naibul fa'il
TRANSCRIPT
Naibul Fa’il
Naibul Fail ialah isim yang di baca rofa’ yang menempati tempatnya fail yang dibuang atas isim yang disandarkan pada fi’il mabni majhul atau yang menyerupainya. Dan dalam pengertian lain naibul fail ialah maf’ul bih yang ditempatkan pada tempat fa’il setelah membuangnya dan di beri semua hukumnya fa’il
Di dalam pengertian naibul fail harus di ketahui bahwa naibul fail di bagi dua yaitu naibul fail isim dlomir dan naibul fail isim dhohir dan contoh dari isim dlomir adalah seperti lafadz dan lain – lain dan contoh – contoh naibul fail dari isim dhohir seperti lafadz dan isim dlohir itu di bagi dua yaitu:
1. Dlomir muttasil 2. Dlomir munfashil
Isim dhohir di bagi menjadi tiga yaitu: 1. Isim Mufrod 2. Isim Tasniyah 3. Isim Jamak
Sebab-sebab membuang fa’il
Di dalam pembuatan naibul fail itu karena dibuangnya fa’il dan diantara sebab – sebab membuang, fa’il adalah: 1. (Karena sudah di ketahui)
Contoh: 2. (Karena tidak di ketahui, jadi tidak bisa
menyebutkan) Contoh:
3. (Karena mengawatirkan fa’il) Contoh:
4. (Karena takut padanya) Contoh:
4. (Karena takut padanya)
Contoh:
5. (Karena ingin atau bermaksud untuk menyelamatkan dan merahasiakan)
Contoh:
6. (Karena kemuliaannya atau karena mengagungkannya)
Contoh:
7. (Karena meremehkannya)
Contoh:
. (Karena tidak ada gunanya untuk disebutkan)
Contoh
Cara membuat fi’il mabni majhul
Untuk membuat fi’il mabni majhul untuk fi’il madli yaitu huruf pertama harus di baca dhomah dan huruf sebelum ahir dibaca kasroh dan untuk fi’il mudhori’ maka huruf prtama dibaca dhomah dan huruf sebelum akhir dibaca fathah.
Contoh:
-Fi’il madli
-Fi’il Mudhori:
Dalam pembuatan fi’il mabni majhul jika fi’il madli yang disandarkan pada naibul fail itu huruf pertama berupa ta’ muthowa’ah maka huruf yang kedua juga dibaca dlomah seperti huruf pertama contoh:
jika fi’il madli yang dimabnikan majhul itu,
jika huruf pertama berupa hamzah wasul,
maka huruf yang ketiga juga dibaca
dlomah seperti huruf pertama.
Contoh:
Apabila fi’il madli yang dimabnikan majhul itu terdiri dari fi’il sulasi mu’tal ain (fi’il yang a’in fi’ilnya berupa huruf ilat) maka fa’ilnya bisa dibaca tiga macam bacaan yaitu:
1. Di baca kasroh dan mengganti huruf ilat (alif) dengan ya’
Contoh: asalnya
2. di baca dlomah dan mengganti alif dengan wawu
Contoh: asalnya
3. di baca isymam (membaca)
Fi’il madli tsulasi binak mudloaf (yang ‘ain
fi’ilnya dan lam fi’ilnya hurufnya sama)
yang mabnikan majhul itu fa’ilnya juga
bisa dibaca tiga macam yaitu dlomah,
isymam, kasroh.
Contoh:
Fi’il madhi tsulasi mazid khumasi yang ikut wazan dan yang terdiri dari fi’il mu’tal ‘ain itu jika di mabnikan majhul tiga macam: dlomah, kasorh dan isymam seperti fa’ fiilnya fiil tsulasi mu’tal ‘ain yang dimabnikan majhul.
Contoh:
a. yang ikut wazan
b. yang ikut wazan
1. Maf’ul bih contoh: Asalnya
2. Masdar contoh: Asalnya
3. Jer majrur contoh: Asalnya
4. Dhorof contoh: Asalnya
Dhorof, masdar, jer majrur itu tidak bisa
dijadikan naibul fa’il (sekalipun sudah
memenuhi syarat) jika dalam susunan atau
kalimat itu ada maf’ul bih (jadi yang berhak
atau harus dijadikan naibul fa’il adalah maful
bih) akan tetapi kadang – kadang ada juga
yang dijadikan naibul fail (padahal dalam
kalimat tersebut terdapat maf’ul bih)
Kesimpulan :
Naibul Fa’il adalah isim yang dibaca rafa’ yang mengganti kedudukan fa’il dan naibul fa’il itu dibagi dua yaitu terdiri dari isim dlomir dan dhohir. Isim dlomir itu sendiri di bagi dua yaitu dlomir mutasil dan munfasil dan isim dhohir itu dibagi tiga yaitu terdiri dari isim mufrod, isim jamak, dan isim tasniyah
sebab – sebab membuang fail adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
.
Sholeh, M. Mafthuhin, 1986. Terjemah Alfiyah
Ibnu Malik juz 2, Surabaya: Putra Jaya
Sholeh, M. Mafthuhin, 1986. Terjemah Alfiyah
Ibnu Malik juz 2 soal jawab, Surabaya: Putra
Jaya
Kasurif Leo, 2008, Nahwu ibnu kasurif.