laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi...

204
Page 1 of 204 LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2014

Upload: dangmien

Post on 15-May-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 1 of 204

LAPORAN TAHUNAN 2014

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGIPERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIANKEPULAUAN BANGKA BELITUNG

2014

Page 2: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 2 of 204

PENANGGUNGJAWAB:

Dr. Ir. Rubiyo, M.Si

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kep. Bangka Belitung

PENYUSUN DAN PENYUNTING:

Ahmadi, SP, M.Sc

Akhmad Ansyor, SP

Tri Wahyuni, SP

Adhe Poppy W.E, SP

TATA LETAK DAN EDITING:Akhmad Ansyor, SP

Alamat:

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kep. Bangka Belitung

Jl. Mentok, KM. 4, Pangkalpinang, Bangka Belitung

Telp dan Fax: (0717) 421797

Email: [email protected]

http://www.babel.litbang.deptan.go.id

Page 3: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 3 of 204

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kita

panjatkan atas terselesaikannya laporan tahunan ini.

Laporan tahunan ini merupakan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas, fungsi, dan mandate Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Kep. Bangka Belitung

tahun 2014. Laporan tahunan ini disusun untuk dapat

digunakan sebagai referensi dan/atau dasar pertimbangan

pembelajaran di masa yang akan dating, baik dalam

tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi dalam upaya perbaikan kinerja

ke depan

Laporan tahunan BPTP Kep. Bangka Belitung tahun 2014 berisi tentang capaian

hasil kegiatan dalam mendukung empat tugas sukses Kementerian Pertanian

beserta sumberdaya pendukung yang tersedia, yang terincikan menjadi hasil

penelitian dan pengkajian (litkaji), penyebarluasan (diseminasi) hasil-hasil litkaji,

maupun kegiatan lainnya. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan BPTP Kep. Bangka

Belitung tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, terutama Pemerintah

Daerah, Kelompok Tani, Petani, dan Masyarakat. Selama pelaksanaan kegiatan

BPTP Kep. Bangka Belitung telah banyak hal yang dicapai, dan tidak luput dari

berbagai permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian serta diupayakan

mencari solusi yang terbaik. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang

konstruktif baik untuk penyempurnaan laporan maupun peningkatan kinerja dan

prestasi BPTP Kepulauan Bangka Belitung dimasa mendatang.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tahunan ini

diucapkan terima kasih. Harapan kami, laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak

yang berkepentingan, khususnya dalam perbaikan kinerja BPTP Kep. Bangka

Belitung ke depan.

Pangkalpinang, Januari 2015Kepala BPTP Kep. Bangka Belitung

Dr. Ir. Rubiyo, M.Si

Page 4: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 4 of 204

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………...

DAFTAR TABEL ………………………………………………………...

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...

RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………………………...

I.PENDAHULUAN .....................................................................................

1.1.Latar Balakang .................................................................................

1.2.Visi, Misi, dan Strategi ....................................................................

1.3.Sasaran dan Tujuan ..........................................................................

II. PROFIL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ................................................

2.1. Sejarah BPTP Kepulauan Bangka Belitung......................................

2.2. Struktur Organisasi ..........................................................................

2.3. Sumber Daya Manusia .....................................................................

2.4. Sarana dan Prasarana .......................................................................

2.5. Anggaran ..........................................................................................

III. KINERJA BPTP KEPULAUAN BANGKA BELITUNG....................

3.1. Peningkatan produktivitas padi di sawah bukaan baru melalui

mekanisasi pertanian dan pengelolaan tata air ...............................

3.2. Koleksi dan seleksi ayam merawang spesifik Bangka ..................

3.3. Peningkatan produktivitas tanaman lada dengan pengelolaan

hara dan jumlah bibit per rumpun ..................................................

3.4. Pengelolaan Sumber Daya Genetik (SDG) ...................................

3.5. Agro Ecological Zone (AEZ) 1:50.000 …………...……………..

3.6. Model Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan

(m-AP2RL) .....................................................................................

3.7. Visitor plot Kebun Percobaan Petaling (perkebunan,

hortikultura, peternakan) ................................................................

3.8. Percepatan pemasyarakatan PTT Padi …………………………...

3.9.Pendampingan KRPL ………………………………………….....

3.10. Model Pembangunan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi

i

iii

ix

xii

1

1

2

3

5

5

5

5

7

8

11

11

27

46

63

71

78

89

104

117

Page 5: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 5 of 204

(m-P3MI) .............................................................................

3.11. Pendampingan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ...........

3.12. Pendampingan KATAM ......................................................

3.13. Perbenihan Padi ...................................................................

3.14. Efektivitas media penyuluhan terhadap pemanfaatan lahan

pekarangan guna mendukung keragaman pangan lokal di

Bangka Belitung ……………………………………….......

3.15. Identifikasi kebutuhan teknologi spesifik lokasi

mendukung kegiatan penetapan prioritas pelaksanaan

perencanaan dan pengkajian di Kep. Bangka Belitung .......

IV. PUBLIKASI KEGIATAN BPTP KEP. BANGKA BELITUNG DI

MEDIA MASA ....................................................................................

Panen perdana padi MT. II di lahan bukaan baru Desa Batu

Betumpang, Kabupaten Bangka Selatan ……………………………..

Peran inovasi teknologi dalam mendukung Bio Industri dan

Ketahanan Pangan di BPTP Kep. Bangka Belitung ………….............

Pameran inovasi teknologi pertanian dalam rangkaian kegiatan

lomba asah terampil petani di Kab. Bangka ……….............................

V. PENUTUP .............................................................................................

122

128

135

144

154

165

177

177

179

182

185

Page 6: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 6 of 204

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 11

Tabel 12

Tabel 13

Tabel 14

Daftar Nama-nama Jabatan, dan Tingkat Pendidikan PNS BPTP

Kepulauan Bangka Belitung ...............................................................

Alokasi Anggaran Untuk Pengadaan Sarana, Prasarana dan

Kelengkapan Kantor ...........................................................................

Rincian Anggaran Tahun 2014 ...........................................................

Komponen teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah ……

Hasil analisis sidik ragam perlakuan mekanisasi dan pengelolaan air

terhadap keragaan pertumbuhan padi inpari 10 di lahan sawah

bukaan baru .........................................................................................

Pengaruh mekanisasi pertanian dan system pengelolaan air terhadap

tinggi, jumlah anakan maksimal dan jumlah anakan produktif padi

inpari 10 di lahan sawah bukaan baru …..........................................

Hasil analisis sidik ragam perlakuan mekanisasi dan pengelolaan air

terhadap keragaan keragaan hasil dan komponen hasil padi inpari 10

di lahan sawah bukaan baru …………………....................................

Pengaruh mekanisasi pertanian dan sistem pengelolaan air terhadap

panjang malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa, berat 1.000

butir gabah, dan hasil gabah Inpari 10 di lahan sawah bukaan baru,

Batubetumpang, MT II 2014……………………………...................

Analisis Usahatani Padi Sawah di Lahan Bukaan Baru dengan

Mekanisasi Pertanian dan Pengelolaan Air …………………………

Analisis Usahatani Padi Sawah di Lahan Bukaan Baru dengan

Mekanisasi Pertanian dan Pengelolaan Air ........................................

Perbandingan Produksi Telur Ayam Merawang dan Lokal yang

Dipelihara pada Kondisi yang Sama Selama 52 Minggu …..………

Karakteristik kualitatif ayam merawang di peternak Kota Sungailiat

Kab. Bangka .......................................................................................

Karakteristik kualitatif ayam merawang di peternak Desa Merawang

Kab. Bangka .......................................................................................

Karakteristik Kuantitatif Ayam Merawang di Peternak Kota

6

8

9

13

14

14

16

17

19

20

29

31

32

Page 7: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 7 of 204

Tabel 15

Tabel 16

Tabel 17

Tabel 18

Tabel 19

Tabel 20

Tabel 21

Tabel 22

Tabel 23

Tabel 24

Tabel 25

Tabel 26

Tabel 27

Tabel 28

Tabel 29

Tabel 30

Tabel 31

Tabel 32

Tabel 33

Sungailiat Kabupaten Bangka .............................................................

Karakteristik Kuantitatif Ayam Merawang Di Peternak Desa

Merawang Kabupaten Bangka ………………………........................

Produksi Telur Ayam Merawang …………………............................

Rataan Bobot Telur Ayam Merawang ................................................

Daya Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Merawang ........................

Tingkah Laku Mengeram Induk Ayam Merawang ............................

Konsumsi pakan dan Bobot Badan Ayam Merawang ………………

Jumlah dan Mortalitas Ayam selama Kegiatan Pengkajian ...............

Tinggi tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan jumlah

bibit per rumpun .................................................................................

Jumlah ruas sulur panjat tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk

NPK dan jumlah bibit per rumpun …………......................................

Jumlah sulur panjat tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan jumlah bibit per rumpun ...............................................................

Jumlah cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk

NPK dan jumlah bibit per rumpun ......................................................

Jumlah ruas cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis

pupuk NPK dan jumlah bibit per rumpun ……...................................

Jumlah daun cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis

pupuk NPK dan jumlah bibit per rumpun ………………………...…

Jumlah bunga cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis

pupuk NPK dan jumlah bibit per rumpun …………………………...

Lebar kanopi utara – selata tanaman lada pada perlakuan dosis

pupuk NPK dan jumlah bibit per rumpun ……………………...……

Lebar kanopi barat - timur tanaman lada pada perlakuan dosis

pupuk NPK dan jumlah bibit per rumpun ………………………...…

Diameter batang tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan jumlah bibit per rumpun …………………...................................

Tinggi tanaman tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan

pupuk kandang ……………………………........................................

Jumlah ruas tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan

32

32

35

37

38

39

41

42

49

50

50

51

51

52

52

53

53

54

55

Page 8: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 8 of 204

Tabel 34

Tabel 35

Tabel 36

Tabel 37

Tabel 38

Tabel 39

Tabel 40

Tabel 41

Tabel 42

Tabel 43

Tabel 44

Tabel 45

Tabel 46

Tabel 47

Tabel 48

Tabel 49

Tabel 50

Tabel 51

pupuk kandang …………………………………................................

Jumlah sulur panjat tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan pupuk kandang ………………………………….........................

Jumlah cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk

NPK dan pupuk kandang …………....................................................

Jumlah ruas cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis

pupuk NPK dan pupuk kandang …………………….........................

Jumlah daun cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis

pupuk NPK dan pupuk kandang …….................................................

Jumlah bunga cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis

pupuk NPK dan pupuk kandang ……….............................................

Lebar kanopi utara - selatan tanaman lada pada perlakuan dosis

pupuk NPK dan pupuk kandang ………….........................................

Lebar kanopi barat - timur tanaman lada pada perlakuan dosis

pupuk NPK dan pupuk kandang …….................................................

Diamater Batang tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan pupuk kandang …………………….............................................

Intensitas serangan penyakit busuk pangkal batang pada masing-

masing perlakuan pemupukan ……...................................................

Laju Infeksi Penyakit Busuk Pangkal Batang pada masing-masing

perlakuan pemupukan ………………………....................................

Aksesi hasil inventarisasi Tahun 2014 …...........................................

Koleksi aksesi di Kebun Koleksi SDG lokal Kepulauan Bangka

Belitung …….......................................................................................

Tingkat pemetaan sumberdaya tanah dan kegunaannya ….................

Penggunaan pertanian terdiri dari ………...........................................

Hasil pengamatan tinggi tanaman, jumlah ruas, dan jumlah cabang

pada umur 20 mst ……………............................................................

Anjuran pemupukan kelapa sawit ……...............................................

Kondisi Tanaman Kelapa Sawit pada Bulan Desember 2014 …........

Perbandingan Nilai Gizi Rumput Gajah, Jerami Padi dengan

Limbah Serai Wangi ………………...................................................

55

56

56

57

57

58

58

59

59

60

62

64

67

72

74

87

91

91

92

Page 9: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 9 of 204

Tabel 52

Tabel 53

Tabel 54

Tabel 55

Tabel 56

Tabel 57

Tabel 58

Tabel 59

Tabel 60

Tabel 61

Tabel 62

Tabel 63

Tabel 64

Tabel 65

Tabel 66

Tabel 67

Tabel 68

Tabel 69

Tabel 70

Keragaan Perkembangan dan Produksi Biomassa Tanaman

Serawangi di Kebun Percobaan Petaling Tahun 2014 ........................

Dosis pupuk bagi tanaman karet pada masa TBM .............................

Ketinggian tanaman karet, 2014 .........................................................

Rekomendasi Pemupukan Tanaman Lada Menghasilkan (TBM)

Serta Waktu Aplikasi di Kep. Bangka Belitung, 2014 .......................

Dosis Pemupukan Tanaman Durian di Kebun Percobaan Petaling

BPTP Kep. Bangka Belitung, 2014 …………………………………

Varietas Buah-buahan di KP. Petaling, 2014 ….................................

Target Program PTT Padi dan P2BN di Bangka Belitung, 2014 .......

Data potensi lahan sawah dan lahan kering di Bangka Belitung,

2014 …………....................................................................................

Rekomendasi pemupukan padi sawah menggunakan pupuk

tunggal (Urea-TSP/SP-36- KCl) di Kep. Bangka Belitung …............

Rekomendasi pemupukan padi sawah menggunakan pupuk

majemuk (15-15-15-10) Kep. Bangka Belitung ….............................

Sasaran dan Realisasi Program PTT Padi dan P2BN di Bangka

Belitung, 2014 ………………............................................................

Hasil Display Uji VUB pendampingan PTT Padi pada MK. 2014…

Hasil Display Uji VUB pendampingan PTT Padi pada MH.

2014/2015 …………….......................................................................

Hasil Pendampingan PTT Padi dan P2BN pada MK. (April-

September) 2014 ….............................................................................

Hasil Pendampingan PTT Padi dan P2BN pada MH.(Oktober-

Maret) 2014/2015 ………................................................................

Analisis Usahatani Pendampingan PTT dan Program P2BN di Kep.

Bangka Belitung, TA.2014 …………….............................................

Data dan status penilaian KRPL Kabupaten Bangka Selatan tahun

2014 …………....................................................................................

Hasil kegiatan upgrading M-KRPL Kabupaten Belitung Timur

Tahun 2014 serta masalah yang dihadapi ……...................................

Kegiatan Pendampingan KRPL Kabupaten Belitung Timur yang

93

95

95

97

101

102

104

108

110

110

111

112

112

113

114

116

118

118

Page 10: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 10 of 204

Tabel 71

Tabel 72

Tabel 73

Tabel 74

Tabel 75

Tabel 76

Tabel 77

Tabel 78

Tabel 79

Tabel 80

Tabel 81

Tabel 82

Tabel 83

Tabel 84

Tabel 85

Tabel 86

Tabel 87

Tabel 88

Tabel 89

Tabel 90

telah dilaksanakan pada 2014 …….....................................................

Masalah Teknis Dan Non Teknis Yang Dihadapi Dalam

Pendampingan, Serta Usulan Kegiatan Pendampingan Ke Depan .....

Jumlah Kecamatan dan Desa di Kabupaten Belitung ….....................

Agroekosistem dan Komoditas Unggulan Di Lokasi MP3MI Kab.

Belitung …………...............................................................................

Lokasi, Luas Demparm dan Penerapan Teknologi di Lokasi

Kegiatan m-P3MI ……………………………...................................

Karakteristik Telur Ayam Merawang Kegiatan m-P3MI di Belitung

2014 ………………………………………........................................

Usulan Desa PUAP tahun 2014 Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung ...............................................................................................

Daftar Nominasi Sementara (DNS) calon gapoktan penerima BLM-

PUAP Tahun 2014 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................

Data Dokumen RUB dan Dokumen Administarsi pendukung

lainnya yang dinyatakan benar dan lengkap dan dikirim ke Tim

PUAP Pusat (Direktorat Pembiayaan) ................................................

Gapoktan penerima dana BLM-PUAP Tahun 2014 Provinsi

Kepulauan Bangka Belitug .................................................................

Penyelia Mitra Tani Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun

2014 ....................................................................................................

Kinerja PMT tahun 2014 ....................................................................

Tim Katam 2014 .................................................................................

Sosialisasi Katam di Kep. Bangka Belitung ………………………...

Distribusi Katam MT II Tahun 2014 …………………………..........

Distribusi booklet level Kabupaten Katam MT 1 Tahun 2014/2015 .

Jenis Varietas pada penanaman MT II (April – September) 2014 ….

Jenis varietas pada penanaman MT I (Oktober –Maret) 2014/2015 ..

Produksi benih pada penanaman bulan April – September 2014 .......

Produksi benih pada penanaman bulan Oktober – Maret 2014/2015 .

Data produksi perbanyakan Bibit Lada BPTP Bangka Belitung,

2014 ………………………………………………………………....

119

120

123

123

125

127

129

130

131

132

133

134

136

137

139

142

144

145

147

148

151

Page 11: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 11 of 204

Tabel 91

Tabel 92

Tabel 93

Tabel 94

Tabel 95

Tabel 96

Tabel 97

Tabel 98

Tabel 99

Tabel 100

Tabel 101

Tabel 102

Tabel 103

Tabel 104

Tabel 105

Tabel 106

Data Penjualan Bibit Lada Tahun 2014………………………...........

Data Diseminasi Bibit Lada Tahun 2014 ………………....................

Data Distribusi Bibit Lada Tahun 2014 …………………………......

Data Stok Benih padi per 30 Desember 2014 ………………….........

Jumlah Siswa dan Mahasiswa yang magang di KP Petaling, 2014 …

Komposisi umur responden penyuluh dan petani di Kep. Bangka

Belitung, 2014 ……………………………….....................................

Tingkat pendidikan responden di Kep. Bangka Belitung, 2014 .........

Pekerjaan responden di Kep. Bangka Belitung, 2014 ........................

Status perkawinan responden di Kep. Bangka Belitung, 2014 ...........

Efektifitas media penyuluhan terhadap pemanfaatan lahan

pekarangan guna mendukung keragaman pangan lokal dalam pola

konsumsi rumah tangga di Kep. Bangka Belitung, 2014 ...................

Skor nilai penggunaan media penyuluhan oleh responden penyuluh,

2014 ....................................................................................................

Skor nilai penggunaan media penyuluhan oleh responden petani,

2014 ....................................................................................................

Komoditas Unggusan Eksisting Saat ini dan sebarannya menurut

Kabupaten ...........................................................................................

Hasil Analisis Komoditas Unggulan Spesifik Lokasi masing-masing

sub sektor di Bangka Belitung, 2014 ..................................................

Sebaran Komditas Unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung ...............................................................................................

Hasil Identifikasi Kebutuhan Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas

Pertanian Unggulan Kabupaten/Kota di Provinsi Bangka Belitung ...

151

152

152

152

153

156

157

158

159

160

161

162

166

169

170

173

Page 12: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 12 of 204

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8

Gambar 9

Gambar10

Gambar11

Gambar12

Gambar13

Gambar14

Gambar15

Gambar16

Gambar17

Gambar18

Gambar19

Gambar20

Gambar21

Gambar22

Gambar23

Gambar24

Gambar25

Gambar26

Gambar27

Gambar28

Dokumentasi penyemaian dengan trypot dan manual ........................

Dokumentasi penanaman ...................................................................

Dokumentasi pemeliharaan ................................................................

Dokumentasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi .....

Dokumentasi pertumbuhan tanaman ..................................................

Kondisi panen dan pasca panen ..........................................................

Metode seleksi selama tiga generasi ..................................................

Pengamatan karakter kuantitatif ayam merawang di peternak Desa

Merawang Kab. Bangka .....................................................................

Pengamatan karakter kuantitatif ayam merawang di peternak Desa

Merawang Kab. Bangka .....................................................................

Kondisi peternakan ayam merawang di tingkat petani ......................

Pembuatan kandang battery ...............................................................

Pemberian pakan ................................................................................

Telur Produksi Induk F0 .....................................................................

Pengukuran berat telur ........................................................................

Pengukuran sisa pakan .......................................................................

Pengukuran berat anak (F1) ...............................................................

Pengukuran karkas ayam merawang ..................................................

Karkas ayam merawang .....................................................................

Ayam merawang jantan ......................................................................

Ayam merawang betina ......................................................................

Ayam merawang DOC .......................................................................

Wawancara untuk pengisian data paspor inventarisasi SDG .............

Karakterisasi nanas insitu ...................................................................

Karakterisasi manggis insitu ..............................................................

Karakterisasi talas exsitu ....................................................................

Koleksi aksesi ubi kayu lokal .............................................................

Koleksi aksesi durian lokal .................................................................

Peta Satuan Lahan Kabupaten Belitung, 2014 ……………………...

21

22

23

24

25

26

30

43

43

43

43

43

43

44

44

44

44

44

44

45

45

70

70

70

70

70

70

76

Page 13: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 13 of 204

Gambar29

Gambar30

Gambar31

Gambar32

Gambar33

Gambar34

Gambar35

Gambar36

Gambar37

Gambar38

Gambar39

Gambar40

Gambar41

Gambar42

Gambar43

Gambar44

Gambar45

Gambar46

Gambar47

Gambar48

Gambar49

Gambar50

Gambar51

Gambar52

Gambar53

Gambar54

Gambar55

Gambar56

Gambar57

Gambar58

Gambar59

Peta Satuan Lahan Kabupaten Bangka Barat, 2014 ………...............

Peta Satuan Lahan Kota Pangkalpinang, 2014 ...................................

Diagram input-output sistem lada di Bangka Belitung ......................

Tahapan dalam pendekatan sistem dinamik (Manetsch dan GL. Park

2002 dalam Supriatna et al. 2007) .....................................................

Causal Loop model revitalisasi lada di Bangka Belitung …………..

Struktur model revitalisasi lada di Bangka Belitung …………..........

Grafik Simulasi Model Revitalisasi Lada Mulai 2013 ………….......

Bibit yang berasal dari BPTP Kep. Bangka Belitung ........................

Persiapan lahan ...................................................................................

Lobang tanam lada .............................................................................

Penanaman tiang panjat ......................................................................

Lada setelah tanam .............................................................................

Lada 30 hst .........................................................................................

Lada 30 hst ………………………………………………………….

Denah tanaman kelapa sawit di KP Petaling ......................................

Sosialisasi katam MT. II Tahun 2014 di Kabupaten Bangka .............

Pembagian Katam dalam bentuk cd, poster, booklet dan buku ..........

Katam dalam bentuk stand Banner (a) dan dalam bentuk CD (b) ......

Kondisi awal lahan ……………………………………………….....

Pengolahan Lahan ………………………….………………….........

Pembuatan pematang ………………………………………………..

Pembuangan tunggul ………………………………………………..

Pembuatan Tempat persemaian …………………………………......

Persemaian …………………………………………………………..

Penanaman MT II …………………………………………………...

Penanaman MT I …………………………………………………...

Pertumbuhan tanaman pada MT II ………………………………….

Pertumbuhan tanaman pada MT I …………………………………..

Tanaman mulai mengurai …………………………………………...

Tanaman siap panen ………………………………………………...

Pemanenan dengan Combine pada MT II …………………………..

76

77

80

81

82

83

84

85

86

88

88

88

88

88

90

135

139

143

148

148

148

148

149

149

149

149

149

149

150

150

150

Page 14: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 14 of 204

Gambar60

Gambar61

Gambar62

Gambar63

Gambar64

Gambar65

Gambar66

Gambar67

Pengakutan hasil sabit pada panen MT I ……………………………

Proses penjemuran …………………………………………………..

Perontokan gabah pada panen ……………………………………...

Pemberian label ……………………………………………………..

Benih Berlabel ………………………………………………………

Paradigma dalam kegiatan, 2014 ........................................................

Hasil uji rank spearman efektifitas media penyuluhan untuk

responden penyuluh, 2014 ..................................................................

Hasil uji rank spearman efektifitas media penyuluhan untuk

responden petani, 2014 .......................................................................

150

150

150

150

150

155

163

164

Page 15: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 15 of 204

RINGKASAN EKSEKUTIF

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Bangka

Belitung merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian dengan wilayah kerja di Propinsi Kepulauan Bangka

Belitung. BPTP pada dasarnya merupakan upaya Badan Litbang Pertanian dalam

mewujudkan desentralisasi pengembangan teknologi yang disesuaikan dengan

kondisi daerah, mengingat adanya keragaman di daerah, baik dari segi aspek fisik,

ekonomi, maupun sosial budaya.

Sektor pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diarahkan untuk

dapat bertindak sebagai sumber pertumbuhan baru pasca tambang timah. Untuk

itu sektor ini dikembangkan dengan memanfaatkan seoptimal mungkin potensi

sumberdaya spesifik wilayah dengan basis inovasi sehingga produk yang

dihasilkan dapat lebih berkualitas dan menghasilkan nilai tambah yang berdampak

pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Struktur rencana strategis ini, secara

komprehensif dijabarkan dalam visi, misi, strategi utama, sasaran utama, tujuan

dan program serta indikator kinerja utama.

Pada tahun 2014 BPTP Kepulauan Bangka Belitung menerima anggaran

melalui DIPA TA 2014 sebesar Rp 11.160.080.000 (Sebelas milyar seratus enam

puluh juta delapan puluh ribu rupiah) yang barasal dari APBN dan digunakan

untuk membiayai kegiatan BPTP Kepulauan Bangka Belitung. Disamping

anggaran yang bersumber DIPA TA 2014, BPTP Kepulauan Bangka Belitung

juga memperoleh alokasi anggaran dari Program kerjasama Badan Litbang

Pertanian dengan SMARTD sebesar Rp 405.000.000,- (Empat ratus lima juta

rupiah) untuk kegiatan penelitian dan pengembangan sarana dan prasarana

perkantoran. Dengan demikian total anggaran yang dikelola BPTP Kepulauan

Bangka Belitung adalah Rp. 11.565.080.000,- (Sebelas milyar lima ratus enam

puluh lima juta delapan puluh ribu rupiah).

Sebagai wujud dari pelaksanaan tugas, pokok, dan fungsi BPTP

Kepulauan Bangka Belitung, pada tahun anggaran 2014 BPTP Kepulauan Bangka

Belitung melaksanakan berbagai kegiatan pengkajian dan diseminasi. Kegiatan

tersebut antara lain: Peningkatan produktivitas padi di sawah bukaan baru melalui

Page 16: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 16 of 204

mekanisasi pertanian dan pengelolaan tata air, Koleksi dan seleksi ayam

merawang spesifik Bangka, Peningkatan produktivitas tanaman lada dengan

pengelolaan hara dan jumlah bibit per rumpun, Pengelolaan Sumber Daya Genetik

(SDG), Agro Ecological Zone (AEZ) 1:50.000, Model Akselerasi Pembangunan

Pertanian Ramah Lingkungan (m-AP2RL), Visitor plot Kebun Percobaan Petaling

(perkebunan, hortikultura, peternakan), Percepatan pemasyarakatan PTT Padi,

Pendampingan KRPL, Model Pembangunan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi

(m-P3MI), Pendampingan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), Pendampingan

KATAM, dan Perbenihan Padi.

Kegiatan yang bersumber dari Program kerjasama Badan Litbang

Pertanian dengan SMARTD antara lain: Efektivitas media penyuluhan terhadap

pemanfaatan lahan pekarangan guna mendukung keragaman pangan lokal di

Bangka Belitung, Identifikasi kebutuhan teknologi spesifik lokasi mendukung

kegiatan penetapan prioritas pelaksanaan perencanaan dan pengkajian di Kep.

Bangka Belitung, serta Pengembangan sarana dan prasarana perkantoran.

Kegiatan diseminasi teknologi terutama terkait dengan inovasi teknologi

padi mendapat apresiasi baik dan dukungan dari Pemerintah Daerah maupun dari

petani dan masyarakat. Salah satu bentuk dukungan Pemerintah Daerah yaitu

dengan menghibahkan tanah seluas 10 hektar kepada Badan Litbang Pertanian.

MoU dilaksanakan di Badan Litbang Pertanian tanggal 15 April 2015 yang di

hadiri oleh Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono, M.Sc dan Bupati

Bangka Tengah H. Erzaldi Djohan, SE., MM..

Page 17: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 17 of 204

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Bangka

Belitung merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian dengan wilayah kerja di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung. Keberadaan BPTP pada dasarnya merupakan upaya

Badan Litbang Pertanian dalam mewujudkan desentralisasi pengembangan

teknologi yang disesuaikan dengan kondisi daerah, mengingat adanya

keragaman di daerah, baik dari segi aspek fisik, ekonomi, maupun sosial

budaya.

BPTP Kepulauan Bangka Belitung dibentuk berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pertanian No. 633/KPTS/OT.140/12/2003 tanggal 30

Desember 2003. Pembentukan BPTP Kepulauan Bangka Belitung

merupakan respon terhadap pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung yang memisahkan diri dari Provinsi Sumatera Selatantahun 2001.

Sebagai wujud dari pelaksanaan tugas, pokok, dan fungsinya, pada

tahun anggaran 2014 BPTP Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan

berbagai kegiatan pengkajian dan diseminasi, baik bersumber dari DIPA

BPTP Kep. Bangka Belitung maupun dari Program kerjasama Badan

Litbang Pertanian dengan SMARTD. Kegiatan tersebut antara lain:

1. Peningkatan produktivitas padi di sawah bukaan baru melalui

mekanisasi pertanian dan pengelolaan tata air;

2. Koleksi dan seleksi ayam merawang spesifik Bangka;

3. Peningkatan produktivitas tanaman lada dengan pengelolaan hara dan

jumlah bibit per rumpun;

4. Pengelolaan Sumber Daya Genetik (SDG);

5. Agro Ecological Zone (AEZ) 1:50.000;

6. Model Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan (m-

AP2RL);

7. Visitor plot Kebun Percobaan Petaling (perkebunan, hortikultura,

peternakan);

Page 18: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 18 of 204

8. Percepatan pemasyarakatan PTT Padi;

9. Pendampingan KRPL;

10. Model Pembangunan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi (m-P3MI);

11. Pendampingan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP);

12. Pendampingan KATAM;

13. Perbenihan Padi;

14. Efektivitas media penyuluhan terhadap pemanfaatan lahan pekarangan

guna mendukung keragaman pangan lokal di Bangka Belitung;

15. Identifikasi kebutuhan teknologi spesifik lokasi mendukung kegiatan

penetapan prioritas pelaksanaan perencanaan dan pengkajian di Kep.

Bangka Belitung; dan

16. Pengembangan sarana dan prasarana perkantoran.

Sektor pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diarahkan

untuk dapat meningkatkan produktivitas sektor pertanian spesifik lokasi,

rehabilitasi lahan pasca tambang timah, dan pengembangan pertanian Bio

Industri. Struktur rencana strategis ini, secara komprehensif dijabarkan

dalam visi, misi, strategi utama, sasaran utama, tujuan dan program serta

indikator kinerja utama.

1.2. Visi, Misi Dan Strategi

Visi

Mengacu kepada visi Badan Litbang Pertanian 2010-2014, untuk

menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia

dalam menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian mendukung

terwujudnya sistem pertanian industrial, serta visi BBP2TP di mana pada

tahun 2014 menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi

pertaniantepat guna bertaraf internasional, sebagai lembaga yang relatif baru

(Peraturan Mentan Nomor 633/Kpts/OT.140/12/2003, tgl 30 Desember

2003) maka visi BPTP Kep. Bangka Belitung adalah “Pada tahun 2014

menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian tepat

guna spesifik lokasi yang unggul di tingkat nasional”

Page 19: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 19 of 204

Misi

1. Menghasilkan, menyediakan dan menyebarluaskan teknologi dan pilihan

bahan kebijakan pertanian spesifik lokasi bagi pemerintah daerah,

2. Menjadi pusat informasi dan rujukan teknologi pertanian,

3. Menjalin kemitraan dengan instansi terkait dalam upaya memberdayakan

masyarakat,

4. Berperan dalam jaringan litkaji nasional guna menghasilkan teknologi

pertanian strategis

Strategi

Berdasarkan visi dan misi di atas, strategi utama BPTP Kep. Bangka

Belitung tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

1. Optimalisasi sumberdaya internal/eksternal untuk peningkatan kapasitas

institusi.

2. Membangun aliansi strategis antar BPTP, antara BPTP Kep. Bangka

Belitung dengan Puslit dan Balit komoditas serta dengan berbagai

lembaga penelitian pertanian dari dalam dan luar negeri, dan antara

BPTP Kep. Bangka Belitung dengan seluruh pemangku kepentingan di

wilayah kerja.

3. Mendapatkan dan mendesiminasikan inovasi teknologi dan kelembagaan

terkini untuk mendukung pembangunan pertanian wilayah.

4. Membangun sistem manajemen mutu pada semua lini kegiatan

1.3. Sasaran danTujuan

Sasaran

Sasaran utama BPTP Kep. Bangka Belitung tahun 2010-2014 adalah

dihasilkannya inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi yang sesuai dengan

kebutuhan pengguna serta mendorong peningkatan kinerja sektor pertanian

sebagai sumber pertumbuhan baru di Provinsi Kep. Bangka Belitung.

Page 20: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 20 of 204

Tujuan

1. Membangun aliansi strategis untuk mengembangkan jejaring kegiatan

pengkajian dan diseminasi pertanian

2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas BPTP Kep. Bangka Belitung

dalam menjalankan tupoksinya

3. Mengembangkan sinkronisasi dan koordinasi dengan institusi pusat dan

daerah untuk menunjang pembangunan pertanian wilayah.

Page 21: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 21 of 204

II. PROFIL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

2.1. Sejarah BPTP Kepulauan Bangka Belitung

BPTP Kep. Bangka Belitung sesuai Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2006 tanggal 1 Maret 2006 berada di bawah

koordinasi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

(BBP2TP) yang berkedudukan di Bogor. Berdasarkan Permentan tersebut,

BPTP mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengkajian teknologi

pertanian spesifik lokasi yang menjadi tanggung jawab dan wewenangnya.

BPTP Kep. Bangka Belitung pada awalnya merupakan Lembaga

Penelitian Tanaman Industri (LPTI Cabang Wilayah I Tanjung Karang yang

dibentuk pada tahun 1969 dibawah Direktorat Jenderal Perkebunan yang

kemudian berganti nama menjadi Sub Station /KP LPTI Bangka Cabang

Wilayah I Tanjung Karang di bawah koordinasi Badan Litbang Pertanian

pada tahun 1975. Sejarah panjang lembaga sebelum menjadi BPTP Kep.

Bangka Belitung sehingga lembaga ini sudah dikenal oleh masyarakat telah

menjadi salah satu kekuatan lembaga.

2.2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan

Bangka Belitung terdiri atas:

1) Kepala Balai

2) Sub Bagian TataUsaha

3) Sub Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

4) Kelompok Fungsional

2.3. Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2014, sumberdaya manusia BPTP Kep. Bangka Belitung

terdiri dari sebanyak 36 orang PNS dan 10 orang tenaga honorer/kontrak,

dengan kualifikasi tingkat pendidikan S3 (1 orang), S2 (5 orang), S1 (19

orang), dan SLTA/sederajat ke bawah (11 orang). Daftar nama-nama, jabatan,

Page 22: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 22 of 204

dan tingkat pendidikan PNS dan Tenaga Honorer/kontrak di BPTP

Kepulauan Bangka Belitung disajikan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Daftar Nama-nama, Jabatan, dan Tingkat Pendidikan BPTP KepulauanBangka Belitung

No Nama Golongan Jabatan Pendidikan

1 Dr. Ir. Rubiyo, M.Si IV/c Kepala Balai S3

2 Ir. Jefri III/d Kasubbag TU S1

3 Issukindarsyah, SP III/b Kasi KSPP S2

4 Asmarhansyah, SP, M.Sc III/c Peneliti Muda S2

5 Ahmadi, SP, M.Sc III/b Peneliti Pertama S2

6 Irma Audiah F, SP, MM III/b Peneliti Muda S2

7 Suyatno, SPt III/b Peneliti non klas S2

8 Ir. Suwardih III/d Penyuluh Pertama S1

9 Adhe Poppy WE, SP III/c Peneliti non klas S1

10 Nur’aini, S.Pt III/b Peneliti pertama S1

11 Sugito, SP III/b Penyuluh Pertama S1

12 Mamik Sarwendah, SP III/b Penyuluh non klas S1

13 Rahmat Hasan, SP III/b Peneliti Pertama S1

14 Ria Maya,SP III/b Penyuluh Pertama S1

15 Muzammil, SP III/b Peneliti Pertama S1

16 Zikril Hidayat,S.Pt III/b Peneliti Pertama S1

17 Dede Rusmawan, SP III/b Peneliti Pertama S1

18 Dian Yunita Rinawati, SP III/b Peneliti Pertama S1

19 Feriadi, SP III/a Penyuluh Pertama S1

20 Akhmad Ansyor, SP III/a Penyuluh Pertama S1

21 Kiki Yolanda, SP III/b Peneliti non klas S1

22 Minas Tiurlina P, SP III/b Penyuluh Pertama S1

23 Tri Wahyuni, SP III/a Peneliti non klas S1

24 Estie Estalita, S.I.Kom III/b Pranata Humas non klas S1

25 Djamaluddin III/a Staff TU S1

26 H. Saah III/a Teknisi SLTA

27 Hatamarasyid II/d Teknisi SLTA

28 Romaidah II/d Staff TU SLTA

Page 23: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 23 of 204

29 Muspitawati II/b Staff TU SLTA

30 Sri Kurniaty II/b Staff TU SLTA

31 M. Yusuf II/b Staff TU SLTA

32 Heri Siswanto II/b Teknisi SLTA

33 Effendi II/a Pekarya kebun SD

34 Supario I/d Pekarya kebun SD

35 Zainuddin I/b Pekarya kebun SD

36 Rosiati I/b Petugas kebersihan SD

37 Dhinta Rachmawati, SE Honor Staff KSPP S1

38 Setiana Gandarum, S.I.Kom Honor Staff KSPP S1

39 Yulinda Mawarsih, S.Kom Honor Staff TU S1

40 Adi Supriadi Honor Satpam SMA

41 Imam Santoso Honor Satpam SMA

42 Deska Honor Pengemudi SMA

43 Budi Honor Pengemudi SMA

44 M. Pidison Honor Pekarya kebun SMA

45 Mulyadi Honor Pekarya kebun SMA

46 Abdul Rozi Honor Pekarya kandang SMA

2.4. Sarana dan Prasarana

Disamping dukungan sumber daya manusia, dukungan fasilitas

pendukung berupa gedung dan sarana perkantoran, mes, ruang perpustakaan,

kendaraan bermotor (roda 2, roda 3, roda 4, dan traktor), laboratorium, rumah

kaca, dan Kebun Percobaan (KP. Petaling 28 ha, KP. Batu Betumpang 40 ha,

KP. Koba 10 ha). Faktor sumberdaya keuangan sebagai komponen kegiatan

yang sangat menentukan cakupan, kedalaman dan luaran suatu program atau

kegiatan selama ini berasal dari anggaran APBN dan ditunjang oleh dana

yang dihasilkan kegiatan kerjasama.

Pada tahun 2014, BPTP Kepulauan Bangka Belitung memperoleh

beberapa tambahan perlengkapan kantor, sarana, dan prasarana sebagaimana

terdapat pada tabel 2 di bawah ini.

Page 24: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 24 of 204

Tabel 2. Alokasi Anggaran untuk Pengadaan Sarana, Prasarana, dan PerlengkapanKantor TA 2014

No Uraian Jumlah Sumber Dana

1 Pengadaan alat pengolah data dankomunikasi

47.750.000 APBN

2 Pengadaan peralatan dan fasilitasperkantoran

470.802.000 APBN

3 Pengadaan gedung dan bangunan 3.050.400.000 APBN

Total 3.568.952.000 APBN

2.5. Anggaran

Pada tahun 2014 BPTP Kepulauan Bangka Belitung menerima

anggaran melalui DIPA TA 2014 sebesar Rp 11.160.080.000 (Sebelas milyar

seratus enam puluh juta delapan puluh ribu rupiah) yang barasal dari APBN

dan digunakan untuk membiayai kegiatan BPTP Kepulauan Bangka Belitung.

Disamping anggaran yang bersumber DIPA TA 2014, BPTP

Kepulauan Bangka Belitung juga memperoleh alokasi anggaran dari Program

kerjasama Badan Litbang Pertanian dengan SMARTD sebesar Rp

405.000.000,- (Empat ratus lima juta rupiah) untuk kegiatan penelitian dan

pengembangan sarana dan prasarana perkantoran. Dengan demikian total

anggaran yang dikelola BPTP Kepulauan Bangka Belitung adalah Rp.

11.565.080.000,- (Sebelas milyar lima ratus enam puluh lima juta delapan

puluh ribu rupiah).

Page 25: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 25 of 204

Tabel 3. Rincian Anggaran Tahun 2014 BPTP Kepulauan Bangka Belitung

No Uraian Kegiatan Anggaran

(Rp)

Realisasi (Rp) %

I Program penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing(018.09.12)

A Laporan pengelolaansatker

720.340.000 717.704.550 99.6

B Laporan koordinasidan sinkronisasikegiatan satker

190.000.000 186.705.100 98.3

C Teknologi SpesifikLokasi

974.600.000 973.814.300 99.9

D Rekomendasikebijakanpembangunanpertanian

58.500.000 57.801.400 98.8

E Terkonologi yangterdiseminasi kepengguna

508.241.000 504.081.200 99.2

F Laporan pelaksanaankegiatanpendampingan inovasipertanian dan programstrategis nasional

1.144.599.000 1.140.033.450 99.6

G Produksi benih 268.100.000 267.305.000 99.7H Layanan Perkantoran

(gaji dan tunjangan,dan Operasionalperkantoran)

3.726.748.000 3.498.079.576 93.9

I Perangkat pengolahdata dan komunikasi

47.750.000 46.850.000 98.1

J Peralatan dan fasilitasperkantoran

470.802.000 468.342.000 99.5

K Gedung dan bangunan 3.050.400.000 3.045.943.000 99.9Total 11.160.080.000 10.906.659.576 97.7

II SMARTDA Efektivitas media

penyuuhan dalampemanfaatanpekarangan gunamendukungkeragaman panganlokal di BangkaBelitung

132.500.000 132.500.000 100

Page 26: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 26 of 204

B Identifikasi kebutuhanteknologi spesifiklokasi mendukungkegiatan penetapanprioritas pelaksanaanperencanaan danpengkajian di Kep.Bangka Belitung

80.000.000 80.000.000 100

C Pengembangan saranadan prasaranaperkantoran.

192.500.000 192.500.000 100

TOTAL 405.000.000 405.000.000 100

Page 27: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 27 of 204

III. KINERJA BPTP KEP. BANGKA BELITUNG

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI SAWAH BUKAAN BARU

MELALUI MEKANISASI PERTANIAN DAN PENGELOLAAN TATA

AIR

Besi merupakan salah satu unsur yang mengalami perubahan pada

kondisitergenang yaitu dapat mengalami reduksi dari Fe 3+ menjadi Fe 2+. Dari

aspek ketersediaan hara perubahan ini menguntungkan bagi tanaman, karena besi

lebih tersedia dan dapat diserap oleh tanaman yaitu dalam bentuk fero (Fe2+),

namun apabila reduksi berlebih maka besi tersebut dapat larut melebihi dari

kebutuhan tanaman, sehingga mengakibatkan keracunan tanaman.

Masalah keracunan besi sering terjadi pada tanah masam yang diusahakan

sebagai lahan sawah. Pada tanah dengan tingkat kemasaman tinggi (pH rendah),

pertumbuhan tanaman kurang baik, bahkan pada kondisi tertentu tanaman tidak

dapat dipanen. Salah satu upaya untuk mengatasi keracunan besi adalah dengan

pengelolaan tata air.

Penggenangan dan pengeringan pada tanah sawah menyebabkan terjadinya

reduksi atau oksidasi besi. Pada saat tergenang besi feri (Fe3+) mengalami reduksi

menjadi besi fero (Fe2+) begitu pula sebaliknya jika mengalami pengeringan atau

oksidasi maka besi fero (Fe2+) dengan sangat cepat berubah menjadi besi feri

(Fe3+) yang tidak tersedia bagi tanaman. Perubahan dari beri feri (Fe3+) menjadi

besi fero (Fe2+) akibat penggenangan dan perubahan besi dari fero (Fe2+) menjadi

feri (Fe3+) akibat pengoksidasian dapat mengurangi kelarutan besi secara berlebih

sehingga tidak menyebabkan meracuni tanaman.

Pengkajian dilaksanakan di Kebun Percobaan Batubetumbang, Desa

Batubetumpang, Kecamatan Pulau Besar, Kabupaten Bangka Selatan pada lahan

seluas 3 Hektar. Waktu pelaksanaan kegiatan pengkajian dimulai dari bulan

Januari – Desember tahun 2014. KP Batu betumpang memiliki agroekosistem

lahan basah (sawah tadah hujan) yang berada pada titik koordinat S 2.81198 dan

E 106.13477 dengan ketinggian 15 meter dpl. Lahan sawah KP Batubetumpang

merupakan lahan sawah bukaan baru yang dicetak pada tahun 2013. Lahan sawah

Page 28: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 28 of 204

ini belum didukung dengan irigasi yang memadai, kondisi permukaan tanah yang

belum rata, dan masih terdapat sisa-sisa kayu dalam petak tanaman.

Pengkajian ini bertujuan untuk (1). menganalisis keragaan vegetatif dan

keragaan hasil padi sawah di lahan sawah bukaan baru dengan penerapan

teknologi mekanisasi pertanian dan pengelolaan tata air; (2). menganalisis

kelayakan ekonomi usahatani padi sawah dengan penerapan teknologi mekanisasi

pertanian dan pengelolaan tata air. Keluaran yang diperoleh adalah (1). 1 (satu) set

data produktivitas padi sawah di lahan sawah bukaan baru dengan penerapan

teknologi mekanisasi pertanian dan pengelolaan tata air; (2) 1 (satu) set data

kelayakan ekonomi usahatani padi sawah dengan penerapan teknologi mekanisasi

pertanian dan pengelolaan tata air.

Pengkajian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) sebanyak 4

ulangan, dengan perlakukan:

a. Taraf 1 Mekanisasi

1. T1 : Petani yaitu lahan diolah secara tidak sempurna,

penanaman manual dengan tenaga kerja dan panen dengan

digebot.

2. T2 : mekanisasi yaitu lahan diolah secara sempurna, penananaman

manual dengan tenaga kerja dan panen penggunaan harvester.

3. T3 : mekanisasi plus yaitu lahan diolah secara sempurna,

penggunaan mesin tanam dan harvester.

Mesin tanam yang digunakan dalam pengkajian adalah Kubota

SPW 48c dengan kapasitas:

Jumlah baris tanam 4 baris

Jarak antar baris 30 cm

Jarak antar tanaman 12, 14, 16,18 dan 21 cm

Perkiraan Kapasitas kerja 2100 m2 per jam atau 5- 8 jam per

ha, dengan jumlah tenaga kerja 2 – 4 orang

b. Taraf 2 Pengelolaan Air

1. P1: Tanpa pengelolaan air

2. P2: Intermiten yaitu pengelolaan air pada lahan pengkajian dilakukan

dengan cara menggenangi lahan secara bergantian sedalam 5 cm.

Page 29: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 29 of 204

Komponen teknologi yang diterapkan dalam pengkajian mengacu

pada Teknologi Pengelolaan Terpadu Padi Sawah (PTT Padi Sawah) Tabel4 dibawah ini:Tabel 4. Komponen teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah

No Komponen teknologi PTT1 Varietas VUB: Inpari 102 Jumlah benih 25 Kg/ha.3 Perlakuan benih Perlakuan benih dengan fipronil.

Benih direndam dan yangmengapung dibuang.

4 Sistem tanam Legowo 4:1 dengan jarak tanam 18x 30 cm

5 Umur bibit 18 - 21 Hari.6 Pemupukan Dosis rekomendasi Urea 200 kg per

ha, SP-36 100 kg per ha, KCL 100kg/ha.

Data yang akan diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Analisis

Varian (ANOVA) pada level 5% dan dilanjutkan dengan uji beda nyata jika hasil

analisis varian menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan. Selain itu,

rekomendasi paket teknologi yang dihasilkan akan dianalisis kelayakannya

menggunakan analisis gross R/C. Analisis R/C digunakan untuk mengetahui

tingkat efisiensi usahatani, dengan rumus berikut:⁄ =Keterangan:

R/C > 1, maka usahatani tersebut menguntungkan

R/C < 1, maka usahatani tersebut tidak menguntungkan

Keragaan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara

mekanisasi dan pengelolaan air pada seluruh parameter pengamatan, seperti

disajikan pada Tabel 5. Lebih lanjut, Tabel 5 juga mengambarkan pengaruh nyata

Page 30: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 30 of 204

beberapa perlakuan secara mandiri. Pengelolaan air memberikan pengaruh nyata

terhadap jumlah anakan maksimal dan jumlah anakan produktif. Sedangkan

perlakuan mekanisasi hanya berpengaruh terhadap jumlah anakan maksimal.

Tabel 5. Hasil analisis sidik ragam perlakuan mekanisasi dan pengelolaan airterhadap keragaan pertumbuhan padi Inpari 10 di lahan sawah bukaanbaru, Bangka Selatan, MT II 2014

ParameterFaktor

Mekanisasi Pengelolaan air Interaksi

Tinggi tanaman ns ns ns

Jumlah anakan maksimal * * ns

Jumlah anakan produktif ns ** ns

Keterangan ns = tidak berbeda nyata* = berbeda nyata* = berbeda sangat nyata

Hasil uji lanjut pengaruh mekanisasi dan pengelolaan tata air terhadap

tinggi tanaman, jumlah anakan maksimal dan jumlah anakan produktif disajikan

pada Tabel 6. Perlakuan T1 (petani), T2 (mekanisasi) T3 (mekanisasi plus) tidak

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Budidaya sawah dengan pengolahan

lahan sempurna atau tidak sempurna dan penanaman dengan mesin tanam atau

tenaga kerja tidak akan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.

Tabel 6. Pengaruh mekanisasi pertanian dan sistem pengelolaan air terhadaptinggi, jumlah anakan maksimal dan jumlah anakan produktif padiInpari 10 di lahan sawah bukaan baru, Bangka Selatan, MT II 2014

Perlakuan Tinggi Jumlah Anakan

Maksimal

Jumlah Anakan

Produktif

Mekanisasi Pertanian

T1 90,46 a 19,60 ab 16,08 a

T2 90,29 a 21,43 a 17,05 a

T3 87,84 a 17,60 b 15,22 a

Sistem Pengelolaan Air

P1 88,85 a 17,90 b 15,30 b

P2 90,33 a 21,48 a 17,60 a

KK (%) 4,64 16,18 10,15

Page 31: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 31 of 204

Keterangan: Nilai pada setiap kolom atau baris untuk setiap peubah yangdiikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata denganuji jarak berganda Duncan (DMRT 5%)

Penggunaan mesin tanam pada lahan bukaan baru memiliki beberapa

kelemahan yaitu pengoperasian blm optimal karena lahan yang tidak rata dan

jumlah bibit per rumpun yang ditanam tidak dapat seragam yaitu >3 bibit per

rumpun. Penanaman dengan tenaga kerja jumlah bibit perumpun dapat diatur

yaitu 1-3 bibit per rumpun.

Perlakuan tanpa (P1) atau dengan pengelolaan air (P2) tidak berpengaruh

nyata terhadap tinggi tanaman namun berpengaruh nyata antara terhadap jumlah

anakan maksimal dan produktif. Perlakukan pengelolaan air dengan sistem

intermiten yaitu pengelolaan air dilakukan dengan cara menggenangi air secara

bergantian dengan kedalaman 5 cm dapat menghasilkan jumlah anakan maksimal

dan produktif lebih banyak dibandingkan perlakuan tanpa pengelolaan air (Tabel

6).

Keragaan Hasil dan Komponen HasilHasil analisis sidik ragam perlakuan mekanisasi dan pengelolaan air

terhadap keragaan hasil dan komponen hasil padi yang meliputi panjang malai,

jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa, berat 1.000 butir gabah, hasil gabah panen

dan hasil gabah kering giling disajikan pada Tabel 7. Hasil analisis sidik ragam

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara mekanisasi dan pengelolaan air

pada seluruh parameter hasil dan komponen hasil. Namun, terdapat pengaruh

nyata secara mandiri pada perlakuan mekanisasi terhadap jumlah gabah isi dan

jumlah gabah hampa.

Page 32: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 32 of 204

Tabel 7. Hasil analisis sidik ragam perlakuan mekanisasi dan pengelolaan airterhadap keragaan hasil dan komponen hasil padi Inpari 10 di lahansawah bukaan baru, Bangka Selatan, MT II 2014

ParameterFaktor

Mekanisasi Pengelolaan air Interaksi

Panjang malai ns ns ns

Jumlah gabah isi ** ns ns

Jumlah gabah hampa ** ns ns

Berat 1.000 butir ns ns ns

Hasil gabah kering panen ns ns ns

Hasil gabah kering giling ns ns ns

Keterangan ns = tidak berbeda nyata** = berbeda nyata

Hasil uji lanjut pengaruh mekanisasi dan pengelolaan tata air terhadap

hasil dan komponen hasil disajikan pada Tabel 8. Jumlah gabah isi dan jumlah

gabah hampa pada perlakuan T1 (petani yaitu olah lahan tidak sempurna,

penananam, panen dan pascapapen dengan tenaga kerja manual), dan T2

(mekanisasi yaitu olah lahan sempurna, penanaman manual, panendan pascapanen

dengan mesin) berbeda nyata dengan perlakuan T3 (mekanisasi plus yaitu olah

lahan sempurna, penanaman dengan mesin tanaman serta panen dan pascapanen

dengan mesin). Jumlah gabah isi pada perlakuan T1 dan T2 lebih banyak

dibandingkan perlakuan T3. Hal ini disebabkan karena perlakuan T1 dan T2

menghasilkan anakan produktif yang lebih tinggi sehingga peluang jumlah gabah

isi lebih tinggi.

Pengamatan perlakuan mekanisasi dan pengelolaan air terhadap hasil dan

komponen hasil menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap

berat 1.000 butir gabah, gabah kering panen dan gabah kering giling. Anakan

produktif akan mempengaruhi jumlah malai pertanaman yang terbentuk dan

selanjutnya akan mempengaruhi hasil produksi gabah tanaman.

T

Page 33: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 33 of 204

Tabel 8. Pengaruh mekanisasi pertanian dan sistem pengelolaan air terhadappanjang malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa, berat 1.000 butirgabah, dan hasil gabah Inpari 10 di lahan sawah bukaan baru,Batubetumpang, MT II 2014

Perlakuan PanjangMalai

JumlahGabah

Isi

JumlahGabahHampa

Berat1.000gabah

HasilGabahKeringPanen

HasilGabahKeringGiling

Mekanisasi PertanianT1 20,19 a 53,98 a 10,66 a 29,70 a 2,78 a 2,47 aT2 19,06 a 52,77 a 10,77 a 29,87 a 2,80 a 2,52 aT3 18,81 a 42,72 b 8,74 b 29,66 a 2,32 a 2,09 a

Sistem Pengelolaan AirP1 18,79 a 48,78 a 10,08 a 29,90 a 2,75 a 2,31 aP2 20,01 a 51,05 a 10,03 a 29,56 a 2,80 a 2,41 a

KK (%) 10,26 a 14,361 a 14,61 a 16,57 a 17,88 a 3,10Keterangan: Nilai pada setiap kolom atau baris untuk setiap peubah yang

diikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata denganuji jarak berganda Duncan (DMRT)

Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil adalah curah hujan. Curah

hujan tinggi mengindikasikan intensitas cahaya yang rendah. Hal ini dapat

menghambat laju fotosintesis yang berdampak pada pengurangan hasil tanaman.

Curah hujan tinggi juga menyebabkan ketersediaan air melimpah. Kelebihan air

pada fase reproduktif, khususnya saat fase inisiasi pembungaan dapat mengurangi

kekuatan batang dan meningkatkan kerebahan serta menghambat proses

penyerbukan dan mengurangi hasil tanaman. Perkembangan hama dan penyakit

tanaman dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim baik langsung maupun tidak

langsung, misalnya hama tikus akan meningkat apabila jumlah curah hujan dalam

satu bulan antara 150-200 mm, tingkat serangan penyakit blas akan meningkat

apabila jumlah curah hujan satu bulan >300 mm, serangan penyakit bercak coklat

dan wereng dapat terjadi baik pada musim kemarau ataupun musim hujan.

Imbangan Penerimaan dengan Biaya Produksi (R/C)

R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya produksi. Nilai

R/C menunjukkan besar imbalan yang diperoleh untuk setiap satu rupiah yang

dikorbankan. Tabel 9 dan tabel 10 menunjukkan bahwa nilai R/C yang diperoleh

Page 34: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 34 of 204

pada tiap perlakuan berkisar 1,1 – 1,3. Nilai R/C terbesar dicapai pada sistem

mekanisasi (tanpa atau dengan pengelolaan air). Nilai R/C mekanisasi dengan

pengelolaan air sebesar 1,3 berarti bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan

dalam usahatani padi akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 1,4,-.

Page 35: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 35 of 204

Tabel 9. Analisis Usahatani Padi Sawah di Lahan Bukaan Baru dengan Mekanisasi Pertanian dan Pengelolaan Air

No UraianTanpa Pengelolaan Air

Petani Mekanisasi Mekanisasi PlusQ Price Total Q Price Total Q Price Total

A. Saprodi 5.370.000 5.370.000 5.370.0001 Benih 25 kg 8.000 200.000 25 kg 8.000 200.000 25 kg 8.000 200.0002 Pupuk - - -

a. Pupuk kandang 1000 kg 1.000 1.000.000 1.000 kg 1.000 1.000.000 1000 kg 1.000 1.000.000b. Urea 200 kg 5.300 1.060.000 200 kg 5.300 1.060.000 200 kg 5.300 1.060.000c. SP-36 100 kg 6.900 690.000 100 kg 6.900 690.000 100 kg 6.900 690.000d. KCL 100 kg 5.700 570.000 100 kg 5.700 570.000 100 kg 5.700 570.000

3 Kapur 1000 kg 800 800.000 1.000 kg 800 800.000 1000 kg 800 800.0004 Herbisida 1 ha 50.000 50.000 1 ha 50.000 50.000 1 ha 50.000 50.0005 Insektisida 1 ha 1.000.000 1.000.000 1 ha 1.000.000 1.000.000 1 ha 1.000.000 1.000.000

B. Tenaga Kerja 8.548.750 8.251.250 7.195.7501 Pengolahan lahan 1 ha 1.200.000 1.200.000 1 ha 1.400.000 1.400.000 1 ha 1.400.000 1.400.0002 Semai dan Tanam 1 ha 2.000.000 2.000.000 1 ha 2.000.000 2.000.000 ha 1.500.000 1.500.0003 Penyulaman 1 ha 100.000 100.000 1 ha 100.000 100.000 1 ha 100.000 100.0004 Pemupukan 1 ha 1.400.000 1.400.000 1 ha 1.400.000 1.400.000 1 ha 1.400.000 1.400.0005 Pemeliharaan 1 ha 600.000 600.000 1 ha 600.000 600.000 1 ha 600.000 600.0006 Panen dan pascapanen 1 ha 3.000.000 3.000.000 1 ha 2.500.000 2.500.000 1 ha 2.000.000 2.000.0007 Penggilingan 2487,50 kg 100 248.750 2.513 kg 100 251.250 1957,50 kg 100 195.750

C. Biaya Lainnya 0 0 0

1Biaya bensin pengelolaanair 0 0 0

D. Total Biaya 13.918.750 13.621.250 12.565.750E. Penerimaaan

Produksi X Harga jual 1.741 kg 10.000 17.412.500 1.759 kg 10.000 17.587.500 1.370 kg 10.000 13.702.500F. Keuntungan 3.493.750 3.966.250 1.136.750G. B/C 1,25 1,29 1,09

Page 36: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 36 of 204

Tabel 10. Analisis Usahatani Padi Sawah di Lahan Bukaan Baru dengan Mekanisasi Pertanian dan Pengelolaan Air (dalam ribuan rupiah)

No Uraian Pengelolaan AirPetani Mekanisasi Mekanisasi Plus

Q Price Total Q Price Total Q Price TotalA. Saprodi 5.370.000 5.370.000 5.370.0001 Benih 25 kg 8.000 200.000 25 kg 8.000 200.000 25 kg 8.000 200.0002 Pupuk - - -

a. Pupuk kandang 1000 kg 1.000 1.000.000 1.000 kg 1.000 1.000.000 1000 kg 1.000 1.000.000b. Urea 200 kg 5.300 1.060.000 200 kg 5.300 1.060.000 200 kg 5.300 1.060.000c. SP-36 100 kg 6.900 690.000 100 kg 6.900 690.000 100 kg 6.900 690.000d. KCL 100 kg 5.700 570.000 100 kg 5.700 570.000 100 kg 5.700 570.000

3 Kapur 1000 kg 800 800.000 1.000 kg 800 800.000 1000 kg 800 800.0004 Herbisida 1 ha 50.000 50.000 1 ha 50.000 50.000 1 ha 50.000 50.0005 Insektisida 1 ha 1.000.000 1.000.000 1 ha 1.000.00

01.000.000 1 ha 1.000.00

01.000.000

B. Tenaga Kerja 8.546.250 8.253.750 7.222.5001 Pengolahan lahan 1 ha 1.200.000 1.200.000 1 ha 1.400.00

01.400.000 1 ha 1.400.00

01.400.000

2 Semai dan Tanam 1 ha 2.000.000 2.000.000 1 ha 2.000.000

2.000.000 1 ha 1.500.000

1.500.000

3 Penyulaman 1 ha 100.000 100.000 1 ha 100.000 100.000 1 ha 100.000 100.0004 Pemupukan 1 ha 1.400.000 1.400.000 1 ha 1.400.00

01.400.000 1 ha 1.400.00

01.400.000

5 Pemeliharaan 1 ha 600.000 600.000 1 ha 600.000 600.000 1 ha 600.000 600.0006 Panen dan pascapanen 1 ha 3.000.000 3.000.000 1 ha 2.500.00

02.500.000 1 ha 2.000.00

02.000.000

7 Penggilingan 2462,50 kg 100 246.250 2.538 kg 100 253.750 2225,00

kg 100 222.500

C. Biaya Lainnya1 Biaya bensin pengelolaan air 5 ltr 10.000 50.000 5 ltr 10.000 50.000 5 ltr 10.000 50.000

D. Total Biaya13.966.25

0

13.673.750 12.642.50

0E. Penerimaaan

Produksi X Harga jual1.724

kg

10.00017.237.50

0

1.776

kg

10.000 17.762.500

1.558 kg

10.00015.575.00

0

Page 37: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 37 of 204

F. Keuntungan 3.271.250 4.088.7502.932.500

G. B/C 1,23 1,30 1,23

Page 38: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 38 of 204

Gambar 1. Dokumentasi Penyemaian dengan Traypot dan Manual

Penyemaian padi dengan menggunakantraypot

Penyemaian langsung ke bedengansemai

Page 39: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 39 of 204

Gambar 2. Dokumentasi Penanaman

Penanaman Padi dengan transplanter

Penanaman Padi dengan Tenaga Kerja

Page 40: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 40 of 204

Gambar 3. Dokumentasi Pemeliharaan

Pemupukan Tanaman

Pengendalian hama tikus secara mekanis

Pengendalian hama burung

Page 41: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 41 of 204

Gambar 4. Dokumentasi Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Padi

Page 42: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 42 of 204

Gambar 5. Dokumentasi Pertumbuhan Tanaman

Page 43: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 43 of 204

Gambar 6. Dokumentasi Panen dan Pascapanen

Panen dengan mesin Panen dengan disabit

Perontokan

Penjemuran

Page 44: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 44 of 204

KOLEKSI DAN SELEKSI AYAM MERAWANG SPESIFIK BANGKA

Pengkajian akan dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2014, pada

kebun percobaan Petaling BPTP Kepulauan Bangka Belitung. Tujuan kajian

adalah: 1. Melakukan koleksi dan evaluasi ayam Merawang sesuai dengan

karakter kualitatif dan kuantitatif serupa, dan 2. Melakukan seleksi Ayam

Merawang untuk meningkatkan produksi telur. Keluaran kajian ini yaitu: 1. Bibit

ayam Merawang yang memiliki keseragaman dan kemurnian tinggi, 2. Bibit ayam

Merawang hasil seleksi untuk meningkatkan produksi telur sampai dengan

generasi pertama (G1).

Ayam merawang adalah ayam lokal dari spesies Gallus-gallus, family

Phasianidae. Pertama kali ayam Merawang dibawa oleh penambang timah dari

daratan Cina ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda sekitar 300 tahun lalu.

Dalam perkembangannya ayam ini sudah beradaptasi di daerah setempat sehingga

ayam Merawang menjadi ayam lokal yang berasal dari Desa Merawang

Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung

dan merupakan sumber genetik serta aset masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka

Belitung yang dapat dimanfaatkan dan harus dilestarikan.

Ayam Merawang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai ayam

dwiguna penghasil telur dan daging. Bila dibandingkan dengan ayam kampung

biasa, produksi telur lebih tinggi rata-rata 165/butir/ekor/, sedangkan ayam lokal

lainnya hanya 40-60 butir/ekor/tahun. Bobot badan ayam Merawang betina

berkisar 1,35 -2,5 kg/ekor dan bobot badan ayam Merawang jantan berkisar antara

1,9-3,1 kg/ekor. Disisi lain jenis ayam ini memiliki nilai estetika yang tinggi,

khususnya untuk masyarakat Tionghoa yang masih mayoritas di Kepulauan

Bangka Belitung yang memiliki tradisi upacara keagamaan yang terjadi empat

kali dalam setahun.

Ayam Merawang merupakan ayam lokal dari spesies Gallus-gallus,

family Phasianidae yang berasal dari Desa Merawang, Kecamatan Merawang,

Kab. Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pemerintah Daerah Propinsi

Kepulauan Bangka Belitung sedang mengusulkan kepada Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk menetapkan ayam spesifik local tersebut

sebagai rumpun ayam Merawang. Secara historis ayam Merawang berasal dari

Page 45: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 45 of 204

daratan Cina dan dibawa pertama kali oleh penambang timah keturunan Tionghoa

dari daratan Cina ke Indonesia sekitar 300 tahun lalu pada masa penjajahan

Belanda. Pada zaman penjajahan Belanda Pulau Bangkamerupakan daerah

pertama yang dijadikan pusat penambangan timah Belanda di Indonesia.

Sejalan dengan berkembangnya masyarakat keturunan Tionghoa di

Kepulauan Bangka Belitung, ayam Merawang ikut berkembang dan selanjutnya

sudah memiliki daya adaptasi lokal dengan kondisi agroekosistem yang ada di

wilayah Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan data Dinas Pertanian

Perkebunan dan Peternakan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun

2011 sebaran ayam Merawang yang terlihat jelas ada di 3 kabupaten yaitu:

Bangka (8.156 ekor), Bangka Tengah (3.717 ekor) dan Kota Pangkalpinang

(1.924 ekor).

Apabila dipelihara secara intensif ayam Merawang betina bertelur

pertama kali pada umur 5,5 bulan dengan bobot telur berkisar antara 38-45 g dan

produksi telur dapat mencapai 120-125 butir/ekor/tahun. Pertumbuhan ayam

Merawang juga relatif cepat, berat tubuh ayam jantan dapat mencapai 2,0-3,0 kg

per ekor pada umur 9-12 bulan. Keunggulan lainnya adalah lemak yang rendah

dibanding unggas lain dan nilai gizi telur yang cukup baik

Secara fisik ayam Merawang tidak jauh berbeda dengan ayam kampung

lainnya. Ayam ini mempunyai punggung agak panjang, bentuk dada lurus

mengikuti garis leher, dan sayap rapat dengan sisi badan. Sementara perut agak

dalam dan lebarserta berbentuk seperti segitiga. Kepala ayam Merawang lonjong

dengan paruh cukup panjang dan agak melengkung. Selain itu, terdapat jengger

yang berbentuk tunggal (single) dan pial ganda. Ukuran jengger dan pial jantan

lebih besar dari betina dan berwarna cerah. Sementara kaki, kulit, dan paruhnya

berwarna kuning. Mata ayam Merawang jernih dan paruh berbentuk runcing atau

tajam. Postur tubuh jantan besar dan tegap, betina lebih kecil dan kompak yang

menunjukkan ciri sebagai petelur produktif dan pedaging yang baik.

Produktivitas Ayam Merawang

Ayam Merawang memiliki pertumbuhan yang relative cepat. Bila

dipelihara secara intensif, berat tubuh ayam jantan dapat mencapai 2,0-3,0 kg per

ekor pada umur 9-12 bulan, sedangkan ayam jantan kampong pada umur yang

Page 46: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 46 of 204

sama umumnya 1,5-2 kg per ekor. Pada umur 12 minggu, saat panen, berat badan

ayam Merawang dapat mencapai sekitar 1 kg per ekor. Pertumbuhan berat badan

yang cepat ini sangat penting untuk pengusahaan sebagai ayam pedaging. Bobot

Badan ayam Merawang betina berkisar 1,35-2,5 kg/ekor dan bobot badan ayam

Merawang jantan berkisar antara 1,9-3,1 kg/ekor. Keunggulan ayam ini adalah

sebagai produksi telur dan daging.

Ayam Merawang betina bertelur pertama kali pada umur 5,5 bulan.

Bobot telur berkisar antara 38-45 g. Produksi telur dapat mencapai 120-125

butir/ekor/tahun. Produksi telur ayam merawang relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan ayam lokal yang lainnya yaitu sebesar 54,42 % HD.

Tabel.11. Perbandingan Produksi Telur Ayam Merawang dan Lokal yangDipelihara pada Kondisi yang Sama Selama 52 Minggu.

No Jenis Ayam Produksi Telur (% hen day)

1. Ayam Merawang 64,42

2. Buras 41,3

3. Kedu Hitam 58,8

4. Kedu Putih 54,0

5. Nunukan 41,3

6. Pelung 32,0

Sumber : CresswelldanGunawan (1982) dalam HasnellydanSuwardih (2006).

Koleksi Ayam Merawang

Pengkajian menggunakan 33 ekor induk ayam Merawang dan 28 ekor

ayam Merawang jantan umur ± 1,5-2 tahun. Pemeliharaan ayam merawang

dilakukan dengan sistem intensif untuk indukan, sesuai dengan kebutuhan yaitu

dengan sistem kandang battery sedangkan ayam merawang jantan secara semi

intensif dengan sistem kandang ren, halaman berpagar sebagai halaman untuk

excercise sedangkan ratio jantan dan betina 1:5. dengan pemberian pakan 2 kali

sehari pagi dan sore sebanyak 120 gram/ekor dan air minum diberikan secara

adlibitum.

Page 47: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 47 of 204

Seleksi Untuk Meningkatkan Produksi Telur

Disamping untuk meningkatkan keseragaman ayam Merawang seleksi

juga dilakukan untuk meningkatkan mutu genetik seperti seleksi fisik dan seleksi

produksi. Seleksi untuk meningkatkan produksi telur pada ayam Merawang

dengan metode seleksi independent culling level. Kriteria seleksi adalah produksi

telur selama empat bulan. Produksi telur per individu diamati dan dicatat setiap

hari selama empat bulan. Pada generasi berikutnya replacement induk (calon

induk) terbaik dari populasi seleksi. Siklus seleksi ayam merawang tersaji dalam

Gambar 7. Metode seleksi selama tiga generasi.

Metode seleksi samasampai G3

Seleksi 50% terbaik dan mendekatikemurnian performans ayamMerawang

Seleksi 50% terbaik dan mendekatikemurnian performans ayamMerawang

Populasi dasar(G0)

33 ekor induk,28 ekor jantan

33 ekor indukG0 28 ekor

jantan

Populasiseleksi

14 ekor indukG0

6 ekor jantan

Perbanyakan

28 ekor indukG1

12 ekor jantan

14 ekor indukG1

6 ekor jantan

28 ekorinduk G3

Page 48: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 48 of 204

Metode perkawinan untuk menghasilkan ternak pada setiap generasi

dilakukan dengan Inseminasi Buatan (IB). Pengencer yang digunakan dalam

melakukan IB yaitu NaCl fisiologis dengan perbandingan 1:1 yang disuntikan

kira-kira 0,1 ml per dosis IB. IB dilakukan setiap dua kali seminggu, pemasukan

telur tetas ke mesin tetas dilakukan seminggu sekali.

Pengolahan dan Analisis Data

Parameter yang diamati selama kegiatan pengkajian yaitu:

a. Produksi telur selama empat bulan (PT) dengan menghitung jumlah

telur yang dihasilkan ayam merawang selama empat bulan masa

produksi.

b. Kejadian mengeram yaitu jumlah ayam yang memperlihatkan

munculnya sifat mengeram.

c. Frekuensi mengeram yaitu waktu mengeram per periode bertelur di

dalam waktu enam bulan produksi.

d. Lama mengeram yaitu lamanya hari pada periode masa pengeraman.

e. Rataan bobot telur yaitu bobot telur yang dihasilkan selama empat

bulan produksi.

f. Konsumsi pakan yaitu jumlah pakan yang dikonsumsi selama masa

periode produksi empat bulan.

Pengamatan karakteristik kualitatif

Parameter yang diamati adalah pola warna bulu, bentuk dan warna jengger,

warna kulit, shank/kaki, dan paruh.

Tabel 12. Karakteristik kualitatif ayam merawang di peternak Kota SungailiatKab. Bangka

No SexWarnaBulu

CorakBulu

WarnaKulit

WarnaCeker

BentukJengger

WarnaParuh

1. Jantan Coklatkemerahan

Polos putih kuning Singlecomb

Kuning

2. Betina coklatkemerahan

Polos putih kuning Singlecomb

Kuning

Page 49: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 49 of 204

Tabel 13. Karakteristik kualitatif ayam merawang di peternak Desa MerawangKab. Bangka

No SexWarnaBulu

CorakBulu

WarnaKulit

WarnaCeker

BentukJengger

WarnaParuh

1. Jantan Coklatkemerahan

Polos Putih kuning Singlecomb

Kuning

2. Betina Coklat Polos/lurik

Putih kuning Singlecomb

Kuning

Dari Tabel 12 dan Tabel 13 diatas, dapat dilihat bahwa karakteristik

kualitatif yang meliputi warna dan corak bulu, warna kulit dan shank/ceker serta

bentuk jengger ayam merawang betina didapatkan hasil bahwa warna bulu coklat

dan coklat kemerahan dan bercorak polos dan lurik, warna kulit putih, warna

ceker/shank dan paruh kuning serta bentuk jengger single comb. Selain itu, dari

data pada Tabel 12 dan Tabel 13 dapat dilihat bahwa warna bulu ayam merawang

jantan coklat kemerahan dan bercorak polos, warna kulit putih, warna ceker/shank

dan paruh kuning serta bentuk jengger single comb. Warna shank/ ceker, paruh

dan bentuk jengger sudah seragam. Ini dapat dijadikan standarisasi untuk seleksi

dalam meningkatkan keseragaman ayam merawang.

Warna shank ayam Merawang baik jantan maupun betina sudah seragam

yaitu berwarna kuning. Warna shank ayam Merawang umur 5-12 minggu seragam

dengan frekuensi 100% kuning. Warna paruh dan bentuk jengger pada ayam

merawang jantan dan betina juga sudah seragam yaitu berwarna kuning dan

berbentuk single comb. Hal ini dapat dijadikan standarisasi untuk seleksi dalam

meningkatkan kemurnian ayam merawang. Karakter kualitatif sering dijadikan

ciri khas dan patokan untuk menentukan jenis atau bangsa dari ternak. Karakter

kualitatif dikendalikan satu atau beberapa gen dan tidak atau sedikit sekali

dipengaruhi faktor lingkungan.

Pengamatan karakteristik kuantitatif

Pengukuran karakteristik kuantitatif antara lain bobot badan, panjang dan

lingkar kepala, panjang leher dan punggung, rentang sayap, lingkar dada, panjang

paha atas dan bawah, panjang ceker, lingkar ceker serta panjang jari tengah. Data

karakteristik kuantitatif ayam merawang yang dipelihara di tingkat peternak di

daearah Sungailiat dan Merawang tersaji dalam tabel 14 dan tabel 15.

Page 50: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Tabel 14. Karakteristik Kuantitatif Ayam Merawang di Peternak Kota Sungailiat Kabupaten Bangka

Tabel 15. Karakteristik Kuantitatif Ayam Merawang Di Peternak Desa Merawang Kabupaten Bangka

No SEXBobotBadan

LebarKepala

PanjangKepala

PanjangLeher

PanjangPunggung

RentangSayap

LingkarDada

PanjangDada

PanjangPahaAtas

PanjangPaha

Bawah

PanjangCeker

LingkarCeker

PanjangJari

Tengah

Gram ................... Cm ...........................

1. Jantan2.570±4

51,663.8±0.53 3.45±0.55 14.4±.41

21.90±3.31

18.9±1.79

33.6±3.95

13.75±1.84

12.15±1.33

15.25±1.32

10.35±1.05

5.54±0.65

6.57±0.69

2. Batina1.605±2

83.32.97±0.38 3.13±0.33

13.85±1.84

18.3±1.86

15.88±1.67

30.45±2.03

10.77±1.08

10.75±1.11

12.04±1.35

8.57±0.97

4.2±0.415.58±1.0

3

No SEXBobotBadan

LebarKepala

PanjangKepala

PanjangLeher

PanjangPunggung

RentangSayap

LingkarDada

PanjangDada

PanjangPahaAtas

PanjangPaha

Bawah

PanjangCeker

LingkarCeker

PanjangJari

Tengah

Gram ................... Cm ...........................

1. Jantan2.160±7

67.63.3±0.57 3.44±0.63

13.5±1.32

18.8±2.3819.8±1.3

031.9±6.2

912.7±1.8

512.7±2.7

14.86±2.91

8.8±1.35 6 6.82±0.52

2. Batina2.000±2

20.43.4±0.22 3.21±0.25

13.57±1.68

20.64±1.57

16.78±0.99

35.14±3.39

11.07±0.77

11.64±0.78

12 ±0.53 8.5±0.46 4.7±0.64 5.5±0.37

Page 51: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 33 of 204

Bobot badan

Pada tabel 14 dan tabel 15 dapat dilihat rata-rata bobot badan ayam merawang

jantan ditingkat peternak di Desa Sungaliat dan Merawang masing-masing 2,570 dan

2,160 kg sedangkan pada ayam merawang betina ditingkat peternak di Desa Sungaliat

dan Merawang masing-masing berkisar antara 1,605 dan 2,00 kg. Hasil ini hampir sama

dengan hasil penelitian Hasnelly, dkk (2005) yang menyebutkan bahwa rata-rata bobot

badan ayam merawang betina dewasa sebesar 1,77 kg, tetapi lebih tinggi jika

dibandingkan dengan penelitian Munggaran (2004) yaitu rata-rata bobot badan ayam

Merawang betina berkisar 1,35-2,5 kg/ekor dan bobot badan ayam Merawang jantan

berkisar antara 1,9-3,1 kg/ekor.

Panjang dan lingkar dada

Pada tabel 14 dan tabel 15 dapat dilihat rata-rata panjang dada ayam merawang

jantan ditingkat peternak di Desa Sungaliat dan Merawang masing-masing 13,75± 1,84

dan 12,7 ± 1,85 cm sedangkan rata-rata panjang dada ayam merawang betina ditingkat

peternak di Desa Sungaliat dan Merawang masing-masing berkisar antara 10,77±1,08

dan 11,07±0,77. Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian Hasnelly, dkk (2005)

yang menyebutkan bahwa panjang dada ayam merawang betina dewasa sebesar

11,72±1,66, tetapi lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian Munggaran (2004)

yaitu rata-rata panjang dada ayam Sentul 9,504 cm dan lebih rendah dibandingkan

dengan ayam Pelung betina 12,04 cm.

Rata-rata lingkar dada ayam Merawang betina di Desa merawang dan Sungailiat

masing-masing didapat 30,45±2,03 dan 35,14±3,39 (tabel 14 dan tabel 15), sedangkan

rata-rata lingkar dada ayam Merawang jantan di Desa Merawang dan Sungailiat

masing-masing 33,6±3,95 dan 31,9±6,29 (tabel 14 dan tabel 15). Hasil ini hampir sama

dengan penelitian Hasnelly, dkk., (2005) yang menyebutkan bahwa rata-rata lingkar

dada ayam betina dewasa yaitu 30,93±1,8 cm tetapi lebih tinggi bila dibandingkan

penelitian Munggaran (2004) rata-rata lingkar dada ayam Sentul betina 29,022 cm dan

ayam Pelung betina 14,6 cm.

Panjang Paha Atas dan Bawah

Pada tabel 14 dan tabel 15 dapat dilihat rata-rata panjang paha atas ayam

merawang jantan ditingkat peternak di Desa Sungaliat dan Merawang masing-masing

12,15± 1,84 dan 12,7 ± 2,7 cm sedangkan rata-rata panjang paha atas ayam merawang

Page 52: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 34 of 204

betina ditingkat peternak di Desa Sungaliat dan Merawang masing-masing berkisar

antara 10,75±1,08 dan 11,64±0,78. Hasil ini lebih tinggi dengan hasil penelitian

Hasnelly, dkk (2005) yang menyebutkan bahwa panjang paha atas ayam Merawang

betina dewasa sebesar 9,53±0,96 cm, tetapi hampir sama dengan penelitian Munggaran

(2004) yaitu 10,091 cm dan lebih rendah dibandingkan dengan ayam Pelung betina 14,6

cm.

Rata-rata panjang paha bawah ayam merawang jantan ditingkat peternak di Desa

Sungaliat dan Merawang masing-masing 15,25± 1,32 dan 14,86 ± 2,91 cm sedangkan

rata-rata panjang paha bawah ayam merawang betina ditingkat peternak di Desa

Sungaliat dan Merawang masing-masing berkisar antara 12,04±1,35 dan 12±0,53. Hasil

ini lebih tinggi dengan hasil penelitian Hasnelly, dkk (2005) yang menyebutkan bahwa

panjang paha bawah ayam merawang betina dewasa sebesar 11,05+1,05 cm, tetapi

hampir sama dengan penelitian Munggaran (2004) yaitu 12,25 cm dan lebih rendah

dibandingkan dengan ayam Pelung betina 15,01 cm.

Panjang Shank

Rata-rata panjang shank ayam merawang jantan ditingkat peternak di Desa

Sungaliat dan Merawang masing-masing 10,35± 1,05 dan 8,8 ± 1,35 cm sedangkan

rata-rata panjang shank ayam merawang betina ditingkat peternak di Desa Sungaliat

dan Merawang masing-masing berkisar antara 8,57±0,97 dan 8,5±0,46. Hasil ini hampir

sama dengan hasil penelitian Hasnelly, dkk (2005) yang menyebutkan bahwa panjang

shank ayam merawang betina dewasa sebesar 8,57±0,40 cm, tetapi lebih tinggi dari

penelitian Munggaran (2004) yaitu 6,62 cm dan lebih rendah dibandingkan dengan

ayam Pelung betina 10,6 cm.

Pemeliharaan ayam merawang

Pemeliharaan ayam merawang dilakukan dengan sistem intensif untuk indukan,

sesuai dengan kebutuhan dengan sistem kandang battery sedangkan ayam merawang

jantan secara semi intensif dengan sistem kandang ren, halaman berpagar sebagai

halaman untuk excercise. Pemberian pakan secara terukur baik dari segi nutrisi maupun

frekuensi pemberian. Pakan yang diberikan adalah campuran dedak 25 %, jagung 50 %

dan konsentrat 25 % dengan pemberian pakan 2 kali sehari pagi dan sore sebanyak 120

gram/ekor sedangkan air minum diberikan secara adlibitum.

Page 53: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 35 of 204

Produksi Telur

Produksi telur adalah kemampuan ayam untuk menghasilkan telur yang lebih

sering dikenal dengan produktivitas. Produksi telur dapat dihitung berdasarkan jumlah

produksi per hari. Pada tabel 16 disajikan data produksi telur ayam merawang yang

digunakan selama kegiatan pengkajian, dimana didapatkan hasil bahwa rataan produksi

telur pada bulan ke-1, 2, 3 dan 4 pengamatan ayam merawang rata-rata 27, 38, 55 dan

29 butir/bulan, sedangkan produksi telur mencapai 149 butir/tahun.

Tabel 16. Produksi Telur Ayam Merawang

Ayam Bulan Ke- Rataan ProduksiTelur1 2 3 4

A1 0 1 4 4 9A2 0 2 0 3 5A3 0 0 0 0 0A4 0 0 1 1 2A5 2 0 2 1 5A6 2 3 1 0 6A7 0 0 0 0 0A8 0 0 5 6 11A9 3 3 0 0 6A10 0 0 0 0 0A11 5 0 2 0 7A12 0 0 12 0 12B1 3 4 0 0 7B2 0 0 0 0 0B3 0 0 0 0 0B4 0 0 1 0 1B5 1 2 4 0 7B6 2 3 3 1 9B7 3 2 3 3 11B8 2 5 1 0 8B9 0 3 1 3 7B10 0 0 0 0 0B11 1 0 1 0 2B12 2 1 2 4 9C1 1 6 9 1 17C2 0 0 0 0 0C3 0 3 1 0 4C4 0 0 2 2 4C5 0 0 0 0 0

Rataan 27 38 55 29 149

Page 54: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 36 of 204

Produksi telur pada ayam merawang ini masih lebih tinggi dibanding ayam

kampung yaitu sebesar 127 butir/ekor/tahun, dan hampir sama dengan pemeliharaan

ayam kampung yang dilakukan secara intensif yaitu masing-masing 146 dan 151

butir/ekor/tahun, namun lebih rendah pada pemeliharaan ayam merawang yaitu

170butir/ekor/tahun. Hal ini dikarenakan ayam merawang mempunyai sifat kanibalisme

yang tinggi, sehinggi telur-telur yang menetas apabila tidak cepat diambil akan dipatuk

ayam sendiri sehingga berpengaruh terhadap produksi telur. Sifat kanibalisme ini

kemungkinan disebabkan selain karena sifat genetis dari ayam Merawang juga

disebabkan karena paruh ayam yang relatif panjang serta ayam kekurangan kalsium.

Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan memisahkan ternak dan memberikan

pakan additive (mineral) dalam pemberian pakan.

Secara keseluruhan rataan produksi telur meningkat pada bulan ketiga diikuti

bulan kedua kemudian bulan keempat dan yang terakhir bulan pertama pengamatan.

Pengamatan produksi telur ideal dilakukan selama 6 bulan dalam 1 tahun pemeliharaan.

Namun, pada pengkajian ini pengamatan produksi telur dilakukan selama 4 bulan antara

pertengahan bulan Agustus sampai November 2014. Hal ini disebabkan pada bulan

Januari – Juli 2014 telur yang diproduksi indukan tidak dapat diamati jumlahnya. Telur

ayam merawang banyak yang rusak karena faktor kanibalisme induk ayam merawang.

Jumlah telur meningkat pada bulan ketiga pengamatan (Oktober) dan menurun pada

bulan ketiga pengamatan (November), sedangkan pada bulan agustus produksinya juga

menurun dikarenakan pengamatan dilaksanakan pada pertengahan bulan. Produksi telur

ayam merawang menurun di bulan November karena memasuki musim rontok bulu.

Rataan bobot telur

Tabel 17 menyajikan rataan bobot telur ayam merawang dari indukan yang

dipelihara selama pengkajian. Hasil pengamatan menunjukkan bobot telur pada masing-

masing sampel ayam berkisar antara 37,4 –49,0 gram sedangkan rataan bobot telur per

bulan pengamatan berkisar antara 41,71-43,87 gram . Hal ini sesuai dengan penelitian

Hasnelly et al., (2006), Rahayu (2003) dan BPTHMT Sembawa (2002) yang

menyebutkan bahwa bobot telur ayam Merawang berkisar antara 38-45 g/butir. Data

diatas memperlihatkan bahwa bobot telur ayam Merawang lebih besar dibanding ayam

Kampung (42,25 g/butir) dan ayam Bangkok (44,37 g/butir), namun lebih kecil

dibandingkan ayam Pelung (48,39 g/butir).

Page 55: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 37 of 204

Tabel 17. Rataan Bobot Telur Ayam Merawang

AyamBulan ke- Rataan

Bobot TelurWarna

Kerabang1 2 3 4

A1A2A3A4A5A6A7A8A9A10A11A12B1B2B3B4B5B6B7B8B9B10B11B12C1C2C3C4C5

0000

40,549,5

00

40,670470

41,330003843

45,3341004242360000

42,19

41410005100

37,67000

40,500041

43,6742,543,2

000423803900

41,71

45,5004045

46,50

39,80047

39,5800048

41,7544,6739,67

444704544

37,11037390

42,81

44,2544,33

0414700

40,6700000000048

44,3304800

47,538,5

00390

43,87

43,5842,67

040,5044,1749,00

040,2439,17

047,0039,5840,92

00

48,0040,2544,8442,9642,7347,50

043,5043,8837,40

038,0039,00

0

CoklatPutihPutihPutihPutih

CoklatPutih

CoklatPutihPutih

CoklatPutihPutihPutihPutih

CoklatPutih

CoklatPutih

CoklatPutihPutih

CoklatCoklatPutihPutihPutihPutihPutih

Telur yang diproduksi dihasilkan pada pagi hari sisanya pada siang sampai sore

hari. Hal ini sesuai dengan pola bertelur ayam ras petelur yang menghasilkan sebagian

besar telurnya pada pagi hari. Kerabang telur ayam merawang yang dipelihara berwarna

coklat dan putih. Perbedaan warna kulit telur disebabkan oleh deposisi pigmen dalam

saluran telur (oviduct), bergantung pada jenis atau bangsa (breed) ayam.

Page 56: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 38 of 204

Daya Tetas dan Bobot Tetas Telur

Nilai daya tetas dapat diperoleh dengan membandingkan antara telur yang

menetas dari sejumlah telur yang ditetaskan dan dinyatakan dalam satuan persen.

Berdasarkan data pada tabel 18 dapat dilihat bahwa daya tetas pemeliharaan selama

kegiatan pengkajian sebesar 12,08%. Hasil ini masih sangat jauh dari hasil penelitian

Hasnelly., dkk (2005) yang menyatakan bahwa rata-rata daya tetas dari pemeliharaan

secara intensif ayam merawang sebesar 90,92%. Yuwanta (1993) melaporkan bahwa

daya tetas ayam kampung pada pemeliharaan berkelompok sebesar 61,22%.

Tabel 18. Daya Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Merawang

No Parameter Rataan

12

Daya tetas (%)Bobot tetas (g)MaksimumMinimum

12,08303721

Rendahnya daya tetas yang dihasilkan pada kegiatan ini dikarenakan jumlah

induk ayam merawang yang mengerami telurnya sendiri masih sangat sedikit dan juga

menetaskan telur di mesin tetas masih menjadi kendala dilihat dari tingkat

keberhasilannya. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya daya tetas adalah lamanya

penyimpanan telur. Hal ini sesuai dengan pendapat Zakaria (2010) yang menyatakan

bahwa umur penyimpanan telur mempengaruhi daya tetas telur. Menurut Bachari dkk.,

(2006) bahwa penyimpanan telur sebaiknya tidak lebih dari 4 hari dan suhu paling ideal

untuk menyimpan telur adalah 10-130C. Ditambahkan oleh Blakely dan Bade (1991)

bahwa telur yang masa penyimpanannya lebih dari 6 hari akan mempengaruhi daya

tetas telur. Alternatif lain yang ditempuh untuk meningkatkan daya tetas pada ayam

merawang selama kegiatan pengkajian dengan cara menitipkan telur pada ayam

kampung lain yang sedang mengeram.

Berdasarkan pada data Tabel 18 bahwa bobot tetas yang diperoleh selama

kegiatan pengkajian berkisar antara 21-37 g/ekor dengan rata-rata sebesar 30 g/ekor.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Iman dkk., (2005) yaitu memperoleh bobot tetas

sebesar 29,24-30,17 g/ekor dan BPTHMT (2002) sebesar 25-30 g/ekor. Salah satu

faktor yang mempengaruhi bobot tetas adalah bobot telur. Semakin besar bobot telur

dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan besarnya bobot tetas. Telur yang

lebih berat akan menghasilkan DOC yang lebih besar.

Page 57: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 39 of 204

Seleksi ternak

Penggunaan parameter seleksi pada ayam merawang pada prinsipnya tujuan

akhirnya adalah meningkatkan mutu genetik seperti seleksi fisik dan seleksi produksi

ayam. Pada kegiatan pengkajian sistem pemeliharaan secara intensif pada ayam

merawang sudah diseleksi dan disesuaikan fenotipnya dengan melihat karakteristik

ayam merawang yang khas yaitu warna shank/ cekerdan paruh kuning serta bentuk

jengger single comb/ tunggal bergerigi sudah seragam yaitu kuning . Ini dapat dijadikan

standarisasi untuk seleksi dalam meningkatkan keseragaman ayam merawang.

Seleksi untuk meningkatkan produksi telur pada ayam Merawang selama

kegiatan pengkajian dengan menggunakan metode seleksi independent culling level.

Kriteria seleksi adalah produksi telur yang dihasilkan ayam selama kegiatan pengkajian

(empat bulan). Berdasarkan data produksi telur ayam merawang selama kegiatan

diperoleh 14 sampel ayam dengan produksi telur tertinggi (tabel 16). Dari data dapat

dilihat bahwa produksi telur tertinggi berkisar antara 6-17 butir. Keturunan ayam

Merawang terus diseleksi secara berkala sampai generasi ketiga dan yang diluar kriteria

yang ditetapkan dikeluarkan, hal ini untuk menjaga kemurnian ayam Merawang dalam

suatu kelompok ternak.

Mengeram

Kejadian/kebiasaan mengeram pada ayam kampung ditandai dengan menyarang

yang terus menerus, menjaga telurnya dan karakter clucking (sifat defensif pada ayam

mengeram disertai bunyi suara yang khas). Secara keseluruhan kebiasaan mengeram

selama masa inkubasi dan setelah menetas dinamakan sifat mengeram. Apabila ayam

lokal dipelihara secara ekstensif atau semi intensif, setelah ayam tersebut bertelur

kurang lebih sebanyak 12-15 butir, kemudian dilanjutkan dengan mengerami telurnya

selama 21 hari sampai telur menetas.

Tabel 19. Tingkah Laku Mengeram Induk Ayam Merawang

Mengeram

Kejadian Frekuensi Lama

1 ekor 2 kali 22 hari

Page 58: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 40 of 204

Berdasarkan data tingkah laku mengeram pada indukan ayam merawang selama

kegiatan (Tabel 19), didapatkan hasil bahwa hanya ada satu induk ayam merawang

yang menunjukkan kejadian mengeram, sedangkan ayam betina yang lain tidak

menunjukkan gejala tersebut. Dan frekuensi mengeramnya hanya sebanyak dua kali

dengan selang waktu ± 22 hari. Sangat sedikitnya jumlah indukan yang mau mengeram

dikarenakan ayam berkonsentrasi pada produksi telur dibandingkan untuk mengeram,

karena tingkah laku mengeram sangat mempengaruhi produksi telur.

Hasil pengamatan diatas sesuai dengan pendapat Romanov et al. (2002), bahwa

pada pemeliharaan secara intensif/kondisi komersial dengan kandang battery, walaupun

telurnya diambil setiap hari, masih dijumpai ayam kampung yang menunjukkan gejala

sifat mengeram dan bahkan ada yang mengeram lebih dari 21 hari bahkan sampai 100

hari. Adanya sifat mengeram ini berhubungan dengan menurunnya produksi telur,

karena produksi telur akan terhenti selama ayam tersebut menunjukkan gejala

mengeram dan diikuti dengan lama istirahat yang panjang (tidak bertelur).

Salah satu sifat yang menghalangi tingginya produksi bibit ayam lokal adalah

sifat mengeram pada induk betina ayam lokal. Sifat mengeram merupakan sifat yang

menurun dan tinggi rendahnya sifat mengeram tergantung pada faktor genetik seperti

bangsa atau strain ayam dan faktor lingkungan seperti lama cahaya (fotoperiodesitas),

suhu, kelembagaan dan ketersediaan sumber pakan dan tata laksana pemeliharaan.

Konsumsi Pakan dan Bobot Badan Ayam Merawang

Konsumsi pakan seekor ternak merupakan jumlah pakan yang diberikan

dikurangi dengan sisa pakan yang dihasilkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi

konsumsi pakan pada ayam antara lain berat badan, kecepatan pertumbuhan, dan

kandungan zat-zat makanan dalam pakan. Jumlah konsumsi pakan selama kegiatan

pengkajian pada ayam merawang betina sebesar 108,49 g/ekor/hari sedangkan pada

ayam merawang jantan sebesar 80,93 g/ekor/hari. Konsumsi pakan selama kegiatan

masih dalam kisaran normal seperti diungkapkan oleh Sinurat dkk (1992) dan Dwiyanto

(1999) yang menyatakan bahwa induk ayam buras yang dipelihara intensif

mengkonsumsi pakan antara 80-120 g/ekor/hari. Berdasarkan data yang diperoleh,

konsumsi pakan betina lebih besar dibandingkan konsumsi pakan jantan, pada

prinsipnya ayam akan makan untuk memenuhi kebutuhan fisik (maintenance) dan

kebutuhan fisiologis (pertumbuhan dan produksi telur).

Page 59: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 41 of 204

Campuran pakan yang diberikan selama kegiatan pengkajian yaitu dedak 25 %,

jagung 50 % dan konsentrat 25 % dengan pemberian pakan 2 kali sehari pagi dan sore

sebanyak 120 gram/ekor sedangkan air minum diberikan secara adlibitum. Dari hasil

pengamatan selama kegiatan berlangsung rata-rata konsumsi pakan, bobot badan dan

konversi pakan pada kegiatan pengkajian dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Konsumsi pakan dan Bobot Badan Ayam Merawang

No. Variabel Rataan

1

2

Konsumsi pakan (g/ekor/hari)JantanbetinaBobot Badan (kg)JantanMaksimumMinimumBetinaMaksimumMinimum

80,93108,49

2,69±0,263,062,471,89±0,372,331,40

Pada Tabel 20 dapat dilihat bahwa rerata bobot badan pada ayam merawang

jantan selama kegiatan pengkajian sebesar 2,69±0,26 kg dengan bobot badan tertinggi

3,06 kg dan terendah 2,47 kg. Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian Ulfah

(2005) yang menyebutkan bahwa rata-rata bobot badan ayam merawang jantan berkisar

antara 1,9-3,1 kg/ekor. Sedangkan rerata bobot badan pada ayam merawang betina

selama kegiatan pengkajian sebesar 1,89±0,37 kg dengan bobot badan tertinggi 2,33 kg

dan terendah 1,40 kg. Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian Hasnelly, dkk

(2005) yang menyebutkan bahwa rata-rata bobot badan ayam merawang betina 1,77 kg

dan berkisar 1,35-2,5 kg/ekor.

Pemeliharaan ayam Merawang secara intensif dapat menghasilkan berat badan

maksimal pada ayam jantan diatas 3,1 kg, sedangkan ayam merawang betina memiliki

berat yang relatif lebih rendah yaitu maksimal diatas 2 kg. Bobot badan ayam

merawang betina dapat dijadikan standarisasi karakter ayam merawang betina sebagai

bibit. Secara keseluruhan didapatkan hasil bahwa bobot badan akhir ayam merawang

baik jantan maupun betina mengalami penurunan dibanding bobot badan awal selama

pengamatan, hal ini dimungkinkan karena faktor umur dari ayam yang sudah lewat dari

masa pertumbuhan yaitu 1,5-2 tahun. Pertumbuhan ternak memiliki tahap-tahap yang

cepat dan lambat. Tahap pertumbuhan cepat terjadi pada saat lahir sampai pubertas

Page 60: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 42 of 204

(DOC umur 20 minggu) dan tahap lambat terjadi pada saat kedewasaan tubuh sudah

terjadi (21-36 minggu). Pertumbuhan akan menurun sampai tidak lagi terjadi

pertumbuhan tulang maupun urat daging (umur >48 minggu).

Jumlah dan Mortalitas Ayam

Tabel 21. Jumlah dan Mortalitas Ayam selama Kegiatan Pengkajian

BulanJumlah Mortalitas

Betina(ekor)

Jantan(ekor)

Anak(ekor)

Betina(ekor)

Jantan(ekor)

Anak(ekor)

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember

333333333329292925242423

282828282826262626262121

-------

1299915

-----4--41-1

-----2----5-

-------3----

Tabel 21 menyajikan data mortalitas ayam merawang selama pengkajian. Hasil

pengamatan menunjukkan mortalitas pada ayam sebesar 10 ekor pada ayam merawang

betina dan 7 ekor pada ayam merawang jantan yaitu masing-masing 4 ekor ayam betina

dan 2 ekor pada ayam jantan pada bulan juni, hal ini dikarenakan kanibalisme, 3 ekor

anak pada bulan agustus, 4 ekor ayam betina pada bulan september dikarenakan sakit

dan terjepit kandang, 1 ekor ayam betina pada bulan oktober dikarenakan sakit, 5 ekor

ayam jantan dikarenakan dipotong karena diambil data karkasnya sedangkan dibulan

desember 1 ekor ayam betina yang mati karena sakit.

Rata-rata kematian selama kegiatan pengkajian sebesar 27,87% pada ayam

dewasa dan 20% pada anak. Angka ini masih sangat jauh dibawah target program

pemerintah sebesar 10% untuk ayam dewasa dan mendekati target yaitu 25% untuk

anak ayam. Tingkat kematian atau mortalitas merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan efisiensi produksi suatu usaha peternakan unggas. Banyaknya kematian

dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sanitasi dan makanan.

Page 61: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 43 of 204

Gambar 8. Pengamatan karakter kuantitatifayam merawang di peternak

Kota Sungailiat

Gambar 9. Pengamatan karakter kuantitatifayam merawang di peternak Desa

Merawang Kab. Bangka

Gambar 10. Kondisi peternakan ayammerawang di tingkat petani

Gambar 11. Pembuatan kandang battery

Gambar 12. Pemberian pakan Gambar 13. Telur Produksi Induk F0

Page 62: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 44 of 204

Gambar 14. Pengukuran berat telur Gambar 15. Pengukuran sisa pakan

Gambar 16. Pengukuran berat anak(F1)

Gambar 17. Pengukuran karkas ayammerawang

Gambar 18. Karkas ayam merawang Gambar 19. Ayam merawang jantan

Page 63: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 45 of 204

Gambar 20. Ayam merawang betina Gambar 21. Ayam merawang DOC

Page 64: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 46 of 204

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN LADA DENGAN

PENGELOLAAN HARA DAN JUMLAH BIBIT PER RUMPUN

Pengkajian akan dilakukan di di Kebun Percobaan Petaling Kabupaten Bangka

pada bulan Januari sampai dengan Desember 2014. Tujuan kegiatan ini adalah

mendapatkan rekomendasi teknologi budidaya lada (jumlah bibit per lubang tanam dan

dosis pemupukan) pada skala lapang untuk meningkatkan produktivitas tanaman lada

dengan biaya produksi yang lebih efisisen. Keluaran yang diharapkan yaitu: 1.

Rekomendasi teknologi budidaya lada (jumlah bibit per lubang tanam dan dosis

pemupukan) pada skala lapang untuk meningkatkan produktivitas tanaman lada dan

mempercepat periode produksi, 2. Informasi biaya produksi lada dengan inovasi

teknologi budidaya yang dikembangkan.

Kegiatan pengkajian terdiri atas dua sub pengkajian yaitu 1) Pengkajian

produktivitas lada melalui aplikasi beberapa dosis pupuk NPK dan jumlah bibit per

lubang tanaman dan 2) Pengkajian produktivitas lada melalui aplikasi beberapa dosis

pupuk NPK dan pupuk kandang.

1). Pengkajian produktivitas lada melalui aplikasi beberapa dosis pupuk NPK

Pengkajian mmenggunakan rancangan acak kelompok faktorial (RAKF) sebanyak

3 ulangan. Pengkajian menggunakan dua (2) factor perlakuan yaitu faktor pertama

adalah dosis pupuk NPK (N) yang terdiri 4 (empat) taraf pemupukan untuk

tanaman lada < 1 tahun : N1 = 0 g/tanaman, N2= 300 g/tanaman, N3 = 600

g/tanaman dan N4 = 900 g/tanaman. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang

(B) tanam terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu B1 = 1 bibit, B2 = 2 bibit, B3 = 3

bibit dan B4 = 4 bibit. Bibit yang digunakan adalah bibit polibag varietas merapin

daun lebar (MDL). Populasi setiap unit perlakuan sebanyak 15 tanaman. Jarak

tanam yang digunakan 2,4 x 2,4 m dengan ukuran lubang tanam 50 x 50 x 50 cm.

2) Pengkajian produktivitas lada melalui aplikasi beberapa dosis pupuk NPK dan

pupuk kandang. Pengkajian mmenggunakan rancangan acak kelompok faktorial

(RAKF) sebanyak 3 ulangan. Pengkajian menggunakan dua (2) faktor perlakuan

yaitu faktor pertama adalah dosis pupuk NPK (A) yang terdiri 4 (taraf) taraf

pemupukan untuk tanaman lada < 1 tahun : A0 = 0 g/tanaman (dosis anjuran), A1=

100 g/tanaman, A2 = 200 g/tanaman, A3 = 300 g/tanaman . Faktor kedua adalah

dosis pupuk kandang (P) terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu P1 = 0 kg/tanaman, P2

Page 65: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 47 of 204

= 10 kg/tanaman, P3 = 20 kg/tanaman, P4 = 30 kg/tanaman dan P5 = 40

kg/tanaman. Pengkajian menggunakan pupuk kandang dan bibit setek satu ruas

varietas Petaling 1. Populasi setiap unit perlakuan sebanyak 9 tanaman. Tanaman

ditanaman pada jarak 2 x 2 m dengan ukuran lubang tanam 50 x 50 x 50 cm.

Variabel pengamatan

Variabel yang diamati adalah variabel agronomi dan variabel kelayakan

teknologi yang direkomendasikan.

Variabel agronomi meliputi:

1. Tinggi tanaman; Tinggi tanaman diamati pada salah satu sulur panjat yang diukur

dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi menggunakan meteran.

2. Diameter batang; Diameter batang diamati pada pangkal batang menggunakan

jangka sorong digital pada ketinggian 30 cm dari atas permukaan tanah.

3. Jumlah sulur panjat setiap bibit; Jumlah sulur panjat yang diamati adalah sulur

panjat yang memanjat pada tiang panjat setiap rumpun

4. Jumlah ruas setiap satu sulur panjat; Jumlah ruas diamati mulai dari ruas terbawah

(pangkal batang) hingga ruas terakhir (titik tumbuh).

5. Jumlah cabang primer; Jumlah cabang primer pada setiap rumpun tanaman.

6. Panjang cabang primer; Panjang cabang primer diamati pada salah satu cabang

dengan ketinggian + 100 cm dari permukaan tanah.

7. Jumlah ruas dan daun cabang primer; Jumlah ruas dan daun cabang primer yang

diamati adalah sama dengan sampel pengukuran panjang cabang primer.

8. Jumlah bunga pada cabang primer; Jumlah bunga diamati adalah sama dengan

sampel pengukuran panjang cabang primer

9. Jumlah tandan buah pada cabang primer dan satu rumpun tanaman; Pengamatan

dilakukan saat tanaman memasuki fase generatif.

10. Jumlah bulir pada tandah buah; Pengamatan dilakuan pada saat tanaman memasuki

fase generatif

11. Berat kering bulir per rumpun; Pengamatan dilakuan pada saat tanaman memasuki

fase generatif

12. Berat 1000 bulir; Pengamatan dilakukan pada saat tanaman memasuki fase

generative

Page 66: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 48 of 204

13. Skor keparahan penyakit dikonversikan ke intensitas penularan dengan rumus:

IP =

IP = intesitas penyakit, ni = jumlah sampel dengan skala i, vi = skala keparahan

penyakit (0-4), N = jumlah sampel yang diamati, V = skala penyakit tertinggi.

Perhitungan laju infeksi menggunakan rumus epidemiologi Van der plank (1963)

dalam Oka (1992):

Pengamatan dilakukan pada tanaman berumur 12 bulan, tanaman sampel

diambil secara diagonal sebanyak 5 tanaman per petak.

Data yang akan diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Analisis Varian

(ANOVA) pada level 5% dan dilanjutkan dengan uji beda nyata jika hasil anova

menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan.

Salah satu tantangan dalam mengembalikan kejayaan Muntok White Pepper

adalah ketersediaan lahan yang semakin terbatas akibat alih fungsi lahan ke non

pertanian dan persaingan pemanfaatan lahan antar komoditas pertanian lain seperti

kelapa sawit dan karet. Oleh karenanya pengelolaan satuan lahan menjadi lebih intensif

yang berdampak terhadap degradasi kesuburan lahan. Terkait dengan persoalan tersebut

peningkatan produksi lada di Bangka Belitung melalui penerapan inovasi teknologi

yang tepat.

Produktivitas tanaman lada memiliki korelasi positif dengan keragaan vegetatif

tanaman (jumlah sulur panjat). Inovasi teknologi eksisting untuk memperbanyak

jumlah sulur melalui pemangkasan. Namun dengan teknik pemangkasan tersebut

Page 67: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 49 of 204

mengakibatkan pertumbuhan maksimal lada menjadi lebih lamban sehingga produksi

optimal pun lebih lambat tercapai. Penggunaan bibit lebih dari satu bibit per lubang

tanam diprediksi akan mempercepat tercapainya pertumbuhan tanaman lada yang

maksimal. Pencapaian pertumbuhan tanaman lada maksimal juga harus diiringi dengan

pengelolaan hara yang tepat.

Hasil sidik ragam dari parameter yang diamati Pada tahun pertama kegiatan

pengkajian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara perlakuan jumlah bibit per

rumpun dengan dosis pupuk NPK demikian juga dengan perlakuan dosis pupuk NPK

dengan dosis pupuk kandang.

Pengkajian produktivitas lada melalui aplikasi beberapa dosis pupuk NPK

Tinggi tanaman.

Hasil sidik ragam diperoleh bahwa faktor perlakuan pupuk NPK tidak

memberi pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman demikian pula dengan perlakuan

jumlah bibit per rumpun. Rerata tinggi tanaman pada masing-masing perlakuan seperti

terlihat pada tabel 22 yang menunjukkan tidak berbeda nyata pada dosis perlakuan

pupuk NPK dan jumlah bibit per rumpun.

Tabel 22. Tinggi tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan jumlah bibit per

rumpun

Perlakuan Tinggi (cm) Perlakuan Tinggi (cm)B1B2B3B4

160,92 a159,20 a171,03 a164,19 a

NIN2N3N4

159,33 a165,64 a164,99 a165,36 a

KK 9,99Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Jumlah ruas sulur panjat.

Jumlah ruas sulur panjat yang diamati adalah ruas pada sulur panjat tertinggi.

Hasil sidik ragam diperoleh bahwa jumlah ruas sulur panjat tidak berpenaruh nyata

pada perlakuan dosis pemupukan NPK dan jumlah bibit per rumpun. Tabel 23

Page 68: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 50 of 204

menginformasikan jumlah ruas sulur panjat tidak berbeda nyata antar perlakuan dosis

pupuk NPK dan jumlah bibit per rumpun.

Tabel 23. Jumlah ruas sulur panjat tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan

jumlah bibit per rumpun

Perlakuan Jumlah ruassulur panjat

Perlakuan Jumlah ruassulur panjat

B1B2B3B4

33,72 a33,42 a36,33 a33,97 a

NIN2N3N4

33,67 a33,89 a36,11 a33,78 a

KK 9,68Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Jumlah sulur panjat.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa faktor perlakuan jumlah bibit per

rumpun berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah sulur panjat per rumpun namun pada

perlakuan pupuk NPK tidak berbeda nyata. Semakin banyak jumlah bibit per rumpun

maka jumlah sulur panjat semakin banyak. Jumlah sulur panjat terbanyak pada

perlakuan B4 berbeda nyata dengan perlakuan B1, B2 dan B3 dan sulur panjat

perlakuan B1 paling sedikit yang berbeda nyata dengan perlakuan B2 dan B3.

Perlakuan B2 dan B3 tidak berbeda nyata. Jumlah sulur panjat tidak berbeda nyata

pada semua perlakuan dosis pupuk NPK (Tabel 24).

Tabel 24. Jumlah sulur panjat tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan

jumlah bibit per rumpun

Perlakuan Jumlah sulurpanjat

Perlakuan Jumlah sulurpanjat

B1B2B3B4

2,36 c3,64 b3,50 b4,69 a

NIN2N3N4

3,56 a3,47 a3,47 a3,69 a

KK 22,18Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Page 69: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 51 of 204

Jumlah cabang primer.

Perlakuan jumlah bibit per rumpun memberi pengaruh nyata terhadap jumlah

cabang primer, tetapi tidak berpengaruh nyata oleh perlakuan dosis NPK. Perlakuan B4

yang merupakan perlakuan jumlah bibit terbanyak menujukkan jumlah cabang pimer

terbanyak walaupun tidak berbeda nyata dengan perlakuan B3. Jumlah bibit paling

sedikit pada perlakuan B1 yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan B2 tetapi berbeda

nyata dengan perlakuan B3 dan B4. Jumlah cabang primer tidak berbeda nyata pada

semua dosis perlakuan NPK (Tabel 25).

Tabel 25. Jumlah cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan

jumlah bibit per rumpun

Perlakuan Jumlah cabangprimer

Perlakuan Jumlah cabangprimer

B1B2B3B4

44,56 c54,92 bc59,08 ba70,58 a

NIN2N3N4

53,03 a55,14 a55,64 a65,33 a

KK 26,46Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Jumlah ruas cabang primer.

Hasil sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan jumlah bibit per rumpun dan

dosis pupuk NPK tidak memberi pengaruh nyata terhadap parameter jumlah ruas

cabang primer (Tabel 26).

Tabel 26. Jumlah ruas cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan jumlah bibit per rumpun

Perlakuan Jumlah ruascabang primer

Perlakuan Jumlah ruascabang primer

B1B2B3B4

5,78 a5,64 a6,33 a5,67 a

NIN2N3N4

5,61 a6,25 a5,97 a5,58 a

KK 16,16Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Page 70: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 52 of 204

Jumlah daun cabang primer.

Jumlah daun cabang primer berkorelasi positif dengan jumlah ruas cabang

primer karena daun tanaman lada terletak pada setiap ruas cabang. Oleh karenanya

perlakuan jumlah bibit per rumpun dan dosis pupuk NPK tidak berpengaruh nyata

terhadap parameter jumlah daun cabang primer (Tabel 27).

Tabel 27. Jumlah daun cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan jumlah bibit per rumpun

Perlakuan Jumlah daun

cabang primer

Perlakuan Jumlah daun

cabang primer

B1

B2

B3

B4

16,42 a

14,70 a

17,19 a

13,70 a

NI

N2

N3

N4

14,72 a

14,53 a

14,95 a

17,81 a

KK 30,92

Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Jumlah bunga cabang primer.

Bunga tanaman lada terletak pada buku ruas cabang. Namun demikian tidak

semua buku ruas dapat tumbuh bunga. Pada tanaman berumur satu tahun bunga

tanaman lada belum optimal bahkan sering di buang untuk memaksimalkan

pertumbuhan organ vegetatif tanaman. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa jumlah

bunga pada cabang primer tidak dipengaruhi oleh perlakuan jumlah bibit per rumpun

maupun dosis pupuk NPK.

Tabel 28. Jumlah bunga cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan jumlah bibit per rumpun

Perlakuan Jumlah bungacabang primer

Perlakuan Jumlah bungacabang primer

B1B2B3B4

5,36 a5,31 a6,97 a5,42 a

NIN2N3N4

5,44 a6,11 a5,53 a5,97 a

KK 40,32Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Page 71: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 53 of 204

Lebar kanopi utara – selatan.

Hasil sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan jumlah bibit berpengaruh

terhadap lebar kanopi utara-selatan. Perlakuan B3 menunjukkan lebar kanopi utara-

selatan paling lebar walaupun tidak berbeda nyata dengan perlakuan B4 tetapi berbeda

nyata dengan perlakuan B1 dan B2 dimana keduanya tidak berbeda nyata. Perlakuan

dosis pupuk NPK tidak memberi pengaruh nyata terhadap lebar kanopi utara-selatan

(Tabel 29).

Tabel 29. Lebar kanopi utara – selata tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan jumlah bibit per rumpun

Perlakuan Lebar kanopiutara – selatan

Perlakuan Lebar kanopiutara – selatan

B1B2B3B4

60,50 b61,42 b70,06 a69,39 a

NIN2N3N4

63,75 a62,86 a67,67 a68,08 a

KK 13,75Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Lebar kanopi barat – timur.

Lebar kanopi barat – timur dipengaruhi oleh perlakuan jumlah bibit per

rumpun. Pada tabel 9 memberi informasi bahwa perlakuan B4 memiliki kanopi barat -

timur paling lebar namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan B2 dan B3. Perlakuan

B1 memiliki lebar kanopi barat – timur paling kecil yang tidak berbeda nyata dengan

perlakuan B2 dan B3. Lebar kanopi barat – timur tidak dipengaruhi oleh perlakuan

dosis pupuk NPK (Tabel 30).

Tabel 30. Lebar kanopi barat - timur tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan jumlah bibit per rumpun

Perlakuan Lebar kanopibarat - timur

Perlakuan Lebar kanopibarat – timur

B1B2B3B4

59,69 b63,50 ba65,36 ba69,95 a

NIN2N3N4

59,34 b64,75 ba66,75 ba67,67 a

KK 13,50Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Page 72: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 54 of 204

Diameter batang.

Diameter batang tidak dipengaruhi oleh perlakuan jumlah bibit per rumpun.

Tabel 31 menunjukkan diameter batang tidak berbeda nyata pada semua perlakuan

jumlah bibit per rumpun. Diamter batang dipengaruhi oleh perlakuan dosis pupuk

NPK. Semakin tinggi perlakuan dosis pupuk NPK diameter batang cenderung semakin

tinggi. Diamter batang perlakuan N4 paling besar walaupun belum menunjukkan

konsistensi karena berbeda nyata dengan perlakuan N2 sedangkan dengan N1 dan N3

tidak berbeda nyata, demikian pula dengan perlakuan B1, B2 dan B3 yang tidak

berbeda nyata.

Tabel 31. Diameter batang tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan jumlah

bibit per rumpun

Perlakuan Diameter batang Perlakuan Diameter batangB1B2B3B4

8,17 a7,89 a7,88 a7,64 a

NIN2N3N4

7,80 ba7,64 b7,85 ba8,29 a

KK 8,94Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Pengkajian produktivitas lada melalui aplikasi beberapa dosis pupuk NPK dan

pupuk kandang.

Tinggi tanaman.

Tinggi tanaman menjadi acuan untuk menggambarkan pertumbuhan tanaman.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pada pengkajian ini terdapat interaksi antara

perlakuan dosis pemupukan NPK dengan dosis pupuk kandang. Pada tabel 32

menginformasi tanaman lada cenderung semakin tinggi dengan bertambahnya dosis

pupuk NPK dan pupuk kandang. Tanaman lada tertinggi pada perlakuan A3P1 dan

terendah A0P0. Semakin tinggi dosis pemupukan NPK maka ketersedia hara bagi

tanaman semakin tercukupi. Demikian halnya dengan pupuk kandang yang tidak hanya

menyediakan ragam hara juga akan memperbaiki sifat biofisik dan kimia tanah.

Page 73: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 55 of 204

Tabel 32. Tinggi tanaman tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan pupuk

kandang

Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4A0A1A2A3

83,28fg126,61abc

115,44abcde128,67abc

118,11abcd134,78ab

114,33abcde141,50a

122,78abc91,00defg

119,33abcd128,06abc

100,94cdefg105,95bcdefg114,44abcde105,50bcdefg

85,83efg85,33efg

110,61bcdef110,61bcdef

KK 13,75Keterangan: Rerata dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut DMRT

taraf 5%

Jumlah ruas tanaman.

Dosis pupuk NPK berpengaruh terhadap jumlah ruas tanaman. Jumlah ruas

bertambah banyak dengan kenaikan dosis pupuk NPK. Jumlah ruas tanaman terbanyak

pada perlakuan A2 dan A3 namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan A1. Jumlah

rua tanamman sangat terkait dengan tinggi tanaman lada. Tanaman lada yang semakin

tinggi dapat menginformasikan memiliki ruas yang semakin banyak. Jumlah ruas

tanaman tidak berbeda nyata pada perlakuan dosis pupuk kandang (Tabel 33). Pupuk

NPK dapat menyediakan hara yang lebih besar dan cepat dibandingkan dengan pupuk

kandang.

Tabel 33. Jumlah ruas tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan pupuk

kandang

Perlakuan Jumlah ruas Perlakuan Jumlah ruasA0A1A2A3

25,76 b25,71 ba28,60 a28,60 a

P0PIP2P3P4

28,61 a30,22 a28,25 a27,36 a23,89 a

KK 12,17Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Jumlah sulur panjat.

Hasil sidik ragam menginformasikan bahwa dosis pupuk NPK dan pupuk

kandang tidak berpengaruh terhadap jumlah sulur panjat. Tabel 34 menunjukkan

jumlah sulur panjat tidak berbeda nyata pada masing-masing perlakuan dosis pupuk

NPK dan pupuk kandang. Jumlah sulur panjat yang tumbuh kurang dari tiga sulur.

Page 74: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 56 of 204

Tabel 34. Jumlah sulur panjat tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan

pupuk kandang

Perlakuan Jumlah sulurpanjat

Perlakuan Jumlah sulurpanjat

A0A1A2A3

1,60 a1,78 a1,73 a1,55 a

P0PIP2P3P4

1,83 a1,81 a1,64 a1,49 a1,55 a

KK 37,57Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Jumlah cabang primer.

Jumlah cabang primer tidak dipengaruhi oleh perlakuan dosis pupuk NPK dan

pupuk kandang. Jumlah cabang primer pada perlakuan dosis pupuk NPK tidak berbeda

nyata antar perlakuan demikian hal nya dengan dosis pupuk kandang. Jumlah cabang

primer yang terbentuk berkisar antara 13 – 17 cabang (Tabel 35).

Tabel 35. Jumlah cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan

pupuk kandang

Perlakuan Jumlah cabangprimer

Perlakuan Jumlah cabangprimer

A0A1A2A3

13,60 a16,00 a15,76 a14,93 a

P0PIP2P3P4

14,64 ab16,92 a16,11 a15,25 ab14,45 ab

KK 25,77Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Jumlah ruas cabang primer.

Hasil sidik ragam terdapat interaksi antara perlakuan dosis pupuk NPK dan

pupuk kandang. Jumlah ruas cabang primer cenderung lebih banyak pada aplikasi

NPK dan pupuk kandang yang semakin besar. Jumlah ruas cabang primer paling

banyak pada perlakua A3P3 dan terkecil pada perlakuan A0P0 (Tabel 36).

Page 75: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 57 of 204

Tabel 36. Jumlah ruas cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan pupuk kandang

Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4A0A1A2A3

3,83f6,83a6,00bc6,17abc

6,17abc6,00bc5,67cd6,50ab

5,67cd4,83e5,67cd6,50ab

5,50cde6,00bc6,17abc6,83a

4,00f5,17de6,17abc4,83e

KK 7,02Keterangan: Rerata dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut DMRT

taraf 5%

Jumlah daun cabang primer.

Pada tanaman lada letak daun pada buku percabangan atau pun sulur panjat.

Jumlah daun semakin banyak pada tanaman yang memiliki jumah sulur panjat dan

cabang yang paling banyak. Seperti halnya dengan jumlah ruas cabang primer, jumlah

daun cabang primer dipengaruhi perlakuan dosis pupuk NPK dan pupuk kandang dan

terdapat interaksi antar keduanya. Jumlah daun cabang primer cenderung bertambah

banyak dengan kenaikan dosis pupuk NPK dan pupuk kandang. Perlakuan A0P0

menunjukkan jumlah daun cabang primer paling sedikit dan terbanyak pada perlakuan

A2P3 (Tabel 37).

Tabel 37. Jumlah daun cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan pupuk kandang

Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4A0A1A2A3

7,89f13,55abcdef12,00cdef13,22bcdef

12,00cdef14,99abcd11,89cdef15,44abc

11,55cdef9,89cdef

13,00bcdef18,00ab

9,89cdef12,45cdef

18,78a12,11cdef

9,44def8,67ef

14,22abcde8,67ef

KK 23,43Keterangan: Rerata dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut DMRT

taraf 5%

Jumlah bunga cabang primer.

Pada kondisi normal tanaman lada baru menghasilkan pada saat tanaman

berumur tiga tahun. Bunga yang terbentuk pada saat tanaman berumur kurang dari dua

tahun dibuang, hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal.

Selain itu jumlah bunga yang terbentuk pun belum optimal. Pada pengkajian ini

dilakukan pemangkasan untuk membentuk tanaman memiliki keragaan yang lebih

Page 76: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 58 of 204

optimal sehingga bunga yang terbentuk tidak dibuang. Hasil pengamatan dan analisis

statistik diperoleh bahwa jumlah bunga tidak berpengaruh nyata antar perlakuan dosis

pupuk NPK dan pupuk kandang. Jumlah bunga yang terbentuk pun masih sangat

rendah (Tabel 38).

Tabel 38. Jumlah bunga cabang primer tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan pupuk kandang

Perlakuan Jumlah bungacabang primer

Perlakuan Jumlah bungacabang primer

A0A1A2A3

0,82 ba0,49 b1,96 a0,60 ba

P0PIP2P3P4

1,00 a1,08 a0,72 a1,36 a0,67 a

KK 165,51Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Lebar kanopi utara – selatan.

Lebar kanopi utara – selatan tidak berbeda nyata pada semua perlakuan dosis

pupuk NPK. Perlakuan dosis pupuk kandang memberi pengaruh nyata terhadap lebar

kanopi utara – selatan. Lebar kanopi cenderung semakin besar hingga perlakuan P2

selanjutnya cenderung menurun hingga pada perlakuan P3 dan P4 yang menunjukkan

tidak beda nyata dengan P0 (Tabel 39).

Tabel 39. Lebar kanopi utara - selatan tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan pupuk kandang

Perlakuan Lebar kanopiutara - selatan

Perlakuan Lebar kanopiutara – selatan

A0A1A2A3

39,36 a41,76 a39,89 a38,84 a

P0PIP2P3P4

37,30 b46,83 a40,47 a39,69 b35,0 b

KK 20,47Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Page 77: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 59 of 204

Lebar kanopi barat – timur.

Lebar kanopi barat – timur tidak dipengaruhi oleh perlakuan dosis pupuk NPK.

Lebar kanopi tidak beda nyata pada semua perlakuan. Demikian halnya dengan

perlakuan dosis pupuk kandang cenderung tidak berbeda nyata pada semua perlakuan

walaupun pada perlakuan A1 menunjukkan beda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal

ini seperti terlihat pada tabel 40.

Tabel 40. Lebar kanopi barat - timur tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK

dan pupuk kandang

Perlakuan Lebar kanopibarat - timur

Perlakuan Lebar kanopibarat – timur

A0A1A2A3

36,24 a40,33 a39,80 a39,58 a

P0PIP2P3P4

36,28 b45,92 a39,03 b38,61 b35,11 b

KK 18,59Keterangan: Rerata dalam satu kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

menurut DMRT taraf 5%

Diameter batang.

Hasil sidik ragam menginformasikan bahwa terdapat interaksi antara

perlakuan dosis pupuk NPK dengan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap

diameter batang. Pada perlakuan dosis pupuk kandang yang sama diameter batang

cenderung meningkata dengan semakin bertambah dosis NPK demikian hal dengan

pada dosis NPK yang sama diameter batang cenderung meningkat hingga perlakuan P3.

Hal tersebut seperti terlihat pada tabel 41. Diameter batang tertinggi pada perlakuan

A3P2 dan A2P3 dan terendah pada perlakuan A0P0.

Tabel 41. Diamater Batang tanaman lada pada perlakuan dosis pupuk NPK dan pupuk

kandang

Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4A0A1A2A3

5,37c6,63abc5,65c

6,58abc

6,59abc7,28ab7,91a7,33ab

7,28ab6,13bc6,59abc7,79a

6,14bc6,62abc7,79a

6,77abc

5,59c6,22bc7,18ab5,65c

KK 10,94Keterangan: Rerata dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut DMRT

taraf 5%

Page 78: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 60 of 204

Serangan penyakit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian tanaman dalam plot perlakuan

terserang penyakit busuk pangkal batang dengan intensitas serangan yang berbeda-

beda. Sebagian besar intensitas serangan penyakit meningkat pada minggu ketiga dan

keempat. Intensitas serangan penyakit busuk pangkal batang pada minggu terakhir

pengamatan tertinggi pada perlakuan tanpa pupuk kandang + NPK 300 g/tanaman dan

tanpa pemupukan senilai 16,67% dan 15%. Intensitas serangan penyakit terendah pada

plot perlakuan tanpa pupuk kandang + NPK 100 g/tanaman senilai 3.33% (Tabel 21).

Intensitas serangan tertinggi pada tanaman tanpa pemberian pupuk kandang.

Pupuk kandang berperan dalam proses penyuburan tanah, memperbaiki struktur tanah,

menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi mikroorganisme dalam

tanah, dan mendorong tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit

(Sutanto, 2002). Pengaruh positif pupuk kandang terhadap ketahanan tanaman juga

dilaporkan Hasnah et al. (1997), pemberian pupuk kandang juga mampu menekan

intensitas serangan penyakit busuk batang panili yang disebabkan oleh jamur Fusarium

oxysporum dari 88% menjadi 52%.

Hasil pengamatan intensitas serangan mengalami penurunan pada beberapa

perlakuan seperti pada plot NPK 0 g/tanaman +30 kg pupuk kandang dan NPK 100

g/tanaman +0 kg pupuk kandang. Penurunan ini dapat disebabkan adanya faktor luar

tanaman (lingkungan). Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh pada intensitas

serangan penyakit antara lain curah hujan, suhu, dan kelembaban udara. Penyiangan

lahan juga diduga menjadi penyebab penyebaran dan intensitas penyakit menjadi lebih

tinggi. Jamur P.capsici.

Tabel 42. Intensitas serangan penyakit busuk pangkal batang pada masing- masing

perlakuan pemupukan

Perlakuan Intensitas Serangan (%) pada minggu pengamatan ke-

I II III IV

A0P0 10a 8.33a 13.33a 15ab

A0P1 1.67b 1.67a 3.33b 5c

A0P2 1.67b 1.67a 8.33ab 8.33abc

A0P3 3.33b 1.67a 8.33ab 6.67abc

A0P4 0b 5a 5ab 11.67abc

A1P0 1.67b 6.67a 8.33ab 3.33c

Page 79: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 61 of 204

A1P1 1.67b 6.67a 1.67b 6.67abc

A1P2 5ab 6.67a 8.33ab 10abc

A1P3 1.67b 5a 1.67b 5c

A1P4 0b 1.67a 5ab 5c

A2P0 10a 8.33a 3.33b 11.67abc

A2P1 0b 1.67a 1.67b 6.67abc

A2P2 3.33b 5a 6.67ab 8.33abc

A2P3 1.67b 3.33a 5ab 8.33abc

A2P4 1.67b 3.33a 3.33b 5c

A3P0 3.33b 10a 10ab 16.67ab

A3P1 0b 3.33a 1.67b 8.33abc

A3P2 3.33b 1.67a 1.67b 13.33abc

A3P3 5ab 5a 3.33b 10abc

A3P4 0b 3.33a 6.67ab 13.33abc

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada masing-masing

kolom tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% DMRT

Laju infeksi penyakit busuk pangkal batang pada perlakuan tanpa pemberian

pupuk NPK memiliki pola yang sama, yaitu laju infeksi penyakit meningkat di minggu

kedua dan kembali menurun di minggu terakhir pengamatan. Berbeda dengan perlakuan

kombinasi NPK 0 g/tanaman+40 kg pupuk kandang, laju infeksi pada minggu kedua

r=0 unit per hari. Hal ini disebabkan persentase intensitas serangan penyakit pada

minggu II dan III pengamatan tidak mengalami perubahan.

Penyakit busuk pangkal batang P. capsici termasuk ke dalam jenis penyakit

polisiklik. Penyakit ini memiliki sifat antara lain inokulum bertambah dengan cepat,

perkembangannya bersifat logaritmik atau eksponensial, bagian tanaman atau tanaman

yang mula-mula terkena infeksi menjadi sumber infeksi bagi individu tanaman lain di

sekitarnya, dan nilai laju infeksi (r) mula-mula kecil, tetapi dengan cepat naik karena

tiap bercak di daun dapat menjadi sumber infeksi bagi individu tanaman lain. Laju

infeksi penyakit umumnya berkurang pada fase akhir pengamatan. Hal ini dikarenakan

bagian tanaman sehat yang belum terserang semakin berkurang sehingga nilai laju

infeksi penyakit mengalami penurunan.

Page 80: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 62 of 204

Tabel 43. Laju Infeksi Penyakit Busuk Pangkal Batang pada masing-masing perlakuan

pemupukan

Perlakuan Laju Infeksi (unit/hari)r1 r2 r3

A0P0 -0.03 0.07 0.02A0P1 0 0.09 0.06A0P2 0 0.24 0A0P3 -0.09 0.24 -0.03A0P4 0.42 0 0.13A1P0 0 0.03 -0.13A1P1 0.2 -0.2 0.2A1P2 0.04 0.03 0.03A1P3 0.16 -0.16 0.16A1P4 -0.58 0.16 0A2P0 -0.03 -0.13 0.19A2P1 -0.58 0 0.2A2P2 0.06 0.04 0.03A2P3 0.09 0.06 0.07A2P4 0.09 0 -0.06A3P0 0.17 0 0.08A3P1 -0.48 -0.09 0.24A3P2 -0.09 0 0.31A3P3 0 -0.06 0.17A3P4 -0.48 0.11 0.10

Laju infeksi tertinggi di minggu terakhir pengamatan pada perlakuan NPK 300

g/tanaman+20 kg pupuk kandang dan NPK 300 g/tanaman+10 kg pupuk kandang yaitu

0,31 unit/hari dan 0,24 unit/hari. Laju infeksi tinggi diduga karena pemberian dosis

NPK yang tinggi mengakibatkan jaringan tanaman menjadi lemah sehingga mudah

terserang penyakit. Perkembangan penyakit tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor

baik internal maupun eksternal. Faktor internal berupa ketahanan tanaman terhadap

patogen (Semangun, 2001). Faktor eksternal yang berpengaruh pada perkembangan

penyakit adalah cuaca terutama kelembaban udara (Kerr (1980) cit Sudarma, 1989).

Menurut Semangun (2001) kelembaban berpengaruh terhadap perkecambahan dan

perkembangan spora patogen. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah suhu dan

cahaya matahari.

Page 81: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 63 of 204

PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK (SDG)

Pengelolaan Sumberdaya genetik dilaksanakan mulai bulan Januari sampai

dengan Desember 2014. Kegiatan inventarisasi dan karakterisasi dilakukan di enam

kabupaten di Kepulauan Bangka Belitung (Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka

Selatan, Bangka Barat, Belitung, dan Belitung Timur). Koleksi dan pemeliharaan kebun

koleksi dilaksanakan di BPTP Kepulauan Bangka Belitung.

Tujuan kajian ini adalah: a) Melakukan karakterisasi beberapa aksesi lokal

hasil inventarisasi tahun 2013, yaitu padi ladang (6 aksesi), ubi kayu (6 aksesi), talas

(10 aksesi), sukun (2 aksesi), nanas (3 aksesi), durian (4 aksesi), manggis (3 aksesi),

alpukat (1 aksesi), dan cadur (1 aksesi). b) Inventarisasi sumberdaya genetik lokal pada

lahan pekarangan maupun non pekarangan. c) Memperkuat kelembagaan Komisi

Daerah Sumberdaya Genetik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. dan d) Melakukan

revitalisasi kebun koleksi sumberdaya genetik Kepulauan Bangka Belitung dengan

penambahan dan pemeliharaan koleksi. Keluaran yang diharapkan antara lain: a) Data

karakter morfologi dan/atau karakter agronomi aksesi lokal hasil inventarisasi tahun

2013, terdiri dari 6 aksesi padi ladang, 6 aksesi ubi kayu, 10 aksesi talas, 2 aksesi

sukun, 3 aksesi nanas, 4 aksesi durian, 3 aksesi manggis, 1 aksesi alpukat, dan 1 aksesi

cadur, b) Database sumberdaya genetik Kepulaun Bangka Belitung yang berisi

informasi spesies, nama lokal, karakter morfologi dan/atau agronomi, pemanfatan,

lokasi asal, agroekosistem lokasi, dan daerah penyebarannya. c) Komisi Daerah

Sumberdaya Genetik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang aktif melaksanakan

fungsinya, d) Kebun koleksi sumberdaya genetik seluas 0,5 ha yang terawat dan

mengalami penambahan koleksi sumberdaya genetik lokal.

Setiap wilayah memiliki agroekosistem tertentu sebagai habitat aneka ragam

tanaman maupun hewan. Sumberdaya genetik di setiap wilayah tidak selalu sama,

beberapa diantaranya memiliki karakteristik unik dan khas wilayah setempat.

Pengelolaan sumberdaya genetik yang dapat dilakukan di daerah meliputi inventarisasi,

karakterisasi, dan konservasi.

Inventarisasi Sumberdaya Genetik Lokal

Inventarisasi pada tahun 2014 sudah terlaksana di 5 kabupaten, yaitu

Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, dan Belitung Timur. SDG

lokal yang diinventarisasi berupa tanaman yang tumbuh di pekarangan, kebun, kebun

Page 82: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 64 of 204

koleksi pribadi/instansi/swasta dan lapangan terbuka. Dengan pertimbangan efisiensi

waktu, inventarisasi tahun 2014 dilaksanakan bersamaan dengan karakterisasi eksitu

SDG hasil inventarisasi tahun 2013. Beberapa aksesi baru telah dinventarisasi dan

dikarakterisasi sekaligus. Selama pelaksanaan kegiatan karakterisasi di lapangan,

beberapa kali dosen dan mahasiswa fakultas biologi Universitas Bangka Belitung

dilibatkan untuk membantu mengidentifikasi aksesi sekaligus untuk membangun sinergi

pengelolaan SDG ke depannya.

Tabel 44. Aksesi hasil inventarisasi Tahun 2014

Tanaman No AksesiKabupaten

AsalKarakterisasi Koleksi Aksesi

Sudah Belum Ada TidakUbi 1 Ubi batin sungkap Bangka

Tengah √ √2 Ubi es Bangka

Tengah √ √

Rumbia(sagu)

1 Rumbia (sagu) Bangka,BangkaSelatan

√ √

2Rumbia (sagu)berduri

BangkaSelatan √ √

Manggis 1 Manggis hijau Belitung √ √2 Manggis kuning Belitung √ √

Langsat 1 Langsat Belitung,BelitungTimur

√ √

Rambai 1 Rambai Belitung √ √

Sukun 1 Sukun pongok BangkaSelatan √ √

Nanas 1 Nanas mini BangkaSelatan √ √

2 Nanas selangor Bangka √ √

3Nanas Tuatunu Kota

Pangkalpinang √

Jeruk 1 Jeruk Siam Belitung √ √2 Jeruk sate Belitung √ √

Page 83: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 65 of 204

Tampui 1 Tampui Belitung √ √

Kramunting 1 Kramunting Bangka,BelitungTimur

√ √

Mangga 1 Mangga Mempelem BangkaSelatan √ √

2 Mangga Koba BangkaSelatan √ √

Durian 1 Durian Rias BangkaSelatan √ √

Pisang 1 Pisang Jernang BangkaSelatan √ √

2 Pisang Australi Bangka √ √

Kemang1

Kemang Bangka danBelitung √ √

Bacang 1 Bacang Bangka √ √

Asamkandis

1 Asam kandis Belitung√ √

Cempedak 1 Cempedak Bangka,Belitung,BangkaSelatan

√ √

Lelabu1

Lelabu BangkaSelatan √ √

Kelubi 1 Kelubi Bangka,BangkaSelatan

√ √

Pelawan 1 Pelawan Belitung,BangkaTengah

√ √

Nyatoh 1 Nyatoh Belitung √ √

Kayu manis 1 Kayu manis Belitung √ √

Penagan 1 Penagan BelitungTimur

√ √

Page 84: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 66 of 204

Alpukat 1 Alpukat mentegabulat

Bangka √ √

Duku 1 Duku Muntok Bangka √ √

Lada 1 Lada Petaling 1 Bangka √ √

2 Lada Petaling 2 Bangka √ √

3 Lada LampungDaun Kecil (LDK)

Bangka √ √

4 Lada LampungDaun Lebar (LDL)

Bangka √ √

5 Lada Natar 1 Bangka √ √

6 Lada Natar 2 Bangka √ √

7 Lada Chunuk Bangka √ √

8 Lada Paninjur Bangka √ √

9 Lada Merapin DaunKecil (MDK)

Bangka √ √

Padi ladang 1 Grintil Bangka Barat √ √

2 Mukut Grintil Bangka Barat √ √

3 Utan Antu Bangka Barat √ √

4 Balok Bangka Barat √ √

Ayam 1 Ayam Merawang Bangka √ √

Penyusunan Database Sumber Daya Genetik Lokal

Penyusunan data inventarisasi dan karakter SDG lokal berdasarkan data yang

diperoleh dari lapangan oleh tim Pengelolaan SDG maupun dari literatur mengenai

karakter SDG lokal yang telah dilakukan oleh instansi/pihak lain. Data paspor dan

deskripsi aksesi dihimpun dalam format excel. Dokumentasi morfologi aksesi juga

dihimpun dalam bentuk file foto. Buku Sumber Daya Genetik Spesifik Kepulauan

Bangka Belitung telah selesai disusun. Buku tersebut memuat sebanyak 71 aksesi SDG

lokal Kepulauan Bangka Belitung yang meliputi SDG lokal tanaman pangan, tanaman

hortikultura (buah dan sayuran), tanaman perkebunan, tanaman hutan, tanaman obat,

dan ternak.

Page 85: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 67 of 204

Koleksi dan Pemeliharaan Kebun KoleksiLuas kebun koleksi SDG lokal Kepulauan Bangka Belitung di lahan BPTP

yang semula seluas 0,5 ha, pada tahun 2014 bertambah 0,25 ha sehingga sekarang total

luas kebun koleksi menjadi 0,75 ha. Aksesi tanaman yang ditanam mulai 2013 seluas

0,5 ha meliputi : aksesi talas, keladi, nenas, ubi kayu dan lada (Tabel 3). Sedangkan

tambahan 0,25 ha diperuntukan untuk kebun bibit ubi kayu lokal yang terdiri dari 8

aksesi. Koleksi aksesi ubi kayu dan keladi telah diperbanyak secara vegetatif untuk

menambah populasi. Pada kegiatan inventarisasi tahun 2014 didapatkan bahan

perbanyakan beberapa aksesi baru untuk ditanam di kebun koleksi, diantaranya biji

manggis hijau, manggis kuning, manggis burik, cempedak, rambai, dan langsat. Biji

aksesi-aksesi tersebut tidak berkecambah, kecuali cempedak yang berhasil

berkecambah namun tidak bertahan hidup setelah ditanam di kebun koleksi. Lima (5)

aksesi durian lokal yang tumbuh di lahan kantor BPTP Babel dimasukan sebagai

koleksi SDG lokal dan berada dalam pemeliharaan kebun koleksi. Aksesi durian

tersebut terdiri dari Durian Namlung, Durian Putri Dewa, Durian Setra Manis, Durian

Mak Gembek Ketap, dan Durian Kota Kapur.

Tabel 45. Koleksi aksesi di Kebun Koleksi SDG lokal Kepulauan Bangka Belitung

No Aksesi Asal

1 Keladi wangi Perawas Kec. Tanjungpandan Kab. Belitung

2 Keladi pikul Desa Mendo Kec. Mendo Barat Kab. Bangka

3 Keladi alar Desa Mendo Kec. Mendo Barat Kab. Bangka

4 Keladi pinang bu Desa Mendo Kec. Mendo Barat Kab. Bangka

5 Keladi kelat mantakDesa Belimbing Kec. Lubuk Besar Kab. BangkaTengah

6 Keladi rakit Desa Mendo Kec. Mendo Barat Kab. Bangka

7 Keladi kurai Desa Gadung Kec. Toboali Kab. Bangka Selatan

8 Keladi hitam Desa Mendo Kec. Mendo Barat Kab. Bangka

9 Keladi selasih Kab. Bangka

10 Nanas Badau Desa Badau Kec. Badau Kab. Belitung Timur

11 Nanas peranak Desa Mendo Kec. Mendo Barat Kab. Bangka

Page 86: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 68 of 204

12 Nanas bikang Desa Bikang Kec. Toboali Kab. Bangka Selatan

13 Ubi es Kab. Bangka Tengah

14 Ubi mentega Perawas Kec. Tanjungpandan Kab. Belitung

15 Ubi ketan Perawas Kec. Tanjungpandan Kab. Belitung

16 Ubi batin Desa Mendo Kec. Mendo Barat Kab. Bangka

17 Ubi batin sungkap Desa Sungkap

18 Ubi tiga bulan Desa Mendo Kec. Mendo Barat Kab. Bangka

19 Ubi roti Perawas Kec. Tanjungpandan Kab. Belitung

20 Ubi ular Perawas Kec. Tanjungpandan Kab. Belitung

21 Lada Petaling 1 Kab. Bangka

22 Lada Petaling 2 Kab. Bangka

23Lada LDK (LampungDaun Kecil) Kab. Bangka

24Lada LDL (LampungDaun Lebar) Kab. Bangka

25Lada MDK (MerapinDaun Kecil) Kab. Bangka

26 Lada Chunuk Kab. Bangka

27 Lada Paninjur Kab. Bangka

28 Lada Natar 1 Kab. Bangka

29 Lada Natar 2 Kab. Bangka

30 Durian Namlung Kab. Bangka

31 Durian Putri Dewa Kab. Bangka

32Durian Mak GembekKetap Kab. Bangka

33 Durian Kota Kapur Kab. Bangka

Page 87: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 69 of 204

Penguatan Kelembagaan Komisi Daerah Sumber Daya (Komda SDG)

Komda SDG Kepulauan Bangka Belitung yang telah terbentuk pada tahun

2013 belum aktif merealisasikan program kerja. Program kerja Komda telah disusun

oleh tim perumus, antara lain: 1) Menyusun database sumber daya genetik lokal

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan mengkompilasi data hasil inventarisasi

yang telah dilakukan berbagai instansi/stakeholder, 2) Mengidentifikasi sumberdaya

genetik lokal untuk selanjutnya dilakukan upaya inventarisasi dan konservasi, dengan

prioritas berdasarkan status kelangkaan dan potensinya, 3) Membina kerjasama dengan

masyarakat pelestari SDG dalam pengelolaan SDG local, 4) Membangun pemahaman

dan kepedulian masyarakat mengenai nilai penting sumber daya genetik, pemanfaatan,

dan pengelolaannya, 5) Penguatan kelembagaan Komda SDG melalui pertemuan teknis,

6) Menginisiasi pembentukan kebun koleksi sumber daya genetik lokal di bawah

pengelolaan Komda SDG.

Susunan pengurus Komda SDG sedang diusahakan untuk dirombak karena

beberapa pengurus telah mutasi tugas ke luar daerah atau ke SKPD lain sehingga tidak

dapat melanjutkan tugas dalam kepengurusan Komda. Usulan perubahan susunan

kepengurusan Komda telah disepakati dalam pertemuan Komda SDG yang

diselenggarakan pada tanggal 17 April 2014. Draft usulan pengurus yang baru telah

dikirimkan ke Biro Hukum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, namun draft tersebut

belum disetujui oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung karena usulan susunan

kepengurusan Komda SDG dinilai terlalu banyak personil. Biro Hukum

merekomendasikan susunan kepengurusan Komda SDG dirampingkan agar efisien

dalam pelaksanaan tugas Komda maupun dalam hal pendanaan. Sampai saat ini belum

ada pendanaan dari Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk

Komda SDG. Kendala koordinasi dan pendanaan berdampak pada belum terlaksananya

program kerja Komda.

Page 88: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 70 of 204

Gambar 22. Wawancara untuk pengisiandata paspor inventarisasi SDG

Gambar 23. Karakterisasi nanas insitu

Gambar 24. Karakterisasi manggis insitu Gambar 25. Karakterisasi talas exsitu

Gambar 26. Koleksi aksesi ubi kayu lokal Gambar 27. Koleksi aksesi durian lokal

Page 89: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 71 of 204

AGRO ECOLOGICAL ZONE (AEZ) 1:50.000

Lokasi kegiatan pewilayahan komoditas berdasarkan zona agro-ekologi skala

semi detail pada tahun 2014 meliputi 3 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Belitung,

Kabupaten Bangka Barat dan Kota Pangkalpinang. Persiapan kegiatan meliputi

koordinasi kegiatan dengan Pemda, pelatihan petugas di Bandung sebanyak 2 orang,

studi pustaka, penyusunan peta kerja lapang berupa peta draft landform/satuan lahan

hasil overlay peta RBI skala 1:50.000, peta geologi dan peta hasil interpretasi landform

dari citra Landsat TM7 serta citra Google (2012). Keluaran dari kegiatan ini adalah

tersedianya peta satuan landform sebagai peta kerja lapang untuk merancang kegiatan

transek pengamatan tanah.

Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pemetaan wilayah komoditas

pertanian berdasarkan Zona Agroekologi (ZAE) di Propinsi Kepulauan Bangka

Belitung adalah sebagai adalah: 1) Menyusun peta AEZ kesesuaian lahan skala

1:50:000 Kabupaten Belitung, Bangka Barat dan Kota Pangkalpinang, 2) Menyusun

peta pewilayahan komoditas berdasarkan AEZ skala 1:50.000 di Kabupaten Belitung,

Bangka Barat dan Kota Pangkalpinang. Keluaran Yang Diharapkan yaitu 1) Peta

kesesuaian lahan (AEZ skala 1:50:000) Kabupaten Belitung, Bangka Barat dan Kota

Pangkalpinang, 2) Peta pewilayahan komoditas skala 1 : 50.000 berdasarkan ZAE

Kabupatan Belitung, Bangka Barat dan Kota Pangkalpinang

Data dan informasi spasial sumberdaya lahan yang handal dan akurat

mempunyai peranan sangat penting dalam mendukung pembangunan pertanian di

daerah melalui pemanfaatan lahan potensial secara optimal. Data tersebut diperoleh

melalui tahapan kegiatan penelitian inventarisasi dan evaluasi sumberdaya lahan yang

dikenal dengan survei dan pemetaan sumberdaya tanah/lahan. Kegiatan tersebut

menghasilkan data karakteristik dan kesesuaian lahan, potensi dan kendala penggunaan

lahan, serta alternatif mengatasinya. Tergantung pada tujuannya, pemetaan sumberdaya

lahan dibedakan ke dalam tingkat atau skala peta, yaitu: eksplorasi, tinjau, tinjau

mendalam, semi detil, dan detil (Soil Survey Division Staff, 1993; Subagjo, 1995).

Makin detil tingkat pemetaan atau makin besar skala peta, makin spesifik atau rinci

informasi yang disajikan (Tabel 46).

Page 90: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 72 of 204

Tabel 46. Tingkat pemetaan sumberdaya tanah dan kegunaannya

Skala Nama dan tingkat informasiLuas per

cm2 dalampeta (ha)

Kegunaan

1: 1.000.000atau lebihkecil

Eksplorasi, sangat kasar(indikasi awal)

62.500 -10.000

Perencanaan tingkatnasional

1: 250.000 Tinjau (Reconnaissance),kasar (indikasi kedua),lokasi pengembangan jelas.

625 Perencanaan tingkatregional/provinsi

1: 100.000 Tinjau Mendalam 100 Perencanaan khusus, a.l.Pengelolaan DAS

1: 50.000 Semi detil, cukup rinci,lokasi akurat.

25 Operasioanl proyek, a.l.:pembukaan arealtransmigrasi, perkebunan

1: 10.000 Detil, sangat rinci, farmlevel dan paket teknologi.

1 Percobaan penelitian,demplot.

Bahan-bahan penelitian terdiri atas: (a) foto udara pankromatik skala 1 :

50.000; (b) peta-peta togpografi skala 1: 50.000, lembar-lembar dan peta dari Jantop

TNI-AD, Edisi Sementara (1984) (c) Peta geologi lembar Belitung skala 1: 250.000

(Puslitbang Geologi, 1994); (d) Citra TM-7 (e) Peta agroklimat Sumatera (Oldeman,

Irsal, dan Darwis, 1978); dan (f) Alat tulis kantor dan peralatan lapangan, seperti: bor

tanah tipe Belgia, Munsell Soil Color Chart, abney level, altimeter, kompas, pH

Truogh, pisau lapang, meteran, stereoskop cermin dan computer.

Penelitian sumberdaya lahan terdiri atas tahapan: (a) penyusunan peta dasar,

(b) interpretasi citra, (c) penyusunan peta analisis satuan lahan, (d) penelitian lapangan,

(e) analisis contoh tanah dan air, dan (f) penyusunan basis data sumberdaya lahan.

Topografi

Kondisi topografi Pulau Belitung pada umumnya bergelombang dan berbukit-

bukit yang telah membentuk pola aliran sungai di daerah ini menjadi pola sentrifugal,

dimana sungai-sungai yang ada, berhulu di daerah pegunungan dan mengalir ke daerah

pantai. Daerah yang paling tinggi di Kabupaten Belitung hanya mempunyai ketinggian

kurang lebih 500 m dari atas permukaan laut dengan puncak tertinggi ada di daerah

Gunung Tajam. Sedangkan daerah hilir (pantai) terdiri atas beberapa Daerah Aliran

Page 91: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 73 of 204

Sungai (DAS) utama. Sementara itu wilayah Kabupaten Bangka Barat pada umumnya

berombak dan bergelombang hingga berbukit, dan sekitar 25% rawa dan bencah/datar

dengan jenis tanahnya Asosiasi Alluvial Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol

Kelabu Muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Sedangkan Kota Pangkalpinang

pada umumnya bergelombang dan berbukit dengan ketinggian 20-50 m dari permukaan

laut, dan kemiringan 0 - 25 %. Secara morfologi daerahnya berbentuk cekung dimana

bagian pusat kota berada di daerah rendah. Daerah-daerah yang berbukit mengelompok

di bagian Barat dan Selatan Kota Pangkalpinang. Beberapa bukit yang utama adalah

Bukit Girimaya dan Bukit Menara Berdasarkan luas wilayah Kota Pangkalpinang dapat

dirinci penggunaan tanahnya; lahan untuk sawah tidak ada di Kota Pangkalpinang

karena tidak terdapat area persawahan di Kota Pangkalpinang. lahan kering

(pekarangan, kebun, ladang, padang rumput, hutan, lahan sementara yang tidak

diusahakan) luasnya mencapai 9.746 hektar, selanjutnya lahan lainnya (rawa2 tidak

ditanami, tambak, dan kolam) luasnya mencapai 2.049 hektar

Iklim

Iklim di lokasi Kabupaten Belitung termasuk tipe iklim Afa (Koopen) dan tipe

hujan B dengan curah hujan tahunan 2.592 mm, bulan-bulan basah > 9 bulan dan bulan-

bulan kering < 2 bulan (Schmidt dan Fergusson, 1951). Menurut Atlas Sumberdaya

Iklim Indonesia Skala 1:1.000.000 (Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2003),

daerah Manggar-Gantung dan sekitarnya termasuk pada zona pola hujan IVC, yaitu

termasuk iklim basah dengan curah hujan tahunan 3.000-4.000 mm/tahun dan pola

hujan ganda. Bulan-bulan terkering jatuh pada bulan Agustus sampai September.

Data curah hujan yang diperoleh dari PT. Steelindo Wahana Perkasa, Kelapa

Kampit Belitung Timur selama 14 tahun (1999-2012) menunjukan bahwa lokasi

penelitian memiliki iklim basah dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3.263 mm

dan jumlah hari hujan 172 hari dalam setahun (Tabel 1). Bulan-bulan yang relatif kering

jatuh pada bulan Agustus sampai September. Walaupun curah hujan rata-rata bulanan

terendah (Agustus-September) masih diatas 100 mm, namun seperti tampak pada data

bahwa dalam beberapa tahun terjadi curah hujan bulanan di bawah 60 mm bahkan tidak

ada hujan sama sekali. Jumlah hari hujan pada bulan-bulan tersebut sangat rendah,

terjadi hanya 4-5 hari dalam sebulan, bahkan tidak ada hujan seharipun.

Bila memperhatikan distribusi curah hujan bulanan, maka dalam setahun dapat

ditanam padi 2 kali, yaitu pada periode antara Oktober-Mei, sedangkan tanaman

Page 92: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 74 of 204

palawija seperti jagung, kedelai, kacang hijau dan sayuran dapat ditanam pada Juni-

September. Pola tanam yang disarankan: padi-padi-palawija (jagung/kedelai/kacang

hijau/sayuran), atau bila kurang tersedia air pengairan : padi-jagung-kedelai/kacang

hijau/sayuran.

Geologi dan Bentuk Wilayah

Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia skala 1:250.000 (Lembar

Belitung, Sumatera) Puslitbang Geologi (1995) di wilayah Kabupaten Belitung

termasuk dalam formasi Kelapa kampit (PCKs) dan Qa. Formasi Kelapa kampit

berumur pretersier, tersusun atas batuan sedimen malihan yang terlipat sedang, terdiri

dari batupasir berselingan dengan batu sabak, batu lumpur dan batul anau tufaan.

Sedangkan formasi Qa berumur kuarter muda, terdiri dari endapan aluvial pantai dari

bahan-bahan kerikil-kerakal, pasir dan lanau (Baharudin dan Sidarto, 1995). Batuan-

batuan induk ini kemudian membentuk tanah-tanah sawah yang kini terdapat di lokasi

penelitian. (Qa) terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lempung dan gambut;

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan analisis laboratorium, bahan induk tanah

dapat dibedakan menjadi: (a) endapan aluvium, menutupi jalur-jalur aliran sungai dan

anak-anak sungainya serta daerah sekitarnya, (b) endapan aluvium/marin, (c) bahan

organic, (d) batuan intrusi granit yang umumnya belum banyak melapuk (e) batuan

sedimen terutama batuliat dan batupasir.

Penggunaan Lahan dan Vegetasi

Dari hasil data yang dikumpulkan penggunaan lahan di daerah di 3 wilayah

penelitian dibedakan ke dalam penggunaan pertanian dan non-pertanian.

Tabel 47. Penggunaan pertanian terdiri dari

No. Penggunaan LahanKabupaten Kota

Belitung BangkaBarat

Pangkalpinang

I. Lahan Pertanian 191.524 227.949 2.293A. Lahan Sawah 606 614 0 Sawah Irigasi 222 500 0 Sawah Tadah Hujan 285 114 0 Rawa Pasang Surut 0 0 0 Rawa Lebak 99 0 0B. Lahan Bukan Sawah/

Lahan Kering190.198 227.235 2.293

Page 93: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 75 of 204

Tegal 11.023 21.142 931 Ladang 1.892 6.661 45 Perkebunan 98.996 39.444 519 Hutan Rakyat 19.722 14.559 13 Padang

Penggembalaan100 26 157

Lahan sementaratidak diusahakan

1.076 29.105 203

Lain-Lain 58.109 116.398 425

(a) kebun campuran (kelapa, rambutan, durian, langsat, jeruk) campur karet

dan semak belukar, (b) kebun karet/lada/sawit rakyat campur semak belukar, (c)

perkebunan kelapa sawit dan karet. Penggunaan non-pertanian terdiri atas: (a)

semak/belukar campur karet, (b) belukar rawa (bakau dan gelam), (c) hutan rawa, (d)

hutan campur semak belukar dan karet (e) galian/pertambangan (timah), (f)

kota/pemukiman dan (g) tubuh air (sungai dan danau).

Peta Satuan Lahan

Peta satuan lahan skala 1: 50.000 disusun berdasarkan hasil interpretasi foto

udara dan citra Lnadsat TM-7 dan diuji dengan pengamatan lapangan serta ditunjang

oleh data analisis contoh tanah di laboratorium. Peta ini memberikan informasi

penyebaran keadaan karakteristik lahan, termasuk sifat-sifat tanah yang berkaitan erat

dengan parameter untuk evaluasi lahan.

Karakteristik lahan yang disajikan pada legenda peta satuan lahan terdiri atas:

satuan landform dan tingkat torehan, elevasi, litologi atau bahan induk, relief dan

lereng, subgrup tanah, jenis penggunaan lahan, dan luasan untuk setiap satuan lahan.

Dari hasil penyusunan tersebut diperoleh sebanyak 40 satuan lahan dari grup landform

aluvial, marin, gambut, volkanik, dan tektonik serta 3 satuan lahan dari grup aneka.

Page 94: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 76 of 204

Gambar 28. Peta Satuan Lahan Kabupaten Belitung, 2014

Gambar 29. Peta Satuan Lahan Kabupaten Bangka Barat, 2014

Page 95: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 77 of 204

Gambar 30. Peta Satuan Lahan Kota Pangkalpinang, 2014

Page 96: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 78 of 204

MODEL AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN RAMAH

LINGKUNGAN (m-AP2RL)

Penelitian akan dilaksanakan sejak Januari sampai dengan Desember 2014 di

Bangka Belitung, yaitu Desa Air Mesu, Kabupaten Bangka Tengah. Waktu pelaksanaan

kegiatan disajikan dalam jadwal palang di bawah ini. Tujuan kajian ini yaitu

mengimplementasikan 1 (satu) model pembangunan perdesaan berbasis lada ramah

lingkungan dalam rangka revitalisasi lada putih di Bangka Belitung. Keluaran yang

diharapkan dari kajian ini adalah Implementasi 1 (satu) model pembangunan perdesaan

berbasis lada ramah lingkungan dalam rangka revitalisasi lada putih di Bangka

Belitung.

Data dan informasi yang dihasilkan kemudian ditabulasi, dianalisis dan

disajikan. Penyusun strategi peningkatan produksi padi untuk pemenuhan konsumsi di

Bangka Belitung dilakukan dengan pendekatan simulasi sistem dinamik dengan alat

bantu software powersim.

Identifikasi sistem dan Vaiabel Kunci

Langkah awal adalah melakukan identifikasi sistem yang bertujuan untuk

memberikan gambaran rerhadap sistem yang dikaji dalam bentuk diagram antara

komponen masukan (input) dengan sistem lingkungan yang mengahsilkan suatu

keluaran (output)baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.

Input merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja sistem yang dapat

digolongkan ke dalam input langsung dan tidak langsung. Input langsung adalah faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja sistem secara langsung, yang terdiri atas input

terkendali dan tidak terkendali.

Input terkendali (controled input) adalah input yang secara langsung

mempengaruhi kinerja sistem dan bersifat dapat dikendalikan (luas sawah dan ladang,

IP padi, perluasan areal, teknologi, infrastruktur irigasi). Input tak terkendali

(uncontroled input) merupakan input yang diperlukan agar sistem dapat berfungsi

dengan baik namun tidak dapat dikendalikan atau berada di luar kendali kerja sistem.

Input lingkungan (environment input) merupakan elemen-elemen yang mempengaruhi

sistem secara tidak langsung dalam mencapai tujuan. Input ini biasanya berada di luar

batasan sistem, sehingga sering disebut sebagai input tidak langsung.

Page 97: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 79 of 204

Output merupakan tujuan kajian sistem, yang dapat dikategorikan sebagai

output yang diinginkan (desired output) dan yang tidak diinginkan (undesired output).

Output yang diharapkan dari model yang dibangun adalah diperolehnya produksi padi

untuk mencukupi kebutuhan pangan secara berkelanjutan. Output yang tidak diinginkan

merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan kadang-kadang diidentifikasi sebagai

pengaruh negatif bagi kinerja sistem. Para perencana perlu mengenali mekanisme

proses yang terjadi dalam sistem agar dapat meminimumkan output yang tidak

diharapkan. Perkiraan output yang tidak diharapkan seperti terjadinya degradasi lahan,

konversi lahan sawah, konflik pemanfaatan lahan dan defisit pangan perlu

ditindaklanjuti melalui umpan balik (feedback). Dalam hubungan ini input harus

dimodifikasi intervensinya yang lebih tepat agar menghasilkan output yang diinginkan.

Batas sistem (system boundary) merupakan pembatas dari sistem yang dikaji.

Variabel-variabel di luar batas sistem tidak akan diperhatikan dalam model. Dalam

permodelan, beberapa variabel yang berada di luar sistem dapat mempengaruhi kinerja

sistem, sehingga dapat dipertimbangkan/ dimasukkan sebagai variabel model.

Diagram input-output menggambarkan hubungan antara output yang akan

dihasilkan dengan input berdasarkan tahapan analisis kebutuhan dan formulasi

permasalahan. Diagram input-output sering disebut diagram kotak gelap (black box),

karena diagram ini tidak menjelaskan bagaimana proses yang akan dialami input

menjadi output yang diinginkan.Keterkaitan antar input dan outputtersebut disajikan

pada Gambar 31.

Page 98: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 80 of 204

Gambar 31. Diagram input-output sistem lada di Bangka Belitung

Perumusan Strategi

Perumusan strategi merupakan langkah terakhir setelah dilakukan

pengembangan model. Strategi disusun sebagai upaya untuk mendapatkan langkah

bagi pencapaian tujuan berdasarkan struktur dan perilaku model.

Pendekatan Sistem Modelling Dinamis

Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang

menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis (Marimin, 2004). Menurut

Eriyatno (1999) pendekatan sistem merupakan metode pemecahan masalah yang

dimulai dengan identitifikasi dan analisis kebutuhan serta diakhiri dengan sistem

operasi yang efektif. Pendekatan sistem ini memliki beberapa unsur antara lain

metodologi untuk perncanaan, pengelolaan, bersifat multidisiplin, dan terorganisir,

mampu berfikis secara non-kuantitatif, menggunakan model matematik, teknik simulasi

dan optimasi serta dapat diaplikasikan dengann komputer.

Page 99: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 81 of 204

Pendekatan sistem merupakan cara penyelesaian persoalan yang dimulai

dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan-kebutuhan,

sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif.

Pendekatan sistem dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih luas mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sistem dan memberikan dasar untuk

memahami penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka sistem.

Sistem dinamis adalah metodologi untuk memahami suatu masalah tang

kompleks. Metodologi ini dititikberatkan pada pengambilan kebijakan dan bagaimana

kebijakan tersebut menentukan tingkah laku masalah-masalah yang dapat dimodelkan

oleh sistem secara dinamik, Permasalah sistem dinamil dianggap disebabkan oleh

struktur internal sistem bukan dari luar sistem. Pendekatan sistem dinamis sangat cocok

untuk menganalisis mekanisme, pola dan kecenderungan sistem yang seringkali

berubah cepat dan mengandung ketidakpastian (Marimin, 2004; Hartrisari, 2007).

Tahapan dalam pendekatan sistem dinamik ini diawali dan diakhiri dengan pemahaman

sisten dan permalahannya sehingga membentuk suatu lingkaran tertutup. Proses dari

pendekatan sistem dinamik dapat dilihat pada gambar 32.

Gambar 32. Tahapan dalam pendekatan sistem dinamik(Manetsch dan GL. Park 2002 dalam Supriatna et al. 2007)

Keunggulan pendekatan sistem antara lain: (1) pendekatan sistem diperlukan

karena makin lama makin dirasakan interdependensinya dari berbagai bagian dalam

mencapai tujuan sistem, (2) sangat penting untuk menonjolkan tujuan yang hendak

Pemahaman SistemSystem comprehension

Identifikasi masalahProblem identification

Konseptualisasi SistemConceptualization of system

Analisis KebijakanPolicy Analysis

Simulasi modelModel simulation

Formulasi ModelFormulation of model

Implementasi modelImplementation

Page 100: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 82 of 204

dicapai, dan tidak terikat pada prosedur koordinasi atau pengawasan dan pengendalian

itu sendiri, (3) dalam banyak hal pendekatan manajemen tradisional seringkali

mengarahkan pandangan pada cara-cara koordinasi dan kontrol yang tepat, seolah-olah

inilah yang menjadi tujuan manajemen, padahal tindakan-tindakan koordinasi dan

kontrol ini hanyalah suatu cara untuk mencapai tujuan, dan harus disesuaikan dengan

lingkungan yang dihadapi, (4) konsep sistem terutama berguna sebagai cara berfikir

dalam suatu kerangka analisa, yang dapat memberi pengertian yang lebih mendasar

mengenai perilaku dari suatu sistem dalam mencapai tujuan.

Causal loop

Pada model system dinamik yang dibangun, komponen-komponen yang terkait

dalam model menjadi perhatian penting karena komponen-komponen tersebut berkaitan

erat secara langsung dalam penyediaan produksi dan ekspor lada di Bangka Belitung.

Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan pendekatan trianggulasu melalui

desk study, focus group discussion (FGD), dan verifikasi data dengan lembaga terkait.

Sumber informasi adalah Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian, BP3L, Badan

Pengelolaan Pengembangan dan Pemasaran Lada, Assosiasi Eksportir Lada Indonesia

(AELI) dan petani.

Berdasarkan hasil validasi data dan FGD, telah ditetapkan hubungan sebab-

akibat antara elemen-elemen yang terkait dalam model system revitalisasi

lada.Hubungan sebab akibat (causal loop) antar elemen terkait dapat terjadi secara

positif maupun negative sebagaimana disajikan pada gambar 33.

Gambar 33. Causal Loop model revitalisasi lada di Bangka Belitung

Perluasanareal

Stok dipetani

Ekspor

Harga DN

Doronganmenanam

Stok dieksportir

Stok dipengumpul

Produksi

++

+

+

+

+

+

( - )

--

-

( - )

( - )

-

-

( - )

- ( - )

KonsumsiDalam Negeri

Luas Tanam

Konversilahan

Harga LadaDunia

PengendalianOPT

TeknologiBudidaya

Bibit Unggul

Peran dan FungsiKelembagaan +

++

+

+

+

+

+

+ ( - )

++++

+

-

+

LimbahTajar Hidup

Pakan ternak ( - )

+

Page 101: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 83 of 204

Secara umum, teknologi budidaya, pengendalian OPT, penggunaan bibit

unggul dan perluasan areal tanam secara positif akan meningkatkan produksi lada.

Selanjutnya produksi akan mempengaruhi ekspor lada melalui stok yang ada di Bangka

Belitung. Dengan peningkatan produksi diharapkan dapat secara positif meningkatkan

ekspor lada putih Bangka Belitung di pasar Internasional.

Stock-flow diagram

Langkah lanjut dalam pengembangan model adalah membuat struktur model.

Langkah ini dilakukan dengan cara mengubah diagram sebab-akibat menjadi diagram

alir yang dapat dimengerti oleh perangkat lunak komputer yang akan digunakan

sehingga dapat mengetahui perilaku dinamis yang diakibatkan oleh asumsi-asumsi dari

model yang disimulasikan. Diagram stock-flow model dinamika system revitalisasi lada

di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disajikan pada gambar 34.

Gambar 34. Struktur model revitalisasi lada di Bangka Belitung

stok di petaniproduksi

luas tanamlaju konversilaju ekstensifikasi

fraksi perluasan

gap perluasan

potensi lahan

produktivitasexisting

produktivitas 1lj pningktn prod

GAP Produksi

prod maks

pemangkasanjunung hidup

bibit unggul

pengendalian OPT

waktu capai

kirim ke pengumpul

persen kirim kepngmpl

Stok di pengumpul

Jml pnduduk

laju pertumbuhan

fraksi pertmbhan

konsumsi perkapita

harga lada DN

dy dorongperluasan areal

Pendapatnlaju pendapatan

limbah perHa

hijauan pakan ternaklaju hp

jml sapi

kebut persapi

laju kebut konsmsi

umur tanaman

turun hp

jlm sapi perHa

Potensi ekspor persen kirim keeksportir

pengendalian gulma

jumlah bibit per junjung2-3

Tinggi tanaman

waktu panen

perluasan lubangtanam

Pemupukan

pupuk organikpupuk anorganik

Page 102: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 84 of 204

Simulasi Model

Simulasi dilakukan setelah diperoleh model yang dibangun dari Causal Loop

dan Stock Flow Diagram, yang kemudian dinyatakan dalam bentuk persamaan

komputasi. Simulasi ini berarti memasukan data pendukung setiap variabel dalam

model simulasi kemudian program dijalankan sehingga diperoleh tampilan grafik waktu

(time-graph) seperti tertera pada gambar 35.

Produksi

Gambar 35. Grafik Simulasi Model Revitalisasi Lada Mulai 2013

Berdasarkan data BPS Babel Produksi lada Bangka Belitung tertinggi yang

pernah dicapai adalah sebesar 67.000 ton. Hasil dari simulasi model menunjukkan

bahwa mulai tahun 2018 produksi lada putih Kepulauan Bangka Belitung akan

mencapai level 64.495,35 ton dengan potensi ekspor sebesar 27.908,59 ton. Produksi ini

akan tercapai jika dilakukan:

- Perluasan area tanam sebesar 14,5 %/tahun

- Penggunaan bibit unggul sebesar 20%

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

30.000

60.000

90.000ton/yr

produksiPotensi ekspor

Produksi

Tahun

Page 103: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 85 of 204

- Pengendalian OPT sebesar 30%

- Pemberian pupuk Organik sebesar 20%

- Aplikasi paket budidaya berupa pemangkasan junjung hidup, perluasan

lubang tanam, waktu panen yang tepat untuk mengurangi losses panen,

meningkatkan tinggi tanaman atau tiang panjat, pengendalian gulma, dan

penambahan jumlah bibit per junjung (2-3 bibit).

Persiapan pelaksanaan kegiatan di lapangan meliputi penyediaan bibit,

identifikasi lahan, pengukuran, dan plotting. Bibit yang digunakan merupakan bibit

unggul ravietas lokal yaitu Merapin daun lebar (MDL) dan Lampung Daun Lebar

(LDL). Bibit dibeli dan berasal dari BPTP Kepulauan Bangka Belitung dan persemaian

milik BP3L Kepulauan Bangka Belitung. Di tempat asalnya bibit tersebut disemai

dengan metode penyemaian satu ruas, yang dipelihara selama lebih kurang 4 (empat)

bulan dalam polibeg sehingga siap tanam dan memiliki ruas sebanyak 5 – 7 ruas.

Gambar 36. Bibit yang berasal dari BPTP Kep. Bangka Belitung

Lahan yang digunakan memiliki luasan lebih kurang 7000 m2 milik ketua

kelompok tani barat Raya. Di areal yang sama telah dikembangkan ternak sapi dan lada

oleh kelompok tani tersebut, namun belum memperoleh hasil yang optimal disebabkan

teknologi yang digunakan belum sesuai dengan yang diharapkan.

Page 104: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 86 of 204

Gambar 37. Persiapan lahan

Pelaksanaan Lapangan

Pelaksanaan kegiatan di lapangan meliputi pembuatan lobang tanam,

pemupukan dasar, pemasangan tiang panjat, penanaman serta pemeliharaan tanaman.

Jarak lobang tanam 2 m x 2 m. Lobang tanam berukuran 40cm x 40cm x 30cm. Setelah

dilakukan pembuatan lobang tanam, dilakukan pengapuran sebanyak 0,5 kg per lobang

tanam. Pemupukan awal dilaksanakan 14 (empat belas) hari setelah pengapuran. Pupuk

awal menggunakan pupuk organik yaitu campuran pupuk kandang ayam dengan pupuk

kandang ternak sapi sebanyak 5 kg, 7,5 kg, dan 10 kg per lobang tanam. Setelah

pemupukan awal, dilakukan pemasangan tiang panjat hidup menggunakan glirisedia.

Grisedia yang digunakan memiliki diameter 6-7 cm serta panjang 2,5 m.

Pengamatan dilakukan pada saat 25 hari setelah tanam dengan parameter

tingkat kematian tanaman lada dan tiang panjat. Hasil pengamatan menunjukan bahwa

kematian tanaman lada berjumlah 196 batang, dan tiang panjat sebanyak 203 batang.

Setelah mengetahui jumlah kematian tanaman lada serta tiang panjat, dilakukan

penyulaman pada tiang panjat saja sementara belum dilakukan penyulaman pada

tanaman lada, mengingat cuaca ekstrim panas dengan temperatur udara 29 0c – 34 0c.

Pengamatan kedua dilakukan pada saat 20 minggu setelah tanam untuk

mengetahui tingkat kematian tanaman lada dan tiang panjat. Dari hasil pengamatan

menunjukan jumlah kematian tanaman lada meningkat sebanyak 518 tanaman,

sedangkan tiang panjat sebanyak 31 batang.

Pengamatan tinggi tanaman, jumlah ruas, dan jumlah cabang dilakukan pada

umur tanaman lada 20 minggu setelah tanam. Hasil pengamatan tinggi tanaman, jumlah

ruas, dan jumlah cabang dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 105: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 87 of 204

Tabel 48. Hasil pengamatan tinggi tanaman, jumlah ruas, dan jumlah cabang pada umur20 mst

Lajur PO 5 kg/ tam PO 7,5 kg/ tnm PO 10 kg/ tnm

Tnggi(cm)

ruas cabang Tnggi(cm)

ruas cabang

Tnggi(cm)

ruas cabang

1234567891011

52,5043,1039,7050,5042,9042,3042,5051,9043,1050,00

9,008,006,009,007,007,007,008,007,008,00

2,102,703,002,203,902,803,702,802,752,30

45,7055,2052,4042,9043,3049,8053,3042,0043,0045,00

8,0010,0

09,007,007,008,009,007,007,007,00

2,102,902,503,103,203,703,303,203,102,80

42,0059,6044,7044,5044,0050,5055,5053,5062,6059,0049,10

5,889,505,655,504,809,75

10,209,25

10,5510,248,85

3,752,153,202,702,802,503,002,903,203,002,90

45,85 7,60 2,83 47,26 7,90 2,99 51,36 8,20 2,92

Penyiangan gulma dilaksanakan setiap satu bilan sekali. Penyiangan dilakukan

dengan cara pembokoran sekeliling tanaman lada dan tiang panjat.

Page 106: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 88 of 204

Gambar 38. Lobang tanam lada Gambar 39. Penanaman tiang panjat

Gambar 40. Lada setelah tanam Gambar 41. Lada 30 hst

Gambar 42. Lada 30 hst

Page 107: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 89 of 204

VISITOR PLOT KEBUN PERCOBAAN PETALING (PERKEBUNAN,

HORTIKULTURA, PETERNAKAN)

Kegiatan diseminasi hasil pengkajian spesiffik lokasi Kep. Bangka Belitung

dilaksanakan melalui visitor plot Kebun Percobaan Petaling mendukung kegiatan open

house yang diselenggarakan di Kebun Percobaan Petaling BPTP Kepulauan Bangka

Belitung. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 12 bulan mulai dari bulan Januari -

Desember 2014 yang meliputi kegiatan: (1) Mendiseminasikan inovasi teknologi

komoditas utama yang dikembangkan di Kebun Percobaan Petaling diantaranya lada,

karet, kelapa sawit, durian, ternak sapi, HMT, jagung, dan tanaman hortikultura

(Pisang, Sirsak, Jambu Biji, dan Alpokat) melalui kegiatan visitor kepada berbagai

lapisan stake holders (Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Provinsi dan

Kabupaten/Kota, PPL, Kontak tani dan petani.

Tujuan yang diharapkan adalah: 1) Mendiseminasikan inovasi teknologi (lada,

karet, kelapa sawit, durian, ternak sapi, HMT, jagung, sayuran (M-KRPL), tanaman

hortikultura dan serai wangi melalui visitor di kebun percobaan kepada 300

pengunjung, 2) Mendiseminasikan inovasi teknologi melalui temu lapang dalam bentuk

demplot. Keluaran dari kegiatan ini yaitu: 1) Terdiseminasinya inovasi teknologi (lada,

karet, kelapa sawit, durian, ternak sapi, HMT, jagung, sayuran (M-KRPL), tanaman

hortikultura dan serai wangi melalui visitor di kebun percobaan kepada 300

pengunjung, 2) Terdiseminasinya inovasi teknologi melalui pameran dan publikasi.

Kegiatan Visitor Plot Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), merupakan salah satu tanaman

perkebunan yang dikembangkan selain karet dan lada sebagai kegiatan visitor plot di

Kebun Percobaan dengan luas + 6 hektar yang terdiri dari 4 (empat) varieta/jenis yaitu

Langkat, DP Lame, DP Simalunggun dan DP Yanggambi. Pengembangan tanaman

kelapa sawit sebagai uji adaptasi keempat jenis tersebut, sehingga pada akhirnya dapat

diketahui jenis yang paling adaptif dan memiliki produksi yang paling baik di Bangka

Belitung.

Secara umum kondisi tanaman kelapa sawit di Kep. Bangka Belitung ± 62%

diusahakan oleh perkebunan rakyat dan sisanya di usahakan oleh perusahaan besar

swasta. Produktivitas tanaman kelapa sawit khususnya yang diusahakan rakyat sangat

rendah yang diakibatkan oleh penggunaan bibit asalan (jual bebas) dan pemeliharaan

Page 108: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 90 of 204

tidak sesuai anjuran. Berdasarkan informasi tersebut, diharapkan kegiatan ini kedepan

dapat memberi rekomendasi kepada stake holders terutama petani jenis sawit yang

paling adaptif dan memiliki produktivitas tinggi yang dapat dikembangkan.

Kegiatan visitor plot tanaman kelapa sawit di Kebun Percobaan Petaling

merupakan kegiatan lanjutan dimana tanaman kelapa sawit tersebut ditanam pada akhir

tahun 2012 sehingga pada awal tahun 2014 kondisi tanaman kelapa sawit telah berumur

+ 1,5 tahun dan pada akhir 2014 tanaman telah berumur 2,5 tahun dengan jarak tanam

yang digunakan adalah 8,5 x 8,5 x 8,5 m (BPTP Kep. Bangka Belitung 2013). Denah

Penamanan Kelapa Sawit Di Kebun Percobaan Kep. Bangka Belitung 2014 sebagai

berikut :

J a l a n K e b u n

DP.

LANGKAT

DP.

SIMALUNGUN

J

a

l

a

n

K

e

b

u

n

DP.

LAME

DP.

YANGGAMBI

Gambar 43. Denah Tanaman Kelapa Sawit di Kebun Percobaan Petaling

Page 109: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 91 of 204

Tabel 49. Anjuran pemupukan kelapa sawit sebagai berikut :

Jenis Pupuk Waktu Aplikasi Bulan ke Dosis Pupuk

(Kg/ha)

Urea 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

225 kg/ha

1000 kg/ha

SP-36 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

115 kg/ha

750 kg/ha

MOP/KCl 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

200 kg/ha

1200 kg/ha

Catatan: Aplikasi pupuk pertama dilakuakan awal musim hujan (Sept–Okt) dan

kedua di akhir musim hujan (Maret- April).

Kondisi pertanaman pada bulan Desember 2014 sebagaimana tersaji pada tabel

50 berikut :

Tabel 50. Kondisi Tanaman Kelapa Sawit pada Bulan Desember 2014.

No. Jenis Rerata TinggiTanaman (Cm)

Jumlah Pelepah(Buah)

Jumlah YangBerbuah (%)

1 DP Langkat 270 42.8 60

2 DP Simalungun 200 21.8 0

3 DP Yangambi 235 38.8 40

4 DP Lame 236 38.4 40

Berdasarkan data pada Tabel 50 diatas bahwa dari 4 (empat) varietas/jenis

kelapa sawit yang ditanam menunjukkan bahwa varietas/jenis DP Langkat memiliki

tinggi, jumlah pelepah dan persentase berbuah (buah pasir) paling tinggi dan DP

Simalungun yang memiliki tinggi, jumlah pelepah dan persentase yang paling rendah.

Sedangkan DP Yangambi dan DP Lame memiliki penampilan yang hampir sama.

Kegiatan Visitor Plot Tanaman Serai Wangi Sebagai Tanaman Sela Diantara

Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L.) mempunyai daya hidup yang

kuat, bahkan sering ditanam pada daerah-daerah yang memiliki tanah cukup marginal.

Page 110: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 92 of 204

Tanaman serai dapat hidup dalam kondisi ekstrim seperti tanah yang miskin hara, tanah

basa, lereng terjal, dan hutan yang terdegradasi serta dapat dintegrasikan dengan

tanaman perkebunan lain. Akarnya mampu menahan tanah sehingga banyak

direkomendasikan sebagai tanaman pencegah erosi. Selain itu serai wangi merupakan

salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Hasil penyulingan daunnya diperoleh

minyak serai wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella oil.

Penyulingan serai wangi menghasilkan produk utama berupa minyak atsiri dan

menghasilkan limbah berupa ampas sisa hasil penyulingan sebanyak 150 ton/ha untuk

tanaman monokultur. Limbah penyulingan serai wangi ini sangat potensial untuk

dijadikan pakan sumber serat untuk ternak sapi sebagai pengganti rumput. Sehingga

pola integrasi antara tanaman kelapa sawit, serai wangi dengan sapi sangat potensial

untuk menciptakan bioindustri pertanian untuk menghasilkan CPO, minyak astiri,

daging dengan bonus biogas, dan kompos.

Berdasarkan hasil analisis nilai gizi limbah serai wangi dibandingkan dengan

tanaman rumput gajah dan jerami padi dapat dilihat pada Tabel 51 sebagai berikut :

Tabel 51. Perbandingan Nilai Gizi Rumput Gajah, Jerami Padi dengan Limbah Serai

Wangi

No Uraian Limbah Seraiwangi Rumput Gajah Jerami

1 Protein 7,00% 10,19% 3,93%

2 Lemak 2,35% 1,64% 0,87%

3 Energi 3353,00 kkg/GE/kg 4031,00

kkg/GE/kg

3167,00

kkg/GE/kg

4 Serat kasar 25,73 % 34,15% 32,99%

5 Ca 0,35% 0,48% 1,2%

6 P 0,14 % 0,23% 1,2%

7 Kadar abu 7,91 % 11,73 % 22,44 %

Sumber : Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah (2014)

Berdasarkan Tabel 51 tersebut menunjukkan bahwa limbah serai wangi

memiliki kandungan protein lebih tinggi dibanding jerami padi, namun lebih rendah

dibanding dengan rumput gajah, akan tetapi memiliki kandungan lemak yang lebih

Page 111: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 93 of 204

tinggi, dan serat kasar yang rendah dibanding dengan rumput gajah dan jerami padi

termasuk kandungan energi yang lebih tinggi dibanding jerami padi. Berdasarkan

kondisi ini maka tanaman serai wangi sangat potensial sebagai sumber pakan ternak

sapi. Selain nilai gizi yang cukup baik juga tanaman serai wangi (limbah dan segar)

cukup disenangi ternak sapi Bali, sehingga disimpulkan bahwa serai wangi memiliki

palatabilitas tinggi dan belum ditemukan kandungan unsur-unsur yang menghambat

pertumbuhan ternak. Dengan demikian memenuhi syarat sebagai pakan tenak.

Tanaman serai wangi yang dikembangkan di Kebun percobaan Petaling

ditanam diantara tanaman kelapa sawit sebagai tanaman sela. Bibit serai wangi berasal

dari Kebun Percobaan Manoko Lembang Jawa Barat Balai Penelitian Tanaman

Rempah dan Obat Badan Litbang Pertanian yang terdiri dari 2 jenis yaitu G1 dan G2

sebanyak 10.000 setum. Sedangkan jenis G3 berasal dari kebun petani di Sungai Liat

Kabupaten Bangka yang lebih dulu mengembangkan serai wangi yang juga pada

awalnya bibit yang digunakan berasal dari Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Industri Badan Litbang Pertanian.

Tabel 52. Keragaan Perkembangan dan Produksi Biomassa Tanaman Serawangi di

Kebun Percobaan Petaling Tahun 2014

No Jenis Jumlah

Setum

Awal

Tanam

Jumlah

Rumpun

/ha

Rata-Rata

Jumlah

Anakan

Per

Rumpun

(Btg)

Tinggi

Tanaman

(Cm)

Rerata

Produksi

Biomassa

/rumpun/

Pemangkasan

Pertama (Kg)

Perkiraan

Produksi

Biomassa

Berdasarkan

sampel

pemangkasan

pertama (Kg)

Umur

Tanaman

(Bulan)

1 G1 2 27.500 50 84 1,9 52.250 8

2 G2 2 27.500 52 76,4 2,06 56.650 8

3 G3 2 27.500 39,4 75 0.8 22.000 6

Produksi biomassa segar pada panen pertama dari 3 varietas serai wangi yang

ditanam diantara tanaman kelapa sawit dengan jarak menunjukkan bahwa varietas G2

menunjukkan produksi yang paling tinggi yaitu 2,06 kg/rumpun atau diestimasi sekitar

56.650 kg/ha dengan populasi sekitar 27.000/ha atau jarak tanam 1 m x 1 m. Sementara

varietas G1 dan G3 masing-masing memiliki produksi 52.250 kg dan 22.000 kg.

Page 112: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 94 of 204

Rendahnya produksi G3 mungkin disebabkan karena perbedaan umur disamping itu

varietas G3 adalah varietas untuk daerah dataran tinggi.

Kegiatan Visitor Plot Tanaman Karet

Kegiatan demplot/visitor plot perkebunan karet hanya memelihara klon karet

unggul yang telah ditanam Tahun 2012, dikebun percobaan BPTP Kepulauan Bangka

Belitung. Klon karet yang ditanam diantaranya klon RRIC 100, dan PB 260.

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi : Pembersihan gulma, pemotongan kayu

bekas junjung lada disekitar pertanaman karet, pemupukan dan pemangkasan cabang.

A. Pembersihan gulma

Pembersihan gulma diantara tanaman karet dilakukan secara rutin 3 bulan

sekali yaitu dengan cara menyemprot tanaman gulma dengan herbisida sistemik dan

kontak, sedangkan tunas-tunas kayu yang tumbuh dilakukan penebasan. Pembersihan

gulma dimaksudkan agar pertumbuhan karet tidak terganggu.

B. Penebangan Kayu Bekas Tiang Panjat Lada di Areal Tanaman Karet

Sebagian tanaman karet ditanam diareal tanaman lada tua dengan

menggunakan tiang panjat tanaman gamal. Bekas tiang panjat lada tersebut dipotong

seluruhnya (1500 pohon) dengan mengguankan mesin potong kayu dan selanjutnya

dibersihkan lahan tanaman karet dari potongan kayu tersebut. Kegiatan ini

dimaksudkan agar tanaman gamal tersebut tidak mengganggu pertumbuhan tanaman

karet yang dibudidayakan.

C. Pemupukan

Pemupukan tanaman karet dilakukan sebanyak 2 kali. Pemupukan dilakukan

pada bulan Maret dan November 2014 dengan mengacu pada dosis rekomendasi

sebagai berikut :

Page 113: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 95 of 204

Tabel 53. Dosis pupuk bagi tanaman karet pada masa TBM

Umur

Tanaman

Karet (Tahun)

Jenis Pupuk

Urea

(g/pohon/th)

SP-36

(g/pohon/th)

KCl

(g/pohon/th)

Kieserit

(g/pohon/th)

Pupuk dasar - 125 - -

1 250 150 100 50

2 250 250 200 75

3 250 250 200 100

4 300 250 250 100

5 300 250 250 100

D. Pemangkasan Cabang (Mewiwil)

Cabang-cabang tanaman karet yang tumbuh sebelum mencapai 3 meter perlu

dipangkas (Mewiwil) agar tanaman cepat tumbuh dan batangnya lurus hingga mencapai

3 meter.

Berdasarkan hasil pengamatan hingga pada akhir bulan Desember 2014

tanaman karet telah mencapai ketinggian sebagaimana pada Tabel 54. berikut :

Tabel 54. Ketinggian tanaman karet, 2014

No. Klon

Jumlah

Tanaman

(Btg)

Rerata Tinggi

Tanaman Awal

Tahun 2014

(Cm)

Rerata Tinggi

Tanaman Akhir

Tahun 2014

(Cm)

1 RRIC-100 350 1,21 3,68

2 PB-260 716 1,33 3,82

Jumlah 1.066

Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa tanaman karet klon PB-260

memiliki tinggi lebih baik dibandingkan klon RRIC-100.

Page 114: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 96 of 204

Kegiatan Visitor Plot Pemeliharaan Lada Eksisiting

1. Pemeliharaan Lada dengan Tiang Panjat Hidup

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan tahun sebelumnya. Luas lahan

yang digunakan awalnya ± 1,0 ha, dengan varietas Lampung Daun lebar (LDL), dan

jarak tanam yang digunakan 2 m x 2m. dengan penegak hidup. Tanaman ini ditanam

pada tahun 2008. Kondisi tanaman lada kurang baik pertumbuhannya, sehingga

diperlukan peraatan yang cukup intensif. Kegiatan pemerliharaan tanaman lada

meliputi; pengendalian gulma, pemupukan, pengapuran, pemangkasan tiang panjat,

pengendalian hama penyakit, panen dan pasca panen. Rincian kegiatan tersebut;

a. Pengendalian gulma

Pengendalian gulma dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara

menggunakan cangkul/kedik. Kegiatan pengendalian gulma dilakukan secara

rutin atau tergantung kondisi rumput yang ada, paling tidak dilakukan sekali

dalam sebulan. Sedangkan pembumbunan pohon tanaman lada dilakukan 6

bulan sekali.

b. Pemangkasan tiang panjat hidup

Pemangkasan tiang panjat hidup (Glyricidia). Pemangkasan tiang panjat hidup

lada dilakukan 2 kali dalam 6 bulan (sangat tergantung dengan pertumbuhan

tiang panjat hidup (Glyricidia) atau gamal tersebut.

c. Pemupukan.

Pemupukan pada tanaman lada diaplikasikan dengan 2 jenis pupuk yaitu

pupuk kandang/organik dan pupuk an-organik. Aplikasi pupuk kandang telah

dilakukan dengan dosis 10 kg per pohon dengan cara ditaburkan disekitar

pohor (dibawah kanopi) kemudian dilakukan penutupan dengan tanah,

sementara pupuk an-organik dilakukan 4 kali dalam setahun dengan dosis 1600

g NPK. (Tabel 55)

Page 115: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 97 of 204

Tabel 55. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Lada Menghasilkan (TBM)Serta Waktu Aplikasi di Kep. Bangka Belitung, 2014

No Umur Tanaman/Waktu Aplikasi

Dosis Pupuk gr (Tanaman)

BIBIT DITANAM PADA BULAN SEPTEMBER (awal september)TANAMAN PRODUKTIF ( dengan interval 40 hari selama musim hujan)

1 Umur > 24 bulan,Waktu aplikasi(Awal musimhujan, bulanSepember)

640 g NPKMg (12:12:17:2)+ 500 g Dolomit, Setaradengan 170 g Urea + 210 g SP-36 + 260 g KCl +42 g Kiserit + 500 g Dolomit atau setara dengan510 g NPK (15:15:15) + 340 g KCl + 42 g Kiserit +500 g Dolomit.

2 40 hari berikutnya(Bulan November)

480 g NPKMg (12:12:17:2), Setara dengan 120 gUrea + 150 g SP-36 + 195 KCl + 30 g Kiserit atausetara dengan 390 g NPK (15:15:15) + 195 g KCl +30 g Kiserit.

3 40 hari berikutnya(Bulan Januari)

320 g NPKMg (12:12:17:2), Setara dengan 80 gUrea + 100 g SP-36 + 130 g KCl + 20 g Kiseritatau setara dengan 260 g NPK (15:15:15) + 130 gKCl + 20 g Kiserit.

4 40 hari berikutnya(Bulan Maret)

160 g NPKMg (12:12:17:2), Setara dengan 42 gUrea + 52 g SP-36 + 65 g KCl + 10 g Kiserit atausetara dengan 130 g NPK (15:15:15) + 65 g KCl +10 g Kiserit.

5 Selanjutnya dosispupuk & waktuaplikasi sama

Keterangan :1. Sekitar 7-10 hari sebelum pemupukan, pohon penegak dipangkas

seperlunya.2. Setiap awal musim hujan (september) ditambah 0,5 Dolomit/tanaman.3. Setiap ahkir musim hujan diberikan kompos atau pupuk kandang 5-10

kg/tanamanSumber : Nuryani et.al, 2003.

d. Pengendalian hama penyakit.

Tanaman lada baik yang menggunakan tiang panjat mati maupun tiang panjat

hidup mengalami serangan hama Busuk Pangkal Batang sehingga

menyebabkan beberapa tanaman mati. Begitu pula serangan penyakit kuning

menyebabkan tanaman mulai kuning yang pada akhirnya mati. Pengendalian

hama dan penyakit ini disesuaikan dengan hama dan penyakit yang

menyerangnya yaitu dengan memberikan furadan untuk mengantisivasi

penyebaran penyakit kuning dan mengaplikasikan fungisida (bubur bordok)

untuk yang terserang jamur.

Page 116: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 98 of 204

Pengendalian hama penyakit dilakukan menggunakan insektisida secara

bijaksana dengan mempertimbangkan aspek lingkungan. Namun demikian

penggunaan pestisida dilakukan jika tingkat serangan hama meluas.

e. Panen dan Pasca panen.

Hasil panen lada diperoleh lada putih kering sebanyak 60 kg dan dijual

langsung kepada pedagang dengan harga Rp.150.000,-/kg = Rp.6.000.000,-

dan penjualan tiang panjat hidup (gamal) sebanyak Rp. 2.000.000,- jadi

totalnya Rp. 8.000.000,- Hasil penjualan lada dan tiang panjat tersebut disetor

ke Bendahara Penerimaan BPTP Kep. Bangka Belitung

2. Pemeliharaan Lada Perdu

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya. Demplot/visitor

plot lada perdu seluas 0,5 hektar ditanam pada awal bulan April 2013 dan 2014

merupakan tahun ke 2. Tujuan pembuatan demplot/visitor plot lada perdu adalah untuk

memberikan contoh alternatif pengembangan lada di Kep. Bangka Belitung. Kegiatan

ini menggunakan jarak tanam 1,5 m x 1 m dengan jumlah tanaman sebanyak 1.088

batang. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi:

a. Pemeliharan Tanaman

Pemeliharaan tanaman lada perdu meliputi pengendalian gulma dengan 2 cara

yaitu menggunakan herbisida dan dengan cara membersihkan memakai

cangkul, selain itu, dilakukan pembumbunan pohon lada perdu setiap kali

setelah dilakukan pembersihan gulma.

b. Penyulaman Tanaman

Pada tahun 2014 dilakukan penyulaman pada tanaman yang mati sebanyak 250

batang yang dilaksanakan pada bulan November 2014. Kematian tanaman

disebabkan cekaman kemarau yang panjang.

c. Pemupukan

Pemupukan lada perdu dilakukan pemupukan baik yang berasal dari bahan

organik dan pupuk anorganik. Dosisi pupuk anorganik pada tahun kedua

adalah 200 gr kg NPKMg pertanaman pertahun dengan interval 6 bulan sekali.

Aplikasi pemupukan dapat diberikan pada awal musim hujan dan ahkir musim

hujan. Sedangkan pupuk organik dilakukan sekali dengan dosis 1 kg/pohon.

Page 117: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 99 of 204

3. Pemeliharaan Saluran draenase dan Sanitasi Kebun.

Pemeliharaan saluran drainase di tujukan untuk menghindari adanya genangan

air terutama disekeliling tanaman, pemeliharaan saluran drainase dapat dilakukan 3-4

kali pertahun terutama pada musim penghujan. Adanya genangan air akan

menyebabkan kematian pada tanaman karena tanaman lada tidak tahan terhadap

genangan air disamping itu, sangat kondusif perkembangn patogen-patogen penyebab

penyakit tanaman.

4. Pengendalian Organime Penganggu Tanaman (OPT).

Pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan bahan kimia berupa

pestisida sintetik yang digunakan untuk mengendalikan penyakit kuning dan busuk

pangkal batang seperti Furadan 3G (penyakit kuning), Dithane M45 (penyakit busuk

pangkal batang), sedangkan untuk pengendalian hama dipergunakan seperti pestisida

Decis.

Kegiatan Visitor Plot Ternak Sapi Dan Tanaman Pakan Ternak

Secara nasional perhatian utama pemerintah saat ini dalam pembangunan

peternakan adalah pencapaian swasembada daging pada tahun 2014. Kebijakan dan

program ini cukup direspon oleh beberapa pemerintah daerah di Kep. Bangka Belitung

dengan mengembangkan ternak sapi sebagai salah satu komoditas unggulan, karena

melalui pengembangan sapi akan memberikan dampak yang luas terhadap

pengembangan komoditas pertanian lainnya melalui perbaikan kesuburan lahan dan

mengifisienkan input dalam usahatani. kegiatan visitor plot ternak di Kebun Percobaan

BPTP Kep. Bangka Belitung menjadi alternatif inovasi teknologi yang dapat diterapkan

oleh peternak dalam mengolola usaha ternaknya, karena kegiatan ini selain bertujuan

untuk menjadi wahana percontohan, sarana belajar bagi seluruh stake holders juga

menjadi asset yang penting bagi BPTP dalam pengembangan inovasi teknologi

kedepan. Kegiatan ini meliputi (1) budidaya ternak sapi pembibitan secara intensif,

dimana dipelihara dikandang dan diberi pakan terus menerus (2) budidaya ternak sapi

pembibitan secara lepas di pagi hari hingga sore hari dan selanjutnya dikandangkan

pada malam hari. jenis sapi yang digunakan Bangsa Bali sebanyak 36 ekor, (3)

pembuatan pupuk padat dan pupuk cair untuk mengsuplai kebutuhan tanaman pada

kegiatan visitor lainnya di Kebun Percobaan (4) pengembangan beberapa jenis tanaman

pakan ternak (TPT),:

Page 118: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 100 of 204

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa ternak sapi yang dipelihara dengan sistem

pemeliharaan dilepas pada lahan yang dipagar keliling di bawah pertanaman durian

seluas 2,5 ha dan diberi pakan tambahan berupa hijauan pakan dan dedak pada sore hari

setelah kembali kekandang menunjukkan penampilan yang cukup baik disamping dapat

menghemat tenaga kerja dibanding dengan ternak yang dikandangkan terus menerus

memerlukan tenaga ekstra untuk mengambil rumput. Performan ternak yang dilepas

lebih baik yang dilepas dibanding dengan yang dikandang, hal ini kemungkinan

disebabkan karena ternak yang dilepas dapat memilih rumput yang disenangi dan dapat

makan secara terus menerus dibanding ternak yang dipelihara secara intensif.

Penanaman tanaman pakan ternak berupa king grass, rumput paspalum dan

BD dikembangkan di lahan seluas 1 ha untuk mengsuplai kebutuhan pakan ternak yang

berkualitas selain sebagai sumber bibit untuk dikembangkan petani. Pada tahun 2014

bibit rumput disalurkan ke beberapa petani dari Kabupaten Bangka Barat dan Bangka

Tengah untuk dikembangkan.

Selain itu, limbah dari ternak sapi diolah menjadi kompos padat dan cair untuk

memenuhi kebutuhan tanaman lada dan hortikultura di Kebun Percobaan. Kondisi ini

menunjukkan adanya keterkaitan antara tanaman dan ternak (integrasi).

Kegiatan Visitor Plot Tanaman Hortikultura

1. Pemeliharaan Tanaman Durian

Tanaman durian merupakan salah satu jenis tanaman buah-buahan unggulan

daerah dan banyak dikembangkan masyarakat di wilayah Bangka Belitung. Tanaman

durian yang diusahakan di Kebun Percobaan Petaling pada umumnya tanaman

unggulan asli yang ada di Bangka seperti DR-6 Namlung, Putri Dewa, Setra Manis,

Tembaga dan lain sebagainya, dan tanaman durian tersebut ditanam pada tahun

2006/2007. Tujuan dari kegiatan ini selain diarahkan untuk pelestarian plasma nutfah

juga sebagai sumber bibit karena tanaman durian yang diusahakan masyarakat pada

umumnya adalah durian yang tumbuh secara alami dengan varietas yang beragam.

Menurut Sunarjono,1992 pada umumnya tanaman durian yang telah menghasilkan

sekarang ini masih merupakan tanaman buah yang ada diperkarangan atau tanaman

yang tumbuh diladang bersama-sama dengan tanaman lainnya/campuran, demikian pula

varietasnya masih beragam.

Kegiatan visitor pemeliharaan durian merupakan lanjutan dari kegiatan

sebelumnya. Luas lahan yang digunakan pada areal tanaman durian 2,5 Ha dengan

Page 119: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 101 of 204

jumlah tanaman durian sebanyak 116 pohon dengan jarak tanam yang digunakan

adalah 10 m x 10 m.

Fokus kegiatan 2014 pada pemeliharaan tanaman buah-buahan meliputi

pemagaran kebun durian pengendalian gulma pada areal pertanaman, pemupukan 2 kali

setahun yaitu awal musim penghujan bulan Februari dan bulan November 2014 dengan

dosis NPK sebanyak 6 kg/pohon yang diberikan pada akhir musim hujan. Untuk lebih

jelas tentang dosis pemupukan dapat dilihat pada tabel. 3 dibawah ini.

Tabel 56. Dosis Pemupukan Tanaman Durian di Kebun Percobaan PetalingBPTP Kep. Bangka Belitung, 2014.

Umur Tanaman(Tahun)

Dosis Pupuk An Organik(NPK 15:15:15)

Keterangan

< 1

2

3

4 - 5

> 6

0,6 kg/pohon

1,0 kg/pohon

2,0 kg/pohon

4,5 kg/pohon

6,0 kg/pohon

Pupuk diberikan 2 x yaitu :pada awal MH dan akhirMH

Pada tahun 2014 dilakukan pemagaran keliling kebun durian seluas 2,5 ha

dengan menggunakan tiang pagar kayu gamal yang berdiameter +15 dengan jarak 2

meter, kemudian dipasang waring keliling kebun dengan tujuan menjaga keamanan

tanaman durian dan ternak yang dipelihara tidak kelur berkeliaran diluar areal yang

dapat mengganggu tanaman budidaya lainnya.

2. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Kebun Induk Buah-Buhan (Sisrsak,

Pisang, Jambu Biji dan Alpokat)

Kebun buah lainnya yang menjadi kegiatan visitor plot adalah kebun

hortikultura yang bibitnya didatangkan dari Balai Penelitian Buah Tropika Solok

Puslitbang Hortikultura Badan Litbang Pertanian berupa tanaman sirsak 2 jenis yaitu

lokal dan sirsak ratu, jambu biji, beberapa jenis pisang dan alpokat.

Page 120: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 102 of 204

Tabel 57. Varietas Buah-buahan di KP. Petaling, 2014

No. Nama Tanaman Rerata Tinggi Tanaman (Cm)1. Pisang Raja Kinalun 1802. Pisang Roti 1743. Pisang Emas Kirana 1184. Sirsak Lokal 114.85. Sirsak Paninggahan (Ratu) 986. Jambu Biji 0.6

Kegiatan Visitor Plot Tanaman Jagung

Kegiatan penanaman jagung di Kebun Percobaan Petaling BPTP Kep. Bangka

Belitung merupakan salah satu kegiatan visitor plot dalam rangka acara open house.

Luas demplot jagung adalah 0,25 ha dengan berbagai varietas inhibrida yang berasal

dari Balit Serelia Maros. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan juni 2014. Kondisi

pertanaman kurang optimal karena terjadi kekeringan pada saat tanaman memasuki

masa pembungaan meskipun dilakukan penyiranaman tetapi tidak menunjukkan

penampilan hasil yang sebenarnya pada setiap varietas yang ditanam. Kemudian

dilanjutkan penanaman jagung manis pada bulan November 2014 dengan varietas

komersil.

Kegiatan Visitor Plot Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Krpl)

Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari merupakan salah satu

kegiatan yang dirancang untuk percontohan dalam upaya mempercepat transfer

teknologi kepada pengguna. Kegiatan m-KRPL ini dilaksanakan dalam upaya

mendukung kegiatan open house dikebun percobaan yang dilaksanakan pada bulan

september 2014. Kegiatan ini sebagai percontohan untuk memperkuat program

kemandirian dan ketahanan pangan disetiap rumah tangga masyarakat melalui

optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan berbagai berbagai tanaman sayuran, ikan,

ternak, dan tanaman pangan lainnya. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi contoh

model dalam mempercepat pengembangan KRPL diberbagai lokasi dengan tujuan (1)

Mewujudkan ketahapnan pangan di tingkat rumah tangga, (2) Meningkatkan

kemandirian pangan rumah tangga, (3) Memberdayakan potensi masyarakat dan lahan

pekarangan menjadi bernilai produktif, (4) Mengembangkan diversifikasi pangan, (5)

Mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi gizi seimbang. Dengan harapan

(1) Tersedianya bahan pangan di lingkungan rumah yang dapat dimanfaatkan setiap

Page 121: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 103 of 204

saat dalam jumlah yang cukup, (2) Berkurangnya ketergantungan rumah tangga pada

ketersediaan bahan pangan di pasar (3) Masyarakat yang mandiri dan pekarangan

sebagai penyedia bahan pangan (4) Bahan pangan yang beraneka ragam untuk

konsumsi rumah tangga.

Pelaksanaan kegiatan m-KRPL ini meliputi : Pembersihan lokasi, pengolahan

dan penataan lahan, pembuatan bedengan dan pengisian polybag dengan tanah,

pemberian pupuk dasar, penyemaian bibit, penanaman, pemeliharaan tanaman,

kunjungan stake holders dan panen.

Berbagai tanaman yang diperagakan dalam pelaksanaan model KRPL di

Kebun Percobaan antara lain: kacang panjang, cabe besar, cabe kecil, cabe keriting,

mentimun, berbagai jenis sayuran sawi, seledri, terung, jahe, kunyit, temu lawak,

kencur, jeruk kunci, pepaya, pembibitan lada dll

Diseminasi Hasil Kegiatan

Dalam upatya mempercepat adopsi inovasi teknologi yang diterapkan, maka

berbagai upaya telah dilakukan yaitu melalui kunjungan stake holders baik perorangan

maupun berkelompok, kegiatan open house dan sebagai wahana praktek bagi siswa

SMK Pertanian diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Open House di Lokasi Kebun Percobaan Petaling

Dalam rangka hari ulang tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,

maka setiap BPTP termasuk BPTP Kep. Bangka Belitung menyelenggarakan

acara open house yang bertujuan untuk mempercepat diseminasi hasil

pengkajian dengan cara mengundang berbagai stake holders mengunjungi

kegiatan visitor plot dan kegiatan diseminasi lainnya yang diselenggarakan

pada bulan oktober 2014. Berbagai lapisan masyarakat yang hadir pada acara

dimaksud untuk mempelajari teknologi yang diterapkan pada setiap kegiatan

visitor plot dan kegiatan diseminasi lainnya.

b. Wahana Praktek Bagi Siswa SMK.

Pada tahun 2014 terdapat 24 siswa yang melakukan kerja praktek di Kebun

Percobaan Petaling BPTP Kep. Bangka Belitung yaitu 12 siswa SMK

Pertanian Petaling Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka dan 12 orang

siswa SMK Pertanian dari Kecamatan Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan,

masing-masing selama 2 bulan.

c. Kunjungan Perorangan maupun Kelompok Tani.

Page 122: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 104 of 204

PERCEPATAN PEMASYARAKATAN PENGELOLAAN TANAMAN

TERPADU (PTT) PADI

Kegiatan pendampingan PTT Padi di Bangka Belitung adalah kabupaten 5

kabupaten yaitu ; 4 kabupaten pelaksana PTT Padi yaitu kabupaten Bangka, Bangka

Selatan, Bangka Barat, Belitung Timur dan 1 kabupaten non PTT padi yaitu ;

Kabupaten Bangka Tengah. Pemilihan kabupaten tersebut berdasarkan hasil koordinasi

dengan Dinas Pertanian Provinsi/kabupaten serta respon masing-masing kabupaten.

Kegiatan pendampingan PTT Padi pada tahun 2014 merupakan lanjutan dari kegiatan

pendampingan SL-PTT padi pada tahun 2013.

Cakupan kegiatan pendampingan PTT Padi di Bangka Belitung adalah; (1)

Mengidentifikasi masalah dan potensi peningkatan produksi padi di Bangka Belitung

(2) Pendampingan PTT Padi di 5 kabupaten di Bangka Belitung (3) Melaksanakan 3

Display VUB di 3 lokasi, 1 kali temu lapangan /gelar teknologi dan 3 judul tercetak

untuk meningkatkan pengetahuan petani di Bangka Belitung.

Tujuan kegiatan penpamingan PTT Padi di Bangka Belitung adalah; (1)

Mengidentifikasi masalah dan potensi peningkatan prduksi padi di Bangka Belitung (2)

Pendampingan PTT Padi pada 5 kabupaten di Kep. Bangka Belitung (3) Melaksanakan

3 Display VUB di 3 lokasi, 1 kali temu lapangan /gelar teknologi dan 3 judul tercetak

untuk meningkatkan pengetahuan petani di Bangka Belitung.

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan pendampingan PTT Padi di Bangka

Belitung; (1) Teridentifikasinya masalah dan potensi peningkatan produksi padi di

Bangka Belitung (2) Terlaksananya pendampingan PTT padi di 5 kabupaten di Kep.

Bangka Belitung (3) Terlaksananya 3 Display VUB di 3 lokasi, 1 kali temu lapangan

/gelar teknologi dan 3 judul tercetak untuk meningkatkan pengetahuan petani di Bangka

Belitung.

Tabel 58. Target Program PTT Padi dan P2BN di Bangka Belitung, 2014

No. KabupatenProgram PTT Padi

Sawah (Ha) Ladang (Ha) Total (Ha)

1. Bangka Selatan 4.000 1.000 5.000

2. Bangka 1.000 - 1.000

4. Bangka Barat 1.000 - 1.000

5. Belitug Timur 1.000 - 1.000

Jumlah 7.000 1.000 8.000

Page 123: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 105 of 204

Berdasarkan hasil evaluasi pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan

sampai saat ini, permasalahan mendasar yang ditemukan dan diperkirakan masih

dihadapi dimasa yang akan datang, adalah sebagai berikut :

a. Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana, lahan dan air

Salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaannya sangat

memprihatinkan adalah jaringan irigasi. Kurangya potensi sumber daya air untuk

pembangunan bendung dan jaringan irigasi baru serta rusaknya jaringan irigasi

yang ada mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian sangat menurun.

Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir dan erosi, kerusakan sumberdaya alam

di daerah aliran sungai, bencana alam serta kurangnya pemeliharaan jaringan

irigasi hingga ke tingkat usahatani. Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan

prasarana pengairan adalah bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam perlindungan daerah aliran sungai; pemeliharaan jaringan irigasi pedesaan;

pengembangan sumber-sumber air alternatif dan berskala kecil antara lain melalui

pemanfaatan teknologi pengambilan air permukaan dan bawah tanah;

pembangunan dan pemeliharaan embug dan bendungan serta pemanfaatan sumber

air tanah, danau, rawa dan air hujan. Prasarana usahatani lain yang sangat

dibutuhkan masyarakat seperti jalan usahatani, jalan produksi, laboratorium dan

kebun percobaan bagi penelitian, laboratorium uji standar dan mutu, kebun dan

kandang penangkaran benih dan bibit, balai informai dan promosi pertanian,

balai-balai penyuluhan serta pasar-pasar yang spesifik bagi komoditas. Khusus

daerah-daerah kepulauan seperti Bangka Beltung, akses petani terhadap sarana

produksi dan pemasaran hasil sangat terbatas, sehingga perlu diperbaiki terutama

sarana perhubungan laut.

b. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan

Hingga saat ini kondisi masyarakat petani dihadapkan pada kecilnya skala

penguasaan dan pengusahaan lahan petani yang mengakibatkan terbatasnya

kemampuan petani untuk melakukan pemupukan modal melalui tabungan dan

investasi. Disisi lain petani juga belum memiliki kemampuan untuk mengakses

sumber permodalan/lembaga keuangan formal, diantaranya diakibatkan oleh tidak

mudahnya prosedur pengajuan kredit dan ketidak adanya agunan yang

dipersyaratkan, sehingga petani lebih memilih rentenir yang menyediakan

pinjaman modal dengan cepat walau tingkat bunga yang lebih tinggi

Page 124: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 106 of 204

dibandingkan lembaga keuangan formal. Kondisi ini pada akhirnya semakin

memperburuk kondisi arus tunai dan kesejahteraan petani. Tantangan ke depan

yang harus dikembangkan adalah bagaimana menjembatani kesenjangan

manajemen antara lembaga perbankan formal di daerah perkotaan dengan

masyarakat petani yang tersebar di pedesaan. Selain itu, pemberdayaan

kelembagaan usaha kelompok untuk menjadi cikal bakal lembaga keuangan

mikro di pedesaan perlu dilakukan. Pada akhirnya lembaga ini diharapkan dapat

berkembang menjadi lembaga mandiri milik masyarat petani pedesaan.

c. Status kepemilikan dan luas lahan terbatas

Status penguasaan lahan oleh sebagian besar petani belum memiliki legalitas yang

kuat dalam bentuk sertifikat, sehingga belum bisa dijadikan jaminan untuk

memperoleh modal usaha melalui perbankan.

d. Perubahan iklim dan meningkatnya kerusakan lingkungan

Dampak perubahan iklim global adalah terjadinya gangguan terhadap siklus

hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah hujan, kenaikkan

permukaan laut, peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam yang dapat

menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan. Secara nasional, sejak tahun 1998

telah terjadi kenaikkan suhu yang mencapai 1 derajat Celsius, sehingga diprediksi

akan terjadi lebih banyak curah hujan dengan perubahan 2-3 persen per tahun.

Bagi sektor pertanian, dampak dari perubahan iklim adalah bergesernya pola dan

kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit

tanaman dan hewan, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian.

e. Diversifikasi Pangan belum berjalan dengan baik

Pola konsumsi pangan masyarakat masih didominasi oleh beras yaitu 139

kg/kapita/thn (Thailand 60 kg/kapita/thn, Jepang 50 kg/kapita/thn). Dengan

semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan beras untuk konsumsi

masyarakat akan semakin bertambah. Apabila keadaan ini terus berlangsung serta

tidak ada upaya diversifikasi pangan, maka akan membebani masyarakat serta

mengancam ketahanan pangan. Selain itui belum optimalnya upaya diversifikasi

pangan, disebabkan antara lain belum berkembangnya pangan lokal berbasis

teknologi pengolahan pangan, pola konsumsi pangan masyarakat serta belum

Page 125: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 107 of 204

optimalnya dukungan dari program sektor lain dalam percepatan diversifikasi

pangan.

Potensi Lahan

Upaya mewujudkan pemenuhan kebutuhan pangan khususnya beras sebesar

25% Bangka Belitung tahun 2017 cukup realistis dan optimis dapat dicapai. Salah satu

pertimbangan mendasar adalah tersedianya potensi lahan dan sumber daya manusia

yang cukup menunjang. Berdasarkan data statistik tahun 2014, potensi lahan sawah di

Kepulauan Bangka Belitung seluas 11. 521 ha terdiri dari sawah beririgasi teknis 5.731

ha, sawah tadah hujan 3.622 ha, sawah pasang surut 168 ha dan rawa lebak 2.000 ha.

Selain lahan sawah, Kepulauan Bangka Belitung juga memiliki potensi lahan kering

yang cukup luas untuk pengembangan Padi ladang 48.960 ha. Data potensi lahan

sawah dan lahan kering seperti tabel 59 berikut :

Page 126: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 108 of 204

Tabel 59. Data potensi lahan sawah dan lahan kering di Bangka Belitung, 2014

No.Luas Baku Lahan

Sawah

Kabupaten /KotaTotal

(Ha)Bangka Belitung Bangka

Barat

Bangka

Tengah

Bangka

Selatan

Belitung

Timur

Pangkal

pinang

I. Lahan Sawah

- Sawah Irigasi

- Sawah Tadah Hujan

- Rawa Pasang Surut

- Rawa Lebak

940

580

360

0

0

654

174

480

0

0

1.134

695

439

0

0

85

40

45

0

0

7.379

4.222

1.007

150

2.000

1.329

20

1.291

18

0

0

0

0

0

0

11.521

5.731

3.622

168

2.000

II. Ladang 19.725 9.550 3.235 7.994 8.603 377 45 48.960

J u m l a h 20.665 10.204 4.369 8.079 15.982 1.706 45 60.481

Sumber : BPS, Bangka Belitung, 2014

Page 127: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 109 of 204

Peluang Peningkatan Produksi

Peluang peningkatan produksi masih cukup menjanjikan, karena

kesenjangan angka produksi antara rata-rata produksi petani dengan hasil

kajian/potensi hasil masih cukup besar (±3-4 t/ha). Rata-rata produksi petani

berada pada angka ± 3,5 t/ha, sedangkan potensi hasil produksi Padi varietas

unggul dapat mencapai 6 - 8 t/ha. Angka produksi Padi masih dapat ditingkatkan

dari kondisi saat ini (± 3,5 t/ha) dengan menerapkan teknologi produksi yang

dianjurkan antara lain : penggunaan benih varietas unggul tipe baru, pemupukan

berimbang, pengendalian OPT, penyediaan air irigasi yang cukup melalui

pembangunan/perbaikkan jaringan irigasi, pencetakan sawah baru, optimalisasi

lahan sawah tadah hujan dan lahan kering. Peluang untuk meningkatkan produksi

padi di Kepulauan Bangka Belitung dapat ditempuh melalui:

a. Dukungan kebijakan pemerintah diperlukan untuk mewujudkan peluang

untuk meningkatkan produksi beras mencapai didukung Kebijakan

Pemerintah Pusat dan Daerah yang menempatkan peningkatan produksi beras

atau Swasembada Beras sebagai Prioritas pembangunan (RPJM) hingga tahun

2017. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertekad Bangka

Belitung dapat mewujudkan peningkatan produksi beras 40% atau

pemenuhan kebutuhan beras 25% tahun 2017.

b. Tersedianya paket teknologi budidaya padi yang spesifik, mulai tahap

pengolahan tanah, benih unggul berproduksi tinggi, tata guna air, pemupukan,

teknisi budidaya/pola tanam, penanganan panen hingga pasca panen.

c. Masih adanya kesenjangan produktivitas padi yang dicapai dengan

produktivitas potensial, berpeluang ditingkatkan dari 3,5 t/ha saat ini menjadi

6-8 t/ha.

d. Perluasan areal tanam masih dapat ditingkatkan dengan adanya varietas padi

baru berumur genja yang dapat meningkatkan IP, optimalisasi irigasi melalui

perbaikan jaringan irigasi primer, sekunder, tersier, irigasi tingkat usaha tani

(JITU), jaringan irigasi Desa (JIDES) yang saat ini banyak mengalami

kerusakan, potensi lahan kering cukup teredia untuk pengembangan padi

lahan kering.

Page 128: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 110 of 204

e. Peluang harga beras dalam Negeri yang akan mengalami kenaikan akibat

dihentikannya Impor beras oleh negara-negara produsen.

Rekomendasi Pemupukan Spesifik Lokasi

Berdasarkan kalender tanam dan hasil analisis sifat fisik kimia tanah

tersebut, maka diperoleh informasi bahwa kondisi lahan sawah di Kep. Bangka

Belitung umumnya mempunyai pH < 5 dan kandungan unsur-unsur N, P, K, dan

Ca rendah, sehingga untuk memperoleh pertumbuhan tanaman padi yang optimal,

sangat dibutuhkan external input berupa pupuk buatan, pupuk organik, dan kapur.

Dari hasil analisis contoh tanah dan katam, maka rekomendasikan pemupukan

padi sawah seperti tabel 60 dan 61 dibawah ini :

Tabel 60. Rekomendasi pemupukan padi sawah menggunakan pupuktunggal (Urea-TSP/SP-36- KCl) di Kep. Bangka Belitung.

Jenis Pupuk Takaran

(Kg/Ha)

Aplikasi Pemupukan

Dasar (*)

0-7 Hst

Susulan I

20-30 Hst

Susulan II

35-40 Hst

Kapur Pertanian 1.000 1.000* - -

Pupuk organik 0 - 600 0 - 600 - -

Urea 200 1/3 BWD BWD

SP-36 100 100 - -

KCl 100 50 -50 50

Tabel 61. Rekomendasi pemupukan padi sawah menggunakan pupukmajemuk (15-15-15-10) Kep. Bangka Belitung.

Jenis Pupuk Takaran(Kg/Ha)

Aplikasi PemupukanDasar (*)0-7 Hst

Susulan I20-30 Hst

Susulan II35-40 Hst

Kapur Pertanian 1.000 1.000* - -

Petro-organik 0 - 600 0 - 600 - -

Phonska 300 - 350 150 - 175 150 - 175

Urea 100 50 BWD BWDCatatan : (*) Pupuk diberikan setelah penggolahan tanah pertama

Page 129: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 111 of 204

Sasaran dan Realisasi Program PTT dan P2BN di Bangka Belitung

Realisasi program PTT dan P2BN di Bangka Belitung selama 3 tahun

terakhir (2012-2014), cenderung menurun, bila dibanding dengan tahun

2010/2011. Pada tahun 2010/2011 realisasi program SLPTT cukup baik dan

terjadi peningkatan produksi yang cukup signifikan terutama di kabupaten Bangka

Selatan. Alasan utama keberhasilan program SL-PTT pada tahun 2010/2011

adalah bantuan sarana produksi seperti benih, pupuk dan obat-obatan ada,

sedangkan pada tahun berikutnya yang ada hanya bantuan benih itu pun

realisasinya dan sering terlambat dan tidak sesuai dengan yang diminta oleh

petani.

Tabel 62. Sasaran dan Realisasi Program PTT Padi dan P2BN di BangkaBelitung, 2014

No. Kabupaten Program PTT Padi Realisasi Program PTTPadi

Sawah(Ha)

Ladang(Ha)

Total(Ha)

Sawah(Ha)

Gogo(Ha)

Total(Ha)

1. Bangka Selatan 4.000 1.000 5.000 2.900 - 2.9002. Bangka 1.000 - 1.000 500 - 5004. Bangka Barat 1.000 - 1.000 500 - 5005. Belitug Timur 1.000 - 1.000 580 - 580

Jumlah 7.000 1.000 8.000 4.850 - 4.850

Display Varietas Unggul Baru (VUB)

Pelaksanaan display VUB pada tahun 2014 dan tahun 2015 dilakukan

pada lahan bukaan baru yang tingkat produktivitasnya masi rendah, sedangkan

pada sawah yang produktivitasnya sudah tinggi > 5 ton/ha seperti Kecamatan

Toboali dan Kecamatan Air Gegas di Kabupaten Bangka Selatan, BPTP Bangka

Belitung hanya melakukan pendampingan teknologi dan pemantauan hama

penyakit serta meyediakan narasumber apabila diperlukan. Display VUB untuk

kabupaten Bangka Selatan difakuskan pada sawah bukaan baru di Desa Batu

betumpang, kecamatan Pulau Besar. Di kabupaten Bangka display VUB

dilakukan diDesa Labu, Kecamatan Puding Besar, sedangkan di kabupaten

Bangka Barat kegiatan Display VUB masih diletakan di Desa tuik, kecamatan

Kelapa, kabupaten Bangka Barat.

Page 130: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 112 of 204

Tabel 63. Hasil Display Uji VUB pendampingan PTT Padi pada MK. 2014

No. Kabupaten Luas (Ha) Varietas Hasil Ubinant/ha GKG

1. Bangka 0,5 Inpari 10Inpari 11Inpara 6Ciliwung (*)

5,54,54,06,0

2. Bangka Selatan 0,5 Inpari 10Inpara 2Inpago 8

6,03,24,8

Keterangan (* varietas pembanding)

Tabel 64. Hasil Display Uji VUB pendampingan PTT Padi pada MH. 2014/2015

No. Kabupaten Luas (Ha) Varietas Hasil Ubinant/ha GKG

1. Bangka Barat 1,0 Inpago-7Inpago-8Inpago-9

3,65,15,5

Rerata 4,72. Bangka 1,0 Inpari 23

Inpari 24Inpari 30Inpari 32Inpari 33Ciliwung *

5,44,05,47,06,64,6

Rerata 5,53. Bangka Selatan 3,0 Inpari 23

Inpari 24Inpari 28Inpari 29Inpari 30Inpari 32Inpari 33Inpago 7Inpago 8Inpago 9Inpari 10 *Inpara 2 *

4,75,02,75,04,56,12,94,74,53,83,54,4

Rerata 4,3Keterangan (* varietas pembanding)

Hasil ubinan pada kegiatan display VUB, baik yang dilaksanakan pada

MK ( April-September) 2014 maupun pada MH ( Oktober-Maret) 2014/2015

Page 131: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 113 of 204

hampir semua varieats yang diuji mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi,

hal ini ditunjukan oleh hasil produksi masing-masing varietas. Produksi hasil

VUB yang dilaksanakan pada MK atau musim tanam (MT) April-September 2014

maupun musim hujan (MH) atau Oktober-Maret 2014/2015 menunjukan hasil

yang cukup tinggi. Rata-rata hasil ubinan display VUB diatas rata-rata produksi di

Bangka Belitung yaitu 3,5 ton/ha.

Hasil Ubinan

Hasil ubinan pada kegiatan pendampingan PTT dan Program P2BN di

Bangka Belitung pada MK.I. (April - September 2014) dapat dilaksanakan di 5

Kabupaten yaitu : Bangka Selatan, Bangka, Bangka Tengah, Belitung Timur dan

Bangka Barat. Rendahnya hasil ubinan kegiatan pendampingan pada MK. I

disebabkan oleh banyaknya permasalahan dan kendala yang dihadapi dilapangan

seperti serangan hama penyakit seperti hama tikus, dan burung. Tingginya

serangan hama burung dan tikus tersebut disebabkan oleh rendahnya luas tanam

pada musim kemarau, sehingga hama tikus dan burung cukup dominan. Jumlah

petani yang mau tanam 2 kali setahun hanya sedikit. Hal ini disebabkan oleh

ancaman kekeringan dan hama penyakit pada MK.I (April-September).

Tabel 65. Hasil Pendampingan PTT Padi dan P2BN pada MK. (April- September)2014

No. KabupatenLuas Tanam

(ha)

ProduktivitasSistem TanamJajar legowo

(t/ha)

ProduktivitasSistem Tanam

Tegel (t/ha)

1 Bangka Selatan 350 5,0 4,52 Bangka 150 5,0 4,03 Bangka Tengah 69 4,5 3,04 Bangka Barat 150 3,0 2,05 Belitung Timur 350 6,0 4,56 Belitung 350 6,0 4,5

Jumlah 1.359

Pada MK. I (April-September) dengan total luas tanam seperti diatas

yang tersebar pada 6 kabupaten yang meliputi Bangka Selatan, Bangka, Bangka

Tengah, Bangka Barat, Belitung dan Belitung Timur dengan provitas 4,3 t/ha.

Rendahnya realisasi tanam pada MK.I disebabkan oleh kondisi sawah di Bangka

Page 132: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 114 of 204

Belitung rata-rata sawah bukaan baru dan irigasi yang ada belum berfungsi

dengan baik sehingga petani tidak mau tanam denganalas an takut gagal panen.

Tabel 66. Hasil Pendampingan PTT Padi dan P2BN pada MH.(Oktober-Maret)2014/2015

KabupatenLuas

Tanam(ha)

Produktivitas SistemTanam Jajarlegowo(t/ha)

ProduktivitasSistem Tanam

Tegel (t/ha)Bangka Selatan 2.900 5,6 4,5Bangka 200 5,0 4,5Bangka Barat 500 3,0 2,5Belitung Timur 580 6,0 5,5Belitung 350 6,5 5,0Total PTT 4.180Swadaya Petani 2.000 3,5 3,2

Total PTT danSwadaya Petani

6.180

Temu Lapang

Temu lapang pada kegiatan pendampingan PTT Padi di Bangka Belitung

dilaksanakan pada bulan Pebruari 2015 dilokasi pendampingan PTT kabupaten

Bangka Barat, dengan Judul “ TEMU TANI DAN PENYULUH MENDUKUNG

SWASEMBADA BERAS DI BANGKA BELITUNG”. Kegiatan temu lapang

dihadiri oleh Bapak Gubernur, Bupati, Kepala BPTP, dan Seluruh SKPD provinsi

dan Kabupaten Bangka Barat, serta tamu undanganm lainnya. Dalam kesempatan

tersebut, Kepala BPTP menyampaikan bahwa BPTP telah melakukan

pendampingan PTT Padidi kabupaten Bangka Barat mulai dari tahun 2012-2014

dengan menggunakan varietas unggul baru (VUB) Inhibrida Padi Gogo atau

INPAGO, mulai dari INPAGO 4, INPAGO 5, INPAGO 6, INPAGO 7, INPAGO

8, dan INPAGO 9. Hasil uji display semua varieas cukup adaptif untuk jenis

sawah tadah hujan dan produktovitasnya cukup tinggi rata-rata 4 – 5 ton/ha.

Namun dari semua varietas tersebut yang disukai oleh petani yaitu INPAGO 6,

INPAGO 7, INPAGO 8, sedangkan dari peanampilan sebenarnya INPAGO 9

paling baik namun dari segi nasinya kurang pulen sehingga kurang disukai oleh

petani.

Page 133: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 115 of 204

Analisis Finansial

Data agronomis pendampingan PTT di analisis secara ekonomi untuk

mengetahui tingkat efisiensi pendampingan PTT tersaji pada Tabel. 67

Page 134: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 116 of 204

Tabel 67. Analisis Usahatani Pendampingan PTT dan Program P2BN di Kep. Bangka Belitung, TA.2014

U r a i a n

Pendampingan MT (Januari-Oktober 2013)Kabupaten Bangka Barat Kabupaten Bangka Kabupaten Bangka Selatan

Volume(Kg/HOK)

Satuan(000)

Nilai(000)

Volume(Kg/HOK)

Satuan(000)

Nilai(000)

Volume(Kg/HOK)

Satuan(000)

Nilai(000)

A. Biaya Saprodi1. Benih2. Pupuk An-organik

- Urea- NPK

3. Pupuk Organik4. Kapur5. Pestisida

B. Biaya Tenaga Kerja1. Persiapan lahan2. Pengolahan lahan3. Pembuatan TAM4. Penanaman5. Pemupukan6. Pemeliharaan7. Panen, Pascapanen

30

100300

01.0001 Pkt

5205

35101030

15

2.512

01.0002.000

50505050505050

450

2503.600

01.0002.000

2501.000

2501.750

500500

1.500

25

100300

01.0001 Pkt

5205

35101030

15

2.512

01.0002.000

50505050505050

375

2503.600

01.0002.000

2501.000

2501.750

500500

1.500

25

100300

00

1 Pkt

5205

32101030

15

2.512

00

2.000

50505050505050

375

2503.600

00

2.000

2501.000

2501.600

500500

1.500

C. Jumlah Biaya 13.050 12.975 11.825D. Penerimaan(ton x Rp.3.700) 4,7 4,0 18.800 5,5 4,0 22.000 4,3 4,0 17.200E. Keuntungan 5.750 9.025 5.375F. B/C Ratio 1,44 1,69 1,45

Page 135: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 117 of 204

PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

Kegiatan ini akan dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan

petani atau kelompok tani/kelompok rumah tangga di suatu kawasan penduduk

Kab. Belitung Timur, dengan memperhatikan potensi sumber daya yang dimiliki.

Kegiatan meliputi pendampingan dan diseminasi teknologi pertanian untuk

budidaya tanaman sayuran di lahan-lahan pekarangan. Pelaksanaan

pendampingan/diseminasi melibatkan Petugas Lapang setempat. Kegiatan ini

dilaksanakan pada Januari – Desember 2014 di Kabupaten Belitung Timur.

Lokasi pendampingan adalah lokasi KRPL tahun 2013, yaitu Desa Baru.

Tujuan kegiatan ini adalah: 1) Melakukan pendampingan inovasi

teknologi di lokasi KRPL Kabupaten Belitung Timur, 2) Melakukan

pendampingan inovasi teknologi di lokasi Kebun Bibit Desa KRPL Kabupaten

Belitung Timur. Keluaran yang diharapkan yaitu: 1) Terlaksananya pendampingan

inovasi teknologi di lokasi KRPL Kabupaten Belitung Timur, 2) Terlaksananya

pendampingan inovasi teknologi di lokasi Kebun Bibit Desa KRPL yang telah

terbentuk pada tahun 2013.

Pendampingan KRPL dan Pendampingan KBD di Kabupaten Belitung

Timur pada tahun 2014 dilaksanakan di lokasi yang telah didampingi pada tahun

2013, yaitu di Desa Baru ((2°51’19.36”S & 108°17’8.75”E.), Kecamatan

Manggar. Lokasi berada di kota Manggar. Anggota kelompok memiliki latar

belakang pendidikan dan tingkat pengetahuan yang beda-beda terhadap pertanian

dan tidak ada yang berlatar belakang sebagai petani, sehingga keragaman ini

menjadi karakteristik tersendiri dalam melaksanakan usahatani pekarangan.

Pekerjaan utama anggota KRPL Desa Baru adalah pegawai negeri dan swasta

dengan jumlah seluruhnya 10 KK.

Page 136: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 118 of 204

Perbaikan (upgrading) KRPL

Tabel 68. Data dan status penilaian KRPL Kabupaten Bangka Selatan tahun 2014

No Kecamatan Desa/Lokasi KRPLTahun 2012-2013

Desa/Lokasi KRPLyang diupgrade

Status Akhir2014 (setelahdiupgrade)

1 Manggar1) Desa Baru Desa Baru Hijau2) Desa Selinsing - Merah

Tabel 69. Hasil kegiatan upgrading M-KRPL Kabupaten Belitung Timur Tahun2014 serta masalah yang dihadapi

No LokasiKRPL(Desa,

Kecamatan)

KegiatanUpgrading

Status Upgrading Masalah/Kendala

Sebelum Sesudah

1 Desa Baru,Kec.Manggar

- Pendampinganbudidaya sayuran

- Pendampinganpengelolaan KBD

- UsahamemfungsikanKBD untukproduksi benihsayuran secaramandiri

Kuning Hijau 1) Status lahanuntuk KBDmerupakanpinjaman

2 KelurahanSelinsing,Kec.Gantung

- Pendampinganbudidaya sayuran

Merah Merah 1) Lemahnyakelembagaan dankomitmenmasyarakat KRPLuntukmelanjutkanKRPL menujulestari2) sumber airterbatas

Page 137: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 119 of 204

Pendampingan KRPL

Tabel 70. Kegiatan Pendampingan KRPL Kabupaten Belitung Timur yang telahdilaksanakan pada 2014

No Lokasi KRPL(Desa,

Kecamatan)

ProsedurPendampingan

Uraian/Materi

1 Desa Baru, Kec.Manggar

- Pertemuan kelompokKRPL

Pertemuan dan koordinasi antaratim pendampingan KRPL BPTP,PPL, dan anggota KRPLdilakukan untuk memberikansosialisasi dan pemahamanmengenai konsep pendampinganupgrading KRPL tahun 2014,

- Pendampinganbudidaya sayuran

Pendampingan teknik budidayasayuran di pekarangan. Materiyang disampaikan mulai daripenyiapan media, penyemaianbenih, perawatan tanaman,pengendalian hama penyakit danpemanfaatan/cara pengolahanuntuk konsumsi

- Pendampinganpengelolaan KBD

- Perluasan persemaian KBD- Pencampuran media tanam- cara penyemaian benih sayuran- Pengendalian H&P- Pengelolaan KBD dan Sistem

Pemasaran- Pendampingan

Kelembagaan- Peningkatan peran kelembagaan

kelompok dalam mengelolausahatani sayuran di pekarangan

- Sistem pemasaran hasil2 Desa Selinsing,

Kec. Gantung- Pendampingan

budidaya sayuranPendampingan teknik budidayasayuran di pekarangan,

Page 138: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 120 of 204

Tabel 71. Masalah Teknis Dan Non Teknis Yang Dihadapi Dalam Pendampingan,Serta Usulan Kegiatan Pendampingan Ke Depan

No Lokasi KRPL(Desa,

Kecamatan)

Masalah Usulan KegiatanPendampingan ke

depanTeknis Non Teknis

1 Desa Baru,Kec. Manggar

1) Pada saat musimkemarau (Juli –Oktober )memerlukan tenagaekstra untukpenyiraman tanamandan sebaliknya padamusim hujantanaman sayurancenderung kurangbaik karena hamapenyakit2) Budidaya dengansistem polybagsering kali padamusim hujan tetapitanaman tetapdisiram karena airhujan tidak masuk kepolybag terutamajika media tanamsudah tertupi kanopidaun tanaman3) Media tanampetani harusmembeli (tanah,pupuk kandang dll).

1) Beragamnyapengetahuan danketerampilanteknis budidayatanaman bagianggotakelompok2) Masih perlunyapeningkatankesadarananggota dalamberkelompok

Tidakmemungkinkandilanjutkan

2. Desa SelinsingKec. Gantung

1) LokasiPekarangan memilikitanah berpasir danmiskin hara,sehinggamemerlukan bahanorganik tinggi2) Pada saat musimkemarau (Juli –Oktober )memerlukan tenagaekstra untukpenyiraman tanamandan sebaliknya padamusim hujan

1) Bubarnyakelompok karenaketidak percayaananggota terhadapketua kelompok

Page 139: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 121 of 204

tanaman sayurancenderung kurangbaik karena hamapenyakit3) Tidak adanyasumber air terutamapada musimkemarau

Implementasi dan Kendala

a. Desa Baru, Kecamatan Manggar

Kegiatan m-KRPL pada tahun 2014, merupakan lanjutan dari kegiatan

tahun sebelumnya meliputi kegiatan budidaya tanaman sayuran. Pada

kelompok ini memilih tanaman cabe sebagai tanaman utama dengan beberapa

pertimbangan antara lain harga mahal, dan pemasaran sangat mudah karena

kebutuhan cabe bagi masyarakat masih didatangkan dari luar Belitung Timur,

Sedangkan tanaman sayuran lainnya ditanam untuk memeuhi kebutuhan

rumah tangga.

Anggota kelompok di Desa Baru ini adalah kelompok pemuda, sehingga

dalam mengelola kegiatan budidaya tanaman sayuran dipekarangan cukup

mudah. Dalam mengelola KBD setiap anggota bergiliran dan setiap harinya

berganti sesuai jadal yang telah ditentukan. KBD dikelola secara komersil

sehingga dapat menghasilkan uang dan modal untuk kegiatan selanjutnya.

Kendala teknis budidaya yang umum dikeluhkan anggota adalah

serangan hama penyakit pada berbagai tanaman yang dibudidayakan dan

memiliki keragaman penyakit pada setiap tanaman.

b. Desa Selinsing, Kecamatan Gantung

Kelompok KRPL di Desa Selinsing sudah bubar karena berbagai kendala

yang dihadapi baik teknis maupun non teknis. Kendala teknis seperti tanah

berpasir dan miskin hara, sulitnya mendapatkan tanah sebagai media tanam

utama, serangan hama penyakit, dan kendala air. Sedangkan non teknis

adalah ketidak percayaan anggota kelompok terhadap pengurus kelompok.

Page 140: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 122 of 204

MODEL PEMBANGUNAN PERTANIAN PEDESAAN MELALUI

INOVASI (m-P3MI)

Kegiatan m-P3MI di Kabupaten Belitung dilaksanakan di Desa Perpat

dan Desa Kembiri Kecamatan Membalong. Pada tahun 2014 merupakan lanjutan

dari kegiatan tahun sebelumnya meliputi budidaya padi, pembibitan dan budidaya

lada, pembibitan karet, perbibitan ternak ayam merawang melalui kegiatan

laboratorium inovasi. Namun demikian pada 2014 ini lebih difokuskan pada

pemeliharaan tanaman dan ternak, sedangkan komoditas padi dikembangkan

INPARI 19, karena varietas ini menunjukkan adaptasi yang cukup baik dengan

produksi rata-rata diatas 5 ton/ha.

Tujuan kegiatan ini adalah: 1) Pendampingan penerapan inovasi

teknologi pembibitan tanaman lada dan karet, 2) Pendampingan Pendampingan

penerapan inovasi teknologi tanaman padi sawah, 3) Pendampingan penerapan

inovasi teknologi ternak ayam merawang, 4) Pendampingan kelembagaan

kelompok tani. Keluaran kegiatan ini yaitu diharapkan : 1) Terlaksananya

pendampingan penerapan inovasi teknologi pembibitan tanaman lada dan karet, 2)

Terlaksananya pendampingan Pendampingan penerapan inovasi teknologi

tanaman padi sawah, 3) Terlaksananya pendampingan penerapan inovasi

teknologi ternak ayam merawang, 4) Terlaksannya pendampingan kelembagaan

kelompok tani.

Potensi Sumberdaya dan Permasalahan

Secara geografis, Kabupaten Belitung terletak antara 107o08’ BT sampai

107o58’ BT dan 02o30’ LS sampai 03o15’ LS dengan luas seluruhnya 229.369 ha

atau kurang lebih 2.293,69 km2. Dengan batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan, - Sebelah Timur berbatasan dengan

Kabupaten Belitung Timur, - Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Jawa, dan -

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Gaspar. Kabupaten Belitung merupakan

bagian dari wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang juga merupakan

wilayah kepulauan yang terdiri dari 98 buah pulau besar dan kecil. Pulau yang

terbesar adalah Pulau Belitung, disamping itu masih ada pulau besar lainnya

seperti : Pulau Seliu, Pulau Mendanau, dan Pulau Nadu yang terdiri dari 40 buah

Page 141: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 123 of 204

desa dan 2 Kelurahan yang tersebar di lima kecamatan yang dihuni dengan jumlah

penduduk 155.640 jiwa (berdasarkan Registrasi Penduduk 2010).

Kabupaten Belitung merupakan salah satu kabupaten di Propinsi

Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki komitmen kuat dalam pengembangan

sektor pertanian.Kabupaten Belitung didominasi lahan kering dataran rendah

dengan iklim basah. Komoditas yang dominan diusahakan petani adalah

komoditas perkebunan seperti karet, lada dan kelapa sawit, sedangkan tanaman

pangan diusahakan petani dalam skala kecil.

Tabel 72. Jumlah Kecamatan dan Desa di Kabupaten Belitung

No. Kecamatan Jumlah Desa1. Tanjung Pandan 122. Membalong 123. Sijuk 84. Badau 65. Selat Nasik 4

Jumlah 42

Kegiatan m-P3MI di Kabupaten Belitung ditempatkan di Desa Perpat,

Kecamatan Membalong yang dimulai pada tahun 2011 dan pada tahun 2012

kegiatan dikembangkan di Desa Kembiri. Lokasi kegiatan di Desa Perpat

memiliki potensi sumberdaya lahan yang cukup beragam mulai dari lahan kering,

lahan basah dan pekarangan, sedangkan cakupan usaha tani yang dilaksanakan

petani juga cukup beragam seperti usaha tani padi pada lahan sawah irigasi dan

tadah hujan, perkebunan (karet, lada, sawit), sayuran dan hortikultura, kacang

tanah dan ternak (sapi, ayam) sebagaimana pada Tabel 2 berikut :

Tabel 73. Agroekosistem dan Komoditas Unggulan Di Lokasi MP3MI Kab.

Belitung

No. Agroekosistem Komoditas Luas(Ha)

1. Lahan Sawah Irigasi Padi Sawah 2022 Lahan Sawah Tadah

HujanPadi sawah 100

3. Lahan Kering Karet, lada, kebun campuran 1.1714. Lahan Pekarangan Sayuran, dan Ternak Sapi 16

Page 142: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 124 of 204

Desa Perpat dihuni oleh penduduk asli dan pendatang (Transmigran)

dari Pulau Jawa yang mendiami satu dusun dari 3 (tiga) dusun yang ada.

Penduduk asli pada umumnya melakukan usahatani perkebunan, sedangkan

penduduk transmigrasi pada umumnya adalah mengusahakan tanaman pangan dan

palawija, sayuran dan ternak serta tanaman perkebunan. Namun dalam

perkembangannya penduduk asli sebagaian telah melakukan usahatani padi dan

penduduk yang semula pendatang juga sudah mulai melakukan usahatani dibidang

perkebunan.

Secara umum permasalahan yang dihadapi pada sektor pertanian adalah

lahan pertanian memiliki tingkat kesuburan rendah, pH tanah rendah, struktur

tanah dominan pasir sehingga mudah erosi, terbatasnya tenaga kerja, sementara

setiap keluarga tani mengusahakan berbagai macam cabang usaha tani sekaligus,

sehingga kondisi ini mempengaruhi produktivitas dan produksi yang dihasilkan

menjadi kurang optimal, karena kurangnya pengelolaan budidaya dan penerapan

teknologi termasuk pada komoditas tertentu masih menggunakan varietas lokal.

Sedangkan kelembagaan penunjang cukup baik seperti kelembagaan sarana

pertanian, kelembagaan pemasaran hasil, kecuali kelembagaan kelompok tani

masih kurang optimal. Permasalahan lainnya adalah rendahnya kesuburan lahan

dan rendahnya akses teknologi.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka pada kegiatan m-P3MI telah

introduksikan berbagai inovasi teknologi pada berbagai cabang usaha tani mulai

dari varietas, teknik budidaya, pengendalian OPT hingga pasca panen. Berbagai

introduksi dan rekayasa telah dilakukan sebagaimana diuraikan berikut :

Usahatani dan Usaha Penunjang

a. Usaha Tani Padi Sawah

Untuk mendukung peningkatan produksi, percepatan penyebaran inovasi

teknologi pertanian pada sektor tanaman pangan dengan komoditas padi,

maka pada tahun 2014 adalah melanjutkan pendampingan teknologi pada

kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 yang ditanam pada musim

tanam II (November) yang berlokasi di Desa Perpat dan panen aal tahun 2014

dengan rincian teknologi sebagai berikut:

Page 143: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 125 of 204

Tabel 74. Lokasi, Luas Demparm dan Penerapan Teknologi di Lokasi Kegiatanm-P3MI

No. Lokasi LuasPercontohan

(ha)

Penerapan Inovasi Teknologi

1. DesaPerpat

3 - Inpari 18 dan 19- Pengolahan lahan sempurna- Penggunaan Bahan organik- Sistem tanam legowo dan biasa- Pemupukan (Urea 200 kg/ha, TSP

150 Kg/ha, KCL 100 kg/ha)- Pengendalian OPT

2. DesaKembiri

2 - Inpari 19- Pengolahan lahan sempurna- Penggunaan Bahan organik- Sistem tanam legowo dan

penggunaan alat tanam/dan mesin- Pemupukan (Urea 200 kg/ha, TSP

150 Kg/ha, KCL 100 kg/ha)- Pengendalian OPT

Varietas inpari 19 yang diadaptasikan di Desa Kembiri (Dusun Air Gede)

memiliki produksi yang lebih rendah dibanding yang ditanam di Desa Perpat yaitu

dengan produksi 2,5 – 3.00 ton/ha. Sementara produksi di Desa Perpat mencapai

antara 5,5-6,3 ton/ha. Kondisi ini disebabkan karena di lahan sawah di Desa

Kembiri adalah lahan bukaan baru, disamping itu petani kooperator juga petani

baru yang belum banyak pengalaman menanam padi.

b. Usaha Tanaman Perkebunan

Pada lokasi m-P3MI di Kabupaten Belitung, lahan kering merupakan

salah satu agroekosistem yang dominan dan dimamfaatkan petani untuk usaha

tanaman perkebunan berupa tanaman karet, lada dan kelapa sawit disamping

tanaman jagung dan palawija lainnya seperti kacang tanah dan sayuran pada

musim penghujan. Tanaman kelapa sawit didominasi oleh perusahan perkebunan,

sedangkan tanaman lada dan karet diusahakan masyarakat. Permasalahan yang

dihadapi pada tanaman karet dan tanaman kelapa sawit yang diusahakan oleh

masyarakat adalah rendahnya produktivitas karena salah satunya disebabkan

Page 144: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 126 of 204

penggunaan bibit yang diperjual belikan tetapi tidak jelas asal usulnya. Disamping

teknik budidaya yang belum sesuai anjuran

Kegiatan m-P3MI untuk tanaman perkebunan pada Tahun 2014 yaitu

melanjutkan kegiatan sebelumnya diantaranya demplot lada sebanyak 500 batang,

dan kegiatan pembibitan karet di Desa Perpat dan Kembiri. Sebagaimana telah

dilaporkan sebelumnya bahwa pada tahun 2013 dibangun usaha perbibitan karet

yaitu pembangunan kebun entris sebanyak 400 batang dan 60.000 untuk kebun

bibit batang bawah yang berlokasi 2 desa tersebut, dan pada Tahun 2014 hanya

dilakukan pemeliharaan kebun entris dan kebun demplot lada, serta pertemuan

kelompok dalam rangka koordinasi dan sosialisasi kegiatan yang akan

dilaksanakan. Tujuan kegiatan ini adalah selain mengintroduksi batang entris

klon unggul PB-260 yang berasal Balit Karet Sembawa juga kegiatan ini menjadi

wahana pembelajaran dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan

keterampilan bagi anggota kelompok tani yang ada.

c. Usaha Ternak Pembibitan Ayam Merawang

Ayam merawang merupakan salah satu ayam buras unggul di Bangka

Belitung yang perlu di kembangkan. Meskipun ayam merawang berasal dari

Kabupaten Bangka, namun demikian perlu dikembangkan di Pulau Belitung

karena selain memiliki keunggulan dari segi produksi telur, dan pertumbuhan

cepat juga permintaannya cukup tinggi serta pulau Belitung memiliki

agroekosistem yang relatif sama dengan pulau Bangka.

Selama ini jenis ayam kampung yang dipelihara di wilayah Belitung

adalah ayam buras/kampung yang memiliki produksiduktivitas relatif rendah,

sehingga diperlukan alternatif ayam buras unggul untuk peningkatan produksi

telur dan daging, apalagi ayam merawang merupakan tipe ayam dwi guna.

Berdasarkan hal tersebut dan atas permintaan masyarakat, maka telah ayam

merawang telah dintroduksikan kepada kelompok peternak perbibitan sebanyak

200 ekor dalam bentuk DOC pada tahun 2012 dan dilakukan pembesaran hingga

kegiatan diseleksi pada tahun 2013.

Page 145: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 127 of 204

Tabel 75. Karakteristik Telur Ayam Merawang Kegiatan m-P3MI di Belitung

2014

No. Uraian Ayam MerawangI. BERAT TELUR

- Berat telur (minimal, gram) 42.90- Berat telur (maksimal, gram) 46.80- Berat telur (rata-rata, gram) 45.05- Berat tetas (minimal, gram) 30.02- Berat tetas (maksimal, gram) 32.60- Berat tetas (rata-rata, gram) 33,55

II ANAK AYAM (DOC)- Berat DOC (minimal, gram) 40,00- Berat telur (maksimal, gram) 50,00- Berat telur (rata-rata, gram) 46,40

Kegiatan pembibitan ayam merawang dipelihara oleh kelompok peternak

sebanyak 6 orang dan pada tahun 2014 kegiatan pembibitan ayam merawang

sudah berjalan dengan memproduksi telur dan DOC meskipun belum optimal,

akan tetapi kelompok pembibitan ayam merawang ini telah menghasilkan bibit

ayam dan telah tersebar ke berbagai wilayah Belitung.

Dari data hasil penimbangan telur dan DOC yang dihasilkan

menunjukkan bahwa telur ayam merawang hasil produksi kelompok peternak ini

cukup baik sebagaimana pada Tabel diatas. Berat telur kelompok peternak

tersebut lebih berat dibanding hasil yang dicapai Abu Bakar, et al, (2005) yaitu

rata-rata 41,5 g/butir. Termasuk berat DOC lebih baik dari hasil yang dilaporkan

Imam Rahayu (2003) yaitu rata-rata 31 g/ekor, sementara petani koopertor di

Belitung mencapai rata-rata berat DOC 46,40 g/ekor. Tingginya hasil yang

dicapai tersebut kemungkinan disebabkan oleh faktor pakan, dan sistem

pemeliharaan. Permasalahan yang dihadapi adalah banyaknya gangguan dari kera

liar yang sering memakan telur ayam yang dihasilakan dan sulit diatasi, selain

persoalan pakan yang belum dapat dihasilkan petani sesuai mutu dan kualitas

yang diharapkan.

Page 146: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 128 of 204

PENDAMPINGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

Pelaksanaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) tahun

2014 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengacu kepada pola dasar yang di

tetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan/OT.140/1/2014

tentang Pedoman Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Tahnun

2014. BPTP Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sebagai sekretaris

Program PUAP di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan tugas utamanya

adalah mengkoordinasikan dan menverifikasi dokumen Gapoktan penerima dana

BLM PUAP 2014 dari kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

serta membantu pelaksanaan pelaporan bulanan Penyelia Mitra Tani (PMT).

Jumlah desa atau gapoktan yang menerima Program dana PUAP di Wilayah

Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008-2014 sejumlah 275 gapoktan/Desa yang

terdiri tahun 2008 ada 61 desa, tahun 2009 sejumlah 78 desa, tahun 2010

sebanyak 43 desa, tahun 2011 37 desa, tahun 2012 ada 22 desa, tahun 2013

sejumlah 24 Desa dan tahun 2014 sejumlah 10 Desa.

Tujuan kegiatan adalah: a. Melakukan Verifikasi dokumen Gapoktan

calon penerima dana BLM-PUAP 2014 dari masing-masing kabupaten, b.

Mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP ditingkat Propinsi antara Tim PUAP

Pusat, Tim Pembina Propinsi, Tim Teknis Kabupaten, Penyuluh Pendamping

PUAP dan Penyelia Mitra Tani, c. Membantu Pelaksanaan pelaporan bulanan

PMT, d. Melakukan pendampingan teknis teknologi inovasi usaha ekonomi

produktif pertanian ke gapoktan. Keluaran yang diharapkan yaitu: 1.

Terverifikasinya dokumen Gapoktan calon penerima dana BLM-PUAP 2014 dari

masing-masing kabupaten; 2. Terkoordinasinya pelaksanaan PUAP ditingkat

Propinsi antara Tim PUAP Pusat, Tim Pembina Propinsi, Tim Teknis Kabupaten,

Penyuluh Pendamping PUAP dan Penyelia Mitra Tani, 3. Terlaksananya alur

pelaporan bulanan PMT, 4. Terlaksananya pendampingan teknis teknologi inovasi

usaha ekonomi produktif pertanian ke Gapoktan.

Verifikasi Dokumen Gapoktan

BPTP Kepulauan Bangka Belitung bertugas melakukan verifikasi

dokumen Gapoktan penerima dana BLM-PUAP tahun 2014 di Provinsi

Page 147: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 129 of 204

Kepulauan Bangka Belitung. Gapoktan penerima dana BLM-PUAP ditentukan

oleh Tim PUAP Pusat, namun sebelumnya setiap desa diharuskan mengusulkan

terlebih dahulu gapoktan calon penerima PUAP yang diketahui oleh Kepala Desa,

Kepala BPP setempat dan disetujui oleh Tim Teknis Kabupaten. Desa calon

penerima gapoktan PUAP selanjutnya diusulkan oleh Bupati/walikota kepada Tim

PUAP Pusat.

Tabel 76. Usulan Desa PUAP tahun 2014 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

No Kab Jumlah Usulan (Desa)1 Belitung Timur -2 Belitung -3 Bangka Barat 64 Bangka 35 Bangka Selatan -6 Bangka Tengah 37 Pangkalpinang -

Total Usulan 12

Tim PUAP Pusat selanjutnya melakukan overlay terhadap Desa,

Gapoktan dan Pengurus Gapoktan menjadi Daftar Nominasi Sementara (DNS)

yang meliputi daftar desa, Gapoktan dan Pengurus Gapoktan calon penerima

BLM-PUAP. DNS tersebut disampaikan kepada Tim Teknis Kabupaten melalui

BPTP Kepulauan Bangka Belitung untuk diverifikasi kebenarannya. DNS yang

telah benar selanjutnya dilakukan pemberkasan dokumen oleh gapoktan dan yang

belum sesuai diusulkan untuk di revisi.

Page 148: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 130 of 204

Tabel 77. Daftar Nominasi Sementara (DNS) calon gapoktan penerima BLM-PUAP Tahun 2014 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

No Dns Kab Kec Desa/kel. GapoktanTahap ke

1 3 Bangka Barat Parit Tiga Semulut Karsa Sejati2 3 Bangka Barat Parit Tiga Teluk Limau Teluk Limau jaya3 3 Bangka Barat Parit Tiga Telak Tunas harapan4 3 Bangka Barat Parit Tiga Puput Gapput5 3 Bangka Barat Parit Tiga Bakit Bakit Selalu Jaya6 3 Bangka Barat Parit Tiga Kelabat Kelabat jaya

7 3BangkaTengah

NamangCambaiSelatan

Aneka Bersama

8 3 Bangka Merawang Baturusa Baturusa Vokasi9 3 Bangka Merawang Jurung Maju Bersama10 3 Bangka Mendo barat Air Buluh Usaha Bersama

Berkas dokumen calon gapoktan penerima dana BLM-PUAP tahun 2014

yang sudah selesai diberkaskan di teliti dan diverifikasi oleh BPTP Kepulauan

Bangka Belitung yaitu dokumen RUB dan dokumen admisnistrasi pendukung

lainnya. Verifikasi dokumen meliputi :

1. Kesesuaian nomor dan nomenklatur dokumen perjanjian kerjasama, surat

perintah kerja, berita acara, pakta integritas, kuitansi, fotokopi KTP

pengurus gapoktan dan buku tabungan gapoktan

2. Memastikan bahwa penjumlahan dana dokumen RUB dan dana BLM-

PUAP tidak melebihin Rp. 100.000.000,- (seratus juta)

3. Kebenaran data-data yang diinput oleh PMT dan Tim Teknis kabupaten

Kota dalam bentuk CD file SPP-LS

4. RUB dan dokumen pendukung yang belum memenuhi syarat akan

dikembalikan untuk diperbaiki dan bila telah lengkap akan diteruskan ke

Tim PUAP Pusat.

5. Dokumen yang telah dinyatakan lengkap dan benar,dibuat berita acara

verifikasi oleh BPTP Kepulauan Bangka Belitung dan dikirimkan kepada

Tim PUAP Pusat (Direktorat Pembiayaan Pertanian)

Page 149: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 131 of 204

Tabel 78 Data Dokumen RUB dan Dokumen Administarsi pendukung lainnya

yang dinyatakan benar dan lengkap dan dikirim ke Tim PUAP Pusat

(Direktorat Pembiayaan)

No Dns Kab Kec Desa/kel. GapoktanTahap ke

1 3 Bangka Barat Parit Tiga Semulut Karsa Sejati

2 3 Bangka Barat Parit TigaTelukLimau

Teluk Limau jaya

3 3 Bangka Barat Parit Tiga Telak Tunas harapan4 3 Bangka Barat Parit Tiga Puput Gapput5 3 Bangka Barat Parit Tiga Bakit Bakit Selalu Jaya6 3 Bangka Barat Parit Tiga Kelabat Kelabat jaya

7 3BangkaTengah

NamangCambaiSelatan

Aneka Bersama

8 3 Bangka Merawang Baturusa Baturusa Vokasi9 3 Bangka Merawang Jurung Maju Bersama10 3 Bangka Mendo barat Air Buluh Usaha Bersama

Dokumen RUB dan dokumen Administrasi pendukung lainnya yang

telah diterima oleh Tim PUAP Pusat diverifikasi kembali dan dokumen yang

dinyatakan sudah benar dan lengkap melalui surat keputusan Direktur jenderal

Prasarana dan sarana Pertanian atas nama Menteri Pertanian ditetapkan sebagai

Gapoktan Penerima dan BLM-PUAP tahun 2014. Penetapan gapoktan penerima

dana BLM-PUAP ini diiringi dengan penyaluran dana ke rekening gapoktan

sejumlah Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) melalui mekanisme pembayaran

langsung ke rekening gapoktan.

Page 150: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 132 of 204

Tabel 79 Gapoktan penerima dana BLM-PUAP Tahun 2014 Provinsi KepulauanBangka Belitug.

No KAB KEC DESA/KEL. GAPOKTAN DNSTahap

ke

Sk.Tahap

ke

SK Menteri No.

1BangkaBarat

Parit Tiga Semulut Karsa Sejati 3 8 806/Kpts/SR.210/B/12/2014

2BangkaBarat

Parit Tiga Teluk LimauTeluk Limaujaya

3 6 760/Kpts/OT.140/B/10/2014

3BangkaBarat

Parit Tiga TelakTunasharapan

3 5 684/Kpts/OT.140/B/10/2014

4BangkaBarat

Parit Tiga Puput Gapput 3 6 760/Kpts/OT.140/B/10/2014

5BangkaBarat

Parit Tiga BakitBakit SelaluJaya

3 5 684/Kpts/OT.140/B/10/2014

6BangkaBarat

Parit Tiga Kelabat Kelabat jaya 3 5 684/Kpts/OT.140/B/10/2014

7BangkaTengah

NamangCambaiSelatan

AnekaBersama

3 5 684/Kpts/OT.140/B/10/2014

8 Bangka Merawang BaturusaBaturusaVokasi

3 5 684/Kpts/OT.140/B/10/2014

9 Bangka Merawang JurungMajuBersama

3 5 684/Kpts/OT.140/B/10/2014

10 BangkaMendobarat

Air BuluhUsahaBersama

3 5 684/Kpts/OT.140/B/10/2014

Penyelia Mitra Tani (PMT)

Tahun 2014 perpanjangan kontrak kerja PMT dilakukan oleh Direktorat

Pembiayaan Pertanian. Kontrak Kerja di mulai pada tanggal 1 Maret 2014 dan

berakhir pada tanggal 30 Oktober 2014 dengan total jumlah PMT se Bangka

Belitung 9 orang. Kontrak Biaya Operasional Penyelia (BOP) dimulai awal bulan

April dan berakhir pada tanggal 30 November 2014. BOP bisa dicairkan dengan

syarat PMT yang bersangkutan harus menyerahkan laporan bulanan kepada Tim

PUAP Pusat c.q. BPTP Kepulauan Bangka Belitung. Pada awal bulan Juli 2014

ada penambahan jumlah PMT sejumlah 2 orang yaitu 1 orang PMT dari

Kabupaten Bangka Barat dan 1 orang lagi PMT dari Kabupaten Bangka Tengah

sehingga total PMT yang ada sejumlah 11 orang.

Page 151: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 133 of 204

Tabel 80. Penyelia Mitra Tani Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2014.

Kabupaten PMT Kontrak KerjaBangka Barat 1. Suar, SE Maret- Oktober 2014

2. Rusdi, SP Juli - Oktober 2014Bangka Selatan 1. Ira Marlina, SE Maret- Oktober 2014

2. Budi Setiawan, S.Sos Maret- Oktober 2014Bangka 1. Agus Salim, S.Ag Maret- Oktober 2014

2. Dewi Puspasari, SP Maret- Oktober 2014Bangka Tengah 1. Kahwayudi, SP Maret- Oktober 2014

2. Burhan, SP Juli - Oktober 2014Belitung 1. Andre Auris Maret- Oktober 2014

2. Firmansyah Maret- Oktober 2014Belitung Timur 1. Rianto, STP Maret- Oktober 2014

PMT wajib menyerahkan laporan bulanan sesuai dengan format yang

telah ditetapkan oleh Tim PUAP Pusat dalam bentuk soft copy dan hard copy

paling lambat tanggal 10 setiap bulannya ke BPTP Kepulauan Bangka Belitung

selaku sekretariat PUAP Provinsi. PMT yang terlambat menyerahkan laporan

berakibat tidak akan direkomendasikan oleh BPTP Kepulauan Bangka Belitung

untuk pencairan dana BOPnya, dimana pencairan dana BOP dilakukan oleh PPK

Direktorat Pembiayaan Pertanian.

Selain merekomendasikan pencairan BOP, BPTP kepulauan Bangka

Belitung juga selaku Sekretaris Pembina PUAP Provinsi melakukan evalusi

terhadap kinerja PMT. Hasil penilaian terhadap kinerja PMT selama tahun 2014

seperti tabel dibawah ini.

Page 152: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 134 of 204

Tabel 81. Kinerja PMT tahun 2014

No Nama PMT Lokasi PMT(Kab./Kota)

KinerjaBaik Sedang Kurang

1 Suar, SE Bangka Barat √2 Rusdi, SP Bangka Barat √3 Ira Marlina, SE Bangka Selatan √4 Budi Setiawan,

S.SosBangka Selatan √

5 Agus Salim,S.Ag

Bangka √

6 Dewi Puspasari,SP

Bangka √

7. Kahwayudi, S.P Bangka Tengah √8. Burhan, SP Bangka Tengah √9. Andre Auris Belitung √10. Firmansyah Belitung √11. Rianto, STP Belitung Timur √

Pendampingan teknis teknologi inovasi usaha ekonomi produktif.

BPTP Kepulauan Bangka Belitung melakukan pendampingan dalam

bentuk pendampingan teknis teknologi inovasi usaha ekonomi produktif.

Pendampingan dilakukan kepada Gapoktan penerima dana PUAP tahun 2008 –

2013. Beberapa gapoktan yang telah dilakukan pendampingan antara lain

Kabupaten Bangka Barat yaitu Gapoktan Pakat Desa Tuik, Gapoktan Tebing Jaya

Desa Tebing, Kabupaten Bangka yaitu Gapoktan Sinar Abadi Desa Penyamun,

Gapoktan Sejahtera Desa Kemuja, Gapoktan Berkah Desa Petaling, Kabupaten

Bangka Tengah yaitu Gapoktan Mustika Jaya Desa Pinang Sebatang, Gapoktan

Sebelukar Desa Namang, Gapoktan Hijau Tani Ceria Desa Terentang Kabupaten

Bangka Selatan Gapoktan Sadap Pagi Desa Rindik dan Gapoktan Green Pasti

Desa Pasir Putih.

Gapoktan yang memenuhi kriteria sebagai Gapoktan aktif juga dilakukan

pembinaan terkait usaha ekonomi produktif yang berkembang di Gapoktan guna

diarahkan kepada pembentukan LKM-A (Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis)

yang merupakan salah satu unit usaha otonom yang ada di gapoktan PUAP.

Page 153: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 135 of 204

PENDAMPINGAN KATAM

Tujuan kegiatan Diseminasi pendampingan Kalender Tanam Terpadu di

Kep. Bangka Belitungadalah untuk : 1) Melaksanakan pendampingan Kalender

Tanam terpadu di 5 Kabupaten pada hamparan SL-PTT dan program P2BN, 2)

Menyiapkan informasi dan materi penyuluhan berupa kalender tanam terpadu, dan

narasumber, 3) Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan cara mengakses Kalender

Tanam Terpadu (Katam) dalam rangka mengantisipasi dampak perubahan iklim di

Kep. Bangka Belitung. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Diseminasi

pendampingan Kalender Tanam Terpadu di Kep. Bangka Belitungadalah untuk :

1) Terlaksananya diseminasi dan Pendampingan Kalender Tanam di 5 Kabupaten

pada hamparan SL-PTT dan Program P2BN, 2) Tersedianya informasi dan materi

penyuluhan berupa Kalender tanam terpadu dan narasumber, dan 3)

Terlaksananya sosialisasi dan pelatihan cara mengakses Kalender Tanam Terpadu

(Katam) dalam rangka mengantisipasi dampak perubahan iklim di Kep. Bangka

Belitung.

Workshop Kalender Tanam MT. II Tahun 2014

Tim gugus tugas Kalender Tanam seluruh Indonesia mengikuti kegiatan

workshop menghadapi MT. II tahun 2014 yang dilaksanakan di Auditorium

Sadikin Sumintawikarta – Bogor. Workshop ini dihadiri oleh 33 (tiga puluh tiga)

BPTP dan Loka dan dilaksanakan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman

bagi tim katam seluruh Indonesia tentang Kalender Tanam Terpadu yang

senantiasa dinamis mengalami perubahan dari Katam versi sebelumnya.

Pembentukan Tim Katam

Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pendampingan Katam 2014

maka dibentuklah tim Katam. Setiap anggota tim memiliki tugas pokok dan fungsi

masing-masing yang bertujuan mempermudah dan memperlancar kegiatan katam.

Berikut disajikan susunan tim dan tugas masing-masing pada kegiatan katam

tahun 2014.

Page 154: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 136 of 204

Tabel 82. Tim Katam 2014

NO NAMA/NIPJABATAN

FUNGSIONALBID.KEAHLIAN

JABATANDALAM

KEGIATAN

URAIANTUGAS

ALOKASIWAKTU

(J/mg)1 Feriadi, S.P.

19830717 201101 1 015PenyuluhPertama/Sosek

PJ RDHP/ Mengkoordinir,perencanaan,pelaksanaankegiatan

20

2 Sugito, SP197301292008011004

Penyuluh Pertama/Agronomi

PJ RODHP/Anggota

MembantuPelaksanaanKegiatan

20

3 Ahmadi, S.P., M.Sc196810012005011001

PenelitiPertama/FarmingSystem

Anggota MembantuPelaksanaanKegiatan

16

4 Kiki Yolanda, S.P198011042011012010

PNK/HamaPenyakit

Anggota MembantuPelaksanaanKegiatan

16

5 Estie Estalita, S.I.Kom.19841107 200912 2 006

PNK/ Komunikasi Anggota MembantuPelaksanaanKegiatan

16

6 Sri Kurniaty19771728 200812 2 001

PembantuAdministrasi

Anggota MembantuPelaksanaanKegiatan

8

Sosialisasi Kalender Tanam Terpadu

Sosialisasi Kalender Tanam Terpadu (Katam) dilaksanakan di 6 (enam)

Kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meliputi Kabupaten Bangka,

Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah,

Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur.

Gambar 44. Sosialisasi katam MT. II Tahun 2014 di Kabupaten Bangka

Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan dan

memberikan gambaran tentang Katam kepada stakeholders terkait. Dengan

Page 155: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 137 of 204

adanya kegiatan sosialisasi ini, tim gugus tugas katam BPTP Kep. Bangka

Belitung dapat mengetahui umpan balik dan menjaring permasalahan penerapan

katam ditingkat petani. Rincian sosialisasi katam dapat dilihat pada tabel 83

berikut ini.

Tabel 83. Sosialisasi Katam di Kep. Bangka Belitung

NOLOKASI SOSIALISASI

KEHADIRAN(JUMLAH ORANG)

KEHADIRAN BPP(UNITBPP)

BPP YANGMENGHADIRI

KAB KECPENYU

LUHDINAS

PETANI

1 BANGKASUNGAILIAT

25 35 - 8

Dilaksanakan diBadan KetahananPangan danPelaksanaPenyuluhan Kab.Bangka

2BANGKABARAT

KELAPA 10 20 55 2

Sosialisasi dihadiri oleh KepalaBakorluh Prov.Babel, KepalaDinas PertanianBangka Barat,Kepala BadanKetahananPangan bangkaBarat, AparatDesa Tuik, PPLdan petani.

3BANGKATENGAH

NAMANG 11 3 - 1

Potensi sawahyang ada diKabupatenBangka Tengahhanya terdapat diKecamatanNamang, olehkarena itu BPPyang hadir hanyaBPP Namang

Page 156: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 138 of 204

4BANGKASELATAN

TOBOALI 20 5 58 1

Dilaksanakansebanyak 2 kali.Pertamadilaksanakan diBPP Toboali danyang keduadilaksanakan dipertemuankelompok taniDesa Rias.

5 BELITUNGTANJUNGPANDAN

45 5 0 5

Dilaksanakanpada tanggal 27Juni 2014diintegrasikandengan kegiatanKP3SL di Kab.Belitung

6BELITUNGTIMUR

MANGGAR 33 3 0 4

Dilaksanakanpada tanggal 30Juni 2014diintegrasikandengan kegiatanKP3SL di Kab.Belitung Timur

Distribusi Kalender Tanam Terpadu MT II Tahun 2014

Sasaran utama dalam pendistribusian katam adalah Kabupaten atau

Kecamatan yang memiliki potensi padi sawah, jagung dan kedelai. Pertimbangan

distribusi tersebut berkaitan dengan cakupan informasi yang ada dalam Katam.

Page 157: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 139 of 204

Gambar 45. Pembagian Katam dalam bentuk cd, poster, booklet dan buku.

Untuk memudahkan transfer informasi langsung ke pengguna, maka

katam disusun dalam beberapa bentuk media.Kalender Tanam Terpadu di

distribusikan dalam bentuk buku, cd, poster, dan booklet. Sebaran distribusi katam

dapat dilihat pada tabel 84 berikut ini.

Tabel 84. Distribusi Katam MT II Tahun 2014

NOKABU

PATENKEC

BUKU(EKS)

CD(BH)

POSTER(LBR)

WHITEBOARD

(BH)

RollBanner

(BH)KET.

1 Bangka

Mendo Barat 2 4 10 1 0DiberikansaatpertemuanseluruhPPL Kab.Bangka diDispertaSungai liat

Merawang 2 4 10 1 0

PudingBesar

2 4 10 1 0

Riau Silip 2 4 10 1 0

2 BangkaBarat

Kelapa 3 6 0 0 0Dibagikansaat temulapang disaung tanidalamrangkapersiapantanam MT.II

Mentok 0 0 0 1 0

Page 158: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 140 of 204

3 BangkaTengah

Namang 2 4 10 1 0Diberikandi BPPNamang

4BangkaSelatan

Toboali 3 4 10 1 0SebagiandibagikanmelaluiBadanPelaksanaPenyuluhan danKetahananPanganKab.BangkaSelatan.SedangkanuntukToboali dibagikansaatpertemuanPPL danPetanidalamrangkaPersiapanMT. IIPadi sawah

Pulau Besar 1 2 10 1 0

SimpangRimba

1 2 10 1 0

LeparPongok

1 2 10 1 0

KepulauanPongok

1 2 10 1 0

Air Gegas 1 2 10 1 0

5 Belitung

TanjungPandan

4 4 10 1 0DibagikanmelaluipertemuanPPL danPetanipadaKegiatanKP3SL diDispertaKab.Belitung

Membalong 3 2 10 1 0

Sijuk 3 2 10 1 0

Badau 3 2 10 1 0

6BelitungTimur

Gantung 4 4 10 1 0DibagikanmelaluipertemuanPPL danPetanipadaKegiatanKP3SL diDispertaKab.BelitungTimur

SimpangPesak

3 2 10 1 0

Dendang 3 2 10 1 0

SimpangRenggiang

3 2 10 1 0

7Pangkalpinang

-0 0 60 0 2

60 lembarposterdibagikan

Page 159: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 141 of 204

kepadapesertaPelatihanPetugasPos Hujandi PulauBangkayangdiselenggarakan olehStasiunMeteorologi danGeofisikaPkp.Sedangkanroll bannerdi pasangdi kantorBPTP.

Jumlah 47 60 250 20 2

Distribusi Kalender Tanam Terpadu MT I Tahun 2014/2015

Distribusi Katam MT I Tahun 2014/2015 dimulai pada bulan september

tahun 2014. Pada MT I Tahun 2014/2015 terjadi pergeseran jadwal tanam yang

disebabkan oleh musim kering yang lebih panjang. Dilakukan dengan penyebaran

booklet level Kabupaten pada setiap Kabupaten yang memiliki potensi padi sawah

meliputi Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, bangka Selatan,

Belitung dan Belitung Timur. Rincian penyebaran katam MT 1 tahun 2014/2015

dapat di lihat pada tabel 85. Berikut ini.

Page 160: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 142 of 204

Tabel 85. Distribusi booklet level Kabupaten Katam MT 1 Tahun 2014/2015

NoKabupaten

JumlahBooklet

Satuan Keterangan

1 Bangka 11 Eks

Diberikankepadapenyuluh danpetani yangmemilikipotensi sawah

2 Bangka Barat 11 Eks

Diberikankepadapenyuluh danpetani yangmemilikipotensi sawah

3 Bangka Selatan 11 Eks

Diberikankepadapenyuluh danpetani yangmemilikipotensi sawah

4 Bangka Tengah 11 Eks

Diberikankepadapenyuluh danpetani yangmemilikipotensi sawah

5 Belitung 11 Eks

Diberikankepadapenyuluh danpetani yangmemilikipotensi sawah

6 Belitung Timur 11 Eks

Diberikankepadapenyuluh danpetani yangmemilikipotensi sawah

Respon Instansi terkait Berkaitan dengan Katam

Secara umum, respon instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Badan

Ketahanan Pangan, Balai Penyuluhan dan masyarakat masuk dalam kategori baik.

Kalender Tanam Terpadu hingga saat ini masih sangat diperlukan bagi penyuluh

Page 161: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 143 of 204

sebagai bahan utama dalam melaksanakan penyuluhan pertanian yang berkaitan

dengan jadwal tanam, rekomendasi pemupukan dan rekomendasi varietas tanaman

pangan, khususnya padi, jagung dan kedelai. Informasi Katam yang ada, tidak

sepenuhnya bisa diterapkan di tingkat petani. Beberapa informasi yang dapat di

jadikan acuan bagi petani dalam usaha taninya adalah rekomendasi varietas,

rekomendasi pemupukan, dan prediksi serangan Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT). Sedangkan informasi lain yang tercantum dalam Katam seperti jadwal

tanam, dibeberapa Kabupaten dan secara umum belum dijadikan bahan acuan oleh

petani. Hal ini terjadi akibat perubahan iklim yang ekstrim sehingga terjadi

pergeseran musim hujan dan kemarau dari perkiraan yang ditetapkan.

Gambar 46. Katam dalam bentuk stand Banner (a) dan dalam bentuk CD (b)

Page 162: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 144 of 204

PERBENIHAN PADI T.A. 2014

Kegiatan akan dilaksanakan dari bulan Januari s/d. Desember 2014 pada

MT II (April - Septemberl) 2014 dan MT I. (Oktober - Maret) tahun 2015 di KP

Batu Betumpang, Kabupaten Bangka Selatan. Tujuan kegiatan ini adalah : 1.

Memproduksi benih padi kelas SS dan ES, 2. Menyebarkan benih padi VUB ke

pengguna. Keluaran yang diharapkan antara lain : 1. Tersediannya benih padi

sebanyak 19 ton kelas SS dan ES, 2. Tersebarnya benih padi kepada pengguna.

Perbanyakan Perbenihan

Pelaksanaan kegiatan perbenihan dilakukan di KP Batu Betumpang,

dengan alasan untuk mengoptimalkan pemanfaatan Kebun Percobaan. Di mana

Kebun Percobaan Batu Betumpang merupakan KP yang baru dibuka dengan

agroekosistem dataran rendah ilkim basah, sehingga pemanfaatannya diutamakan

untuk tanaman pangan khususnya padi. Selain itu perbanyakan perbenihan ini

juga sebagai tempat percontohan bagi petani untuk tempat belajar dan

membuktikan bahwa penanaman padi di MT II (April – September) bisa

dilakukan. Sehingga diharapkan petani di sekitar KP akan semangat dan mencoba

untuk menanam padi dua kali setahun.

Perbanyakan perbenihan pada bulan April – September 2014 seluas 5,5

ha ,dengan tiga varietas yaitu Inpari 10, Inpara 2, dan Inpago 8 seperti telampir

dalam tabel 86.

Tabel 86. Jenis Varietas pada penanaman MT II (April – September) 2014

No Varietas Kelas Luas (Ha) Asal

1 Inpari 10 SS 1 BB Padi

2 Inpara 2 SS 1,5 BB Padi

3 Inpago 8 SS 3 BB Padi

Sedangkan penanaman ke dua yaitu pada bulan Oktober – Maret

2014/2015 seluas 9,5 ha dengan varietas inpari 10, Inpara 2, Inpago 8 dan Inpari

30, seperti terlampir dalam tabel 87.

Page 163: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 145 of 204

Tabel 87. Jenis varietas pada penanaman MT I (Oktober –Maret) 2014/2015

No Varietas Kelas Luas (Ha) Asal

1 Inpari 10 SS 3 BB Padi2 Inpara 2 FS 2,5 BB Padi3 Inpago 8 SS 2 BB Padi4 Inpari 30 Ciherang

sub 1SS 2 BB Padi

Alasan pemilihan varietas tersebut di atas adalah untuk mewakili jenis

padi yang sesuai dengan agroekosistemnya, di mana usaha tanaman padi di

wilayah Bangka Belitung lahannya beragam, yaitu berupa lahan sawah irigasi,

lahan rawa,dan lahan kering. Ketiga jenis varietas tersebut sebelumnya sudah diuji

adaptasikan melalui kegiatan SLPTT.

Perkembangan Tanaman

Pada awal penanaman MT II, sawah dalam kondisi macak-macak, dan

ada beberapa bagian yang kering, karena lahan lebih tinggi dan tidak rata,

sehingga tanaman yang tumbuh di lahan yang kering banyak yang mengalami

kematian karena terserang hama orong-orong. Pengendalian dilakukan dengan

pemberian insektisida Furadan.

Pada Pertumbuhan vegetative tanaman untuk semua varietas

menunjukan perfome yang baik, kecuali pada varietas Inpago 8, pertumbuhan

awal terhambat, karena satu minggu setelah pindah tanam sawah terkena banjir .

Hal ini sesuai dengan jenisnya dimana varietas Inpago 8 tidak banyak

membutuhkan air, apalagi sampai terendam banjir.

Hama dan penyakit yang menyerang pada semua varietas adalah hama

sundep, tikus, blas dan bercak coklat. Untuk hama sundep dan tikus bisa

dikendalikan dengan pemberian insektisida dan pemasangan pagar plastic, dan

kawat setrum. Penyakit blas dijumpai pada varietas Inpari 10 yang menyerang di

daun dalam jumlah sedikit dan spot-spot, dan bisa dikendalikan dengan Fungisida

. Sedangkan varietas Inpara 2 dan Inpago 8 tidak terserang blas, hal ini sesuai

dengan diskripsi varietas tersebut yang toleran penyakit blas.

Page 164: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 146 of 204

Pada perkembangan generativ, yaitu saat tanaman keluar malai, hama

yang menyerang adalah walang sangit. Serangan walang sangit ini menyebabkan

malai menjadi hampa dan bercak hitam pada kulit gabah sehingga bisa penurunan

hasil. Serangan walang sangit ini bisa ditanggulangi dengan pemberian

insektisida sesuai anjuran. Sedangkan saat pengisian bulir padi terjadi serangan

burung yang sangat luar biasa, hal ini karena kondisi tanaman yang terisolasi

sendiri sehingga semua burung mengumpul di areal perbenihan tersebut.

Pengendalian burung masih menggunakan tenaga manusia secara konvensional,

yaitu dengan menakut-nakuti, tetapi dengan terbatasnya tenaga kerja, hal ini

menjadi kurang efektif. Dari serangan burung ini bisa menurunkan hasil sampai

30 %, khusunya varietas Inpago 8.

Pemanenan dilakukan saat tanaman sudah mulai menguning 95 %

dengan menggunakan mesin panen/ combnine harvester dan cara di sabit. Cara

disabit dilakukan untuk sawah yang masih basah, sehingga mesin combine tidak

bisa masuk. Dari hasil panen, kemudian dilakukan penjemuran dengan terpal di

bawah sinar matahari lansung sampai kering.

Pada penanaman MT I (Oktober– Maret) kondisi sawah dalam keadaan

kering, sehingga penanaman dilakukan dengan cara tugal. Sawah di LP Batu

Betumpang merupakan sawah tadah hujan, yang pengairannya tergantung dari air

hujan. Di mana air akan tinggi biasanya pada bulan Januari - Maret, sehingga para

petani di sekitar KP, untuk penanaman padi pada MT I, biasa dilakukan dengan

cara tugal antara bulan Oktober-Nopember, dengan asumsi saat curah hujan

tinggi, tanaman sudah besar.

Pada pertumbuhan vegetatif/anakan kondisi tanaman keseluruhan sangat

baik, walaupun air di sawah belum cukup . Saat tanaman umur dua bulan

beberapa tanaman mulai terserang hama ulat daun dan penyakit blas, hal ini

seiring dengan mulai datangnya hujan. Pada varietas Inpari 10 dan Inpari 30,

serangan blas sangat cepat penyebarannya, sehingga sebagian tanaman rusak dan

mati. Pengendalian dilakukan dengan pemberian insektisida untuk hama ulat

daun, dan fungisida untuk penyakit blas. Dengan curah hujan yang tinggi

serangan penyakit blas semakin cepat menyebar dan meluas sampai pada fase

generatif, sehingga banyak malai yang menjadi hampa. Diketahui bahwa di

Page 165: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 147 of 204

Bangka Belitung penyakit blas merupakan faktor paling besar bagi petani dalam

penurunan hasil, bahkan sampai gagal panen terutama pada musim tanam Oktober

– Maret dengan curah hujan tinggi, sehingga perlu dilakukan pemeliharaan yang

intensif.

Pada saat pemanenan MT I, kondisi air di sawah cukup tinggi, sehingga

pemanenan dilakukan dengan cara disabit, dikumpulkan dalam perahu yang

menggunakan terpal plastik supaya padi tidak basah, selanjutnya padi dirontok

menggunakan power threser. Penjemuran dilakukan menggunakan terpal plastic

yang dihamparkan di bahu jalan kebun, karena lantai jemur belum terbuat. Pada

saat penjemuran cuaca kurang baik, dimana sering terjadi hujan sehingga

menghambat proses pengeringan.

Produksi Benih dan Penyebarannya

Dari hasil pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta pemeliharaan

yang dilakukan pada penaman MT II (April – September ) 2014 dan MT I

(Oktober –Maret 2014/2015), hasil panen belum memberikan hasil yang

maksimal karena produktivitasnya masih rendah. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu a) lahan merupakan sawah bukaan baru yang baru pertama

kali ditanami, b) lokasi penanaman yang tersendiri dan dalam luasan skala kecil,

c) perubahan iklim yang menyebabkan tingginya serangan hama dan penyakit.

Produksi perbenihan penanaman MT II (April – September) tahun 2014

dan MT I (Oktober – Maret) 2014/2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 88. Produksi benih pada penanaman bulan April – September 2014

No. Varietas Luas (Ha) Hasil GKG (kg) Kelas

Benih

1. Inpari 10 1 1500 ES

2. Inpago 8 3 2000 ES

3. Inpara 2 1,5 1500 ES

Page 166: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 148 of 204

Tabel 89. Produksi benih pada penanaman bulan Oktober – Maret 2014/2015

No. Varietas Luas (Ha) Hasil GKG (kg) Kelas

Benih

1. Inpari 10 3 1300 ES

2. Inpago 8 2 2150 ES

3. Inpara 2 2,5 4050 SS

4. Inpari 30 ciherang

sub 1

2 2000 ES

Dari hasil panen yang sudah kering, kemudian dilakukan pengemasan

dan pelabelan dengan berat 5 kg. Adapun kelas benih yang dihasilkan adalah kelas

SS dan ES, yang sebelumnya didaftarkan terlebih dahulu ke BPSMB. Kelas benih

SS tidak bisa dihasilkan semua varietas, karena benih sumber untuk kelas FS di

BB Padi tidak tersedia. Benih yang sudah berlabel sebagian telah dimanfaatkan

dan disalurkan ke petani

Gambar 48. Pengolahan Lahan

Gambar 49. Pembuatan pematang

Gambar 47. Kondisi awal lahan

Gambar 50. Pembuangan tunggul

Page 167: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 149 of 204

Gambar 51. Pembuatan Tempat persemaian Gambar 52. Persemaian

Gambar 53. Penanaman MT II Gambar 54. Penanaman MT I

Gambar 55. Pertumbuhan tanamanpada MT II

Gambar 56. Pertumbuhan tanamanpada MT I

Page 168: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 150 of 204

Gambar 57. Tanaman mulai mengurai Gambar 58. Tanaman siap panen

Gambar 59. Pemanenan denganCombine pada MT II

Gambar 60. Pengakutan hasil sabitpada panen MT I

Gambar 61. Proses penjemuran Gambar 62. Perontokan gabah pada panenMT I

Gambar 63. Pemberian label Gambar 64. Benih Berlabel

Page 169: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 151 of 204

Perbanyakan benih atau bibit lada telah dilaksanakan di Kebun

Percobaan Petaling BPTP Kepulauan Bangka Belitung, mulai dari bulan Januari –

Desember 2014. Varietas yang digunakan dalam perbanyakan bibit lada sesuai

dengan yang diminta oleh penguna antara lain : Merapin Daun Lebar (MDL),

Petaling-1 (P1), Petaling-2 (P2), Lampung Daun Kecil (LDK), Chunuk, serta

varietas lain seperti ; Lampun Daun Lebar (LDL), Natar-1(N1), Natar-2 (N2).

Tujuan kegiatan ini yaitu: 1. Memproduksi bibit lada di UPBS KP. Petaling, 2.

Menjadikan UPBS Lada sebagai sumber bibit (pohon induk) dan pusat pelatihan

petani, dan penangkar bibit lada. Sedangkan keluaran yang diharapkan yaitu: 1)

Bibit lada 10. 000 polybag, 2) Terpeliharanya UPBS lada sebagai sumber bibit

(pohon induk) dan 3) pusat pelatihan petani dan penangkar bibit lada.

Tabel 90. Data produksi perbanyakan Bibit Lada BPTP Bangka Belitung, 2014

No. Varietas Sumber Benih Produksi1. Pelating-1 Kebun Induk/SDG 1.5002. Petaling-2 Kebun Induk/SDG 1.5003. MDL Kebun Induk/SDG 1.5004. LDK Kebun Induk/SDG 1.5005. Chunuk Kebun Induk/SDG 1.5006. Natar-1 Kebun Induk/SDG 1.5007. Natar-2 Kebun Induk/SDG 1.5008. MDK Kebun Induk/SDG 2.0009. Paninjur SDG 500

Jumlah 13.000

Tabel 91. Data Penjualan Bibit Lada Tahun 2014

No. Uraian Jumlah Bibit (Polybag) Sebaran Pembeli1. Januari 02. Pebruari 03. Maret 04. April 05. Mei 06. Juni 07. Juli 08. Agustus 09. September 1.20010. Oktober 011. November 1.23012. Desember 1.382

Jumlah 3.812

Page 170: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 152 of 204

Tabel 92. Data Diseminasi Bibit Lada Tahun 2014

No. Uraian Jumlah Bibit(Polybag)

Penerima

1. Demplot kegiatan MP3MIdi Kabupaten Belitung

500 Ir. Suawardih

2. Demplot Padan Keg.Puslitbangbun di BangkaBarat

500 Heri Siswanto

3. Penyulaman KegiatanVisitor Plot. KP. Pataling

1.000 Kepala KP.Petaling

4. BP3L 100 Drs. Herwan5. Bupati Bangka 100 Ajudan Bupati6. Acara Open House Ultah

Balitbangtan Ke 40 Tahun100 Seksi Acara Open

HouseJumlah 2.300

Tabel 93. Data Distribusi Bibit Lada Tahun 2014

No. Uraian Jumlah Bibit(Polybag)

SebaranPembeli

1. Penjualan 3.5002. Diseminasi 2.3003. Hilang 3.4974. Stok bibit per 31 Desember 2014 2.7005. Mati 803

Jumlah 13.000

Tabel 94. Data Stok Benih padi per 30 Desember 2014

No. Uraian/Alokasi Bibit Jumlah Bibit(Polybag)

Penerima

1. Kebun Induk Keg.UPBS Lada 2015 2.000 Pj. Kegiatan2. Diseminasi Kegiatan Kerjasama di

Kabupaten Bangka Tengah Ta. 20157.00 Irma Audiah

3. Model Pertanian Bio Industri LadaSapi Terpadu TA. 2015

1.000 Issukindarsyah

Jumlah 2.700

Pelatihan Petani dan Penyuluh

Pelatihan petani dan penyuluh dilakukan dalam rangka memperkenalkan

kegiatan UPBS lada dan memeriahkan Ulang Tahun Balitbangtan ke 40 Tahun.

Pembinaan dititik beratkan peningkatan keterampilan petani penangkar dalam

tahapan perbanyakan bibit lada dan durian. Peserta pelatihan berasal dari

Kabupaten Bangka Selatan dan Kabupaten Bangka Barat. Tujuan pelatihan ini

Page 171: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 153 of 204

dimaksudkan agar petani maupun kelompok tani terampil memperbanyak benih

secara mandiri.

Magang/Kunjungan Tamu

Dengan dikenalnya Kebun Percobaan Petaling, BPTP Kep. Bangka

Belitung sebagai sumber inovasi teknologi pertanian didaerah, maka keberadaan

KP Petaling ini menjadi salah satu obyek kunjungan para pencari informasi

teknologi utamanya lada oleh berbagai pihak, baik itu mahasiswa, pelajar,

penyuluh, dinas terkait maupun kelompk tani. Selama tahun 2014 KP Pelaing

telah menerima kunjungan dari berbagai pihak yang tertera pada Tabel 6.

Kebun Percobaan Petaling BPTP Kep. Bangka Belitung selain sebagai

tempat kunjungan tamu, juga sebagai tempat untuk magang para siswa dan

mahasiswa yang dari tahun ke tahun semakin berkembang. Selama tahun 2014,

KP Petaling telah menerima mahasiswa dan siswa dari berbagai sekolah kejuruan

yang ada di Kep. Bangaka Belitung maupun luar pulau Kep. Bangka Belitung

untuk magang. Kegiatan magang ini telah menjadi komitmen Balai untuk dapat

berpartisipasi aktif dalam memajukan bidang pendidikan akademik/sekolah

kejuruan yang berkaitan dengan aktivitas KP Petaling, data siswa dan mahasiswa

yang yang telah magang disajikan pada Tabel 7.

Tabel 95. Jumlah Siswa dan Mahasiswa yang magang di KP Petaling, 2014

No Nama sekolah/Universitas

Jumlah siswa/Mahasiswa

Lama Magang(Bulan)

1. SMK Neg. 1 Kelapa,Bangka Barat

10 3

2. SMK Neg. 1 Pulau Besar,Bangka Selatan

15 3

3. Mahasiswa UNSUD 1 1Jumlah 26

Page 172: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 154 of 204

EFEKTIVITAS MEDIA PENYULUHAN TERHADAP PEMANFAATAN

LAHAN PEKARANGAN GUNA MENDUKUNG KERAGAMAN PANGAN

LOKAL DI BANGKA BELITUNG

Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Januari s/d Desember 2014 di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pelaksanaan lapang pengkajiaan ini

dilakukan dengan pembagian 2 wilayah, yaitu wilayah Bangka (untuk kabupaten

yang ada di pulau bangka) dan wilayah Belitung (untuk kabupaten yang ada di

pulau belitung). Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui: 1. Efektivitas media

penyuluhan dalam pemanfaatan pekarangan guna mendukung keragaman pangan

lokal dalam pola konsumsi rumah tangga di Kep. Bangka Belitung, 2. Faktor-

faktor yang berhubungan dengan efektivitas media penyuluhan dalam

pemanfaatan pekarangan guna mendukung keragaman pangan lokal dalam pola

konsumsi rumah tangga di Kep. Bangka Belitung. Keluaran akhir kajian ini adalah

rekomendasi tentang model media penyuluhan yang efektif berbasis pengetahuan

dan teknologi dalam pemanfataan lahan pekarangan untuk mendukung keragaman

pangan lokal di Kep. Bangka Belitung. Paradigma dalam kegiatan ini disajikan

pada gambar 65 berikut:

Page 173: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 155 of 204

Gambar 65. Paradigma dalam kegiatan, 2014

Responden yang menjadi objek penelitian berjumlah 295 orangyang

terdiri dari 136 orang penyuluh dan 159 orang petani. Karakteristik responden

pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Umur

Komposisi rata-rata umur responden di Kepulauan Bangka Belitung.

Komposisi umur tersebut masih merupakan kelompok umur produktif yang

diharapkan mempunyai sikap yang baik terhadap Program Aksi Desa Mandiri

Pangan. Komposisi umur responden penyuluh dan petani di Kep. Bangka

Beiitung ditunjukkan pada Tabel 96.

Efektifitas mediapenyuluhan terhadappemanfaatan lahanpekarangan guna

mendukungkeragaman pangan

lokal dalam polakonsumsi rumahtangga di Kep.

Bangka Belitung

(Variabel Y)

- Kesesuaian mediapenyuluhan yangdigunakan

- Pengetahuan terhadapmedia penyuluhanyang digunakan

- Jenis mediapenyuluhan yangdigunakan penyuluhdan yang diterimapetani

Faktor-faktor yangberhubungan dengan

Efektifitas mediapenyuluhan

(Variabel X)

Umur (X1)

Tingkat Pendidikan (X2)

Pekerjaan (X3)

Status Perkawinan (X4)

Page 174: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 156 of 204

Tabel 96. Komposisi umur responden penyuluh dan petani di Kep. BangkaBelitung, 2014

LokasiUMUR

Penyuluh PetaniJumlah Rata-

rataJumlah Rata-

rata(orang) (orang)Pangkalpinang dan Provinsi 23 36 29 38Bangka 18 36 9 30Bangka Barat 5 35 20 39Bangka Tengah 23 33 22 49Bangka Selatan 14 34 15 38Belitung 41 41 22 42Belitung Timur 35 38 19 39

Jumlah 159 253 136 275Rata-rata 36 39

Klasifikasi Setengah baya

Tabel 96 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada

rata-rata sebaran umur 30 – 50 tahun. Dari sebaran tersebut dapat diketahui

bahwa responden termasuk pada klasifikasi setengah baya dan tergolong kedalam

usia produktif. Secara teoritis, semakin muda usia seseorang maka seseorang

tersebut akan semakin produktif karena taraf kematangan sebagai orang dewasa

mulai terpenuhi baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah rata-rata jenjang pendidikan formal yang

pernah diikuti responden di setiap kabupaten/kota sampai saat penelitian, jika

responden menempuh pendidikan formalnya tidak tuntas/selesai/berijazah, maka

tingkat pendidikannya dianggap selesai. Secara rinci tingkat pendidikan

responden tertera pada Tabel 97.

Page 175: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 157 of 204

Tabel 97. Tingkat pendidikan responden di Kep. Bangka Belitung, 2014

LokasiTingkat Pendidikan

Penyuluh PetaniJumlah Rata-

rataJumlah Rata-

rata(orang) (orang)Pangkalpinang dan Provinsi 23 sarjana 29 SMABangka 18 sarjana 9 SMPBangka Barat 5 sarjana 20 SDBangka Tengah 23 sarjana 22 SMPBangka Selatan 14 sarjana 15 SMABelitung 41 diploma 22 SMPBelitung Timur 35 diploma 19 SMA

Jumlah 159 136Rata-rata sarjana SMP

Klasifikasi sarjana SMP

Tabel 97 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan penyuluh

responden Kep. Bangka Belitung umumnya sudah baik, yaitu sarjana. akan tetapi,

rata-rata tingkat pendidikan petani responden belum cukup baik, namun mereka

sudah mencapai 9 tahun atau sederajat dengan Sekolah Menengah Pertama

(SMP). Keadaan ini menunjukkan, meskipun tingkat pendidikan petani

responden tidak tinggi tetapi mereka telah mengenal baca dan tulis sehingga dapat

menunjang dalam menerima informasi dan memperlancar komunikasi antara

anggota kelompok dengan penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Pekerjaan

Pekerjaan Responden adalah rata-rata kegiatan yang dilakukan oleh

responden disetiap kabupaten/kota sehari-hari. Pekerjaan dikalsifikasikan menjadi

Bekerja dan Tidak Bekerja. Secara rinci, pendapat responden tertera pada tabel

98.

Page 176: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 158 of 204

Tabel 98. Pekerjaan responden di Kep. Bangka Belitung, 2014

Lokasi

PekerjaanPenyuluh Petani

Jumlah Rata-rata

Jumlah Rata-rata(orang) (orang)

Pangkalpinang dan Provinsi 23 Bekerja 29 BekerjaBangka 18 Bekerja 9 BekerjaBangka Barat 5 Bekerja 20 BekerjaBangka Tengah 23 Bekerja 22 BekerjaBangka Selatan 14 Bekerja 15 BekerjaBelitung 41 Bekerja 22 BekerjaBelitung Timur 35 Bekerja 19 Bekerja

Jumlah 159 136Rata-rata Bekerja Bekerja

Klasifikasi Bekerja

Tabel 98 menunjukkan bahwa seluruh responden sudah bekerja.

Responden penyuluh diperoleh rata-rata bekerja sebagai penyuluh pertanian

dengan status THL (Honor Daerah). Responden petani diperoleh rata-rata bekerja

sebagai petani, baik itu berkebun ataupun ladang.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa responden dalam penelitian

sudah mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup rumah tangganya sendiri.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan responden dapat meningkatkan

pendapatan ataup menekan pengeluaran rumah tangganya dengan memanfaatkan

lahan pekarangan untuk usaha pertanian. Usaha pertanian yang dapat dilakukan

responden antara lain dengan menanam tanaman yang dibutuhkan untuk makanan

sehari-hari, misalnya cabai, tomat, dan bermacam sayur lainnya.

Status Perkawinan

Status perkawinan responden adalah rata-rata status responden dalam

perkawinan yang tercatat oleh agama dan/atau hukum di setiap kabupaten/kota.

Secara rinci, status perkawinan responden di Kep. Bangka Belitung tertera pada

tabel 99.

Page 177: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 159 of 204

Tabel 99. Status perkawinan responden di Kep. Bangka Belitung, 2014

Lokasi

Status PerkawinanPenyuluh Petani

Jumlah Rata-rata

Jumlah Rata-rata(orang) (orang)

Pangkalpinang dan Provinsi 23 kawin 29 kawinBangka 18 kawin 9 kawinBangka Barat 5 kawin 20 kawinBangka Tengah 23 kawin 22 kawinBangka Selatan 14 kawin 15 kawinBelitung 41 kawin 22 kawinBelitung Timur 35 kawin 19 kawin

Jumlah 159 136Rata-rata kawin kawin

Klasifikasi kawin

Tabel 99 menunjukkan bahwa seluruh responden sudah kawin. Dengan

status perkawinan tersebut, menunjukkan bahwa dalam rumah tangga responden

sudah mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup rumah tangganya sendiri.

Efektifitas media penyuluhan dalam pemanfaatan lahan pekarangan guna

mendukung keragaman pangan lokal dalam pola konsumsi rumah tangga

Efektifitas media penyuluhan terhadap pemanfaatan lahan pekarangan

guna mendukung keragaman pangan lokal dalam pola konsumsi rumah tangga di

Kep. Bangka Belitung dibagi mejadi 3 (tiga) komponen, yaitu: 1. Kesesuaian

media penyuluhan yang digunakan (untuk penyuluh), 2. Pengetahuan terhadap

media penyuluhan yang digunakan (untuk penyuluh), dan 3. Jenis media

penyuluhan yang digunakan (untuk penyuluh) dan media yang diterima (untuk

petani). Secara rinci, efektifitas media penyuluhan terhadap pemanfaatan lahan

pekarangan guna mendukung keragaman pangan lokal dalam pola konsumsi

rumah tangga di Kep. Bangka Belitung tertera pada tabel 100.

Page 178: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 160 of 204

Tabel 100. Efektifitas media penyuluhan terhadap pemanfaatan lahan pekarangan

guna mendukung keragaman pangan lokal dalam pola konsumsi rumah tangga di

Kep. Bangka Belitung, 2014

Lokasi

Variabel YKesesuaian Media Pengetahuan Thdp Media Penyuluhan

Penyuluhan Media Penyuluhan yang DigunakanPenyuluh Petani Penyuluh Petani Penyuluh Petani

Pangkalpinang dan Provinsi 177 - 895 - 1530 1305Bangka 51 - 305 - 1250 276Bangka Barat 30 - 201 - 426 1071Bangka Tengah 160 - 1000 - 1663 1484Bangka Selatan 100 - 583 - 698 994Belitung 234 - 1667 - 3938 1974Belitung Timur 211 - 1462 - 2841 1541Jumlah 963 - 6113 - 12346 8645Klasifikasi Sesuai Baik Tinggi Tinggi

Tabel 100 menunjukkan bahwa media penyuluhan yang digunakan oleh

penyuluh sudah sesuai. Hal ini dikarenakan pengetahuan penyuluh pertanian

dalam membuat media penyuluhan tersebut sudah baik. Media penyuluhan yang

digunakan memiliki klasifikasi baik, artinya, bahwa baik penyuluh ataupun petani

sudah tahu, mau, dan mampu dalam menggunakan media penyuluhan.

Media penyuluhan yang disampaikan saat pendampingan pengisian

kuisioner dan saat pelaksanaan FGD antara lain: tayangan slide, poster/banner,

leaflet/folder/brosur, koran/majalah, booklet/buku saku, siaran TV/radio, dan

lokasi percontohan. Penggunaan media penyuluhan terhadap pemanfaatan lahan

pekarangan guna mendukung keragaman pangan lokal dalam pola konsumsi

rumah tangga di Kep. Bangka Belitung dapat diketahui dari tabel 101 dan tabel

102.

Page 179: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 161 of 204

Tabel 101. Skor nilai penggunaan media penyuluhan oleh responden penyuluh,

2014

Lokasi

Penyuluh

Jenis Media Penyuluhan

Tayangan Poster/ Leflet/ Koran/ Booklet/ Siaran Lokasi

Slide Banner Folder/Brosur Majalah Buku Saku TV/Radio Percontohan

Pangkalpinangdan Provinsi 129 350 636 111 51 30 223

Bangka 257 273 91 50 0 70 509

Bangka Barat 27 50 29 29 142 22 127

Bangka Tengah 307 103 405 132 160 55 501

Bangka Selatan 90 55 278 3 91 0 181

Belitung 521 510 859 373 257 544 874

Belitung Timur 756 431 414 184 107 202 747

Jumlah 2087 1772 2712 882 808 923 3162

Klasifikasi baik

Tabel 101 menunjukkan bahwa skor tertinggi dalam penggunaan media

penyuluhan oleh penyuluh pertanian terlihat pada lokasi percontohan sebesar 3162

diikuti leaflet/foldr/brosur sebesar 2712. Hal ini berarti bahwa lokasi percontohan

merupakan media yang paling banyak digunakan oleh penyuluh pada saat berada

di lapangan, akan tetapi ketika penyuluh menyampaikan materi di dalam ruangan,

maka media penyuluhan yang banyak digunakan adalah leflet/folder/brosur.

Page 180: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 162 of 204

Tabel 102. Skor nilai penggunaan media penyuluhan oleh responden petani, 2014

Lokasi

Petani

Jenis Media Penyuluhan

Tayangan Poster/ Leflet/ Koran/ Booklet/ Siaran Lokasi

Slide Banner Folder/Brosur Majalah Buku Saku TV/Radio PercontohanPangkalpinangdan Provinsi 33 164 283 91 0 0 734

Bangka 8 0 0 196 0 72 0

Bangka Barat 296 187 104 72 60 65 287

Bangka Tengah 180 150 326 116 161 64 487

Bangka Selatan 205 59 317 0 55 61 297

Belitung 409 190 305 198 109 410 353

Belitung Timur 353 139 144 278 45 246 336

Jumlah 1484 889 1479 951 430 918 2494

Klasifikasi baik

Tabel 102 menunjukkan bahwa skor tertinggi dalam penggunaan media

penyuluhan oleh petani terlihat pada lokasi percontohan sebesar 2494 diikuti

tayangan slide sebesar 1484. Hal ini berarti bahwa lokasi percontohan merupakan

media yang paling banyak diminati oleh petani pada saat penyuluh memberikan

maeri penyuluhan di lapangan, akan tetapi ketika penyuluh menyampaikan materi

di dalam ruangan, maka media penyuluhan yang banyak diminati adalah tayangan

slide.

Perbedaan dalam penggunaan media penyuluhan oleh petani dan

penyuluh pada saat pemberian materi di lapangan dikarenakan untuk membuat

tayangan slide dalam penyampaian materi, penyuluh terkendala oleh listrik. Akan

tetapi, saat petani mendapatkan media penyuluhan berupa leflet/folder/brosur

ketika penyampaian materi penyuluhan, dirasakan oleh mereka kurang menarik

dan membosankan.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan efektifitas media penyuluhan

anatara lain: umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan. Secara

rinci, nilai keeratan hubungan antara faktor-faktor yang diteliti dengan efektifitas

media penyuluhan setelah diuji dengan uji rank speraman dapat terlihat dari

gambar 66 untuk responden penyuluh, sedangkan gambar 67 untuk responden

petani.

Page 181: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 163 of 204

Gambar 66. Hasil uji rank spearman efektifitas media penyuluhan untuk

responden penyuluh, 2014

Gambar 66 menunjukkan bahwa umur, pendidikan, pekerjaan, dan status

perkawinan berhubungan nyata terhadap efektifitas media penyuluhan terhadap

pemanfaatan lahan pekarangan guna mendukung keragaman pangan lokal dalam

pola konsumsi rumah tangga di Kepulauan Bangka Belitung. Umur, pekerjaan dan

status perkawinan memiliki hubungan nyata terhadap efektifitas media dengan

selang kepercayaan 99% atau taraf nyata 1%. Tingkat pendidikan memiliki

hubungan nyata terhadap efektifitas media penyuluhan dengan selang

kepercayaan 95% atau taraf nyata 5%. Selang kepercayaan 95% atau taraf nyata

5%, menjelaskan bahwa variabel bebas (variabel x) yang diteliti tersebut sudah

memiliki hubungan yang erat terhadap variabel terikat (variabel y), sedangkan

selang kepercayaan 99% atau taraf nyata 1% menjelaskan bahwa variabel bebas

(variabel x) sangat memiliki hubungan yang erat terhadap variabel terikat

(variabel y). Selang kepercayaan 99% atau taraf nyata 1% biasanya dipakai untuk

pengujian variabel/sampel yang berhubungan dengan ilmu pasti, sedangkan selang

kepercayaan 95% atau taraf nyata 5% biasanya digunakan untuk pengujian

variabel/sampel yang behubungan dengan ilmu sosial.

Page 182: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 164 of 204

Gambar 67. Hasil uji rank spearman efektifitas media penyuluhan untuk

responden petani, 2014

Gambar 67 menunjukkan bahwa dari 4 (empat) variabel bebas yang diuji,

hanya umur yang berhubungan nyata terhadap efektifitas media penyuluhan.

Umur memiliki selang kepercayaan 95% atau taraf nyata 5 %.

Page 183: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 165 of 204

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

MENDUKUNG KEGIATAN PENETAPAN PRIORITAS PELAKSANAAN

PERENCANAAN DAN PENGKAJIAN DI KEP. BANGKA BELITUNG

Penelitian telah dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan bulan

Desember 2014 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bahan dan alat-alat yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi: alat tulis kantor (ATK) dan Komputer,

Printer, dan lain-lain. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan survei dan desk study . Pengumpulan data

menggunakan pendekatan dan teknik pemantau cepat (rapid appraisal) yaitu :

Wawancara informan kunci (key informant interview) bersifat kualitatif,

mendalam dan semi-terstruktur, Diskusi kelompok (focus group discussion),

Wawancara kelompok masyarakat (community group discussion)

Tujuan kegiatan ini adalah: 1. Melakukan inventarisasi komoditas

unggulan daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi dan

kabupaten/kota di Bangka Belitung, 2. Melakukan identifikasi kebutuhan

teknologi komoditas pertanian unggulan spesifik lokasi yang dibutuhkan

pengguna di Bangka belitung, 3. Menetapkan komoditas pertanian unggulan

daerah dan teknologi pertanian spesifik lokasi untuk dijadikan acuan dalam

menyusun prioritas kebijakan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian di

BPTP. Keluaran kegiatan ini yaitu: 1) Mendapatkan data komoditas unggulan

daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, 2)

Mendapatkan teknologi komoditas pertanian unggulan spesifik lokasi yang

dibutuhkan pengguna, 3) Ditetapkan komoditas pertanian unggulan daerah dan

teknologi pertanian spesifik lokasi untuk dijadikan acuan dalam menyusun

prioritas kebijakan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian di BPTP.

Page 184: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 166 of 204

Komoditas Unggulan Eksisting Saat ini

Tabel 103. Komoditas Unggusan Eksisting Saat ini dan sebarannya menurut

Kabupaten

JenisKomoditas

Sebaran Lokasi Luas Areal(Ha)

Dasar Penetapan*Kab/Kota Kecamatan

Pangan- Padi Sawah Bangka

SelatanToboali, Air Gegas, Pulau Besar

6.304,00 Nilai LQ = 1,83

BelitungTimur

Gantung, Simpang Pesak,Simpang Renggiang

1.170,00 Nilai LQ = 1,09

Belitung Membalong, Tanjung Pandan,Sijuk, Badau

710,00 Nilai LQ = 1,09

- Padi Gogo BangkaBarat

Kelapa, Simpang Teritip,Tempilang,Muntok

2.278,00 Nilai LQ = 2,26

BangkaRiau Silip, Bakam, Mendo Barat,Puding Besar, Belinyu,Merawang

2.068,00 Nilai LQ = 1,58

- Ubi KayuBangkaTengah

Sungai Selan, Pangkalan Baru,Koba, Simpang Katis

171,00 Nilai LQ = 1,84

Bangka Belinyu, Sungailiat, Merawang,Pemali, Puding Besar

423,00 Nilai LQ = 1,66

BangkaBarat

Jebus, Muntok, Kelapa, SimpangTeritip, Tempilang

353,00 Nilai LQ = 1,15

BelitungMembalong, Tanjung Pandan,Sijuk, Badau, Selat Nasik

195,00Nilai LQ = 1,19

BelitungTimur

Gantung, Damar, Manggar,Dendang, Kelapa Kampit

122,00 Nilai LQ = 1,19

Pangkalpinang

Giri Maya, Bukit Intan,Gerunggang, Rangkui, Gabek

14,00 Niliai LQ = 2,30

- Jagung BangkaTengah

Pangkalan Baru, Koba, Namang,Simpang Katis

204,00 Nilai LQ = 4,03

Belitung Tanjung Pandan, Membalong,Sijuk, Badau, Selat Nasik

79 Nilai LQ = 3,70

BelitungTimur

Gantung, Damar, Manggar,Dendang, Kelapa Kampit

103,00Nilai LQ = 3,70

Pangkalpinang

Giri Maya, Bukit Intan,Gerunggang, Rangkui, Gabek

26,00 Nilai LQ = 16,0

- Ubi Jalar BangkaTengah

Sungai Selan, Pangkalan Baru,Koba, Simpang Katis

98,00Nilai LQ = 2,89

Bangka Belinyu, Sungailiat, Merawang,Pemali, Puding Besar

164,00 Nilai LQ = 1,45

BangkaBarat

Jebus, Muntok, Kelapa, SimpangTeritip, Tempilang

96,00 Nilai LQ = 1,07

Belitung Membalong, Tanjung Pandan,Sijuk, Badau,Selat Nasik

21,00 Nilai LQ = 1,08

BelitungTimur

Gantung, Damar,Manggar,Dendang, KelapaKampit

24,00 Nilai LQ = 1,08

- Kacang Bangka Pangkalan Baru, Koba, Namang, 89,00 Nilai LQ = 3,27

Page 185: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 167 of 204

Tanah Tengah Simpang Katis

Belitung Membalong, Tanjung Pandan,Sijuk, Badau,Selat Nasik

73,00 Nilai LQ = 2,15

BelitungTimur

Gantung, Damar,Manggar,Dendang, KelapaKampit

58,00 Nilai LQ = 2,15

Hortikultura (Sayur-Sayuran)- Cabe Besar Bangka

Selatan

Toboali, Lepar Ponggok, PulauBesar, Simpang Rimba , AirGegas

94,00 Nilai LQ = 1,50

Bangka Merawang, Mendo Barat,Sungailiat, Pemali, Belinyu,Riau Silip

163,00Nilai LQ = 2,23

BangkaTengah

Koba, Namang, Lubuk Besar,Sungai Melan, Simpang katis

78,00Nilai LQ = 1,56

- Cabe RawitBangkaSelatan

Toboali, Lepar Ponggok, PulauBesar, Simpang Rimba, AirGegas

140,00 Nilai LQ = 2,90

BangkaTengah

Toboali, Lepar Ponggok, PulauBesar, Simpang Rimba , AirGegas

86,00 Nilai LQ = 1,56

BelitungTimur

Gantung, Damar, Manggar,Dendang, Kelapa Kampit

69,00 Nilai LQ = 1,85

Pangkalpinang

Bukit Intan, Taman Sari, Girimaya, Rangkui,Gerunggang,Pangkal Balam

6,00 Nilai LQ = 1,37

- Mentimun BangkaMerawang, Mendo Barat,Sungailiat, Belinyu, Riau silip

237,00 Nilai LQ = 1,47

BangkaBarat

Tempilang, Mentok, Kelapa,Simpang Teritip

103,00Nilai LQ = 1,79

BelitungTimur

Dendang, Gantung, Manggar,Kelapa Kampit, Simpang pesak

67,00Nilai LQ = 1,14

- Kc. Panjang BangkaTengah

Koba, Namang, Lubuk Besar,Sungai Melan, Simpang katis

227,00 Nilai LQ = 1,80

BelitungTimur

Dendang, Gantung, Manggar,Kelapa Kampit, Simpang pesak

67,00 Nilai LQ = 1,08

Pangkalpinang

Gerunggang, Girimaya, BukitIntan,Gabek,

7,00Nilai LQ = 1,45

- Terung Belitung Membalong, Tanjung Pandan,Sijuk, Badau

59,0 Nilai LQ = 1,83

Hortikultura (Bauh-Buahan)

- Durian BangkaPemali, Mendo Barat, Belinyu,Merawang, Sungailiat

675,90 Nilai LQ = 4,15

BangkaBarat

Jebus, Muntok, Kelapa, SimpangTeritip, Tempilang

499,40 Nilai LQ = 4,01

BangkaTengah

Pangkalan Baru, Lubuk Besar,Sungai Selan, Simpang Katis.

218,10 Nilai LQ = 1,20

- Manggis Belitung Badau, Membalong, TanjungPandan, Sijuk

150,9 Nilai LQ = 4,66

BelitungTimur

Dendang, Gantung, SimpangPesak, Kelapa kampit

147,0 Nilai LQ = 3,69

BangkaBarat

Mentok, Kelapa, tempilang,Simpang Teritip, Jebus

75,9 Nilai LQ = 2,49

Page 186: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 168 of 204

BangkaTengah

Pangkalan Baru, Namang,Simpang Katis, Koba, SungaiSelan

129,6 Nilai LQ = 1,11

Bangka Pemali, Mendo Barat, Belinyu,Merawang

109,5 Nilai LQ = 4,01

- Cempedak BangkaBarat

Muntok, SimpangTeritip,Tempilang

370,40 Nilai LQ = 1,93

BangkaSelatan

Lepar ponggok, Roboali, TukakSadai, Simpang Rimba

542,50 Nilai LQ = 2,44

- Duku Bangka Pemali, Mendo Barat, Belinyu,Merawang

540,4 Nilai LQ = 3,10

BangkaBarat

Muntok, SimpangTeritip,Tempilang, Jebus

194,5 Nilai LQ = 3,49

BangkaTengah

Pangkalan Baru, Namang,Simpang Katis, Koba, SungaiSelan

219,4 Nilai LQ = 1,73

BelitungTimur

Dendang, Gantung, SimpangPesak, Kelapa Kampit

119,2 Nilai LQ = 1,70

- JerukKeprok Bangka

Merawang, Mendo Barat,Sungailiat, Pemali, Riau Silip

1.077,70 Nilai LQ = 1,28

BangkaSelatan

Tukak Sadai, Toboali, Air Gegas,Payung, Simpang Rimba

2.418,00 Nilai LQ = 1,21

BangkaTengah

Koba, Pangkalan Baru, Namang 2.266,30 Nilai LQ = 3,69

- NenasPangkalpinang

Gerunggang 14.305,90 Nilai LQ = 2,97

- Pisang Bangka Merawang, Sungailiat, MendoBarat, Belinyu

122,10 Nilai LQ = 2,64

BangkaSelatan

Air Gegas, Lepar ponggok,Toboali

79,00 Nilai LQ = 1,29

BelitungMembalong, Sijuk, TanjungPandan, Badau, Selat nasik

53,70 Nilai LQ = 3,99

BelitungTimur

Gantung, Simpang Pesak,Manggar

61,50 Nilai LQ = 2,64

Perkebunan- Lada Bangka

SelatanAir Gegas, Payung, TukakSadai,Toboali, dan SimpangRimba

21.491,00 Nilai LQ = 2,19

- Karet BangkaBarat

Simpang Teritip, Kelapa,Tempilang, Muntok,

18.295,00 Nilai LQ = 1,12

Bangka Mendo barat, Puding Besar,Bakam,Riau Silip,Merawang,Belinyu,

24.946,00 Nilai LQ = 1,00

- KelapaSawit

BangkaTengah

Koba, Sungai Selan, LubukBesar, Simpang Katis

6.565,00 Nilai LQ = 1,24

BangkaBarat

Kelapa, Tempilang, SimpangTeritip, Jebus

15.685,00 Nilai LQ = 1,17

BangkaMendo Barat,Puding Besar, Bakam,Riau Silip,Belinyu, Merawang, Sungailiat

9.420,00 Nilai LQ = 1,17

- Kelapa Bangka Sungailiat, Belinyu, PudingBesar,Riau Silip

3.932,00 Nilai LQ = 1,77

Belitung Membalong, Sijuk, Tanjung 2.009,00 Nilai LQ = 1,60

Page 187: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 169 of 204

Pandan

BelitungTimur

Simpang Pesak, Dendang,Gantung, Damar

747,00 Nilai LQ = 1,60

- Kakao Bangka Sungailiat, Pemali, Merawang,Belinyu, Riau Silip,Puding Besar,Mendo Barat

475,00 Nilai LQ = 2,88

Ternak Besar- Sapi Belitung Membalong, Tanjung Pandan,

Badau, Sijuk1.338,00 Nilai LQ = 1,06

- KambingBangkaSelatan

Toboal, Simpang Rimba, TukakSadai

391,00 Nilai LQ = 32,36

BangkaBarat

Muntok, Simpang Teritip, Kelapa257,00 Nilai LQ = 13,52

BangkaTengah

Pangkalan Baru, Koba,SungaiSelan, Lubuk Besar

622,00 Nilai LQ = 12,03

BangkaSungailiat, Puding Besar, MendoBarat, Belinyu, Merawang,Pemali, Bakam

979,00Nilai LQ = 10,23

Ternak Kecil- Itik Belitung Tanjung Pandan, Sijuk,

Membalong, Badau, Selat Nasik2.496,00 Nilai LQ = 66,3

BelitungTimur

Gantung, Manggara, KelapaKampit, Damar

1.623,00 Nilai LQ = 66,3

Komoditas Unggulan Spasifik Lokasi Provinsi Bangka Belitung

Berdasarkan Hasil Analisis LQ

Tabel 104. Hasil Analisis Komoditas Unggulan Spesifik Lokasi masing-masing

sub sektor di Bangka Belitung, 2014.

Jenis Komoditas Hasil Analisis

1. Tanaman Pangan

- Padi Sawah LQ = 1,83

- Padi Gogo LQ = 2,26

- Jagung LQ = 4,03

- Ubi Kayu LQ = 1,84

- Ubi Jalar LQ = 2,89

- Kacang Tanah LQ = 3,27

2. Hortikultura (Sayuran dan Tanaman semusim lainnya)

- Cabe Besar LQ = 1,75

- Cabe Rawit LQ = 2,28

- Mentimun LQ = 1,47

Page 188: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 170 of 204

- Kacang panjang LQ = 2,75

- Terung LQ = 3,36

3. Hortikultura (Buah-buahan)

- Durian LQ = 4,15

- Cempedak LQ = 2,44

- Manggis LQ = 4,66

- Duku LQ = 1,84

- Jeruk Keprok LQ = 3,69

- Nenas LQ = 2,83

- Pisang LQ = 2,64

4. Perkebunan

- Lada LQ = 1,84

- Karet LQ = 2,89

- Kelapa sawit LQ = 1,83

- Kelapa LQ = 2,26

- Kakao LQ = 1,77

5. Peternakan

- Sapi LQ = 1,01

- Kambing LQ = 54,46

- Itik LQ = 66,3

Analisisi LQ kontribusi dalam analisis ini hanya mengunakan faktor yaitu data

produksi sedangkan utuk ternak menggunakan data populasi.

Tabel 105. Sebaran Komditas Unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

JenisKomoditas

Sebaran Lokasi Luas Areal (Ha) /kondisi saat iniKab/Kota Kecamatan

Padi SawahBangkaSelatan

Toboali, Air gegas, Pulau Besar 6.304,00

BelitungTimur

Gantung, Simpang Pesak,Simpang Renggiang

1.170,00

Belitung Membalong, Tanjung Pandan,Sijuk, Badau

710,00

Padi Gogo BangkaBarat

Kelapa, Simpang teritip,Tempilang, Muntok

2.068,00

BangkaRiau Silip, Bakam, Mendo Barat,Puding Besar, Belinyu, Merawang

2.278,00

Ubi Kayu BangkaTengah

Sungai Selan, PangkalanBaru, Koba, Simpang Katis

171,00

Bangka Belinyu, Sungailiat, Merawang,Pemali, Puding Besar

4.953,00

BangkaBarat

Jebus, Muntok, Kelapa, SimpangTeritip, Tempilang

353,00

Belitung Membalong, Tanjung Pandan,Sijuk, Badau dan Selat Nasik

195,00

Page 189: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 171 of 204

BelitungTimur

Gantung, Damar, Manggar,Dendang, Kelapa Kampit

122,00

Pangkalpinang

Giri maya, Bukit Intan,Gerunggang, Gabel

14,00

Jagung BangkaTengah

Pangkalan Baru, Koba,Namang, Simpang Katis

204,00

Belitung Tanjung Pandan, Membalong,Sijuk, Badau, Selat Nasik

79,00

BelitungTimur

Gantung, damar, Dendang,Kelapa Kampit

103,00

Pangkalpinang

Giri maya, Bukit intan,Gerunggang, Gabek

26,00

Ubi Jalar BangkaTengah

Sungai Selan, Pangkalan Baru,Koba, Simpang Katis

94,00

Bangka Belinyu, Sungailiat, Merawang,Pemali, Puding Besar

164,00

BangkaBarat

Jebus, Muntok, KelapaSimpang Teritip, Tempilang

96,00

Belitung Gantung, Damar, manggar,Dendang, Kelapa kampit

21,00

BelitungTimur

Gantung, Damar, Manggar,Dengdang, Kelapa Kampit

24,00

Kc. Tanah BangkaTengah

Pangkalan baru, koba,Namang, Simpang Katis

89,00

Belitung Membalong, Tanjung Pandan,Sijuk, Badau, Selat Nasik

73,00

BelitungTimur

Gantung, Damar, manggar,Dendang, Kelapa kampit

58,00

Cabe Besar BangkaSelatan

Toboali, Lepar Ponggok,Pulau Besar, Simpang Rimba

94,00

Bangka Merawang, Mendo Barat,Sungailiat, Belinyu, Riau Silip

164,00

BangkaTengah

Koba, Namang, Lubuk Besar,Sungai Selan, Simpang Katis

78,00

Cabe Rawit BangkaSelatan

Toboali, Lepar Ponggok,Pulau Besar, Simpang Rimba

140,00

BangkaTengah

Koba, Namang, Lubuk Besar,Sungai Selan, Simpang Katis

86,00

BelitungTimur

Gantung, Damar, Manggar,Dengdang, Kelapa Kampit

69,00

Pangkalpinang

Bukit Intan, Taman sari,Giri maya, GerunggangRangkui, Pangkal Balam

6,00

Mentimun Bangka Merawang, Mendo Barat,Sungailiat, Belinyu, Riau Silip

237,00

BangkaBarat

Jebus, Muntok, KelapaSimpang Teritip, Tempilang

103,00

Belitung Membalong, Tanjung Pandan,Sijuk, Badau, Selat Nasik

105,00

Kc. Panjang BangkaTengah

Koba, Namang, Lubuk Besar,Sungai Selan, Simpang Katis

120,00

Belitung Membalong, Tanjung Pandan,Sijuk, Badau, Selat Nasik

97,00

Pangkalpinang

Bukit Intan, Taman sari,Giri maya, GerunggangRangkui, Pangkal Balam

7,00

Terung Belitung Membalong, Tanjungpandan, Sijuk, 59,00

Page 190: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 172 of 204

Badau, Selat NasikDurian Bangka Pemali, Mendo Barat, Belinyu,

Merawang, Sungailliat676,00

BangkaBarat

Jebus, Simpang teritip, Tempilang,Muntok

499,00

BangkaTengah

Panglakan baru, Sungai Selan,Lubuk Besar

218,00

Manggis Belitung Badau, Membalong, TanjungPangdan, Sijuk

480,00

BelitungTimur

Dendang, Membalong,Kelapa Kampit

394,00

BangkaBarat

Muntok, Jebus, TempilangSimpang Teritip

74,00

BangkaTengah

Pangkalan baru, Namang,Simpang katis, Sungai Selan

59,00

Bangka Pemali, Mendo Barat,Belinyu, Merawang

139,00

Cempedak BangkaBarat

Muntok, Simpang Teritip,Tempilang, Muntok

370,00

BangkaSelatan

Lepar Ponggok, Simpang Rimba,TukakSadai, Toboali

542,00

Duku Bangka Belinyu, Pemali,Merawang, Riau Silip

202,00

BangkaBarat

Jebus, Muntok, SimpangTeritip

90,00

BangkaTengah

Pangkalan Baru, Sungai Selan,Simpang Katis

117,00

BelitungTimur

Dendang, Gantung,Simpang pesak, Kelapa kampit

84,00

JerukKeprok

BangkaTengah

Koba, Pangkalan Baru,Namang

292,00

BangkaSelatan

Tukak Sadai, Toboali,Air Gegas, Payung, LeparPonggok, Simpang Rimba

199,00

Bangka Merawang, Mendo Barat,Sungailiat, Pemali, Riau Silip

190,00

NenasPangkalpinang

Gerunggang 190,00

LadaBangkaSelatan

Air Gegas, Payung, TukakSadai, Simpang Rimba,Pulau Besar, Toboali

21.491,00

Karet BangkaBarat

Simpang teritip, Kepala,Tempilang

5.233,00

Bangka Mendo barat, Puding Besar,Bakam, Riau Silip, Belinyu

7.827,00

KelapaSawit

BangkaTengah

Koba, Sungai Selan,Lubuk Besar, simpang Katis

6.565,00

BangkaBarat

Kelapa, Tempilang,Simpang Teritip

15.685,00

Bangka Mendo Barat, Puding Besar,Bakam, Riau silip, Belinyu

9.420,00

Kelapa Bangka Sungailiat, Belinyu,Puding Besar, Riau Silip

3.932,00

Belitung Membalong, Sijuk,Tanjung Padan

2.009,00

BelitungTimur

Simpang pesak, Dendang,Gantung, damar

747,00

Page 191: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 173 of 204

Kakao Bangka Sungailiat, Pemali, Merawang,Belinyu, Puding Besar

475,00

Sapi Belitung Membalong, Tanjung Pandan,Badau, Sijuk

1.338,00

Kambing BangkaSelatan

Toboali, Simpang Rimba,Tukak Sadai

391,00

BangkaBarat

Muntok, Simpang Teritip,Kelapa

257,00

Bangka Sungailiat, Puding Besar,Mendo Barat, Merawang,Pemali, Belinyu, Bakam

975,00

Itik Belitung Tanjung pandan, Sijuk,Membalong, Badau, Selat Nasik

2.496,00

BelitungTimur

Gantung, Damar, Manggar,Dendang, Kelapa Kampit

1.623,00

Identifikasi Kebutuhan Teknologi Spesifik Lokasi

Tabel 106. Hasil Identifikasi Kebutuhan Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas

Pertanian Unggulan Kabupaten/Kota di Provinsi Bangka Belitung

Kab/Kota

Jenis KomoditasUnggulan

Kebutuhan InovasiTeknologi

Sumber Teknologi

Bangka

KelapaPHT hama Sexava,pascapanen, kelembagaanpemasaran

Puslitbangbun,

BB Pascapanen, PSE/KP

KakaoVUB, PHT PBK, pascapanen,kelembagaan pemasaran

Puslitbangbun,

BB Pascapanen, PSE/KP

KaretVUB, PHT, pascapanen,kelembaan pemasaran

Puslitbangbun, Balit

Kelapa SawitVUB, PHT, pascapanen,kelembaan pemasaran

Puslitbangbun, Balit

Padi ladang VUB, Pupuk berimbang Puslitbangtan

Ubi KayuVUB, pemupukanberimbang,pasca panen dankelembagaan pasar

Puslitbangbun,

BB Pasca Panen, PSE/KP

Ubi jalar VUB, Pupuk berimbang Puslitbangtan

Jeruk KeprokSiam

VUB bebas penyakit,pemupukan berimbang

Puslibanghor

DurianTenologi PHT, pemupukaBerimabg

Puslitbanghort,

BB Pasca Panen

DukuTenologi PHT, pemupukaBerimabg

Puslitbanghort,

BB Pasca Panen

Page 192: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 174 of 204

Cabe Besar VUB, teknologi PHT Puslitbanghort

Mentimen VUB, teknologi PHT Puslitbanghort

ManggisTenologi pascapanen,kelembagaan pasar

Puslitbanghort,

Pascapanen, PSE/KP

SapiTeknologi budidaya, Bakalan,IB, dan teknologi pakan

Puslitbangnak

KambingBakalan, pengendalianpenyakit, teknologi pakan

Puslitbangnak

Belitung

Padi sawah VUB, jarwo, PHT, Katam Puslitbangtan

Jagung VUB, lembaga pemasaran Puslitbangtan, PSE/KP

Ubi KayuVUB, pemupukanberimbang,pasca panen dankelembagaan pasar

Puslitbangbun,

BB Pasca Panen, PSE/KP

Ubi jalar VUB, Pupuk berimbang Puslitbangtan

MentimunVUB, PHT, pemupukan,kelembagaan pasar

Puslitbantan

Kacang PanjangVUB, PHT, pemupukan,kelembagaan pasar

Puslitbantan

ManggisTenologi budidaya, Teknologipasca panendan kelembagan pasar

Puslitbanghort,

BB pasca panen, PSE/KP

ManggisTenologi budidaya, Teknologipasca panendan kelembagan pasar

Puslitbanghort,

BB pasca panen, PSE/KP

KelapaVUB, Teknologi Pemupukan,PHT

Puslitbangbun

SapiIntensif, IB, dan hijauan pakanunggul lokal

Puslitbangnak

Itik Bibit, teknologi pakan Puslitbangnak

BangkaBarat

Padi Gogo VUB, pupuk berimbang Puslitbangtan

Ubi KayuVUB, pemupukanberimbang,pasca panen dankelembagaan pasar

Puslitbangbun,

BB Pasca Panen, PSE/KP

Ubi jalar VUB, Pupuk berimbang Puslitbangtan

KaretVUB, PHT, pascapanen,kelembaan pemasaran

Puslitbangbun, Balit

Kelapa SawitVUB, PHT, pascapanen,kelembaan pemasaran

Puslitbangbun, Balit

Jeruk KeprokSiam

VUB bebas penyakit,pemupukan berimbang

Puslibanghort

DurianTenologi PHT, pemupukanBerimbang, pasca panen

Puslitbanghort,

BB Pasca Panen

DukuTenologi PHT, pemupukanBerimbang, pasca panen

Puslitbanghort,

BB Pasca Panen

Page 193: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 175 of 204

CempedakTenologi PHT, pemupukanBerimbang, pasca panen

Puslitbanghort,

BB Pasca Panen

KambingBakalan, teknologi budidaya,teknologi pakan

Puslitbangnak

BangkaSelatan Padi sawah

VUB, Jarwo, PHT, Katam,pasca panen dan kelembagaan

Puslitbangtan

Jeruk KeprokSiam

VUB bebas penyakit,pemupukan berimbang

Puslibanghort

CempedakTenologi PHT, pemupukanBerimbang, pasca panen

Puslitbanghort,

BB Pasca Panen

KambingBakalan, teknologi budidaya,teknologi pakan

Puslitbangnak

LadaBibit, Teknologi budidaya,PHT, pasca panen, dankelembagaan

Puslitbangbun,

BB pasca panen

BangkaTengah

Ubi KayuVUB, pemupukanberimbang,pasca panen dankelembagaan pasar

Puslitbangbun,

BB Pasca Panen, PSE/KP

Ubi jalar VUB, Pupuk berimbang Puslitbangtan

JagungVUB, teknologi pemupukan,Katam

Puslitbangtan, BBPSDLP

Kacang Tanah VUB, pemupukan Puslitbangtan

Cabe Besar VUB, PHT, pasca panen Puslitbangort

Cabe Rawit VUB, PHT, pasca panen Puslitbangort

Kacang Panjang VUB, PHT, pasca panen Puslitbangort

Jeruk KeprokVUB bebas penyakit,pemupukan berimbang

Puslibanghort

DurianTenologi PHT, pemupukanBerimbang, pasca panen

Puslitbanghort,

BB Pasca Panen

DukuTenologi PHT, pemupukanBerimbang, pasca panen

Puslitbanghort,

BB Pasca Panen

Kelapa SawitVUB, PHT, pascapanen,kelembaan pemasaran

Puslitbangbun, Balit

BelitungTimur

Padi sawah VUB, jarwo, PHT, Katam Puslitbangtan

Jagung VUB, lembaga pemasaran Puslitbangtan, PSE/KP

Ubi KayuVUB, pemupukanberimbang,pasca panen dankelembagaan pasar

Puslitbangbun,

BB Pasca Panen, PSE/KP

Ubi jalar VUB, Pupuk berimbang Puslitbangtan

Kacang Tanah VUB, Teknologi budidaya Puslitbangtan

Cabe RawitVUB, PHT, pemupukan,kelembagaan pasar

Puslitbantan

Page 194: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 176 of 204

DukuTenologi budidaya, Teknologipasca panendan kelembagan pasar

Puslitbanghort,

BB pasca panen, PSE/KP

KelapaVUB, Teknologi Pemupukan,PHT

Puslitbangbun

Itik Bibit, teknologi pakan Puslitbangnak

Pangkalpinang Ubi Kayu

VUB, pemupukanberimbang,pasca panen dankelembagaan pasar

Puslitbangbun,

BB Pasca Panen, PSE/KP

JagungVUB, teknologi pemupukan,Katam

Puslitbangtan, BBPSDLP

Cabe Rawit VUB, PHT, pasca panen Puslitbangort

Kacang Panjang VUB, PHT, pasca panen Puslitbangort

NenasTeknologi Budidaya, Pascapanen dan kelembagaan pasar

Puslitbanghort,

BB pasca panen

Rekomendasi Kebijakan.

Pasca timah sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam

pembangunan ekonomi di Kepulauan Bangka Belitung, hal ini dapat dilihat dari

indikator sektor pertanian terhadap Produk Domestika Regional Bruto (PDRB)

mencapai sekitar 22,96%. sektor ini hanya disainggi oleh sektor industri dan

pengolahan 20,29%, sedangkan pertambangan dan pengalian hanya mampu

menyumbang 13,04% (BPS Bangka Belitung, 2013). Sektor pertanian merupakan

salah satu potensi untuk dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan, menyediakan

lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu komoditas

unggulan daerah merupakan salah satu kunci untuk dapat mewujudkan alasan

tersebut.

Identifikasi komoditas unggulan dan kebutuhan teknologi kebutuhan

spesifik lokasi yang dilakukan dengan tepat akan mendorong pembangunan

pertanian, peningkatan produksi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu

indentifikasi komoditas unggulan dan kebutuhan teknologi spesifik lokasi sangat

diperlukan untuk mendukung prioritas perencanaan sektor pertanian. Selain itu

ketersediaan teknologi spesifik lokasi akan merangsang pengguna atau

masyarakat untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang dimilikinya untuk

meningkatkan produksi, penyedia lapangan kerja dan peningkatan pendapatan

serta kesejahteraan masyarakat.

Page 195: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 177 of 204

IV. PUBLIKASI KEGIATAN BPTP KEP. BANGKA BELITUNG

DI MEDIA MASA

Panen Perdana Padi Musim Tanam II Di Lahan Sawah

Bukaan Baru Desa Batu Betumpang Kabupaten Bangka

Selatan

Rabu, 27 Agustus 2014 00:00, Sumber: Bangka Post

Selasa (26/08/14). Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Bangka Belitung bekerjasama

dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Selatan melakukan

panen perdana padi sawah MT II, yang bertempat di Kebun Percobaan Batu

Betumpang, Desa Batu Betumpang, Kecamatan Pulau Besar.

Hadir dalam kesempatan itu, Bupati Bangka Selatan Jamro H Jalil yang

sempat mendemokan penggunaan mesin panen (combineharvester) padi sawah di

lahan persawahan Kebun Pervobaan Batu Betumpang seluas 40 hektar yang

diperoleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Bangka

Belitung dari hibah Pemerintah Daerah kabupaten bangka Selatan pada tahun

2012.

Dalam sambutannya, Kepala BPTP Kepulauan Bangka Belitung (Dr.Ir.

Rubiyo, M.Sc) mengucapkan terima kasih atas hibah tanah untuk kebun

percobaan yang diberikan oleh Pemda Bangka Selatan.“Kegiatan ini merupakan

Page 196: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 178 of 204

bagian dari rangkaian Pekan Agroinovasi dalam rangka memperingati hari ulang

tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ke-40 yang dilaksanakan

oleh BPTP Kepulauan Bangka Belitung”. Hadir pula Kepala Dinas Pertanian dan

Peternakan Bangka Selatan (Ir. Hattamarasyid), Kepala Bapeluh Bangka Selatan,

Kepala Dinas Transmigrasi Bangka Selatan, Kepala Dinas Pertanian dan

Peternakan Kepulauan Bangka Belitung,Kepala Bakorluh Kepulauan Bangka

Belitung, Kepala BPSMB Kepulauan Bangka Belitung, Kepala Karantina

Pertanian Kepulauan Bangka Belitung, Gapoktan dan penyuluh Bangka Selatan

serta petani disekitar Kebun Percobaan Batu Betumpang

Keberadaan Kebun Percobaan (KP) Batu Betumpang di Kabupaten

Bangka Selatan menjadi strategis un tuk mendukung pembangunan pertanian,

mengingat Kabupaten Bangka Selatan merupakan produsen utama beras di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagian besar areal persawahan yang ada

di Kabupaten Bangka Selatan merupakan sawah bukaan baru, sehingga

memerlukan inovasi teknologi yang tepat guna mengoptimalkan pemanfatan

sawah bukaan baru tersebut. KP Batu Betumpang yang merupakan areal

persawahan diharapkan dapat menjadi tempat pembelajaran dan diseminasi

inovasi teknologi pertanian bagi masyarakat Bangka Selatan. Adapun Varietas

yang digunakan merupakan varietas yang direkomendasikan untuk dikembang di

Kepulauan Bangka Belitung yaitu INPARI 10, INPARA 2 dan INPAGO 8.

Page 197: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 179 of 204

Peran Inovasi Teknologi dalam Mendukung Bioindustri

dan Ketahanan Pangan di BPTP Kepulauan Bangka

Belitung

Rabu, 24 September 2014 00:00, Sumber: Bangka Post

Pangkalpinang (23-25/09/14).

Memperingati HUT ke-40 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Balitbangtan), BPTP Kepulauan Bangka Belitung menyelenggarakan Pekan

Bhakti Agroinovasi yang dipusatkan di kantor BPTP Kepulauan Bangka Belitung

dan KP Petaling. Kegiatan ini dihadiri seluruh stakeholder yang ada di Bangka

Belitung meliputi pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, BUMN,

perguruan tinggi, pelajar, penyuluh, petani dan swasta.

Dalam laporannya, Dr.Ir. Rubiyo, Msi (Ka. Balai) menyampaikan bahwa

rangkaian kegiatan Pekan Bhakti Agroinovasi telah diawali dengan kegiatan

Temu Lapang panen padi sawah perdana MT II pada tanggal 26 Agustus 2014 di

KP Batu Betumpang. Selanjutnya kegiatan lain yang diselenggarakan meliputi :

1) gelar inovasi teknologi berbagai berbasis lahan lahan kering yaitu bawang

merah, cabai, melon, semangka, dan sayuran berdaun dengan konsep terintegrasi

dengan ternak, optimalisasi lahan diantara karet TBM melalui tumpang sari

dengan tanaman palawija (jagung, kacang tanah, ubi jalar, kedelai) terintegrasi

Page 198: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 180 of 204

dengan ternak, MKRPL, model pertanian industri integrasi kelapa sawit, serai

wangi, lada dan ternak, 2) Talk Show dengan tema “Inovasi Teknologi Dalam

Menudukung Pertanian Berkelanjutan di Bangka Belitung” dengan nara sumber

Kepala Balitbngtan, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung dan Bupati Bangka, 3)

Pelatihan perbanyakan lada setek satu ruas dan bibit durian dengan sistem

sambung pucuk, dan sosialisasi peran informasi iklim dalam mendukung

pembangunan pertanian, 4) perlombaan siswa.

Kepala Balitbangtan dalam sambutannya yang disampaikan oleh Kapus

PSEKP Dr. Handewi Purwati Saliem Rachman mengatakan bahwa dalam

kiprahnya yang ke-40, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Balitbangtan) telah memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan

pertanian nasional, melalui inovasi dan pengembangan teknologi berupa varietas

unggul, pengelolaan tanaman terpadu, teknologi alat dan mesin pertanian

(alsintan) dan pasca panen, pengembangan model kelembagaan serta saran

kebijakan untuk mendukung pencapaian swasembada beras dan jagung,

peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta

peningkatan kesejahteraan petani. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi ajang

komunikasi dalam penyampaian hasil inovasi teknologi pertanian dan menjalin

kerjasama dengan institusi terkait guna pengembangan pertanian di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

Lebih lanjutkan dikemukan isu Pengembangan Teknologi Spesifik

Lokasi melalui Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Menuju Pertanian Ramah

Lingkungan merupakan isu yang menarik perhatian berbagai pihak dan

mengharapkan BPTP Kepulauan Bangka Belitung untuk berperan aktif dalam

mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung. Ke depan, Balitbangtan harus semakin siap menghadapi era

keterbukaan informasi. Pada era keterbukaan informasi, keberhasilan Badan

Litbang Pertanian terletak pada bagaimana cara kita berkomunikasi dengan efektif

dan dalam kita melayani beneficiaries. The power of information memberi makna

betapa strategisnya kedudukan informasi, sehingga informasi perlu dikemas dan

disajikan dengan baik agar mampu memberikan pemahaman yang positif kepada

masyarakat. Hal ini selaras dengan pengembangan dan implementasi Spektrum

Page 199: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 181 of 204

Diseminasi Multi Channel (SDMC). Dokumentasi kegiatan yang dilaksanakan

oleh UK lingkup Badan Litbang Pertanian khususnya lingkup BPTP perlu

dipromosikan dan disosialisasikan karena banyak memuat substansi sain, inovasi,

dan dapat membangun network dengan stakeholders.

Dalam sambutannya Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yang

diwakili oleh Asisten dua bidang ekonomi Ir. Budiman Ginting, MSi

Menyampaikan bahwa sektor pertanian memegang peran strategis dalam

perekonomian di Bangka Belitung pasca era tambang timah yang saat ini sudah

mulai berkurang, hal ini melihat potensi SDA dan SDM yang ada di Bangka

Belitung. Disebutkan bahwa pembangunan pertanian kedepan dihadapkan pada

tantangan dan permasalahan seperti alih fungsi lahan pertanian, permodalan,

pemasaran, kesuburan lahan dan hama penyakit. Namun dikatakan dengan

semangat kebersamaan untuk membangun Bangka Belitung khususnya di sektor

pertanian maka dengan rasa optimis dapat teratasi. Dalam akhir penyampaiannya

mengharapkan agar Balitbangtan dapat secara konsisten untuk terus menghasilkan

inovasi teknologi sesuai dengan kebutuhan petani.

Pada kesempatan tersebut, disampaikan juga dilakukan penandatanganan MOU

antara Bupati Bangka dengan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan

Teknologi Pertanian.

Page 200: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 182 of 204

PAMERAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN

DALAM RANGKAIAN KEGIATAN LOMBA ASAH

TERAMPIL PETANI DI KABUPATEN BANGKA

Senin, 24 November 2014 00:00, Sumber: Bangka Post

Pada tanggal 22 November 2014 bertempat di Desa Pagarawan

Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka dilaksanakan Lomba Asah Terampil

Petani Tingkat Kabupaten. Hadir dalam acara tersebut Bupati Bangka Tarmizi H.

Saat, Anggota DPRD, BPTP Kep. Bangka Belitung, Dinas Pertanian , Dinas

Perkebunan, Penyuluh Pertanian dan petani yang ada di Kabupaten Bangka.

Lomba Asah Terampil tersebut merupakan agenda rutin tahunan Badan

Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka. Peserta lomba merupakan perwakilan

petani di masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka yaitu

Kecamatan Sungailiat, Merawang, Mendo Barat, Puding Besar, Bakam, Belinyu

dan Riau Silip.

Bertindak sebagai dewan juri pada kegiatan tersebut adalah Bupati

Bangka Bpk. Tarmizi H Saat, BPTP Kep. Babel yang diwakili oleh Bpk. Feriadi,

dan Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Bangka Bpk. Kemas.Selain untuk

memberikan penyegaran dan motivasi, lomba asah terampil merupakan kegiatan

yang bertujuan untuk menambah wawasan bagi petani khususnya di bidang

pertanian.Pertanian modern menuntut petani menjadi lebih kreatif dalam

Page 201: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 183 of 204

melakukan usaha tani yang digelutinya sehingga kesejahteraan petanipun

meningkat.

Dalam rangkaian acara tersebut juga dilaksanakan pameranyang di ikuti

oleh beberapa lembaga, terdiri dari unsur pemerintahan dan swasta. BPTP Kep.

Bangka Belitung sebagai salah satu unsur pemerintahan yang ada di Provinsi Kep.

Bangka Belitung ikut berpartisipasi dalam pameran tersebut dengan memamerkan

inovasi teknologi yang sudah dihasilkan. Beberapa inovasi teknologi tersebut

antara lain berupa produk-produk hasil penelitian dan pengkajian seperti berupa

asap cair, sabun yang berasal dari limbah sawit, kopi lada, benih unggul padi,

jagung, kedelai, lada putih dan lain-lain. Disamping itu ditampilkan juga beberapa

tanaman dalam polybag diantaranya tanaman sawi liman, selada hijau, kol/kubis,

terong ungu, bibit durian namlung dan beberapa jenis lada yang adaptif di

Provinsi Kep. Bangka Belitung.

Stand BPTP Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu pusat

perhatian dari pengunjung mulai dari PPL, petani dan masyarakat yang hadir

pada kesempatan tersebut. Pada umumnya pengunjung mengajukan pertanyaan

mengenai inovasi teknologi di bidang pertanian yang dipamerkan. BPTP

Kepulauan Bangka Belitung memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi

seluruh stakeholders untuk berdiskusi mengenai permasalahan di bidang pertanian

yang sedang dihadapinya.

Pada kesempatan itu, Bupati Bangka Bpk. Tarmizi H. Saat beserta istri

berkunjung ke stand BPTP Kepulauan Bangka Belitung. Beliau berdiskusi dengan

peneliti BPTP tentang kemungkinan pengembangan tanaman sayuran di

Page 202: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 184 of 204

Kabupaten Bangka. Dengan adanya contoh tanaman yang ditampilkan pada

pameran tersebut, diharapkan mampu memberikan motivasi kepada masyarakat

bahwa bertanam sayuran dapat dilakukan oleh saja dan akan memberikan hasil

yang baik bila dikelolan dengan benar. Dalam diskusi yang berlangsung singkat

tersebut ditekankan tentang pentingnya penggunaan pupuk organik cair dan

hormon organik dengan dosis yang tepat disertai dengan penggunaan pestisida

nabati yang terukur.

Pada kesempatan yang baik itu pula, BPTP Kepulauan Bangka belitung

memberikan buah tangan kepada Bapak Tarmizi H Saat berupa tanaman kol dan

terong dalam polybag. Bibit durian Namlung dan Putri Dewa yang merupakan

hasil sambung pucuk yang dihasilkan oleh BPTP Kepulauan Bangka Belitung,

tidak luput dariperhatianpengunjung. Peluang bagi pengembangan bibit durian

masih sangat besar. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap bibit durian

jenis ini berkorelasi pada permintaan yang besar pula.

Pameran sebagai salah satu cara yang cukup efektif dalam percepatan

transfer inovasi teknologi spesifik lokasi yang telah dihasilkan BPTP Kepulauan

Bangka Belitung kepada masyarakat luas dimanfaatkan dengan penyebaran leaflet

dan folder bidang pertanian. Selain itu kepada sebagian pengunjung diberikan

benih buncis tegak. Dengan adanya acara tersebut diharapkan pengetahuan

masyarakat di bidang pertanian akan meningkat dan tingkat adopsi inovasi di

bidang pertanian di Kepulauan Bangka Belitung akan meningkat pula.

Page 203: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 185 of 204

V. PENUTUP

Pada tahun 2014 BPTP Kepulauan Bangka Belitung menerima anggaran

melalui DIPA TA 2014 sebesar Rp 11.160.080.000 (Sebelas milyar seratus enam

puluh juta delapan puluh ribu rupiah) yang barasal dari APBN dan digunakan

untuk membiayai kegiatan BPTP Kepulauan Bangka Belitung. Disamping

anggaran yang bersumber DIPA TA 2014, BPTP Kepulauan Bangka Belitung

juga memperoleh alokasi anggaran dari Program kerjasama Badan Litbang

Pertanian dengan SMARTD sebesar Rp 405.000.000,- (Empat ratus lima juta

rupiah) untuk kegiatan penelitian dan pengembangan sarana dan prasarana

perkantoran. Dengan demikian total anggaran yang dikelola BPTP Kepulauan

Bangka Belitung adalah Rp. 11.565.080.000,- (Sebelas milyar lima ratus enam

puluh lima juta delapan puluh ribu rupiah).

Sebagai wujud dari pelaksanaan tugas, pokok, dan fungsi BPTP

Kepulauan Bangka Belitung, pada tahun anggaran 2014 BPTP Kepulauan Bangka

Belitung melaksanakan berbagai kegiatan pengkajian dan diseminasi. Kegiatan

tersebut antara lain: Peningkatan produktivitas padi di sawah bukaan baru melalui

mekanisasi pertanian dan pengelolaan tata air, Koleksi dan seleksi ayam

merawang spesifik Bangka, Peningkatan produktivitas tanaman lada dengan

pengelolaan hara dan jumlah bibit per rumpun, Pengelolaan Sumber Daya Genetik

(SDG), Agro Ecological Zone (AEZ) 1:50.000, Model Akselerasi Pembangunan

Pertanian Ramah Lingkungan (m-AP2RL), Visitor plot Kebun Percobaan Petaling

(perkebunan, hortikultura, peternakan), Percepatan pemasyarakatan PTT Padi,

Pendampingan KRPL, Model Pembangunan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi

(m-P3MI), Pendampingan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), Pendampingan

KATAM, dan Perbenihan Padi.

Kegiatan yang bersumber dari Program kerjasama Badan Litbang

Pertanian dengan SMARTD antara lain: Efektivitas media penyuluhan terhadap

pemanfaatan lahan pekarangan guna mendukung keragaman pangan lokal di

Bangka Belitung, Identifikasi kebutuhan teknologi spesifik lokasi mendukung

kegiatan penetapan prioritas pelaksanaan perencanaan dan pengkajian di Kep.

Bangka Belitung, serta Pengembangan sarana dan prasarana perkantoran.

Page 204: LAPORAN TAHUNAN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …babel.litbang.pertanian.go.id/images/Laporantahunan/2014.pdfpage 1 of 204 laporan tahunan 2014 balai pengkajian teknologi pertanian

Page 186 of 204

Kegiatan diseminasi teknologi terutama terkait dengan inovasi teknologi

padi mendapat apresiasi baik dan dukungan dari Pemerintah Daerah maupun dari

petani dan masyarakat. Salah satu bentuk dukungan Pemerintah Daerah yaitu

dengan menghibahkan tanah seluas 10 hektar kepada Badan Litbang Pertanian.

MoU dilaksanakan di Badan Litbang Pertanian tanggal 15 April 2015 yang di

hadiri oleh Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono, M.Sc dan Bupati

Bangka Tengah H. Erzaldi Djohan, SE., MM..