mesin arus searah m.alfian
TRANSCRIPT
MESIN ARUS SEARAHTUGAS 1
Muhammad Alfian
NPM : 0541 10 005
Page
1. Reaksi Jangkar
Demagnetizing AT / Pole
Cross Magnetizing
2. Belitan Kompensasi
3. Pergeseran Sikat
4. Kutub – Kutub Komutasi
Page
1. Reaksi Jangkar
Dalam proses komutasi (penyearahan) mesin arus searah terdapat masalah
utama yang mempengaruhi kerja mesin tersebut salah satunya adalah Reaktansi
Jangkar. Yaitu jika kumparan medan (stator) mesin arus searah dihubungkan ke
catu daya dan rotor diputar oleh daya mekanis dari sumber eksternal, maka
tegangan akan diinduksikan pada konduktor rotor. Tegangan ini akan disearahkan
ke dalam keluaran arus oleh komutator. Kemudian pada saat beban dihubungkan ke
terminal mesin, arus listrik akan mengalir pada kumparan jangkarnya. Aliran listrik ini
akan menghasilkan medan magnet sendiri, yang akan mempengaruhi (distort)
medan magnet yang telah ada sebelumnya dari kutub mesin. Distrorsi fluks ini pada
mesin pada saat beban dinaikan disebut reaksi jangkar, yang menyebabkan
timbulnya 2 masalah serius.
1. Demagnetisasi atau penurunan kerapatan fluksi medan utama.
2. Magnetisasi silang.
Apabila kumparan medan dialiri oleh arus tetapi kumparan jangkar tidak
dialiri oleh arus, maka dengan mengabaikan pengaruh celah udara, jalur fluksi ideal
untuk kutub utama dari motor arus searah dua kutub, berasal dari kutub utara
menuju kutub selatan seperti gambar dibawah ini
Page
Gambar 1. 1 : Fluksi Yang Dihasilkan Oleh Kumparan Medan
Dari gambar 1. 1 dijelaskan bahwa
Fluksi didistribusikan simetris terhadap bidang netral magnetis.
Sikat ditempatkan bertepatan dengan bidang netral magnetis.
Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai bidang di dalam motor di mana
konduktor bergerak sejajar dengan garis gaya magnet sehingga gaya gerak listrik
induksi konduktor pada bidang tersebut adalah nol. Seperti yang terlihat dari gambar
1.3 sikat selalu ditempatkan di sepanjang bidang netral magnetis. Oleh karena itu,
bidang netral magnetis juga disebut sebagai sumbu komutasi karena pembalikan
arah arus jangkar berada pada bidang tersebut. Vektor OFM mewakili besar dan
arah dari fluksi medan utama, di mana vektor ini tegak lurus terhadap bidang netral
magnetis.
Sewaktu hanya konduktor jangkar saja yang dialiri oleh arus listrik sementara
kumparan medan tidak dieksitasi, maka disekeliling konduktor jangkar timbul ggm
atau fluksi. Gambaran arah garis gaya magnet ditunjukkan pada gambar 1. 2 berikut
ini :
Gambar 1. 2 Fluksi Yang Dihasilkan Oleh Kumparan Jangkar
Page
Penentuan arah dari garis gaya magnet yang diakibatkan oleh arus jangkar
ditentukan dengan aturan putaran sekrup (cork-screw rule). Besar dan arah garis
gaya magnet tersebut diwakili oleh vektor OFA yang sejajar dengan bidang
netral magnetis. Pada prakteknya, sewaktu mesin beroperasi maka konduktor
jangkar dan konduktor medan sama- sama dialiri oleh arus listrik, distribusi
fluksi resultan diperoleh dari menggabungkan kedua fluksi tersebut. Oleh karena itu
distribusi fluksi medan utama yang melalui jangkar tidak lagi simetris tetapi
sudah mengalami pembelokan saat mendekati konduktor yang dialiri arus
tersebut. Hal tersebut dikarenakan pengaruh fluksi jangkar yang dapat dilihat dari
gambar 2.11 berikut ini
Gambar 1.3 Hasil Kombinasi Antara Fluksi Medan dan Fluksi Jangkar
Fluksi yang dihasilkan oleh gaya gerak magnet (ggm) jangkar menentang
fluksi medan utama pada setengah bagian dari salah satu kutubnya dan memperkuat
fluksi medan utama pada setengah bagian yang lain. Hal ini jelas akan
menyebabkan penurunan kerapatan fluksi pada setengah bagian dari salah satu
kutubnya dan terjadi kenaikan pada setengah bagian yang lain di kutub yang sama.
Efek dari intensitas medan magnet atau lintasan fluksi pada jangkar yang
memotong lintasan fluksi medan utama ini disebut sebagai reaksi jangkar
magnetisasi-silang (cross-magnetization).
Page
Magnetisasi-silang ini juga menyebabkan pergeseran bidang netral. Pada
Gambar 2.11 terlihat bahwa vektor OFr merupakan resultan vektor OFA dan OFM,
serta posisi bidang netral magnetis yang baru, di mana selalu tegak lurus terhadap
vektor OFr. Bidang netral magnetis motor yang baru bergeser sejauh ® karena posisi
bidang netral magnetis ini selalu tegak lurus terhadap vektor OF. Dengan pergeseran
bidang netral ini maka sikat juga akan bergeser sejauh pergeseran bidang
netralmagnetis. Hal ini dapat menimbulkan bunga api di segmen komutator dekat
sikat. Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan
titik jenuhnya, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan magnetik. Pengaruh
kejenuhan magnetik terhadap fluksi medan utama dapat dijelaskan dengan bantuan
gambar 1. 4 sebagai berikut:
Gambar 1. 4 Kurva Pemagnetan Saat Terjadi Reaksi Jangkar
Misalkan fluks sebesar Ox adalah fluksi dihasilkan medan utama tanpa
dipengaruh reaksi jangkar. Misalkan pula dengan adanya reaksi jangkar
pertambahan - pengurangan kuat medan magnet (ggm) yang terjadi pada kutub
medan sebesar B ampere-lilitan. Pada lokasi di permukaan kutub di mana gaya
gerak magnet (ggm) rotor menambahkan ggm kutub terjadi penambahan
kerapatan fluks sebesar xy. Sedangkan pada lokasi permukaan kutub di mana ggm
rotor mengeliminir ggm kutub terjadi penurunan kerapatan fluksi sebesar xz, di mana
harga xz lebih besar dari pada xy. Oleh karena itu, penjumlahan rata-rata
kerapatan fluks yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub yang semakin
berkurang. Hal inilah yang disebut sebagai efek demagnetisasi reaksi jangkar dan
perlu dicatat bahwa demagnetisasi timbul hanya karena adanya saturasi magnetik.
Page
2. Pergeseran Sikat
Pergeseran sikat adalah salah satu cara untuk mengatasi reaksi jangkar yaitu ide
dasarnya adalah dengan cara memindahkan sikat seirama dengan perpindahan
bidang netral untuk menghindari percikan bunga api yang timbul. Namun dalam
penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang netralnya sangat
ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul, maka jarak perpindahan bidang
netralnya pun berpindah, sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, seirama
dengan perubahan jarak perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran
sikat akan memperburuk melemahnya fluks akibat reaksi jangkar mesin, selain
dengan metode ini mesin arus searah tidak dimungkinkan untuk bekerja
sebagai generator (akan menimbulkan percikan api yang lebih besar), dan sangat
tidak ekonomis terutamauntuk mesin-mesin berukuran kecil.
Adapun efek diperburuknya fluks akibat reaksi jangkar dapat dilihat pada
Gambar 2.13 berikut ini. Pada gambar 2.13 (a) diperlihatkan kondisi ketika bidang
netral mesin bergeser (lihat gambar segitiga ggm-nya), sedangkan pada gambar
2.13 (b) terlihat bidang netral yang bergeser disertai dengan bergesernya sikat
mesin. Akibat pergeseran tersebut (lihat gambar segitiga ggm-nya), terlihat ggm
resultannya melemah sedemikian rupa.
Page
Gambar 2.13 Pelemahan Ggm Akibat Pergeseran Bidang Netral
3. Belitan Kompensasi
Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadap kumparan, rotor belitan ini
bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang timbul akibat reaksi jangkar. Fluks
yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar diimbangi oleh fluks yang ditimbulkan oleh
belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan. Ketika beban
berubah, maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi oleh fluks
belitan kompensasi, sehingga bidang netralnya tidak bergeser. Teknik ini memiliki
kelemahan karena mahal harganya, dan juga masih memerlukan interpole untuk
mengatasi tegangan yang tidak dapat diatasi oleh belitan kompensasi. Karenanya
teknik ini digunakan untuk motor-motor yang bekerja ekstra berat, dimana
pelemahan fluks akan menjadi masalah yang serius.
4. Kutub – Kutub Komutasi
Ide dasar dari solusi ini adalah jika nilai tegangan pada kawat-kawat yang
sedang melakukan proses komutasi / penyearah dibuat menjadi nol, maka tidak
akan terdapat percikan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu, kutub-
kutub kecil yang disebut kutub komutasi ini ditempatkan ditengah-tengah, diantara
kutub-kutub utama. Kumparan kutub komutasi (commutating poles) atau antar kutub
(interpoles) ini dihubungkan seri terhadap kumparan rotor (lihat gambar 10)
Page
Gambar 10 : Kutub-kutub komutasi (interpoles)
Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus rotor pun meningkat, besarnya
perubahan/pergeseran bidang netral dan besarnya efek Ldi/dt meningkat pula. Hal
tersebut akan menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang
sedang melakukan komutasi. Pada saat itu juga fluks kutub komutasi juga
meningkat , menghasilkan tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan
berlawanan dengan tegangan yang timbul akibat pergeseran bidang netral.
Dengan metode ini mesin dapat bekerja pada daerah operasi motor maupun
generator, karena ketika mesin berubah fungsi dari sebagai motor menjadi
generator, arus baik di rotor maupun antar kutub akan berubah polaritasnya,
karenanya efek tegangan yang mungkin timbul dapat tetap ditiadakan. Namun
demikian reaksi jangkar tetap tidak dapat dihilangkan, sebab kutub-kutub komutasi
hanya membuat nol tegangan penghantar-penghantar yang berada pada bidang
netral magnet yang lama ketika terjadi pergeseran bidang netral magnet akibat
reaksi jangkar.