nilai-nilai kemasyarakatan dalam al-qur’an surat al...

138
i NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-HUJURAT AYAT 9- 13 (KAJIAN PEMIKIRAN TAFSIR AL-MISBAH KARYA QURAISH SHIHAB) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : NUR FAIZIN NIM: 111-12-013 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 30-May-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

i

NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN

DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-HUJURAT AYAT 9-

13 (KAJIAN PEMIKIRAN TAFSIR AL-MISBAH

KARYA QURAISH SHIHAB)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NUR FAIZIN

NIM: 111-12-013

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

ii

Page 3: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

iii

Page 4: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

iv

Page 5: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

v

Page 6: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

vi

MOTTO

¨βÎ) #x‹≈yδ tβ#u ö� à)ø9 $# “ ωöκu‰ ÉL ‾=Ï9 š†Ïφ ãΠ uθø%r& ç�Åe³u;ムuρ tÏΖÏΒ ÷σßϑø9 $# tÏ% ©!$# tβθ è=yϑ÷ètƒ

ÏM≈ys Î=≈ ¢Á9 $# ¨βr& öΝçλ m; # \�ô_ r& # Z�� Î6x. ∩∪

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (Q.S Al-Israa’ 9)

Page 7: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua Simpai Keramatku Tercinta Ayahanda Nasikhun & Ibunda

Ismiyani yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, memberikan nasihat,

mendidik dari kecil sampai sekarang dan do’anya yang tidak pernah putus.

2. Adik perempuanku Arum Wulan Sari, terimaksih atas dukungan dan

do’anya.

3. Para Guru, Asatidz, Sahabat dan teman-teman;PPHM & MHM

Kalibening, KBQT, Smart Evo, Laa Tansa (PAI A 2012), PPL SMA N 3

Salatiga, KKN angkatan 2012 posko 33 dan JQH AL-FURQAN.

4. Almamaterku; Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan dan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. (kehadiranmu

dihatiku sejak 2012 telah banyak mempengaruhi pemikiranku. Semoga ilmu dan

pengalaman yang kau berikan bermanfaat dan barokah. Amiin..)

Page 8: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

viii

KATA PENGANTAR

م ي ح الر ن م ح الر هللا م س ب

ة ,الص و . م , س ا* ن ي د ن م لنا ت ل م ك ا ا ى م ل ا ع ر ك ش ا و د ي ج م ت ا و د م ح ن ي م ال ع ال ب ر � د م ح ل ا

.ن ي ع م ج أ ه اب ح ص أ و ه ل ى أ ل ع و د م ح ا م ن ي ب ى ن ل ع م ,الس و

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, tiada kata yang pantas diucapkan selain

puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan

inyah-Nya kepada diri yang lemah ini sehingga skripsi ini dapat terselesaiakan.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya. Beliaulah sebaik-baik

makhluk yang pernah diciptakan, suri teladan bagi umatnya, yang sangat lembut

hatinya, kasih sayangnya kepada kita tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata-

kata.

Dengan segenap kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tersusunnya

skripsi ini tidak lain karena berkat bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan arahan

dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan PAI.

4. Bapak Dr. M.Gufron, M. Ag. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan sabar dan ikhlas mencurahkan segenap tenaga, pikiran dan

waktunya untuk memberikan bimbingan, dorongan, semangat, dan

sumbangan pemikiran sejak awal penyusunan hingga selesainya sekripsi

ini.

5. Bapak Drs. Bahrudin, M. Ag. Selaku dosen pembimbing akademik.

6. Bapak / Ibu Dosen IAIN Salatiga, yang telah mendidik dan memberikan

ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

Page 9: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

ix

7. Abah KH. Abda’ Abdul Malik (Pengasuh Pon-Pes Hidayatul Mubtadi-ien

Kalibening) atas kesabaran dan bimbingan yang diberikan untuk menempa

diriku di pesantren yang akan selalu kurindu. Dan semua dewan asatidz

yang telah mendidikku di pesantren dan madrasah Hidayatul Mubtadi-ien.

8. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Nasikhun dan Ibunda Ismiyani,

kuhaturkan terimakasih yang tak terhingga atas semua kasih sayang, do’a,

nasihat dan didikannya selama ini.

9. Keluarga Besar Laa Tansa (PAI A 2012), Taufiq, Taufiqurrohmah, Kurnia,

Puji, Ismi, Andri, Syamsudin, Bagus, Sariful, Olif, Ela, Riris, Hida, Tyas,

Ngizul, Haroh, Chusna, Emy, Putri, Halimin, Dhofir, Farid, Munif, Nanda,

Mafa, Fitri, Nisa, Ikhwan, Wafa, Awaf, Ali. Terimakasih atas

kebersamaan dan jalinan ukhuwah yang indah selama ini semoga tidak

lekang oleh ruang dan waktu.

10. Teman-teman seperjuangan UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga, Kanda /

Yunda (Andri, Lutfi, Ali, Hikmawan, Tri, Dedi, Hadi, Abidin, Sholikin,

Zidni, Imam, Fajar, Ana, Nurul, Iklima, Umi, Novi, Zizah, Nikmah, Titik,

Fiqoh, Fika, dan kanda-yunda lainnya yang tidak bisa kusebut satu-

persatu). Kebersamaan, perjuangan, suka dan duka dengan kalian

memberikan pengalaman yang sangat berharga bagiku. Jazakumullahu

khairan..

11. Keluarga Besar PPHM Kalibening, rekan-rekan santri seperjuangan: Kang

Sholikin, Kang Muhlisin, Kang Imam, Kang Amir, Kang Mustaqim, Kang

Shobar, dll yang tidak bisa kusebutkan satu persatu. Terimakasih atas

jalinan ukhuwah, motivasi, bantuan, dan kepeduliannya selama penulis

menimba ilmu di Salatiga. Semoga ukhuwah kita senantiasa terjaga

sebagai akhun fillah, dan sedikit banyak ilmu yang kita peroleh semoga

berkah dan bermanfaat. Amiin..

12. Teman-teman Mahasiswa PAI, PPL dan KKN angkatan 2012 yang saling

memotivasi dan mendukung agar cepat menyelesaikan perkuliahan,

terimaksih atas kebersamaannya selama ini.

Page 10: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

x

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam menyelesaikan studi S-1 di Institut Agama

Islam Negeri Salatiga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tulisan ini masih jauh

dari sempurna, meskipun penulis telah mencurahkan seluruh kemampuan penulis.

Apa-apa yang benar dari tulisan ini adalah datangnya dari Allah SWT, sedangkan

apa yang salah berasal dari diri yang lemah ini. Untuk itu saran dan masukan dari

semua pihak senantiasa penulis harapkan.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangsih

bagi dunia intelektual khususnya studi keislaman dan memberikan manfaat bagi

kita semua.Amin.

Salatiga, 2 September 2016

Penulis

NUR FAIZIN

Page 11: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

xi

ABSTRAK

Faizin, Nur. 2016. Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam Al-Qur’an Surat Al- Hujurat Ayat 9-13 (Kajian Pemikiran Tafsir Al-Misbah Karya Quraish Shihab). Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing. Dr. M. Gufron, M. Ag

Kata Kunci : Nilai-Nilai Kemasyarakatan, Al-Qur’an.

Al-Qur’an sebagai kitab suci universal -berlaku untuk setiap ruang waktu- yang dianugrahkan Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Di dalamnya mengandung banyak nilai dan pesan universal yang berbicara tentang kemasyarakatan dengan fungsi utama untuk mendorong lahirnya perubahan-perubahan positif dalam masyarakat. Problem-problem yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat tentu tidak pernah ada habisnya. Untuk itu al-Qur’an hadir menjadi solusi dengan memberikan petunjuk dan pedoman hidup mengenai nilai-nilai kemasyarakatan. Sebagaimana yang terkandung dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 yang penulis angkat menjadi tema penelitian ini, “Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13 (Kajian Pemikiran Tafsir Al-Misbah Karya Quraish Shihab)”. Fokus penelitian yang dikaji adalah: 1. Nilai-nilai kemasyarakatan apa sajakah yang terdapat dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13. 2. Bagaimanakah penafsiran Quraish Shihab terhadap nilai-nilai kemasyarakatan dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13. 3. Bagaimana relevansi nilai-nilai kemasyarakatan dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13 dengan kehidupan masa kini.

Dalam penelitian ini, kitab tafsir yang menjadi kajian utama adalah Tafsir al-Misbah Karya Quraish Shihab. Sebagaimana yang dikenal memiliki corak penafsiran al-Adabi al-Ijtima’i. Selain itu, Tafsir al-Misbah adalah karya mufassir kontemporer Indonesia, sehingga akan lebih relevan penafsirannya dengan konteks masyarakat Indonesia saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode analisis isi atau (content analysis). yakni suatu upaya menganalisis penafsiran al-Misbah terhadap nilai-nilai kemasyarakatan yang terdapat di dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 kemudian dicari bagaimana relevansinya pada era sekarang ini.

Dari hasil penelitian ini, penulis mendapatkan beberapa nilai dan pesan moral yang ada dalam surat al-Hujurat ayat 9-13, yang penulis klasifikasikan menjadi dua kategori. Pertama, dalam bentuk perintah, yaitu; Islah (perdamaian), adil, ukhuwah (persaudaraan), ta’aruf (saling mengenal), dan musawah (persamaan derajat). Kedua, dalam bentuk larangan, yaitu; mengolok-olok, mengejek, panggil memanggil dengan gelar-gelar buruk, berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing. Aturan moral dalam hubungan interaksi antar manusia inilah yang disampaikan dalam surat al-Hujurat ayat 9-13, bahwa Allah SWT ingin mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman dengan akhlak yang baik, jika berpegang teguh dengan nilai-nilai itu maka akan langgenglah rasa cinta, persatuan dan kesatuan serta menambah kuatnya ukhuwah dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 12: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................

HALAMAN BERLOGO...................................................................................

HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................................

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN TUISAN...........................................................

MOTTO.............................................................................................................

PERSEMBAHAN.............................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................

ABSTRAK........................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

xi

xii

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................

B. Rumusan Masalah.............................................................

C. Tujuan Penelitian..............................................................

D. Kegunaan Penelitian.........................................................

E. Metode Penelitian.............................................................

1. Jenis Penelitian.....................................................

2. Sumber Data.........................................................

3. Metode Analisis Data...........................................

F. Penegasan Istilah..............................................................

G. Sistematika Pembahasan..................................................

1

8

9

9

10

10

11

13

13

15

Page 13: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

xiii

BAB II BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN GAMBARAN

TAFSIR AL-MISBAH

A. Biografi M. Quraish Shihab..............................................

B. Karya-karya M. Quraish Shihab.......................................

C. Seputar Kitab Tafsir Al-Misbah....................................

1. Latar Belakang Penulisan Tafsir...........................

2. Metode dan Sistematika Penulisan.......................

3. Corak Penafsiran...................................................

17

20

21

21

22

25

BAB III KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai..................................................................................

1. Pengertian Nilai....................................................

2. Tata Nilai..............................................................

3. Macam-macam Nilai............................................

B. Masyarakat........................................................................

1. Pengertian Masyarakat.........................................

2. Masyarakat dan Macamnya..................................

3. Asal Masyarakat...................................................

C. Aspek-Aspek Nilai Kemasyarakatan Secara Umum........

D. Aspek-Aspek Nilai Kemasyarakatan dalam Al-Qur’an...

E. Surat Al-Hujurat Ayat 9-13..............................................

1. Redaksi Ayat dan Terjemahan..............................

2. Gambaran Umum dan Pokok Kandungan Surat

Al-Hujurat Ayat 9-13.........................................

3. Asbabun Nuzul.....................................................

4. Munasabah............................................................

27

27

29

30

32

32

35

36

38

43

48

48

50

52

57

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM

AL-QUR’AN SURAT AL-HUJURAT AYAT 9-13

MENURUT

TAFSIR AL-MISBAH

A. Nilai Kemasyarakatan dalam Bentuk Perintah.................

64

Page 14: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

xiv

1. Al-Islah (Perdamaian)...........................................

2. Adil.......................................................................

3. Ukhuwah (persaudaraan)......................................

4. Ta’aruf (saling mengenal)....................................

5. Al-Musawah (persamaan derajat).........................

B. Nilai Kemasyarakatan dalam Bentuk Larangan...............

1. Mengolok-olok.....................................................

2. Mengejek..............................................................

3. Panggil Memanggil dengan Gelar-Gelar

Buruk....................................................................

4. Berprasangka Buruk (Su’u Zann).........................

5. Mencari-cari Kesalahan........................................

6. Menggunjing (Ghibah).........................................

C. Relevansi Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam Surat Al-

Hujurat ayat 9-13 dengan Kehidupan Masa Kini...........

64

67

71

77

79

82

82

86

88

91

94

96

100

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................

B. Saran-Saran.......................................................................

C. Penutup.............................................................................

104

110

111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Lembar Konsultasi

3. Daftar Riwayat Hidup

Page 16: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

iv

Page 17: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

iv

iv

Page 18: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang tiada tandingannya

(mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi

dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril alaihis salam, dimulai dengan

surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nash, dan ditulis dalam

mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara Mutawatir (oleh orang

banyak), serta mempelajarinya merupakan Ibadah. ( Ash-Shaabuuniy, 1999:

15). Al-Qur’an juga sembagai sumber utama ajaran agama Islam. Di

dalamnya mencakup ajaran tentang I’tiqad (keyakinan), akhlak (etika),

sejarah, serta amaliyah (tindakan praktis). (Naim, 2009:56)

Al-Qur’an merupakan peraturan bagi umat Islam sekaligus way of

lifenya yang kekal hingga akhir masa. Oleh karena itu kewajiban umat Islam

adalah memberikan perhatian yang besar terhadap al-Qur’an baik dengan cara

membacanya, menghafal, atau mempelajarinya. Dalam al-Qur’an tidak

terdapat sedikitpun kebatilan serta kebenaranya terpelihara dan dijamin

keaslianya oleh Allah SWT sampai hari kiamat (Raghib, 2010:16).

Sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Hijr ayat 9

Page 19: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

2

$ ‾ΡÎ) ß øtwΥ $ uΖø9 ¨“tΡ t� ø.Ïe%!$# $ ‾ΡÎ)uρ …çµ s9 tβθ ÝàÏ�≈ ptm: ∩∪

“sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya. (Departemen Agama RI, 1982:263)

Al-Qur’an merupakan kitab suci universal-berlaku untuk setiap ruang

waktu-yang dianugrahkan Allah SWT kepada seluruh umat manusia.

Keuniversalan al-Qur’an terletak pada cakupan pesannya yang menjangkau

keseluruh lapisan umat manusia, kapan saja dan dimana saja. (Kemenag RI,

2012:xiii)

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat menjalani

kehidupannya dengan baik dan benar tanpa ada bimbingan dari al-Qur’an,

dengan alasan yang sama dapat dipahamai mengapa kitab suci umat Islam ini

memperkenalkan sekian banyak hukum-hukum yang berkaitan dengan

bangun runtuhnya suatu masyarakat. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan

bahwa al-Qur’an merupakan buku pertama yang memperkenalkan hukum-

hukum kemasyarakatan. (Nurdin, 2007:219)

Sebagai makhluk sosial, kehidupan manusia tidak akan terlepas dari

adanya hubungan (relationship) interaksi (interaction) dan kerjasama

(cooperation) kepada antar sesamanya (Shihab, 2006:276). Pada dasarnya,

kehidupan bermasyarakat adalah kerjasama yang didorong oleh kesadaran

bahwa manusia tidak mampu hidup tanpa adanya kerjasama dengan lainnya.

Kecenderungan untuk bekerjasama merupakan suatu esensi dari eksistensi

Page 20: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

3

keberadaan manusia di hadapan Tuhannya. Karena pada dasarnya manusia

secara fitri adalah makhluk sosial dan hidup bermasyarakat merupakan suatu

keniscayaan bagi mereka (Shihab, 1999:320). Mereka harus bekerjasama dan

topang menopang antara satu dengan yang lainnya demi mencapai

kebahagiaan dan kesejahteraannya. (Shihab, 2006:276)

Problem-problem kemasyarakatan di dunia ini tidak akan pernah ada

habisnya. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, sikap persaudaraan,

saling menghormati antar sesama, tidak memandang perbedaan dan

kekurangan, saling menghargai baik sesama muslim maupun non-muslim

merupakan landasan untuk menciptakan masyarakat yang ideal, hidup dengan

damai, rukun, dan penuh rasa aman.

Dalam konteks yang lebih sempit, sebagai contoh Indonesia adalah

salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kebenaran pernyataan ini

dapat dilihat dari kondisi sosio kultural maupun geografis yang begitu

beragam dan luas. Sekarang ini jumlah pulau yang ada di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekitar 13.000 besar dan kecil. Populasi

penduduknya berjumlah lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari 300 suku yang

menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu juga menganut

agama dan kepercayaan yang beragam seperti Islam, Katolik, Kristen

Protestan, Hindu, Budha, Konghucu serta berbagai macam aliran

kepercayaan. (Chanifah, 2012:1)

Page 21: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

4

Lebih khusus lagi, apabila dilihat dari cara pandang tindak dan

wawasan setiap individu yang ada terhadap berbagai macam fenomena sosial,

budaya, ekonomi, politik dan terhadap hal-hal yang lainnya, tak dapat

dipungkiri, mereka mempunyai pandangan yang beragam. Contohnya,

masyarakat kita-dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda seperti,

pendidikan, etnis, agama, kelas sosial dan ekonomi-mempunyai tindakan dan

pandangan yang berbeda-beda pula tentang berbagai macam fenomena sosial

seperti, kesetaraan gender, demokrasi, hak asasi manusia dan terhadap hal-hal

yang lainnya.

Ada anggota masyarakat yang kurang mendukung adanya proses

demokrasi di negara ini, namun disisi lain tidak sedikit masyarakat yang

menginginkan adanya demokrasi. Ada anggota masyarakat yang sangat

peduli dan selalu memperjuangkan hak-hak asasi manusia, namun disisi lain,

tidak sedikit masyarakat yang tidak peduli terhadap masalah tersebut. Bahkan

mereka dengan sengaja menggilas hak-hak asasi orang lain. Ada anggota

masyarakat yang merespon baik dan bahkan mendukung adanya kesetaraan

gender, namun tidak sedikit masyarakat yang menentangnya. (Yaqin, 2005:3-

4)

Keragaman ini, diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai

persoalan seperti yang sekarang dihadapi bangsa ini. Korupsi, kolusi,

nepotisme, premanisme, terorisme, perseteruan politik, kemiskinan,

kekerasan, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk

selalu menghormati hak-hak orang lain, adalah bentuk nyata sebagai bagian

Page 22: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

5

dari multikulturalisme itu. Contohnya yang lebih kongkrit dan sekaligus

menjadi pengalaman pahit bagi bangsa ini adalah terjadinya pembunuhan

besar-besaran terhadap masa pengikut partai komunis Indonesia (PKI) pada

tahun 1965, kekerasan terhadap etnis cina di Jakarta pada Mei 1998 dan

perang Islam Kristen di Maluku Utara pada tahun 1999-2003.

Rangkaian konflik itu tidak hanya merenggut korban jiwa yang sangat

besar, akan tetapi juga telah menghancurkan ribuan harta benda penduduk,

400 gereja dan 30 masjid. Perang etnis antar warga Dayak dan Madura yang

terjadi sejak tahun 1931 hingga tahun 2000 telah menyebabkan kurang lebih

2000 nyawa manusia melayang sia-sia (Chanifah, 2012:3), dan yang baru-

baru ini terjadi di tahun 2016 aksi ricuh unjuk rasa pengemudi taxi yang

diwarnai tawuran dan aksi lempar batu dengan pengemudi ojek online terkait

konflik adanya wajah baru transportasi online yang dianggap merugikan

transportasi model lama (konvensional) pada selasa 22 Maret 2016, tawuran

antar warga johar Baru Jakarta Pusat pada 18 Mei 2016 malam, terjadi di 3

lokasi sekaligus yang hanya berselang satu jam lamanya, yaitu RT 06/03

Kelurahan Rawa, Jalan Taman Solo, dan Kampung Rawa (Liputan6.com

19/05/2016). Dan masih banyak lagi ratusan bahkan ribuan kasus yang belum

kita ketahui karena tidak diinformasikan oleh media masa. Hal tersebut

memberikan bukti bahwa nilai-nilai kemasyarakatan yang ada di dalam al-

Qur’an belum diaktualisasikan oleh masyarakat Indonesia yang notabene

penduduk muslimnya terbanyak di dunia.

Page 23: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

6

Menjadi keharusan bagi kita bersama untuk memikirkan upaya

pemecahannya (solution). Termasuk pihak yang harus bertanggung jawab

dalam hal ini bukan hanya pemerintah pada umumnya, tapi juga para

kalangan pendidikan. Pendidikan sudah selayaknya berperan dalam

menyelesaikan masalah konflik yang terjadi di masyarakat. Minimal,

pendidikan harus mampu memberikan penyadaran (consciousness) kepada

masyarakat bahwa konflik bukan suatu hal yang baik untuk dibudayakan.

(Mahfud, 2004:2)

Oleh karena itu, agama Islam tidak hanya agama yang mengajarkan

ibadah saja, namun juga mengajarkan akhlak dan pergaulan diantara sesama

muslim (Shalabi, tt: 267-268). Tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal

(Habl min Allah) saja namun juga mengajarkan hubungan horizontal (Habl

min al-Nas). Kedua hubungan tersebut harus sejalan dan seimbang

sebagaimana bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang mempunyai peran yang

seimbang baik di ranah ilahiah maupun di ranah manusiawi. (Eickelman, dkk,

2010:140)

Islam mengajarkan nilai-nilai universal dengan tujuan untuk

memberikan rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil’alamin) maka kitab Al-

Qur’an yang merupakan kitab suci yang universal di dalamnya terdapat ayat-

ayat yang mengajarkan tentang perdamaian, persaudaraan, kasih sayang,

menghormati perbedaan dan lain sebagainya.

Page 24: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

7

Islam sebagai agama yang lengkap nan sempurna mempunyai

konsepsi dan prinsip yang dapat memberikan solusi kongkrit dalam

memecahkan problem hidup dalam bermasyarakat. Konsepsi dan prinsip

tersebut telah tertuang dalam ajarannya –Al-Qur’an– (Muhsin, 2004:viii). Al-

Qur’an hadir menjadi solusi akan hal tersebut dengan memberikan petunjuk

dan pedoman hidup mengenai nilai-nilai kemasyarakatan (social values) yang

terangkum di dalam 114 surat al-Qur’an. (Mustaqim, 2011:4)

Telah termaktub dalam al-Qur’an surat al-Hujurat yang menjelaskan

hakikat manusia diciptakan laki-laki dan perempuan, berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku tak lain agar supaya mengenal dan saling menghargai antar

sesama. Surat al-Hujurat merupakan salah satu dari beberapa surat yang

intens dan fokus pada pembahasan mengenai aspek akhlak dan pergaulan

hidup manusia (Departemen Agama RI, 2009:844). Allah mewahyukan surat

tersebut untuk memberikan pengajaran dan sekaligus meletakkan aturan

tingkah laku umum serta seperangkat moral ideal bagi orang-orang muslim

maupun kemanusiaan global. Nilai-nilai dan pesan moral yang ada dalam

surat al-Hujurat ayat 9-13 antara lain dalam bentuk perintah seperti Islah

(perdamaian), adil, ukhuwah (persaudaraan), ta’aruf (saling mengenal), dan

musawah (persamaan derajat). Sementara dalam bentuk larangan, seperti;

mengolok-olok, mengejek, panggil memanggil dengan gelar-gelar buruk,

berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing. Yang semua

nilai-nilai itu merupakan pondasi penting bagi pembentukan gerakan muslim

untuk perubahan masyarakat sosial.

Page 25: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

8

Peneliti melihat bahwa dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 terkandung

nilai-nilai kemasyarakatan yang juga layak untuk dikaji seiring dengan

perkembangan zaman. Memahami suatu makna al-Qur’an tentunya tidak

dapat lepas dari tafsir. Kitab tafsir yang menjadi kajian utama dalam

penelitian ini, ialah Tafsir al-Misbah karya Quraish Shihab. Peneliti tertarik

menggunakan tafsir ini, ialah karena Tafsir al-Misbah adalah karya mufassir

kontemporer Indonesia yakni Quraish Shihab, beliau memang bukan satu-

satunya pakar al-Qur'an di Indonesia, tetapi kemampuannya menerjemahkan

dan meyampaikan pesan-pesan al-Qur'an dalam konteks kekinian dan masa

post modern membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul daripada pakar al-

Qur'an lainnya. sehingga buah karyanya yakni Tafsir al-Misbah peneliti

anggap lebih relevan penafsirannya dengan konteks masyarakat Indonesia

saat ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam

Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 9-13 (Kajian Pemiki ran Tafsir Al-

Misbah Karya Quraish Shihab)

B. Rumusan Masalah

Dalam tulisan ini, yang penulis jadikan sebagai rumusan masalah

adalah :

1. Nilai-nilai kemasyarakatan apa sajakah yang terdapat dalam QS. al-

Hujurat ayat 9-13 ?

Page 26: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

9

2. Bagaimanakah penafsiran Quraish Shihab terhadap nilai-nilai

kemasyarakatan dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13 ?

3. Bagaimana relevansi nilai-nilai kemasyarakatan dalam QS. al-Hujurat ayat

9-13 dengan kehidupan masa kini ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan di atas, tujuan dilakukan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung pada QS.

al-Hujurat ayat 9-13.

2. Untuk mengetahui penafsiran Quraish Shihab terhadap nilai-nilai

kemasyarakatan dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13

3. Untuk megetahui relevansi dari nilai-nilai kemasyarakatan dalam QS. al-

Hujurat ayat 9-13 dengan kehidupan masa kini.

D. Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan atau manfaat yang dapat kita ambil dari

penelitian telaah QS. al-Hujurat ayat 9-13 ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan yang lebih komprehensif terhadap pemahaman

nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung dalam QS. al-Hujurat ayat 9-

13 dan relevansinya terhadap kehidupan masyarakat modern.

2. Hasil dari pengetahuan ini diharapkan mampu membantu dalam usaha

penghayatan dan pengamalan terhadap isi kandungan dan nilai-nilai

Page 27: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

10

kemasyarakatan yang ada dalam al-Qur’an baik yang tersurat maupun

yang tersirat dan lebih khusus lagi pada QS. al-Hujurat ayat 9-13

3. Hasil penelitian ini diharapkan mendapat sambutan hangat dari para

peminat studi keislaman dan melengkapi khazanah intelektual Islam,

terlebih menjadi sumbangsih literatur bagi IAIN salatiga dalam visinya

sebagai pusat kajian Islam Indonesia.

E. Metode Penelitian

Istilah metode berasal dari kata methodos (yunani) berarti cara atau

jalan. Menyangkut dengan upaya ilmiah, metode dihubungkan dengan cara

kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti

untuk mendapat data dan informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti (Darmawan, 2013:127). Adapun metode

penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

research). Studi pustaka adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan

cara mengumpulkan data dan informasi, didasarkan atas bantuan berbagai

macam materi yang terdapat dalam kepustakaan. Baik berupa buku,

majalah, jurnal, dan beberapa tulisan lain yang memiliki keterkaitan

dengan pembahasan dalam penelitian (Subagyo, 1991:100). Studi

Page 28: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

11

kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi

penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan

laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

(Nazir, 1998:111)

2. Sumber Data

Data penelitian ini diperoleh dari kitab suci al-Qur’an yang

merupakan peraturan bagi umat Islam sekaligus way of lifenya yang kekal

hingga akhir masa. Selain itu, sumber data penulisan ini juga diambil dari

buku-buku atau bahan bacaan yang relevan dengan pembahasan masalah

dalam penelitian skripsi ini. Sumber data penelitian ini penulis bedakan

menjadi dua kelompok, yakni sumber data primer dan sumber data

sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan pokok yang diperoleh

langsung dari subjek penelitian dengan alat pengambilan data langsung

pada subjek sebagai informasi yang dicari atau sebagai sumber utama

dalam skripsi ini. Dalam penelitian ini sumber primernya adalah Tafsir

al-Misbah karya Quraish Shihab, akan tetapi peneliti juga memasukkan

pendapat mufassir lainnya yang sepaham dengan mufassir tersebut guna

mendapatkan gambaran yang utuh, yang selanjutnya dideskripsikan dan

dianalisis sehingga memudahkan menjawab persoalan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah.

Page 29: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

12

b. Sumber data sekunder

Data skunder merupakan data penunjang yang diperoleh dari

pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitianya,

atau dijadikan alat untuk dapat menganalisis pembahasan skripsi ini,

baik interpretasi mufasir, tokoh intelektual, dan para ilmuan mengenai

pokok permasalahan di atas. Sumber sekunder yang digunakan adalah

mencakup semua buku, kitab, artikel yang bertema kemasyarakatan dan

tulisan-tulisan yang membahas mengenai surat al-Hujurat.

c. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, proses pengambilan dan

pengumpulan data diperoleh dari sumber data berupa buku-buku, kitab-

kitab, jurnal ilmiah, makalah, ensiklopedi, dokumen, web site dan

tulisan-tulisan yang lain sesuai tema yang diangkat. Langkah-langkah

yang ditempuh ialah penelusuran data, klasifikasi dan pengorganisasian

data kemudian penyajian data.

3. Metode Analisis Data

Analisis data adalah alat bantu statistik atau yang lainnya yang

digunakan untuk menganalisis data atau menguji hipotesis yang diperoleh

(Pratiwi, 2009:52). Analisis non-statistik sesuai untuk data deskriptif atau

data textular. Data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, dan

karena itu analisis macam ini juga disebut analisis isi (content analysis)

(Suryabrata, 2005:85). Dari data yang diperoleh penulis, untuk

Page 30: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

13

menganalisisnya digunakan metode analisis isi atau content analysis.

Menurut Wimmer dan dominick, dalam buku Metodologi Penelitian

Kualitatif karya Burhan Bungin (2011: 135) menjelaskan bahwa analisis

isi yaitu teknik penelitian untuk mengajari dan menganalisis komunikasi

secara sistematis, objektif, dan komunikatif terhadap pesan yang tampak.

Analisis isi juga bisa didefinisikan sebagai teknik penelitian untuk

membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru shahih data dengan

memperhatikan konteksnya (Anton Bekker,dkk, 1990: 65). Disini peneliti

menggunakan metode content analysis dalam menguraikan makna yang

terkandung dalam redaksi al-Qur’an, setelah itu dari hasil interpretasi

tersebut dilakukan analisa secara mendalam dan seksama guna menjawab

rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul skripsi

ini, yaitu nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung dalam QS. al-Hujurat

ayat 9-13, maka penulis memberikan pengertian dan batasan skripsi ini, yaitu:

Nilai Kemasyarakatan

Sebelum membahas lebih mendalam mengenai isi dari surat al-

Hujurat ayat 9-13, maka penulis kemukakan lebih dahulu apa arti nilai dan

kemasyarakatan.

Page 31: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

14

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Nilai berarti sifat-sifat (hal-

hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Purwadarminta, 1999:

677) menurut Chabib Toha (1996:60) nilai adalah suatu tipe kepercayaan

yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dimana seseorang

bertindak atau menghindari suatu tindakan atau mengenai sesuatu yang pantas

atau tidak pantas dikerjakan. Kata majemuk “nilai-nilai” menurut Muhaimin

berasal dari kata dasar “nilai” diartikan sebagai asumsi-asumsi yang abstrak

dan sering tidak disadari tentang hal-hal yang benar dan penting (Muhaimin,

1993:110). Dalam hal ini nilai yang dimaksudkan adalah mengenai surat al-

Hujurat ayat 9-13.

Sedangkan Kemasyarakatan adalah mengenai masyarakat, sifat-sifat

atau hal masyarakat. (Purwadarminta, 1999: 751) Masyarakat, dalam arti

yang luas, berarti sekelompok manusia yang memiliki kebiasaan, ide dan

sikap yang sama, hidup di daerah tertentu, menganggap kelompoknya sebagai

kelompok sosial dan berinteraksi. (Arifin,2008:45)

Dengan begitu, dapat peneliti simpulkan bahwa Nilai Kemasyarakatan

adalah suatu etik nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh; nilai yang

berhubungan dengan akhlak; nilai atau aturan yang berkaitan dengan benar

dan salah yang dianut oleh masyarakat.

Sehubung dengan luasnya cakupan pembahasan mengenai nilai-nilai

kemasyarakatan, peneliti membatasi pembahasan hanya pada ayat 9-13 surat

al-Hujurat yang dalam surat tersebut menurut hasil analisa peneliti terdapat

Page 32: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

15

nilai-nilai dan pesan moral antara lain dalam bentuk perintah seperti Islah

(perdamaian), adil, ukhuwah (persaudaraan), ta’aruf (saling mengenal), dan

musawah (persamaan derajat). Sementara dalam bentuk larangan, seperti;

mengolok-olok, mengejek, panggil memanggil dengan gelar-gelar buruk,

berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam

membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika skripsi ini secara garis

besar sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini akan dikemukakan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan

sistematika pembahasan.

Bab II Biografi Quraish Shihab, dalam bab ini akan dipaparkan biografi

Quraish Shihab yang meliputi, riwayat hidup, aktivitas

keilmuan, dan karya- karyanya. Selain itu, menjelaskan pula kitab

tafsirnya yaitu seputar latar belakang penulisan tafsir, metode

penafsiran, sumber, corak penafsiran dan sistematika penafsiran.

Bab III Kajian pustaka, dalam bab ini dibahas mengenai tinjauan umum

mengenai masyarakat dan nilai-nilai yang ada di dalamnya, serta

tinjauan umum mengenai surat al-Hujurat ayat 9-13. Pembahasan

Page 33: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

16

pertama mengenai nilai-nilai kemasyarakatan dalam cakupan luas

yang menggambarkan secara umum nilai-nilai kemasyarakatan di

kehidupan manusaia. Pembahasan kedua fokus pada konsep

kemasyarakatan dalam Islam yang bersumber dari al-Qur’an

beserta nilai-nilai idealnya. Dan pembahasan terakhir yakni

deskripsi surat al-Hujurat ayat 9-13 dengan menyajikan gambaran

umum surat tersebut beserta asbabun nuzul, munasabah ayat dan

pokok-pokok yang terkandung di dalamnya.

Bab IV Deskripsi dan analisis penafsiran Quraish Shihab dalam kitab

tafsirnya al-Misbah terhadap nilai-nilai kemasyarakatan dalam

surat al-Hujurat ayat 9-13, pembahasan selanjutnya ialah relevansi

dari nilai-nilai kemasyarakatan dalam surat al-Hujurat ayat 9-13

dengan kehidupan masa kini.

Bab V Penutup, simpulan dan saran, bab penutup memuat kesimpulan

penulis dari pembahasan skripsi ini, saran-saran dan kalimat

penutup yang sekiranya dianggap penting dan daftar pustaka.

Page 34: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

17

BAB II

BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN GAMBARAN TAFSIR

AL-MISBAH

A.Biografi M. Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab dilahirkan pada tanggal 16 Februari 1944

di Rappang, kabupaten Sidrap (sidenereng, Rappang), Sulawesi Selatan.

Anak ke empat dari Prof. KH. Abdurrahman Sihab seorang ulama dan guru

besar ilmu tafsir yang pernah menjadi Rektor Universitas Mulimin Indonesia

(UMI) dan IAIN Alauddin Makasar.(Shihab, 1994:14)

Prof. KH. Abdurrahman Sihab mempunyai cara tersendiri untuk

mengenalkan putra-putrinya tentang islam, yaitu beliau sering sekali

mengajak anak-anaknya duduk bersama. Pada saat inilah beliau

menyampaikan petuah-petuah keagamaannya. Banyak petuah yang kemudian

oleh Quraish Shihab ditelaah sehingga beliau mengetahui petuah itu berasal

dari Al-Qur’an, Nabi, Sahabat atau pakar Al-Qur’an yang sampai saat ini

menjadi sesuatu yang membimbingnya.

Petuah-petuah tersebut menumbuhkan benih kecintaan terhadap tafsir

di jiwanya. Maka ketika belajar di Universitas al-Azhar Mesir, dia bersedia

untuk mengulang setahun guna mendapatkan kesempatan melanjutkan

Page 35: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

18

studinya di jurusan tafsir, walaupun kesempatan emas dari berbagai jurusan di

fakultas lain terbuka untuknya. (Shihab, 1994:14)

Quraish Shihab berangkat ke Kairo Mesir pada tahun 1958, dan

diterima di kelas II Tsanawiyah al-Azhar. Selama sepuluh tahun lebih dia

belajar di negeri pyramid itu. Ia belajar di Fakultas Ushuluddin Universitas

al-Azhar dengan mengambil jurusan Tafsir-Hadis. Pada tahun 1967 ia lulus

Sarjana setingkat S1 bergelar Lc dan dua tahun kemudian lulus S2 bergelar

MA dengan tesis berjudul Al-I’jaz at-Tasyri li al-Qur’an al-

Karim (Kemukjizatan al-Quranul Karim dari segi Hukum).

Kepulangannya ke Indonesia setelah membawa pulang gelar S2 ini,

oleh ayahnya Quraish Shihab ditarik sebagai Dosen IAIN Alauddin Makasar,

kemudian mendampingi ayahnya sebagai wakil rektor (1972-1980). Semasa

mendampingi ayahnya yang berusia lanjut, ia menjabat sebagai Koordinator

Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertis) wilayah VII Indonesia

Timur.

Pada tahun 1980, ia kembali ke Mesir untuk mengambil gelar doktor

di almamaternya, Universitas al-Azhar. Dua tahun kemudian ia berhasil lulus

doktor untuk bidang ilmu tafsir al-Qur’an dengan disertasinya yang

berjudul Namz ad-Dural li al-Biqa’i Tahqiq wa Dirasah (Suatu Kajian

Terhadap Kitab Durar (Rangkuman Mutiara) Karya al-Biqa’i), serta

predikat Mumtaz Ma’a Martabah asy-Syarif al-‘Ula (Summa Cum

Laude prestasi istimewa).

Page 36: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

19

Selanjutnya berbagai amanah diembannya sekembalinya ke Indonesia

sejak 1984 diantaranya:

a. Guru Besar Ilmu Tafsir di Fakultas Ushuluddin dan Pasca Sarjana IAIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta (1993).

b. Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII pada masa pemerintahan

Presiden Suharto (1998).

c. Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Arab Saudi pada masa

pemerintahan Presiden Habibie dan Abdurrahman Wahid.

d. Ketua MUI Pusat (1984)

e. Lajnah Pentashih Departemen Agama (1989)

f. Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (1989)

Keilmuan yang dimiliki Qurais Shihab mengantarnya terlibat dalam

beberapa organisasi profesional antara lain: Pengurus Perhimpunan Ilmu-ilmu

Syariah; Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan; dan Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Mulsim

Indoneisa (ICMI). Di sela-sela kesibukannya itu, beliau juga terlibah dalam

berbagai kegiatan ilmiah di dalam maupun luar negeri. Di samping kegiatan

tersebut, M. Qurais Shihab juga dikenal sebagai penulis dan penceramah yang

handal, termasuk di media televisi. Beliau diterima oleh semua lapisan

masyarakat karena mampu menyampaikan pendapat dan gagasan dengan

bahasa yang sederhana, dengan tetap lugas, rasional, serta,moderat.

Page 37: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

20

B.Karya-karya M Qurasih Shihab

Quraish Shihab dengan keilmuan yang dimilikinya telah

menghasilkan banyak karya ilmiah berupa buku, artikel, maupun kumpulan

artikel yang dihimpun menjadi buku. Berikut karya-karya yang pernah ditulis

oleh Qurais Shihab :

a. Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung pandang, IAIN

Alauddin, 1984)

b. Membumikan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1994)

c. Studi Kritis Tafsir al-Manar (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996)

d. Wawasan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1994)

e. Tafsir al-Qur’an (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997)

f. Hidangan Ilahi, Tafsir Ayat-Ayat Tahlili (Jakarta: Lentera Hati, 1999)

g. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (15 jilid,

Jakarta: Lentera Hati, 2003)

h. Al Lubab; Makna, Tujuan dan Pelajaran dari al-Fatihah dan Juz ‘Amma

(Jakarta: Lentera Hati)

Dalam hal penafsiran, ia cenderung menekankan pentingnya

penggunaan metode tafsir maudu’i (tematik), yaitu penafsiran dengan cara

menghimpun sejumlah ayat al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai surah

yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian

menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan

sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan.

Page 38: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

21

Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat-

pendapat al-Qur'an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat

dijadikan bukti bahwa ayat al-Qur'an sejalan dengan perkembangan iptek dan

kemajuan peradaban masyarakat.

(id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Quraish_Shihab, diakses kamis 19

November 2015 pukul 13.03)

C. Seputar Kitab Tafsir Al-Misbah

1.Latar Belakang Penulisan Tafsir

Pengambilan nama al-Misbah pada kitab tafsir yang ditulis oleh

Quraish Shihab ditujukan agar tafsir tersebut berfungsi serupa dengan

makna Misbah yang berarti lampu, pelita, lentera atau benda lain yang

berfungsi sebagai penerangan bagi mereka yang berada dalam kegelapan.

Sehingga ia berharap tafsir yang ditulisnya dapat memberikan

penerangan dalam mencari petunjuk dan pedoman hidup terutama bagi

mereka yang mengalami kesulitan dalam memahami makna al-Qur’an

secara langsung karena kendala bahasa.

Tafsir al-Misbah adalah karya monumental Muhammad Quraish

Shihab dan diterbitkan oleh Lentera Hati. Tafsir al-Misbah diselesaikan

selama kurang lebih empat tahun oleh penulisnya. M. Quraish Shihab

memulai menulis di Kairo, Mesir pada hari Jum’at 4 Rabi’ul Awal 1420

H/18 Juni 1999 M dan selesai di Jakarta Jum’at 8 Rajab 1423 H/5

September 2003.(Shihab, 2003:Vol.15 h.penutup)

Page 39: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

22

Niat awal menulisnya secara sederhana bahkan merencanakan

tidak lebih dari tiga volume, namun kenikmatan ruhani justru lebih

dirasakan ketika ia semakin mengkaji, membaca dan menulis tafsirnya

hingga tanpa terasa karya ini mencapai lima belas volume. Satu hal yang

membuat hati Quraish Shihab tergugah dan membulatkan tekad dalam

penyusunan kitab tafsirnya adalah ketika di Mesir ia menerima salah satu

surat yang ditulis oleh orang tak dikenal dan menyatakan bahwa: “Kami

menunggu karya ilmiah pak Quraish yang lebih serius.”.(Shihab,

2003:Vol.15 h.penutup)

Tafsir al-Mishbah adalah sebuah tafsir al-Qur’an lengkap 30 Juz

lengkap. Keindonesiaan penulis memberi warna yang menarik dan khas

serta sangat relevan untuk memperkaya khazanah pemahaman dan

penghayatan umat Islam terhadap rahasia makna ayat Allah SWT.

2. Metode dan Sistematika Penulisan

Dalam sekapur sirih volume 1 Quraish Shihab menuturkan

bahwa apa yang dihidangkan di Tafsir al Mishbah bukan sepenuhnya

ijtihadnya sendiri. Namun merupakan gabungan hasil karya ulama-ulama

terdahulu dan kontemporer, serta pandangan pakar tafsir Ibrahim Ibn

Umar al-Biqa’i (w. 885 H/1480) yang karya tafsirnya masih berbentuk

manuskrip dan menjadi bahan disertasi Quraish Shihab di Universitas al-

Azhar, Kairo dua puluh tahun lalu. Tak terlewatkan pula karya tafsir

Pemimpin tertinggi al-Azhar dewasa ini, Sayyid Muhammad Tanthawi,

Page 40: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

23

Syeikh Mutawlli asy-Sya’rawi dan tidak ketinggalan Sayyid Quthb,

Muhammad Thohir Ibn ‘Asyur, Sayyid Muhammad Husein Thabathaba’I

serta beberapa pakar tafsir lain. (Shihab, 2003:Vol.1 h.V)

Quraish Shihab tidak hanya mengutip atau mengumpulkan buah

pikir ulama-ulama yang disebutkan diatas, melainkan ia lebih

mengarahkan kutipan tersebut sebagai apresiasi atas kekagumannya

terhadap pemikiran ulama terdahulu yang dituangkan dalam karya

tafsirnya ini. Bentuk apresiasi itu terwujud dalam komentar yang ia

berikan setelah mengutip karya para ulama. Namun, tidak hanya

memberikan apresiasi, ia juga memberikan pendapat yang kontradiktif

dari para ulama, jika dalam prespektifnya pendapat tersebut tidak sesuai

atau salah.

Sistematika penulisanTafsir al-Misbah ini dimulai dari penulisan

ayat-ayat al-Qur’an, kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Setelah itu menguraikan makna-makna penting dalam tiap kosa kata,

makna kalimat, maksud ungkapan.

Setidaknya, menurut pakar tafsir al-Azhar University, Abdul Hay

al-Farmawi, dalam penafsiran al-Qur’an dikenal empat macam metode

tafsir, yakni metode tahlili , metode ijmali, metode muqaran, dan metode

maudhu’i. (al-Farmawi, 2002:23).Jika melihat sistematika penulisan dari

Tafsir al-Misbah yang terperinci, maka dapat dikatakan bahwa metode

yang dipakainya dalam menafsirkan adalah metode tahlily.

Page 41: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

24

Metode tafsir tahlili adalah metode tafsir yang bermaksud

menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari seluruh aspeknya. Di

dalam tafsir tahlili, mufassir mengikuti urutan ayat dan surat

sebagaimana yang telah disusun di dalam mushaf ‘Utsmani. Muffasir

memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosa kata yang diikuti

dengan penjelasan mengenai arti global ayat. Mufassir juga

mengemukakan munasabah (korelasi), ayat-ayat, dan menjelaskan

hubungan maksud ayat-ayat tersebut satu sama lain, membahas sabab al-

nuzul (latar belakang turunnya ayat) jika ada, dan menyampaikan dalil-

dalil dari hadits, atau dari sahabat, dan atau dari para tabi’in. (Budihardjo,

2012:132)

Quraish Shihab banyak menekankan perlunya memahami wahyu

Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku pada makna

tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat

difungsikan dalam kehidupan nyata.

Menurut Quraish Shihab, ada beberapa prinsip yang dipeganginya

dalam karya Tafsir al-Mishbah, baik tahlilymaupun maudhu’i, bahwa al-

Qur’an merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Maka tidak luput

pembahasan ilmual-munasabat dalam karyanya ini. (Shihab, 2003:Vol.1

h.xxiii)

Page 42: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

25

3.Corak Penafsiran

Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada Tafsir al-Mishbah,

bahwa tafsir ini bercorak tafsir al-Adabi al-Ijtima’i. Corak tafsir ini

terkonsentrasi pada pengungkapan balaghah dan kemukjizatan al-Qur’an,

menjelaskan makna dan kandungan sesuai hukum alam, memperbaiki

tatanan kemasyarakatan umat, dan lainnya.

Corak tersebut sangat terlihat jelas, sebagai contoh ketika Quraish

Shihab menafsirkan kata ھونا dalam surat al-Furqan ayat 63. Quraish

Shihab menjelaskan:

“Kata ( ھونا) haunan berarti lemah lembut dan halus. Patron kata

yang di sini adalah masdar/indifinite nun yang mengandung makna

“kesempurnaan”. Dengan demikian, maknanya adalah penuh dengan

kelemaha lembutan.

Sifat hamba-hamba Allah itu, yang dilukiskan dengan ( يمشون

yamsyuuna ‘ala al-ardhi haunan/berjalan di atas ( على ا>رض ھونا

bumi dengan lemah lembut, dipahami oleh banyak ulama dalam arti cara

jalan mereka tidak angkuh atau kasar.

Kini, pada masa kesibukan dan kesemerawutan lalu lintas, kita

dapat memasukkan dalam pengertian kata ( ھونا) haunan, disiplin lalu

lintas dan penghormatan terhadap rambu-rambunya. Tidak ada yang

Page 43: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

26

melanggar dengan sengaja peraturan lalu lintas kecuali orang yang

angkuh atau ingin menang sendiri hingga dengan cepat dan melecehkan

kiri dan kanannya.

Penggalan ayat ini bukan berarti anjuran untuk berjalan perlahan

atau larangan tergesa-gesa. Karena Nabi Muhammad SAW, dilukiskan

sebagai seseorang yang berjalan dengan gesit penuh semangat, bagaikan

turun dari dataran tinggi.Dari sini jelas, usaha Quraish Shihab untuk

memperbaiki tatanan kehidupan sosial sungguh kuat, sehingga masalah

disiplin lalu lintas pun disinggung dalam tafsirannya, walau pun mungkin

sebagai contoh. Jadi wajar dan sangat pantas sekali, kalau tafsirnya ini

digolongkan dalam corak al-Adabi al-Ijtima`i.

(http://anamko.blogspot.co.id/2013/08/kajian-kitab-tafsir-di-

indonesia-tafsir.html.diakses kamis 19 November 2015 pukul 13.03)

Page 44: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

27

BAB III

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai

1. Pengertian Nilai

Nilai disamping juga sebagai produk dari masyarakat, juga

merupakan alat atau media untuk menyelaraskan antara kehidupan pribadi

dengan kehidupan bermasyarakat. Menanamkan nilai yang baik juga

merupakan fungsi utama pendidikan. Ada banyak tokoh pendidikan yang

mengartikan apa itu nilai. Nilai menurut Milon Rokeach dan Jams Bank

yang dikutip oleh Chabib Thoha dalam bukunya Kapita Selekta Pendidikan

Islam adalah sebaga suatu sistem kepercayaan yang berada dalam ruang

lingkup sistem kepercayaan dalam mana seseorang bertindak atau

menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak

pantas dikerjakan. ( Thoha, 1996:60)

Dalam buku yang sama Chabib Thoha juga mengutip pendapat J.R

Fraenkel yang mendefinisikan nilai sebagai berikut: A value is an idea a

concept about what some one thinks important in life ( Thoha, 1996:60).

Dari pengertian yang dikemukakan oleh J.R Fraenkel, ini menunjukkan

bahwa nilai bersifat subyektif, artinya tata nilai pada masyarakat satu belum

tentu tepat diterapkan untuk masyarakat yang lain, hal tersebut dikarenakan

nilai diambil dari suatu hal yang penting bagi masyarakat tertentu.

Page 45: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

28

Sebagai contoh untuk memahami devinisi nilai dari J.R Fraenkel

adalah sebagai berikut :

a. Segenggam garam lebih berarti bagi masyarakat Dayak di daerah

pedalaman dari pada segenggam emas. Hal tersebut dikarenakan

segengam garam lebih berarti untuk mempertahankan kehidupan.

Sedangkan segenggam emas hanya sebagai pehiasan.

b. Segenggam emas lebih berarti dari pada sekarung garam bagi masyarakat

perkotaan.

Adanya perbedaan tersebut adalah dikarenakan segi manfaat dari

suatu hal. Nilai sesuatu akan selalu berbeda antara masyarakat yang satu

dengan yang lain. Pengertian ketiga yang dikutip Chabib Thoha dalam buku

yang sama mengenai pengertian nilai, dikemukakan oleh Sidi Gazalba.

Menurut Sidi Gazalba pengertian nilai adalah sebagai berikut:

Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar atau salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi atau tidak disenangi. (Thoha, 1996:61).

Pengertian di atas menunjukkan adanya hubungan antara subjek

penelitian dengan objek. Seperti halnya garam dikatakan bernilai karena ada

subjek yang menganggapnya penting, jika garam tidak ada yang

membutuhkan, maka garam dapat dikatakan tidak memiliki nilai. Dari

beberapa pengertian di atas dapat diambil satu kesimpulan tentang definisi

nilai yaitu hasil dari pendapat seseorang mengenai suatu hal.

Page 46: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

29

2. Tata Nilai

Nilai secara umum adalah suatu faham yang sangat varian, dan lebih

bertendensi abstrak. Nilai timbul dari olahan sosial yang mempengaruhi

individu terus-menerus, sehingga nilai itu menyatu dengan diri. Tanpa

adanya interaksi tidak ada nilai. Orang yang sendirian dalam kamar yang

terkunci, baginya tidak berlaku nilai apapun. Dalam kesendirian, orang bisa

berbuat semaunya, tanpa mengaitkan nilai. Secara prediktif (perkiraan), nilai

bisa berupa pandangan, pertimbangan, keyakinan hidup, atau juga bisa

timbul dari ramuan agama, atau suatu anggapan yang implisit terikat pada

individu atau kelompok individu yang patut dan wajar. Maka, kadang suatu

nilai tidak mudah bisa dilepaskan begitu saja, karena telah menjadi bagian

atau aspek yang integral dari seluruh kepribadian seseorang. Dalam interaksi

sosial, konsep seperti kebenaran, keadilan, kepahlawanan, kesucian kasih-

sayang, dan sebagainya adalah dambaan nilai, yang membuat pergaulan

menjadi sejuk dan abstrak. Merusak nilai pada akhirnya juga merusak

norma dan merusak pergaulan. (Sukanto, 1994:45)

Nilai dan norma hanya bisa timbul, jika ada keharusan tanggung

jawab dan larangan, pada saat manusia hidup berkelompok, karena orang

yang menyendiri itu tidak terikat oleh suatu nilai, maka norma pun menjadi

tidak berguna baginya. Ini artinya, orang yang suka hidup menyendiri,

menjauhi alam dan pergaulan adalah orang yang hidup tanpa nilai dan

norma, dan juga tidak memerlukan kualitas kepribadian. Dalam konstelasi

alam semesta sebagai keseluruhan, alam dan kehidupan merupakan dua

Page 47: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

30

komponen lingkungan hidup manusia dalam sistem alam semesta. Dengan

sistem nilai dengan nilai tertentu, manusia bisa mengubah kadar alam

menjadi sumber keidupan yang posistif (bermanfaat), atau juga bisa

menimbulkan nilai yang negatif (madharat). Dampak manfaat akan

membawa manusia kepada kebahagiaan dunia-akhirat. Sedangkan dampak

negatif bisa menyebabkan kehancuran dan kesengsaraan kehidupan manusia

sendiri, juga dunia-akhirat. Oleh karena itu, mendalami tata nilai berarti

bahwa dalam menyelnggarakan kehidupan di bumi ini, orang harus

mengatur hubungan dan tanggung jawab kepada Tuhan, kepada diri sendiri,

kepada masyarakat, dan kepada alam semesta. (Sukanto, 1994:45 Op. cit)

3. Macam-macam Nilai

Menurut Noeng Muhadjir nilai dibedakan menjadi dua macam, yaitu

nilai Ilahiyah dan Insaniyah (Thoha, 1996:64). Nilai Ilahiyah merupakan

nilai yang bersumber dari agama (wahyu Allah), sedangkan nilai Insaniyah

adalah nilai yang diciptakan oleh manusia atas dasar kriteria yang diciptakan

oleh manusia pula.

Nilai Ilahiyah dapat dibagi menjadi dua, pertama nilai ubudiyah

yaitu nilai tentang bagaimana seseorang seharusnya berlaku dan beribadah

terhadap Tuhannya. Nilai uluhiyah sering kita sebut dengan istilah “hablum

minallah”. Kedua, nilai muammalah yaitu nilai yang ditentukan oleh Tuhan

bagi manusia untuk dijadikan pedoman dalam berhubungan dengan

lingkungan sosialnya. Nilai Insaniyah terdiri dari nilai rasional, nilai sosial,

Page 48: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

31

nilai individual, nilai biofisik, nilai ekonomik, nilai politik, dan nilai estetik.

Nilai ini juga dapat kita sebut dengan “hablum minannas”. (Thoha,

1996:64). Menurut analisa peneliti, termasuk dalam nilai insaniyah juga

meliputi nilai disiplin lalu lintas, nilai budaya dan juga nilai tradisi.

Allah SWT berfirman:

É‹è{ uθ ø�yè ø9$# ó÷ß∆ ù&uρ Å∃ó�ãè ø9 $$ Î/ óÚÌ� ôãr&uρ Ç tã š Î=Îγ≈pg ø: $# ∩⊇∪

“Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang

ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. al-

A’raf:199). (Departemen Agama RI , 1982:177)

Dalam ayat di atas Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW

agar menyuruh umatnya mengerjakan yang ma’ruf. Maksud dari ‘urf dalam

ayat di atas adalah tradisi yang baik. Kalimat al-‘urf adalah bentukan dari

kata al-ma’ruf yang berarti segala bentuk kebaikan yang telah diketahui

secara umum oleh masyarakat. Kata Al-Ma’ruf sendiri banyak disebutkan

dalam ayat al-Qur’an yang bermakna kebaikan yang selaras dengan

kebaikan yang diterima oleh manusia secara umum. Dalam hal ini al-ma’ruf

juga bermakna adat kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Sehingga ayat

ini memiliki banyak hubungan (munasabah) dengan ayat-ayat yang

membicarakan tentang adat/’urf yang ada di masyarakat.

(http://majelispenulis.blogspot.co.id/2013/12/tafsir-al-quran-al-araf-

199.html. diakses senin 8 Agustus 2016 pukul 11.38)

Page 49: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

32

Dari kedua jenis nilai di atas maka nilai Ilahiyah merupakan nilai

yang tidak lagi bersifat subyektif melainkan menjadi obyektif pada kalangan

agama tertentu. Hal ini dikarenakan nilai Ilahiyah tentunya didasarkan pada

firman Tuhan yang terdapat pada kitab suci agama tertentu. Meski nilai pada

masyarakat berbeda namun beragama sama, tentu saja aplikasi beragama

pada masyarakat tersebut tetaplah sama. Begitu juga nilai-nilai Ilahiyah

dalam agama Islam tentulah sama walau berada dalam masyarakat yang

memiliki budaya berbeda.

Berdasarkan adanya dua macam nilai di atas, maka penelitian ini

diharapkan dapat menemukan nilai-nilai Ilahiyah maupaun Insaniyah yang

ada dalam al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 9-13.

B. Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal

dari kata latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari

kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah

ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai

prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain,

masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh

suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat

Page 50: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

33

yang memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2).

Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat

semua warga (Koentjaraningrat, 2009:115-118).

Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama,

hidup bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan

pergaulan dan keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan

hubungan, Mac lver dan Page (dalam Soerjono Soekanto 2006:22),

memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata

cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok,

penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebiasaan-kebiasaan

manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama untuk

jangka waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan suatu adat istiadat.

Menurut Ralph Linton (dalam Soerjono Soekanto, 2006:22)

masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan

bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka

dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-

batas yang dirumuskan dengan jelas sedangkan masyarakat menurut Selo

Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto, 2006: 22) adalah orang-orang yang

hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai

kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan

perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.

Page 51: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

34

Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11)

bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara

mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

Masyarakat sebagai sekumpulan manusia di dalamnya ada beberapa unsur

yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:

1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama;

2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama;

3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan;

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.

Menurut Emile Durkheim (dalam Djuretnaa Imam Muhni, 1994: 29

31) keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada

prinsip-prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial.

Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial di dalam

bermasyarakat. Masyarakat sebagai wadah yang paling sempurna bagi

kehidupan bersama antar manusia. Hukum adat memandang masyarakat

sebagai suatu jenis hidup bersama dimana manusia memandang sesamanya

manusia sebagai tujuan bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan

kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu

dengan yang lainnya (Soerjono Soekanto, 2006: 22).

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa,

masyarakat memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam

bahasa Inggris disebut society. Bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah

Page 52: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

35

sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial.

Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai

kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.

2. Masyarakat dan macamnya

Masyarkat adalah satu kesatuan yang selalu berubah, yang hidup

karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu (Shadily,

1980:33). Dalam zaman biasa masyarakat mengenal kehidupan yang teratur

dan aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari

anggota-anggotanya, baik daengan paksa maupun suka-rela. Pengorbanan di

sini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang-wenang, untuk

mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama. Dengan paksa berarti

tunduk dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara, dan sebagaiya)

; dengan sukarela berarti menurut adat dan berdasarkan keinsyafan akan

persaudaraan dalam kehidupan bersama itu (desa berdasarkan adat dan

sebagainya).

Masih dalam buku yang sama menurut Hassan Shadily (1980:33),

cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam :

a. Masyarakat paksaan, umpamanya negara, masyarakat tawanan ditempat

tawanan dan sebagainya.

b. Masyarakat merdeka yang terbagi pula dalam :

Page 53: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

36

1) Masyarakat alam (nature) yaitu yang terjadi dengan sendirinya : suku-

golongan (horde) atau suku (stam), yang bertalian karena darah atau

keturunan, umumnya yang masih sederhana sekali kebudayaanya.

2) Masyarakat kultur, terdiri karena kepentingan keduniaan atau

kepercayaan (keagamaan), yaitu antara lain kongsi perekonomian,

koperasi, gereja dan sebagaianya. (Shadily, 1980:33)

3. Asal Masyarakat

Bemacam-macam penyelidikan dijalankan, untuk mendapatkan jawaban

tentang asal masyarakat, tetapi menurut Hassan Shadily dalam bukunya

Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, tiada suatupun yang dapat ditegaskan

benar, semua pendapat hanya merupakan kira-kira dan pandangan saja. Antara

lain orang berkesimpulan, bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup

dalam gua atau dipulau sunyi umpamanya. Selalu ia akan tertarik kepada hidup

bersama dalam masyarakat, karena:

a. Hasrat yang berdasar naluri (kehendak yang di luar pengawasan akal)

untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak mana

akan memaksa ia mencari isteri sehingga masyarakat keluarga terbentuk.

b. Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatan bersama,

yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga berlindung

bersama-sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan sehari-hari

dengan tenaga bersama.

Page 54: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

37

Sejak lahirnya sebagai bayi manusia telah tampak dalam kelemahannya,

kebutuhan untuk perlindungan dari ibu-bapak selalu diharapkannya,

demikian pula perlindungan keluarga itu sendiri terhadap bahaya yang

mengancam dari luar. Demikian keluarga terjadi, dan selanjutnya suku

bangsa, bangsa dan sebagainya.

c. Pendapat Aristoteles yang dikutip Hassan Shadily (1980:34): bahwa

manusia adalah zoon politikon, yaitu makhluk sosial yang hanya menyukai

hidup bergolongan, atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama,

lebih suka daripada hidup sendiri.

Masih berhubungan dengan pendapat Aristoteles, mengingatkan akan

pikiran-pikiran Darwin yang seolah-olah diperkuat olehnya. Manusia

yang dikatakan satu keturunan dengan kera tentu saja terdapat hidup

bergolongan, karena nyata sekali bahwa kera dan sebangsanya selalu

terdapat hidup dalam bergolongan. Juga hewan-hewan yang lebih rendah

cara hidupnya seperti burung, ikan, dan lainnya telah terdapat dalam

golongan. Selanjutnya adalah kerjasama, pertolongan, penjagaan dan

pembalasan bersama terdapat dalam gerombolan semut, kera, gajah dan

sebagainya (Tiersosiologi- Dr. F Alves) dimana bukan akal tetapi naluri

yang menjadikan mereka bersatu. Sedikit sekali kiranya kekeliruan, jika

manusia yang masih sederhana cara hidup dan pikirannya dipersamakan

aturan hidupnya dengan hewan-hewan tersebut. Artinya mereka

mengadakan hidup bersama dengan tak memikir untung-rugi lebih dahulu

Page 55: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

38

menurut prinsip ekonomi umpamanya. Yang selalu terdapat pada manusia

modern.

d. Lain dari pada Aristoteles, Hassan Shadily juga mengutip pendapat

Bergson (lahir 1859): bahwa manusia hidup bersama bukan oleh

persamaan, melainkan oleh karena perbedaan yang terdapat dalam sifat,

kedudukan dan sebagainya, demikian oleh karena pendapat ini berdasar

kepada pelajaran dialektika, yang mencoba melihat kebenaran dalam

kenyataanya dengan mengadakan perbedaan dan perbandingan. Pendapat

Aristotels yang telah kuno itu tidak berentangan dengan pendapat Bergson

yang bersifat modern ; kedua-duanya dapat diakui kebenaran dasar

pemikirannya. (Shadily, 1980:34)

C. Aspek-Aspek Nilai Kemasyarakatan Secara Umum

1. Pembawaan Sosial

Manusia sebagai makhluk masyarakat. salah satu kehilafan yang

sangat umum ialah anggapan, bahwa manusia “menurut kodratnya” adalah

egois dan bahwa ia mempunyai kebebasan yang sangat luas. Tiap orang

mengenal kekuatan “akunya” sendiri, tetapi hanya sedikit orang yang

menginsyafi, betapa erat “aku” ini dengan “kita”. Manusia baru menjadi

manusia, karena hidup bersama dengan manusia yang lain. (Bouman,

1976:16)

Bouman (1976:16) dalam bukunya Ilmu Masyarakat Umum,

mendefinisikan pembawaan manusia dalam masyarakat sebagai jumlah dari

Page 56: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

39

segenap sifat yang berkembang dalam pergaulan dengan orang lain. Sifat-

sifat tersebut kerap kali terdapat dalam pertentangan satu dengan lainnya :

perasaan harga diri di samping kecenderungan untuk patuh atau menyerah,

simpati dan sifat-sifat penolong di samping nafsu berjuang, hasrat

menyampaikan perasaan atau pikiran di samping kecenderungan menyendiri

dan menyimpan rahasia. Justru dalam pertentangan-pertentangan inilah

tersembunyi kekayaan alam tabiat manusia yang tak ubahnya dengan semua

bentuk-bentuk hidup.

Pembawaan sosial memang meperlihatkan beberapa sifat-sifat yang

tetap, tetapi hasrat naluri adalah tetap lebih penting, karena ia bersama-sama

dengan sifat-sifat yang diperoleh kemudian, menjadi sebab dapat berubah-

ubahnya alam tabiat manusia dalam batas-batas tertentu. Bilamana

pembawaan sosial manusia tidak dapat berubah dan tidak dapat diolah lagi,

maka tidak akan mungkin ada pendidikan dan perkembangan kebudayaan.

Maka manusia akan tetap terkurung dalam kehidupan kehewanan yang tidak

bersejarah, yang terus berulang-ulang seperti suatu lingkaran yang tak

berujung berpangkal. Ini menggambarkan bagaimana alam tabiat manusia

baru dapat berkembang setelah ia bergaul dengan sesama manusia.

(Bouman, 1976:16-17)

2. Kecenderungan Meniru dan Saling Bergaul (berinteraksi)

Kecenderungan meniru termasuk kecenderungan naluriah, yang

berubah-ubah dalam pergaulan masyarakat dan yang banyak mempunyai

Page 57: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

40

peranan yang pentin-penting. Apa yang ada dalam permainan anak-anak

masih berupa “peniruan”, jika dilihat dari sudut kemasyarakatan mempunyai

dua arti:

a. Mempertahankan bentuk-bentuk kebudayaan dan adat istiadat yang

diambil secara diam-diam oleh keturunan yang satu dari keturunan yang

lain. Hal ini terutama berlaku untuk segenap adat sopan-santun.

b. Penghematan tenaga. Tidak semua tindakan dapat didasarkan atas

keputusan kehendak yang bebas. Sebagai ganti pertimbangan yang teliti,

dapat diadakan peniruan, untuk memudahkan hidup. (Bouman, 1976:22)

Dalam abad kesembilanbelas, karena pengaruh cara berpikir ilmu

pengetahuan alam, orang telah mengemukakan pentingnya naluri bergaul

sebagai suatu keharusan hayati, yang rupanya juga dalam zaman

purbakala telah menjadi syarat untuk mencari makanan dan untuk

keamanan. Barulah kemudian orang mulai memahami golongan sebagai

kesatuan kemasyarakatan, di mana antara lain karena kecenderungan

manusia untuk bergaul, dalam hal ini pergaulan itu mempuyai peranan

sebagai tadi-sekarang dalam arti yang lebih luas- seluruh pembawaan

kemasyarakatan tiap orang dapat berkembang, menjadi penolong

terbentuknya pribadi seseorang. (Bouman, 1976:24)

3. Tolong-menolong dan Simpati

Simpati ialah kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan

apa yang orang lain rasakan. Batas antara ‘aku’ dan ‘kita’ jadi kabur dan

Page 58: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

41

jadilah perasaan suka “mengerti”. Mengerti adalah semacam mengetahui, di

samping ‘langsung merasakan’ atau ‘ikut merasakan’. Pada bentuk simpati

yang murni, perasaan-perasaan yang tak sadarlah berkuasa. Perasaan-

perasaan serupa itu kebanyakan ditimbulkan dalam hubungan antara

manusia yang satu dengan yang lain. Bila seseorang tidak melihat sesuatu

kejadian atau bilamana gambarnya kabur, maka tampaklah bahwa kekuatan

perasaan simpati itu berkurang. Hal ini berlaku pula bagi kecenderungan

tolong-menolong, yang demikian erat hubungannya dengan simpati.

Kecenderungan naluriah untuk menolong orang lain sebenarnya

berdasarkan perasaan simpati daripada perasaan kasihan yang bersifat

sepihak saja. Orang yang terjun ke dalam air untuk menolong seseorang

yang hendak tenggelam, biasanya bukanlah didorong oleh perasaan kasihan.

kebanyakan tolong-menolong terbatas pada pemberian pertolongan kecil-

kecil antara seseorang dengan orang lain. Bantu-membantu ini mempererat

hubungan antara sesama manusia (jugs hubungsn batin) dan oleh karena itu

menjadikan faktor dalam pembentukan perasaan bersatu padu. (Bouman,

1976:24)

4. Hasrat Berjuang

Arti hasrat berjuang ini untuk masyarakat, terutama terletak dalam

kenyataan, bahwa oleh karenannya individu menjadi manusia yang

sebenarnya. Dalam dirimya tumbuh sifat-sifat yang memungkinkannya

untuk mempertahankan diri dalam hubungan golongan. Kedua: hasrat

Page 59: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

42

berjuang ini memperkuat perasaan persatuan, bilamana ia dapat melahirkan

pembelaan masyarakat dengan cara tersusun, baik dengan bertindak

bersama-sama terhadap ancaman dari luar, maupun dengan mengambil

tindakan-tindakan terhadap orang yang membahayakan persatuan dan

ketertiban dalam sebuah golongan.

5. Hasrat Memberitahukan dan Mudah Menerima Kesan

Hasrat untuk memberitahukan sebagai kebutuhan untuk

menyampaikan perasaan-perasaan atau pengetahuan sendiri kepada orang

lain. Hasrat memberitahukan yang sebenarnya berdasarkan kecenderungan

kemasyarakatan untuk mencari hubungan dengan orang lain. Percakapan

yang dilakukan dalam kereta api atau dalam toko tentang udara, jarang

dimaksudkan untuk betul-betul mempercakapkan keadaan iklim.

Keinginan untuk menyatakan perasaan hati dengan berbagai suara

dan isyarat, diperkuat karena adanya sifat mudah menerima kesan dari yang

diajak bercakap. Tiap hasrat menyampaikan sesuatu, menghendaki semacam

balasan atau resonansi pada orang lain. Di siniah letak arti kecenderungan

tersebut untuk kehidupan dalam masyarakat: orang mencari hubungan dan

mempererat tali hubungan itu. Kehidupan bergolongan menjadi teguh

karenanya. Sifat saling memperhatikan memajukan penyebaran pengetahuan

dalam lingkungan masyarakat; rasa ‘asing’ terhadap orang lain dalam

masyarakat itu hilang. (Bouman, 1976:29-30)

Page 60: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

43

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, dalam kehidupan

bermasyarakat terdapat aspek-aspek nilai kemasyarakatan secara umum

yang di dalamnya mencakup pembawaan sosial, saling bergaul, saling

berinteraksi, mudah menerima kesan, simpati, kerjasama, gotong-royong,

memiliki tujuan bersama, saling membutuhkan satu sama lain, serta

memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang diikat oleh kesamaan budaya,

wilayah, identitas, tradisi, sikap dan juga adat istiadat.

D. Aspek-Aspek Nilai Kemasyarakatan dalam Al-Qur’an

Islam memandang manusia berasal dari satu diri (QS. 4:1) yang

kemudian berkembang menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa (QS. 49:13).

Baik dilihat dari asal manusia yang satu diri maupun setelah ia berkembang

biak memenuhi bumi, manusia seyogyanya tidak membeda-bedakan

sesamanya dengan dalil apapun, seperti karena perbedaan keturunan, ras, suku,

bangsa, agama, dan sebagainya. Justru perbedaan itu mendorong manusia

untuk saling mengenal, saling berhubungan, dan saling berlomba-lomba dalam

kebaikan (QS. 49:13). Perbedaan derajat manusia hanyalah di sisi Tuhan saja

sedang manusia sama sekali tidak berwenang untuk menarik garis kesenjangan

dengan cara-cara yang tidak menurut aturan Tuhan, lebih-lebih jika dengan

cara yang tidak manusiawi. Allah memandang manusia bertingkat rendah dan

tinggi, hina dan mulia sesuai dengan tinggi rendahnya persentasi dimensi

ketakwaan kepada-Nya.

Page 61: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

44

Menurut Islam atribut inti manusia adalah kepribadian, yang mencakup

pemilikan kesadaran diri, pengarahan diri, kehendak dan intelek kreatif. Dari

pribadi-pribadi itu tersusun kelompok-kelompok manusia mulai dari unit

terkecil (keluarga), himpunan dari keluarga-keluarga (seperti RT) dan

selanjutnya dibangun suatu masyarakat besar baik terikat dalam kesamaan

bangsa, bahasa, negara, maupun persaudaraan seagama. Secara pribadi-pribadi

manusia bertanggung jawab kepada Tuhan dalam hal-hal yang berkaitan

dengan soal pengabdian (ibadah) secara vertikal kepada-Nya. Akan tetapi

dalam rangka itu sebagai makhluk, ia hidup dalam keberadaan makhluk lain,

dan hidup berdampingan dengan sesamanya. Ia selama hidup di dunia, sejak

lahir sampai mati, memeng tidak bisa terlepas dari manusia lainnya. Karena itu

manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial (yang

bermasyarakat) (QS. 2:213;49:13). Perbedaan-perbedaan yang tampak di sisi

manusia karena status sosial, ekonomi, ras, dan derajat keturunan umpamannya

tidaklah boleh terlalu ditonjolkan sehingga akibatnya akan menampilkan

berbagai kekeruhan dan perpecahan dalam masyarakat yang bersangkutan (QS.

49:11-12)

Meskipun manusia diciptakan dalam beribu-ribu tabiat dan selera dalam

keindividuan dan pribadi, namun ia difitrahkan untuk hidup bermasyarakat.

Adalah di luar jangkauan kemampuan manusia untuk hidup sendiri-sendiri.

Para peneliti menemukan, bahwa siksaan yang paling mencekam bagi manusia

adalah terkurungnya ia dalam penjara kesendirian. Demikian itu karena setiap

Page 62: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

45

individu pada dasarnya sangat banyak tergantung pada nilai-nilai kemanusiaan

dan keberadaannya dalam kelompok.

Masyarakat dalam pandangn Islam merupakan alat atau sarana untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bersama.

Karena itulah masyarakat harus menjadi dasar kerangka kehidupan duniawi

bagi kesatuan dan kerja sama untuk menuju adanya suatu pertumbuhan

manusia yang mewujudkan persamaan dan keadilan. Pembinaan masyarakat

haruslah dimulai dari pribadi-pribadi, masing-masing wajib memelihara diri,

meningkatkan kualitas hidup, agar dalam hidup di tengah masyarakat itu,

disamping dirinya berguna bagi masyarakat, ia juga tidak merugikan orang

lain. Islam mengajarkan bahwa kualitas manusia dari suatu segi bisa dipandang

dari manfaatnya bagi manusia yang lain. Dengan pandangan mengenai status

dan fungsi individu inilah Islam memberikan aturan moral yang lengkap ini

didasarkan pada waktu suatu sistem nilai yang berisi norma-norma yang sama

dengan sinar tuntutan religius seperti: ketakwaan, penyerahan diri, kebenaran,

keadilan, kasih sayang, hikmah, keindahan dan sebagainya. (Kaelany,

2000:156-158)

Peran individu yang berkembang tidaklah berarti harus menganggap

diri sendiri sebagai kelas istimewa, justru sikap dan sifat kreatif yang muncul

dari diri individu itu selain dimanfaatkan untuk diri sendiri, juga hendaknya

dapat mendorong dan membantu yang kurang berkembang untuk melakukan

upaya yang lebih besar lagi. Dengan demikian, tampillah rasa toleransi dan

rasa demokrasi dalam kehidupan sosial yang luas dan saling pengertian. Dalam

Page 63: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

46

hal ini peranan keluarga sebagai unit terkecil masyarakat amatlah penting

dalam membina individu-individu itu. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya

dengan jelas menyinggung betapa pentingnya peranan keluarga dalam

pembinaan pribadi manusia, seperti dikemukakan dalam QS. 31:13-19 dan QS.

66:6.

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u (# þθ è% ö/ ä3|¡ à�Ρr& ö/ ä3‹Î=÷δ r& uρ # Y‘$tΡ $yδ ߊθ è%uρ â¨$ ¨Ζ9 $# äοu‘$ yfÏtø: $#uρ $pκö� n=tæ

îπ s3Í×‾≈ n=tΒ Ôâ Ÿξ Ïî ׊# y‰Ï© āω tβθ ÝÁ÷ètƒ ©! $# !$ tΒ öΝèδ t� tΒr& tβθ è=yè ø�tƒ uρ $tΒ tβρâ÷s∆ ÷σム∩∉∪

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Departemen Agama RI, 1982:561)

Al-Qur’an menekankan “Persaudaraan orang-orang yang beriman”

bersama-sama semua implikasinya (QS. 49:10). Dengan demikian, masyarakat

Islam adalah masyarakat persaudaraan. Aturan-aturan al-Qur’an yang

berhubungan dengan hubungan-hubungan internasional di kalangan orang-

orang Islam dan non-Islam serta etika al-Qur’an mengenai perang didasarkan

atas keadilan mutlak serta mengakui kerendahan hati. Demikian pula al-Qur’an

melarang orang-orang Islam untuk memburu orang-orang non-Islam dan

memaksa mereka masuk Islam, dengan demikian memberikan kebebasan

memilih bagi mereka.

Page 64: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

47

Iω oν#t� ø.Î) ’ Îû È Ïe$!$# ( ‰s% t ¨ t6? ߉ô© ”�9$# z ÏΒ Äc xöø9 $# 4 yϑsù ö� à�õ3tƒ ÏNθ äó≈©Ü9 $$ Î/ -∅ÏΒ ÷σムuρ «!$$ Î/

ωs)sù y7 |¡ ôϑtGó™$# Íοuρó�ãè ø9 $$Î/ 4’ s+øOâθ ø9 $# Ÿω tΠ$ |ÁÏ�Ρ$# $ oλm; 3 ª!$#uρ ìì‹Ïÿxœ îΛÎ=tæ ∩⊄∈∉∪

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. 2:256) (Departemen Agama RI, 1982:43)

Al-Qur’an telah menjadikan jihad sebagai salah satu kewajiban setiap

umatnya yang tidak bisa dihindari (QS. 22:78), dan telah menekankan bahwa

nilai manusia ini tergantung hasil kerjanya (QS. 53:39). Di samping itu, al-

Qur’an juga mengutuk kesenangan akan kehidupan duniawi (QS. 79:38-39).

Yang dimaksud dengan kutukan disini, adalah bagi orang-orang mencintai

dunia terlalu berlebih-lebihan (QS. 3:138), seperti pengeluaran yang boros dan

sia-sia, hidup mewah sehingga lupa diri, mencari kehidupan tanpa mengenal

halal dan haram, demi kesenangan apa saja dilakukan. Sebaliknya al-Qur’an

berkali-kali mengajak untuk memupuk rasa kasih sayang terhadap Tuhan (QS.

2:165), yang otomatis akan tercermin dalam kecintan terhadap sesama (QS.

2:177). Ini menjadikan kesederhanaan sebagai cita-cita kehidupan Islam,

seperti yang telah dicontohkan dengan berhasil oleh Nabi Muhammad SAW,

dan dipraktekkan oleh semua yang berjalan dalam derap langkah Islam. Hidup

sederhana bukan berarti cepat merasa puas berusaha, atau bermalas-malas,

melainkan giat menghadapi hidup dengan berbagai usaha dan upaya, tetapi

Page 65: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

48

hasil usaha itu bukan dipergunakan sendiri untuk bermewah-mewah. (Kaelany,

2000:163-164)

Dengan demikian, tujuan yang harus dicapai melalui nilai-nilai

kemasyarakatan telah dilestarikan oleh al-Qur’an dalam konsep ukhuwah yakni

persaudaraan, konsep Islah yakni perdamaian, konsep ta’aruf yakni saling

mengenal, konsep musawah yakni persamaan derajat, konsep keadilan, dan

juga konsep jalalah yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan yang kesemuanya

telah dengan jelas dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat.

E. Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

1. Redaksi Ayat dan Terjemahan

βÎ)uρ Èβ$ tGx�Í←!$ sÛ zÏΒ tÏΖÏΒ ÷σßϑø9 $# (#θ è=tGtGø%$# (#θ ßs Î=ô¹r' sù $ yϑåκs]÷�t/ ( .βÎ* sù ôMtót/ $ yϑßγ1 y‰÷n Î)

’ n?tã 3“ t� ÷zW{ $# (#θ è=ÏG≈ s)sù ÉL ©9 $# Èöö7s? 4®L ym u þ’Å∀s? #’n<Î) Ì�øΒ r& «!$# 4 βÎ* sù ôNu !$sù (#θ ßsÎ=ô¹r' sù

$ yϑåκs]÷�t/ ÉΑô‰yè ø9 $$ Î/ (# þθ äÜ Å¡ø%r& uρ ( ¨βÎ) ©!$# �= Ïtä† šÏÜ Å¡ ø)ßϑø9 $# ∩∪ $ yϑ‾ΡÎ) tβθ ãΖÏΒ ÷σßϑø9 $#

×οuθ ÷zÎ) (#θßs Î=ô¹r' sù t÷ t/ ö/ ä3÷ƒ uθ yzr& 4 (#θ à)?$#uρ ©!$# ÷/ ä3ª=yès9 tβθ çΗxqö� è? ∩⊇⊃∪ $ pκš‰r' ‾≈ tƒ tÏ% ©!$#

(#θ ãΖtΒ#u Ÿω ö�y‚ ó¡o„ ×Π öθ s% ÏiΒ BΘ öθ s% # |¤ tã βr& (#θçΡθ ä3tƒ # Z�ö� yz öΝåκ÷]ÏiΒ Ÿωuρ Ö !$|¡ ÎΣ ÏiΒ > !$ |¡ ÎpΣ

# |¤ tã βr& £ ä3tƒ #Z�ö� yz £åκ÷]ÏiΒ ( Ÿωuρ (# ÿρâ“ Ïϑù=s? ö/ ä3|¡ à�Ρr& Ÿωuρ (#ρâ“t/$ uΖs? É=≈s)ø9 F{ $$Î/ ( }§ø♥Î/

ãΛôœeω $# ä−θÝ¡ à�ø9 $# y‰÷èt/ Ç≈yϑƒ M}$# 4 tΒ uρ öΝ©9 ó=çGtƒ y7 Í×‾≈ s9 'ρé' sù ãΝèδ tβθ çΗÍ>≈ ©à9$# ∩⊇⊇∪ $ pκš‰r' ‾≈ tƒ

tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u (#θ ç7Ï⊥ tGô_ $# # Z��ÏW x. z ÏiΒ Çd ©à9$# āχ Î) uÙ ÷èt/ Çd©à9 $# ÒΟ øOÎ) ( Ÿωuρ (#θ Ý¡¡¡pg rB Ÿωuρ

= tGøótƒ Νä3àÒ÷è −/ $ ³Ò ÷èt/ 4 �= Ïtä†r& óΟà2߉tn r& βr& Ÿ≅à2ù' tƒ zΝós s9 ϵŠÅzr& $ \GøŠtΒ

Page 66: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

49

çνθ ßϑçF ÷δÌ� s3sù 4 (#θ à)?$#uρ ©!$# 4 ¨βÎ) ©!$# Ò>#§θ s? ×Λ Ïm §‘ ∩⊇⊄∪ $ pκš‰r' ‾≈ tƒ â¨$ ¨Ζ9 $# $‾ΡÎ) / ä3≈ oΨø)n=yz ÏiΒ

9� x.sŒ 4s\Ρé& uρ öΝä3≈ oΨù=yèy_ uρ $ \/θ ãè ä© Ÿ≅ Í←!$ t7s%uρ (# þθèùu‘$ yètGÏ9 4 ¨βÎ) ö/ ä3tΒ t� ò2r& y‰ΨÏã «! $# öΝä39s)ø?r&

4 ¨βÎ) ©!$# îΛ Î=tã ×��Î7 yz ∩⊇⊂∪

9.“Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sesungguhnya, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil..

10.“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaiakanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”.

11.“Wahai orang-orang yang beriman ! janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

12.“Wahai orang-orang yang beriman! jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang Suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

13.“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesunggu, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Departemen Agama RI, 2009:405-419)

Page 67: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

50

2. Gambaran Umum dan Pokok Kandungan Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

Surat al-Hujurat terdiri dari 18 ayat, ini termasuk surat Madaniah,

surat al-Hujurat merupakan surat yang agung dan besar, yang mengandung

aneka hakikat akidah dan syariah yang penting, mengandung hakikat wujud

dan kemanusiaan. Hakikat ini merupakan cakrawala yang luas dan

jangkauan yang jauh bagi akal dan kalbu. Juga menimbulkan pikiran yang

dalam dan konsep yang penting bagi jiwa dan nalar. Hakikat itu meliputi

berbagai manhaj (cara) penciptaan, penataan, kaidah-kaidah pendidikan dan

pembinaan. Padahal jumlah ayatnya kurang dari ratusan. (Qutbh, 2004:407)

Nama “al-Hujurat” termabil dari kata yang disebut pada salah satu

ayatnya (ayat 4). Kata tersebut merupakan kata satu-satunya dalam al-

Qur’an sebagaimana nama surat ini “al-Hujurat” adalah satu-satunya nama

banginya. (Shihab, 2002:567)

Tema utama surat ini adalah tentang tata krama, yakni tata krama

terhadap (1) Allah SWT, (2) Rasul SAW, (3) Sesama muslim yang taat, (4)

Sesama muslim yang durhaka, dan (5) terhadap semua manusia. Karena itu

terdapat lima kali panggilan آمنوا ين الذ أيھا يا yang terulang pada surat ini

untuk kelima macam objek tersebut. (Shihab, 2012:4)

Dalam konteks uraian tentang tema itu, maka ditemukan dalam surat

ini banyak nilai luhur yang dipaparkan, seperti tentang kesatuan

kemanusiaan, substansi Iman, demikian juga tuntunan menghadapi

perbedaan dan perselisihan, serta uraian tentang cara menghindarinya.

Page 68: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

51

Dengan memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai itu, akan tercipta

kehidupan bahagia bagi setiap individu sekaligus wujud dan mantap sistem

kemasyarakatan yang sejahtera. (Shihab, 2012:4)

Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam telah memberikan perhatian

terhadap perlunya pembinaan masyarakat. Sehubungan dengan itu, pada

pembagian ini akan dikaji ayat-ayat yang berhubungan dengan pembinaan

masyarakat. (Nata, 2012:232)

Surat al-Hujurat merupakan salah satu dari beberapa surat yang

intens dan fokus pada pembahasan mengenai aspek akhlak dan pergaulan

hidup manusia (Departemen Agama RI, 2009:844). Allah mewahyukan

surat tersebut untuk memberikan pengajaran dan sekaligus meletakkan

aturan tingkah laku umum serta seperangkat moral ideal bagi orang-orang

muslim maupun kemanusiaan global.

Pada surat al-Hujurat ayat 9-13, dari hasil analisa peneliti di

dalamnya terkandung nilai-nilai kemasyarakatan antara lain: dalam bentuk

perintah seperti Islah (perdamaian), adil, ukhuwah (persaudaraan), ta’aruf

(saling mengenal), dan musawah (persamaan derajat). Sementara dalam

bentuk larangan, seperti; mengolok-olok, mengejek, panggil memanggil

dengan gelar-gelar buruk, berprasangka buruk, mencari-cari keburukan, dan

menggunjing. Yang kemudian akan peneliti kaji lebih mendalam pengertian

dari masing-masing nilai tersebut menggunakan kitab tafsir kontemporer

Page 69: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

52

yang menjadi kajian utama penelitian ini yakni Tafsir al-Misbah karya M.

Quraish Shihab.

3. Asbabun Nuzul

Menurut bahasa “Asbabun Nuzul” berarti sebab-sebab turunnya

ayat-ayat al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam masa kurang lebih selama

23 tahun. Al-Qur’an diturunkan untuk memperbaiki akidah, akhlak, ibadah

dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Sebab

turunnya ayat atau asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) disini

dimaksudkan sebab-sebab yang secara khusus berkaitan dengan turunnya

ayat-ayat tertentu.

Berdasarkan rumusan di atas, bahwa sebab turun suatu ayat

adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk pertanyaan.

Suatu ayat atau beberapa ayat turun untuk menerangkan hal yang

berhubungan dengan peristiwa tertentu untuk memberi jawaban terhadap

pertanyaan tertentu.( Syadali dan Rofi’i, 2000: 89-90).

Dalam kehidupan yang penuh dengan tanda tanya merupakan hal

yang tidak mustahil terjadi dikarenakan ada hukum kausal yang sudah

menjadi ketetapan mutlak. Allah SWT menjadikan segala sesuatu melalui

sebab musabab dan menurut sesuatu ukuran. Tidak seorangpun lahir dan

melihat cahaya kehidupan tanpa melalui sebab musabab dan berbagai tahap

perkembangan. Tidak satupun yang terjadi dalam wujud ini kecuali setelah

Page 70: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

53

melalui pendahuluan dan perencanaan. Begitu juga pada perubahan pada

cakrawala manusia terjadi setelah melalui persiapan dan pengarahan.

Demikian juga dengan kitab suci al-Qur’an.

Sehingga jelas bahwa Al-Qur’an diturunkan melalui sebab

musabab (Asbabun nuzul), tetapi tidak semua ayat yang terdapat di Al-

Qur’an memiliki asbabun nuzul. Demikian juga dengan Surat Al-hujurat.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai Asbaun nuzul ayat, berikut ini

akan dipaparkan mengenai sebab turun dari surat Al-Hujurat ayat 9-13:

Pada ayat 9-10, riwayat yang menyebutkan bahwa ayat ini turun

berkaitan dengan pertengkaran yang mengakibatkan perkelahian dengan

menggunakan alas kaki.

ثنا القيسي ا>على عبد بن محمد ثناحد قال مالك بن أنس عن أبيه عن المعتمر حد

صلى للنبي قيل عبد أتيت لو وسلم عليه هللا حمارا وركب إليه فانطلق قال أبي بن هللاا سبخة أرض وھي المسلمون وانطلق صلى النبي أتاه فلم عني إليك قال وسلم عليه هللا

ا>نصار من رجل فقال قال حمارك نتن آذاني لقد فوهللا رسول لحمار وهللا صلى هللا لعبد فغضب قال منك ريحا أطيب وسلم عليه هللا لكل فغضب قال قومه من رجل هللا

أنھا فبلغنا قال وبالنعال وبا>يدي بالجريد ضرب بينھم فكان قال أصحابه منھما واحد فيھم نزلت

} بينھما فأصلحوا اقتتلوا المؤمنين من طائفتان وإن {

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul A'la Al Qaisi telah menceritakan kepada kami Al Mu'tamir dari ayahnya dari Anas bin Malik dia berkata, "Seseorang mengusulkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Alangkah baiknya seandainya anda datang menjenguk Abdullah bin Ubay." Anas berkata, "Kemudian beliau pergi menjenguknya dengan mengendarai keledainya bersama-sama dengan beberapa orang Muslim, sementara Ubay tinggal di tanah yang gersang. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya, dia berkata, "Menjauhlah kamu dariku, demi Allah bau keledaimu telah menyakitiku." Seorang laki-laki dari Anshar menyahut, "Demi Allah, bau keledai Rasulullah shallallahu 'alaihi

Page 71: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

54

wasallam lebih harum daripada baumu sendiri." Anas berkata, "Lalu seorang laki-laki dari kaumnya (Ubay) angkat bicara hingga masing-masing pihak sama-sama marah dan hampir terjadi perkelahian antara mereka." Anas melanjutkan, "Mereka saling pukul memukul dengan pelepah kurma, dengan tangan dan dengan sepatu atau sandal. Anas berkata, "Berkenaan dengan mereka, maka turunlah ayat: '(Jika dua golongan antara orang-orang Mukmin berkelahi, maka damaikanlah mereka…) ' (Qs. Al Hujurat: 9). (Shohih Muslim, hadist no. 3357)

Dalam riwayat yang lain,

عنه قال ثنا معتمر قال سمعت أبي أن أنسا رضي هللا ثنا مسدد حد حد

عليه وسلم لو أتيت عبد عليه قيل للنبي صلى هللا بن أبي فانطلق إليه النبي صلى هللا هللاا أتاه النبي وسلم وركب حمارا فانطلق المسلمون يمشون معه وھي أرض سبخة فلم

عليه وسلم فقال إليك عن لقد آذاني نتن حمارك فقال رجل من ا>نصار صلى هللا ي وهللا عليه وسلم أطيب ريحا منك فغضب لعبد هللا صلى هللا لحمار رسول هللا منھم وهللا

احد منھما أصحابه فكان بينھما ضرب بالجريد رجل من قومه فشتمه فغضب لكل و وا>يدي والنعال فبلغنا أنھا أنزلت

}وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينھما {

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Mu'tamir berkata, aku mendengar bapakku bahwa Anas radliallahu 'anhu berkata: "Dikatakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam "Sebaiknya Baginda menemui 'Abdullah bin Ubay." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemuinya dengan menunggang keledai sedangkan Kaum Muslimin berangkat bersama Beliau dengan berjalan kaki melintasi tanah yang tandus. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemuinya, ia berkata: "Menjauhlah dariku, demi Allah, bau keledaimu menggangguku". Maka berkatalah seseorang dari kaum Anshar diantara mereka: "Demi Allah, sungguh keledai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih baik daripada kamu". Maka seseorang dari kaumnya marah demi membela 'Abdullah bin Ubay dan ia mencelanya sehingga marahlah setiap orang dari masing-masing kelompok. Saat itu kedua kelompok saling memukul dengan pelepah kurma, tangan, dan sandal. Kemudian sampai kepada kami bahwa telah turun ayat QS. Al Hujurat: 10 yang artinya ("jika dua kelompok dari kaum muslimin berperang maka damaikanlah keduanya"). (Shahih Bukhari, hadist no. 2494)

Menurut Quraish Shihab (2002:587-598), riwayat di atas tidak

berarti bahwa bukan hanya peristiwa itulah yang dikomentari atau

mengakibatkan turunnya ayat di atas. Kasus di atas disebut sebagai Sabab

Page 72: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

55

Nuzul, dalam arti kejadian di atas termasuk salah satu contoh yang dicakup

pengertiannya oleh ayat di atas.

Pada ayat 11, dalam riwayat dikemukakan bahwa ayat ini turun

berkenaan dengan Bani Salamah. Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di

Madinah orang-orang mempunyai dua atau tiga nama.

ثنا ثنا إسماعيل حد عبي عن ھند أبي بن داود حد ثني قال الش اك بن جبيرة أبو حد ح الض سلمة بني في نزلت فينا قال

} با>لقاب تنابزوا و* {

رسول قدم قال صلى هللا ث,ثة أو اسمان وله إ* رجل منا وليس المدينة وسلم عليه هللا رسول يا قالوا ا>سماء تلك من باسم منھم أحد دعي إذا فكان ھذا من يغضب إنه هللا فنزلت قال

} با>لقاب تنابزوا و* {

Telah menceritakan kepada kami Isma'il telah menceritakan kepada kami Dawud bin Abu Hind dari Asy Sya'bi ia berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Jabirah bin Adl Dlahak ia berkata, "Telah turun ayat berkenaan dengan kami, yakni Bani Salamah: '(Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan..) ' (Qs. Al Hujuraat: 11). Abu Jabirah berkata, "Saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di kota Madinah, tidak seorang laki-laki dari kami yang mempunyai nama kecuali memiliki nama lebih dari dua atau tiga. Dan jika salah seorang dari mereka dipanggil dengan salah satu nama tersebut mereka berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia marah karena panggilan itu." Maka turunlah ayat: '(Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan) '. (Musnad Ahmad, hadist no. 17572)

Dalam riwayat yang lain,

ثنا عبد حد ثنا البصري الجوھري إسحق بن هللا شعبة عن الھروي صاحب زيد أبو حدعبي سمعت قال ھند أبي بن داود عن اك بن جبيرة أبي عن يحدث الش ح قال الض

جل كان فنزلت قال يكره أن فعسى ببعضھا فيدعى والث,ثة ا*سمان له يكون منا الر اdية ھذه

} با>لقاب تنابزوا و* {

Page 73: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

56

اك بن ثابت أخو ھو جبيرة أبو صحيح حسن حديث ھذا عيسى أبو قال ح خليفة بن الضبيع بن سعيد زيد وأبو أنصاري ثنا ثقة بصري الھروي صاحب الر يحيى سلمة أبو حد

ثنا خلف بن ل بن بشر حد بن جبيرة أبي عن الشعبي عن ھند أبي بن داود عن المفضاك ح صحيح حسن حديث ھذا عيسى أبو قال نحوه الض

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ishaq Al Jauhari Al Bashri telah menceritakan kepada kami Abu Zaid teman Al Harawi, dari Syu'bah dari Dawud bin Abu Hind berkata: Aku mendengar Asy Sya'bi menceritakan dari Abu Jabirah bin Adl Dlahhak berkata: Seseorang dari kami memiliki dua atau tiga nama lalu dipanggil dengan salah satunya dan mungkin ia tidak suka. Abu Jabirah berkata: Lalu ayat ini turun: "Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan (keburukan)." (Al Hujuraat: 11) Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. Abu Jabirah adalah saudara Tsabit bin Adl Dlahhak bin Khalifah Al Anshari. Abu Zaid Sa'id bin Ar Rabi', teman Al Harawi, adalah orang Bashrah tsiqah. Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Yahya bin Khalaf telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadldlal dari Dawud bin Abu Hind dari Asy Sya'bi dari Abu Jabirah bin Adl Dlahhak sepertinya. Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. (Sunan Tirmidzi, hadist no. 3191)

Kemudian ayat 12, dalam satu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini

turun berkenaan dengan Salman Al-Farisi yang apabila selesai makan ia

terus tidur dan mendengkur. Pada waktu itu ada orang yang

mempergunjingkan perbuatannya itu. Maka turunlah ayat ini yang melarang

seseorang mengumpat, menceritakan keaiban orang lain. Diriwayatkan oleh

Ibnu Mundzil yang bersumber dari Ibnu Juraij. (Saleh, dkk, 1988:474-475)

Dan ayat 13, Diriwayatkan oleh Abu Daud bahwa ayat ini turun

berkenaan dengan Abu Hind yang pekerjaan sehari-harinya adalah

pembekam. Nabi meminta kepada Bani Bayadhah agar menikahkan salah

seorang putri mereka dengan Abu Hind, tetapi mereka enggan dengan

alasan tidak wajar mereka menikahkan putri mereka dengannya yang

merupakan salah seorang bekas budak mereka. (Shihab, 2002:616)

Page 74: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

57

Diriwayatkan oleh Abu Mulaikah bahwa tatkala terjadi Pembebasan

Mekah, yaitu kembalinya negeri Mekah di bawah kepemimpinan Rasulullah

SAW pada tahun 8 Hijriyah, maka Bilal disuruh Rasulullah SAW untuk

mengumandangkan adzan. Ia memanjat Ka’bah dan mengumandangkan

adzan, berseru kepada kaum muslimin untuk shalat berjamaah. ‘Attab bin

Usaid ketika melihat Bilal naik ke atas Ka’bah untuk beradzan, berkata,

“Segala puji bagi Allah yang telah mewafatkan ayahku sehingga tidak

sempat menyaksikan peristiwa hari ini.” Haris bin Hisyam, ia berkata,

“Muhammad tidak akan menemukan orang lain untuk beradzan kecuali

burung gagak yang hitam ini.” Maksudnya mencemoohkan Bilal karena

warna kulitnya yang hitam. Maka datanglah Malaikat Jibril memberitahukan

kepada Rasulullah SAW, apa yang mereka ucapkan itu. Maka turunlah ayat

ini yang melarang manusia menyombongkan diri karena kedudukan,

kepangkatan, kekayaan, keturunan dan mencemoohkan orang-orang miskin.

Diterangkan pula bahwa kemuliaan itu dihubungkan dengan ketakwaan

kepada Allah. (Departemen Agama RI, 2009:419-420)

4. Munasabah

Munasabah secara etimologi berarti kedekatan (al-muqarabah) dan

kemiripan atau keserupaan (al-musyakalah). ia juga berarti hubungan atau

persesuaian. Secara terminologi munasabah adalah ilmu al-Qur’an yang

digunakan untuk mengetahui secara keseluruhan dan latar belakang

penempatan tertib ayat dan suratnya. Menurut Shihab sebagaimana dikutip

Baidan bahwa munasabah adalah kemiripan-kemiripan yang terdapat pada hal-

Page 75: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

58

hal tertentu dalam al-Qur’an baik surat maupun ayat-ayatnya yang

menghubungkan uraian satu dengan yang lainnya (Baidan, 2010:184-185).

Dengan demikian, ilmu ini menjelaskan aspek-aspek hubungan

antara beberapa ayat atau surat al-Qur’an baik sebelum maupun sesudahnya.

Hubungan tersebut bisa berupa hubungan am (umum) dan khas (khusus),

antara yang abstrak dan yang kongkrit, antara sebab dan akibat, antara yang

rasional dan irasional, atau bahkan antara dua hal yang kontradiktif.

Adapun yang menjadi ukuran (kriteria) dalam menerangkan macam-

macam munasabah ini dikembalikan pada derajat kesesuaian (tamatsul

atautasyabuh) antara aspek-aspek yang dibandingkannya. Jika munasabah itu

terjadi pada masalah-masalah yang satu sebabnya dan ada kaitan antara yang

awal dan akhirnya, maka munasabah ini dapat dipahami dan diterima akal.

Sebaliknya jika munasabah itu terjadi pada ayat-ayat yang berbeda sebabnya

dan masalahnya, tidak ada keserasian antara satu dengan lainnya, maka hal itu

dapat dikatakan berhubungan (tanasub) karena sebagaian ulama mengatakan:

munasabah adalah suatu urusan (masalah) yang dapat dipahami, jika ia

dikemukakan terhadap akal, niscaya akal menerimanya” (Usman, 2009:161).

Jadi dapat disimpulkan bahwa munasabah termasuk hasil ijtihad mufasir

bukan tawqifi (petunjuk Nabi), buah penghayatannya terhadap kemukjizatan

(i’jaz) al-Qur’an dan rahasia retorika (makna) yang dikandungnya (Sapina dan

M. Karman, 2002:161-162)

Page 76: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

59

a. Surat Al-Hujurat ayat 9

βÎ)uρ Èβ$ tGx�Í←!$ sÛ z ÏΒ tÏΖÏΒ ÷σßϑø9 $# (#θ è=tGtGø%$# (#θ ßs Î=ô¹r' sù $ yϑåκs]÷�t/ ( .βÎ* sù ôMtót/ $ yϑßγ1 y‰÷n Î)

’ n?tã 3“t� ÷zW{ $# (#θ è=ÏG≈ s)sù ÉL ©9 $# Èöö7s? 4®L ym u þ’Å∀s? #’n<Î) Ì�øΒ r& «!$# 4 βÎ* sù ôNu !$ sù (#θ ßs Î=ô¹r' sù

$ yϑåκs]÷�t/ ÉΑô‰yè ø9 $$ Î/ (# þθ äÜÅ¡ ø%r& uρ ( ¨βÎ) ©!$# �=Ïtä† šÏÜ Å¡ ø)ßϑø9 $# ∩∪

“Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sesungguhnya, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (Departemen Agama RI, 2009:405)

Ayat di atas memerintahkan untuk melakukan ishlah sebanyak dua

kali. Yang pertama ( فاصلحٮابينھما ) faashlihuu bainahumaa tanpa diikuti

dengan kata (بالعدل ) bi al ’adl/ dengan adil. Hal ini tidak berarti bahwa

ishlah yang pertama tidak harus dilakukan dengan adil, hanya saja yang

kedua lebih ditekankan atau lebih keras lagi diperintahkan untuk berlaku

adil. ( فاصلحٮابينھما بالعدل ) faashlihuu bainahumaa bi al ’adli wa aqsithuu,

hal ini dikarenakan yang kedua telah didahului oleh tindakan terhadap

kelompok yang enggan menerima ishlah yang pertama.

Menurut Quraish Shihab (2002:597), kata al muqsithiin terambil dari

kata qisth yang juga bisa diartikan adil. Sementara para ulama

mempersamakan makna dasar qisth dan ‘adl, dan ada juga yang

membedakannya dengan berkata bahwa al qisth adalah keadilalan yang

Page 77: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

60

diterapkan atas dua pihak atau lebih, keadilan yang menjadikan mereka

semua senang. Sedang ‘adl adalah menempatkan segala sesuatu pada

tempatnya walau tidak menyenangkan satu pihak. (Shihab, 2002:597)

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Allah memerintahkan untuk melakukan islah diantara dua kelompok

mukmin yang bertikai dan dengan diletakkannya ‘adl sebelum qisth dapat

diartikan bahwa Allah SWT tetap mememerintahkan untuk bertindak adil

meskipun menyakitkan atau membuat tidak senang pada salah satu pihak.

Tetapi Allah lebih senang apabila keadilan dapat dicapai sekaligus dapat

menjadikan semuanya baik-baik saja atau bahkan lebih baik.

b. Surat Al-Hujurat ayat 10

$ yϑ‾ΡÎ) tβθãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# ×οuθ ÷zÎ) (#θ ßs Î=ô¹r' sù t÷ t/ ö/ ä3÷ƒ uθ yzr& 4 (#θà)?$#uρ ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tβθ çΗxqö� è? ∩⊇⊃∪

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaiakanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (Departemen Agama RI, 2009:405)

Setelah ayat yang lalu memerintahkan untuk melakukan

perdamaian antara dua kelompok orang-orang beriman, ayat di atas

menjelaskan mengapa hal itu perlu dilakukan. Hal tersebut perlu dilakukan

dan ishlah perlu ditegakkan bagi orang-orang yang beriman meskipun tidak

seketurunan. Karena hubungan setiap manusia merupakan saudara. (Shihab,

2002:598)

Page 78: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

61

c. Surat Al-Hujurat ayat 11

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ t Ï%©!$# (#θ ãΖtΒ#u Ÿω ö� y‚ ó¡o„ ×Π öθs% ÏiΒ BΘ öθ s% # |¤ tã βr& (#θçΡθ ä3tƒ # Z�ö�yz öΝåκ÷]ÏiΒ Ÿωuρ

Ö !$ |¡ÎΣ ÏiΒ > !$ |¡ ÎpΣ # |¤ tã βr& £ä3tƒ # Z�ö�yz £åκ÷]ÏiΒ ( Ÿωuρ (# ÿρâ“ Ïϑù=s? ö/ ä3|¡ à�Ρr& Ÿωuρ (#ρâ“t/$ uΖs?

É=≈s)ø9 F{ $$Î/ ( }§ø♥Î/ ãΛôœeω$# ä−θÝ¡ à�ø9 $# y‰÷èt/ Ç≈yϑƒ M}$# 4 tΒuρ öΝ©9 ó= çGtƒ y7 Í× ‾≈s9 'ρé' sù ãΝèδ

tβθ çΗÍ>≈ ©à9$# ∩⊇⊇∪

“Wahai orang-orang yang beriman ! janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Departemen Agama RI, 2009:408)

Setelah ayat yang lalu memerintahkan untuk melakukan ishlah

akibat pertikaian yang muncul, ayat di atas memberi petunjuk tentang

beberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah timbulnya pertikaian.

(Shihab, 2002:605)

d. Surat Al-Hujurat ayat 12

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u (#θ ç7Ï⊥ tGô_ $# # Z��ÏW x. z ÏiΒ Çd ©à9$# āχÎ) uÙ ÷èt/ Çd©à9 $# ÒΟøOÎ) ( Ÿωuρ

(#θ Ý¡¡¡pg rB Ÿωuρ =tGøótƒ Νä3àÒ ÷è −/ $ ³Ò÷èt/ 4 �=Ïtä†r& óΟà2߉tn r& βr& Ÿ≅à2ù' tƒ zΝós s9 ϵŠÅzr&

$ \GøŠtΒ çνθ ßϑçF ÷δ Ì� s3sù 4 (#θ à)?$#uρ ©!$# 4 ¨βÎ) ©!$# Ò>#§θ s? ×Λ Ïm§‘ ∩⊇⊄∪

Page 79: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

62

“Wahai orang-orang yang beriman! jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang Suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (Departemen Agama RI, 2009:412)

Ayat di atas masih merupakan lanjutan tuntunan ayat yang lalu.

Hanya di sini hal-hal buruk yang sifatnya tersembunyi. Karena itu panggilan

mesra kepada orang-orang beriman diulangi untuk kelima kalinya. Di sisi

lain, memanggil dengan panggilan buruk “yang telah dilarang oleh ayat

yang lalu” boleh jadi panggilan/gelar itu dilakukan atas dasar dugaan yang

tidak berdasar. (Shihab, 2002:608)

e. Surat Al-Hujurat ayat 13

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ â¨$ ¨Ζ9 $# $ ‾ΡÎ) / ä3≈ oΨø)n=yz ÏiΒ 9� x.sŒ 4 s\Ρé& uρ öΝä3≈ oΨù=yèy_ uρ $\/θ ãè ä© Ÿ≅ Í←!$ t7s%uρ (# þθ èùu‘$ yètGÏ9 4 ¨βÎ) ö/ ä3tΒ t� ò2r& y‰ΨÏã «!$# öΝä39 s)ø?r& 4 ¨βÎ) ©!$# îΛÎ=tã ×�� Î7yz ∩⊇⊂∪

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesunggu, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Departemen Agama RI, 2009:419)

Setelah memberi petunjuk tata krama pergaulan dengan sesama

muslim, ayat di atas beralih kepada uraian tentang prinsip dasar hubungan

antar manusia. Karena itu, ayat di atas tidak lagi menggunakan panggilan

Page 80: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

63

yang ditujukan kepada orang-orang beriman, tetapi kepada jenis manusia.

(Shihab, 2002:615)

Page 81: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

64

BAB IV

ANALISIS NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM SURAT AL-

HUJURAT AYAT 9-13 MENURUT TAFSIR AL-MISBAH

A. Nilai Kemasyarakatan dalam Bentuk Perintah

1. Al-Islah (Perdamaian)

Salah satu tuntutan Allah SWT yang tertera dalam kitab suci Al-

Qur’an adalah perdamaian. Perdamaian dalam Al-Qur’an umumnya disebut

الصلح ) ) ash-sulh, seakar dengan ( صلحlا ) al-ishlah (perbaikan) dan (

مصلح( ) ash-shalah (kebaikan). Pelaku perdamaian disebut ( الصلح muslih,

dan orang yang berbuat baik disebut ( صالح) shalih. Ayat mengenai

perdamaian disebut sebanyak 180 kali dalam Al-Qur’an pada surat yang

berbeda-beda. Kata yang sepadan dengan ( الصلح ) ash-sulh adalah (

as-salamah ( الس,مة ) as-silm (perdamaian) yang seakar dengan kata (السلم

(aman/tentram) dan ( .l Al-Islam (kepasrahan/kepatuhan)س,ما(

Konsep perdamaian secara umum hanya terbatas dalam hubungan

internasional dan hubungan antar faksi yang terkadang menimbulkan

peperangan atau pertikaian sehingga memerlukan perdamaian. Akan tetapi

al-Qur’an, memperkenalkan konsep perdamaian dalam lingkup yang lebih

luas dan terpadu dengan berbagai unsur yang sering terkait dengan masalah-

Page 82: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

65

masalah perdamaian itu sendiri ( Majid, 2000:144). Sebagaimana firman

Allah dalam surat al-Hujurat ayat 9 berikut:

βÎ)uρ Èβ$ tGx�Í←!$ sÛ z ÏΒ tÏΖÏΒ ÷σßϑø9 $# (#θ è=tGtGø%$# (#θ ßs Î=ô¹r' sù $ yϑåκs]÷�t/ ( .βÎ* sù ôMtót/ $ yϑßγ1 y‰÷n Î)

’ n?tã 3“t� ÷zW{ $# (#θ è=ÏG≈ s)sù ÉL ©9 $# Èöö7s? 4®L ym u þ’Å∀s? #’n<Î) Ì�øΒ r& «!$# 4 βÎ* sù ôNu !$ sù (#θ ßs Î=ô¹r' sù

$ yϑåκs]÷�t/ ÉΑô‰yè ø9 $$ Î/ (# þθ äÜÅ¡ ø%r& uρ ( ¨βÎ) ©!$# �=Ïtä† šÏÜ Å¡ ø)ßϑø9 $# ∩∪

“Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sesungguhnya, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (Departemen Agama RI, 2009:405)

Dari ayat tersebut dapat diambil kata kunci (ا أصلحو ) aslihu terambil

dari kata ( أصلح ) aslaha yang asalnya adalah ( صلح ) shaluha. Dalam

kamus-kamus bahasa, kata ini dimaknai dengan antonim dari kata ( فسد )

fasada, yakni rusak. Ia diartikan juga dengan manfaat. Dengan demikian,

shaluha berarti tiadanya atau terhentinya kerusakan atau diraihnya

manfaat, sedang ( إص,ح ) islah adalah upaya menghentikan kerusakan atau

meningkatkan kualitas sesuatu sehingga manfaatnya lebih banyak lagi.

Memang ada nilai-nilai yang harus dipenuhi sesuatu agar ia bermanfaat atau

agar ia dapat berfungsi dengan baik. Kursi, misalnya, harus memiliki kaki

yang sempurna baru dapat berfungsi dengan baik dan dapat bermanfaat. Jika

salah satu kaki kursi tersebut rusak, maka perlu dilakukan islah / perbaikan

Page 83: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

66

agar ia dapat berfungsi dengan baik serta bermanfaat sebagai kursi. Dalam

konteks hubungan antar-manusia, nilai-nilai itu tercermin dalam

keharmonisan hubungan. Ini berarti jika hubungan antara dua pihak retak

atau terganggu, akan terjadi kerusakan dan hilang atau paling tidak

berkurang kemanfaatan yang dapat diperoleh dari mereka. Ini menuntut

adanya islah yakni perbaikan agar keharmonisan pulih dan, dengan

demikian, terpenuhi nilai-nilai bagi hubungan tersebut dan sebagai

dampaknya akan lahir aneka manfaat dan kemaslahatan. (Shihab, 2002:596)

Ali Nurdin (2006, 278-279) dalam bukunya menerangkan bahwa

ayat ini memerintahkan komunitas mukmin agar menciptakan perdamaian di

lingkungan dalam masyarakat mereka. Jika ada dua golongan dari orang-

orang mukmin berperang, orang-orang mukmin diperintahkan agar

menghentikan mereka dari peperangan, dengan nasihat atau dengan

ancaman dan atau dengan sanksi hukum. Dengan kata lain, orang-orang

mukmin yang lain mendamaikan kedua golongan mukmin yang berperang

itu dengan mengajak kepada hukum Allah dan meridai dengan apa yang

terdapat di dalamnya, baik yang berkaitan dengan hak-hak maupun

kewajiban-kewajiban dengan adil.

Tetapi, jika salah satu kelompok enggan menerima perdamaian

menurut hukum Islam dan melanggar dengan apa yang telah ditetapkan

Allah tentang keadilan bagi makhluknya, maka kelompok itu boleh

diperangi sehingga tunduk dan patuh kepada hukum Allah, dan kembali

kepada perintah Allah yaitu perdamaian. Jika kelompok itu kembali kepada

Page 84: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

67

hukum dan perintah Allah, maka orang-orang mukmin harus mendamaikan

kedua kelompok itu dengan jujur dan adil, dan menghilangkan trauma

peperangan agar trauma peperangan agar permusuhan diantara keduanya

tidak menimbulkan peperangan lagi diwaktu yang lain. Oleh karena itu,

perlu diberikan catatan khususnya kepada orang-orang mukmin yang

bertindak sebagai juru damai, harus berlaku adil dan jujur terhadap kedua

kelompok yang bertikai tersebut.

Dari keterangan di atas dapat diambil suatu nilai kemasyarakatan

yakni, al-Islah (perdamaian). Islah di sini yakni upaya menghentikan

kerusakan atau meningkatkan kualitas sesuatu sehingga manfaatnya lebih

banyak lagi. Dalam konteks hubungan antar-manusia, nilai-nilai itu

tercermin dalam keharmonisan hubungan khususya dalam hubungan

kemasyarakatan.

2. Adil

Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar

menegakkan keadilan. Iman yang hidup mestilah dapat dibuktikan dalam

bentuk tindakan dan bisa memberikan manfaat bagi kehidupan. Salah satu

pembuktiannya adalah kesediaan menjadi penegak keadilan. Keadilan mesti

ditegakkan bukan karena rasa iba atas kemiskinan, dorongan nafsu karena

kebencian, atau cinta duniawi, tetapi atas dasar faka dan peristiwa yang

terjadi ( Anwar, dkk, 2014:201). Perintah Allah secara tegas untuk berlaku

adil terdapat pada akhir surat Al-Hujurat ayat 9 berikut :

Page 85: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

68

βÎ* sù ôNu !$ sù (#θßs Î=ô¹r' sù $yϑåκs]÷�t/ ÉΑô‰yè ø9 $$ Î/ (# þθ äÜÅ¡ ø%r& uρ ( ¨βÎ) ©! $# �=Ïtä† šÏÜ Å¡ø)ßϑø9 $#

∩∪

“jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sesungguhnya, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (Departemen Agama RI, 2009:405)

Dari ayat tersebut Allah SWT, memerintahkan untuk berlaku adil

dengan sebutan ‘adl dan qisth. Kata ( عدل )‘adl terambil dari kata ‘adala

yang terdiri dari huruf-huruf ‘ain, dal dan lam. Rangkain huruf-huruf ini

mengandung dua makna yang bertolak belakang yaitu, “lurus dan sama” dan

“bengkok dan berbeda”. Seorang yang adil adalah yang berjalan lurus dan

sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran ganda.

Persamaan itulah yang menjadikan seorang yang adil berpihak kepada

seorang yang salah. Sayyid Qutub memberikan penekanan makna )دلالع( al-

‘adl sebagai persamaan yang merupakan asas kemanusiaan yang dimiliki

oleh setiap orang. Keadilan bagi Qutb adalah bersifat terbuka, tidak khusus

untuk golongan tertentu, sekalipun umpamanya yang menetapkan keadilan

itu seorang muslim untuk orang non-muslim (Nurdin, 2006:247-248)

Menurut Quraish Shihab (2002:597), Kata ( المقسطين ) al-muqsithin

terambil dari kata ( قسط ) qisth yang juga bisa diartikan adil. Sementara

ulama mempersamakan makna dasar ( قسط ) qisth dan ( عدل ) ‘adl, dan

ada juga yang membedakannya dengan berkata bahwa القسط ( ) al-qisth

Page 86: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

69

adalah keadilan yang diterapkan atas dua pihak atau lebih, keadilan yang

menjadikan mereka semua senang. Sedang, ‘adl adalah menempatkan segala

sesuatu pada tempatnya walau tidak menyenangkan satu pihak. Dengan

demikian win-win solution dapat merupakan salah satu bentuk dari qisth.

Allah senang ditegakkannya keadilan walau itu mengakibatkan

kerenggangan hubungan anatara dua pihak yang berselisih, tetapi Dia lebih

senang jika kebenaran dapat dicapai sekaligus menciptakan hubungan

harmonis antara pihak-pihak yang tadinya telah berselisih.

Ayat di atas memerintahkan untuk melakukan islah sebanyak dua

kali. Tetapi, yang kedua dikaitkan dengan kata ( بالعدل ) bi al-‘adl/dengan

adil. Ini bukan berarti bahwa perintah islah yang pertama tidak harus

dilakukan dengan adil, hanya saja pada yang kedua itu ditekankan lebih

keras lagi karena yang kedua telah didahului oleh tindakan terhadap

kelompok yang enggan menerima islah yang pertama. Dalam menindak itu

bisa jadi terdapat hal-hal yang menyinggung perasaan atau bahkan

menganggu fisik yang melakukan islah itu sehingga jika ia tidak berhati-hati

dapat saja lahir ketidakadilan dari yang bersangkutan akibat gangguan yang

dialaminya pada upaya islah yang pertama. Dari sini, ayat di atas menyebut

secara tegas perintah berlaku adil itu. (Shihab, 2002:597)

Manusia tidak dapat hidup sendirian, selalu membutuhkan yang lain.

Keniscayaan itu melahirkan perlunya aturan hidup bersama. Hukum adalah

seperangkat peraturan bagaimana kehidupan bersama dapat dilakukan

Page 87: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

70

dengan baik dan bermanfaat. Namun tak akan bermakna apabila tidak

diperlakukan secara sama bagi setiap orang. Di sinilah, keadilan bagi

penegak hukum menjadi hal yang wajib dilaksanakan. Dalam menegakkan

keadilan, konsep persamaan hak manusia dibuktikan. Menegakkan keadilan

dalam hukum berarti memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri

ingin diperlakukan. Bahkan, persamaan dan keadilan ini tidak hanya

dihadapan hukum, tetapi juga mencakup persamaan dihadapan Allah. Dan

persamaan itu sama sekali tidak memperhitungkan soal rizki, status sosial,

dan hal-hal lain. Dalam QS. 4:135 ditegaskan bahwa Allah memerintahkan

supaya berlaku adil di antara sesama manusia, tanpa membedakan

keturunan, kekayaan, atau kekuasaan. Kewajiban berlaku adil disebabkan

dua hal utama:

1) Keadilan adalah milik semua orang tanpa pandang bulu. Masyarakat

biasa, bangsawan, miskin, ataupun kaya haruslah mendapatkan

perlakuan yang sama dihadapan hukum.

2) Rasulullah mengingatkan bahwa ketidakadilan hukum bisa menjadi

penyebab utama kerusakan masyarakat. Ketika hukum hanya

membela kelompok atas dan menindas kelompok bawah, maka

masyarakat berada di pintu kehancuran. Sebab, keadilan adalah salah

satu pilar utama dari bangunan masyarakat. Menegakkan keadilan

dilakukan di berbagai bidang dan dengan berbagai cara, misalnya

menjalankan pemerintahan bagi seorang pemimpin, atau memutuskan

Page 88: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

71

perkara bagi seorang hakim. Hal itu berlaku pula di lingkungan keluarga

dan hal-hal lain. (Anwar, dkk, 2014:201)

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai

kemasyarakatan yaitu adil yang dimaksud di sini adalah menempatkan

segala sesuatu pada tempatnya. Adil dalam hukum berarti memperlakukan

orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan.

3. Ukhuwah (persaudaraan)

Suatu masyarakat tidak akan berdiri tegak apabila anggota

warganya tidak menjalin persaudaraan. Persaudaraan tidak akan terwujud

apabila tidak ada rasa saling mencintai dan bekerja sama. Setiap anggota

masyarakat yang tidak diikat oleh ikatan kerjasama dan kasih sayang serta

persatuan yang sebenarnya, tidak mungkin dapat bersatu untuk mencapai

tujuan bersama.

Curahan rahmat kepada suatu masyarakat khususnya masyarakat

muslim akan diberikan oleh Allah sepanjang sesama warganya memelihara

persaudaraan di antara mereka. Firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 10

secara tegas menyatakan bahwa sesama orang mukmin adalah bersaudara:

$ yϑ‾ΡÎ) tβθãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# ×οuθ ÷zÎ) (#θ ßs Î=ô¹r' sù t÷ t/ ö/ ä3÷ƒ uθ yzr& 4 (#θà)?$#uρ ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tβθ çΗxqö� è? ∩⊇⊃∪

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaiakanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (Departemen Agama RI, 2009:405)

Page 89: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

72

Ayat 10 ini Quraih Shihab (2002:601) menyatakan bahwa, Setelah

ayat yang lalu memerintahkan untuk melakukan perdamaian antara dua

kelompok orang beriman, ayat di atas menjelaskan mengapa itu perlu

dilakukan. Itu perlu dilakukan dan islah perlu ditegakkan karena

sesungguhnya orang-orang mukmin yang mantap imannya serta dihimpun

oleh keimanan, kendati tidak seketurunan, adalah bagaikan bersaudara

seketurunan, dengan demikian mereka memiliki keterkaitan bersama dalam

iman dan juga keterikatan bagaikan keturunan; karena itu, wahai orang-

orang beriman yang tidak terlibat langsung dalam pertikaian antar

kelompok-kelompok, damaikanlah walau pertikaian itu hanya terjadi antara

kedua saudara kamu apalagi jika jumlah yang bertikai lebih dari dua orang

dan bertakwalah kepada Allah, yakni jagalah diri kamu agar tidak ditimpa

bencana. Baik akibat pertikaian itu maupun selainnya, supaya kamu

mendapat rahmat antara lain rahmat persatuan dan kesatuan.

Kata ( إنما ) innama digunakan untuk membatasi sesuatu. Di sini,

kaum beriman dibatasi hakikat hubungan mereka dengan persaudaraan.

Seakan-akan tidak ada jalinan hubungan antar-mereka kecuali persaudaraan

itu. Kata ( إنما ) innama bisa digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang

telah diterima sebagai suatu hal yang demikian itu adanya dan telah

diketahui oleh semua pihak secara baik. Penggunaan kata ( إنما ) innama

dalam konteks penjelasan tentang persaudaraan antara sesama mukmin ini

mengisyaratkan bahwa sebenarnya semua pihak telah mengetahui secara

Page 90: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

73

pasti bahwa kaum beriman bersaudara sehingga semestinya tidak terjadi dari

pihak mana pun hal-hal yang mengganggu persaudaraan itu.

Kata ( إخوة ) ikhwah adalah bentuk jamak dari kata ( أخ ) akh, yang

dalam kamus-kamus bahasa sering kali diterjemahkan saudara atau

sahabat. Kata ini pada mulanya berarti yang sama. Persamaan dalam garis

keturunan mengakibatkan persaudaraan, demikian juga persamaan dalam

sifat atau bentuk apapun. Persamaan kelakuan pemboros dengan setan

menjadikan para pemboros adalah saudara-saudara setan (baca QS. al-Isra’

[17]: 27). Persamaan dalam kesukuan atau kebangsaan pun mengakibatkan

persaudaraan (baca QS. al-A’raf [7]:65). Ada juga persaudaraan karena

persamaan kemakhlukan, seperti ketika Nabi Muhammad SAW.

Menamakan jin adakah saudara-saudara manusia. Beliau melarang

menjadikan tulang sebagai alat beristinja’ karena itu adalah makanan

saudara-saudara kamu dari jenis jin. Demikian sabda beliau.

Kata ( أخ ) akh itu juga biasa dijamak dengan kata (إخوان ) ikhwan.

Bentuk jamak ini biasanya menunjuk kepada persaudaraan yang tidak

sekandung. Berbeda dengan kata ( إخوة ) ikhwah yang hanya terulang tujuh

kali dalam al-Qur’an, kesemuanya digunakan untuk menunjuk persaudaraan

seketurunan, kecuali ayat al-Hujurat di atas. Hal ini agaknya untuk

mengisyaratkan bahwa persaudaraan yang terjalin antara sesama muslim

adalah persaudaraan yang dasarnya berganda. Sekali atas dasar persamaan

iman dan kali kedua adalah persaudaraan seketurunan, walaupun yang

Page 91: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

74

kedua ini bukan dalam pengertian hakiki. Dengan demikian, tidak ada

alasan untuk memutuskan hubungan persaudaraan itu. Ini lebih-lebih lagi

jika masih direkat oleh persaudaraan sebangsa, secita-cita, sebahasa,

senasib, dan sepenanggungan.

Kata ( أخويكم ) akhawaikum adalah bentuk tasniyah dari kata ( أخ )

akh. Penggunaan bentuk tasniyah di sini untuk mengisyaratkan bahwa

jangankan banyak orang, dua pun, jika mereka berselisih, harus diupayakan

islah antar mereka sehingga persaudaraan dan hubungan harmonis mereka

terjalin kembali.

Quraish Shihab (1999:489) dalam bukunya wawasan Al-Qur’an

mengemukakan bahwa dalam kitab suci al-Qur’an paling tidak terdapat

empat macam persaudaraan:

1. Ukhuwah ‘ubudiyyah atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan

kepada Allah. Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa :

$ tΒ uρ ÏΒ 7π−/!#yŠ ’Îû ÇÚö‘ F{ $# Ÿωuρ 9�È∝‾≈ sÛ ç�� ÏÜ tƒ ϵø‹ ym$ oΨpg¿2 Hω Î) íΝtΒ é& Νä3ä9$ sVøΒ r&

“Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-

burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga)

seperti kamu. (QS. Al-An’am:38)

2. Ukhuwah insaniyyah (basyariyyah) dalam arti seluruh umat manusia

adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah

dan ibu. Rasulullah SAW. Juga menekankan lewat sabda beliau,

Page 92: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

75

ثنا عبد حد ناد أبي عن مالك أخبرنا يوسف بن هللا أبي عن ا>عرج عن الز رضي ھريرة عنه هللا

رسول أن صلى هللا و* الحديث أكذب الظن فإن والظن إياكم قال وسلم عليه هللا تدابروا و* تباغضوا و* تحاسدوا و* تناجشوا و* تجسسوا و* تحسسوا عباد وكونوا إخوانا هللا

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinnad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk ucapan yang paling dusta, dan janganlah kalian saling mendiamkan, saling mencari kejelekan, saling menipu dalam jual beli, saling mendengki, saling memusuhi dan janganlah saling membelakangi, dan jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang bersaudara." (Shohih Bukhari, hadis no. 5606)

3. Ukhuwah wathaniyyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam

keturunan dan kebangsaan. Seperti dalam Firman-Nya :

4’ n<Î)uρ >Š%tæ ôΜèδ% s{r& # YŠθèδ

“Dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara

mereka, Hud. (QS. Al-A’raf:65)

4. Ukhuwah fi din Al-Islam, persaudaraan antar sesama muslim.

Rasulullah SAW. Bersabda,

ثنا جميعا حجر بن وعلي سعيد بن وقتيبة يونس بن وسريج أيوب بن يحيى حدثنا أيوب ابن قال جعفر بن إسمعيل عن عن أبيه عن الع,ء أخبرني إسمعيل حد ھريرة أبي

رسول أن صلى هللا قوم دار عليكم الس,م قال ف المقبرة أتى وسلم عليه هللا شاء إن وإنا مؤمنين أولسنا قالوا إخواننا رأينا قد أنا وددت *حقون بكم هللا رسول يا إخوانك كيف فقالوا بعد يأتوا لم الذين وإخواننا أصحابي أنتم قال هللاتك من بعد يأت لم من تعرف رسول يا أم خيل له رج, أن لو أرأيت فقال هللا

لة غر رسول يا بلى قالوا خيله يعرف أ* بھم دھم خيل ظھري بين محج قال هللاا يأتون فإنھم لين غر ليذادن أ* الحوض على فرطھم وأنا الوضوء من محجال البعير يذاد كما حوضي عن رجال لوا قد إنھم فيقال ھلم أ* أناديھم الض بد .سحقا سحقا فأقول بعدك

Page 93: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

76

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Suraij bin Yunus dan Qutaibah bin Sa'id dan Ali bin Hujr semuanya meriwayatkan dari Ismail bin Ja'far, Ibnu Ayyub berkata, telah menceritakan kepada kami Ismail telah mengabarkan kepadaku al-'Ala' dari bapaknya dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendatangi pekuburan lalu bersabda: "Semoga keselamatan terlimpahkah atas kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insya Allah kami akan bertemu kalian, " sungguh aku sangat gembira seandainya kita dapat melihat saudara-saudara kita." Para Sahabat bertanya, 'Tidakkah kami semua saudara-saudaramu wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab dengan bersabda: "Kamu semua adalah sahabatku, sedangkan saudara-saudara kita ialah mereka yang belum berwujud." Sahabat bertanya lagi, 'Bagaimana kamu dapat mengenali mereka yang belum berwujud dari kalangan umatmu wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab dengan bersabda: "Apa pendapat kalian, seandainya seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang berbulu putih di dahi serta di kakinya, dan kuda itu berada di tengah-tengah sekelompok kuda yang hitam legam. Apakah dia akan mengenali kudanya itu? ' Para Sahabat menjawab, 'Sudah tentu wahai Rasulullah.' Beliau bersabda lagi: 'Maka mereka datang dalam keadaan muka dan kaki mereka putih bercahaya karena bekas wudlu. Aku mendahului mereka ke telaga. Ingatlah! Ada golongan lelaki yang dihalangi dari datang ke telagaku sebagaimana dihalaunya unta-unta sesat'. Aku memanggil mereka, 'Kemarilah kamu semua'. Maka dikatakan, 'Sesungguhnya mereka telah menukar ajaranmu selepas kamu wafat'. Maka aku bersabda: "Pergilah jauh-jauh dari sini." (Shohih Muslim hadis no. 367)

Makna dari macam-macam persaudaraan tersebut di atas adalah

berdasarkan pemahaman terhadap teks ayat-ayat al-Qur’an. Ukhuwah yang

secara jelas dinyatakan oleh al-Qur’an adalah persaudaraan seagama Islam,

dan persaudaraan yang jalinannya bukan karena agama.

Ayat-ayat di atas mengisyaratkan dengan jelas bahwa jalinan

hubungan antar sesama muslim seakan-akan hubungan tersebut bukan saja

dijalin oleh keimanan (yang di dalam ayat al-Qur’an disebut oleh kata al-

mu’minun), melainkan juga seakan-akan dijalin oleh persaudaraan

Page 94: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

77

seketurunan (yang ditunjukkan oleh kata ikhwah). Sehingga merupakan

kewajiban ganda bagi umat beriman agar selalu menjalin persaudaraan yang

harmonis diantara mereka, dan tidak satupun yang dijadikan dalih untuk

melahirkan keretakan hubungan. Karena, persatuan dan kesatuan serta

hubungan harmonis antar-anggota masyarakat kecil atau besar akan

melahirkan limpahan rahmat bagi mereka semua. Sebaliknya, perpecahan

dan keretakan hubungan mengundang lahirnya bencana buat mereka, yang

pada puncaknya dapat melahirkan pertumpahan darah dan perang saudara

sebagaimana dipahami dari kata qital yang puncaknya adalah peperangan.

(Shihab, 2002:601)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwasanya nilai kemasyarakatan berupa Ukhuwah

(persaudaraan) yang dimaksud di sini merupakan persaudaraan yang bukan

saja dijalin oleh keimanan, tetapi juga persaudaraan yang dijalin oleh

persaudaraan sesama makhluk Allah, sesama manusia, seketurunan dan

sebangsa.

4. Ta’aruf (saling mengenal)

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ â¨$ ¨Ζ9 $# $ ‾ΡÎ) / ä3≈ oΨø)n=yz ÏiΒ 9� x.sŒ 4 s\Ρé&uρ öΝä3≈ oΨù=yèy_ uρ $\/θ ãè ä© Ÿ≅ Í←!$ t7s%uρ (# þθ èùu‘$ yètGÏ9 4 ¨βÎ) ö/ ä3tΒ t� ò2r& y‰ΨÏã «!$# öΝä39 s)ø?r& 4 ¨βÎ) ©!$# îΛÎ=tã ×�� Î7yz ∩⊇⊂∪

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling

Page 95: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

78

bertakwa. Sesunggu, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Departemen Agama RI, 2009:419)

Dari ayat di atas dapat diambil kata kunci ( تعارفوا ) ta’arafu

terambil dari kata ( عرف ) ‘arafa yang berarti mengenal. Patron kata yang

digunakan ayat ini mengandung makna timbal balik. Dengan demikian, ia

berarti saling mengenal.

Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada selainnya, semakin

terbuka peluang untuk saling memberi manfaat. Karena itu, ayat di atas

menekankan perlunya saling mengenal. Perkenalan iu dibutuhkan untuk

saling menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain guna meningkatkan

ketakwaan kepada Allah SWT. Yang dampaknya tercermin pada kedamaian

dan kesejahteraan hidup duniawi dan kebahagiaan ukhrawi. Anda tidak

dapat menarik pelajaran, tidak dapat saling melengkapi dan menarik

manfaat, bahkan tidak dapat saling bekerjasama tanpa saling mengenal.

Saling mengenal yang digarisbawahi oleh ayat di atas adalah “pancing”nya

bukan “ikan”nya. Yang ditekankan adalah caranya bukan manfaatnya

karena, seperti kata orang, memberi “pancing” jauh lebih baik daripada

memberi “ikan”.

Demikian halnya dengan pengenalan terhadap alam raya. Semakin

banyak pengenalan terhadapnya, semakin banyak pula rahasia-rahasianya

yang terungkap, dan ini pada gilirannya melahirkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta menciptakan kesejahteraan lahir dan batin,

Page 96: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

79

dunia dan akhirat. Dari sini pula sejak dini al-Qur’an menggarisbawahi

bahwa:

Hξ x. ¨βÎ) z≈|¡ΣM}$# # xöôÜuŠs9 ∩∉∪ βr& çν#u §‘ # o_øótGó™$# ∩∠∪

“Sungguh manusia berlaku sewenang-wenang bila ia merasa tidak butuh” (QS. Al-‘Alaq: 6-7). (Departemen Agama RI, 1982:598)

Salah satu dampak ketidakbutuhan itu adalah keengganan menjalin

hubungan, keengganan saling mengenal dan ini pada gilirannya melahirkan

bencana dan perusakan di dunia. (Shihab, 2002:617-618).

Dari beberapa pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

nilai kemasyarakatan yaitu Ta’aruf (saling mengenal). merupakan Ta’aruf

dengan tujuan untuk saling menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain

guna meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Yang dampaknya

tercermin pada kedamaian dan kesejahteraan hidup duniawi dan

kebahagiaan ukhrawi.

5. Al-Musawah (persamaan derajat)

Prinsip persamaan dalam Islam tidak hanya sekedar retorika. Islam

datang dengan menghadirkan bahwa semua manusia adalah sama. Terutama

bila berhadapan dengan syari’ah. Yang membedakan mereka semua adalah

ketakwaannya saja (Majid, 2000:96). Hal ini berdasarkan firman Allah SWT

dalam surat al-Hujurat ayat 13:

Page 97: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

80

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ â¨$ ¨Ζ9 $# $ ‾ΡÎ) / ä3≈ oΨø)n=yz ÏiΒ 9� x.sŒ 4 s\Ρé& uρ öΝä3≈ oΨù=yèy_ uρ $\/θ ãè ä© Ÿ≅ Í←!$ t7s%uρ (# þθ èùu‘$ yètGÏ9 4 ¨βÎ) ö/ ä3tΒ t� ò2r& y‰ΨÏã «!$# öΝä39 s)ø?r& 4 ¨βÎ) ©!$# îΛÎ=tã ×�� Î7yz ∩⊇⊂∪

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesunggu, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Departemen Agama RI, 2009:419)

Berkenaan dengan ayat 13 ini, Quraish Shihab (2002:615-617)

dalam tafsirmya al-Misbah memberi penjelasan bahwa, ayat di atas

menguraikan tentang prinsip dasar hubungan antar manusia. Karena itu ayat

di atas tidak lagi menggunakan panggilan yang ditujukan kepada orang-

orang beriman, tetapi kepada jenis manusia. Allah berfirman: Hai manusia,

sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan, Adam dan Hawa, atau dari sperma (benih laki-laki) dan ovum

(indung telur perempuan), serta menjadikan kamu berbangsa-bangsa juga

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal yang mengantar kamu

untuk bantu-membantu serta saling melengkapi, sesungguhnya yang paling

mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa di antara

kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

sehingga tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya, walau detak

detik jantung dan niat seseorang.

Page 98: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

81

Penggalan pertama ayat di atas sesungguhnya Kami menciptakan

kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan adalah pengantar untuk

menegaskan bahwa semua manusia derajat kemanusiaannya sama di sisi

Allah, tidak ada perbedaan antara satu suku dan yang lain. Tidak ada juga

perbedaan pada nilai kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan karena

semua diciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Pengantar

tersebut mengantar pada kesimpulan yang disebut pada penggalan terakhir

ayat ini yakni “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi

Allah ialah yang paling bertakwa”. Karena itu, berusahalah untuk

meningkatkan ketakwaan agar menjadi yang mulia di sisi Allah. (Shihab,

2002:615-617)

Ayat di atas menegaskan kesatuan asal usul manusia dengan

menunjukkan kesamaan derajat kemanusiaan manusia. Tidak wajar

seseorang berbangga dan merasa diri lebih tinggi daripada yang lain, bukan

saja antara satu bangsa, suku, atau warna kulit dan selainnya, tetapi antara

jenis kelamin mereka. Karena kalaulah seandainya ada yang berkata bahwa

Hawwa’, yang perempuan itu, bersumber dari pada tulang rusuk Adam,

sedang Adam adalah laki-laki, dan sumber sesuatu lebih tinggi derajatnya

dari cabangnya, sekali lagi seandainya ada yang berkata demikian itu hanya

khusus terhadap Adam dan Hawwa’, tidak terhadap semua manusia karena

manusia selain mereka berdua –kecuali’Isa as. –lahir akibat percampuran

laki-laki dan perempuan.

Page 99: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

82

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai

kemasyarakatan yaitu al-Musawah (persamaan derajat) mengandung

pengertian bahwasanya semua manusia derajat kemanusiaannya sama di sisi

Allah, tidak ada perbedaan antara satu suku, satu bangsa, warna kulit dan

yang lain. Tidak ada juga perbedaan pada nilai kemanusiaan antara laki-laki

dan perempuan karena semua diciptakan dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan. Oleh sebab itu, tidak wajar seseorang berbangga dan merasa diri

lebih tinggi daripada yang lain.

B. Nilai Kemasyarakatan Dalam Bentuk Larangan

1. Mengolok-olok

Allah SWT menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh

seorang Mukmin kepada sesama saudara Mukmin. Seorang Mukmin tidak

sepatutnya mengolok-olok saudara seimannya, baik di hadapannya maupun

di belakangnya. Ia juga tidak sepatutnya menjulukinya dengan julukan yang

menyakiti hatinya. Tindakan itu sangatlah buruk. Barangsiapa tidak bertobat

setelah ia melakukannya, ia telah memburukkan jiwanya dan melakukan

kejahatan yang besar. Sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Hujurat ayat

11:

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ t Ï%©!$# (#θ ãΖtΒ#u Ÿω ö� y‚ ó¡o„ ×Π öθs% ÏiΒ BΘ öθ s% # |¤ tã βr& (#θçΡθ ä3tƒ # Z�ö�yz öΝåκ÷]ÏiΒ Ÿωuρ

Ö !$ |¡ÎΣ ÏiΒ > !$ |¡ ÎpΣ # |¤ tã βr& £ä3tƒ # Z�ö�yz £åκ÷]ÏiΒ ( Ÿωuρ (# ÿρâ“ Ïϑù=s? ö/ ä3|¡ à�Ρr& Ÿωuρ (#ρâ“t/$ uΖs?

Page 100: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

83

É=≈s)ø9 F{ $$Î/ ( }§ø♥Î/ ãΛôœeω$# ä−θÝ¡ à�ø9 $# y‰÷èt/ Ç≈yϑƒ M}$# 4 tΒuρ öΝ©9 ó= çGtƒ y7 Í× ‾≈s9 'ρé' sù ãΝèδ

tβθ çΗÍ>≈ ©à9$# ∩⊇⊇∪

“Wahai orang-orang yang beriman ! janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Departemen Agama RI, 2009:408)

Pada ayat 11 ini, Quraih Shihab (2002:605-606) memberikan

penafsiran setelah ayat yang lalu memerintahkan untuk melakukan islah

akibat pertikaian yang muncul, ayat di atas memberi petunjuk tentang

beberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah timbulnya pertikaian.

Allah berfirman memanggil kaum beriman dengan panggilan mesra: Hai

orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum, yakni kelompok pria,

mengolok-olok kaum kelompok pria yang lain karena hal tersebut dapat

menimbulkan pertikaian –walau yang diolok-olok kaum yang lemah-

apalagi boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka yang

mengolok-olok sehingga dengan demikian yang berolok-olok melakukan

kesalahan berganda. Pertama mengolok-olok kedua yang diolok-olok lebih

baik dari mereka; dan jangan pula wanita-wanita, yakni mengolok-olok,

terhadap wanita-wanita lain karena ini menimbulkan keretakan hubungan

antar-mereka, apalagi boleh jadi mereka, yakni wanita yang mengolok-olok

Page 101: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

84

itu, dan janganlah kamu mengejek siapapun –secara sembunyi-sembunyi-

dengan ucapan, perbuatan, atau isyarat karena ejekan itu akan menimpa diri

kamu sendiri dan janganlah kamu panggil-memeanggil dengan gelar-gelar

yang dinilai buruk oleh yang kamu panggil –walau kamu menilainya benar

dan indah- baik kamu yang menciptakan gelarnya maupun orang lain.

Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan kefasikan, yakni panggilan buruk

sesudah iman. Siapa yang bertaubat setelah melakkan hal-hal buruk itu,

maka mereka adalah orang-orang yang menelusuri jalan lurus dan barang

siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim

dan mantap kezalimannya dengan menzalimi orang lain serta dirinya

sendiri.

Secara jelas, perintah yang merupakan larangan saling mengolok-

olok termaktub dalam kata ( يسخر ) yaskhar/memperolok-olokan yaitu

menyebut kekurangan pihak lain dengan tujuan menertawakan yang

bersangkutan, baik dengan ucapan, perbuatan, atau tingkah laku.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat, mendengar, bahkan

terlibat dalam sendau-gurau. Bila hal tersebut dilakukan dalam tempat dan

waktu yang tepat serta dilakukan secara wajar, maka ia bisa menimbulkan

kedekatan dan kesenangan. Tetapi, jika hal tersebut dilakukan secara

berlebihan, pada waktu dan tempat yang tidak tepat, serta dengan cara yang

tidak wajar, hal tersebut jatuh menjadi olok-olok atau menghina seseorang

Page 102: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

85

atau kelompok lain. Jika ini terjadi, ia dapat berdampak buruk pada diri

sendiri, kelompok atau lingkungan.

Adalah realitas bahwa terdapat kecenderungan umat Islam Indonesia

untuk memperolok orang dan kelompok lain. Terdapat beberapa motif dari

orang-orang yang memperolok orang atau kelompok lain.

1. Agar menimbulkan kesan sok akrab atau dekat secara

psikologis.

2. Untuk guyonan, agar si pendengar merasa terhibur (tertawa),

sebagaimana dapat disaksikan di acara humor pada berbagai

media. Padahal disebutkan dalam sebuah hadis, Rasulullah

bersabda, “Celakalah orang yang berbohong (memperolokkan

orang lain) agar orang lain tertawa. Ceakalah dia, celakalah dia.”

(HR Abu Dawud, Tirmizi, Darimi, Ahmad)

3. Untuk sindiran

4. Untuk menghina dan menjatuhkan mental atau kredibilitas

seseorang atau kelompok lain, baik melalui guyonan (satire atau

ironi) atau secara langsung (sarkasme).

Terkait dengan hal tersebut, setiap mukmin baik secara individual

maupun secara berkelompok, dilarang untuk memperolok orang lain atau

kelompok lain (QS. 49:11). Hal ini disebabkan belum tentu orang atau

kelompok yang diperolokkan lebih buruk (jelek) daripada dirinya dan atau

Page 103: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

86

kelompoknya. Bahkan mungkin saja, orang atau dan kelompok tersebut

lebih baik dibandingkan dengan dirinya. (Anwar, dkk, 2014:1033)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwasanya nilai kemasyarakatan berupa larangan

untuk tidak mengolok-olok yakni menyebut kekurangan pihak lain dengan

tujuan menertawakan yang bersangkutan, baik dengan ucapan, perbuatan,

atau tingkah laku. Karena belum tentu orang atau kelompok yang

diperolokkan lebih buruk (jelek) daripada dirinya dan atau kelompoknya.

2. Mengejek

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ t Ï%©!$# (#θ ãΖtΒ#u Ÿω ö� y‚ ó¡o„ ×Π öθs% ÏiΒ BΘ öθ s% # |¤tã βr& (#θçΡθ ä3tƒ # Z�ö�yz öΝåκ÷]ÏiΒ Ÿωuρ

Ö !$ |¡ÎΣ ÏiΒ > !$ |¡ ÎpΣ # |¤ tã βr& £ä3tƒ # Z�ö�yz £åκ÷]ÏiΒ ( Ÿωuρ (# ÿρâ“ Ïϑù=s? ö/ ä3|¡ à�Ρr& Ÿωuρ (#ρâ“t/$ uΖs?

É=≈s)ø9 F{ $$Î/ ( }§ø♥Î/ ãΛôœeω $# ä−θÝ¡ à�ø9 $# y‰÷èt/ Ç≈yϑƒ M}$# 4 tΒuρ öΝ©9 ó= çGtƒ y7 Í×‾≈ s9 'ρé' sù ãΝèδ

tβθ çΗÍ>≈ ©à9$# ∩⊇⊇∪

“Wahai orang-orang yang beriman ! janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Departemen Agama RI, 2009:408)

Page 104: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

87

Allah SWT menyebut larangan tidak boleh mengejek terdapat pada

kata تلمزوا yang berasala dari akar kata لمزا -يلمز -لمز yang berarti memberi

isyarat disertai bisik-bisik dengan maksud mencela. Ejekan ini biasanya

langsung ditujukan kepada seseorang yang diejek, baik dengan isyarat mata,

bibir, kepala, tangan, atau kata-kata yang dipahami seebagai ejekan.

(Departemen Agama RI, 2009:408)

Ayat ke 11 ini, melarang melakukan al-lamz terhadap diri sendiri,

sedang maksudnya adalah orang lain. Menurut Quraih Shihab (2002:605-

606), redaksi tersebut dipilih untuk mengisyaratkan kesatuan masyarakat

dan bagaimana seharusmya seseorang merasakan bahwa penderitaan dan

kehinaan yang menimpa orang lain menimpa pula dirinya sendiri. Di sisi

lain, tentu saja siapa yang mengejek orang lain maka dampak buruk ejekan

itu menimpa si pengejek, bahkan tidak mustahil ia memperoleh ejekan yang

lebih buruk daripada yang diejek itu.

Firman-Nya: ( عسى ان يكون خيرا منھم ) boleh jadi mereka yang

diolok-olok itu lebih baik dari mereka yang mengolok-olok.

Mengisyaratkan tentang adanya tolak ukur kemuliaan yang menjadi dasar

penilaian Allah yang boleh jadi bersabda dengan tolak ukur manusia secara

umum. Memang banyak nilai yang dianggap baik oleh sementara orang

terhadap diri mereka atau orang lain justru sangat keliru. Kekeliruan itu

mengantar mereka menghina dan melecehkan pihak lain. Padahal, jika

Page 105: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

88

mereka menggunakan dasar penilaian yang ditetapkan Allah, tentulah

mereka tidak akan menghina atau mengejek. Shihab (2002:606-607)

Demikian penulis simpulkan bahwa, nilai kemasyarakatan pada

ayat ke 11 ini, yakni Allah SWT melarang melakukan lamz terhadap diri

sendiri, padahal yang dimaksud adalah orang lain. Pengungkapan kalimat

anfusakum dimaksudkan bahwa sesama manusia terutama dalam kehidupan

bermasyarakat adalah saudara dan satu kesatuan, sehingga apa yang diderita

oleh saudara kita, artinya juga diderita oleh diri kita sendiri. Maka dapat

dikatakan siapa yang mengejek orang lain sesungguhnya dia telah mengejek

dirinya sendiri.

3. Panggil Memanggil dengan Gelar-Gelar Buruk

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ t Ï%©!$# (#θ ãΖtΒ#u Ÿω ö� y‚ ó¡o„ ×Π öθs% ÏiΒ BΘ öθ s% # |¤tã βr& (#θçΡθ ä3tƒ # Z�ö�yz öΝåκ÷]ÏiΒ Ÿωuρ

Ö !$ |¡ÎΣ ÏiΒ > !$ |¡ ÎpΣ # |¤ tã βr& £ä3tƒ # Z�ö�yz £åκ÷]ÏiΒ ( Ÿωuρ (# ÿρâ“ Ïϑù=s? ö/ ä3|¡ à�Ρr& Ÿωuρ (#ρâ“t/$ uΖs?

É=≈s)ø9 F{ $$Î/ ( }§ø♥Î/ ãΛôœeω $# ä−θÝ¡ à�ø9 $# y‰÷èt/ Ç≈yϑƒ M}$# 4 tΒuρ öΝ©9 ó= çGtƒ y7 Í×‾≈ s9 'ρé' sù ãΝèδ

tβθ çΗÍ>≈ ©à9$# ∩⊇⊇∪

“Wahai orang-orang yang beriman ! janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Departemen Agama RI, 2009:408)

Page 106: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

89

Larangan Allah SWT untuk tidak panggil memanggil dengan gelar-

gelar buruk terdapat pada kata kunci ( تنا بزو ) tanabazu, yang terambil dari

النبذ ) ) an-nabz, yakni gelar buruk. At-tanabuz adalah saling memberi

gelar buruk. Larangan ini menggunakan bentuk kata yang mengandung

makna timbal-balik, berbeda dengan al-lamz pada penggalan sebelumnya.

Ini bukan saja karena at-tanabuz lebih banyak terjadi daripada al-lamz,

tetapi juga karena gelar buruk biasanya disampaikan secara terang-terangan

dengan memanggil yang bersangkutan. Hal ini mengundang siapa yang

tersinggung dengan panggilan buruk itu membalas dengan memanggil yang

memanggilnya pula dengan gelar buruk sehingga terjadi tanabuz. Shihab

(2002:607)

Lebih lanjut menurut analisa peneliti, pada Tafsir al-Misbah

larangan tanabuz dalam ayat ini tidak serta-merta ditafsirkan mengacu pada

teks melainkan masih ada penambahan keterangan, bahwa terdapat sekian

gelar yang secara lahiriah dapat dinilai gelar buruk, tetapi karena ia

sedemikian populer dan penyandangnya pun tidak lagi keberatan dengan

gelar itu maka di sini menyebut gelar tersebut dapat ditoleransi oleh agama.

Misalnya, Abu Hurairah, yang nama aslinya adalah Abdurrahman ibn

Shakhr, atau Abu Turab untuk Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib. Bahkan, al-

A’raj (si Pincang) untuk perawi hadits kenamaan Abdurrahman Ibn Humuz

Page 107: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

90

dan al-A’masy (si Rabun) bagi Sulaiman Ibn Mahran, dan lain-lain. (Shihab,

2002:607)

Kata (سم lا) al-ism yang dimaksudkan oleh ayat ini bukan dalam

arti nama, tetapi sebutan. Dengan demikian, ayat di atas bagaikan

menyatakan: “seburuk-buruk sebutan adalah menyebut seseorang dengan

sebutan yang mengandung makna kefasikan setelah ia disifati dengan sifat

keimanan.” Ini karena keimanan bertentangan dengan kefasikan. Ada juga

yang memahami kata al-ism dalam arti tanda dan jika demikian ayat ini

berarti: “seburuk-buruk tanda pengenalan yang disandangkan kepada

seseorang setelah ia beriman adalah memperkenalkannya dengan perbuatan

dosa yang telah dilakukannya.” Misalnya, dengan memperkenalkan

seseorang dengan sebutan si Pembobol Bank atau Pencuri dan lain-lain.

(Shihab, 2002:607)

Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya nilai kemasyarakatan berupa larangan untuk tidak panggil

memanggil dengan gelar-gelar buruk di sini, merupakan bentuk larangan

dengan menggunakan bentuk kata yang mengandung makna timbal-balik.

Sebagaimana yang terjadi biasanya gelar buruk disampaikan secara terang-

terangan dengan memanggil yang bersangkutan, sehingga siapa yang

tersinggung dengan panggilan buruk itu membalas dengan memanggil yang

memanggilnya pula dengan gelar buruk sehingga terjadi tanabuz.

Page 108: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

91

4. Berprasangka Buruk (Su’u Zann)

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u (#θ ç7Ï⊥ tGô_ $# # Z��ÏW x. z ÏiΒ Çd ©à9$# āχÎ) uÙ ÷èt/ Çd©à9 $# ÒΟøOÎ) ( Ÿωuρ

(#θ Ý¡¡¡pg rB Ÿωuρ =tGøótƒ Νä3àÒ ÷è −/ $³Ò ÷èt/ 4 �=Ïtä†r& óΟà2߉tn r& βr& Ÿ≅ à2ù' tƒ zΝós s9 ϵŠÅzr&

$ \GøŠtΒ çνθ ßϑçF ÷δ Ì� s3sù 4 (#θ à)?$#uρ ©!$# 4 ¨βÎ) ©!$# Ò>#§θ s? ×Λ Ïm§‘ ∩⊇⊄∪

“Wahai orang-orang yang beriman! jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang Suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (Departemen Agama RI, 2009:412)

Dari ayat 12 surat Al-Hujurat ini dapat diambil kata kunci ( الظن )

az-zan. kata الظن adalah bentuk masdar dari kata يظن -ظن yang berarti

menduga, menyangka, dan memperkirakan. Bentuk jamaknya adalah ظنون

umunya kata ini digunakan pada sesuatu yang dianggap tercela. Ketika

sangkaan ini kuat, maka ia akan melahirkan sifat ‘ilm. Tetapi tidak bisa

disebut ‘ilm atau yakin hakiki (yakin ‘iyan) karena keyakinan hakiki hanya

bisa didapat melalui ilmu. Antara yakin dan ragu tetapi kecenderungan

terhadap keyakinan lebih kuat. Jadi kata zann diartikan dengan mengetahui

seperti dalam firman Allah Surat al-Qasas/28:39. Tetapi ketika dugaan itu

melemah, maka akan menjadi sebuah keraguan (syak). Untuk menunjukkan

keyakinan biasanya kata ini disertai dengan huruf anna atau an. Oleh karena

itu zanantu saya telah mengetahui. Kata zann memang lebih banyak

digunakan pada sesuatu yang tercela atau buruk. Zann juga berarti menuduh

Page 109: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

92

atau berprasangka. Az-Zanin berarti tertuduh. Zann juga ditujukan pada sifat

lemah. Rajul zanun berarti lelaki yang sangat lemah dan sering berburuk

sangka. Bi’r zanun berarti sumur yang belum pasti apakah ada airnya atau

tidak. Dan zanun berarti hutang yang pemiliknya tidak yakin apakah sudah

dibayar atau belum. Dari beberapa pengertian di atas, kata zann untuk

menunjukkan sesuatu yang belum jelas dan pasti serta masih bersifat

praduga. (Departemen Agama RI, 2009:412)

Dari ayat ini Allah menjelaskan agar menjauhi zann (prasangka)

karena sesungguhnya sebagaian prasangka itu adalah dosa. Prasangka yang

tidak berdasar tentu meresahkan kehidupan bermasyarakat karena satu sama

lainnya saling mencurigai dan akan mengakibatkan perpecahan.

Dalam kehidupan keseharian, setiap orang pernah mempunyai

anggapan yang kurang baik terhadap orang lain atau sesuatu, baik dalam

lingkungan keluarga, tetangga, pendidikan, maupun pekerjaan. Anggapan

kurang baik inilah yang disebut sebagai prasangka buruk. Adakalanya, kita

menilai seseorang sebagai orang jahat hanya karena ia berpenampilan

urakan, atau adakalanya kita menilai seseorang sebagai orang yang tidak

berpendidikan atau kalangan miskin hanya karena ia berpenampilan

sederhana. Penilaian tersebut belum tentu benar, tetapi belum tentu juga

salah. Bila penilaian tersebut masih dalam bentuk pikiran, maka ia dapat

saja menjadi pertimbangan untuk kehati-hatian, tetapi bila ia telah

terucapkan maka ia bisa jadi bermasalah. Bakar Ibn Abdullah al-Muzani

berkata, “Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun benar

Page 110: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

93

kalian tidak diberi pahala, namun apabila kalian salah berdosa (fitnah).

Perkataan tersebut adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu.”

(Anwar, dkk, 2014:1035)

Ayat di atas menegaskan bahwa sebagian dugaan adalah dosa, yakni

dugaan yang tidak berdasar. Biasanya dugaan yang tidak berdasar dan

mengakibatkan dosa adalah dugaan buruk terhadap pihak lain. Ini berarti

ayat di atas melarang melakukan dugaan buruk tanpa dasar karena ia dapat

menjerumuskam seseorang ke dalam dosa. Dengan menghindari dugaan dan

prasangka buruk. Anggota masyarakat akan lebih tenang dan tentram serta

produktif karena mereka tidak akan ragu terhadap pihak lain dan tidak juga

akan tersalurkan energinya kepada hal-hal yang sia-sia. Tuntunan ini juga

membentengi setiap anggota masyarakat dari tuntutan terhadap hal-hal yang

baru bersifat prasangka. Dengan demikian, ayat ini mengukuhkan prinsip

bahwa: Tersangka belum dinyatakan bersalah sebelum terbukti

kesalahannya , bahkan seseorang tidak dapat dituntut sebelum terbukti

kebenaran dugaan yang dihadapkan kepadannya. Memang, bisikan-bisikan

yang terlintas di dalam benak tentang sesuatu dapat ditoleransi asal bisikan

tersebut tidak ditingkatkan menjadi dugaan dan sangka buruk. (Shihab,

2002:610)

Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

nilai kemasyarakatan berupa larangan untuk tidak berprasangka buruk (Su’u

Zann), hal ini karena sebagaian dugaan/prasangka itu adalah dosa, yakni

dugaan/prasangka yang tidak berdasar. Ini berarti ayat di atas melarang

Page 111: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

94

melakukan dugaan buruk tanpa dasar karena dapat menjerumuskam

seseorang ke dalam dosa. Prasangka yang tidak berdasar tentu meresahkan

kehidupan bermasyarakat karena satu sama lainnya saling mencurigai dan

akan mengakibatkan perpecahan.

5. Mencari-cari Kesalahan

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u (#θ ç7Ï⊥ tGô_ $# # Z��ÏW x. z ÏiΒ Çd ©à9$# āχÎ) uÙ ÷èt/ Çd©à9 $# ÒΟøOÎ) ( Ÿωuρ

(#θ Ý¡¡¡pg rB Ÿωuρ =tGøótƒ Νä3àÒ ÷è −/ $³Ò ÷èt/ 4 �=Ïtä†r& óΟà2߉tn r& βr& Ÿ≅ à2ù' tƒ zΝós s9 ϵŠÅzr&

$ \GøŠtΒ çνθ ßϑçF ÷δ Ì� s3sù 4 (#θ à)?$#uρ ©!$# 4 ¨βÎ) ©!$# Ò>#§θ s? ×Λ Ïm§‘ ∩⊇⊄∪

“Wahai orang-orang yang beriman! jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang Suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (Departemen Agama RI, 2009:412)

Potongan ayat yang berbunyi “و* تجسسو” berasal dari kata (جس)

jassa yang arti awalnya adalah menyentuh dengan tangan. Mendeteksi

denyut nadi seseorang untuk mengetahui kesehatannya dan memeriksa

dengan cara meraba juga makna dari jassa.( المجسة ) Al-Majassah adalah

daerah yang diraba oleh tangan. Dari kata ini muncul pengertian lain seperti

menyelidiki, meneliti, memeriksa, mengamati, dan memata-matai. (جسس)

Jasus adalah istilah untuk spionase karena tugasnya memata-matai musuh.

Al-Jassasah adalah nama binatang di lautan yang bertugas mencari (الجسسة)

berita untuk Dajjal. Sebagaian ulama menganggap sama antara hass (dengan

Page 112: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

95

ha) dengan jass (dengan jim). Jawasul-insan adalah tangan, mata, mulut,

hidung, dan telinga, sama dengan pengertian hawasul-insan. Sebagian

membedakannya dengan kata jass lebih khusus dari hass yang berarti

mengetahui melalui apa yang dirasakan sedangkan al-jass mengetahui

sesuatu dari perasaan itu. Al-Hass hanya memeriksa dari luar sedangkan al-

jass memeriksa bagian dalam dan lebih banyak digunakan pada kejelekan.

Al-Jass mencari berita untuk orang lain dengan cara menyelidiki sedangkan

al-hass mencari untuk dirinya sendiri dengan jalan mendengar. Al-Jasus

adalah pemilik rahasia kejahatan dan an-namus pemilik rahasia kebaikan.

(Departemen Agama RI, 2009:413)

Dalam ayat ini, kalimat tajasus diartikan dengan mencari-cari

kesalahan orang lain. Mencari kesalahan orang lain biasanya berawal dari

sebuah prasangka (az-zann) buruk. Dari situ kemudian timbul ghibah

dengan menggunjingkan hasil dari zann dan tajassus tadi. Oleh karena itu,

Allah secara runtut melarang tiga perkara ini.

Quraish Shihab (2002:610), menukil pendapat dari Imam Ghazali

memberikan pemahaman bahwa larangan ini jangan tidak membiarkan

orang berada dalam kerahasiaannya. Yakni, setiap orang berhak

menyembunyikan apa yang enggan diketahui orang lain. Jika demikian,

jangan berusaha menyingkap apa yang dirahasiakanya itu. Lebih jelas lagi

beliau menegaskan bahwa mencari-cari kesalahan orang lain biasanya lahir

dari dugaan negatif terhadapnya. Karena itu, ia disebutkan setelah larangan

menduga atau berprasangka.

Page 113: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

96

Berdasarkan beberapa pemaparan di atas maka penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwasanya nilai kemasyarakatan berupa larangan

untuk tidak mencari-cari kesalahan, mengandung artian dilarang mencari-

cari kesalahan orang lain. Karena mencari kesalahan orang lain biasanya

berawal dari sebuah prasangka buruk. Yang kemudian dari prasangka buruk

itu timbul ghibah dengan menggunjingkan hasil dari zann dan tajassus tadi.

6. Menggunjing (Ghibah)

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u (#θ ç7Ï⊥ tGô_ $# # Z��ÏW x. z ÏiΒ Çd ©à9$# āχÎ) uÙ ÷èt/ Çd©à9 $# ÒΟøOÎ) ( Ÿωuρ

(#θ Ý¡¡¡pg rB Ÿωuρ =tGøótƒ Νä3àÒ ÷è −/ $³Ò ÷èt/ 4 �=Ïtä†r& óΟà2߉tn r& βr& Ÿ≅ à2ù' tƒ zΝós s9 ϵŠÅzr&

$ \GøŠtΒ çνθ ßϑçF ÷δ Ì� s3sù 4 (#θ à)?$#uρ ©!$# 4 ¨βÎ) ©!$# Ò>#§θ s? ×Λ Ïm§‘ ∩⊇⊄∪

“Wahai orang-orang yang beriman! jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang Suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (Departemen Agama RI, 2009:412)

Dari ayat 12 ini, Allah SWT menyebut larangan tidak boleh

menggunjing terdapat pada ( يغتب ) yaqtab. Kata yaqtab merupakan fi’il

mudari’ yang berasal dari kata ( غيبا -يغب -غب ) gaba-yagibu-gaiban yang

berarti hilang tidak terlihat. غبة الشمس (Gabatisy-syams) berarti matahari

terbenam karena tidak bisa dilihat. Kalimat ini digunakan pada sesuatu yang

hilang dari pancaindra ataupun hilang dari pengetahuan manusia. Seseorang

Page 114: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

97

yang tidak hadir berarti dia gaib. Gaib juga berarti hal-hal yang tidak bisa

dijangkau oleh nalar manusia, tetapi bisa diketahui melalui berita para Nabi.

Allah bersifat gaib karena sifatnya yang transender. Tetapi bagi Allah tidak

ada yang gaib علم الغيوب علم الغيب وشھادة , (‘alimul-gaibi wasy-syahadah,

‘allamul-guyub). Malaikat, setan, dan jin juga disebut gaib karena tidak bisa

dilihat oleh manusia. Dari pengertian ini, seseorang yang membicarakan

kejelekan atau aib orang lain tanpa kehadiran orang yang dibicarakan itu

disebut dengan gibah. (Departemen Agama RI, 2009:413-414)

Pada ayat ini, Allah menjelaskan tentang larangan bergibah atau

menyebut kejelekan orang lain tanpa kehadirannya. Gibah bisa

menimbulkan bahaya yang lebih besar. Para ulama membolehkan gibah

dengan syarat gibah dimaksudkan untuk kemaslahatan baik bagi dirinya

atau orang lain. Misalkan meminta fatwa atau menyebut keburukan orang

lain yang memang tidak segan menampakkan keburukannya di depan orang

lain, menyampaikan keburukan kepada yang berwenang dengan tujuan

mencegah terjadinya kemungkaran, menyampaikan keburukan kepada siapa

yang membutuhkan informasi seperti dalam khitbah (pertunangan).

(Departemen Agama RI, 2009:413-414)

Quraish Shihab (2002:162-163) dalam kitab tafsirnya mengutip

pendapat dari Thabathaba’i dalam komentarnya tentang

ghibah/menggunjing, Thabathaba’i menulis bahwa ghibah merupakan

perusakan bagian dari masyarakat satu demi satu sehingga dampak positif

Page 115: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

98

yang diharapkan dari wujudnya satu masyarakat menjadi gagal dan

berantakan. Yang diharapkan dari wujudnya masyarakat adalah hubungan

harmonis antar-anggota-anggotanya, dimana setiap orang dapat bergaul

dengan penuh rasa aman dan damai. Masing-masing mengenal anggota

masyarakat lainnya sebagai seorang manusia yang disenangi, tidak dibenci

atau dihindari. Adapun bila ia dikenal dengan sifat yang mengundang

kebencian atau memperkenalkan aibnya, akan terputus hubungan dengannya

sebesar kebencian dan aib itu. Dan ini pada gilirannya melemahkan

hubungan kemasyarakatan sehingga gunjingan tersebut bagaikan rayap yang

menggerogoti anggota badan yang digunjing, sedikit demi sedikit hingga

berakhir dengan kematian.

Lebih lanjut, Thabathaba’i menulis bahwa tujuan manusia dalam

usahanya membentuk masyarakat adalah agar masing-masing dapat hidup di

dalamnya dengan satu identitas yang baik sehingga dia dapat –dalam

interaksi sosialnya- menarik dan memberi manfaat. Menggunjingnya

mengantar yang bersangkutan kehilangan identitas itu, bahkan merusak

identitasnya serta menjadikan salah seorang dari anggota masyarakat tidak

dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Dan jika pergunjingan ini

meluas, pada akhirnya beralih kebaikan menjadi keburukan dan sirna

ketenangan, keamanan, dan kedamaian bahkan obat pada akhirnya menjadi

penyakit.

Berdasarkan beberapa keteranagn di atas terkait nilai

kemasyarakatan berupa larangan Ghibah, menurut analisa penulis

Page 116: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

99

bersumber dari kitab Tafsir al-Misbah karya Quraih Shihab (2002:613),

pendapat Thabathaba’i tersebut di atas dalam konteks larangan bergunjing,

diperolehnya kesan dari adanya kata akhih(i)/saudara. Yang mana larangan

tersebut hanya berlaku jika yang digunjing adalah seorang muslim karena

persaudaraan yang diperkenalkan disini adalah persaudaraan seiman.

Pendapat serupa dikemukakan juga oleh beberapa ulama lainnya. Akan

tetapi disini Quraish Shihab dengan argumennya tidak sependapat dengan

pendapat tersebut. Karena menurutnya kata akh/saudara yang digunakan al-

Qur’an tidak harus selalu berarti saudara seagama. Bahkan al-Qur’an

menegaskan kata seagama jika bermaksud menghilangkan kesan

persaudaraan yang tidak seagama seperti firman-Nya:

βÎ* sù (#θç/$ s? (#θãΒ$ s%r& uρ nο4θ n=¢Á9 $# (# âθ s?#u uρ nο4θ Ÿ2“9 $# öΝä3çΡ≡ uθ ÷zÎ* sù ’Îû ǃÏe$!$#

“Jika mereka bertaubat, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat, maka (mereka itulah) adalah saudara-saudara kamu seagama” (QS. At-Taubah:11) (Departemen Agama RI, 1982:189)

Di sisi lain, Islam mengundang semua anggota masyarakat untuk

bekerjasama menciptakam kesejahteraan bersama. Menggunjing salah

seorang anggota masyarakat dapat melumpuhkan masyarakat itu –seperti

yang dikemukakan juga oleh Thabathaba’i. Di sisi lain, bukankah

menggunjing adalah suatu perbuatan yang tidak baik? Melakukan suatu

perbuatan buruk –terhadap siapapun ditujukan- pastilah tidak direstui

agama. Bukankah pergunjingan merupakan perlakuan tidak adil dan agama

Page 117: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

100

memerintahkan untuk menegakkan keadilan kepada siapapun, walau

terhadap orang-orang kafir. ( Shihab, 2002:613 Op. cit)

C. Relevansi Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat

9 -13 dengan Kehidupan Masa Kini

Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim terbesar

di dunia memiliki banyak keanekaragaman agama, budaya, ras, suku dan adat

istiadat. Hal tersebut menjadikan masyarakat Indonesia hidup di tengah-tengah

berbagai macam perbedaan. Sehingga, dengan adanya perbedaan-perbedaan

tersebut seringkali memudahkan dalam memicu berbagai konflik di tengah-

tengah kehidupan mereka jika tidak disertai dengan beberapa sikap yang

positif, yakni rasa persaudaraan, perdamaian, toleransi, keadilan, saling

menghormati satu sama dengan yang lain dan saling menghargai perbedaan

yang ada.

Sejarah mencatat, konflik-konflik yang pernah terjadi di Indonesia

diantaranya ialah, konflik yang terjadi di Aceh, kekerasan terhadap etnis cina

di Jakarta pada Mei 1998, pembunuhan besar-besaran terhadap masa pengikut

partai komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965, perang Islam Kristen di

Maluku Utara pada tahun 1999-2003, Perang etnis antar warga Dayak dan

Madura yang terjadi sejak tahun 1931 hingga tahun 2000 (Chanifah, 2012:3).

Yang baru-baru ini terjadi di tahun 2016, aksi ricuh unjuk rasa pengemudi taxi

yang diwarnai tawuran dan aksi lempar batu dengan pengemudi ojek online

terkait konflik adanya wajah baru transportasi online yang dianggap merugikan

Page 118: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

101

transportasi model lama (konvensional), tawuran antar warga Johar Baru

Jakarta Pusat, terjadi di 3 lokasi sekaligus yang hanya berselang satu jam

lamanya (Liputan6.com 19/05/2016). Kasus-kasus yang lain seperti, banyaknya

tawuran baik antar warga dalam sebuah komuditi maupun antar pelajar tingkat

SMP dan SMA, bentrok kerusuhan di kalangan mahasiswa dan politisi, serta

tidak ketinggalan aksi bom-bom terorisme yang acapkali mengatasnamakan

agama.

Fenomena seperti di atas menurut peneliti memberikan gambaran

bahwa di dalam diri masyarakat Indonesia masih belum memiliki sikap

persaudaraan, perdamaian, saling menghormati, dan persamaan sesuai dengan

ajaran al-Qur’an. Karena sampai pada hari ini masih saja dijumpai kasus-kasus

pertikaian dan permusuhan di tengah-tengah masyarakat, baik itu yang

disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, maupun perbedaan ras, golongan,

maupun keyakinan. Seperti yang terjadi di Ambon, Aceh, Tolikara, Tanjung

Balai, dan lain sebagaianya. Hal tersebut memberikan bukti bahwa kesadaran

maupun perhatian masyarakat untuk mempelajari dan mengamalkan pesan-

pesan al-Qur’an sebagai pedoman hidup masih sangat rendah dan juga nilai-

nilai kemasyarakatan yang ada dalam al-Qur’an khususnya surat al-Hujurat

ayat 9-13 belum sepenuhnya diaktualisasikan oleh masyarakat Indonesia.

Sehingga menurut peneliti, masih sangat penting dan relevan bila nilai-niai

kemasyarakatan yang bersumber dari al-Qur’an ini diaktualisasikan oleh

masyarakat Indonesia yang memiliki banyak keanekaragaman agama, budaya,

ras, suku dan adat istiadat dengan mayoritas masyarakatnya muslim.

Page 119: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

102

Begitu juga dengan dampak yang ditimbulkan dari adanya konflik-

konflik tersebut di atas pasti akan dirasakan oleh masyarakat luas, baik yang

secara langsung terlibat maupun yang tidak. Dampak-dampak yang diakibatkan

oleh konflik dapat berupa kehancuran dari aspek fisik maupun infrastruktur.

Akan tetapi yang paling berbahaya ialah menghancurkan mentalitas

masyarakat dan bangsa yang berpotensi mengganggu keutuhan dan mengikis

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Dampak yang lain dari konflik yang terjadi, seharusnya masyarakat

harus lebih dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan. Semua itu dijadikan

ibroh ataupun refleksi bahwa adanya konflik merupakan keadaan yang tidak

enak dirasakan agar dapat diantisipasi sehingga tidak terjadi konflik lagi

dikemudian hari.

Dalam konteks tersebut, masih pentingnya arti nilai-nilai

kemasyarakatan dari tafsir ayat 9 sampai dengan ayat 13 surat al-Hujurat

dikontekstualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena ayat-ayat ini

merupakan ayat-ayat yang mengkaji berhubungan dengan pembinaan

masyarakat dan juga surat al-Hujurat sendiri merupakan salah satu dari

beberapa surat yang intens dan fokus pada pembahasan mengenai aspek akhlak

dan pergaulan hidup manusia. Allah mewahyukan surat tersebut untuk

memberikan pengajaran dan sekaligus meletakkan aturan tingkah laku umum

serta seperangkat moral ideal bagi orang-orang muslim maupun kemanusiaan

global.

Page 120: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

103

Oleh karena itu dalam konteks seperti saat ini, dapat terealisasikannya

nilai-nilai yang terdapat dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 di tengah-tengah

masyarakat merupakan solusi agar dapat terwujudnya kesejahteraan sosial

dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, teraktualisasinya nilai-nilai

yaitu, Islah (perdamaian), adil, ukhuwah (persaudaraan), ta’aruf (saling

mengenal), musawah (persamaan derajat), tidak mengolok-olok, tidak

mengejek, tidak panggil memanggil dengan gelar-gelar buruk, tidak

berprasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahan, dan tidak menggunjing

diharapkan dapat mengubah keadaan masyarakat menjadi lebih aman, tentram,

damai menuju kehidupan masyarakat Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun

Ghafuur .

Page 121: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan telaah terhadap nilai-nilai kemasyarakatan yang

terdapat dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 kajian Tafsir al-Misbah maka dapat

ditarik kesimpulan, yaitu:

Pertama, nilai-nilai kemasyarakatan yang terdapat dalam surat al-

Hujurat ayat 9-13, penulis menemukan sebanyak 11 nilai yang ada, terbagi

dalam dua kategori, yakni dalam bentuk perintah dan larangan. Dalam bentuk

perintah, yaitu; Islah (perdamaian), adil, ukhuwah (persaudaraan), ta’aruf

(saling mengenal), dan musawah (persamaan derajat). Sementara dalam bentuk

larangan, yaitu; mengolok-olok, mengejek, panggil memanggil dengan gelar-

gelar buruk, berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing.

Menurut penulis, pesan al-Qur’an melalui surat al-Hujurat ayat 9-13

pada intinya adalah menyuruh umat manusia untuk menciptakan persaudaraan,

perdamaian, keadilan, persatuan umat dan sikap saling menghormati serta

melarang semua perbuatan yang dapat menimbulkan pertiakaian maupun

perpecahan yang dapat merusak tatanan hubungan antar sesama manusia dalam

masyarakat.

Page 122: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

105

Kedua, menurut penafsiran Quraish Shihab, bahwa nilai-nilai dan pesan

yang Allah SWT sampaikan melalui surat al-Hujurat ayat 9-13 merupakan

suatu isyarat yang sangat jelas bahwa persatuan dan kesatuan serta hubungan

harmonis antar –anggota masyarakat kecil atau besar akan melahirkan

limpahan rahmat bagi mereka semua. Sebaliknya, perpecahan dan keretakan

hubungan mengundang lahirnya bencana buat mereka. Dengan demikian,

manusia hendaknya memperhatikan apa yang telah dipesankan oleh sang

Pencipta manusia Yang Maha Mengetahui dan mengenal mereka juga

kemaslahatan mereka.

Kesimpulan dari pesan yang disampaikan dalam surat al-Hujurat,

Quraish Shihab dalam kitab tafsirnya al-Misbah membagi pesan intinya

menjadi tiga bagian besar. Pertama, menjelaskan perintah untuk melakukan

ishlah terhadap kelompok/golongan yang bertikai atau berselisih. Kedua,

menjelaskan beberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah timbulnya

pertikaian. Ketiga, menjelaskan tentang prinsip dasar hubungan antar manusia.

Bagian pertama: perintah untuk melakukan ishlah terhadap kaum

mukminin yang bertikai.

1. Mendamaikan dua kelompok/golongan yang bertikai dalam bentuk

sekecil apapun. Dengan ishlah berarti menghentikan kerusakan atau

meningkatkan kualitas sesuatu sehingga manfaatnya lebih banyak lagi.

2. Dalam melakukan ishlah lakukanlah dengan adil. Adil yakni

menempatkan segala sesuatu pada tempatnya walau tidak

Page 123: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

106

menyenangkan satu pihak. Adil dalam hukum berarti memperlakukan

orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan.

3. Ishlah perlu dilakukan dan ditegakkan, karena semua manusia pada

hakikatnya adalah bersaudara. Terlebih persaudaraan yang dijalin oleh

keimanan, persaudaraan sesama makhluk Allah, sesama manusia,

seketurunan dan sebangsa.

Bagian kedua: beberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah

timbulnya pertikaian.

1. Larangan mengolok-olok, yakni menyebut kekurangan pihak lain

dengan tujuan menertawakan yang bersangkutan, baik dengan ucapan,

perbuatan, atau tingkah laku. Karena belum tentu orang atau kelompok

yang diperolokkan lebih buruk (jelek) daripada dirinya dan atau

kelompoknya.

2. Larangan mengejek siapa pun, baik dengan ucapan, perbuatan, maupun

isyarat. Karena dampak buruk ejekan itu akan menimpa si pengejek,

bahkan tidak mustahil ia memperoleh ejekan yang lebih buruk.

3. Larangan panggil memanggil dengan gelar-gelar buruk dalam arti

timbal-balik. Sebagaimana yang terjadi biasanya gelar buruk

disampaikan secara terang-terangan dengan memanggil yang

bersangkutan, sehingga siapa yang tersinggung dengan panggilan buruk

itu membalas dengan memanggil yang memanggilnya pula dengan

gelar buruk.

Page 124: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

107

4. Larangan berprasangka buruk (Su’u Zann), yakni prasangka/dugaan

yang tidak berdasar, dugaan yang tidak memiliki indikator yang cukup

dan yang mengantar seseorang melangkah menuju sesuatu yang

diharamkan, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.

5. Larangan mencari-cari kesalahan orang lain, mencari kesalahan orang

lain berawal dari sebuah prasangka buruk. Yang kemudian dari

prasangka buruk itu timbul ghibah dengan menggunjingkan hasil dari

zann dan tajassus. Melakukan tajassus dapat menimbulkan

kerenggangan hubungan karena itu pada prinsipnya ia dilarang.

6. Larangan menggunjing (Ghibah), yakni menyebut orang lain yang tidak

hadir di hadapan penyebutnya dengan sesuatu yang tidak disenangi oleh

yang bersangkutan. Larangan menggunjing ini tidak hanya berlaku jika

yang digunjing adalah seorang muslim, melainkan berlaku juga kepada

manusia secara umum. Menggunjing salah seorang anggota masyarakat

berarti melumpuhkan masyarakat itu sendiri.

Bagian ketiga: prinsip dasar hubungan antar manusia.

1. Al-Musawah (persamaan derajat), Semua manusia derajat

kemanusiaannya sama di sisi Allah, tidak ada perbedaan antara satu

suku, satu bangsa, warna kulit dan yang lain. Tidak ada juga perbedaan

pada nilai kemanusiaan antara laki-laki dan seorang perempuan, karena

semua diciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Oleh

sebab itu, tidak wajar seseorang berbangga dan merasa diri lebih tinggi

daripada yang lain.

Page 125: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

108

2. Ta’aruf (saling mengenal), Allah menciptakan manusia dari seorang

laki-laki dan perempuan, serta menjadikannya berbangsa-bangsa,

bersuku-suku supaya saling mengenal. Dengan saling mengenal

mengantar manusia untuk bantu-membantu dan saling melengkapi.

Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada selainnya, semakin terbuka

peluang untuk saling memberi manfaat, karenannya perkenalan itu

dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain

guna meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Yang dampaknya

tercermin pada kedamaian dan kesejahteraan hidup duniawi dan

kebahagiaan ukhrawi.

Ketiga, bahwa 11 nilai kemasyarakatan yang ada dalam al-Qur’an surat

al-Hujurat ayat 9-13 tersebut, bila dikontekstualkan dengan kehidupan masa

kini masyarakat Indonesia yang memiliki banyak keanekaragaman agama,

budaya, ras, suku dan adat istiadat dengan mayoritas masyarakatnya muslim

masih sangat relevan, Karena sampai pada hari ini masih saja dijumpai kasus-

kasus pertikaian dan permusuhan di tengah-tengah masyarakat kita, baik itu

yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, maupun perbedaan ras,

golongan, maupun keyakinan. Seperti yang terjadi di Ambon, Aceh, Tolikara,

Tanjung Balai, dan lain sebagaianya. Hal tersebut memberikan bukti bahwa

kesadaran maupun perhatian masyarakat untuk mempelajari dan mengamalkan

pesan-pesan al-Qur’an sebagai pedoman hidup masih sangat rendah dan juga

nilai-nilai kemasyarakatan yang ada dalam al-Qur’an khususnya surat al-

Page 126: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

109

Hujurat ayat 9-13 belum sepenuhnya diaktualisasikan oleh masyarakat

Indonesia.

Dalam kaitanya kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Sejauh

penelaahan yang penulis lakukan, ayat-ayat ini merupakan ayat-ayat yang

mengkaji berhubungan dengan pembinaan masyarakat dan juga surat al-

Hujurat sendiri merupakan salah satu dari beberapa surat yang intens dan

fokus pada pembahasan mengenai aspek akhlak dan pergaulan hidup manusia.

Allah mewahyukan surat tersebut untuk memberikan pengajaran dan sekaligus

meletakkan aturan tingkah laku umum serta seperangkat moral ideal bagi

orang-orang muslim maupun kemanusiaan global.

Dengan demikian dalam konteks seperti saat ini, dapat

terealisasikannya nilai-nilai yang terdapat dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 di

tengah-tengah masyarakat merupakan solusi agar dapat terwujudnya

kesejahteraan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain,

teraktualisasinya nilai-nilai yaitu, Islah (perdamaian), adil, ukhuwah

(persaudaraan), ta’aruf (saling mengenal), musawah (persamaan derajat), tidak

mengolok-olok, tidak mengejek, tidak panggil memanggil dengan gelar-gelar

buruk, tidak berprasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahan, dan tidak

menggunjing diharapkan dapat mengubah keadaan masyarakat menjadi lebih

aman, tentram, damai menuju kehidupan masyarakat Baldatun Thayyibatun Wa

Rabbun Ghafuur .

Page 127: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

110

B. Saran-saran

Al-Qur’an merupakan kitab suci universal-berlaku untuk setiap ruang

waktu-yang dianugrahkan Allah SWT kepada seluruh umat manusia.

Keuniversalan al-Qur’an terletak pada cakupan pesannya yang menjangkau

keseluruh lapisan umat manusia, kapan saja dan dimana saja. al-Qur’an al-

Karim bagaikan lautan luas yang tidak akan ada habisnya untuk dijelajahi. Isi

dan kandungannya terdiri dari berbagai pesan yang dapat membimbing dan

mengarahkan manusia untuk mengarungi kehidupannya, dari 114 surat yang

ada, kajian terhadapnya tidak pernah kering, salah satu surat dalam al-Qur’an

yang mempunyai pesan membentuk kepribadian individu dan masyarakat

adalah surat al-Hujurat.

Penelitian penulis ini tentunya tidak dapat berhenti sampai disini saja,

tentunya masih banyak pesan atau nilai yang belum terungkap dan tergali.

Maka selengkapnya ayat demi ayat, surat demi surat yang ada dalam al-Qur’an

perlu dikaji dan digali lebih dalam lagi sebagai wahana khazanah keilmuan

umat Islam untuk menciptakan kondisi masyarakat yang harmonis Dar

assalam sesuai dengan aturan atau nilai yang terdapat dalam al-Qur’an

khusunya surat al-Hujurat.

Penulis merasa masih banyak yang belum terungkap dari apa yang

ditafsirkan oleh Quraish Shihab mengenai surat al-Hujurat ayat 9-13. Oleh

karena itu, penulis menyarankan penelitian lebih lanjut terhadap penafsiran

Quraish Shihab yang merupakan salah satu mufasssir ataupun cendekiawan

Page 128: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

111

muslim Indonesia harus tetap dilakukan, baik pada surat al-Hujurat maupun

pada surat-surat yang lain, baik pada tema-tema kemasyarakatan (al-Ijtima’i)

maupun pada tema-tema yang lain.

C. Penutup

Akhirnya demikian penelitian penulis tentang nilai-nilai

kemasyarakatan dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 melalui kajian Tafsir al-

Misbah karya Quraish Shihab, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk diri

penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Teriring segala puji bagi Allah

SWT atas karunia yang diberikan, sehingga penulis diberikan kekuatan,

kemudahan, dan kelancaran untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa dalam penelitian yang sederhana ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun

dari para pembaca sangatlah penulis harapkan dalam upaya memperbaiki karya

ini. Jika ada yang benar dari penelitian ini maka itu datangnya dari Allah

SWT, dan jika terdapat banyak kesalahan maka itu datangnya dari penulis.

Wallahu A’lam bii al-Sowwab...

Page 129: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

112

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad Ash-Shaabuuny. 1999. Study Ilmu Al-Qur’an. Cet. I. Bandung: Pustaka Setia. Al Farisi, Zaka, dkk. 2009. Asbabun Nuzul. Bandung: CV Penerbit Diponegoro.

Anwar, Rosihon, dkk. 2014. The Wisdom ; Al-Qur’an Disertai Tafsir Tematis yang Memudahkan Siapa Saja untuk memahami Al-Qur’an. Bandung: Al- Mizan.

Arifin, Tajul. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Gunung Djati Press.

Baidan, Nashruddin, 2005. metodologi penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. 2010. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bakker, Anton, dkk. 1990. Metode Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. Bouman. 1976. Ilmu Masyarakat Umum. Jakarta: Pembangunan.

Budihardjo. 2012. Pembahasan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Yogyakarta: Lokus.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Chanifah, Abu. 2012. Multikulturalisme dalam Perspektif Pendidikan Islam (Telaah Surah Al-Anbiya’ ayat 107 dan Surah Al-Hujurat ayat 9- 13). Skripsi. Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan). Jakarta: DEPAG.

. 1982. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: DEPAG.

Djuretna, A. Imam Muhni. 1994. Moral dan Religi menurut Emile Durkheim & Henri Bergson. Yogyakarta: Kanisius.

Erickelman, Dare F, dkk. 2010. Al-Qur’an Sains dan Ilmu Sosial. Terj. Lien iffah Naf’atu Fina dan Ari Hendri. Yogyakarta: Elsaq Press.

al-Farmawi, Abd al-Hayy. 1988. Metode Tafsir Maudu’i dan Cara Penerapanya.Terj. Rosihon Anwar. Bandung: Pustaka Setia.

Page 130: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

113

Hamka. 1961. Pandangan Hidup Muslim. Jakarta: Bulan Bintang

Kaelany HD. 2005. Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kementerian Agama RI. 2012. Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik (Tafsir Al-Qur’an Tematik, Edisi yang Disempurnakan). Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.

Koentjaraningrat. 2009. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan

. 1976. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: UI Press.

Mahfud, Chorul. 2004. Menggagas Pendidikan Multikultural. Surabaya: Radar.

Muhsin. 2004. Bertetangga dan Bermasyarakat dalam Islam. Jakarta: al-Qalam.

Muhaimin. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: trigenda Karya.

Mustaqim, Abdul. 2011. Epistemologi Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: LKIS.

Majid, Abd. 2000. Tantangan dan Harapan Umat Islam di Era Globalisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Nata, Abuddin. 2012. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Naim, Ngainun. 2009. Sejarah Pemikiran Hukum Islam: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Teras.

Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Nurdin, Ali. 2006. Qur’aic Societ: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam al-Qur’an. Jakarta: Erlangga.

Poerwadarminta, W.J.S. 1999. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Qutbh, Sayyid. 2004. Tafsir Fi Zhilalil Qurían. Terj. Asías Yasin. Cet. I. Jilid X Jakarta: Gema Insani Press.

Raghib, As Siraji. 2010.Cara Cerdas Hafal Al-Qur‟an, Solo: Aqwam.

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

. 1999. Wawasan al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan.

Page 131: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

114

. 2006. Menabur Pesan Ilahi: al-Qur’an dan Dninamika Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Lentera Hati.

. 1996. Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.

. 2012. Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-Surah Al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati.

Saleh, Qamarrudin, dkk. 1988. Asbab Nuzul (Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an). Bandung: Diponegoro.

Shadily, Hassan. 1980. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Surabaya: USANA.

Shalabi, Ahmad. tt. Masyarakat Islam. Surabaya : CV. Ahmad Nabhan.

Subagyo, P. Joko, 1991. Metode Penelitian dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Sukanto. 1994. Dinamika Islam dan Humaniora. Solo: Judika Press.

Sumadi, Suryabrata. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Press.

Soekanto, Soerjono. 2006. Emile Durkheim ; Aturan Aturan Metode Sosiologis. Jakarta: Rajawali.

Supiana dan Karman M. 2002. Ulumul Quran dan Pengenalan Metode Tafsir. Bandung: Pustaka Islamika.

Syadali, Ahmad dan Rofi’i, Ahmad. 2000. Ulumul Quran 1. Bandung: CV

Pustaka Setia. Taneko, Soleman B. 1984. Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi

Pembangunan. Jakarta: RaJawali. Toha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Usman. 2009. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Teras. Yaqin, M. Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media.

http://anamko.blogspot.co.id/2013/08/kajian-kitab-tafsir-di-indonesia-tafsir.html. diakses kamis 19 November 2015 pukul 13.03.

id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Quraish_Shihab, diakses kamis 19 November 2015 pukul 13.03.

Page 132: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

115

(http://majelispenulis.blogspot.co.id/2013/12/tafsir-al-quran-al-araf-199.html. diakses senin 8 Agustus 2016 pukul 11.38).

Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist.

http://Liputan6.com/19/05/2016/Tawuran-Antar-warga.html, diakses kamis 28 Juli 2016 pukul 10.30.

Page 133: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

116

DAFTAR SATUAN KETERANGAN KEGIATAN(SKK)

NAMA : NUR FAIZIN

NIM : 11112013

FAKULTAS / JURUSAN : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN / P AI

NO

NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN KETERANGAN NILAI

1. OPAK STAIN Salatiga 2012 dengan tema “Progresifitas Kaum Muda, Kunci Perubahan Indonesia”

5-7 September 2012

PESERTA 3

2. OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga dengan tema “Mewujudkan Gerakan Mahasiswa Tarbiyah Sebagai Tonggak Kebangkitan Pendidikan Indonesia”

8-9 September 2012

PESERTA 3

3. Orientasi Dasar Keislaman (ODK) dengan tema “Membangun Karakter Keislaman Bertaraf Internasiomal di Era Globalisasi Bahasa”

10 September 2012 PESERTA 2

4. Seminar Entrepreneurship dan

11 September 2012 PESERTA 2

Page 134: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

117

Perkoperasian 2012 dengan tema “Explore Your Entrepreneurship Talent”

5. Achievment Motivation Training (AMT) dengan tema “Dengan AMT, Bangun Karakter Raih Prestasi”

12 September 2012 PESERTA 2

6. UPT Perpustakaan STAIN Salatiga “LIBRARY USER EDUCATION”

13 September 2012 PESERTA 2

7. Musabaqoh Lughoh ‘Arobiyah (MLA) dengan tema “Mewujudkan Potensi Berbahasa Dengan Musabaqoh Lughoh ‘Arobiyah”

17 Oktober 2012 PESERTA 2

8. Penerimaan Anggota Baru JQH dengan tema “Membentuk Paradigma Mahasiswa Qur’ani Dengan Panca Indra, Akal dan Hati”

17-18 November 2012

PESERTA 2

9. Tabligh Akbar Bertajuk “Tafsir Tematik Dalam Upaya Menjawab Persoalan Israel dan Palestina Landasan QS. Al-Fath: 26-27”

1 Desember 2012 PESERTA 2

Page 135: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

118

10. SK Pengangkatan Pengurus Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz (JQH) STAIN Salatiga 2013

31 Januari 2013

PENGURUS (Kaderisasi

Bidang Khottul ‘Arobi)

4

11. Tafsir Tematik dengan tema “Sihir dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hukum Negara”

4 Mei 2013 PESERTA 2

12. “Sosialisasi Bos Bagi Pondok Pesantren Se Jateng Angkatan 11” oleh Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah

21-24 Mei 2013 PESERTA 4

13. Gorah Massal & Bimbingan Tilawah Nasional

24-25 Mei 2013 PESERTA

8

14. Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke V dengan tema “MTQ Sarana Apresiasi untuk Mencetak Insan Qur’ani”

23 Oktober 2013 PANITIA 3

15. Penerimaan Anggota Baru (PAB) JQH dengan tema “Kristalisasi Nilai Qur’ani Menuju Insan yang Penuh Hikmah”

23-24 November 2013

PANITIA 3

16. SK Pengangkatan Pengurus Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz (JQH) Al-Furqan STAIN Salatiga 2014

31 Januari 2014 PENGURUS (Staff Dev.

Tafsir) 4

Page 136: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

119

17. SK Panitia dan Pemateri Tafsir Tematik JQH Al-Furqan

10 Mei 2014 PANITIA

(Ketua) 3

18. SK Panitia, Pemateri, dan Peserta Achievemen Motivation Training (AMT) OPAK STAIN Salatiga 2014

8 Agustus 2014 PANITIA (Sie. Perlengkapan)

3

19. SK Penylenggara Gebyar Seni Qur’ani JQH Al-Furqan STAIN Salatiga 2014

5 November 2014 PANITIA 4

20. Gebyar Seni Qur’aniyy Umum ke-VI Se- Jawa Tengah dengan tema “Aktualisasi Makna dan Syi’ar Al-Qur’an Sebagai Sumber Inspirasi”

5 November 2014 PESERTA (Rebana)

4

21. Penerimaan Anggota Baru (PAB) JQH Al-Furqan 2014

13-14 Desember 2104

PANITIA 3

22. MUJAROFADZ (Musyawaroh Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz)

25 Desember 2014 PANITIA 3

Page 137: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

120

Page 138: NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1437/1/Nur Faizin (111-12-013).… · Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13

121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Nur Faizin

Nama Ayah : Nasikhun

Nama Ibu : Ismiyani

Tempat / Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 14 Maret 1994

Alamat : Ling. Gintungan RT 002 / RW 005, Kel. Bandungan, Kec. Bandungan, Kab. Semarang

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

RIWAYAT PENDIDIKAN

Formal

2000 – 2006 SD N Bandungan 02, Bandungan, Kab. Semarang

2006 – 2009 SMP Qaryah Thayyibah, Tingkir, Kota Salatiga

2009 – 2012 PKBM Qaryah Thayyibah, Tingkir, Kota Salatiga

2012 – 2016 Program Sarjana (S1) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).

Non Formal

2006 – 2015 Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien, Kalibening, Tingkir, Salatiga

2006 – 2009 Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Mubtadi-ien, Kalibening, Tingkir, Salatiga

2009– 2012 Madrasah Aliyah Hidayatul Mubtadi-ien, Kalibening, Tingkir, Salatiga