nilai-nilai pendidikan akhlak sosial dalam al- qur an...

94
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QURAN SURAH AL-ARAF AYAT 199-202 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Ahmad Fairuz 11140110000094 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL-

QUR’AN SURAH AL-‘ARAF AYAT 199-202

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Ahmad Fairuz 11140110000094

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai
Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai
Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai
Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai
Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

i

ABSTRAK

Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Sosial

dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 199-202.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana nilai pendidikan

akhlak sosial yang terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 199-202 serta

bagaimana metode aplikasinya. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah

metode kualitatif dengan pendekatan penelitian pustaka. Memfokuskan pembahasan

pembahasan pada sumber data primer, yaitu literatur-literatur karya peneliti atau

teoritis yang orisinil. Dalam hal ini. sumber data primer yang digunakan adalah kitab-

kitab tafsir yang membahas tentang surat al A’raf ayat 199-202.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, nilai-nilai pendidikan akhlak

sosial yang terdapat dalam al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 199-202 adalah nilai

berketuhanan, nilai pemaaf, nilai peduli sosial, serta nilai menghindari provokasi.

Adapun dalam mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan akhlak sosial tersebut dapat

dilakukan dengan metode diantaranya keteladanan, nasihat, pembiasaan, serta hukum

dan ganjaran.

Kata Kunci : Nilai pendidikan akhlak sosial, Al-Qur’an, surah Al-A’raf ayat 199-202

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

ii

ABSTRACT

Ahmad Fairuz (NIM: 11140110000094). Values of Social Moral Education in the

Qur'an Surah Al-A'raf Verses 199-202.

The purpose of this study is to find out how the value of social moral

education contained in the Qur'an surah Al-A'raf verses 199-202 and how the

application method. The research method used by researchers is a qualitative method

with a library research approach. Focuses the discussion on the primary data source,

that’s original research or theoretical literature. In this case, the primary data sources

used are commentary books that discuss Surah al A'raf verses 199-202.

The results of this study indicate, the values of social moral education

contained in the Qur’an surah Al-A'raf verses 199-202 are the values of godliness,

forgiveness, social care values, and the value of avoiding provocation. As for

applying the values of social moral education can be done by the methods, among

them examples, advice, habituation, as well as law and reward.

Keywords: Value of social moral education, Qur’an, Surah Al-A’raf verses 199-202

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Nilai-nilai

Pendidikan Akhlak Sosial dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 199-202”.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari adanya doa, bantuan, bimbingan,

dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi

ini, antara lain:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A. selaku Rektor

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, MA.g, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Abdul Haris, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag. selaku sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Khadijah, MA. Selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu

mendengarkan keluhan mahasiswa yang dibimbingnya.

6. Dr. Muhammad Sholeh Hasan, Lc, MA. selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberi bimbingan, arahan, maupun kritik dan saran yang sangat

bermanfaat selama mengerjakan skripsi.

7. Tanenji, S.Ag., M.A. selaku dosen PAI yang telah memberikan arahan dan

semangat agar dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu, serta selalu

mengingatkan untuk bersyukur dan menikmati setiap prosesnya.

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

iv

8. Segenap dosen PAI, terima kasih atas ilmu, nasehat, motivasi, serta tugas-

tugas yang selama ini telah mendewasakan saya, berkat mereka, saya

mendapatkan banyak ilmu mengenai pengajaran.

9. Drs. KH. Ahmad Shofwan Nizami, KH. Muhammad Fadholi Masykur, Ust.

Ade Zainal Muttaqin, serta para kyai dan asatidz yang telah ikhlas mendidik

dan mengajarkan banyak hal kepada saya.

10. Ikatan Keluarga Ponpes Al-Hidayah (IKPH).

11. Dewan guru Pondok Pesantren Al-Hidayah yang telah memberikan banyak

contoh, teladan, pengalaman, dan memberi kesempatan untuk belajar lebih

banyak, serta tak lupa untuk santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Al-

Hidayah yang selalu menyambut saya dengan suka cita.

12. Kedua orang tua saya, Ibu Dalilah AZ, dan Bapak Drs. H. Junaidi Ahmad,

terima kasih karena tidak henti-hentinya memberikan do’a dan dukungannya

baik moril maupun materil, serta telah mengajarkan kemandirian, kerja keras,

dan bersyukur terhadap segala sesuatu yang saya miliki.

13. Saudara-saudara saya, Ahmad Naufal, Ahmad Hisyam, Muhammad Farras,

Muhammad Faruq, yang tidak henti-hentinya memberikan do’a dan

dukungannya serta bantuannya. Dan yang telah menghibur dan

menghilangkan kejenuhan selama pembuatan skripsi.

14. Kawan-kawan seperjuangan di HMI Komtar, Acep, Ferdy, Idhar, Farah, Ari,

Ghina, Biko, Teguh Iswanto, Sholihin Firdaus, Maryam Meiriza, Ulfiyani,

Ilham Azhari, Novalda Pertiwi S.Pd, Zefi Khomara S.Pd, Ghilman Hanif,

Gilang, Adi Raharjo, Santri Ekawati, Ajeng Rahmawati Dewi S.Pd, Amelia

Kurnia Ghita Tamalia, GATARI seluruhnya, serta yang terkhusus kawan-

kawan pejuang A-Z, yang telah menemani berproses belajar bersama di

Ciputat.

15. Teman-teman PAI 2014 khususnya PAI C yang senantiasa menyemangati

saya dalam menyelesaikan skripsi.

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

v

16. Kawan-kawan yayasan Mira dan Ainida yang telah memberikan motivasi

untuk segera menyelesaikan tugas skripsi ini.

17. Teman-teman seperjuangan di HMI Distrik PAI dan kawan kawan pengurus

IKPH yang selalu memberi ide-ide baru dalam menyelesaikan skripsi ini.

18. Teman-teman serta adik-adik Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam Cabang

Ciputat Encek, Novi, Ziah, Faisal, Rida, Ary, Ainu, Windi, Kisai, Desy,Amar,

dan kawan-kawan/ adik-adik LAPENMI lainnya, yang selalu memberikan

semangat agar gelar sarjana segera diraih.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Demikian ucapan terima kasih yang dapat saya sampaikan dan iringan do’a

selalu semoga segala amal yang kalian berikan akan mendapatkan balasan dari Allah

SWT. Penulis sadar, meskipun usaha telah maksimal tetapi sebagai manusia pastilah

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima saran

dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis sangat berharap semoga karya

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan juga bagi pengembangan pendidikan.

Jakarta, 02 Oktober 2019

Penulis,

Ahmad Fairuz

NIM. 11140110000094

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 8

D. Perumusan Masalah ....................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Sosial .......................................................... 10

1. Pengertian Nilai .................................................................................... 10

2. Pengertian Pendidikan .......................................................................... 11

3. Pengertian Akhlak ................................................................................. 12

4. Hubungan Pendidikan dengan Akhlak ................................................. 14

5. Pengertian Sosial .................................................................................... 15

B. Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran .......................................................... 16

C. Penelitian Yang Relefan ............................................................................. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian ....................................................................... 22

B. Metode Penelitian ...................................................................................... 22

C. Fokus Penelitian ........................................................................................ 24

D. Prosedur Penelitian .................................................................................... 24

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

vii

1. Pengumpulan Data ................................................................................ 24

2. Analisis Data ......................................................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kajian Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 199-202 .................................................. 28

1. Teks Ayat dan Terjemah Surah Al-A’raf Ayat 199-202 .......................... 29

2. Kosakata (Mufradat) ................................................................................ 29

3. Munasabah Ayat ....................................................................................... 30

4. Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 199-202

a. Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 199 ......................................................... 34

b. Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 200 ......................................................... 42

c. Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 201 ......................................................... 47

d. Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 202 ......................................................... 52

B. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Sosial dalam Surah Al-A’raf Ayat 199-202.. 57

1. Nilai Pemaaf .............................................................................................. 58

2. Nilai Peduli Sosial .................................................................................... 59

3. Nilai Menghindari Provokasi ................................................................... 61

C. Konsep Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Sosial dalam Al-Quran

Surah Al-A’raf Ayat 199-202 ........................................................................ 65

1. Keteladanan .............................................................................................. 66

2. Nasihat ...................................................................................................... 67

3. Pembiasaan ............................................................................................... 69

4. Hukum dan Ganjaran ............................................................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 73

B. Implikasi .......................................................................................................... 74

C. Saran ............................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 75

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an al-Karim merupakan kitab suci yang Allah jadikan penutup

dari kitab-kitab sebelumnya, dan Allah SWT menurunkannya kepada seorang

Nabi yang menjadi penutup dari nabi-nabi sebelumnya, dengan ajaran agama

yang menyeluruh serta kekal yang Allah menjadikannya penutup dari agama-

agama sebelumnya. Al-Qur‟an ialah peraturan dari Sang Pencipta untuk

memperbaiki kehidupan ciptaan-Nya, serta undang-undang langit untuk

petunjuk penduduk bumi sekalian. Allah SWT Menyampaikan kepada

penduduk Bumi akan segala syariat, dan menitipkannya segala bentuk

kebangkitan, dan menggantungkan tiap-tiap kebahagiaan. Al-Qur‟an ialah

sebagai hujjah (bukti) Rasulullah SAW, ayat-ayat agung yang berlaku pada

rongga mulut penghuni dunia sebagai saksi akan risalahnya, yang berbicara

atas kenabiannya, dan sebagai argumen atas sifat jujur dan amanahnya.1

Menurut Samsul Ulum al-Qur‟an adalah wahyu Allah yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW untuk semua manusia dari mulai di utusnya

Nabi Muhammad SAW menjadi Rasul sampai dengan manusia terakhir. Al-

Qur‟an merupakan petunjuk bagi seluruh manusia.2

Nabi Muhammad hadir sebagai penutup dari para nabi. Membawa

risalah dari Tuhan berupa al-Qur‟an, dengan tugas utama yang ditujukan

untuk memperbaiki akhlak dan perilaku kehidupan penduduk bumi yang

diantaranya terdiri dari jin dan manusia. Sosok Manusia Paripurna yang

penyabar dan penyayang, datang sebagai kekasih Allah, yang mengajarkan

1 Sayyid Muhammad Alawi, Zubdah Al-itqon, (Madinah: Mathobi‟ Ar-rasyid, 1981), h. 05.

2 Samsul Ulum, Menangkap Cahaya Al-Qur’an, (Malang: UIN Malang Press, 2007), h. 3

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

2

arti dari perbedaan, antara manusia dengan hewan. Jikalau tiada Nabi

Muhammad niscaya keadaan umat manusia saat ini seperti hewan yang

bertebaran.

Pendidikan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia,

karena kehidupannya di masa yang akan datang sangatlah bergantung kepada

pendidikan yang ia lalui di masa sebelumnya. Secara umum pendidikan

merupakan kegiatan yang berlangsung sepanjang hidup untuk meningkatkan

kepribadian agar dapat berperan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat

di masa yang selaras dengan alam dan masyarakat. Pendidikan dapat

menjadikan seseorang memahami nilai-nilai dan norma-norma kehidupan

sehingga tidak menyimpang dari norma yang berjalan di lingkungan

masyarakat.

Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata,

pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang

ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidak

hanya bersifat pelaku pembangunan, tetapi sering merupakan perjuangan pula.

Pendidikan berarti memelihara hidup tumbuh ke arah kemajuan, tidak boleh

melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin. Pendidikan adalah

usaha kebudayaan berasas peradaban, yakni memajukan hidup agar

mempertinggi derajat manusia.3

3 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: Gaya Media Pratama, 2005), h.10

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

3

Kerap kali ditemukan di dunia maya perihal berita yang tidak

mengenakkan hati, mengenai soal kirisis moral dan akhlak. Penurunan moral

atau bisa dikatakan krisis akhlak saat ini sedang menyerang generasi muda

sebagai penerus arah bangsa. Budaya westernisasi yang sangat mudah masuk

melalui media massa dan media sosial pun semakin masiv di masa dewasa ini.

yang akhirnya banyak dari masyarakat yang tidak bisa memfilter di era

globalisasi daripada budaya negatif yang terkandung dalam ke barat-baratan

(westernisasi). Akhirnya ketiadaan dalam membedakan antara makna

globalisasi dan westernisasi. Seakan menjadi suatu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan. Padahal dari segi definisi dan pengertian pun sudah jelas akan

perbedaan antara makna globalisasi dan westernisasi. Globalisasi sama sekali

berbeda dan bahkan bertentangan dengan westernisasi. Apabila westernisasi

menyebarkan paham modernisme, globalisasi menyebarkan post-modernisme.

Apabila modernisme cenderung menawarkan sebuah dunia yang homogen

dengan kebudayaan barat sebagai pusat homogenisasinya, postmodernisme

menawarkan sebuah dunia yang heterogen, plural, dan menyebar tanpa pusat.4

Perilaku menyimpang krisis moral yang dimaksud diantaranya;

tawuran antar remaja di depan SMPN 3 Bekasi yang dimulai saling ejek dan

mengakibatkan satu remaja tewas mengenaskan bersimbah darah dengan

sabetan celurit,5 dua pemuda pemudi yang nekat berciuman di taman kota

Malang Jawa Timur,6 pembacokan siswa SMP yang dilakukan oleh seorang

remaja 16 tahun yang disinyalir hanya ingin disebut jagoan oleh kawan-

4 Faruk, “Sastra Islam dalam Dua Sistem Nalar”, dalam Arief (ed), Sastra dan Budaya Islam

Nusantara, (Yogyakarta: SMF Adab IAIN Sunan Kalijaga, 1998), h. 8. 5 https://metro.sindonews.com/read/1379846/170/tawuran-antar-remaja-abg-18-tahun-tewas-

disabet-senjata-tajam-1550491245 diakses pada tanggal 12 Maret 2019, pukul 23:03 6 https://www.brilio.net/duh/miris-dua-pelajar-smp-ini-kepergok-ciuman-di-taman-kota-

1602298.html# diakses pada tanggal 12 maret 2019, pukul 23:07

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

4

kawannya7, dan masih banyak lagi perilaku-perilaku menyimpang yang saat

ini berjalan di masyarakat.

Akhlak adalah perkara yang tak luput dari diri seseorang, dengan

berdasarkan dua kriteria antara akhlak Terpuji dan akhlak tercela. Namun

berbicara soal akhlak pastilah selalu sampai kepada yang dimaksud sebagai

“Akhlak Terpuji”, dengan contoh “Jadilah kamu pribadi seorang yang

berakhlak!” maka tujuan dari kalimat perintah ini adalah agar “kamu” yang

sebagai lawan bicara atau mukhatab menjadi pribadi yang berakhlak terpuji.

Rasulullah SAW diutus sebagai panutan dengan membawa kemuliaan akhlak.

Sebagaimana Sabda Nabi Saw:

م امب اح م نم ا عن أيب هريرة: مم قب ا عث ت أ 8اأمخلم

Yang artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kebajikan

akhlak.”

Perlunya pengajaran akan kemuliaan akhlak mestilah disebarkan,

karena bagaimana pun kita hidup dalam bersosial dan bermasyarakat. Jika

tiap-tiap pribadi atau individu memiliki akhlak yang terpuji maka hasil yang

dari upaya tersebut adalah tercapainya negeri yang aman, memiliki rasa

persaudaraan, rasa kedamaian, dan juga ketentraman.

Islam tak hanya mengajarkan bagaimana hubungan antara seorang

hamba kepada Tuhannya saja, melainkan Islam juga menjungjung nilai

bagaimana berkehidupan sosial. Pentingnya kasih sayang diantara sesama

umat manusia akan mencapai ketentraman dalam berkehidupan, karena

bagaimanapun peran umat manusia sebagai anak cucu Adam di muka bumi ini

7https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4699115/pembacok-siswa-smp-di-sukabumi-

ditangkap-motif-pengin-disebut-jagoan?_ga=2.189118187.1530561923.1571469529-1607767669.1571469529 diakses pada tanggal 17 oktober 2019, pukul 14:00

8 As-Suyuthi, Al-Jami As-Shagir, (Beirut: Dar El-Kutub Al-Ilmiyah, 2012), h. 155.

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

5

ialah sebagai khalifatullah fil Ardh, yang menjadi penentu akan bagaimana

arah kehidupan di bumi ini. Walaupun pada dasarnya segala sesuatu baik

kehidupan di dunia maupun di akhirat nanti tak akan pernah terlepas dari

pengaturan Sang Maha Kuasa, Allah SWT. Sebuah hadist yang mesti

perhatikan betul akan dari segi arti yang begitu mendalam yang dinukilkan

oleh Imam As-Suyuthi di dalam Jami‟us Shagirnya yang juga dinukilkan oleh

Imam Hakim dan juga Imam Thabrani di kitab Al-Kabir nya:

ا رحم ممن ف اأمرض ي مرحمكم ممن ف احسممب اء عن عبد اهلل اعن مسثود: 9

Yang Artinya: “Sayangilah penduduk bumi niscaya penduduk langit akan

menyayangimu”

Masih banyak lagi dari Ayat al-Qur‟an maupun Hadist Nabawi yang

menyinggung soal akhlak, namun tidak bisa saya cantumkan semuanya

dikarenakan keterbatasan saya dalam menyinggung kesempurnaan agama

Islam.

Surah al-A‟raf ayat 199-202 mengandung banyak nilai akhlak yang

tercangkup, Diantaranya pada ayat 199;

خذ احثمفوم ومأمر ع ب احثرف ومأمعر ض عمن المب اه ل يم

Yang Artinya: “Ambillah Maaf dan suruhlah yang ma‟ruf, serta

berpalinglah dari orang-orang jahil.”

Memberi maaf merupakan sifat kebaikan yang mesti ada pada pribadi

setiap muslim. Memaafkan kesalahan teman, orang tua, dan guru ialah suatu

bentuk keharusan. Karena tidak semua kesalahan itu hasil upaya kesengajaan.

Oleh karena itu pentingnya bagi kita sebagai seorang muslim memiliki sifat

9 Ibid., h. 64

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

6

pemaaf. Memaafkan orang-orang yang berbuat salah kepada kita, baik

disengaja mupun tidak disengaja.

Kembali meninjau akan kasus tawuran remaja yang mengakibatkan

satu korban jiwa hanya karena disebabkan ejekan kepada pribadi lalu berubah

menjadi kelompok, alangkah baiknya jika menerapkan nilai agama

sebagaimana yang tadi dijelaskan suruhlah atau perintahkanlah kepada yang

ma’ruf tentang baiknya memaafkan, dan dikorelasikan dengan bunyi ayat

yang artinya berpalinglah kamu dari orang-orang jahil sehingga dapat

mengantisipasi kejadian demikian.

Lalu dilanjutkan dengan bunyi surah Al-„Araff ayat 200:

وم ا مب ا يمنزمغمنكم م نم احشيطمب ان ن مزغ فمب استمث ذ ع ب احله ا نه سم يع عمل ي

Yang Artinya: “Dan jika engkau benar-benar dibisikkan oleh setan dengan

satu bisikan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia

Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.”

Sahabat Abdullah bin Zubair pernah berkata: “Demi Allah tidaklah

Allah SWT menurunkan ayat ini (Al-A‟raff 199) kecuali untuk berakhlak

(baik) kepada manusia.” Dan sungguh telah diriwayatkan dari Nabi SAW

bahwasanya beliau bersabda sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh imam

At-Tirmidzi: “Seberat-beratnya timbangan di yaumil mizan itu adalah akhlak

yang baik dan juga sempurna.”10

Banyak para penulis skripsi yang mengungkapkan ayat-ayat dari Al-

Qur‟an surah Al-„Araf yang berkaitan dengan Akhlak dan juga pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas penulis akan mengungkapkan Nilai-Nilai

Pendidikan Akhlak Sosial dalam Al-Qur’an surah Al-‘Araf ayat 199-202

10

Wahbah Az-zuhaili, At-Tafsir Al-Munir, Jilid V, (Beirut: Dar El-Fikr), h. 231.

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

7

tersebut secara keseluruhan. Karena itu surah al-A‟raf akan dikaji ayat demi

ayat. selain itu akan dikemukakan pula pendapat para ahli tafsir dan juga ahli

pendidikan yang berkaitan dengan masalah nilai pendidikan akhlak di dalam

surah al-araf 199-202 disana.

B. Identifikasi Masalah

Dari judul skripsi di atas penulis dapat mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut:

1. Kurangnya perhatian terhadap pendidikan akhlak di masyarakat, yang

menyebabkan banyaknya berita tentang kemerosotan akhlak maupun

tindakan kriminal. Seperti muda-mudi yang melakukan tindakan yang

belum semestinya, tawuran antar pelajar, perampokan, dan masih banyak

yang lainnya.

2. Kurangnya perhatian dan kesadaran orang tua dalam membimbing anak

sebagai penerus daripada keluarga, agama, nusa dan bangsa.

3. Minimnya upaya sebuah lembaga yang hanya sekedar ingin memajukan

lembaganya saja tanpa memerhatikan output yang dihasilkan lembaga

tersebut di masyarakat.

4. Belum meratanya keinginan di masyarakat untuk mengaplikasikan Nilai

Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam Al-Qur‟an. Diantaranya surah

Al-A‟raf ayat 199-202

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi diatas penulis akan mencantumkan pembatasan masalah

sebagai berikut:

1. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surah Al-A‟raf ayat

199-202

2. Penerapan (Tathbiq) nilai-nilai pendidikan akhlak dalam sosial

masyarakat yang dibatasi dalam surah Al-A‟raf ayat 199-202

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

Bagaimanakah nilai-nilai akhlak sosial yang terkandung dalam surah Al-A‟raf

ayat 199-202?

E. Tujuan

Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui, menggali,

dan memahami nilai-nilai pendidikan Akhlak yang terkandung dalam surah

Al-A‟raf ayat 199-202

F. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khazanah

keilmuan pada bidang tafsir pendidikan.

2. Manfaat praktis

a) Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang

baru serta dapat memberikan pengalaman dan pembelajaran

mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak sosial yang terdapat pada al-

Qur‟an surah al-A‟raf ayat 199-202

b) Bagi Lembaga Pendidikan

Memberi sumbangsih pemikiran terkait konsep dan teori tentang

nilai-nilai pendidikan akhlak sosial dalam al-Qur‟an, utamanya pada

surat al-A‟raf ayat 199-202, serta menambah khazanah kepustakaan

dalam meneliti dan memahami al-Qur‟an sebagai petunjuk.

c) Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan bagi masyarakat terkait nilai-nilai

pendidikan akhlak sosial yang terdapat dalam al-Qur‟an.

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

9

d) Bagi Peneliti Lain

Membuka kemungkinan adanya penelitian lebih lanjut dan

peninjauan kembali dari hasil penelitian ini.

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Sosial

1. Pengertian Nilai

Kata Nilai menurut KBBI adalah ―harga, harga uang, Angka

kepandaian, banyak sedikitnya isi; kadar, sifat-sifat (hal-hal) yang penting

atau berguna bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia

sesuai dengan hakikatnya.‖1

Nilai menurut Muhammad Noor Syam, beliau mendifinisikan nilai

adalah suatu pola normatif yang menentukan tingkah laku yang diinginkan

bagi suatu sistem yang ada kaitannya dengan lingkungan sekitar tanpa

membedakan fungsi-fungsi dari bagiannya.2

Memang, jika kita meninjau beberapa pernyataan diatas, maka kita

akan berkesimpulan mudah bahwa nilai merupakan sesuatu yang menonjol

dari sebuah perbuatan diri seseorang di lingkungan sekitarnya. Namun

sekiranya masih terlihat ganjil untuk disimpulkan.

Menurut perkataan filsuf Jerman-Amerika, Hans Jonas, nilai adalah

the addressee of a yes, ―sesuatu yang ditujukan dengan ‗ya‘ kita‖. Memang,

nilai adalah sesuatu yang kita iyakan atau kita aminkan. Nilai selalu

mempunyai konotasi positif. Sebaliknya, sesuatu yang kita jauhi, sesuatu yang

membuat kita melarikan diri—seperti penderitaan, penyakit, atau kematian—

adalah lawan dari nilai, adalah ―non-nilai‖ atau disvalue, sebagaimana

dikatakan orang inggris.3

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2008), h. 963. 2 Muhammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila,

(Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 133. 3 K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 139.

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

11

Dengan demikian penulis menyimpulkan nilai merupakan suatu hal

positif yang muncul dan tak pernah terlepas dari suatu perbuatan atau kegiatan

dalam lingkungan masyarakat. Tatkala seseorang melakukan suatu perbuatan,

maka yang akan dilihat dari perbuatannya adalah sisi nilai positif dari

perbuatannya tersebut. Dan adapun sisi nilai positif tersebut berkaitan dengan

lingkungan masyarakat.

2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan secara etimologi berasal dari kata ―didik‖ yang artinya

―proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan‖.4

Dalam arti pendidikan ialah proses atau cara perbuatan untuk mengubah sikap

dan tata laku peserta didik.

Sedangkan secara terminologi Pendidikan menurut Ahmad Tafsir

adalah ―berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap

seseorang (anak didik) agar tecapai perkembangan maksimal yang positif‖.

Usaha itu banyak macamnya. Satu diantaranya ialah dengan cara

mengajarnya, yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.

Selain itu, ditempuh juga usaha lain, yankni memberikan contoh (teladan)

agar ditiru, memberikan pujian dan hadiah, mendidik dengan cara

membiasakan, dan lain-lain yang tidak terbatas jumlahnya.5

Menurut Nanang Purwanto ―pendidikan adalah segala kegiatan yang

dilakukan secara sadar berupa pembinaan (pengajaran) pikiran dan jasmani

anak didik berlangsung sepanjang hayat untuk meningkatkan kepribadiannya,

agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat

di masa yang selaras dengan alam dan masyarakatnya‖.6

4 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., h. 326.

5 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,

2007), h. 28. 6 Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 24.

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

12

Dilihat dari segi proses teradinya pendidikan ada dua segi yang arus

dikembangkan yaitu proses individual dan proses sosial. Beberapa ahli

pendidikan mengatakan bahwa masalah utama dalam pendidikan adalah

bagaimana mengembangkan semua kemampuan dasar (potensi) yang sudah

dimiliki anak sejak lahir. Sedangkan pendidikan sebagai proses sosial,

pendidikan harus berusaha melestarikan dan meneruskan nilai-nilai

kebudayaan kepada generasi berikutnya dalam rangka stabilitas sosial.7

3. Pengertian Akhlak

Akhlak dari segi etimologi artinya budi pekerti; kelakuan.8 Kata

akhlak berasal dari bahasa arab ( أخلق) yang sudah menjadi bahasa serapan di

Indonesia. أخلق merupakan bentuk jamak dari kata اخللق dan yang اخللق

berarti روءة dan ,(watak alami) السجية ,(kebiasaan) العادة ,(keluhuran budi) امل

عبالط (tabiat).9 Baik kata akhlak atau khuluq kedua-duanya diumpai

pemakaiannya baik dalam Al-Qur‘an, maupun Al-Hadist, sebagai berikut:

(4وانكلعلىخلقعظيم)القلم:

―Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung‖.

(QS. Al-Qalam, 68:4).

)الشعراء: خلقاألولي (73انىذاال

―(Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan yang dahulu‖.

(QS. Al-Syu‘ara, 26: 137).

7 Madyo Eko Susilo & Kasihadi, Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang: Effhar Publishing,

1985), h. 8 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., h. 27

9 Louis Ma‘luf al-Yassu‘i dan Bernard Totel al-Yassu‘i, Al-Munjid, (Beirut: Dar El-Masyriq,

2008), h. 194.

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

13

اياناأحسن همخلقا)رواهالرتمذي( ؤمني أكملامل

―Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang

yang sempurna budi pekertinya‖. (HR. Turmudzi).

ابعثتألتممكارماألخلق)رواهأمحد( ان

―Bahwasanya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan budi

pekerti‖. (HR. Ahmad).

Ayat yang pertama disebut di atas menggunakan kata khuluq untuk

arti budi pekerti, sedangkan ayat yang kedua menggunakan kata akhlak untuk

arti adat kebiasaan. Selanjutnya hadis yang pertama menggunakan kata

khuluq untuk arti budi pekerti, dan hadis yang kedua menggunakan kata

akhlak yang juga digunakan untuk arti budi pekerti. Dengan demikian kata

akhlaq atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti,adat kebiasaan,

perangai, muru‘ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabi‘at. Pengertian

akhlak dari sudut kebahasaan ini dapat membantu kita dalam menjelaskan

pengertian akhlak dari segi istilah.10

Sedangkan pengertian akhlak dari segi terminologi menurut Imam Al-

Ghazali adalah:

هاتصدراألف عالبس هولةيسرمنغيعبارةعنىيئةفالن فسراسخةعن

حاجةالفكرورؤيةSifat yang tertanam dalam jiwa yang memunculkan perbuatan-

perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa membutuhkan kepada pemikiran

dan pandangan.11

10

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 2-3. 11

Imam Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, Jilid III, (Kairo: Dar El-Hadist, 2004), h. 70.

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

14

Akan tetapi menurut arti etimologi dan terminologi diatas saja belum

cukup untuk memahami apa yang dimaksudkan dalam karya tulis ini sebagai

pengertian ―Akhlak‖. Dalam hal ini penulis ingin memberikan beberapa

pandangan menurut filsuf yunani. Seperti halnya dengan banyak istilah yang

menyangkut filsafat. Pengertian akhlak pun ternyata tidak hanya berasal dari

bahasa arab. Akan tetapi sejatinya kata akhlak itu sendiri berasal dari bahasa

yunani kuno yang berarti ethos.

Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti;

tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak,

watak; perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya

adalah adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah yang menjadikan latar belakang

bagi terbentuknya istilah ―etika‖ yang oleh filsuf yunani besar Aristoteles

(384-382 S.M) sudah dipakai untuk menunjukan filsafat moral.12

Jadi, jika kita membatasi diri pada asal usul kata ini, maka ―Akhlak‖

dalam pengertian etimologi filsafat berarti: Ilmu tentang apa yang biasa

dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

4. Hubungan Pendidikan dengan Akhlak

Pendidikan dan akhlak bagaikan satu kesatuan yang tak dapat

dipisahkan. Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah berlalu, dapatlah

ditemukan beberapa kata kunci yang menghubungkan antara satu dengan yang

lainnya.

Satu dan lain hal yang sangat diperlukan dalam pendidikan adalah

keteladanan seorang guru terhadap murid-muridnya. Para salafuna al-shalih,

baik dari kalangan ulama, auliya dan bahkan para nabi dan Rasulullah, dalam

rangka mewujudkan aktivitas horizontal yang produktif dalam kehidupan,

cenderung mengedepankan keteladanan ini. Melalui keteladanan, ilmu yang

12

K. Bertens, op. cit., h. 4.

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

15

diterima murid, mudah dihayati dan mudah dimengerti untuk kemudian

mudah pula diwujudkan dalam aktivitas horizontal sehari-hari.13

Aktivitas

horizontal yang dimaksud demikian ialah akhlak yang akan diaplikasikan oleh

seorang murid dikehidupan sehari-harinya.

Menurut Abuddin Nata tujuan pendidikan Islam adalah ―terbentuknya

seorang hamba Allah yang patuh dan tunduk melaksanakan segala perintah-

Nya dan menjauhi larangan-Nya serta memiliki sifat-sifat dan akhlak yang

mulia.‖ Rumusan ini dengan jelas menggambarkan bahwa antara pendidikan

islam dengan ilmu akhlak ternyata sangat berkaitan erat. Pendidikan islam

merupakan saran yang mengantarkan anak didik agar menjadi orang yang

berakhlak.14

5. Pengertian Sosial

Kata sosial menurut KBBI adalah yang berkenaan dengan masyarakat,

atau suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma,

dsb).15

Menurut R. Soegarda Poerbakawatja dan H. Ali Harahap dalam

ensiklopedi pendidikan mendefinisikan sosiologi ―adalah penyesuaian

kepentingan dan sifat-sifat umum dari masyarakat dengan menyisihkan atau

melebur kepentingan-kepentingan dengan hasil timbul atau keadaan yang

stabil serta harmonis.16

Dari beberapa pernyataan diatas dapat dipahami bahwasanya manusia

merupakan makhluk sosial yang berarti saling membutuhkan antara satu

dengan yang lainnya sebagai warga masyarakat. Dalam berkehidupan manusia

tidak mungkin bisa hidup sendiri, yang berarti pasti membutuhkan orang

selain daripada dirinya.

13

Hasyim Syamhudi, Akhlak Tasawuf, (Malang: Madani Media, 2015), h. 141. 14

Abuddin Nata, op. cit., h. 38. 15

Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., h.1331. 16

R. Soegarda Poerbakadja & A. H. Harahap, Enslikopedi Pendidikan, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1994), h. 275.

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

16

Adapun hubungan antara akhlak (etika) dengan sosiologi (ilmu

kemasyarakatan) sangatlah berdekatan. Karena mempelajari kelakuan

(perbuatan manusia yang timbul dari kehendak) yang ia menjadi pokok

persoalan etika, sangat mendorong untuk mempelajari kehidupan masyarakat

yang menjadi pokok persoalan sosiologi. Demikianlah karena manusia itu

tidak dapat hidup kecuali bermasyarakat dan ia tetap menjadi anggota

masyarakat.17

B. Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an

Proses perkembangan moral bangsa, disamping dipengaruhi moral atau

nilai-nilai islam, juga oleh moral atau nilai-nilai yang tumbuh dan

berkembang dari pengembangan budaya kaum muslim di Indonesia dengan

jalan mengisi keinginan masyarakat melalui penggalian secara mendalam atas

jiwa yang terkandung dalam Al-Qur‘an dan Hadist.18

Al-Qur‘an adalah rujukan pokok dalam kehidupan seorang yang meyakini

akan keesaan Tuhan. Sehingga tak terlepas didalamnya mencangkup ayat-ayat

yang memaparkan tentang Akhlak yang Harus ada pada tiap-tiap orang.

1. Manusia Terhadap Tuhan

Manusia adalah ciptaan (makhluq) yang membutuhkan sosok adanya

Sang Pencipta (khaliq). Ciptaan yang tak mampu berdiri sendiri dan pasti

membutuhkan sandaran kepada yang lain, dan yang sepantasnya untuk

dijadikan sandaran hanyalah Allah SWT Tuhan semesta Alam Sang Maha

Pencipta. Sehingga yang paling pertama dari akhlak manusia kepada

Tuhannya ialah dengan cara tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Luqman ayat 13:

يمعظملظلكإنٱلشر

17 Ahmad Amin, Etika: Ilmu Akhlak, Terj. Farid Ma‘ruf, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1995),

h. 8. 18

Abdullah & Safarina, Etika Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 119.

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

17

―Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang paling

besar.‖

Kezaliman adalah lawan keadilan. Dengan demikian

mempersekutukan-Nya sama dengan menempatkan-Nya bukan pada tempat-

Nya. Berulang-ulang pertanyaan dalam al-Qur‘an yang bermakna kecaman

yang menyatakan: Siapakah (tidak ada) yang lebih aniaya daripada

membuat/menisbahkan kebohongan terhadap Allah. Jangan berkeyakinan ada

suatu sekutu bagi Allah. Itu tidak sesuai dengan ―kedudukan-Nya‖ sebagai

Tuhan Yang Maha Esa.19

Perkara yang kedua yang mesti ditekankan sebagai akhlak manusia

terhadap Tuhannya ialah dengan tidak berprasangka buruk kepada-Nya.

Karena Nabi Adam As beserta Sayyidati Hawa dikeluarkan dari surga dengan

sebab tergoda oleh rayuan syetan dan berprasangka buruk akan larangan-Nya

untuk menjauhi pohon khuldi.

Sangka buruk kepada Allah dapat menciptakan keputusasaan, seakan-

akan yang berputus asa menganggap bahwa Allah SWT tidak kuasa

menyingkirkan kesulitannya.Maha Suci Allah dari dugaan itu karena itulah

maka Allah melarang berputus asa dengan menyatakan bahwa: Jangan

berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat

Allah, melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf: 87).20

Perkara yang ketiga yang mesti ditekankan sebagai akhlak manusia

terhadap Tuhannya ialah menisbahkan sesuatu hal yang buruk kepada Allah

SWT. Padahal yang seharusnya dinisbahkan kepada-Nya adalah segala

sesuatu yang berhubungan dengan kebaikan.

Karena itu misalnya, ditemukan ayat-ayat yang merekam ucapan

orang-orang yang dekat kepada Allah, yang menafikan kesan buruk terhadap-

Nya. Camkanlah ucapan Nabi Ibrahim As yang menyatakan:

19 Quraish Shihab, Yang Hilang dari Kita: Akhlak, (Ciputat: Lentera Hati, 2017), h. 218 20 Ibid., h. 220

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

18

يفيشف هوتوإذامرض

―kalau aku sakit, maka Dia (Allah) yang menyembuhkanku‖ (QS. As-

Syu‘ara: 80). Terbaca di atas bahwa beliau tidak menisbahkan sebab penyakit

kepada Allah karena penyakit terkesan buruk, tetapi sebaliknya, beliau

menisbahkan penyembuhan kepada-Nya.21

2. Manusia Terhadap Manusia

Norma utama ajaran islam ialah adil, menempatkan sesuatu pada tempat

yang semestinya. Manusia sebagai makhluk (ciptaan) yang diberikan potensi

akal tentu mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana

memposisikan sesuatu sebagaimana mestinya.

Jika Anda berinteraksi dengan manusia, tempatkanlah mitra Anda pada

tempatnya sebagai manusia, yakni makhluk ciptaan Allah yang kepadanya

dihembuskan ruh ciptaan-Nya, yang untuk kepentingan makhluk itu Allah

menundukkan alam raya, sebagaimana Allah menganugerahinya potensi

melakukan kebaikan dan potensi melakukan keburukan. Makhluk ini mesti

dihormati – kecil atau besar; beriman atau tidak; bahkan hidup atau mati –

dengan penghormatan yang sesuai tempatnya.22

Dalam al-Qur‘an banyak ayat yang menceritakan akhlak antara manusia

dengan manusia lainnya. Tiap-tiap orang pastilah ingin dihormati/atau

dihargai layaknya manusia, pantaslah jikalau ada ungkapan ―lakukanlah untuk

orang lain apa yang Anda ingin orang lain itu melakukan untuk Anda‖. Maka

dari itu al-Qur‘an disini dijadikan acuan untuk memberikan kelayakan dalam

berkehidupan yang damai dan tenteram.

Hal yang pertama dari akhlak manusia kepada manusia ada yang

menginggung bagaimana berakhlakul karimah terhadap ibu dan bapak.

21 Ibid., h. 221 22 Ibid., h. 231-232

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

19

Sehingga diceritakan dalam beberapa ayat, diantaranya pada Q.S al-Isra ayat

23:

اسانينإحلد اووبٱل

Yang artinya: ―dan kepada kedua orangtuamu berbuat baik‖.

Lalu hal yang kedua dari akhlak manusia kepada manusia ada yang

menyinggung bagaimana akhlak antara suami dan istri. Sebagaimana yang

diantaranya diceritakan pada Q.S al-Baqarah ayat 228:

مث لولندرجة عرو ٱلذیعليهنبٱمل حكيمٱللوعزيزو وللرجالعليهن

Yang artinya: ―para istri mempunyai hak yang setara dengan

kewajiban mereka sesuai dengan cara yang ma‘ruf, dan bagi suami mereka

satu derajat (melebihi para istri).‖

Contoh selanjutnya dari akhlak manusia kepada manusia ada yang

menyinggung bagaimana akhlak antara murid dan guru, akhlak dalam berbeda

pendapat, akhlak menghadiri majelis ilmu, bagaimana berakhlak bersama

teman, tetangga, tamu, buruh, bahkan dengan musuh, dan masih banyak lagi

akhlak antara manusia dengan manusia yang banyak disinggung di dalam al-

Qur‘an.

3. Manusia Terhadap Alam

Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT, Dia menciptakannya dan

juga menentukan ukuran beserta hukum-hukumnya. Alam juga sebagai dalil

eksistensi keberadaan, sifat, dan perbuatan Allah SWT. Dari sini dapat

diambil hikmah bahwa nilai-nilai yang dibawa al-Quran juga mencangkup

hubungan antara manusia dengan alam.

Sebagai ciptaan Allah SWT alam berkedudukan sederajat dengan

manusia, namun Allah SWT menjadikan alam untuk manusia, bukan

sebaliknya (manusia untuk alam). Karena jikalau sebaliknya yang terjadi

maka manusia akan terjebak dalam penghambaan kepada alam, bukan

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

20

kepada Allah SWT. Sudah jelas pula bahwasanya Allah SWT menjadikan

manusia sebagai khalifah.

Baiknya akhlak manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan untuk

memakmurkan kehidupan di dunia, dan menuai kebaikan di akhirat. Ke

arah itulah hubungan antara manusia dan alam. Cara-cara yang mesti

dilakukanpun haruslah sesuai dengan tujuan yang akan dituai. Karena

sesuatu yang ditanam dengan baik pasti akan menghasilkan panen yang

baik.

Salah satu hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia ialah

ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia menciptakan itu dalam rangka

memanfaatkan alam dan memakmurkan apa yang terdapat di dalamnya.

C. Hasil Penelitian Relevan

Adapun pembahasan yang berkaitan dengan penelitian yang penulis

lakukan diantaranya:

1. Skripsi Imam Aziz Firdaus yang berjudul ―Nilai-nilai Pendidikan

Akhlak dalam Al-Quran (Kajian Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 9-13)‖

pada tahun 2017 di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian

ini dilakukan melalui study kepustakaan (library research),

menggunakan metode tafsir tahlili. Hasil penelitian menunjukkan nilai-

nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam al-Quran surat Al-

Hujurat ayat 9-13, meliputi: sikap adil, persaudaraan, sikap

menghargai orang lain, sikap humanis, larangan menggunjing/ghibah,

dan taqwa.

Perbedaan penelitian ini dengan skripsi diatas terletak pada objek

penelitian. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan skripsi di atas

adalah sama-sama mengkaji ayat al-Qur‘an dengan titik fokus

mengkaji nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam ayat

yang dimaksud, dan juga sama dalam hal metode tahlili.

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

21

2. Skripsi Inna Aulia Roesmin yang berjudul ―Nilai-nilai pendidikan

akhlak dalam perspektif Al-Qur‘an surat an-Nahl ayat 90-91‖ pada

tahun 2018 di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini

dilakukan melalui study kepustakaan (library research), menggunakan

metode tafsir tahlili. Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai

pendidikan akhlak yang terkandung dalam al-Quran surat an-Nahl ayat

90-91, meliputi: adil, baik, menepati janji, dan melaksanakan sumpah.

Perbedaan penelitian ini dengan skripsi diatas terletak pada objek

penelitian. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan skripsi di atas

adalah sama-sama mengkaji ayat al-Qur‘an dengan titik fokus

mengkaji nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam ayat

yang dimaksud, dan juga sama dalam hal metode tafsir tahlili

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai nilai-nilai

pendidikan akhlak dengan mengkaji tafsir surah al-A’raff ayat 199-202.

Adapun waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu terhitung

dari Maret 2018 sampai September 2019. dengan mengumpulkan data

mengenai sumber-sumber tertulis yang diperoleh dari berbagai sumber buku

dan kitab tafsir yang ada di perpustakaan. artikel. jurnal. serta website yang

berhubungan dengan penelitian.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini. penulis menggunakan penelitian kualitatif.

Menurut Lexy J. Moleong. “penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena lemang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku. persepsi. motivasi. tindakan. dll.. secara holistik

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.”1 Dalam hal ini. penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis

dengan menggunakan metode kajian analisis berupa studi kepustakaan

(Library Research). Menurut Mestika Zed, studi pustaka ialah "serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,

membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.”2

1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013), h.6. 2 Mustika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008),

h.3.

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

23

Oleh karena itu, analisis dapat dilakukan dengan cara dengan

membaca. mengkaji. menelaah. mendeskripsikan. dan menganalisa buku-buku

teks. baik yang bersifat teoritis maupun empiris. Dalam hal ini, sumber data

penelitian berasal dari literatur-literatur yang berkaitan dengan tema penelitian

ini.

Dalam ilmu tafsir. terdapat dua metode penafsiran yaitu tafsir bil

ma'tsur dan tafsir bil ra'yi. Tafsir bil ma'tsur adalah metode penafsiran

dengan menggunakan dalil al-Qur'an itu sendiri. hadits Nabi SAW. pendapat

para sahabat dan perkataan para tabi'in yang menjelaskan maksud dan makna

dari nash-nash al-Qur'an. Sedangkan tafsir bil ra'yi adalah metode penafsiran

alQur'an berdasarkan ijtihad mufassimya dengan menjadikan akal pikiran

(ra'yi) sebagai pendekatan utamanya.3 Menurut pendapat Abd al-Hayy

alFarmawi yang dikutip oleh Muhammad Amin Suma. menyebutkan metode

penelitian tafsir dengan corak penalaran (bil ra'yi) terbagi menjadi empat

macam. yaitu: tafsir al-mblili, tafsir aI-ijmali. tafsir aI-muqaran. dan tafsir al-

maudhu'i.4

Penelitian ini merupakan penelitian tafsir dengan menggunakan corak

penalaran (bil ra'yi) dengan metode Tahlily (Analisis). Menurut M. Quraish

Shihab, metode tahlily (analisis) berusaha menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an

dari berbagai seginya, sesuai dengan pandangan, kecenderungan, dan

keinginan mufasirnya yang dihidangkannya secara runtut sesuai dengan

perurutan ayat-ayat dalam mushaf. Biasanya yang dihidangkan itu

mencangkup pengertian umum kosakata ayat, munasabah/hubungan ayat

dengan ayat sebelumnya,Sabab an-Nuzul (kalau ada), makna global ayat,

hukum yang dapat ditarik, yang tidak jarang, menghidangkan aneka pendapat

3 Didin Saefuddin Buchori, Metodologi Studi Islam, (Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005),

h.18-19. 4 Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Ed. I, Cet. I, h.

378-379.

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

24

ulama madzhab. Ada juga yang menambahkan uraian tentang aneka Qira’at,

I’rab ayat-ayat yang ditafsirkan, serta keistimewaan susunan kata-katanya.5

C. Fokus Penelitian

Menurut Sugiyono. “batasan masalah dalam penelitian kualitatif

disebut dengan fokus. yang berisi fokus masalah yang masih bersifat umum”.6

Melihat dari pendapat Sugiyono. maka penulis mencantumkan apa yang ada

dalam batasan masalah menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini, yaitu

kajian tafsir mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam

al-Qur'an Surah al-A’raff Ayat 199-202. Nilai yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi

kemanusiaan yang terkandung pada ayat tersebut. Maka dalam penelitian ini

penulis bermaksud mencantumkan hal-hal yang berkaitan dengan ayat

tersebut, dengan mencari data-data atau sumber-sumber yang membahas

mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak dalam ayat tersebut, dan konsep

implementasinya dalam pembelajaran PAI.

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini. diantaranya:

1. Pengumpulan Data.

Dalam penulisan penelitian ini, penulis mengumpulkan beberapa

literatur-literatur atau buku-buku yang terdiri dari data primer dan data

sekunder, yaitu:

a. Sumber data primer, yaitu literatur-literatur karya peneliti atau

teoritis yang orisinil. Dalam hal ini. sumber data primer yang

5 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2015), Cet. III, h. 378

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006),

Cet. I, h. 233.

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

25

digunakan adalah kitab-kitab tafsir yang membahas tentang surat al

A’raff ayat 199-202, diantaranya:

1) Tafsir aI-Misbah karya M. Quraish Shihab, yaitu tafsir yang

mengemukakan petunjuk ayat-ayat dalam bahasa yang mudah

dimengerti. sehingga memudahkan untuk menganalisa sena

mengambil kesimpulannya. Selain itu pembahasan tafsir kata demi

kata dalam satu surah, mengemukakan uraian penjelas terhadap

sejumlah ayat.

2) Tafsir Jami ' aI-Bayan an Ta'wiI Ayi aI-Qur'an (Tafsir athThabari)

karya Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, yaitu dalam

tafsir ini kelengkapan dan kesempurnaan penjelasan menyebabkan

orang yang mengkajinya dapat memahami tafsimya dengan baik.

3) Tafsir Ruh Al-Ma’ani karya Abu Fadhl Syihabuddin As-Sayyid

Mahmud Al-Alusi, yaitu tafsir yang bisa dibilang tua namun

masih pantas tuk dijadikan rujukan.

b. Sumber data sekunder. yaitu sumber data yang diperoleh dari

sumber-sumber lain yang masih berkaitan dengan masalah penelitian

dan memberi interpretasi terhadap sumber primer, data sekunder

yang penulis gunakan diantaranya:

1) Buku-buku/kitab-kitab yang berkaitan dengan al-Qur'an.

pendidikan, dan berkaitan dengan tentang akhlak.

2) Kamus-kamus yang terdiri dari Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), kamus Arab-Indonesia, kamus al-Munawwir yang

berisikan kosa kata yang mendukung dalam penelitian tafsir.

2. Analisis Data.

Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti

mulai mengumpulkan data, dengan cara mengorganisasikan data,

memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak, ukuran

penting atau tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

26

menjawab fokus penelitian. mensintesiskannya. mencari dan menemukan

pola dan hubungan-hubungan.7 Oleh karena itu. untuk teknik analis data,

dalam mengambil kesimpulan bersumber dari data-data yang telah

didapat. baik dalam data primer maupun data sekunder.

Penelitian tafsir adalah suatu ragam acuan atau pedoman dari sebuah

penyeledikan secara seksama terhadap penafsiran al-Qur'an yang pernah

dilakukan oleh generasi terdahulu untuk mengetahui secara pasti

mengenai berbagai hal yang terkait.8 Karena penelitian ini menggunakan

metode penafsiran talllili (deskriptif analisis), maka penulis akan

menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dengan memaparkan segala aspek yang

terkandung di dalam surah al-A’raf ayat l99-202, serta menerangkan

makna-makna yang tercakup didalamnya sesuai dengan keahlian dan

kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut.

Adapun bentuk langkah-langkah untuk melakukan penelitian dengan

menggunakan metode tahlili sebagai berikut:

a. Penulis mulai mengkaji ayat dari QS. al-A’raf ayat 199-202.

b. Kemudian menguraikan kosa kata-kosa kata yang terdapat pada ayat

tersebut, dalam penelitian ini berarti penulis memulai dengan

mengantikan kosa kata-kosa kata yang akan diteliti oleh penulis, yaitu

dalam QS.a1-A’raf ayat 199-202.

c. Selanjutnya. menjelaskan asbabun nuzul yang terdapat pada ayat yang

akan diteliti jika ada. Dalam penelitian ini, penulis menguraikan

asbabun nuzul yang terdapat dalam surah al-A’raf ayat 199-202.

d. Kemudian menjelaskan munasabah atau hubungan ayat yang terkait

dengan ayat yang akan diteliti. Dengan demikian. penulis berarti

7 Lexy J. Moleong, op. cit,, h.248.

8 Rosihon Anwar, dkk., Pengantar Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), Cet. III, h.

201.

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

27

menguraikan munasabah yang terkait dengan surah al-A’raf ayat 199-

202.

e. Lalu menjelaskan hal-hal lain yang berkaitan dengan ayat yang akan

diteliti. Dalam hal ini. penulis menjelaskan makna yang terkandung

dalam surah al-A’raf ayat 199-202.

Setelah semua langkah telah dilakukan. selanjutnya penulis

menjelaskan seluruh aspek dari semua penafsiran untuk kemudian

memberikan penjelasan akhir mengenai isi dan maksud ayat al-Qur'an dari

surah al-A’raf ayat 199-202.

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kajian Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 199-202

Surah al-A‟raf tergolong surah makkiyah, ayat-ayatnya terdiri dari 206

ayat, lalu kata-katanya terdiri dari 3325 kata, dan huruf-hurufnya ada

14310 huruf.1 Dinamakan surah ini dengan al-a‟raf untuk mengingat ahli

a‟raf yang terdapat pada surah ini, dari bab menamakan sesuatu yang

mewakili keseluruhan ayatnya.2 Surah ini juga ada yang

memperkenalkannya dengan nama Alif Lam Shad, karena ia merupakan

ayat pertama. Kendati demikian, kita tidak dapat menganggap huruf-huruf

tersebut atau selainnya yang terdapat pada awal sekian surah Al-Qur‟an

sebagai nama-nama surah tersebut.3

Kandungan surah ini merupakan rincian dari sekian banyak persoalan

yang diuraikan oleh surah al-an‟am, khususnya menyangkut kisah

beberapa nabi. Al-Biqa‟i berpendapat, bahwa tujuan utamanya adalah

peringatan terhadap yang berpaling dari ajakan yang disampaikan oleh

surah al-An‟am, yakni ajakan kepada tauhid, kebajikan, dan kesetiaan

pada janji serta ancaman terhadap siksa duniawi dan ukhrowi. Bukti yang

terkuat menyangkut tujuan tersebut – tulis al-Biqa‟I – adalah nama surah

ini “Al-A‟raf”. Menurut al-Biqai, al-A‟raf adalah tempat yang tinggi di

surga. Mempercayai al-A‟raf mengantar seseorang berada di tempat yang

tinggi itu, dimana ia dapat mengamati surga dan neraka dan mengetahui

hakikat apa yang terdapat disana.4

1 Muhammad Nawawi, Mirah Labid Tafsir Nawawi, (Indonesia: Darul Ihya), h. 271

2 Ahmad Showi, Hasyiah Showi ‘Ala Tafsir Jalalain, (Indonesua: Haromain), h. 77

3 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, jilid 5, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 3

4 Ibid., h. 4

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

29

1. Teks Ayat dan Terjemah Surah Al-A’raf Ayat 199-202

غ( وإما ینزغنك من ٱلشیطػن نز 911ن )ػل ٱل عن رضوأع عرؼ ٱلب مروأ عفو خذ ٱل

یع ع یم ) ۥإنو بٱل و تعذٱسف ٱلشیطػن من فطػا ئإذا مسلم ا( إف ٱلذین ٱتػقو 022س

صروف ی ث ل یقغ ديدونػلم فی ٱل نػلما و ( وإخ029) مبصروف ىم فإذاتذكروا

(020 )

“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta

jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (199). Dan jika setan

datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah (Membaca

A‟udzu billahi minasy-syaitanir-rajiim). Sungguh Dia Maha

Mendengar, Maha Mengetahui. (200). Sesungguhnya orang-orang

yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat

dosa) dari syaitan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika

itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya). (201). Dan teman-

teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu setan-setan

dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).

(202).” (QS. Al-A‟raf 7:199-202).5

2. Kosa Kata (Mufradat)

Berilah Maaf : خذ العفو

مر بالعرؼ أ : Suruhlah berbuat kebaikan

Berpalinglah : أعرض

5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an & Terjemahnya, (Surabaya: CV Pustaka Agung

Harapan, 2006), h. 237.

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

30

Satu gangguan : نػزغ

Mengenai mereka : مسلم

ونػلم ف الغي Menolong mereka dalam (mengerjakan) : ديد

kesesatan.6

3. Munasabah Ayat

Munasabah dari segi bahasa bermakna kedekatan. Nasab adalah

kedekatan hubungan antara seseorang dengan yang lain disebabkan

oleh hubungan darah/keluarga. Ulama-ulama Al-Qur‟an

menggunakan kata munasabah untuk dua makna:

a. Pertama, hubungan kedekatan antara ayat atau kumpulan

ayat-ayat Al-Qur‟an satu dengan yang lainnya.

b. Kedua, hubungan makna satu ayat dengan ayat lain,

misalnya pengkhususannya, atau penetapan syarat terhadap

ayat lain yang tidak bersyarat dan lain-lain.7

Sebagaimana diketahui, munasabah ditinjau dari segi bahasa

adalah hubungan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya,

bukan ditinjau dari asbabun nuzul atau yang lainnya. Ayat-ayat pada

surah Al-Qur‟an tersusun karena korelasi pembahasannya, bukan

pada waktu kapan turunnya. Munasabah juga kerap kali

diterjemahkan dengan bahasa hubungan, korelasi, atau keterkaitan.

Kendatipun dari segi terjemahan bermacam-macam namun masih

mengarah kepada makna munasabah yang dimaksud.

Surah al-araf ayat 194-198:

6 A. Hassan, Al-Furqan Tafsir Qur’an, (Bangil: Pustaka Tamaam, 1986), h. 335-336

7 Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2015), h. 243-244

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

31

ٱدعوىم ف یستجیبوا لكم إف كنتم ف إف ٱلذین تدعوف من دوف ٱل و عباد أمثالكم

ذلم أعن أـ ذلم أید یبطشوف با أـ با ( أذلم أرجل ديشوف 911صػدقن )

ٱدعوا شركا ءكم ث كیدوف فل قل ذلم ءاذاف یسمعوف با أـ یبصروف با

( 911حن )وىو یػتػول ٱلصػ ( إف ولػی ٱل و ٱلذی نػزؿ ٱلكتػب 911تنظروف )

( وإف 911) ل یستطیعوف نصركم ول أنفسلم ینصروف ۦوٱلذین تدعوف من دونو

(911وتػرىػلم ینظروف إلیك وىم ل یبصروف ) تدعوىم إل ٱذلدى ل یسمعوا

“Sesungguhnya mereka yang kamu seru selain dari Allah itu hamba-

hamba seperti kamu. Lantaran itu, (cobalah) kamu seru mereka,

lantas (cobalah) mereka perkenankan (permintaan) kamu, jika

memang kamu orang-orang yang benar.” {194} “Adakah bagi

mereka kaki yang mereka bisa berjalan dengannya atau adakah bagi

mereka tangan yang mereka bisa pegang dengannya, atau adakah

bagi mereka mata yang mereka bisa lihat dengannya, atau adakah

mereka telinga yang mereka bisa dengar dengannya? Katakanlah:

Serulah sekutu-sekutu kamu, kemudian lakukanlah tipu daya kamu

kepadaku, dan janganlah beri tempo kepadaku.” {195}

“Sesungguhnya penolongku ialah Allah, Yang telah turunkan Kitab,

dan Ia menolong orang-orang yang baik.” {196} “Dan mereka yang

kamu seru selain daripada-Nya itu tidak bisa menolong kamu dan

tidak bisa mereka tolong diri mereka sendiri.” {197} “Dan jika kamu

seru mereka ke jalan petunjuk, mereka tidak akan dengarkan, dan

engkau lihat, bahwa mereka melihatmu, padahal mereka tidak

melihat.” {198}8

8 A. Hassan, op. cit., h. 334-335

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

32

Imam al-Maraghi memberikan paparan global sebelum

memasuki pembahasan surah Al-A‟raf ayat 199:

ـ و یػنصره ذكر سبحانو أنو ىو الذي یػتػول أمر رسولو بػعد أف ، وأف الصنا

ج الیة النػل بػن ف ىذه –یػلا ل یػقدروف ع ى إیذائو وإیصاؿ الضر إلیو وعابد

9القوي والصراط المستقیم ف معام ة الناس

“Setelah Allah SWT menyebutkan bahwa sesungguhnya Dia lah

Dzat yang melindungi dan menolong perkara rasulnya. Dan

sesungguhnya patung-patung beserta para penyembahnya tidak

mampu untuk menyakiti Rasul dan juga membahayakan Rasul-Nya.

Dan Allah SWT menjelaskan pada ayat ini (Al-A‟raf 199) tentang

metode yang kokoh dan juga jalan yang lurus dalam hidup bersosial

di antara manusia.”

Allah SWT menjelaskan tentang keberpalingan orang-orang

yang menentang ketauhidan, dan juga memberikan bantahan kepada

orang-orang yang ingkar agar menyadari atas apa yang selama ini

mereka yakini ialah sebuah kesalahan yang benar-benar jelas

sebagaimana diterangkan dalam surah Al-A‟raf ayat 194-198. Lalu

pada surah Al-A‟raf ayat 199 Allah SWT memberikan pedoman-

pedoman untuk hidup bersosial di masyarakat. Dilanjutkan dengan

ayat 200-202 yang menjelaskan tentang perlunya mewaspadai

kerusakan yang ditimbulkan dari bisikan syaithan dengan kalimat

isti’adzah meminta perlindungan Allah SWT.

9 Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, jilid 8, (Beirut: Darul Ihya Wat Turost

Al-Arobi), h. 146

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

33

یع ع یم ) ۥإنو بٱل و تعذٱسف غوإما ینزغنك من ٱلشیطػن نز ( إف 022س

( 029) مبصروف ىم فإذاٱلشیطػن تذكروا من فطػا ئإذا مسلم اٱلذین ٱتػقو

(020) صروف ی ث ل یقغ ديدونػلم فی ٱل نػلما و وإخ

“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada

Allah (Membaca A‟udzu billahi minasy-syaitanir-rajiim). Sungguh

Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (200). Sesungguhnya

orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi

pikiran jahat (berbuat dosa) dari syaitan, mereka pun segera ingat

kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-

kesalahannya). (201). Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir

dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan dan mereka

tidak henti-hentinya (menyesatkan). (202).”

Lanjut paparan global Imam Al-Maraghi

بػعد أف ذكر سبحانو ف الیة السابقة أمثل الطرؽ ف معام ة الناس بػعضلم بػعضا

قػفى ع ى ذلك بالوصیة الت –نػفوسلم سبیل ما لو عم وا بدیو ل يد الفساد ال

: أي شیاطن الن تػتضم نػلا ىذه الیة الثلث, وىي اتػقاء افساد الشیاطن

الیة السالفة أمرت بالعراض عن الاى ن وىم السفلاء اتػقاء لشرىم ف –المستتة

.من الشیاطن اتػقاء لشرىم بالستعاذة باهلل و ىذه الیات أمرت –10

“Setelah Allah SWT menyebutkan di ayat-ayat sebelumnya tentang

contoh tatacara bermuamalah diantara manusia sebagian mereka

dengan sebagian yang lainnya dari apa-apa yang dimana jikalau

mereka mengamalkan dengan petunjuk-Nya niscaya tiada ditemukan

10

Ibid., h. 149-150

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

34

kerusakan pada diri-diri mereka. Lalu Allah SWT mengiringi yang

demikian itu dengan wasiat yang dimana tiga ayat ini (Al-A‟raf ayat

200-202) telah menghimpunnya, yaitu mewaspadai berbuat

kerusakannya syaitan-syaitan: yaitu syaitan-syaitan dari golongan jin

yang tersembunyi – ayat yang terdahulu (Al-A‟raf ayat 199) telah

memerintahkan untuk berpaling dari orang-orang bodoh/orang-orang

dungu guna mewaspadai keburukan mereka. – dan ayat-ayat ini (Al-

A‟raf ayat 200-202) memerintahkan dengan meminta perlindungan

kepada Allah dari Syaitan-syaitan guna mewaspadai keburukan

mereka.”

Sebagaimana paparan di atas jadi dapat disimpulkan bahwa

munasabah surah al-A‟raf ayat 199-202 yang dimana adalah

kelanjutan surah al-A‟raf ayat 194-198, pada ayat tersebut

memaparkan tentang keberpalingan orang-orang yang melenceng

dari ketauhidan, dan pada ayat 199-202 Allah SWT memberikan

tuntunan tata cara berdakwah di lingkungan orang-orang bodoh.

4. Tafsir Surah Al A’raf Ayat 199-202

a. Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 199

ن ػل ٱل عن رضوأع عرؼ ٱلب مروأ عفو خذ ٱل

“Ambillah maaf dan suruhlah yang ma‟ruf, serta berpalinglah dari

orang-orang jahil”.

Di dalam ad-Durrul Mantsur karangan Imam Jalaluddin as-

Suyuthi, beliau menukilkan sebab turunnya ayat ini:

عرؼ ٱلب مروأ عفو خذ ٱلوأخرج ابن مردویو عن جابر قاؿ: دلا نزلت ىذه الیة )

یا جربیل ما تأویل ن( قاؿ النيب ص ى اهلل ع یو وس م: >>ػل ٱل عن رضوأع

ىذه الیة؟ قاؿ: حىت أسأؿ. فصعد ث نزؿ فقاؿ: یا زلمد إف اهلل یأمرؾ أف

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

35

تصفح عمن ظ مك، وتعطي من حرمك، وتصل من قطعك. فقاؿ النيب ص ى

اهلل ع یو وس م: أل أدلكم ع ى أشرؼ أخلؽ الدنیا و الخرة؟ قالوا: وما ذاؾ

طي من حرمك، وتصل من یا رسوؿ اهلل؟ قاؿ: تعفو عمن ظ مك، وتع

.قطعك<<11

Yang artinya: “Dan telah mengeluarkannya Ibnu Mardawih

dari Jabir: tatkala turun ayat “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang

mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang

yang bodoh”, Berkata Nabi SAW: Wahai Jibril, Apa ta‟wil ayat

ini? Telah berkata Jibril: Saya Tanya dulu. Maka malaikat jibril

naik lalu turun dan berkata: Wahai Muhammad, sesungguhnya

Allah SWT memerintahkanmu agar memaafkan orang yang telah

menzalimi mu, memberi kepada orang yang tidak pernah

memberimu, dan menyambung tali silaturahmi kepada orang

yang telah memutuskan tali silaturahmi kepadamu. Maka Nabi

Saw bersabda: Ketahuilah aku akan menunjukkan kepada kalian

paling mulianya akhlak dunia dan akhirat? Para sahabat bertanya:

Apa itu wahai Rasulullah?. Nabi Saw bersabda: engkau

memaafkan orang yang telah menzalimi mu, memberi kepada

orang yang tidak pernah memberimu, dan menyambung tali

silaturahmi kepada orang yang telah memutuskan tali silaturahmi

kepadamu”.

Kata khudz/Ambillah, hakikatnya adalah keberhasilan )خذ(

memperoleh sesuatu untuk dimanfaatkan atau untuk digunakan

memberi mudharat, karena itu tawanan dinamai )أخیذ( akhidz.

Kata tersebut digunakan oleh ayat ini untuk makna melakukan

11

Jalaluddin Assuyuthi, Addurrul Mantsur, jilid 3, (Beirut: Darul Kutub El-Ilmiyah, 2004),

h. 281

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

36

suatu aktivitas, atau menghiasi diri dengan satu sifat yang dipilih

dari sekian banyak pilihan. Dengan adanya beberapa pilihan itu,

kemudian memilih salah satunya, maka pilihan tersebut serupa

dengan mengambil. Dengan demikian ambillah maaf berarti

pilihlah pemaafan, lakukan hal tersebut sebagai aktivitasmu dan

hiasilah diri dengannya, jangan memilih lawannya. Demikian

Thahir ibn „Asyur.

Kata العفو al-afwu/maaf, terambil dari kata yang terdiri dari

huruf-huruf ‘ain, fa, dan waw. Maknanya berkisar pada dua hal,

yaitu meninggalkan sesuatu dan memintanya. Dari sini, lahir kata

‘afwu yang berarti meninggalkan sanksi terhadap yang bersalah

(memaafkan).12

Telah berkata pula Imam al-Alusi dalam kitabnya Ruuhul

Ma‟ani:

عفى و سلل و تیسر من أخلؽ الناس, و ال ىذا ذىب )خذ العفو( أي ما

وعائشة, و رلاىد, و غنىم, و أخرجو ابن أيب الدنیا عن ابن عمر, وابن زبن,

ابراىیم بن آدـ مرفوعا ال رسوؿ اهلل ص ى اهلل ع یو وس م, و الخذ رلاز عن

القبوؿ و الرضا, أي أرض من الناس مبا تیسر من أعماذلم وما أتى منلم و

13.اتسلل من غن ك فة, ول تط ب منلم اللد وما یشق ع یلم حىت ل ینفرو

“(Ambillah Maaf) yaitu sesuatu yang mudah, ringan, dan tidak

memberatkan daripada akhlak manusia. Dan pada tafsiran ini

telah berpendapat Ibnu Umar, Ibnu Zubair, Sayyidati Aisyah,

Mujahid, dan selain daripada mereka. Dan telah mengeluarkannya

akan pandangan ini Ibnu Abi Dun‟ya dari Ibrahim bin Adam

secara marfu kepada Rasulullah SAW. Dan kata األخذ bermakna

12

Quraish Shihab, op. cit., h.351-352 13

Sayyid Mahmud al-Alusi, Ruuhul Ma’ani, jilid 5, (Beirut: Darul Fikr, 2003), h. 167-168

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

37

majaz yang artinya menerima dan ridho, Yaitu ridholah kamu

daripada manusia dengan segala yang mudah dari perbuatan-

perbuatan mereka dan segala yang muncul dari mereka, dan

mudahkanlah tanpa ada rasa keberatan, dan janganlah engkau

menuntut dari mereka kesungguhan dan segala yang

memberatkan atas mereka sehingga mereka tidak kabur

berlarian".

Dari paparan Imam Alusi diatas dapan diambil dua

kemungkinan tentang makna dari hal/perkara yang disebut العفو .

Yang pertama sesuai dengan makna zahirnya yang dimana

berkaitan dengan indra perasaan yaitu memaafkan, artinya

Maafkanlah orang-orang yang berbuat sedikit kesalahan. Yang

kedua yaitu bermakna tentang harta lebih yang di infaqkan hasil

kerja keras mereka sebelum adanya perintah fardhu zakat

sebagaimana pandangan Ibnu Abbas.

Adapun ringkasnya, menurut Imam Al-Maraghi di dalam

tafsirnya beliau memberikan ungkapan:

ین و قواعده الیسر و جتنب احلرج و ما یشق ع ى الناس، وقد داف من اداب ال

14صح أف النيب ص ى اهلل ع یو ؤ س م ما خن بن أمرین ال اختار أیسرمها

“Sesungguhnya daripada adab dan fondasi beragama itu adalah

kemudahan dan menghindari kesempitan. Dan telah betul bahwa

sesungguhnya Nabi SAW tidak dipilih diantara 2 perkara kecuali

Nabi memilih yang paling mudah diantara 2 perkara tersebut”.

Berlanjut kepada kalimat عرؼ ٱلب مروأ yaitu memiliki

terjemahan perintahlah yang ma‟ruf. Kata عرؼ mengandung

:yang menurut Imam Fakhruddin Ar-Razi bermakna معروؼ

14

Ahmad Musthofa Al-Maraghi, op. cit., h. 147

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

38

15بو كل أمر عرؼ أنو لبد من التیاف

“Segala perkara yang diketahui bahwasanya mesti dari

mendatangkan akan perkara tesebut”.

Sedangkan Imam Al-Maraghi memberikan ungkapan

tentang hal ini:

ألمر بادلعروؼ : وىو ما تعرفو النفس من اخلن و تأنس بو و تطمئن الیو

“Yaitu sesuatu yang diketahui oleh jiwa dari segi baiknya, dan

merasa lembut dengannya, dan merasa tenang kepadanya”.

ول شك أف ىذا مبين ع ى اعتبار عادات المة احلسنة و ما تتواطأ ع یو من

المور النافعة ف مصاحللا

“Dan tidak ragu sesungguhnya hal ini terbangun dari segi tradisi

umat yang baik, dan sesuatu yang dimana umat itu berkolusi

atasnya daripada perkara-perkara yang bermanfaat didalam

kemashlahatan umat”.

Lalu di finalkan dengan ungkapan:

أنو اسم جامع لكل ما عرؼ من طاعة اهلل و التقرب الیو –و امجاؿ القوؿ فیو

16و الحساف ال الناس

“Dan globalnya dalam hal ini – sesungguhnya ma‟ruf itu adalah

isim yang menghimpun bagi segala perkara yang diketahui

daripada taat kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya dan

berbuat baik kepada manusia”.

Imam Ibnu Jarir at-Thabari memaknai ma‟ruf didalam

kitabnya jami‟ul bayan:

15

Fakhruddin Ar-Razi, Tafsir Fakhrurrazi, jilid 5, (Beirut: Darul Fikr, 2005), h. 82 16

Ahmad Musthofa Al-Maraghi. loc. cit.

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

39

, و العفو عمن ظ م. و كل فمن ادلعروؼ ص ة رحم من قطع, و اعطاء من حـر

ما أمر اهلل بو من العماؿ أو ندب الیو فلو من العرؼ. ول خيصص اهلل من

ذلك معىن دوف معىن؛ فاحلق فیو أف یقاؿ: قد أمر اهلل نبیو ص ى اهلل ع یو وس م

.بادلعروؼ ك و ل ببعض معانیو دوف بعضأف یأمر عباده 17

“Dan daripada makna al-ma‟ruf adalah menghubungkan tali

silaturahim kepada orang yang memutuskannya, memberikan

sesuatu kepada orang yang enggan mau memberi, dan memaafkan

orang yang telah berbuat zalim. Semua perbuatan yang

diperintahkan dan dianjurkan oleh Allah SWT merupakan bagian

dari makna al-„Urf, dan Allah SWT tidak mengkhusukan kepada

makna tertentu. Maka adapun kebenaran dalam perkara ini

diungkapkan: “Allah SWT memerintahkan Nabi-Nya Saw agar

memerintahkan umatnya untuk melaksanakan al-ma‟ruf secara

keseluruhan, bukan sebagian makna saja”.

Penulis tidak mengunggulkan antara pakar tafsir yang satu

dengan pakar tafsir yang lainnya dari pengertian al-ma’ruf diatas.

Dikarenakan luasnya pengertian al-ma‟ruf dan tak bisa dibatasi

dengan satu atau dua contoh saja. Singkatnya takaran kebaikan

dan kebenaran itu ditinjau daripada segala yang diturunkan Tuhan

melalui Nabi dan rasul-Nya kepada umat manusia. Namun tidak

dapat diremehkan pula akan makna kebaikan yang sudah

membudaya di lapisan masyarakat guna menyampaikan maksud

dari ajaran yang diturunkan Tuhan.

Berlanjut kepada kalimat ن ػل ٱل عن رضوأع yang artinya

berpalinglah dari orang-orang jahil. Professor Quraish Shihab

mengartikan: Kata ( ن ػل ٱل ) al-jahilin adalah bentuk jamak dari

17

Ibnu Jarir At-Thabari, Jami’ul Bayan, jilid 6, (Beirut: Dar El-Fikr, 2001), h. 187

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

40

kata (جاىل) jahil. Ia digunakan Al-Qur‟an bukan sekedar dalam

arti seorang yang tidak tahu, tetap dalam arti juga perilaku yang

kehilangan kontrol dirinya, sehingga melakukan hal-hal yang

tidak wajar, baik atas dorongan nafsu, kepentingan sementara,

atau kepicikan pandangan. Istilah itu juga digunakan dalam arti

mengabaikan nilai-nilai ajaran ilahi.18

Imam maraghi berkata:

معاشرهتم وعدـ مراهتم, ول علج العراض عن الاى ن. وىم السفلاء بتؾ

ل وقایة من أذائلم ال العراض عنو , وقد روي عن جعفر الصادؽ رضي اهلل

19عنو أنو قاؿ: لیس ف القرآف آیة أمجع دلكاـر الخلؽ منلا

“Berpalinglah dari orang-orang jahil. Dan mereka itu adalah

orang-orang bodoh dengan meninggalkan bergaul bersama

mereka dan tidak berbantah-bantahan dengan mereka, untuk

menghindari agar tidak disakiti mereka kecuali dengan jalan

berpaling dari mereka. Dan diriwayatkan dari Ja‟far As-Shadiq ra

bahwasanya beliau berkata: tidak ada satu ayat dalam al-Qur‟an

yang lebih mencangkup akan kemuliaan akhlak selain daripada

ayat ini”.

Dengan redaksi yang agak berbeda Imam Qurthubi

mengungkapkan di dalam tafsirnya:

ة و أمرهتم الاى ن( أي اذا أقمت ع یلم احلجقولو تعال : )و أعرض عن

صیانة لو ع یلم ورفعا لقدره عن ,بادلعروؼ فجل وا ع یك فأعرض عنلم

20.رلاوبتلم

18

Quraish Shihab, op. cit., h. 353-354 19

Ahmad Musthofa Al-Maraghi, op. cit., h. 148 20

Muhammad al-Anshory al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, jilid 7, (Beirut: Dar El Kutub El

„ilmiyah, 2010), h. 220

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

41

“Firman Allah Ta‟ala : (dan berpalinglah kamu dari orang-orang

jahil) yaitu jikalau kamu (Muhammad) telah meneggakkan

argumen atas mereka dan kamu telah memerintahkan mereka

kepada yang ma‟ruf, lalu mereka jahil atas engkau maka

berpalinglah kamu dari mereka. Guna menjaga baginya (nabi

Muhammad) atas perilaku mereka (orang-orang jahil) dan

meninggikan derajatnya dari jawaban mereka”.

Dari sini dapat dipahami bahwa walaupun khitab perintah

untuk menjauhi orang-orang jahil itu dimaksudkan kepada nabi,

namun mencangkup kepada kita sebagai umatnya beliau juga,

agar kita tidak terjerumus ke dalam kesesatan mereka. Namun

jika kita percaya diri tidak terpengaruh dengan kesesatan yang

mereka lakukan atau idealis maka itu diperbolehkan.

Ayat ini walau dengan redaksi yang sangat singkat, telah

mencangkup semua sisi budi pekerti luhur yang berkaitan dengan

hubungan antar manusia. Ia dipaparkan Al-Qur‟an setelah

menguraikan secara panjang lebar bukti-bukti keesaan Allah

SWT. serta setelah mengecam kemusyrikan dan menunjukkan

kesesatannya. Penempatan ayat ini sesudah uraian tersebut

memberi kesan bahwa Tauhid harus membuahkan akhlak mulia

dan budi pekerti yang luhur.21

Sebagaimana telah dipaparkan

sebelumnya di munasabah.

b. Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 200

یع ع یم ۥإنو بٱل و تعذٱسف غوإما ینزغنك من ٱلشیطػن نز س

“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada

Allah. Sungguh Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.

21

Quraish Shihab, op. cit., h.354

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

42

Ayat ini merupakan keterangan lanjutan sebagaimana

perintah akhir dalam surah Al-A‟raf ayat 199 sebelumnya.

Disebutkan oleh Abu Zaid:

ن( قاؿ النيب ص ى اهلل ػل عن ٱل رضوأعقاؿ أبو زید: دلا نزؿ قولو تعال : )

22ع یو وس م كیف یا رب و الغضب؟ , فنزؿ قولو: )وإما ینزغنك(.

“Tatkala turun firman Allah SWT (dan berpalinglah kamu dari

orang-orang jahil) Nabi Saw bertanya: bagaimana wahai Tuhanku

dengan amarah? Maka turunlah firman-Nya (Dan jika setan

datang menggodamu)”.

Dalam tafsir jalalain karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan

Imam Jalaluddin al-Mahalli disebutkan:

( أى أف غ)وإما( فیو ادغاـ نوف اف شرطیة ف ما ادلزیدة )ینزغنك من ٱلشیطػن نز

بٱل و( جواب الشرط و جواب المر تعذیصرفك عما أمرت بو صارؼ )فٱس

یع( ل قوؿ )ع یم( ل فعل ۥزلذوؼ أى یدفعو عنك )إنو .س23

“((dan jika)) (ا (وإم didalamnya terdapat idghamnya nun lafadz ان

syarat ke dalam huruf ما tambahan ((kamu ditimpa suatu godaan

setan)) yaitu jika setan memalingkan kamu dari sesuatu yang

kamu diperintahkan untuk melaksanakannya dengan suatu godaan

((maka berlindunglah kepada Allah)) sebagai jawab syarat (kata

“jika”), sedangkan jawab amarnya dibuang, yang berarti Allah

menolak setan dari dirimu, ((Sesungguhnya Allah Maha

Mendengar)) segala perkataan ((Maha Mengetahui)) segala

perbuatan”.

Prof. Quraish Shihab memaparkan: Rasul Saw sebagai

manusia, tentu saja dapat marah jika kejahilan orang-orang

22

Fakhruddin Ar-Razi, op. cit., h. 83 23

Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalayn, (Surabaya: Nurul

Huda), h. 148

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

43

musyrikin telah mencapai puncaknya. Apalagi setan yang

merupakan musuh abadi manusia, selalu enggan melihat siapapun

berbudi pekerti luhur, karena itu Nabi Saw dan umatnya

diingatkan dengan menggunakan redaksi yang mengandung

penekanan-penekanan bahwa dan jika engkau benar-benar

dibisikkan, yakni dirayu dengan halus dan tipu daya oleh setan

dengan satu bisikan untuk meninggalkan apa yang dianjurkan

kepdamu tadi, misalnya mendorongmu secara halus untuk marah

maka mohonlah perlindungan kepada Allah, dengan demikian

Allah akan mengusir bisikan dan godaan itu serta melindungimu

karena sesungguhnya Dia Maha Mendengar termasuk mendengar

permohonanmu lagi Maha Mengetahui apa yang engkau

dambakan dan apa yang direncanakan oleh setan.24

Terkait ayat ini, Imam At-Thabari mengatakan di dalam

tafsirnya:

من الشیطاف غضب یصدؾ عن ( و اما یغضبنك غ)وإما ینزغنك من ٱلشیطػن نز

بٱل و( یقوؿ : فاستجر تعذالعراض عن الاى ن وحيم ك ع ى رلازاهتم. )فٱس

یع ع یم( یقوؿ : اف اهلل الذي تستعیذ بو من نزغ ۥباهلل من نزغو. )إنو س

الشیطاف سیع للل الاىل ع یك و لستعاذتك بو من نزغو ولغن ذلك من

كلـ خ قو, ل خيفى ع یو منو شيء, ع یم مبا یذىب عنك نزغ الشیطاف و غن

25.ذلك من أمور خ قو

“(dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan) yaitu jika setan

menggodamu dengan perasaan marah yang karena itu kamu tidak

mampu berpaling dari orang-orang yang jahil, dan membawa

kamu untuk memberi balasan kepada mereka, (maka

24

Quraish Shihab, op. cit., h.354 25

Ibnu Jarir At-Thabari, op. cit., h. 188

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

44

berlindunglah kepada Allah) yaitu mintalah perlindungan kepada

Allah SWT dari godaannya. (sesungguhnya Allah Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui) Allah Maha mendengar

terhadap jahilnya orang yang berbuat jahil terhadap dirimu, dan

Maha Mendengar terhadap permintaan perlindunganmu dari

godaan setan serta lain-lainnya yang merupakan perkataan

makhluk-Nya. Tiada samar sesuatu apa pun bagi-Nya, Dia Maha

Mengetahui dengan bisikan setan yang telah merasuki hatimu,

dan selain itu daripada urusan-urusan makhluk-Nya”.

Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dinuqilkan akan riwayat dari

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam:

رضوأع عرؼ ٱلب ر م وأ عفو خذ ٱلقاؿ عبد الرمحن بن زید بن أس م : دلا نزلت )

ن( قاؿ: یا رب كیف بالغضب؟ فأنزؿ اهلل )وإما ینزغنك من ٱلشیطػن ػل ٱل عن

یع ع یم ۥإنو بٱل و تعذٱسف غنز ( ق ت: و قد تقدـ ف أوؿ الستعاذة حدیث س

الرج ن ال ذین تسابا حبضرة النيب ص ى اهلل ع یو وس م فغضب أحدمها حىت

جعل أنفو یتمزع غضبا, فقاؿ رسوؿ اهلل ص ى اهلل ع یو وس م: ))اين لع م

ل لو ك مة لو قاذلا لذىب عنو ما يد: أعوذ باهلل من الشیطاف الرجیم(( فقی

وأصل النزغ الفساد اما بالغضب أو غنه, قاؿ اهلل تعال: فقاؿ ما يب من جنوف.

(. والعیاذ ٱلشیطػن ینزغ بینػلم إف سن )وقل لعبادی یػقولوا ٱلتی ىی أح

.اللتجاء والستناد والستجارة من الشر, و أما ادللذ ففى ط ب اخلن26

“Tatkala ayat ini diturunkan, yaitu firman Allah SWT: (Jadilah

engkau pemaaf dan serulah orang mengerjakan yang ma‟ruf serta

berpalinglah dari orang-orang jahil) lalu Nabi Saw bertanya,

26

Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 2, (Dar El Ihya Kutub Al-Arabiyya), h. 278

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

45

“Wahai Tuhanku, Bagaimana dengan amarah?” maka Allah

menurunkan firman-Nya: (Dan jika kamu ditimpa suatu godaan

setan, maka berlindunglah kepada Allah, sesungguhnya Allah

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). Aku berkata: pada

permulaan mengenai isti‟adzah (permohonan perlindungan

kepada Allah) telah disebutkan sebuah hadist tentang dua orang

lelaki yang saling mengejek dihadapan Nabi Saw. Kemudian

salah satunya marah, sehingga hidungnya mekar dalam keadaan

emosi. Maka Rasulullah Saw bersabda: ((Sesungguhnya aku

benar-benar mengetahui suatu kalimat, seandainya dia

mengatakannya niscaya hilanglah darinya apa yang ia temukan

(emosi), yaitu: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan

yang terkutuk”. Ketika disampaikan kepada lelaki itu apa yang

telah disabdakan Rasulullah Saw, maka si lelaki yang sedang

emosi tersebut menjawab “saya tidak gila”. Asal makna dari

lafadz النزغ ialah kerusakan, penyebabnya adakalanya karena

marah atau yang lainnya. Telah berfirman Allah SWT: (dan

katakanlah kepada para hamba-Ku, hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang lebih baik. Sesungguhnya setan itu

menimbulkan perselisihan diantara mereka) ((surah Al-Isra: 53)).

Makna العیاذ ialah memohon perlindungan, naungan, dan

pembentengan dari kejahatan. Sedangkan ادللذ ialah tertuju

kedalam menuntut kebaikan”.

Jika dipersempit lagi dari makna surah al-A‟raf ayat 200

adalah nilai keagamaan/berketuhanan pada lafadz بٱل و تعذفٱس

dengan memohon perlindungan kepada Allah ketika diganggu

oleh godaan setan serta kawan-kawannya. Juga nilai tawakkal

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

46

yang muncul dalam lafadz یع ع یم ۥإنو س sehingga menimbulkan

rasa aman karena Allah Maha Mendengar dengan segala keluhan

yang kita rasakan sehingga menimbulkan keyakinan akan

dikabulkannya segala permohonan-permohonan hamba-Nya, dan

Maha Mengetahui atas sesuatu yang menimpa hamba-hamba-

Nya. Sebagaimana penafsiran Sayyid Mahmud Al-Alusi:

ۥ( فاستجر بو والتجئ الیو سبحانو و تعال ف دفعو عنك )إنو بٱل و تعذفٱس)

یع( یسمع ع ى أكمل وجو استعاذتك قول )ع یم( یع م كذلك تضرعك الیو س

دعاءؾ ق با ف ضمن القوؿ أو بدونو فیعصمك من شره, أو سیع أي رلیب

أو سیع بأقواؿ من آذاؾ بالستعاذة ع یم مبا فیو صلح أمرؾ فیحم ك ع یو,

27ع یم بأفعالو فیجازیو ع یلا.

“((Maka mintalah perlindungan kepada Allah)) Maka mintalah

pembentengan kepada Allah dan berlindunglah kepada Allah

SWT dalam menolak (sesuatu yang muncul dari godaan setan)

dari dirimu, ((sesungguhnya Allah Maha Mendengar)) mendengar

dengan yang paling sempurnanya pendengaran akan permohonan

perlindungannya engkau berupa perkataan, ((Maha Mengetahui))

begitupun juga mengetahui (dengan yang paling sempurnanya

pengetahuan) akan merendahnya hati engkau kepada-Nya baik

memastikan dengan perkataan ataupun tidak, maka Allah akan

melindungi engkau dari keburukan setan. Atau Maha Mendengar

yaitu Maha Menjawab permohonan engkau akan permintaan

perlindungan, Maha Mengetahui dengan segala yang baik

untukmu dan Allah akan Menghantarkanmu kepadanya. Atau

Maha Mendengar dengan perkataan-perkataan orang yang

27

Sayyid Mahmud al-Alusi, op. cit., h. 169

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

47

menyakitimu Maha Mengetahui dengan perbuatan-perbuatannya,

lalu Allah akan membalasnya atas segala perbuatan dan

perkataannya”.

Sebagai penutup akan pembahasan ayat ini Buya Hamka

berkata: Surah Al-A‟raf ayat 200 menjelaskan tentang gangguan

bukan saja datang dari luar, tetapi akan masuk ke dalam diri

sendiri secara halus, yaitu gangguan syaitan iblis. Tuhan

peringatkan ini kepada Rasul-Nya Muhammad Saw setelah dekat

kepada penutup surat, sebagai simpulan daripada permulaan surat

dahulu, yang menerangkan bahwa iblis di dalam syurga telah

mengganggu nenek moyang kita Adam dan Hawa dengan

perdayanya, sehingga termakan buah yang terlarang (khuldi).

Maka beliau, Nabi Muhammad Saw, apalagi umatnya ini, tidak

pulalah akan terlepas daripada gangguan syaitan itu. Oleh sebab

itu akhir penutup surat, Allah memperingatkan hal itu kembali.

Agar jika dia dating mengganggu, lekas-lekas berlindung kepada

Allah.28

c. Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 201

مبصروف ىم فإذاٱلشیطػن تذكروا من فطائإذا مسلم اإف ٱلذین ٱتػقو

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka

dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari syaitan,

mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga

mereka melihat (kesalahan-kesalahannya)”.

Prof. Quraish Shihab menjelaskan dalam Tafsir Al-

Mishbahnya: Kekuatan pertahan Nabi Saw menghadapi setan

jauh melebihi kekuatan pertahanan selain beliau, kendati mereka

orang-orang bertakwa. Ini dipahami dari kata (نزغ) Nazagh yang

digunakan oleh ayat yang lalu yang tertuju kepada Nabi

28

Hamka, Tafsir Al-Azhar, jilid 9, (Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 2003), h. 225

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

48

Muhammad Saw. Dengan membandingkannya dengan kata (مس)

mas dan (طائف) tha’if yang digunakan oleh ayat ini. Ia juga

dipahami dari kata (اف) in/jika yang mengandung perandaian

sesuatu yang belum pasti terjadi yang digunakan oleh Ayat yang

lalu, dan kata (اذا) idza/bila yang mengandung makna kepastian

oleh ayat ini. Dari sini setelah memberi petunjuk kepada Nabi

Saw, kini petunjuk tertuju kepada kaum bertakwa secara umum.

tentu saja disini termasuk pula Nabi Muhammad Saw, karena

Beliau adalah “Imam orang-orang bertakwa”, namun pemisahan

itu perlu untuk mengisyaratkan perbedaan pertahanan para nabi

dan orang-orang bertakwa secara umum.

Dapat juga dikatakan bahwa ayat ini merupakan alasan

mengapa ayat yang lalu berpesan agar memohon perlindungan

Allah. Seakan-akan kedua ayat ini menyatakan perintah itu

demikian, karena itulah yang dilakukan oleh hamba-hamba Allah

yang bertakwa. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila

mereka ditimpa tha‟if godaan yang menimbulkan was-was dari

setan, mereka mengingat Allah, mengingat permusuhan setan

terhadap manusia dan kelicikannya, mengingat dampak buruk

yang diakibatkannya, maka ketika itu juga dengan cepat bagaikan

tiba-tiba sebagaimana dipahami dari kata ( افاذ ) fa idza “maka

ketika itu juga”, mereka melihat dan menyadari kesalahan-

kesalahannya.29

Imam Ibnu Katsir memberikan penjelasan di dalam kitab

tafsir Ibnu Katsir terkait surah al-A‟raf ayat 201:

29

Quraish Shihab, op. cit., h.357-358

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

49

ما عنو زجر أهنم خيرب تعال عن ادلتقن من عباده الذین أطاعوه فیما أمر, وتركوا

( أي أصابم طیف وقرأ الخروف طائف و قد جاء فیو حدیث إذا مسلم)

ومها قرءتاف مشلورتاف فقیل مبعىن واحد وقیل بینلما فرؽ و منلم من فسر ذلك

من فسر مبس الشیطاف بالصرع و حنوه, ومنلم من فسره باذلم بالغضب ومنلم

( أي عقاب اهلل و و قولو )تذكروا بالذنب ومنلم من فسره باصابة الذنب,

جزیل ثوابو ووعدىووعیده فتابوا و أنابوا واستعاذوا باهلل و رجعوا الیو من قریب.

.( أي قد استقاموا و صحوا ما كانوا فیوصروف )فإذا ىم مب30

“Allah SWT menceritakan perihal orang-orang yang bertakwa

dari hamba-hamba-Nya, yang dimana sesungguhnya mereka itu

( إذا مسلم) “apabila mereka ditimpa” yakni bilamana mereka

terkena godaan (طیف) . Sebagian Ulama membacanya Ta-ifun

sehubungan dengan qiraat ini ada hadist yang ,(طائف)

menerangkannya: kedua qiraat ini merupakan qiraat yang

masyhur atau terkenal. Menurut pendapat lain kedua qiraat

tersebut mempunyai makna yang sama, dan menurut pendapat

yang lainnya lagi ada perbedaan diantara keduanya. Ada Ulama

yang menafsirkannya dengan pengertian لغضبا al-ghadab

(amarah), ada yang menafsirkannya dengan pengertian sentuhan

dari setan, yakni pingsan dan lain sebagainya, ada yang

menafsirkannya dengan pengertian dosa, dan ada juga yang

menafsirkannya dengan pengertian melakukan perbuatan dosa.

30

Ibnu Katsir, op. cit., h. 279

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

50

Dan firman Allah SWT ( تذكروا ) “mereka ingat kepada Allah”

maksudnya mereka teringat akan adzab Allah, pahala-Nya yang

berlimpah, janji dan ancaman-Nya. Karena itu, lalu mereka

bertobat dan memohon perlindungan kepada Allah serta segera

kembali kepada-Nya. ( صروف فإذا ىم مب ) “maka ketika itu juga

mereka melihat kesalahan-kesalahannya”, yakni mereka bangkit

dan sadar dari keadaan sebelumnya”.

Imam Alusi menjelaskan pula tentang tafsir ayat ini dalam

kitab tafsirnya Ruhul ma’ani:

( استأناؼ مقرر دلا قب و من المر ببیاف أف الستعاذة ا)إف ٱلذین ٱتػقو

ىسنة مس وكة ل متقن والخلؿ با شنشنة الغاوین, أي اف الذین اتصفوا بتقو

من ٱلشیطػن( أي دلة منو كما روي عن ابن عباس, فائط إذا مسلم اهلل تعال )

و تنوینو ل تحقن, و ادلراد وسوسة ما, وىو اسم فاعل من طاؼ بالشيء اذا دار

و جعل الوسوسة طائفا للیذاف بأهنا و اف مست ل تأثر فیلم كأهنا حولو,

.طافت حوذلم و ل تصل الیلم31

"(Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa) merupakan

Isti‟naf/permulaan yang menetapkan untuk sesuatu yang daripada

perkara ini sudah dibahas sebelumnya dengan penjelasan bahwa

sesungguhnya permohonan perlindungan merupakan sunnah/jalan

yang ditempuh oleh orang-orang yang bertakwa, dan juga

gangguan dengan isti‟adzah akan suara orang-orang yang tersesat.

Yaitu yang bermakna sesungguhnya orang-orang yang tersifati

dengan takwa kepada Allah SWT (apabila mereka dibayang-

bayangi pikiran jahat) yaitu golongan daripada syaitan

31

Sayyid Mahmud al-Alusi, op. cit., h. 169

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

51

sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, dan adapun

tanwinnya itu untuk penghinaan, dan yang dimaksud adalah was-

wasnya sesuatu, dan dia itu merupakan isim fail (kata bentuk

pelaku) dari kata kerja berkeliling dengan sesuatu apabila ia telah

mengelilingi sekitarnya, dan menjadikan was-was itu sebagai

yang mengelilingi untuk memberitahukan bahwa memang

demikian adanya. Walaupun was-was itu menyentuhnya namun

tidak berbekas diantara mereka, seakan-akan was-was itu

mengelilingi sekitar mereka dan tidak menyentuhnya".

Adapun dalam kitab tafsir jalalain dijelaskan:

ئف أى شيء أل ف( و ف قراءة طایإذا مسلم( أصابم )طػ ا)إف ٱلذین ٱتػقو

( احلق من صروف فإذا ىم مب) ( عقاب اهلل و ثوابو من ٱلشیطػن تذكروا) بم

32غنه فنجوف.

“(Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila menyentuh

mereka) menimpa mereka طػیف (suatu gangguan was-was) dan

dalam suatu qiraat طائف yaitu yang bermakna sesuatu yang

mengganggu mereka (dari setan, mereka ingat) akan siksa Allah

dan pahala-Nya, (maka ketika itu mereka melihat) haq/kebenaran

daripada yang lainnya/batil, lalu mereka mengharapkan kepada

jalan yang haq”.

Imam Ibnu Jarir At-Thabari memberikan penafsiran tentang

ayat ini di dalam kitab tafsirnya:

( اهلل من خ قو, فخافوا عقابو بأداء فرائضو, اإف ٱلذین ٱتػقو یقوؿ تعال ذكره: )

ٱلشیطػن تذكروا( یقوؿ: اذا ال بم من فطػائواجتناب معاصیو )إذا مسلم

32

Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, op. cit., h. 148

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

52

طیف من الشیطاف من غضب أو غنه ما یصد عن واجب حق اهلل ع یلم,

, وانتلوا تذكروا عقاب اهلل و ثوابو و وعده و وعیده, و أبصروا احلق فعم وا بو

.ال طاعة اهلل فیما فرض ع یلم و تركوا فیو طاعة الشیطاف33

“Telah berfirman Allah SWT: (Sesungguhnya orang-orang yang

bertakwa) kepada Allah dari makhluknya, lalu mereka takut akan

siksaannya dengan melaksanakan perkara-perkara yang fardhu

dari-Nya, dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan kepada-

Nya (apabila mereka disentuh pikiran jahat (was-was) dari

syaitan, mereka pun segera ingat) berkata: apabila menimpa

mereka satu dorongan jahat/was-was dari syaitan baik itu marah

atau lain sebagainya dari sesuatu yang memandu untuk

meninggalkan kewajiban yang datang dari Allah atas mereka,

mereka mengingat akan siksaan Allah, pahala dari-Nya, janji-

Nya, serta ancaman-Nya. Dan mereka memandang kebenaran/haq

lalu mengamalkannya, dan mereka berlabuh untuk taat kepada

Allah pada sesuatu yang Allah fardhukan atas mereka dan mereka

meninggalkan pada perkara yang mnejerumuskan untuk taat

kepada syetan”.

d. Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 202

صروف ی ث ل یقغ ديدونػلم فی ٱل نػلما و وإخ

“Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik)

membantu setan-setan dalam menyesatkan dan mereka tidak

henti-hentinya (menyesatkan).”

Prof. Quraish Shihab berkomentar dalam Tafsir

Mishbahnya: Berbeda pendapat para ulama dalam memahami

ayat ini. Dalam kontek hubungan ayat perbedaan muncul ketika

33

Ibnu Jarir At-Thabari, op. cit., h. 188-189

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

53

mereka berhadapan dengan huruf (و) waw yang biasa

diterjemahkan dengan kata “dan”. Thabathaba‟I memahaminya

sebagai menunjuk keadaan ketika itu, sehingga ayat ini –

menurutnya – menyatakan setelah menghubungkannya dengan

ayat sebelumnya: “Orang-orang yang bertakwa bila ditimpa

godaan setan, mereka mengingat, dan ketika itu juga mereka

melihat dan sadar padahal ketika itu teman-teman mereka kaum

musyrikin dan para pendurhaka itu, yakni setan-setan membantu

mereka para pendurhaka itu dalam kesesatan.

Al-Biqa‟i berpendapat, bahwa setelah ayat yang lalu

menguraikan keadaan orang bertakwa, perlindungan yang mereka

peroleh dan setelah memperkenalkan orang-orang bertakwa itu

sebagai musuh-musuh setan, maka ayat ini menguraikan lawan

orang-orang bertakwa itu adalah pendurhaka serta teman-teman

mereka. Untuk itu ayat ini menyatakan bahwa dan adapun teman-

teman mereka para pendurhaka itu membantu mereka dalam

kesesatan. Kemudian, sikap mereka lebih buruk lagi karena

mereka tidak hanya membantu sekaliatau dua kali tetapi mereka

giat melakukan bantuan tersebut secara terus-menerus dan tidak

henti-hentinya menyesatkan.34

Imam Ibnu katsir menjelaskan di dalam tafsirnya perihal

ayat ini:

( أى اخواف الشیاطن من النس كقولو: )اف ادلبذرین ديدونػلم نػلما و وإخ)

لوامرىم كانوا اخواف الشیاطن( وىم أتباعلم و ادلستمعوف ذلم القاب وف

أى تساعدىم الشیاطن ع ى ادلعاصي وتسل لا ع یلم و (ديدوهنم ف الغي)

حتسنلا ذلم و قاؿ ابن كثن ادلد الزیادة یعىن یزیدوهنم ف الغي یعين اللل و

34

Quraish Shihab, op. cit., h. 359

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

54

( قیل معناه اف الشیاطن متد النس ل تقصر ف أعماذلم صروف السفو )ث ل یق

نػلما و إخبذلك, كما قاؿ ع ى بن أيب ط حة عن ابن عباس ف قولو )و

( الیة قاؿ ل النس یقصروف عما یعم وف و ل صروف ی ث ل یقغ ديدونػلم فی ٱل

الشیاطن متسك عنلم و قیل معناه كما رواه العوف عن ابن عباس ف قولو

ث ل ( قاؿ ىم الن یوحوف ال أولیاءىمصروف ی ث ل یقغ ديدونػلم فی ٱل)

یقصروف یقوؿ ل یسأموف وكذا قاؿ السدي و غنه أف یعىن الشیاطن ديدوف

من النس ول تسأـ من امدادىم ف الشر لف ذلك طبیعة ذلم و أولیاءىم

( ل تفت فیو ول تبطل عنو كما قاؿ تعال )أل تر أنا أرس نا صروف سجیة )ل یق

ؿ ابن عباس و غنه تزعجلم ال ادلعاصى الشیاطن ع ى الكافرین تؤزرىم أزا( قا

35ازعاجا.

"(Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik)

membantu setan-setan) yakni teman-teman setan dari kalangan

manusia, sebagaimana firman Allah SWT (sesungguhnya orang-

orang yang mubadzir mereka itu adalah saudara-saudaranya

setan)(al-isra: 27) . Yang mereka itu yang dimaksud dengan

teman-teman setan ialah orang-orang yang mengikuti setan,

mendengar perkataan setan, dan menerima segala perintah setan.

(membantu setan-setan dalam menyesatkan) yaitu setan-setan

membantu mereka dalam berbuat maksiat dan memudahkan

perbuatan-perbuatan maksiat bagi mereka serta menghiasinya

bagi mereka sehingga mereka tertarik untuk mengerjakannya.

Dan telah berkata Ibnu Katsir makna kata المد al-maddu artinya

35

Ibnu Katsir, op. cit., h. 279

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

55

azziyadatu/menambah, yakni setan-setan menambahkan الزيادة

kebodohan dan kedunguan kepada mereka. (dan mereka tiada

henti-hentinya “menyesatkan”) menurut pendapat lain makna

yang dimaksud adalah sesungguhnya setan-setan itu membantu

manusia (dalam mengerjakan maksiat) dan tidak akan

menghentikan perbuatan mereka. Sebagaimana diriwayatkan oleh

Ali bin Abu Thalhah dari Ibnu Abbas: sehubungan dengan makna

firman-Nya (Dan teman-teman mereka membantu mereka dalam

menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya “menyesatkan”)

Ibnu Abbas berkata: tiadalah manusia berhenti melakukan atas

apa yang mereka kerjakan, dan setan pun tidak pernah berhenti

dari menggoda mereka. Dan dikatakan maknanya itu adalah

sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Aufi dari Ibnu Abbas

dalam memaknai firman-Nya (Dan teman-teman mereka

membantu mereka dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-

hentinya “menyesatkan”) mereka itu adalah jin yang memberikan

intuisi kepada teman-temannya dari kalangan manusia, kemudian

tidak henti-hentinya menyesatkan mereka. Dan sebagaimana pula

telah berkata As-Saddi dan yang lainnya: bahwa setan-setan

selalu membantu teman-temannya dari kalangan manusia untuk

berbuat kemaksiatan dan tiada bosan-bosannya membantu mereka

dalam kejahatan, karena hal itu sudah menjadi tabiat dan watak

mereka. (dan mereka tidak henti-hentinya “menyesatkan”) artinya

tidak akan pergi dari menggoda dan takkan pernah berhenti dalam

merayu. Sebagaimana firman-Nya (Tidakkah kamu melihat

sesungguhnya kami mengutus syetan atas orang-orang kafir untuk

menghasud mereka dengan sungguh-sungguh)(Maryam:83) dan

telah berkata Ibnu Abbas dan selainnya maknanya adalah

memberi gangguan untuk berlabuh kepada kemaksiatan dengan

gangguan godaan.”

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

56

Imam Ibnu Jarir At-Thabari menjelaskan pula tentang tafsir

ayat ini di dalam kitab tafsirnya:

یقوؿ تعال ذكره: و اخواف الشیاطن متدىم الشیاطن ف الغي. یعىن بقولو:

( عما قصر عنو الذین اتقوا اذا مسلم صروف ( یزیدوهنم. )ث ل یق ديدونػلم)

عن فریقي الدياف و الكفر, بأف طائف من الشیطاف. وامنا ىذا خرب من اهلل

فریق الدياف و أىل تقوى اهلل اذا استزذلم الشیطاف تذكروا عظمة اهلل وعقابو,

فكفتلم رىبتو عن معاصیو و ردهتم ال التوبة و النابة ال اهلل ما كاف منلم من

وأف فریق الكافرین یزیدىم الشیطاف غیا ال غیلم اذا ركبوا معصیة من زلة,

اصى اهلل, ول حيجزىم تقوى اهلل ول خوؼ ادلعاد الیو عن التمادي فیلا و مع

زیادة منلا, فلو أبدا ف زیادة من ركوب الث, والشیطاف یزیده أبدا, ل یقصر

36النسي عن شيء من ركوب الفواحش ول الشیطاف من مده منو.

“Allah SWT berfirman: dan adapun teman-temannya syetan itu

akan ditolong syetan dalam menyesatkan. Yakni sebagaimana

firman-Nya (teman-teman mereka membantu mereka)

menambahkan mereka. (dan mereka tidak henti-hentinya) dari

sesuatu yang berhenti darinya, yaitu orang-orang yang bertakwa

apabila telah menyentuh mereka rasa was-was dari syetan. Dan

sesungguhnya ini merupakan kabar dari Allah SWT tentang dua

golongan yaitu iman dan kufur, karena sesungguhnya golongan

iman dan orang yang bertakwa kepada Allah apabila syetan telah

menggoyahkan mereka maka mereka ingat akan kebesaran Allah

dan hukuman dari-Nya, maka rasa takut kepada-Nya akan

menahan mereka dari berbuat bermaksiat kepada Allah dan

36

Ibnu Jarir At-Thabari, op. cit., h. 191

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

57

mengembalikan mereka kepada taubat dan kembali kepada Allah

dari segala kesalahan yang muncul dari mereka sendiri. Dan

sesungguhnya golongan orang-orang kafir syetan akan

menambahkan mereka tipu daya/kesesatan kepada tipu daya

mereka apabila mereka telah melakukan suatu kemaksiatan

daripada bentuk kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah. Dan

takut kepada Allah tiadalah mencegah mereka dan tidak juga

takut akan hari kembali kepada-Nya dari tolong menolong dalam

kemaksiatan dan menambah kemaksiatan. Maka setan itu

senantiasa di dalam menambah untuk melakukan dosa, dan syetan

akan menambahnya selamanya, tiada hentinya manusia

melakukan segala perbuatan kejahatan dan begitupun juga syetan

tiada berhenti untuk menambah manusia untuk berbuat

kejahatan.”

Sebagaimana diketahui daripada paparan di atas para ulama

ahli tafsir kebanyakan berpendapat sama dalam menafsirkan

surah Al-A‟raf ayat 202 ini. Yaitu dengan mengartikan teman-

teman setan itu merupakan terdiri dari orang-orang kafir, yang

dimana setan-setan membantu mereka dalam berbuat

kemaksiatan, kejahatan, dan kesesatan. Dan mereka tidak akan

berhenti mengganggu orang-orang yang bertakwa agar mereka

tergelincir ke dalam kesesatan yang dibuat oleh setan beserta

teman-temannya.

B. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Sosial dalam Al-Quran Surah Al-A’raf

Ayat 199-202

Akhlak merupakan fondasi dasar yang disebarkan Rasul sang utusan

Tuhan. Perlunya pengajaran akan kemuliaan akhlak mestilah disebarkan,

karena bagaimana pun kita hidup dalam bersosial dan bermasyarakat. Jika

tiap-tiap pribadi atau individu memiliki akhlak yang terpuji maka hasil dari

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

58

upaya tersebut adalah tercapainya negeri yang aman, memiliki rasa

persaudaraan, rasa kedamaian, dan juga ketentraman.

Diantara bentuk-bentuk nilai pendidikan akhlak dalam tafsir surah Al-

A‟raf ayat 199-202 adalah:

1. Nilai Pemaaf

Manusia merupakan tempat salah dan khilaf. Sebagaimana

dipahami, tidak akan pernah ada manusia yang lolos daripada

berbuat salah. Karena hal itu memang sudah menjadi tabiat yang

hadir pada eksistensi manusia itu sendiri. Memaafkan ialah sebuah

bentuk kata kerja sebagai solusi untuk mengatasi tabiat buruk

kesalahan. Memaafkan kesalahan memanglah berat, akan tetapi

dengan memaafkan dapat mengobati rasa sakit dan luka secara dikit

demi sedikit, sehingga dapat menghilangkan emosi ketika

berhadapan dengan pelaku yang membuat kesalahan itu sendiri.

Memaafkan mestilah bersifat lapang dada, dengan tidak mengingat-

ingat kejadian kesalahan yang dilakukan orang lain kepadanya.

Al-Qur‟an ialah pedoman hidup manusia, ia diturunkan oleh

Allah SWT sebagai undang-undang yang diberlakukan di seluruh

alam semesta. Tak perlu diragukan bahwa Al-Qur‟an itu pasti sesuai

dengan semestinya, karena ia disampaikan kepada umat manusia

dengan perantara makhluk yang mulia, ialah baginda Nabi

Muhammad Saw. Sebagaimana diketahui Nabi Muhammad Saw

dijuluki خ قو القرآف akhlaknya beliau ialah Al-Qur‟an. Mustahil islam

tersebar di seluruh penjuru dunia kecuali yang membawa dan yang

dibawa merupakan kebenaran yang pantas tuk diikuti umat manusia.

Dan didalam Al-Qur‟an terhimpun akhlak-akhlak mulia yang

diantaranya adalah menjadi sosok pribadi pemaaf. Sebagaimana

bunyi ayat pada surah Al-A‟raf ayat 199:

(عفو خذ ٱل)

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

59

“Ambillah maaf”

Prof. Quraish Shihab berkata di dalam Tafsirnya: Kata (خذ)

khudz/Ambillah, hakikatnya adalah keberhasilan memperoleh sesuatu

untuk dimanfaatkan atau untuk digunakan memberi mudharat,

karena itu tawanan dinamai (أخیذ) akhidz. Kata tersebut digunakan

oleh ayat ini untuk makna melakukan suatu aktivitas, atau menghiasi

diri dengan satu sifat yang dipilih dari sekian banyak pilihan. Dengan

adanya beberapa pilihan itu, kemudian memilih salah satunya, maka

pilihan tersebut serupa dengan mengambil. Dengan demikian

ambillah maaf berarti pilihlah pemaafan, lakukan hal tersebut

sebagai aktivitasmu dan hiasilah diri dengannya, jangan memilih

lawannya. Demikian Thahir ibn „Asyur.

Kata العفو al-afwu/maaf, terambil dari kata yang terdiri dari

huruf-huruf ‘ain, fa, dan waw. Maknanya berkisar pada dua hal,

yaitu meninggalkan sesuatu dan memintanya. Dari sini, lahir kata

‘afwu yang berarti meninggalkan sanksi terhadap yang bersalah

(memaafkan).37

2. Nilai Peduli Sosial

Peduli sosial merupakan sifat yang mesti tertanam dalam diri

kita, agar terciptanya masyarakat yang tertib dan tidak acak-acakan.

Salah satu bagian dari peduli sosial ialah senantiasa berbuat

kebaikan, yang dikenal dalam istilah Al-Qur‟an dengan kata al-

ma’ruf. Ma’ruf disini ialah sesuatu yang disepakati oleh masyarakat

akan kebaikannya dan tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam

khususnya.

Allah SWT memerintahkan umat manusia agar berbuat ma‟ruf

atau kebaikan. Dengan berbuat kebaikan maka akan memberikan

37

Quraish Shihab, op. cit., h.351-352

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

60

manfaat bagi dirinya maupun orang-orang di lingkungannya.

Sebagaimana di dalam surah Al-A‟raf ayat 199:

عرؼ ٱلب مروأ

“Suruhlah yang ma‟ruf”

Imam Ibnu Jarir at-Thabari memaknai ma‟ruf didalam kitabnya

jami‟ul bayan:

, و العفو عمن ظ م. و كل فمن ادلعروؼ ص ة رحم من قطع, و اعطاء من حـر

ما أمر اهلل بو من العماؿ أو ندب الیو فلو من العرؼ. ول خيصص اهلل من

أمر اهلل نبیو ص ى اهلل ع یو وس م ذلك معىن دوف معىن؛ فاحلق فیو أف یقاؿ: قد

.أف یأمر عباده بادلعروؼ ك و ل ببعض معانیو دوف بعض38

“Dan daripada makna al-ma‟ruf adalah menghubungkan tali

silaturahim kepada orang yang memutuskannya, memberikan sesuatu

kepada orang yang enggan mau memberi, dan memaafkan orang

yang telah berbuat zalim. Semua perbuatan yang diperintahkan dan

dianjurkan oleh Allah SWT merupakan bagian dari makna al-„Urf,

dan Allah SWT tidak mengkhusukan kepada makna tertentu. Maka

adapun kebenaran dalam perkara ini diungkapkan: “Allah SWT

memerintahkan Nabi-Nya Saw agar memerintahkan umatnya untuk

melaksanakan al-ma‟ruf secara keseluruhan, bukan sebagian makna

saja.”

Sedangkan menurut Imam Al-Maraghi, beliau memberikan

ungkapan tentang hal ini:

تأنس بو و تطمئن الیوألمر بادلعروؼ : وىو ما تعرفو النفس من اخلن و

“Yaitu sesuatu yang diketahui oleh jiwa dari segi baiknya, dan

merasa lembut dengannya, dan merasa tenang kepadanya.”

38

Ibnu Jarir At-Thabari, op. cit., h. 187

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

61

ول شك أف ىذا مبين ع ى اعتبار عادات المة احلسنة و ما تتواطأ ع یو من

المور النافعة ف مصاحللا

“Dan tidak ragu sesungguhnya hal ini terbangun dari segi tradisi

umat yang baik, dan sesuatu yang dimana umat itu berkolusi

atasnya daripada perkara-perkara yang bermanfaat didalam

kemashlahatan umat.”

Lalu di finalkan dengan ungkapan:

ؼ من طاعة اهلل و التقرب أنو اسم جامع لكل ما عر –و امجاؿ القوؿ فیو

39الیو و الحساف ال الناس

“Dan globalnya dalam hal ini – sesungguhnya ma‟ruf itu adalah

isim yang menghimpun bagi segala perkara yang diketahui daripada

taat kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya dan berbuat baik

kepada manusia.”

Singkatnya peduli sosial ialah sebuah keharusan untuk kita

semua. Memerintahkan kebaikan merupakan sebuah kebaikan.

Tidak perlu menunggu balasan apa yang didapat dari mengerjakan

kebaikan itu sendiri. Karena jika tidak ada yang peduli, maka

tinggallah menunggu kehancuran pada bumi ini.

3. Nilai Menghindari Provokasi

Provokasi sering sekali terjadi ketika ada suatu keadaan yang

bisa kapan saja dipalingkan menuju kejahatan. Tak bisa dipungkiri,

hal itu akan terjadi di antara manusia sebagaimana sifat yang tiada

berpisah dari jasad. Diantara bunyi ayat yang menjelaskan

39

Ahmad Musthofa Al-Maraghi, op. cit., h. 147

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

62

pentingnya menghindari provokasi di dalam surah Al-A‟raf ayat

199:

ن ػل ٱل عن رضوأع

“Dan berpalinglah dari orang-orang jahil”

Prof. Quraish Shihab mengartikan: Kata ( ن ػل ٱل ) al-jahilin

adalah bentuk jamak dari kata (جاىل) jahil. Ia digunakan Al-Qur‟an

bukan sekedar dalam arti seorang yang tidak tahu, tetap dalam arti

juga perilaku yang kehilangan kontrol dirinya, sehingga melakukan

hal-hal yang tidak wajar, baik atas dorongan nafsu, kepentingan

sementara, atau kepicikan pandangan. Istilah itu juga digunakan

dalam arti mengabaikan nilai-nilai ajaran ilahi.40

Imam maraghi berkata:

العراض عن الاى ن. وىم السفلاء بتؾ معاشرهتم وعدـ مراهتم, ول علج

.م ال العراض عنول وقایة من أذائل41

“Berpalinglah dari orang-orang jahil. Dan mereka itu adalah orang-

orang bodoh dengan cara meninggalkan bergaul bersama mereka

dan tidak berbantah-bantahan dengan mereka, untuk menghindari

agar tidak disakiti mereka kecuali dengan jalan berpaling dari

mereka.”

Dari sini, mungkin muncul pertanyaan dalam benak kita semua,

mengapa orang orang jahil mesti dihindari? Bukankah alangkah

baiknya kita mengajak mereka ke dalam kebaikan? Maka

jawabannya: perintah untuk menghindari orang-orang jahil

merupakan suatu upaya agar kita tidak terjerumus ke dalam

kesesatan yang mereka buat. Bisa diperkirakan dengan buruknya

40

Quraish Shihab, op. cit., h. 353-354 41

Ahmad Musthofa Al-Maraghi, op. cit., h. 148

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

63

perlakuan mereka terhadap kita akan memunculkan keburukan pada

diri kita, seperti marah, bertengkar, bahkan saling membunuh

diantara manusia. Maka dari itu solusi jikalau ada rasa amarah di

dalam diri kita yaitu adalah dengan memohon ampunan dari Allah

SWT, sebagaimana firman-Nya di dalam surah al-A‟raf ayat 200:

یع ع یم ۥإنو بٱل و تعذٱسف غوإما ینزغنك من ٱلشیطػن نز س

“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada

Allah. Sungguh Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Disebutkan oleh Abu Zaid terkait ayat ini:

ن( قاؿ النيب ص ى اهلل ع یو ػل ٱل عن رضوأعقاؿ أبو زید: دلا نزؿ قولو تعال : )

.وس م كیف یا رب و الغضب؟ , فنزؿ قولو: )وإما ینزغنك(42

“Tatkala turun firman Allah SWT (dan berpalinglah kamu dari

orang-orang jahil) Nabi Saw bertanya: bagaimana wahai Tuhanku

dengan amarah? Maka turunlah firman-Nya (Dan jika setan datang

menggodamu)”

Begitupun juga pada surah Al-A‟raf ayat 202 menceritakan

tentang keteguhan setan beserta teman-temannya untuk

mengganggu manusia.

صروف ی ث ل یقغ ديدونػلم فی ٱل نػلما و وإخ

“Dan teman-teman mereka membantu setan-setan dalam

menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).”

42

Fakhruddin Ar-Razi, op. cit., h. 83

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

64

Imam Ibnu Jarir At-Thabari menjelaskan pula tentang tafsir

ayat ini di dalam kitab tafsirnya:

یقوؿ تعال ذكره: و اخواف الشیاطن متدىم الشیاطن ف الغي. یعىن بقولو:

( عما قصر عنو الذین اتقوا اذا مسلم صروف ( یزیدوهنم. )ث ل یق ديدونػلم)

الدياف و الكفر, بأف فریق طائف من الشیطاف. وامنا ىذا خرب من اهلل عن فریقي

الدياف و أىل تقوى اهلل اذا استزذلم الشیطاف تذكروا عظمة اهلل وعقابو, فكفتلم

رىبتو عن معاصیو و ردهتم ال التوبة و النابة ال اهلل ما كاف منلم من زلة, وأف

فریق الكافرین یزیدىم الشیطاف غیا ال غیلم اذا ركبوا معصیة من معاصى اهلل, ول

حيجزىم تقوى اهلل ول خوؼ ادلعاد الیو عن التمادي فیلا و زیادة منلا, فلو أبدا

ف زیادة من ركوب الث, والشیطاف یزیده أبدا, ل یقصر النسي عن شيء من

43.ركوب الفواحش ول الشیطاف من مده منو

“Allah SWT berfirman: dan adapun teman-temannya syetan itu

akan ditolong syetan dalam menyesatkan. Yakni sebagaimana

firman-Nya (teman-teman mereka membantu mereka)

menambahkan mereka. (dan mereka tidak henti-hentinya) dari

sesuatu yang berhenti darinya, yaitu orang-orang yang bertakwa

apabila telah menyentuh mereka rasa was-was dari syetan. Dan

sesungguhnya ini merupakan kabar dari Allah SWT tentang dua

golongan yaitu iman dan kufur, karena sesungguhnya golongan

iman dan orang yang bertakwa kepada Allah apabila syetan telah

menggoyahkan mereka maka mereka ingat akan kebesaran Allah

dan hukuman dari-Nya, maka rasa takut kepada-Nya akan menahan

mereka dari berbuat bermaksiat kepada Allah dan mengembalikan

43

Ibnu Jarir At-Thabari, op. cit., h. 191

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

65

mereka kepada taubat dan kembali kepada Allah dari segala

kesalahan yang muncul dari mereka sendiri. Dan sesungguhnya

golongan orang-orang kafir syetan akan menambahkan mereka tipu

daya/kesesatan kepada tipu daya mereka apabila mereka telah

melakukan suatu kemaksiatan daripada bentuk kemaksiatan-

kemaksiatan kepada Allah. Dan takut kepada Allah tiadalah

mencegah mereka dan tidak juga takut akan hari kembali kepada-

Nya dari tolong menolong dalam kemaksiatan dan menambah

kemaksiatan. Maka setan itu senantiasa di dalam menambah untuk

melakukan dosa, dan syetan akan menambahnya selamanya, tiada

hentinya manusia melakukan segala perbuatan kejahatan dan

begitupun juga syetan tiada berhenti untuk menambah manusia

untuk berbuat kejahatan.”

Maka dari itu pentingnya kita menghindari provokasi dengan

cara yang paling utama yaitu mujahadatun nafs berperang melawan

sifat-sifat tercela yang ada pada diri kita sendiri, karena hal itu tidak

akan pernah kita lewati dan pasti akan bertemu. Dan syetan akan

menjadi musuh abadi kita selamanya dan akan melakukan apapun

agar kita terjerumus ke dalam tipu dayanya.

C. Konsep Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Sosial dalam Al-

Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 199-202

Segala bentuk perbuatan merupakan buah daripada konsep. Konsep hadir

sebagai bibit yang ditanam dan akan akan tumbuh memberikan manfaat bagi

sekitar. Dalam KBBI konsep memiliki arti 1. rancangan atau buram surat, 2.

ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian konkret.44

Maka yang

penulis maksud disini makna daripada konsep ialah rancangan dasar sebelum

bertindak. Rancangan merupakan hal yang mesti dilakukan ketika ingin

menempuh sebuah tujuan.

44

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 725

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

66

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mengaplikasikan nilai-nilai

pendidikan Akhlak di sekolah diantaranya ialah dengan merancang secara

optimal pada materi Pendidikan Agama Islam. Sebagaimana diketahui

pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan alat atau sarana yang baik

untuk meningkatkan pengetahuan dalam aspek kognitif menjadi nilai

pembentuk akhlak pada aspek afektif, lalu berlanjut sebagai penghantar

kepada aspek psikomotorik sehingga terbentuklah sifat manusia yang

sempurna (insan kamil) pada diri seorang murid.

Adapun nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam tafsir Al-Qur‟an Surah Al-

A‟raf ayat 199-202 ialah terdiri dari nilai pemaaf, nilai peduli sosial, nilai

menghindari provokasi, dan juga nilai berketuhanan, yang dimana dapat

diimplementasikan di dalam pendidikan islam dengan berbagai cara,

diantaranya:

1. Keteladanan

Dalam surah Al-A‟raf ayat 201 terdapat satu metode yang bisa

kita simpulkan sebagai metode keteladanan. Disebutkan dengan

kata (sesungguhnya orang-orang yang bertakwa) اإف ٱلذین ٱتػقو

sebagai tamstil atau contoh bagi umat manusia. Dengan mengambil

sosok yang bisa dijadikan rujukan dan panutan sehingga dapat

diambil pelajarannya agar diikuti oleh para peserta didiknya. Hal ini

sering disebut dalam Al-Qur‟an dengan bahasa uswah yang berarti

teladan, dan disambung dengan kata hasanah yang berarti baik.

Jikalau digabung keduanya Uswatun Hasanah memiliki arti teladan

yang baik.

Metode ini dianggap penting karena aspek agama yang

terpenting adalah akhlak yang termasuk kawasan afektif yang

terwujud dalam bentuk tingkah laku (behavioral).45

Pentingnya

penerapan nilai-nilai akhlak pada diri guru akan menghasilkan nilai

45

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Penerbit Gaya Media Utama, 2005),

h. 147

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

67

akhlak yang baik pula pada sang murid. Karena guru merupakan

yang diguguh dan ditiru, maka seyogyanya ia mesti memantaskan

dirinya agar pantas untuk dijadikan cermin oleh murid-muridnya.

Dapat diambil contoh pula dari sosok Nabi kita Muhammad

Saw, beliau menyampaikan risalah ajaran agama Islam karena ada

sesuatu yang pantas diterima oleh peserta didiknya atau obyek

dakwahnya. Ajaran beliau tidak akan pernah diterima jika sesuatu

yang disampaikan bertentangan dengan sosok yang menyampaikan.

Sebagaimana termaktub dalam surah Al-Ahzab ayat 21:

حسنة وة ی رسوؿ ٱل و أسف لكم كاف لقد

“Sungguh pada diri Rasulullah itu kalian dapat menemukan teladan

yang baik”

Dari keteladanan beliau cukuplah mewakili penyampaiannya.

Melihat gerak-geriknya, kebijakannya, serta segala perilakunya

pasti menyimpan nilai yang baik guna diterapkan oleh orang-orang

yang melihat sosoknya.

2. Nasihat

Al-Qur‟an memberikan kita pedoman dan tata cara agar pesan

nasihat kebaikan yang kita ingin utarakan itu sampai dengan baik

kepada para pendengar atau para murid khususnya. Sebagaimana

firman Allah SWT pada surah An-Nahl ayat 125:

مة كإل سبیل ربك بٱحل ع ٱد إف سن ٱلتی ىی أحب موجػدذل سنة ٱحل وعظة وٱدل

ب م وىو أع ۦی و سب عن ضل مبن أع م ىو ربك ین لتد ٱدل

“Suruhlah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran

yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dia lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui siapa yang diberi petunjuk.”

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

68

Dan juga sebagaimana kita sering mendengar sebuah ungkapan

yang seringkali disebutkan yaitu amar ma’ruf bil ma’ruf

(memerintahkan kebajikan dengan kebajikan). Metode nasihat

mestilah disertai teladan dari sang pendidik itu sendiri agar dapat

didengar dan diresapi oleh sang murid. Diantara contoh nasihat di

dalam Al-Quran yaitu pada surah Al-A‟raf ayat 79 kisah tentang

Nabi Soleh ketika ingin meninggalkan kaumnya:

حتبوف ل ولػكن لكم ت ی ونصحرب رسالة أب غتكملقد ـ یػقو وقاؿ لمعنفػتػول

ٱلنػصحن

“Maka tatkala Nabi Soleh meninggalkan mereka seraya berkata:

"Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu

amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi

kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat”

Melihat contoh ayat di atas terdapat kriteria khusus bagi sang

penasihat. Pada ayat tersebut kaum itu terkena bencana disebabkan

melanggar perintah tuhan dan tidak mengindahkan nasihat dari Nabi

Soleh tersebut. Ini suatu keadaan yang lazim, dimana nasehat itu

umumnya diberikan kepada seseorang yang terlihat menyimpang.

Jika ini dikaitkan dengan metode, maka menurut Al-Qur‟an metode

nasihat itu hanya diberikan kepada mereka yang melanggar

peraturan, dan ini walaupun jarang bisa terjadi. Dengan demikian

nampaknya metode nasihat lebih ditujukan kepada murid-murid atau

siswa-siswa yang kelihatan melanggar peraturan. Selain itu metode

nasihat juga menunjukan adanya perbedaan status antar yang

dinasehati dan menasehati. Yang menasehati berada pada posisi lebih

tinggi daripada yang dinasehati.46

Pada ayat-ayat yang lain pun sekiranya banyak juga yang

menjelaskan bahwa metode nasihat ini memang betul adanya objek

46

Abuddin Nata, op. cit., h. 151

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

69

yang menyimpang. Sebagaimana pada surah Al-A‟raf ayat 93, Al-

A‟raf ayat 29, dan Al-Qasas ayat 20.

Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa Al-Qur‟an secara

eksplisit menggunakan nasihat sebagai salah satu cara untuk

menyampaikan suatu ajaran. Al-Qur‟an berbicara tentang penasihat,

yang dinasihati, obyek nasihat, situasi nasihat, dan latar belakang

nasihat. Karenanya sebagai suatu metode pengajaran, nasihat dapat

diakui kebenarannya.47

3. Pembiasaan

Diantara metode yang digunakan Al-Qur‟an dalam rangka

medidik ialah melalui kebiasaan. Diantaranya yang terdapat pada

Surah Al-A‟raf ayat 202 . setan senantiasa melancarkan tipu dayanya

kepada manusia. Karenanya ia merupakan musuh abadi yang mesti

diwaspadai oleh setiap manusia. Sifat terus menerus dalam kalimat

(صروف )ث ل یق menghendaki adanya kebiasaan daripada setan. Maka

dari itu umat manusia harus terbiasa dalam menepis tipu daya setan

tersebut.

Kebiasaan ditempatkan oleh manusia sebagai sesuatu yang

istimewa. Ia menghemat banyak sekali kekuatan manusia, karena

sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat dan spontan, agar

kekuatan tersebut dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan dalam

berbagai bidang pekerjaan, berproduksi, dan kreativitas lainnya. Bila

pembawaan yang merupakan kebiasaan tersebut tidak diberikan

Tuhan kepada manusia, tentu mereka sebagaimana diketahui, akan

menghabiskan hidup mereka hanya untuk belajar berjalan, berbicara

dan sejenisnya.48

Kemendiknas (2010c) memaparkan bahwa karakter

dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan

47

Ibid., h. 153 48

Ibid,, h. 153

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

70

(acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada

pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan

belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika

tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan

tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan

diri. Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter yang baik

(components of good character) yaitu moral knowing (pengetahuan

tentang moral), moral feeling (perasaan tentang moral), dan moral

action (perbuatan bermoral). Hal ini diperlukan agar peserta didik

dan atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan

tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati, dan

mengamalkan (mengerjakan) nilai-nilai kebajikan (moral).49

4. Hukum dan Ganjaran

Hukum dan ganjaran merupakan bagian daripada metode

mengajar. Hal ini biasa dikenal dengan istilah bahasa inggris dengan

bahasa reward and punishment, atau dengan istilah bahasa arab

targhib wat tarhib. Sebagai contoh, tatkala seorang murid

menyelesaikan tugasnya, disiplin, serta rajin dalam belajar, lalu ia

mendapatkan ganjaran/reward contoh berupa hadiah atau piala, maka

ia akan merasa senang serta kebaikan akan menjadi motivasinya.

Namun jika seorang murid melakukan sesuatu hal yang melanggar

peraturan lalu ia diberi hukuman/punishment, maka ia cenderung

kapok dan tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi.

Terhadap metode hukuman tersebut diatas terdapat pro dan

kontra, setuju dan menolak. Kecenderungan-kecenderungan

pendidikan modern sekarang memandang tabu menerapkan hukuman

itu, tetapi generasi muda yang dibina tanpa hukuman itu seperti di

Amerika adalah generasi muda yang sudah kedodoran., meleleh, dan

yang sudah tidak bisa dibina eksistensinya. Padahal dalam

kenyataan, manusia banyak melakukan pelanggaran, dan ini tidak

49

Nanang purwanto, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 192

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

71

dapat dibiarkan. Islam memandang bahwa hukuman bukan sebagai

tindak yang pertama kali yang harus dilakukan oleh seorang

pendidik, dan bukan pula cara yang didahulukan. Nasihatlah yang

paling didahulukan.50

Dalam surah Al-A‟raf ayat 201 pada kalimat:

تذكروا

“mereka ingat kepada Allah”

Mengartikan bahwa, apabila orang-orang bertakwa telah

diganggu oleh was was setan, mereka cenderung mengingat

Hukuman Allah, serta diantaranya mereka akan mengingat ganjaran

pahala dari-Nya yang akan membuat mereka sadar daripada

kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan. Sebagaimana Ibnu

Katsir berkata di dalam kitab tafsirnya:

( أي عقاب اهلل و جزیل ثوابو ووعدىووعیده فتابوا و أنابوا و قولو )تذكروا

( أي قد استقاموا و صروف واستعاذوا باهلل و رجعوا الیو من قریب. )فإذا ىم مب

51صحوا ما كانوا فیو.

“Dan firman Allah SWT ( تذكروا ) “mereka ingat kepada Allah”

maksudnya mereka teringat akan adzab Allah, pahala-Nya yang

berlimpah, janji dan ancaman-Nya. Karena itu, lalu mereka bertobat

dan memohon perlindungan kepada Allah serta segera kembali

kepada-Nya. ( صروف فإذا ىم مب ) “maka ketika itu juga mereka melihat

kesalahan-kesalahannya”, yakni mereka bangkit dan sadar dari

keadaan sebelumnya.”

50

Abuddin Nata, op. cit., h. 156 51

Ibnu Katsir, op. cit., h. 279

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

72

Hal ini merupakan diantara pembuktian kecocokan bahwa

metode ini pantas untuk diterapkan. Namun bukan sebagai langkah

awal pendidikan.

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Al-Qur’an ialah kitab suci yang diturunkan sebagai pedoman hidup

manusia, karena manusia diberikan amanah menjadi khalifah Allah di muka

Bumi ini. Membacanya mendapat pahala, mengaplikasikannya dijanjikan masuk

surge, dan melalaikannya diancam masuk ke dalam neraka. Al-Qur’an adalah

peraturan dari Sang Pencipta untuk memperbaiki kehidupan ciptaan-Nya, serta

undang-undang langit untuk petunjuk penduduk bumi sekalian. Allah SWT

Menyampaikan kepada penduduk Bumi akan segala syariat, dan menitipkan

kepadanya segala bentuk kebangkitan, dan menggantungkan tiap-tiap

kebahagiaan.

Perlunya pengajaran akan kemuliaan akhlak mestilah disebarkan, karena

bagaimana pun kita hidup dalam bersosial dan bermasyarakat. Jika tiap-tiap

pribadi atau individu memiliki akhlak yang terpuji maka hasil yang dari upaya

tersebut adalah tercapainya negeri yang aman, memiliki rasa persaudaraan, rasa

kedamaian, dan juga ketentraman.

Setelah penulis membaca, mengkaji, dan menganalisis tentang nilai-nilai

pendidikan akhlak sosial yang terdapat di dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat

199-202, penulis menyimpulkan bahwa ayat-ayat tersebut mengandung nilai-

nilai pendidikan akhlak sosial yang dapat diaplikasikan di dalam kehidupan

sehari-hari, diantaranya ialah:

1. Nilai Pemaaf

2. Nilai Peduli Sosial

3. Nilai Menghindari Provokasi

Dalam mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan akhlak sosial tersebut dapat

dilakukan dengan metode diantaranya:

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

74

1. Keteladanan

2. Nasihat

3. Pembiasaan

4. Hukum dan Ganjaran

B. Implikasi

Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, diantaranya:

1. Implikasi terhadap orang tua dan guru yang seharusnya memberikan

perhatian lebih akan pendidikan akhlak. Agar fondasi nilai akhlak yang

berasal dari Al-Qur’an dapat terpatri dan tidak goyah.

2. Implikasi terhadap guru, dengan memastikan menjadi suri tauladan, dan

juga memiliki kecakapan dalam interaksi,

3. Sehingga menghasilkan tepatnya sasaran dalam mentransfer nilai akhlak

kepada murid tujuan final pendidikan ialah dalam rangka memanusiakan

manusia dalam mengemban tugas menjadi khalifah Allah di muka bumi.

C. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas penulis memberikan

saran kepada beberapa pendidik, baik pendidik secara formal maupun non

formal.

1. Bagi orang tua, pendidikan sejatinya berawal dari rumah atau lebih

spesifikasinya dari keluarga. Mengenai ketuhanan dan nilai-nilai

akhlak yang lain, orang tualah yang berperan amat tinggi. Atas

perhatian yang diberikan orang tua pada anak.

2. Bagi guru, seorang guru disini bisa memposisikan dirinya sebagai

cermin. Karena dari kata guru itu sendiri yang bisa diguguh dan

ditiru oleh semua peserta didiknya.

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, & Safarina. (2016). Etika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

al-Alusi, S. M. (2003). Ruuhul Ma’ani, jilid 5. Beirut: Darul Fikr.

Alawi, S. Z.-i. (1981). Zubdah Al-itqon. Madinah: Mathobi’ Ar-rasyid.

Al-Ghazali, A. H. (2004). Ihya ‘Ulum al-Din, Jilid 2. Kairo: Dar El-Hadits.

Al-Mahalli, J., & As-Suyuthi, J. (n.d.). Tafsir Jalalayn. Jakarta: Nurul Huda.

Al-Maraghi, A. M. (n.d.). Tafsir Al-Maraghi, jilid 8. Beirut: Darul Ihya Wat Turost Al-Arobi.

al-Qurthubi, M. a.-A. (2010). Tafsir Al-Qurthubi, jilid 7. Beirut: Dar El Kutub El ‘ilmiyah.

al-Yassu’i, L. M., & al-Yassu, B. T. (2008). Al-Munjid. Beirut: Dar El-Masyriq.

Amin, A. (1995 ). Etika: Ilmu Akhlak, Terj. Farid Ma’ruf. Jakarta: PT Bulan Bintang.

Anwar, dkk., R. (2014). Pengantar Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Ar-Razi, F. (2005). Tafsir Fakhrurrazi, jilid 5. Beirut: Darul Fikr.

As-Suyuthi. (2012). Al-Jami As-Shagir. Beirut: Dar El-Kutub Al-Ilmiyah.

Asy-Suyuti, J. (2004). Addurrul Mantsur, jilid 3. Beirut: Darul Kutub El-Ilmiyah.

At-Thabari, I. J. (2001). Jami’ul Bayan, jilid 6. Beirut: Dar El-Fikr.

Az-Zuhaili, W. (n.d.). At-Tafsir Al-Munir, Jilid 7. Beirut: Dar El-Fikr.

Bertens, K. (2007). Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Buchori, D. S. (2005). Metodologi Studi Islam. Bogor: Granada Sarana Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 963. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Faruk. (1998). Sastra Islam dalam Dua Sistem Nalar. In Arief, Sastra dan Budaya Islam

Nusantara (p. 8). Yogyakarta: SMF Adab IAIN Sunan Kalijaga.

Hamka. (2003). Tafsir Al-Azhar, jilid 9. Jakarta: PT Pustaka Panjimas.

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

76

Hamka. (Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Penerbit Gaya Media Utama,

2005), ). Tafsir Al-Azhar.

Hassan, A. (1986). Al-Furqan Tafsir Qur’an. Bangil: Pustaka Tamaam.

Katsir, I. (n.d.). Tafsir Ibnu Katsir, jilid 2. Dar El Ihya Kutub Al-Arabiyya.

Ma'rifat, M. H. (2007). Sejarah Al-Qur’an. Jakarta: Al-Huda.

Moleong, L. J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nata, A. (1996). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nata, A. (2005 ). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Gaya Media Utama.

Nawawi, M. (n.d.). Mirah Labid Tafsir Nawawi. Indonesia: Darul Ihya.

Poerbakadja, R. S., & Harahap, A. H. (1994). Enslikopedi Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto, N. (n.d.).

Purwanto, N. (2014). Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

RI, D. A. (2006). Al-Qur’an & Terjemahnya. Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan.

Shihab, M. Q. (2015). Kaidah Tafsir. Jakarta: Lentera Hati.

Shihab, Q. (2002). Tafsir Al-Misbah, Jilid. V. Jakarta: Lentera Hati.

Showi, A. (n.d.). Hasyiah Showi ‘Ala Tafsir Jalalain. Indonesia: Haramain.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet. I. Bandung:

Alfabeta.

Suma, M. A. (2013). Ulumul Qur’an, Ed. I, Cet. I,. Jakarta: Rajawali Pers.

Syam, M. N. (1986). Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila.

Surabaya: Usaha Nasional.

Syamhudi, H. (2015). Akhlak Tasawuf. Malang: Madani Media.

Tafsir, A. (2007). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai

77

(2019, Maret 12). Retrieved from https://metro.sindonews.com/read/1379846/170/tawuran-

antar-remaja-abg-18-tahun-tewas-disabet-senjata-tajam-1550491245

(2019, Maret 12). Retrieved from https://www.brilio.net/duh/miris-dua-pelajar-smp-ini-

kepergok-ciuman-di-taman-kota-1602298.html#

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai
Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai
Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai
Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai
Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK SOSIAL DALAM AL- QUR AN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47917/1/AHMAD FAIRUZ... · Ahmad Fairuz (NIM : 11140110000094). Nilai-nilai