laporan praktikum vegetatif

23
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman merupakan mahluk hidup yang dapat menghasilkan buah yang dapat kita manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari baik dalam menyediakan gizi, vitamin serta segi keindahan (estetika) yang terkandung terdapat pada morfologi tanaman tersebut. Tanaman dapat kita kembangbiakan dari biji yang terdapat pada buah. Tetapi tanaman yang bersal dari buah ini akan banyak menimbulkan sifat variasi yang akan tidak sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah adalah perbanyakan tanaman tanpa perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induknya yang terjadi atau campur tangan manusia. Perbanyakan secara alami akan menimbulkan variasi yang berbeda-beda untuk di jadikan tanaman baru.

Upload: dian-fajrin

Post on 02-Jan-2016

1.633 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman merupakan mahluk hidup yang dapat menghasilkan buah yang

dapat kita manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari baik dalam menyediakan gizi,

vitamin serta segi keindahan (estetika) yang terkandung terdapat pada morfologi

tanaman tersebut. Tanaman dapat kita kembangbiakan dari biji yang terdapat pada

buah. Tetapi tanaman yang bersal dari buah ini akan banyak menimbulkan sifat

variasi yang akan tidak sama dengan induknya.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah adalah perbanyakan tanaman

tanpa perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induknya yang terjadi atau

campur tangan manusia. Perbanyakan secara alami akan menimbulkan variasi yang

berbeda-beda untuk di jadikan tanaman baru.

Untuk itu salah satu aternatif  yang dapat menghasilkan tanaman yang sifat

genetik sama dengan induknya yaitu menggunakan perbanyakan tanaman secara

vegetatif. Perbanyakan vegetatif  buatan merupakan perkembangbiakan tanaman

tanpa melalui perkawinan. Proses perbanyakan secara vegetatif buatan melibatkan

campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif

buatan adalah tanaman yang memiliki kambium.

Stek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara

vegetatif. Tanaman yang disetek, dipotong disalah satu bagiannya.  Stek batang

merupakan perbanyakan tanaman yang menggunakan potongan batang, cabang, atau

ranting tanaman induknya. Untuk dapat meningkatkan keberhasilan dalam

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

memperbanyak tanaman secara vegetatif seperti cangkok stek, dikembangkan

hormone yang dapat mempercepat pertumbuhan akar tanaman.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menerapkan salah

satu cara perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif yaitu secara stek batang.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Stek

Menyetek merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang

memperlakukan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas

dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi

tanaman baru yang sempurna. Menyetek bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang

sempurna dengan akar, batang dan daun dalam waktu relatif singkat serta memiliki

sifat yang serupa dengan induknya, serta dipergunakan untuk mengekalkan klon

tanaman unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan

tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam

pembentukan akar meskipun setek dalam kondisi yang sama.

Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong

tanaman yang terpilih dengan menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan

potongan permukaan yang halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada

beberapa milliliter dari mata tunas. Sedangkan pemotongan stek bagian pangkal

harus meruncing. Ketika membuat potongan meruncing. Hendaknya kita usahakan

potongan itu sedikit menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya stek

yang diharapkan akan berhasil ( Aak, 1991 ).

1.    Keuntungan bibit dari setek adalah:

a) Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama dengan

induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya. Tanaman

asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal,

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar tunggang.

b) Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan yang

praktis dan mudah dilakukan.

c) Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik

d) khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.

2.    Kerugian bibit dari setek adalah:

a) Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang

tanaman menjadi mudah roboh.

b) Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan

(Frasiskus, 2006).

Penyetekan adalah suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari

tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ

tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna

dalam waktu yang relatif cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan induknya.

Pembiakan dengan cara stek ini pada umumnya dipergunakan mengekalkan klon

tanaman unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan

tanaman (Anonim, 1985).

Hal semacam ini biasanya banyak dilakukan oleh orang perkebunan buah-

buahan dan tanaman hias. Alasannya, karena bahan untuk membuat setek ini hanya

sedikit, tetapi dapat diperoleh jumlah bibit tanaman dalam jumlah banyak. Tanaman

yang dihasilkan dari setek biasanya mempunyai dalam ukur, ukuran tinggi,

ketahanan terhadap penyakit dan sifat-sifat lainnya. Selain itu juga diperoleh

tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang telah mampunyai akar, batang , dan

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

daun dalam waktu yang relatif singkat. Setek sangat sederhana, tidak memerlukan

teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja (Erry, 2006).

Ada beberapa perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan akar pada setek

antara lain :

1. Pengeratan (girdling) pada batang

Penimbunan karbohidrat pada cabang pohon induk yang akan dijadikan setek

dapat dilakukan dengan cara pengeratan kulit kayu sekeliling cabang dibuang secara

melingkar. Lebar lingkaran sekitar 2 cm. Jarak dari ujung cabang ke batas keratan

kirakira 40 cm. Biarkan cabang yang sudah dikerat selama 2-4 minggu. Pada dasar

keratan akan tampak benjolan atau kalus. Pada benjolan inilah terjadi penumpukan

karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber tenaga pada saat pembentukan akar dan

hormon auksin yang dibuat di daun. Setelah terlihat benjolan barulah cabang bisa

dipotong dari induknya. Bagian pangkal cabang sepanjang 20 cm bisa dijadikan

sebagai setek.

2. Penggunaan hormon tumbuh

Hormon auksin bertindak sebagai pendorong awal proses inisiasi atau

terjadinya akar. Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon, yaitu auksin

endogen.Akan tetapi banyaknya auksin yang dihasilkan belum cukup memadai untuk

mendorong pembentukan akar.Tambahan auksin dari luar diperlukan untuk memacu

perakaran setek.

3. Persemaian setek

Setek yang sudah diberi perlakuan hormon penumbuh akar siap untuk

disemaikan. Untuk itu kita perlu menyediakan tempat yang kondisinya sesuai. Usaha

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

untuk menumbuhkan setek perlu dilakukan pada lingkungan yang mempunyai

cahaya baur atau terpencar (diffuse light). Kelembaban udara sebaiknya tinggi,

sekitar 70-90%, Suhu mendekati suhu kamar yaitu 25-27oC. Selain itu dalam

pembentukan akar setek diperlukan juga oksigen yang cukup. Oleh karena itu media

yang digunakan harus cukup gembur, sehingga aerasinya baik.

B. Tanaman Puring

Puring (Codiaeum variegatum), puding, atau kroton adalah tanaman hias

pekarangan populer berbentuk perdu dengan bentuk dan warna daun yang sangat

bervariasi. Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi warna dari hijau,

kuning, jingga, merah, ungu, serta campurannya. Bentuk daun pun bermacam-

macam memanjang, oval, tepi bergelombang, helainya "terputus-putus", dan

sebagainya.

Secara botani, puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri yang

sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket, yang

merupakan ciri khas suku Euphorbiaceae. Klasifikasi tanaman puring ialah sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Codiaeum

Spesies : Codiaeum variegatum Bi.

Puring (Codiaeum Variegatum) merupakan tanaman indemik Indonesia. Jenis

tanaman ini paling banyak terdapat di bagian timur Indonesia. Semula, tanaman ini

dianggap sebagai tanaman liar.

Adapun keindahan tanaman ini terletak pada daunnya yang eksotik. Baik

warna maupun bentuk daunnya, cukup banyak memiliki variasi. Tanaman ini

merupakan salah satu tumbuhan yang termasuk ke dalam family Euphorbiaceae.

Puring merupakan tanaman yang dimanfaatkan sebagai komponen

pembuatan taman. Penyebaran jenis tanaman ini sebenarnya sangat luas mulai dari

India, Asia Tenggara, Australia, dan negara tropis di Amerika Latin. Tanaman ini

sendiri tumbuh dan tersebar dari daerah beriklim panas hingga daerah subtropika.

Namun, Kepulauan Maluku di Indonesia diklaim sebagai habitat Puring yang beredar

sejak berabad tahun yang lalu. Tinggi tanaman Puring ini bisa mencapai 5 meter,

dengan lebar daun sekitar 2 cm, dan panjang daun sekitar 5-7 cm. Struktur lebar daun

yang tipis, memanjang tanpa lekukan di tepi daun. Bentuk daun tanaman Puring

bervariasi, ada yang berbentuk pita, elips, bulat, hingga seperti ujung tombak.

Permukaan daun ada yang rata, bergelombang, dan berpilin. Warna daun puring, juga

sangat beragam, mulai hijau kekuningan, orange, sampai merah cenderung ke ungu.

Biasanya, semakin tua usia tanaman, warnanya semakin menonjol. Bahkan dalam

satu tanaman bisa memiliki dua atau tiga warna seperti merah, kuning, dan hijau.

Bentuk daun tanaman Puring sangat beragam, ada yang berbentuk huruf  "Z", burung

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

walet, keriting spiral, dan banyak lagi. Jika terkena sinar matahari, tampilan Puring

akan semakin cantik, cerah, dan menawan.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tanaman Jurusan Budidaya

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada hari Rabu, 08 Mei 2013

pukul 13.00 s/d selesai.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1) Pisau Cutter, 2)

Polybeg, 3) Plastik Es lilin dan, 4) Rumah plastik.

Dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1) Tanaman Hias

Puring dan, 2) Top soil.

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang di lakukan pada praktikum ini adalah :

1. Siapkan alat dan bahan yang telah ditentukan.

2. Bagi kelompok berdasarkan NIM (ganjil/genap).

3. Pilih jenis tanaman puring yang berbeda daun tetapi mempunyai bentuk

batang yang sama.

4. Potong batang puring dengan panjang 6 cm

5. Potong juga bagian ujunng batang puring yang akan di stek dengan bentuk L

atau V.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

6. Satukan antara batang puring yang satu dengan batang puring yang akan di

stek.

7. Ikat dengan plastic es lilin, jangan sampai goyang.

8. Tutup dengan plastik.

9. Letakkan polybeg di bawah pohon.

10. Siram dengan air secukupnya.

11. Amati dan catat hasilnya selama 2 minggu sengan interval 1 minggu 1 kali.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tanggal Pengamatan

Ke-

Jumlah

Tunas

Jumlah

Daun

Deskripsi

Tanaman

8-05-2013 Pertama 1 -Tanaman tumbuh dengan

segar,belum ada daun.

15-05-2013 Kedua 1 2

Tanaman sudah menunjukkan

bahwa penyambungannya

menyatu.

22-05-2013 Ketiga 2 5

Tanaman sudah menunjukkan

bahwa penyambungan telah

menyatu.

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

B . Pembahasan

Praktikum stek tanaman puring kali ini dilakukan dengan menggunakan

atonik pada konsentrasi yang berbeda-beda, atonik ditambahkan pada tanaman pada

saat sebelum bahan ditanam di dalam polibag. Hal ini dimaksudkan untuk meransang

hormon auksin yang akan mengatur pertumbuhan akar. Selain itu pada praktikum ini,

tanaman puring yang distek adalah tanaman puring yang berumur sedang, tidak

terlalu tua dan juga tidak terlalu muda. Hal ini karena, tanaman puring yang berumur

sedang bagian tanaman memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan nitrogen yang

cukup, sehingga akan memudahkan atau merangsang pertumbuhan akar dan daun

pada bagian-bagian tanaman yang dilakukan stek.

Dari hasil pengamatan pada tanaman puring dapt dilihat bahwa pada

pengamatan pertama, tunas yang tumbuh pada tanaman tersebut baru 1, sedangkan

tanaman puring masih tumbuh segarnamun belum tredpat daun yang tumbuh. Pada

pengamatan kedua jumlah tunas yang tumbuh yaitu 2, selain itu tanaman puring juga

telah menunjukan bahwa penyambungan telah menyatu. Pada pengamatan ketiga

jumlah tunas yang tumbuh semakin banyak yakni 5, hal ini menunjukan bahwa stek

pada tanaman puring tersebut berhasil, selain itu daun yang tumbuh juga semakin

banyak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek tanaman puring ialah

faktor lingkungan dan faktor dari dalam tanaman. Faktor lingkungan yang

mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek antara lain media perakaran, suhu,

kelembaban, dan cahaya. Media perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

pembentukan akar, memberi kelembaban pada stek, dan memudahkan penetrasi

udara pada pangkal stek.

Faktor dari dalam tanaman berhubungan dengan umur bahan stek, adanya

tunas dan daun muda pada stek, persediaan bahan makanan, dan zat pengatur

tumbuh. Stek yang berasal dari tanaman muda akan lebih mudah berakar dari pada

yang berasal dari tanaman tua, hal ini disebabkan apabila umur tanaman semakin tua

maka terjadi peningkatan produksi zat-zat penghambat perakaran dan penurunan

senyawa fenolik yang berperan sebagai auksin kofaktor yang mendukung inisiasi

akar pada stek.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas dan sifatnya sama dengan

induknya perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara menyetek

tanaman tersebut

2. Produksi tanaman dengan cara stek dapat memberikan hasil yang cepat,

kualitas baik dan juga tidak memerlukan peralataan khusus.

3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman puring yang di stek antara

lain, suhu, kelembapan, dan juga cahaya .

B. Saran

Pada saat melakukan penyetekan pada tanaman puring harus dilakukan secara

benar supaya dapat menghasilkan tanaman puring yang baik. Selain itu perhatikan

pada saat meyiram tanaman dan juga saat pemberian pupuk, karena akan

mempengaruhi hasil tanaman puring tersebut.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pembiakan Vegetatif Secara Stek . http://ikbalujna.wordpress.com

/2011/10/15/pembiakan-vegetatif-secara-stek/. Diakses pada 3 juni 2013

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : Universitas Indonesia Press..

Fitter, A.H, dan Hay, R.K.M. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi

Fakultas Pertanian IPB.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM VEGETATIF

LAPORAN PRAKTIKUMDASAR-DASAR AGRONOMI

‘’VEGETATIF (ASEKSUAL)’’

Oleh :Payung Jaya Pangestu

05111001078

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA2013