laporan tangki berpengaduk.pdf

Upload: ella-awaltanova

Post on 09-Oct-2015

235 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 1

    Tangki Berpengaduk (Stirred Tank)

    Oleh:

    Kelompok I

    KELAS A

    Ella Awaltanova 1107111628

    Gede Indra LW 1107114312

    Nur Khairiati 1107114208

    Rahmad Rasyidin 1107114272

    Sastra Silvester G 1107114148

    PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

    PEKANBARU

    2013

  • ABSTRAK

    Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang

    diaduk seperti molekul-molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar

    (terdispersi).Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan pola-pola aliran yang terjadi

    dalam tangki berpengaduk, menjelaskan pengaruh penggunaan sekat dan tanpa sekat

    pada pola aliran yang ditimbulkan, menghitung kebutuhan daya yang diperlukan untuk

    suatu operasi pencampuran dan menentukan karakteristik daya pengaduk.Variabel yang

    digunakan dalam praktikum ini adalah jenis pengaduk (propeller, paddle, dan turbin),

    tangki berpenyekat dan tangki tanpa penyekat. Dari percobaan didapatkan hasil, pada

    pengaduk paddle pola aliran yang dihasilkan adalah pola aliran radial sedangkan pada

    pengaduk propeller pola aliran yang dihasilkan adalah pola aliran aksial. Hubungan

    antara kecepatan pengaduk dengan daya adalah berbanding lurus. Besarnya daya

    bergantung pada bentuk impeller, kecepatan putar dan sifat fisis fluida. Besarnya daya

    yang dibutuhkan untuk menggerakkan impeller juga dipengaruhi oleh perbandingan

    lebar daun impeller dengan diameternya, serta besar daya yang dibutuhkan pada sistem

    tangki tanpa sekat lebih besar daripada sistem tangki bersekat.

    Kata kunci : Daya, impeller, pola aliran,, tangki berpengaduk

  • BAB II

    METODOLOGI PERCOBAAN

    2.1 Bahan

    1. Fluida : Air

    2. Potongan-potongan kertas plastik merah

    2.2 Alat

    1. Satu unit tangki berpengaduk

    2. Impeller : propeller, paddle dan turbin

    3. Sekat

    2.3 Prosedur Percobaan

    2.3.1 Penentuan Pola Aliran Fliuda

    1. Tangki diisi dengan air hingga ketinggian 30 cm dari dasar tangki.

    2. Pengaduk dipasang pada posisi yang tersedia pada batang poros

    tangki pengaduk.

    3. Motor pengaduk dihidupkan.

    4. Kecepatan putar motor diatur dengan penambahan kecepatan yang

    tidek terlalu besar (sekitar 25 rpm).

    5. Gerakan fluida (air) di dalam tangki diamati, sampai terlihat

    pusaran air yang membentuk vorteks pada permukaan air.

    6. Sejumlah potongan kertas ditambahkan (dimasukkan) ke dalam

    tangki.

    7. Pola aliran yang terbentuk diamati dan digambar.

    2.3.2 Penentuan Karakteristik Daya Pengaduk

    1. Tangki diisi dengan fluida air hingga ketinggian 30 cm dari dasar

    tangki.

    2. Pengaduk yang telah ditentukan, dipasang pada posisi yang

    tersedia.

    3. Klem penyetel neraca pegas dikendorkan sehingga memungkinkan

    dynamometer dapat bebas bergerak.

  • 4. Posisi kedudukan dinamometer diatur pada posisi netral. Jika

    dianggap perlu, bar setting dapat dipakai untuk mengatur tegangan

    pegas.

    5. Panjang tali (pada pegas) diatur sehingga posisi indicator/penunjuk

    garis dengan tanda (garis putih) dan selubung pegas pada posisi

    netral.

    6. Laju putaran motor diatur, dengan memutar pengatur kecepatan

    motor pada panel kendali, dengan kenaikan yang tetap.

    7. Catat perubahan daya setiap kenaikan putaran.

    8. Ulangi prosedur untuk jenis pengduk yang lain atau yang telah

    ditentukan.

  • BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1. Hasil Pengamatan

    3.1.1. Percobaan 1 : Penentuan Pola Aliran

    Tabel 1. Pola Aliran Dalam Tangki Berpengaduk

    Jenis

    Impeller Gambar Impeller Sketsa Pola Aliran

    Propeller

    Paddle

    Turbin

  • 3.1.2. Percobaan 2 : Penentuan Karakteristik Daya Pengaduk

    1. Propeller

    a. Propeller tanpa sekat

    = 1000 Kg/m3

    = 0.0014 Kg/m s

    D = 0.014 m

    Tabel 2. Data Penentuan Karakteristik Daya Pengaduk Propeller Tanpa Sekat

    Pengamatan

    Laju

    Putaran

    (rpm)

    Laju

    Putaran, (rad/detik)

    Gaya,

    F (N)

    Torque,

    T (Nm-

    2)

    Daya,

    W

    (watts)

    Power

    Number

    (Po)

    Reynold

    Number

    (Re)

    1 25 0,416666667 0 0 0 0 10971,42857

    2 50 0,833333333 0 0 0 0 21942,85714

    3 75 1,25 0 0 0 0 32914,28571

    4 100 1,666666667 0 0 0 0 43885,71429

    5 125 2,083333333 0 0 0 0 54857,14286

    6 150 2,5 0 0 0 0 65828,57143

    7 175 2,916666667 0 0 0 0 76800

    8 200 3,333333333 0 0 0 0 87771,42857

    9 225 3,75 0 0 0 0 98742,85714

    10 250 4,166666667 0 0 0 0 109714,2857

    11 275 4,583333333 0 0 0 0 120685,7143

    12 300 5 0 0 0 0 131657,1429

    b. Propeller dengan sekat

    = 1000 Kg/m3

    = 0.0014 Kg/m s

    D = 0.014 m

    Tabel 3. Data Penentuan Karakteristik Daya Pengaduk Propeller Dengan Sekat

    Pengamatan

    Laju

    Putaran

    (rpm)

    Laju

    Putaran, (rad/detik)

    Gaya,

    F (N)

    Torque,

    T (Nm-2)

    Daya,

    W

    (watts)

    Power

    Number

    (Po)

    Reynold

    Number (Re)

    1 25 0,416666667 0 0 0 0 10971,42857

    2 50 0,833333333 0 0 0 0 21942,85714

    3 75 1,25 0 0 0 0 32914,28571

    4 100 1,666666667 0 0 0 0 43885,71429

    5 125 2,083333333 0 0 0 0 54857,14286

    6 150 2,5 0 0 0 0 65828,57143

    7 175 2,916666667 0 0 0 0 76800

    8 200 3,333333333 0 0 0 0 87771,42857

    9 225 3,75 0 0 0 0 98742,85714

    10 250 4,166666667 0 0 0 0 109714,2857

    11 275 4,583333333 0 0 0 0 120685,7143

    12 300 5 0 0 0 0 131657,1429

  • 2. Paddle

    a. Paddle tanpa sekat

    = 1000 Kg/m3

    = 0.0014 Kg/m s

    D = 0.204 m

    Tabel 4. Data Penentuan Karakteristik Daya Pengaduk Paddle Tanpa Sekat

    Pengamatan

    Laju

    Putaran

    (rpm)

    Laju

    Putaran, (rad/detik)

    Gaya,

    F (N)

    Torque, T

    (Nm-2)

    Daya, W

    (watts)

    Power

    Number

    (Po)

    Reynold

    Number

    (Re)

    1 25 0,416666667 0 0 0 0 12385,71429

    2 50 0,833333333 0 0 0 0 24771,42857

    3 75 1,25 0 0 0 0 37157,14286

    4 100 1,666666667 0 0 0 0 49542,85714

    5 125 2,083333333 0,03 0,0033 0,006875 8,95583E-05 61928,57143

    6 150 2,5 0,22 0,0242 0,0605 0,000456084 74314,28571

    7 175 2,916666667 1 0,11 0,320833333 0,001523101 86700

    8 200 3,333333333 1,3 0,143 0,476666667 0,001515961 99085,71429

    9 225 3,75 1,73 0,1903 0,713625 0,001593991 111471,4286

    10 250 4,166666667 1,73 0,1903 0,792916667 0,001291132 123857,1429

    11 275 4,583333333 1,73 0,1903 0,872208333 0,001067052 136242,8571

    12 300 5 1,73 0,1903 0,9515 0,00089662 148628,5714

    b. Paddle dengan sekat

    = 1000 Kg/m3

    = 0.0014 Kg/m s

    D = 0.204 m

    Tabel 5. Data Penentuan Karakteristik Daya Pengaduk Paddle Dengan Sekat

    Pengamatan

    Laju

    Putaran

    (rpm)

    Laju

    Putaran, (rad/detik)

    Gaya,

    F (N)

    Torque, T

    (Nm-2)

    Daya, W

    (watts)

    Power

    Number

    (Po)

    Reynold

    Number

    (Re)

    1 25 0,416666667 0 0 0 0 12385,71429

    2 50 0,833333333 0 0 0 0 24771,42857

    3 75 1,25 0,6 0,066 0,0825 0,004975462 37157,14286

    4 100 1,666666667 1,7 0,187 0,311666667 0,007929642 49542,85714

    5 125 2,083333333 1,73 0,1903 0,396458333 0,005164529 61928,57143

    6 150 2,5 1,73 0,1903 0,47575 0,003586479 74314,28571

    7 175 2,916666667 1,73 0,1903 0,555041667 0,002634964 86700

    8 200 3,333333333 1,73 0,1903 0,634333333 0,002017394 99085,71429

    9 225 3,75 1,73 0,1903 0,713625 0,001593991 111471,4286

    10 250 4,166666667 1,73 0,1903 0,792916667 0,001291132 123857,1429

    11 275 4,583333333 1,73 0,1903 0,872208333 0,001067052 136242,8571

    12 300 5 1,73 0,1903 0,9515 0,00089662 148628,5714

  • 3. Turbin

    a. Turbin tanpa sekat

    = 1000 Kg/m3

    = 0.0014 Kg/m s

    D = 0.12 m

    Tabel 6. Data Penentuan Karakteristik Daya Pengaduk Turbin Tanpa Sekat

    Pengamatan

    Laju

    Putaran

    (rpm)

    Laju

    Putaran, (rad/detik)

    Gaya,

    F (N)

    Torque,

    T (Nm-2)

    Daya, W

    (watts)

    Power

    Number

    (Po)

    Reynold

    Number

    (Re)

    1 25 0,416666667 0 0 0 0 4285,714286

    2 50 0,833333333 0 0 0 0 8571,428571

    3 75 1,25 0 0 0 0 12857,14286

    4 100 1,666666667 0 0 0 0 17142,85714

    5 125 2,083333333 0 0 0 0 21428,57143

    6 150 2,5 0 0 0 0 25714,28571

    7 175 2,916666667 0 0 0 0 30000

    8 200 3,333333333 0 0 0 0 34285,71429

    9 225 3,75 0 0 0 0 38571,42857

    10 250 4,166666667 0 0 0 0 42857,14286

    11 275 4,583333333 0,03 0,0033 0,015125 9,09091E-05 47142,85714

    12 300 5 0,2 0,022 0,11 0,000509259 51428,57143

    b. Turbin dengan sekat

    = 1000 Kg/m3

    = 0.0014 Kg/m s

    D = 0.12 m

    Tabel 7. Data Penentuan Karakteristik Daya Pengaduk Turbin Dengan Sekat

    Pengamatan

    Laju

    Putaran

    (rpm)

    Laju

    Putaran, (rad/detik)

    Gaya, F

    (N)

    Torque, T

    (Nm-2)

    Daya, W

    (watts)

    Power

    Number

    (Po)

    Reynold

    Number

    (Re)

    1 25 0,416666667 0 0 0 0 4285,714286

    2 50 0,833333333 0 0 0 0 8571,428571

    3 75 1,25 0 0 0 0 12857,14286

    4 100 1,666666667 0 0 0 0 17142,85714

    5 125 2,083333333 0 0 0 0 21428,57143

    6 150 2,5 0 0 0 0 25714,28571

    7 175 2,916666667 0,02 0,0022 0,006416667 0,00014966 30000

    8 200 3,333333333 0,5 0,055 0,183333333 0,002864583 34285,71429

    9 225 3,75 0,7 0,077 0,28875 0,003168724 38571,42857

    10 250 4,166666667 0,85 0,0935 0,389583333 0,003116667 42857,14286

    11 275 4,583333333 0,95 0,1045 0,478958333 0,002878788 47142,85714

    12 300 5 1,45 0,1595 0,7975 0,00369213 51428,57143

  • 3.2. Pembahasan

    3.2.1. Pola Aliran

    Sistem tangki berpengaduk yang digunakan dalam percobaan ini

    merupakan tangki silinder tegak. Tangki ini memiliki tinggi (Z) 42,3 cm yang

    dihitung dari dasar tangki hingga bagian paling atas tangki. Diameter tangki (Dt)

    memiliki garis tengah 30 cm. Impeller dipasang pada jarak (E) 13,5 cm dari dasar

    tangki. Lebar impeller (W) dan diameter impeller (Da) bergantung pada tipe

    impeller yang digunakan. Fluida yang digunakan adalah air. Fluida diisi hingga

    ketinggian (H) 30 cm. Penyekat atau baffle yang digunakan terdiri atas empat

    lempeng batang yang terpasang dalam satu kesatuan. Lebar dari keempat baffle ini

    adalah 2,5 cm.

    j

    H

    Dt

    Da E

    Gambar 3.2.1. Dimensi Tangki Berpengaduk

    Keterangan Gambar:

    Dt : Diameter tangki = 30 cm

    H : Tinggi Fluida = 30 cm

    J : Lebar sekat = 2,5 cm

    Z : Tinggi Tangki = 42,3 cm

    W : Lebar Pengaduk

    Da : Diameter Pengaduk

    E : Jarak pengaduk ke dasar tangki = 13,5 cm

    L : Panjang Pengaduk

    Dari percobaan dapat dilihat pola sirkulasi yang dibangkitkan dari semua

    impeller, yaitu :

  • 1. Propeller

    Pada propeler pola aliran atau sirkulasi fluida timbul dari dasar, kemudian

    bergerak ke sisi, dan selanjutnya ke atas. Untuk tangki bersekat sirkulasi fluida

    lebih besar dan kasar. Jika dilihat dari atas terlihat aliran yang acak.

    2. Paddle

    Umumnya pola sirkulasi yang dibangkitkan pada impeller jenis paddle

    adalah radial. Hal yang mempengaruhi pola sirkulasi pada paddle adalah lebar

    daun paddle. Untuk paddle dengan sekat, pola sirkulasi yang dibangkitkan relatif

    sama dengan paddle tanpa sekat. Namun pada paddle tanpa sekat vorteks timbul

    dengan cepat dibanding dengan paddle yang menggunakan sekat. Sekat berfungsi

    sebagai pencegah timbulnya vorteks yang terjadi pada fluida yang diaduk.

    3. Turbin

    Pola sirkulasi yang terbentuk pada turbin adalah radial. Sirkulasi fluida

    terbentuk dari daun turbin kemudian bergerak ke arah sisi tangki. Bergerak di

    dinding, dan membelok ke atas dan ke dasar tangki. Pada kecepatan pengadukan

    yang tinggi, terjadi vorteks pada aliran.

    3.2.2. Penentuan Karakteristik Daya Pengaduk

    3.2.2.1. Hubungan antara Kecepatan Pengaduk dengan Npo untuk Tipe

    Pengaduk Propeller, Paddle, dan Turbin dalam Tangki Tanpa Sekat

    Pada gambar 3.2. dapat dilihat hubungan antara kecepatan pengaduk

    dengan NPo untuk tipe pengaduk propeller, paddle, dan turbin dalam tangki tanpa

    sekat.

    Gambar 3.2. Kurva Kecepatan Putaran Pengaduk Vs NPo Impeller tanpa

    sekat

  • Berdasarkan Gambar 3.2, dapat dilihat bahwa antara kecepatan pengaduk

    dan NPo dari tipe pengaduk jenis paddle, dan turbin terjadi kenaikan. Semakin

    tinggi nilai kecepatan pengaduk, maka semakin tinggi pula nilai NPo dari masing-

    masing pengaduk. Sedangkan untuk jenis impeller yang menghasilkan NPo yang

    paling besar adalah paddle. Hal ini dikarenakan perbandingan lebar daun

    pengaduk dengan diameternya yang lebih besar daripada tipe pengaduk lainnya.

    Semakin besar perbandingan lebar daun pengaduk dengan diameternya, daya yang

    dibutuhkan untuk menggerakkan impeller akan semakin besar, sehingga

    menghasilkan NPo yang besar juga. Secara umum, untuk mendapatkan kecepatan

    pengaduk yang besar, dapat dilakukan dengan memperbesar kecepatan putar dari

    masing-masing pengaduk.

    3.2.2.2. Hubungan antara Kecepatan Pengaduk dengan Npo untuk Tipe

    Pengaduk Propeller, Paddle, dan Turbin dalam Tangki Bersekat

    Gambar 3.3. Kurva Kecepatan Putaran Pengaduk Vs Npo Impeller dengan sekat

    Berdasarkan Gambar 3.3, dapat dilihat bahwa antara kecepatan pengaduk

    dan NPo dari tipe pengaduk jenis paddle, dan turbin terjadi kenaikan. Semakin

    tinggi nilai kecepatan pengaduk, maka semakin tinggi pula nilai NPo dari masing-

    masing pengaduk. Sedangkan untuk jenis impeller yang menghasilkan NPo yang

    paling besar adalah paddle yaitu pada kecepatan 100 rpm. Setelah nilai optimum

    NPo tercapai maka terjadi penurunan nilai NPo pada impeller paddle. Hal ini

    disebabkan pada kondisi 100 rpm, angka pada alat ukur gaya telah mencapai

    maksimal. Sehingga, jika kecepatan dinaikkan, gaya yang diperlukan sama

  • dengan kecepatan 100 rpm, namun aliran yang terbentuk menyebabkan timbulnya

    vorteks.

    Dari Gambar 3.2 dan 3.3, dapat dilihat bahwa tangki yang menggunakan

    sekat, nilai bilangan daya (power)-nya lebih besar dibandingkan dengan tangki

    tanpa sekat. Besarnya bilangan daya (power) disebabkan karena pada tangki

    bersekat, daya yang digunakan lebih besar dan dipengaruhi oleh daun sekat

    sehingga memperlambat pengadukan.

    3.2.2.3. Hubungan antara Kecepatan Pengaduk dengan NRe untuk Tipe

    Pengaduk Propeller, Paddle, dan Turbin dalam Tangki Tanpa Sekat

    Gambar 3.4. Kurva Kecepatan Putaran Pengaduk Vs NRe Impeller tanpa Sekat

    Dari Gambar 3.4, dapat dilihat bahwa antara kecepatan pengaduk dan NRe

    dari tipe pengaduk jenis propeller, paddle dan turbin terjadi kenaikan linier.

    Semakin tinggi nilai kecepatan pengaduk, maka semakin tinggi pula nilai NRe

    dari masing-masing pengaduk. Sedangkan untuk jenis impeller yang

    menghasilkan NRe yang paling besar adalah paddle. Hal ini dikarenakan

    diameternya yang lebih besar daripada tipe pengaduk lainnya. Semakin besar

    diameter pengaduknya, NRe yang didapat akan semakin besar. NRe yang didapat

    pada jenis impeller dalam tangki tidak berpenyekat yaitu lebih besar dari 1 x104.

    Angka tersebut menunjukkan pola aliran yang terbentuk adalah aliran turbulen

    yang ditandai dengan adanya vorteks di sekitar pengaduk.

  • 3.2.2.4. Hubungan antara Kecepatan Pengaduk dengan NRe untuk Tipe

    Pengaduk Propeller, Paddle, dan Turbin dalam Tangki Bersekat

    Gambar 3.5. Kurva Kecepatan Putaran Pengaduk Vs NRe Impeller tanpa Sekat

    Dari Gambar 3.5, dapat dilihat bahwa antara kecepatan pengaduk dan NRe

    dari tipe pengaduk jenis propeller, paddle dan turbin terjadi kenaikan linier.

    Semakin tinggi nilai kecepatan pengaduk, maka semakin tinggi pula nilai NRe

    dari masing-masing pengaduk. Sedangkan untuk jenis impeller yang

    menghasilkan NRe yang paling besar adalah paddle. Hal ini dikarenakan

    diameternya yang lebih besar daripada tipe pengaduk lainnya. Semakin besar

    diameter pengaduknya, NRe yang didapat akan semakin besar. NRe yang didapat

    pada jenis impeller dalam tangki tidak berpenyekat yaitu lebih besar dari 1 x104.

    Angka tersebut menunjukkan pola aliran yang terbentuk adalah aliran turbulen

    yang ditandai dengan adanya vorteks di sekitar pengaduk.

  • BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan

    1. Pengadukan dengan menggunakan impeller yang berbeda menghasilkan

    pola aliran yang berbeda. Paddle menghasilkan pola aliran radial, propeller

    menghasilkan pola aliran axial, dan turbin menghasilkan pola aliran

    tangensial.

    2. Hubungan kecepatan pengadukan berbanding lurus dengan daya yang

    dibutuhkan, yaitu semakin besar kecepatan pengadukan, maka semakin

    3. Besarnya daya bergantung pada bentuk impeller dan kecepatan putar. Ini

    terbukti dengan semakin besarnya ukuran impeller yang digunakan maka

    daya yang diperlukan akan semakin besar.

    4.2 Saran

    1. Hati-hati memasang motor dengan tangki pengaduknya

    2. Dalam mengamati gaya yang terbaca pada bar setting sebaiknya teliti.

  • LAMPIRAN A

    CONTOH PERHITUNGAN

    A. Pengukuran Dimensi Alat

    1. Tangki

    Diameter tangki = 28,7 cm

    Tinggi tangki = 42.3 cm

    Volume tangki =27,12 L

    2. Impeller

    Propeller

    Jumlah daun pengaduk : 3 buah

    Diameter : 0.014 m

    Paddle

    Jumlah daun : 2 buah

    Diameter : 0,204 m

    Panjang daun pengaduk : 0,061 m

    Lebar daun pengaduk : 0,021 m

    Turbin

    Diameter : 0,12 m

    B. Contoh Perhitungan Menentukan Karakteristik Daya Pengaduk

    Misalkan pada paddle.

    a) Laju Putaran,

    75 rpm = s

    rad85,7

    rpm

    srad

    60

    14.3275

    b) Torque, T (Nm)

    T = -2Nm 066,011.06,0 0.11 (F) Gaya

  • c) Daya, P (Watt)

    P = Watt5181,0s

    rad7,85Nm 066,0 T 2-

    d) Bilangan Daya

    53DN

    PN Po

    =

    410261,1

    m 0,204s

    rad85,7

    m

    kg 1000

    5181,0

    3

    3

    3

    xwatt

    e) Bilangan Reynold

    2

    Re

    NDN =

    233346,85

    m.s

    kg0014,0

    .204m0s

    rad85,7

    m

    kg1000

    2

    Catatan : cara perhitungan setiap data dihitung dengan cara yang sama.