neonatologi

61
NEONATOLOGI: KOMPLIKASI PADA BAYI BARU LAHIR

Upload: ranmi

Post on 02-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ank

TRANSCRIPT

Page 1: Neonatologi

NEONATOLOGI: KOMPLIKASI PADA BAYI BARU LAHIR

Page 2: Neonatologi

TERMINOLOGITERMINOLOGI

Dx perinatologi dinyatakan dg :Berat lahir : cukup, lebih, kurang BULANBulan : cukup, lebih, kurang Cara kelahiran : spontan, SCRisiko : riwayat asfiksia, potensial infeksi, misal KPD, partus tindakan (VE, SC)

Misal : BBLC, CB, SMK, spontan

Page 3: Neonatologi

TERMINOLOGI ~ ISTILAH

Berat kelahiran :LC : lahir cukupLR : lahir rendahLSR : lahir sangat rendahLASR : lahir amat sangat rendah / ekstrem rendah

→ BBLC, BBLR, BBLSR, BBLASR/ER

Page 4: Neonatologi

TERMINOLOGI ~ ISTILAH

Umur KelahiranCB : Cukup BulanLB : Lebih BulanKB : Kurang Bulan

Page 5: Neonatologi

Asfiksia

Page 6: Neonatologi

BATASAN Kegagalan bernapas spontan &

teratur saat lahir atau segera setelah lahir.

Disebabkan hipoksia janin

Berhub dg kehamilan, persalinan or kelahiran.

Bayi dg riw gawat janin sebelum lahir, umumnya alami asfiksia saat lahir.

Page 7: Neonatologi

TUJUAN TINDAKAN Agar hidup Membatasi gejala sisa (sequele).

Bertambah buruk bila Tx tak sempurna.

Page 8: Neonatologi
Page 9: Neonatologi
Page 10: Neonatologi
Page 11: Neonatologi

FAKTOR RISIKO

Page 12: Neonatologi

PEMERIKSAAN FISIK : NILAI APGAR Klinis 0 1 2

Frekuensi jantung Tidak ada < 100 x/menit >100x/menit

Frekuensi napas Tidak ada Tak teratur Tangis kuat

Refleks saat jalan nafas dibersihkan

Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin

Tonus otot Lunglai Fleksi ekstrimitas (lemah)

Fleksi kuat gerak aktif

Warna kulit Biru pucat Tubuh merah ekstrimitas biru

Merah seluruh tubuh

Page 13: Neonatologi

NILAI APGAR 7-10 : Normal 4-6   : Asfiksia sedang 0-3   : Asfiksia berat

Monitoring : Menit ke 1 & 5 Bila 5 menit < 7 → dilanjutkan tiap 5 menit

sampai mencapai 7

Page 14: Neonatologi

NILAI APGAR

Fungsi : Menilai keberhasilan resusitasi Menentukan prognosis, Bukan untuk memulai resusitasi, Karena resusitasi dimulai 30 detik setelah

lahir bila bayi tidak menangis (sedang penilaian Apgar dimulai pada 1 menit)

Page 15: Neonatologi

PEMANTAUAN

kadar gula darah, kejadian apnu dan bradikardi pada bayi, jumlah oksigen dan ventilasi yang tepat, pemberian minum yang dilakukan secara perlahan dan hati-hati sambil mempertahankan nutrisi melalui intravena dan pemantauan kecurigaan tehadap infeksi.

Page 16: Neonatologi

IKTERUS NEONATORUMNurcholid Umam K

Page 17: Neonatologi
Page 18: Neonatologi
Page 19: Neonatologi
Page 20: Neonatologi

MENGAPA BAYI MENGALAMI IKTERUS PADA MINGGUPERTAMA KEHIDUPAN?

Meningkatnya produksi bilirubin Turnover sel darah merah yang lebih tinggi Penurunan usia sel darah merah Menurunnya ekskresi bilirubin Penurunan uptake dalam hati Penurunan konyugasi oleh hati Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik ®Ekskresi bilirubin membaik setelah 1

minggu

Page 21: Neonatologi

IKTERUS PATOLOGIS

Ikterus dimulai pada hari pertama kehidupan Ikterus berlangsung tidak lebih dari 14 hari

pada bayi cukup bulan, 21 hari pada bayi kurang bulan

Ikterus disertai demam Ikterus berat: telapak tangan dan kaki bayi

kuning.

Page 22: Neonatologi
Page 23: Neonatologi

ETIOLOGI

Penyebab yang sering :1. Hiperbilirubinemia fisiologis2. Inkompatibilitas golongan darah ABO3. ’Breast Milk Jaundice’4. Inkompatibilitas golongan darah rhesus5. Infeksi6. Hematoma sefal, hematoma subdural, ’excessive

bruising’7. IDM (’Infant of Diabetic Mother’)8. Polisitemia / hiperviskositas9. Prematuritas / BBLR10. Asfiksia (hipoksia, anoksia), dehidrasi-asidosis,

hipoglikemia11. Lain-lain

Page 24: Neonatologi

ETIOLOGI

Penyebab yang jarang :1. Defisienasi G6PD (Glucose 6 – Phosphat

Dehydrogenase)2. Defisiensi piruvat kinase3. Sferositosis kongenital4. Lucey – Driscoll syndrome (ikterus

neonatorum familial)5. Hipotiroidism6. Hemoglobinopathy

Page 25: Neonatologi

TATALAKSANA HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUSUSIA KEHAMILAN 35 MINGGU ATAU LEBIH

Mempromosikan dan mendukung pemberian ASI

Melakukan penilaian sistematik sebelum bayi pulang untuk menilai risiko hiperbilirubinemia yang berat

Melakukan penilaian dini dan tindak lanjut terfokus berdasarkan risiko

Ketika diindikasikan, beri terapi pada neonatus dengan fototerapi atau transfusi tukar, untuk mencegah perkembangan ikterus yang berat dan mungkin, kernikterus.

Page 26: Neonatologi
Page 27: Neonatologi

Fototerapi

Page 28: Neonatologi

GUIDELINE

Page 29: Neonatologi
Page 30: Neonatologi

Fototerapi intensif: radiasi dalam spektrum biru-hijau (panjang gelombang antara 430-490 nm), setidaknya 30 μW/cm2 per nm (diukur pada kulit bayi secara langsung di bawah pertengahan unit fototerapi) dan diarahkan ke permukaan kulit bayi seluas-luasnya. Pengukuran harus dilakukan dengan radimeter spesifik dari manufaktur unit fototerapi tersebut

Page 31: Neonatologi

Belum ada standar pasti untuk menghentikan fototerapi, tetapi fototerapi dapat dihentikan bila kadar BST sudah berada di bawah cut off point dari setiap kategori

Fototerapi dapat diinterupsi/dihentikan sesaat pada saat pemberian minum atau pemeriksaan fisis singkat. Bila kadar bilirubin mencapai zona transfusi tukar, fototerapi harus diberikan secara kontinu sampai terjadi penurunan BST yang diharapkan atau sampai dilakukan trasfusi tukar

Page 32: Neonatologi

Meskipun sinar matahari memberikan radiasi yang cukup pada gelombang 425-475 nm sebagai fototerapi, tetapi keterpaparan sinar matahari secara langsung harus dihindari terutama pada kondisi bayi telanjang sebab dapat meningkatkan risiko kulit terbakar.

Pernah dibandingkan antara pemberian fototerapi secara intermiten dan kontinu dan hasilnya bervariasi. Tidak ada bukti ilmiah yang dapat dipercaya dalam penggunaan fototerapi kontinu

Page 33: Neonatologi

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BBL < 2500 gram ditimbang dalam 1 jam setelah lahir

Page 34: Neonatologi

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Dua macam BBLR : Bayi Kurang Bulan (KB), uk < 37 mg) : prematur.

Bayi Cukup Bulan, tapi Kecil Masa Kehamilan (KMK) : dismatur

Page 35: Neonatologi

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Istilah lain: Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), < 1500 gBayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER), < 1000 g

= BBLASR.

Page 36: Neonatologi

Faktor Etiologi:

BBLR

IBU

PLASENTA

JANIN

Page 37: Neonatologi

FAKTOR IBU

Umur Paritas Infertilitas Riwayat Kehamilan sebelumnya Rahim abnormal BBLR anak sebelumnya Malnutrisi Penyakit akut / kronis Kebiasaan tak baik: merokok,

alkohol, obat2an Peny insufisiensi plasenta:

jantung, paru, DM, PE

Page 38: Neonatologi

FAKTOR JANIN - PLASENTA

PLASENTA Penyakit Vaskular Kehamilan ganda Malformasi janin Tumor

JANIN Kelainan kromosom Malformasi Kehamilan ganda Infeksi bawaan, mis :

TORCH

Page 39: Neonatologi

MASALAH-MASALAH PADA BBLR

Page 40: Neonatologi

1. BELUM DAPAT PERTAHANKAN SUHU NORMAL

Pusat pengatur suhu belum matur

Cadangan energi < < Permukaan tubuh relatif lebih

luas Jaringan lemak subkutan lebih

tipis

Page 41: Neonatologi

2. NUTRISI Refleks isap & menelan lemah Otot dinding perut & saluran

cerna lemah → kembung Malas minum → BB tak

Page 42: Neonatologi

3. RENTAN INFEKSI Sistem pertahanan tubuh

lemah Fungsi organ belum baik

(terutama uk < 35 mg)

Page 43: Neonatologi

HIPOTERMIA

Page 44: Neonatologi

Produksi panas Produksi panas << Kehilangan panasKehilangan panas > > Gangguan kemampuan Gangguan kemampuan pengaturan suhupengaturan suhu

• AsupanAsupan makanan kurangmakanan kurang

• Lemak coklat Lemak coklat belum belum berkembang berkembang (26 minggu) (26 minggu)

• PermukaanPermukaan tubuh tubuh lebih luaslebih luas

• Postur NKB : ekstensiPostur NKB : ekstensi

• LemakLemak subkutan subkutan sedikitsedikit

• Respons vasomotor Respons vasomotor kurang efektifkurang efektif

• Kisaran termoregulasi Kisaran termoregulasi terbatasterbatas

• Hipoksia intrauterin Hipoksia intrauterin (bayi KMK)(bayi KMK)

• Adanya komplikasi bayi Adanya komplikasi bayi prematurprematur

Mekanisme terjadinya hipotermiMekanisme terjadinya hipotermi pada bayi pada bayi kecilkecil

Page 45: Neonatologi

MEKANISME HILANGNYA PANAS

Page 46: Neonatologi

PENCEGAHAN HIPOTERMIA

Radiant warmer

Incubator

Heated, water-filled mattress

Kangaroo-mother care/PBL

Page 47: Neonatologi

PENCEGAHAN HIPOTERMIWarm chain : Ruang persalinan

yang hangat (>250C)

Resusitasi dalam lingkungan yang hangat

Keringkan segera Skin to skin contact/

Kangaroo mothet care

Pemberian ASI

Jangan dimandikan

Pakai bajuRawat gabungTransportasi

dalam lingkungan yang hangat

Kesadaran tenaga medis

Page 48: Neonatologi

STRES DINGIN/ COLD INJURY

Merangsang reseptor di kulit hipothalamus pelepasan nor-epinefrin dari ujung syaraf simpatis dan medulla kel. adrenalin aktivasi lipase jaringan pemecahan trigliserid menjadi FFA dan gliserol.

FFA dioksidasi pembentukan panas Memerlukan suplai oksigen dan glukose untuk reaksi

metabolik ini

Page 49: Neonatologi

DAMPAK STRES DINGINPendinginan

norepinefrinnorepinefrin Vasikonstriksi Vasikonstriksi periferperifer

Vasokonstrksi Vasokonstrksi pulmonerpulmoner Asidosis >Asidosis >

Metabolisme Metabolisme anerobikanerobik

hipoksiahipoksia

Tekanan a. Tekanan a. pulmonalis pulmonalis

Pirau kanan ke kiriPirau kanan ke kiri

Page 50: Neonatologi

DAMPAK KEHILANGAN PANAS BERLEBIHAN

Hipoxia Asidosis Hipoglisemia Hipertensi pulmonal Apnea Pertumbuhan terhambat Infeksi meningkat Mortalitas meningkat

Page 51: Neonatologi

DAMPAK HIPOTERMIA BERAT D.I.C perdarahan pulmonal Perdarahan intraventrikular Renjatan Sinus bradikardi berat Kolaps kardiovaskuler Mortalitas meningkat

Page 52: Neonatologi

Hipoglikemi

Page 53: Neonatologi

HIPOGLIKEMI

Hipoglikemi  adalah  keadaan hasil pengukuran kadar glukose darah kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L).

Page 54: Neonatologi

GEJALA KLINIS

Jitteriness Sianosis Kejang atau tremor Letargi dan menyusui yang buruk Apnea Tangisan yang lemah atau bernada tinggi Hipotermia RDS

Page 55: Neonatologi

PENANGANAN Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan

kecepatan 1 ml/menit Pasang jalur iv D10 sesuai kebutuhan (kebutuhan

infus glukosa 6-8 mg/kg/menit). Jika bayi masih bisa menyusu.

Ibu diminta tetap menyusui bayinya. Jika bayi tidak bisa menyusu, tapi masih

bisa menelan. Beri ASI perah dengan cangkir kecil atau sendok atau

ditetesi dengan pipet. Berikan kira-kira 20-50 ml sebelum dirujuk.

Jika tidak memungkinkan, beri susu formula atau air gula.

Jika bayi tidak bisa menelan. Beri 50 ml ASI perah, susu formula atau air gula

melalui pipa lambung.

Page 56: Neonatologi

MASALAH JANGKA PANJANG

Ggn Tumbuh Kembang Retinopati ok prematuritas ~ toksisitas

O2 Penyakit paru kronik angka kesakitan (sering sakit MRS) Pe kelainan bawaan

Page 57: Neonatologi

INKUBATOR

Page 58: Neonatologi

Perhatikan lokasi inkubator di ruang bayi, Inkubator harus jauh dari jendela yang tidak bisa ditutup rapat. Suhu ruangan harus tepat & tiupan angin minimal

NB: Jika inkubator terkena sinar matahari langsung atau lampu fototerapi digunakan, pemantauan suhu neonatus dan penyesuaian suhu inkubator perlu sering dilakukan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan

Page 59: Neonatologi

Jika neonatus memerlukan perawatan inkubator,penting menganjurkan orangtua bayi berkunjung &memeluknya sesering mungkin, & memanfaatkankontak kulit dengan kulit agar suhunya stabil

Suhu neonatus harus dipantau secara berkala, setiap 4 jam untuk mempertahankan suhu tubuh 36,5 – 37,5°C.

Lubang jendela inkubator sedapat mungkin harus digunakan saat melakukan perawatan neonatus, dan tidak membuka pintu inkubator yang besar

Page 60: Neonatologi

SUHU INKUBATOR

Page 61: Neonatologi

TERIMA KASIH