergerac.

10

Page 11: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

Cheteau de la Malartrie, abad 19

Cheteau de la Malartrie dibangun pada abad

19. Cheteau de la Malartrie adalah sebuah

rumah tinggal dari Jean Tarde, seorang

astronom yang teman dari Galileo Galilei.

Cheteau ini dibangun dengan gaya Neo-

Gothic lengkap dengan kubah untuk

mengamati rasi-rasi bintang.

II. 5 EKLETISME

Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur

Eklektisme adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk

tersendiri. Eklektisme tidak selalu menggabungkan tetapi kadang-kadang hanya

menerapkan salah satu gaya saja, tetapi dalam bentuk sistem konstruksi, fungsi, dan sisi

konseptual, berbeda dari sistem klasik asli. Eklektisme menandai perkembangan arsitektur

abad XIX dengan ketidakpastian gaya percampuran bentuk menghasilkan gaya tersendiri.

Pada masa abad ke 19 menjelang abad 20 di Eropa muncul dua kelompok

masyarakat konsumen aritektur dan seni serta pemakainya yang berselisih paham dalam

menuju dan mengikuti perjalanan arsitektur ke depan.

11

Page 12: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

Kelompok pertama, adalah revivalis, dimana kelompok ini menyarankan bahwa

gaya arsitektur yang menjadi ciri arsitektur Eropa adalah kembali ke gaya atau langgam

kuno (klasikisme, romantisme, gothic dengan neo gothicnya, barok dan rococo) karena

menurut mereka inilah cermin arsitektur mereka sebagai identitas bangsanya (bangsa

Eropa).

Sementara ada kelompok lainnya adalah kelompok yang menentang konsep

revivalis atau sebut saja anti revivalis yang beranggapan berbeda. Cara kelompok pertama

menurutnya sama saja dengan kembali ke jaman kuno/lampau. Dengan kata lain menurut

istilah kelompok anti revivalis ini, kisahnya baru tetapi bahasanya lama, ini basi. Kelompok

kedua ini menghendaki pengembangkan arsitektur yang betul-betu baru. Artinya, tema atau

kisah baru dengan bahasa yang baru pula.

Dalam perjalanannya, kelompok antirevivalisme lemah dan mundur. Karena pada

kenyataannya kelompok mereka ini banyak melakukan ketidaksingkronan konsep,

langgam, gaya dan ditambah lagi pengaruh kekusaan Napoleon yang menginginkan

kembali ke gaya arsitektur kuno –Ecoles des Beaux Art- yang menganjurkan arsitektur

adalah seni semata.

Periode ini merupakan era pancaroba , kekacauan, emosional perkembangan

arsitektur dan belum menemukan prinsip jelas mana yang akan dituju. Ini sebetulnya akibat

pertentangan dua kelompok diatas yang pada akhirnya ada kelompok ketiga yang berdiri

diatas keduanya. Lahirlah kemudian gaya arsitektur yang kacau, tambal sulam campuran

berbagai gaya yang dicomot disana sini untuk menandakan arsitektur seperti ini dalah gaya

arsitektur lain dari yang lain atau lain dari biasanya. Inilah arsitektur ekletime seperti yang

dijuluki oleh para ahli kritik arsitektur. Arsitektur ini sebenarnya tidak baru, tetapi boleh

dikatakan tidak lama. Ekletisme adalah pancarobanya perkembangan arsitektur dunia yang

berlangsung cukup lama dalam rentang waktu dari abad sembilanbelas sampai awal abad

duapuluh.

 

12

Page 13: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

CIRI - CIRI PAHAM EKLEKTIK:

Pengulangan bentuk- bentuk lama.

Memadukan unsur - unsur dalam bentuk sendiri, dan dikembangkan menjadi   bentuk

baru.

CONTOH BANGUNAN EKLEKTIK:

British Museum London (1823-1846)

Arsitek: Sir Robert Smirke

Pada bagian depan atau pintu masuk

terdapat portico mendukung sebuah

pedimen bergaya Romawi dengan kolom-

kolom ionic octastyle, menerus berderet

hingga sayap kanan dan kirinya.

House of Parliament (1795-1860); London

Arsitek: Sir Charles Barry

Detail otentiknya memancarkan karakter

kuno dari kebangkitan kembali Gothic

pada masa itu. Penampilannya dapat

memberikan kesan formal meskipun

kompleks gedung ini tidak sepenuhnya simetris, dan adanya menara-menara menjulang ke

atas pada bagian dalam kompleks yang letaknya beraturan. Pada bagian atas keempat sisi

sebuah menara yang lainnya terdapat jam besar, diberi nama Big Ben, menjadi pertanda

kota London.

13

Page 14: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

Opera de Paris (1861-1874)

Arsitek: Jean Louis Charles Garnier

Banyak dipengaruhi oleh prinsip Beaux-

Arts, khususnya dalam pengambilan

unsure-unsur Renaisans dan Barok.

Terlihat pada ornamen dan bentuk

dekorasi yang bermodel klasik Barok hampir memenuhi semua bagian bangunan; juga

pada denahnya yang simetris diperkuat oleh sumbu-sumbu apabila ditarik garis diantara

ruang-ruangnya.

Roman Chatolic Cathedral British Museum London (1894-1903); J. F. Bentley

Memakai konsep arsitektur Byzantium, ditandai dengan sebuah menara menjulang tinggi

di bagian depan kiri dengan atap kubah. Tiga buah kubah berderet dari depan ke belakang

meng-atapi nave (ruang umat yang cukup luas). Sebuah kubah agak kecil dan ramping,

menutup sanctuary (bag.gereja dimana terdapat altar). Dibelakangnya terdapat apse (ruang

melengkung setengah-lingkaran di belakang altar) untuk paduan suara.

Fitzwilliam Museum (1837-1847); Cambridge; George Basevi

Bercorak Korinthian, dengan kolom-kolom langsing berkepala penuh ukiran, menyangga

pedimen penuh ukiran pula, diadaptasikan dalam bentuk portico “raksasa” jauh lebih besar

dari aslinya. Pada ujung kiri-kanan terdapat penonjolan dengan kolom-kolom pada

sudutnya mem-bentuk pandangan depan simetris, dalam hal ini ciri Barok lebih dominan.

S. George’s Hall (1840-1854);Liverpool; Harvey Lonsdale Elmes

14

Page 15: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

Bangunan Neo-Klasik dengan interior ruang konser berbentuk elips, dikelilingi oleh balkon

disangga oleh deretan caryatid (kolom berbentuk patung manusia). Aspek klasik dalam hal

ini adalah Yunani, Romawi dengan sumbu melintang membujur yang sangat kuat,

sehingga membentuk bangunan simetris dan membuatnya berkesan megah.

Gereja Katolik Madelaine (1807-1842); Pierre Vignon

Merupakan contoh representatif dari arsitektur Eklektik. Mengambil gaya kuil antik

Romawi berciri Korinthian, octastyle, dan peripteral sebagaimana terlihat pada kolom-

kolom, kepala-tiang, dan pedimen penuh dengan hiasan dan patung.

Schausspielhaus (1819-1821); Berlin; Karl Friedrich Schinkel

Pengaruh aspek Yunani terlihat pada ketegasan bentuk geometrik, segitiga, balok, segi-

empat, dan pada denahnya. Portico atau bagian depan untuk pintu masuk bercorak Yunani-

Ionik hexastyle (berkolom 6). Identik dengan mauseloum untuk Ratu Louise di atas

pedimen dari portico terdapat sebuah lagi lebih besar, elemen paling dominan dari

bangunan. Entablature semacam kolom melintang antara kolom dengan pedimen menerus

sekeliling bagian atas dinding-dinding luar. Unsur Renaisans terdapat pada bag. Bawah

dari sayap kiri dan kanan pada bangunan simetris ini, berupa konstruksi berkesan kokoh

dengan garis-garis horizontal dan deretan jendela yang monoton.

Jefferson Memorial (1934-1943); Amerika Serikat; John Russel Pope

Identik dengan Pantheon Roma dengan portico berkolom Dorik delapan buah menyangga

sebuah pedimen. Portico ini menempel pada sebuah rotunda (ruangan berdenah lingkaran)

dikelilingi oleh kolom Dorik. Ditengah rotunda terdapat patung Thomas Jefferson

menghadap ke Tidal Basin. Kemegahan memorial ini selain dibentuk oleh arsitekturnya

sendiri, lokasinya yang luas terbuka juga oleh ketinggian letaknya dengan tangga selebar

portico.

15

Page 16: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

BAB III

PENUTUP

III. 1 KESIMPULAN

Abad XIX merupakan abad yang paling pendek bagi perkembangan arsitektur.

Paham/gaya yang berlangsung pada masa tersebut yang cukup kuat bertahan adalah paham

klasikisme, romantisme, neo gothic dan ekletisme. Kempat aliran ini adalah warisan

hasil lembaga pendidikan Ecoles des Beaux Arts.

Paham klasikisme yang dimaksud di sini adalah mulai munculnya era arsitektur klasik

di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-

arsitek perorangan, melainkan oleh para seniman/ahli keterampilan bangunan yang

dihimpun dalam satu asosiasi untuk mengorganisasi proyek.

Aliran romantisme senantiasa memilih kejadian-kejadian dasyat sebagai tema, penuh

khayal dan perasaan, petualangan, atau tentang kejadian-kejadian masa kuno atau tentang

negeri-negeri Timur yang fantastis.

Bangunan ini berlanggam Neo Gothic yang merupakan langgam khas

arsitektur Eropa dengan ciri khas ruang membentuk busur, kolom dan kuda-kudanya

menjadi satu. Atap-atapnya membentuk kubah disertai pilar-pilar tinggi. Batu bata yang

menempel di tembok disusun telanjang tanpa dilapisi semen.

Arsitektur Eklektikisme abad XIX. Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah

ada sebelumnya. Arsitektur Eklektisme adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur

atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Eklektisme tidak selalu menggabungkan tetapi

16

Page 17: PAHAM/GAYA ARSITEKTUR YANG BERKEMBANG PADA PERIODE PRA MODERN

kadang-kadang hanya menerapkan salah satu gaya saja, tetapi dalam bentuk sistem

konstruksi, fungsi, dan sisi konseptual, berbeda dari sistem klasik asli.

III. 2 SARAN

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini tidaklah sempurna, untuk itu

diperlukan adanya saran dan kritik dari para pembaca maupun dari semua yang ingin

meningkatkan ilmu pengetahuan di dalam bidang arsitektur, khususnya dalam periode pra

moderen.

17