malpresentasi

29
BAB I PENDAHULUAN Malpresentasi adalah keadaan di mana bagian terendah janin yang berada di segmen bawah rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adalah keadaan di mana penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior. Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05%, dan dahi 0,01%. Dalam keadaan normal, presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil dalam posisi transversal (saat masuk pintu atas panggul) dan posisi anterior (setelah melewati pintu tengah panggul). Dengan presentasi tersebut, kepala janin akan masuk panggul dalam ukuran terkecilnya (sirkumferensia suboksipitobregmatikus). Hal tersebut dicapai bila sikap kepala janin dalam keadaan fleksi. Sikap yang tidak normal akan menimbulkan malpresetasi pada janin dan kesulitan persalinan terjadi oleh karena diameter kepala yang harus melalui panggul menjadi lebih besar. Sikap ekstensi ringan akan menjadikan presentasi puncak kepala (dengan penunjuk ubun-ubun besar), ekstensi sedang menjadikan presentasi dahi (dengan penunjuk sinsiput), dan ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka (dengan penunjuk dagu). Apabila janin dalam keadaan malpresentasi atau malposisi, maka dapat terjadi persalinan yang lama bahkan macet. Jadi malpresentasi adalah semua presentasi janin selain presentasi 1

Upload: preston-mitchell

Post on 17-Dec-2015

87 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Malpresentasi, Presentasi Muka, Laporan KasusMalpresentasi, Laporan Kasus Presentasi Muka

TRANSCRIPT

HAND OUT

BAB I

PENDAHULUAN

Malpresentasi adalah keadaan di mana bagian terendah janin yang berada di segmen bawah rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adalah keadaan di mana penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior. Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05%, dan dahi 0,01%.Dalam keadaan normal, presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil dalam posisi transversal (saat masuk pintu atas panggul) dan posisi anterior (setelah melewati pintu tengah panggul). Dengan presentasi tersebut, kepala janin akan masuk panggul dalam ukuran terkecilnya (sirkumferensia suboksipitobregmatikus). Hal tersebut dicapai bila sikap kepala janin dalam keadaan fleksi. Sikap yang tidak normal akan menimbulkan malpresetasi pada janin dan kesulitan persalinan terjadi oleh karena diameter kepala yang harus melalui panggul menjadi lebih besar. Sikap ekstensi ringan akan menjadikan presentasi puncak kepala (dengan penunjuk ubun-ubun besar), ekstensi sedang menjadikan presentasi dahi (dengan penunjuk sinsiput), dan ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka (dengan penunjuk dagu).Apabila janin dalam keadaan malpresentasi atau malposisi, maka dapat terjadi persalinan yang lama bahkan macet. Jadi malpresentasi adalah semua presentasi janin selain presentasi belakang kepala. Sedangkan malposisi adalah posisi abnormal ubun-ubun kecil relatif terhadap panggul ibu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PRESENTASI MUKAA. Definisi

Presentasi muka terjadi apabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat ke arah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya. Faktor predisposisi yang meningkatkan kejadian presentasi muka adalah malformasi janin (0,9%), berat badan lahir < 1500 gram (0,71%), polihidramnion (0,63%), postmaturitas (0,18%), dan multiparitas (0,16%). Berbeda dengan presentasi dahi, janin dengan presentasi muka masih dapat dilahirkan pervaginam apabila posisi dagunya di anterior (Siswishanto, 2010).B. EtiologiPenyebab presentasi muka sangat banyak dan umumnya berasal dari faktor apapun yang menyebabkan ekstensi atau menghalangi fleksi kepala. Penyebab terpenting adalah panggul sempit dan bayi besar (Cunningham, 2010). Letak Muka Primer : sudah terjadi sejak masa kehamilan1. Struma kongenitalis

2. Kelainan tulang leher

3. Lilitan tali pusat

4. Meningocele

5. Anenchepalus

Letak Muka Sekunder : baru terjadi saat persalinan1. Panggul sempit2. Bayi besar

3. Perut menggantung4. Hidramnion

C. DiagnosisDiagnosis presentasi muka ditegakkan apabila pada pemeriksaan vaginal dapat diraba mulut, hidung, tepi orbita, dan dagu. Penunjuk presentasi muka adalah dagu. Pada palpasi abdomen kadang-kadang dapat diraba tonjolan kepala janin di dekat punggung janin (sudut Fabre). Pada waktu persalinan, seringkali muka menjadi edema sehingga diagnosis dapat keliru sebagai presentasi bokong. Pada keadaan tersebut, perabaan pada mulut mirip dengan perabaan pada anus. Sebanyak 49% kasus presentasi muka tidak terdiagnosis sebelum kala II (Siswishanto, 2010). Hasil pemeriksaan radiografik yang menunjukkan kepala bayi dalam posisi hiperekstensi dan tulang-tulang muka yang berada pada atau sedikit di bawah pintu atas panggul merupakan gambaran yang cukup khas (Cunningham, 2010).Pada presentasi muka, kepala berada dalam posisi hiperekstensi sehingga oksiput menempel pada punggung bayi dan dagu (mentum) menjadi bagian terbawah janin. Muka janin dapat tampil sebagai dagu (mentum) anterior atau posterior, relatif terhadap simfisis pubis. Jadi terdapat 2 tipe presentasi muka, yaitu mento-anterior dan mento-posterior. Pada mento-anterior, presenting diameternya adalah submento-bregmatic (9,5 cm) sehingga persalinan pervaginam masih dapat terjadi. Sedangkan pada mento-posterior, presenting diameternya adalah supramento-bregmatic (13 cm), ukuran ini terlalu besar sehingga persalinan pervaginam tidak mungkin dilakukan (Cunningham, 2010).

Pada kehamilan aterm, kemajuan persalinan biasanya terhalang oleh presentasi muka dengan mentum posterior karena dahi (bregma) janin akan tertekan oleh simfisis pubis ibu. Posisi ini menghambat fleksi kepala janin yang diperlukan untuk membuka jalan lahir. Berlawanan dengan keadaan ini, fleksi kepala dan partus pervaginam sering dijumpai pada presentasi mentum anterior. Namun, banyak juga presentasi mentum posterior yang berubah spontan menjadi presentasi mentum anterior pada tahap akhir persalinan (Cunningham, 2010). D. Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan presentasi muka serupa dengan presentasi belakang kepala. Secara berurutan akan terjadi proses penurunan kepala (descent), rotasi internal, fleksi, ekstensi, dan rotasi eksternal. Sebelum masuk panggul biasanya kepala janin belum dalam sikap ekstensi maksimal sehingga masih berupa presentasi dahi. Ketika terjadi penurunan kepala, tahanan dari panggul akan menyebabkan kepala lebih ekstensi sehingga terjadi perubahan menjadi presentasi muka. Ketika masuk pintu atas panggul, dagu dalam posisi transversal atau oblik. Kepala turun melalui PAP dengan sirkumferensia trakelo-parietalis dan dagu melintang (Siswishanto, 2010).Pada pintu tengah panggul, rotasi internal terjadi. Tujuan rotasi internal ini adalah membuat kepala agar dapat memasuki panggul dengan cara mengubah posisi dagu ke arah anterior. Apabila dagu berputar ke arah posterior, maka kepala akan tertahan oleh sakrum sehingga kepala tidak mungkin turun lebih lanjut dan terjadilah persalinan macet. Pada janin yang sangat kecil atau sudah terjadi maserasi, bahu dan kepala dapat secara bersamaan masuk ke dalam panggul sehingga meskipun dagu di posterior, kepala tetap dapat mengalami penurunan. Keadaan tersebut tidak bisa terjadi pada janin cukup bulan. Perputaran dagu ke arah anterior akan membuat kepala dapat memasuki pintu tengah panggul, dengan dagu dan mulut muncul di vulva. Pada keadaan demikian dagu bawah tepat berada di bawah simfisis (Siswishanto, 2010). Hipomoklion pada presentasi muka adalah submentum. Sesuai dengan arah sumbu panggul, gerakan selanjutnya adalah fleksi kepala sehingga berturut-turut lahirlah hidung, mata, dahi, dan oksiput. Setelah kepala lahir, karena gaya beratnya akan terjadi ekstensi kepala sehingga oksiput menekan ke arah anus. Proses selanjutnya adalah terjadi putaran eksternal pada kepala yang menyesuaikan dengan arah punggung janin. Bahu kemudian dilahirkan seperti pada presentasi belakang kepala (Siswishanto, 2010).E. Penanganan

Posisi dagu di anterior adalah syarat yang harus dipenuhi apabila janin dengan presentasi muka hendak dilahirkan pervaginam. Apabila tidak ada gawat janin dan persalinan berlangsung dengan kecepatan normal, maka cukup dilakukan observasi terlebih dahulu hingga terjadi pembukaan lengkap. Apabila setelah pembukaan lengkap dagu berada di anterior, maka persalinan vaginal dilanjutkan seperti persalinan dengan presentasi belakang kepala. Seksio sesarea dilakukan apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih di posterior, didapatkan tanda-tanda CPD, atau atas indikasi obstetri lainnya (Siswishanto, 2010).

Stimulasi oksitosin hanya diperbolehkan pada posisi dagu anterior dan tidak ada tanda-tanda CPD. Melakukan perubahan posisi dagu secara manual ke arah anterior atau mengubah presentasi muka menjadi belakang kepala sebaiknya tidak dilakukan karena lebih banyak menimbulkan bahaya. Melahirkan bayi dengan presentasi muka menggunakan ekstraksi vakum tidak diperkenankan. Pada janin yang meninggal, kegagalan melahirkan secara spontan dapat diatasi dengan kraniotomi atau bedah sesar (Siswishanto, 2010).BAB IIISTATUS OBSTETRI

I. IDENTITAS

Nama

: Ny. SAUsia

: 17 tahun

Pekerjaan

: IRT

Agama

: Islam

Suku

: Sasak

Alamat

: Lembuak, Narmada, Lombok Barat.RM

: 046587MRS

: 11 Juli 2012II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : perut terasa mules dan keluar air dari jalan lahir.

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien rujukan dari PKM Narmada dengan G1P0A0H0 A/T/H/IU dengan presentasi muka dan persalinan kala II. Pasien mengeluh nyeri abdomen sejak pukul 10.00 (11/07/2012) dan keluar air sejak pukul 18.00 (11/07/2012). Riwayat keluar lendir disertai bercak darah (+). Pasien mengaku masih merasakan gerakan janinnya. Kronologis di Polindes11/07/2012 (12.15)S : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut yang menyebar sampai ke pinggang sejak 10/07/2012. Bloody slim (+).

O : GC : baik

TD : 110/70 mmHg

HR : 80 x/menit

RR : 22 x/menit

T : 36,5oC

TFU : 33 cm

TBJ : 3410 gram

His : 2x/10~40

DJJ : 136 x/menit

Presentasi kepala, puka, 4/5

VT : 4 cm, effacement 50%, amnion (+), teraba kepala HII, tidak teraba bagian terkecil janin dan tali pusat.

A : G1P0A0H0 A/T/H/IU presentasi kepala, KU ibu dan janin baik dengan inpartu persalinan kala I fase aktif.

P : Observasi kesra ibu dan janin

Observasi kemajuan persalinan

Sarankan ibu untuk miring kiri

11/07/2012 (16.15)

S : (-)O : GC : baik

TD : 110/80 mmHg HR : 82 x/menit

RR : 22 x/menit T : 36,5oC

VT : 7 cm, effacement 75%, amnion (+), teraba kepala HII, tidak teraba bagian terkecil janin dan tali pusat.

A : G1P0A0H0 A/T/H/IU presentasi kepala, KU ibu dan janin baik dengan inpartu persalinan kala I fase aktif.

P :

Observasi kesra ibu dan janin

Observasi kemajuan persalinan

Sarankan ibu untuk makan dan minum

11/07/2012 (18.00)

S : Ibu ingin mengejan

O : DJJ : 136 x/menit His : 3x/10~45

VT : 10 cm, effacement 100%, amnion (-) meconeal, teraba mulut HIII+, tidak teraba bagian terkecil janin dan tali pusat.

A : G1P0A0H0 A/T/H/IU presentasi muka, KU ibu & janin baik dengan persalinan kala II.P :

Observasi kesra ibu dan janin

Infus RL 28 tpm

Rujuk ke PKM Narmada

Kronologis di PKM Narmada

11/07/2012 (18.20)

S : (-)

O : GC : baik

TD : 120/70 mmHg HR : 80 x/menit

RR : 22 x/menit T : 36,5oC

DJJ : 140 x/menit His : 3x/10~45

VT : 10 cm, amnion (-), teraba mulut.A : G1P0A0H0 A/T/H/IU presentasi muka dengan persalinan kala II.

P :

Observasi kesra ibu dan janin

Amoxicilin tablet at 18.10 (11/07/2012) Rujuk ke RSUP NTB

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun asma disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat keluarga memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma, maupun penyakit berat lainnya disangkal.

Riwayat Alergi : Alergi terhadap obat-obatan dan makanan disangkal.

Riwayat Obstetri : Pasien memiliki riwayat kehamilan sebagai berikut :

1. Ini

HPHT

: 20/11/2011

Taksiran Persalinan: 27/08/2012

Riwayat ANC

: > 4 kali di Posyandu, Polindes dan PuskesmasRiwayat USG

: 1 kali di Sp.OG (05/07/2012)Hasilnya janin T/H/IU, presentasi kepala, 38-39 minggu, TBJ 3504 g, HTP 11/07/2012.

Riwayat KB

: (-)

Rencana KB

: Suntikan tiap 3 bulan

III. STATUS GENERALIS Keadaan umum: baik

Kesadaran: E4V5M6 Tanda Vital

Tekanan darah: 120/80 mmHg

Frekuensi nadi: 88 x/menit

Frekuensi napas: 20 x/menit

Suhu

: 37oC

Pemeriksaan Fisik Umum Mata

: anemis -/-, ikterus -/-

Jantung

: S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru

: vesikuler +/+, ronki (-), wheezing (-)

Abdomen

: bekas luka operasi (-), striae gravidarum (+)

Ekstremitas: edema - - akral teraba hangat + +

- - + +

IV. STATUS OBSTETRIL1: bokong

L2: punggung di sebelah kiriL3: kepala

L4: 3/5

TFU: 30 cm

TBJ: 2945 gram

HIS: 2x/10~ 30DJJ: 11-12-12 (140 x/menit)VT: 5 cm, effacement 50%, amnion (-) keruh, teraba kepala HII, denominator

mentum posterior, tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat.

PE: kesan luas Spina ischiadica tidak prominen

Os coccygeus mobile

Arcus pubis > 90oV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM HGB: 14,0 g/dl

RBC: 4,52 x 106/L

HCT: 42,7 %

WBC: 16,08 x 103/L

PLT: 274 x 103/L HbSAg: (-)VI. DIAGNOSIS G1P0A0H0 UK 40 minggu T/H/IU presentasi muka dengan persalinan kala I fase aktif dan riwayat keluar air.VII. TINDAKAN Observasi kesra ibu dan janin Observasi kemajuan persalinan Skin test Ampicillin (-), injeksi Ampicillin 1 gr/ IV DM co GP : pro SCGP co SPV, advice : observasi kemajuan persalinan selama 2 jam. Bila tidak ada kemajuan, siapkan SC pada pukul 22.00 (11/07/2012).VIII. BAYI LAHIR

Jenis persalinan

: Partus Spontan BiasaIndikasi

: Kala IILahir tanggal, jam: 11/07/2012, pukul 20.10 WITA

Jenis kelamin

: Laki-laki

APGAR Score

: 3-5Lahir

: Hidup

Berat

: 3400 gram

Panjang

: 48 cmAmnion

: (-) meconealKelainan kongenital: (-)Anus

: (+)

IX. PLASENTA

Lahir

: SpontanLengkap

: YaBerat

: 500 gram

Perdarahan: + 150 ccX. KONDISI IBU 2 JAM POST PARTUM

Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Frekuensi nadi

: 80 x/menit

Frekuensi napas

: 20 x/menit

Suhu

: 36,4CKontraksi uterus

: (+) baikTFU

: 1 jari di bawah umbilikus

Perdarahan aktif

: (-)Lochea rubra

: (+)TIMESUBJECTIVEOBJECTIVEASSESSMENTPLANNING

11/07/201219.15Pasien rujukan dari PKM Narmada dengan G1P0A0H0 A/T/H/IU dengan presentasi muka dan persalinan kala II.Pasien mengeluh nyeri abdomen sejak pukul 10.00 (11/07/2012) dan keluar air sejak pukul 18.00 (11/07/2012). Bloody slim (+), FM (+). Riwayat DM, HT, asthma (-).HPHT : 20/11/2011HTP : 27/08/2012

Riwayat ANC : > 4x di PKM dan Polindes ANC terakhir : 18/06/2012Riwayat USG : 1x (05/07/2012)Hasil USG : Janin T/H/IU, presentasi kepala, 38-39 minggu, TBJ 3504 g, HTP 11/07/2012.

Riwayat KB : (-)Rencana KB : injeksi 3 bulanRiwayat Obstetri :1. IniKronologis di Polindes11/07/2012 (12.15)S : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut yang menyebar sampai ke pinggang sejak 10/07/2012. Bloody slim (+).

O : GC : baikTD : 110/70 mmHg

HR : 80 x/menit

RR : 22 x/menit

T : 36,5oC

TFU : 33 cm

TBJ : 3410 gram

Presentasi kepala, puka, 4/5His : 2x/10~40

DJJ : 136 x/menitVT : 4 cm, effacement 50%, amnion (+), teraba kepala HII, tidak teraba bagian terkecil janin dan tali pusat.A : G1P0A0H0 A/T/H/IU presentasi kepala, KU ibu dan janin baik dengan inpartu persalinan kala I fase aktif. P : Observasi kesra ibu dan janin Observasi kemajuan persalinan Sarankan ibu untuk miring kiri11/07/2012 (16.15)

S : (-)O : GC : baikTD : 110/80 mmHg HR : 82 x/menitRR : 22 x/menit T : 36,5oC

VT : 7 cm, effacement 75%, amnion (+), teraba kepala HII, tidak teraba bagian terkecil janin dan tali pusat.A : G1P0A0H0 A/T/H/IU presentasi kepala, KU ibu dan janin baik dengan inpartu persalinan kala I fase aktif.

P :

Observasi kesra ibu dan janin Observasi kemajuan persalinan Sarankan ibu untuk makan dan minum

11/07/2012 (18.00)

S : Ibu ingin mengejanO : DJJ : 136 x/menit His : 3x/10~45

VT : 10 cm, effacement 100%, amnion (-) meconeal, teraba mulut HIII+, tidak teraba bagian terkecil janin dan tali pusat. A : G1P0A0H0 A/T/H/IU presentasi muka, KU ibu dan janin baik dengan persalinan kala II.P :

Observasi kesra ibu dan janin Infus RL 28 tpm Rujuk ke PKM Narmada

Kronologis di PKM Narmada11/07/2012 (18.20)

S : (-)

O : GC : baikTD : 120/70 mmHg HR : 80 x/menitRR : 22 x/menit T : 36,5oC

DJJ : 140 x/menit His : 3x/10~45

VT : 10 cm, amnion (-), teraba mulutA : G1P0A0H0 A/T/H/IU presentasi muka dengan persalinan kala II.P :

Observasi kesra ibu dan janin Amoxicilin tablet at 18.10 (11/07/2012)

Rujuk ke RSUP NTBStatus GeneralisGC : baikTD : 120/80 mmHgHR : 88 x/menit RR : 20 x/menitSuhu : 37oCMata : anemis (-/-), icteric (-/-)Cor : S1S2 tunggal regular, M (-), G (-).Pulmo : vesicular (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-).Abdomen : scar (-), stria (+), linea nigra (+).Extremitas : edema (-/-), warm acral (+/+).Status ObstetriL1 : bokong TFU : 30 cm L2 : puki TBJ : 2945 gramL3 : kepala His : 2x/10~30L4 : 3/5 DJJ : 140 x/menitVT : 5 cm, effacement 50%, amnion (-) keruh, teraba kepala HII, denom mentum posterior, tidak teraba bagian terkecil janin dan tali pusat.Pelvic Evaluation : Spina ischiadica tidak menonjolOs coccygeus mobile

Arcus pubis > 90oPemeriksaan Laboratorium :Hb : 14,0 g/dl

RBC : 4,52 x 106/L

HCT : 42,7 %

WBC : 16,08 x 103/L

PLT : 274 x 103/L HbSAg : (-)

G1P0A0H0 40 minggu T/H/IU presentasi muka dengan persalinan kala I fase aktif dan riwayat keluar air. Observasi kesra ibu & janin Observasi kemajuan persalinan Skin test Ampicillin (-), injeksi Ampicillin 1 gr/ IV. DM co GP : pro SC.GP co SPV, advice : observasi kemajuan persalinan selama 2 jam. Bila tidak ada kemajuan, siapkan SC pada pukul 22.00 (11/07/2012).

20.05Ibu ingin meneranGC : baikHis : 11-11-11 (132 x/menit)DJJ : 4x/10~45Doran-teknus-perjol-vulka Mulut janin tampak di vulva dengan dagu berada di anterior.Persalinan Kala IIPimpin persalinanBayi lahir (20.10) :Laki-laki, 3400 gram, 48 cm, AS 3-5. Anus (+), anomaly congenital (-). Amnion (-) meconeal. Plasenta lahir spontan, lengkap. Perdarahan 150 cc

21.00Pasien mengeluh nyeri pada jalan lahirGC : baikTD : 110/70 mmHg HR : 92 x/menit RR : 20 x/menit T : 36,7CUC : (+) lembekTFU : 2 jari di atas umbilicusPerdarahan aktif : (+) HPP et causa Atonia Uteri + Suspect Rest Placenta Observasi tanda-tanda vital dan perdarahan. Massage fundus uteri Eksplorasi bekuan darah/selaput ketuban. KBI Injeksi Metergin 1 ampul/IM Drip oxytocin 2 ampul 20 tpm DM co SPV : pro USG. Advice : observasi dan USG besok pagi (12/07/2012).

22.00Pasien mengeluh nyeri pada jalan lahirGC : baikTD : 120/80 mmHg HR : 80 x/menit RR : 20 x/menit T : 36,4CUC : (+) baikTFU : 1 jari di bawah umbilicusPerdarahan aktif : (-) 2 jam post partum Observasi tanda-tanda vital dan perdarahan. Sarankan ibu untuk istirahat, makan, dan minum.

12/07/201207.00Pasien mengeluh nyeri pada jalan lahirGC : baikTD : 100/60 mmHg

HR : 92 x/menit RR : 16 x/menit T : 36.2CUC : (+) baikTFU : 3 jari di bawah umbilicusLochea rubra : (+)Baby in NICU :O2 1 lpm PR : 120 x/menit

RR : 52 x/menit

T : 36,4oC1 hari post partum Observasi kesra ibu dan bayi Observasi tanda-tanda vital dan perdarahan. Sarankan ibu untuk istirahat, makan, dan minum. Pro USG

09.00USG :

Tampak uterus membesar sesuai dengan post partum.

Tidak tampak sisa plasenta

Kesan : tidak ada sisa plasenta

BAB IVPEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien merupakan rujukan dari Puskesmas dengan malpresentasi, yaitu presentasi muka. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan di Puskesmas, sebelumnya tidak diketahui bahwa janin berada dalam keadaan presentasi muka, sampai akhirnya persalinan memasuki kala II. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sebanyak 49% kasus presentasi muka tidak terdiagnosis sebelum kala II dimana diagnosis presentasi muka dapat ditegakkan apabila pada pemeriksaan vaginal dapat diraba mulut, hidung, tepi orbita, dan dagu. Penunjuk presentasi muka adalah dagu, baik dagu anterior ataupun dagu posterior. Pada presentasi muka, kepala berada dalam posisi hiperekstensi sehingga oksiput menempel pada punggung bayi dan dagu (mentum) menjadi bagian terbawah janin. Muka janin dapat tampil sebagai dagu (mentum) anterior atau posterior, relatif terhadap simfisis pubis. Pada kehamilan aterm, kemajuan persalinan biasanya terhalang oleh presentasi muka dengan mentum posterior karena dahi (bregma) janin akan tertekan oleh simfisis pubis ibu. Posisi ini menghambat fleksi kepala janin yang diperlukan untuk membuka jalan lahir. Berlawanan dengan keadaan ini, fleksi kepala dan partus pervaginam sering dijumpai pada presentasi mentum anterior. Namun, banyak juga presentasi mentum posterior yang berubah spontan menjadi presentasi mentum anterior pada tahap akhir persalinan.

Dagu dapat berputar ke depan (mento-anterior) sekitar 80-90% atau ke belakang (mento-posterior), namun jarang. Bila mento-posterior menetap (posisi mentoposterior persisten), maka kepala tidak mungkin lahir karena defleksi kepala sudah maksimal sehingga bisa timbul komplikasi persalinan.

Untuk penanganan persalinan selama di rumah sakit, sudah cukup baik. Pada pasien ini, janin berada dalam presentasi mentum posterior. Keputusan untuk melahirkan bayi pervaginam dengan pertimbangan bahwa presentasi mentum posterior yang dapat berubah secara spontan menjadi presentasi mentum anterior pada tahap akhir persalinan, serta kemungkinan bayi kecil dan prematur. Selain itu, dilakukan observasi untuk melihat apakah ada kemajuan persalinan dan kemungkinan persalinan pervaginam. Apabila tidak didapatkan kemajuan persalinan dan kondisi mento-posterior menetap (posisi mentoposterior persisten), maka kepala tidak mungkin lahir pervaginam karena defleksi kepala sudah maksimal sehingga bisa timbul komplikasi persalinan. Dengan begitu dapat ditentukan tindakan selanjutnya, yaitu persalinan perabdominal (sectio cesarea).REFERENSI1. Siswishanto R. Malpresentasi dan Malposisi. Dalam Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editor. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat, Cetakan Ketiga. 2010. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.2. Cunningham FG, et al, editor. Williams Obstetry. 23rd Edition. 2010. Mc-Graw Hill : USA.

20