model analisis tev
DESCRIPTION
Analisis TEVTRANSCRIPT
METODE DELPHI, POHON KEPUTUSAN, DAN NILAI DIHARAP
Oleh :
Abdullah M. Jaubah
Pendahuluan
Metode Delphi dikembangkan untuk memprakirakan dampak teknologi terhadap
perang. Jenderal Henry H. Arnold, pada tahun 1944, memerintahkan penyusunan
laporan untuk US Army Air Corps atas kemampuan teknologi pada masa yang akan
datang yang memungkinkan pemakaian oleh militer.
Pendekatan berbeda telah dicoba akan tetapi metode prakiraan tradisional
mengandung kekurangan seperti pendekatan teoretik, model kuantitatif, atau
ekstrpolasi trend, di daerah di mana hukum-hukum ilmiah yang tepat belum diterapkan.
Metode Delphi dikembangkan oleh Rand Corporation untuk mengatasi kekurangan
tersebut selama tahun 1950 – 1960-an oleh Olaf Helmer, Norman Dalkey, dan Nicholas
Rescher.
Metode Delphi telah dipakai sejak saat itu dan modifikasi dan perumusan ulang juga
dilakukan sebagaimana tercermin dalam prosedur Imen-Delphi. Para pakar diminta
untuk memberikan pendapat mereka atas probabilitas, frekuensi, dan intensitas
serangan yang mungkin dilakukan oleh musuh. Para pakar lain dapat memberikan
umpan-belakang. Prosedur ini diulang beberapa kali sampai konsensus dari para pakar
itu tercapai.
Metode Delphi merupakan teknik komunikasi terstruktur. Metode Delphi dikembangkan
secara sistematis, interaktif sebagai metode prakiraan yang tergantung pada suatu
panel dari pakar. Para pakar memberikan jawaban atas kuesioner dalam dua putaran
atau lebih. Fasilitator, setiap putaran, memberikan ringkasan prakiraan para pakar dari
babak sebelumnya serta alasan mereka untuk melakukan penilaian. Para pakar
didorong untuk melakukan revisi atas jawaban yang telah disampaikan ke pada
fasilitator. Berbagai jawaban itu berhenti setelah kriteria berhenti yang telah ditetapkan
1
itu tercapai atau benhenti setelah konsensus dari para pakar itu tercapai. Prakiraan
atau keputusan dari kelompok terstruktur individu dianggap lebih akurat daripada
kelompok terstruktur yang biasa dilakukan dalam rapat atau dalam metode sumbang
saran.
Struktur komunikasi dalam metode Delphi mengandung beberapa karakteristik antara
lain tiap pakar tidak disebutkan namanya sehingga identitas mereka tidak diungkapkan
sampai laporan akhir disusun. Langkah ini dilakukan untuk mencegah otoritas,
kepribadian atau reputasi dari beberapa pakar sehingga dominasi dari beberapa pakar
dapat dihindarkan.
Karakteristik kunci berikut metode Delphi membantu peserta untuk fokus pada isu-isu di
tangan dan metode Delphi terpisah dari metodologi lain. Langkah ini dapat
menghindarkan pengaruh atau efek halo sehingga tiap pakar dapat mengekspresikan
pendapat secara bebas.
Teori keputusan mencakup teori tentang pengambilan keputusan dalam keadaan yang
mengandung risiko (decision making under risk), teori keputusan dalam keadaan yang
mengandung unsur ketidaktentuan (decision making under uncertainty), teori pohon
keputusan (decision tree theory), dan teori aturan keputusan Bayes (Bayes’ decision
rule theory). Pembahasan akan terpusat pada pohon keputusan.
Suatu pohon keputusan merupakan perangkat yang dapat dipakai untuk mendukung
keputusan. Pohon keputusan biasa digambar dalam bentuk grafik atau model
keputusan dan konsekuensi yang mungkin dialami termasuk kesempatan atas hasil dan
biaya, utilitas dan sumberdaya. Berbagai ragam grafik telah dipakai untuk menampilkan
pohon keputusan sebagai suatu cara menyajikan algoritma. Pohon keputusan sering
dipakai dalam operation research untuk membantu dalam mengidentifikasi strategi yang
paling mungkin dipilih untuk mencapai tujuan. Pohon keputusan dapat juga dipakai
sebagai perangkat deskriptif untuk menghitung probabilitas bersyarat.
Nilai diharap (expected value), dalam teori probabilitas, adalah rata-rata tertimbang
dari semua nilai yang mungkin. Setiap kemungkinan nilai dari variabel acak
2
diasumsikan dapat dikalikan dengan bobot yang ditentukan dan hasil yangdiperoleh itu
kemudian ditambahkan bersama-sama untuk menemukan nilai yang diharapkan. Bobot
yang dipakai untuk menghitung rata-rata ini adalah probabilitas dalam kasus variabel
acak diskrit yaitu, variabel acak yang hanya dapat mengambil jumlah terbatas nilai-nilai
atau nilai-nilai dari fungsi kepadatan probabilitas dalam kasus variabel acak kontinu
yaitu, variabel acak yang mengandung asumsi jumlah nilai tak terbatas secara teoritis.
Metode Delphi biasa dipakai dalam penelitian kualitatif. Pohon keputusan dan nilai
diharap biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif.
Model Analisis Kuantitatif TEV
Puguh Suharso (2008), dalam bukunya yang berjudul Model Analisis Kuantitatif TEV,
telah berhasil menggabungkan metode Delphi, pohon keputusan, dan nilai diharap.
Penggabungan ini mencerminkan penggabungan atas pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif sehingga judul Model Analisis Kuantitatif TEV menurut penulis
perlu diubah menjadi Model Analisis TEV. Model Analisis TEV adalah model yang telah
mampu menggabungkan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif sehingga
dapat dipakai dalam penelitian gabungan.
Puguh Suharso (2008 : 3), sebelum mengembangkan Model Analisis TEV, telah
melakukan kajian atas beberapa model aplikasi penyelesaian masalah yang
karakteristik datanya bersifat kualitatif dengan aplikasi metode penyelesaian kuantitatif.
Puguh Suharso telah melakukan kajian atas aplikasi model Analytic Hierarchy Process
yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, aplikasi model Technology Achievement
Index yang telah dipakai oleh United Nations Development Programme, dan kajian atas
model Global Competitiveness yang telah dipakai oleh World Economc Forum.
Beberapa contoh telah disajikan pula antara lain contoh pemakaian Model Analisis TEV
dalam Kualitas Pelayanan Restoran. Contoh yang disajikan oleh Puguh Suharso akan
dipakai di sini. Puguh Suharso, dalam melakukan perhitungan telah memakai cara
perhitungan manual sedangkan di sini akan memanfaatkan paket program Microsoft
3
Excel. Hasil-hasil perhitungan antara Puguh Suharso dan penulis agak berbeda sedikit
sebagai akibat dari pembulatan. Perbedaan lain adalah perbedaan dalam pemakaian
skala pengukuran atau penilaian. Skala pengukuran di sini memakai skala Likert atau
skala empat dan bukan skala lima seperti yang dipakai oleh Puguh Suharso dengan
ketentuan sebagai berikut :
Nilai Kategori Interval Range1 Sangat buruk 0 - 1.252 Buruk 1.26 - 2.503 Baik 2.51 -3.754 Sangat baik 3.76 - 5.00
Pemakaian skala Likert telah banyak mengalami kesalahan karena hasil penelitian dari
Rensis Likert memakai skala empat bukan skala lima. Rensis Likert menelompokkan
hasil penelitiannya ke dalam empat kelompok eksploitatif-autoritatif, autoritatif-baik hati,
konsultatif, dan partisipatif-kelompok. Variabel-variabel yang diteliti oleh Rensis Likert
adalah variabel kepemimpinan, motivasi, komunikasi, keputusan, tujuan, dan
pengawasan. Kelompok eksploitatif-autoritatif merupakan kelompok dengan kinerja
adalah sangat rendah (sangat buruk), kelompok autoritatif-baik hati adalah kelompok
dengan kinerja adalah rendah (buruk), kelompok konsultatif adalah kelompok dengan
kinerja adalah tinggi (baik), dan kelompok partisipatif-kelompok dengan kinerja adalah
sangat tinggi (sangat baik)
Contoh Penilaian Kualitas Pelayanan Restoran.
Puguh Suharso telah menyajikan struktur dari Kualitas Pelayanan Restoran. Contoh ini
dapat dipakai untuk menyusun struktur Kualitas Pelayanan Publik sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009.
Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik dinamakan pelayanan publik.
Pelayanan publik dilakukan berdasar atas standar pelayanan yaitu tolok ukur yang
dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas
4
pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara pelayanan publik kepada
masyarakat dalam rangka pelayanan publik yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau,
dan terukur. Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik, jasa
publik, dan pelayanan administratif. Hal ini meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan
dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan,
jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumberdaya alam, pariwisata, dan
sektor strategis lainnya. Pelayanan barang publik meliputi pengadaan dan penyaluran
barang publik Pelayanan atas jasa publik meliputi penyediaan jasa publik. Pelayanan
publik harus memenuhi skala kegiatan yang didasarkan pada ukuran besaran biaya
tertentu yang digunakan dan jaringan yang dimiliki dalam kegiatan pelayanan publik
untuk dikategorikan sebagai penyelenggara pelayanan publik.Pelayanan administratif
meliputi tindakan administratif pemerintah dalam rangka mewujudkan perlindungan
pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga negara dan. tindakan
administratif oleh instansi nonpemerintah yang diterapkan berdasarkan perjanjian
dengan penerima pelayanan.
Barang publik adalah barang yang bersifat non-dikecualikan dan non-rivalrous yang
mencerminkan individu tidak dapat secara efektif dikecualikan dalam pemakaian dan
pemakaian barang publik itu oleh seseorang tidak mengurangi kesediaan kepada
orang-orang lain. Contoh barang publik antara lain adalah udara segar, pengetahuan,
mercusuar, pertahanan nasional, pengendalian banjir, atau penerangan jalan.
Pemakaian barang publik secara berlebihan dapat menimbulkan eksternalitas negati
yang akan mempengaruhi semua pemakai misalkan kemacetan lalu lintas.
Suatu jasa publik adalah suatu jasa yang disediakan oleh pemerintah bagi kehidupan
rakyat dan penduduk di dalam yurisdiksi tertentu, secara langsung melalui sektor publk
atau secara tidak langsung oleh sektor swasta. Beberapa jasa publik tertentu harus
tersedia bagi semua orang tanpa mempertimbangkan pendapatan mereka. Jasa publik
mencakup juga perkuliahan pada suatu institut atau suatu uniersitas. Jasa publik
mencakup listrik, pendidikan, perlindungan lingkungan, pelayanan api, gas, perawatan
kesehatan, pelaksanaan hukum, militer, penyiaran publik, perpustakaan umum,
5
transportasi umum, perumahan rakyat, pelayanan sosial, telekomunikasi, perencanaan
kota, pengelolaan limbah, jaringan air, dan sebagainya.
Berbagai ragam pelayanan pubik dan pelayanan swasta dapat dipakai sebagai sumber
penelitian dan penelitian tersebut dapat memanfaatkan Model Analisis TEV. Indonesia
termasuk ke dalam peringkat 129 dari 183 negara, sebagai suatu peringkat yang
mencerminkan bahwa pelayanan publik di Indonesia adalah sangat buruk dan lebih
buruk daripada pelayanan publik di Thailand dan Malaysia.
Pelayanan atas barang-barang publik, jasa-jasa publik, dan pelayanan administratif di
Indonesia banyak mengandung masalah. Pemecahan masalah ini membutuhkan
penelitian-penelitian dan analisis atas data penelitian tersebut dapat dilakukan dengan
cara memanfaatkan Model Analisis TEV. Orang mungkin juga menganggap bahwa
masalah pelayanan publik itu ditentukan oleh budaya sehingga budaya pelayanan
publik perlu pula diteliti secara empiris untuk membuktikan kebenaran atau
ketidakbenaran gagasan tersebut. Analisis pada tingkat makro adalah lebih sulit dan
lebih abstrak daripada analisis pada tingkat meso dan analisis pada tingkat meso
adalah lebih sulit dan lebih abstrak daripada analisis pada tingkat mikro. Struktur
analisis ini akan perlu diperhatikan dan dipertimbangkan jika penelitian mengenai
budaya pelayanan publik akan dilakukan.
Analisis perilaku organisasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu analisis
tingkat mikro, analisis tingkat meso, dan analisis tingkat makro atau analisis tingkat
individu, analisis tingkat kelompok, dan analisis tingkat sistem organisasi. Budaya dan
budaya organisasi termasuk analisis pada tingkat makro.
Kualitas Pelayanan Restoran dapat juga dipakai sebagai pola untuk melakukan
penelitian tentang Kualitas Pelayanan Universitas atau penelitian tentang Kualitas
Pelayanan Fakultas dengan melakukan perubahan-perubahan tertentu.
Kualitas Pelayanan Restoran
1. Kualitas Produk
6
1.1. Kualitas Kemasan
1.2. Higienitas
1.3. Kualitas Rasa
2. Fasilitas Pelayanan
2.1. Kualitas Pelayan
2.2. Antrian Bayar
2.3. Pelayanan Parkir
2.4. Fasilitas Ruangan
3. Kualitas Kebersihan
3.1. Tempat Sampah
3.2. Kebersihan Ruangan
4. Harga
4.1. Harga Produk
4.2. Beban Pajak
Puguh Suharso memakai 20 orang pakar dan 300 responden.
Analisis Kualitas Pelayanan Restoran
Penilaian para pakar dapat dilakukan sebagai berikut :
Tigkat Kepentingan: 1 2 3 4 Jumlah Nilai BobotA = Kualitas Produk 8 6 4 2 20 0.3B = Fasilitas Pelayanan 5 7 4 4 20 0.265C = Kualitas Kebersihan 4 5 6 5 20 0.24D = Harga 3 2 6 9 20 0.195Jumlah 20 20 20 20 80 1
Rumus yang dipakai untuk menghitung nilai bobot sehingga menghasilkan nilai bobot
adalah 0.3, dalam Microsoft Excel, adalah sebagai berikut :
7
=((B2*4)+(C2*3)+(D2*2)+(E2*1))/(B6*(B1+C1+D1+E1)). Rumus ini kemudian
dimanfaatkan lebih lanjut dengan cara Copy and Paste.
Tigkat Kepentingan: 1.000 2.000 3.000 Jumlah Nilai BobotA1= Kualitas Kemasan 8.000 6.000 6.000 20.000 0.350A2 = Higienitas 5.000 9.000 6.000 20.000 0.325A3=Kualitas Rasa 7.000 5.000 8.000 20.000 0.325Jumlah 20.000 20.000 20.000 60.000 1.000
Rumus yang dipakai untuk menghitung nilai bobot sehingga menghasilkan nilai bobot
adalah 0.3, dalam Microsoft Excel, adalah =((B9*3)+(C9*2)+(D9*1))/(E11*(B8+C8+D8)).
Rumus ini kemudian dimanfaatkan lebih lanjut dengan cara Copy and Paste.
Tigkat Kepentingan: 1 2 3 4 Jumlah Nilai BobotB1 = Kualitas Pelayan 8 4 5 3 20 0.285B2 = Antrian Bayar 7 6 4 3 20 0.285B3 = Pelayanan Parkir 2 5 7 6 20 0.215B4 = Fasilitas Ruangan 3 5 4 8 20 0.215Jumlah 20 20 20 20 80 1.000
Rumus yang dipakai adalah =((B16*4)+(C16*3)+(D16*2)+(E16*1))/(B20*(B15+C15+D15+E15))
Tigkat Kepentingan: 1 2 Jumlah Nilai BobotC1 = Tempat Sampah 12 8 20 0.533C2 = Kebersihan Ruangan 8 12 20 0.467Jumlah 20 20 40 1.000
Rumus yang dipakai adalah =((B25*2)+(C25*1))/(D25*(B24+C24))
Tigkat Kepentingan: 1 2 Jumlah Nilai Bobot
D1= Harga Produk 13 7 20 0.550
D2 = Beban Pajak 7 13 20 0.450
Jumlah 20 20 40 1.000
Rumus yang dipakai adalah =((B30*2)+(C30*1))/(D30*(B29+C29)).
8
Analisis data dari Responden adalah sebagai berikut :
Kualitas KemasanKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai
1 60 0.200000000 0.22 80 0.266666667 0.5333333 100 0.333333333 14 40 0.133333333 0.5333335 20 0.066666667 0.333333
Jumlah 300 1 2.6
Rumus yang dipakai adalah =A37*C37 dan =SUM(D37:D41)
HigienitasKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai
1 70 0.233333333 0.2333332 60 0.200000000 0.43 120 0.400000000 1.24 20 0.066666667 0.2666675 30 0.100000000 0.5
Jumlah 300 1 2.6
Rumus yang dipakai adalah =A46*C46 dan =SUM(D46:D50)
Kualitas RasaKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai
1 20 0.066666667 0.0666672 50 0.166666667 0.3333333 80 0.266666667 0.84 90 0.300000000 1.25 60 0.200000000 1
Jumlah 300 1 3.4
Rumus yang dipakai adalah =A55*C55 dan =SUM(D55:D59).
Kualitas Pelayanan
9
Kategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai1 30 0.100000000 0.12 40 0.133333333 0.2666673 60 0.200000000 0.64 100 0.333333333 1.3333335 70 0.233333333 1.166667
Jumlah 300 1 3.466667
Rumus yang dipakai adalah =A64*C64 dan =SUM(D64:D68).\
Antrian BayarKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai
1 80 0.266666667 0.2666672 60 0.200000000 0.43 40 0.133333333 0.44 70 0.233333333 0.9333335 50 0.166666667 0.833333
Jumlah 300 1 2.833333
Rumus yang dipakai adalah =A73*C73 dan =SUM(D73:D77).
Pelayanan ParkirKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai
1 10 0.033333333 0.0333332 130 0.433333333 0.8666673 60 0.200000000 0.64 80 0.266666667 1.0666675 20 0.066666667 0.333333
Jumlah 300 1 2.9
Rumus yang dipakai adalah =A82*C82 dan =SUM(D82:D86)
Fasilitas RuanganKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai
1 20 0.066666667 0.0666672 30 0.100000000 0.23 150 0.500000000 1.54 40 0.133333333 0.5333335 60 0.200000000 1
Jumlah 300 1 3.3
Rumus yang dipakai adalah =A91*C91 dan =SUM(D91:D95).
10
Tempat Sampah
Kategori (Pay-Off) Jumlah RespondenProbabilitas/Bobot Nilai
1 15 0.050000000 0.052 85 0.283333333 0.5666673 90 0.300000000 0.94 80 0.266666667 1.0666675 30 0.100000000 0.5
Jumlah 300 1 3.083333
Rumus yang dipakai adalah =A100*C100 dan =SUM(D100:D104)
Kebersihan Ruangan
Kategori (Pay-Off) Jumlah RespondenProbabilitas/Bobot Nilai
1 0 0.000000000 02 20 0.066666667 0.1333333 100 0.333333333 14 150 0.500000000 25 30 0.100000000 0.5
Jumlah 300 1 3.633333
Rumus yang dipakai adalah =A109*C109 dan =SUM(D109:D113).
Harga Produk
Kategori (Pay-Off) Jumlah RespondenProbabilitas/Bobot Nilai
1 0 0.000000000 02 15 0.050000000 0.13 150 0.500000000 1.54 100 0.333333333 1.3333335 35 0.116666667 0.583333
Jumlah 300 1 3.516667
Rumus yang dipakai adalah =A118*C118 dan =SUM(D118:D122).
11
Beban PajakKategori (Pay-Off) Jumlah Responden Probabilitas/Bobot Nilai
1 10 0.033333333 0.0333332 90 0.300000000 0.63 100 0.333333333 14 90 0.300000000 1.25 10 0.033333333 0.166667
Jumlah 300 1 3
Rumus yang dipakai adalah =A127*C127 dan =SUM(D127:D131).
Indikator Nilai Bobot HasilKualitas Kemasan 2.60 0.350 0.91Higienitas 2.60 0.325 0.845Kualitas Rasa 3.40 0.325 1.105Kualitas Pelayan 3.47 0.285 0.98895Antrian Bayar 2.83 0.285 0.80655Pelayanan Parkir 2.90 0.215 0.6235Fasiitas Ruangan 3.30 0.215 0.7095Tempat Sampah 3.08 0.533 1.642667Kebersihan Ruangan 3.63 0.467 1.694Harga Produk 3.52 0.550 1.936Beban Pajak 3.00 0.450 1.35
2.86 0.300 0.858 Kualitas Produk
3.1285 0.265 0.829053 Fasilitas Pelayanan
3.336667 0.240 0.8008 Kualitas Kebersihan
3.286 0.195 0.64077 Harga 3.128623 Kualitas Pelayanan Restoran
Kualitas Pelayanan Restoran (3.128623)
1. Kualitas Produk (2.86)
12
1.1. Kualitas Kemasan (2.60)
1.2. Higienitas (2.60)
1.3. Kualitas Rasa (3.40)
2. Fasilitas Pelayanan (3.1285)
2.1. Kualitas Pelayan(3.47)
2.2. Antrian Bayar (2.83)
2.3. Pelayanan Parkir (2.90)
2.4. Fasilitas Ruangan (3.30)
3. Kualitas Kebersihan (3.336667)
3.1. Tempat Sampah (3.08)
3.2. Kebersihan Ruangan (3.63)
4. Harga (3.286)
4.1. Harga Produk (3.52)
4.2. Beban Pajak (3.00)
Implikasi Dan Prioritas Perbaikan
Kualitas Pelayanan Restoran secara keseluruhan adalah baik atau tinggi akan tetapi
perbaikan perlu dilakukan sesuai dengan prioritas. Prioritas perbaikan dapat dilakukan
berdasar atas peringkat pada tingkat dimensi adalah sebagai berikiut :
Kualitas Produk 2.86Fasilitas Pelayanan 3.1285Harga 3.286
13
Kualitas Kebersihan 3.336667
Prioritas perbaikan dapat dilakukan berdasar atas peringkat pada tingkat indikator
adalah sebagai berikiut :
Kualitas Kemasan 2.60Higienitas 2.60Antrian Bayar 2.83Pelayanan Parkir 2.90Beban Pajak 3.00Tempat Sampah 3.08Fasilitas Ruangan 3.30Kualitas Rasa 3.40Kualitas Pelayan 3.47Harga Produk 3.52Kebersihan Ruangan 3.63
Rangkuman
Model Analisis TEV yang dikembangkan oleh Puguh Suharso dengan cara
mengintegrasikan metode delphi, pohon keputusan, dan nilai diharap setelah
melakukan kajian atas Analytic Hierarchy Process yang dicipta oleh Thomas L. Saaty,
Technology Achievement Index yang dipakai oleh United Nations Development
Programme, dan Global Competitiveness yang dipakai oleh World Economic Forum.
Model Analisis TEV dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa dan para pengajar
sebagai perangkat analisis untuk data kualitatif dan kuantitatif hasil dari penelitian
kualitatif, penelitian kuantitatif, atau penelitian gabungan. Beberapa mahasiswa di
Universitas Indonesia dan Universitas Muhammadiyah di Malang telah memanfaatkan
Model Analisis TEV.
Model Analisis TEV dapat dimanfaatkan sebagai perangkat analisis atas hasil penelitian
mengenai kualitas pelayanan publik. Banyak penelitian dapat dilakukan dalam usaha
meningkatkan pelayanan publik karena Indonesia masih menduduki peringkat 129 dari
183 negara.
14
Microsoft Excel dapat dimanfaatkan untuk melakukan perhitungan. Hasil perhitungan
dapat dipakai untuk menyusun peringkat pada tingkat dimensi dan pada tingkat
indikator. Peringkat yang dihasilkan dapat dipakai untuk menentukan prioritas
perbaikan.
Contoh yang disajikan oleh Puguh Suharso dapat ditambah dengan dimensi lain dan
indikator-indikator lain, antara lain indikator mengenai kebersihan kamar kecil, indikator
musik, televisi, dan sebagainya. Perubahan atau penambahan indikator akan
mengakibatkan perubahan struktur secara keseluruhan.
Daftar Kepustakaan
Jaubah, Abdullah M. (2013). Analytic Hierarchy Process Dengan Expert Choice 2000.
WWW. Jaubah.blogspot.com
---------------------------. (2013). Analytic Hierarchy Process. WWW. Jaubah.blogspot.com
Puguh Suharso, 2008. Model Analisis Kuantitatif “TEV”, Jakarta :Penerbit Inti
15