narera, kumpulan lp: laporan pendahuluan defisit perawatan diri perawatan diri adalah gangguan...

Download narera, kumpulan LP: LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)

If you can't read please download the document

Upload: truongthu

Post on 13-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

narera, kumpulan LP: LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

narera, kumpulan LP

Dafter isi

homePower PoinLink 3Link 4

t;

gambling

Minggu, 31 Januari 2016

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A.Masalah Utama

Defisit perawatan diri

B.Proses Terjadinya Masalah

1.Pengertian

Perawatandiri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya gunamemepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisikesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapatmelakukan perawatan diri ( Depkes 2000).

Defisitperawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatandiri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter.Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memeliharakebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurangperawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatankebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

2.Faktor Predisposisi dan Faktor Presivitasi

Menurut Depkes(2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:

a.Factor predisposisi

1)Perkembangan

Keluargaterlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatifterganggu.

2)Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

3)Kemampuanrealitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yangkurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatandiri.

4)Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasilingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

b.Faktorpresipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diriadalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampumelakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

1)Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhikebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidakpeduli dengan kebersihan dirinya.

2)Praktik Sosial

Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3)Status SosialEkonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untukmenyediakannya.

4)Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapatmeningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus iaharus menjaga kebersihan kakinya.

5)Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidakboleh dimandikan.

6)Kebiasaanseseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentudalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain lain.

7)Kondisi fisikatau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawatdiri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

3.Tanda dan Gejala

MenurutDepkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:

a.Fisik

Badan bau,pakaiankotor

Rambut dankulit kotor

Kuku panjangdan kotor

Gigikotordisertai mulut bau

Penampilan tidakrapi.

b. Psikologis

Malas,tidakada inisiatif

Menarik diri,isolasi diri

Merasa takberdaya, rendahdiri dan merasa hina.

c. Social

Interaksikurang

Kegiatan kurang

Tidak mampuberperilaku sesuai norma

Cara makantidakteratur

BAK dan BAB disembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

4.Rentang Respon

Adaptif

Maladaptif

Pola perawatan diri seimbang

kadang perawatan diri kadang tidak

Tidak melakukan perawatan saat stress

5.Penatalaksanaan

Pasiendengan gangguan defisit perawatandiri tidak membutuhkan perawatanmedis karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapai kejiwaan melalui komunikasi terapeutik.

C.Pohon Masalah

Effect Isolasi Sosial: menarik diri

Core Problem Defisit Perawatan Diri: mandi,berdandan

Causa Harga Diri RendahKronis

D.Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul

1.Defisit perawatan diri

2.Isolasi sosial

3.Harga diri rendah

E.Data yang Perlu Dikaji

1.Data Subyektif:

Klienmengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau menggosok gigi, takmau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa menggunakan alat mandi /kebersihan diri.

2.Data Obyektif:

Badanbau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor,mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa menggunakan alat mandi.

F.Diagnosis Keperawatan Jiwa

1.Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

2.Defisit perawatan diri

G.Rencana Tindakan Keperawatan

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

1. Untuk Klien

Tujuan Umun: Kliendapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri.

Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan salingpercaya dengan perawat.

Kriteria evaluasi:Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:

1) Wajah cerah, tersenyum

2) Mau berkenalan

3) Ada kontak mata

4) Menerima kehadiran perawat

5) Bersedia menceritakan perasaannya

Intervensi

1) Berikan salam setiap berinteraksi.

2) Perkenalkan nama, nama panggilan perawatdan tujuan perawat berkenalan.

3) Tanyakan nama dan panggilan kesukaanklien.

4) Tunjukan sikap jujur dan menepati janjisetiap kali berinteraksi.

5) Tanyakan perasaan dan masalah yangdihadapi klien.

6) Buat kontrak interaksi yang jelas.

7) Dengarkan ungkapan perasaan klien denganempati.

8) Penuhi kebutuhan dasar klien.

2. UntukKeluarga

a. Beri pendidikan kesehatan tentangmerawat klien danmemotivasi klien untuk kebersihan diri melalui pertemuan keluarga

b. Beri reinforcement positif ataspartisipasi aktif keluarga

DefisitPerawatan Diri

1. Untuk Klien

Tujuan: Klien mampumelakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi, berpakaian,makan, dan BAB/BAK

Intervensi:

a. Mengkaji kemampuan melakukan perawatandiri secara mandiri

b. Memberikan cara melakukanmandi/membersihkan diri, berhias, makan/minum, BAB/BAK secara mandiri

c. Keluarga mampu merawat anggota keluargayang mengawali masalah kurang perawatan diri

2. Untuk Keluarga

a. Diskusikan dengan keluarga tentangfasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh klien agar dapat menjagakebersihan diri

b. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalammerawat dan memantau klien dalam merawat klien

c.Anjurkanklien untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam merawat diri.

H.Strategi Pelaksanaan Tindakan

SP Pada Pasien

SP Pada Keluarga

SP 1

1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

3. Melatih pasien cara menjaga kebersihan diri

4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP I k

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri

SP 2 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Menjelaskan cara makan yang baik

3. Melatih pasien cara makan yang baik

4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 2 k

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien defisit perawatan diri

SP 3 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik

3. Melatih cara eliminasi yang baik.

4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 3 k

1. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Daftar Pustaka

Depkes. 2000. Standar PedomanPerawatan jiwa

Nurjanah, Intansari S.Kep.2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku AjarFundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Tarwoto dan Wartonah. 2000.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Diposting oleh

narera hehe

di05.32

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Label:LP askep

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru

Posting Lama

Beranda

Langganan:Posting Komentar (Atom)

pencarian

Search

Daftar Blog Saya

Label

Anatomi(14)

ASGA(1)

askep(20)

askep jiwa(6)

asuhan keluarga(2)

asuhan keperawatan(5)

diagnosa(1)

diagnosa keperawatan(Doenges edisi 3)(2)

etika keperawatan(4)

farmakologi(1)

ilmu bidan dan kandungan(3)

ilmu penyakit dalam (Hepatologi)(8)

ilmu penyakit dalam (Infeksi Tropik)(1)

ilmu saraf(2)

kep anak(5)

kep gerontik(4)

kep jiwa(6)

kep komunitas(2)

kep paru(1)

kesehatan umum(1)

KMB(9)

komkep(1)

LP askep(16)

makalah(11)

mikrobiologi dan parasitologi(1)

patologi klinik(2)

penyakit dalam(1)

pkdm(5)

PKM(1)

power poin(18)

power poin (mikrobiologi dan parasitologi)(5)

reproduksi(28)

SAP(1)

Mengenai Saya

narera hehe

Lihat profil lengkapku

Pengikut

Arsip Blog

2017

(1)

Februari

(1)

2016

(4)

Juni

(1)

Maret

(1)

Januari

(2)LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRILAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

2015

(1)

November

(1)

2014

(2)

Mei

(2)

2013

(138)

Agustus

(1)

Juni

(33)

April

(9)

Maret

(95)

2012

(27)

November

(1)

Oktober

(11)

Juni

(15)

thanks for visiting here. Gambar tema oleh gaffera. Diberdayakan oleh Blogger.