mahamai kitab tafsir

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan dan lika-liku hidup manusia yang sangat rumit dan berliku, membuat Al-Qur'an sebagai satu-satunya jalan yang pasti bagi kehidupan yang penuh kedamaian dan ketentraman. Allah menurunkan kitab-Nya Al-Qur'an untuk pedoman dan undang-undang bagi kaum muslimin dalam mengarungi liku-liku hidupnya. Dengan pantulan sinarnya, hati mereka akan menjadi terang dan petunjuknya mereka akan mendapatkan jalan yang lempang. Dari ajaran-ajarannya yang lurus serta undang-undangnya yang bijaksana mereka dapat memetik suatu hal yang membuat mereka dalam puncak kebahagiaan dan keluhuran. Al-Qur'an akan mengangkat mereka ke puncak keagungan dan kesempurnaan, membiasakan mereka untuk mengendalikan roda kemanusiaan, membuat mereka menjadi penghulu dan leluhur dalam arena kehidupan ini sehingga mereka dapat berjalan bersama-sama bangsa lain menuju hidup bahagia dan mulia serta mengantarkan mereka menuju lembah ketenteraman, ketenangan dan kedamaian. Tidaklah diragukan lagi bahwa nilai hidup manusia dewasa ini berada dalam kegelapan, kebinasaan dan kejahilan, tenggelam dalam samudra penyelewengan dan terlena dalam pendewaan pada harta dan benda. Tidak ada lagi jalan yang dapat menyelamatkanya kecuali Islam, dengan jalan mengambil petunjuk ajaran-ajaran Al-Qur'an 1

Upload: august-ruris-narendra

Post on 16-Apr-2017

80 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mahamai kitab tafsir

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jalan dan lika-liku hidup manusia yang sangat rumit dan berliku, membuat

Al-Qur'an sebagai satu-satunya jalan yang pasti bagi kehidupan yang penuh

kedamaian dan ketentraman.

Allah menurunkan kitab-Nya Al-Qur'an untuk pedoman dan undang-undang

bagi kaum muslimin dalam mengarungi liku-liku hidupnya. Dengan pantulan

sinarnya, hati mereka akan menjadi terang dan petunjuknya mereka akan

mendapatkan jalan yang lempang. Dari ajaran-ajarannya yang lurus serta undang-

undangnya yang bijaksana mereka dapat memetik suatu hal yang membuat mereka

dalam puncak kebahagiaan dan keluhuran. Al-Qur'an akan mengangkat mereka ke

puncak keagungan dan kesempurnaan, membiasakan mereka untuk mengendalikan

roda kemanusiaan, membuat mereka menjadi penghulu dan leluhur dalam arena

kehidupan ini sehingga mereka dapat berjalan bersama-sama bangsa lain menuju

hidup bahagia dan mulia serta mengantarkan mereka menuju lembah ketenteraman,

ketenangan dan kedamaian.

Tidaklah diragukan lagi bahwa nilai hidup manusia dewasa ini berada dalam

kegelapan, kebinasaan dan kejahilan, tenggelam dalam samudra penyelewengan dan

terlena dalam pendewaan pada harta dan benda. Tidak ada lagi jalan yang dapat

menyelamatkanya kecuali Islam, dengan jalan mengambil petunjuk ajaran-ajaran Al-

Qur'an dan undang-undangnya yang sangat bijaksana. Di dalamnya terdapat seluruh

aspek dan unsur kebahagiaan manusiawi yang telah digariskan berdasarkan

pengetahuan Allah yang Maha Bijaksana.

Secara mudah dan jelas bahwa melaksanakan ajaran-ajaran ini tidaklah akan

berhasil kecuali dengan memahami dan menghayati Al-Qur'an terlebih dahulu serta

berpedoman atas nasihat dan petunjuk yang tercakup di dalamnya. Yang demikian

tidak akan tercapai tanpa penjelasan dan perincian hasil yang dikehendaki oleh ayat-

ayat Al-Qur'an. Itulah yang kami maksudkan dengan Ilmu Tafsir, khususnya pada

masa kini dimana bakat retorika bahasa Arab telah rusak dan spesialisasi bidang ini

telah lenyap binasa sampai keturunan-keturunan Arab sendiri.

1

Page 2: Mahamai kitab tafsir

Tafsir sebagai usaha untuk memahami dan menerangkan maksud dan kandungan

ayat-ayat suci mengalami perkembangan yang cukup bervariasi. Katakan saja, corak

penafsiran al-Qur’an adalah hal yang tak dapat dihindari. M.Quraish Shihab,

mengatakan bahwa corak penafsiran yang dikenal selama ini, antara lain [a] corak

sastra bahasa, [b] corak filsafat dan teologi, [c] corak penafsiran ilmiah, [d] corak

fiqih atau hukum, [e] corak tasawuf, [f] bermula pada masa Syaikh Muhammad

Abduh [1849-1905], corak-corak tersebut mulai berkembang dan perhatian banyak

tertuju kepada corak satra budaya kemasyarakatan. Yakni suatu corak tafsir yang

menjelaskan petunjuk-petunjuk ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan langsung dengan

kehidupan masyarakat …dengan mengemukakan petunjuk-petunjuk tersebut dalam

bahasa yang mudah dimengerti tapi indah didengar1. Sebagai bandingan, Ahmad As,

Shouwy, dkk., menyatakan bahwa secara umum pendekatan yang sering dipakai oleh

para mufassir adalah: [a] Bahasa, [b] Konteksantara kata dan ayat, [c] Sifat penemuan

ilmiah2.

Corak penafsiran Qur’an tidak terlepas dari perbedaan, kecenderungan, inters,

motivasi mufassir, perbedaan misi yang diemban, perbedaan ke dalaman [capacity]

dan ragam ilmu yang dikuasai, perbedaan masa, lingkungan serta perbedaan situasi

dan kondisi, dan sebagainya. Kesemuanya menimbulkan berbagai corak penafsiran

yang berkembang menjadi aliran yang bermacam-macam dengan metode-metode

yang berbeda-beda.

Tafsir adalah kunci untuk membuka gudang simpanan yang tertimbun dalam

Al-Qur'an. Tanpa tafsir orang tidak akan bisa membuka gudang simpanan tersebut

untuk mendapatkan mutiara dan permata yang ada di dalamnya, sekalipun orang-

orang berulangkali mengucapkan lafazh Al-Qur'an dan membacanya disepanjang

pagi dan petang.

1 M. Quraish Shihab. 1992. Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan. hlm. 72.2 Ibid. hlm. 72-73. [Penjelasan: [a] Corak sastra bahasa, yang timbul akibat banyaknya orang-orang non-Arab yang memeluk agama Islam, serta akibat kelemahan-kelemahan orang Arab sendiri di bidang sastra, sehingga dirasakan kebutuhan untuk menjelaskan kepada mereka tentang keinstimewaan dan kedalaman arti kandungan al-Qur’an. [b] Corak filsafat dan teologi, akibatnya penerjemahan kitab filsafat yang mempengaruhi sementara pihak, serta akibat masuknya penganut agama-agama lain ke dalam Islam yang dengan sadar atau tanpa sadar masih mempercayai beberapa hal dari kepercayaan lama mereka. Kesemuanya menimbulkan pendapat setuju atau tidak setuju yang tercermin dalam penafsiran mereka. [c] Corak penafsiran ilmiah: akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan usaha penafsiran untuk memahami ayat-ayat al-Qur’an sejalan dengan perkembangan ilmu. [d] Corak fiqih atau hukum: akibat berkembangnya ilmu fiqih, dan terbentuknya mazhab-mazhab fiqih, yang setiap golongan berusaha membuktikan kebenaran pendapatnya berdasarkan penafsiaran-penafsiran mereka terhadap ayat-ayat hukum. [e] Corak tasawuf: akibat timbulnya gerakan-gerakan sufi sebagai reaksi dari kecenderungan berbagai pihak terhadap materi, atau sebagai kompensasi terhadap kelemahan yang dirasakan. [f] Bermula pada masa Syaikh Muhammad ‘Abduh [1849-1905], corak-corak tersebut mulai berkurang dan perhatian lebih banyak tertuju kepada corak sastra budaya kemasyarakatan [Quraish Shihab. Ibid. hlm. 72-73].

2

Page 3: Mahamai kitab tafsir

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana kajian kitab-kitab tafsir al-qur'an yang terpopuler?

2. Bagaimana biografi para mufassir dan metodologi penelitian tafsirnya?

C. Tujuan

Dengan rumusan masalah sebagaimana tersebut di atas maka penyusun

bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kajian kitab-kitab tafsir yang terpopuler.

2. Untuk mengetahui bagaimana para mufassir dan metodologi penelitian

tafsirnya.

3

Page 4: Mahamai kitab tafsir

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Kitab-Kitab Tafsir Terpopuler

Dari sejumlah buku tafsir yang banyak jenisnya, beberapa diantaranya beredar

dan populer di kalangan umat Islam dan dipergunakan sebagai rujukan umum.

Setidaknya, ada 24 karya tafsir yang masuk dalam kategori kitab tafsir utama. Karya

tafsir populer tersebut sebagai berikut.

1) Jami' al-Bayan fi Tafsir Alquran atau Tafsir at-Tabari disusun oleh Abu Ja'far

Muhammad bin Jarir at-Tabari. Kitab ini terdiri atas 30 jilid. Tafsir at-Tabari

sangat terkenal di kalangan mufasir yang datang sesudahnya karena kitab

tersebut menjadi rujukan pertama, terutama dengan adanya penafsiran naqli

(berdasarkan Alquran dan hadis Rasulullah SAW). Kajian penafsirannya

meliputi nasikh dan mansukh, tarjih riwayat, keterangan kualitas hadis antara

shahih dan dhaif, I’rob Al-qur’an dan istinbath (memberi kesimpulan)

terhadap ayat-ayat hukum.

2) Kitab tafsir Bahr al-Ulum karya Abu al-Lais Nasr bin Muhammad bin Ahmad

bin Ibrahim as-Samarqandi, ahli fikih Mazhab Hanafi yang terkenal dengan

panggilan Imam al-Huda. Dalam menulis tafsir ini, Al-Imam menempuh jalan

penafsiran para sahabat dan tabiin. Beliau banyak mengutip komentar mereka

tetapi tidak menyebut sanad-sanadnya. Beliau menegaskan bahwa seseorang

tidak boleh menafsirkan Al-Qur’an semata-mata dengan rasionya sendiri

sedang ia tidak mengerti kaedah-kaedah bahasa dan kondisi di saat Al-Qur’an

itu turun. Ia harus memahami betul ilmu tafsir terlebih dahulu. Ada tiga

naskah Bahr al-Ulum. Satu naskah terdiri atas tiga jilid dan terdapat di Dar al-

Kutub al-Misriyyah (Mesir). Dua naskah lainnya masing-masing terdiri atas

dua dan tiga jilid serta terdapat di perpustakaan Universitas Al-Azhar.

3) Al-Kasyf wa al-Bayan 'an Tafsir Alquran disusun oleh As-Sa'labi atau Abu

Ishaq Ahmad bin Ibrahim as-Sa'labi an-Naisaburi. Kitab ini terdiri atas

beberapa jilid. Namun, hingga kini, hanya jilid pertama sampai dengan jilid

keempat yang dapat ditemui di perpustakaan Al-Azhar.

4) Ma'alim at-Tanzil ditulis oleh Abu Muhammad al-Husain bin Masud bin

Muhammad al-Farra' al-Bagawi. Selain dalam bidang tafsir, ia adalah ulama

4

Page 5: Mahamai kitab tafsir

terkemuka dalam bidang fikih dan hadis. Tafsir ini merupakan tafsir

sederhana yang hanya terdiri atas satu buku. Dalam menafsirkan Al-Qur’an

beliau mengutip atsar para salaf dengan meringkas sanad-sanadnya. Beliau

juga membahas kaedah-kaedah tata bahasa dan hukum-hukum fiqh secara

panjang lebar. Tafsir ini juga banyak memuat kisah-kisah dan cerita sehingga

kita juga bisa menemukan diantaranya kisah-kisah Israiliyat yang ternyata

batil (menyelisihi syariat dan tak rasional). Namun secara umum, tafsir ini

lebih baik dan lebih selamat dibanding sebagian kitab-kitab tafsir bil ma’tsur

lain.

5) Al-Muharrir al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-Aziz disusun oleh Ibnu Atiah atau

Abu Muhammad Abdul Haqq bin Galib bin Atiah al-Andalusi al-Magribi al-

Garnati. Karya Ibnu Atiah ini masih berbentuk manuskrip dan terdiri atas 10

jilid dan yang tersimpan di Dar al-Kutub al-Misriyyah (Mesir). Saat ini, karya

tersebut hanya terdiri atas empat jilid (jilid tiga, lima, delapan, dan 10). Untuk

mendukung penafsirannya, Ibnu Atiah mengemukakan contoh penggunaan

kata dalam sastra Arab disertai uraian yang berhubungan dengan nahu, kiraah,

dan arti kata. Ibnu Khaldun menilai tafsir ini paling tinggi validitasnya.

Adapun Ibnu Taimiyah dalam fatwanya mengungkapkan,”tafsir Ibnu

‘Atiyyah lebih baik dibandingkan tafsir Az-Zamakhsyari, lebih shahih dalam

penukilan dan pembahasannya. Juga lebih jauh dari bid’ah…”

6) Tafsir Alquran al-Azim disusun oleh Ibnu Kasir. Kitab ini merupakan kitab

tafsir riwayat yang sangat populer dan dipandang sebagai kitab tafsir terbaik

kedua setelah kitab tafsir at-Tabari. Ibnu Kasir menafsirkan ayat Alquran

berdasarkan hadis Nabi SAW yang dilengkapi dengan sanad dan sedikit

penilaian terhadap rangkaian sanad hadis. Beliau menempuh metode tafsir bil

ma’tsur dan benar-benar berpegang padanya. Ini diungkapkan sendiri oleh

beliau dalam muqaddimah tafsirnya : “bila ada yang bertanya, apa metode

penafsiran yang terbaik? Jawabannya, metode terbaik ialah dengan

menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an. Sesuatu yang global di sebuah

ayat diperjelas di ayat lain. Bila engkau tidak menemukan penafsiran ayat itu,

carilah di As-Sunnah karena ia berfungsi menjelaskan Al-Qur’an. Bahkan

Imam Syafi’I menegaskan bahwa semua yang ditetapkan oleh Rasulullah

saw, itulah hasil pemahaman beliau terhadap Al-Qur’an. Allah SWT

berfirman: Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al-Kitab dengan

kebenaran, agar engkau memutuskan perkara di antara manusia dengan apa

5

Page 6: Mahamai kitab tafsir

yang Allah ajarkan kepadamu. (QS. An-Nisa’ 105) dan Rasul saw bersabda:

sesungguhnya aku diberikan Al-Qur’an dan bersamanya yang semisal (As-

sunnah). Murid Imam Ibnu Taimiyah ini menafsirkan dengan menyertakan

ilmu al-Jarh wa at-ta’dil. Hadis-hadis mungkar dan dhoif beliau tolak.

Terlebih dahulu beliau menyebutkan ayat lalu ditafsirkan dengan bahasa yang

mudah dipahami dan ringkas. Kemudian disertakan pula ayat-ayat lainnya

sebagai syahidnya. Beberapa ulama setelah beliau telah mengambil inisiatif

menulisnya dalam bentuk mukhtasar (ringkasan). Bahkan hingga saat ini.

7) Al-Jawahir al-Hisan fi Tafsir Alquran disusun oleh as-Sa'alibi atau Abu Zaid

Abdurrahman bin Muhammad bin Makhluf as-Sa'alibi al-Jaza'iri al-Magribi

al-Maliki, seorang penganut Mazhab Maliki. Kitab ini merupakan ringkasan

dari kitab tafsir Ibnu Atiah disertai dengan beberapa tambahan yang diambil

dari tafsir-tafsir ulama sebelumnya.

8) Ad-Durr al-Mansur fi at-Tafsir al-Ma'tsur karya as-Suyuti terdiri atas enam

jilid. Ia menyebutkan, kitab tafsir ini berisi penafsiran Rasulullah SAW. Di

dalamnya, terdapat sepuluh ribu hadis, baik yang marfu' maupun yang

mauquf (yang disandarkan kepada sahabat). Uraian dalam tafsir dikaitkannya

pula dengan masalah kebahasaan, seperti i'rab, balagah, dan badi' (keindahan

susunan kata Alquran). Tafsir ini pada dasarnya adalah ringkasan dari kitab

Tarjuman Al-Qur’an yang beliau karang sendiri. Beliau bermaksud

meringkas hadis-hadis dengan hanya menyebutkan matannya saja tanpa

menyertakan sanad yang panjang. Ini untuk menghindari kebosanan. Imam

As-Suyuthi menulis tafsir ini dengan mengutip riwayat-riwayat dari Al-

bukhori, Mulim, An-Nasa’I, At-Tirmizi, Abu Daud, Ibnu Jarir, Ibnu Hatim

dan lain-lain. Namun beliau tidak memilah antara riwayat shahih dan dhaif

bahkan mencampur keduanya. Padahal beliau terkenal sebagai ahli riwayat

dan sangat memahami seluk beluk ilmu hadis. Sehingga terkesan aneh bila

kemampuan tersebut tidak dioptimalkan dalam tafsir ini. Namun berbeda

dengan kitab tafsir lainnya, tafsir ini merupakan satu-satunya tafsir bil matsur

yang hanya memuat hadits-hadits saja.

9) Mafatih al-Gaib disusun oleh Fakhruddin ar-Razi. Kitab ini terdiri atas

delapan jilid. Kedelapan jilid tersebut pada hakikatnya tidak disusun

seluruhnya oleh ar-Razi. Menurut Ibnu Qadi (ahli tafsir), ar-Razi tidak pernah

menyusun tafsirnya itu secara lengkap dari awal hingga akhir, melainkan

dilakukan oleh beberapa mufasir lain.

6

Page 7: Mahamai kitab tafsir

10)Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta'wil adalah kitab tafsir yang disusun oleh

Abdullah bin Umar al-Baidawi. Dalam kitab ini, al-Baidawi

mengombinasikan tafsir dan takwil sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Dalil

yang ditetapkannya didasarkan atas kaidah ahlusunnah waljamaah. Kitab ini

merupakan ringkasan dari kitab tafsir az-Zamakhsyari.

11)Lubab at-Ta'wil fi Ma'ani at-Tanzil disusun oleh Imam Abdullah bin

Muhammad yang terkenal dengan nama al-Khazin. Kitab ini ditulis dengan

redaksi yang sederhana sehingga mudah dipahami. Dalam penafsirannya, al-

Khazin menggunakan beberapa riwayat dan cerita untuk memperkuat

argumentasinya serta tidak lupa mencantumkan sumbernya.

12)Madarik at-Tanzil wa Haqa'iq at-Ta'wil disusun oleh al-Alim az-Zahid

Abdullah bin Ahmad an-Nasafi. Tafsir ini bentuknya lebih ringkas dan lebih

sederhana dari kitab tafsir yang lain. Di dalamnya, dijelaskan segi-segi i'rab

dan kiraah suatu ayat. Di samping itu, dijelaskan juga keindahan balagah-nya.

13)Gara'i Alquran wa Raga'ib al-Furqan disusun oleh Nizamuddin al-Hasan

Muhammad an-Naisaburi. Keistimewaan kitab tafsir ini terletak pada

pembahasannya yang sistematis serta dilengkapi dengan susunan redaksi yang

mudah dipahami. Pembahasan penafsiran dalam kitab ini difokuskan pada

dua hal, yaitu kiraah dan makna yang tersirat (isyari). Dalam tafsir ini,

diuraikan juga secara lebih dalam hal-hal yang berhubungan dengan

persoalan kalam (teologi), kauniyah (alam semesta), dan filsafat serta

tasawuf.

14)Tafsir Jalalain disusun oleh Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuti.

Kitab tafsir ini terdiri atas dua jilid.

15)As-Siraj al-Munir fi al-I'anah ala Ma'rifah Ba'd Ma'ani Kalam Rabbina al-

Hakim al-Khabir atau as-Siraj al-Munir karya Syamsuddin Muhammad bin

Muhammad asy-Syarbini. Kitab tafsir ini banyak menerangkan masalah

kiraah, i'rab, dan hadis. Asy-Syarbini juga mengemukakan munasabah antara

ayat dan ayat, masalah fikih, dan riwayat isra'iliyyat. Dalam penafsirannya, ia

banyak mengikuti penafsiran Fakhruddin ar-Razi.

16)Irsyad al-Aql as-Salim ila Mazaya al-Kitab as-Salim disusun oleh Abu Su'ud

bin Muhammad al-Amidi. Kitab tafsir ini menekankan masalah kebahasaan

dan kemukjizatan Alquran dari segi munasabah antara ayat dan kiraah, dan

7

Page 8: Mahamai kitab tafsir

hal-hal yang berkaitan dengan kaidah bahasa Arab. Riwayat isra'iliyyat dan

masalah fikih kurang ditampilkan dalam kitab tafsir ini.

17)Ruh al-Ma'ani fi Tafsir Alquran al-Azim wa as-Sab'i al-Masani disusun oleh

Syihabuddin Mahmud al-Alusi. Masalah yang ditonjolkan dalam kitab tafsir

ini berkaitan dengan masalah kauniah, nahu, fikih, kiraah, munasabah antara

ayat dan ayat, dan sebab turunnya ayat.

18)Al-Kasysyaf an Haqa'iq at-Tanzil wa Uyun al-Aqawil atau al-Kasysyaf

disusun oleh az-Zamakhsyari terdiri atas empat jilid. Kitab tafsir ini sangat

menekankan aspek balagah.

19)Majma' al-Bayan bi 'Ulum Alquran disusun oleh Abu Ali a-Fadl bin Hasan

bin Fadl atau yang lebih dikenal dengan at-Tabarsi. Kitab ini terdiri atas 10

jilid. Dalam setiap surat, dikemukakan bahwa tempat surat itu diturunkan dan

perbedaan jumlah ayatnya dan kiraahnya. Di samping itu, dikemukakan pula

masalah persoalan kebahasaan, hukum, dan takwilnya. Ditampilkan pula

persoalan sebab turunnya ayat.

20)Tanzih Alquran an al-Mata'in karya Abdul Jabbar bin Ahmad al-Hamdani,

seorang mufasir Muktazilah. Kitab tafsir ini dimulai dengan penafsiran surat

Alfatihah sampai dengan surat Annas. Penafsiran didasarkan atas kelompok

ayat yang mengandung satu masalah. Penjelasannya menyangkut masalah

susunan bahasa Alquran dan masalah yang tidak sesuai dengan akidah

Muktazilah.

21)Gurar al-Fawaid wa Durar al-Qala'id bi al-Muhadarat disusun oleh Abu

Qasim Ali at-Tahir Abu Ahmad al-Husain. Kitab tafsir ini merupakan

kumpulan ceramah yang disampaikan oleh al-Murtada as-Sarif dalam

berbagai forum pertemuan yang mengkaji masalah tafsir, hadis, dan bahasa.

Kitab ini hanya mencakup penafsiran sebagian ayat yang kebanyakan

berkaitan dengan akidah. Sang penulis mengutamakan penafsiran ayat yang

mendukung dan sesuai dengan akidah Muktazilah yang dianutnya.

22)Al-Bahr al-Muhit disusun oleh Asiruddin Abu Abdillah Muhammad bin

Yusuf bin Ali bin Hayyan yang terdiri atas delapan jilid. Kitab ini dipandang

sebagai referensi pertama dan terpenting yang berkaitan dengan masalah

nahu. Kitab ini juga memaparkan perbedaan pendapat para ulama nahu

tentang suatu masalah. Dalam kitab tafsir ini, juga dijelaskan sebab turunnya

ayat, nasikh dan mansukh, masalah kiraah, dan aspek balagah-nya. Selain itu,

8

Page 9: Mahamai kitab tafsir

dikemukakan masalah hukum yang terkandung dalam ayat-ayat ahkam

(hukum).

23)Tafsir Alquran disusun oleh Sayid Abdullah Alawi, seorang penganut Syiah

Imamiah. Kitab tafsir ini menampilkan berbagai uraian yang sesuai dengan

prinsip dan ajaran Syiah Imamiah. Kitab ini juga menjelaskan masalah

teologi, balagah Alquran, lafal-lafalnya, dan aspek tata bahasa yang terdapat

di dalamnya.

24)At-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa asy-Syari'ah wa al-Manhaj disusun oleh

Wahbah az-Zuhaili. Kitab ini merupakan karya mufasir mutakhir yang terdiri

atas 32 jilid. Uraian kitab tafsir ini lebih komprehensif, baik dari segi akidah,

syariat, maupun fikih.

B. Biografi Para Mufassir dan Metodologi Penelitian Tafsirnya.

1. Al-Thabary

Biografi

Nama lengkap beliau adalah Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Al-Thabary.

Beliau lahir di Amil pada tahun 225 H, dan wafat pada 28/10/310 H pada hari

Ahad.

Pada usia 7 tahun beliau sudah hafal Al-Qur'an 30 juz, pada usia 9 tahun

beliau sudah mulai menulis hadis serta selalu mengadakan perjalanan

intelektual ke negeri-negeri ulama. Beliau terkenal dengan kekuatannya dalam

menghafal dan selalu faham dengan perkataan gurunya dalam menafsirkan

berbagai disiplin ilmu.

Khatib berkata: Ia adalah salah satu imam umat, perkataannya menjadi hukum

dan pendapatnya selalu menjadi rujukan. Abu Abbas juga menambahkan: Ia

adalah seorang faqih dan alim.

Metode Tafsirnya

Metode beliau dalam menafsirkan Al-Qur'an adalah metode Tafsir bil Ma'tsur.

Tafsirnya berisi tentang munasabah dan makna-makna logika dalam ayat,

serta mencantumkan hikmah dari kandungan mufradatnya. Beliau juga

merujuk pada kaidah 7 ahruf. Selain beliau membubuhkan hadis Nabi, atsar

dan aqwal tabi'in, beliau juga menjelaskan nama-nama Al-Qur'an, surah serta

ayat-ayatnya.

9

Page 10: Mahamai kitab tafsir

Beliau terkenal wara' dalam menafsirkan, rajin dalam persiapannya dan

gembira setelah menulisnya.

Salah satu ciri tafsirnya adalah terdapat israilliyat dan ditambahkan opini

pribadi di dalamnya, sehingga tafsirnya ada yang berpendapat belum

memenuhi hajat kontemporer.

2. Fakh Al-Razy

Biografi

Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Umar bin Husein

bin Hasan bin Ali Al-Qurasy At-Taimy Al-Bakry, Ath-Thabaratany, Ar-Razy,

bergelar Fakhruddin dan dikenal juga dengan sebutan Ibnu Al-Khathib. Beliau

lahir pada 15 Ramadhan tahun 544 H dan wafat pada 606 H di Ray, ada yang

mengatakan 605 H, tapi yang paling kuat adalah pendapat yang pertama

akibat banyaknya buku yang meriwayatkan demikian.

Beliau melakukan perjalanan intelektualnya ke Kharazmi dan Khurasan. Guru

pertamanya adalah ayahnya sendiri.

Sebab pemahaman masyarakat pada masanya masih dangkal tentang agama,

maka beliau menyusun tafsir yang dapat membuka cakrawala pemikiran

masyarakat lebih mengangkasa.

Ibnu Khilkan berkata: sesungguhnya Ar-Razy mengumpulkan segala gharib

dan gharibah dalam tafsirnya. Adz-Dzahaby menambahkan keistimewaan

tafsir beliau adalah munasabah antara sebagian ayat dengan lainnya, antara

surah dengan lainnya secara detail.

Metode Tafsirnya

Metode penafsiran beliau adalah tahlily ataupun ilmy. Menghimpun pendapat

beberapa ulama tafsir dari kalangan sahabat maupun setelahnya.

Mengutamakan munasabah antara surah dengan yang lainnya berdasarkan

hikmah, membahas secara detail tentang ayat-ayat kauniyah yang

dihubungkan dengan kalam tauhid aqliyah lainnya.. membubuhkan banyak

pendapat filosof kalam setelah beliau menyaringnya serta telah merujuknya

pada kitab-kitab hadis.

Bila beliau menyebut ayat tentang hukum, beliau menyebutkan semua

pendapat 4 Imam Madzhab, namun lebih cenderung pada madzhab Syafi'i.

10

Page 11: Mahamai kitab tafsir

Penfsiran beliau dapat dikatakan membahas seluruh aspek keilmuan secara

meluas, sehingga hampir melupakan tentang ilmu tafsir di dalamnya.

3. Asy-Syahid Sayyid Quthb

Biografi

Beliau lahir di kampung Musyah, kota Asyuf, Mesir pada tahun 1906. beliau

dibesarkan dalam sebuah keluarga yang menitikberatkan pada ajaran Islam

dan mencintai Al-Qur'an. Beliau telah bergelar hafizh sebelum berumur 10

tahun.

Metode Tafsirnya

Metode penafsiran beliau adalah memandan Al-Qur'an sebagai satu kesatuan

yang komprehensif, dimana masing-masing bagian mempunyai keterkaitan

dan kesesuaian, menekankan pesan-pesan pokok Al-Qur'an dalam

memahaminya. Beliau berpendapat bahwa salah satu tujuannya menyusun

tafsir adalah untuk merealisasikan pesan-pesan Al-Qur'an dalam kehidupan

nyata.

Beliau juga menerangkan korelasi antara surat yang ditafsirkan dengan surat

sebelumnya, sangat hati-hati terhadap israiliyat dan meninggalkan masalah

ikhtilaf dalam ilmu fiqh dan tidak mau membahasnya lebih jauh, serta tidak

membahas masalah kalam atau filsafat.

4. Zamakhsyary

Biografi

Nama lengkapnya adalah Al-Qasim Mahmud bin Umar Al-Zamakhsyary.

Lahir pada bulan Rajab 467 H dan wafat pada tahun 538 H.

Beliau melkukan perjalan ilmiahnya ke Baghdad, Khurasan dan Quds.

Metode beliau adalah membawa penafsiran ayat-ayat aqidah ke dalam payung

Mu'tazilah. Orientasi linguistik merupakan orientasi utama, melihat dan

memperhatikan setiap mufradat suatu ayat untuk mengetahui makna yang

diinginkan. Selain beliau menafsirkan secara majazy tentang ayat mutasyabih,

beliau mengaitkan ayat dengan realitas.

Keistimewaan tafsirnya adalah memiliki keindahan bahasa, sehingga menjadi

rujukan dalam aspek linguistik Al-Qur'an, namun beliau lebih fanatik terhadap

madzhabnya-Mu'tazilah-, sehingga mengklaim kitab tafsirnya sebagai kitab

11

Page 12: Mahamai kitab tafsir

yang terbenar dibanding lainnya serta lebih mengutamakan akal dan

aqidahnya dari hadis shahih dan qira'at mutawattir.

5. Hamka

Biografi

Nama lengkapnya adalah H. Abdul Malik Karim Amrullah, lahir di tanah

Sirah 16 Januari 1908. guru pertama beliau adalah ayah beliau sendiri, yang

notabene berdarah orang shaleh mulai dari buyutnya.

Metode Tafsirnya

Metode penafsiran yang beliau gunakan alah tahlily yang di padukan dengan

aspek sastra dan sosila budaya. Antara naqly dan aqly, beraliran salafiyah

yang bernuansa sufistik.

Lebih terpengaruh dengan metode penafsiran Sayyid Quthb yang

mengedepankan munasabah, mencantumkan asbabun nuzul, mufradat dan

susunan kalimat.

Sebagai tafsir pribumi yang monumental dalam sejarah, sehingga banyak

menjadi rujukan dalam masalah sosial dan tasawwuf, walaupun banyak aspek

ilmu yang tidak terbahas di dalamnya.

6. Muhammmad Abduh dan Rasyid Ridha

Biografi

Rasyid Ridha lahir di Qalmun, 27/5/1282 H, dan wafat pada tahun 1935 M.

Setelah tamat di Kuttab beliau melanjutkan studinya pada Madrasah

Ibtidaiyyah, satu tahun kemudian beliau pindah ke sekolah Islam Husain Al-

Jisr.

Beliau belajar hadis hingga khatam kepada Mahmud Nasyabah hingga

bergelar Voltaire, kemudian dilanjutkan ke Abdul Ghani Ar-Rafi di tambah

ilmu ushul dan logika. Muhammad Abduh banyak mempengaruhi pola

pikirnya. Beliau membagi waktunya untuk belajar dan ibadah, sehingga

kurang waktunya untuk tidur ataupun istirahat. Beliau adalah ahli hadis dan

memiliki cakrawala akal yang mendalam.

Metode Tafsirnya

Metode tafsirnya adalah menafsirkan ayat-ayat secara adab ijtima'i,

meninggalkan ayat-ayat mutasyabihat dan mubhamat. Selain beliau

12

Page 13: Mahamai kitab tafsir

menafsirkan Al-Quran secara kontemporesasi, beliau juga menafsirkan ayat-

ayat menurut logikanya.

Kelebihan tafsirnya adalah mampu merombak kehidupan manusia yang masih

banyak mengikuti taqlid, mengajak manusia untuk lebih maju dalam

peradaban, membantu menyebarkan ajaran Islam dari segi pemahaman

dakwah dan amal.

Namun tafsirnya juga memiliki kekurangan, yaitu hanya berlatar belakang

Mesir dan tidak mendunia, diantara hadis yang sudah dianggap shahih secara

mutawatir dianggapnya tidak shahih.

13

Page 14: Mahamai kitab tafsir

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dari sejumlah kitab tafsir yang banyak jenisnya, beberapa diantaranya beredar

dan populer di kalangan umat Islam dan dipergunakan sebagai rujukan umum.

Setidaknya, ada 24 karya tafsir yang masuk dalam kategori kitab tafsir utama.

Karya tafsir populer tersebut sebagai berikut.

1) Jami' al-Bayan fi Tafsir Alquran atau Tafsir at-Tabari disusun oleh Abu

Ja'far Muhammad bin Jarir at-Tabari.

2) Kitab tafsir Bahr al-Ulum karya Abu al-Lais Nasr bin Muhammad bin

Ahmad bin Ibrahim as-Samarqandi, ahli fikih Mazhab Hanafi yang

terkenal dengan panggilan Imam al-Huda.

3) Al-Kasyf wa al-Bayan 'an Tafsir Alquran disusun oleh As-Sa'labi atau

Abu Ishaq Ahmad bin Ibrahim as-Sa'labi an-Naisaburi.

4) Ma'alim at-Tanzil ditulis oleh Abu Muhammad al-Husain bin Masud bin

Muhammad al-Farra' al-Bagawi.

5) Al-Muharrir al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-Aziz disusun oleh Ibnu Atiah

atau Abu Muhammad Abdul Haqq bin Galib bin Atiah al-Andalusi al-

Magribi al-Garnati.

6) Tafsir Alquran al-Azim disusun oleh Ibnu Kasir.

7) Al-Jawahir al-Hisan fi Tafsir Alquran disusun oleh as-Sa'alibi atau Abu

Zaid Abdurrahman bin Muhammad bin Makhluf as-Sa'alibi al-Jaza'iri al-

Magribi al-Maliki, seorang penganut Mazhab Maliki.

8) Ad-Durr al-Mansur fi at-Tafsir al-Ma'tsur karya as-Suyuti terdiri atas

enam jilid. Ia menyebutkan, kitab tafsir ini berisi penafsiran Rasulullah

SAW.

9) Mafatih al-Gaib disusun oleh Fakhruddin ar-Razi.

14

Page 15: Mahamai kitab tafsir

10) Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta'wil adalah kitab tafsir yang disusun oleh

Abdullah bin Umar al-Baidawi.

11) Lubab at-Ta'wil fi Ma'ani at-Tanzil disusun oleh Imam Abdullah bin

Muhammad yang terkenal dengan nama al-Khazin.

12) Madarik at-Tanzil wa Haqa'iq at-Ta'wil disusun oleh al-Alim az-Zahid

Abdullah bin Ahmad an-Nasafi.

13) Gara'i Alquran wa Raga'ib al-Furqan disusun oleh Nizamuddin al-Hasan

Muhammad an-Naisaburi.

14) Tafsir Jalalain disusun oleh Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-

Suyuti.

15) As-Siraj al-Munir fi al-I'anah ala Ma'rifah Ba'd Ma'ani Kalam Rabbina al-

Hakim al-Khabir atau as-Siraj al-Munir karya Syamsuddin Muhammad

bin Muhammad asy-Syarbini.

16) Irsyad al-Aql as-Salim ila Mazaya al-Kitab as-Salim disusun oleh Abu

Su'ud bin Muhammad al-Amidi.

17) Ruh al-Ma'ani fi Tafsir Alquran al-Azim wa as-Sab'i al-Masani disusun

oleh Syihabuddin Mahmud al-Alusi.

18) Al-Kasysyaf an Haqa'iq at-Tanzil wa Uyun al-Aqawil atau al-Kasysyaf

disusun oleh az-Zamakhsyari terdiri atas empat jilid.

19) Majma' al-Bayan bi 'Ulum Alquran disusun oleh Abu Ali a-Fadl bin

Hasan bin Fadl atau yang lebih dikenal dengan at-Tabarsi.

20) Tanzih Alquran an al-Mata'in karya Abdul Jabbar bin Ahmad al-Hamdani,

seorang mufasir Muktazilah.

21) Gurar al-Fawaid wa Durar al-Qala'id bi al-Muhadarat disusun oleh Abu

Qasim Ali at-Tahir Abu Ahmad al-Husain.

22) Al-Bahr al-Muhit disusun oleh Asiruddin Abu Abdillah Muhammad bin

Yusuf bin Ali bin Hayyan yang terdiri atas delapan jilid.

23) Tafsir Alquran disusun oleh Sayid Abdullah Alawi, seorang penganut

Syiah Imamiah.

24) At-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa asy-Syari'ah wa al-Manhaj disusun

oleh Wahbah az-Zuhaili.

15

Page 16: Mahamai kitab tafsir

2. Para mufassir yang terkenal dengan metodologi penelitian tafsirnya antara

lain:

1) Al-Thabary. Metode beliau dalam menafsirkan Al-Qur'an adalah metode

Tafsir bil Ma'tsur.

2) Fakh Al-Razy. Metode penafsiran beliau adalah tahlily ataupun ilmy.

3) Asy-Syahid Sayyid Quthb. Metode penafsiran beliau adalah memandan

Al-Qur'an sebagai satu kesatuan yang komprehensif, dimana masing-

masing bagian mempunyai keterkaitan dan kesesuaian, menekankan

pesan-pesan pokok Al-Qur'an dalam memahaminya.

4) Zamakhsyary. Metode beliau adalah membawa penafsiran ayat-ayat

aqidah ke dalam payung Mu'tazilah.

5) Hamka. Metode penafsiran yang beliau gunakan alah tahlily yang di

padukan dengan aspek sastra dan sosial budaya. Antara naqly dan aqly,

beraliran salafiyah yang bernuansa sufistik.

6) Muhammmad Abduh dan Rasyid Ridha. Metode tafsirnya adalah

menafsirkan ayat-ayat secara adab ijtima'i, meninggalkan ayat-ayat

mutasyabihat dan mubhamat. Selain beliau menafsirkan Al-Quran secara

kontemporesasi, beliau juga menafsirkan ayat-ayat menurut logikanya.

16

Page 17: Mahamai kitab tafsir

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ltqstidnatsir.co.cc/2009/03/kitab-kitab-tafsir-populer.html

http://www.ltqstidnatsir.co.cc/2010/03/biografi-singkat-para-mufassir-dan.html

M. Quraish Shihab. 1992. Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan.

http://isykarima.com/index.php/artikel/Mengenal Kitab-kitab Tafsir Bil Ma’tsur.html

Muhammad Husain Adz-Dzahaby, Al-Tafsîr wa al-Mufassirûn, Dar Ihya al-Turats

al-‘Arabi, Kairo, 1961, Jilid I, hal. 291.

Ibnu Qadhi Syuhbah, Syidzrat adz-Dzahab, juz V, h. 21.

Ibnu Khalkan, Wafayât al-A’yân, juz II, h. 267.

Ibnu Hajar al-‘Asqalâni, Ad-Durar al-Kâminat, juz I, h. 304 dan Malâ Kâtib Jalbi,

Kasyf adz-Dzunûn, juz II, h. 299.

Sayyid Muhammad Ali Iyazi, Al-Mufassirûn Hayâtuhum wa Manhajuhum, Teheran:

Muassasah at-Thaba’ah wa an-Nasyr, 1212 H., cet. I, hal. 652.

Muhsin Abdul Hamid, Ar-Râzi Mufassiran, hal. 53-63 dan Mannā’ al-Qaththān,

Mabāhits fi ‘Ulūm al-Qur’ān, Damaskus: Maktabah al-Ghazāli, 1981, h. 366

17