presentasi public health

50
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI KELURAHAN MANGSANG KECAMATAN SEI BEDUK KELOMPOK 1 1. Anton Mangadaliman 06310019.P 2. Asriadi 05310159 3. Resti Adystia06310146 4. Susilawati 01310058 5. Hesty Safitri07310111 6. Syilviana Siska 06310176 7. Puspasari Agustri 06310136

Upload: dewi-resti-yuniar

Post on 01-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesehatan masyarakat

TRANSCRIPT

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYEBARAN

PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI KELURAHAN MANGSANG

KECAMATAN SEI BEDUK

KELOMPOK 1

1. Anton Mangadaliman 06310019.P2. Asriadi 053101593. Resti Adystia 063101464. Susilawati 013100585. Hesty Safitri 073101116. Syilviana Siska 063101767. Puspasari Agustri 06310136

Latar Belakang

Demam berdarah atau biasa dikenal dengan

DHF (Dengue haemorragic Fever) merupakan

suatu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk

Aedes Aegypti betina. Nyamuk ini merupakan

spesies nyamuk tropis dan subtropis, dan bisa

hidup pada daerah yang ketinggiannya

mencapai 2200 m di atas permukaan laut.

Pada tahun 2012 dari data yang ada di

puskesmas Sei Pancur – Sei Beduk

menyatakan bahwa angka kejadian penyakit

demam berdarah paling banyak terdapat di

kelurahan Mangsang kecamatan Sei Beduk

yang mencapai 28 kasus.

Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak

diantara 3 kelurahan lainnya yaitu kelurahan

Duriangkang 15 kasus, kelurahan Tanjung

Piayu 7 kasus, dan kelurahan Mukakuning

sebanyak 4 kasus.

PROFIL PUSKESMAS Puskesmas Sei Pancur memiliki Visi dan Misi,

yaitu : Visi : “Mewujudkan Kecamatan Sehat”

yaitu menuju masyarakat Kecamatan Sungai Beduk yang mandiri berperilaku hidup bersih dan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan yang bermutu secara adil dan merata,serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.

Misi : Memelihara dan meningkatkan kesehatan

individu, keluarga dan lingkungannya Menggerakkan pembangunan daerah berwawasan

kesehatan Mendorong kemandirian masyarakat untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta lingkungan yang sehat

Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima,adil, merata dan terjangkau

Mewujudkan manajemen kesehatan yang bermutu

Tujuan :

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat

agar mampu berperilaku bersih dan sehat

Mewujudkan pelayanan yang bermutu,adil

dan merata serta terjangkau dengan sarana

dan prasarana sesuai kebutuhan

Meningkatkan managemen kesehatan yang

dinamis dan akuntabel

Sasaran : Meningkatnya pemberdayaan masyarakat

untuk hidup sehatMenurunnya ratio angka kematian ibu dan bayi

Menurunnya angka gizi burukTerbinanya posyandu dan desa siaga Terlatihnya kader posyandu,UKK dan UKS

Penyebarluasan informasi kesehatan

Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan Meningkatnya sistem surveilans Meningkatnya pelayanan kesehatan yang

berkualitas Meningkatnya manajemen kesehatan

Berikut Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur

Beroperasi sejak Tahun 1997 meliputi wilayah : Darat (2 Kelurahan; Tanjung Piayu & Mukakuning) Pulau (3 pulau; Temoyong, Selat Nenek, Pantai

Gelam)

Mengalami pemekaran pada tahun 2006 Menjadi 4 Kelurahan (darat) yakni :

Tanjung Piayu Mukakuning Mangsang dan Duriangkang

BATAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI PANCUR

Geografis permukaan datar dan variasi perbukitan dengan ketinggian maksimal 160 m dpa

Letak Kecamatan

Sungai Beduk

0°55-1°55 LU

103°45-104°10 BT

Batasan Wilayah

Sebelah Utara Kecamatan Batam Kota

Sebelah Selatan Kecamatan Bulang

Sebelah Barat Kecamatan Sagulung

Sebelah Timur kecamatan Nongsa

Luas Wilayah 120.674 km² 4 Kelurahan

Demografi 115.465 jiwaLaki = 49.806 jiwa

Perempuan = 65.659 jiwa

Kriteria Kawasan Industri

Tinjauan Pustaka

Definisi DBD merupakan suatu penyakit

menular yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

Selain itu demam berdarah menurut WHO dapat didefinisikan dengan penyakit febris virus akut, seringkali disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang, sendi dan otot, ruam leukopenia sebagai gejalanya.

Tanda dan GejalaMasa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak

seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut : (Buku Ajar IPD UI, 2006)

1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).

2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.

3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.

4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).5. Tekanan darah menurun sehingga

menyebabkan syok.6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari

ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).

7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.

8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.

9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.

10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

 

Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue

DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium

 

DD 

Demam disertai 2 atau lebih tanda: Sakit kepala,nyeri retro-orbital, mialgia/atralgia. 

•Leukopenia•Trombositopenia, tidak ditemukan bukti kebocoran plasma

DBD IGejala diatas ditambah Uji bendung (+)

•Trombositopenia (<100.000/ul), bukti adanya kebocoran plasma

Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue

DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium

DBD IIGejala diatas ditambah dengan perdarahan spontan

•Trombositopenia (< 100.000/ul), bukti adanya kebocoran plasma

DBD IIIGejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah)  

•Trombositopenia (< 100.000/ul), bukti adanya kebocoran plasma

DBD IV

Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur

•Trombositopenia (< 100.000/ul), bukti adanya kebocoran plasma•Serologi Dengue (+)

PenatalaksanaanTidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsp utama adalah terapi suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat diturunkan hingga < 1%. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral.

Jika asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secra bermakna. (Buku Ajar IPD UI, 2006)

 

Profil Kelurahan Mangsang3.1.1.1. Gambaran Umum Kelurahan

Mangsang (Profil Kelurahan, 2011) Berdasarkan peraturan daerah kota Batam

nomor 02 tahun 2005 tentang pemekaran, perubahan dan pembentukan Kecamatan dan Kelurahan dalam Daerah Kota Batam, maka pemerintah Kota Batam telah melakukan penataan kembali Wilayah Kota Batam yang semula terdiri dari 8 Kecamatan dan 51 Kelurahan menjadi 12 Kecamatan dan 64 Kelurahan.

Termasuk Kelurahan Mangsang yang merupakan hail pemekaran dari Tanjung Piayu yang dimekarkan menjadi 4 ( empat ) Kelurahan yaitu Kelurahan Tanjumg Piayu, Kelurahan Duriangkang, Kelurahan Mukakuning dan Kelurahan Mangsang.

Penyelenggaraan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan tersebut mulai berlaku efektif pada tanggal 05 juni 2006, hal ini dilakukan disamping untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat juga demi mendukung visi kota Batam “ Mewujudkan Bandar Dunia Yang Madani dan Menjadi Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional ”.

JUMLAH PENDUDUKJumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin :Laki – laki : 12.143 jiwaPerempuan : 13.928 jiwaJumlah seluruh penduduk 26.071 jiwa

Batas Wilayah Kelurahan MangsangKelurahan Mangsang berbatasan :Sebelah Utara : Kelurahan MukakuningSebelah Selatan : Kelurahan DuriangkangSebelah Barat : Kelurahan TembesiSebelah Timur : Kelurahan Tanjung Piayu

 

Hasil Laporan Kerja dan Pembahasan Lokasi Tempat Kerja :

Lokasi Kerja dilaksanakan di Bida Ayu Blok I RT 1 RW 10 Kelurahan Mangsang.

Sasaran KerjaMasyarakat usia dewasa di daerah Bida Ayu Blok I RT 1 RW 10 Kelurahan Mangsang.

Jumlah Responden

Jumlah keseluruhan responden yang diambil sebanyak 50 orang. 

Waktu KerjaWaktu kerja dilakukan pada tanggal 24 desember 2012 – 29 desember 2012.

Metode KerjaMetode kerja yang dipakai adalah metode acak.

Hasil Laporan Kerja 1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

laki - laki perempuan05

10152025303540

15

35

Jenis Kelamin

2. Karakteristik Berdasarkan Usia

20 - 25 tahun 26 - 31 tahun 32 - 37 tahun > 37 tahun0

5

10

15

20

25

2

2322

3

Usia

3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan

tidak sekolah

SD SMP SMU perguruan tinggi

05

101520253035404550

0 0

4

44

2

Pendidikan

4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

buruh petani wiraswata pegawai swasta

PNS IRT0

5

10

15

20

6

0

10

16

0

18

Pekerjaan

Data di bawah ini menjelaskan tentang tingkat pengetahuan masyarakat di daerah Bida Ayu Kelurahan Mangsang tentang penyakit demam berdarah

1.Pengetahuan responden tentang penyakit DBD

ya tidak ragu - ragu0

5

10

15

20

25

30

35

40

4541

3

6

2. Pengetahuan responden tentang jenis nyamuk penyebab DBD

aedes aegypti anopheles culex clarias bathracus

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

43

5

20

Data responden yang mengetahui nyamuk penyebab DBD

3. Pengetahuan responden mengenai waktu menggigitnya nyamuk penyebab DBD.

pagi hari siang hari sore hari malam hari0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20 19

17

11

1.2

Data responden yang mengetahui waktu menggigitnya nyamuk DBD

4. Pengetahuan responden tentang gejala yang tidak termasuk dalam penyakit DBD

bintik merah dikulit

demam tinggi mimisan pingsan0

5

10

15

20

25

30

35

97

29

5

Data responden yang tidak mengetahui gajala penyakit DBD

5. Pengetahuan responden mengenai kegiatan yang tidak termasuk 3M

menguras mengubur menutup menanam pohon0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

1 2 1

46

Data responden yang tidak mengetahui kegiatan 3M

6. Pengetahuan responden mengenai jenis air tempat perkembangbiakan nyamuk DBD

air kotor air payau air comberan air tenang dan bersih

0

5

10

15

20

25

30

35

40

9

0

5

36

Data responden yang mengetahui jenis air tempat perkembangbiakan nyamuk DBD

7. Pengetahuan responden tentang tempat berkembangbiaknya nyamuk DBD

vas bunga bak mandi kaleng dan botol bekas

semua jawabab benar

05

101520253035404550

2 1 1

46

Data responden yang mengetahui tempat berkembangbiaknya nyamuk DBD

8. Pengetahuan responden mengenai kegunaan bubuk abate

membunuh telur membunuh nyamuk dewasa

betina

membunuh nyamuk dewasa

jantan

membunuh jentik

0

5

10

15

20

25

30

35

40

10

2 1

37

Data responden yang mengetahui fungsi bubuk abate

9. Pengetahuan responden mengenai pencegahan penyakit DBD yang paling efektif

pembrantasan sarang dan

jentik nyamuk

fogging / pengasapan

pemberian bubuk abate

pemakaian lotion anti nyamuk

0

5

10

15

20

25

30

35

40

11

34

2 3

Data responden yang mengetahui pencegahan penyakit DBD paling efektif

10.Pengetahuan responden mengenai penanganan pertama pada penderita DBD

0

10

20

30

4 2

26

18

Data responden yang mengetahui penanganan pertama penderita DBD

Sikap dan tindakan masyarakat terhadap penyakit DBD dalam aktifitas kehidupan sehari – hari

1. Data responden tentang kebiasaan menutup tempat penampungan air

76%

24%

ya tidak

2. Data responden mengenai kebiasaan menguras bak mandi minimal 1 kali seminggu

44%

56%yatidak

3. Data responden mengenai kebiasaan mengubur barang bekas

18%

82%

yatidak

4. Data responden mengenai kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk

78%

22%

yatidak

5. Data responden mengenai kebiasaan menggunakan kelambu pada saat tidur

10%

90%

yatidak

6. Data responden mengenai kebiasaan membuang barang bekas pada tempatnya

94%

6%

yatidak

7. Data responden mengenai kebiasaan menggantung pakaian di luar lemari

76%

24%

yatidak

8. Data responden mengenai kebiasaan membersihkan tempat penampungan air (dispenser, kulkas, pot bunga)

86%

14%

yatidak

9. Data responden mengenai kebiasaan menaburkan bubuk abate ditempat penampungan air

28%

72%

yatidak

10.Data responden mengenai kebiasaan mengompres dan memberi air minum yang banyak jika terdapat anggota keluarga yang terserang demam

88%

12%

yatidak

Kesimpulan

1. Pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD cukup baik, masyarakat mendapatkan informasi melalui penyuluhan, media cetak dan elektronik.

2. kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap penyebaran penyakit DBD cukup baik tetapi dari hasil yang kami temukan berbeda dengan data yang kami peroleh, dikarenakan ada beberapa responden tidak jujur dalam memberikan jawaban yang sesuai dengan sikap dan prilaku terhadap pemberantasan penyakit DBD

3. Pihak Puskesmas Sei Pancur sudah sering melakukan penyuluhan didalam dn luar jam kerja namun masih banyak kasus DBD yang ditemukan hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan kesadaran dari sebagian masyarakat, kepadatan penduduk yang sulit teratasi, tata letak dari perumahan yang kurang baik.

4. Pola pikir sebagian besar masyarakat yang beranggapan bahwa Fogging merupakan satu – satunya cara yang paling efektif dalam pemberantasan penyakit DBD.

Saran Mengajak warga untuk peduli terhadap kebersihan

lingkungan dengan mengadakan kegiatan gotong royong.

Mengadakan penyuluhan dan koordinasi bersama warga tentang bahaya nyamuk DBD

Menghimbau masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan.

Memberikan pemahaman lebih tentang penyebab penyakit DBD melalui penyuluhan-penyuluhan.

Mengajak warga untuk lebih peduli menjaga kesehatan Mengurangi angka penyakit DBD dengan meningkatkan

penyuluhan dan pengobatan. Mengajak warga untuk berpartisipasi dalam

meningkatkan kegiatan- kegiatan kebersihan lingkungan dan kesehatan.

SEKIAN

TERIMA KASIH ........