mungkinkah membela nabi shallallahu alahi wa sallam ... · download > 600 ebook islam di ... dan...

12
Mungkinkah Membela Nabi Shallallahu alahi wa sallam, Tapi Tidak Menaati Beliau Shallallahu alahi wa sallam 1 ? Ustadz Dr. Ali Misri Semjan Putra, MA ﻔﻈﻪ ﺍﷲPublication: 1434 H_2013 M Mungkinkah Membela Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢTapi Tidak Menaati Beliau ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢUstadz Dr. Ali Misri Semjan Putra, MA ﺧﻔﻈﻪ ﺍﷲDisalin dari Majalah As-Sunnah No.08 Thn.XIV_1432H/2010M Download > 600 eBook Islam di www.ibnumajjah.com 1 Tulisan ini dikutipkan dari makalah Penulis berjudul Taqwimul Mafahi al-Khathi'ah 'Indal Ghulati wal Jufati fid Difa'i 'anin Nabiyyi ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ, dipresentasikan dalam muktamar bertema Nabiyyir Rahmati Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢyang diadakan oleh Jum'iyyah al-Ilmiyyah as- Sa'udiyyah lis Sunnati wa 'Ulumiha di kota Riyadh Saudi Arabia.

Upload: lycong

Post on 27-Feb-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mungkinkah Membela Nabi Shallallahu alahi wa sallam, Tapi Tidak Menaati Beliau Shallallahu

alahi wa sallam1? Ustadz Dr. Ali Misri Semjan Putra, MA اهللا فظهح

Publication: 1434 H_2013 M

Mungkinkah Membela Nabi صلى اهللا عليه وسلم

Tapi Tidak Menaati Beliau صلى اهللا عليه وسلم

Ustadz Dr. Ali Misri Semjan Putra, MA اهللا خفظه

Disalin dari Majalah As-Sunnah No.08 Thn.XIV_1432H/2010M

Download > 600 eBook Islam di www.ibnumajjah.com

1 Tulisan ini dikutipkan dari makalah Penulis berjudul Taqwimul Mafahi

al-Khathi'ah 'Indal Ghulati wal Jufati fid Difa'i 'anin Nabiyyi وسلم عليه اهللا صلى ,

dipresentasikan dalam muktamar bertema Nabiyyir Rahmati

Muhammad وسلم عليه اهللا صلى yang diadakan oleh Jum'iyyah al-Ilmiyyah as-

Sa'udiyyah lis Sunnati wa 'Ulumiha di kota Riyadh Saudi Arabia.

Kemarahan yang meledak dari umat Islam di bumi

belahan timur dan barat kepada orang-orang yang

melecehkan Nabi صلى اهللا عليه وسلم, menyisakan pertanyaan,

"Sejauh manakah kita taat kepada Nabi Muhammad صلى اهللا عليه

Umat Islam telah berpecah-belah menjadi sekian ?وسلم

kelompok dan golongan. Setiap golongan merasa mantap

dengan apa yang diyakininya. Padahal Nabi صلى اهللا عليه وسلم telah

memperingatkan bahaya perpecahan. Disebutkan dalam

riwayat Ibnu Majah, dari Auf bin Malik رضي اهللا عنه bahwa Nabi صلى

: bersabda اهللا عليه وسلم

يالذو فسن دمحم هدبي رقنفتلت يتلى أمع ثالث نيعبسقة ورف

من اهللا رسول يا: قيل النار، في وسبعون وثنتان الجنة في واحدة

الجماعة: قال هم؟

Demi Dzat yang aku berada di tangan-Nya. Umatku akan

benar-benar terpecah belah menjadi tujuh ptiliih tiga

golongan. Satu golongan di surga dan tujuh puluh dua

golongan di neraka." Sahabat bertanya, "Wahai

Rasulullah, siapa mereka (yang berada di surga)?" Beliau

.menjawab, "al-Jama'ah." (HR. Abu Dawud no صلى اهللا عليه وسلم

1299, Ibnu Majah no. 3992, dishahihkan al-Albani)

Persatuan umat yang terbentuk di hadapan musuh ketika

membela kehormatan Nabi صلى اهللا عليه وسلم, mestinya dijadikan

momen untuk mengajak kaum Muslimin seluruh dunia agar

meninggalkan perpecahan dan silang-pendapat untuk

selanjutnya bersatu di bawah naungan Kitabullah dan

Sunnah Nabi صلى اهللا عليه وسلم dengan pemahaman Salaful Ummah,

serta ber'gabung' bersama para Ulama pemegang panji

tauhid dan pembela kehormatan dan sunnah Nabi صلى اهللا عليه وسلم.

Ketaatan kepada Nabi صلى اهللا عليه وسلم merupakan konsekuensi

dan tuntutan dari syahadat (persaksian) kita bahwa

Muhammad صلى اهللا عليه وسلم adalah utusan Allah وجلعز. Sebab

persaksian bahwa Muhammad صلى اهللا عليه وسلم benar-benar utusan

Allah وجلعز maknanya adalah menaati perintahnya,

membenarkan berita yang beliau صلى اهللا عليه وسلم sampaikan,

menjauhi larangan dan peringatannya صلى اهللا عليه وسلم, serta tidak

beribadah kepada Allah وجلعز kecuali dengan syariat beliau.

Demikianlah bentuk pengagungan yang sempurna kepada

beliau صلى اهللا عليه وسلم serta penghormatan yang tertinggi.

Pengagungan model apakah yang bisa diberikan kepada Nabi

oleh orang yang meragukan atau enggan taat صلى اهللا عليه وسلم

kepada beliau atau mengadakan bid'ah dalam agama beliau

dan beribadah kepada Allah وجلعز dengan cara yang tidak

sesuai dengan cara beliau صلى اهللا عليه وسلم ?! Karena itu, begitu

keras pengingkaran Allah وجلعز kepada orang-orang yang

melakukan ibadah dengan cara-cara yang tidak pernah

disyariatkan. Allah وجلعز berfirman:

أم مكاء لهروا شعرش مله نين ما الدم أذن لمي به الله

Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain

Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang

tidak diizinkan Allah ? (QS. as-Syura/42:21)

Nabi صلى اهللا عليه وسلم bersabda:

نل ممال عمع سلي هليا عنرأم وفه در

Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak

ada perintah dari kami, maka amalan itu tertolak (HR.

Bukhari, no. 2550 dan Muslim, no. 4590)

Bukti pembelaan yang serius terhadap (kehormatan) Nabi

adalah dengan mengagungkan syari'ah (risalah) صلى اهللا عليه وسلم

yang beliau صلى اهللا عليه وسلم bawa dalam al-Qur'an dan Sunnah

(Hadits) dengan pemahaman Salaful ummah. Yaitu dengan

cara mengikuti dan berpegung teguh dengannya secara lahir

dan batin, selanjutnya dengan menjadikan syariat ini sebagai

hakim (penengah) dalam segenap sisi kehidupan dan

urusan-urusan yang khusus maupun umum. Sungguh

mustahil, keimanan akan sempurna tanpa itu. Allah وجلعز

berfirman:

بعد من منهم فريق يتولى ثم وأطعنا وبالرسول بالله آمنا ويقولون

كا ذلمو كأولئ ننيمؤبالم

Dan mereka berkata, "Kami telah beriman kepada Allah

dan rasul, dan kami mentaati (keduanya)." Kemudian

sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali

mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. (QS an-

Nur/24:47)

Sikap ini jelas merupakan bentuk pembelaan yang hakiki

dan penghormatan yang sejati. Pasalnya, standar penilaian

dalam segala urusan adalah kenyataan yang terbukti, bukan

sekedar penampilan lahiriah atau simbol-simbol kosong atau

pernyataan hampa. Karenanya, Allah وجلعز mengedepankan

adab ini dari adab-adab lain yang mesti dilakukan bersama

Nabi صلى اهللا عليه وسلم . Allah وجلعز melarang mendahului keputusan

beliau صلى اهللا عليه وسلم dengan keputusan yang tidak sejalan

dengan keputusan beliau صلى اهللا عليه وسلم atau pernyataan yang

tidak sesuai dengan sabda beliau. Akan tetapi, mestinya

mereka mengikuti segala perintah beliau صلى اهللا عليه وسلم , tunduk

kepada beliau dan menjauhi larangan beliau. Allah وجلعز

berfirman di permulaan surat al-Hujurat:

الله إن الله واتقوا ورسوله الله يدي بين تقدموا ال آمنوا الذين أيها يا

يعمس يملع

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada

Allah. SesungguhNya Allah Maha mendengar lagi Maha

Mengetahui. (QS. al-Hujurat/49:1)

Termasuk sikap taqaddum baina yadaihi (lancang

mendahului Beliau صلى اهللا عليه وسلم) yaitu sikap lebih

memprioritaskan pemakaian undang-undang dan peraturan

produk manusia daripada syariat yang dibawa Muhammad صلى

atau lebih mengutamakan hukum lain daripada اهللا عليه وسلم

hukum (ketetapan hukum) beliau صلى اهللا عليه وسلم; atau

menyamakan hukum produk manusia tersebut dengan

ketetapan hukum Nabi صلى اهللا عليه وسلم atau berkomitmen untuk

tetap berpegang teguh dengan ketentuan yang jelas-jelas

bertentangan dengan petunjuk beliau صلى اهللا عليه وسلم. Allah وجلعز

berfirman :

يجدوا ال ثم بينهم شجر فيما يحكموك حتى يؤمنون ال وربك فال

تسليما ويسلموا قضيت مما حرجا أنفسهم في

Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak

beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim

terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian

mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka

terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka

menerima dengan sepenuhnya. (QS. an-Nisa/4:65)

Orang yang paling berkomitmen dengan sunnah beliau صلى

dan paling besar kesempatannya untuk meneguk air اهللا عليه وسلم

dari telaga Rasulullah adalah ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Karena mereka menghidupkan sunnah Rasulullah صلى اهللا عليه وسلم

serta mengikuti syari'at dan petunjuk beliau صلى اهللا عليه وسلم .

Sebagian orang ada yang menampakkan bahwa dirinya

sedang melakukan pembelaan terhadap Nabi اهللا عليه وسلمصلى ,

namun ironisnya, ia justru tidak menaati perintahnya atau

tidak menjauhi larangan dan tidak menghiraukan peringatan

beliau صلى اهللا عليه وسلم. Bahkan, terkadang kita temukan, sebagian

dari mereka bermalasan dalam menjalankan shalat fardhu,

mencukur jenggot, isbal (memanjangkan celana sampai

menutupi mata kaki) dan berbuat berbagai macam maksiat

dan kemungkaran.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رمحه اهللا mengatakan,

"Pengagungan kepada para urusan Allah diwujudkan dengan

cara membenarkan berita yang mereka kabarkan dari Allah,

menaati perintah mereka, mengikuti, mencintai dan berwala

kepada mereka, bukan (sebaliknya,) malah mendustakan

risalah yang mereka emban, menomorduakan mereka atau

berbuat melampaui batas dalam mengagungkan mereka.

Justru ini adalah bentuk kekufuran terhadap mereka,

pelecehan dan permusuhan terhadap mereka."

Jadi, Ittiba' (mengikuti) rasul adalah barometer untuk

mengukur sejauh mana kejujuran orang yang mengaku-aku

mengagungkan Nabi صلى اهللا عليه وسلم. Sebab, tidak masuk di akal

atau tidak dapat dibayangkan, ada orang mengklaim

mengagungkan Nabi صلى اهللا عليه وسلم dan menghormati beliau صلى اهللا

tapi (pada saat yang sama, dia) tidak berpegang , عليه وسلم

teguh dengan perintah atau larangan beliau صلى اهللا عليه وسلم, tidak

memberikan perhatian dan memperhitungkan apa yang

dibawa beliau صلى اهللا عليه وسلم.

Allah وجلعز telah menjadikan ittiba’ (mengikuti) Rasulullah

sebagai pertanda kecintaan kepada-Nya. Allah صلى اهللا عليه وسلم

: berfirman عزوجل

ذنوبكم لكم فرويغ الله يحببكم فاتبعوني الله تحبون كنتم إن قل

اللهو غفور يمحر

Katakanlah, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,

ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni

dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang. (QS Ali Imran/3:31)

Bahkan lebih dari itu, Allah وجلعز menjadikannya sebagai

syarat keimanaan dimana pengagungan terhadap Nabi صلى اهللا

عزوجل merupakan bagian dari keimanan itu. Allah عليه وسلم

berfirman :

يجدوا ال ثم بينهم شجر فيما يحكموك حتى يؤمنون ال وربك فال

تسليما ويسلموا قضيت مما حرجا أنفسهم في

Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak

beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim

terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian

mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka

terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka

menerima dengan sepenuhnya. (QS. an-Nisa/4:65)

Ittiba’ juga merupakan sifat kaum Mukminin, sebagaiman

terkandung dalam firman Allah وجلعز:

أن بينهم ليحكم ورسوله الله إلى دعوا إذا المؤمنني قول كان إنما

المفلحون هم وأولئك وأطعنا سمعنا يقولوا

Sesungguhnya jawaban orang-orang Mukmin, bila

mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul

menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan,

"Kami mendengar dan kami patuh". dan mereka Itulah

orang-orang yang beruntung. (QS. an-Nur/24:51)

Juga dalam firman-Nya :

لهم يكون أن أمرا ورسوله الله قضى إذا مؤمنة وال لمؤمن كان وما

أمرهم من الخيرة

ukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang Mukmin,

apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu

ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)

tentang urusan mereka. (QS. al-Ahzab/33:36)

Kesimpulannya, tidak ada orang yang mengagungkan

beliau صلى اهللا عليه وسلم kecuali hanya orang-orang yang berpegang

teguh dengan petunjuk beliau صلى اهللا عليه وسلم dan berjalan di

atasnya serta mengikuti petunjuk beliau.2

Para Sahabat telah memperlihatkan praktek nyata yang

sangat istimewa dan tindakan yang sangat jujur dalam

membela Nabi صلى اهللا عليه وسلم dengan mengorbankan jiwa, harta

2 Huququn Nabi وسلم عليه اهللا لىص 'ala Ummatihi, 2/475.

dan anak untuk menebus beliau dalam kondisi senang atau

tidak, seperti yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya:

فضال غونيبت وأموالهم ديارهم من أخرجوا الذين المهاجرين للفقراء

نم ا اللهانورضون ورصنيو الله ولهسرو كأولئ مقون هادالص

Bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung

halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari

karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka

menolong Allah dan RasulNya. Mereka Itulah orang-orang

yang benar. (QS. al-Hasyr/59:8)

Barangsiapa ingin mencintai dan membela Nabi صلى اهللا عليه

maka hendaknya ia mengagungkan perkataan dan ,وسلم

sunnah beliau melebihi pengagungannya terhadap perkataan

selain beliau صلى اهللا عليه وسلم. Manakala pengagungan kepada Nabi

عليه وسلم صلى اهللا telah meresap di hati, terpahat di dalamnya dalam

kondisi apapun, maka pasti pengaruh positifnya akan tampak

nyata pada anggota badannya.

Saat itulah, akan terlihat lisannya terus memuji dan

menyanjung beliau صلى اهللا عليه وسلم serta menyebut-nyebut sisi

kebaikan beliau صلى اهللا عليه وسلم. Sementara organ tubuh lainnya

juga terlihat mengikuti syari'at yang dibawa beliau صلى اهللا عليه وسلم

serta menjalankan apa yang menjadi hak Rasulullah صلى اهللا عليه

yang berwujud pengagungan dan penghormatan. Dan وسلم

bukti pengagungan yang benar tulus ialah mengagungkan

petunjuk yang beliau صلى اهللا عليه وسلم bawa berupa syari'at yang

terkandung dalam al-Quran dan Sunnah dengan pemahaman

Salaful ummah, yaitu dengan mengikuti dan berpegang-

teguh dengannya secara lahir dan batin serta

menetapkannya sebagai hakim dalam seluruh aspek

kehidupan dan segala urusan. Tidak mungkin keimanan akan

sempurna tanpa itu. Wallahu a'lam.[]