keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN KHUSUS KESELAMATAN KERJA PADA PENGANGKUTAN AMONIAK CAIR TANGKI SILINDER DI UNIT LOADING PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh: Ryana Ayu Setia Kurniasari NIM. R0006144 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: vuongdan

Post on 12-Jan-2017

224 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

LAPORAN KHUSUS

KESELAMATAN KERJA PADA

PENGANGKUTAN AMONIAK CAIR TANGKI SILINDER DI UNIT LOADING PT.

PETROKIMIA GRESIK

Oleh:

Ryana Ayu Setia Kurniasari NIM. R0006144

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2009

Page 2: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

Laporan Khusus dengan judul :

Keselamatan Kerja Pada Pengangkutan Amoniak Tangki Silinder di Unit Loading PT. Petrokimia Gresik

dengan peneliti :

Ryana Ayu Setia Kurniasari NIM. R0006144

telah diuji dan disahkan pada:

Hari : ……. …tanggal : …………... Tahun:……… Pembimbing I Pembimbing II Lusi Ismayenti, ST, M.Kes. Dra. Sri Hartati H, Apth, SU NIP. 19720322 200812 2 001 NIP. 130 786 653

An. Ketua Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS

Sekretaris,

Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP. 19650706 198803 1 002

Page 3: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PERUSAHAAN

Laporan Khusus dengan judul :

Keselamatan Kerja pada Pengangkutan Amoniak Cair Tangki Silinder di

Unit Loading PT. Petrokimia Gresik

disusun oleh :

Ryana Ayu Setia Kurniasari NIM. R0006144

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal :

Karo Lingkungan & K3 Pembimbing

Ir. Rusdiyanto Ir. A. Alfian Rusdi

Page 4: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

RYANA AYU SETIA KURNIASARI, 2009. KESELAMATAN KERJA PADA PENGANGKUTAN AMONIAK CAIR TANGKI SILINDER DI UNIT LOADING PT. PETROKIMIA GRESIK. PROGRAM D-III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui penerapan keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak khususnya pada tangki silinder. Sebagaimana diketahui amoniak adalah bahan berbahaya dan beracun sehingga dalam penanganannya maupun pengangkutannya tidak boleh salah.

Kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah dalam pengangkutan amoniak cair terdapat potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan pada saat pengangkutan. Amoniak cair adalah bahan kimia yang dalam distribusinya diperlukan penerapan pengangkutan amoniak cair. Diperlukan pengawasan carrier safety, pencegahan, dan lokalisir kebocoran sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dalam pengangkutan amoniak cair sehingga didapatkan penerapan pengangkutan amoniak cair yang aman.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Survey Diskriptif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu mengetahui tingkat keselamatan pengangkutan amoniak tangki silinder sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku atau belum.

Hasil penelitian menunjukkan keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder sudah dikategorikan baik. Dengan adanya persyaratan kendaraan pengangkut, pengemudi, pelaksanaan pengangkutan, dan penyediaan pengamanan kebocoran yang sudah memadai semua. Hal ini menunjukkan bahwa pengangkutan amoniak cair tangki silinder sudah memenuhi syarat yang berlaku. Upaya pencegahan kecelakaan kerja pada pengangkutan ini dengan menerapkan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.SK.725/AJ.302/DRJD/2004 tentang Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Jalan. Kata Kunci : Keselamatan Kerja Kepustakaan : 10, 1987-2005

Page 5: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,

karena berkat ridho dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penulisan tugas akhir ini yang berjudul : “Keselamatan Kerja pada Pengangkutan

Amoniak Tangki Silinder di Unit Loading PT. Petrokimia Gresik”.

Penulisan laporan ini dalam rangka tugas akhir serta sebagai salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas

dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini juga

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu mengarahkan, memberi dorongan hingga tersusunnya laporan ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. A. A Subiyanto, dr, MS, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak dr. Putu Suriyasa, MS, PKK, SP. OK. Selaku ketua Program Diploma

III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Lusi Ismayenti, ST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I.

4. Ibu dra. Sri Hartati H, Apth, SU selaku Dosen Pembimbing II.

5. Pimpinan Perusahaan PT. Petrokimia Gresik yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

(PKL).

Page 6: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

6. Bapak Alfian Rusdi selaku Kepala Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

di PT Petrokimia Gresik yang telah memeberikan kesempatan praktek kerja

lapangan.

7. Bapak Drs. Suhud Muhtar selaku staff K3LH PT. Petrokimia Gresik.

8. Bapak Susantio selaku koordinator Keselamatan Kerja pabrik I yang juga rela

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan masukan-

masukan untuk kesempurnaan laporan ini.

9. Semua karyawan PT. Petrokimia Gresik yang tidak dapat disebutkan satu per

satu atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan.

10. Kedua orang tua dan adikku yang tak hentinya memberi motivasi dalam

melakukan kegiatan.

11. Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu memberiku semangat Azis, Tyas,

Sasa, Tya, Septi, Hanief, Rofiek, dan teman-teman seperjuanganku semua.

12. Semua pihak yang membantu hingga selesainya laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis masih mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

dari semua pihak guna penyempurnaan lebih lanjut.

Semoga penulisan laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca umumnya.

Surakarta, Mei 2009

Penulis

Page 7: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PERUSAHAAN ............................................... iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

C. . Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 5

B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 27

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 27

B. Persiapan ....................................................................................... 27

C. Lokasi Penelitian ........................................................................... 27

Page 8: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

D. Sumber Data .................................................................................. 28

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28

F. Analisis Data ................................................................................. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 30

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 30

B. Pembahasan ................................................................................... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 38

A. Kesimpulan ................................................................................... 38

B. Saran .............................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 40

LAMPIRAN

Page 9: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sifat Amoniak Menurut NFPA ............................................................ 6

Page 10: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penandaan Kemasan Amoniak .................................................... 20

Gambar 2. Bagan Kerangka pemikiran ......................................................... 26

Page 11: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Pemberian Sertifikat Izin Mengangkut B3 Produk PT.

Petrokimia Gresik

Lampiran 2. Prosedur Penyerahan Amoniak

Page 12: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam usaha meningkatkan kegiatan dan perkembangan ekonomi,

Indonesia telah mengembangkan berbagai jenis industri, di antaranya industri

pupuk, pestisida, kertas, pengolahan minyak dan gas bumi, obat-obatan dan

sebagainya. Industri-industri tersebut banyak memperbanyak bahan kimia sebagai

bahan baku maupun bahan pembantu dan atau memproduksi bahan-bahan kimia

yang langsung dipakai oleh masyarakat. Bagi para pekerja yang bekerja dalam

industri atau pabrik pengguna atau yang memproduksi bahan kimia, mereka tak

lepas dari bahaya kimia terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Segala usaha

harus dapat dilakukan untuk dapat mengurangi atau menghilangkan sama sekali

bahaya tersebut di atas terhadap para pekerja. Karena hanya pada kondisi ruang

kerja yang sehat dan bebas dari bahaya kecelakaan atau sakit akibat kerja seorang

pekerja dapat bekerja dengan aman, efektif, dan efisien (Depnaker R.I, 1999).

Salah satu bahan kimia berbahaya yang diperdagangkan adalah amoniak

(NH3). Amoniak adalah bahan yang sangat berguna di industri pupuk dan industri

kimia. Selain itu amoniak juga berguna dalam industri makanan. Kegunaan

amoniak di industri pupuk antara lain sebagai pembuat urea, Za, phonska,

Diamonuim phospate dan Monoamonium phospate. Amoniak pada industri kimia

digunakan untuk pembuatan asam nitrat, soda ash, Ammonuim chloride,

Hydrazine (LPPK Alkon, 1998).

Page 13: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

Disamping bahan bermanfaat, amoniak tergolong bahan sangat beracun

dan berbahaya. Amoniak tergolong bahan beracun dengan tingkat sangat beracun

yang dilambangkan dengan tengkorak manusia. Amoniak cair tergolong sangat

berbahaya dengan sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisika amoniak antara lain suatu

gas yang tidak berwarna , berbau sangat tajam, lebih ringan daripada udara

(vapour density = 0,6), gas yang mudah terbakar, memiliki titik nyala sendiri.

Dalam setiap pabrik penghasil atau pengolah bahan kimia, biasanya melibatkan

puluhan bahkan ratusan jenis bahan kimia lain dan kadang kala dalam kondisi

yang dapat meningkatkan sifat bahaya bahan-bahan kimia terhadap manusia (ILO,

1987).

Beberapa contoh kecelakaan saat bekerja dengan amoniak misalnya ; truk

pengangkut amoniak meledak di Rumania yang menyebabkan 10 orang tewas

termasuk regu penyelamat dan wartawan, kesalahan memindahkan amoniak cair

di PT. Ajinomoto Mojokerto, kebocoran tangki amoniak di PT. Petrokimia

Gresik, meledaknya tangki amoniak di Gempol Sidoharjo, truk pengangkut

amoniak cair terguling di jalan tol Dupak Surabaya, peledakan di pabrik unit

amoniak PT. Petrokimia Gresik

Bekerja dengan bahan amoniak mengandung resiko baik dalam proses ,

penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya. Demikian pula dalam

kegiatan pengangkutannya karena diperlukan penerapan khusus dalam

mengangkut amoniak. Demikian besarnya bahaya amoniak tersebut, penanganan

yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangan resiko bahaya yang

diakibatkannya (LPPK Alkon, 1998).

Page 14: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat

mengambil judul ”Keselamatan Kerja pada Pengangkutan Amoniak Cair

Tangki Silinder di Unit Loading PT. Petrokimia Gresik”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah

sebagai berikut :

”Apakah keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder di

unit loading PT. Petrokimia Gresik sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak

cair tangki silinder di unit loading PT. Petrokimia Gresik sudah sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Dapat mengetahui potensi bahaya pada pengangkutan amoniak cair dan

dapat mengetahui upaya pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan pada

pengangkutan amoniak cair.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan informasi dan masukan bagi

PT. Petrokimia Gresik serta perusahaan sebagai konsumen amoniak cair dan

Page 15: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4

distributor sebagai penyedia angkutan serta awak kendaraan untuk melakukan

pencegahan dan pengendalian terhadap potensi bahaya amoniak cair yang

ditimbulkan oleh karena ketidaktepatan saat proses pengangkutan khususnya pada

tangki silinder.

c. Bagi Program DIII Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Dapat menambah sumber referensi kepustakaan tentang keselamatan kerja

pada pengangkutan amoniak cair.

Page 16: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan pustaka

1. Amoniak (NH3)

a. Sifat-Sifat Umum Amoniak

Menurut safety officer amoniak mempunyai beberapaa sifat umum

diantaranya :

1. Reaksi pembuatan amoniak adalah N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

2. Suatu gas yang tidak berwarna, berbau sangat tajam.

3. Di bawah tekanan, gas ini mudah dicairkan.

4. Mudah larut dalam air.

5. Lebih ringan dari udara (vapour density = 0,6)

6. Larut dalam etanol, metanol, kloroform, dan eter.

7. Gas yang mudah terbakar.

8. Titik nyala sendiri = 6510C

9. LEL ( Low Explosive Limit) = 16%

UEL (Upper Explosive Limit) = 25%

10. Titik Leleh = -77,70C

11. Titik didih = -33,50C

12. Bahaya utamanya toksik dan mengikis.

Page 17: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

6

13. Larutan amonia boleh digunakan sebgai pembersih, memutih dan mengurangi bau

busuk. Larutan pembersih yang dijual kepada konsumer menggunakan larutan

ammonia hidroksida cair sebagai bahan pembersih utama.

14. Kebanyakan dari logam-logam tidak dipengaruhi oleh gas amoniak, tetapi bila

gas ini tercampur dnegan air dengan jumlah yang sangat sedikit atau uap air, gas

amoniak dan amoniak cair akan menyerang logam-logam seperti perak, seng, dan

logam-logam panduan lainnya.

Menurut NFPA sifat amoniak adalah 301 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1 Sifat Amoniak Menurut NFPA

Angka Keterangan

3 Menunjukkan bahwa bahaya kesehatan bahan yang pada paparan

singkat dapat menyebabkan luka parah sementara atau cacat,

walaupun pengobatan telah diberikan

2 Menunjukkan bahwa bahaya kesehatan bahan yang pada pemaparan

akan menyebabkan akan menyebabkan keterpaan intensif dan terus

menerus berakibat serius, kecuali ada pertolongan.

1 Menunjukkan bahaya mudah terbakar adalah termasuk bahan yang

harus dipanaskan sebelum dapat menyala.

0 Menunjukkan bahwa reaktivitas bahan adalah bahan yang dari

sifatnya sendiri tidak stabil, tidak teaktif meskipun kena panas atau

suhu tinggi.

Page 18: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

b. Nilai Ambang Batas Amonia

Menurut Siswanto Nilai Ambang Batas (NAB) pada amoniak yang pernah

ditetapkan adalah berbeda-beda, antara lain :

1) Menurut ACGIH = 25 ppm (TLV-TWA) dan 35 ppm (TLV-STEL)

2) Menurut OSHA = 50 ppm (TWA)

3) Menurut NIOSH = 50 ppm/ 5 menit (Ceil)

4) Menurut COSHH = 500 ppm

c. Bahaya Amoniak

Amoniak adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini

didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas. Amoniak sendiri adalah senyawa

kaustik (menimbulkan iritasi/ rangsangan) dan dapat merusak kesehatan. Batas 15

menit bagi kontak dengan amoniak dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8

jam untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amoniak berkonsentrasi tinggi dapat

menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amoniak diatur

sebagai gas tak mudah terbakar, amoniak masih digolongkan sebagai bahan beracun

jika terhirup, dan pengangkutan amoniak berjumlah lebih besar dari 3.500 galon

(13,248 L) harus disertai surat izin (www.wikipedia.org, 2009).

Menurut Imamkhasani amoniak merupakan gas bertekanan tinggi dan bersifat

racun, akspiksian, korosif, dan mudah terbakar. Gas tersebut harus disimpan dalam

Page 19: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

silinder bertekanan dengan keadaan terlindung, bebas panas, dan goncangan, terikat

kuat serta bebas dari kebocoran kran .

Amoniak sangat berbahaya, jika terhirup dapat merusak saluran pernapasan

terutama saluran pernapasan bagian atas. Saluran pernapasan yang terangsang

amoniak akan membengkak, hingga pernapasan terganggu karena penyempitan

saluran pernapasan itu. Lebih parah lagi, saluran lendir yang terangsang akan

mengeluarkan sekret (cairan getah) sehingga pernapasan pun terhambat,dan korban

akan mengalami sesak napas. Bila tidak segera ditolong korban akan pingsan. Lebih

jauh, bila jaringan yang terangsang mengalami kerusakan, akan terjadi pendarahan di

sepanjang saluran pernapasan dan darah akan keluar bersama batuk (LPPK Alkon,

1998).

Bila amoniak mencapai paru-paru dapat mengakibatkan bronkhopneumonia

(radang pada salah satu bagian paru). Bila selaput lendir (mukosa) rusak dapat

mengakibatkan penyakit menahun sebab pada selaput ini terdapat sel-sel pertahanan

tubuh, khususnya bagi jaringan paru-paru. Bila amoniak terkena kulit maka kulit

dapat melepuh

Page 20: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

d. Penanganan Amoniak

Menurut Suma’mur beberapa langkah penanganan terhadap amoniak, antara

lain:

1) Kemasan (containers) amoniak sebaiknya disimpan di luar gedung.

2) Pisahkan dari bahan-bahan pengoksida seperti klor, brom, iodium, dan asam-asam

(nitrat atau sulfat yang pekat).

3) Pakailah alat pelindung diri seperti pakaian yang terbuat dari katun atau pakaian

bertekanan udara, sarung tangan karet, sepatu yang terbuat dari karet, kacamata

pelindung untuk amoniak (chemical goggles), single atau doble nose respirator

(half mask) yang dilengkapi dengan cartridge untuk organic vapour (atmosfer

tidak lebih dari 380 ppm amoniak), Full Face Mask (kadar amoniak kurang dari

2%), Airline Respirator (kontaminasi amoniak lebih dari 2%), Self Contained

Breathing Apparatus, dan Escape Mask.

e. Tindakan pengamanan bila terjadi kebocoran amoniak

1) Jauhkan orang-orang yang tidak berkepentingan dari daerah tempat kebocoran

amoniak.

2) Perhatikan arah angin, kita harus berada di tempat pangkal angin.

3) Memasukki daerah kebocoran amoniak harus menggunakan breathing apparatus

dan alat pelindung tubuh.

4) Sumber kebocoran amoniak harus diamankan dengan menyiram air, menyumbat

atau menutup tempat yang bocor dengan karung yang selalu dibasahi dengan air.

Page 21: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

5) Laporkan kepada pemilik/pabrik segera.

f. Tindakan pencegahan

1) Semua bagian dari amoniak plant harus dilengkapi dengan general dan local

exhaust ventilation yang baik.

2) Semua pekerja yang terlibat dalam proses pembuatan, kompresi, dan gas harus

dilengkapi dengan alat pelindung pernafasan yang sesuai

3) Udara dapat digunakan sebagai pengganti air dalam proses pendinginan

containers, ini bertujuan untuk mengurangi korosi.

4) Emergency showers dan eye wash fountains harus disediakan di tempat-tempat

dimana kecelakaan mungkin terjadi.

2. Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun

Perkembangan Industri yang sangat pesat membutuhkan kelancaran pasokan

bahan-bahan yang dibutuhkan dan juga kelancaran pengelolaan bahan-bahan sisa dari

hasil kegiatan industri tersebut yang sebagian besar adalah merupakan Limbah bahan

berbahaya dan beracun (B3).

Page 22: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

Dasar Hukum dalam penyelenggaraan Angkutan B3 untuk mewujudkan lalu

lintas dan angkutan B3 yang selamat, aman, lancar, tertib dan teratur adalah sebagai

berikut :

1) Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

Pasal 40 : Pengangkutan bahan berbahaya, barang khsusus, peti kemas, dan alat

berat diatur dengan Peraturan Pemerintah

2) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan

3) Pasal 13 ayat 2 : Pengangkutan barang terdiri dari barang umum, barang

berbahaya, barang khusus, peti kemas, dan alat berat;

4) Pengangkutan bahan berbahaya diklasifikasikan menjadi pengangkutan bahan;

mudah meledak, gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau pendingin

tertentu, cairan mudah menyala, minyak dan gas bumi termasuk dalam

kategori/klasifikasi 2 dan 3 karena sifatnya berupa cairan yang mudah menyala

dan gas mampat, padatan mudah menyala, oksidator, peroksida organik, racun

dan bahan yang mudah menular, radioaktif, korosif, dan bahan berbahaya lain.

5) Keputusan Presiden RI Nomor 21 tahun 2003 tentang pengesahan protokol 9

Dangerous goods ( protokol 9 barang berbahaya ). Merupakan hasil kesepakatan

antara negara 9 (sembilan negara), yaitu : Brunei Darussalam, Kerajaan Kamboja,

Republik Indonesia, Republik Demokrasi Rakyat Laos, Malaysia, Uni Nyanmar,

Republik Philipina, Republik Singapura, Kerajaan Thailand dan Republik Sosialis

Vietnam;

Page 23: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

12

6) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan

Angkutan Barang Di Jalan;

7) Surat Dirjen perhubungan Darat Nomor : AJ.306/6524/LLAJ edaran perihal :

Prosedur penerbitan persetujuan pengangkutan bahan beracun dan bebahaya (B3).

8) Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor : SK 725/AJ.302/DRJD/2004,

tentang Pengangkutan Bahan Beracun dan Berbahaya ( B3 ) tanggal 30 April

2004.

9) Peraturan Pemerintah Nomor : 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun.

10) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 91 tahun 2003 tentang

rekomendasi pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan beracun

Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3), adalah sisa suatu usaha

dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan / atau beracun yang karena

sifat, konsentrasinya dan /atau jumlahnya jumlahnya, baik secara langsung maupun

tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau

dapat membahayakan lingkungan hidup manusia atau mahluk hidup lainnya. Oleh

karena itu pengaturan muatan bahan berbahaya dan beracun (B3) sangat penting.

Sejalan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 21 Tahun 2003 tentang

Pengesahan Protokol 9 Dangerous Goods yang diterbitkan pada tanggal 11 April

2003 dimana Protokol 9 Dangerous Goods merupakan hasil kesepakatan 9 negara

dan merupakan acuan umum bagi negara-negara ASEAN dalam penerapan regulasi

Page 24: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13

dan pelaksanaan pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang salah satunya

melalui jalan raya dan dalam pelaksanaannya melibatkan aparat dari institusi yang

terkait dalam pengawasan transportasi. Maka agar dalam pengangkutan bahan

berbahaya dari tempat kegiatan pemuatan sampai ke tempat pembongkaran akhir

dilakukan oleh orang atau badan yang memiliki izin dengan terlebih dahulu mendapat

rekomendasi dari pihak terkait sebelum melakukan kegiatan pengangkutan bahan

berbahaya tersebut.

Prinsip – prinsip keselamatan muatan B3 :

1. Bila sebuah kendaraan berubah arah – berkelok atau menyusul dan lain-lain

pergesekan tidak cukup untuk menghentikan muatan yang tak aman untuk

bergerak. Tidak benar berasumsi bahwa berat muatan akan tetap di posisisnya.

Sebenarnya muatan lebih berat besar kemungkinanya bergerak ketika kendaraan

melaju karena energi kinetiknya lebih besar. Di bawah pengereman sulit, berat

yang berperan kearah depan bisa sama dengan acting down pada kendaraan. Oleh

karena itu, muatan yang tidak dikendalikan tidak akan aman.

2. Kekuatan angin terhadap muatan selama pengereman menigkat dengan tingkat

perlambatan dan berat muatan. Jadi, bila kendaraan mengerem muatan akan terus

bergeser dari posisi semula.; semakin sulit anda mengerem, semakin banyak

muatan akan mencoba untuk bergerak.

Page 25: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

14

3. Pergesekan saja tidak bisa untuk diandalkan untuk menjaga muatan tetap pada

tempatnya. Ketika kendaraan bergerak, pergerakan vertikal disebabkan oleh

gelombang di jalan akan mengurangi daya pengekangan karena pergesekan.

4. Diperlukan lebih banyak lagi daya untuk menghentikan satu muatan yang telah

mulai bergerak dibandingkan daya mencegah pergerakan pertama kali. Efek

benturan berulang-ulang (battering ram) meningkat dengan cepat dengan

peningkatan jarak dimana muatan bergerak berhubungan dengan kendaraan. Oleh

karena itu penting sekali muatan dikendalikan sedemikian rupa sehingga

pergeseran muatan pada kendaraan dapat dicegah.

5. Prinsip dasar dimana Code Of Practice adalah menggabungkan kekuatan sistem

pengendalian muatan harus cukup untuk menahan kekuatan angin tidak kurang

dari total berat kedepan (load forward), agar mencegah muatan bergerak dalam

pengereman sulit, dan separoh berat muatan kebelakang (load backward), dan

kesamping (sideways),. Pergerakan vertikal mungkin terjadi namun seharusnya

dapat diatasi jika kondisi diatas terjadi. Ini berlaku bagi semua kendaraan, tidak

peduli ukuran, dari van kecil hingga kendaraan barang yang besar. Prinsip-prinsip

ini didasarkan pada daya maksimum yang mungkin dialami selama penggunaan

jalana biasa. Kekuatan angin lebih besar mungkin dihadapi jika kendaraan,

misalnya, terlibat kecelakaan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip ini harus dianggap

sebagai persyaratan minimum.

Page 26: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

15

a. Pengertian kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun

Menurut Keputusan Dirjen Perhubungan Darat

No.SK.725/AJ.302/DRJD/2004 kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun

adalah kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan yang dirancang secara

khusus dan dilengkapi peralatan untuk pengangkutan bahan berbahaya.

b. Pengemudi kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun

Menurut Keputusan Dirjen Perhubungan Darat

No.SK.725/AJ.302/DRJD/2004 setiap kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan

beracun harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus sesuai dengan

jenis dan karakteristik bahan berbahaya dan beracun diangkut. Selain itu kendaraan

pengangkut bahan berbahaya dan beracun juga harus dilengkapi persyaratan darurat

dengan alat komunikasi, lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan di

atas atap ruang kemudi, segitiga pengaman, dongkrak, lampu senter, dan ganjal roda

yang cukup kuat.

c. Pengemudi kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun

Pengemudi kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun wajib

memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus. Menurut Keputusan Dirjen

Perhubungan Darat No.SK.725/AJ.302/DRJD/2004 persyaratan umum dan khusus

sebagaimana yang dimaksud meliputi:

1) Memiliki pengetahuan mengenai bahan berbahaya yang di angkutnya, seperti

klasifikasi, sifat, dan karakteristik bahan berbahaya.

Page 27: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

16

2) Memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi keadaan jika terjadi

kondisi darurat, seperti cara menanggulangi kebakaran.

3) Memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai tata cara pengangkutan bahan

berbahaya, seperti pengemudian secara aman, pemeriksaan kesiapan kendaraan,

hubungan muatan dengan pengendalian, persepsi keadaan bahaya/darurat.

4) Memiliki pengetahuan mengenai ketentuan pengangkutan bahan berbahaya,

seperti penggunaan plakat, label, dan simbol bahan berbahaya.

5) Memiliki kemampuan psikologi yang lebih tinggi daripada pengangkut

bahan/komoditi yang tidak berbahaya, seperti tidak mudah panik. Sabar, dan

bertanggung jawab, tidak mudah jenuh menghadapi pekerjaan dan situasi yang

monoton.

6) Memiliki surat izin mengemudi sesuai dengan golongan dan kendaraan yang

dikemudikannya.

7) Memiliki pengetahuan mengenai : jaringan jalan dan kelas jalan, kelayakan

kendaraan bermotor, tata cara pengangkutan barang.

d. Prosedur pengangkutan bahan berbahaya dan beracun

Menurut Keputusan Dirjen Perhubungan Darat

No.SK.725/AJ.302/DRJD/2004 pengangkutan bahan berbahaya dan beracun harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1) Aspek keselamatan pada saat bongkar muat.

Page 28: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

17

2) Sebelum pelaksanaan bongkar dan muat harus dipersiapkan dan dilakukan

pemerikasaan terhadap :

3) Pelaksanaan pengangkutan dilengkapi dokumen pengiriman yang memuat

deskripsi bahan berbahaya yang di angkut, dan nomor telepon yang harus

dimintai bantuan dalam keadaan darurat.

4) Apabila dalam pelaksanaan diketahui ada wadah atau kemasan yang rusak, maka

kegiatan pengangkutan tersebut harus dihentikan.

5) Batas kecepatan maksimum 60 km/jam.

6) Setiap kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus mengguanakan

plakat yang sesuai dengan jenis bahan berbahaya yang diangkut.

7) Setiap kemasan bahan berbahaya dan beracun harus dilengkapi marking dan label

yang sesuai dengan jenis bahan berbahaya yang diangkut.

8) Pada jarak kurang dari 8 meter dari kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan

beracun dilarang merokok dan membawa korek api.

9) Untuk berhenti dalam keadaan terpaksa, awak kendaraan pengangkut bahan

berbahaya harus :

a) Memasang tanda darurat yang jelas dan dapat dibaca pada jarak 50 meter.

b) Mengidentifikasi lingkungan sekitar.

c) Menetapkan daerah aman.

d) Melapor kepada aparat keamanan setempat dan secepatnya menyelesaikan

permasalahan.

Page 29: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

18

3. Pengangkutan amoniak tangki silinder,

Menurut safety officer persyaratan-persyaratan yang harus diperhatikan dalam

pengangkutan amoniak, antara lain:

1) Pengecatan tabung silinder

Silinder agar dicat warna putih/alumunium, kecuali terdapat ketentuan khusus

lainya.

2) Penandaan pada tabung silinder

Tanda yang permanen, ditancapkan pada leher silinder. Jika memungkinkan

bersar huruf 6 mm memuat tekanan kerja spesifikasi silinder, tekanan uji, berat

isi. isi air, berat kosong, nomor seri, tanda dari pemilik, bulan, dan tahun

pengujian dari inspektor.

Label :

a) Semua silinder harus ditandai dengan nama kiia atau nama umum zat di

dalamnya, serat simbol perusahaan jika ada, yang distensilkan/dicatkan.

b) Label tanda zat ”beracun” dengan penunjuk keselamatan harus ditempelkan

3) Pengangkutan silinder

Silinder gas sangat kuat, yang memungkinkan benda itu menehan tekanan gas

dengan aman dibagian dalam, namun untuk alasan ini, silinder gas tersebut juga

sangat berat. Yang terbaik mereka angkut tegak lurus di rak yang ada pada

kendaraan, di tempat penyimpanan (crib) atau rangka yang bisa buka-tutup. Jika

diangkut satu persatu, silinder gas tersebut harus diamankan dengan tali atau

Page 30: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

19

rantai guna mencegah pergerakan diruang muatan, yang bisa menyebabkan

kerusakan pada silinder itu sendiri, atau terhadap barang-barang muatan lainnya.

Katup peti kemas gas harus dilindungi dengan sambungan (fittings)seperti ring

atau tutup. Kalau tidak, jika katup rusak, gas yang keluar dibawah tekanan

mungkin menggerakkan peti kemas dengan kekuatan besar, peti kemas gas harus

selalu diangkut dengan kendaraan yang terbuka dengan atmosfir sehingga

kebocoran kecil bisa berhenti tanpa bahaya. Jika sejumlah kecil silinder diangkut

dengan van tertutup, mesti ada ventilasi yang cukup dari ruang muatan. Gas

beracun jangan pernah diangkut dengan ruang yang sama dengan pengemudi atau

awak kendaraan.

Tata cara pengangkutan silinder adalah :

a) Silinder diangkut harus dengan tutup yang terpasang dengan baik.

b) Tidak boleh jatuh, dijatuhkan atau dan atau berbenturan satu dengan yang

lain.

c) Silinder diangkut dalam keadaan berdiri dan diikat dengan kuat.

d) Silinder tipe botol tidak boleh diangkat dengan sling atau penjepit, untuk

mengangkat harus dibuatkan alat khusus.

e) Silinder tidak boleh dipakai sebagai alat penumpu atau roll.

f) Pengangkutan dengan truk, harus tidak boleh melebihi kecepatan 40 km/jam.

g) Pengankutan dalam kapal harus diletakan di atas dek, jauh dari sumber panas

dan terlindung dari sinar matahari.

Page 31: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

20

4) Perlengkapan keselamatan yang harus tersedia adalah gas masker pelindung

pernafasan, sarung tangan karet dan sepatu karet, kacamata pelindung, dan

pakaian tahan bahan kimia.

5) Penandaan kemasan amoniak (Wahyudi, 1998).

Gambar 1. Penandaan Kemasan Amoniak

Keterangan :

1. 2 PE menunjukkan :

a) Seseorang harus menggunakan baju pelindung untuk seluruh badan

dengan peralatan pernafasan.

b) Bahan bisa menimbulkan gangguan atau bahkan resiko peledakan.

c) Bahan dapat dicairkan dengan sejumlah besar air.

d) Resiko untuk melakukan pengosongan sekeliling tempat kejadian.

2. 1005 :

Menunjukkan bahwa bahan kimia yang diangkut adalah amoniak cair.

POISON GAS

2 PE HAZ

CHEM

U.N.

SPECIALIST ADVICE

GRESIK

(031) 3982100, 39822OO Ext.

2222/1222

1005

Page 32: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

21

3. Gresik (031) 3982100, 3982200 Ext. 2222/1222

Nomor telepon PT. Petrokimia Gresik untuk diminta bantuan penanggulangan

bahaya.

4. Gambar dan tulisan poison gas

Menunjukkan gas beracun yang mempunyai daya membunuh.

5. Logo

Simbol yang menunjukkan PT. Petrokimia Gresik sebagai produsen.

6) Keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair

Keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair adalah segala upaya

untuk mewujudkan usaha pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kerja.

Dalam hal ini keselamatan kerja bertujuan untuk mengamankan tenaga kerja,

lingkungan sekitar, tangki amoniak cair dari resiko terjadinya pelepasan tidak

sengaja dari amoniak cair akibat suatu kecelakaan.

7) Sarana keselamatan kerja

1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Menurut Permenaker dan Transmigrasi No. Per-04/Men/1980 APAR

adalah alat yang ringan mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan

api pada mula terjadi kebakaran.

Page 33: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

22

2) Emergency shower dan eye wash fountain

Disediakan untuk keadaan darurat misalnya mata pekerja yang

terkena/terpercik bahan iritatif dan korosi. Penempatannya harus dekat dengan

tempat kerja dimana terdapat bahan kimia dan mudah dijangkau.

3) Alarm kebakaran

Menurut Kepmen PU No.02/KPTS/1995 alarm kebakaran adalah suatu

sistem pengindera dan alarm dipasang pada bangunan gedung, yang dapat

memberikan peringatan atau tanda pada saat awal terjaddinya suatu

kebakaran.

4) Detektor kebakaran

Detektor kebakaran adalah alat untuk mendeteksi pada mula kebakaran

yang dapat membangkitkan alarm pada suatu sistem.

5) Sprinkler

Sprinkler otomatis adalah suatu sistem pemancar air yang bekerja secara

otomatis bilamana suhu ruangan mencapai suhu tertentu yang menyebabkan

pecahnya tabung gas (gelas bulb) pada kepala sprinkler sehingga air

memancar keluar ke segala arah dan merata (Soedharto, 1983).

6) Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) membuat suatu penghalang antara bahan kimia

beracun dengan jalur masuk ke tubuh dan bukannya untuk mengurangi atau

menghilangkan bahayanya. Karena itu alat pelindung diri tidak boleh

Page 34: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

23

dianggap sebagai cara pertama untuk pengendalian bahaya. Beberapa APD

yang dapat digunakan oleh tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya,

antara lain:

a) Alat pelindung kepala

Klasifikasi alat pelindung kepala adalah sebagai berikut :

1. Kelas A : general service

Pelindung terhadap benturan dan partikel yang beterbangan dan tahan

listrik yang tidak melebihi 600 volt.

2. Kelas B : Utility service

Perlindungan terhadap benturan dan tahan listrik tegangan tinggi.

3. Kelas C : Special sevice

Terbatas pada perlindungan terhadap benturan dan tidak tahan

listrik/konduktif.

4. Kelas D : Fireman service

Perlindungan terhadap benturan dan tahan listrik tidak melebihi 600

volt.

b) Alat pelindung muka

Jenis alat pelidung muka antara lain face Shield dari plastik, babitting

helmet, welding Helmet.

Page 35: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

24

c) Alat pelindung mata

Secara umum alat pelindung mata dibagi menjadi 3 macam yaitu spectacle

/ kacamata, goggle, face shield

d) Alat pelindung pernafasan

Respirator pada dasarnya diklasifikasikan menurut bahaya yang dapat

mempengaruhi pernafasan, yaitu bahaya kekurangan oksigen atau bahaya

karena udara terkontaminasi atau kedua-duanya.

Ada 3 bentuk face piece, yaitu :

1. Full face respirator

Adalah yang dapat menutupi muka mulai dari garis rambut di dahi ke

dagu dari telinga kiri sampai telinga kanan.

2. Half mask respirator

Respirator jenis ini hanya dapat melindungi mulut, hidung, dan dagu.

3. Quarter mask respirator

Respirator ini hanya dirancang untuk melindungi mulut dan hidung

saja. Sedangkan bagian bawahnya, hanya menutupi bagian antara dagu

dan mulut.

4. Loose fitting respirator

Respirator jenis ini dirancang untuk melindungi kepala, leher, dahi di

atas bahan. Prinsip bekerjanya adalah udara yang bersih dialirkan atau

dipompakan ke dalam respirator melalui selang.

Page 36: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

25

e) Alat pelindung tangan

Macam-macam alat pelindung tangan (Imamkhasani, 1987) :

1. Sarung tangan (gloves)

2. Mitten : sarung tangan untuk ibu jari terpisah sedangkan jari lain

menjadi satu.

3. Hand pand : untuk melindungi telapak tangan.

4. Sleeve : untuk peergelangan tangan sampai lengan, biasanya digabung

dengan sarung tangan.

f) Alat pelindung kaki

Menurut Imamkhasani fungsi pelindung kaki tertimpa benda-benda berat,

terbakar karena logam cair dan bahan kimia korosif, dermatiti/eksim

karena zat-zat kimia, kemungkinan tersandung dan tergelincir

g) Pakaian pelindung

Page 37: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

26

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran

Amoniak cair

Pengangkutan amoniak

Pengawasan Pencegahan kebocoran Lokalisir Kebocoran

1. Persyaratan pengemudi 2. Persyaratan kendaraan 3. Persyaratan container

Keselamatan Kerja Pengangkutan Amoniak Cair

Page 38: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan tempat penelitian, penelitian ini termasuk penelitian lapangan.

Berdasarkan cara pengumpulan data, penelitian ini termasuk penelitian observasional.

Berdasarkan metode analisis data, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu

suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara jelas tentang

keselamatan kerja terhadap pengangkutan amoniak. Berdasarkan waktu penelitian,

penelitian ini termasuk penelitian cross sectional karena dilakukan pada periode

waktu tertentu.

B. Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan persiapan magang yang meliputi penentuan

lokasi magang, pengajuan proposal dan surat ijin ke PT. Petrokimia Gresik. Dan

persiapan bahan-bahan untuk pembekalan yang dilakukan dengan mempelajari buku-

buku yang terkait serta pengetahuan lain.

C. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan magang dilakukan di PT. Petrokinia Gresik yang merupakan

pabrik pupuk terlengkap dan juga bahan-bahan kimia. Penelitian dilakukan pada unit

loading amoniak cair PT. Petrokimia Gresik.

Page 39: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

28

D. Sumber data

1. Data primer

Sumber data ini diperoleh dari observasi langsung, wawancara serta diskusi

dengan karyawan dan pengemudi kendaraan pengangkut amoniak cair PT. Petrokimia

Gresik.

2. Data sekunder

Sumber ini diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik meliputi gambaran umum

perusahaan, prosedur penyerahan amoniak cair, dan prosedur pengisian amoniak cair,

LDKB, dsb

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Lapangan

Yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap obyek

penelitian yang meliputi sarana keselamatan kerja unit loading amoniak cair,

pengemudi kendaraan pengangkut yang meliputi SIM umum dan SIM B3,

perlengkapan keselamatan kerja dan perlengkapan penanganan kebocoran di

kendaraan.

b. Wawancara

Yaitu melakukan wawancara langsung dengan beberapa karyawan dan

beberapa pengemudi kendaraan pengangkut amoniak cair di PT. Petrokimia Gresik.

Page 40: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

29

c. Kepustakaan

Yaitu dengan membaca buku-buku kepustakaan, laporan-laporan penelitian,

dan sumber-sumber lain yang dapat dijadikan referensi.

d. Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan mempelajari dokumen-

dokumen serta catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan obyek yang

diteliti.

F. Analisis Data

Dari semua data yang diperoleh selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan di

PT. Petrokimia Gresik, data tersebut dianalisis secara deskriptif dengan pedoman dan

standar yang berlaku penulis berusaha untuk merujuk pada Keputusan Dirjen

Perhubungan Darat No. SK.725/AJ.302/DRDJ/2004 tentang Pengangkutan Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) di Jalan sehingga didapatkan keselamatan kerja pada

pengangkutan amoniak cair.

Page 41: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Salah satu unit bagian dari PT. Petrokimia adalah unit loading amoniak cair.

Amoniak cair adalah salah satu bahan beracun dan berbahaya, maka diperlukan suatu

penanganan khusus untuk pengangkutan amoniak cair itu sendiri.

1. Keselamatan Kerja di Unit Loading Amoniak Cair

a. Prosedur Penyerahan Amoniak Cair

Terdapat prosedur tertulis penyerahan amoniak cair di unit loading. Namun

prosedur ini terdapat di Bagian Pengembangan Sistem dan Prosedur PT. Petrokimia

Gresik. Pelaksanaan prosedur ini sudah memadai karena instruksi didalamnya sudah

dilaksanakan yaitu pemeriksaan keselamatan kerja kendaraan sebelum dan sesudah

loading yang seharusnya dilakukan setiap kali kendaraan masuk dan keluar unit

loading amoniak cair.

b. Prosedur Pengisian Amoniak Cair

Prosedur pengisian amoniak cair telah tersedia di unit loading amoniak cair.

Namun ada beberapa karyawan tidak melaksanakan instruksi dalam prosedur.

c. Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)

Lembar Data Keselamatan Bahan untuk amonia cair tidak tersedia di unit

loading amoniak cair. LDKB mempunyai peranan penting meliputi bahan baku,

bahan penolong katalis, dan produk yang dapat digunakan untuk menambah

Page 42: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

31

pengetahuan karyawan sehingga karyawan dapat memahami bahaya bahan kimia

tersebut dan cara penanganannya.

d. Sarana Keselamatan Kerja di Unit Loading Amoniak Cair

Sarana keselamatan kerja yang terdapat di unit loading amoniak cair PT.

Petrokimia Gresik antara lain APD, emergency shower dan eye wash fountain,

APAR, sprinkler, poster dan tanda petunjuk, dan akses mobil PMK.

1) Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) yang tersedia di unit loading amoniak cair antara

lain adalah safety shoes, sarung tangan karet, dan half mask respirator, safety

helmet, full face mask respirator, baju pelindung anti bahan kimia dan breathing

apparatus. Secara keseluruhan APD tersebut masih dalam keadaan yang baik.

Beberapa karyawan tidak menggunakan APD yang tepat teruatama saat

melakukan pengisian amoniak cair ke dalam kontainer.

2) Emergency shower and eye wash fountain

Emergency shower and eye wash fountain pada unit loading amoniak cair

mudah dijangkau yaitu jarak kurang lebih 5 meter dari instalasi tersebut berada di

ketinggian kurang lebih 3 m, maka emergency shower and eye wash fountain

manjadi mudah dijangkau. Kedua perlengkapan tersebut masih berfungsi dengan

baik. Selain itu terdapat bak penampung air yang digunakan dalam keadaan

darurat antara lain jika pekerja terkena amoniak cair di seluruh tubuhnya.

Page 43: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

32

3) Detektor kebakaran, alarm kebakaran, dan sprinkler

Detektor kebakaran dan alarm kebakaran belum terpasang di unit loading

amoniak cair. Sedangkan sprinkler sudah terpasang di unit loading amoniak

4) APAR

APAR yang tersedia di unit loading amonia cair adalah sebanyak 2 buah

dengan jenis yang berbeda yaitu dry chemichal powder (DCP) dan halon (BCF).

5) Poster dan Tanda Bahaya

Pada area unit loading amoniak cair terdapat 2 buah poster larangan merokok,

1 poster tanda bahaya amoniak cair dan, 1 buah poster himbauan penggunaan

APD.

6) Akses mobil PMK

Akses mobil PMK tersedia dan sifatnya memadai sehingga sewaktu-waktu

terjadi kebakaran di unit loading amonia cair dengan mudah dijangkau oleh mobil

PMK.

2. Keselamatan Kerja pada Pengangkutan Amoniak Cair

a. Persyaratan Kendaraan Pengangkut

Persyaratan kendaraan pengangkut amonia cair adalah buku keur, LDKB,

penandaan, lampu tanda bahaya, segitiga pengaman, dongkrak, lampu senter,

ganjal roda.

Page 44: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

33

b. Persyaratan Pengemudi

Persyaratan pengemudi kendaraan pengangkut amonia cair adalah SIM

umum, SIM B3, pelatihan, pengetahuan. Hal ini sedah dipenuhi oleh para

pengemudi kendaraan B3. masa berlaku SIM B3 adalah 1 tahun, jika habis masa

berlakunya maka harus diperpanjang lagi. Bagi yang belum mendapatkan SIM B3

atau pengemudi baru maka harus mengikuti pelatihan dari PT. Petrokimia Gresik

untuk mendapatkan pengetahuan tentang B3 tersebut.

c. Persyaratan Container

Sebelum amoniak cair diangkut dari PT. Petrokimia Gresik perlu dilakukan

pemeriksaan keselamatan kerja pada tangkinya yaitu pemeriksaan sebelum dan

sesudah loading amonia cair. Pemeriksaan itu meliputi shell atau head, nozzle,

manhole, valve gas, venting, sambungan las dan isolasi, cat segel, turn blake,

hammer test, baut MH, flange BV, dan tanda peringatan. Dalam hal ini PT.

Petrokimia sudah melakukan semua pemeriksaan tersebut sebelum dan sesudah

pengisian.

3. Penyediaan Perlengakapan Pengamanan Kebocoran

a. Perlengkapan keselamatan kerja

Perlengkapan keselamatan kerja yang wajib tersedia di kendaraan pengangkut

amonia cair adalah sebagai berikut safety Head, face shield / Hood Respirator,

baju tahan asam, sarung tangan karet, half mask dengan cartridge acid, sepatu

karet, kotak P3K dengan isinya, APAR (Dry Chemichal Powder) 15 L.

Page 45: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

34

b. Perlengakapan penanganan kebocoran

Penyediaan perlengakapan penanganan kebocoran di kendaraan pengangkut

amonia cair adalah air bersih, karung goni, kapur tohor.

B. Pembahasan

1. Keselamatan kerja di unit loading amonia cair

a) Prosedur penyerahan amoniak cair di unit loading amoniak cair diatur dalam

Prosedur Penyerahan amoniak nomor dokumen PR-02-0122 yang diterbitkan

pada tahun 2002. Hal ini telah sesuai dengan kepmenaker No. Kep. 187/ MEN /

1999 pasal 16 ayat (1) huruf c . Dokumen pengendalian potensi bahaya besar

tersebut selanjutnya dijelaskan dalan Kepmenaker No. Kep 187 / MEN / 1999

pasal 19 ayat (1) huruf b dan c .

b) Tidak tersedianya LDKB pada unit loading amoniak tidak sesuai dengan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 187/MEN/1999 bab II.

c) APD yang tersedia sudah memadai dan sesuai dengan jumlah karyawan. Hal ini

sesuai dengan Undang-undang No.1 Tahun 1970.

d) Emergency shower dan eye wash fountain dan bak penampung yang tersedia di

unit loading amoniak mudah di jangkau. Kondisi perlengkapan tersebut masih

baik dan terawat. Emergency shower dan eye wash fountain harus disediakan di

tempat dimana kecelakaan mungkin terjadi .

Page 46: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

35

e) Detektor kebakaran dan alarm kebakaran belum terpasang pada unit loading

amoniak, tidak tersedianya kedua perlengkapan tersebut tidak sesuai dengan

Kepmenaker RI No. Kep. 187 / MEN / 1999 pasal 2 ayat (2) huruf b.

f) Pengadaan poster dan tanda bahaya di unit loading sudah memadai, karena

sesungguhnya pengusaha wajib memberikan informasi mengenai bahan

berbahaya dan tindakan yang aman bagi tenaga kerja.

g) Jalan masuk dan keluar di unit loading memadai untuk akses mobil PMK.

Sehingga sewaktu-waktu bila terjadi kebocoran, kebakaran atau peledakan di unit

loading maka dapat dengan mudah dijangkau.

2. Keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair

a) Buku keur harus tersedia pada kendaraan pengangkut amoniak cair. Hal ini telah

sesuai dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.SK.725 / AJ.302 / DRDJ

/ 2004 pasal 4 ayat (2) dan pasal 8. Pasal 4 ayat (2) .

b) LDKB tersedia pada kendaraan, hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 74 Tahun 2001 pasal 12.

c) Penandaan tangki amoniak cair sudah memadai, baik dilihat dari tanda

bahayanya, cat pada tangki, peringatan yang tertulis pada tangki. Hal ini sudah

sesuai dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.SK.725 / AJ.302 / DRDJ

/ 2004.

d) Lampu tanda bahaya, segitiga pengaman, dongkrak dan ganjal roda telah terdapat

pada sebagian besar dari kendaraan. Seluruh perlengkapan tersebut sudah sesuai

Page 47: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

36

dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat no. SK.725/ AJ.302 / DRJD / 2004

pasal 4 ayat (3) huruf b, e, f, dan m.

e) Persyaratan umum bagi pengemudi kendaraan pengangkut B3 adalah mempunyai

SIM umum, SIM B3, pengetahuan tentang B3, dan pelatihan. Ini telah sesuai

dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. SK.725 / AJ.302 / DRDJ / 2004

pasal 9 ayat (2) huruf (a) dan ayat (5). Pasal 9 ayat (2)

f) Pengetahuan tentang amoniak khususnya amoniak cair, sebagian dari pengemudi

belum paham tentang penggunaan tanda dan simbol yang tercantum pada tangki

amonia cair. Hal ini belum sesuai dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat

No.SK.725 / AJ.302 / DRJD / 2004 pasal 9 ayat (3) huruf a, b, dan d.

g) Pemeriksaan keselamatan kerja pada kendaraaan dilakukan oleh Staf Inspeksi

Teknik Pabrik I- Biro Inspeksi Teknik, pemeriksaan dilakukan setiap kendaraan

akan atau setelah loading. Ini telah sesuai dengan Keputusan Dirjen Perhubungan

Darat No.SK.725 / AJ.302 / DRJD / 2004 pasal 24 ayat (1) huruf b.

h) Kecepatan pengemudi saat mengendarai kendaraan pengangkut amoniak cair

telah sesuai, yaitu kecepatan maksimal yang dilakukan adalah 60 km/jam. Hal ini

telah sesuai dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.SK.725 / AJ.302 /

DRDJ / 2004 pasal 24 ayat (1) huruf i.

i) Pengemudi tidak merokok saat mengangkut amoniak cair, hal ini telah sesuai

dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.SK.725 / AJ.302 / DRJD / 2004

pasal 30.

Page 48: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

37

3. Penyediaan pengamananan kebocoran di kendaraan pengangkut amoniak cair

a) Penyediaan alat pelindung yang tepat sudah memadai, hal ini sudah sesuai dengan

Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.SK.725 / AJ.302 / DRDJ / 2004.

b) Penyediaan karung goni, air bersih di kendaraan pengangkut amoniak cair di PT.

Petrokimia Gresik belum memadai. Jumlah air bersih dan karung goni yang

ditentukan di lembar check list adalah 40 liter dan 2 buah karung goni.

Sedangangkan penyediaan kapur tohor sudah memadai.

Page 49: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian di unit loading PT. Petrokimia, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Petrokimia sebagian telah menerapkan keselamatan kerja pada

pengangkutan amoniak cair sesuai dengan Keputusan Dirjen Perhubungan

Darat No. SK.725/AJ.302/DRDJ/2004 tentang Pengangkutan Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) di Jalan.

2. Dengan penerapan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.

SK.725/AJ.302/DRDJ/2004 akan memberikaan upaya pencegahan kecelakaan

sehingga didapatkan keselamatan kerja pada pengangkutannya.

3. Adapun upaya pencegahan kecelakaan yang dilakukan antara lain dengan

pengawasan safety carrier, pencegahan kebocoran, inspeksi tangki silinder

selama 5 tahun sekali, dan lokalisir kebocoran.

B. Saran

1. Sebaiknya disediakan prosedur penyerahan amoniak di unit loading amonia

cair di PT. Petrokimia Gresik. Serta prosedur pengisian amonia cair sebaiknya

diletakkan di tempat yang mudah dilihat oleh karyawan dan pengemudi.

2. Sebaiknya LDKB disediakan pada unit loading amoniak cair agar karyawan

dapat dipahami oleh karyawan tentang bahan dan cara penanganannya.

38

Page 50: keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair tangki silinder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

3. Sarana keselamatan kerja di unit loading amoniak cair sebaiknya perlu

dilengkapi dengan detektor dan alarm kebakaran. Detektor dan alarm

kebakaran sangat penting untuk mendeteksi kebakaran.

4. Sebaiknya pengemudi diberikan pengetahuan dan pelatihan yang lebih banyak

lagi tentang bahan berbahaya dan beracun yang diangkutnya baik waktu

pertama kali pelatihan maupun secara berkala.

5. Kesadaran pengawasan terhadap penggunaan APD dengan tepat perlu

ditingkatkan demi menjaga kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.

6. Jumlah air dan karung goni sebaiknya ditambah sesuai dengan ketentuan yang

diberikan.