mengatasi keracunan

Upload: aqmar-sajidah-luthfiana-soebaredja

Post on 14-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 MENGATASI KERACUNAN

    1/4

    MENGATASI

    KERACUNAN PARASETAMOL

    ByPIO Layanan Masyarakaton 07/06/2012

    Written by : Muchamad Mudakir S. Farm., Apt

    Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi

    parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang menstruasi, dandiindikasikan juga untuk demam. Obat ini menjadi pilihan analgesik yang relatif aman bila

    dikonsumsi dengan benar sesuai petunjuk penggunaan. Jutaan orang beresiko mengalami

    overdosis paracetamol, salah satu obat penghilang rasa sakit yang paling banyak digunakan.

    Demikian menurut para ahli medis. Tim peneliti medis dari Northwestern University Chicagomenyebutkan, terlalu banyak mengonsumsi paracetamol dapat memicu kerusakan pada liver,

    serta timbulnya efek negatif pada bagian tubuh lain. Parasetamol boleh dikonsumsi tidak lebihdari 5 hari untuk anak-anak, dan 10 hari untuk dewasa dengan dosis seperti dibawah ini:

    Umur Dosis Parasetamol

    3 bulan1 tahun 60 -120 mg

    15 tahun 120250 mg

    612 tahun 250500 mg

    Dewasa 500 mg1 g

    Dosis ini boleh diulang tiap 46 jam bila diperlukan (maksimum sebanyak 4 dosis dalam 24jam)

    Perlu diingat bahwa penggunaan parasetamol adalah antara lain untuk mengatasi rasa sakit,

    sementara rasa sakit itu sendiri adalah manifestasi dari suatu penyakit, artinya obat ini hanya

    menghilangkan gejala yang timbul tanpa mengobati penyebab penyakit. Banyak kesalahan dalammengkonsumsi obat ini, karena obat digunakan secara terus menerus untuk menghilangkan

    gejala rasa sakit yang timbul. Misalnya seorang yang sering merasakan sakit kepala, untuk

    mengatasi sakit kepalanya selalu minum parasetamol. Bila gejala yang dirasakan tidak hilang

    setelah efek obat habis, yang bersangkutan seharusnya segera konsultasi ke dokter untuk dicaripenyebab penyakitnya sehingga dapat diobati penyebabnya dengan benar. Karena parasetamol

    merupakan obat bebas yang digunakan secara luas oleh masyarakat, maka kemungkinan

    terjadinya kesalahan dalam penggunaan yang dapat menyebabkan keracunan parasetamol cukup

    besar, sehingga dirasa perlu untuk memberikan informasi mengenai cara untuk mengatasikeracunan parasetamol sebagai edukasi untuk mencegah terjadinya keracunan obat tersebut.

    Farmakokinetik

    Parasetamol yang diberikan secara oral diserap secara cepat dan mencapai kadar serum puncakdalam waktu 30120 menit. Adanya makanan dalam lambung akan sedikit memperlambat

    penyerapan sediaan parasetamol lepas lambat. Parasetamol terdistribusi dengan cepat pada

    http://piolayananmasyarakat.wordpress.com/author/piolayananmasyarakat/http://piolayananmasyarakat.wordpress.com/author/piolayananmasyarakat/http://piolayananmasyarakat.wordpress.com/author/piolayananmasyarakat/http://piolayananmasyarakat.wordpress.com/author/piolayananmasyarakat/
  • 7/30/2019 MENGATASI KERACUNAN

    2/4

    hampir seluruh jaringan tubuh. Lebih kurang 25% parasetamol dalam darah terikat pada protein

    plasma. Waktu paruh parasetamol adalah antara 1,253 jam. Penderita kerusakan hati dan

    konsumsi parasetamol dengan dosis toksik dapat memperpanjang waktu paruh zat ini.Parasetamol diekskresikan melalui urine sebagai metabolitnya, yaitu asetaminofen glukoronid,

    asetaminofen sulfat, merkaptat dan bentuk yang tidak berubah.

    Mekanisme Keracunan

    Sebagaimana juga obat-obat lain, bila penggunaan parasetamol tidak benar, maka berisikomenyebabkan efek yang tidak diinginkan. Parasetamol dalam jumlah 1015g (20-30 tablet)

    dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati dan ginjal. Kerusakan fungsi hati juga bisa terjadi

    pada peminum alkohol kronik yang mengkonsumsi parasetamol dengan dosis 2g/hari ataubahkan kurang dari itu. Keracunan parasetamol disebabkan karena akumulasi dari salah satu

    metabolitnya yaituN-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI), yang dapat terjadi karena overdosis,

    pada pasien malnutrisi, atau pada peminum alkohol kronik. Keracunan parasetamol biasanya

    terbagi dalam 4 fase, yaitu:

    Fase 1 :

    Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, perasaan tak menentu pada tubuh yang tak nyaman

    (malaise) dan banyak mengeluarkan keringat.

    Fase 2 :

    Pembesaran liver, peningkatan bilirubin dan konsentrasi enzim hepatik, waktu yang dibutuhkan

    untuk pembekuan darah menjadi bertambah lama dan kadang-kadang terjadi penurunan volume

    urin.

    Fase 3 :

    Berulangnya kejadian pada fase 1 (biasanya 3-5 hari setelah munculnya gejala awal) serta

    terlihat gejala awal gagal hati seperti pasien tampak kuning karena terjadinya penumpukan

    pigmen empedu di kulit, membran mukosa dan sklera (jaundice), hipoglikemia, kelainanpembekuan darah, dan penyakit degeneratif pada otak (encephalopathy). Pada fase ini juga

    mungkin terjadi gagal ginjal dan berkembangnya penyakit yang terjadi pada jantung

    (cardiomyopathy)

    Fase 4 :

    Penyembuhan atau berkembang menuju gagal hati yang fatal.

  • 7/30/2019 MENGATASI KERACUNAN

    3/4

    Gambar : Nomogram untuk memperkirakan hepatotoksisitas setelah overdosis akut parasetamol.

    Penegakan Diagnosa

    Penegakan diagnosa keracunan parasetamol dilakukan setelah mendapatkan riwayat/anamnesa

    yang jelas dari korban maupun saksi (keluarga atau penolong). Saat melakukan anamnesa, tenaga

    medis harus menanyakan apakah korban sedang menjalani terapi menggunakan obat-obatan yangbersifat menginduksi enzim CYP2E1 (seperti isoniazid), atau obat-obatan yang meningkatkan

    metabolisme enzim CYP450 (seperti fenobarbital dan rifampisin). Selain itu harus diketahui juga

    apakah pasien mempunyai riwayat mengkonsumsi alkohol secara kronik serta periksa kondisi

    pasien, apakah pasien tersebut mengalami malnutrisi. Pemberian antidot (N-asetilsistein)dilakukan setelah mendapatkan hasil konsentrasi parasetamol dalam plasma pada pasien

    maksimal 4 jam setelah parasetamol ditelan.

    Penatalaksanaan

    Beberapa tindakan yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama saat menemukan korbanyang dicurigai keracunan parasetamol adalah sebagai berikut:

    http://piolayananmasyarakat.files.wordpress.com/2012/07/grafik.png
  • 7/30/2019 MENGATASI KERACUNAN

    4/4

    Rangsang muntah (tindakan ini hanya efektif bila parasetamol baru ditelan atau peristiwa

    tersebut terjadi kurang dari 1 jam sebelum diketahui)

    Berikan arang aktif dengan dosis 100 gram dalam 200 ml air untuk orang dewasa dan larutan 1

    g/kg bb untuk anak-anak.

    Bila kadar serum parasetamol di atas garis toksik (lihat nomogram) maka N-asetilsistein dapat

    mulai diberikan dengan loading dose 140mg/kg BB secara oral, lalu dosis berikutnya 40 mg/kg

    BB diberikan setiap 4 jam. Larutkan asetilsistein ke dalam air, jus atau larutan soda. Bila terjadimuntah spontan, maka pemberian asetilsistein dapat dilakukan melalui sonde lambung

    (nasogastric tube) atau berikan metoklopramid pada pasien untuk mengatasi kondisi muntah

    tersebut. Terapi asetilsistein paling efektif bila diberikan dalam waktu 8-10 jam pasca penelananparasetamol. N-asetilsistein harus diberikan secara hati-hati dengan memperhatikan

    kontraindikasi dan riwayat alergi pada korban, terutama riwayat asthma bronkiale.

    Keracunan parasetamol perlu ditatalaksana secara serius dan tepat meskipun korban tidak

    menampakkan gejala keracunan. Dengan tatalaksana yang tepat kerusakan akibat keracunanyang mungkin timbul dapat diminimalisir, bahkan sebelum gejala keracunan tersebut terdeteksi.

    Apabila dicurigai telah terjadi keracunan parasetamol, segera hubungi Sentra InformasiKeracunan atau dokter setempat untuk mendapatkan informasi dan petunjuk seputar penanganan

    keracunan.

    Pustaka:

    1. Olson, K. R., Poisoning and Drug Overdose 5th ed, McGraw-Hill Inc., 2007, p. 68-71.

    2. Tierney, L.M., Current Medical Diagnosis and Treatment 43rd ed, McGraw-Hill Inc, 2004, p.