makalah pembuatan kompos dan sumber

38
Daftar Isi Daftar Isi................................................................................................. 1 BAB I.......................................................................................................2 PENDAHULUAN....................................................................................... 2 BAB II...................................................................................................... 6  TINJAUAN PUSTAKA.. .............................................................................. 6 BAB III................................................................................................... 17 METODE PERCOBAAN........................................................................... 17 BAB IV........ .......................................................................................... 23 HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................23 BAB V......... .......................................................................................... 35 PENUTUP.............................................................................................. 35 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................36 LAMPIRAN............................................................................................. 37

Upload: dark7777

Post on 30-Oct-2015

835 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Makalah ini berisi tentang pembuatan kompos dengan metode komposer dan didalamnya telah tersedia berbagai sumber yang di inginkan

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 1/37

Daftar Isi

Daftar Isi.................................................................................................1BAB I.......................................................................................................2

PENDAHULUAN.......................................................................................2

BAB II......................................................................................................6

 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................6

BAB III...................................................................................................17

METODE PERCOBAAN...........................................................................17

BAB IV.................................................................................................. 23

HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................23

BAB V...................................................................................................35

PENUTUP..............................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................36

LAMPIRAN.............................................................................................37

Page 2: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 2/37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, banyak sekali orang – orang yang membudidaya tanaman hias

dan sektor pertanian yang sangat luas di Indonesia. Oleh karena itu, untuk 

mendapatkan tanaman dan hasil pertanian yang baik, kita harus memberi unsur – 

unsur yang diperlukan tanaman. Salah satunya adalah pupuk. Pupuk dibedakan

menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

Pupuk organik salah satunya adalah kompos. Kompos adalah bahan – 

 bahan organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara

mikroorganisme yang bekerja di dalamnya. Kompos banyak sekali macamnya,

kami akan membahas salah satunya mengenai kompos kotoran hewan yang

dicampur dengan dedaunan.

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut

agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran

 bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.

Sampah-sampah organik termasuk  daun- daun yang sudah tua ternyata

memiliki nilai lebih dan bisa berguna. Salah satu pemanfaatan daun yang sudah

tua adalah untuk pembuatan kompos. Kompos adalah pupuk yang berasal dari

 bahan-bahan alamiah  atau organik dan tentunya bersifat ramah lingkungan.

Selama ini, banyak para petani yang menggunakan pupuk buatan. Salah satu

alasan penggunaan  pupuk buatan tersebut adalah karena praktis. Pemakaian pupuk 

 buatan tersebut bisa mengurangi unsur hara yang dimiliki tanah bahkan

menghilangkan kesuburan tanah. Ternyata masih banyak orang yang belum

mengetahui akan kerugian pupuk buatan dibalik  keuntungan sesaat yang

diberikan. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan pemanfaatan

daun- daun yang sudah tua dan berguguran untuk dijadikan kompos atau pupuk 

alamiah.

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 2

Page 3: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 3/37

Daun-daun yang sudah tua dan berguguran sebaiknya tidak dibuang begitu

saja ditempat pembuangan akhir. Pemanfaatan lebih lanjut harus dilakukan untuk 

mengurangi masalah timbunan sampah. Salah satu pemanfaatan daun yang sudah

tua adalah dengan menyulapnya kembali menjadi sesuatu  yang berguna yaitu

kompos.

Kompos seperti multivitamin untuk tanah pertanian, kompos akan

meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos

memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik 

tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan

kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan

meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu

tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang

dapat merangsang pertumbuhan tanaman.

Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik 

kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil

 panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Dari alam untuk alam, daun yang bersifat alamiah pada akhirnya juga akan

dikembalikan lagi ke dalam  habitat  aslinya, yaitu pupuk kompos. Tanah akan

lebih menerima sesuatu yang bersifat alami dibandingkan dengan sesuatu yang

non alami.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:

1.  Bagaimana cara membuat kompos dengan efisien?

2.  Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi pembuatan kompos ?

 

C. Tujuan

Dalam rangka memenuhi tugas praktikum mata kuliah Teknik Pengelolaan

Lingkungan Industri, kami melakukan pembuatan Pupuk kompos. Adapun tujuan

 penulisan yang menjadi acuan kami untuk membuat laporan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut;

1. Mengetahui bagaimana peranan dari mikroorganisme dalam proses

 pembuatan pupuk kompos.

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 3

Page 4: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 4/37

2. Mengetahui bagaimana proses pembuatan pupuk kompos. 

Selain untuk media latihan dan tugas kami, kami juga berharap agar 

makalah ini berguna bagi masyarakat serta bagi pembaca. Kami menyusun

makalah ini sedemikian rupa sehingga para pembaca mudah untuk memahami dan

mempraktekkan membuat kompos.

D. Manfaat pembuatan kompos

Hasil penulisan laporan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat,

 baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, diharapkan hasil dari

 penelitian ini dapat memberikan kontribusi teori bagi penulisan laporan hasil

 penelitian yang lain dan sejenis dengan judul laporan hasil penelitian ini.

Secara praktis, hasil penulisan makalah ini diharapkan juga dapat bermanfaat

sebagai berikut :

1. Menjadi bahan masukan berbagai pihak dalam menganalisis peranan

mikroorganisme dalam proses pembuatan pupuk kompos..

2. Menjadi sumber acuan bagi masyarakat atau siapapun yang hendak 

melakukan penulisan makalah dan ada kaitannya dengan pengaruh

 peranan mikroorganisme dalam proses pembuatan pupuk kompos serta

 bagaimana proses pembuatan pupuk kompos baik secara konvensional

maupun menggunakan komposter.

E. Ruang Lingkup

Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada penelitian atau makalah ini ,

 perlu mengidentifikasi beberapa masalah berikut :

1. Dasar – dasar pembuatan kompos

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 4

Page 5: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 5/37

2. Penggunaan teknologi dalam pengomposan dan cara mempercepat

 proses pengomposan

3. Kegunaan kompos dalam 3 aspek ( ekonomi , lingkungan dan tanah)

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 5

Page 6: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 6/37

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kompos

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran

 bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai

macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau

anaerobik. Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik 

mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang

memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah

mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk 

lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,

 pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator 

 pengomposan (Crawford, 2003).

Menurut Outerbridge (1991), proses pembuatan kompos membutuhkan bahan organik tidak stabil seperti ekskreta ayam, oksigen, air, dan

mikroorganisme. Mikroorganisme mengambil air, oksigen dari udara, dan

makanan dari bahan organik. Mikroorganisme selanjutnya melepaskan

karbondioksida (CO2), air, dan energi, yang selanjutnya berkembang biak dan

akhirnya mati. Sebagian dari energi yang dilepaskan tersebut digunakan untuk 

 pertumbuhan dan gerakan, sisanya dibebaskan sebagai panas. Akibatnya,

setumpuk bahan kompos melewati tahap-tahapa penghangatan, temperatur 

 puncak, pendinginan, dan pematangan.

Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya merangsang

granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air.

Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas

mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu

seperti N, P, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 6

Page 7: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 7/37

meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara oleh

tanaman (Gaur, 1980).

Menurut Richard (2005), mikroorganisme yang bekerja pada proses

 pengomposan adalah jamur, bakteri, dan actinomycetes. Pada kondisi optimal

tumpukan kompos akan mencapai temperatur sekitar 50 sampai 65°C (120 sampai

150°F), yang disebabkan oleh proses panas metabolisme mikroorganisme dan

 panas ini dapat menjadi indikator bahwa proses pembuatan kompos berjalan

sempurna. Dalam proses ini terjadi proses kimiawi dimana pertumbuhan

mikroorganisme memerlukan campuran nutrien yang benar terutama campurankarbon dan nitrogen.

Bentuk fisik bahan kompos berupa ukuran partikel dan kadar airnya sangat

 berpengaruh pada proses pembentukan kompos dan juga panas yang dapat

dihasilkan selama proses dekomposisi berlangsung. Beberapa faktor penting yang

harus diperhatikan dalam proses pembuatan kompos, antara lain : kadar air bahan,

temperatur saat pengomposan, pH, bau yang ditimbulkan (odor ), keberadaan jasad

renik dalam bahan yang dikomposkan (bakteri, cacing, jamur), padatan bahan

kompos (volatile solids) (Richard, 2005).

B. Manfaat Kompos

Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan

meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos

memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik 

tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan

kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan

meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu

tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang

dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui

dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 7

Page 8: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 8/37

Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik 

kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil

 panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :

• Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

2. Mengurangi volume/ukuran limbah

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

• Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

• Aspek bagi tanah/tanaman :

1. Meningkatkan kesuburan tanah

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

3. Meningkatkan kapasitas serap air tanah

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)

6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

C. Bahan-Bahan Pembuatan Kompos

Serbuk gergaji

Serbuk gergaji memiliki kandungan air kering sampai sedang. Sebagai

 bahan baku kompos serbuk gergaji bernilai sedang hingga baik walau tidak 

seluruh komponen bahan dirombak dengan sempurna. Serbuk gergaji ada yang

 berasal dari kayu lunak dan ada pula kayu keras. Kekerasan jenis kayu

menentukan lamanya proses pengomposan karena kandungan lignin didalamnya.

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 8

Page 9: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 9/37

Kualitas serbuk gergaji tergantung pada macam kayu, asal daerah penanaman, dan

umur kayu. Makin halus ukuran partikel serbuk gergaji makin baik daya serap air 

dan bau yang dimilikinya. Unsur hara serbuk gergaji yaitu C : 50%, N : 0,25%, P :

0,20%, K : 0%, C/N : 200 (Mindawati dkk, 1998).

Molasses

Molasses atau yang lebih dikenal dengan tetes tebu adalah hasil samping

dari hasil pembuatan gula tebu. Molasses merupakan media fermentasi yang baik,

karena masih mengandung kadar gula sekitar 48 sampai 50% (Migo et al., 1993).

Tetes tebu dapat digunakan sebagai pupuk atau untuk pembuatan ragi

(Wardiyono, 2007).

Mikroorganisme

Pusat dari proses pengomposan adalah mikroorganisme dan kemampuan

mikroorganisme dalam mendekomposisi. Populasi mikroorganisme selama

 berlangsungnya perombakan senyawa organik akan terus berubah. Penambahan

kultur mikroorganisme khusus diharapkan dapat meningkatkan laju dekomposisi

senyawa organik (Sylvia et al., 2005; Outerbridge, 1991).

 Effective Microorganism (EM) adalah kultur campuran dari

mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian

 besar mengandung mikroorganisme  Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam

laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik  Streptomyces sp. dan ragi.

EM mampu meningkatkan dekomposisi limbah dan sampah organik sehingga

sangat bagus digunakan untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau

kotoran hewan, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekanaktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen (Anonimus, 2007).

Abu

Abu ditambahkan dalam pengomposan untuk menetralisasi keasaman.

Kapur juga mengandung Ca, K, dan Mg dalam kompos yang dibuat (Rosmarkam

& Yuwono, 2002).

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 9

Page 10: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 10/37

Kapur

Kapur dapat ditambahkan untuk meningkatkan metabolisme

mikroorganisme. Kapur dapat melapisi permukaan substrat organik dengan suatu

film partikel koloid yang membantu menahan air pada permukaan, sehingga

membantu cara kerja mikroorganisme dalam mendekomposisi substrat

(Outerbridge, 1991).

D. Proses Dasar Pembuatan Kompos

Proses pengomposan berdasarkan suhu lingkungan dapat dibagi menjadi

empat tahap I atau tahap mesofil, tahap ke II atau tahap termofil, tahap ke III atau

tahap pendinginan, dan tahap ke IV atau tahap pemasakan (Palmisano dan Barlaz,

1996).

Menurut Triatmojo (2002) pada tahap I (tahap mesofil) yaitu masa kompos

mendekati suhu lingkungan yaitu 20 sampai 40ºC. Pada tahap ini terbentuk asam-

asam organik yang diikuti penurunan pH sekitar 5 sampai 6. Perkembangan

mikroorganisme menyebabkan suhu meningkat dengan cepat lebih dari 40ºC dan

mulailah tahap termofil. Populasi pergantian mikroorganisme selama proses

 pengomposan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Pergantian populasi mikroorganisme selama proses pengomposan

Organisme Tahap

Mesofil

Tahap

Termofil

Tahap

Pendinginan

Jumlah Spesies

yang Ada

(CFU g-1 Massa Kering)

Bacteria

Mesofil 108 106 1011 6

 

Termofil

104 109 107 1

 Actinomycetes

 

Termofil

104 108 105 14

Jamur

Mesofil 106 103 105 18

 

Termofil

103 107 106 16

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 10

Page 11: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 11/37

Sumber : Sylvia et al . (2005).

Tahap II (tahap termofil) terjadi peningkatan suhu kompos lebih dari 40ºC

yaitu suhu antara 50 sampai 70ºC. Terjadi penurunan populasi mikroorganisme

mesofil yang akan digantikan mikroorganisme termofil. Pada tahap ini terjadi

degradasi bahan organik menjadi lebih intensif hingga menyebabkan peningkatan

 pH sekitar 7 sampai 9 (Triatmojo, 2002). Peningkatan suhu termofil dapat dicapai

 bila pasokan udara dalam timbunan kompos cukup.

Tahap III atau tahap pendinginan merupakan tahap stabilisasi limbah dan

mineralisasi. Suhu mengalami penurunan dibawah 40ºC yang menyebabkan

aktivitas mikroorganisme termofil digantikan oleh mikroorganisme mesofil. Suhu

akan terus menurun hingga mendekati suhu lingkungan 30ºC dan pH akan sedikit

turun.

Tahap IV atau tahap pemasakan merupakan tahap akhir pemanasan,

sehingga laju rekasi perubahan senyawa kimia dan fisika terjadi secara lambat.

Mikroorganisme yang berperan dalam tahap pemasakan masih bersifat anaerobik 

yang berpengaruh pada hasil fermentasi, seperti reduksi senyawa nitrogen dan

sulfur yang menghasilkan gas amoniak, asam lemak, dan hidrogen sulfida

(memproduksi bau tidak sedap pada kompos tahap pemasakan). Senyawa antara

 pada tahap pemasakan juga dapat mengganggu aktivitas perkecambahan benih

dan tanaman, seperti asam asetat dan senyawa fenolik (Sylvia et al ., 2005).

Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang

dikomposkan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa

 penambahan aktivator pengomposan.

Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam waktu beberapa

minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar matang.

E. Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Kompos

Rasio C/N

Menurut Outerbridge (1991), proses pembuatan kompos kompos

tergantung pada kerja mikroorganisme yang memerlukan sumber karbon untuk 

mendapatkan energi dan bahan bagi sel-sel baru, bersama dengan pasokan

nitrogen untuk protein sel. Nitrogen merupakan unsur hara paling penting.

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 11

Page 12: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 12/37

Perbandingan karbon dan nitrogen (C/N) berkisar antara 25-35 : 1. Jika

 perbandingan jauh lebih tinggi, proses metabolisme membutuhkan waktu lama

sebelum karbon dioksidasi menjadi karbon dioksida, sedangkan jika perbandingan

lebih kecil, maka nitrogen yang merupakan komponen penting pada kompos akan

dibebaskan sebagai amonia.

Ukuran Partikel

Menurut Sylvia et al . (2005), ukuran partikel berperan dalam pergerakan

oksigen ke dalam tumpukan kompos (melalui pengaruh porositas), akses

mikroorganisme dan enzim untuk substrat. Partikel ukuran besar mendifusikan

oksigen akibat rata-rata pori besar. Namun, partikel yang lebih besar juga

meminimalkan permukaan spesifik dari substrat, yang merupakan rasio luas

 permukaan dengan volume, sehingga sebagian besar substrat tidak terakses pada

mikroorganisme atau enzim mereka. Pengomposan yang efisien membutuhkan

akses terhadap oksigen dan nutrien di partikel.

Aerasi

Sistem pengomposan bertujuan untuk mempertahankan kondisi aerob

selama proses. Pengomposan pada kondisi aerob meningkatkan laju dekomposisi,

sehingga terjadi peningkatan temperatur. Apabila aerasi tidak terhambat, maka

tidak dihasilkan bau tidak sedap (Holmes, 1983).

Menurut Outerbridge (1991), tidak adanya udara (kondisi anaerobik) akan

menimbulkan perkembangbiakan berbagai macam mikroorganisme yang

menyebabkan pengawetan keasaman dan pembusukan tumpukan yang

menimbulkan bau busuk. Aerasi diperoleh melalui gerakan alami dari udara kedalam tumpukan kompos, dengan membolak-balik.

Kelembaban (moisture content )

Kelembaban merupakan faktor utama dalam pengomposan aerob.

Kelembaban dibawah 20 % menyebabkan pengomposan terhenti. Jika

kelembaban diatas 55 %, air akan mulai mengisi ruang antara bahan,

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 12

Page 13: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 13/37

menyebabkan pengurangan jumlah oksigen dan terbentuk kondisi anaerob,

sehingga temperatur menurun dan menimbulkan bau tidak sedap (Holmes, 1981).

Temperatur/suhu

Ketika bahan organik yang dikumpulkan menjadi satu untuk 

 pengomposan, sebagian energi yang dilepaskan oleh penguraian bahan dibebaskan

sebagai panas, dan menyebabkan kenaikan suhu. Semakin tinggi temperatur akan

semakin banyak oksigen (kondisi aerasi dan air) dan meningkatkan proses

dekomposisi. Suhu 55 sampai 60 °C dapat membunuh hampir semua gulma dan

 patogen (Outerbridge, 1991).

pH

 pH digunakan untuk mengevaluasi hasil metabolisme mikroorganisme di

lingkungan. pH kompos bervariasi dengan waktu selama proses pengomposan dan

digunakan sebagai indikator dekomposisi dalam massa kompos. pH awal bahan

 pengomposan sekitar 5,0 sampai 7,0. Setelah tiga hari pengomposan, pH menurun

menjadi 5,0 atau kurang karena hasil penguraiannya adalah asam organik 

sederhana dan kemudian meningkat sekitar 8,5 sebagai akibat sisa dari proses

aerob (protein diuraikan dan amonia dilepaskan). Pengomposan pada kondisi

anaerob menyebabkan pH turun sekitar 4,5 (Holmes, 1981; Outerbridge, 1991).

Kandungan Hara

Ekskreta ayam merupakan hasil sampingan dari limbah peternakan yang

memiliki kandungan P dan K. Selain unsur makro, ekskreta juga memiliki unsur 

mikro seperti Ca, Mg, Cu, Mn, dan S (Adianto, 1993).

Lama pengomposan

Menurut Outerbridge (1991), kecepatan kemajuan pengomposan ke arah

 produk akhir yang matang tergantung pada beberapa faktor proses, seperti

 pasokan unsur hara (rasio C/N bahan), ukuran partikel, kelembaban, aerasi, pH,

suhu, dan aditif (penambahan aktivator biologi/inokulan). Kompos matang dapat

selesai dalam waktu 8 sampai 16 minggu.

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 13

Page 14: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 14/37

Mikroorganisme

Menurut Outerbridge (1991), pengomposan timbul dari kegiatan

mikroorganisme. Mikroorganisme berkembangbiak dengan sangat cepat, dan

dalam beberapa hari jumlah mereka dapat mencapai titik maksimum yang

dimungkinkan oleh kondisi lingkungan dalam tumpukan kompos.

Mikroorganisme yang umum terdapat pada kompos dapat dilihat pada Tabel 2.

Mikroorganisme yang berperan dalam proses pengomposan, seperti bakteri

mendominasi semua tahap proses; jamur sering muncul setelah satu minggu; dan

aktinomisetes membantu selama masa akhir (pemasakan).

Tabel 2. Mikroorganisme umum pada kompos

Jenis Mikroorganisme Bakteri Fungi

Mesofil

 Pseudomonas spp.  Alternaria spp.

 Achromobacter spp. Cladosporium spp.

 Bacillus spp.  Aspergillus spp.

 Flavobacterium spp.  Mucor spp.

Clostridium spp.  Humicola spp.

Streptomyces spp.  Penicillium spp.

Termofil

 Bacillus spp.  Aspergillus fumigatus

Streptomyces spp.  Mucor pusillus

Thermoactinomyces

spp.

Chaetomium

thermophile

Thermus spp.  Humicola lanuginosa

Thermomonospora spp.  Absidia ramosa

 Microployspora spp.  Sporotrichum

thermophile

Torula thermophile

(yeast)Thermoascus

aurantiacus

Sumber : Sylvia et al . (2005)

F.  Ciri-ciri Kompos Matang

Kompos yang sudah masak memiliki warna coklat kehitaman, tekstur 

remah, dan kadar air 50% (Derikx et al ., 1990; Rosmarkam & Yuwono, 2002;

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 14

Page 15: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 15/37

McKinley & Vestal, 1985). Standar rasio C/N kompos yaitu antara 10 sampai 20

(SNI, 2004). Menurut Sylvia et al . (2005), kompos matang yang berasal dari

ekskreta ayam memiliki kandungan nitrogen 4,5 %; fosfor 0,8 %; kalium 0,7 %;

kalsium 1,8 %; magnesium 0,4 %, dan rasio C/N 7.

G. Kualitas Kimia Kompos

Kemasakkan kompos dapat ditentukan secara kimiawi, yaitu berdasar 

rasio C/N, kapasitas tukar kation, N anorganik dan tingkat kelembaban bahan

organik. Faktor lain yang menentukan mutu kompos adalah kandungan bahan

organik, kadar air, kandungan bahan penyusunnya, banyaknya patogen (bibit

 penyakit), pH, tingkat kemasakan, ukuran partikel dan bau (Zucconi dan Bertoldi

1987, cit Triatmojo 2002).

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), kualitas kimia kompos

 berpengaruh terhadap kesuburan tanah, antara lain :

a. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman

yang lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak 

tentu dan relatif kecil.

 b. Bahan organik akan memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah

menjadi ringan untuk diolah, dan mudah ditembus akar.

c. Bahan organik dapat mempermudah pengolahan tanah-tanah berat.

d. Bahan organik meningkatkan daya menahan air (water holding capasity),

sehingga kemampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih

 baanyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga..

e. Bahan organik membuat permeabilitas tanah menjadi lebih baik,

menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran) dan

meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut

(lempungan).

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 15

Page 16: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 16/37

f. Bahan organik meningkatkan KPK (kapasitas pertukaran kation), sehingga

kemampuan mengikat ion menjadi lebih tinggi. Akibatnya, jika tanah yang

dipupuk dengan bahan organik dengan dosis tinggi, harra tanaman tidak 

mudah tercuci.

g. Bahan organik memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan tingkat

tinggi maupun tingkat rendah) menjadi lebih baik karena ketersediaan

makanan lebih terjamin.

h. Bahan organik dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity)

terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah.

i. Bahan organik mengandung mikroorganisme dalam jumlah cukup yang

 berperan dalam dekomposisi bahan organik.

Menurut SNI (2004) standar kualitas kompos yang baik untuk kadar air 

maksimal sebesar 50%, bahan organik minimal 27%, C organik minimal 9,8%, N

total minimal 0,04%, K total minimal 0,2% dan rasio C/N minimal sebesar 10 dan

maksimal 20. Haga (1998) cit  Triatmojo (2002) menyatakan bahwa diharapkan

kompos memiliki kandungan N lebih dari 1,2%, P2O5 lebih dari 0,5% dan K 2O

lebih dari 0,3%. Menurut Sarwono dan Arianto (2006), kompos yang baik 

mengandung 0,79% N; 1,28% P2O5; 0,88% K 2O; 1,74% CaO; 0,45% MgO; dan

22,53% C-organik.

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 16

Page 17: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 17/37

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Pembuatan Kompos

- Waktu : 5 Minggu

terhitung sejak tanggal 04 April - 07 Mei 2013

- Tempat : Halaman belakang IPAL AKA Bogor 

Pengukuran Kadar C-Organik, N-Total, dan pH Kompos

- Tempat : Lab terapan II AKA Bogor 

- Waktu : 09 April 2013

B. Bahan – bahan yang digunakan

Pupuk kandang

Sampah daun hijau dan cokelat (sampah Pasar)

Air 

Serbuk gergaji

Bakteri promi

C. Alat yang digunakan

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 17

Page 18: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 18/37

Cangkul

Terpal

Pisau

Ember 

Tongkat pengaduk 

Plastik penutup

Drum kecil

D. Pembuatan Kompos

Pembuatan kompos dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

1. Disiapkan 5 kg sampah kebun dengan perbandingan antara

sampah coklat dan sampah hijau yaitu 2:1.

2. Sampah tersebut dipotong/dicacah sampai berukuran ± 5 cm agar 

udara dapat leluasa bergerak disela-sela sampah organik tersebut.

3. Sampah coklat dan sampah hijau tersebut dicampur sampai

merata diatas terpal.

4. 0,5 kg (10% total) serbuk gergaji dan 0,5 kg pupuk kandang

ditimbang

5. Kedalam campuran sampah organik tersebut ditambahkan serbuk 

gergaji dan dicampurkan hingga merata(homogen)

6. Pupuk kandang yang telah ditimbang tadi juga dicampurkan

hingga merata

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 18

Page 19: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 19/37

7. Bakteri  Promi ditambahkan pada campuran tersebut, campuran

 juga ditambahkan sedikit air sampai terasa lembab lalu

dihomogenkan kembali dengan cara pengadukan

8. Setelah semua bahan tercampur merata/homogen, masukan ke

dalam drum kecil yang telah tersedia dan tutup rapat. Kemudian

simpan di tempat yang aman.

9. Suhu dan ketinggian kompos diukur 

10. Kompos dibiarkan selama ± 7 minggu sebelum panen kompos

dan dicek pH, Suhu dan penurunan ketinggiannya setiap satu

minggu sekali.

E. Pengecekan Kompos

• Pengecekan pH

Pengecekan pH dilakukan untuk mengetahui kondisi komposkarena mikroba pada pengomposan bekerja pada pH 5,5 – 8. pH

kompos diukur dengan cara:

1. Terpal dibuka sedikit lalu diambil sejumlah contoh dari 3 titik dan

dimasukkan ke kantung plastik 

2. Contoh ditimbang ± 5 gram dengan neraca analitik pada erlenmeyer 

3. Contoh tersebut dimasukkan erlenmeyer dan ditambahkan 100 mL

aquadest

4. Erlenmeyer tersebut ditutup rapat dengan aluminium foil

5. Contoh di- shaker selama 5 menit pada kecepatan 120 rpm

6. Ekstrak tersebut disaring dengan kertas saring dan filtrate ditampung

 pada gelas piala

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 19

Page 20: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 20/37

7. Filtrat diukur pH-nya dengan pH meter yang sudah terkalibrasi

8. Hasil dicatat

9. Terpal ditutup rapat kembali

• Pengecekan Suhu

Pengomposan terjadi pada Suhu mesophilic (10 °C – 40 °C) dan

thermophilic (diatas 42 °C) biasanya dilakukan pada Suhu 43 °C – 65

°C sebagai suhu yang optimal dalam proses pengomposan. Suhu

thermophilic lebih disukai dalam pengomposan karena membunuh

lebih banyak patogen, kecambah dan larva lalat. Dalam beberapa

 proses pengomposan, suhu dapat saja melebihi 70 °C, karena dampak 

dari dinding yang tidak dapat menghantar panas (insulation) ketika

sedang berjalannya kegiatan mikrobiologi. Pada suhu ini banyak 

mikroba mati dan proses pengomposan dapat berhenti, kemudian suhu

turun hingga mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang kembali.

Cara pengukuran suhu kompos sebagai berikut:

1. Terpal dibuka sedikit lalu masukkan termometer kedalam kompos

2. Didiamkan beberapa saat sampai stabil(tidak ada

kenaikan/penurunan pembacaan pada termometer)

3. Hasil dicatat

4. Lakukan pengecekan suhu pada tiga titik.

5. Terpal ditutup rapat kembali

• Pengecekan Ketinggian

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 20

Page 21: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 21/37

Kompos dinyatakan berhasil/efisien jika terjadi penurunan

ketinggian. untuk mengetahui penurunan ketinggian kompos dilakukan

dengan mengukur dengan meteran dari bagian dalam peralon besar.

- Gunakan penggaris atau alat meteran untuk mengukur kedalaman

kompos

- Ukur kedalaman kompos dari awal permukaan tumpukan kompos

hingga terjadi penyusutan pada permukaan kompos selama peoses

 pembuatan kompos.

- Lakukan pemantauan seminggu sekali selama proses pembuatan

kompos berlangsung

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengecekan kompos secara

 berkala:

• Tidak ada panas yang timbul

Hal ini disebabkan Oksigen, bahan nitrogen dan

kelembaban yang tidak cukup, oleh karena itu yang harus

dilakukan adalah menambahkan sumber kaya nitrogen seperti

kotoran hewan dan potongan rumput, aduk komposnya dan siram

dengan air sehingga lembab

• Daun daun lengket, rumput tidak terurai

Hal ini disebabkan aliran udara yang tidak cukup dan atau

kurang lembab, yang perlu dilakukan adalah menghindari lapisan

tebal yang hanya terdiri dari satu jenis material, campurkan

dengan jenis material yang lain dan aduk hingga rata. Material

yang tidak terurai di hancurkan atau dicacah kecil kecil

• Komposnya berbau seperti mentega asam tahu telur busuk 

Hal ini disebabkan kekurangan oksigen atau tumpukan

kompos terlalu basah atau terlalu padat, yang perlu dilakukan

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 21

Page 22: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 22/37

adalah Aduk tumpukan komposnya sehingga dapat dialiri udara

dan bernafas lega, lalu dpat juga ditambahkan bahan-bahan kering

yang kasar, seperti daun-daun kering untuk menyerap air. Jika

sangat bau, bahan kering ditambahkan diatasnya dan tunggu

sampai agak kering sedikit, baru diaduk.

• Komposnya berbau seperti ammonia

Hal ini disebabkan tidak cukupnya bahan karbon dalam

kompos. Yang perlu dilakukan adalah menambahkan bahan

carbon seperti serbuk gergaji, sekam padi, daun-daunan dsb

F. Panen Kompos

Setelah beberapa minggu melakukan pengomposan, kompos dapat

dipanen agar dapat dimanfaatkan hasilnya. Adapun tatacara panen

kompos yaitu :

1. Ikatan pada terpal dibuka dan dilebarkan

2. Peralon berdiameter besar maupun kecil dilepaskan dari terpal

3. Kompos diratakan dan dijemur dibawah sinar matahari

4. Setelah dirasa kompos telah kering, kompos diayak untuk 

memisahkan dari partikel yang besar 

5. Partikel yang kecil/halus ditampung dan siap untuk dipakai

6. Partikel yang besar yang tidak terurai dapat dicacah kembali dan

digunakan untuk pembuatan kompos selanjutnya.

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 22

Page 23: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 23/37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Waktu : 5 Minggu

terhitung sejak tanggal 04 April - 07 Mei 2013

Tempat : Halaman belakang IPAL AKA Bogor 

Tabel Data Pengamatan Pembuatan Kompos secara Komposter 

Minggu ke- Suhu (oC ) pH

Penurunan

Tinggi

Kompos (cm)

Pengamat

1(09 April

2013)

1. 30,3

2. 29,5

3. 28,0

4. 30,3

29,5 7,28 4,30

Kelompok 

4

2 (16 April

2013 )

1. 26,5

2. 26,5

3. 30,0

4. 28,5

27,9 8,32 12,00Kelompok 

5

3 (23 April

2013)

1. 29,5

2. 30,0

3. 30,5

4. 30,0

30,0 8,87 15,00Kelompok 

6

4 (30 April

2013)

1. 29,3

2. 30,0

3. 31,0

4. 30,3

30,2 7,83 22,00Kelompok 

4

5 (07 Mei

2013)

1. 30,0

2. 29,5

29,4 7,81 35,00 Kelompok  

5

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 23

Page 24: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 24/37

3. 29,7

4. 28,5

Pada saat praktikum, digunakan bahan baku pembuatan kompos berupa

sampah hijau dan sampah coklat dengan komposisi sampah hijau 1 kg dan

sampah coklat 4 kg yang telah dipotong kecil-kecil atau diperkecil ukurannya.

Kemudian dicampur menjadi satu antara sampah hijau dan sampah coklat berupa

sampah pasar diatas terpal untuk dihomogenkan dengan bantuan alat seperti sapu

lidi atau tongkat. Setelah itu, dilakukan penambahan serbuk gergaji dengan cara

ditaburkan secara merata pada tumpukan sampah yang telah dihomogenkan diatas

terpal tersebut dan ditambahkan bakteri Promi untuk membantu proses

dekomposisi senyawa organik. Lalu ditambahkan air sampai sampai lembab.Kemudian dimasukan kedalam drum kecil yang telah disediakan dan telah di

lubangi bagian bawahnya kemudian tutup. Lubang tersebut berfungsi agar air 

hasil dekomposisi senyawa organik dapat mengalir keluar dari drum.

Sampah dipotong kecil-kecil bertujuan untuk memperkecil ukuran sampah

tersebut yang dapat mempercepat proses pembusukan baik secara alami maupun

dengan mikroba. Kemudian dilakukan homogenisasi antara sampah hijau dengan

coklat bertujuan agar proses pembusukannya merata, tidak hanya sampah hijau

atau coklat saja. Dalam homogenisasi dapat digunakan bantuan alat apapun

asalkan dapat membantu dalam homogenisasi sampah. Penambahan serbuk 

gergaji dan mikroba memiliki peranan yang penting yaitu untuk menurunkan pH

dan mempercepat proses penguraian atau dekomposisi dedaunan agar menjadi

 busuk, tentunya untuk menjaga kehidupan mikroba maka perlu disesuaikan

kondisinya yaitu suasana lembab dengan cara menambahkan air pada bahan

sampah.

Berdasarkan data hasil pengamatan pada minggu pertama tanggal 09 April

2013, kompos mengalami proses dekomposisi awal(proses permulaan) ditandai

dengan penurunan tinggi kompos sebesar 4,30 cm. pH dan suhu masih sesuai

dengan bahan dan lingkungan yang ada yaitu pH 7,28 dan suhu kompos 29,5oC

Pada minggu kedua tanggal 16 April 2013, kompos masih mengalami

 penurunan tinggi kompos sebesar 12,00 cm. pH kompos terjadi kenaikan yaitu

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 24

Page 25: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 25/37

dari 7,28 menjadi 8,32 dan suhu kompos terjadi penurunan dari 29,5 oC menjadi

27,9oC sehingga untuk menurunkan pH ditambahkan serbuk gergaji. Terjadi

kenaikan suhu menunjukkan sejalan dengan adanya aktivitas mikroba (khususnya

 bakteri yang indigenous/ asli) didalam bahan , seharusnya suhu mengalami

kenaikan untuk menghasilkan asam organik, tetapi kenyataannya suhu menjadi

turun

Pada minggu ketiga, tanggal 23 April 2013 terjadi kenaikan pH dari 8,32

menjadi 8,87, dan suhu naik dari 27,9 oC menjadi 30,0 oC hal ini menunjukkan

sejalan dengan adanya aktivitas mikroba.

Pada minggu keempat dan minggu kelima, terjadi sedikit kenaikan suhu dari

30,0oC menjadi 30,2oC kemudian suhu turun menjadi 29,4oC , aktifitas bakteri

mesofilik akan terhenti , kemudian diganti oleh kelompok termofilik. Bersamaan

dengan pergantian ini maka amoniak dan gas nitrogen akan dihasilkan, sehingga

nilai pH akan berubah menjadi basa. Tetapi pH malah turun menjadi asam. Jika

suhu turun kembali hingga akhirnya berkisar seperti suhu asal . Maka fasa ini

disebut fasa pendinginan dan akhirnya hasil kompos siap untuk digunakan.

Pada saat dilakukan panen kompos , sampah yang telah terdekomposisi

dipisahkan dengan sampah yang masih dalam bentuk kasar dengan cara

disaring/diayak. Kompos yang terpisah ditimbang bobotnya dan didapatkan

kompos murninya sebanyak ± 3 kg. Kompos telah siap untuk digunakan sebagai

 pupuk organik yang dapat meningkatkan kualitas tanah menjadi tanah yang subur.

Kompos yang dihasilkan hanya ± 3 kg, jumlah ini hanya 60% dari bobot

 bahan baku yang digunakan, artinya dalam pembuatan kompos dengan metode ini

tidak cukup efisien. Hal ini dapat dikarenakan oleh metode yang digunakan tidak 

cocok, terdapat kesalahan dari praktika, ataupun dari faktor lingkungan yang tidak 

dapat dikendalikan. Beberapa faktor yang memungkinkandapat mempengaruhi

dalam proses pengomposan adalah:

a) Pemisahan Bahan : Bahan-bahan yang sekiranya lambat atau sukar untuk 

didegradasi/diurai, harus dipisahkan/dikeluarkan. Bahkan bahan-bahan

tertentu yang bersifat toksikserta dapat menghambat pertumbuhan

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 25

Page 26: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 26/37

mikroba, harus benar-benar dibebaskan dari dalam timbunan bahan,

antara lain missal residu pestisida.

 b) Bentuk Bahan : Lebih kecil dan homogen bentuk bahan proses

 pengomposan akan lebih cepat dan baik. Karena dengan lebih kecil dan

homogen, lebih luas permukaan bahan yang dijadikan substrat bagi

aktivitas mikroba. Juga pengaruhnya terhadap kelancaran diffus oksigen

yang diperlukan untuk pengeluaran CO2 yang dihasilkan.

c) Nutrien: seperti pula jasad hidup lainnya, untuk aktivitas mikroba

didalam tumpukan sampah memerlukan sumber nutrient karbohidrat

misalnya antara 20-40% yang digunakan akan diassimilasikan menjadi

komponen sel dan CO2, kalau bandingan sumber karbohidrat yang

terdapat didalamnya (C/N-rasio) = 10 : 1.

d) Kadar air bahan : Tergantung kepada bentuk dan jenis bahan, missal

kadar air optimum didalam proses pengomposan mempunyai nilai antara

50 – 70, terutama selama proses fase pertama . Kadang-kadang dalam

keadaan tertentu, kadar air bahan bisa bernilai sampai 85% missal pada

 jerami.

Kondisi optimum yang diperlukan agar proses pengomposan berjalan cepat

dan aman disertai hasil yang baik dan memenuhi syarat yaitu bahwa disamping

 bentuk dan sifat bahan, juga faktor lingkungan abiotik yang menyertainya, disertai

cara pengerjaannya

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 26

Page 27: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 27/37

Gambar 1.1 Pencacahan bahan sampah basah dengan pisau

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-

 bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai

macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau

anaerobik.

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar 

kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan

yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan

aktivator pengomposan.

Bahan-bahan yang dapat dijadikan kompos ada dua macam,yaitu :

1. Organik basah misalnya ; daun tanaman, rumput-rumputan,

 potongan sayur, dan sebagainya.

2. Organik olahan yang berasal dari sisa makanan seperti ; nasi,

 bekas sayuran, sisa roti, sisa masakan, dan semacamnya.

Asal Bahan

1. Pertanian

Limbah dan

residu

tanaman

Jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung,

semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang dan sabut

kelapa

Limbah & Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak,

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 27

Page 28: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 28/37

residu

ternak 

cairan biogas

Tanaman

air

Azola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air

2. Industri

Limbah

padat

Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah

kelapa sawit, limbah pengalengan makanan dan

pemotongan hewan

Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan kertas, ajinomoto, limbah

pengolahan minyak kelapa sawit

3. Limbah rumah tangga

Sampah Tinja, urin, sampah rumah tangga dan sampah kota

Proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami

 penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan

 bahan organik sebagai sumber energi. Kompos dari Sampah Organik Pasar atau

Domestik dapat diolah menjadi kompos dengan beberapa metode, diantaranya :

1) Metode Konvensional

Metode ini tidak menggunakan komposter.Biasanya adonan kompos

ditimbun dan ditutup dengan kain terpal.Selain kain terpal dapat digunakan pula

karung goni atau sabut kelapa yang dimasukkan dalam kantung dari jaring plastik.

Proses pengomposan dibagi menjadi dua macam, yaitu dengan cara konvensional

dan dengan cara komposter.

2) Metode komposter

Metode komposter dengan penambahan bakteri (aktivator) Sampah

merupakan material sisa yang tidak diinginkan.60%- 70% sampah yang dihasilkan

adalah sampah organik/sampah basah (sampah rumah tangga, sampah dapur,

sampah kebun, sampah restoran/sisa makanan, sampah pasar dll). Pengomposan

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 28

Page 29: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 29/37

dengan teknologi komposter adalah proses penguraian sampah organik secara

aerob dengan mengunakan Sy-Dec mikroba pengurai dan Organik Agent (bahan

mineral organik).

Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahan-bahan

mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi

dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal

 proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera

dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat

dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu

akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu

tertentu.

Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu

mikroba yang aktif pada suhu tinggi.Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian

 bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan

menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan

 panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-

angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat

lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan

terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat

mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen)

atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah

 proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi

 bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen

yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses

 pengomposan karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan

menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam

organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S

Proses pengomposan tergantung pada :

1. Karakteristik bahan yang dikomposkan

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 29

Page 30: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 30/37

2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan

memanfaatkan organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan.

Organisme yang sudah banyak dimanfaatkan misalnya cacing tanah. Proses pengomposannya disebut vermikompos dan kompos yang dihasilkan dikenal

dengan sebutan kascing. Organisme lain yang banyak dipergunakan adalah

mikroba, baik bakteri, actinomicetes, maupun kapang/cendawan. Saat ini di

 pasaran banyak sekali beredar aktivator-aktivator pengomposan, misalnya :

 Promi, OrgaDec, SuperDec, ActiComp, EM4, Stardec, Starbio, dll.

 Promi, OrgaDec, SuperDec, dan ActiComp adalah activator yang banyak 

dimanfaatkan untuk membuat kompos. Aktivator pengomposan ini menggunakan

mikroba-mikroba terpilih yang memiliki kemampuan tinggi dalam mendegradasi

limbah-limbah padat organik, yaitu: Trichoderma pseudokoningii, Cytopaga sp,

Trichoderma harzianum, Pholyota sp, Agraily sp dan FPP (fungi pelapuk putih).

Mikroba ini bekerja aktif pada suhu tinggi (termofilik).Aktivator ini tidak 

memerlukan tambahan bahan-bahan lain dan tanpa pengadukan secara berkala.

 Namun, kompos perlu ditutup/sungkup untuk mempertahankan suhu dan

kelembaban agar proses

 pengomposan berjalan optimal dan cepat. Pengomposan dapat dipercepat

hingga 2 minggu untuk bahan-bahan lunak/mudah dikomposkan hingga 2 bulan

untuk bahan-bahan keras/sulit dikomposkan.

A. Teknologi Pengomposan

Metode atau teknologi pengomposan dapat dikelompokkan menjadi tigakelompok berdasarkan tingkat teknologi yang dibutuhkan, yaitu :

1. Pengomposan dengan teknologi rendah ( Low – Technology)

2. Pengomposan dengan teknologi sedang ( Mid – Technology)

3. Pengomposan dengan teknologi tinggi ( High – Technology)

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 30

Page 31: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 31/37

a. Pengomposan dengan Teknologi Rendah

Teknik pengomposan yang termasuk kelompok ini adalah Windrow

Composting . Kompos ditumpuk dalam barisan tumpukan yang disusunsejajar.Tumpukan secara berkala dibolak-balik untuk meningkatkan aerasi,

menurunkan suhu apabila suhu terlalu tinggi, dan menurunkan kelembaban

kompos.Teknik ini sesuai untuk pengomposan skala yang besar. Lama

 pengomposan berkisar antara 3 hingga 6 bulan, yang tergantung pada karakteristik 

 bahan yang dikomposkan.

 b. Pengomposan dengan Teknologi Sedang

Pengomposan dengan teknologi sedang antara lain adalah :

• Aerated static pile : gundukan kompos diaerasi statis

Tumpukan/gundukan kompos (seperti windrow system) diberi

aerasi dengan menggunakan blower mekanik.Tumpukan kompos

ditutup dengan terpal plastik.Teknik ini dapat mempersingkat

waktu pengomposan hingga 3 – 5 minggu.

• Aerated compost bins : bak/kotak kompos dengan aerasi

Pengomposan dilakukan di dalam bak-bak yang di bawahnya

diberi aerasi.Aerasi juga dilakukan dengan menggunakan

 blower/pompa udara.Seringkali ditambahkan pula cacing

(vermikompos). Lama pengomposan kurang lebih 2 – 3 minggu

dan kompos akan matang dalam waktu 2 bulan.

c. Pengomposan dengan Teknologi Tinggi

Pengomposan dengan menggunakan peralatan yang dibuat khusus untuk 

mempercepat proses pengomposan. Terdapat panel-panel untuk mengatur kondisi

 pengomposan dan lebih banyak dilakukan secara mekanis. Contoh-contoh

 pengomposan dengan teknologi tinggi antara lain :

• Rotary Drum Composter 

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 31

Page 32: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 32/37

Pengomposan dilakukan di dalam drum berputar yang dirancang

khusus untuk proses pengomposan. Bahan-bahan mentah dihaluskan

dan dicampur pada saat dimasukkan ke dalam drum. Drum akan

 berputar untuk mengaduk dan memberi aearasi pada kompos.

• Box/Tunnel Composting System

Pengomposan dilakukan dalam kotak-kotak/bak skala besar. Bahan-

 bahan mentah akan dihaluskan dan dicampur secara mekanik. Tahap-

tahap pengomposan berjalan di dalam beberapa bak/kotak sebelum

akhirnya menjadi produk kompos yang telah matang.

Sebagian dikontrol dengan menggunakan komputer.Bak pengomposan

dibagi menjadi dua zona, zona pertama untuk bahan yang masih mentah dan

selanjutnya diaduk secara mekanik dan diberi aerasi. Kompos akan masuk ke bak 

zona ke dua dan proses pematangan kompos dilanjutkan.

• Mechanical Compost Bins

Sebuah drum khusus dibuat untuk pengomposan limbah rumah tangga.

B. Strategi Mempercepat Proses Pengomposan

Pengomposan dapat dipercepat dengan beberapa strategi. Secara umum

strategi untuk mempercepat proses pengomposan dapat dikelompokan menjadi

tiga, yaitu:

1. Menanipulasi kondisi/faktor-faktor yang berpengaruh pada proses

 pengomposan.

2. Menambahkan Organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan:

mikroba pendegradasi bahan organik dan vermikompos (cacing).

3. Menggabungkan strategi pertama dan kedua.

1) Memanipulasi Kondisi Pengomposan

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 32

Page 33: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 33/37

Strategi ini banyak dilakukan di awal-awal berkembangnya teknologi

 pengomposan.Kondisi atau faktor-faktor pengomposan dibuat seoptimum

mungkin. Sebagai contoh, rasio C/N yang optimum adalah 25-35:1. Untuk 

membuat kondisi ini bahan-bahan yang mengandung rasio C/N tinggi dicampur 

dengan bahan yang mengandung rasio C/N rendah, seperti kotoran ternak. Ukuran

 bahan yang besar-besar dicacah sehingga ukurannya cukup kecil dan ideal untuk 

 proses pengomposan. Bahan yang terlalu kering diberi tambahan air atau bahan

yang terlalu basah dikeringkan terlebih dahulu sebelum proses pengomposan.

Demikian pula untuk faktor-faktor lainnya.

2) Menggunakan Aktivator Pengomposan

Strategi yang lebih maju adalah dengan memanfaatkan organisme yang

dapat mempercepat proses pengomposan. Organisme yang sudah banyak 

dimanfaatkan misalnya cacing tanah. Proses pengomposannya disebut

vermikompos dan kompos yang dihasilkan dikenal dengan sebutan kascing.

Organisme lain yang banyak dipergunakan adalah mikroba, baik bakeri,

aktinomicetes, maupuan kapang/cendawan. Saat ini dipasaran banyak sekali

 beredar aktivator-aktivator pengomposan.

 Promi, OrgaDec, SuperDec, dan ActiComp adalah hasil penelitian Balai

Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) dan saat ini telah banyak 

dimanfaatkan oleh masyarakat. Sementara MARROS Bio-Activa dikembangkan

oleh para peneliti mikroba tanah yang tergabung dalam sebuah perusahaan swasta.

Aktivator pengomposan ini menggunakan mikroba-mikroba terpilih yang

memiliki kemampuan tinggi dalam mendegradasi limbah-limbah padat organik,yaitu: Trichoderma pseudokoningii , Cytopaga sp,  Trichoderma harzianum ,

 Pholyota sp,   Agraily sp dan FPP (fungi pelapuk putih). Mikroba ini bekerja aktif 

 pada suhu tinggi (termofilik ).Aktivator yang dikembangkan oleh BPBPi tidak 

memerlukan tambahan bahan-bahan lain dan tanpa pengadukan secara berkala.

 Namun, kompos perlu ditutup/sungkup untuk mempertahankan suhu dan

kelembapan agar proses pengomposan berjalan optimal dan cepat. Pengomposan

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 33

Page 34: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 34/37

dapat dipercepat hingga 2 minggu untuk bahan-bahan lunak/mudah dikomposakan

hingga 2 bulan untuk bahan-bahan keras/sulit dikomposkan.

3) Memanipulasi Kondisi dan Menambahkan Aktivator Pengomposan

Strategi proses pengomposan yang saat ini banyak dikembangkan adalah

mengabungkan dua strategi di atas. Kondisi pengomposan dibuat seoptimal

mungkin dengan menambahkan aktivator pengomposan.

4) Pertimbangan untuk menentukan strategi pengomposan

Seringkali tidak dapat menerapkan seluruh strategi pengomposan di atasdalam waktu yang bersamaan. Ada beberapa pertimbangan yang dapat digunakan

untuk menentukan strategi pengomposan:

1. Karakteristik bahan yang akan dikomposkan.

2. Waktu yang tersedia untuk pembuatan kompos.

3. Biaya yang diperlukan dan hasil yang dapat dicapai.

4. Tingkat kesulitan pembuatan kompos

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 34

Page 35: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 35/37

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil praktikum pembuatan kompos yang telah dilakukan,

 bahan baku kompos yang digunakan sampah hijau yaitu dedaunan dan

sampah coklat yaitu sampah pasar dengan komposisi sebesar ± 5,kg ,

 bobot murni kompos yang dihasilkan sebesar ± 3 kg. Pembuatan kompos

tidak efisien dikarenakan kompos yang diperoleh hanya 60% dari jumlah

 bahan baku yang digunakan, dan hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa

faktor.

B. Saran

Untuk mendapatkan produk kompos yang optimal, disarankan

untuk memperhatikan pemisahan bahan , bentuk bahan , nutrient dankadar air bahan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada bagian

 pembahasan. Selain itu, kondisi optimum yang diperlukan agar proses

 pengomposan berjalan cepat dan aman, kemudian disertai hasil yang baik 

dan memenuhi syarat yaitu bahwa selain bentuk dan sifat bahan, juga

faktor lingkungan abiotik yang menyertainya diperhatikan, dan disertai

cara pengerjaannya.

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 35

Page 36: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 36/37

DAFTAR PUSTAKA

- Azwar, Asrul. (1990). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan . Jakarta:

Mutiara Sumber Widya.

- Murtadho, Djuli dan Said Gumbira. (1987).  Penanganan dan

 Pemanfaatan Limbah Padat . Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa.

- Nuryani dan Rachman.2002.  Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan

volume 3. Yogyakarta: UGM press

- Sofian. 2006.  Sukses Membuat Kompos dari Sampah. Surabaya :

Agromedia Pustaka.

- Sudrajat. 2006. Seri Agriteknologi.  Mengelola Sampah Kota. Surabaya :

Penebar Swadaya

- www.google.com//isroi.kompos_dan_proses_pengomposan diakses

oktober 2010.

- www.wikipedia.org/wiki/Kompos diakses oktober 2010

Diposkan oleh Environmental Knowledge di 05:50

- www.academia.edu/3438859/membuat-kompos

- www.anneahira.com/cara-membuat-pupuk-organik 

 TPLI | Pembuatan Kompos Metode Konvensional 36

Page 37: makalah Pembuatan Kompos dan sumber

7/16/2019 makalah Pembuatan Kompos dan sumber

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembuatan-kompos-dan-sumber 37/37

LAMPIRAN