makalah kerajaan mataram kuno

20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajaan Mataram kuno adalah kerajaan zaman hindu yang banyak meninggalkan sejarah melalui prasasti yang ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dimulai dari pemerintahan Mpu Sindok yang kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala. Selanjutnya adalah Makuthawangsa Wardhana, terakhir adalah Dharmawangsa Teguh sebagai penutup Kerajaan Mataram Kuno atau medang. Secara umun kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang pernah berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isyana. Wangsa Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno setelah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Pendiri dari dinasti Isyana adalah Mpu Sindok, baru membangun kerajaannya di Tamwlang tahun 929. Kerajaan yang didirikan Mpu Sindok merupakan lanjutan dari kerajaan mataram.Dengan demikian Mpu Sindok dianggap sebagai cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa Isana. Perpindahan kerajaan ke Jawa Timur tidak disertai dengan penaklukan karena sejak masa Dyah Balitung, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno telah meluas hingga ke Jawa Timur. B. Rumusan Masalah Ada beberapa rumusan yang akan dibahas dalam makalah tentang Kerjaan Mataram Kuno ini, antara lain : 1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno ? 2. Dimanakah Letak Wilayah Kerajaan Mataram Kuno ? 3. Darimanakah Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno ? 4. Siapa saja Silsilah Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno ? 5. Prasasti apa saja yang berada di Kerajaan Mataram Kuno ? 6. Bagaimana Kehidupan di Kerajaan Mataram Kuno ? 7. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno ?

Upload: deanna

Post on 31-Jan-2016

529 views

Category:

Documents


100 download

DESCRIPTION

Sejarah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerajaan Mataram kuno adalah kerajaan zaman hindu yang banyak

meninggalkan sejarah melalui prasasti yang ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan

Mataram Kuno di Jawa Timur dimulai dari pemerintahan Mpu Sindok yang

kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala. Selanjutnya adalah Makuthawangsa

Wardhana, terakhir adalah Dharmawangsa Teguh sebagai penutup Kerajaan

Mataram Kuno atau medang.

Secara umun kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang

pernah berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan

Wangsa Isyana. Wangsa Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di Kerajaan

Mataram Kuno setelah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Pendiri dari dinasti Isyana adalah Mpu Sindok, baru membangun

kerajaannya di Tamwlang tahun 929. Kerajaan yang didirikan Mpu Sindok

merupakan lanjutan dari kerajaan mataram.Dengan demikian Mpu Sindok

dianggap sebagai cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa Isana. Perpindahan

kerajaan ke Jawa Timur tidak disertai dengan penaklukan karena sejak masa Dyah

Balitung, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno telah meluas hingga ke Jawa Timur.

B. Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan yang akan dibahas dalam makalah tentang Kerjaan

Mataram Kuno ini, antara lain :

1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno ?

2. Dimanakah Letak Wilayah Kerajaan Mataram Kuno ?

3. Darimanakah Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno ?

4. Siapa saja Silsilah Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno ?

5. Prasasti apa saja yang berada di Kerajaan Mataram Kuno ?

6. Bagaimana Kehidupan di Kerajaan Mataram Kuno ?

7. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno ?

Page 2: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

2

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

penulis merumuskan beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno ?

2. Untuk mengetahui Letak Wilayah Kerajaan Mataram Kuno ?

3. Untuk mengetahui Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno ?

4. Untuk mengetahui Silsilah Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno ?

5. Untuk mengetahui Prasasti di Kerajaan Mataram Kuno?

6. Untuk mengetahui Kehidupan di Kerajaan Mataram Kuno ?

7. Untuk mengetahui runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno?

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah memberikan

kita pengentahuan dan wawasan mengenai letak Kerajaan Mataram Kuno, dan

sumber sejarahnya, Raja-raja pada Kerajaan Mataram Kuno, kehidupan ekonomi

dan sosial masyarakatnya, penggolongan pada masa Kerajaan Mataram Kuno,

serta masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno.

Page 3: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

Kapan tepatnya berdirinya Kerajaan Mataram Kuno masih belum jelas,

namun menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan

Mataram Kuno adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal

(732) tanpa menyebut jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya

menyebutkan terdapat raja yang memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya. Raja

tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan Bratasena yang merupakan raja

dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda (akhir dari

Kerajaan Tarumanegara).

Kekuasaan Sanna digulingkan dari tahta Kerajaan Galuh oleh Purbasora dan

kemudian melarikan diri ke Kerjaan Sunda untuk memperoleh perlindungan dari

Tarusbawa, Raja Sunda. Tarusbawa kemudian mengambil Sanjaya yang

merupakan keponakan dari Sanna sebagai menantunya. Setelah naik tahta,

Sanjaya pun berniat untuk menguasai Kerajaan Galuh kembali. Setelah berhasil

menguasai Kerajaan Sunda, Galuh dan Kalingga, Sanjaya memutuskan untuk

membuat kerajaan baru yaitu Kerajaan Mataram Kuno.

Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti Canggal,

bisa dipastikan Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan berkembang sejak abad

ke-7 dengan rajanya yang pertama adalah Sanjaya dengan gelar Rakai Mataram

Sang Ratu Sanjaya.

B. Letak dan Wilayah

Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang

sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan

gununggunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung

Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu.

Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai

Progo, Sungai Elo dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat

subur.

Page 4: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

4

C. Sumber Sejarah

Terdapat dua sumber utama yang menunjukan berdirnya Kerajaan Mataram

Kuno, yaiut berbentuk Prasasti dan Candi-candi yang dapat kita temui samapi

sekarang ini. Adapun untuk Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan

beberapa prasasti, diantaranya:

1. Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal

berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan

bahasa Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga

(lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu

juga diceritakan bawa yang menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang

digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).

2. Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun

778M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta.

Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk

pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan

Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat

Budha).

3. Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka

907M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah

daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah

Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai

Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai

Watuhumalang.

4. Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam

huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra

Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.

Selain Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan

bangunan candi yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi peninggalan

Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan,

Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi

Page 5: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

5

Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan, dan tentu

saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur.

D. Silsilah Raja-raja

Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja

dinataranya sebagai berikut:

1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno

2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra

3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra

4. Rakai Warak alias Samaragrawira

5. Rakai Garung alias Samaratungga

6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya

7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala

8. Rakai Watuhumalang

9. Rakai Watukura Dyah Balitung

10. Mpu Daksa

11. Rakai Layang Dyah Tulodong

12. Rakai Sumba Dyah Wawa

13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur

14. Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya

15. Makuthawangsawardhana

16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir

E. Prasasti-Prasasti Kerajaan Mataram Kuno

Sebagai salahsatu kerajaan terbesar di Indonesia, mataram banyak sekali

meninggalkan benda-benda bersejarah, termasuk juga prasasti. Dan berikut

diantaranya:

Page 6: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

6

1. Prasasti Canggal

Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau

Prasasti Sanjaya) adalah prasasti berangka tahun 654 Saka

atau 732 Masehi yang ditemukan di halaman Candi Gunung

Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang,

Jawa Tengah. Prasasti ini menggunakan aksara Pallawa dan

bahasa Sanskerta. Prasasti ini dipandang sebagai pernyataan

diri Raja Sanjaya pada tahun 732 sebagai seorang penguasa universal dari

Kerajaan Mataram Kuno.

2. Prasasti Kelurak

Prasasti Kelurak berangka tahun 782 M dan

ditemukan di dekat Candi Lumbung, Desa

Kelurak, di sebelah utara Kompleks Percandian

Prambanan, Jawa Tengah. Keadaan prasasti

Kelurak sudah sangat aus, sehingga isi

keseluruhannya kurang diketahui. Secara garis

besar, isinya tentang didirikannya sebuah bangunan suci untuk arca Manjusri

atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya. Menurut para

ahli, yang dimaksud dengan bangunan tersebut adalah Candi Sewu, yang

terletak di Kompleks Percandian Prambanan.

3. Prasasti Mantyasih

Prasasti ini ditemukan di kampung Mateseh,

Magelang Utara, Jawa Tengah dan memuat

daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja

Balitung. Prasasti ini dibuat sebagai upaya

melegitimasi Balitung sebagai pewaris tahta

yang sah, sehingga menyebutkan raja-raja sebelumnya yang berdaulat penuh

atas wilayah kerajaan Mataram Kuno. Dalam prasasti ini juga disebutkan

bahwa desa Mantyasih yang ditetapkan Balitung sebagai desa perdikan (daerah

bebas pajak). Di kampung Meteseh saat ini masih terdapat sebuah lumpang

batu, yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan sima atau desa perdikan.

Page 7: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

7

Selain itu disebutkan pula tentang keberadaan Gunung Susundara dan Wukir

Sumbing (sekarang Gunung Sindoro dan Sumbing). Kata "Mantyasih" sendiri

dapat diartikan "beriman dalam cinta kasih".

4. Prasasti Sojomerto

Prasasti Sojomerto merupakan peninggalan Wangsa Sailendra

yang ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban,

Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi

dan berbahasa Melayu Kuna. Prasasti ini tidak menyebutkan

angka tahun, berdasarkan taksiran analisis paleografi

diperkirakan berasal dari kurun akhir abad ke-7 atau awal

abad ke-8 masehi. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta

Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati,

sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa

tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan

Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.

5. Prasasti Tri Tepusan

Prasasti Tri Tepusan menyebutkan bahwa Sri Kahulunnan pada tahun 842 M

menganugerahkan tanahnya di desa Tri Tepusan untuk pembuatan dan

pemeliharaan tempat suci Kamulan I Bhumisambhara (kemungkinan besar

nama dari candi Borobudur sekarang). Duplikat dari prasasti ini tersimpan di

dalam museum candi Borobudur.

6. Prasasti Wanua Tengah III

Prasasti ini ditemukan November 1983. Prasasti ini di sebuah ladang di Dukuh

Kedunglo, Desa Gandulan, Kaloran, sekitar 4 km arah timur laut Kota

Temanggung. Di dalam prasasti ini dicantumkan daftar lengkap dari raja-raja

yang memerintah bumi Mataram pada masa sebelum pemerintahan raja Rake

Watukara Dyah Balitung. Prasasti ini dianggap penting karena menyebutkan 12

nama raja Mataram, sehingga melengkapi penyebutan dalam Prasasti

Mantyasih (atau nama lainnya Prasasti Tembaga Kedu) yang hanya menyebut

9 nama raja saja.

Page 8: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

8

7. Prasasti Rukam

Prasasti ini berangka tahun 829 Saka atau 907 Masehi, ditemukan pada 1975 di

desa Petarongan, kecamatan Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Prasasti ini

terdiri atas dua lempeng tembaga yang berbentuk persegi panjang. Lempeng

pertama berisi 28 baris dan lempeng kedua berisi 23 baris. Aksara dan bahasa

yang digunakan adalah Jawa Kuna.

Isi prasasti adalah mengenai peresmian desa Rukam oleh Nini Haji Rakryan

Sanjiwana karena desa tersebut telah dilanda bencana letusan gunung api.

Kemudian penduduk desa Rukam diberi kewajiban untuk memelihara bangunan

suci yang ada di Limwung. Mungkin bangunan suci tersebut adalah Candi

Sajiwan, sebagaimana kata Sanjiwana tadi. Candi Sajiwan yang sering dilafalkan

Sojiwan terletak tidak jauh dari Candi Prambanan.

8. Prasasti Plumpungan

Prasasti ini ditemukan di Dukuh Plumpungan dan

berangka tahun 750 Masehi. Prasasti ini dipercaya

sebagai asal mula kota Salatiga. Menurut sejarahnya, di

dalam Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum,

yaitu suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra.

Pada zamannya, penetapan ketentuan Prasasti Plumpungan ini merupakan

peristiwa yang sangat penting, khususnya bagi masyarakat di daerah Hampra.

Penetapan prasasti merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara

resmi sebagai daerah perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti

itu berada, kini masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian

daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak

pada zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini.

9. Prasasti Siwargrha

Dalam prasasti ini tertulis chandrasengkala ”Wwalung gunung

sang wiku” yang bermakna angka tahun 778 Saka (856 Masehi).

Prasasti ini dikeluarkan oleh Dyah Lokapala (Rakai Kayuwangi)

segera setelah berakhirnya pemerintahan Rakai Pikatan. Prasasti

ini menyebutkan deskripsi kelompok candi agung yang

Page 9: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

9

dipersembahkan untuk dewa Siwa disebut Shivagrha (Sanskerta: rumah Siwa)

yang cirinya sangat cocok dengan kelompok candi Prambanan.

10. Prasasti Gondosuli

Prasasti ini ditemukan di reruntuhan Candi

Gondosuli, di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu,

Temanggung, Jawa Tengah. Yang mengeluarkan

adalah anak raja (pangeran) bernama Rakai

Rakarayan Patapan Pu Palar, yang juga adik ipar

raja Mataram, Rakai Garung.

Prasasti Gandasuli terdiri dari dua keping, disebut Gandasuli I (Dang

pu Hwang Glis) dan Gandasuli II (Sanghyang Wintang). Ia ditulis

menggunakan bahasa Melayu Kuna dengan aksara Kawi(Jawa Kuna),

berangka tahun 792M. Teks prasasti Gandasuli II terdiri dari lima baris dan

berisi tentang filsafat dan ungkapan kemerdekaan serta kejayaan Syailendra.

11. Prasasti Kayumwungan/Karang Tengah

Prasasti Kayumwungan adalah sebuah prasasti pada lima buah

penggalan batu yang ditemukan di Dusun Karangtengah,

Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sehingga lebih dikenal

juga dengan nama prasasti Karangtengah. Isi tulisan pada

bagian berbahasa Sanskerta adalah tentang seorang raja

bernama Samaratungga. Anaknya bernama Pramodawardhani mendirikan

bangunan suci Jinalaya serta bangunan bernama Wenuwana (Sansekerta:

Venuvana, yang berarti "hutan bambu") untuk menempatkan abu jenazah 'raja

mega', sebutan untuk Dewa Indra. Mungkin yang dimaksud adalah raja Indra

atauDharanindra dari keluarga Sailendra.

12. Prasasti Sankhara

Prasasti Raja Sankhara adalah prasasti yang berasal

dari abad ke-8 masehi yang ditemukan di Sragen, Jawa

Tengah. Prasasti ini kini hilang tidak diketahui di mana

keberadaannya. Prasasti ini pernah disimpan oleh

museum pribadi, Museum Adam Malik, namun diduga ketika museum ini

Page 10: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

10

ditutup dan bangkrut pada tahun 2005 atau 2006, koleksi-koleksi museum ini

dijual begitu saja. Dalam prasasti itu disebutkan seorang tokoh bernama Raja

Sankhara berpindah agama karena agama Siwa yang dianut adalah agama yang

ditakuti banyak orang. Raja Sankhara pindah agama ke Buddha karena di situ

disebutkan sebagai agama yang welas asih. Sebelumnya disebutkan ayah Raja

Sankhara, wafat karena sakit selama 8 hari. Karena itulah Sankhara karena

takut akan ‘Sang Guru’ yang tidak benar, kemudian meninggalkan agama

Siwa, menjadi pemeluk agama Buddha Mahayana, dan memindahkan pusat

kerajaannya ke arah timur. Di dalam buku Sejarah Nasional Indonesia

disebutkan bahwa raja Sankhara disamakan dengan Rakai Panangkaran,

sedangkan ayah Raja Sankhara yang dalam prasasti ini tidak disebutkan

namanya, disamakan dengan raja Sanjaya.

13. Prasasti Ngadoman

Prasasti Ngadoman ditemukan di desa Ngadoman, dekat

Salatiga, Jawa Tengah. Prasasti ini penting karena

kemungkinan besar merupakan perantara antara aksara

Kawi dengan aksara Buda.

14. Prasasti Kalasan

Prasasti Kalasan adalah prasasti peninggalan

Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno

yang berangka tahun 700 Saka atau 778M. Prasasti

yang ditemukan di kecamatan Kalasan, Sleman,

Yogyakarta, ini ditulis dalam huruf Pranagari

(India Utara) dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini menyebutkan, bahwa Guru Sang

Raja berhasil membujuk Maharaja Tejahpura Panangkarana (Kariyana

Panangkara) yang merupakan mustika keluarga Sailendra (Sailendra

Wamsatilaka) atas permintaan keluarga Syailendra, untuk membangun bangunan

suci bagi Dewi Tara dan sebuah biara bagi para pendeta, serta penghadiahan desa

Kalasan untuk para sanggha (umat Buddha). Bangunan suci yang dimaksud

adalah Candi Kalasan.

Page 11: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

11

F. Kehidupan pada Masa Kerajaan Mataram Kuno

1. Dinasti Sanjaya

1. Kehidupan Politik

Berdasarkan prasasti Metyasih, Rakai Watukumara Dyah Balitung (Wangsa

Sanjaya ke-9) telah memberikan hadiah tanah kepada 5 orang patihnya yang

berjasa besar kepada Mataram. Dalam prasasti Metyasih juga disebutkan raja-

raja yang memerintah pada masa Dinasti Sanjaya. Raja-raja itu adalah

a. Rakai Sri Mataram sang Ratu Sanjaya (732-760 M)

Masa Sanjaya berkuasa adalah masa-masa pendirian candi-candi siwa di

Gunung Dieng. Sri Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya mangkat kira-kira

pertengahan abad ke-8 M. Ia digantikan oleh putranya Rakai Panangkaran.

b. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)

Rakai Panangkaran yang berarti raja mulia yang berhasil mengambangkan

potensi wilayahnya. Menurut Prasati Kalasan, pada masa pemerintahan

Rakai Panangkaran dibangun sebuah candi yang bernama Candi Tara, yang

didalamnya tersimpang patung Dewi Tara. Terletak di Desa Kalasan, dan

sekarang dikenal dengan nama Candi Kalasan.

c. Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M)

Rakai Pananggalan yang berarti raja mulia yang peduli terhadap siklus

waktu. Beliau berjasa atas sistem kalender Jawa Kuno. Visi dan Misi Rakai

Panggalan yaitu selalu menjunjung tinggi arti penting ilmu pengetahuan.

Perwujudan dari visi dan misi tersebut yaitu Catur Guru. Catur Guru

tersebut adalah

· Guru Sudarma, orang tua yang melairkan manusia.

· Guru Swadaya, Tuhan

· Guru Surasa, Bapak dan Ibu Guru di sekolah

· Guru Wisesa, Pemerintah pembuat undang-undang untuk kepentingan

bersama

d. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)

Pada masa pemerintahannya, kehidupan dalam dunia militer berkembang

dengan pesat.

Page 12: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

12

e. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M)

Garung memiliki arti raja mulia yang tahan banting terhadap segala macam

rintangan. Demi memakmurkan rakyatnya, Sri Maharaja Rakai Garung

bekerja siang hingga malam.

f. Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)

Dinasti Sanjaya mengalami masa gemilang pada masa pemerintahan Rakai

Pikatan.Pada masa pemerintahannya, pasukan Balaputera Dewa menyerang

wilayah kekuasaannya. Namun Rakai Pikatan tetap mempertahankan

kedaulatan negerinya dan bahkan pasukan Balaputera Dewa dapat dipukul

mundur dan melarikan diri ke Palembang.Pada zaman Rakai Pikatan inilah

dibangunnya Candi Prambanan dan Candi Roro Jonggrang.

g. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856-882 M)

Prasasti Siwagraha menyebutkan bahwa Sri Maharaja Rakai Kayuwangi

memiliki gelar Sang Prabu Dyah Lokapala.

h. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M)

Sri Maharaja Rakai Watuhumalang memiliki prinsip dalam menjalankan

pemerintahannya. Prinsip yang dipegangnya adalah Tri Parama Arta

i. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitong (898-915 M)

Masa pemerintahannya juga menjadi masa keemasan bagi Wangsa Sanjaya.

Sang Prabu aktif mengolah cipta karya untuk mengembangkan kemajuan

masyarakatnya.

j. Sri Maharaja Rakai Daksottama (915 – 919 M)

Pada masa pemerintahan Dyah Balitung, Daksottama dipersiapkan untuk

menggantikannya sebagai raja Mataram Hindu.

k. Sri Maharaja Dyah Tulodhong (919 – 921 M)

Rakai Dyah Tulodhong mengabdikan dirinya kepada masyarakat

menggantikan kepemimpinan Rakai Daksottama. Keterangan tersebut

termuat dalam Prasasti Poh Galuh yang berangka tahun 809 M. Pada masa

pemerintahannya, Dyah Tulodhong sangat memperhatikan kaum brahmana.

Page 13: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

13

l. Sri Maharaja Dyah Wawa ( 921 – 928 M)

Beliau terkenal sebagai raja yang ahli dalam berdiplomasi, sehingga sangat

terkenal dalam kancah politik internasional.

2. Kehidupan Sosial

Kehidupa sosial masyarakat di kerajaan Mataram Kuno sudah teratur.

Terlihat dari sikap gotong oyong mereka saat membuat candi bersama. Sikap

toleran diantara masyarakat sangat baik. Terbukti dengan adanya dua aliran

kepercayaan yang berbeda tetapi mereka tetap bisa bersosialisasi.

3. Kehidupan Ekonomi

Perekonomian kerajaan Mataram Kuno saat itu bertumpu pada sektor

pertanian karena letaknya yang cukup disebut sebagai pedalaman dan memiliki

tanah yang subur. Berikutnya, Mataram mulai mengembangkan kehidupan

pelayaran, hal ini terjadi pada masa pemerintahan Balitung yang memanfaatkan

sungai Bengawan Solo sebagai lalu lintas perdagangan menuju pantai utara

Jawa Timur.

4. Kehidupan Agama

5. Berdasarkan prasasti Canggal yang menceritakan tentang pendirian Lingga

(lambang Siwa), dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Mataram Kuno

Wangsa Sanjaya memiliki kepercayaan agama Hindu beraliran Siwa.

2. Dinasti Syailendra

1. Kehidupan Politik

Berdasarkan prasasti yang telah ditemukan dapat diketahui raja-raja yang

pernah memerintah Dinasti Syailendra, di antaranya:

1) Bhanu ( 752- 775 M )

Raja banu merupakan raja pertama sekaligus pendiri Wangsa Syailendra.

2) Wisnu ( 775- 782 M)

Pada masa pemerintahannya, Candi Brobudur mulai di banugun tempatnya

778.

3) Indra ( 782 -812 M )

Pada masa pemerintahannya, Raja Indra membuat Prasasti Klurak yang

berangka tahun 782 M, di daerah Prambanan. Dinasti Syailendra

Page 14: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

14

menjalankan politik ekspansi pada masa pemerintahan Raja Indra. Perluasan

wilayah ini ditujukan untuk menguasai daerah-daerah di sekitar Selat

Malaka. Selanjutnya, yang memperkokoh pengaruh kekuasaan Syailendra

terhadap Sriwijaya adalah karena Raja Indra menjalankan perkawinan

politik. Raja Indra mengawinkan putranya yang bernama Samarottungga

dengan putri Raja Sriwijaya.

4) Samaratungga ( 812 – 833 M )

Pengganti Raja Indra bernama Samarottungga. Raja Samaratungga berperan

menjadi pengatur segala dimensi kehidupan rakyatnya. Sebagai raja

Mataram Budha, Samaratungga sangat menghayati nilai agama dan budaya.

Pada zaman kekuasaannya dibangun Candi Borobudur. Namun sebelum

pembangunan Candi Borobudur selesai, Raja Samarottungga meninggal dan

digantikan oleh putranya yang bernama Balaputra Dewa yang merupakan

anak dari selir.

5) Pramodhawardhani ( 883 – 856 M )

Pramodhawardhani adalah putri Samaratungga yang dikenal cerdas dan

cantik. Beliau bergelar Sri Kaluhunan, yang artinya seorang sekar keratin

yang menjadi tumpuan harapan bagi rakyat. Pramodhawardhani kelak

menjdi permaisuri raja Rakai Pikatan, Raja Mataram Kuno dari Wangsa

Sanjaya.

6) Balaputera Dewa ( 883 – 850 M )

Balaputera Dewa adalah putera Raja Samaratungga dari ibunya yang

bernama Dewi Tara, Puteri raja Sriwijaya. Dari Prasasti Ratu Boko, terjadi

perebutan tahta kerajaan oleh Rakai Pikatan yang menjadi suami

Pramodhawardhani. Belaputera Dewa merasa berhak mendapatkan tahta

tersebut karena beliau merupakan anak laki-laki berdarah Syailendra dan

tidak setuju terhadap tahta yang diberikan Rakai Pikatan yang keturunan

Sanjaya. Dalam peperangan saudara tersebut Balaputera Dewa mengalami

kekalahan dan melatrikan diri ke Palembang.

Page 15: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

15

2. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra tidak diketahui secara pasti.

Namun, melalui bukti-bukti peninggalan berupa candi-candi, para ahli

menafsirkan bahwa kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Syailendra sudah

teratur. Hal ini dilihat melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga

rakyat secara bergotong-royong. Di samping itu, pembuatan candi ini

menunjukkan betapa rakyat taat dan mengkultuskan rajanya. Dengan adanya

dua agama yang berjalan, sikap toleransi antar pemeluk agama di masyarakat

sangat baik.

3. Kehidupan Ekonomi

Mata pencaharian pokok masyarakat adalah petani, pedagang, dan pengrajin.

Dinasti Syailendra telah menetapkan pajak bagi masyarakat Mataram. Hal ini

terbukti dari prasasti Karang tengah yang menyebutkan bahwa Rakryan Patatpa

Pu Palar mendirikan bangunan suci dan memberikan tanah perdikan sebagai

simbol masyarakat yang patuh membayar pajak.

4. Kehidupan Agama

Sebagian besar raja-raja Dinasti Syailendra beragama Budha Mahayana. Hal

ini menunjukkan bahwa agama Buddha telah masuk di Mataram. Dengan

dibangunnya candi-candi Buddha untuk beribadah, maka dapat disimpulkan

pula bahwa rakyatnya beragama Buddha Mahayana.

G. Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno

Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,

disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Kemudian

lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan oleh kerajaan, sehingga

candi-candi tersebut menjadi rusak. Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram

disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-929 M. Ketiga, runtuhnya

kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan pertimbangan ekonomi.

Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan

tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa Timur, apalagi di

pantai selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan

Page 16: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

16

dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan. Mpu Sindok

mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino ketika Wawa menjadi raja di Mataram,

lalu pindah ke Jawa timur dan mendirikan dinasti Isyana di sana dan menjadikan

Walunggaluh sebagai pusat kerajaan . Mpu Sindok yang membentuk dinasti baru,

yaitu Isanawangsa berhasil membentuk Kerajaan Mataram sebagai kelanjutan dari

kerajaan sebelumnya yang berpusat di Jawa Tengah. Mpu Sindok memerintah

sejak tahun 929 M sampai dengan948 M.

Sumber sejarah yang berkenaan dengan Kerajaan Mataram di Jawa Timur

antara lain prasasti Pucangan, prasasti Anjukladang dan Pradah, prasasti

Limus, prasasti Sirahketing, prasasti Wurara, prasasti Semangaka, prasasti

Silet, prasasti Turun Hyang, dan prasasti Gandhakuti yang berisi penyerahan

kedudukan putra mahkota oleh Airlangga kepada sepupunya yaitu

Samarawijaya putra Teguh Dharmawangsa.

Page 17: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

17

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerajaan mataram kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732

masehi.Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat

itu didirikansebuah Lingga (lambang siwa) diatas sebuah bukit di daerah

Kunjarakunja yangdidirikan oleh Raja Sanjaya. Adapun raja-raja yang sempat

memerintah kerajaan Mataram Kuno antara lain: 1. Rakai Mataram Sang Ratu

Sanjaya (732-760 M) 2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M) 3. Sri

Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M) 4. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820

M) 5. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M) 6. Sri Maharaja Rakai Pikatan

(840-863 M) 7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (863-882 M) 8. Sri Maharaja

Rakai Watuhumalang (882-898 M) 9. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah

Balitung (898-910 M) Ada beberapa aspek kehidupan yang mengalami

perkembangan dalam kerajaan Mataram Kuno, antara lain: 1. Aspek Kehidupan

Politik 2. Aspek Kehidupan Sosial 3. Aspek Kehidupan Ekonomi 4. Aspek

Kehidupan Budaya Hindu-Buddha.

B. Saran

Kita sebagai generasi muda harus mengetahui tentang sejarah Kerajaan-

Kerajaan di Indonesia. Agar kita lebih menghargai budaya-budaya kita di

Indonesia yang sangat banyak. Menjaga peninggalan-peninggalan pada masa

sebelum reformasi. Agar kedepannya kita masih bisa berbagi dan melihat

peninggalan serta kebudayaan kita nanti.

Page 18: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

18

DAFTAR PUSTAKA

http://www.anneahira.com/lokasi-kerajaan-mataram-kuno.htm

http://fastrans22.blogspot.com/2013/10/sumber-sejarah-dan-peninggalan-

kerajaan_9857.html

http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-mataram-kuno.html

http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/penyebab-kejayaan-dan-

kemunduran.html

Page 19: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah tentang Kerajaan

Mataram Kuno ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun makalah ini

dibuat untuk memenuhi tugas kelompok Kerajaan Mataram Kuno.

Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang relevan dengan

materi yang disajikan dalam makalah ini. Adapun materi yang dipaparkan adalah

mengenai letak Kerajaan Mataram Kuno, dan sumber sejarahnya, Raja-raja pada

Kerajaan Mataram Kuno, kehidupan ekonomi dan sosial masyarakatnya,

penggolongan pada masa Kerajaan Mataram Kuno, serta masa kejayaan dan

keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat

penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat

bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Talaga, Oktober 2015

Penulis,

Page 20: Makalah Kerajaan Mataram Kuno

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno ............................ 3

B. Letak dan Wilayah ..................................................................... 3

C. Sumber Sejarah .......................................................................... 4

D. Silsilah Raja-raja ........................................................................ 5

E. Prasasti-Prasasti Kerajaan Mataram Kuno ................................. 5

F. Kehidupan pada Masa Kerajaan Mataram Kuno ....................... 11

G. Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno ........................................ 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 17

B. Saran ........................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18