masa tiga kerajaan besar

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setelah khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara mongol, kekuatan politik islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa mongol itu. Namun, kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk, sebagaimana telah disebut, menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain. Keadaan politik umat islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar: Usmani Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani, disamping yang pertama berdiri, juga yang terbesar dan paling lama bertahan disbanding dua kerajaan lainnya. B. Rumusan Masalah Bagaimana perkembangan sejarah kerajaan Usmani ? Bagaimana perkembangan sejarah kerajaan Safawi di Persia ? Bagaimana perkembangan sejarah kerajaan Mughal di India ? Jelaskan perbedaan Kemajuan masa ini dengan masa Klasik ? C. Tujuan Masalah Untuk mengetahui sejarah singkat tentang kerajaan Usmani. 1

Upload: anita-rahman

Post on 16-Apr-2017

115 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masa tiga kerajaan besar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setelah khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara mongol, kekuatan politik islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa mongol itu. Namun, kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk, sebagaimana telah disebut, menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.

Keadaan politik umat islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar: Usmani Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani, disamping yang pertama berdiri, juga yang terbesar dan paling lama bertahan disbanding dua kerajaan lainnya.

B. Rumusan Masalah Bagaimana perkembangan sejarah kerajaan Usmani ? Bagaimana perkembangan sejarah kerajaan Safawi di Persia ? Bagaimana perkembangan sejarah kerajaan Mughal di India ? Jelaskan perbedaan Kemajuan masa ini dengan masa Klasik ?

C. Tujuan Masalah Untuk mengetahui sejarah singkat tentang kerajaan Usmani. Untuk mengetahui sejarah singkat tentang kerajaan Safawi di Persia. Untuk mengetahui sejarah singkat tentang kerajaan Mughal di India. Untuk mengetahui perbedaan kemajuan masa ini dengan masa Klasik.

1

Page 2: Masa tiga kerajaan besar

BAB II

PEMBAHASAN

A. KERAJAAN USMANIPendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari Kabilah Oghuz yang mendiami

daerah Mongol dan daerah Utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Dibawah tekanan serangan-serangan Mongol pada Abad ke 13 M, merekan melarikan diri ke daerah Barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki Seljuk, di daratan tinggi Asia Kecil. Disana dibawah pimpinan Erthoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II, Sultan Seljuk yang kebetulan sedang berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin medapat kemenangan. Atas jasa baik itu, Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu, mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibu kota.

Ertoghul meninggal dunia tahun 1289 M. kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Usman. Putra Ertoghul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah antara tahun 1290 M dan 1326 M. sebagaimana ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan Alauddin II dengan keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin terbunuh. Kerajaan Seljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Usman pun menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah, kerajaan Usmani dinyatakan berdiri. Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering disebut Usman I.

Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai padisyah Al Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 699 H (1300 M), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1371 M, kemudian, pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. Pada masa pemerintahan Orkhan (726 H/1326 M/1359 M) kerajaan Turki Usmani ini dapat menaklukkan Azmir (Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M) daerah ini adalah bagian benua eropa yang pertama kali diduduki Kerajaan Usmani.

Ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa, selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakakukan perluasan daerah ke benua eropa. Ia menaklukan Adrianopel, Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani.

2

Page 3: Masa tiga kerajaan besar

Karena merasa cemas, Paus mengobarkan semangat perang. Sultan Bayazid I (1389 -1403 M), pengganti Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa.

Ketika ekspansi diarahkan ke Konstantinopel, tentara Mongol yang dipimpin Timur Lenk melakukan serangan ke Asia kecil. Tentara Usmani mengalami kekalahan. Bayazid bersama putranya, Musa tertawan dan wafat tahun 1403 M. penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil melepaskan diri dari genggaman Turki Usmani. Putra-putra Bayazid saling berebut kekuasaan. Suasana buruk ini baru berakhir setelah Sultan Muhammad I (1403-1421 M) dapat mengatasinya.

Timur Lenk meninggal dunia tahun 1405 M, kesultanan Mongol dipecah dan dibagi-bagi kepada putra-putranya yang satu sama lain saling berselisih. Kondisi ini dimanfaatkan oleh penguasa turki untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mongol. Putra-putra Bayazid (Muhammad, Isa, dan Sulaiman), setelah sepuluh tahun berebut kekuasaan dan akhirnya Muhammad yang pertama kali mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakan dasar-dasar keamanan dalam negeri. Sehingga Turki Usmani mencapai puncak kemajuannya pada masa Muhammad II atau disebut Muhammad Al-Fatih (1451-1484 M)

Ketika sultan salim I (1512-1520 M) naik tahta, ia mengalihkan perhatian kea rah timur dengan menaklukkan Persia, Syiria, dan dinasti Mamalik di Mesir. Usaha ini dikembangkan oleh Sultan Sulaiman Al-Qauni (1520-1566 M). ia tidak mengarahkan ekspansinya ke salah satu arah tapi keseluruh wilayah yang berada disekitar turki usmani merupakan Obyek yang menggoda hatinya. Sulaiman berhasil menundukkan Irak, Belgrado, Pulau Rodhes, Tunis Budapest, dan Yaman. Dengan demikian, luas wilaya pada masa ini mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.

Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Usmani yang demikian luas dan berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan yang lain. Yang terpenting diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Bidang Kemiliteran dan pemerintahan Para pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama, adalah orang-orang

yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Kerajaan Usmani mencapai keemasannya bukan karena politik para pemimpin saja tetapi yang penting keberanian, keterampilan, ketangguhan dan kekuatan militernya yang sanggup dan tangguh.

Pembaharuan dalam tubuh organisasi militer oleh Orkhan, tidak hanya dalam bentuk mutasi personel-personel pimpinan tetapi juga diadakan perombakan dalam keanggotaan. Bangsa-bangsa non-Turki dimasukkan anggota, bahkan anak-anak Kristen yang masih kecil diasramakan dan dibimbing dalam Islam untuk dijadikan prajurit. Kelompok militer ini disebut Jenissari atau Inkisyariah. Disamping Jenissari,

3

Page 4: Masa tiga kerajaan besar

ada lagi prajurit dari tentara kaum feudal yang dikirim ke pemerintah pusat yang disebut kelompok militer Thaujiah.

Untuk mengatur urusan pemerintah, di masa Sultan Sulaiman I, disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab ini diberi nama Multaqa Al-Abhur. Pada abad ke 19. Karena jasa Sultan Sulaiman I, diujung namanya ditambah gelar Al-Qauni.

2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan BudayaKebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan,

diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab. Dari Budaya Persia di ambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata karma dalam istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak mereka serap dari Bizantium. Sedangkan ajaran-ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, social, dan kemasyarakatan, keilmuan, dan huruf diterima dari bangsa Arab.

Sebagai bangsa yang berdarah militer, Turki usmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka kelihatan tidak begitu menonjol.

3. Bidang Keagamaan

Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan social dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama dan kerajaan sendiri sangat terikat syariat sehingga, fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Mufti, sebagai pejabat urusan agama tertinggi, berwenang memberi fatwa resmi terhadap problema keagamaan yang dihadapi msyarakat. Tanpa legitimasi mufti, keputusan hukum kerajaan tidak bisa berjalan.

B. Kerajaan Safawi Persia Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan Safawi di

Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, Kerajaan Safawi sering bentrok dengan Turki Usmani. Berbeda dari dia kerajaan besar Islam lainnya (Usmani dan Mughal). Kerajaan Safawi menyatakan, Syi’ah sebagai mahzab Negara. Karena itu, kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini.

Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan terekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama Tarekat Safawiyah, didirikan pada waktu yang hamper pendirinya. Safi Al-Din (1252-1334 M ) yang dikenal dengan julukan Zahid Al-Gilani. Safi Al-Din mendirikan tarekat Safawiyah setelah ia menggantikan guru dan sekaligus mertuanya yang wafat tahun 1301 M.

Pada mulanya, gerakan tasawuf Safawiyah bertujuan memerangi orang-orang ingkar, kemudian memerangi golongan yang mereka sebut “ahli-ahli ingkar”. Tarekat ini dipimpin Safi Al-Din ini semakin penting, terutama setelah ia mengubah bentuk

4

Page 5: Masa tiga kerajaan besar

tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat local menjadi gerakkan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria, dan Anatolia.

Pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460 M). Dinasti Safawi memperluas geraknya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik antara Juneid dengan penguasa Turki. Dalam konflik tersebut, Juneid kalah dan diasingkan kesuatu tempat. Ditempat baru ini ia mendapatkan perlindungan dari penguasa Diyar Bakr, AK-Koyunlu (domba putih) juga satu suku bangsa Turki. Ia tinggal di istana Uzun Hasan, yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia.

Pada tahun 1459 M, Juneid mencoba merebut Ardabil tetapi gagal. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi pasukkan yang dipimpinnya dihadang oleh tentara Sirwan dan ia sendiri terbunuh. Ketika itu anak juneid masih kecil dan dalam asuhan Uzun Hasan. Kepemimpinan gerakkan Safawi baru bisa diserahkan kepadanya secara resmi pada tahun 1470 M. Haidir mengawini putri Uzun Hasan. Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang kemudian menjadi pendiri kerajaan Safawi di Persia.

Kepemimpinan gerakan Safawi, selanjutnya berada ditangan Ismail yang berusia tujuh tahun. Selama lima tahun ismail beserta pasukkannya bermarkas di Gillan, mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di Azerbaijan, Syiria, Anatolia. Pasukan itu dinamai Qizilbash (baret Merah).

Dibawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, Pasukkan Qizilbash menyerang dan mengalahkan AK Konyunlu di Sharur, dekat Nakhchivan dan berhasil merebutnya. Dikota ini Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi. Ismail berkuasa selama lebih kurang 23 tahun, yaitu antara tahun 1501 dan 1524 M. Ia dapat menghancurkan sisa-sisa kekuatan AK Koyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai provinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan, dan Yazd (1504), Diyar Bakr (1505-1507 M), Baghdad dan daerah barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M), dan Khusaran (1510 M). hanya dalam waktu 10 tahun.

Ambisi politik membuatnya ingin menguasai daerah-daerah lainnya seperti Turki Usmani. Perperangan dengan turki usmani terjadi pada tahun (1514 M) di Chaldiran, dekat Tabriz. Karena keunggulan militer usmani, dalam peperangan ismail mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan diri ismail. Akibatnya, kehidupan ismail berubah. Ia lebih suka menyendiri, menempuh kehidupan hura-hura dan berburu.

Rasa permusuhan dengan kerajaan Usmani terus berlangsung sepeninggal Ismail. Peperangan-peperangan antara dua kerajaan besar islam ini terjadi beberapa pada zaman pemerintahan Tahmasp I (1524-1576 M) ismail II (1576-1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577-1587 M). pada masa tiga raja tersebut, kondisi kerajaan Safawi dalam keadaan lemah.

5

Page 6: Masa tiga kerajaan besar

Konsdisi memprihatinkan ini baru bisa diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta. Ia memerintah dari tahun 1588-1628 M. langkah-langkah yang ditempuh :

1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan Safawi dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri dari budak-budak, berasal dari tawanan perang bangsa Georgia,Armenia, dan Sircassia yang telah ada sejak raja Tahmasp I.

2. Mengadakan perjanjian dengan Turki Usmani. Untuk mewujudkan perjanjian, Abbas I terpaksa harus menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan sebagian wilayah Luristan. Disamping itu Abbas berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar Ibn Khatab, dan Usman) dalam Khotbah-Khotbah jum’at.

Usaha-usaha yang dilakukan Abbas tersebut berhasil dan membuat kerajaan Safawi kuat kembali. Ia mulai memusatkan perhatiannya keluar dengan berusaha merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaannya yang hilang. Kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas dibidang politik. Di bidang lain, kerajaan ini juga mengalami banyak kemajuan. Kemajuan-kemajuan itu antara lain :

1. Bidang Ekonomi Di samping sector perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di sector pertanian terutama di daerah Bulan Sabit Subur.

2. Bidang Ilmu Pengetahuan3. Bidang pembangunan fisik dan seni

C. KERAJAAN MUGHAL DI INDIAKerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Safawi.

Jadi, di antara tiga kerajaan besar islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Wadid, dari dinasti Bani Umayyah. Penaklukkan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Qasim.

Pada fase desintegrasi, dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuasaannya di India dibawh pimpinan Sultan Mahmud dan pada tahun 1020 M, ia berhasil menaklukkan semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus mengislamkan sebagian masyarakatnya. Setelah dinasti Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti tuglug (1320-1412 M), dan dinasti-dinasti lain.

Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai Ibu kota., didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) salah satu dari cucu Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi Ferghana sejak umur 11 tahun. Ia

6

Page 7: Masa tiga kerajaan besar

berambisi dan bertekad untuk menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand pada tahun 1492 M. pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab dengan ibu kotanya Lahore. Setelah itu ia memimpin tentaranya menuju Delhi. Pada tanggal 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran dahsyat di Panipat. Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya. Dengan demikian berdirilah Kerajaan Mughal di India.

Setelah kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu diseluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur. Namun pasukkan Hindu ini dapat dikalahkan Babur. Pada tahun 1530 M, Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Humayun.

D. PERBEDAAN KEMAJUAN MASA INI DENGAN MASA KLASIK Sebagaimana diuraikan terlebih dahulu, pada masa kejayaan tiga kerajaan besar

ini, Umat islam kembali mengalami kemajuan. Akan tetapi, kemajuan yang ingin dicapai berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik islam. Dibidang intelektual, kemajuan pada masa tiga kerajaan tidak sebanding dengan kemajuan dimasa klasik. Dalam bidang ilmu agama, umat islam sudah mulai bertaklid kepada imam-imam besar yang lahir pada masa klasik. Kalaupun ada mujtahid, maka ijtihad yang dilakukan adalah ijtihad fi al mahzab, yaitu ijtihad yang masih berada dalam batas-batas mahzab tertentu. Beberapa sains yang berkembang pada masa klasik, ada yang tidak berkembang lagi, bahkan ada yang dilupakan. Filsafat dianggap bid’ah. Kalau pada masa klasik Islam maju dalam bidang politik, peradaban, dan kebudayaan seperti dalam bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat. Kalo pada masa tiga kerajaan yang dapat dibanggakan dalam bidang politik, kemiliteran, dan kesenian terutama arsitektur.

Ada beberapa alasan mengapa kemajuan yang ingin dicapai itu tidak setingkat dengan kemajuan yang ingin dicapai pada masa klasik :

1. Meote berpikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa ini adalah

metode berpikir tradisional. Cara berpikir ini tampaknya mempengaruhi

perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan.

2. Pada masa klasik islam, kebebasan berpikir berkembang dengan masuknya

pemikiran filsafat yunani.

7

Page 8: Masa tiga kerajaan besar

3. Al-Ghazali bukan hanya menyerang pemikiran filsafat pada masanya tetapi juga

menghidupkan ajaran tasawuf dalam islam.

4. Sarana-sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang

disediankan masa klasik seperti perpustakaan dan karya-karya ilmiah, baik yang

diterjemahkan dari bahasa yunani, Persia, India, Syiria, maupun bahasa lainnya

banyak yan ghancur dan hilang akibat serangan bangsa Mongol kebeberapa pusat

peradaban dan kebudayaan Islam.

5. Kekuasaan Islam pada masa tiga kerajaan besar dipegang oleh bangsa Turki dan

Mongol yang lebih dikenal sebagai bangsa yang suka perang ketimbang bangsa

yang suka ilmu.

6. Pusat-pusat kekuasaan Islam pada masa ini tidak berada di wilayah Arab dan

tidak pula oleh bangsa Arab. Di Safawi berkembang dengan bahasa Persia, di

Turki bahasa Turki, dan India bahasa Urdu. Akibatnya, bahasa Arab yang sudah

merupakan bahasa persatuan dan bahasa ilmiah pada masa sebelumnya tidak

berkembang lagi dan bahkan menurun.

8

Page 9: Masa tiga kerajaan besar

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan Sebagaimana diuraikan terlebih dahulu, pada masa kejayaan tiga kerajaan

besar ini, Umat islam kembali mengalami kemajuan. Akan tetapi, kemajuan yang ingin dicapai berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik islam. Dibidang intelektual, kemajuan pada masa tiga kerajaan tidak sebanding dengan kemajuan dimasa klasik

Beberapa sains yang berkembang pada masa klasik, ada yang tidak berkembang lagi, bahkan ada yang dilupakan. Filsafat dianggap bid’ah. Kalau pada masa klasik Islam maju dalam bidang politik, peradaban, dan kebudayaan seperti dalam bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat. Kalo pada masa tiga kerajaan yang dapat dibanggakan dalam bidang politik, kemiliteran, dan kesenian terutama arsitektur.

9

Page 10: Masa tiga kerajaan besar

DAFTAR PUSTAKAYatim,Badri. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

10