model analisis tev

20
METODE DELPHI, POHON KEPUTUSAN, DAN NILAI DIHARAP Oleh : Abdullah M. Jaubah Pendahuluan Metode Delphi dikembangkan untuk memprakirakan dampak teknologi terhadap perang. Jenderal Henry H. Arnold, pada tahun 1944, memerintahkan penyusunan laporan untuk US Army Air Corps atas kemampuan teknologi pada masa yang akan datang yang memungkinkan pemakaian oleh militer. Pendekatan berbeda telah dicoba akan tetapi metode prakiraan tradisional mengandung kekurangan seperti pendekatan teoretik, model kuantitatif, atau ekstrpolasi trend, di daerah di mana hukum-hukum ilmiah yang tepat belum diterapkan. Metode Delphi dikembangkan oleh Rand Corporation untuk mengatasi kekurangan tersebut selama tahun 1950 – 1960-an oleh Olaf Helmer, Norman Dalkey, dan Nicholas Rescher. Metode Delphi telah dipakai sejak saat itu dan modifikasi dan perumusan ulang juga dilakukan sebagaimana tercermin dalam prosedur Imen-Delphi. Para pakar diminta untuk memberikan pendapat mereka atas probabilitas, frekuensi, dan intensitas serangan yang mungkin dilakukan oleh musuh. Para pakar lain dapat memberikan umpan-belakang. Prosedur ini diulang beberapa kali sampai konsensus dari para pakar itu tercapai. 1

Upload: david-yu

Post on 03-Jan-2016

389 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisis TEV

TRANSCRIPT

Page 1: Model Analisis Tev

METODE DELPHI, POHON KEPUTUSAN, DAN NILAI DIHARAP

Oleh :

Abdullah M. Jaubah

Pendahuluan

Metode Delphi dikembangkan untuk memprakirakan dampak teknologi terhadap

perang. Jenderal Henry H. Arnold, pada tahun 1944, memerintahkan penyusunan

laporan untuk US Army Air Corps atas kemampuan teknologi pada masa yang akan

datang yang memungkinkan pemakaian oleh militer.

Pendekatan berbeda telah dicoba akan tetapi metode prakiraan tradisional

mengandung kekurangan seperti pendekatan teoretik, model kuantitatif, atau

ekstrpolasi trend, di daerah di mana hukum-hukum ilmiah yang tepat belum diterapkan.

Metode Delphi dikembangkan oleh Rand Corporation untuk mengatasi kekurangan

tersebut selama tahun 1950 – 1960-an oleh Olaf Helmer, Norman Dalkey, dan Nicholas

Rescher.

Metode Delphi telah dipakai sejak saat itu dan modifikasi dan perumusan ulang juga

dilakukan sebagaimana tercermin dalam prosedur Imen-Delphi. Para pakar diminta

untuk memberikan pendapat mereka atas probabilitas, frekuensi, dan intensitas

serangan yang mungkin dilakukan oleh musuh. Para pakar lain dapat memberikan

umpan-belakang. Prosedur ini diulang beberapa kali sampai konsensus dari para pakar

itu tercapai.

Metode Delphi merupakan teknik komunikasi terstruktur. Metode Delphi dikembangkan

secara sistematis, interaktif sebagai metode prakiraan yang tergantung pada suatu

panel dari pakar. Para pakar memberikan jawaban atas kuesioner dalam dua putaran

atau lebih. Fasilitator, setiap putaran, memberikan ringkasan prakiraan para pakar dari

babak sebelumnya serta alasan mereka untuk melakukan penilaian. Para pakar

didorong untuk melakukan revisi atas jawaban yang telah disampaikan ke pada

fasilitator. Berbagai jawaban itu berhenti setelah kriteria berhenti yang telah ditetapkan

1

Page 2: Model Analisis Tev

itu tercapai atau benhenti setelah konsensus dari para pakar itu tercapai. Prakiraan

atau keputusan dari kelompok terstruktur individu dianggap lebih akurat daripada

kelompok terstruktur yang biasa dilakukan dalam rapat atau dalam metode sumbang

saran.

Struktur komunikasi dalam metode Delphi mengandung beberapa karakteristik antara

lain tiap pakar tidak disebutkan namanya sehingga identitas mereka tidak diungkapkan

sampai laporan akhir disusun. Langkah ini dilakukan untuk mencegah otoritas,

kepribadian atau reputasi dari beberapa pakar sehingga dominasi dari beberapa pakar

dapat dihindarkan.

Karakteristik kunci berikut metode Delphi membantu peserta untuk fokus pada isu-isu di

tangan dan metode Delphi terpisah dari metodologi lain. Langkah ini dapat

menghindarkan pengaruh atau efek halo sehingga tiap pakar dapat mengekspresikan

pendapat secara bebas.

Teori keputusan mencakup teori tentang pengambilan keputusan dalam keadaan yang

mengandung risiko (decision making under risk), teori keputusan dalam keadaan yang

mengandung unsur ketidaktentuan (decision making under uncertainty), teori pohon

keputusan (decision tree theory), dan teori aturan keputusan Bayes (Bayes’ decision

rule theory). Pembahasan akan terpusat pada pohon keputusan.

Suatu pohon keputusan merupakan perangkat yang dapat dipakai untuk mendukung

keputusan. Pohon keputusan biasa digambar dalam bentuk grafik atau model

keputusan dan konsekuensi yang mungkin dialami termasuk kesempatan atas hasil dan

biaya, utilitas dan sumberdaya. Berbagai ragam grafik telah dipakai untuk menampilkan

pohon keputusan sebagai suatu cara menyajikan algoritma. Pohon keputusan sering

dipakai dalam operation research untuk membantu dalam mengidentifikasi strategi yang

paling mungkin dipilih untuk mencapai tujuan. Pohon keputusan dapat juga dipakai

sebagai perangkat deskriptif untuk menghitung probabilitas bersyarat.

Nilai diharap (expected value), dalam teori probabilitas, adalah rata-rata tertimbang

dari semua nilai yang mungkin. Setiap kemungkinan nilai dari variabel acak

2

Page 3: Model Analisis Tev

diasumsikan dapat dikalikan dengan bobot yang ditentukan dan hasil yangdiperoleh itu

kemudian ditambahkan bersama-sama untuk menemukan nilai yang diharapkan. Bobot

yang dipakai untuk menghitung rata-rata ini adalah probabilitas dalam kasus variabel

acak diskrit yaitu, variabel acak yang hanya dapat mengambil jumlah terbatas nilai-nilai

atau nilai-nilai dari fungsi kepadatan probabilitas dalam kasus variabel acak kontinu

yaitu, variabel acak yang mengandung asumsi jumlah nilai tak terbatas secara teoritis.

Metode Delphi biasa dipakai dalam penelitian kualitatif. Pohon keputusan dan nilai

diharap biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif.

Model Analisis Kuantitatif TEV

Puguh Suharso (2008), dalam bukunya yang berjudul Model Analisis Kuantitatif TEV,

telah berhasil menggabungkan metode Delphi, pohon keputusan, dan nilai diharap.

Penggabungan ini mencerminkan penggabungan atas pendekatan kualitatif dan

pendekatan kuantitatif sehingga judul Model Analisis Kuantitatif TEV menurut penulis

perlu diubah menjadi Model Analisis TEV. Model Analisis TEV adalah model yang telah

mampu menggabungkan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif sehingga

dapat dipakai dalam penelitian gabungan.

Puguh Suharso (2008 : 3), sebelum mengembangkan Model Analisis TEV, telah

melakukan kajian atas beberapa model aplikasi penyelesaian masalah yang

karakteristik datanya bersifat kualitatif dengan aplikasi metode penyelesaian kuantitatif.

Puguh Suharso telah melakukan kajian atas aplikasi model Analytic Hierarchy Process

yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, aplikasi model Technology Achievement

Index yang telah dipakai oleh United Nations Development Programme, dan kajian atas

model Global Competitiveness yang telah dipakai oleh World Economc Forum.

Beberapa contoh telah disajikan pula antara lain contoh pemakaian Model Analisis TEV

dalam Kualitas Pelayanan Restoran. Contoh yang disajikan oleh Puguh Suharso akan

dipakai di sini. Puguh Suharso, dalam melakukan perhitungan telah memakai cara

perhitungan manual sedangkan di sini akan memanfaatkan paket program Microsoft

3

Page 4: Model Analisis Tev

Excel. Hasil-hasil perhitungan antara Puguh Suharso dan penulis agak berbeda sedikit

sebagai akibat dari pembulatan. Perbedaan lain adalah perbedaan dalam pemakaian

skala pengukuran atau penilaian. Skala pengukuran di sini memakai skala Likert atau

skala empat dan bukan skala lima seperti yang dipakai oleh Puguh Suharso dengan

ketentuan sebagai berikut :

Nilai Kategori Interval Range1 Sangat buruk 0 - 1.252 Buruk 1.26 - 2.503 Baik 2.51 -3.754 Sangat baik 3.76 - 5.00

Pemakaian skala Likert telah banyak mengalami kesalahan karena hasil penelitian dari

Rensis Likert memakai skala empat bukan skala lima. Rensis Likert menelompokkan

hasil penelitiannya ke dalam empat kelompok eksploitatif-autoritatif, autoritatif-baik hati,

konsultatif, dan partisipatif-kelompok. Variabel-variabel yang diteliti oleh Rensis Likert

adalah variabel kepemimpinan, motivasi, komunikasi, keputusan, tujuan, dan

pengawasan. Kelompok eksploitatif-autoritatif merupakan kelompok dengan kinerja

adalah sangat rendah (sangat buruk), kelompok autoritatif-baik hati adalah kelompok

dengan kinerja adalah rendah (buruk), kelompok konsultatif adalah kelompok dengan

kinerja adalah tinggi (baik), dan kelompok partisipatif-kelompok dengan kinerja adalah

sangat tinggi (sangat baik)

Contoh Penilaian Kualitas Pelayanan Restoran.

Puguh Suharso telah menyajikan struktur dari Kualitas Pelayanan Restoran. Contoh ini

dapat dipakai untuk menyusun struktur Kualitas Pelayanan Publik sesuai dengan

ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009.

Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi

setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik dinamakan pelayanan publik.

Pelayanan publik dilakukan berdasar atas standar pelayanan yaitu tolok ukur yang

dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas

4

Page 5: Model Analisis Tev

pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara pelayanan publik kepada

masyarakat dalam rangka pelayanan publik yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau,

dan terukur. Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik, jasa

publik, dan pelayanan administratif. Hal ini meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan

dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan,

jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumberdaya alam, pariwisata, dan

sektor strategis lainnya. Pelayanan barang publik meliputi pengadaan dan penyaluran

barang publik Pelayanan atas jasa publik meliputi penyediaan jasa publik. Pelayanan

publik harus memenuhi skala kegiatan yang didasarkan pada ukuran besaran biaya

tertentu yang digunakan dan jaringan yang dimiliki dalam kegiatan pelayanan publik

untuk dikategorikan sebagai penyelenggara pelayanan publik.Pelayanan administratif

meliputi tindakan administratif pemerintah dalam rangka mewujudkan perlindungan

pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga negara dan. tindakan

administratif oleh instansi nonpemerintah yang diterapkan berdasarkan perjanjian

dengan penerima pelayanan.

Barang publik adalah barang yang bersifat non-dikecualikan dan non-rivalrous yang

mencerminkan individu tidak dapat secara efektif dikecualikan dalam pemakaian dan

pemakaian barang publik itu oleh seseorang tidak mengurangi kesediaan kepada

orang-orang lain. Contoh barang publik antara lain adalah udara segar, pengetahuan,

mercusuar, pertahanan nasional, pengendalian banjir, atau penerangan jalan.

Pemakaian barang publik secara berlebihan dapat menimbulkan eksternalitas negati

yang akan mempengaruhi semua pemakai misalkan kemacetan lalu lintas.

Suatu jasa publik adalah suatu jasa yang disediakan oleh pemerintah bagi kehidupan

rakyat dan penduduk di dalam yurisdiksi tertentu, secara langsung melalui sektor publk

atau secara tidak langsung oleh sektor swasta. Beberapa jasa publik tertentu harus

tersedia bagi semua orang tanpa mempertimbangkan pendapatan mereka. Jasa publik

mencakup juga perkuliahan pada suatu institut atau suatu uniersitas. Jasa publik

mencakup listrik, pendidikan, perlindungan lingkungan, pelayanan api, gas, perawatan

kesehatan, pelaksanaan hukum, militer, penyiaran publik, perpustakaan umum,

5

Page 6: Model Analisis Tev

transportasi umum, perumahan rakyat, pelayanan sosial, telekomunikasi, perencanaan

kota, pengelolaan limbah, jaringan air, dan sebagainya.

Berbagai ragam pelayanan pubik dan pelayanan swasta dapat dipakai sebagai sumber

penelitian dan penelitian tersebut dapat memanfaatkan Model Analisis TEV. Indonesia

termasuk ke dalam peringkat 129 dari 183 negara, sebagai suatu peringkat yang

mencerminkan bahwa pelayanan publik di Indonesia adalah sangat buruk dan lebih

buruk daripada pelayanan publik di Thailand dan Malaysia.

Pelayanan atas barang-barang publik, jasa-jasa publik, dan pelayanan administratif di

Indonesia banyak mengandung masalah. Pemecahan masalah ini membutuhkan

penelitian-penelitian dan analisis atas data penelitian tersebut dapat dilakukan dengan

cara memanfaatkan Model Analisis TEV. Orang mungkin juga menganggap bahwa

masalah pelayanan publik itu ditentukan oleh budaya sehingga budaya pelayanan

publik perlu pula diteliti secara empiris untuk membuktikan kebenaran atau

ketidakbenaran gagasan tersebut. Analisis pada tingkat makro adalah lebih sulit dan

lebih abstrak daripada analisis pada tingkat meso dan analisis pada tingkat meso

adalah lebih sulit dan lebih abstrak daripada analisis pada tingkat mikro. Struktur

analisis ini akan perlu diperhatikan dan dipertimbangkan jika penelitian mengenai

budaya pelayanan publik akan dilakukan.

Analisis perilaku organisasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu analisis

tingkat mikro, analisis tingkat meso, dan analisis tingkat makro atau analisis tingkat

individu, analisis tingkat kelompok, dan analisis tingkat sistem organisasi. Budaya dan

budaya organisasi termasuk analisis pada tingkat makro.

Kualitas Pelayanan Restoran dapat juga dipakai sebagai pola untuk melakukan

penelitian tentang Kualitas Pelayanan Universitas atau penelitian tentang Kualitas

Pelayanan Fakultas dengan melakukan perubahan-perubahan tertentu.

Kualitas Pelayanan Restoran

1. Kualitas Produk

6

Page 7: Model Analisis Tev

1.1. Kualitas Kemasan

1.2. Higienitas

1.3. Kualitas Rasa

2. Fasilitas Pelayanan

2.1. Kualitas Pelayan

2.2. Antrian Bayar

2.3. Pelayanan Parkir

2.4. Fasilitas Ruangan

3. Kualitas Kebersihan

3.1. Tempat Sampah

3.2. Kebersihan Ruangan

4. Harga

4.1. Harga Produk

4.2. Beban Pajak

Puguh Suharso memakai 20 orang pakar dan 300 responden.

Analisis Kualitas Pelayanan Restoran

Penilaian para pakar dapat dilakukan sebagai berikut :

Tigkat Kepentingan: 1 2 3 4 Jumlah Nilai BobotA = Kualitas Produk 8 6 4 2 20 0.3B = Fasilitas Pelayanan 5 7 4 4 20 0.265C = Kualitas Kebersihan 4 5 6 5 20 0.24D = Harga 3 2 6 9 20 0.195Jumlah 20 20 20 20 80 1

Rumus yang dipakai untuk menghitung nilai bobot sehingga menghasilkan nilai bobot

adalah 0.3, dalam Microsoft Excel, adalah sebagai berikut :

7

Page 8: Model Analisis Tev

=((B2*4)+(C2*3)+(D2*2)+(E2*1))/(B6*(B1+C1+D1+E1)). Rumus ini kemudian

dimanfaatkan lebih lanjut dengan cara Copy and Paste.

Tigkat Kepentingan: 1.000 2.000 3.000 Jumlah Nilai BobotA1= Kualitas Kemasan 8.000 6.000 6.000 20.000 0.350A2 = Higienitas 5.000 9.000 6.000 20.000 0.325A3=Kualitas Rasa 7.000 5.000 8.000 20.000 0.325Jumlah 20.000 20.000 20.000 60.000 1.000

Rumus yang dipakai untuk menghitung nilai bobot sehingga menghasilkan nilai bobot

adalah 0.3, dalam Microsoft Excel, adalah =((B9*3)+(C9*2)+(D9*1))/(E11*(B8+C8+D8)).

Rumus ini kemudian dimanfaatkan lebih lanjut dengan cara Copy and Paste.

Tigkat Kepentingan: 1 2 3 4 Jumlah Nilai BobotB1 = Kualitas Pelayan 8 4 5 3 20 0.285B2 = Antrian Bayar 7 6 4 3 20 0.285B3 = Pelayanan Parkir 2 5 7 6 20 0.215B4 = Fasilitas Ruangan 3 5 4 8 20 0.215Jumlah 20 20 20 20 80 1.000

Rumus yang dipakai adalah =((B16*4)+(C16*3)+(D16*2)+(E16*1))/(B20*(B15+C15+D15+E15))

Tigkat Kepentingan: 1 2 Jumlah Nilai BobotC1 = Tempat Sampah 12 8 20 0.533C2 = Kebersihan Ruangan 8 12 20 0.467Jumlah 20 20 40 1.000

Rumus yang dipakai adalah =((B25*2)+(C25*1))/(D25*(B24+C24))

Tigkat Kepentingan: 1 2 Jumlah Nilai Bobot

D1= Harga Produk 13 7 20 0.550

D2 = Beban Pajak 7 13 20 0.450

Jumlah 20 20 40 1.000

Rumus yang dipakai adalah =((B30*2)+(C30*1))/(D30*(B29+C29)).

8

Page 9: Model Analisis Tev

Analisis data dari Responden adalah sebagai berikut :

Kualitas KemasanKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai

1 60 0.200000000 0.22 80 0.266666667 0.5333333 100 0.333333333 14 40 0.133333333 0.5333335 20 0.066666667 0.333333

Jumlah 300 1 2.6

Rumus yang dipakai adalah =A37*C37 dan =SUM(D37:D41)

HigienitasKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai

1 70 0.233333333 0.2333332 60 0.200000000 0.43 120 0.400000000 1.24 20 0.066666667 0.2666675 30 0.100000000 0.5

Jumlah 300 1 2.6

Rumus yang dipakai adalah =A46*C46 dan =SUM(D46:D50)

Kualitas RasaKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai

1 20 0.066666667 0.0666672 50 0.166666667 0.3333333 80 0.266666667 0.84 90 0.300000000 1.25 60 0.200000000 1

Jumlah 300 1 3.4

Rumus yang dipakai adalah =A55*C55 dan =SUM(D55:D59).

Kualitas Pelayanan

9

Page 10: Model Analisis Tev

Kategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai1 30 0.100000000 0.12 40 0.133333333 0.2666673 60 0.200000000 0.64 100 0.333333333 1.3333335 70 0.233333333 1.166667

Jumlah 300 1 3.466667

Rumus yang dipakai adalah =A64*C64 dan =SUM(D64:D68).\

Antrian BayarKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai

1 80 0.266666667 0.2666672 60 0.200000000 0.43 40 0.133333333 0.44 70 0.233333333 0.9333335 50 0.166666667 0.833333

Jumlah 300 1 2.833333

Rumus yang dipakai adalah =A73*C73 dan =SUM(D73:D77).

Pelayanan ParkirKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai

1 10 0.033333333 0.0333332 130 0.433333333 0.8666673 60 0.200000000 0.64 80 0.266666667 1.0666675 20 0.066666667 0.333333

Jumlah 300 1 2.9

Rumus yang dipakai adalah =A82*C82 dan =SUM(D82:D86)

Fasilitas RuanganKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai

1 20 0.066666667 0.0666672 30 0.100000000 0.23 150 0.500000000 1.54 40 0.133333333 0.5333335 60 0.200000000 1

Jumlah 300 1 3.3

Rumus yang dipakai adalah =A91*C91 dan =SUM(D91:D95).

10

Page 11: Model Analisis Tev

Tempat Sampah

Kategori (Pay-Off) Jumlah RespondenProbabilitas/Bobot Nilai

1 15 0.050000000 0.052 85 0.283333333 0.5666673 90 0.300000000 0.94 80 0.266666667 1.0666675 30 0.100000000 0.5

Jumlah 300 1 3.083333

Rumus yang dipakai adalah =A100*C100 dan =SUM(D100:D104)

Kebersihan Ruangan

Kategori (Pay-Off) Jumlah RespondenProbabilitas/Bobot Nilai

1 0 0.000000000 02 20 0.066666667 0.1333333 100 0.333333333 14 150 0.500000000 25 30 0.100000000 0.5

Jumlah 300 1 3.633333

Rumus yang dipakai adalah =A109*C109 dan =SUM(D109:D113).

Harga Produk

Kategori (Pay-Off) Jumlah RespondenProbabilitas/Bobot Nilai

1 0 0.000000000 02 15 0.050000000 0.13 150 0.500000000 1.54 100 0.333333333 1.3333335 35 0.116666667 0.583333

Jumlah 300 1 3.516667

Rumus yang dipakai adalah =A118*C118 dan =SUM(D118:D122).

11

Page 12: Model Analisis Tev

Beban PajakKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai

1 10 0.033333333 0.0333332 90 0.300000000 0.63 100 0.333333333 14 90 0.300000000 1.25 10 0.033333333 0.166667

Jumlah 300 1 3

Rumus yang dipakai adalah =A127*C127 dan =SUM(D127:D131).

Indikator Nilai Bobot HasilKualitas Kemasan 2.60 0.350 0.91Higienitas 2.60 0.325 0.845Kualitas Rasa 3.40 0.325 1.105Kualitas Pelayan 3.47 0.285 0.98895Antrian Bayar 2.83 0.285 0.80655Pelayanan Parkir 2.90 0.215 0.6235Fasiitas Ruangan 3.30 0.215 0.7095Tempat Sampah 3.08 0.533 1.642667Kebersihan Ruangan 3.63 0.467 1.694Harga Produk 3.52 0.550 1.936Beban Pajak 3.00 0.450 1.35

2.86 0.300 0.858 Kualitas Produk       

3.1285 0.265 0.829053 Fasilitas Pelayanan       

3.336667 0.240 0.8008 Kualitas Kebersihan       

3.286 0.195 0.64077 Harga    3.128623 Kualitas Pelayanan Restoran

Kualitas Pelayanan Restoran (3.128623)

1. Kualitas Produk (2.86)

12

Page 13: Model Analisis Tev

1.1. Kualitas Kemasan (2.60)

1.2. Higienitas (2.60)

1.3. Kualitas Rasa (3.40)

2. Fasilitas Pelayanan (3.1285)

2.1. Kualitas Pelayan(3.47)

2.2. Antrian Bayar (2.83)

2.3. Pelayanan Parkir (2.90)

2.4. Fasilitas Ruangan (3.30)

3. Kualitas Kebersihan (3.336667)

3.1. Tempat Sampah (3.08)

3.2. Kebersihan Ruangan (3.63)

4. Harga (3.286)

4.1. Harga Produk (3.52)

4.2. Beban Pajak (3.00)

Implikasi Dan Prioritas Perbaikan

Kualitas Pelayanan Restoran secara keseluruhan adalah baik atau tinggi akan tetapi

perbaikan perlu dilakukan sesuai dengan prioritas. Prioritas perbaikan dapat dilakukan

berdasar atas peringkat pada tingkat dimensi adalah sebagai berikiut :

Kualitas Produk 2.86Fasilitas Pelayanan 3.1285Harga 3.286

13

Page 14: Model Analisis Tev

Kualitas Kebersihan 3.336667

Prioritas perbaikan dapat dilakukan berdasar atas peringkat pada tingkat indikator

adalah sebagai berikiut :

Kualitas Kemasan 2.60Higienitas 2.60Antrian Bayar 2.83Pelayanan Parkir 2.90Beban Pajak 3.00Tempat Sampah 3.08Fasilitas Ruangan 3.30Kualitas Rasa 3.40Kualitas Pelayan 3.47Harga Produk 3.52Kebersihan Ruangan 3.63

Rangkuman

Model Analisis TEV yang dikembangkan oleh Puguh Suharso dengan cara

mengintegrasikan metode delphi, pohon keputusan, dan nilai diharap setelah

melakukan kajian atas Analytic Hierarchy Process yang dicipta oleh Thomas L. Saaty,

Technology Achievement Index yang dipakai oleh United Nations Development

Programme, dan Global Competitiveness yang dipakai oleh World Economic Forum.

Model Analisis TEV dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa dan para pengajar

sebagai perangkat analisis untuk data kualitatif dan kuantitatif hasil dari penelitian

kualitatif, penelitian kuantitatif, atau penelitian gabungan. Beberapa mahasiswa di

Universitas Indonesia dan Universitas Muhammadiyah di Malang telah memanfaatkan

Model Analisis TEV.

Model Analisis TEV dapat dimanfaatkan sebagai perangkat analisis atas hasil penelitian

mengenai kualitas pelayanan publik. Banyak penelitian dapat dilakukan dalam usaha

meningkatkan pelayanan publik karena Indonesia masih menduduki peringkat 129 dari

183 negara.

14

Page 15: Model Analisis Tev

Microsoft Excel dapat dimanfaatkan untuk melakukan perhitungan. Hasil perhitungan

dapat dipakai untuk menyusun peringkat pada tingkat dimensi dan pada tingkat

indikator. Peringkat yang dihasilkan dapat dipakai untuk menentukan prioritas

perbaikan.

Contoh yang disajikan oleh Puguh Suharso dapat ditambah dengan dimensi lain dan

indikator-indikator lain, antara lain indikator mengenai kebersihan kamar kecil, indikator

musik, televisi, dan sebagainya. Perubahan atau penambahan indikator akan

mengakibatkan perubahan struktur secara keseluruhan.

Daftar Kepustakaan

Jaubah, Abdullah M. (2013). Analytic Hierarchy Process Dengan Expert Choice 2000.

WWW. Jaubah.blogspot.com

---------------------------. (2013). Analytic Hierarchy Process. WWW. Jaubah.blogspot.com

Puguh Suharso, 2008. Model Analisis Kuantitatif “TEV”, Jakarta :Penerbit Inti

15