makalah monografi desa cilembu

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Monografi Desa dan Kelurahan adalah himpunan data yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Pemerintah yang tersusun secara sisitematis, lengkap, akurat dan terpadu dalam penyelangaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Desa dan Kelurahan mempunyai peranan yang sangat menetukan, karena keberhasilan terhadap pelaksanaan berbagai program pemerintah pada semua tingkatan sangat tergantung kepada penyusunan perencanaan yang berpangkal pada data dan informasi yang disusun pemerintah desa dan pemerintah kelurahan secara sistematis, lengkap, akurat dan terpadu. Desa dan Kelurahan merupakan sasaran segenap pelaksanaan urusan pemerintahan, tumpuan dan ujung tombak dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat serta sebagai sumber data dan informasi dalam penetapan berbagai kebijakan pemerintah. Penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan di tingkat desa dan kelurahan yang semakin meningkat, membawa akibat penyelenggaraan administrasi 1

Upload: sarah-najelina-yunaz

Post on 20-Oct-2015

1.167 views

Category:

Documents


140 download

DESCRIPTION

monografi desa

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Monografi Desa Cilembu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Monografi Desa dan Kelurahan adalah himpunan data yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Pemerintah yang tersusun secara

sisitematis, lengkap, akurat dan terpadu dalam penyelangaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.

Desa dan Kelurahan mempunyai peranan yang sangat menetukan, karena

keberhasilan terhadap pelaksanaan berbagai program pemerintah pada

semua tingkatan sangat tergantung kepada penyusunan perencanaan yang

berpangkal pada data dan informasi yang disusun pemerintah desa dan

pemerintah kelurahan secara sistematis, lengkap, akurat dan terpadu.

Desa dan Kelurahan merupakan sasaran segenap pelaksanaan urusan

pemerintahan, tumpuan dan ujung tombak dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat serta

sebagai sumber data dan informasi dalam penetapan berbagai kebijakan

pemerintah.

Penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan di tingkat desa dan

kelurahan yang semakin meningkat, membawa akibat penyelenggaraan

administrasi pemerintah desa dan pemerintah kelurahan semakin penting

artinya dalam upaya mewujudkan desa dan kelurahan yang mampu

melaksanankan fungsi pemerintahan secara efisien dan efektif.

Penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan ditingkat

desa dan kelurahan yang terus meningkat menuntut pengembangan sistem

administrasi pemerintah desa atau pemerintah kelurahan yang semakin

meningkat pula, khususnya dalam upaya mewujudakan desa dan kelurahan

yang mampu berfungsi sebagai sumber data dan informasi bagi semua

kegiatan pemerintah dan pembangunan.

Dalam upaya penyajian data administrasi pemerintah desa dan

kelurahan secara menyeluruh, terpadu, akurat dan dapat

1

Page 2: Makalah Monografi Desa Cilembu

dipertanggungjawabkan kebenarannya perlu disususn dalam bentuk

monografi desa dan kelurahan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa manfaat mengetahui monografi desa?

2. Apa kegunaan dari monografi desa?

3. Apa peran monografi desa dalam kebijakan pemerintah?

1.3. Tujuan

Monografi desa dan kelurahan untuk:

1. Memperoleh data dan informasi mengenai penyelenggraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan

masyarakat secara sistematis, lengkap,akurat dan terpadu.

2. Memudahkan pengelolaan data dan informasi yang siap disampaikan

kepada pemerintah ditingkat atas desa dan kelurhan.

3. Memfungsikan desa dan kelurahan dalam kedudukannya sebagai

sumber data informasi dalam penetapan kebijakan pemerintah.

2

Page 3: Makalah Monografi Desa Cilembu

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Nama Tempat Secara Administratif

1. Desa, Kecamatan, dan Kabupaten

Desa : Desa Cilembu

Kecamatan : Pamulihan

Kabupaten : Sumedang

2. Letak Tempat, Jarak (Km) dari Kota Terbesar yang Dekat dengan Areal Pertanian

a. Letak Tempat

Letak TempatDesa/kelurahan kawasan perkantoran Tidak Desa/kelurahan kawasan pertokoan/bisnis TidakDesa/kelurahan kawasan campuran TidakDesa/kelurahan kawasan industri TidakDesa/kelurahan kepulauan TidakDesa/kelurahan pantai/pesisir TidakDesa/kelurahan kawasan hutan YaDesa/kelurahan tanaman suaka TidakDesa/kelurahan kawasan wisata TidakDesa/kelurahan perbatasan dengan negara lain TidakDesa/kelurahan perbatasan dengan provinsi lain TidakDesa/kelurahan perbatasan dengan kabupaten lain TidakDesa/kelurahan perabatasan antara kecamatan lain TidakDesa/kelurahan DAS/bantaran sungai YaDesa/kelurahan rawan banjir TidakDesa/kelurahan bebas banjir YaDesa/kelurahan potensial tsunami TidakDesa/kelurahan rawan jalur gempa bumi Tidak

b. Batas Wilayah

Batas DesaSebelah Utara Desa CigendelSebelah Selatan Desa Mekar BaktiSebelah Timur Hutan Gunung Kareumbi BaratSebelah Barat Desa Haurngombong

3

Page 4: Makalah Monografi Desa Cilembu

c. Orbitasi

Jarak Desa Cilembu ke Ibu Kota Kecamatan Pamulihan

6 Km

Lama jarak tempuh ke ibu kota Kecamatan Pamulihan dengan kendaraan bermotor

0,5 jam

Lama jarak tempuh ke ibu kota Kecamatan Pamulihan dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor

1 jam

Jarak Desa Cilembu ke ibu kota kabupaten/kota 15 kmLama jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten Sumedang dengan kendaraan bermotor

1 jam

Lama jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten Sumedang dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor

2 jam

Jarak Desa Cilembu ke Provinsi Jawa Barat 30 Km

3. Luas Lahan Tanaman Herbal

Jenis Tanaman Luas(Ha)

Hasil Panen(Ton/Ha)

Jahe 3 6Mengkudu 1 1Daun Dewa 0,5 1Kumis Kucing 0,5 1Daun Sirih 1 -Kayu Manis 1 -Daun Sereh 1 -Mahkota Dewa 1 -Akar Wangi 1 -

4. Letak Geografis Desa Cilembu

Desa Cilembu : 107o50’41,5’’ BT, 06o54’23,4’’ LS

5. Topografi Tempat, Ketinggian (m) dari Permukaan Laut

a. Bentangan Wilayah

Bentangan wilayahDesa/Kelurahan dataran rendah TidakDesa/Kelurahan berbukit-bukit TidakDesa/Kelurahan dataran tinggi/pegunungan YaDesa/Kelurahan lereng gunung TidakDesa/Kelurahan tepi pantai/pesisir TidakDesa/Kelurahan kawasan rawa TidakDesa/Kelurahan kawasan gambut Tidak

4

Page 5: Makalah Monografi Desa Cilembu

Desa/Kelurahan aliran sungai TidakDesa/Kelurahan bantaran sungai Tidak

b. Ketinggian dari Permukaan Laut

Ketinggian (m) : 986 mdl

6. Jenis/Golongan Tanah

a. Tanah Sawah

Tanah sawahSawah irigasi setengah teknis 97,9 Ha/m2Sawah tadah hujan 40 Ha/m2Total luas 137,9 Ha/m2

b. Tanah Kering

Tanah keringTegal atau ladang 132,7 Ha/m2Pemukiman 50 Ha/m2Pekarangan 17,6 Ha/m2Total luas 200,3 Ha/m2

7. Tingkat Kesuburan Tanah

Baik, karena tanah di Desa Cilembu adalah jenis tanah pasir

berlempung, tanah gembur yang cocok ditanami Ubi dan berbagai

tanaman lainnya, termasuk tanaman herbal yang ada di Toga Puri.

8. Jenis Lahan

a. Lahan Tegalan

Lahan dibersihkan dari gulma, lalu tanah digemburkan dengan

cangkul atau bajak sambil membenamkan rumput-rumput liar

kemudian dikering anginkan selama 1 minggu. Buat guludan-

guludan dengan lebar 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan

70-100 cm, panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan.

b. Lahan Sawah Bekas Tanaman Padi

Babat jerami sebatas permukaan tanah, kemudian tanah diolah

dengan cangkul atau bajak diluar bidang tumpukan jerami

5

Page 6: Makalah Monografi Desa Cilembu

kemudian tanah ditimbun pada tumpukan jerami sambil

membentuk guludan-guludan dengan ukuran lebar 60 cm, tinggi

30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm, panjang guludan

disesuaikan dengan keadaan lahan.

2.2. Data Iklim Desa

Suhu rata-rata harian 32oCKelembaban Udara -Curah hujan rata-rata 3528 mmJumlah bulan hujan 5 bulanKecepatan angin rata-rata -Tipe iklim arealnya Tropis

2.3. Sejarah

1. Desa Cilembu

Pada tahun 1982 Desa Cilembu pernah menjadi desa percontohan.

Pada saat itu Desa Cilembu mengembangkan tape singkong dan ubi.

Karena dinobatkan menjadi desa percontohan banyak tamu dari pusat

yang tertarik untuk berkunjung ke desa cilembu. Tamu pusat itu

disuguhkan ubi dari desa cilembu dan mereka merasakan rasa yang

berbeda dari ubi tersebut. Sejak hal itu mulai dekembangkan ubi yang

memiliki rasa yang khas dari ubi-ubi daerah lain. Akhirnya ubi

tersebut dinamakan ubi cilembu sesuai dengan daerah asal yaitu Desa

Cilembu.

Ubi cilembu sudah terkenal dan populer di telinga para

penikmatnya. Nama ubi cilembu tak hanya terkenal di daerah

penghasilnya, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan yang berbatasan

dengan Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Namun juga

populer hingga ke sejumlah provinsi di Indonesia, bahkan tembus ke

sejumlah negara di antaranya Jepang dan Singapura.

Karena rasanya yang enak dan manis, ubi cilembu hingga kini

banyak diburu. Tidak sedikit yang membicarakan rasa manis ubi

cilembu. Kualitas dan rasanya yang membuat sejumlah negara, selain

Jepang dan Singapura pun kerap memesannya.

6

Page 7: Makalah Monografi Desa Cilembu

Namun seiring pertambahan penduduk, lahan pertanian ubi di

Desa Cilembu perlahan mengalami penyusutan. Dari semula 140

hektare, kini tersisa 60 hektare. Penyusutan karena aling fungsi lahan

untuk permukiman dan ternak. Akibatnya, produksi ubi asal Desa

Cilembu berkurang. Padahal permintaannya cukup tinggi.

2. Toga Puri

Berawal ketika bekerja sebagai karyawan Telkom, berbagai

penyakit mendera Pak Toto pemilik sang pemilik Toga Puri ini, mulai

dari jantung, ginjal, vertigo, tekanan darah tinggi, asam urat,

kolesterol, lambung usus, alergi terhadap cuaca, debu, beberapa jenis

makanan dan minuman. Bersyukur, atas kuasa dan kehendak-Nya

tahun 1993 Allah SWT menyembuhkannya melalui tanaman obat,

olah raga pernapasan dan pengaturan pola hidup sehat, pola makan

sehat serta pola pikir yang benar.

Untuk itulah, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT,

sejak tahun 1993 Pak Toto belajar berbagai metode pengobatan

holistik dan tradisional, memperdalam pengetahuan tentang tanaman

obat, dan memulai karirnya sebagai pengusaha. Tahun 2000, Pak Toto

mulai berpraktek sebagai Pengobat. Dan pada tahun 2003 mulai

berkebun tanaman obat seluas 1 ha, di Desa Cilembu Sumedang yang

terkenal dengan ubi manisnya. Kebun tersebut dinamakan Istana

Tanaman Obat "Toga Puri".

Toga artinya Tanaman Obat keluarga, atau Toto dan keluarga.

Sedangkan Puri artinya istana atau benteng. Namun arti "Toga Puri"

secara umum adalah Istana Tanaman Obat yang dikelola oleh Toto

dan keluarga. Hingga saat ini tempat tersebut bukan hanya kebun saja

tetapi juga mempunyai fasilitas untuk wisata alami, klinik pengobatan,

tempat pendidikan dan latihan, pelatihan bisnis praktis berbasis

lingkungan hidup, serta berbagai fasilitas lain seperti hotel dan spa,

olah raga, bermain, dan masih banyak lagi. Tahun 2005 sampai

dengan 2008 Pak Toto mendapat amanah selaku Ketua Asosiasi

7

Page 8: Makalah Monografi Desa Cilembu

Pengobat Tradisional Ramuam Indonesia (ASPETRI) wilayah Jawa

Barat.

Hingga hari ini masih menekuni sebagai Pengobat, Petani

tanaman obat dan Pengelola Wisata Sehat Alami. Bisnis yang berawal

dari kebutuhan itupun, terus berkembang menjadi sebuah bisnis yang

prospektif, karena selain mengajak siapapun untuk hidup sehat alami,

menjaga warisan nenek moyang dalam hal budidaya dan pengolahan

toga secara alami, juga memberdayakan dan kelestarian alam sekitar.

Bagi Pak Toto yang juga punya hobi kuliner dan jalan jalan ini, beliau

akan terus berniat mengembangkan bisnisnya, sekaligus

memberdayakan dan membantu perekonomian masyarakat di

lingkungan sekitar "Toga Puri”, sehingga pada akhirnya nanti Desa

Cilembu bukan hanya terkenal dengan ubinya yang manis, tapi

terkenal juga dengan desa wisata yang banyak menyimpan potensi.

2.4. Produktivitas Lahan Pertanian serta Pengembangannya

1. Jenis Komoditas Pertanian di Desa Cilembu

a. Luas Tanaman Pangan

Jagung 40 Ha 80 Ton/HaKacang Merah 10 Ha 5 Ton/HaPadi Sawah 79,7 Ha 278 Ton/HaPadi Ladang 30 Ha 63 Ton/HaUbi Jalar 60 Ha 1750 Ton/HaTomat 3 Ha 16 Ton/HaSosin 3 Ha 6 Ton/Ha

b. Luas Tanaman Buah-Buahan

Alpokat 5 Ha 5 Ton/HaMangga 6 Ha 6 Ton/HaPisang 7 Ha 7 Ton/HaJambu Air 5 Ha -Nangka 10 Ha -

8

Page 9: Makalah Monografi Desa Cilembu

c. Luas Tanaman Herbal

Jenis Tanaman Luas(Ha)

Hasil Panen(Ton/Ha)

Jahe 3 6Mengkudu 1 1Daun Dewa 0,5 1Kumis Kucing 0,5 1Daun Sirih 1 -Kayu Manis 1 -Daun Sereh 1 -Mahkota Dewa 1 -Akar Wangi 1 -

2. Sistem Budidaya Tanaman

a. Bibit/Stek

Kebutuhan bibit

Jarak tanam 100 x 25 cm adalah ± 32.000 stek/ha dan jarak

tanam 75 x 30 cm adalah ± 35.555 stek/ha.

Bibit dari stek Batang/Pucuk

Bibit dari stek batang diambil dari varietas/klon unggul

tanaman yang telah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan

pertumbuhannya sehat dan normal panjang stek 20-25 cm, ruas

dan buku-bukunya tidak berakar dan mengalami masa

penyimpanan ditempat teduh selama 1-7 hari.

Bibit dari tunas-tunas ubi

Ubi dipetik yang cukup tua, sehat dan berukuran 3 telur ayam.

Ubi ditanam pada lahan khusus penunasan dengan jarak 70x30

cm. Setelah bertunas dan berumur 2 bulan dilakukan

pemotongan tanaman (bibit) sama seperti pada stek

batang/pucuk.

b. Penyiapan Lahan

Lahan tegalan

9

Page 10: Makalah Monografi Desa Cilembu

Lahan dibersihkan dari gulma, lalu tanah digemburkan dengan

cangkul atau bajak sambil membenamkan rumput-rumput liar

kemudian dikering anginkan selama 1 minggu. Buat guludan-

guludan dengan lebar 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar

guludan 70-100 cm, panjang guludan disesuaikan dengan

keadaan lahan.

Lahan Sawah bekas Tanaman Padi

Babat jerami sebatas permukaan tanah, kemudian tanah diolah

dengan cangkul atau bajak diluar bidang tumpukan jerami

kemudian tanah ditimbun pada tumpukan jerami sambil

membentuk guludan-guludan dengan ukuran lebar 60 cm,

tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm, panjang

guludan disesuaikan dengan keadaan lahan.

c. Penanaman dan Jarak Tanam

Di lahan kering dilakukan pada awal musim hujan (Oktober). Di

lahan sawah ditanam setelah padi rendengan (padi gadu), pada

awal musim kemarau. Sistem tanam secara tunggal (monokultur)

dan atau tumpang sari. Untuk mendapat ubi besar, stek ditanam

miring (60-70 derajat) dengan dua ruas ditanam diguludan,

sedangkan untuk mendapatkan ubi kecil, posisi stek dalam tanah

ditanam rata, dengan 3-4 ruas stek tanaman didalam guludan dan

ujung stek miring ± 600 (bentuk L). Jumlah bibit satu stek per

lubang. Sebaiknya penanaman dilakukan pada pagi atau sore

hari. Jarak tanam dalam barisan 25-35 cm sedangkan jarak

barisan 100-150 cm.

d. Pemberian Mulsa

Setelah bibit ditanam, tanah ditutupi dengan mulsa jerami 20 t/ha

khususnya di lahan sawah, sedangkan di lahan kering bila jerami

tidak ada, dapat ditutup dengan pangkasan pupuk hijau.

10

Page 11: Makalah Monografi Desa Cilembu

e. Pemupukan

Pupuk Organik

Dosis = 15-22 t/ha. Pemberian dilakukan pada saat

pengolahan tanah (dicampur dengan tanah) atau sekaligus

sebagai mulsa

Pupuk Anorganik

Dosis : Urea = 100 kg/ha; KCl = 100 kg/ha; SP-36 = 75-100

kg/ha (atau sesuai rekomendasi setempat). Pemberian : 1)

1/3 dosis Urea dan semua SP-36 pada saat pertanaman bibit

serta 1/3 dosis KCl. 2) Pada saat tanaman berumur 30-45 hari

setelah tanam bersamaan dengan pengembalian tanah

keprasan kedua sisi guludan. cara pemberian: buat

larikan/lubang tugal 7-10 cm dari kiri kanan lubang tanam,

lalu masukan pupuk.

f. Penyulaman

Untuk mengganti tanaman yang mati dilakukan pada umur 3

minggu setelah tanam. Sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari.

g. Pemangkasan

Dilakukan bila tanaman terlalu rimbun, dilakukan pada sulur-

sulur tanaman yang merayap dalam saluran-saluran di sela-sela

bedengan.

h. Pengairan

Dilakukan tiap 10 hari selama pertumbuhan sampai 2 minggu

sebelum panen dengan cara dileb selama 15-30 menit kemudian

air disalurkan ke saluran pembuangan. Sebaiknya dilakukan pada

pagi/sore hari.

11

Page 12: Makalah Monografi Desa Cilembu

i. Pengendalian Gulma

Yang pertama dilakukan 3 minggu setelah tanam vertikal kedua

sisi guludan (dikepras), kemudian tanah keprasan dikembalikan

sekaligus untuk menutup pupuk.

Yang kedua dilakukan pada 8 minggu setelah tanam sekaligus

melakukan pembumbungan dan pemutusan akar yang tumbuh

dipermukaan guludan.

j. Pengendalian Hama Penyakit

Hama dan penyakit utama yang menyerang ubi jalar adalah hama

Penggerak Ubi jalar; hama Boleng atau Lanas; Tikus; Penyakit

Kudis atau Scab; Layu Fusarium; virus; dan penyakit lainnya.

Pengendalian tanaman dari OPT dilakukan secara terpadu,

sebagai berikut :

Secara kultur teknis, diantaranya mengatur waktu tanam, rotasi

tanaman, sanitasi lahan, dan penggunaan varietas yang tahan

hama dan penyakit.

Secara fisik dan mekanis, yaitu dengan memotong atau

memangkas atau mencabut tanaman yang sakit atau terserang

hama dan penyakit cukup berat, kumpulkan dan musnahkan.

Secara kimiawi yaitu dengan menggunakan pestisida secara

selektif dan bijaksana.

k. Panen

Waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman, jenis atau

varietas. Ubi jalar berumur pendek (genjah) dapat dipanen pada

umur 3–3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam)

dipanen pada umur 4,5–5 bulan. Panen dilakukan dengan cara

memangkas batang ubi jalar, kemudian menggali guludan

dengan cangkul/sekop/luku lalu umbinya diambil dan

12

Page 13: Makalah Monografi Desa Cilembu

dikumpulkan ditempat pengumpulan. Diseleksi dan disortasi

berdasarkan ukuran umbi dan warna kulit dan disimpan dalam

wadah atau goni.

l. Pasca Panen

Selain dikonsumsi langsung, ubijalar dapat diolah menjadi

produk dalam bentuk pati maupun tepung. Pati dibuat dengan

mengekstrak umbi yang telah diparut. Sedangkan tepung

diperoleh dengan mencuci umbi, mengupas, mengiris, menjemur,

dan menghancurkan (menepungkan), diayak pada ukuran 80

mesh. Pati dan tepung ubijalar dapat digunakan untuk membuat

aneka jenis kue, mie dan es krim.

Bila hendak disimpan, baiknya diruang bersuhu kamar antara

270C-300C dengan kelembaban udara antara 85%-90%.

Disimpan diruang gelap dengan mengikutsertakan tangkai ubi

yang agak panjang, atau disimpan didalam pasir dan abu dengan

mengangin-anginkan.

Disimpan diruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk dan

peredaran udaranya baik dengan cara menumpahkan ubi dilantai

gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu tertutup.

Atau disimpan diatas para-para yang ditempatkan didapur yang

biasanya terkena asap setiap hari yang berasal dari tungku hal ini

dapat menghindarkan dari serangan hama terutama boleng.

13

Page 14: Makalah Monografi Desa Cilembu

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Daerah Desa Cilembu sangat berpotensi untuk pengembangan

komoditas pertanian khususnya ubi cilembu karena Desa Cilembu

memiliki iklim, topografi, dan letak geografis yang baik untuk tanaman ubi

jalar. Terbukti dengan suksenya pengembangan Ubi Cilembu yang populer

hingga ke sejumlah provinsi di Indonesia, bahkan tembus ke sejumlah

negara di antaranya Jepang dan Singapura. Kualitas dan rasanya pun

membuat sejumlah negara, selain Jepang dan Singapura pun kerap

memesannya karena rasanya yang enak dan manis. Ubi khas Desa

Cilembu ini hanya akan memiliki rasa manis madu yang berbeda jika

ditanam di daerah Desa Cilembu.

3.2. Saran

Mengingat banyaknya permintaan pasar akan ubi cilembu, diharapkan

Desa Cilembu dapat memproduksi lebih banyak lagi ubi-ubi yang

mempunyai kualitas rasa yang berbeda daripada ubi lainnya. Dengan cara

memperluas lahan untuk penanaman ubi cilembu dan dengan

menyetarakan rasa pada setiap lahan yang ditanam di Desa Cilembu

didukung dengan petugas yang memberikan penyuluhan kepada Petani

Ubi. Desa Cilembu harus mempunyai niat mengembangkan desanya

dengan wisata, sekaligus memberdayakan dan membantu perekonomian

masyarakat di lingkungan desa sehingga pada akhirnya nanti Desa

Cilembu bukan hanya terkenal dengan ubinya yang manis, tapi terkenal

juga dengan desa wisata yang banyak menyimpan potensi.

14

Page 15: Makalah Monografi Desa Cilembu

DAFTAR PUSTAKA

Monografi Desa Cilembu

Istanatogapuri.com

15

Page 16: Makalah Monografi Desa Cilembu

LAMPIRAN

Gambar 1. Kelompok 8 bersama Bapak Rukmana selaku kepala desa dan Bapak

Acin Tarsiman selaku bendahara umum di Kantor Kepala Desa Cilembu.

16

Page 17: Makalah Monografi Desa Cilembu

Gambar 2. Kelompok 8 berada di Istana Tanaman Obat TogaPuri. Jl. Raya

Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

17