laporan_bioteknologi_kultur_jaringan.doc

Upload: sena-da-silva-azulgrana

Post on 06-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    1/36

    LAPORAN

    PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

    Acara III

    (Kultur Organ)

    Oleh

    Winda Di A!tuti

    NIM" ##$%#$#&'$#&

    Prgra *tudi Pendidi+an Bilgi

    LABORATORIUM KULTUR ,ARINGAN TUMBU-AN

    ,URU*AN BUDIDA.A PERTANIAN

    /AKULTA* PERTANIAN

    UNI0ER*ITA* ,EMBER 

    %$#1

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    2/36

    BAB #" PENDA-ULUAN

    #"# Latar Bela+ang

    Program revitalisasi yang digalakkan mulai tahun 2010 dapat diprediksi

    membutuhkan bahan tanam sekitar 50 juta dalam hal peremajaan, proses

    rehabilitasi dan perluasan areal yang diharapkan. Hal ini ikut serta diiringi dengan

    faktor diluar kebutuhan revitalisasi, sehingga diperlukan bahan tanam sekitar 80

     juta pada tahun 2010. amun hal ini sangat kontras dengan teknik konvensional

    yang telah dilakukan oleh beberapa ahli yang hanya bisa menyediakan bahan

    tanam sekitar !5"50 juta pada setiap tahunnya. #leh karena itu untuk memenuhi

    kebutuhan akan bahan tanam maka perlu ditambahkan suatu alternatif yang dapat

    digunakan dalam proses perbanyakan, yaitu teknik kultur jaringan $%ahyudi et al 

    dalam &holeh, 2011'.

    (eknik untuk mengatasinya dengan menggunakan teknik kultur jaringan

    dengan tahap organogenesis. &ebelumnya dapat diperjelas dari pengertian kultur 

     jaringan yang merupakan suatu teknik untuk mendapatkan tanaman dalam jumlahyang besar dalam )aktu yang relatif lebih singkat serta dapat dipastikan bebas

    dari virus dan penyakit. *ultiplikasi atau perbanyakan yang diperoleh melalui

     penanaman se+ara in vitro  sangat tinggi. Produksi bibit yang berkualitas, hasil

    yang homogen, dan dalam )aktu yang singkat dapat diperoleh jumlah yang sangat

     banyak juga dapat diperoleh melalui teknik budidaya konvensional $Hobir et al 

    dalam nna, 201!'.

    Perbanyakan yang diperoleh menggunakan teknik kultur jaringan dapat

    menghasilkan tanaman yang seragam hal ini dikarenakan perbanyakan yang

    dilakukan dipengaruhi beberapa faktor yang diantaranya dapat mempengaruhi

    inisiasi akar dan pertumbuhan kultur jaringan yaitu garam mineral, auksin, gula,

    suhu, dan +ahaya, pertumbuhan dan morfogenesis tanaman se+ara kultur jaringan

    dapat dikendalikan dengan keseimbangan yang diperoleh dari interaksi -at

     pengatur tumbuh $P(' dalam eksplan dan juga media yang dipergunakan $/)i,

    2010'.

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    3/36

    ultur jaringan se+ara klonal dapat menggunakan eksplan bunga, akar, dan

    daun serta embrio -igotik. Hal ini dikarenakan faktor yang sangat berperan dalam

     perbanyakan dengan eksplan embrio adalah umur dari embrio yang digunakan

    sebagai eksplan. arena semakin ke+il ukuran embrio maka jaringan

    meristematiknya juga semakin muda. #leh karena itu dalam hal ini planlet dapat

    diperoleh dari jaringan embrio -igotik muda yang berumur 120"150 hari $ope-

    dalam &holeh, 2011'. /alam praktikum kultur jaringan ini yang bertujuan untuk 

    mengetahui organ yang dapat digunakan dalam proses kultur jaringan yang salah

    satunya diperuntukkan pada daun tembakau yang dapat diamati pada hari ke" dan

    hari ke"13. /alam hal ini maka dapat disajikan melalui grafik pertumbuhan bahan

    tanam tembakau untuk mengetahui proses pertumbuhan yang dapat dilihat selama

     proses pengamatan.

    #"% Tu2uan

    1. *engetahui organ tanaman yang mampu beregenerasi menjadi tanaman

    lengkap

    2. *endapatkan eksplan yang steril

    BAB %" TIN,AUAN PU*TAKA

    ultur jaringan dapat mempergunakan bahan  tanam berupa tunas lateral.

    Hal ini menga+u pada salah satu konsep dasar yang mendasari teknik kultur 

     jaringan yaitu organ yang digunakan dalam kultur jaringan harus mempunyai sifat

    totipotensi. &ifat totipotensi adalah kemampuan masing"masing sel dalam hal

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    4/36

    tumbuh dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap yang disertai dengan kondisi

    lingkungan yang memadai. *aka dari itu eksplan yang digunakan berasal dari

     jaringan yang masih muda $juvenil' yang dikarenakan dapat mudah tumbuh dan

     beregenerasi dibandingkan jaringan yang sudah mature atau sudah mengalami

    diferensiasi lanjut. 4aringan muda yang digunakan memiliki sifat sel yang sangat

    aktif membelah dengan dinding sel yang masih belum kompleks. 4aringan muda

    yang sering digunakan antara lain pu+uk muda, kun+up muda, hipokotil,

    inflores+en+e yang belum de)asa.

    Penggunaan tunas lateral juga dapat digunakan sebagai eksplan yang

     bertujuan untuk mendapatkan organ dengan jaringan yang masih bersifat

    meristematik, artinya jaringan tersebut masih aktif membelah. /isamping kultur 

     pu+uk yang telah berkembang pada tahun 60"an, berdasarkan 7uliarti $2010 36'

    kultur dapat digunakan dalam berma+am"ma+am kultur yaitu kultur organ yang

     bersumber dari eksplan yang dapat berasal dari bagian organ tanaman seperti

    tunas, akar, batang, biji, umbi, daun, dan tangkai daun. ultur meristem yang

    menggunakan eksplan dari tunas pu+uk atau tunas aksiler, dan juga ruas batang.

    ultur sel yang mempunyai tipe khusus seperti serbuk sari $sel haploid'

    dan endosperm dengan sel triploid. &etelah itu, kultur anter atau polen yang

    menggunakan eksplan dari anter atau kepala sari yang mengandung polen. ultur 

    embrio bertujuan memperpendek )aktu berke+ambah, menguji ke+epatan

    viabilitas biji, memperbanyak tanaman langka yang mempunyai embrio pada

    keadaan normal sering mati pada a)al tingkat perkembangannya. angkah dalam

    kultur embrio dengan memisahkan embrio yang masih belum de)asa dan

    menumbuhkannya se+ara in vitro.

    ultur protoplas yang bertujuan untuk mempelajari komponen penyusun

    sel atau organel hingga dapat melakukan fusi protoplas. &elain itu juga untuk 

    mendapatkan tanaman hybrid dan +ybrid somati+ yang dapat digunakan dalam

    transplantasi dan transformasi genetik. ultur biji yang memper+epat )aktu untuk 

     berke+ambah dan mengatasi masalah pada tanaman langka, mempelajari

    ke+epatan pertumbuhan hingga diperoleh biji steril untuk mengatasi kontaminasi

    yang terjadi pada eksplan yang dibudidayakan.

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    5/36

    eberhasilan kultur jaringan sangat dipengaruhi oleh -at pengatur tumbuh

    tanaman. at pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis

    dalam kultur sel, jaringan dan organ. at pengatur tumbuh dapat digolongan

    menjadi beberapa golongan, yaitu auksin, sitokinin, giberelin, dan inhibitor. Hal

    ini dikarenakan interaksi dan perimbangan antara -at pengatur tumbuh yang

    diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel se+ara endogen, menentukan

    arah perkembangan suatu kultur $una)an, 1988 dalam nna, 201!'.

    :nisiasi tunas dapat dirangsang dengan penambahan -at pengatur tumbuh

    golongan sitokinin seperti ben-ilamino purin $;P',

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    6/36

      dan ;P merupakan jenis -at pengatur tumbuh yang sering digunakan

    dalam kultur jaringan.

    ;P golongan sitokinin sering digunakan bersamaan dengan untuk 

    mendapatkan morfogenesis tanaman yang diinginkan. Hal ini ditunjukkan dengan

    mun+ulnya akar, tinggi planlet, jumlah daun, jumlah tunas, dan jumlah akar.

    *edia yang digunakan mampu mendorong organogenesis pertumbuhan. &ehingga

    menunjukkan adanya keseimbangan antara hormon endogen dan -at pengatur 

    tumbuh yang diberikan pada setiap perlakuan guna mendorong proses

    organogenesis. Pertumbuhan dan perkembangan eksplan dipengaruhi oleh

    interaksi dan keseimbangan antara -at pengatur tumbuh endogen dan -at pengatur 

    tumbuh eksogen $*irni, 2011'.

    Pertumbuhan juga memerlukan pembentukan senya)a bahan baku dinding

    sel. Pembuatan komponen"komponen ini dan penyusunan kembali ke dalam suatu

    matriks yang utuh dipengaruhi oleh auksin, dengan jalan mengaktifkan en-im

    yang berperan dalam pembentukan dinding sel $%attimena, 1991 dalam nna,

    201!'. &el dapat mengembang dengan berbagai +ara. &alah satunya dikarenakan

     beberapa bahan osmotik seperti gula, dapat diangkut masuk ke vakuola. ir akan

    masuk ke sel dan dinding sel akan mengembang sampai suatu tekanan dinding sel

    tertentu yang dapat menghalangi masuknya air selanjutnya. /inding sel yang

    retak diakibatkan oleh pengembangan sel ini diperbaiki dengan penambahan atau

     pembentukan bahan dinding sel yang baru $oggle dan =rit-, 198! dalam nna,

    201!'.

    Pertumbuhan berkaitan dengan pertambahan volume dan jumlah sel,

     pembentukan protoplasma, pertambahan berat dan selanjutnya terjadi

     pertambahan berat kering. Pengeringan bertujuan untuk menghentikan

    metabolisme sel dari bahan tersebut $&itompul dan uritno, 1995 dalam

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    7/36

     protein melalui proses transkripsi molekul

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    8/36

    yang tidak tertutup rapat dapat +epat menguap dan kering sehingga eksplan dan

     planlet yang dikulturkan akan kehilangan nutrisi yang terkandung pada media.

    elembaban udara relatif yang tinggi dalam botol kultur juga tidak baik untuk 

    eksplan dan planlet dikarenakan menyebabkan tanaman dapat tumbuh abnormal

    dengan daun yang lemah, mudah patah, tanaman ke+il"ke+il sehingga kondisi ini

    disebut vitrifikasi atau hiperhidro+ity $7usnita dalam *irni, 2011'.

    Pada teknik perbanyakan tanaman se+ara in vitro, kultur umumnya

    diinkubasikan pada sebuah ruang penyimpanan dengan penyinaran yang +ukup.

    Hal ini dikarenakantunas umumnya dapat dirangsang pertumbuhannya dengan

    adanya penyinaran. &umber +ahaya yang biasanya digunakan dalam ruangan

    kultur jaringan adalah lamu fluores+ent $(' yang dapat menghasilkan )arna

     putih, selain itu suhu ruang kultur dapat meningkat namun dalam jumlah yang

    sedikit. :ntesitas yang digunakan dalam ruang kultur sekitar 1B10 dari intensitas

    +ahaya yang dibutuhkan dalam keadaan normal. :ntensitas yang digunakan untuk 

     pertumbuhan tunas sekitar 600"1000 luC. &edangkan pada tahap perke+ambahan

    dan inisiasi akar hanya dapat dilakukan pada intensitas +ahaya yang lebih sedikit

    dibandingkan dengan pertumbuhan tunas $(riningsih, 201!'. #leh karena itu

    kuantitas dan kualitas dari +ahaya, lama )aktu penyinaran, dan panjang

    gelombang +ahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan eksplan dalam kultur in

    vitro disamping adanya suhu dan kelembaban relatif udara.

    BAB '" METODE PRAKTIKUM

    '"# Wa+tu dan Te3at

    Praktikum ultur 4aringan (umbuhan dengan a+ara ultur #rgan

    dilaksanakan pada hari *inggu, 11 *ei 2013 pukul 12.00 sBd selesai bertempat di

    aboratorium ultur 4aringan (umbuhan 4urusan ;udidaya Pertanian, =akultas

    Pertanian, >niversitas 4ember.

    '"% Alat dan Bahan

    !.2.1 lat

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    9/36

    1. aminar ir =lo) $='

    2. ;otol semprot

    !. Pinset3. Pisau

    5. &eal $segel'

    6. ertas label

    . lat tulis

    8. ;unsen

    9. Petridish

    !.2.2 ;ahan

    1. *edium padat kultur jaringan yang telah dibuat pada praktikum

    sebelumnya dengan 5 ma+am perlakuan

    2. ultur tembakau dalam botol kultur 

    !. PestisidaB =ungisida

    3. Duades

    5. lkohol 0A

    '"' Pr!edur Ker2a

    Bahan tana Te4a+au di!aa+an 4erda!ar+an 3ra+ti+u 5ang telah

    dila+u+an

    1. *embuka plastik yang membungkus petridish yang sebelumnya telah

    disterilkan menggunakan auto+lave, mensterilkan di atas nyala api ;unsen

    2. *enjaga agar alat tetap steril maka sebelum digunakan memanaskan

    terlebih dahulu di atas nyala api ;unsen

    !. *engangin"anginkan peralatan yang telah steril sebelum masuk dalam

     botol kultur 

    3. *engeluarkan kultur dari dalam botol dengan sangat hati"hati agar 

    merusak kultur 

    5. *eletakkan kultur pada petridish menggunakan pinset steril

    6. &etelah meletakkan kultur pada petridish pinset yang telah digunakan

    harus disterilkan kembali sebelum digunakan lagi.

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    10/36

    . *ensterilkan dahulu Pisau dan Pinset yang hendak digunakan dengan

    nyala api pada ;unsen

    8. *emotong kultur tembakau tepat pada bagian daun yang masih muda dan

    sehat

    9. *emotong daun yang utuh menjadi 2 bagian yang sama dan begitu pula

    seterusnya hingga di dapatkan jumlah yang diharapkan

    10. *ensterilkan kembali potongan yang telah di dapatkan beserta

     petridishnya

    11. &ebelum dibuka, maka hendaklah mensterilkannya dalam nyala api pada

    ;unsen

    12. *engambil beberapa potongan daun tembakau

    1!. *eletakkan potongan daun $menanam potongan daun' yang telah di ambil

    ke dalam botol kultur yang telah disediakan hingga tepat pada medium

    13. &etelah selesai menanam atau meletakkan kultur pada media media

    tersebut harus ditutup kembali dengan aluminium foil

    15. *emasang kembali karet gelang pada leher botol kutur agar tidak ada

    rongga udara pada botol untuk men+egah kontaminan

    16. >ntuk mengun+i media agar tidak terpengaruh dari luar atau mendapat

    kontaminan dari luar selain dileher botol dipasang karet gelang harus di

    seal atau di segel lagi

    1. *engamati kultur pada hari ke" dan ke"13

    '"1 Paraeter Pengaatan

    1. *engamati perubahan yang terjadi pada bahan tanam. Perubahan dapat

    ditunjukkan dengan adanya proses pertumbuhan pada bahan tanam baik 

    dalam bentuk kalus, akar atau tunas.

    2. *embuat grafik yang menyatakan pertubuhan kalus, tunas, dan akar.

    (abel 1. Pertumbuhan ;ahan (anam (embakau

    at

    Pengatur 

    ;ahan (anam (embakau

    Hari ke" Hari ke"13

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    11/36

    (umbuhalus (unas kar alus (unas kar  

    *& E 0 1 1 1 

    0,25 ppm

    dan ;P

    1 ppm

    1 2 1

      1

     ppm dan

    ;P 0,25

     ppm

    1 1 1

    ;P 0,5

     ppm1 2 1

    2,3 / 0,5

     ppm2 2 2 dst dst dst

    ambar 1. rafik Pertumbuhan (embakau pada hari ke"

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    12/36

    BAB 1" -A*IL DAN PEMBA-A*AN

    1"# -a!il Pengaatan

    Ta4el #" Pertu4uhan Bahan Tana Te4a+au

    6at

    Pengatur

    Tu4uh

    Bahan Tana Te4a+au

    -ari +e78 -ari +e7#1

    Kalu! Tuna! A+ar Kalu! Tuna! A+ar

    M* 9 $ $ $ $ $ $ $

    NAA

    $:%& 33

    dan BAP

    # 33

    $ $ $ $ $ $

    NAA #

    33 dan

    BAP $:%&

    33

    $ $ $ $ $ $

    BAP $:& $ $ $ $ $ $

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    13/36

    33

    %:1 D $:&33

    $ $ $ $ $ $

    Pertu4uhan Te4a+au dala gra;i+ 

    Ga4ar #" Gra;i+ Pertu4uhan Te4a+au 3ada hari +e78

    Ga4ar %" Gra;i+ Pertu4uhan Te4a+au 3ada hari +e7#1

    1"% Pe4aha!an

    Pada praktikum kultur jaringan dengan a+ara kultur organ yang bertujuan

    untuk mengetahui organ tanaman yang mampu beregenerasi menjadi tanman

    lengkap dan untuk mendapatkan eksplan yang steril. lat yang digunakan dalam

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    14/36

     praktikum ini sama dengan praktikum teknik aseptik karena dilakukan pada )aktu

    yang bersamaan yaitu, aminar ir =lo) $=', ;otol semprot yang berisi

    alkohol 0A, Pinset, Pisau, &eal )rap $segel', ertas label, lat tulis, ;unsen dan

    Petri dish. &edangkan bahan yang harus disediakan yaitu medium padat kultur 

     jaringan yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya, PestisidaB =ungisida,

    Duades serta lkohol 0A.

    &etelah alat dan bahan sudah lengkap tersedia, maka praktikan dapat

    memulai praktikum a+ara kultur organ dengan prosedur yang sudah terdapat

    dalam modul yaitu membuka plastik yang membungkus petridish yang

    sebelumnya telah disterilkan menggunakan auto+lave, mensterilkan di atas nyala

    api ;unsen. *enjaga agar alat tetap steril maka sebelum digunakan memanaskan

    terlebih dahulu di atas nyala api ;unsen. *engangin"anginkan peralatan yang

    telah steril sebelum masuk dalam botol kultur. *engeluarkan kultur dari dalam

     botol dengan sangat hati"hati agar merusak kultur. *eletakkan kultur pada

     petridish menggunakan pinset steril. &etelah meletakkan kultur pada petridish

     pinset yang telah digunakan harus disterilkan kembali sebelum digunakan lagi.

    *ensterilkan dahulu Pisau dan Pinset yang hendak digunakan dengan nyala api

     pada ;unsen.

    *emotong kultur tembakau tepat pada bagian daun yang masih muda dan

    sehat. *emotong daun yang utuh menjadi 2 bagian yang sama dan begitu pula

    seterusnya hingga di dapatkan jumlah yang diharapkan. *ensterilkan kembali

     potongan yang telah di dapatkan beserta petridishnya &ebelum dibuka, maka

    hendaklah mensterilkannya dalam nyala api pada ;unsen. *engambil beberapa

     potongan daun tembakau. *eletakkan potongan daun $menanam potongan daun'

    yang telah di ambil ke dalam botol kultur yang telah disediakan hingga tepat pada

    medium. &etelah selesai menanam atau meletakkan kultur pada media media

    tersebut harus ditutup kembali dengan aluminium foil. *emasang kembali karet

    gelang pada leher botol kutur agar tidak ada rongga udara pada botol untuk 

    men+egah kontaminan. >ntuk mengun+i media agar tidak terpengaruh dari luar 

    atau mendapat kontaminan dari luar selain dileher botol dipasang karet gelang

    harus di seal atau di segel lagi. *engamati kultur pada hari ke" dan ke"13

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    15/36

    &etelah praktikum selesai dilakukan maka dilakukanlah pengamatan pada

    hari ke" dan hari ke"13. Parameter yang digunakan untuk mengamatinya adalah

    mengamati perubahan yang terjadi pada bahan tanam. Perubahan dapat

    ditunjukkan dengan adanya proses pertumbuhan pada bahan tanam baik dalam

     bentuk kalus, akar atau tunas. Pertumbuhan bahan tanam tembakau dapat

    diperjelas dengan menggunakan grafik. ;erdasarkan tabel hasil pengamatan dapat

    diperoleh bah)asanya pada hari ke" dan ke"13 menunjukkan hasil yang sama.

    ;ahan tanam tembakau yang telah ditanam dengan perlakuan *&E0 menunjukkan

     bah)a tidak ada perubahan bahan tanam baik dari segi kalus E 0, tunas E 0, dan

     juga akarE 0.

    Pada perlakuan *& dengan P( 0,25ppm dan ;P 1ppm diperoleh

    hasil tidak ada perubahan bahan tanam baik dari segi kalus E 0, tunas E 0, dan

     juga akarE 0. Pada perlakuan selanjutnya dengan menggunakan media *& yang di

    tambahi dengan P( 1ppm dan ;P 0,25ppm menunjukkan hal yang sama

     bah)a tidak ada perubahan bahan tanam baik dari segi kalus E 0, tunas E 0, dan

     juga akarE 0. Pada perlakuan ke"3 dengan media *& menggunakan P( ;P

    0,5ppm menunjukkan tidak ada perubahan bahan tanam baik dari segi kalus E 0,

    tunas E 0, dan juga akarE 0. Perlakuan yang terakhir dengan media *& yang

    ditambahi dengan 2,3 / 0,5 ppm tidak ada perubahan bahan tanam baik dari segi

    kalus E 0, tunas E 0, dan juga akarE 0. &ehingga dapat disimpulkan berdasarkan

    hasil pengamatan hari ke" dan hari ke"13 dapat diketahui tidak ada aktivitas

     pertumbuhan. Hal ini dikarenakan tidak adanya perubahan yang dapat dilihat

    dengan mun+ulnya kalus, tunas, dan akar pada eksplan. #leh karena itu dapat

    diperjelas dalam grafik pertumbuhan pada hari ke" dan hari ke"13.

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    16/36

     

    Pada grafik pertumbuhan hari ke"13 juga diperoleh grafik yang sama

    dengan grafik pertumbuhan pada hari ke".

    ;erdasarkan grafik yang telah ditampilkan maka, )aktu pertumbuhan

    untuk bahan tanam tembakau membutuhkan )aktu yang lebih lama untuk 

    membentuk kalus hingga menjadi tunas dan menjadi planlet dengan adanya akar.

    arena pada dasarnya kultur organ merupakan salah satu teknik dalam hal

     perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan. Perbanyakan se+ara in vitro dapat

    dilakukan melalui tiga +ara yaitu pembentukan tunas adventif, proliferasi tunas

    lateral, dan embriogenesis somati+ $

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    17/36

    ultur sel yang mempunyai tipe khusus seperti serbuk sari $sel haploid' dan

    endosperm dengan sel triploid. &etelah itu, kultur anter atau polen yang

    menggunakan eksplan dari anter atau kepala sari yang mengandung polen.

    ultur embrio bertujuan memperpendek )aktu berke+ambah, menguji

    ke+epatan viabilitas biji, memperbanyak tanaman langka yang mempunyai embrio

     pada keadaan normal sering mati pada a)al tingkat perkembangannya. angkah

    dalam kultur embrio dengan memisahkan embrio yang masih belum de)asa dan

    menumbuhkannya se+ara in vitro. ultur protoplas yang bertujuan untuk 

    mempelajari komponen penyusun sel atau organel hingga dapat melakukan fusi

     protoplas. &elain itu juga untuk mendapatkan tanaman hybrid  dan cybrid somatic

    yang dapat digunakan dalam transplantasi dan transformasi genetik. ultur biji

    yang memper+epat )aktu untuk berke+ambah dan mengatasi masalah pada

    tanaman langka, mempelajari ke+epatan pertumbuhan hingga diperoleh biji steril

    untuk mengatasi kontaminasi yang terjadi pada eksplan yang dibudidayakan.

    &alah satu faktor keberhasilan kultur jaringan sangat dipengaruhi oleh -at

     pengatur tumbuh tanaman. at pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan

    dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. at pengatur tumbuh dapat

    digolongan menjadi beberapa golongan, yaitu auksin, sitokinin, giberelin, dan

    inhibitor. Hal ini dikarenakan interaksi dan perimbangan antara -at pengatur 

    tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel se+ara endogen,

    menentukan arah perkembangan suatu kultur $una)an, 1988 dalam  nna,

    201!'.

    Hal ini dikarenakan pertumbuhan juga memerlukan pembentukan senya)a

     bahan baku dinding sel. Pertumbuhan berkaitan dengan pertambahan volume dan

     jumlah sel, pembentukan protoplasma, pertambahan berat dan selanjutnya terjadi

     pertambahan berat kering. Pengeringan bertujuan untuk menghentikan

    metabolisme sel dari bahan tersebut $&itompul dan uritno, 1995 dalam 

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    18/36

    seperti auksin dan sitokinin. Hal ini diduga dengan penambahan kedua hormon

    tersebut dapat mempengaruhi metabolisme

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    19/36

    ;P termasuk ke dalam golongan sitokinin sering digunakan bersamaan

    dengan untuk mendapatkan morfogenesis tanaman yang diinginkan. Hal ini

    ditunjukkan dengan mun+ulnya akar, tinggi planlet, jumlah daun, jumlah tunas,

    dan jumlah akar. *edia yang digunakan mampu mendorong organogenesis

     pertumbuhan. &ehingga menunjukkan adanya keseimbangan antara hormon

    endogen dan -at pengatur tumbuh yang diberikan pada setiap perlakuan guna

    mendorong proses organogenesis. Pertumbuhan dan perkembangan eksplan

    dipengaruhi oleh interaksi dan keseimbangan antara -at pengatur tumbuh endogen

    dan -at pengatur tumbuh eksogen $*irni, 2011'.

    =aktor lain dalam hal mempengaruhi keberhasilan teknik kultur jaringan

    menggunakan kultur organ yaitu adalah pengaruh lingkungan tumbuh dengan

     beberapa parameter lingkungan yang ada dalam botol kultur terhadap

     pertumbuhan talus atau tunas, antara lain suhu, kelembaban dan +ahaya. (anaman

    umumnya dapat tumbuh pada lingkungan dengan suhu yang sama di setiap proses

     pertumbuhannya. /apat dimisalkan bah)a suhu pada siang hari dengan malam

    hari sangatlah berbeda sehingga tanaman mengalami perbedaan kondisi suhu yang

    lumayan +ukup besar. #leh karena itu, dalam laboratorium kultur in vitro dapat

    diatur dengan suhu yang selalu konstan yang tidak lebih tinggi dari suhu pada

    kondisi in vivo. &uhu yang dipergunakan dalam laboratorium suhu 21"25?@.

    (anaman tropis dapat dikulturkan pada suhuyang lebih tinggi dari tanaman empat

    musim sekitar 2?@ $23"!2?@' $7uliarti, 2010 50'.

    elembaban relatif dalam botol kultur dengan mulut botol yang ditutup

    dengan aluminium foil umumnya diperoleh kelembaban yang tinggi antara 80"

    99A. amun apabila sudah ditutup tapi masih sedikit longgar maka kelembaban

    relative dalam botol dapat lebih rendah dari 80A. elembaban di ruangan kultur 

     berada pada kelembaban relative diba)ah 0A dapat mengakibatkan botol kutur 

    yang tidak tertutup rapat dapat +epat menguap dan kering sehingga eksplan dan

     planlet yang dikulturkan akan kehilangan nutrisi yang terkandung pada media.

    elembaban udara relatif yang tinggi dalam botol kultur juga tidak baik untuk 

    eksplan dan planlet dikarenakan menyebabkan tanaman dapat tumbuh abnormal

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    20/36

    dengan daun yang lemah, mudah patah, tanaman ke+il"ke+il sehingga kondisi ini

    disebut vitrifikasi atau hiperhidro+ity $7usnita dalam *irni, 2011'.

    Pada teknik perbanyakan tanaman se+ara in vitro, kultur umumnya

    diinkubasikan pada sebuah ruang penyimpanan dengan penyinaran yang +ukup.

    Hal ini dikarenakantunas umumnya dapat dirangsang pertumbuhannya dengan

    adanya penyinaran. &umber +ahaya yang biasanya digunakan dalam ruangan

    kultur jaringan adalah lamu fluores+ent $(' yang dapat menghasilkan )arna

     putih, selain itu suhu ruang kultur dapat meningkat namun dalam jumlah yang

    sedikit. :ntesitas yang digunakan dalam ruang kultur sekitar 1B10 dari intensitas

    +ahaya yang dibutuhkan dalam keadaan normal. :ntensitas yang digunakan untuk 

     pertumbuhan tunas sekitar 600"1000 luC. &edangkan pada tahap perke+ambahan

    dan inisiasi akar hanya dapat dilakukan pada intensitas +ahaya yang lebih sedikit

    dibandingkan dengan pertumbuhan tunas $(riningsih, 201!'. ;erdasarkan

     pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bah)asanya lingkungan

    seperti suhu, kelembaban relatif udara, kuantitas serta kualitas +ahaya yang

    disebut intensitas +ahaya, lama penyinaran, dan panjang gelombang dalam botol

    kultur sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kalus, sebelum terjadi

     pertumbuhan organ atau juga jaringan yang tidak terpengaruh oleh beberapa

     parameter lingkungan yang ada dalam botol kultur selama proses kultur jaringan.

    BAB &" KE*IMPULAN DAN *ARAN

    &"# Ke!i3ulan

    1. #rgan tanaman yang mampu beregenerasi menjadi tanaman lengkap sehingga

    mempunyai sifat totipotensi. arena sifat tersebut tanaman dapat diperbanyak 

    dengan menggunakan teknik kultur jaringan. *aka dari itu eksplan yang

    digunakan berasal dari jaringan yang masih muda $juvenil' yang dikarenakan

    dapat mudah tumbuh dan beregenerasi dibandingkan jaringan yang sudah

    mature atau sudah mengalami diferensiasi lanjut. 4aringan muda yang

    digunakan memiliki sifat sel yang sangat aktif membelah dengan dinding sel

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    21/36

    yang masih belum kompleks. 4aringan muda yang sering digunakan antara lain

     pu+uk muda, kun+up muda, hipokotil, inflores+en+e yang belum de)asa.

    2. Fksplan yang steril dapat dihasilkan melalui proses sterilisasi bahan tanam

    dengan menggunakan bahan sterilisasi seperti @loroC atau bay+lin ditujukan

    karena bay+lin memiliki kandungan yang dapat membersihkan eksplan dari

     berbagai ma+am kontaminan baik berupa jamur, virus, bakteri. &ehingga pada

    eksplan yang steril dapat diperoleh planlet murni atau stok murni tanaman

    dalam jumlah yang besar dalam )aktu yang relatif lebih singkat serta dapat

    dipastikan bebas dari virus dan penyakit. *ultiplikasi atau perbanyakan yang

    diperoleh melalui penanaman se+ara in vitro sangat tinggi. Produksi bibit yang

     berkualitas, hasil yang homogen, dan dalam )aktu yang singkat dapat

    diperoleh jumlah yang sangat banyak juga dapat diperoleh melalui teknik 

     budidaya konvensional $Hobir et al  dalam nna, 201!'.

    &"% *aran

    /alam hal menaikkan keberhasilan pada praktikum ini, adapun beberapa

    saran yang pastinya perlu untuk diperhatikan, yaitu

    1. &angat memperhatikan kesterilan alat dan bahan dan memastikan semuanya

    dalam keadaan steril.

    2. &elalu memakai jas praktikum saat praktikum maupun pada saat

     pengamatan baik pada praktikan maupun asisten laboratorium untuk 

    menghindari adanya kontaminasi.

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    22/36

    DA/TAR PU*TAKA

    nna

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    23/36

    /)i %ahyuni rdiana dan :da =itrianingsih. 2010. (eknik ultur 4aringan

    (unas Pepaya dengan *enggunakan ;eberapa onsentrasi :;.  Dwi

    W Buletin e!ni! "ertanian Gol. 15, o. 2 52"55

    Hendaryono, /aisy P &riyanti %ijayanti, ri. 1993. e!ni! #ultur Jarin$an

    %eta!an !e&'(. 7ogyakarta anisius

    *arlin, 7ulian, dan Hermansyah. 2012. :nisiasi alus Fmbriogenik Pada

    ultur 4antung Pisang I@urupJ /engan Pemberian &ukrosa, ;ap /an

    2,3"/. :nitiation of embryogeni+ +allus formation of ;anana I@urupJ

    male bud +ulture supplemented )ith su+rose, ;P, and 2,3"/.  J.

     A$rivi$or '')*+, *-&*/(0 :&& 1312"2286

    *irni >lfa ;ustami. 2011. Penggunaan 2, 3"/ >ntuk :nduksi alus a+ang

    (anah. 1edia 2itban$ Sulten$ IV )*+, 1! K 131, :&& 199 K 591

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    24/36

    (riningsih, uthfi . * &iregar, ollie . P. Putri. 201!. Pertumbuhan

    Fksplan Puar (enangau $ 3lettario5sis &p.' &e+ara :n Gitro.  Jurnal 

    Online A$roe!ote!nolo$i Vol.'0 No.*0 :&& o. 2!!" 659

    7uliarti, urheti. 2010.  #ultur Jarin$an anaman S!ala 4umah an$$a.

    7ogyakarta ily Publisher 1

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    25/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    26/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    27/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    28/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    29/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    30/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    31/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    32/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    33/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    34/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    35/36

  • 8/18/2019 Laporan_Bioteknologi_Kultur_Jaringan.doc

    36/36