makalah public relationship

16

Upload: karaengandipettaraja-nackdaeng-asliandirwansyah-djoesoef

Post on 24-Jul-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Public Relationship
Page 2: Makalah Public Relationship

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

DEPARTEMEN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

2012

PRAKTEK KEHUMASAN

Konsultan Humas

Page 3: Makalah Public Relationship

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2

A. Pengertian Konsultan Humas .......................................................................................... 2

B. Konsultan Public Relation (PR ....................................................................................... 2

C. Tugas Seorang Konsultan Kehumasan ........................................................................... 3

D. Macam-macam Bentuk Jasa yang Disediakan ................................................................ 4

E. Memantapkan Hubungan Dengan Konsultan ................................................................. 4

F. Pelaksanaan Layanan Konsultasi .................................................................................... 6

G. Berakhirnya Hubungan Klien dengan Konsultan ........................................................... 8

H. Tarif Jasa Konsultan ....................................................................................................... 8

I. Kelebihan dan Kekurangan Pengguna Konsultan......................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

Page 4: Makalah Public Relationship

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Praktek Kehumasan : Konsultan Humas”.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada

teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritikdan

saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada

pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1. Ibu Dosen Pengajar mata pelatihan Praktek Kehumasan yang telah meluangkan waktu, tenaga

dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

penyusunan makalah ini

2. Rekan-rekan semua di Kelas F-13,14, dan 15 Fakultas Politik Pemerintahan Institut

Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan baik

berupa bantuan moril maupun materil dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah

memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, AmiinYaaRobbal

„Alamiin.

Jatinangor, 26 April 2012

Penulis

Page 5: Makalah Public Relationship

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Semua organisasi baik profit maupun non profit menginginkan reputasi yang baik dan

pengelola reputasi dalam organisasi seharusnya dijalankan oleh Publik Relations (PR). Tetapi pada

kenyataannya tidak semua organisasi memiliki PR karena pada dasarnya ada beberapa pertimbangan

apabila sebuah organisasi atau perusahaan ingin mendirikan sebuah departemen baru dalam

organisasinya. Tidak menutup mata bahwa di Indonesia masih banyak perusahaan atau organisasi

yang belum sadar akan kebutuhan PR bagi dirinya. Hal ini terjadi karena bisa jadi cara pandang

tentang pengoperasian sebuah organisasi berbeda-beda.

Di sisi lain keinginan untuk mendirikan sebuah departemen baru terhalang oleh biaya atau

mungkin bisa jadi juga karena pertimbangan keraguan apakah departemen yang baru tersebut dapat

secara efektif beroperasi. Berdasarkan hal tersebut ada baiknya sebuah perusahaan mencoba

menjajagi pentingnya fungsi PR dan apa hasil yang dapat diraih dengan melaksanakan fungsi PR

tersebut. Oleh karena itu jalan tengah yang dapat disarankan adalah menyewa konsultan PR untuk

membantu mewujudkan harapan akan reputasi positif sekaligus menepis serta menyakinkan bahwa

PR adalah penting dan bermanfaat bagi oragnisasi.

Page 6: Makalah Public Relationship

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsultan Humas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsultan adalah ahli yang tugasnya memberi

petunjuk, pertimbangan, atau nasihat dalam suatu kegiatan (penelitian, dagang, dsb); penasihat.

Konsultan adalah sparring partner untuk pembuat keputusan (decision maker) dalam

menjalankan tugas-tugasnya. Sparring partner ini bisa berarti si konsultan memberikan pertimbangan

atas berbagai alternatif tindakan (seperti pertimbangan risiko), atau memberikan suatu analisis yang

mendalam atas suatu fenomena untuk diberikan kepada si pembuat keputusan, dan bisa juga

menjabarkan suatu keputusan ke dalam bentuk yang lebih konkrit atau detail sesuai dengan

kebutuhan.

Jadi, seorang konsultan itu memberikan analisis atau kajian, opini atau pendapat, serta

penjabaran (detail) atas suatu fenomena yang menjadi fokus perhatian seorang pembuat keputusan

atau sebuah organisasi. Satu hal yang pasti, konsultan tidak pernah membuat keputusan untuk klien,

dia hanya memberikan analisis, opini, dan penjabaran. Keputusan tetap di tangan si klien. Seorang

konsultan bukanlah pembuat keputusan untuk si klien.

Konsultan humas adalah praktek pemberian jasa pelayanan kreatif dan teknik-teknik khusus

yang dilakukan oleh individual atau lembaga yang berhak melakukannya berdasarkan pengalaman,

kemampuan, keahlian, kepemilikan, identitas, atau berbadan hukum, untuk tujuan usaha jasa

konsultan.

B. Konsultan Public Relation (PR)

Mendapatkan konsultan yang baik dapat dilakukan dengan cara membaca dengan detail

layanan yang pernah dilakukan dengan melihat track recordnya. Perlu pula mempertimbangkan atau

mendapatkan referensi dari pihak lain tentang reputasi konsultan yang akan disewa serta perlu

mengecek keberadaan konsultan tersebut apakah mereka tercatat dalam professional body karena

biasanya dari merekalah akreditasi atau sertifikasi konsultan diperoleh. Tentu saja dalam memilih

harus disesuaikan dengan kebutuhan dasar dari perusahaan dan dana yang ada.

Berikut ini beberapa dasar pertimbangan mengapa konsultan dibutuhkan:

Page 7: Makalah Public Relationship

· Pada saat kita membutuhkan pengelola program yang sifatnya hanya jangka pendek dan adalah

proyek – proyek yang spesifik

· Kebutuhan akan pengerjaan pekerjaan yang fluktuatuif (tidak tetap terkadang rendah tetapi di

saat tertentu tinggi)

· Membutuhkan pekerjaan dengan ketrampilan khusus, dan ketrampilan ini tidak dimiliki oleh

karyawan yang ada

· Memerlukan objektifitas tinggi. Konsultan dapat mengerjakan pekerjaan tanpa terimbas oleh

kepentingan – kepentingan tertentu.

· Jika membutuhkan tangan dan kaki untuk melaksanakan sebuah pekerjaan. Apabila kita

merencanakan banyak program atau pekerjaan dan membutuhkan sumber daya manusia yang

banyak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Konsultan mampu menyediakan tim yang untuk

melakukan rencana – rencana tersebut ( Macnamara; 1996, 240 -241)

C. Tugas Seorang Konsultan Kehumasan

1. Memfasilitasi hubungan perusahaan/lembaga publik/pemerintah daerah/organisasi

profesi/pengusaha dengan redaksi/perusahaan/bagian iklan media cetak dan elektronik.

2. Penanganan krisis citra, penanganan suatu keadaan dimana kepercayaan

masyarakat/konsumen/konstituen politik terhadap lembaga publik/perusahaan mengalami

kemerosotan atau kemunduran dan bahkan kehilangan kepercayaan dikarenakan kejadian

peristiwa negatif tertentu, yang mendapat perhatian publik, media cetak dan media

elektronik.

3. Analisis media, membantu klien agar tidak dirugikan akibat pemberitaan yang salah dan bias

disebabkan oleh: sudut pandang wartawan yang negatif dalam penulisan berita, pilihan

bahasa dan cara penyampaian oleh wartawan yang kurang tepat, prasangka tersembunyi,

bias waktu, kesalahan wartawan memahami konteks, perspektif wartawan yang dangkal, dan

berbagai bentuk interes kepentingan sehingga dalam menonjolkan isu dan fakta tidak

berimbang dan merugikan klien.

4. Penulisan siaran pers (press release), berita jadi layak siar/muat, karangan khas (features),

artikel/opini, wawancara khusus untuk publikasi media cetak dan elektronik, surat pembaca,

surat keluhan konsumen/pengaduan, dsb.

5. Penulisan naskah pidato; tema ekonomi-bisnis, politik, sosial-budaya dsb untuk

perseorangan, pemimpin bisnis, politisi, pemimpin daerah, pemimpin organisasi nirlaba,

pemuka masyarakat, dsb.

Page 8: Makalah Public Relationship

D. Macam-macam bentuk jasa yang disediakan

Secara umum bentuk pelayanan konsultan adalah:

1. Pemberian jasa konsultif seperti pemberian nasihat.

2. Layanan jasa terintegrasi yang luas dalam bentuk eksekusi dalam bantuannya.

3. Gabungan dari jasa konsultif dan eksekusi, hingga evaluasi program kerja humas.

E. Memantapkan Hubungan dengan Konsultan

Hubungan antara klien dan konsultan biasanya meliputi tiga tahap yaitu kontak awal,

melakukan pertemuan dan menentukan kontak. Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai hal

tersebut:

1) Kontak Awal

Hubungan antara klien dan konsultan biasanya dapat terjadi langsung maupun secara tidak

langsung. Secara langsung misalnya secara pertemanan meminta konsultan untuk membantu

organisasi untuk memberikan pelatihan, mengelola pelatihan atau secara khusus sebagai praktisi

diundang untuk memberikan masukan kepada organisai. Kontak klien secara tidak langsung dapat

terjadi misalnya dari pembaca tulisan, buku, artikel yang dikeluarkan oleh konsultan. Ketertarikan

pembaca akan konsep yang dipaparkan ditindaklanjuti dengan mengundang konsultan tersebut.

2) Pertemuan Awal

Ketika kontak sudah terjadi, langkah berikutnya adalah mengadakan pertemuan antara klien

dan konsultan. Pada pertemuan ini pihak konsultan hendaknya memberikan presentasi yang menarik.

Presentasi yang menarik diharapkan dapat menjual, biasanya membahas hal-hal sebagai berikut:

1. Kepemilikan konsultan, termasuk badan hukum yang menaungi.

2. Klien–klien yang pernah ditangani termasuk di dalamnya, kasus–kasus yang pernah

diselesaikan

3. Besaran nilai kegiatan yang pernah dicapai

4. Pengalaman yang mendukung

5. Komitmen konsultasi pada pengembangan profesional

6. Tim yang akan melakukan pekerjaan

7. Bagaimana mekanisme pelaporannya termasuk di dalamnya monitoring anggaran dan prosedur

pelaporannya

Page 9: Makalah Public Relationship

8. Pengelolaan dana

9. Biaya konsultansi dan biaya tim admisnistrasi termasuk juga kesepakatan charge biaya

operasional misalnya penggunaan telepon, internet, dll

10. Evaluasi kinerja

11. Beberapa hal yang mungkin perlu dijaga kerahasiaan, hak cipta, dll

3) Menyusun Kontrak

Jika kesepakatan telah terjadi langkah berikutnya yang dilakukan adalah menyusun

kontrak. Kontrak pada dasarnya memuat komitmen kedua belah pihak dan harapan yang ingin

dicapai. Wister dalam Goldhaber mengatakan bahwa kontrak adalah pertukaran harapan secara

eksplisit, bagian dari dialog, bagian dari dokumen tertulis yang menjelaskan hal–hal yang disepakati

oleh klien dan konsultan meliputi tiga hal berikut:

1. Apa yang ingin dicapai dari hubungan tersebut,

2. Berapa lama investasi tersebut disepakati, kapan dan berapa biaya yang disepakati,

3. Dasar aturan yang digunakan untuk melandasi hubungan kedua belah pihak. Termasuk di

dalamnya mengenai batas waktu laporan serta dasar hukum dan kesepakatan penyelesaian

masalah serta pihak mana yang harus dilibatkan untuk penyelesaian masalah.

Page 10: Makalah Public Relationship

F. Pelaksanaan Layanan Konsultasi

Menurut Goldhaber dikenal 3 model konsultasi yaitu

1. Purchase Model

Pada model ini klien mendefinisikan apa yang dibutuhkan berdasarkan diagnosa terhadap

sistem yang ada. Kemudian klien melakukan pendekatan kepada konsultan untuk membeli layanan

dan informasi berdasarkan kebutuhan tersebut. Pada model ini baik klien maupun konsultan berada

pada posisi linier. Contoh misalnya konsultan diminta untuk memberikan pelayanan sementara tujuan

dari pelatihan tersebut dibuat atas permintaan klien. Klien menginginkan informasi atau konsultasi

mengenai masalah komunikasi atasan bawahan di organisasi (klien tahu masalah yang terjadi di

organisasinya sehingga topik yang ingin dibahas adalah masalah yang sudah teridentifikasi

sebelumnya),dll

Menurut Schein dalam Goldhaber keberhasilan dari model ini sangat tergantung dari akurasi

diagnosa klien terhadap masalah, mengkomunikasikannya kepada konsultan, melakukan asesment

terhadap konsultan apakah mereka mampu menangani hal ini atau tidak.

2. Doctor Patient Model

Klien bertindak sebagai orang sakit, mendeskripsikan gejalanya kepada konsultan tanpa tahu

apa masalah yang terjadi padanya. Para konsultan disini adalah mendiagnosa penyakit yang diderita

pasien dan membuat resep apa yang seharusnya dilakukan. Pada model ini biasanya konsultan disewa

untuk melihat kondisi organisasi. Perbedaan utama antara model ini dengan model sebelumnya adalah

sumber dari diagnosa. Pada purchase model sumber diagnose berasal dari klien sedangkan pada

doctor patient model, diagnose bersumber dari konsultan.

Proses ini dapat gagal apabila konsultan tidak dapat melakukan diagnosa secara jeli terhadap

klien. Ini dapat terjadi apabila klien tidak mau menerima resep dari konsultan, hal ini biasa terjadi

pada organisasi-organisasi yang defensive dimana karyawan atau manajer tidak mau bekerjasama

dengan konsultan untuk memaparkan kondisi yang sesungguhnya terjadi.

Page 11: Makalah Public Relationship

3. Process Model

Pada model ini konsultan dan klien duduk bersama menggali masalah. Melakukan intervensi

dan menyelesaikan masalah bersama – sama. Menurut Schein tugas utama konsultan di sini adalah

membuat klien menerima, memahami, dan bertindak berdasarkan proses yang berlandaskan kondisi

yang terjadi pada lingkungan klien. Pada proses ini diharapkan dan diasumsikan adanya keinginan

para anggota anggota untuk pengembangan organisasi ke arah yang lebih baik. Manajer tidak tahu apa

yang salah, tidak tahu bagaimana penyelesaian masalahnya, tulus menginginkan organisasi menjadi

baik, dan akan dapat menjadi efektif apabila mereka dapat belajar mendiagnosa masalahnya sendiri.

Dari pihak konsultan diasumsikan mereka mampu bekerjasama dengan anggota organisasi, mampu

menyediakan alternatif penyelesaian masalah, memiliki kemampuan mendiagnosa masalah dan

memberikan jalan keluarnya. Pada model ini konsultan membantu organisasi agar dapat mampu

menggunakan sumber dayanya untuk menyelesaikan masalah.

Masing–masing model memiliki kelebihan dan kekurangannya masing– masing, sehingga

model mana yang akan digunakan dikembalikan lagi kepada organisasi masing – masing yang akan

menggunakan jasa konsultan.

Turner dalam Goldhaber menyarankan 8 hal mendasar tujuan konsultansi yaitu:

· Menyediakan informasi bagi klien

· Menyelesaikan masalah klien

· Membuat diagnosa, yang diturunkan dari analisis permasalahan

· Membuat rekomendasi berdasarkan diagnosa tersebut

· Membantu implementasi solusi yang direkomendasikan

· Membangun konsensus serta komitmen melalui tindakan aksi dan koreksi

Memfasilitasi pembelajaran klien, mengajari klien dalam menyelesaikan masalah yang sama di

kemudian hari

· Meningkatkan efektifitas organisasi secara permanen.

Page 12: Makalah Public Relationship

G. Berakhirnya Hubungan Klien dengan Konsultan

Konsultan komunikasi apabila merasa ketrampilan yang dikembangkan meningkat dan berhasil,

maka sudah saatnya untuk mengakhiri hubungan antara konsultan dan klien. Keputusan ini

merupakan bagian dari proses model yang merupakan niat dari kedua belah pihak. Memulai

pemutusan hubungan bukan berarti konsultan tidak akan kembali lagi ke organisasi tersebut. Metode

yang berhasil biasanya jika dilakukan perlahan – lahan dalam tenggang waktu tertentu. Sebagai

contoh konsultan mengurangi keterlibatannya dengan organisasi dari 2 hari per minggu menjadi 1 hari

per minggu dan seterusnya sampai hubungan tersebut akhirnya berakhir.

Konsultan atas dasar kesadarannya dapat dua kali setahun mengontak organisasi tersebut untuk

melihat perkembangannya bukan berarti menjual produk/jasanya. Memang konsultan dan kliennya

memiliki hak untuk mengakhiri hubungan apabila syarat–syarat di dalam kontrak dilanggar. Apabila

proses ini terjadi (pelanggaran kontrak) konsultan harus menjadwalkan pertemuan dengan top

manajemen, mendiskusikan alasan pengakhiran hubungan ini. Apabila manajemen yang berinisiatif

memutuskan hubungan dengan konsultannya, mereka juga harus menyebutkan alasan-alasan dari

kontrak yang dilanggar.

H. Tarif Jasa Konsultan

Konsultan dibayar untuk

1. Profesional fee (meliputi waktu berkonsultasi)

2. Production fee (meliputi cetakan, fotografi, dll)

3. Biaya Umum meliputi biaya pengiriman, fax, telephone, biaya perjalanan, dll

Biaya produksi dan biaya umum biasanya ditagihkan pada item tertentu yang harus dilampiri

persetujuan dari klien. Kebanyakan konsultan PR membuat tarif profesional Fee nya melalui tiga

metode yaitu:

Basis Masa (biaya dibayarkan secara bulanan)

Berbasis Proyek berdasarkan nilai suatu proyek

Berbasis Jam.

Dalam setiap kasus, konsultasi yang terpercaya mereka membuat time sheet yang digunakan

untuk penagihan. Tahun 1995, perusahaan PR menetapkan tarif 80-300$/jam sekitar Rp. 700.000-

2.700.000,- per jam (kasus di Amerika). Berdasarkan informasi dari konsultan yang ada di Indonesia,

tahun 2004 biaya konsultasi adalah sekitar Rp. 3.500.000,- hingga Rp. 5.000.000,- per jam

Konsultan PR, memiliki nilai jual utama untuk memberi nasehat, menulis, koordinasi,

mengelola kampanye dengan beberapa biaya produksi untuk produk yang dihasilkan sebagai bagian

Page 13: Makalah Public Relationship

dari nilai program. Penetapan biaya berbasis jam jarang digunakan pada kebanyakan konsultan karena

konsultan dan klien dalam kondisi tidak saling mengetahui keadaannya masing–masing dalam arti

konsultan belum tahu apa yang harus dikerjakan maupun kemampuan finansial klien dan klien belum

mengetahui seberapa masalah yang dihadapi dan belum tahu mengenai kemampuan konsultan.

(Macnamara, 1985:255)

Jika menggunakan biaya berbasis waktu Kim Harrison menyatakan bahwa konsultan harus

mengisi time sheet setiap hari. Time sheet inilah yang akan dijadikan patokan penagihan. Biasanya

pembayaran setiap bulan dengan menyertakan aktifitas bulanan (melalui rekap keuangan). Apabila

seorang konsultan senior digunakan, proporsi mereka ditempatkan pada admninistrasi, aktifitas

networking. (Harrison; 2001, 111)

Apabila perusahaan ingin konsultan PR nya terus melakukan pekerjaan baginya, tidak bekerja

pada kompetitor, terus bersedia bekerja bagi perusahaan tersebut setiap saat, maka digunakan basis

retainer (sebagian biaya dibayarkan sebelum jatuh tempo).

Biaya berbasis proyek biasanya digunakan apabila pekerjaannya dikerjakan dalam kerangka

waktu dan lingkungan yang sudah dapat diidentifikasi/diprediksikan. Contohnya bagi kegiatan

launching product lebih mudah dibuat pembiayaannya sebagai biaya proyek karena mempunyai awal

maupun akhir pekerjaan. Demikian juga untuk konferensi, seminar, pameran, dll biasanya

menggunakan pembiayaan berbasis proyek. Harus dimengerti bahwa biaya berbasis proyek ataupun

biaya berbasis masa meliputi

seluruh waktu konsultasi, tetapi tidak termasuk biaya-biaya tetap (kurir, surat menyurat, fax, dll) biaya

produksi (cetakan, fotografi, desain, dll). Beberapa konsultan PR membuat penagiahan terpisah untuk

biaya-biaya perjalanan atau pertemuan dengan klien (Macnamara, 1985:256).

Page 14: Makalah Public Relationship

I. Kelebihan dan Kekurangan Pengguna Konsultan

Setelah secara detail memahami konsultan dan proses – proses yang ada di dalamnya. Perlu

juga diketahui kelebihan dan kelemahan sebuah organisasi menggunakan jasa konsultasi. Hal ini perlu

disampaikan sebagai dasar pertimbangan sebelum memutuskan untuk menggunakan konsultan atau

mendirikan sebuah departemen baru. Adapun kelebihan dan kelemahannya adalah sebagai berikut:

Kim Harrison memaparkan kelebihan dan kelemahan adalah

Kelebihan/Keuntungan

Klien dapat dianalisis dengan lebih objektif

Konsultan memiliki ketrampilan dan pengalaman yang beragam

Konsultan (pada umumnya yang besar ) memiliki akses pada sumberdaya yang besar

Konsultan yang baik memiliki akses yang baik dengan media, pemuka pendapat,

pemerintah,dll

Kelemahan/Kekurangan

Kekurangmampuan memahami masalah klien yang uni (yang khas miliki sebuah organisasi)

Kurang komitmen terhadap waktu (tidak dapat penuh waktu)

Perlu waktu penyesuaian dengan klien baru

Rasa tidak suka dari staf PR internal

Membutuhkan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi

Biaya konsultansi mahal

Page 15: Makalah Public Relationship

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ø Menurut kamus besar bahasa Indonesia, konsultan ahli yang tugasnya memberi petunjuk,

pertimbangan, atau nasihat dl suatu kegiatan (penelitian, dagang, dsb); penasihat

Ø Konsultan humas adalah praktek pemberian jasa pelayanan kreatif dan teknik-teknik khusus

yang dilakukan oleh individual atau lembaga yang berhak melakukannya berdasarkan

pengalaman, kemampuan, keahlian, kepemilikan, identitas, atau berbadan hukum, untuk

tujuan usaha jasa konsultan.

Ø Mendapatkan konsultan yang baik dapat dilakukan dengan cara membaca dengan detail

layanan yang pernah dilakukan dengan melihat track recordnya. Perlu pula

mempertimbangkan atau mendapatkan referensi dari pihak lain tentang reputasi konsultan

yang akan disewa serta perlu mengecek keberadaan konsultan tersebut apakah mereka tercatat

dalam professional body karena biasanya dari merekalah akreditasi atau sertifikasi konsultan

diperoleh.

Ø Macam-macam bentuk jasa yang disediakan

Secara umum bentuk pelayanan konsultan adalah:

1. Pemberian jasa konsultif seperti pemberian nasihat.

2. Layanan jasa terintegrasi yang luas dalam bentuk eksekusi dalam bantuannya.

3. Gabungan dari jasa konsultif dan eksekusi, hingga evaluasi program kerja humas.

Ø Tarif Jasa Konsultan

Konsultan dibayar untuk

1. Profesional fee (meliputi waktu berkonsultasi)

2. Production fee (meliputi cetakan, fotografi, dll)

3. Biaya Umum meliputi biaya pengiriman, fax, telephone, biaya perjalanan, dll

Page 16: Makalah Public Relationship

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Konsultan

http://megistra.blogspot.com

http://publicrelationsidaananda.blogspot.com/2009/02/berkenalan-dengan-jasa-konsultan.html

http://pksm.mercubuana.ac.id

http://ririsatria40.wordpress.com/2010/04/18/konsultan/