(lumajang) merintis 'bank' wakaf internasional (?). (perspektif, jawa pos radar jember, 25 februari...

3
( (Lumajang) Merintis ‘Bank’ Wakaf Internasional (?) Oleh: Khairunnisa Musari* Assalaamu’alaikum. Maaf mengganggu, Is. Ada amal sholeh untuk membentuk konsep Bank Wakaf Internasional. Indonesia terpilih dalam forum wakaf dunia untuk menjadi pilot project. Ikhwah dari Malaysia yang pekan lalu terpilih menjadi ketua forum, mengajak kerjasama. Beliau teman suami saya. Iis kan punya latar belakang pendidikan tersebut, mesti bisa membantu Ust. Syadid dan istrinya Ust. Atikah yang baru saja pulang dari Mesir yang diamanahi Prof. Biddin untuk membuat konsep. Kapan Iis bisa ketemu? Jzkllh. Pesan yang masuk dalam telepon genggam itu membuat dahi saya berkerenyit. Bank wakaf internasional? Gagasan bank wakaf ini memang bukan hal baru. Sejak lima tahun lalu, sejumlah penggiat ekonomi syariah sudah mewacanakannya. Forum wakaf dunia? Mmm, biasanya saya selalu update sejumlah kegiatan berbasis ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional maupun internasional, tapi rasanya saya belum mengetahui adanya penyelenggaraan forum wakaf dunia dalam sebulan terakhir. Prof. Biddin? Ust. Syadid? Ust. Atikah? Mmm, siapa mereka? Belajar dari pengalaman, saya harus mengecek informasi. Meski saya mengenal dengan sangat baik sang pengirim pesan tersebut, tapi informasi yang beliau sampaikan itu masih terasa

Upload: khairunnisa-musari

Post on 20-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

segala gerakan kebaikan yang ditujukan untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat tentu harus disambut dan didukung. Terlepas apakah kelak KJKWI Indonesia itu benar-benar akan berdiri di Lumajang, setidaknya semangat pemberdayaan umat dengan menggalang kekuatan dari instrumen yang syar’i itu dapat tersebar luas. Badan Wakaf Indonesia (BWI) sendiri menyatakan bahwa potensi wakaf tunai di Indonesia mencapai Rp 3 triliun per tahun. Ditambah lagi dengan dana wakaf tunai global, maka ‘bank’ wakaf internasional tentu dapat menjadi kekuatan ekonomi dunia, terutama dalam membantu negara-negara miskin dan terbelakang.

TRANSCRIPT

  • (

    (Lumajang) Merintis Bank Wakaf Internasional (?)

    Oleh: Khairunnisa Musari*

    Assalaamualaikum. Maaf mengganggu, Is. Ada amal sholeh untuk membentuk konsep Bank

    Wakaf Internasional. Indonesia terpilih dalam forum wakaf dunia untuk menjadi pilot project.

    Ikhwah dari Malaysia yang pekan lalu terpilih menjadi ketua forum, mengajak kerjasama.

    Beliau teman suami saya. Iis kan punya latar belakang pendidikan tersebut, mesti bisa

    membantu Ust. Syadid dan istrinya Ust. Atikah yang baru saja pulang dari Mesir yang

    diamanahi Prof. Biddin untuk membuat konsep. Kapan Iis bisa ketemu? Jzkllh.

    Pesan yang masuk dalam telepon genggam itu membuat dahi saya berkerenyit. Bank

    wakaf internasional? Gagasan bank wakaf ini memang bukan hal baru. Sejak lima tahun lalu,

    sejumlah penggiat ekonomi syariah sudah mewacanakannya. Forum wakaf dunia? Mmm,

    biasanya saya selalu update sejumlah kegiatan berbasis ekonomi dan keuangan syariah di tingkat

    nasional maupun internasional, tapi rasanya saya belum mengetahui adanya penyelenggaraan

    forum wakaf dunia dalam sebulan terakhir. Prof. Biddin? Ust. Syadid? Ust. Atikah? Mmm, siapa

    mereka?

    Belajar dari pengalaman, saya harus mengecek informasi. Meski saya mengenal dengan

    sangat baik sang pengirim pesan tersebut, tapi informasi yang beliau sampaikan itu masih terasa

  • ganjil untuk saya. Mengapa ketua forum kelas internasional sampai harus membuat konsep

    hingga merambah kepada orang di Lumajang? Wacana bank wakaf internasional itu juga bukan

    isu ecek-ecek. Beberapa minggu lalu, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat

    menemui Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) untuk meminta dukungan pendirian

    bank wakaf internasional di Indonesia. Wacana bank wakaf internasional di Indonesia memang

    kembali menguat dalam sebulan ini.

    Sejumlah pertanyaan terus mengemuka di kepala saya. Penasaran? Ya, jelas saya

    penasaran. Ditambah lagi, tidak banyak informasi yang bisa saya peroleh dari Google terkait

    kejelasan hubungan Prof. Biddin dengan forum yang disebutkan oleh pesan yang saya terima itu.

    Saya hanya menemukan sebuah nama Dato Dr. Hj. Abdul Rahman Bidin yang merupakan salah

    satu Board of Trustees dari organisasi nirlaba terkemuka di Inggris untuk Malaysia.

    Koperasi Jasa Keuangan Wakaf Internasional

    Sebuah naskah yang direncanakan untuk terbit menjadi buku sekaligus company profile

    dari organisasi yang diketuai Prof. Biddin sudah di tangan saya, baik dalam bentuk hardcopy

    mau softcopy. Ust. Syadid meminta saya berkontribusi melengkapinya dengan skim-skim yang

    dimungkinkan untuk diaplikasikan, termasuk best practices di negara lain. Ia mengiyakan

    pertanyaan saya bahwa apakah Prof. Biddin adalah penggiat Islamic Relief Worldwide-Malaysia.

    Melalui naskah yang saya peroleh, saya mengetahui bahwa Prof. Biddin bersama

    jaringannya yang terdiri dari serikat/organisasi/perkumpulan dari beberapa negara yang

    mendorong pendirian Bank Wakaf Internasional itu mendirikan International Social

    Investment Enterprise Ltd. (ISIE) di Kuala Lumpur, Malaysia. Perusahaan tersebut mengemban

    misi untuk menjadi Fund Promoter, Fund Manager, Investment Manager dan Distributor of

    Investment Result dari dana wakaf tunai global.

    ISIE ternyata sudah masuk ke Indonesia dengan status sebagai investor Penanaman

    Modal Asing dan terdaftar dalam Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dinyatakan

    dalam naskah tersebut bahwa dana wakaf global akan dikelola oleh manajemen dari ISIE

    bersinergi dengan sektor riil dan lembaga keuangan lokal untuk mengurangi kemiskinan melalui

    pengembangan dana wakaf tunai produktif. Pada tahap pertama, mereka akan fokus untuk

    Indonesia. Tahap berikutnya adalah wilayah ASEAN, lalu kemudian tingkat global.

    Di Indonesia, mengingat lembaga yang akan didirikan oleh ISIE dinyatakan otoritas tidak

    memenuhi syarat untuk disebut sebagai bank, maka perusahaan ini kemudian menggagas

    Koperasi Jasa Keuangan Wakaf Internasional (KJKWI) Indonesia sebagai nazhir lokal yang akan

    menjadi mitra dan representasi ISIE dalam bekerjasama dengan lembaga keuangan lokal dan

    otoritas lokal untuk memastikan pengelolaan dana wakaf adalah sesuai dengan prinsip syariah

    dan hukum yang ditetapkan oleh peraturan lokal dan otoritas.

    Kenapa orang Lumajang yang diamanahi untuk menyusun konsep bank wakaf

    internasional atau KJKWI ini? tanya saya. Ust. Syadid menyampaikan bahwa pilot project

    KJKWI Indonesia itu direncanakan akan didirikan di Lumajang. Didirikan di Lumajang? Kenapa

    Lumajang? Kok bisa Lumajang? Melihat raut wajah saya yang mungkin tampak tak puas dan

    masih menyimpan banyak pertanyaan, Ust. Syadid menjanjikan saya untuk bertemu dan

    berdiskusi langsung dengan Prof. Biddin.

    InsyaAllah akhir bulan ini beliau akan datang lagi ke sini. Sebelumnya sudah 3 atau 4

    kali beliau ke mari. Mungkin beliau tertarik dan punya pertimbangan mengapa memilih

    Lumajang. Nanti bisa ditanyakan langsung., kata Ust Syadid.

  • Bank Wakaf untuk Semua

    Pasca pencanangan Gerakan Nasional Wakaf Tunai di era Presiden SBY tahun 2010,

    sejumlah pihak memang mendorong pemerintah untuk memiliki bank wakaf mengingat

    Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Sejumlah duta besar negara

    muslim juga menyampaikan dukungannya. Bank wakaf diyakini akan cepat mengembangkan

    perekonomian umat di Indonesia maupun dunia,

    Sejumlah konsep tentang bank wakaf memang masih dalam tataran penggodokan.

    Namun, yang jelas, kegiatan bank wakaf berbeda dengan bank syariah, apalagi bank

    konvensional meski dalam beberapa hal memiliki persamaan. Bank wakaf akan menghimpun

    dana wakaf tunai tanpa mengembalikannya kepada para wakif. Bank wakaf kemudian

    menyalurkan dana tersebut kepada yang membutuhkan pembiayaan produktif. Pada jangka

    waktu yang telah ditentukan, peminjam mengembalikan dana wakaf tersebut dan bank wakaf

    tidak perlu memberikan bagi hasil kepada wakif. Aset dan dana kelola yang bertumbuh dari

    pembiayaan produktif ini akan membuat dana wakaf semakin berkembang dan dapat membantu

    masyarakat lebih banyak dan lebih besar.

    Ya, segala gerakan kebaikan yang ditujukan untuk membantu peningkatan kesejahteraan

    masyarakat tentu harus disambut dan didukung. Terlepas apakah kelak KJKWI Indonesia itu

    benar-benar akan berdiri di Lumajang, setidaknya semangat pemberdayaan umat dengan

    menggalang kekuatan dari instrumen yang syari itu dapat tersebar luas. Badan Wakaf Indonesia

    (BWI) sendiri menyatakan bahwa potensi wakaf tunai di Indonesia mencapai Rp 3 triliun per

    tahun. Ditambah lagi dengan dana wakaf tunai global, maka bank wakaf internasional tentu

    dapat menjadi kekuatan ekonomi dunia, terutama dalam membantu negara-negara miskin dan

    terbelakang.

    Sungguh, membicarakan dan mendirikan bank wakaf bukan mutlak mengemban

    kepentingan masyarakat muslim. Jika wakaf bagi masyarakat muslim merupakan derma untuk

    kesejahteraan dunia dan akhirat, maka wakaf bagi masyarakat nonmuslim dapat menjadi sarana

    peningkatan kesejahteraan dengan membuka jalan bagi pemberian pelayanan kepada

    kemanusiaan. Setidaknya bagi bagi bangsa Indonesia, instrumen wakaf telah menjadi bagian dari

    sejarah di mana pesawat kenegaraan pertama Republik Indonesia adalah Pesawat Seulawah yang

    merupakan wakaf dari rakyat Aceh.

    Lebih jauh, saya berharap bank wakaf atau KJKWI Indonesia dapat benar-benar berdiri,

    tidak hanya di Lumajang, di Tapal Kuda, di Jawa Timur, tapi juga di wilayah Indonesia lainnya.

    Dengan rekam jejak Islamic Relief yang sukses menerbitkan sertifikat wakaf tunai dan pernah

    berhasil menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 7.000 warga di Bosnia melalui program

    Income Generation Waqf, kita berharap figur lembaga tersebut dapat hadir di sekitar kita untuk

    menginspirasi untuk membantu mengatasi masalah sosial ekonomi masyarakat yang mungkin tak

    semuanya mampu tersentuh oleh negara. Wallahualam bish showab.

    *Dosen IAIN Jember; Sekjen DPW IAEI Besuki Raya