modul meningokel posterior -...

13
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf 1 MODUL MENINGOKEL POSTERIOR 1. Definisi Meningokel posterior adalah keluarnya struktur intra kranial (meningen) melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika meningen yang keluar disertai dengan jaringan otak, maka disebut meningoensefalokel, sedangkan jika disertai jaringan otak dan bagian dari ventrikel yang berisi cairan serebrospinal disebut hidromeningensefalokel 2. Waktu Pendidikan TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKS Program Magister Neurologi Tesis Program Profesi Bedah Saraf Pogram Bedah Dasar Program Bedah Saraf PROGRAM KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi) GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI KONGENITAL ICD 10 - Bab XVII Kranial Spinal INFEKSI ICD 10 - Bab I NEOPLASMA ICD 10 - Bab II Kranium Supratentorial Infratentorial Spinal Saraf Tepi TRAUMA ICD 10 - Bab XIX Kranial Spinal Saraf Tepi DEGENERASI ICD 10 - Bab VI & XIII Spinal Saraf Tepi VASKULER ICD 10 - Bab IX Intrakranial Spinal

Upload: vutruc

Post on 13-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

1

MODUL

MENINGOKEL POSTERIOR

1. DefinisiMeningokel posterior adalah keluarnya struktur intra kranial (meningen)melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jikameningen yang keluar disertai dengan jaringan otak, maka disebutmeningoensefalokel, sedangkan jika disertai jaringan otak dan bagian dariventrikel yang berisi cairan serebrospinal disebut hidromeningensefalokel

2. Waktu PendidikanTAHAP I TAHAP II TAHAP III

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKSProgram Magister Neurologi

TesisProgram Profesi Bedah Saraf

Pogram Bedah DasarProgram Bedah SarafDasarPROGRAM KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi)

GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI

KONGENITALICD 10 - Bab XVII

Kranial

SpinalINFEKSI

ICD 10 - Bab I

NEOPLASMAICD 10 - Bab II

Kranium

Supratentorial

Infratentorial

SpinalSaraf Tepi

TRAUMAICD 10 - Bab XIX

Kranial

SpinalSaraf Tepi

DEGENERASIICD 10 - Bab VI & XIII

SpinalSaraf Tepi

VASKULERICD 10 - Bab IX

Intrakranial

Spinal

Page 2: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

2

FUNGSIONALICD 10 - Bab VI & XXI

Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu :1. Tahap Pengayaan (tahap I):

a. Lama pendidikan 5 semester, yaitu mulai dari semester pertama sampaidengan semester kelima, peserta didik diberi ilmu-ilmu dasar maupunbedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapat dipergunakan untukmengambil program magister.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di ahir masapendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I.Residen sudah harus mengenal meningokel posterior.

2. Tahap Magang (tahap II) :a. Lama pendidikan 4 semester, yaitu dari semester keenam sampai

dengan semester kesembilan. Peserta didik mulai dilatih melakukantindakan bedah saraf.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di ahir masapendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II.Residen sudah harus mampu menangani 2 (dua) kasus operatifmeningokel posterior.

3. Tahap Mandiri (tahap III) :a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu pada semester kesepuluh dan

kesebelas. Peserta didik menyelesaikan pendidikan sampai kompetensibedah saraf dasar.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen III, yaitu di ahir masapendidikan tahap III residen telah mencapai kompetensi tingkat III.Residen sudah harus mampu menangani 2 (dua) kasus operatifmeningokel posterior secara mandiri.

Kompetensi bedah saraf dasar :1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai

mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri,dengan tetap dalam pengawasan konsulen)

2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target ahir pendidikan adalahterbatas pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam IndeksKesulitan 1 dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuanmotoris lebih tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih,termasuk dalam Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimalsampai tingkat magang. Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakankelanjutan pendidikan yang masuk dalam CPD.

JENIS PENYAKIT ICD10 TAHA

P ITAHAP II TAHAP III IK

1IK2

IK3

IK4

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G PKongenital Bab XVII . . .

Kranial . . .

Mikrosefal ( Kraniostenosis ) Q 75.0 2 1Hidrocephalus Q03.9 . . .

Simpel 3 3

Page 3: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

3

JENIS PENYAKIT ICD10 TAHA

P ITAHAP II TAHAP III IK

1IK2

IK3

IK4

Kompleks / malfungsi pirau 3 5Kista Arahnoid Q 07.6 2 1Meningokel Anterior Q 01.1 3 3Meningokel Posterior Q 01.2. 2 2Deformitas kranium Q 75.8 1Dandy Walker Malformaion Q 03.1 1SpinalSpinal Disrafisme Q 05 3 2Deformitas Atlanto-oksipital Q 67.5 1Sind. Arnold-Chiary / Siringomieli Q07.0/Q87.2 2 1

KETERANGANTingkat Pengayaan, dalam periode ini Tingkat Kognitif harus dapat mencapai 6 (K6)Tingkap Magang, dalam periode ini disamping K6, Psikhomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3)Tingkat Mandiri semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5

S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikhomotor

3. Tujuan UmumSetelah menyelesaikan sub-modul meningokel posterior saraf peserta didikdiharapkan mampu mengenali meningokel posterior, mampu mengobatimeningokel posterior yang diajarkan sampai level mandiri serta mampumengatasi kegawatan akut meningokel posterior.

4. Tujuan Khusus1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan embriogenesis menin-

gokel posterior.2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pem-

bungkusnya.3. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan

tambahan (neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkandiagnosa meningokel posterior.

4. Mengetahui pengobatan berbagai jenis meningokel posterior.5. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena meningokel

posterior.6. Mampu menentukan lokasi meningokel posterior.7. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan

diagnosa meningokel posterior.8. Mampu mengetahui diagnosa banding meningokel posterior.9. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam

menegakkan diagnosa meningokel posterior.10. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa meningokel posterior.11. Mampu melakukan tindakan operasi meningokel posterior.

Page 4: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

4

12. Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada meningokelposterior.

13. Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus meningokel posterior.14. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan15. Mampu memberi informed consent

5. Strategi Pembelajarana Pengajaran dan Kuliah Pengantar 50 menitb Tinjauan Pustaka

Presntasi ilmu dasar 1x telaah kepustakaanPresentasi Kasus 1x

b Diskusi Kelompok 2x 50 menit, diskusi menyangkut di-agnosis, operasi dan penyulit

d Bedside Teaching 6x rondee Bimbingan operasi

Operasi Magangminimal 3 kasus untuk selanjutnyainstruksi atau evaluasi operasi sampaidinyatakan lulus

Operasi Mandiriminimal 3 kasus sebelum dapat majuke ujian kompetensi akhir tingkat na-sional

6. Persiapan Sesi1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam

mencapai kompetensi, mencakup:a. Insidensi, iagnose es, dan iagnose esis meningokel posterior.b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya.c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neu-

roradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan diagnosa menin-gokel posterior.

d. Pengobatan berbagai jenis meningokel posterior.e. Perubahan neurofisiologi karena meningokel posterior.f. Lokasi meningokel posterior.g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa meningokel

posterior.h. Diagnosa banding meningokel posterior.i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan diagnosa

meningokel posterior.j. Pengobatan medikamentosa meningokel posterior.k. Tindakan operasi meningokel posterior.

Page 5: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

5

l. Tindakan pertolongan pertama pada meningokel posterior.m. Penyulit tindakan bedah pada kasus meningokel posterior.n. Tindak lanjut yang diperlukan

2. Audio visual3. Lampu baca x ray

7. Referensi1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo

M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed.2004

2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd

Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mos-

by. 19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

8. Kompetensi

Jenis KompetensiTingkat

Kompetensi TAHAPK P A

a. Mampu menerangkan embriologi otak, iagnos spinalisdan struktur terkait 6 P

ENGAYAAN

b. Mengetahui etiologi dan klasifikasi meningokel posterior 6

c. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis untuk mene-gakkan diagnosis meningokel posterior 6

d. Mampu melakukan pemeriksaan klinis untuk menegakandiagnosis meningokel posterior 6 2 3 M

AGANG

e. Mengetahui pemeriksaan tambahan untuk menunjang di-agnosis meningokel posterior 6 2 3

f. Mampu menegakan iagnose meningokel posterior 6 2 3

g. Mengetahui diagnosis banding meningokel posterior 6 2 3

h. Mengetahui tatalaksana meningokel posterior 6 5 5 MANi. Mengetahui tindak lanjut pasca operasi meningokel post-

erior 6 5 5

Page 6: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

6

k. Mampu memberi informed consent 6 5 5

DIRI

9. Gambaran UmumMeningokel adalah keluarnya struktur intra kranial (meningen) melalui defekyang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika meningen yangkeluar disertai jaringan otak disebut meningoensefalokel, dan jika disertaijaringan otak dan berisi cairan serebrospinal disebut hidromeningensefalokelBerdasarkan lokasinya, terdapat 2 tipe meningokel atau meningoensefalokel,yaitu anterior dan posterior yang akan disubklasifikasi lagi sesuai dengan letakanatomis yang lebih akurat.Meningokel posterior biasanya ditemukan pada pemeriksaan prenatal denganultrasonografi. Tetapi pada saat itu masih belum dapat dibedakan denganmyelomeningokel. Lokasi terseringnya adalah di regio lumbosakral, dan seringberhubungan dengan lesi neurokutaneus seperti misalnya hemangioma.

10. Contoh KasusContoh kasus dibuat sesuai dengan jenis penyakit pada submodul.

11. Tujuan PembelajaranProses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untukalih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaiankompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali danmengobati meningokel posterior.

12. MetodaMetoda Pembelajaran1. Tinjauan Pustaka2. Diskusi Kelompok3. Bed side teaching4. Tindakan Operasi Mandiri

a. Peserta didik harus erlebih dahulu melakukan asistensi operasi(magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudianmelakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakanlulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri.

b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisoryang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan olehasisten terhadap pasien secara mandiri.

Page 7: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

7

c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harusmembuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik,selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporanoperasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkankelengkapan yang ditetapkan daam daftar tilik.

Metoda Diagnostik1. Pemeriksaan klinis neurologik2. Alat bantu diagnostik

a. Pemeriksaan X ray,b. EMG / EEGc. Alat neuroradiologi lain : CT Scan, MRI

3. Metoda diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostikkonvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-mata berorientasi pada alat-alat dianostik canggih.

13. RangkumanMeningokel adalah keluarnya struktur intra kranial (meningen) melalui defekakibat malformasi masa embriologi. Jika meningen keluar disertai denganjaringan otak, maka disebut meningoensefalokel, sedangkan jika disertaijaringan otak dan bagian dari ventrikel yang berisi cairan serebrospinal disebuthidromeningensefalokelBerdasarkan lokasi, ada 2 tipe meningokel/meningoensefalokel, yaitu anteriordan posterior yang kemudian akan disubklasifikasi sesuai letak anatomis.

14. EvaluasiOrganisasi Evaluasi1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb

a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahirsetiap semester

b. Kemampuan menegakkan diagnosac. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap

akan dilakukan tindakan / operasi.4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modul

bedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalamprogram CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini,dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi samaketentuan yang berlaku.

Tahap Evaluasi

Page 8: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

8

1. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didikmenyelesaikan aspek kognitif di tahap pengayaan.

2. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukansejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasisesuai dengan jenis penyakit pada submodul

3. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukansejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuaidengan jenis penyakit pada submodul

Metode dan Materi Evaluasi1. Ujian Tulis dan Lisan2. Kemampuan menegakkan diagnosa di poliklinik maupun ruang rawat3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh

Hasil Penilaian IPDS1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah

ditetapkan2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai

pada setiap sub modul ( pengayaan, magang, mandiri )3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di

Bagian/Departemen Badah Saraf.

15. Instrumen PenilaianInstrumen penilaian dari setiap kegiatan berupa evaluasi yang dilakukan padasetiap tahap pendidikan, intrumen yang dipakai adalah :

1 Kemampuan Inform Concent Instruksi & Bimbingan

2 Penilaian Ilmiah

a. Teori & Penyakit Diskusi dan Ujian

b. Instrument & Penyakit Diskusi dan Ujian

3 Penilaian Kecakapan Poliklinik, Bedside teaching & Kamar Operasi

4 Penilaian Rehabilitasi Instruksi & Bimbingan

16. Penuntun Belajar1. Kisi-kisi materi dan buku referensi2. Kisi-kisi materi meningokel posterior:

a. Insidensi, patogenesis, dan sitogenesis meningokel posterior.

Page 9: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

9

b. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan(neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan diagnosameningokel posterior.

c. Pengobatan berbagai jenis meningokel posterior.d. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa meningokel

posterior.e. Diagnosa banding meningokel posterior.f. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan diagnosa

meningokel posterior.g. Pengobatan medikamentosa meningokel posterior.h. Tindakan operasi meningokel posterior.i. Penyulit tindakan bedah pada kasus meningokel posterior.j. Tindak lanjut yang diperlukank. informed consent

17. Daftar Tilik

RINCIAN DAFTAR TILIKADA

TA TL LMenentukan Indikasi Bedah Saraf(Poliklinik)1 Uraian tentang keluhan / gejala utama2 Cara datang (sendiri/rujukan)3 Kelengkapan riwayat penyakit

4 Catatan ukuran panjang badan, berat badan, lingkaran kepala,ubun-ubun besar

5 Deskripsi keadaan kulit6 Deskripsi kelainan saraf yang dijumpai7 Pemeriksaan penunjang8 Hasil konsultasi persiapan operasi9 Catatan status gizi10 Obat-obatan yang masih diberikan11 Inform consent12 Surat pengantar rawat inapAdmission1 Kelengkapan administrasi2 Kelengkapan dokumen sesuai daftar tilik poliklinik3 Buat status Medical Record4 Cek ulang hasil pemeriksaan di poliklinik

Page 10: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

10

5 Buat rencana perawatanPersiapan Operasi1 Assesment rencana tindakan, operator dan asisten2 Persiapan alat3 Konsul toleransi operasi4 Buat daftar operasiPra-Bedah1 Konsul anestesi2 Asisten lapor pada operator3 Persiapan menjelang operasiKamar Operasi1 Dokumen yang disertakan bersama pasien2 Keadaan pasien3 Persiapan pasien4 Dilakukan narkose umum5 Dipasang kateter6 Posisi pasien diatur sesuai standar7 Dipasang blanket pemanas8 Persiapan daerah operasiTindakan operasi1 Insisi kulit kepala dgn mempertimbangkan keadaan luka2 Drilling tulang sesuai apprach3 Dilakukan pengukuran TIK4 Membuat flap periost5 Ekstirpasi Cele6 Tutup luka lapis demi lapis7 Hemostasis8 Tutup Dura, duraraphi, duraplasy9 Gantung dura10 Aplikasi Beriplast11 Tutup defek tulang dg tulang/mesh/plat12 Dressing luka13 Jumlah perdarahan tercatat14 Jumlah urine tercatat

Page 11: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

11

15 Jumlah kassa yang dipakai tercatat16 Jumlah dan jenis instrumen sesuai prosedur17 Keadaan pasien pasca bedah dievaluasiPasca Bedah1 Dokumentasi2 Catatan perawatanPemulangan1 Catatan keadaan pasien2 Inform consent pada yang merawat3 Jadwal kontrol dan konsultasi pada dokter spesialis anak4 Kelengkapan status dan diagnosa5 Catatan administrasi & keuangan

18. Materi BakuMateri baku kelainan kongenital susunan saraf disusun berdasarkan tujuanpendidikan. Secara rinci disusun pada tujuan khusus. Materi dirinci menjadiberbagai jenis penyakit pada submodul yang disesuaikan dengan kompetensimandri yang harus dicapai ( matriks hijau )Sebagai gambaran umum berbagai penyakit yang harus dikuasai sebagaiberikut :

Meningokel PosteriorDefinisiMeningokel adalah keluarnya struktur intra kranial (meningen) melalui defekyang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika meningen yangkeluar disertai dengan jaringan otak, maka disebut meningoensefalokel,sedangkan jika disertai jaringan otak dan bagian dari ventrikel yang berisicairan serebrospinal disebut hidromeningensefalokelBerdasarkan lokasinya, terdapat 2 tipe meningokel atau meningoensefalokel,yaitu anterior dan posterior yang akan disubklasifikasi lagi sesuai dengan letakanatomis yang lebih akurat.Meningokel posterior dapat ditemukan di 3 tempat yaitu :1. oksipital, antara sutura lambdoidea dan foramen magnum2. oksipitoservikal, antara oksiput dan tulang servikal3. parietal, antara bregma dan sutura lambdoidea

EpidemiologiAngka kejadiannya adalah 3 di antara 1000 kelahiran. Dimana sekitar 75 %bayi dengan meningokel atau meningomielokel akan menderita hidrosefalus.

Page 12: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

12

Meningokel posterior biasanya ditemukan pada massa prenatal saatpemeriksaan ultrasonografi, dan muncul paling banyak pada regio lumbosakralyang terbungkus oleh sebagian atau seluruh lapisan kulit, serta seringberhubungan dengan lesi neurokutaneus seperti hemangioma, lipoma dandermal sinus tract.

EtiologiTerjadi karena adanya defek pada penutupan spina yangt berhubungandengan pertumbuhan yang tidak normal korda spnalis atau penutupnya.

Manifestasi KlinisSeringnya, anak-anak dengan meningokel posterior, pemeriksaan neurologismenunjukkan hasil normal, dan memiliki bentuk ekstremitas bawah normal.

Pemeriksaan PenunjangSemua pasien dengan meningokel dilakukan pemeriksaan dengan MRI.

TatalaksanaMeningokel posterior segera setelah ditemukan harus dilakukan pmbedahankarena dikhawatirkan akan terjadi ruptur membaran atau sakus darimeningokel tersebut.

19. Algoritme

Page 13: MODUL MENINGOKEL POSTERIOR - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/67/MENINGOKEL_POSTERIOR.pdf · melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jika

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

13

20. Kepustakan1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo

M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed.2004

2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd

Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mos-

by. 19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

21. PresentasiMateri presentasi menggunakan materi dalam bentuk power point sesuaidengan materi modul meningokel posterior.

22. ModelModel pembelajaran dapat menggunakan diseksi kadaver.