makalahfebris-140222024342-phpapp01

Upload: rani-benawa

Post on 06-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGFebris atau yang biasa disebut dengan demam merupakansuatu keadaansuhu tubuh diatas batas normal biasa, yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990).Keadaan ini sering terjadi pada pasien anak-anak,yaitu merupakan keluhan utama dari 50% pasien anak di UGD di Amerika Serikat, Eropa dan Afrika.Tidak hanya pada pasien anak-anak, tetapi pada pasien dewasa maupun lansia febris juga dapat sering terjadi tergantung dari sistem imun.Pada febris ini juga tidak ada perbedaan insidens dari segi ras atau jenis kelamin.Pasien dengan gejala febris dapat mempunyai diagnosis definitif bermacam-macam atau dengan kata lain febris merupakan gejala dari banyak jenis penyakit. Febris dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).Contoh penyakit infeksi bakteri yang memberikan gejala febris adalah meningitis, bakteremia, sepsis, enteritis, pneumonia, pericarditis, osteomyelitis, septik arthritis, cellulitis, otitis media, pharyngitis, sinusitis,infeksi saluran urin, enteritis, appendicitis. Sedangkan untuk penyakit infeksi virus yang memberikan gejala febris adalah adalah ISPA, bronkiolitis, exanthema enterovirus, gastroenteritis, dan para flu. Selain dari penyakit, penyebab lain dari febris adalah cuaca yang terlalu panas, memakai pakaian yang terlalu ketat dan dehidrasi.Untuk febris yang disebabkan oleh penyakit infeksi biasanya akan diberikan obat antibiotic sedangkan dari non infeksi akan dilihat penyebab dari febris itu sendiri. Febris dapat segera teratasi dengan terapi dan perawatan yang tepat. Namun, apabila febris tidak diatasi dan diberikan perawatan yang tepat maka akan menjadi suatu kegawatan yang mengancam jiwa pasien.

B. TUJUANTujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk memahami definisi febris.2. Untuk memahami etiologi febris.3. Untuk memahami klasifikasi febris.4. Untuk memahami patofisiologi febris.

C. MANFAATManfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:a. Bagi PenulisDapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai perawat.b. Bagi Institusi PendidikanSebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan kperawatan.c. Bagi Klien dan KeluargaAgar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh pasien secara kesadaran bagi klien untuk memperhatikan kondisi tubuhnya.d. Bagi Lahan PraktekHasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.BAB IIPEMBAHASAN

A. DEFINISI FEBRISFebris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu lebih dari 380C (Fadjari Dalam Nakita 2003).Febris konvulsi adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh(diatas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstra kronium.Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainandalamotak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi(Guyton, 1990).Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38 C atau lebih.Ada jugayang yang mengambil batasan lebih dari 37,8C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari40C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).

B. ETIOLOGI FEBRIS Menurut Pelayanan kesehaan maternal dan neonatal 2000 bahwa etiologi febris,diantaranya 1. Suhu lingkungan.2. Adanya infeksi.3. Pneumonia.4. Malaria.5. Otitis media.6. ImunisasiDemam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungandengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2000). Menurut Guyton (2000) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otaksendiri atau zat toksik yang mem-pengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakitbakteri, tumor otakatau dehidrasi.

C. KLASIFIKASI FEBRISKlasifikasi febris/demam menurut Jefferson (2010), adalah :FeverKeabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya karena proses patologis

HyperthermiaKeabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional pada makhluk hidup sebagian atau secara keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi dari radiasi (gelombang panas, infrared), ultrasound atau obat obatan

Malignant HyperthermiaPeningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan yang menyertai kekakuan otot karena anestesi total

Tipe - tipe demam.diantaranya:1. Demam SeptikSuhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik

2. Demam remitenSuhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik3. Demam intermitenSuhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana4. Demam intermitenVariasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia5. Demam siklikTerjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semulaSuatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.

D. PATOFISIOLOGINukleus pre-optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat pengatur suhu dan bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai yang sudah ditentukan, yang disebut hypothalamus thermal set point. Pada demamhypothalamic thermal set pointmeningkat dan mekanisme pengaturan suhu yang utuh bekerja meningkatkan suhu tubuh ke suhu tertentu yang baru.Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat pirogen dari dalam lekosit yang sebelumnya telah terangsang baik oleh zat pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi Pirogen eksogen ini juga dapat karena obat-obatan dan hormonal, misalnya progesterone.

Secara skematis mekanisme terjadinya febris atau demam dapat digambarkan sebagai berikut:Stimulus eksogen (endotoksin, staphylococcal erythoxin dan virus)menginduksi sel darah putih untuk produksi pirogen endogenyang paling banyak keluar IL-1 dan TNF-, selain itu ada IL-6 dan IFNbekerja pada sistem saraf pusat di level organosum vasculosum pada lamina terminalis (OVLT)OVLT dikelilingi oleh porsio medial dam lateral pada pre-optic nucleus, hipotalamus anterior dan septum pallusolumMekanisme sirkulasi sitokin di sirkulasi sistemik berdampak pada jaringan neural masih belum jelas. hipotesanya adanya kebocoran di sawar darah otak di level OVLT menyediakan sistem saraf pusat untuk merasakan adanya pirogen endogen. Mekanisme pencetus tambahan termasuk transport aktif sitokin ke dalam OVLT atau aktivasi reseptor sitokin di sel endotel di neural vasculature, yang mentranduksi sinyal ke otak.OVLT mensintesa prostaglandin, khususnya prostaglandin E2, yang merespons pirogen endogen. PG E2 bekerja secara langsung ke sel pre-optic nucleus untuk menurunkan rata pemanasan pada neuron yang sensitif pada hangat dan ini salah satu cara menurunkan produksi pada arachidonic acid pathway. Kejadian yang lebih luas pada cyclooxygenase-2 (COX-2) di neural vasculature yang penting pada formasi febris. Induksi pada respons febris oleh lipopolisakarida, TNF-dan IL-1yang menghasilkan kenaikan COX-2 mRNA pada cerebral vasculature pada beberapa model eksperimental febris.Peningkatan suhu dikenal untuk menginduksi perubahan pada banyak sel efektor pada respons imun. Demam menginduksi terjadinya respons syok panas. Pada respons syok panas terjadi reaksi kompleks pada demam, untuk sitokin atau beberapa stimulus lain. Hasil akhir dari reaski ini adalah produksi heat shock protein (HSPs), sebuah kelas protein krusial untuk penyelamatan seluler.Sitokin proinflamotorimasuk ke sirkulasi hipotalamikstimulasi pengeluaran PG lokal, resetting set point termal hipotalamiksitokin proinflamatori vs kontrainflamatori (misalya seperti IL-10 dan substansi lain seperti arginin vasopresin, MSH, glukokortikoid)membatasi besar dan lamanya demam

D. MANIFESTASI KLINISPada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase demam meliputi:Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)Tanda dangejala- Peningkatan denyut jantung- Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan- Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot- Peningkatan suhu tubuh- Pengeluaran keringat berlebih- Rambut pada kulit berdiri- Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darahFase 2 ( proses demam)Tanda dan gejala- Proses mengigil lenyap- Kulit terasa hangat / panas- Merasa tidak panas / dingin- Peningkatan nadi- Peningkatan rasa haus- Dehidrasi- Kelemahan- Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)- Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.

Fase 3 (pemulihan)Tanda dan gejala- Kulit tampak merah dan hangat- Berkeringat- Mengigil ringan- Kemungkinan mengalami dehidrasi

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Uji coba darah,Contoh pada Demam Dengue terdapat leucopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang, dapat ditemukan penurunan factor II,V,VII,IX, dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT, serum glutamit piruvat(SGPT), ureum, dan pH darah mungkin meningkat,reverse alkalimenurun.2. Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin.Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan albuminuria ringan.3. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.4. Ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa

F.PENATALAKSANAAN FEBRIS1. Secara Fisika. Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normalb. Pakaian anak diusahakan tidak tebalc. Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkatd. Memberikan kompresBerikut ini cara mengkompres yang benar :- Kompres dengan menggunakan air hangat, bukan air dingin atau es- Kompres di bagian perut, dada dengan menggunakan sapu tangan yang telah dibasahi air hangat- Gosok-gosokkan sapu tangan di bagian perut dan dada- Bila sapu tangan sudah kering, ulangi lagi dengan membasahinya dengan air hangat2. Obat- obat AntipiretikAntipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus.Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini tidak menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas. Istirahat total ini untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan.Pengobatan yang diberikan untuk pasien febris typoid adalahantibiotikagolongan Chloramphenicoldengandosis3-4 x500 mg/hari;Petunjuk pemberian antipiretik:a. Bayi 6 12 bulan : 1 sendok the sirup parasetamolb. Anak 1 6 tahun : parasetamol 500 mg atau 1 1 sendokteh sirup parasetamolc. Anak 6 12 tahun : 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol.Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam

G. KOMPLIKASIFEBRIS Menurut Corwin (2000),komplikasi febris diantaranya:1. Takikardi2. Insufisiensi jantung3. Insufisiensi pulmonal4. Kejang demam

BAB IIIMANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGUMPULAN DATA1. Identitas pasienNama : An. AldoUmur : 8 tahunJenis kelamin : Laki-lakipekerjaan : -Status pernikahan : Belum menikahPendidikan : -Alamat : WapuntoAgama : IslamSuku/bangsa : Muna / indonesiaTanggal masuk rumah sakit: Diagnosa medis : Febris

2. Identitas penanggung jawab:Nama : Umur : Jenis kelamin : Hubungan dengan pasien : Pekerjaan : Ibu rumah tanggaAlamat : Wapunto

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)1.KeluhanuUtamaIbu An. Aldo mengatakan anaknya panas 4 hari, muntah dan mual bila makan dan minum, lemes, ( umumnya ada gejala lain yang menyertai demam misalnya mual muntah, nafsu makan menurun, diaforesis, gangguan eliminasi, nyeri otot dan sendi).

2.RiwayatakesehatanasekarangIbu An. Aldo mengatakan anaknya panas 4 hari terus menerus, mual dan muntah bila makan dan nafsu makan dan minum menurun. Sebelumnya keluarga hanya mengompres anaknya tapi panasnya belum turun juga.3. Riwayat kesehatan keluargaKeluarga ada yang mengalami demam seperti pasien tanpa mual muntah seperti gejala yang dialami pasien, namun sembuh hanya dengan meminum obatyangdibelidipasaran.

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)a. Keadaan umum : lemasb. Kesadaran : composmentisc. Tanda vital :TD :Pols :Temp : 38RR :BB :TB :Head to Toea. KepalaRambut : warna hitam, kulit kepala nampak keringMata : simetris, konjungtiva anemisHidung : fungsi penciuman baik, tidak ada secretTelinga : tidak ada serumen, pendengaran baikMulut : mukosa bibir kering tidak adastomatitisLeher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroidWajah : tampak pucat dan lemas

b. DadaJantung I : IC tidak tampakP : IC kuat angkatP :Batasjantung tidak melebarA : Bunyi jantung I-II simetrisParu I : Pengembangan dada ka = ki simetrisP : Fremitus seimbangP : SonorA : Bunyi vesikuler

c. Abdomen I: tidak ada distensi abdomenA : Peristaltik usus 15 x/menitP : Tidak teraba massaP : Tidak kembungd. Genetalia : genetalia bersihe. Ektremitas : lemah dalam menggerakkan tanganf. Turgorkulit :jelekg. PemeriksaanPenunjangSebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

ASUHAN KEPERAWATANResiko tinggi infeksi b/d :- Penurunan sistem tubuh- Kegagalan untuk mengenal dan mengatasi infeksi- Prosedur infasif- Nosokomial.

Tujuan/kriteria hasil :- Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu- Bebas dari sekresi purulen, bebas dari febris.

Diagnosa Keperawatan yang sering muncul- Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit- Resiko injury berhubungan dengan infeksi mikroorganisme- Resiko kekuranganvolume cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaporesisi

Discharge Planning1. Ajarkan keluarga mengenal tanda-tanda kekambuhan dan laporkan dokter atauPerawat2. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai dengan dosis dan waktu3. Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi4. Intruksikan untuk kontrol ulang5. Jelaskan factor penyebab demam dan menghindari factor pencetus.

RENCANA KEPERAWATANNo.Diagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria Hasil (NOC)Intervensi (NIC)

1.Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit.Batasan karakeristik :kenaikan suhutubuh diatasrentang normalserangan ataukonvulsi (kejang)kulit kemerahanpertambahan RR takikardi saat disentuhtangan terasahangatSetelah dilakukan tindakan perawatan selama .X 24jam, pasien mengalami keseimbangan termoregulasi dengankriteria hasil :Suhu tubuh dalam rentang normal 35,9 C 37,5 CNadi dan RR dalam rentang normalTidak ada perubahan warna kulitTidak ada pusing

Mengontrol panasMonitor suhu minimal tiap 2 jamMonitor suhu basal secara kontinyu sesui dengan kebutuhan.Monitor TD, Nadi, dan RRMonitor warna dan suhu kulitMonitor penurunan tingkat kesadaranMonitor WBC,Hb, HctMonitor intake dan outputBerikan anti piretikBerikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demamSelimuti pasienLakukan Tapid spongeBerikan cairan intra venaKompres pasien pada lipat paha, aksila dan leherTingkatkan sirkulasi udaraBerikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigilTemperature RegulationMonitor tanda- tanda hipertermiTingkatkan intake cairan dan nutrisiAjarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panasDiskusikan tetang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negative dari kedinginanBerikan obat antipiretik sesuai dengan kebutuhanGunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh sesuai dengan kebutuhan

Lepasakan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan hanya selembar pakaian.Vital Sign MonitoringMonitor TD, Nadi, Suhu, dan RRCatat adanya fluktuasi tekanan darahMonitor vital sign saat pasien berdiri, duduk dan berbaringAuskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkanMonitor TD, Nadi, dan RR sebelum, selama, dan sesudah aktivitasMonitor kualitas dari nadiMonitor frekuensi dan irama pernapasanMonitor suara paruMonitor pola pernapasanAbnormalMonitor suhu, warna dan kelembaban kulitMonitor sianosis periferMonitor adanya tekanan nadi yang melebar , bradikardi, peningkatan sistolik (Chusing Triad)Identifikasi penyebab dari perubahan vital Sign

2.Resiko injuryberhubungan dengan infeksimikroorganismeSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam, pasien tidakmengalami injury.Risk InjuryKriteria Hasil :Klien terbebas dari cideraKlien mampu menjelaskan cara/metode untukmencegah injury atau cederaKlien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkunga atau perilaku personalMampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injuryMenggunakan fasilitas kesehatan yang adaMampu mengenaliperubahan status kesehatanSediakan lingkungan yang aman untuk pasienIdentifikasi kebutuhanKeamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasienMenghindari lingkungan yang berbahaya misalnya memindahkan perabotanMemasang side rail tempat tidurMenyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersihMeletakan saklar lamputempat yang mudah dijangkau pasienMembatasi pengunjungMemberikan penerangan yang cukupMenganjurkan keluarga untuk menemani pasienMengontrol lingkungan dari kebisinganMemindahkan barang-barang yang dapat membahayakanBerikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.

3Resiko kekurangan volume cairandengan faktor resiko faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan (hipermetabolik)Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, fluid balance dengan kriteria hasil :Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normalTekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normalTidak ada tanda- tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.Fluid management:Pertahankan catatan intake dan output yang akuratMonitor status dehidrasi( kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)Monitor vital signMonitor asupan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harianLakukan terapi IVMonitor status nutrisiBerikan cairanBerikan cairan IV pada suhu ruanganDorong masukan oralBerikan penggantian nasogastrik sesuai outputDorong keluarga untuk membantu pasien makanAnjurkan minum kurang lebih 7-8 gelas belimbing perhariKolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburukAtur kemungkinan transfusi

BAB IVPENUTUP

A. KESIMPULANFebris atau yang biasa disebut dengan demam merupakansuatu keadaansuhu tubuh diatas batas normal biasa, yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungandengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2000).

Menurut Pelayanan kesehaan maternal dan neonatal 2000 bahwa etiologi febris,diantaranya a. Suhu lingkungan.b. Adanya infeksi.c. Pneumonia.d. Malaria.e. Otitis media.f. Imunisasi

B. SARANDemikian pembuatan makalah yang kami,dan kami mohon kritikan dan saran yang membangun karena bagaimanapun kami tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan dalam membuat dan menyusun makalah.oleh karena itu dengan kritik dan saran bisa memperbaiki dan juga dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ngastiah,Editor Setiawan S, Kep.(2005). Buku keperawatan anak sakit.Jakarta:EGC.Corwin.(2000). Hand Book Of Pathofisiologi.Jakarta:EGC.Doenges,M.E. Geisler, A.C. Moorhouse, M.F.(2000).Rencana KeperawatanPedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Keperawatan. Jakarta:EGC.Hidayat,A. A.(2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:Salemba Medika.Nanda. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:Prima Medika.Suriadi dan Yuliani, R.(2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:CV. Sagung Seto.