kompos sampah dan kapur sebagai penghambat …

46
KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT KELARUTAN NIKEL(Ni) DAN KOBALT(Co) DALAM TANAH (suatu kajian pustaka) HETTY JUNETY PARENGGO H31106215 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010 KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT KELARUTAN NIKEL(Ni) DAN KOBALT(Co) DALAM TANAH Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh :

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT KELARUTAN NIKEL(Ni) DAN KOBALT(Co) DALAM TANAH

(suatu kajian pustaka)

HETTY JUNETY PARENGGOH31106215

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBATKELARUTAN NIKEL(Ni) DAN KOBALT(Co) DALAM TANAH

Skripsi diajukan sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh :

Page 2: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

HETTY JUNETY PARENGGOH31106215

MAKASSAR

2010SKRIPSI

KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT KELARUTAN NIKEL(Ni) DAN KOBALT(Co) DALAM TANAH

Disusun dan diajukan oleh HETTY JUNETY PARENGGO

H31106215

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pertama

Drs.Rudi Arifin, M.Sc Indah Raya, M.Si, Ph.DNIP.194608191977021001 NIP.196411251990022001

Page 3: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghiburku

(Mazmur 23:4)Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur

kepada-Nya ( Mazmur 28: 7).

Kupersembahkan karya ini kepada Ayahanda Lambe‘ Lempang, Ibunda Yohana S.(almh) dan saudara-saudaraku, seluruh jajaran keluargaku tercinta

serta orang yang kusayangi yang telah memberikan bantuan moril dan materil.PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Allah Yang Mahakuasa di dalam Tuhan kita

Yesus Kristus yang telah memberikan kesempatan, kekuatan, mencurahkan

rahmat, dan karunia ilmu pada umat-Nya. Kebesaran dan Keagungan-Nya

semakin tampak dengan terselesainya aktifitas kecil ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat sidang sarjana strata 1

program studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Hasanuddin.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih

yang tulus kepada Drs.Rudi Arifin, M.Sc selaku pembimbing utama dan Ibu

Indah Raya, M.Si., Ph.D selaku pembimbing pertama yang telah membimbing

Page 4: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

dan memberikan pengarahan dengan sabar kepada penulis dari awal penulisan

hingga selesainya skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Prof.Dr.H.Abd. Wahid Wahab, M.Sc sebagai dekan Fakultas MIPA.

2. Ibu Dr. Hj. Nursiah La Nafie, M.Sc selaku ketua, Bapak Ir.Abdul Hayat

Kasim, M.T selaku sekretaris dan Bapak Drs. Damma Salama, M.S dan

Bapak Drs. F.W. Mandey, M.Sc selaku anggota dalam tim penguji yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan perbaikan yang berharga

sehingga skripsi ini dapat rampung.

3. Bapak Dr. Firdaus Zenta, M.S selaku ketua Jurusan Kimia dan

Drs.Maming, M.Si selaku sekertaris Jurusan Kimia.

4. Segenap dosen dan staf jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin yang telah memberikan bekal

pengetahuan yang bermanfaat selama menuntut ilmu di Universitas.

5. Bapak Drs. Budi Nurwahyu, M.S selaku ketua Program Guru S1 Basic

Science Berasrama, dan Bapak Drs Arifin, M.T selaku sekertaris.

6. Sahabat-sahabatku exsmax: kak Yos, Resky, Fero, Marni, Sandra dan yang

banyak memberikan perhatian dan motivasi kepada penulis untuk tetap

optimis.

7. Teman-teman angkatan ’03 SMA NEGERI 1 MENGKENDEK

KABUPATEN TANA TORAJA yang memberikan nuansa tersendiri untuk

angkatan kami.

8. Teman-teman sejurusan yang memberikan motivasi dan telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Page 5: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

9. Teman-teman Program Guru S1 Basic Science Berasrama yang selalu

mendukung dalam berbagai bentuk untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman dari Kabupaten Manokwari yang memberikan dukungan dalam

penyelesaian skripsi ini.

11. Semua keluarga yang selalu mendukung dalam doa sehingga skripsi ini bisa

selesai dengan baik.

12. Serta semua pihak yang tidak sempat disebut namanya yang telah memberikan

bantuannya.

Ucapan terima kasih tampaknya terlalu sederhana, hanya Tuhan yang dapat

memberikan imbalan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya dalam penyelesaian skripsi dan studi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena

itu kritik dan saran untuk penulisan selanjutnya akan sangat membantu. Akhirnya

penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Penulis

2010

Page 6: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

ABSTRAK

Telah dilakukan penulisan mengenai kompos sampah dan kapur untuk menghambat kelarutan nikel dan kobalt dalam tanah dengan metode kajian kepustakaan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana kompos sampah dan kapur dapat menghambat kelarutan nikel dan kobalt dalam tanah. Kompos merupakan hasil dari dekomposisi bahan tanaman dan kotoran hewan. Di dalam kompos inilah terdapat senyawa humat yang sangat berguna bagi kesuburan tanah. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa kompos sampah dan kapur dapat menghambat kelarutan kobalt dan nikel dalam tanah dengan terbentuknya senyawa kompleks antara senyawa humat dengan logam ion Co2+ dan Ni2+.

Kata kunci : kompos sampah; kapur; kobalt; nikel; senyawa humat.

ABSTRACT

Have been done an writing about the garbage compost and to pursue the condensation of cobalt and nickel in soil with the bibliography method study.

Page 7: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Intention of this writing is to know how compost of garbage and chalk to pursue the condensation of nickel and cobalt in soil. Compost represent the result from decomposed of substance of crop and animal dirt. In compost there are many humic compound needed for soil fertility. The result of this writing indicated that the compost of garbage and chalk to pursue the condensation of cobalt and nickel in soil, with complexes compound formed between humic compounds and Co2+ and Ni2+ metal ions.

Keyword : garbage compost; lime; cobalt; nickel; humic compound.

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ....................................................................................................... v

ABSTRAK........................................................................................................ viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiii

Page 8: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

DAFTAR SIMBOL .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan..................................................... 2

1.2.1 Maksud Penulisan ....................................................................... 2

1.2.2 Tujuan Penulisan.......................................................................... 2

1.3 ManfaatPenulisan ............................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4

2.1 Tinjauan Umum Tanah ................................................................... 4

2.1.1 Sifat-Sifat Kimia Tanah ............................................................... 5

2.1.2 Sifat-Sifat Fisik Tanah ................................................................. 5

2.1.3 Komponen Anorganik Tanah....................................................... 7

2.1.4 Komponen Organik Tanah........................................................... 8

2.2 Tinjauan Umum Logam Nikel ........................................................ 10

2.2.1 Sifat Fisika Nikel ......................................................................... 10

2.2.2 Sifat Kimia Nikel ......................................................................... 10

2.2.3 Kegunaan Nikel ........................................................................... 10

2.2.4 Kelimpahan Nikel di Alam .......................................................... 11

2.2.5 Aspek Biologi, Defisiensi, dan Toksisitas Nikel ......................... 11

2.3 Tinjauan Umum Logam Kobalt ...................................................... 12

2.3.1 Sifat Fisika Kobalt ....................................................................... 12

2.3.2 Sifat Kimia Kobalt ....................................................................... 12

2.3.3 Kegunaan Kobalt ......................................................................... 13

2.3.4 Kelimpahan Kobalt di Alam ........................................................ 13

Page 9: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

2.3.5 Aspek Biologi dan Toksisitas Kobalt .......................................... 13

2.4 Tinjauan Umum Kapur ................................................................... 14

2.5 Tinjauan Umum Sampah ................................................................ 15

2.6 Tinjauan Umum Kompos................................................................ 17

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 24

3.1 Pembahasan..................................................................................... 24

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 31

4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 31

4.2 Saran ............................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 32

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi fraksi humat ................................................................... 18

2. Komposisi unsur dalam asam humat dan asam fulvat ..................... 20

3. Karakteristik asam humat dan asam fulvat ...................................... 20

4. Komposisi senyawa dalam bahan humat ......................................... 21

5. Data konsentrasi kobalt (ppm) yang dapat larut ke dalam air dari sampel tanah setelah inkubasi beberapa lama pada kondisi penambahan kapur (pH) yang berbeda ........................................... 24

Page 10: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

6. Data konsentrasi nikel (ppm) yang dapat larut ke dalam air dari sampel tanah setelah inkubasi beberapa lama pada kondisi penambahan kapur (pH) yang berbeda ............................................ 24

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lapisan-lapisan tanah............................................................................. 4

2. Sampah anorganik.................................................................................. 15

3. Sampah organik...................................................................................... 16

4. Kompos.................................................................................................. 17

5. Fraksionasi bahan organik......................................................................

19

Page 11: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

DAFTAR SIMBOL

Ni : Nikel

Co : Kobalt

mm : millimeter

µm : mikrometer

0C : derajat Celcius

Kg : kilogram

Km3 : kilometer kubik

ppm : part per million

mg : milligram

Page 12: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

g : gram

cm2 : centimeter kuadrat

eV : elektronvolt

CaO : kalsium Oksida

% : persen

Cm3 : centimeter kubik

CO2 : karbondioksida

H2O : hidrogen oksida

Ca(OH)2 : kalsium hidroksida

pH : power hydrogen

Co(OH)2 : kobalt hidroksida

Ni(OH)2 : nikel hidroksida

CaCO3 : kalsium karbonat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk di seluruh dunia semakin bertambah dari tahun ke tahun,

hal ini menyebabkan tanah pemukiman semakin bertambah luas. Di lain pihak

luas lahan pertanian semakin sempit, sementara kebutuhan penduduk akan pangan

(hasil produk pertanian) semakin banyak. Bukan hanya itu, bertambahnya jumlah

penduduk yang diiringi tuntutan kualitas hidup yang semakin baik menyebabkan

manusia berdaya upaya mencari sumber-sumber kekayaan alam untuk memenuhi

kebutuhannya. Sumber-sumber kekayaan alam yang dicari dan diburu juga berupa

Page 13: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

bahan-bahan mineral seperti emas, perak, tembaga, timah, timah hitam, nikel dan

lain sebagainya. Kegiatan yang dilakukan manusia tersebut sangat disayangkan

karena kadang merusak lingkungan, sehingga lingkungan sekitarnya menjadi tidak

produktif sebagai lahan pertanian, karena tanahnya telah tercemari oleh mineral-

mineral logam. Selain itu tanah yang tercemari mineral-mineral tersebut bukan

hanya akibat aktivitas manusia tetapi juga tanah itu sendiri yang mengandung

mineral-mineral logam tersebut. Contohnya nikel dalam jenis tanah serpentinite

yang bisa mencapai 6200 ppm (Maliunga, 1946 dan Birrel, 1945 dalam Rombe,

2000).

Nikel dan hara-hara mikro lainnya dalam tanah asam mungkin terdapat

dalam jumlah besar dan menyebabkan masalah keracunan pada tanaman. Dengan

memberikan humus/kompos pada tanah tersebut, maka nikel dan hara-hara mikro

yang berlebihan tersebut terambil dari larutan tanah melalui pembentukan

kompleks dengan senyawa-senyawa humat. Nikel dan kobalt yang telah terikat

melalui pembentukan kompleks dengan senyawa humat terdapat sebagai senyawa

yang tidak mudah larut dan tidak dapat lagi diserap tanaman. Dalam hal ini

kompos/humus bertindak sebagai agen pengatur jumlah nikel dan kobalt yang

dibutuhkan. Dari sudut pandang lingkungan atau ekologi, pengkompleksan ion-

ion logam ini (termasuk nikel) dapat secara sementara mengurangi atau

meniadakan bahaya keracunan logam tersebut bagi manusia, hewan dan tumbuhan

(Tan, 1991).

Sesuai dengan uraian di atas, diharapkan bahwa dengan penambahan

kompos dan kapur (sebagai pengatur pH), tanah yang tadinya tercemar oleh nikel

dan kobalt dapat lagi digunakan sebagai lahan pertanian yang produktif.

Page 14: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan

1.2.1 Maksud Penulisan

Penulisan ini dilakukan dengan maksud untuk mempelajari apakah

kompos sampah dan kapur dapat menghambat kelarutan nikel (Ni) dan kobalt

(Co) di dalam tanah.

1.2.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana kompos

sampah dan kapur dapat menghambat kelarutan nikel (Ni) dan kobalt (Co) di

dalam tanah.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah memberikan informasi kepada

masyarakat tentang penggunaan kompos sampah dan kapur yang dapat

menghambat kelarutan nikel (Ni) dan kobalt (Co) di dalam tanah.

Page 15: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tanah

Tanah merupakan penutup terluar bumi yang terdiri dari lapisan-lapisan

bahan yang tersusun longgar berupa bahan organik dan anorganik. Tanah

merupakan medium alami tempat tanaman hidup, berkembang biak dan mati

karena dapat didaur ulang untuk nutrisi tanaman. Bagian-bagian lapisan tanah,

yaitu bagian teratas yang kaya bahan-bahan organik berbentuk humus disebut

bagian serasah, lapisan tanah atas (top soil), eluviation layer dimana lapisan ini

terbuat dari pasir dan lapisan lumpur, sub soil yang terdiri dari lempung dan

Page 16: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

kandungan mineral seperti besi, aluminium , dan lain-lain, regolith merupakan

lapisan bebatuan kecil yang terletak antara subsoil dengan bedrock, bedrock

merupakan bebatuan kasar yang merupakan bagian terbawah dari struktur tanah.

Gambar 1: lapisan-lapisan tanah (Anonim, 2009a)

Proses-proses yang berperan dalam pembentukan tanah itu berjalan

lambat, berangsur-angsur dan terus-menerus, merupakan jumlah keseluruhan dari

pengaruh lingkungan terhadap batuan yang secara bersama-sama dikenal sebagai

pelapukan batuan. Perubahan yang terjadi karena fluktuasi suhu menyebabkan

Page 17: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

retakan pada permukaan batuan yang menjadi tempat tertimbunnya mineral-

mineral yang terlepas akibat terbawa air hujan. Angin membawa partikel-partikel

bahan organik dan cepat atau lambat, lumut kerak pun tumbuh di atas batu-batuan.

Pelapukan batuan merupakan gejala yang terus-menerus terjadi dan berfungsi

sebagai penambah tanah ke lapisan permukaan bumi (Rao, 1986).

2.1.1 Sifat-Sifat Kimia Tanah

Tanah merupakan medium dari mana tanaman secara normal memperoleh

nutriennya. Nutrien tersebut adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),

nitrogen (N), fosfor (P), belerang (S), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg),

besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu), molibdenum (Mo), boron (B),

dan klor (Cl). Dari keenam belas unsur tersebut Fe, Cu, Mo, B, dan Cl dianggap

sebagai unsur mikro karena hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk

pertumbuhan tanaman dan sisanya digolongkan ke dalam unsur makro karena

dibutuhkan dalam jumlah besar (Rao, 1986).

2.1.2 Sifat-Sifat Fisik Tanah

Sifat-sifat fisik suatu macam tanah bergantung pada ukuran partikel-

partikelnya. Partikel di atas 2,0 mm umumnya dikelompokkan sebagai kerikil atau

batu dan lainnya disebut pasir (antara 0,05 dan 2,0 mm), geluh (silt) (0,002 sampai

0,05 mm) dan lempung (clay) (kurang dari 0,002 mm) (Rao, 1986). Struktur tanah

merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-

partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Struktur

tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif

disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir

Page 18: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat

humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori)

membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah

pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori)

memegang air untuk kebutuhan tanaman (Nugroho, 2008).

Kestabilan agregat tanah bergantung pada kandungan bahan organik dalam

masing-masing tanah tersebut dan keadaan alami hasil mikroba yang mengikat

partikel-partikel tanah menjadi satu. Agregasi tanah merupakan faktor penting

dalam pertumbuhan tanaman, karena pergerakan udara, air, dan perpindahan

energi saling berkaitan dengan porositas tanah.

Pergerakan tanah merupakan ciri fisik tanah yang penting yang

mempengaruhi munculnya kecambah. Faktor fisik tanah lainnya yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah pH dan kapasitas mempertahankan

kelembapan. pH bergantung pada kondisi kimiawi tanah. Tanah yang asam atau

basa umumnya tidak sebaik tanah netral untuk pertumbuhan tanaman, karena

kelarutan dan ketersediaan nutrien tanah berhubungan dengan pH tanah. Tanah

yang asam umumnya dicirikan oleh ketersediaan aluminium, besi, mangan,

tembaga, dan seng yang berlebihan yang bahkan bersifat racun bagi tanaman. Hal

sebaliknya berlaku pada tanah yang basa dan pada tanah demikian, tanaman

menunjukkan gejala-gejala defisiensi terhadap banyak unsur tersebut. Sedangkan

tanah netral, memungkinkan pertumbuhan mikroorganisme tertentu yang

bertanggungjawab dalam pengubahan bentuk organik nitrogen, fosfor, dan

belerang menjadi bentuk anorganiknya sehingga dapat diserap oleh tanaman (Rao,

1986).

Page 19: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

2.1.3 Komponen Anorganik

Komponen anorganik tanah terdiri atas fragmen-fragmen batuan dan

mineral dalam berbagai ukuran dan komposisi, walaupun demikian umumnya

berupa silikat dan oksida. Berdasarkan ukuran, komponen anorganik tanah dikenal

dalam tiga fraksi utama yaitu: fraksi kasar (2 - 0,050 mm) yang disebut pasir,

fraksi halus (0,050 - 0,002 mm) yang disebut debu, dan fraksi sangat halus (<

0,002 mm) yang dinamakan lempung (USDA, 1975 dalam Tan, 1991).

Dalam ilmu tanah kita bisa menganggap lempung sebagai suatu koloid,

meskipun secara tepatnya hanyalah fraksi liat > 0,2µm yang merupakan lempung

koloidal. Biasanya dikenal enam tipe silikat tanah berdasarkan susunan tetrahedral

SiO4 dalam strukturnya, yaitu siklosilikat, inosilikat, nesosilikat, filosilikat,

serosilikat, dan tektosilikat. Silikat -silikat inilah yang menyusun kerangka tanah.

Oleh karena silikat-silikat tanah berukuran kasar, maka mereka mempunyai luas

permukaan spesifik yang rendah dan tidak menunjukkan sifat-sifat koloidal.

Meskipun tidak begitu aktif dalam reaksi kimia, silikat-silikat terlibat dalam

sejumlah reaksi dan menunjukkan suatu fenomena jerapan. Banyak dari mineral-

mineral pasir dan debu juga penting untuk pembentukan lempung.

Lempung secara khusus penting dalam kimia tanah, karena mempunyai

kimia permukaan yang berbeda dari butir mineral yang berukuran lebih besar.

Beberapa dari lempung dapat bersifat amorf, contohnya gel-gel silika, alumina,

dan besi oksida. Fraksi lempung tanah juga mengandung mineral-mineral lain

seperti mineral paligorskit-sepiolit, yang berstruktur rantai, kuarsa yang berukuran

partikel < 2 µm, seskuioksida, oksida titanium, pirofilit, talkum, sulfida, sulfat,

dan fosfat (Tan, 1991).

Page 20: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Komponen anorganik dalam tanah meliputi mineral primer dan sekunder

yang memiliki ukuran (diameter partikel) berkisar dari < 0,002 mm atau < 2 mm

sampai > 2mm dan batuan. Mineral didefinisikan sebagai senyawa anorganik alam

yang memiliki sifat fisik, kimia dan kristalin tertentu. Mineral primer tidak

mengalami perubahan sifat kimia selama proses pengendapan dan kristalisasi dari

larva yang meleleh. Mineral primer yang umum dijumpai dalam tanah yaitu

kuarsa dan feldspar. Sedang yang lainnya yang jumlahnya relatif lebih sedikit

yaitu piroksin, mika, amfibol dan olivin. Mineral primer berada dalam fraksi pasir

(partikel ukuran 0,05 - 2 mm), dan debu (partikel ukuran 0,002 – 0,05 mm), dan

mungkin juga fraksi lempung yang sedikit telah mengalami pelapukan. Mineral

sekunder merupakan hasil pelapukan mineral primer yang telah mengalami

perubahan struktur atau pengendapan kembali, hasil pelapukan (dissolusi) dari

mineral primer tersebut. Mineral sekunder yang biasa terdapat dalam tanah yaitu

mineral aluminosilikat (seperti kaolinit dan motmorilonit), senyawa oksida-oksida

(contoh; gibsit, goetit, dan birnesit), bahan-bahan amorf (seperti imogolit dan

allofan), mineral sulfur dan mineral karbonat (Anonim, 2009a).

2.1.4 Komponen Organik

Komponen organik tanah berasal dari biomassa yang mencirikan suatu

tanah yang aktif. Komponen organik terbentuk melalui pelapukan kimia dan

biologi, terutama dari bahan-bahan tanaman. Komponen organik ini dibagi dua

kategori yaitu:

1. Bahan-bahan yang anatomi bahan tanaman aslinya masih tampak.

2. Bahan-bahan yang telah terlapuk sempurna.

Page 21: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Kelompok pertama berperan penting dalam fisika tanah, misalnya perlindungan

permukaan tanah oleh mulsa daun, penurunan kerapatan tanah dan kelompok

kedua berperan dalam sifat kimia tanah.

Komponen organik tanah sering juga dipisahkan antara bahan

terhumifikasi dan tak terhumifikasi. Bahan tak terhumifikasi adalah senyawa-

senyawa seperti karbohidrat, asam amino, protein, lipid, asam nukleat, dan lignin.

Senyawa-senyawa ini biasanya terkena reaksi-reaksi degradasi dan dekomposisi.

Bahan terhumifikasi dikenal sebagai humus atau sekarang disebut sebagai

senyawa humat dan dianggap hasil akhir dekomposisi bahan tanaman di dalam

tanah (Tan, 1991).

Istilah humat berasal dari Berzelius pada tahun 1830, yang

menggolongkan fraksi humat tanah ke dalam: asam humat yakni fraksi yang larut

dalam basa, asam krenik dan apokrenik yakni fraksi yang larut dalam air, dan

humin yakni bagian yang tidak dapat larut dan lembam (inert). Senyawa-senyawa

humat didefinisikan sebagai bahan koloidal terpolidispersi yang bersifat amorf,

berwarna kuning hingga coklat-hitam dan mempunyai berat molekul relatif tinggi

(Tan, 1991).

2.2 Tinjauan Umum Logam Nikel (Ni)

Nikel dengan simbol Ni memiliki nomor atom 28, terletak pada golongan

VIIIB, dan periode keempat pada tabel periodik. Susunan orbital elektronnya

adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8 (Svehla, 1985).

Page 22: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

2.2.1 Sifat Fisika Nikel

Nikel mempunyai titik leleh 1454-14560C, titik didih 28400C, kerapatan

8,9 gram/cm3 (pada suhu 200C) dan 9,04 gram/cm2 dalam bentuk kristal tunggal.

Bentuk kristal nikel adalah kubus berpusat muka. Nikel merupakan logam

berwarna putih perak, lebih keras dari besi (3,8 pada skala Mohs), sangat baik

sebagai pelapis logam, lentur, dapat ditempah dan diulur, bersifat magnetik pada

suhu di bawah 3600C, menghantar panas (15% dari perak) dan menghantar listrik

(24% dari perak) (Parker, 1987).

2.2.2 Sifat Kimia Nikel

Nikel mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +3 serta dapat membentuk

senyawa kompleks Ni(NH3)6++. Asam klorida maupun asam nitrat dapat

digunakan sebagai pelarut Ni yang baik. Dalam bentuk senyawa Ni ditemukan

sebagai Niccolite (NiAs), Millierite (NiS), nikel nitrat (Ni(NO3)2), nikel amonium

sulfat NiSO4(NH4)2SO4.6H2O dan sebagainya (Palar, 1994).

2.2.3 Kegunaan Nikel

Logam nikel banyak digunakan sebagai pelindung dan pelapisan untuk

logam lain, khususnya besi dan baja yang rentan terhadap korosi. Dalam jumlah

besar digunakan juga sebagai elektroplating atau sebagai pelapis dalam kaleng.

Gabungan lapisan krom dengan nikel akan memberikan kekuatan yang lebih baik

dibandingkan penggunaan lapisan krom secara terpisah. Nikel halus dapat

menyerap hingga 17 kali dari volume hidrogen dan digunakan sebagai katalis

dalam beberapa proses industri seperti hidrogenasi minyak nabati. Nikel

umumnya digunakan dalam bentuk alloy. Baja yang mengandung 2-4% Ni,

Page 23: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

banyak digunakan pada bagian-bagian mobil seperti roda, mesin, pelapis kapal

perang. Beberapa alloy nikel yang sangat penting adalah perak Jerman nichrome

dan permalloy (Encarta Online Encyclopedia, 2001 dalam Ayu, 2004).

2.2.4 Kelimpahan Nikel di Alam

Kelimpahan nikel pada kulit bumi berada diurutan ke-21 yaitu

mengandung 0,02%, pada air laut berada diurutan ke-40 yaitu diperkirakan

mengandung 540 kg/km3. Nikel ditemukan di alam dalam dua bentuk bijih yang

dapat dieksplorasi yaitu bijih sulfida dan bijih lateritik. Biji sulfida mengandung

1-3% nikel. Bijih lateritik ditemukan dalam dua bentuk senyawa yaitu oksida dan

silikat. Kandungan nikel tanah di alam adalah 0,5-6200ppm dan yang umum

ditemukan adalah 5,0-500ppm (Parker, 1987).

2.2.5 Aspek Biologi, Defisiensi Dan Toksisitas Nikel

Nikel adalah unsur yang essensial bagi tanaman, binatang, dan manusia.

Berdasarkan dari beberapa studi dan informasi diidentifikasikan bahwa nikel

mungkin berperan pada metabolisme asam nukleat dan atau protein. Manusia

membutuhkan nikel kira-kira 0,3-0,5 mg per hari yang dapat diperoleh dari

makanan, baik yang berasal dari tanaman maupun dari hewan (Parker, 1987).

Bagi tanaman (padi) perkecambahannya didorong oleh keberadaan 3 ppm nikel

melalui aktifitas enzim oksidatif. Selain fungsinya, nikel juga mempunyai efek

negatif seperti infeksi pada kulit. Nikel juga bersifat toksik pada tanaman.

Akumulasi nikel dalam tanah dapat menimbulkan efek induksi terhadap besi

sehingga terjadi defisiensi besi (Millikan, 1949, Crooke, 1955, dalam Rombe,

2000).

Page 24: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

2.3 Tinjauan Umum Kobalt

Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Co. Memiliki warna sedikit berkilauan, metalik, keabu-abuan. Kobalt

tersedia di dalam banyak bentuk seperti pada kertas perak, potongan, bubuk,

tangkai, dan kawat. Unsur ini juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak

keras dan mempunyai sifat magnetis yang cukup kuat (Anonim, 2007).

2.3.1 Sifat Fisika Kobalt

Kobalt mempunyai titik leleh 19400C, titik didih 39000C, kerapatan 8,92

g/cm2. Kobalt lebih keras daripada Fe dan Ni, sukar ditempa tetapi karena

mengandung karbon menambah kemudahan ditempa dan diulur. Kobalt berwarna

putih kelabu dan berada dalam dua bentuk allotropi. Bentuk heksagonal terbuka

adalah stabil dibawah 4170C dan bentuk kubus pusat muka yang stabil dari 4170C

sampai titik lebur (Considene, 1984).

2.3.2 Sifat Kimia Kobalt

Kobalt terletak pada golongan VIIIB periode ke-4, dalam sistem periodik

unsur dan merupakan unsur transisi yang segolongan dengan Fe dan Ni

mempunyai konfigurasi elektron (Ar) 4s2 3d8, nomor atom 27, nomor massa

50,43, potensial ionisasi pertama 7,86 eV, dan kedua 17,05 eV dan

elektronegatifitasnya 2,6 (Svehla, 1985).

2.3.3 Kegunaan Kobalt

Kobalt digunakan sebagai bahan aktif dalam fungisida, walaupun

pemakaiannya belum begitu luas. Dalam bidang kedokteran, alloy kobalt

digunakan untuk mengembalikan fungsi tulang. Dalam bidang industri, kobalt

Page 25: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

digunakan sebagai bahan perunut, seperti kobalt-60 sebagai bahan perunut

tertutup untuk tujuan sterilisasi radiasi, pengawetan, radiografi atau sebagai alat

kalibrasi (Frank, 1995).

2.3.4 Kelimpahan Kobalt di Alam

Kobalt dalam kerak bumi relatif sangat sedikit dan berada sebagian besar

sebagai senyawa arsen, dan oksigen yang bercampur dengan senyawa nikel dan

logam lain. Kobal juga dijumpai dalam meteor. Kobal diproduksi secara komersil

di negara Zaire, Serbia, USA, Kanada, Jerman dan Finlandia (Considine, 1984).

2.3.5 Aspek Biologi dan Toksisitas Kobalt

Kelebihan kobalt dalam tanah dapat menyebabkan klorosis karena dapat

menghambat penyerapan besi pada tanaman. Kobalt merupakan unsur logam

esensial yang dibutuhkan agar eritrosit dapat berkembang secara tepat. Kobalt

merupakan komponen vitamin B12. Kekurangan Vitamin ini akan menyebabkan

anemia pernisiasa. Namun, konsumsi kobalt terlalu banyak dapat menyebabkan

polisitemia, produksi eritrosit yang berlebihan dan kardiomiopita. Penyerapan

kobalt di tempat kerja menyebabkan iritasi pernapasan dan reaksi hipersensitifitas

kulit. Logam kobalt akan memberikan efek negatif pada tubuh jika konsentrasi

logam ini melebihi ambang batasnya yaitu sebesar 50 mg/kg berat kering sedimen

(Frank, 1995).

2.4 Tinjauan Umum Kapur

Kalsium ditemukan oleh Romans pada tahun 1808 dan Davy yang berhasil

mengisolasi sebagai logam. Merupakan unsur logam alkali tanah dan ditemukan

secara luas sebagai gamping, gips, dan fluorit. Kalsium mempunyai nomor atom

Page 26: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

20 dan massa atom 40,08. Kalsium adalah unsur penting bagi makhluk hidup,

karena diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal (Daintith, 1999

dan Mulyono, 2001).

Kalsium oksida dalam literatur berbahasa inggris biasa disebut lime

(kapur), burnt lime (kapur bakar), calx dan qicklime. CaO mempunyai berat

molekul 56,08 dengan komposisi Ca 71,74% dan oksigen 28,53%. Kapur yang

diperdagangkan biasanya mengandung CaO 90-95%. CaO berbentuk kristal putih

atau gumpalan putih sampai keabuan atau berupa bubuk granulat dan yang

diperdagangkan biasanya memiliki warna kekuningan sampai kecoklatan akibat

adanya kandungan besi. Titik lebur CaO 25720C, titik didih 28500C, kerapatan

3,32-3,35 g/cm3. CaO dengan cepat menyerap CO2 dan H2O dari udara

membentuk sol dalam air dan lebih banyak sol dalam air panas, juga membentuk

sol dalam asam, gliserol, larutan gula, tetapi hampir tidak membentuk sol dalam

alkohol. CaO membentuk Ca(OH)2 bila dilarutkan dalam air. Pada suhu 250C

tingkat disosiasi pertama mempunyai tetapan disosisasi 4 x 10-2 dan tingkat

disosiasi kedua mempunyai tetapan disosiasi 4,74 x 10-3(Svehla, 1985).

Kapur mempunyai manfaat pada pertanian baik pada tanah maupun pada

tanaman seperti, meningkatkan pH tanah menjadi netral, meningkatkan

ketersedian unsur hara dalam tanah sehingga mudah diserap tanaman, menetralisir

senyawa-senyawa beracun, baik organik maupun anorganik, meningkatkan

populasi & aktivitas mikroorganisme tanah yang sangat menguntungkan terhadap

ketersediaan hara tanah. Pada tanaman, memacu pertumbuhan akar dan

membentuk perakaran yang lebih baik sehingga penyerapan unsur hara menjadi

Page 27: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

optimal, membuat tanaman lebih hijau dan segar serta mempercepat pertumbuhan,

dan meningkatkan produksi dan mutu hasil panen (Anonim, 2009c).

2.5 Tinjauan Umum Sampah

Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,

perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan

rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang

tidak berbahaya (non hazardous) (Anonim, 2009b). Sampah didefinisikan sebagai

material buangan yang bersifat padat, cair, maupun gas. Maksud buangan tersebut

adalah sudah tidak memenuhi syarat untuk digunakan sehingga tidak dikehendaki

lagi penggunaannya dan merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia.

Sampah sebagai produk sampingan dari aktivitas manusia adalah sesuatu yang

sebenarnya telah ada sejak manusia memulai kehidupan di dunia ini.

Page 28: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Gambar 2 : sampah anorganik (Anonim,2009e)

gambar 3 : sampah organik (Anonim, 2009e)

Manusia dengan aktivitas sehari-hari menggunakan sumber daya alam

tersedia dan telah pula membuang semua bahan buangannya ke lingkungan.

Dampak yang ditimbulkannya berpengaruh luas terutama pada aspek kesehatan

dan estetika dari lingkungan disekitarnya. Sampah hampir selalu merupakan

masalah bagi pemerintah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Banyak

penelitian telah dilakukan untuk memanfaatkan sampah, diantaranya biokonversi.

Limbah padat digunakan untuk pembuatan gas metana, pembuatan sirup glukosa,

pembuatan etanal dan pembuatan kompos (Said dan Murtadho, 1987).

Sampah dibedakan menjadi dua (Anonim, 2009b), yaitu:

1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa

makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat

diolah lebih lanjut menjadi kompos.

2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti

plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan

gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan

sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk

Page 29: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

lainnya.  Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik

wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,

kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

2.6 Tinjauan Umum Kompos

Kompos adalah seluruh hasil dari dekomposisi bahan tanaman dan kotoran

hewan dalam kondisi aerobik atau sebagian anaerobik. Di dalam kompos inilah

terdapat humus yang sangat berguna bagi kesuburan tanah. Dalam ilmu tanah,

humus disebut sebagai senyawa humat. Senyawa humat didefinisikan sebagai

koloidal terpolidipersi yang bersifat amorf, berwarna kuning hingga coklat-hitam

dan mempunyai berat molekul relatif tinggi (Tan, 1991).

Gambar 4 : kompos (Anonim, 2009e)

Page 30: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Asam humat mempunyai warna gelap, amorf, dapat diekstraksi (larut)

dengan basa kuat, tidak larut dalam asam, mengandung gugus fungsional asam

seperti fenolik dan karboksil, aktif dalam reaksi kimia dan mempunyai berat

molekul 20.000-1.360.000. Asam fulvat dapat diekstraksi dengan basa kuat

dengan gugus fungsional asam, dapat juga larut dalam asam apabila mengandung

gugus fungsional basa, aktif dalam reaksi kimia dan mempunyai berat molekul

275-2110. Asam humat dan asam fulvat merupakan bagian yang mempunyai

peran yang besar dalam reaksi kimia sebagai bagian dari bahan organik. Besarnya

kandungan total asam humat dan asam fulvat pada bahan organik mempunyai

keterkaitan dengan besarnya kandungan lignin dan polifenol. Semakin sedikit

kandungan lignin dan polifenol dalam suatu bahan organik maka kandungan

asam humat dan asam fulvat semakin banyak yang selaran dengan proses

dekomposisi dari bahan organik tersebut (Ariyanto, 2006).

Beberapa jenis kompos yang telah digunakan untuk mengurangi kelarutan

nikel dan kobalt dalam tanah yaitu kompos dari daun ubi kayu, eceng gondok, dan

sampah kota.

Berdasarkan kelarutannya dalam alkali, asam dan alkohol, senyawa humat

dapat dipisahkan ke dalam beberapa fraksi humat.

Tabel 1.1 Klasifikasi fraksi humat

Fraksi Alkali Asam AlkoholAsam Fulvat Larut Larut -Asam Humat Larut Tidak Larut Tidak LarutAsam Himatomelanik Larut Tidak Larut LarutLignin Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut

Tan, 1991

Page 31: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …
Page 32: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Bahan Organik

Bahan Humat Bahan Non Humat

Fraksionasi dalam Humat

Tidak Larut Larut

Fraksionasi dalam larutan asam

Tidak larut Larut

Larut dalam basa/alkali tapi tidak

larut dalam asam

Humin

Tidak larut dalam basa/alkali dan asam

Asam fulvat Asam humat

Larut dalam basa/alkali dan

asam

Page 33: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Gambar 5 : fraksionasi bahan organik (Ariyanto, 2006)Komposisi dan karakteristik dari analisis asam humat dan asam fulvat

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Komposisi unsur dalam asam humat dan asam fulvat

Senyawa Humat   Unsur (%)      Karbon Hidrogen Nitrogen Sulfur Oksigen

Asam Humat 56.7 5.2 2.4 0.4 35.4Asam Fulvat 50.9 3.3 0.7 0.3 44.7

Lange, 1983

Tabel 1.3 Karakteristik asam humat dan asam fulvat

Gugus Fungsi Konsentrasi (mek/Gram)Asam Humat Asam Fulvat

Kemasaman Total 5.7 12.4-COOH 1.5 9.1-OH (Phenolik) 4.2 3.3-OH (Alkholik) 2.7 3.6-C = O 0.9 3.1-OCH3 0.6 0.8

Lange, 1983

Senyawa yang umum dihasilkan dari degradasi oksidasi bahan/senyawa

humat adalah karboksilat alifatik, benzenkarboksilat dan asam fenolat.

Karboksilat alifatik yang dihasilkan antara lain: n-asam lemak dengan C16 dan

C18 yaitu (CH3(CH2)14CO2H) dan CH3(CH2)16CO2H) serta di dan tri asam

karboksilat; (HO2C(CH2)n-CO2H (n = 0-8) dan CH2(CO2H)-CH(CO2H)-

CH2(CO2H)). Benzen karboksilat yang dihasilkan adalah benzen polikarboksilat

seperti benzen di, tri, tetra, penta, dan heksa karboksilat.

Kesemua senyawa tersebut adalah komponen utama dari pembentukan

asam humat dan asam fulvat (Schnitzer dan Khan, 1985).

Page 34: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Komposisi senyawa umum dalam bahan humat yang ditentukan dengan metode

degradasi oksidasi adalah sebagai berikut:

Tabel 1.4 Komposisi senyawa dalam bahan humat

Senyawa Asam Humat(%) Asam Fulvat(%)Karboksilat Alifatik 24 22.2

Asam Phenolat 20.3 30.2Benzen Karboksilat 32 23

Total 76.3 75.4Rasio BK/PH 1.6 0.8

Schnitzer, 1985

Catatan : BK = benzen karboksilat, PH = Phenolat

Senyawa alifatik, phenolik dan benzen karboksilat terdapat dalam bahan

humat lebih dari 70%. Asam humat lebih banyak mengandung benzen karboksilat

dan lebih sedikit mengandung phenolat, kenyataan ini mendukung hipotesis

mikroba tentang pembentukan senyawa humat. Hipotesis ini menyimpulkan

bahwa asam fulvat terbentuk dari asam humat melalui degradasi mikrobia

ekstraseluler yang melepaskan CO2 dan H2O.

Senyawa humat (asam humat dan asam fulvat) mampu membentuk

kompleks dengan ion-ion logam. Kompleks yang terbentuk ini ada yang mudah

larut dan ada yang sulit, tergantung pada stabilitas kompleksnya. Misal terjadi

reaksi kompleks seperti berikut ini:

M2+ + 2 HA ↔ MA2 + 2H+

Dimana:

M2+ : ion logam

AH : asam humat

MA2 : kompleks logam asam humat

Page 35: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

[MA2][H+]2

K = [M2+][AH]2

Dengan menganggap aktifitas AH dan MA2 sama dengan satu dan

persamaan diubah dalam bentuk logaritma, maka terjadi :

Log K = 2 log [H+] – log [M2+]

Makin tinggi nilai K maka makin tinggi stabilitas kompleks yang terbentuk. Hal

ini juga berarti bahwa kompleks yang terbentuk semakin sulit larut (Tan, 1991).

Pembentukan kompleks memegang peranan penting dalam meningkatkan

kesuburan tanah. Pelepasan hara-hara tanah melalui pelapukan mineral-mineral

tanah merupakan proses yang lambat. Namun, penambahan kompos (senyawa

humat) menyebabkan terjadinya pembentukan senyawa kompleks yang cenderung

mempercepat dekomposisi mineral-mineral tanah, sehingga pelepasan hara tanah

terlarut cepat. Akibat pelepasan hara-hara tanah ini adalah tersedianya unsur-

unsur yang dibutuhkan oleh tanaman.

Senyawa humat juga efektif mengikat hara-hara mikro seperti Fe, Cu, Zn,

Mn, Ni, dan juga Co. Dalam tanah-tanah masam hara-hara mikro ini bisa terdapat

dalam jumlah besar dan menyebabkan masalah keracunan pada tanaman. Dengan

memberikan humus pada tanah seperti itu, sebagian hara-hara mikro yang

berlebihan tersebut terambil dari larutan tanah melalui pembentukan kompleks

dengan senyawa-senyawa humat. Pada suatu saat hara-hara ini dapat dilepaskan

lagi kepada tanaman dalam jumlah yang lebih kecil sesuai dengan yang

diperlukan. Dengan cara ini senyawa kompleks bertindak sebagai pengatur. Dari

sudut pandang lingkungan atau ekologi pengkompleksan ion-ion logam berat

(termasuk nikel dan kobalt) oleh senyawa-senyawa humat secara sementara

Page 36: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

mengurangi atau meniadakan bahaya keracunan bagi manusia, hewan dan

tumbuhan (Tan,1991).

Page 37: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang didapatkan oleh Rombe (2000) yang menggunakan

kompos sampah kota dan kapur sebagai penghambat kelarutan nikel dan kobalt

dalam tanah dapat dilihat pada tabel berikut.

Kelompok Penambahan (Gram) pH Waktu Inkubasi (Hari)  

  Kapur Kompos   0 7 14 21

A(Kontrol)     6.10-6.22 2.5 * 2.88 3.18 3.48

B   6.2 5.83-6.10 2.06 1.8 1.26 0.92

C 0.25 6.2 6.95-7.05 1.96 1.66 1.08 0.54

D 0.5 6.2 7.47-7.69 1.52 1.12 0.58 0.38

E 1 6.2 7.97-8.15 1.18 0.64 0.24 0.14 Tabel 4.1 Data konsentrasi kobalt (ppm) yang dapat larut ke dalam air dari

sampel tanah setelah inkubasi beberapa lama pada kondisi penambahan kapur (pH) yang berbeda.

Sumber: Rombe, 2000

Keterangan : * = konsentrasi kobalt dalam ppm

Tabel 4.2 Data konsentrasi nikel (ppm) yang dapat larut ke dalam air dari sampel tanah setelah inkubasi beberapa lama pada kondisi penambahan kapur (pH) yang berbeda.

Kelompok Penambahan (Gram) pH Waktu Inkubasi (Hari)    Kapur Kompos   0 7 14 21

A(Kontrol)     6.10-6.22 4.98 * 5.68 6.88 7.16

B   6.2 5.83-6.10 4.62 4.24 2.98 2.3

C 0.25 6.2 6.95-7.05 4.52 3.34 2.62 1.4

D 0.5 6.2 7.47-7.69 3.98 2.62 1.18 0.76

E 1 6.2 7.97-8.15 3.88 2.08 0.82 0.7Sumber: Rombe, 2000

Keterangan : * = konsentrasi nikel dalam ppm

Page 38: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Dari data hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa pada tabel 4.1

kelompok A (kontrol) tanpa penambahan kapur dan kompos, konsentrasi kobalt

yang dapat larut dari tanah cenderung mengalami peningkatan yaitu 2.50 ppm

menjadi 3.48 ppm dalam jangka waktu 21 hari, hal ini disebabkan oleh karena

proses pelarutan mineral-mineral dalam tanah masih berlangsung selama masa

inkubasi yang ditunjang sifat tanah yang agak asam (pH 6.10-6.22). Kelarutan

mineral ke dalam tanah sangat dipengaruhi karakteristik tanah seperti pH dan

komponen-komponen tanah (Vinogradov, 1954 dalam Rombe, 2000). Kelarutan

kobalt sebesar 3.48 ppm dapat bersifat toksik pada tanaman, karena tanaman akan

mengalami klorosis. Pendapat ini didukung oleh pernyataan Rauser dalam Rombe

bahwa dengan hanya menambahkan 0,5 ppm kobalt ke dalam larutan nutrisi akan

menekan pertumbuhan tanaman.

Pada tabel 4.2 dapat dilihat pada kelompok A (kontrol) terjadi

peningkatan konsentrasi nikel yang dapat larut dari tanah yaitu 4.48 ppm menjadi

7.16 ppm dalam jangka waktu 21 hari. Dengan kelarutan nikel dalam air sebesar

7.16 ppm tentunya akan sangat bersifat toksik pada tanaman. Menurut Hara, 1977

dalam Rombe, 2000 bahwa dengan hanya menambahkan 2 ppm nikel dalam

larutan nutrisi sudah menekan pertumbuhan tanaman kubis/kol hingga kurang

lebih 27% dari keadaan normal. Tanaman pangan dengan kandungan nikel

setinggi ini tentunya akan berbahaya bagi manusia yang hanya membutuhkan 0,3-

0,5 mg nikel per hari dari makanan (Parker, 1987).

Data pada kelompok B (hanya diberi kompos), terlihat bahwa pH tanah

turun menjadi 5.83-6.10, hal ini disebabkan karena dalam kompos terdapat

senyawa yang bersifat asam yaitu asam humat dan asam fulvat. Walaupun tanah

Page 39: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

lebih asam, kelarutan kobalt dan nikel ke dalam air makin kurang seiring

bertambahnya waktu inkubasi. Fenomena ini bisa dimengerti karena terbentuknya

senyawa kompleks yang sulit larut antara ion Co2+ dan Ni2+ dengan asam humat

atau asam fulvat sekalipun dalam suasana asam (Tan, 1991). Pada pH rendah ion

Co2+ dalam bentuk kompleks heksa akuakobaltat(II) dan ion Ni2+ dalam bentuk

kompleks heksa akuonikelat(II) yang bereaksi dengan asam humat membentuk

senyawa kompleks sebagai berikut:

COO

O

Dimana:

M = ion logam (Co2+ dan Ni2+)

Dan jika bereaksi dengan asam fulfat pada pH 5 (Schnitzer, 1985) maka reaksinya

sebagai berikut:

2-

2 COO-

OH

COO

O

OOC

O

+ 4H2O + 2H+

COO-

OH

+ [M(OH2)6]2+[M(OH2)4] + 2H2O + H+

[M(OH2)6]2+ + M(OH2)2

Page 40: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Senyawa yang terbentuk ini dapat larut atau tidak, tergantung pada

perbandingan dan jumlah ion kobalt dan nikel dengan asam humat/asam fulfat.

Jika perbandingannya rendah dan jumlah sedikit, maka senyawa kompleks yang

terbentuk cenderung larut jika sebaliknya senyawa kompleks yang terbentuk akan

mengendap. Kelarutan senyawa kompleks (logam-senyawa humat) menurut Tan,

tergantung pada tetapan stabilitas senyawa kompleks tersebut, dengan persamaan

sebagai berikut:

Log k = 2 log [H+] – log [M2+]

Semakin besar tetapan kestabilan kompleksnya berarti senyawa kompleks tersebut

semakin sulit larut.

Pada data C, D, dan E terlihat bahwa semakin banyak kapur yang

ditambahkan semakin kecil kelarutan kobalt dan nikel dari tanah tersebut. Hal ini

dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) penambahan kapur pada tanah akan

menaikkan pH tanah yang juga berarti semakin tingginya ion hidroksil. Ion

hidroksil akan berinteraksi dengan logam kobalt dan nikel membentuk Co(OH)2

dan Ni(OH)2 yang sulit larut (Ksp Co(OH)2 = 1,6 x 10-18 dan Ksp Ni(OH)2 = 8,7 x

10-19) menurut reaksi sebagai berikut (Svehla, 1985):

M2+ + 2OH- M(OH)2

Ksp = [M2+] [OH-]2

[M2+] = Ksp/[OH-]2

Dari persamaan di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

ion hidroksil, maka semakin kecil konsentrasi kobalt dan nikel yang dapat larut.

(2) penambahan kapur yang menaikkan pH tanah ini berdampak langsung pada

reaksi pembentukan senyawa kompleks antara logam dengan asam humat maupun

Page 41: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

asam fulfat. Menurut Tan, berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks,

M2+ + 2AH MA2 + 2H+, dapat dipahami bahwa jika konsentrasi H+

semakin besar maka, reaksi akan bergeser ke kiri, yang berarti semakin banyak

konsentrasi M2+ yang terlarut. Tetapi jika konsentrasi OH- yang semakin besar

(akibat penambahan kapur), maka konsentrasi H+ semakin kecil akibatnya reaksi

akan bergeser ke kanan. Bergesernya reaksi ke kanan menyebabkan senyawa

kompleks yang terbentuk semakin banyak dan ion M2+ yang terlarut semakin

sedikit.

Beberapa hasil penelitian yang menunjang penelitian Rombe dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Data konsentrasi kobalt (ppm) yang dapat larut ke dalam air dari sampel tanah setelah inkubasi beberapa lama pada kondisi penambahan kapur (pH) yang berbeda.

Kelompok penambahan (gram) pH waktu inkubasi (hari)

  kapur kompos   0 7 14 21A(kontrol)     6,20-6,40 2,46 * 2,82 3,2 3,44

B   6,2 5,92-6,18 2,02 1,68 1,24 0,9

C 0,25 6,2 7,10-7,42 1,8 1,66 1,02 0,6

D 0,5 6,2 7,50-7,89 1,42 1,22 0,64 0,44

E 1 6,2 7,98-8,16 1,2 0,66 0,42 0,34 Sumber : Tangko, 2000

Keterangan : * = konsentrasi kobalt dalam ppm

Tabel 4.4 Data konsentrasi nikel (ppm) yang dapat larut ke dalam air dari sampel tanah setelah inkubasi beberapa lama pada kondisi penambahan kapur (pH) yang berbeda.

kelompok penambahan (gram) pH waktu inkubasi (hari)   kapur kompos   0 7 14 21

A(kontrol)     6,20-6,40 2,48 * 2,52 2,56 2,58

B   6,2 5,92-6,18 1 0,7 0,52 0,42

C 0,25 6,2 7,10-7,42 0,96 0,66 0,46 0,36

Page 42: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

D 0,5 6,2 7,50-7,89 0,9 0,6 0,34 0,24

E 1 6,2 7,98-8,16 0,82 0,46 0,28 0,18Sumber : Tangko, 2000

Keterangan : * = konsentrasi nikel dalam ppm

Tabel 4.5 Data konsentrasi nikel (ppm) yang dapat larut ke dalam air dari sampel tanah setelah inkubasi beberapa lama pada kondisi penambahan kapur (pH) yang berbeda.

Kelompok Penambahan (gram) pH waktu inkubasi (hari)

  Kapur Kompos   0 7 14 21 28

A(kontrol)     6,14-6,24 4,74 * 4,92 5,02 5,12 5,2

B   8,6 5,83-6,09 4,74 3,8 2,96 2,58 2,5C 0,25 8,6 6,98-7,04 4,64 2,96 2,12 1,56 1,38

D 0,5 8,6 7,48-7,59 4,08 2,78 1,8 1,1 0,9

E 1 8,6 7,97-8,20 3,72 2,68 1,46 0,72 0,62

F 2 8,6 8,78-9,14 3,62 2,68 1,66 0,9 0,54Sumber : Rongan, 1999

Keterangan : * = konsentrasi nikel dalam ppm

Pada penelitian Rongan (1999) dan Tangko (2000) juga ditemukan bahwa

semakin banyak penambahan kompos maka konsentrasi kobalt dan nikel yang

dapat larut ke dalam tanah semakin sedikit dan demikian sebaliknya, tanah yang

tidak diberi kompos kelarutan kobalt dan nikel semakin banyak. Ditemukan pula

bahwa penambahan kapur pada tanah dapat menaikkan pH tanah yang dapat

menghambat kelarutan kobalt dan nikel dari tanah tersebut sebagaimana yang

ditemukan dalam Rombe (2000) bahwa dengan menaikkan pH tanah berarti ion

hidroksil semakin tinggi. Dengan semakin tingginya ion hidroksil maka ion ini

akan berinteraksi dengan logam kobalt dan nikel membentuk Co(OH)2 dan

Ni(OH)2 yang sulit larut.

Page 43: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Kick Nasbers dan Warnuzs (1971) dalam Rongan (1999), mengemukakan

bahwa nikel dengan dosis 66 mg/Kg tanah (nikel ditambahkan ke dalam wadah

uji) sangat menghambat pertumbuhan tanaman gandum (Lolium pirenno), tetapi

setelah ditambah sewage sludge 200 gram (tanah dengan kadar C± 20%)

pertumbuhan tanaman Lolium pirenno menjadi normal. Penambahan kapur

(CaCO3) juga menghilangkan keracunan hara mikro yang berlebihan.

Page 44: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Penambahan kompos sampah ke dalam tanah dapat menghambat kelarutan

nikel (Ni) dan kobalt (Co) dengan pembentukan kompleks dari Ni dan Co

dengan senyawa humat (asam humat dan asam fulvat). Semakin banyak

penambahan kompos maka konsentrasi nikel dan kobalt yang dapat larut

ke dalam tanah semakin sedikit dan sebaliknya.

2. Penambahan kapur ke dalam tanah dapat menghambat kelarutan nikel dan

kobalt dari tanah tersebut.

4.2 Saran

Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan logam lain yang

berpotensi mencemari tanah seperti Cu, Pb, Cd, Hg dan lain sebagainya.

Page 45: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007, Kobalt, (online), http://id.wikipedia.org/wiki/kobal, diakses tanggal 26 September 2009.

Anonim, 2009a, Mikrobiologi Tanah, (online), http://www.google.co.id, diakses tanggal 26 September 2009.

Anonim, 2009b, Sampah Ancaman bagi Wisata Alam, (online), http://id.wikipedia.org/wiki/sampah, diakses tanggal 26 September 2009.

Anonim, 2009c, Kapur Pertanian, (online), http://www.google.co.id, diakses tanggal 15 Oktober 2009.

Anonim , 2009d, Kompos, (online), http://id.wikipedia.org/wiki/kompos, diakses tanggal 26 September 2009.

Anonim, 2009e, Pengelolaan Sampah, (online), http://id.wikipedia.org/wiki/sampah, diakses tanggal 30 September 2009.

Ariyanto, D. P., 2006, Ikatan Antara Asam Organik Tanah dengan Logam, (online), http://www.google.co.id, diakses tanggal 15 Oktober 2009.

Ayu, N.T., 2004, Distribusi Kuantitatif Logam Berat Kobal dan Nikel dalam Sedimen di Perairan Laut Dangkal Kabupaten Berua Kalimantan Timur, (SKR, S1, F.MIPAUH, tidak dipublikasikan).

Considine, D.M., dan G.D,Conside, 1984, Encyclopedia of Chemistry, Edisi kedua, Sounders College Publishing, University of California, Santa Barbara, USA.

Cotton, F.A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar diterjemahkan oleh Sahati Suharto, UI-Press, Jakarta.

Daintith, J., 1999, Kamus Kimia Lengkap, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Frank, C., Lu, 1995, Toksikologi Dasar, Edisi ke II, UI-Press, Jakarta.

Mulyono, HAM., 2001, Kamus Kimia, PT. Genetika, Bandung.

Page 46: KOMPOS SAMPAH DAN KAPUR SEBAGAI PENGHAMBAT …

Nugroho, B.W., 2008, Struktur Tanah, (online), http://www. doc.destilasi/struktur tanah Weblog.htm, diakses tanggal 22 Desember 2009.

Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta.

Parker, S.P., 1987, Encyclopedia of Science and Technology, Edisi ke-6, Mc-Graw Hill Book Company, New York.

Rao, S.N.S., 1986, Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman, Edisi ke II, UI-Press, Jakarta.

Rombe, A.P., 2000, Studi Pemanfaatan Kompos Sampah Kota dan Kapur Untuk Mengurangi Kelarutan Kobal dan Nikel Pada Tanah Pomalaa, Skripsi tidak diterbitkan, jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.

Rongan, A., 1999, Pemanfaatan Kompos Eceng Gondok dan Kapur untuk Mengurangi Kelarutan Kobal dan Nikel pada Tanah, Skripsi tidak diterbitkan, jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.

Said, G., dan Murtadho, D., 1987, Sampah Masalah Kita Bersama, PT. Melton Putra, Jakarta.

Schnitzer, M., dan Khan, S.V., 1985, Soil Oganic Matter, Elsevier Scientific Publishing Company, Amsterdam Oxford.

Svehla, M., 1985, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi ke V, PT. Kalman Media Pusaka Jakarta.

Tangko, S., 2000, Studi Pemanfaatan Kompos Daun Ubi Kayu dan Kapur untuk Mengurangi Kelarutan Nikel pada Tanah, Skripsi tidak diterbitkan, jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.

Tan, K.H., 1991, Dasar-Dasar Kimia Tanah, Cetakan ke II, Gajah Mada, Univercity Press, Yogyakarta.