makalah_biologi_umum_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

Upload: muhammad-faisal

Post on 08-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    1/37

    i

    MAKALAH BIOLOGI UMUM

    SISTEM ORGAN PADA HEWAN VERTEBRATA

    Oleh

    Kelompok 6

    ACA FRANSISKA (NIM. ACD 115 010)

    I MADE PURBI CUTHAMA (NIM. ACD 115 011)

    FRANKIE LESMANA (NIM. ACD 115 066)

    SAID MUHAMMAD AKBAR (NIM. ACD 115 079)

    CHI CHI CAHYATI (NIM. ACD 115 089)

    MATA KULIAH BIOLOGI UMUM

    DOSEN PENGAMPU Dr. Hj. Siti Sunariyati M,Si

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS PALANGKARAYA

    2015

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    2/37

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa karena

    berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalahini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas “ SISTEM ORGAN PADA

    HEWAN VERTEBRATA”.

    Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

    hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.

    Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

    semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya Orang

    Tua yang memberikan semangat dan bantuannya dalam pembuatan makalah ini,semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan yang Maha Esa.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

    bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca maupun

    Dosen Biologi Umum Dr. Hj. Siti Sunariyati, M.Si sangat penulis harapkan untuk

    penyempurnaan Makalah selanjutnya.

    Akhir kata semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat pada kita sekalian.

    Palangkaraya, 7 Oktober 2015

    Penulis

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    3/37

    iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN COVER ........................................................................................ i

    KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

    DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR......................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ............................................................................... 2

    1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2

    1.3 Tujuan ............................................................................................ 21.4 Manfaat .......................................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Pembahasan .................................................................................... 3

    2.1.1 Sistem Gerak...................................................................... 4

    2.1.2 Sistem Peredaran Darah..................................................... 4

    2.1.3 Sistem Pencernaan ............................................................. 5

    2.1.3.1 Sistem Pencernaan pada Ikan.............................. 5

    2.1.3.2 Sistem Pencernaan pada Amphibia..................... 5

    2.1.3.3 Sistem Pencernaan pada Reptilia ........................ 6

    2.1.3.4 Sistem Pencernaan pada Burung......................... 6

    2.1.3.5 Sistem Pencernaan pada Mamalia....................... 6

    2.1.4 Sistem Pernapasan ............................................................. 6

    2.1.4.1 Sistem Pernapasan pada Ikan.............................. 7

    2.1.4.2 Sistem Pernapasan pada Amphibia ..................... 102.1.4.3 Sistem Pernapasan pada Reptilia ........................ 10

    2.1.4.4 Sistem Pernapasan pada Aves............................. 13

    2.1.4.5 Sistem Pernapasan pada Mamalia....................... 13

    2.1.5 Sistem Ekskresi.................................................................. 14

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    4/37

    iv

    2.1.5.1 Sistem Ekskresi pada Pisces ............................... 14

    2.1.5.2 Sistem Ekskresi pada Aves ................................. 16

    2.1.5.3 Sistem Ekskresi pada Amphibia ......................... 17

    2.1.5.4 Sistem Ekskresi pada Reptilia............................. 182.1.5.5 Sistem Ekskresi pada Mamalia ........................... 19

    2.1.6 Sistem Alat Indra ............................................................... 20

    2.1.6.1 Sistem Alat Indra pada Ikan................................ 20

    2.1.6.2 Sistem Alat Indra pada Amphibia (Katak).......... 21

    2.1.6.3 Sistem Alat Indra pada Reptilia .......................... 21

    2.1.6.4 Sistem Alat Indra pada Burung........................... 21

    2.1.6.5 Sistem Alat Indra pada Mamalia......................... 212.1.7 Sistem Saraf ....................................................................... 21

    2.1.7.1 Sistem Saraf pada Mamalia................................. 21

    2.1.7.2 Sistem Saraf pada Burung................................... 23

    2.1.7.3 Sistem Saraf pada Reptilia .................................. 23

    2.1.7.4 Sistem Saraf pada Amphibi................................. 23

    2.1.7.5 Sistem Saraf pada Ikan........................................ 24

    2.1.8 Sistem Reproduksi ............................................................. 24

    2.1.8.1 Sistem Reproduksi pada Mamalia....................... 25

    2.1.8.2 Sistem Reproduksi pada Ikan.............................. 26

    2.1.8.3 Sistem Reproduksi pada Amfibi (Amphibia)...... 28

    2.1.8.4 Sistem Reproduksi pada Reptil (Reptilia)........... 29

    2.1.8.5 Sistem Reproduksi pada Burung......................... 30

    BAB III PENUTUP

    3.1 Simpulan......................................................................................... 313.2 Saran............................................................................................... 31

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ vi

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    5/37

    v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Struktur Insang Ikan ...................................................... 7

    Gambar 2.2 Ekskresi pada Pisces...................................................... 14Gambar 2.3 Ekskresi pada Aves........................................................ 15

    Gambar 2.4 Alat-Alat Ekskresi pada Katak ...................................... 17

    Gambar 2.5 Sistem Ekskresi pada Reptilia ....................................... 18

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    6/37

    1

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Biologi, sesuai dengan namanya yaitu pengetahuan hidup yang berarti

    ilmu yang mengkaji dan mempelajari tentang kehidupan. Dengan kata lain

    suatu studi tentang mahluk hidup dan berbagai teori yang mengungkapkan dan

    menjelaskan tentang dunia kehidupan. Segala sesuatu yang berhubungan

    dengan tentang alam kehidupan ini penuh dengan keajaiban dan misteri. Di

    dalamnya banyak hal yang sangat menarik untuk dipelajari. Sehingga tidaklah

    mudah untuk mendefinisikan istilah hidup secara tepat. Akan tetapi, melalui

    pengamatan dan kegiatan dapat mencatat beberapa ciri mahluk hidup serta

    sistem organnya.

    Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung.

    Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan

    hewan Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan

    tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf

    dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. .

    Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki systemkerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-

    pembuluh menjadi salurannya.

    Semua hewan yang tergolong vertebrata memiliki rangkaian tulang kecil

    (vertebrata) yang memanjang pada bagian dorsal dari kepala hingga ekor.

    Rangkaian vertebrata yang disebut tulang punggung ini membentuk sumbu

    kerangka menggantikan notokord. Tulang punggung berfungsi menyokong

    tubuh serta melindungi tali saraf.

    Vertebrata hidup diberbagai habitat di darat maupun di perairan,

    termasuk lauk, danau, dan sungai. Vertebrata dibedakan menjadi dua

    kelompok berdasarkan ada tidaknya rahang. Vertebrata dengan mulut tidak

    berahang dikelompokkan dalam superkelas agnatha, sedangkan vertebrata

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    7/37

    2

    berahang dikelompokkan dalam superkelas Gnathostomata. Vertebrata terbagi

    atas lima kelas, yaitu pisces, amphibi, reptile, aves, dan mamalia.

    Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas sistem organ tubuh

    pada hewan vertebrata dari kelima kelas, yaitu pisces, amphibi, reptile, aves,dan mamalia.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas muncullah pertanyaan penulis yaitu,

    sebagai berikut:

    Bagaimanakah sistem organ tubuh hewan vertebrata ditinjau

    berdasarkan dari kelima kelas?

    1.3 Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penulisan

    makalah ini yaitu, sebagai berikut:

    Untuk mengetahui sistem organ tubuh hewan vertebrata ditinjau

    berdasarkan dari kelima kelas.

    1.4 Manfaat

    Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

    1. Bagi penulis: Mendapatkan ilmu yang ilmiah tentang sistem organ tubuh

    pada hewan vertebrata.

    2. Bagi masyarakat: Memberikan informasi yang ilmiah kepada

    masyarakat dalam sistem organ tubuh pada hewan vertebrata.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    8/37

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pembahasan

    2.1.1 Sistem Gerak

    Mempunyai alat gerak aktif berupa otot dan memiliki anggota

    gerak berpasangan. hewan vertebrata adalah hewan yang memiliki

    tulang belakang. Hewan vertebrata terdiri dari beberapa golongan,

    yaitu aves, reptilia, amphibia, ikan dan mamalia. Umumnya hewan

    vertebrata memiliki endoskeleton atau rangka dalam yang berguna

    untuk menyangga berat tubuh hewan tersebut. Tulang dan otot pada

    hewan bergabung membentuk endoskeleton. Bentuk endoskeleton

    berbeda untuk masing-masing jenis hewan.

    Sistem gerak pada aves atau burung merupakan vertebrata

    berdarah panas yang bergerak dengan cara mengepakkan sayapnya

    sehingga dapat terbang di udara. Aves memiliki otot-otot terbang yang

    berguna untuk mengendalikan sayap pada saat terbang. Aves bergerak

    dengan cara mengepakkan sayap dari atas ke bawah sehingga tubuhaves akan terdorong ke atas.

    Sistem gerak pada ikan berbeda dengan vertebrata yang lain

    karena habitatnya berbeda. Hewan yang habitatnya di air memiliki

    sistem gerak yang berbeda. Berikut karakterisitik sistem gerak hewan

    yang habitatnya di air :

    1) Ikan memiliki ekor dan sirip yang lebar.

    2) Beberapa hewan air mempunyai sirip tambahan untuk

    menghindari gerakan yang tidak di inginkan.

    3) Hewan air memiliki bentuk yang aerodinamis untuk mengurangi

    hambatan ketika bergerak.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    9/37

    4

    4) Hewan air memilki gelembung renang, susunan otot dan tukang

    belakang yang fleksibel.

    Sistim gerak pada amphibia, misalnya pada katak. Rangka katak

    terdiri dari tulang anggota gerak, tulang badan, dan tulang kepala atautengkorak. Katak mempunyai tungkai belakang yang panjang dan otot

    yang kuat. Terdapat selaput renang pada tungkai katak yang berguna

    untuk memberikan tekanan pada air sehingga mempermudah gerakan

    katak saat berenang.

    Reptilia mempunyai sistem gerak yang khas. Misalnya pada ular.

    Ular merupakan jenis reptilia yang memiliki tulang ekor, tulang badan

    dan tulang kepala atau tengkorak. Tulang badan pada ular tersusun dariruas-ruas tulang belakang yang jumlahnya ratusan buah. Tulang rusuk

    ular dihubungkan dengan tulang belakang oleh otot-otot elastis, hal

    inilah yang membedakan dengan vertebrata lainnya. Ular bergerak

    dengan merayap yaitu dengan cara meleok-leokkan tubuhnya pada

    tanah dan batu.

    Mamalia ialah hewan yang menyusui anaknya. Mamalia ada

    yang hidup di darat, di laut dan di udara. Pada artikel ini hanya akan

    dibahas sistem gerak mamalia yang hidup di darat. Salah satu contoh

    hewan mamalia yang hidup di darat adalah kuda. Kuda mempunyai

    rangka untuk menyokong tubuhnya. Kuda dapat bergerak karena kuda

    mempunyai otot-otot yang menempel pada tulang-tulangnya. Pada saat

    kuda berlari kaki belakang kuda memberikan gerakan yang melawan

    tanah sehingga tubuh kuda bergerak ke depan. Kekuatan kuda terletak

    pada gerakan kaki belakangnya.

    2.1.2 Sistem Peredaran Darah

    Jantung tumbuh baik, dengan ventrikel (ruang balik) dan atrium

    (serambi), ada yang beruang dua, tiga atau empat.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    10/37

    5

    2.1.3 Sistem Pencernaan

    Sistem pencernaan sempurna, memanjang dari mulut hingga

    anus dibawah tulang belakang. Pada umumnya mempunyai gigi, lidah,

    dan dua pasang rahang, kecuali pada agnatha (cyclostomata). Terdapat

    hati dan pangkreas.

    Proses pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanik dan

    kimia. Pencernaan mekanik adalah proses yang mengubah makanan

    menjadi bagian-bagian yang kecil. Sedangkan pencernaan secara kimia

    adalah suatu proses pengubahan makanan dengan bantuan enzim

    pencernaan.

    2.1.3.1 Sistem Pencernaan pada Ikan

    Misalnya, ikan mas mempunyai saluran pencernaan yang

    terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus dan anus. Ikan

    mempunyai lidah yang pendek terdapat pada dasar mulut, lidah

    itu tidak dapat digunakan seperti lidah pada hewan lainnya.

    Ikan mas tidak mempunyai kelenjar ludah tetapi mempunyai

    kelenjar lendir dari mulutnya. Lambung merupakan pelebaran

    dari saluran pencernaan.

    2.1.3.2 Sistem Pencernaan pada Amphibia

    Sebagai contohnya adalah katak mempunyai saluran

    pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung,

    usus halus, usus besar, kloaka. Untuk membantu menelan

    makanan, yaitu makanan tersebut dicampur dengan ludah yang

    dihasilkan oleh kelenjar ludah. Pencernaan makanan

    berlangsung di dalam lambung katak mempunyai kelenjar

    pencernaan yaitu hati dan pankreas.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    11/37

    6

    2.1.3.3 Sistem Pencernaan pada Reptilia

    Seperti dicontohkan kadal yang mempunyai saluran

    pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung,

    usus dan kloaka. Kadal mempunyai hati dan pancreas sebagai

    kelenjar pencernaan. Lambung pada reptilia bentuknya sesuai

    dengan bentuk badannya, misalnya lambung kura-kura

    berbentuk agak bulat.

    2.1.3.4 Sistem Pencernaan pada Burung

    Sebagai contoh burung merpati mempunyai saluran

    pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung,

    usus halus, usus besar, dan kloaka. Burung mempunyai hati dan

    pancreas, keduanya merupakan kelenjar pencernaan yang

    berada di luar saluran pencernaan.

    2.1.3.5 Sistem Pencernaan pada Mamalia

    Hewan mamalia misalnya sapi mempunyai lambung yang

    tersusun dari empat bagian yaitu perut besar (rimen), perut jala

    (reticulum) perut kilab (omosum), dan perut masam(obomasum). Makanan yang berupa rumput dan sebangsanya

    dari mulut melewati kerongkongan masuk ke dalam perut

    besar, dari perut besar makanan kembali ke mulut untuk

    dimumah, setelah dimumah makanan ditelan dan masuk ke

    dalam perut jala, kemudian ke perut kilab dan akhirnya ke perut

    masam.

    2.1.4 Sistem Pernapasan

    Insang pada vertebrata yang hidup diair, dan paru-paru pada

    vertebrata yang hidup didarat.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    12/37

    7

    2.1.4.1 Sistem Pernapasan pada Ikan

    Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk

    lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu

    lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air,

    sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapilerkapiler

    darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan

    tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada

    filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak

    kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan

    CO2 berdifusi keluar.

    Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnyadilengkapi dengan tutup insang (operkulum), sedangkan pada

    ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) insangnya tidak

    mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada

    pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara

    (pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi). Insang tidak hanya

    berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga berfungsi

    sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat

    pertukaran ion, dan osmoregulator.

    Gambar 2.1 Struktur insang ikan (Sumber:

    biologigonz.blogspot.com )

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    13/37

    8

    2.1.4.2 Sistem Pernapasan pada Amphibia

    Katak muda (berudu) menggunakan insang untuk

    mengambil O 2 yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih

    kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam.

    Setelah dewasa, katak bernapas menggunakan selaput rongga

    mulut, paru-paru, dan kulit. Selaput rongga mulut dapat

    berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak

    terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu.

    Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang

    hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di

    rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput ronggamulut yang tipis.

    Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini

    karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung

    banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung

    secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen (O 2) yang

    masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru

    (vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke

    seluruh tubuh.

    Sebaliknya karbon dioksida (CO 2) dari jaringan akan

    dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-

    paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea).

    Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida

    terjadi di kulit.

    Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum

    sebaik paru-paru Mammalia. Paru-paru katak berupa sepasang

    kantung tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat

    berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi kapiler darah

    sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru

    dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    14/37

    9

    Seperti pada ikan, pernapasan pada katak meliputi proses

    inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung pada saat mulut

    dalam keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan ini diatur

    oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang bawah(submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan otot

    perut.

    Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti

    berikut:

    1. Fase Inspirasi

    Fase inspirasi terjadi bila otot sternohioideus

    berkontraksi sehingga rongga mulut membesar,akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung).

    Setelah itu, koane menutup, otot submandibularis dan

    otot geniohioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut

    mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong

    oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam

    paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh

    darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru, dan

    sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.

    2. Fase Ekspirasi

    Mekanisme ekspirasi terjadi setelah pertukaran

    gas di dalam paru-paru, otot rahang bawah mengendur

    atau berelaksasi, sementara otot perut dan

    sternohioideus berkontraksi. Hal ini mengakibatkan

    paru-paru mengecil, sehingga udara tertekan keluar dan

    masuk ke dalam rongga mulut. Selanjutnya koanemembuka, sedangkan celah tekak menutup, sehingga

    terjadi kontraksi otot rahang bawah yang diikuti

    berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya, rongga

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    15/37

    10

    mulut mengecil dan udara yang kaya karbon dioksida

    terdorong keluar melalui koane.

    2.1.4.3 Sistem Pernapasan pada Reptilia

    Paru-paru Reptilia berada dalam rongga dada dan

    dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru Reptilia hanya terdiri

    dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar

    permukaan pertukaran gas. Paru-paru kadal, kura-kura, dan

    buaya lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan

    yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-

    paru pada beberapa jenis kadal, misalnya bunglon Afrika,

    mempunyai pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan

    sehingga memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.

    Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O 2 dalam

    udara masuk melalui lubang hidung → rongga mulut → anak

    tekak → trakea yang panjang → bronkiolus dalam paru -paru.

    Dari paru-paru, O 2 diangkut darah menuju seluruh jaringan

    tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO 2 diangkut darah menuju

    jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru → bronkiolus →trakea yang panjang → anak tekak → rongga mulut → lubang

    hidung. Pada Reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat

    ditutup ketika menyelam.

    2.1.4.4 Sistem Pernapasan pada Aves

    Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan

    terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang

    dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang

    rusuk.

    Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada

    burung berturut-turut sebagai berikut.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    16/37

    11

    1) Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal

    paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut.

    2) Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu

    kerongkongan atau faring yang menghubungkan ronggamulut dengan trakea.

    3) Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk

    pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan.

    4) Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang

    terdapat dalam rongga dada. Bagian ini meliputi

    bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang

    bagian akhir dari trakea.Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink

    (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan

    berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan

    suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang

    merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi

    ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian

    dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus

    oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus

    berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak

    kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi.

    Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang

    perluasan paru-paru yang disebut pundi-pundi hawa atau

    kantung udara ( Saccus pneumaticus ) yang menyebar sampai

    ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat

    pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada ( Saccusthoracalis anterior dan posterior ), antara tulang selangka atau

    korakoid ( Saccus interclavicularis ), ketiak ( saccus axillaris ),

    dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus

    abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru,

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    17/37

    12

    berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan.

    Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada

    burung menjadi efisien.

    Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.1) Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang,

    karena menyimpan oksigen cadangan.

    2) Membantu mempertahankan suhu badan dengan

    mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan.

    3) Membantu memperkeras suara dengan memperbesar

    ruang siring.

    4) Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saatburung terbang. Mekanisme pernapasan pada burung

    dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu

    istirahat dan pernapasan waktu terbang.

    Selain sebagai alat untuk bergerak terbang, sayap juga

    digerakkan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Burung

    kolibri mampu melayang tanpa melaju di udara dengan

    mengepakkan sayapnya sebanyak 50 kali atau lebih per detik.

    Pada waktu istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan,

    rongga dada membesar, paru-paru mengembang sehingga

    udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara

    bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada

    di kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju

    kantung udara depan.

    Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga

    dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk keparu-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah

    kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat

    inspirasi maupun ekspirasi. Pada waktu terbang, inspirasi dan

    ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Waktu sayap

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    18/37

    13

    diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang,

    sedang kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga

    terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru).

    Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit,sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang,

    sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin

    tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan

    sayapnya untuk mendapatkan oksigen yang cukup banyak.

    Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-

    paru, dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara

    sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udaradimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-paru

    berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.

    Burung dapat terbang karena memiliki sayap. Adanya

    kantung udara memungkinkan burung dapat terbang dalam

    waktu yang lama. Burung layang-layang dapat terbang sejauh

    sekitar 500.000 km dan menghabiskan waktu hidupnya di

    udara. Hal ini dapat terjadi dengan adanya sistem pernapasan

    yang baik dan penggunaan oksigen secara efisien.

    2.1.4.5 Sistem Pernapasan pada Mamalia

    Mammalia bernapas menggunakan paru-paru. Sistem

    pernapasan pada hewan mamalia sama dengan sistem

    pernapasan pada manusia. Gas O 2 masuk ke dalam tubuh

    melalui lubang hidung → faring →laring → trakea →

    bronkus → paru -paru. Kemudian gas O 2 dari paru-paru

    diangkut darah ke jantung. Dari jantung, gas O 2 diedarkan ke

    seluruh jaringan tubuh oleh darah. Dari jaringan tubuh, gas

    CO 2 diangkut menuju jantung → paru -paru, dan keluar

    melalui organ-organ yang sama pula.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    19/37

    14

    2.1.5 Sistem Ekskresi

    2.1.5.1 Sistem Ekskresi pada Pisces

    Sistem Ekskresi pada Pisces atau sistem pengeluaran

    Pada ikan, yang Mana alat-alat Pengeluaran pada ikan terdiri

    atas :Ginjal, Insang dan Kulit.

    Gambar 2.2 Ekskresi pada Pisces (Sumber:

    biologigonz.blogspot.com)

    Pada Ikan terdapat Dua buah ginjal dengan bentuk yang

    memanjang, sementara itu pada ikan mas, saluran yang

    berasal dan ginjal bersatu dengan saluran dan kelenjar

    kelamin dan bermuara pada lubang yang sama yakni Lubang

    urogenitalia di belakang anus.

    Sebagai alat pengeluaran, insang ikan juga berfungsi

    untuk mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang berupa

    zat-zat sisa oksidasi dari dalam tubuh. pada kulit ikan terdapat

    kelenjar lendir yang menghasilkan lendir, yang berfungsi

    untuk melicinkan kulitnya, terutama pada bagian sisik. Tujuanpelicinan kulit adalah untuk memudahkan ikan bergerak di

    dalam air dan juga menghidari dari pemangsa.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    20/37

    15

    2.1.5.2 Sistem Ekskresi pada Aves

    Sistem Eksresi Aves atau Sistem pengeluaran pada

    Burung, yang Mana alat-alat Pengeluaran pada Burung terdiri

    atas: Ginjal dan Paru-Paru.

    Gambar 2.3 Ekskresi pada Aves (Sumber:

    biologigonz.blogspot.com)

    Pada Ginjal burung terdapat dua buah ginjal yang

    berwarna coklat, yang mana ginjal memiliki saluran ginjal

    yang bersama-sama dengan saluran dan kelenjar kelamin serta

    saluran pencernaan bermuara di Kloaka.

    Taukah sobat bahwasanya Burung tidak memiliki

    kelenjar keringat, akan tetapi burung memiliki kelenjar

    minyak di bagian tungging, kelenjari ini menghasilkanminyak yang berfungsi melumasi bullu-bulunya agar tetap

    licin dan mengkilap. zat sisa metabolisme burung umumnya

    berupa limbah nitrogen yang dikeluarkan dan tubuh dalam

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    21/37

    16

    bentuk asam urat. Asam urat dikeluarkan dan kloaka

    dalam bentuk semisolid atau setengah padat bersama-sama

    dengan kotoran. Asam urat menyebabkan warna putih pada

    kotoran burung.Paru-paru burung sama fungsinya dengan paru-paru

    hewan yang bertulang belakang lain, saat proses pernapasan,

    paru-paru berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan CO 2 dan

    uap air yang merupakan hasil dari oksidasi dalam tubuh

    barung.

    2.1.5.3 Sistem Ekskresi pada Amphibia

    amfibi adalah dapat hidup di dua alam, yang berarti

    dapat hidup di darat maupun di air, Kita ambil contoh Katak.

    Alat Ekskresi utama dalah ginjal. ginjal katak memiliki

    saluran yang bermuara pada kloaka. yang mana pada katak

    jantan saluran yang berasal dari ginjal bersatu dengan saluran

    dan kelenjar kelamin, sementara itu pada katak betina kedua

    saluran tersebut terpisah. Ginjal kata Memiliki Fungsi untuk

    mengeluarkan air yang berlebihan dalam tubuhnya. Kantongkemih yang terdapat dalam tubuhnya menampung filtrat dan

    ginjal di gunakan pula untuk mengatur air. ketika katak

    berada di dalam air, kantong kemihnya penur berisi urine

    encer, akan tetapi saat katak berada di darat air dalam kantok

    kemih akan di serap kembali untuk mengganti kehilangan air

    akibat proses penguapan melalui kulit.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    22/37

    17

    Gambar 2.4 Alat-Alat Ekskresi pada Katak

    (Sumber: biologigonz.blogspot.com)

    Kulit katak juga mampu mengeluarkan lendir yang

    mana berfungsi untuk menjaga agar permukaan kulit tetap

    lembab dan basah. pemukaan kulit yang lembab bertujuan

    untuk meningkatkan pertukaran gas dalam proses pernapasan

    katak melalui kulit. Selain ginjal dan kulit, alat ekskresi katak

    yang lain adalah paru-paru. Paru-paru katak berbentuk dua

    buah kantong berdinding tipis yang berfungsi mengeluarkan

    karbon dioksida dan uap air.

    2.1.5.4 Sistem Ekskresi pada Reptilia

    Sistem Ekskresi Reptilia yang Mana alat-alat

    Pengeluaran pada Reptilia terdiri atas :Ginjal, Paru-paru, dan

    Kulit.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    23/37

    18

    Gambar 2.5 Sistem Ekskresi pada Reptilia

    (Sumber:biologigonz.blogspot.com)

    Pada Reptilia Bentuk ginjalnya menyesuaikan bentuk

    tubuhnya, Misalnya kita ambil contoh, Ginjal Ularmemanjang, sedangkan Ginjal yang di miliki kura-kura lebih

    melebar. Saluran ginjal pada kura-kura dan buaya sangat

    pendek, ular dan buaya tidak mempunyai kantung kemih,

    sedangkan Kadal mempunyai kantong kemih tipis yang

    langsung bermuara di Kloaka.

    Reptilia yang hidup di daerah kering mengubah zat-zat

    sisa metabolisme yang mengandung nitrogen dalam bentuk

    asam urat sebelum dikeluarkan dari tubuh. Asam urat

    dikeluarkan bersama-sama kotoran melalui kloaka, sedangkan

    aimya diserap kembali agar tubuh tidak kehilangan air terlalu

    banyak. Pada kotoran reptilia yang berwarna cokelat terdapat

    bercak-bercak asam urat berwarna putih. Beberapa jenis

    reptilia, misalnya kura-kura, buaya, dan ular memiliki

    kelenjar di permukaan kulit yang mengeluarkan getah berbau

    untuk mengusir musuhnya.

    2.1.5.5 Sistem Ekskresi pada Mamalia

    Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan

    manusia tetapi sedikit berbeda karena mamalia

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    24/37

    19

    dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya.

    Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber spon (spongy

    texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai

    luas permukaan per isi pada yang lebih luas berbanding luaspermukaan paru-paru. Paru-paru manusia adalah contoh biasa

    bagi paru-paru jenis ini.

    Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic

    cavity), dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan

    diselaputi karung dua dinding dikenali sebagai pleura.

    Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-

    paru dan lapisan karung luar melekat pada dinding ronggadada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang

    dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cecair pleural ini

    membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama

    sendiri, dan menghalang ia daripada terpisah dengan mudah.

    Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di

    bawah, otot yang mengucup menyebabkan rongga di mana

    paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh

    mengembang dan mengucup sedikit. Ini menyebabkan udara

    tetarik ke dalam dan keluar dari paru-paru melalui trakea dan

    salur bronkus (bronkhial tubes) yang bercabang dan

    mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi

    oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap

    masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut

    melalui hemoglobin. Darah tanpa oksigen dari jantung

    memasuki paru-paru melalui pembuluh pulmonari dan lepasdi oksigenkan, kembali ke jantung melalui salur pulmonari.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    25/37

    20

    2.1.6 Sistem Alat Indra

    Veterbrata memiliki sistem indera yang lebih berkembang dari

    hewan invetebrata. Berikut ini penjelasan indera pada ikan, katak,

    burung dan mamalia.

    2.1.6.1 Sistem Alat Indra pada Ikan

    Ikan memiliki indera yang disebut gurat sisi, mata, alat

    pedengaran dan alat pencium. Gurat sisi berfungsi

    mengetahui perubahan air. Sehingga ikan mengetahui

    kedudukannya didalam air.

    Indra yang berkembang baik pada ikan adalah indra

    pecium dan indra penglihat. Indra penglihatan pada ikan

    berupa sepasang mata yang dilindungi selaput yang tembus

    cahaya. Indera pencium pada ikan terdapat didekat

    mulutnya. Indera pendengar ikan hanya terdiri dari atas

    telinga dalam saja yang berfungsi sebagai organ pendengar

    dan alat keseimbangan indra pendengar ini kurang

    berkembang dengan baik.

    2.1.6.2 Sistem Alat Indra pada Amphibia (Katak)

    Pada katak indera penglihatan dan indera pencium

    berkembang lebih baik dari pada organ indera lainnya.

    Indera penglihatan pada katak berupa mata yang dilindungi

    kelopak dan membran tembus cahaya yang disebut membran

    niktitans.

    Membran ini berfungsi menjaga kelembaban mata

    selama didarat dan menghindari gesekan selama di air.

    Indera pendengar pada katak hanya terdiri dari telinga

    bagian tengah dan telinga bagian dalam. Bagian telinga

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    26/37

    21

    paling luar berupa selaput gendang telinga (Membran

    timpani) yang berfungsi menangkap getaran suara.

    2.1.6.3 Sistem Alat Indra pada Reptilia

    Indera reptil yang berkembang dengan baik adalah

    indera pencium. Pada kadal dan ular, indera penciumnya

    terletak di langit- langit rongga mulutnya, berupa lubang-

    lubang kecil yang tepinya mengandung sel- sel saraf

    pencium.

    2.1.6.4 Sistem Alat Indra pada Burung

    Indera pada burung yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatan yaitu mata. Mata burung dapat

    berakomodasi dengan baik. Burung yang hidup dan mencari

    makanan pada malam hari pada retinanya banyak

    mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan

    mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel

    kerucut.

    Umumnya burung memiliki daya akomodasi yang

    sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya dari jauh.

    2.1.6.5 Sistem Alat Indera pada Mamalia

    Indera mamalia umumnya berkembang dengan baik.

    Kepekaan indera pada masing- masing mamalia berbeda-

    beda misalnnya kucing, anjing mempunyai indera

    pendengaran yang istimewa.

    Selain indera pendengaran, anjing memiliki indera

    pencium yang sangat tajam. Menangkap getaran bunyi

    setinggi 150.000 Hz.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    27/37

    22

    2.1.7 Sistem Saraf

    2.1.7.1 Sistem Saraf pada Mamalia

    Bagian-bagian otak hewan mamaliä terdiri atas otak

    depan, otak tengah, dan otak belakang yang berkembang

    dengan baik. Selain itu, mamalia juga memiliki sum-sum

    lanjutan dan sum-sum tulang belakang (sum-sum

    spinal).Beberapa jenis mamalia memiliki kemampuan lebih

    karena pusat-pusat saraf di otak hewan tersebut mengalami

    perkembangan yang lebih menonjol. Kemampuan seperti itu

    bermanfaat bagi hewan dalam mencari mangsa. Misalnya,

    kemampuan lebih pada indra penglihatan dan indra

    pendengar kucing, indra pendengar kelelawar yang sangat

    tajam, dan indra pencium anjing yang sangat tajam.

    2.1.7.2 Sistem Saraf pada Burung

    Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan

    saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sum-sum

    tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut

    saraf yang berasal dan otak dan serabut-serabut saraf yang

    berasal dari sela-sela ruas tulang belakang; Otak burung

    terdiri atas otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sum-

    sum lanjutan.

    Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan

    terbagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri.

    Permukaannya tidak berlipat-lipat sehingga tidak menampung lebih banyak sel-sel saraf seperti pada otak

    besar manusia.

    Otak tengah burung sebagai pusat saraf penglihatan

    berkembang baik dengan membentuk gelembung sehingga

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    28/37

    23

    indra penglihatan burung berkembang dengan baik. Di

    permukaan otak kecil terdapat lipatan-lipatan yang mampu

    menampung sel-sel saraf lebih banyak. Sel saràf yang makin

    banyak pada otak kecil menunjukkan pusat keseimbanganburung ketika terbang berkembang dengan baik.

    2.1.7.3 Sistem Saraf pada Reptilia

    Sistem saraf reptilia terdiri atas sistem saraf pusat dan

    sistem saraf tepi. Di bagian otak besar, lobus olfaktorius

    yang merupakan pusat pencium berkembang dengan baik

    Sehingga indra penciumannya lebih tajam.

    Perkembangan otak tengah reptilia terdesak oleh otak

    besar. Otak tengah menjadi kurang berkembang dengan baik

    sehingga menyebabkan indra penglihatan reptilia kurang

    tajam.

    2.1.7.4 Sistem Saraf pada Amphibi

    Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Sistem

    saraf katak tersusun atas sistem saraf pusat dan sistem saraf

    tepi.

    Hewan tersebut memiliki otak depan, otak tengah,

    otak belakang, dan sum-sum lanjutan yang membentuk

    suatu sistem saraf pusat, sedangkan serabut-serabut saraf

    yang berasal dan sela-sela ruas tulang belakang membentuk

    suatu sistem saraf tepi. Otak besar berkembang memanjang

    sehingga berbentuk oval.

    Ujung depan otak besar berhubungan dengan indrapencium. Otak tengah berkembang cukup baik dan

    berhubungan dengan indra penglihatan (lobus optikus). Otak

    kecil berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sum-

    sum lanjutan dan kurang berkembang dengan baik.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    29/37

    24

    2.1.7.5 Sistem Saraf pada Ikan

    Sistem saraf ikan terdiri atas sistem saraf pusat dan

    sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan

    sum-sum tulang belakang. Otak ikan terdiri atas otak depan,

    otak tengah, otak kecil, dan sum-sum lanjutan. Sistem saraf

    tepi térdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf dari sum-

    sum tulang belakang. Otak depan berhubungan dengan saraf

    pencium dan hidung, sedangkan otak tengah berhubungan

    dengan saraf penglihatan.

    Kedua bagian tersebut kurang berkembang dengan

    baik sehingga indra pencium dan penglihatan ikan kurangberkembang dengan baik. Bagian otak ikan yang

    berkembang paling baik adalah otak kecil. Otak kecil

    berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan pusat pengaturan

    gerak otot-otot ketika berenang. Keberadaan pusat

    keseimbangan dan pengaturan gerak ini memungkinkan ikan

    dapat bergerak cepat dalam air tanpa terganggu

    keseimbangannya.

    2.1.8 Sistem Reproduksi

    Alat reproduksi berpasangan, kecuali pada aves betina hanya

    mempunyai satu ovarium kiri. Kelamin terpisah atau hemafrodit di

    stadium larva dan setelah dewasa sebagai hewan diesis (berumah dua).

    Fertilisasi eksternal atau internal. Ada yang ovipar, vivipar atau

    ovovivipar.

    2.1.8.1 Sistem Reproduksi pada Mamalia

    Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan

    marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus).

    Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar,

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    30/37

    25

    sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi

    pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia

    betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis)

    ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak

    di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat

    serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.

    Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak

    dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan

    melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada

    pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjarprostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang

    merupakan media tempat hidup sperma.

    Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan

    bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum.

    Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot

    yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot

    akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses

    pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot

    membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang

    diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-

    ari) dan tali pusar.

    2.1.8.2 Sistem Reproduksi pada Ikan

    Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina

    dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina

    tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun

    mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih

    lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut

    dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    31/37

    26

    melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari

    tempat yang rimbun oleh tumbuhan air atau diantara

    bebatuan di dalam air.

    Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkansperma dari testis yang disalurkan melalui saluran urogenital

    (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui

    kloaka, sehingga terjadi fertilisasi di dalam air (fertilisasi

    eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan

    ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada

    celah-celah batu.

    Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas

    dalam waktu 24 – 40 jam.

    Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan

    pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti

    gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari

    sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang

    dapat bertahan hidup.

    2.1.8.3 Sistem Reproduksi pada Amfibi (Amphibia)

    Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis

    hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki

    alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh.

    Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan

    melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel

    pada punggung katak betina dan menekan perut katak

    betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke

    dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh

    selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    32/37

    27

    yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh

    suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.

    Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa,

    terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantungtelur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter.

    Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

    Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak

    jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma

    dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan

    disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan

    bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalubermuara di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal,

    ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur

    tersebut berbentuk gumpalan telur.

    Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian

    berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari

    gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada

    tumbuhan air dengan alat hisap.

    Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu

    tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian

    berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau

    insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu

    mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-

    celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang

    digantikan dengan anggota gerak depan.

    Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadimetamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna.

    Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga

    paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak

    bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    33/37

    28

    Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan

    ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat

    itulah metamorfosis katak selesai.

    2.1.8.4 Sistem Reproduksi pada Reptil (Reptilia)

    Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis

    hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki

    alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh.

    Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan

    melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel

    pada punggung katak betina dan menekan perut katak

    betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke

    dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh

    selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak

    yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh

    suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.

    Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa,

    terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung

    telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter.Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

    Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak

    jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma

    dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan

    disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan

    bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu

    bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum

    akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur

    tersebut berbentuk gumpalan telur.

    Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian

    berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    34/37

    29

    gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada

    tumbuhan air dengan alat hisap.

    Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu

    tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudianberkembang dari herbivora menjadi karnivora atau

    insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu

    mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-

    celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang

    digantikan dengan anggota gerak depan.

    Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi

    metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna.Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga

    paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak

    bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru.

    Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan

    ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat

    itulah metamorfosis katak selesai.

    2.1.8.5 Sistem Reproduksi pada Burung

    Kelompok burung merupakan hewan ovipar.

    Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar,

    fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan

    dengan cara saling menempelkan kloaka.

    Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu

    ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan

    tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh

    suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk.

    Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada

    kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang

    berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    35/37

    30

    Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk

    pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah

    dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan

    menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahisperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat

    kapur.

    Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya.

    Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio

    menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan

    memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak

    burung yang baru menetas masih tertutup matanya danbelum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan

    dalam sarang.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    36/37

    31

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Simpulan

    Dari uraian diatas dapat di tarik simpulan bahwa sistem organ pada

    hewan vertebrata mempunyai alat gerak aktif berupa otot dan memiliki

    anggota gerak berpasangan (Sistem Gerak), jantung tumbuh baik, dengan

    ventrikel (ruang balik) dan atrium (serambi), ada yang beruang dua, tiga atau

    empat (Sistem Peredaran Darah), sistem pencernaan sempurna, memanjang

    dari mulut hingga anus dibawah tulang belakang. Pada umumnya mempunyai

    gigi, lidah, dan dua pasang rahang, kecuali pada agnatha (cyclostomata).Terdapat hati dan pangkreas (Sistem Pencernaan), insang pada vertebrata yang

    hidup di air, dan paru-paru pada vertebrata yang hidup di darat (Sistem

    Pernapasan), Mempunyai sepasang ginjal. Ada yang mempunyai kantung

    kemih (Sistem Ekskresi), mempunyai sistem saraf pusat berupa otak dan sum-

    sum tulang belakang. Pada umumnya mempunyai sepasang mata, sepasang

    telinga, dan mempunyai kelenjar hormon (Sistem Alat Indra dan Saraf),

    sedangkan alat reproduksi berpasangan, kecuali pada aves betina hanya

    mempunyai satu ovarium kiri. Kelamin terpisah atau hemafrodit di stadium

    larva dan setelah dewasa sebagai hewan diesis (berumah dua). Fertilisasi

    eksternal atau internal. Ada yang ovipar, vivipar atau ovovivipar (Sistem

    Reproduksi).

    3.2 Saran

    Sebaiknya kita sebagai mahasiswa-mahasiswi lebih memperdalam

    masalah makhluk hidup. Namun, tidak sesama manusia saja kita saling

    mengenal. Kita sebagai manusia juga harus mengenal lebih dalam masalah

    hewan, terutama pada pembahasan kali ini, yaitu mengenai sistem organ pada

    hewan vertebrata.

  • 8/19/2019 MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_hari_rabu_dikumpul_nu_nary.pdf

    37/37

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.the-az.com/

    http://www.wikipedia.orgJasin Maskoeri.1992. Zoologi Vertebrata.Surabaya:Sinar Wijaya.

    Rustam, Nuryani dan Otang Hidayat, 1994, Biologi SLTP II. Jakarta; Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan.

    Sudjadi, Bagod.2007.Biologi Sains dalam Kehidupan.Surabaya:Yudhistira.