makalah monografi desa cilembu
DESCRIPTION
monografi desaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Monografi Desa dan Kelurahan adalah himpunan data yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Pemerintah yang tersusun secara
sisitematis, lengkap, akurat dan terpadu dalam penyelangaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
Desa dan Kelurahan mempunyai peranan yang sangat menetukan, karena
keberhasilan terhadap pelaksanaan berbagai program pemerintah pada
semua tingkatan sangat tergantung kepada penyusunan perencanaan yang
berpangkal pada data dan informasi yang disusun pemerintah desa dan
pemerintah kelurahan secara sistematis, lengkap, akurat dan terpadu.
Desa dan Kelurahan merupakan sasaran segenap pelaksanaan urusan
pemerintahan, tumpuan dan ujung tombak dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat serta
sebagai sumber data dan informasi dalam penetapan berbagai kebijakan
pemerintah.
Penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan di tingkat desa dan
kelurahan yang semakin meningkat, membawa akibat penyelenggaraan
administrasi pemerintah desa dan pemerintah kelurahan semakin penting
artinya dalam upaya mewujudkan desa dan kelurahan yang mampu
melaksanankan fungsi pemerintahan secara efisien dan efektif.
Penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan ditingkat
desa dan kelurahan yang terus meningkat menuntut pengembangan sistem
administrasi pemerintah desa atau pemerintah kelurahan yang semakin
meningkat pula, khususnya dalam upaya mewujudakan desa dan kelurahan
yang mampu berfungsi sebagai sumber data dan informasi bagi semua
kegiatan pemerintah dan pembangunan.
Dalam upaya penyajian data administrasi pemerintah desa dan
kelurahan secara menyeluruh, terpadu, akurat dan dapat
1
dipertanggungjawabkan kebenarannya perlu disususn dalam bentuk
monografi desa dan kelurahan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa manfaat mengetahui monografi desa?
2. Apa kegunaan dari monografi desa?
3. Apa peran monografi desa dalam kebijakan pemerintah?
1.3. Tujuan
Monografi desa dan kelurahan untuk:
1. Memperoleh data dan informasi mengenai penyelenggraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan
masyarakat secara sistematis, lengkap,akurat dan terpadu.
2. Memudahkan pengelolaan data dan informasi yang siap disampaikan
kepada pemerintah ditingkat atas desa dan kelurhan.
3. Memfungsikan desa dan kelurahan dalam kedudukannya sebagai
sumber data informasi dalam penetapan kebijakan pemerintah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Nama Tempat Secara Administratif
1. Desa, Kecamatan, dan Kabupaten
Desa : Desa Cilembu
Kecamatan : Pamulihan
Kabupaten : Sumedang
2. Letak Tempat, Jarak (Km) dari Kota Terbesar yang Dekat dengan Areal Pertanian
a. Letak Tempat
Letak TempatDesa/kelurahan kawasan perkantoran Tidak Desa/kelurahan kawasan pertokoan/bisnis TidakDesa/kelurahan kawasan campuran TidakDesa/kelurahan kawasan industri TidakDesa/kelurahan kepulauan TidakDesa/kelurahan pantai/pesisir TidakDesa/kelurahan kawasan hutan YaDesa/kelurahan tanaman suaka TidakDesa/kelurahan kawasan wisata TidakDesa/kelurahan perbatasan dengan negara lain TidakDesa/kelurahan perbatasan dengan provinsi lain TidakDesa/kelurahan perbatasan dengan kabupaten lain TidakDesa/kelurahan perabatasan antara kecamatan lain TidakDesa/kelurahan DAS/bantaran sungai YaDesa/kelurahan rawan banjir TidakDesa/kelurahan bebas banjir YaDesa/kelurahan potensial tsunami TidakDesa/kelurahan rawan jalur gempa bumi Tidak
b. Batas Wilayah
Batas DesaSebelah Utara Desa CigendelSebelah Selatan Desa Mekar BaktiSebelah Timur Hutan Gunung Kareumbi BaratSebelah Barat Desa Haurngombong
3
c. Orbitasi
Jarak Desa Cilembu ke Ibu Kota Kecamatan Pamulihan
6 Km
Lama jarak tempuh ke ibu kota Kecamatan Pamulihan dengan kendaraan bermotor
0,5 jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota Kecamatan Pamulihan dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor
1 jam
Jarak Desa Cilembu ke ibu kota kabupaten/kota 15 kmLama jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten Sumedang dengan kendaraan bermotor
1 jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten Sumedang dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor
2 jam
Jarak Desa Cilembu ke Provinsi Jawa Barat 30 Km
3. Luas Lahan Tanaman Herbal
Jenis Tanaman Luas(Ha)
Hasil Panen(Ton/Ha)
Jahe 3 6Mengkudu 1 1Daun Dewa 0,5 1Kumis Kucing 0,5 1Daun Sirih 1 -Kayu Manis 1 -Daun Sereh 1 -Mahkota Dewa 1 -Akar Wangi 1 -
4. Letak Geografis Desa Cilembu
Desa Cilembu : 107o50’41,5’’ BT, 06o54’23,4’’ LS
5. Topografi Tempat, Ketinggian (m) dari Permukaan Laut
a. Bentangan Wilayah
Bentangan wilayahDesa/Kelurahan dataran rendah TidakDesa/Kelurahan berbukit-bukit TidakDesa/Kelurahan dataran tinggi/pegunungan YaDesa/Kelurahan lereng gunung TidakDesa/Kelurahan tepi pantai/pesisir TidakDesa/Kelurahan kawasan rawa TidakDesa/Kelurahan kawasan gambut Tidak
4
Desa/Kelurahan aliran sungai TidakDesa/Kelurahan bantaran sungai Tidak
b. Ketinggian dari Permukaan Laut
Ketinggian (m) : 986 mdl
6. Jenis/Golongan Tanah
a. Tanah Sawah
Tanah sawahSawah irigasi setengah teknis 97,9 Ha/m2Sawah tadah hujan 40 Ha/m2Total luas 137,9 Ha/m2
b. Tanah Kering
Tanah keringTegal atau ladang 132,7 Ha/m2Pemukiman 50 Ha/m2Pekarangan 17,6 Ha/m2Total luas 200,3 Ha/m2
7. Tingkat Kesuburan Tanah
Baik, karena tanah di Desa Cilembu adalah jenis tanah pasir
berlempung, tanah gembur yang cocok ditanami Ubi dan berbagai
tanaman lainnya, termasuk tanaman herbal yang ada di Toga Puri.
8. Jenis Lahan
a. Lahan Tegalan
Lahan dibersihkan dari gulma, lalu tanah digemburkan dengan
cangkul atau bajak sambil membenamkan rumput-rumput liar
kemudian dikering anginkan selama 1 minggu. Buat guludan-
guludan dengan lebar 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan
70-100 cm, panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan.
b. Lahan Sawah Bekas Tanaman Padi
Babat jerami sebatas permukaan tanah, kemudian tanah diolah
dengan cangkul atau bajak diluar bidang tumpukan jerami
5
kemudian tanah ditimbun pada tumpukan jerami sambil
membentuk guludan-guludan dengan ukuran lebar 60 cm, tinggi
30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm, panjang guludan
disesuaikan dengan keadaan lahan.
2.2. Data Iklim Desa
Suhu rata-rata harian 32oCKelembaban Udara -Curah hujan rata-rata 3528 mmJumlah bulan hujan 5 bulanKecepatan angin rata-rata -Tipe iklim arealnya Tropis
2.3. Sejarah
1. Desa Cilembu
Pada tahun 1982 Desa Cilembu pernah menjadi desa percontohan.
Pada saat itu Desa Cilembu mengembangkan tape singkong dan ubi.
Karena dinobatkan menjadi desa percontohan banyak tamu dari pusat
yang tertarik untuk berkunjung ke desa cilembu. Tamu pusat itu
disuguhkan ubi dari desa cilembu dan mereka merasakan rasa yang
berbeda dari ubi tersebut. Sejak hal itu mulai dekembangkan ubi yang
memiliki rasa yang khas dari ubi-ubi daerah lain. Akhirnya ubi
tersebut dinamakan ubi cilembu sesuai dengan daerah asal yaitu Desa
Cilembu.
Ubi cilembu sudah terkenal dan populer di telinga para
penikmatnya. Nama ubi cilembu tak hanya terkenal di daerah
penghasilnya, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan yang berbatasan
dengan Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Namun juga
populer hingga ke sejumlah provinsi di Indonesia, bahkan tembus ke
sejumlah negara di antaranya Jepang dan Singapura.
Karena rasanya yang enak dan manis, ubi cilembu hingga kini
banyak diburu. Tidak sedikit yang membicarakan rasa manis ubi
cilembu. Kualitas dan rasanya yang membuat sejumlah negara, selain
Jepang dan Singapura pun kerap memesannya.
6
Namun seiring pertambahan penduduk, lahan pertanian ubi di
Desa Cilembu perlahan mengalami penyusutan. Dari semula 140
hektare, kini tersisa 60 hektare. Penyusutan karena aling fungsi lahan
untuk permukiman dan ternak. Akibatnya, produksi ubi asal Desa
Cilembu berkurang. Padahal permintaannya cukup tinggi.
2. Toga Puri
Berawal ketika bekerja sebagai karyawan Telkom, berbagai
penyakit mendera Pak Toto pemilik sang pemilik Toga Puri ini, mulai
dari jantung, ginjal, vertigo, tekanan darah tinggi, asam urat,
kolesterol, lambung usus, alergi terhadap cuaca, debu, beberapa jenis
makanan dan minuman. Bersyukur, atas kuasa dan kehendak-Nya
tahun 1993 Allah SWT menyembuhkannya melalui tanaman obat,
olah raga pernapasan dan pengaturan pola hidup sehat, pola makan
sehat serta pola pikir yang benar.
Untuk itulah, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT,
sejak tahun 1993 Pak Toto belajar berbagai metode pengobatan
holistik dan tradisional, memperdalam pengetahuan tentang tanaman
obat, dan memulai karirnya sebagai pengusaha. Tahun 2000, Pak Toto
mulai berpraktek sebagai Pengobat. Dan pada tahun 2003 mulai
berkebun tanaman obat seluas 1 ha, di Desa Cilembu Sumedang yang
terkenal dengan ubi manisnya. Kebun tersebut dinamakan Istana
Tanaman Obat "Toga Puri".
Toga artinya Tanaman Obat keluarga, atau Toto dan keluarga.
Sedangkan Puri artinya istana atau benteng. Namun arti "Toga Puri"
secara umum adalah Istana Tanaman Obat yang dikelola oleh Toto
dan keluarga. Hingga saat ini tempat tersebut bukan hanya kebun saja
tetapi juga mempunyai fasilitas untuk wisata alami, klinik pengobatan,
tempat pendidikan dan latihan, pelatihan bisnis praktis berbasis
lingkungan hidup, serta berbagai fasilitas lain seperti hotel dan spa,
olah raga, bermain, dan masih banyak lagi. Tahun 2005 sampai
dengan 2008 Pak Toto mendapat amanah selaku Ketua Asosiasi
7
Pengobat Tradisional Ramuam Indonesia (ASPETRI) wilayah Jawa
Barat.
Hingga hari ini masih menekuni sebagai Pengobat, Petani
tanaman obat dan Pengelola Wisata Sehat Alami. Bisnis yang berawal
dari kebutuhan itupun, terus berkembang menjadi sebuah bisnis yang
prospektif, karena selain mengajak siapapun untuk hidup sehat alami,
menjaga warisan nenek moyang dalam hal budidaya dan pengolahan
toga secara alami, juga memberdayakan dan kelestarian alam sekitar.
Bagi Pak Toto yang juga punya hobi kuliner dan jalan jalan ini, beliau
akan terus berniat mengembangkan bisnisnya, sekaligus
memberdayakan dan membantu perekonomian masyarakat di
lingkungan sekitar "Toga Puri”, sehingga pada akhirnya nanti Desa
Cilembu bukan hanya terkenal dengan ubinya yang manis, tapi
terkenal juga dengan desa wisata yang banyak menyimpan potensi.
2.4. Produktivitas Lahan Pertanian serta Pengembangannya
1. Jenis Komoditas Pertanian di Desa Cilembu
a. Luas Tanaman Pangan
Jagung 40 Ha 80 Ton/HaKacang Merah 10 Ha 5 Ton/HaPadi Sawah 79,7 Ha 278 Ton/HaPadi Ladang 30 Ha 63 Ton/HaUbi Jalar 60 Ha 1750 Ton/HaTomat 3 Ha 16 Ton/HaSosin 3 Ha 6 Ton/Ha
b. Luas Tanaman Buah-Buahan
Alpokat 5 Ha 5 Ton/HaMangga 6 Ha 6 Ton/HaPisang 7 Ha 7 Ton/HaJambu Air 5 Ha -Nangka 10 Ha -
8
c. Luas Tanaman Herbal
Jenis Tanaman Luas(Ha)
Hasil Panen(Ton/Ha)
Jahe 3 6Mengkudu 1 1Daun Dewa 0,5 1Kumis Kucing 0,5 1Daun Sirih 1 -Kayu Manis 1 -Daun Sereh 1 -Mahkota Dewa 1 -Akar Wangi 1 -
2. Sistem Budidaya Tanaman
a. Bibit/Stek
Kebutuhan bibit
Jarak tanam 100 x 25 cm adalah ± 32.000 stek/ha dan jarak
tanam 75 x 30 cm adalah ± 35.555 stek/ha.
Bibit dari stek Batang/Pucuk
Bibit dari stek batang diambil dari varietas/klon unggul
tanaman yang telah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan
pertumbuhannya sehat dan normal panjang stek 20-25 cm, ruas
dan buku-bukunya tidak berakar dan mengalami masa
penyimpanan ditempat teduh selama 1-7 hari.
Bibit dari tunas-tunas ubi
Ubi dipetik yang cukup tua, sehat dan berukuran 3 telur ayam.
Ubi ditanam pada lahan khusus penunasan dengan jarak 70x30
cm. Setelah bertunas dan berumur 2 bulan dilakukan
pemotongan tanaman (bibit) sama seperti pada stek
batang/pucuk.
b. Penyiapan Lahan
Lahan tegalan
9
Lahan dibersihkan dari gulma, lalu tanah digemburkan dengan
cangkul atau bajak sambil membenamkan rumput-rumput liar
kemudian dikering anginkan selama 1 minggu. Buat guludan-
guludan dengan lebar 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar
guludan 70-100 cm, panjang guludan disesuaikan dengan
keadaan lahan.
Lahan Sawah bekas Tanaman Padi
Babat jerami sebatas permukaan tanah, kemudian tanah diolah
dengan cangkul atau bajak diluar bidang tumpukan jerami
kemudian tanah ditimbun pada tumpukan jerami sambil
membentuk guludan-guludan dengan ukuran lebar 60 cm,
tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm, panjang
guludan disesuaikan dengan keadaan lahan.
c. Penanaman dan Jarak Tanam
Di lahan kering dilakukan pada awal musim hujan (Oktober). Di
lahan sawah ditanam setelah padi rendengan (padi gadu), pada
awal musim kemarau. Sistem tanam secara tunggal (monokultur)
dan atau tumpang sari. Untuk mendapat ubi besar, stek ditanam
miring (60-70 derajat) dengan dua ruas ditanam diguludan,
sedangkan untuk mendapatkan ubi kecil, posisi stek dalam tanah
ditanam rata, dengan 3-4 ruas stek tanaman didalam guludan dan
ujung stek miring ± 600 (bentuk L). Jumlah bibit satu stek per
lubang. Sebaiknya penanaman dilakukan pada pagi atau sore
hari. Jarak tanam dalam barisan 25-35 cm sedangkan jarak
barisan 100-150 cm.
d. Pemberian Mulsa
Setelah bibit ditanam, tanah ditutupi dengan mulsa jerami 20 t/ha
khususnya di lahan sawah, sedangkan di lahan kering bila jerami
tidak ada, dapat ditutup dengan pangkasan pupuk hijau.
10
e. Pemupukan
Pupuk Organik
Dosis = 15-22 t/ha. Pemberian dilakukan pada saat
pengolahan tanah (dicampur dengan tanah) atau sekaligus
sebagai mulsa
Pupuk Anorganik
Dosis : Urea = 100 kg/ha; KCl = 100 kg/ha; SP-36 = 75-100
kg/ha (atau sesuai rekomendasi setempat). Pemberian : 1)
1/3 dosis Urea dan semua SP-36 pada saat pertanaman bibit
serta 1/3 dosis KCl. 2) Pada saat tanaman berumur 30-45 hari
setelah tanam bersamaan dengan pengembalian tanah
keprasan kedua sisi guludan. cara pemberian: buat
larikan/lubang tugal 7-10 cm dari kiri kanan lubang tanam,
lalu masukan pupuk.
f. Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang mati dilakukan pada umur 3
minggu setelah tanam. Sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari.
g. Pemangkasan
Dilakukan bila tanaman terlalu rimbun, dilakukan pada sulur-
sulur tanaman yang merayap dalam saluran-saluran di sela-sela
bedengan.
h. Pengairan
Dilakukan tiap 10 hari selama pertumbuhan sampai 2 minggu
sebelum panen dengan cara dileb selama 15-30 menit kemudian
air disalurkan ke saluran pembuangan. Sebaiknya dilakukan pada
pagi/sore hari.
11
i. Pengendalian Gulma
Yang pertama dilakukan 3 minggu setelah tanam vertikal kedua
sisi guludan (dikepras), kemudian tanah keprasan dikembalikan
sekaligus untuk menutup pupuk.
Yang kedua dilakukan pada 8 minggu setelah tanam sekaligus
melakukan pembumbungan dan pemutusan akar yang tumbuh
dipermukaan guludan.
j. Pengendalian Hama Penyakit
Hama dan penyakit utama yang menyerang ubi jalar adalah hama
Penggerak Ubi jalar; hama Boleng atau Lanas; Tikus; Penyakit
Kudis atau Scab; Layu Fusarium; virus; dan penyakit lainnya.
Pengendalian tanaman dari OPT dilakukan secara terpadu,
sebagai berikut :
Secara kultur teknis, diantaranya mengatur waktu tanam, rotasi
tanaman, sanitasi lahan, dan penggunaan varietas yang tahan
hama dan penyakit.
Secara fisik dan mekanis, yaitu dengan memotong atau
memangkas atau mencabut tanaman yang sakit atau terserang
hama dan penyakit cukup berat, kumpulkan dan musnahkan.
Secara kimiawi yaitu dengan menggunakan pestisida secara
selektif dan bijaksana.
k. Panen
Waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman, jenis atau
varietas. Ubi jalar berumur pendek (genjah) dapat dipanen pada
umur 3–3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam)
dipanen pada umur 4,5–5 bulan. Panen dilakukan dengan cara
memangkas batang ubi jalar, kemudian menggali guludan
dengan cangkul/sekop/luku lalu umbinya diambil dan
12
dikumpulkan ditempat pengumpulan. Diseleksi dan disortasi
berdasarkan ukuran umbi dan warna kulit dan disimpan dalam
wadah atau goni.
l. Pasca Panen
Selain dikonsumsi langsung, ubijalar dapat diolah menjadi
produk dalam bentuk pati maupun tepung. Pati dibuat dengan
mengekstrak umbi yang telah diparut. Sedangkan tepung
diperoleh dengan mencuci umbi, mengupas, mengiris, menjemur,
dan menghancurkan (menepungkan), diayak pada ukuran 80
mesh. Pati dan tepung ubijalar dapat digunakan untuk membuat
aneka jenis kue, mie dan es krim.
Bila hendak disimpan, baiknya diruang bersuhu kamar antara
270C-300C dengan kelembaban udara antara 85%-90%.
Disimpan diruang gelap dengan mengikutsertakan tangkai ubi
yang agak panjang, atau disimpan didalam pasir dan abu dengan
mengangin-anginkan.
Disimpan diruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk dan
peredaran udaranya baik dengan cara menumpahkan ubi dilantai
gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu tertutup.
Atau disimpan diatas para-para yang ditempatkan didapur yang
biasanya terkena asap setiap hari yang berasal dari tungku hal ini
dapat menghindarkan dari serangan hama terutama boleng.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Daerah Desa Cilembu sangat berpotensi untuk pengembangan
komoditas pertanian khususnya ubi cilembu karena Desa Cilembu
memiliki iklim, topografi, dan letak geografis yang baik untuk tanaman ubi
jalar. Terbukti dengan suksenya pengembangan Ubi Cilembu yang populer
hingga ke sejumlah provinsi di Indonesia, bahkan tembus ke sejumlah
negara di antaranya Jepang dan Singapura. Kualitas dan rasanya pun
membuat sejumlah negara, selain Jepang dan Singapura pun kerap
memesannya karena rasanya yang enak dan manis. Ubi khas Desa
Cilembu ini hanya akan memiliki rasa manis madu yang berbeda jika
ditanam di daerah Desa Cilembu.
3.2. Saran
Mengingat banyaknya permintaan pasar akan ubi cilembu, diharapkan
Desa Cilembu dapat memproduksi lebih banyak lagi ubi-ubi yang
mempunyai kualitas rasa yang berbeda daripada ubi lainnya. Dengan cara
memperluas lahan untuk penanaman ubi cilembu dan dengan
menyetarakan rasa pada setiap lahan yang ditanam di Desa Cilembu
didukung dengan petugas yang memberikan penyuluhan kepada Petani
Ubi. Desa Cilembu harus mempunyai niat mengembangkan desanya
dengan wisata, sekaligus memberdayakan dan membantu perekonomian
masyarakat di lingkungan desa sehingga pada akhirnya nanti Desa
Cilembu bukan hanya terkenal dengan ubinya yang manis, tapi terkenal
juga dengan desa wisata yang banyak menyimpan potensi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Monografi Desa Cilembu
Istanatogapuri.com
15
LAMPIRAN
Gambar 1. Kelompok 8 bersama Bapak Rukmana selaku kepala desa dan Bapak
Acin Tarsiman selaku bendahara umum di Kantor Kepala Desa Cilembu.
16
Gambar 2. Kelompok 8 berada di Istana Tanaman Obat TogaPuri. Jl. Raya
Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.
17