tinjauan umum pembiakan vegetatif - bbsagriculture.com filepembiakan vegetatif pengantar bab ini...

147

Upload: trinhngoc

Post on 07-Apr-2019

292 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus
Page 2: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 1

TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF

Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus prinsip dasar perbanyakan vegetatif tanaman hortikultura. Selain itu, diskusi diarahkan juga pada menjelaskan beberapa teknik pembiakan vegetatif yang sering digunakan dalam memperbanyak tanaman hortikultura serta alasan mengapa teknik pembiakan vegetatif ini digunakan dalam perbanyakan tanaman. Isi Bab Aspek Umum Pembiakan Tanaman Dasar Pembiakan Vegetatif Teknik Pembiakan Vegetatif Pembiakan vegetatif alami Pembiakan vegetatif buatan

Keuntungan dan Kerugian Pembiakan Vegetatif Peranan Pembiakan vegetatif dalam Bidang Hortikultura Tujuan Setelah mempelajari dan membaca materi pembelajaran dalam bab ini, pembaca diharapkan akan : mampu mendifinisikan pengertian pembiakan vegetatif tanaman, dan

sekaligus mengerti apa tujuan pembiakan tanaman, mampu menjelaskan aspek umum pembiakan tanaman, mampu menjelaskan aspek dasar pembiakan vegetatif, dan mengerti dan mampu menjelaskan peranan pembiakan vegetatif tanaman

pada bidang hortikultura.

BAB 1

Page 3: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 2

Pembiakan tanaman secara tidak kawin atau aseksual merupakan dasar pembiakan vegetatif suatu tanaman yang membatasi adanya variasi genetik pada turunannya. Pembiakan vegetatif tanaman dapat terjadi karena setiap sel tanaman mengandung gen yang mampu tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang normal. A. Aspek Umum Pembiakan Tanaman

Pembiakan merupakan manifestasi dari urutan peristiwa yang terlibat dalam pengabadian dan pelipatgandaan sel dan organisme. Oleh karena itu, maka pembiakan tanaman merupakan pertambahan jumlah dan pelestarian sifat penting tanaman bersangkutan.

Istilah perbanyakan tanaman diartikan sebagai upaya pembiakan tanaman yang dikendalikan oleh manusia sesuai dengan tujuannya. Melalui perbanyakan tanaman ini dapat diperoleh pengulangan dan penggandaan jenis, yang diwujudkan pada penciptaan generasi baru yang lebih baik. Namun, baik pembiakan alami oleh tanaman itu sendiri maupun perbanyakan tanaman yang melibatkan manusia merupakan upaya tanaman terhindar dari kepunahan atau mencegah terjadinya erosi genetik. Pada bahasan ini antara istilah pembiakan maupun perbanyakan merujuk pada satu hal yaitu membentuk turunan atau generasi baru dari suatu tanaman. Sedangkan vegetatif merujuk pada organ vegetatif tanaman (bukan organ reproduktif) seperti akar, batang, daun maupun modifikasinya.

Dalam pelestarian keturunan demi kelangsungan hidup bagi generasi berikutnya, tanaman melalui suatu siklus atau daur kehidupan. Untuk hal tersebut, pada tanaman hortikultura dikenal dua tipe pembiakan tanaman yang sangat berbeda secara esensial, yaitu pembiakan seksual (kawin) dan pembiakan aseksual (tidak kawin). Yang pertama dikenal sebagai pembiakan generatif sedangkan yang kedua dikenal sebagai pembiakan vegetatif.

Pelipatgandaan tanaman secara generatif merupakan pembiakan tanaman yang memerlukan organ generatif seperti biji sehingga sering pula dikenal sebagai pembiakan tanaman melalui biji. Yang mendasari pembiakan generatif ini adalah suatu peristiwa seksual, yang melibatkan suatu proses penyatuan sel yang berasal dari sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Hasil penyatuan kedua sel yang berbeda kromosom ini membentuk suatu sel yang disebut zigot. Melalui serangkaian proses, akhirnya terbentuklah biji yang di dalamnya berisikan embrio. Embrio yang terbentuk membawa sifat yang berasal dari hasil kombinasi kedua sel tetuanya yaitu sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Akibat adanya kombinasi inilah, maka melalui perbanyakan secara generatif sering diperoleh berbagai macam variasi tanaman dalam tiap jenisnya.

Page 4: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 3

Berbeda dengan pembiakan generatif atau seksual, pada pembiakan vegetatif atau aseksual, turunan yang diperoleh memiliki karakter yang identik dengan induknya. Hal ini disebabkan karena organ pembiakan (bahan perbanyakan) merupakan organ vegetatif tanaman berupa akar, batang, atau daun. Dari organ vegetatif tersebut dihasilkan tanaman baru yang utuh namun identik dengan tanaman induknya. Tumbuh dan berkembangnya tanaman baru ini dikarenakan pada organ vegetatif tersebut mampu tumbuh dan berkembang akar dan tunas melalui serangkaian proses metabolisme yang komplek. B. Dasar Pembiakan Vegetatif

Pembiakan tanaman secara tidak kawin atau aseksual merupakan dasar pembiakan vegetatif suatu tanaman yang membatasi adanya variasi genetik pada hasilnya atau turunannya. Pembiakan vegetatif dapat mengabadikan individu tanaman tanpa mengalami perubahan bahan genetik pada generasinya hingga sampai beberapa tahun ke depan. Jadi turunan (progeny atau offspring) akan identik dengan tanaman induknya. Atau dikenal sebagai klon.

Pembiakan vegetatif tanaman dapat terjadi karena setiap sel tanaman mengandung gen yang mampu tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang normal asalkan lingkungan tempat ditumbuhkannya mendukung untuk proses tumbuh dan kembang. Kemampuan ini dikenal dengan istilah totipotensi. Kemampuan tumbuh tersebut adalah akibat adanya pembelahan sel sederhana (atau mitosis) yang terjadi selama jaringan tanaman tersebut masih tumbuh.

Pembelahan sel secara mitosis pada prinsipnya terjadi saat suatu kromosom memisahkan diri dengan membelah secara longitudinal dan membentuk sel yang seolah-olah kembar. Kedua kromosom kembar ini tentunya memiliki karakter yang identik satu sama lainnya karena mereka memang berasal dari satu kromosom awal atau asal yang sama. Hal inilah yang menyebabkan tanaman baru hasil pembiakan vegetatif memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya.

Pembelahan sel secara mitosis pada tanaman terjadi di tiga daerah pertumbuhan, yaitu pada ujung batang (tunas), ujung akar, dan pada jaringan kambium. Bagi tanaman yang tergolong monokotil, pembelahan ini terjadi di daerah antara buku atau ruas bagian bawah (dikenal sebagai daerah interkalar). Selain itu, pembelahan sel secara mitosis juga terjadi pada sel parenchim yang mampu membentuk jaringan kalus sebagai akibat adanya pelukaan. Kalus tersebut kemudian akan dapat berkembang membentuk perakaran. Contoh peristiwa ini adalah pada stek dan cangkok. Kalus

Page 5: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 4

diartikan sebagai suatu jaringan yang tersusun dari sel akibat pembelahan yang tidak terkendali. Pada istilah kedokteran, kalus ini sering disebut sebagai kanker atau gall.

Sesuai dengan istilahnya, pembiakan vegetatif memerlukan organ atau bagian vegetatif tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Batang dan akar biasanya digunakan sebagai bahan pembiakan, tetapi daun dapat juga digunakan untuk tujuan pembiakan vegetatif. Masing-masing sel dari organ vegetatif tersebut memiliki kemampuan untuk tumbuh dan kemudian menghasilkan tanaman utuh yang secara genetik adalah identik dengan sel asalnya. Tanaman yang dihasilkan dari pembiakan vegetatif dikenal sebagai ramet, dan sekelompok ramet dinyatakan sebagai klon (clone).

Pada banyak tanaman, pembiakan vegetatif benar-benar merupakan proses alami, sedangkan pada tanaman tertentu merupakan pembiakan vegetatif yang memerlukan keterlibatan manusia. Ada banyak cara pembiakan vegetatif, yang bila dilakukan secara buatan pemilihannya sangat tergantung pada tanaman dan tujuan perbanyakan. C. Teknik Pembiakan Vegetatif

Tanaman dapat membiak dengan menggunakan organ vegetatif secara alami maupun secara buatan. Secara umum, pembiakan vegetatif suatu tanaman dapat dibedakan sebagai berikut ini. 1. Pembiakan Vegetatif Alami

Pembiakan vegetatif alami merupakan pembiakan tanaman dimana suatu tanaman muda (baru) tumbuh dan berkembang dari bagian-bagian vegetatif tanaman induknya.

a. Melalui penggunaan biji apomiktis

Biji apomiktis merupakan organ vegetatif tanaman dan terdapat di dalam biji yang diperoleh dari proses perkawinan tidak sempurna. Ketidak sempurnaan perkawinan ini disebabkan tidak terjadi penyatuan inti sel kelamin jantan dan kelamin betina atau belum mengalami pembelahan meiosis sempurna. Peristiwa ini terjadi di dalam sel induk megaspora dan organ terbentuk langsung dari sel diploid.

b. Melalui penggunaan organ khusus tanaman

Organ khusus suatu tanaman merupakan bagian vegetatif tanaman yang mengalami modifikasi dari perkembangan seharusnya, sehingga

Page 6: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 5

bentuknya berubah dan berbeda dengan bentuk organ semestinya. Modifikasi tersebut dapat berupa modifikasi pada bentuk dan fungsi organ akar ataupun batang. Organ khusus tanaman yang dimaksud meliputi tubers, stolon, runner, corms, bulbs, suckers, maupun rhizomes.

2. Pembiakan Vegetatif Buatan

Pembiakan vegetatif buatan merupakan upaya perbanyakan tanaman jenis-jenis tertentu yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Tanpa campur tangan manusi, tanaman bersangkutan tidak dapat membiak dengan sendirinya, walaupun pada dasarnya tanaman bersangkutan telah memiliki calon tanaman hanya saja belum tumbuh dan berkembang sehingga diperoleh tanaman baru yang utuh.

a. Perangsangan pembentukan akar dan tunas adventif

Teknik ini dapat melalui penyetekan (cutting) maupun pencangkokan (layering). Penyetekan diartikan sebagai pembiakan vegetatif dengan cara memisahkan organ vegetatif; seperti akar, batang, dan daun dari induknya. Potongan organ tersebut kemudian ditumbuhkan pada media tanam agar terbentuk akar dan kemudian tunas. Selanjutnya, pencangkokan diartikan sebagai pembiakan vegetatif dengan teknik pengakaran organ vegetatif tanaman seperti batang yang masih bersatu dengan induknya. Setelah organ vegetatif tersebut membentuk akar, maka dapat dilakukan pemisahan organ vegetatif tersebut dari induknya.

b. Penyambungan dua bagian vegetatif tanaman.

Teknik ini dikenal sebagai penyambungan (grafting) dan penempelan (budding). Penyambungan merupakan teknik pembiakan vegetatif tanaman dengan cara menyambungkan dua tanaman yang berbeda. Bahan yang disambung melibatkan calon batang atas dari suatu tanaman dan calon batang bawah dari suatu tanaman lainnya. Pada penyambungan, bahan atas yang disambung merupakan sepotong pucuk yang dapat terdiri atas dua atau lebih titik tumbuh ataupun tunas. Namun, pada penempelan, bahan batang atas hanya berupa satu mata tunas.

Page 7: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 6

c. Perbanyakan vegetatif mikro dengan menggunakan teknik kultur jaring- an. Dengan menggunakan teknik ini sejumlah tanaman baru yang identik dengan induknya dapat diperoleh dalam waktu cepat dan dalam jumlah banyak serta seragam.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik pembiakan

vegetatif tanaman-pun ikut berkembang. Perkembangan ini adalah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam mencukupi dan mempertahankan kehidupannya. Teknik yang telah disebutkan di atas kini dapat dilakukan secara makro, yang meliputi stek, cangkok, sambungan, dan penempelan serta penggunaan organ khusus tanaman, maupun secara mikro, yaitu penggunaan teknik kultur jaringan (in-vitro). Teknik in-vitro untuk pembiakan vegetatif tanaman dapat dilakukan dengan penanaman organ vegetatif seperti akar, batang, dan daun dalam ukuran yang sangat kecil. Oleh karena itu, teknik pembiakan ini sering pula dikenal sebagai teknik perbanyakan mikro vegetatif. D. Keuntungan dan Kerugian Pembiakan Vegetatif 1. Keuntungan

a. Tanaman hasil perbanyakan akan seragam dan identik dengan tanaman induknya,

b. Penyediaan tanaman akan lebih cepat. Umumnya tanaman akan lebih cepat mencapai periode maturity (matang atau dewasa) sehingga lebih cepat menghasilkan organ generatif seperti bunga maupun buah,

c. Hasil perbanyakan terhindar dari penyakit tanah saat pembibitan (seedling soil borne deseases),

d. Untuk beberapa jenis tanaman pembiakan ini lebih murah, dan e. Kemungkinan tanaman yang heterozigot diperoleh dengan tanpa

adanya perubahan genetik. Tanaman homozygot sangat penting untuk menghasilkan hibrida terkendali, seperti pada asparagus.

2. Kerugian

a. Penyakit virus yang bersifat sistematik akan tetap tersebar pada tanaman hasil perbanyakan. Hal ini terjadi bilamana tanaman induk yang digunakan sebagai bahan perbanyakan memang sudah terinfeksi penyakit tersebut sejak di lapang,

Page 8: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 7

b. Kebutuhan bahan perbanyakan sangat banyak dan relatif mempersulit pengangkutan,

c. Bahan perbanyakan sulit disimpan, namun bilamana masih dapat simpan, memiliki masa simpan yang sangat singkat,

d. Turunan yang identik dan seragam, akan memudahkan bagi terserangnya hama maupun penyakit secara serentak, dan

e. Penerapan teknik mekanisasi dalam pelaksanaan perbanyakan maupun proses selanjutnya sulit untuk dilakukan.

E. Peranan Pembiakan Vegetatif dalam Bidang Hortikultura

Arti penting pembiakan vegetatif pada tanaman hortikultura dijadikan alasan mengapa metode perbanyakan tanaman ini dipilih terutama bagi pembiakan buatan. Alasan tersebut antara lain sebagai berikut ini. 1. Banyak tanaman hortikultura tidak akan menyerupai induknya bilamana

dibiakkan dengan biji (pembiakan seksual), 2. Tanaman hortikultura banyak yang tidak atau sedikit menghasilkan biji.

Contoh tanaman ini adalah apel, pisang, dan nanas, 3. Tanaman hortikultura menghasilkan biji, tetapi biji tersebut sulit

dikecambahkan. Contoh tanaman ini adalah mawar, beberapa jenis anggrek dan beberapa jenis palma,

4. Beberapa tanaman hortikultura dapat bertahan hidup dalam lingkungan

yang tidak mendukung (buruk). Hal ini biasanya terjadi pada tanaman hasil penyambungan maupun penempelan, dan

5. Beberapa tanaman hortikultura justru lebih ekonomis bila dibiakkan

secara vegetatif. Contohnya adalah pisang, kentang, dan stroberi.

Khususnya bagi pembiakan dengan menggunakan teknik kultur jaringan (teknik in-vitro), sejumlah banyak bibit tanaman yang seragam dan bebas penyakit dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, teknik kultur jaringan ini sangat penting terutama dalam membantu perbanyakan tanaman yang biasanya sangat lambat bilamana menggunakan teknik perbanyakan konvensional.

Page 9: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 8

Diperolehnya tanaman bebas penyakit, terutama penyakit bersifat sistemik yang disebabkan oleh virus, melalui penggunaan teknik kultur jaringan disebabkan karena bahan perbanyakan yang digunakan berukuran sangat kecil. Selain daripada ukuran yang kecil, biasanya bahan perbanyakan yang digunakan bersifat meristematik. Jaringan meristematik merupakan bahan perbanyakan tanaman terbaik pada teknik kultur jaringan karena sel-selnya sedang aktif membelah. Oleh karena tingkat keaktifannya sel meristem lebih tinggi daripada keaktifan sel virus membelah diri, maka peluang sel virus menginfeksi sel tanaman tertekan.

Dari berbagai aspek agronomis, nampak bahwa pembiakan vegetatif melalui teknik kultur jaringan pada tanaman hortikultura sangat menguntungkan dan sangat diperlukan. Manfaat ini akan sangat berarti apabila tanaman hortikultura tersebut tidak menghasilkan biji; perbanyakannya selalu mengandalkan cara-cara vegetatif. Contoh untuk hal ini adalah pada pisang, nanas, anggur, kentang, bambu, dan beberapa tanaman hias.

RINGKASAN

Pembiakan merupakan manifestasi dari urutan peristiwa yang terlibat dalam pengabadian dan pelipatgandaan sel dan organisme. Selain itu, pembiakan merupakan upaya pelestarian keturunan untuk kelangsungan hidup bagi generasi berikutnya. Sehubungan dengan itu, pada tanaman hortikultura dikenal pembiakan tanaman secara aseksual yang dikenal pula sebagai pembiakan vegetatif, dan pembiakan generatif dengan menggunakan biji.

Pembiakan aseksual merupakan dasar pembiakan vegetatif suatu tanaman yang membatasi adanya variasi genetik pada hasilnya atau turunannya. Hal ini terjadi karena setiap sel tanaman memiliki kemampuan totipotensi. Kemampuan tumbuh tersebut adalah akibat adanya pembelahan sel sederhana (atau mitosis) yang terjadi selama jaringan tanaman tersebut masih tumbuh. Secara umum, pembiakan vegetatif tanaman hortikultura dapat dibedakan sebagai berikut ini. 1. Pembiakan vegetatif alami

Melalui penggunaan biji apomiktis, dan Melalui penggunaan organ khusus tanaman.

Page 10: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 9

2. Pembiakan vegetatif buatan a. Perangsangan pembentukan akar dan tunas adventif melalui stek

(cutting) maupun cangkok (layering), b. Penyambungan dua bagian vegetatif tanaman. Teknik ini dikenal

sebagai penyambungan (grafting) dan penempelan (budding), dan c. Pembentukan klon tanaman melalui teknik kultur jaringan (teknik in-

vitro). fgjklhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

DAFTAR PUSTAKA Acquaah, G., 2002. Horticulture – Principles and Practices. Second Edition.

Pentice Hall, New Jersey Hackett, W.P. Donor Plant Maturation and Adventitious Root Formation. In

Davis, T.D. et.al (Eds) Adventitious Root Formation In Cuttings. Advances in Plant Sciences Series Vol. 2:11-28. Dioscorides Press.

Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, R.L. Geneve, 2002. Plant

Propagation: Principles and Practices. Printice Hall International Inc. Ingels, J.E., 1994. Ornamental Horticulture: Science, Operation and

Management. ITP, Delmar Publisher Inc. Pierek, L.M., 1987. In-Vitro Culture of Higher Plants. Martinus Nyhoff Publ. Poincelot, Raymond P., (2004). Sustainable Horticulture – Today and

Tomorrow. Prentice Hall, New Jersey. p:201249. Raven, P.H., Evert, R.F., and Eichhorn, S.E., 1986. Biology of Plant. Worth

Publisher Inc.

Page 11: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 10

ORGAN KHUSUS

Pengantar Dalam bab ini diuraikan mengenai pengertian dan macam-macam organ khusus tanaman yang biasa dapat digunakan sebagai bahan pembiakan vegetatif tanaman. Uraian mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan organ khusus dalam perbanyakan tanaman hortikultura juga disajikan dalam bab ini. Isi Bab Pengertian dan alasan organ khusus digunakan sebagai bahan

perbanyakan vegetatif tanaman, Biji apomiksis, Organ khusus meliputi modifikasi batang, modifikasi daun, dan modifikasi

akar, Perakaran dan pertunasan pada organ khusus, dan Faktor pendukung regenerasi organ khusus. Tujuan Setelah mempelajari dan membaca materi pembelajaran dalam bab ini, pembaca diharapkan akan :

Dapat mengerti dan kemudian mampu menjelaskan pengertian dan menyebutkan macam-macam organ khusus suatu tanaman

Mampu menjelaskan alasan organ khusus digunakan sebagai alat pembiakan tanaman hortikultura,

Mampu mendemonstrasikan teknik perbanyakan tanaman melalui penggunaan organ khusus

Dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan tanaman melalui penggunaan organ khusus

BAB 2

Page 12: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 11

A. Pengertian dan Alasan Organ Khusus Digunakan Sebagai Bahan Perbanyakan

Seperti telah dijelaskan pada Bab Pendahuluan, bahwa tanaman dapat

membiak atau memperbanyak diri secara alami. Perbanyakan diri secara alami tersebut dapat melalui penggunaan biji apomiktik ataupun menggunakan organ khusus tanaman selain beberapa cara yang dijelaskan pada bab-bab selanjutnya. Untuk kepentingan pengembangan, beberapa tanaman yang dapat diperbanyak dengan menggunakan organ khusus kemudian melibatkan campur tangan manusia. Perbanyakan organ khusus tersebut dapat melalui pembelahan maupun penyapihan. Biji apomiktik merupakan bentuk organ vegetatif dalam suatu biji yang diperoleh dari proses tanpa kawin yang sempurna. Dengan kata lain apomiktik dikatakan sebagai organ reproduktif vegetatif. Contoh klasik untuk ini adalah manggis, sehingga turunan tanaman manggis tetap sama dengan induknya walaupun diperbanyak dengan biji.

Sedangkan organ khusus suatu tanaman merupakan bagian-bagian vegetatif tanaman yang telah mengalami modifikasi dari perkembangan seharusnya sehingga bentuk ataupun strukturnya berubah dan berbeda dengan struktur organ tersebut semestinya. Modifikasi tersebut dapat berupa modifikasi organ akar ataupun batang dan daun yang terjadi baik di bawah permukaan tanah maupun di atas permukaan tanah. Organ tersebut kemudian dalam perkembangannya dapat membentuk tunas adventif dan akar, semudian akhirnya suatu anakan tanaman tumbuh dan berkembang. Anakan ini dapat disapih dari induknya untuk kemudian menjadi individu tanaman yang identik dengan induknya.

Turunan yang dihasilkan dari perbanyakan dengan menggunakan biji apomiktik maupun dengan menggunakan organ khusus sama halnya dengan teknik perbanyakan vegetatif lainnya, yaitu serupa dan identik dengan induknya. Oleh karena itu maka, cara perbanyakan dengan memanfaatkan organ khusus tanaman adalah digunakan untuk menghasilkan suatu klon tanaman terpilih. Dari aspek hortonomi, cara ini cukup mudah dan praktis.

B. Biji Apomiksis

Apomiktik atau sering juga disebut apomiksis adalah substitusi dari proses perbanyakan secara kawin (seksual) ke perbanyakan secara tidak kawin (aseksual) karena tidak terjadi persatuan inti sel. Atau dapat diartikan sebagai perkembangan biji tanpa proses kawin yang sempurna sehingga

Page 13: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 12

hasil apomiksis ini akan merupakan suatu bentuk perbanyakan vegetatif. Jadi biji yang dihasilkan dapat dikatakan pula sebagai organ repoduktif vegetatif. Biji apomiksis secara botani sering disebut sebagai nucellar seedling, dibentuk langsung dari sel diploid yang terjadi dari sel induk megaspora yang belum mengalami meiosis sempurna, atau dari sel-sel jaringan ovuler. Sebagai hasil apomiksis atau hasil perkembangan biji tanpa proses kawin yang sempurna, pada perkawinan silang heterozygot hasilnya menunjukkan sifat yang identik dengan induknya (terutama induk betina) atau breed true. Anatomi biji apomiktis nampak sempurna seperti layaknya bibi-biji normal lainnya. Embrio berkembang dari 2n nutritive sel atau sel diploid lainnya dalam ovul bukan merupakan perkembangan zigot yang berasal dari penyatuan sel jantan dan sel betina. Pembiakan vegetatif melalui penggunaan biji apomiksis pada dasarnya seluruh fase-fase perkembangan tanaman sama halnya dengan bilamana menggunakan biji (benih) pada umumnya. Pembiakan biji apomiksis akan pula menunjukkan fase juvenile yang membutuhkan waktu cukup panjang bila dibandingkan dengan metode pembiakan vegetatif lainnya terutama cangkok, stek dan penyambungan. Penggunaan biji apomiksis ini sudah umum terjadi pada perbanyakan jeruk dan mangga. Namun demikian, biji-biji yang akan diturunkan oleh kedua jenis tanaman contoh tersebut adalah secara kawin maupun tidak kawin. Hal inilah yang menyebabkan sering dijumpai perkecambahan biji kedua tanaman tersebut bertunas lebih dari satu (polyembrioni). Pada tanaman jeruk, dari dua tunas yang tumbuh, tunas yang berasal dari sel vegetatif pada umumnya akan tumbuh lebih cepat dibandingkan tunas yang berasal dari sel generatif (hasil perkawinan). Dengan memotong atau pembuang tunas generatif, maka akan diperoleh tanaman yang berkembang dari organ vegetatif. Keuntungan dari pembiakan dengan menggunakan biji apomiksis dapat sebagai dasar perbanyakan atau pengekalan klon yang bebas dari penyakit virus. Hal ini dikarenakan virus tidak mudah tumbuh pada jaringan biji. C. Organ Khusus

Organ khusus suatu tanaman dapat berkembang dari suatu akar atau batang yang mengalami modifikasi dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Fungsi dari pada organ yang mengalami modifikasi tersebut adalah sebagai tempat penimbunan cadangan makanan (karhodidrat) sehingga sering nampak membengkak atau membesar seperti layaknya mengumbi. Walaupun terdapat perbedaan dalam struktur, bentuk, dan kebiasaan hidup, umbi-umbi yang terjadi pada berbagai jenis tanaman

Page 14: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 13

seluruhnya memiliki kesamaan fungsi, yaitu sebagai tempat menyimpan cadangan makanan yang kemudian digunakan sebagai bahan hidup di masa berikutnya. Organ khusus atau struktur terspesialisasi dapat memperbarui tanaman atau dirinya sendiri melalui pembentukan akar dan tunas adventif. Bila struktur atau organ khsus ini memisahkan diri secara alami, prosesnya disebut pemisahan atau separasi (Gambar 2.1). Namun demikian dengan maksud memenuhi tujuan perbanyakan yang dilakukan manusia, maka penyapihan atau pemisahan tersbut juga dilakukan dengan cara membelah organ khusus tersebut. Bilamana organ khusus tersebut dipotong terlebih dahulu, prosesnya disebut pembelahan atau divisi (Gambar 2.2).

Pemisahan biasa dilakukan terhadap organ khusus berupa bulb dan corms. Sedangkan pembelahan organ khusus untuyk keperluan perbanyakan tanaman biasa dilakukan terhadap rhizomes, tubers, suckers, stolons, dan runners.

Gambar 2.1. Ilustrasi pemisahan organ khusus

Page 15: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 14

Gambar 2.2. Ilustrasi pembelahan atau pemotongan organ khusus

1. Modifikasi Batang dan Daun

a. Umbi Lapis ( Bulb )

Umbi lapis pada dasarnya merupakan batang yang telah mengalami modifikasi dalam perkembangannya. Karena mampat atau rapatnya susunan perkembangan tempat duduknya daun, maka batang yang mengalami modifikasi tersebut pendek dan pipih serta dikelilingi oleh sisik-sisik yang sebenarnya merupakan daun-daun yang tebal (berdaging) dan berkedudukan sangat rapat. Pada ujung dari pada lembaran sisik-sisik sering tumbuh tunas-tunas umbi yang dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman.

Pembentukan umbi lapis di atas pada dasarnya terbagi dalam dua bentuk. Umbi lapis yang terbentuk karena penyatuan pelepah daun yang simetris (pada bawang) dikenal sebagai tunicate bulb (Gambar 2.3). Sedangkan pembentukan umbi lapis (pada lily) dari penyatuan beberapa umbi kecil (scale) sehingga umbi keseluruhan yang terbentuk nampak tidak konsentris atau ada dalam berbagai bentuk yang tidak teratur, dikenal sebagai scaly bulb (Gambar 2.4.).

Page 16: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 15

Gambar 2.3. Ilustrasi kenampakan umbi lapis jenis tunicate bulb.

Gambar 2.4. Ilustrasi kenampakan umbi lapis jenis scaly bulb. Gambar 2.5. Bulblet (umbi anakan) sebagai bahan bibit.

Kenampakan umbi utuh Kenampakan umbi dibelah

Bulblet

Kenampakan umbi utuh Kenampakan umbi dibelah

Page 17: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 16

Untuk mendapatkan bahan bibit dari organ ini (umbi lapis) adalah dengan cara memisah-misahkan tunas-tunas umbi (Bulblet) yang tumbuh pada umbi pokok. Umbi bibit tersebut ada yang langsung dapat ditanam, namun ada yang memerlukan penyimpanan beberapa lama untuk mematahkan masa dormansi umbi bibit bersangkutan (Gambar 2.5.). Dari aspek hortonomi, umbi bibit tersebut ada yang dapat langsung di tanaman di pertanaman seperti pada umbi bibit bawang merah, bawang bombai dan bakung. Sedangkan umbi bibit lili diperlukan langkah pesemaian umbi bibit terlebih dahulu untuk mencapai ukuran atau umur tertentu sebelum kemudian dipindah tanam ke pertanaman. Namun demikian, pada umbi bibit bawang putih diperlukan penyimpanan umbi beberapa lama untuk mematahkan masa dormansi, setelah itu dapat ditanam. Penyimpanan atau pematahan dormansi pada umbi bibit bawang putih ini dapat juga dilakukan di tempat-tempat dingin (perlakuan suhu dingin) sehinga selain pematahan dormansi, sering pula umbi telah tumbuh (bertunas). Hal ini dapat dikatakan sebagai bentuk pematahan dormansi sekaligus pesemaian umbi bibit.

b. Umbi Palsu (Corm)

Organ tanaman ini menyerupai bulb, sehingga sering dikatakan sebagai bulb palsu, karena tidak memiliki sisik-sisik berdaging. Corm merupakan modifikasi batang dengan susunan ruas batang sangat padat sehingga mata-mata tunas saling berhimpit. Bilamana corm tersebut telah cukup tua, tunas-tunas tersebut dapat tumbuh dan berkembang memjadi tunas-tunas pembangun. Tunas tersebut kemudian berkembang menjadi corm baru. Diantara corm tua atau corm induk dan corm yang baru berkembang kadangkala terdapat tunas corm yang berukuran kecil, disebut sebagai kormel atau corm mini/kecil. Tanaman hortikultura yang dapat diperbanyak dengan menggunakan corm adalah gladiol. Tunas-tunas corm yang diperoleh dari pemisahan dapat langsung ditanam di areal pertanaman, tanpa melalui pesemaian terlebih dahulu.

Page 18: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 17

Gambar 2.6. Umbi corm pada gradiol

Gambar 2.7. Ilustrasi penyapihan tunas-tunas corm dari corm induk

Page 19: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 18

c. Umbi Batang (Tuber)

Umbi batang merupakan organ batang tanaman yang mengalami modifikasi dalam perkembangannya menjadi suatu organ yang membesar sehingga menyerupai umbi. Tuber merupakan batang berdaging dalam tanah dengan beberapa tunas atau mata tunas. Contoh jenis tanaman yang dapat dikembang-biakan dengan menggunakan tuber adalah kentang dan talas. Pada talas, keberadaan mata-mata tunas pada umbinya teratur membentuk susunan spiral, sedangkan pada talas keberadaan mata tunas tidak teratur. Dalam perbanyakan tanaman melalui pemanfaatan organ yang disebut tuber ini, bahan tanaman atau bibit dapat digunakan secara utuh satu umbi ataupun potongan umbi. Biasanya dengan menggunakan potongan umbi, persentase yang tumbuh sangat rendah disebabkan karena mudahnya bahan tanaman tersebut terinfeksi mikroorganisme penyebab busuk.

Gambar 2.8. Ilustrasi pembelahan umbi (tuber) pada kentang, tiap potongan terdiri atas minimal satu mata tunas yang nantinya tumbuh sebagai tanaman baru.

Pada kentang, pemotongan umbi bibit sering kali dilakukan dengan tujuan memperbanyak bahan bibit. Pada keadaan ini, terminal bud atau tunas terminal akan terhalang tumbuhnya dan memberikan peluang yang besar terhadap tumbuhnya tunas-tunas aksilar. Bilamana umbi bibit yang ditanam berupa umbi utuh, biasanya terminal bud mendominasi pertumbuhan bibit kentang tersebut. Untuk menghasilkan jumlah umbi

Page 20: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 19

yang banyak namun berukuran kecil sebaiknya digunakan bibit yang berasal dari tunas-tunas aksilar. Demikian sebaliknya bila tanaman yang tumbuh berasal dari terminal bud, maka umbi yang dihasilkan akan berjumlah sedikit namun berukuran besar. Umbi bibit dapat langsung ditanam di areal pertanaman, tanpa melalui pesemaian. Agar persentase tumbuh tinggi, terhadap umbi bibit biasanya diperlakukan dengan fungisida ataupun bakterisida.

d. Akar Batang ( Rhizome ) Rhizome merupakan batang yang tumbuh lateral/horisontal di dalam tanah. Dalam perkembangannya, rhizome ini dapat berdaging (tebal/besar) namun dapat pula ramping. Rhizome yang berdaging biasanya pada jahe, kunyit, kana dan gayong serta sedap malam. Sedangkan rhizome langsing biasanya pada golongan rumput-rumputan. Pada ruas-ruas batang tersebut terdapat mata tunas yang dapat tumbuh membentuk tunas baru. Ruas-ruas tersebut dapat pula tumbuh membentuk akar adventif.

Gambar 2.9. Rhizome gemuk (tengah) pada jahe dan rhizome langsing (kanan) pada rumput-rumputan.

Buku (node)

Rhizome

Akar

Page 21: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 20

Oleh karena telah tersedia tunas maupun akar pada organ khusus ini, maka penggunaannya atau penanamannya di lapang dapat secara langsung dilakukan tanpa pesemaian terlebih dahulu. Perbanyakan organ khusus ini dilakukan dengan cara pembelahan atau pemotongan umbi rhizome berukuran besar. Perbanyakan tanaman hortikultura dengan memanfaatkan organ rhizome ini sangat sederhana. Dengan memotong rhizome dan kemudian menanamnya langsung di areal pertanaman, rhizome tersebut akan tumbuh membentuk tanaman baru yang utuh. Pemakaian umbi rhizome gemuk dapat dipotong-potong untuk mencapai ukuran tertentu atau memperbanyakan bahan bibit, asalkan setiap potongan umbi rhizome terdapat mata tunas aktif yang nantinya dapat tumbuh. Sedangkan bagi rhizome langsing, bahan bibit dapat berupa potongan-potongan kecil rhizome ataupun sekumpulan rhizome (pada rumput-rumput taman). Khususnya pada rerumputan, cara penanaman dengan memanfaatkan organ khusus (organ vegetatif) dapat dilakukan melalui penanaman rhizoma atau anakan tunggal, penanaman sekumpulan rhizoma (potongan rumput), dan penanaman lembaran atau lempengan rumput. Berikut adalah beberapa langkah-langkah penanaman rumput yang umum dilakukan oleh para penata taman atau nurseriman dengan memanfaatkan bahan bibit berupa rhizoma tunggal, Memilih rhizoma yang baik, segar, dan gemuk Memotong rhizoma dengan ukuran setiap potongan mengandung

paling sedikit 3 tunas atau 4 ruas Pada bidang tanam dibuat alur penanaman dengan kedalam 2 –

3cm dan jarak antar alur 10 cm. Rhizoma yang telah disiapkan kemudian ditanam dalam alur tanam,

kemudian ditutup dengan tanah dan dipadatkan Penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah yang cukup

dilakukan dengan hati-hati. Bilamana bahan bibit yang digunakan berupa potongan rumput (suwiran), maka langkah-langkah penanamannya sebagai berikut,

Page 22: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 21

Bersihkan lempengan rumput (sekumpulan rhizome yang tumbuh pesat) dari rumput-rumput pengganggu dan kemudian memotongnya denga ukuran 4 x 4 cm.

Membuat lubang tanam pada hamparan tanam dengan ukuran jarak tanam 10 x 10 cm atau 15 x 15 cm.

Potongan rumput (kumpulan beberapa rhizome) ditanam dalam lubang tanam, kemudian tanah hamparan tanam ditekan.

Penyiraman dilakukan dengan tujuan mempertahankan nkelembaban tanah.

Sedangkan bila bahan bibit yang akan digunakan berupa lempengan

atau lembaran rumput, maka prosedur penanamannya adalah :

Lempengan rumput yang telah dibersihan dari rumput-tumput pengganggu dihaluskan bagian pinggirnya. Ketebalan lempengan dibuat merata kurang lebih 2 – 3 cm.

Menanam lempengan rumput tersebut secara paralel (sejajar). Hamparan baru tersebut ditekan-tekan secara merata dan kuat. Penyiraman secara teratur diperlukan untuk menjaga kelembaban

tanah hamparan. Organ-organ khusus lainnya yang sering dan dapat pula digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman hortikultura adalah stolons (runners) dan offset. Kedua organ khusus ini juga merupakan modifikasi bagian-bagian tanaman selama pertumbuhan dan perkembangannya. Stolon adalah batang ramping yang tumbuh dari ketiak daun pada dasar tajuk dan berkembang menjalar di atas permukaan tanah. Pada stolon terdapat buku yang padanya terdapat tunas aksilar. Tunas-tunas tersebut dapat tumbuh dan berkembang membentuk tunas yang memiliki sistim perakaran sendiri dan terpisah dengan tanaman induknya. Tunas-tunas tersebut kemudian dapat dipotong untuk dijadikan bibit perbanyakan. Contoh tanaman yang dapat membentuk stolon adalah stroberi, tapak liman maupun lili paris. Dengan memotong (seolah-olah bahan stek) tanaman seperti strawberi dan tapak liman dapat dikembang-biakan dengan menggunakan organ khusus ini secara mudah. Pembentukan stolon sangat dipengaruhi oleh lama penyinaran. Kemudian, pertumbuhan tunas dan sistim perakaran sangat mudah terbentuk dari mata tunas aksilar pada stolon yang telah dipotong dari induknya. Upaya pemisahan stolon dari pohon induknys bertujuan agar supaya pertumbuhan

Page 23: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 22

dan perkembangan tanaman induknya tidak terganggu, sehingga akan lebih produktif menghasilkan organ panenan pada stroberi atau pertumbuhan daun yang lebat pada lili paris.

Gambar 2.9. Stolon atau runner pada strowberi yang tumbuh dan berkembang di atas permukaan tanah, bila telah menyentuh tanah dan berkembang daun, maka sistim perakaran berkembang dan kemudian membentuk anakan tanaman yang utuh

Offset kadangkala disebut juga sebagai offshoot adalah tunas lateral atau cabang yang tumbuh dan berkembang dari dasar batang utama. Pada batang utama ini biasanya pertumbuhan memanjangnya terkekang sehingga beberapa tunas adventif yang tumbuh merupakan cabang batang atau dahan yang pertumbuhannya terkekang. Tunas-tunas adventif yang tumbuh ini biasanya berbatang pipih, pendek dan tumbuh horisontal. Pada bagian ujung dari offset tumbuh pula sekumpulan tunas atau daun yang rapat. Offset dapat pula diartikan sebagai tunas lateral yang tumbuh dan berkembang dari batang. Bila offset ini dapat membentuk sistim perakaran, maka terbentuklah tanaman utuh dan normal. Contoh offset adalah sucker pada pisang, crown pada nanas, rooton pada tebu dan slip pada ubi jalar. Khususnya pada nanas, tidak saja melalui pemanfaatan crown, tetapi dapat pula dengan memanfaatkan sucker (tunas adventif yang tumbuh pada batang di atas tanah sangat dekat dengan perakaran), ratoon (tunas-tunas yang tumbuh menyembul dari permukaan tanah di dekat pangkal batang), crown slip (tunas yang berada diantara crown dan daging buah), dan slip (tunas yang tumbuh dari sisik pada daging buah).

Page 24: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 23

Gambar 2.10. Slips pada ubi jalar merupakan organ khusus yang dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan

2. Modifikasi Akar

Organ khusus juga sering berkembang dari akar yang dalam pertumbuhan dan perkembanganya mengalami modifikasi. Modifikasi tersebut pada dasarnya merupakan tempat penumpukan cadangan makanan sehingga akar tersebut akan nampak lebih gemuk dari akar sebenarnya. Contoh modifikasi akar yang berkembang menjadi organ khusus dan dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman sering diistilahkan sebagai Umbi Akar (Tuberious Root atau Fleshy Root). Akar yang berdaging dan berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan memiliki beberapa tunas adventif yang dapat berkembang. Penggunaaan umbi akar sebagai bahan bibit tanaman dapat secara langsung ditanam di pertanaman. Umbi-umbi dapat dipotong-potong atau dibelah asalkan mengandung minimal satu mata tunas. Jenis tanaman yang dapat dikembang biakan dengan menggunakan umbi akar meliputi ubi jalar, dahlia, dan begonia. Pada ubi jalar, umumnya membiarkan umbi-umbi bertunas, kemudian tuna-tunas tersebut diambil sebagai bibit tanaman yang ditanam langsung di pertanaman (Gambar 5.10). Pada begonia, umbi akar yang berkembang dari pembengkakan (modifikasi) akar primer, dapat dipotong-potong asalkan umbi tersebut mengandung mata tunas. Sedangkan pada umbi akar dahlia, setiap umbi harus memanifestasikan sebuah tunas dan tajuk. Artinya, pada umbi tersebut nampak adanya calon tunas yang terbentuk.

Page 25: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 24

Gambar 2.11. Umbi dahlia dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan vegetatif

D. Perakaran dan Pertunasan pada Organ Khusus

Walaupun sebagain dari organ khusus yang digunakan sebagai

bahan perbanyakan tanaman telah membentuk sistim perakaran sebelum digunakan, atau penanaman, sebagian besar organ khusus lainnya belum membentuk sistim perakaran sesaat akan digunakan sebagai bibit. Oleh karena itu, maka pada organ khusus ini masih diperlukan penyemaian pada bedengan semai.

Pembentukan akar akan terjadi pada jaringan atau sel yang meristematis, atau sel yang telah mengalami dedifferensiasi terlebih dahulu. Dasar anatomi pembentukan akar adventif pada organ khusus melalui dua tahapan proses, yaitu : 1. Tahap pertama, adalah inisiasi yang dicirikan atas pembelahan sel

dan diferensiasi sel-sel tertentu ke dalam bakal atau calon akar. 2. Tahap kedua adalah pertumbuhan bakal akar yang mulai memanjang

dengan pembelahan dan pemanjangan sel.

Kedua tahapan tersebut di atas yang merupakan masing-masing proses fisiologi perkembangan tersebut dapat sangat berdekatan kejadiannya namun dapat juga merupakan tahapan yang sangat berjauhan. Tunas-tunas yang tumbuh merupakan tunas adventif. Tunas akan tumbuh dan

Page 26: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 25

berkembang dari titik tumbuh yang sebenarnya telah ada. Ingat, organ khusus berkembang dari batang atau daun yang pada dasarnya secara alami memiliki titik tumbuh. Pada kondisi yang memungkinkan tunas-tunas yang semulanya dorman akan berkembang dengan pasokan nutrisi dari cadangan makanan yang tertumbuh pada organ khusus tersebut.

Gambar 2.12. Pertumbuhan dan perkembangan umbi lapis pada bawang bombay

Pelepah daun menebal

Daun tua yg mulai mengering, tampak seperti sisik

Tunas apikal

Tunas umbi lapis baru

Daun tumbuh dan berkembang yg kemudian menyediakan asimilat utk pertumbuhan dan perkembangan tunas-tunas baru.

Kondisi umbi dormán

Perkembangan tunas apikal menjadi tunas air dilengkapi daun dan bunga

Tunas apikal tumbuh dan berkembang menghasilkan tunas samping baru

Page 27: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 26

Gambar 2.13. Pertumbuhan dan perkembangan rhizome pada empon-empon.

Gambar 2.14. Pertumbuhan dan perkembangan corm pada gladiol.

Tunas air

Corm baru

Sisik daun

Daun

Corm tua

Sisa corm tahun lalu

Tunas lateral

Tunas lateral yg aktif tumbuh

Corm baru

Tunas apikal

Saat musim penghujan, bahan tersimpan ditransportasikan ke atas dari bagian tanaman yang tua ke daerah titik tumbuh

Saat musim kering, bahan tanaman ditransportasikan dari daun ke bagian tanaman di bawah tanah

Disaat musim penghujan

Disaat musim kemarau

Daun

Tunas air

Tunas lateral yg tumbuh di balik daun

Tunas lateral tumbuh dan berkembang membentuk percabangan di bawah tanah

Tunas lateral tumbuh dan berkembang membentuk percabangan baru (calon anakan)

Page 28: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 27

E. Faktor-Faktor Pendukung Regenerasi Organ Khusus 1. Faktor Dalam

Faktor dalam yang dimaksud adalah keadaan bahan tanaman itu sendiri, apakah itu berupa tuber, bulb ataupun corm. Jenis atau varietas juga memberikan dukungan terhadap kemudahan organ khusus untuk beregenerasi membentuk suatu turunan baru. Karena organ khusus tersebut merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan, maka keadaan bahan cadangan makanan tersebut merupakan faktor penting bagi keberhasilan perkembangan bibit yang berasal dari organ tersebut.

Keberadaan mata tunas yang sehat merupakan keberhasilan pertumbuhan awal daripada bahan bibit. Oleh karena itu adanya mata tunas pada organ khusus tersebut memegang peranan penting. Sesaat setelah tunas tumbuh dan berkembang membentuk tajuk muda dan daun-daun yang terbentuk telah melakukan kegiatan fotosintesis, maka keberadaan akar-akar sudah harus mendukung pertumbuhan berikutnya. Bagi bahan bibit dengan cadangan makanan yang baik (kualitas maupun kuantitas) sangat mendukung pertumbuhan sebelum bahan bibit tersebut membentuk sistim perakaran sendiri.

Daya regenerasi suatu organ khsus ditentukan oleh jenis atau varietas tanaman, karena hal ini berhubungan langsung dengan sifat gen yang terkandung atau yang dimiliki. Suatu tanaman baik itu melalui sel ataupun organ memiliki daya totipotensi untuk memulihkan dirinya sehingga terhindar dari kepunahan. Semakin kuat totipotensi yang dimiliki oleh suatu jenis atau golongan tanaman, maka semakin mudah tanaman tersebut berregenerasi membentuk anakannya.

2. Faktor Lingkungan

Unsur iklim yang berperan penting dalam perangsangan regenerasi organ khusus menjadi suatu tanaman utuh yang berkembang sehat adalah suhu dan kelembaban. Selain daripada itu, unsur cahaya juga memberikan dukungan keberhasilan pertumbuhan bahan bibit yang berasal dari organ khusus tersebut.

Suhu optimum berperan penting dalam proses perombakan karbohidrat menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana dalam organ penyimpanan cadangan makanan tersebut. Kelembaban udara memberikan keadaan

Page 29: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 28

lingkungan yang relatif nyaman bagi keberlangsungan perombakan tersebut dan mendukung pertumbuhan awal dari pada bahan bibit. Sedangkan cahaya memberikan fasilitas bagi berlangsungnya fotosintesis bagi tanaman muda setelah lembaran daun berkembang sempurna.

Pengaturan ketiga unsur iklim tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penyiraman yang teratur, pembenaman (penanaman yang sesuai dengan aturan), pembuatan bedengan ataupun pembuatan naungan. Penanaman yang terlalu dalam akan mengakibatkan lambatnya tunas-tunas muncul dipermukaan tanah. Bilamana jumlah cadangan makanan yang terkandung di dalam bahan bibit tidak mencukupi, maka sebelum tunas muncul di permukaan tanah, cadangan makanan telah habis. Akibatnya pertumbuhan awal dari pada bibit tersebut terganggu bahkan dapat tidak berhasil tumbuh dengan baik.

Pada kondisi lingkungan dengan keadaan cahayanya kurang, dapat mengakibatkan pertumbuhan tunas yang meninggi namun berbatang kurus (akibat etiolasi). Bibit dengan keadaan pertumbuhan demikian tidak baik bagi usaha pertanaman yang intensive. Demikian pula sebaliknya bila keadaan cahaya (intensitas) tinggi dapat merusak sel-sel daun muda sehingga dapat megakibatkan daun-daun muda tersebut terbakar.

3. Faktor Pelaksanaan

Pada dasarnya merupakan kegiatan yang termasuk di dalam faktor pelaksanaan meliputi saat pengambilan bahan perbanyakan, pemisahan atau pemotongan bahan perbanyakan, perlakuan pohon induk, perlakuan bahan perbanyakan/bibit, dan kelengkapan peralatan. Selain itu, faktor kebersihan sangat memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan perbanyakan tanaman melalui pemanfaatan organ khusus tanaman.

Saat pengambilan bahan bibit yang baik adalah pada saat tanaman induk sedang mengalami fase pertumbuhan vegetatif. Umur tanaman induk cukup tua dan menunjukkan kenampakan pertumbuhan yang vigorous atau sehat dan memiliki organ khusus yang digunakan sebagai bahan bibit cukup banyak.

Pemotongan atau pemisahan dilakukan dengan hati-hati. Bila cara pemisahan yang dilakukan, maka upayakan jangan sampai terjadi

Page 30: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 29

pelukaan jaringan yang terlalu banyak (luas). Pemilihan bahan bibit yang sehat diutamakan, artinya bibit atau bahan perbanyakan yang nampak relatif kurang baik dinomorduakan. Namun kondisi bibi tersebut masih dapat digunakan bilamana kebutuhan bibit yang cukup banyak tetapi bahan yang tersedia terbatas. Demikian pula bilamana cara pemotongan yang digunakan, maka pemotongan bahan perbanyakan perlu secara hati-hati. Bidang potong diupayakan sedikit mungkin. Setiap potongan paling tidak mengandung satu mata tunas yang nantinya diharapkan tumbuh menjadi tunas baru.

Sebelum ditanam, bahan bibit dapat diperlakukan agar terlindung dari infeksi mikroorganisme penyebab penyakit ataupun perlakuan untuk percepatan tumbuh tunas dan akar adventif. Perlakuan dapat dilakukan langsung terhadap bahan bibit ataupun perlakuan diberikan saat bahan bibit belum diambil. Pada kasus terakhir ini, perlakuan dikenakan kepada pohon induk.

Seluruh kegiatan dari persiapan hingga diperolehnya bahan bibit, sangat dipengaruhi oleh ketersediaan atau kelengkapan peralatan pendukung. Adalah tidak mungkin dilakukannya pemisahan/pemotongan umbi dengan menggunakan parang atau pisau berukuran besar. Selain daripada kelengkapan peralatan, kebersihan peralatan dan lingkungan dimana bahan diambil ataupun dimana bahan-bahan tersebut disimpan sementara sebelum penanaman perlu mendapat perhatian serius pula.

Page 31: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 30

RINGKASAN Organ khusus tanaman merupakan bagian vegetatif tanaman yang dalam perkembangannya mengalami modifikasi sehingga bentuknya tidak seperti bentuk seharusnya (asli). Modifikasi tersebut dapat terjadi pada organ batang, daun maupun akar. Biji apomiktik juga merupakan salah satu organ khusus yang terjadi dari perkawinan tidak sempurna. Turunan tanaman yang diperoleh dari menggunakan organ khusus maupun biji apomiktik adalah serupa dengan induknya. Karakter turunan yang identik dengan induknya merupakan dasar penggunaan organ khusus untuk memperoleh klon suatu tanaman terpilih. Adanya sumber organ asal yang mengalami modifikasi, maka organ khusus yang dikenal sebagai alat atau bahan perbanyakan vegetatif tanaman hortikultura tersedia dalam banyak bentuk dan macam. Macam-macam organ khusus tersebut meliputi umbi lapis (bulb), umbi palsu (corm), umbi batang (tuber), rhizome (gemuk dan langsing), stolon, runner, offset, sucker, corwn, dan slips. Secara hortonomis, penggunaan organ-organ khusus tersebut tentunya sangat menguntungkan bagi upaya perbanyakan tanaman hortikultura. Hal ini disebabkan, bahan bibit yang digunakan memiliki cadangan makanan yang cukup sehingga selama masa adaptasi untuk membentuk tunas dan kemudian bibit tidak mengalami cekaman lingkungan yang berarti. Namun demikian beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan organ khusus untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru meliputi faktor dalam, faktor lingkungan, dan faktor pelaksanaan. Faktor dalam meliputi kesehatan fisiologis bahan tanaman yang digunakan. Sedangkan faktor lingkungan meliputi kelembaban baik tanah maupun udara, cahaya, dan suhu, serta ketersediaan unsure hara sesaat setelah bahan bibit membentuk sistim perakaran dan pertunasan. Faktor pelaksanaan yang sangat penting bagi keberhasilan perbanyakan menggunakan organ khusus adalah saat perbanyakan bahan tanam, seperti teknik penyapihan atau teknik pembelahan. Setiap bagian atau potongan bahan bibit paling tidak mengandung satu mata tunas.

Page 32: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 31

SOAL EVALUASI 1. Jelaskan pengertian dari masing-masing istilah berikut :

a. Bulb b. Rhizome c. Biji Apomiksis d. Organ khusus

2. Jelaskan perbedaan antara pemisahan (separation) dan pembelahan

(division) ! 3. Mengapa tanaman turunan yang diperoleh dari perbanyakan

menggunakan organ khusus memiliki karakter yang sama dengan tanaman induknya ?

4. Jelaskan terbentuknya akar dan tunas pada organ khusus ! 5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi regenerasi organ khusus

membentuk individu anakan tanaman yang utuh !

DAFTAR PUSTAKA Acquaah, G., 2002. Horticulture – Principles and Practices. Second Edition.

Printice Hall. Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, R.L. Geneve, 2002. Plant

Propagation: Principles and Practices. Printice Hall International Inc. Poincelot, R. P., (2004). Sustainable Horticulture – Today and Tomorrow.

Prentice Hall, New Jersey. p:201249. Rice, R.P., L.W. Rice, and H.D. Thindall, 1990. Fruit and Vegetable

Production in Warm Climate. Mac Millan. Raven, P.H., Evert, R.F., and Eichhorn, S.E., 1986. Biology of Plant. Worth

Publisher Inc.

Page 33: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 32

S T E K (CUTTAGE)

Pengantar Diskusi dalam bab ini diarahkan mengenai penjelasan pengertian stek dan mengapa stek digunakan sebagai salah satu cara perbanyakan vegetatif tanaman hortikultura. Selain itu, dijelaskan pula beberapa macam stek dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan vegetatif melalui pemanfaatan stek. Penjelasan aspek fisiologis pembentukan akar pada stek juga dibahas dalam bab ini. Isi Bab Pengertian dan alasan stek sebagai teknik perbanyakan tanaman, Macam-macam stek (stek akar, stek batang, dan stek daun), Pembentukan akar pada stek, dan Faktor pendukung keberhasilan penyetekan (faktor tanaman, faktor

lingkungan, dan faktor pelaksanaan). Tujuan Setelah mempelajari dan membaca materi pembelajaran dalam bab ini, pembaca diharapkan akan : Mampu mendifinisikan pengertian stek, Mampu menjelaskan alasan stek digunakan sebagai alat pembiakan

tanaman hortikultura secara vegetatif, Mampu menyebutkan macam-macam stek sperti stek batang, stek akar,

dan stek daun, Mampu menjelaskan aspek fisiologi pembentukan akar pada stek, dan Mampu menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan

penyetekan.

BAB 3

Page 34: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 33

Pembiakan vegetatif tanaman melalui penyetekan diartikan sebagai upaya perbanyakan tanaman dengan memisahkan organ vegetatif tanaman maupun modifikasinya dari pohon induknya, kemudian mengakarkannya. Pembiakan vegetatif umumnya dilakukan untuk memperbanyak tanaman yang tidak mungkin atau sulit membiak diri atau sengaja diperbanyak manusia dengan menggunakan biji. Selain itu, maksud dilakukan perbanyakan tanaman dengan memanfaatkan stek adalah untuk membentuk klon tanaman unggul. A. Pengertian dan Alasan Stek sebagai Teknik Perbanyakan Tanaman

Pembiakan vegetatif tanaman melalui penyetekan diartikan sebagai

upaya perbanyakan tanaman dengan memisahkan organ vegetatif tanaman seperti akar, batang, dan daun dari pohon induknya. Potongan bahan perbanyakan disebut sebagai stek kemudian ditanam pada medium tumbuh agar terbentuk akar dan kemudian tunas.

Fase awal pertumbuhan tanaman pada penyetekan diawali dari pemisahan bagian tanaman seperti akar, batang, dan daun. Fase awal ini kemudian diakhiri dengan fase pembentukan akar dan kemudian tunas. Setelah tanaman hasil penyetekan dipindahtanamkan, tanaman memasuki fase yuwana atau fase belia (juvenile) hingga kurun waktu tertentu. Fase pertumbuhan belia sering pula disebut sebagai fase vegetatif yang akan diakhiri oleh fase pertumbuhan yang sangat lambat untuk beberapa saat sebelum memasuki fase generatif atau fase dewasa. Periode dari sejak belia hingga dewasa dapat membutuhkan waktu yang cukup panjang (2 – 4 tahun) pada beberapa jenis tanaman hortikultura seperti tanaman buah-buahan, sedangkan pada beberapa tanaman hortikultura lainnya seperti tanaman hias hanya membutuhkan waktu yang singkat (6 – 8 bulan).

Stek merupakan teknik perbanyakan tanaman hortikultura yang sangat luas digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Banyak tanaman hortikultura dapat diperbanyak dengan mudah bila menggunakan teknik stek. Sehingga penyetekan dipilih sebagai teknik perbanyakan vegetatif tanaman hortikultura karena menawarkan beberapa keuntungan. Keuntungan yang selain disebutkan di atas, stek juga memiliki keuntungan lainnya seperti sebagai berikut ini, 1. Diperoleh tanaman yang memiliki karakter identik dengan pohon

induknya. Karena itu, penyetekan dapat dikatakan sebagai suatu teknik perbanyakan klon (cloning) suatu jenis tanaman hortikultura terpilih,

Page 35: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 34

2. Penyediaan tanaman akan lebih cepat. Umumnya tanaman yang berasal dari perbanyakan stek akan lebih cepat mencapai periode maturity (matang atau dewasa) sehingga lebih cepat menghasilkan organ generatif seperti bunga maupun buah,

3. Beberapa jenis tanaman hortikultura sulit diperbanyak dengan

menggunakan teknik pembiakan vegetatif lainnya seperti cangkok, sambungan, dan tempelan. Namun dapat diperbanyak dengan teknik penyetekan,

4. Penyetekan sangat praktis dan ekonomis karena diperlukan ruangan atau

areal lahan yang relatif kecil untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak, dan

5. Tidak merusak tanaman induk karena dari satu potongan cabang atau

ranting diperoleh sejumlah besar potongan stek. Hal ini, yang membedakan penyetekan dengan pencangkokan. Dari satu cabang yang dilengkapi beberapa ranting hanya dapat digunakan sebagai satu bahan cangkokan. Namun pada penyetekan, dari bahan yang sama tersebut dapat diperoleh bahan stek dalam jumlah banyak.

B. Macam-Macam Stek

Bagian tanaman terutama bagian vegetatifnya seperti batang, daun,

dan akar dapat dipotong (dipisahkan) dari tanaman induknya dan bagian potongan tersebut dapat membentuk akar dan kemudian tunas pada kondisi lingkungan yang mendukung untuk terjadinya regenerasi tersebut. Oleh karena itu, terdapat bermacam stek yang dapat dipilih untuk memperbanyak suatu tanaman. Pemilihan satu atau dua macam stek sebagai bahan perbanyakan sangat tergantung pada kemampuan organ ataupun jaringan tanaman bersangkutan untuk dapat beregenerasi. Macam-macam stek tersebut adalah sebagai berikut ini, A. Stek Akar Disebut sebagai stek akar karena bahan stek berasal dari organ akar. Potongan akar dipisahkan dari tanaman induknya dan kemudian ditumbuhkan pada medium tanam. Setelah beberapa waktu, stek akar tersebut akan membentuk sistim perakaran adventif dan kemudian membentuk tunas. Stek akar membentuk batang dari tunas-tunas adventif. Kemudahan stek akar

Page 36: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 35

membentuk tunas sangat tergantung pada posisi peletakan bahan stek. Bilamana bahan stek ditanam vertical, maka bagian yang dekat dengan pangkal akar/batang harus di bagian atas. Bilamana posisi bagian yang terdekat dengan pangkal akar/batang meragukan, maka sebaiknya bahan stek akar diletakan secara horizontal.

Ilustrasi cara perbanyakan tanaman dengan menggunakan bahan stek akar diterangkan pada Gambar 3.1. Sedangkan contoh tanaman yang biasanya diperbanyak dengan menggunakan stek akar adalah tanaman hias alamanda berbunga ungu, blackberry, cemara, delima, dan jambu biji.

Gambar 3.1. Ilustrasi perbanyakan tanaman dengan menggunakan stek akar.

B. Stek Batang Stek batang adalah macam stek yang bahannya berupa potongan batang ataupun jaringan batang yang telah mengalami modifikasi (perubahan) dalam bentuk dan fungsi. Potongan batang ini akan membentuk akar-akar adventif

Page 37: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 36

pada dasar potongan batang (stek) dan sekaligus tunas-tunas dari mata-mata tunas yang biasanya masih dorman. Terdapat dua macam stek batang, yaitu stek batang yang telah mengalami modifikasi sperti rhizome atau tuber dan stek batang itu sendiri yang dapat berupa batang lunak, setengah lunak, dan batang keras.

Stek rhizome atau tuber Rhizome (rimpang) atau tuber (umbi) merupakan bagian tanaman berupa batang termodifikasi yang tumbuh dan berkembang di bawah permukaan tanah. Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan menggunakan rimpang adalah jahe, kunyit, dan srirejeki (Aglonema). Sedangkan contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan menggunakan umbi adalah kentang. Ilustrasi cara perbanyakan tanaman dengan menggunakan bahan stek umbi ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Ilustrasi gambar bahan stek tuber. Stek batang Stek batang disini merupakan stek yang berasal dari batang sebenarnya dari suatu tanaman. Stek batang dapat berupa batang berkayu lunak maupun berkayu keras. Namun secara umum stek batang dapat juga terbagi ke dalam tiga macam stek, yaitu stek ujung batang, stek batang tengah, dan stek pangkal batang. Gambaran yang menjelaskan perbedaan antara stek ujung batang, batang tengah, dan pangkal batang dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Page 38: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 37

Gambar 3.3. Macam stek batang berdasarkan tingkat kekerasan

batang. Kekerasan batang menggambarkan tingkat perkembangan jaringan (differensiasi)

Stek Daun Stek daun diartikan sebagai bahan perbanyakan tanaman berupa daun dengan atau tanpa kelengkapan organ penyusunnya seperti tangkai daun. Karena itu stek daun dapat digolongkan menjadi beberapa tipe stek daun sebagai berikut ini.

Stek daun dengan tangkai Bahan stek terdiri atas helaian daun beserta tangkainya. Lihat Gambar 3.4. Contoh tanaman yang dibiakkan dengan stek daun bertangkai adalah iler-iler (Coleus) dan African Violet (Saintpaulia). Stek daun tanpa tangkai daun Bahan stek ini hanya berupa helaian daun saja. Lihat Gambar 3.5. Contoh tanamannya adalah Begonia, tanaman hias golongan sukulen, dan jeruk nipis.

Stek pucuk atau berkayu lunak

Stek batang semi keras dengan daun

Stek batang keras tanpa daun

Page 39: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 38

Stek potongan daun Bahan stek ini berupa potongan daun yang dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan ibu tulang daun (midrib). Lihat Gambar 3.6. Contoh tanaman yang dapat dibiakkan dengan menggunakan stek potongan daun adalah Sanseviera (lidah mertua) dan Begonia.

Gambar 3.4. Ilustrasi macam stek daun dengan tangkai daun

Gambar 3.5. Ilustrasi macam stek daun tanpa tangkai daun

Gambar 3.6. Ilustrasi macam stek helaian daun.

Page 40: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 39

C. Pembentukan Akar Pada Stek Pembelahan sel secara biasa (mitosis) merupakan dasar

pertumbuhan dan regenerasi tanaman melalui stek. Pada jaringan yang mengalami luka (wounded tissue) yaitu pada dasar potongan stek, akan terbentuk suatu jaringan kalus tempat akar tumbuh dan berkembang. Akar stek yang berkembang pada jaringan kalus dikenal sebagai akar adventif. Jadi, pembentukan kalus merupakan dasar pembentukan akar selanjutnya.

Gambaran yang berbeda tentang pembentukan akar juga disampaikan oleh beberapa penulis. Pendapat tersebut menyatakan bahwa calon akar memang telah ada pada bahan stek, terutama stek batang. Akar adventif tersebut akan tumbuh dan berkembang dari suatu jaringan yang berada di antara jaringan pembuluh silem dan floem.

Terlepas dari pendapat yang berbeda tersebut, pembentukan akar pada stek diawali dengan penumpukan zat tumbuh (seperti auksin dan beberapa hasil fotosintesis lainnya) pada dasar stek yang pada dasarnya merupakan luka yang membutuhkan penyembuhan atau perbaikan jaringan. Zat-zat tumbuh tersebut berinteraksi dengan faktor dalam bahan stek untuk mengaktifkan pembelahan sel. Pembelahan kemudian diikuti dengan pembentukan kalus yang nantinya diteruskan dengan pembentukan bakal calon akar. Senyawa pengatur tumbuh merupakan pembentukan dari proses fotosintesis, sedangkan energi dan beberapa senyawa sederhana yang diperlukan untuk pembelahan sel, difeerensiasi sel, dan pembentukan bakal akar diperoleh dari respirasi.

Pembentukan akar pada stek (batang) merupakan suatu proses yang dikenal sebagai organogenesis, yaitu proses perkembangan yang unik untuk berdifferensiasi melalui struktur dan fungsinya membentuk sejumlah morfogenik dari organ. Proses pembentukan tubuh (organ) pada dasarnya merupakan kemampuan untuk mempertahankan kehidupan dan juga untuk menghadapi lingkungan. Kemampuan tersebut disebabkan tanaman memiliki daya melakukan diferensiasi kembali pada jaringan yang selnya telah mengalami diferensiasi. Kemampuan ini dikenal sebagai dedifefernsiasi (berdifferensiasi kembali).

Pembentukan akar pada stek sebagai bahan perbanyakan tanaman, yang umumnya merupakan jaringan non-meristematik, dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Pembentukan akar secara tidak langsung melibatkan pembentukan kalus terlebih dahulu pada dasar stek atau dasar potongan stek, dikenal dengan istilah indirect organogenesis.

Page 41: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 40

Sedangkan pembentukan akar secara langsung tidak melibatkan atau tidak didahului dengan adanya pembentukan kalus pada dasar stek, atau dikenal dengan istilah direct organogenesis.

Sesaat setelah pemotongan batang atau cabang atau ranting

sebagai bahan stek, sesaat itu pula terdapat atau muncul respon akibat pelukaan (pemotongan). Respon tersebut diawali dengan matinya sel-sel terluar dari permukaan potongan yang membentuk suatu lapisan necrotic (sel mati). Lapisan ini merupakan bahan kabus (suberin) yang menyumbat pula xylem. Secara fisik lapisan ini melindungi permukaan potongan dari kerusakan dan infeksi patogen. Sel-sel hidup yang berada di balik lapisan tersebut mulai membelah setelah beberapa hari, yang kemudian terbentuk lapisan sel parenkim (kalus). Sel-sel tertentu di sekitar jaringan kambium dan phloem mulai membelah dan menginisiasi pembentukan akar baru yang dikenal sebagai akar adventif.

Secara umum tahapan pembentukan akar pada bahan stek batang adalah melalui tiga tahapan pokok, yaitu dedifferensiasi, induksi, dan differensiasi. Berikut adalah uraian masing-masing tahapan dimaksud.

1. Dedifferensiasi

Bahan stek (potongan batang) akan berespon terhadap lingkungan tempat ditumbuhkannya sesaat setelah ditanam, yaitu berupa pembentukan sel yang meristematik dari jaringan yang sel-selnya sebenarnya telah terdifferensiasi. Kejadian ini dikenal sebagai dedifferensiasi, yaitu merupakan suatu proses yang menggambarkan proses differensisi kembali dari suatu sel yang telah dewasa (telah terdifferensiasi). Pada kasus perkembangan stek, proses ini sering pula diistilahkan sebagai differensiasi awal.

Potongan tanaman kalus meristemoid

Primordia akar

Potongan tanaman meristemoid Primordia akar

Page 42: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 41

Bersamaan dengan itu, terjadi pembentukan lokus meristem (meristem denovo) dan dilanjutkan dengan diferensiasi sel batang (stem cell). Sebelum differensiasi, perbanyakan sel batang dan kemudian membentuk sekelompok sel berbentuk bola (bundar). Sel terus membelah dengan disertai inisiasi pembelahan sel secara planar atau memanjang untuk membentuk meristem akar yang berbeda dengan meristem di sekelilingnya. Proses ini diteruskan dengan perpanjangan sel sehingga mendorong lapisan epidermis kayu terluar.

Proses dedifferensiasi ini terjadi pada sel-sel pembentuk jaringan phloem (parenkim phloem) dan dekat dengan jaringan vascular bundle melalui pembelahan anticlinal dari salah satu selnya secara random. Namun demikian, akar-akar pada jaringan non meristek seperti pada bahan stek batang, calon akar dapat terinisiasi tidak hanya pada seperti yang telah dijelaskan di atas. Inisiasi akar adventif pada stek batang dapat terjadi dan berasal dari sel atau jaringan sekitar pembuluh getah, jaringan kalus, dan jaringan pusat kalus pada sekitar pembuluh pengangkutan phloem, serta dari jaringan perisikel. Akar yang berasal dan berkembang dari jaringan kalus tidak akan terjadi bilamana pembentukan akar pada bahan stek batang melalui proses langsung, yaitu tanpa pembentukan jaringan kalus terlebih dahulu.

Rangsangan kimia awal untuk dedifferensiasi dan pembentukan inisial akar yang merupakan tahap kritis dari pembentukan akar adventif pada suatu stek batang, dan kemudian dilanjutkan dengan organisasi sel-sel meristemoid (sel pusat meristematik yang membelah menjadi primordia akar) nampaknya belum jelas diketahui. Namun demikian hipotesis yang dapat diajukan menerangkan hubungan beberapa komponen yang mempengaruhi inisiasi akar adventif adalah bahwa terdapat faktor khusus penghambat perakaran. Faktor tersebut adalah co-faktor isochlorogenic acid dan co-faktor oxygenated terpenoids, yang menentukan pembentukan dan sekaligus merangsang kerja co-faktor lainnya sehingga menjadi lebih komplek untuk membentuk RNA yang bertanggung jawab terhadap inisiasi akar.

2. Induksi

Tahap induksi muncul antara saat jaringan menjadi mampu (memiliki kompetensi) dan saat jaringan telah siap menjadi primordia. Tahapan ini merupakan kelanjutan dari sel yang terdedifferensiasi. Akibat dari perkembangan lebih lanjut tahapan di atas, maka terjadi pembentukan inisial (calon) akar dan kemudian terbentuklah primordia akar dari sel-sel yang telah

Page 43: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 42

lebih terorganisasi. Fase ini merupakan fase kritis karena merupakan dampak dari fungsi integrasi lintasan gen yang merupakan penuntun proses perkembangan, khususnya diferensiasi morfologis.

Proses induksi diakhiri pada saat sel atau sekelompok sel telah dapat secara penuh akan menghasilkan atau membentuk akar. Pertumbuhan dan perkembangan berikutnya sangat tergantung pada efektifitas lingkungan (baik fisik maupun kimia) mampu mempengaruhi sel atau sekelompok sel yang telah memiliki kompetensi membentuk akar dapat meneruskan perkembangannya.

3. Differensiasi

Differensiasi adalah proses dimana sel melengkapi proses metabolik, struktur, dan fungsinya yang nyata berbeda dengan kondisi awal sel bersangkutan. Differensiasi pada tanaman bersifat dapat balik, artinya sel-sel yang telah terdifferensiasi dapat kembali melakukan proses differensiasi akibat hilangnya sifat differensiasinya. Awal dari differensiasi dimulai dengan munculnya sel atau sekelompok sel yang telah berkompeten untuk membentuk organ dengan secara tiba-tiba mengubah polaritasnya dan diikuti secara perlahan dengan mengorganisasikan sel-sel secara simetri radial dan bersama-sama tumbuh sepanjang sumbu baru untuk membentuk tonjolan organ akar.

Pada perkembangan akar stek batang, setelah fase induksi dilalui, sel akan memasuki fase diferensiasi kedua. Tahap ini merupakan differensiasi bentuk dan perkembangan organ yang mulai terbentuk (terlihat). Melalui pembelahan sel yang diikuti dengan perpanjangan dan perbesaran sel pada daerah dasar dari perkembangan meristem, maka tahap selanjutnya adalah tumbuh dan pemunculan akar terlihat keluar dari jaringan batang (kortek).

Keberhasilan bahan stek batang membentuk akar tergantung pada diferensiasi jaringan vaskular. Jaringan ini merupakan tempat pembentukan akar baru yang erat kaitannya dengan pembuluh xylem dan phloem dari aksis induknya.

Pembentukan primordia akar pada bahan stek batang dapat terjadi tanpa pembentuka kalus, akan tetapi dapat terjadi setelah terbentuk lapisan kalus pada dasar stek, seperti telah dijelaskan di atas. Pada kasus ini, maka pembentukan akar tidak berhubungan dengan jaringan vaskular. Keterhubungan atau terbentuknya jaringan vaskular yang memang telah ada

Page 44: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 43

pada batang sebagai bahan stek dengan jaringan vaskular yang terbentuk pada akar baru terjadi kemudian melalui perkembangan lanjut dari jaringan kalus. Kecepatan pembentukan jaringan vaskular dipengaruhi oleh sistim polaritas dan tranportasi basal dari mineral dan asimilat.

Perkembangan akar pada stek batang dilaporkan dipengaruhi oleh beberapa gen pengatur diferensiasi. Sebagai contoh adalah bahwa pembentukan akar tembakau dipengaruhi oleh gen HRGPnt3 (Hydroxyproline-rich Glycoprotein). Gen ini pada protein dinding sel akan memodifikasi dinding sel dan melakukan penetrasi pada lapisan luar sel sebelum akar tumbuh. Contoh lainnya, yaitu pada Arabidopsis bahwa gen primordia akar lateral terekspresi selama fase perkembangan akar dan akan hilang setelah akar lateral tumbuh. Ini berarti terdapat pengaturan fungsional gen untuk terjadinya pembentukan primordia akar lateral. Fenomena pembentukan akar adventif yang berasal dari jaringan perisikel mirip dengan pembentukan akar lateral.

Pada kebanyakan tanaman keras (tahunan) pembentukan akar dirangsang oleh bakteri (RSB = root-stimulating bacterium). Bakteri ini mensistesis senyawa indol termasuk indole acetic acid (IAA) dan mensekresikannya ke media pertumbuhan dan berperan dalam menginduksi akar adventif pada stek. Auksin diketahui masuk ke bahan stek melalui permukaan luka (dasar potongan) dengan bantuan jerapan pH dan pengangkutan masuk (infflux). Kondisi ini akan mempercepat pembentukan akar adventif, dan telah diplikasikan secara luas pada nursery tanaman perkebunan dan tanaman taman khususnya yang berkayu.

Proses pembentukan akar adventif pada stek melibatkan berbagai aspek fisiologis yang terjadi di dalam jaringan bahan stek bersangkutan. Proses tersebut merupakan reaksi bersitindak antara berbagai faktor, baik faktor dalam maupun faktor luar. Faktor dalam tersebut berupa keberadaan zat pengatur tumbuh dan beberapa senyawa yang berhubungan erat dengan zat pengatur tumbuh tersebut maupun senyawa fotosintat lainnya. Sedangkan faktor luar yang berperan adalah suhu dan kelembaban serta cahaya. Berbagai faktor tersebut akan dibahas tersendiri dalam bab ini juga.

Beberapa aspek fisiologis yang berkaitan dengan kemampuan organ vegetatif sebagai bahan stek untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang utuh adalah sebagai berikut ini. 1. Akar adventif untuk tanaman yang tergolong herba diinisiasi pada suatu

sekolompok sel yang berada di luar atau di antara jaringan pembuluh.

Page 45: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 44

Sedangkan pada tanaman berkayu, akar adventisius diinisiasi pada sisi luar atau dalam jaringan pembuluh. Inisiasi akar adventisius diawali dengan penumpukan beberapa senyawa tumbuh seperti zat pengatur tumbuh dan karbohidrat lainnya pada ujung potongan bawah bahan stek.

2. Akar adventif dan tunas tidak tumbuh dan berkembang pada saat yang

bersamaan. 3. Laju inisiasi dan pembentukan akar adventif dan tunas pada stek

dikendalikan secara terpisah oleh zat pengatur tumbuh seperti auksin, gibberellin, dan sitokinin. Zat pengatur tumbuh tersebut keberadaannya pada bahan stek dapat secara alami, namun beberapa jenis zat pengatur tumbuh perlu diberikan dari luar sebagai perlakuan.

4. Zat pengatur tumbuh golongan auksin sangat penting untuk inisiasi

akar adventif pada stek batang. Karena itu, aplikasi auksin sintetik seperti IBA (Indole Butiricacid) atau NAA (Naphtalena Aceticacid) umumnya dapat meningkatkan efektifitas inisiasi pembentukan akar pada stek batang.

5. Pembentukan akar adventif sangat lambat pada beberapa spesies

tertentu seperti duku dan cempaka. Hambatan pembentukan akar adventisius tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa kondisi sebagai berikut ini, a. Terdapat senyawa penghambat alami bagi pertumbuhan akar pada

jaringan bahan stek. b. Ketidakhadiran satu atau lebih kofaktor pengakaran yang bekerja

secara sinergis dengan auksin dalam menginisiasi pembentukan akar. Kofaktor diartikan sebagai senyawa bukan protein yang dibutuhkan gugusan auksin agar auksin tersebut aktif berperan dalam pembentukan akar. Kofaktor bersama auksin akan terakumulasi pada dasar stek, dan kemudian mengendalikan pembelahan sel hingga terbentuknya inisiasi akar.

c. Terdapat jaringan sklerenkima antara floem dan kortek yang secara fisik menghalangi perkembangan akar. Oleh karena itu akar akan terhalang ke luar dari jaringan pembuluh. Sklerenkima adalah jaringan-jaringan yang mengeras dan menguat karena dinding selnya menebal.

Page 46: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 45

6. Pengakaran stek bersifat polaritas, artinya pembentukan akar akan terjadi pada ujung bagian bawah bahan stek sedangkan pembentukan tunas akan terjadi pada bagian atas dari bahan stek.

7. Pertumbuhan stek yang baik akan diperoleh dari bahan stek yang

sehat. Tanaman sehat dicirikan oleh ketersediaan nitrogen dan karbohidrat yang cukup. Nitrogen berfungsi mendukung kemudahan pembentukan tunas, sedangkan karbohidrat mendukung pembentukan akar. Bilamana nitrogen terlalu tinggi dari karbohidrat, maka pembentukan akar akan terhambat. Atas dasar inilah, maka cabang lateral lebih baik sebagai bahan stek daripada batang terminal. Cabang lateral diartikan sebagai percabangan yang tumbuh ke arah horisontal dan berkembang dari batang terminal yang tumbuh secara vertikal sebagai batang pokok.

8. Akar adventisius terbentuk lebih cepat pada stek batang yang berada

pada kondisi gelap atau cahaya tidak berlebih daripada keadaan terang.

9. Stek batang atau stek akar yang diambil dari tanaman induk muda akan

lebih cepat membentuk akar dibandingkan bahan stek yang diambil dari tanaman induk berumur tua.

Perakaran pada stek daun akan terbentuk sepanjang helaian daun

masih tetap segar. Zat pengatur tumbuh internal pada helaian daun ditransportasikan ke dasar stek, yaitu pada dasar potongan petioal (tangkai daun). Di daerah tersebut auksin terakumulasi dan kemudian menginisiasi akar. Akar-akar yang telah terbentuk kemudian memproduksi sitokinin, dan kemudian terakumulai pada jaringan kalus yang terbentuk pada dasar petiol tersebut. Sitokinin, kemudian mengatur pembentukan tunas-tunas yang tumbuh dan perkembang. D. Faktor Pendukung Keberhasilan Penyetekan

Keberhasilan penyetekan dicirikan oleh berhasilnya bahan stek

membentuk akar dan kemudian membentuk tunas-tunas. Beberapa faktor pendukung keberhasilan penyetekan diperlukan dalam keadaan optimal untuk menjamin agar supaya pembentukan, pertumbuhan, dan perkembangan akar stek dapat optimal pula.

Page 47: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 46

Faktor pendukung tersebut adalah faktor tanaman (faktor dalam),

faktor lingkungan (faktor luar), dan faktor pelaksanaan penyetekan. Berikut uraian masing-masing faktor pendukung keberhasilan penyetekan. 1. Faktor Tanaman Tanaman disini diartikan sebagai bahan stek baik berupa stek batang, stek akar, maupun stek daun. a. Macam bahan stek.

Telah dijelaskan pada Sub-Bab macam stek. Pada umumnya bahan stek berkayu lunak (softwood) lebih mudah membentuk akar dalam waktu relatif singkat dibandingkan dengan stek batang keras (hardwood). Bahan stek yang berasal dari percabangan lateral akan lebih mudah membentuk akar dibandingkan bahan stek yang berasal dari percabangan terminal.

b. Umur bahan stek.

Kedewasaan atau tingkat ketuaan jaringan berhubungan dengan jumlah karbohidrat tertimbun dalam jaringan bahan stek. Semakin banyak karbohidrat yang tersedia pada bahahn stek, maka pembentukan akar akan lebih mudah. Bahan stek dari bagian tanaman yang berumur muda akan lebih mudah berakar dibandingkan dengan bahan stek dari bagian tanaman yang telah tua. Akan tetapi bila bahan stek terlalu muda dan lunak, bahan stek tersebut akan mudah mati akibat membusuk atau mengering sebelum berhasil membentuk akar. Hal ini disebabkan proses transpirasi berjalan cepat.

Lain halnya bilamana bahan stek terlalu tua, bukan mudah mati, akan tetapi proses pembentukan akar membutuhkan waktu lama. Proses pembentukan akar yang lama ini disebabkan pada jaringan bahan stek yang tua memerlukan waktu lama untuk dediferensiasi terutama jaringan tempat calon akar itu tumbuh yang berada di antara jaringan pembuluh. Dediferensiasi diartikan sebagai proses balik daripada diferensiasi. Diferensiasi sendiri diartikan sebagai proses perubahan dari keadaan sederhana atau muda ke arah yang lebih rumit atau tua.

c. Adanya tunas atau daun pada bahan stek.

Tunas dan daun merupakan sumber zat pengatur tumbuh seperti auksin

Page 48: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 47

yang dapat merangsang pembentukan akar stek. Kartena itu, keberadaan tunas ataupun daun pada bahan stek sangat menguntungkan dan berpengaruh baik terhadap pembentukan akar.

Karbohidrat yang dihasilkan oleh daun sebagai bentuk hasil fotosintesis secara langsung mempengaruhi proses pembentukan akar stek. Selain karbohidrat, daun juga memproduksi auksin (terutama pada bagian pucuk) yang kemudian ditransportasikan ke arah dasar stek. Auksin ini kemudian ikut terlibat bersama-sama hasil fotosintesis lainnya dalam pembelahan sel dan pembentukan kalus serta inisiasi akar. Akan tetapi, bilamana daun terlalu banyak maka transpirasi akan berjalan cepat yang pada akhirnya bahan stek akan layu sebelum membentuk akar. Hal ini dapat dihindari dengan cara pemotongan sebagian daun yang ada pada bahan stek.

d. Fotosintat yang terkandung dalam bahan stek.

Fotosintat atau sering juga disebut bahan makanan terutama karbohidrat dan nitrogen yang ada pada bahan stek sangat mempengaruhi perkembangan akar dan tunas stek. Umumnya nitrogen mendukung pembentukan akar. Namun pada konsentrasi yang tinggi, nitrogen akan menghambat pembentukan akar.

Perimbangan yang baik antara karbohidrat dan nitrogen diperlukan untuk mengarahkan pertumbuhan stek. Bilamana perimbangan karbohidrat dan nitrogen rendah, akan merangsang pembentukan tunas yang baik dan kuat tetapi perakarannya lemah karena jumlah akar yang terbentuk sedikit. Sebaliknya, bilamana perimbangan karbohidrat dan nitrogen tinggi, akan merangsang pembentukan akar yang lebih banyak namun tunasnya lemah.

e. Pembentukan kalus

Pada kebanyakan jenis tanaman hortikultura, pembentukan kalus mendahului pembentukan akar. Tetapi tidak berarti dengan adanya pembentukan kalus merupakan tanda stek akan berhasil membentuk akar. Sebagian bahan stek akan mudah berakar tanpa didahului oleh pembentukan kalus.

Pembentukan akar pada stek tidak tergantung hanya pada pembentukan kalus, tetapi akar yang tumbuh dan berkembang dari jaringan kalus akan lebih kuat daripada akar yang tumbuh dan berkembang dari stek yang

Page 49: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 48

tidak berkalus. Selain itu, pembentukan kalus pada dasar stek berguna untuk menutup luka dan mencegah pembusukan jaringan bahan stek.

f. Zat pengatur tumbuh

Zat pengatur tumbuh di dalam jaringan bahan stek berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan dan perkembangan stek melalui pengaturan pembentukan akar. Setiap laju pertumbuhan dan perkembangan stek diatur oleh perbandingan zat pengatur tumbuh yang bersifat merangsang (promoting) dan menghambat (inhibiting).

Jenis zat pengatur tumbuh yang umumnya berperan penting dalam proses pengakaran stek adalah auksin. Selain auksin, golongan zat pengatur tumbuh lainnya meliputi gibberellin dan sitokinin.

Secara alami, masing-masing golongan zat pengatur tumbuh sudah tersedia pada jaringan bahan stek. Hanya saja, untuk lebih menjamin tingkat keberhasilan pembentukan akar pada stek, penambahan zat pengatur tumbuh dari luar sering dilakukan. Tingkat keberhasilan pemberian zat pengatur tumbuh sangat ditentukan oleh teknik dan konsenterasi atau dosis zat pengatur tumbuh bersangkutan.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor luar yang ikut berperan dalam menentukan tingkat keberhasilan stek membentuk akar. Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap keberhasilan penyetekan adalah sebagai berikut ini.

a. Media tumbuh

Media tumbuh merupakan tempat stek ditanam dan tempat nantinya akar stek tumbuh dan berkembang. Media perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama pembentukan akar, memberi kelembaban pada stek, dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek. Media perakaran yang baik adalah yang dapat memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup, berdrainase baik, serta bebas dari patogen yang dapat merusak stek. Media perakaran stek yang biasa dipergunakan adalah tanah, pasir, campuran gambut dan pasir, perlite dan vermikulit. Dari beberapa hasil penelitian dapat dikatakan bahwa suhu perakaran optimal untuk perakaran stek berkisar antara 21OC –

Page 50: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 49

27OC pada pagi dan siang hari dan 15OC pada malam hari. Suhu yang terlampau tinggi dapat mendorong perkembangan tunas melampaui perkembangan perakaran dan meningkatkan laju transpirasi.

Media tumbuh yang memiliki sifat porositas tinggi dengan kemampuan memegang air yang cukup dan memudahkan pengatusan merupakan media tumbuh yang baik. Selain memiliki sifat seperti yang telah disebutkan tersebut, media tumbuh hendaknya juga memiliki tingkat kemasaman (pH) berkisar antara 4,5 – 6,5. Tingkat kemasaman tanah berpengaruh langsung terhadap jumlah dan mutu perakaran adventif. Media tumbuh yang berdraenase baik akan menjamin kandungan oksigen tersedia dalam tanah pada keadaan mencukupi bagi terbentuknya jaringan kambium pada akar yang baru terbentuk. Dengan mudahnya kelebihan air terbuang dan mudahnya aliran udara dalam media akan memberikan kondisi suhu dan kelembaban media yang lebih stabil. Namun demikian, terdapat jenis tanaman hortikultura dapat diperbanyak dengan menggunakan stek tanpa media perbanyakan berupa tanah, tetapi dengan menggunakan media pengakaran berupa air.

Gambar 3.7. Ilustrasi pengakaran stek batang pada media air.

b. Kelembaban Kelembaban merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan penyetekan. Sangatlah ironis, bahwasannya bahan stek yang dilengkapi dengan tunas atau daun akan memberikan tingkat keberhasilan yang tinggi terhadap pembentukan akar. Namun di sisi lain, stek bertunas atau stek berdaun juga tidak menguntungkan karena laju transpirasi yang

Page 51: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 50

kemungkinan terjadi sangat tinggi. Karena itu, untuk mempertahankan laju transpirasi berjalan lambat pada stek berdaun perlu mempertahankan kelembaban di sekitar stek agar tetap tinggi. Cara yang baik untuk mempertahankan kelembaban adalah dengan penyemprotan air dalam bentuk kabut ke areal pembibitan stek dan kemudian menyungkupinya. Seiring dengan berjalan waktu (umur bibit stek) makan penyemprotan dikurangi.

c. Suhu

Suhu mengendalikan laju perkembangan akar dan tunas stek. Jika suhu udara di sekitar stek tertanam terlalu tinggi, akan menyebabkan tunas terbentuk lebih cepat daripada akar. Oleh karena itu, mengingat keberhasilan stek ditunjukkan oleh keberhasilan stek membentuk akar, maka sebaiknya suhu medium tanam lebih hangat atau tinggi daripada suhu udara.

Suhu udara optimum bagi pembentukan akar stek berbeda-beda untuk setiap spesies tanaman hortikultura. Akan tetapi kebanyakan tanaman menghendaki suhu berkisar 20OC - 27OC. Untuk medium tanam, suhu sebaiknya lebih tinggi 3OC hingga 6OC. Suhu medium tanam yang lebih rendah akan merangsang terbentuknya kalus, sedangklan suhu yang lebih tinggi akan merangsang terbentuknya akar. Suhu tinggi pada medium tanam dapat dipertahankan dengan memberikan mulsa pada permukaan medium tanam

d. Cahaya

Intensitas cahaya matahari yang tinggi atau cahaya merah dan biru dari sumber cahaya buatan merupakan cahaya yang baik dan menentukan pertumbuhan dan perkembangan akar stek. Setelah terbentuk akar, panjang-pendeknya hari mulai berpengaruh terhadap perkembangan tunas selanjutnya.

3. Faktor Pelaksanaan

Faktor pelaksanaan merupakan hal-hal yang dilakukan oleh pembibit tanaman selama mempersiapkan bahan stek seperti perlakuan yang diberikan dan tindakan perawatan pembibitan stek. Faktor tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut ini.

Page 52: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 51

a. Perlakuan sebelum bahan stek diambil. Perlakuan yang dimaksud adalah perlakuan yang dikenakan kepada bahan stek semasih berada pada pohon induknya. Beberapa perlakuan yang sering dilakukan untuk tujuan mempersiapkan bahan stek yang baik meliputi :

Merangsang pemanjangan (etiolasi) cabang dengan cara penaungan

atau pembungkusan cabang calon bahan stek dengan menggunakan plastik hitam.

Membuat keratan melingkar pada batang sebelum bahan stek diambil. Pengeratan ini dimaksudkan agar fotosintat menumpuk pada bagian atas keratan atau bagian bawah bahan stek.

Pemberian cahaya tambahan agar supaya laju fotosintesis meningkat.

Penyemprotan zat pengatur tumbuh kepada percabangan sumber bahan stek sebelum dipotong dari tanaman induknya.

b. Saat pengambilan bahan stek.

Saat tanaman induk menunjukkan fase pertumbuhan yang aktif merupakan petunjuk umum untuk waktu atau saat pengambilan bahan stek yang baik. Umumnya pada periode tumbuh seperti ini, sejumlah tunas-tunas baru yang banyak tumbuh akan nampak pada percabangan. Setelah tunas-tunas tumbuh dan berkembang lebih lanjut dan membentuk kayu yang cukup, maka bahan stek tersebut sudah siap digunakan sebagai bahan stek. Kondisi seperti yang dijelaskan di atas dapat sengaja dibuat agar mempercepat dilakukan pembiakan vegetatif melalui stek. Upaya tersebut adalah mengkondisikan lingkungan tanaman induk tetap memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi. Selain itu, pengaturan cahaya melalui pengaturan lamanya mendapatkan sinar dan lamanya tidak mendapatkan sinar dengan cara penyungkupan tanaman induk. Keadaan tersebut akan merangsang pembentukan tunas-tunas baru pada percabangan. Selain itu, melalui pemangkasan cabang-cabang tidak produktif juga dapat dilakukan untuk merangsang pertunasan.

Page 53: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 52

Gambar 3.8. Ilustrasi pelaksanaan penyetekan dengan upaya

memberikan kelembaban yang cukup melalui penyungkupan.

c. Pemotongan stek.

Sesaat setelah bahan stek dipotong atau terpisah dari tanaman induknya, ini berarti telah ada luka pada jaringan bahan stek. Luka tersebut terutama yang berada pada dasar atau pangkal stek merupakan tempat penimbunan fotosintat. Semakin luas luka maka semakin luas tempat penimbunan fotosintat, demikian juga semakin luas daerah tempat terbentuknya akar. Pemotongan bahan stek secara miring akan memperluas bidang permukaan bagi kesempatan terbentuknya akar, sehingga kemungkinan terbentuknya akar dalam jumlah banyak semakin besar.

Disarankan sedapat mungkin saat memotong bahan stek ke bentuk dan ukuran siap tanam dilakukan dalam air. Bila hal ini tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka sesaat setelah pemotongan, potongan bahan stek siap tanam tersebut kemudian diletakkan pada wadah berair atau wadah yang lembab. Perlakuan ini dilakukan agar supaya gelembung udara tidak masuk melalui dasar bahan stek. Bilamana udara masuk ke dalam jaringan bahan stek melalui jaringan pembuluh pengangkutan, udara

Page 54: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 53

tersebut dapat menghambat masuknya air dan larutan hara karena udara yang masuk tersebut membentuk rongga .

d. Perlakuan atau penggunaan zat pengatur tumbuh.

Untuk merangsang pembentukan akar pada stek, para pembibit tanaman (nursery) sering menggunakan zat pengatur tumbuh. Perakaran yang dihasilkan biasanya lebih baik bila dibandingkan dengan bahan stek yang tidak diperlakukan dengan zat pengatur tumbuh.

Secara alami di dalam tanaman terdapat zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh alami ini dikenal sebagai fitohormon, yang bersifat mendorong maupun menghambat pertumbuhan. Laju dan arah pertumbuhan tanaman dikendalikan oleh perbandingan fitohormon pendorong dan penghambat. Oleh karena itu, pemberian atau perlakuan zat pengatur tumbuh tambahan dari luar paling tidak harus memperhatikan beberapa hal yang terkait erat dengan berbagai proses yang terjadi di dalam tanaman.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan zat pengatur tumbuh untuk maksud mengatur pengakaran stek adalah sebagai berikut ini.

Zat pengatur tumbuh harus sampai pada jaringan target, artinya

senyawa tersebut harus dapat diserap dan kemudian mudah ditranslokasikan. Kemudahan tersebut dipengaruhi oleh macam formulasi, konsentrasi, cara pemberian zat pengatur tumbuh, dan kondisi lingkungan saat pemberian.

Zat pengatur tumbuh yang diberikan harus cukup lama berada pada jaringan target. Hal ini dipengaruhi oleh sifat translokasi dan ketahanan zat pengatur tumbuh terhadap peruraian. Seperti diketahui, zat pengatur tumbuh di dalam jaringan tanaman akan mengalami oksidasi dan penurunan daya pengaruhnya akibat pengikatan oleh asam amino atau pengikatan oleh gula.

Bahan stek yang sehat akan bersitindak dengan baik terhadap zat pengatur tumbuh yang diberikan. Namun demikian, tanggapan bahan stek terhadap zat pengatur tumbuh sangat dipengaruhi oleh jenis (genetik) dan tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Penggunaan atau penambahan zat pengatur tumbuh tidak berarti sebagai pengganti keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi terbentuknya akar. Jika lingkungan yang meliputi kondisi media

Page 55: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 54

pembibitan, suhu, kelembaban, ataupun keadaan bahan stek tidak baik (lihat bahasan faktor tanaman), maka pemakaian atau pemberian zat pengatur tumbuh tidak akan membantu atau tidak berguna dalam perangsangan pembentukan akar bahan stek.

e. Cara Penanaman (pesemaian)

Yang dimaksud dengan cara penanaman adalah, apakah bahan stek ditanam pada bak pesemaian (komoniti pot), individual pot, ataupun pesemaian langsung ditanah (bedengan). Untuk tanaman yang peka terhadap kerusakan sebaiknya menggunakan komoniti pot. Untuk tanaman yang mudah tumbuh dapat langsung disemaikan di lapangan.

Seiring dengan perjalanan waktu, metode perbanyakan vegetatif

seperti stek telah banyak digunakan sebagai metode untuk perbanyakan tanaman hortikultura. Seperti telah dijelaskan di atas, banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan keberhasilan metode perbanyakan ini.

Keberhasilan menggunakan metode perbanyakan stek dipengaruhi pula oleh tujuan dan bahan stek yang tersedia. Demikian pula halnya dengan perbanyakan vegetatif melalui stek pada kentang, bahwa sumber tanaman induk mempengaruhi keberhasilan stek. Stek yang berasal dari tunas-tunas umbi mini sangat baik untuk dijadikan bahan stek bibit dibandingkan umbi lainnya yang berukuran lebih besar.

Umur tanaman sebagai sumber bahan stek batang tanaman kentang mempengaruhi keberhasilan tumbuh stek tersebut. Umur tanaman kentang yang baik untuk dijadikan bahan stek adalah 21 hari setelah tanam dan ditanam dengan jarak tanam 70 x 30 cm. Keadaan media yang bebas akan sumber patogen penyebab penyakit juga mendukung keberhasilan stek. Sterilisasi media dengan menggunakan Vapam (matam sodium) dan Basamid-G dilaporkan dapat mempertinggi persentase tumbuh stek kentang akibat berkurangnya infeksi bakteri penyebab layu pada stek. Satu jenis tanaman dapat diperbanyakan dengan berbagai macam stek, seperti stek batang, stek pucuk, dan stek anakan. Berikut contoh tanaman hias Aglonema yang dapat diperbanyak dengan ketiga macam stek tersebut. Stek batang dapat digunakan untuk memperbanyak Aglonema bilamana tanaman telah memiliki batang yang cukup panjang. Stek pucuk justru diaplikasikan bilamana Aglonema nampak terhambat pertumbuhannya. Pucuk dipangkas atau dipotong dan kemudian dimanfaatkan sebagai bahan perbanyakan akan merangsang pembentukan tunas-tunas lateral (tunas

Page 56: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 55

aksilar) lebih cepat dan lebih banyak. Untuk hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa tanaman bersangkutan memiliki sistim perakaran yang sehat dan kuat. Sedangkan stek anakan dilakukan bilamana Aglonema telah membentuk anakan yang banyak. Anakan ini kemudian disapih dengan cara memotongnya. Pada saintpaulia atau afrikan violet atau violces yang diperbanyakan dengan stek daun bertangkai dapat dilakukan secara bertingkat sehingga anakan bibit yang diperoleh akan lebih banyak dibandingkan bilamana stek daun bertangkai tersebut dimanfaatkan hanya satu kali saja. Maksudnya adalah, stek daun bertangkai digunakan beberapa kali. Gambar 3.10. mengilustrasikan tahapan pemanfaatan stek daun bertangkai secara bertingkat pada violces.

Jeruk dapat diperbanyak dengan menggunakan stek daun seperti halnya violces dan sansevera. Perakaran tumbuh dan berkembang sempurna pada saat 4 minggu setelah tanam. Kemudian setelah sistim perakaran tumbuh, tunas tampak tumbuh. Jadi pada stek daun jeruk perakaran lebih dulu terbentuk baru kemudian tunas. Tunas akan cepat tumbuh dan tampak subur bilamana pada dasar stek diberikan sitokinin.

Kaktus, agave maupun jenis-jenis sukulensi dapat diperbanyak secara vegetatif dengan memanfaatkan stek maupun tunas anakan (plantlet) (Gambar 3.9). Penyapihan atau potongan anakan juga merupakan teknik perbanyakan yang sering digunakan untuk perbanyakan sukulensi. Keberhasilan perbanyakan kaktus dan sukulensi tersebut sangat tergantung pada tingkat kelembaban media tanam.

Gambar 3.9. Perbanyakan kaktus dan sukulensi dengan stek (gambar atas)

dan potongan anakan (gambar bawah).

Page 57: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 56

Gambar 3.10. Tahapan proses perbanyakan tanaman violces dengan menggunakan stek daun bertangkai secara bertahap.

A

B

C

E

D

Pesemaian stek daun bertangkai pada media porous

Setelah 3 minggu, stek tahap-1 menghasilkan tunas dan sekaligus akar. Jumlah anakan berkisar 4 – 6 batang. Tangkai daun dipisahkan/ dipotong dari anakan yang terbentuk, untuk bahan perbanyakan tingkat ke-2

Setelah 3 minggu, stek tahap-2 menghasilkan tunas dan sekaligus akar. Jumlah anakan berkisar 3 – 4 batang. Tangkai daun dipisahkan/ dipotong dari anakan yang terbentuk, untuk bahan perbanyakan tingkat ke-3

Setelah 4 minggu, stek tahap-3 menghasilkan tunas dan sekaligus akar. Jumlah anakan berkisar 1 – 2 batang.

Bibit A. violet yang berhasil tumbuh setelah 3 minggu pindah tanam (penyapihan).

Page 58: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 57

RINGKASAN Perbanyakan tanaman melalui teknik pembiakan vegetatif seperti

penyetekan diartikan sebagai perbanyakan tanaman dengan memisahkan organ vegetatif tanaman seperti akar, batang, dan daun dari pohon induknya. Bahan stek kemudian ditanam pada medium tumbuh agar terbentuk akar dan kemudian tunas.

Macam-macam stek yang dapat dipilih untuk memperbanyak tanaman sangat tergantung pada kemampuan organ ataupun jaringan tanaman bersangkutan untuk dapat beregenerasi. Macam stek tersebut adalah berbagai macam stek akar, stek batang, dan stek daun.

Keberhasilan penyetekan dicirikan oleh keberhasilan bahan stek membentuk akar, tidak saja dipengaruhi oleh keadaan dan kemampuan jaringan bahan stek beregenerasi, tetapi dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan seperti media tumbuh, kelembaban, suhu, dan cahaya. Selain kedua faktor tersebut, faktor pelaksanaan juga sangat menentukan keberhasilan penyetekan.

Kemampuan membentuk akar suatu bahan stek memang telah ada secara alami. Namun demikian, persentase keberhasilan penyetekan akan semakin meningkat bilamana pembibit tanaman memberikan beberapa perlakuan seperti mengkondisikan lingkungan yang baik dan cocok bagi pertumbuhan stek dan mempersiapkan bahan steknya dengan baik.

SOAL EVALUASI 1. Jelaskan pengertian stek, dan sebutkan macam-macam stek ! 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan

tanaman melalui teknik stek ! 3. Mengapa stek digunakan sebagai teknik perbanyakan vegetatif tanaman

hortikultura ? 4. Sebutkan macam stek batang didasarkan pada tingkat perkembangan

batang ! 5. Jelaskan ketiga tahapan dalam proses pembentukan akar pada stek !

Page 59: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 58

6. Jelaskan secara singkat hubungan kandungan karbohidrat pada bahan stek dengan kecepatan pembentukan akar !

7. Jelaskan peranan penggunaan (penambahan) zat pengatur tumbuh

dalam upaya pengakaran stek ! 8. Uraikan beberapa contoh tanaman yang berhasil diperbanyak secara

vegetatif dengan menggunakan stek !

DAFTAR PUSTAKA Acquaah, G., 2002. Horticulture – Principles and Practices. Second Edition.

Pentice Hall, New Jersey. p:309-364 Blazich, F.A., 1988. Mineral-Nutrition and adventitious Rooting. In Davis, Tim

D., B.E. Haissig and N. Sankhla (Eds). Adventitious Root Formation In Cuttings. Plant Sciences Series. Vol.2. p:61-69. Dioscorides Press.

Blazich, F.A., 1988. Chemical and Formulations Used to Promote

Adventitious Rooting. In Davis, Tim D., B.E. Haissig and N. Sankhla (Eds). Adventitious Root Formation In Cuttings. Plant Sciences Series. Vol.2. p:132-149. Dioscorides Press.

Davis, T.D., 1988. Photosynthesis During Adventitious Rooting. In Davis,

T.D., et.al. (Eds). Adventitious Root Formation In Cuttings. Advances in Plant Sciences Series. Vol.2. p:79-87. Dioscorides Press.

Geneve, R.L., 1991. Patterns of Adventitious Root Formation in English Ivy. J.

Plant. Growth. Regul. 10:215-220. Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, R.L. Geneve, 2002. Plant

Propagation: Principles and Practices. Printice Hall International Inc. Ingels, J.E., 1994. Ornamental Horticulture : Science, Operation and

Management. ITP, Delmar Publisher Inc. Karjadi, A.K., Luthfy, dan Agung S., 1993. Pengaruh Beberapa Sumber

Tanaman Induk dalam Memproduksi Stek Pucuk Tanaman Kentang.

Page 60: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 59

Bull.Penel.Hort. Vol.XXV No.4, p:119-127. Karjadi, A.K., dan T. Sutiarsih, 1990. Berbagai Cara Sterilisasi Media Tumbuh

Untuk Menekan Mortalitas Dari Stek Kentang Varietas Desiree. Bull.Penel.Hort. Vol. XIX No.1, p:95-100.

Kelly, J., 2009. How To Propagate Agave and Cacti From Cutting and Seed.

Arizona Cooperative Extension, The University of Arizona. AZ 1483. Mohnen, D., 1994. Novel Experimental System For Determining Cellulair

Competence and Determination. In. Davis, T.D and B.E. Haissig (Eds) Biology of Adventitious Root Formation. NY, Plenum Press.p:82-98.

Poincelot, R.P., (2004). Sustainable Horticulture – Today and Tomorrow.

Prentice Hall, New Jersey. p:201-249. Rice, R.P., L.W. Rice and H.D. Tindall, 1990. Fruit and Vegetable Production

in Warm Climate. Mac Millan. Schiefelbein, J.W., J.D. Masucci, and H. Wang, 1997. Building A Root : The

Control Of Patterning And Morphogenesis During Root Development. The Plant Cell. 9:1089-1098.

Wardjito dan Z. Abidin, 1989. Pengaruh Umur Penyetekan Batang sebagai

Sumber Bahan Tanam dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola. Bull.Penel.Hort. Vol.XVII No.4.p:104-109.

Page 61: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 60

CANGKOK ( LAYERING )

Pengantar Dalam bab ini didiskusikan mengenai pengertian cangkok sebagai suatu teknik perbanyakan vegetatif tanaman dan beberapa macam cangkok yang dapat digunakan sebagai teknik dalam perbanyakan tanaman hortikultura. Selain itu, dibahas pula aspek dasar fisiologis pembentukan akar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembentukan akar pada pencangkokan. Isi Bab Pengertian dan alasan mencangkok sebangai teknik perbanyakan, Macam dan teknik cangkokan,

Ground layering (layering) Air layering (cangkok)

Pembentukan akar pada cangkok, dan Faktor-faktor yang mempengaruhi regenerasi tanaman melalui

cangkokan. Tujuan Setelah mempelajari dan membaca materi pembelajaran dalam bab ini, pembaca diharapkan akan :

BAB 4

Page 62: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 61

Mampu mendifinisikan pengertian cangkok sebagai teknik pembiakan vegetatif tanaman,

Mampu menjelaskan beberapa alasan mengapa cangkok sebagai teknik

perbanyakan tanaman hortikultura, Mampu menyebutkan macam-macam cangkok, Mampu menjelaskan aspek dasar fisiologis pembentukan akar pada

cangkok, dan Mampu menyebutkan dan kemudian menjelaskan factor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan perbanyakan tanaman hortikultura melalui pencangkokan.

Page 63: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 62

Seperti halnya pada penyetekan, perbanyakan tanaman melalui pencangkokan merupakan teknik pembiakan vegetatif tanaman yang dapat digunakan untuk memperbanyak atau membentuk klon suatu tanaman terpilih. Selain itu, teknik pencangkokan berguna bagi upaya mempersingkat periode vegetatif suatu tanaman sehingga pada akhirnya tanaman dapat lebih cepat memasuki periode generatif. Selain dari itu, pencangkokan merupakan teknik perbanyakan yang cocok bagi suatu jenis tanaman yang sulit membentuk perakaran bila dilakukan perbanyakan melalui penyetekan. A. Pengertian dan Alasan Mencangkok sebagai Teknik Perbanyakan Layerage yang istilah Indonesianya cangkok merupakan salah satu teknik pembiakan tanaman secara vegetatif. Teknik perbanyakanlah yang paling mudah untuk memperbanyak sebanyakan tanaman hortikultura sehingga, cangkok sering diaplikasikan oleh para penangkar maupun hobiis. Teknik perbanyakan yang dimaksud tersebut adalah yang tergambar pada Gambar4.1. berikut, Gambar 4.1. Cangkok yang merupakan teknik perbanyakan yang umum dikenal dan diterapkan dalam memperbanyak tanaman. Kebanyakan tanaman hortikultura dapat memperbanyak diri melalui cara ini baik secara alami maupun buatan. Layerage alami atau sering pula dikenal dengan istilah perundukan terjadi bilamana bagian batang suatu tanaman terkulai menyentuh tanah, kemudian bagian batang yang menyentuh tanah tersebut membentuk sistim perakaran. Kemudian dengan memisahkan bagian tanaman yang telah membentuk perakaran sendiri, maka tanaman sempurna tersebut dapat dijadikan sebagai bibit tanaman yang

Page 64: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 63

nantinya akan tumbuh dan berkembang dengan sifat yang identik dengan induknya. Khususnya untuk cangkok buatan atau sering pula dikenal sebagai marcoteren merupakan upaya manusia mengakarkan bagian tanaman tertentu semasih bersatu dengan tanaman induknya melalui pelukaan pada bagian tanaman bersangkutan. Pada luka tersebut diharapkan akan tumbuh dan berkembang akar adventif cangkokan. Bagian tanaman yang umumnya berupa percabangan dengan beberapa ranting kemudian dipotong setelah pada luka sayatan tersebut terbentuk akar. Biasanya, perakaran akan tumbuh setelah 2 – 4 bulan sejak pembungkusan sayatan. Teknik pembiakan vegetatif cangkok dipilih untuk memperbanyak tanaman hortikultura dengan dilandasi beberapa alasan yang menguntungkan maupun alasan aspek hortonomi. Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut ini, 1. Beberapa tanaman hortikultura sulit diperbanyak dengan menggunakan

teknik pembiakan lainnya seperti stek maupun sambungan. Contoh tanaman ini adalah sawo, mangga, dan rambutan.

2. Mengurangi kegagalan tumbuhnya perakaran bilamana menggunakan

teknik stek, 3. Mengharapkan karakter yang identik dengan induknya (pembentukan

klon), dan 4. Mempersingkat periode vegetatif tanaman. Akibat dari ini maka tanaman

akan cepat memasuki fase generatif, artinya tanaman lebih cepat berbuah bagi tanaman buah-buahan, dan cepat berbunga bagi tanaman hias tahunan.

Walaupun teknik cangkok memberikan beberapa keuntungan sebagai bentuk teknik perbanyakan tanaman, teknik ini juga tidak luput pula dari hal-hal yang merugikan. Kerugian tersebut lebih banyak ditunjukkan oleh tanaman induk dibandingkan dengan tanaman turunannya (hasil cangkokan). Beberapa hal yang merugikan tersebut adalah sebagai berikut ini, 1. Merusak sistim percabangan tanaman induk akibat pemotongan bahan

cangkokan. Hal ini disebabkan karena sebuah cangkokan memerlukan sejumlah ranting dalam satu cabang,

Page 65: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 64

2. Produksi pohon induk akan berkurang akibat dari banyak percabangan yang terpotong untuk keperluan bahan cangkokan. Bilamana pencangkokan dilakukan pada satu tanaman induk dalam jumlah banyak, maka tanaman induk tersebut akan mengalami pertumbuhan vegetatif yang panjang kembali sebelum memasuki fase generatifnya (rejuvenilisasi),

3. Setiap satu pohon induk menyediakan jumlah percabangan untuk bahan

cangkok yang terbatas, 4. Bentuk tajuk tanaman hasil perbanyakan cangkokan tidak baik akibat dari

pola pertumbuhan percabangan tanaman yang sulit diatur. Biasanya tumbuh ke arah horisontal yang tidak merata, dan

5. Sistim perakaran tanaman hasil cangkok kurang baik dan dangkal,

akibatnya tanaman akan mudah rebah. Sistim perakaran cangkokan merupakan sistim perakaran adventisius.

B. Macam dan Teknik Cangkokan Apa yang dimaksud dengan macam dan teknik cangkok atau marcoteren adalah suatu teknik perbanyakan tanaman yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk tujuan memperbanyak tanaman atau cloning suatu jenis tanaman hortikultura. Namun demikian, melihat kenyataan di lapang, maka selain secara buatan pembiakan tanaman dengan layering juga dapat terjadi secara alami. Beberapa macam pembiakan tanaman melalui layering alami adalah tip layering, pembiakan melalui pemanfaatan organ runner, stolon sucker, dan crown. Sedangkan teknik perbanyakan yang sengaja dilakukan oleh manusia (buatan) meliputi simple layering, serpentine layering, trench layering, mound layering, dan air layering (marcoteren).

Page 66: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 65

Gambar 4.2. Ilustrasi pembiakan tanaman melalui Tip-Layering. Gambar 4.3. Ilustrasi pembiakan tanaman melalui pemanfaatan runner. Gambar 4.4. Ilustrasi pembiakan tanaman melalui pemanfaatan sucker.

Page 67: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 66

Berikut penjelasan beberapa teknik layering atau cangkok yang umum dilakukan dalam memperbanyak tanaman hortikultura, 1. Ground Layering (layering)

Macam cangkokan ini sering pula dikenal dengan istilah pembumbunan atau perundukan. Terhadap percabangan pohon induk dilakukan pembentukan akar, yaitu perakaran adventisius/adventif. Akar adventif adalah merupakan sistim perakaran yang muncul atau tumbuh dari jaringan yang semestinya tidak membentuk akar. Perangsangan pembentukan sistim perakaran ini dilakukan dengan cara membengkokkan cabang ke arah permukaan tanah dan kemudian membenamkan sebagian percabangan tersebut. Bagian ujung cabang kemudian dibiarkan tumbuh dan berkembang yang kemudian muncul di permukaan tanah. Setelah batang yang tertanam membentuk perakaran, cabang tersebut dapat dipotong atau dipisahkan dari pohon induknya untuk kemudian dipelihara di tempat pembibitan.

Dalam prakteknya, perundukan atau pembumbunan dapat dilakukan dengan cara teknik yang berbeda-beda. Terdapat lima teknik perundukan sebagai berikut ini.

a. Tip Layerage

Teknik pembumbunan ini dilakukan dengan cara merundukkan cabang tanaman ke arah permukaan tanah sehingga bagian ujung cabang tersebut dapat dibenamkan atau ditanam hingga kedalaman 3 – 5 cm. Setelah terbenam selama 2 – 3 bulan, ujung cabang yang terbenam tersebut akan membentuk akar. Perakaran akan cepat terbentuk dengan menyayat cabang yang terbenam tersebut. Gambaran teknik perbanyakan ini diilustrasikan pada Gambar 4.2. dan Gambar 4.5. Contoh penerapan teknik perbanyakan ini sering dilakukan pada tanaman murbei, delima, azalea, philodendron, dan apel.

b. Simple Layerage Perbanyakan tanaman dengan menggunakan teknik pembiakan vegetatif ini hampir mirip dengan teknik perbanyakan Tip Layerage, namun pembenaman bagian cabang yang cukup panjang dan dilakukan hingga kedalaman 10 – 25 cm dengan membiarkan ujung cabang muncul di permukaan tanah hingga 10 – 25 cm pula. Daun-daun pada cabang yang

Page 68: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 67

muncul di permukaan tanah dibiarkan. Untuk mempercepat pembentukan akar, bagian yang terbenam disayat atau dapat pula diberikan zat pengatur tumbuh. Ilustrasi perbanyakan tanaman dengan menggunakan teknik ini ditunjukkan pada Gambar 4.6. Contoh tanaman yang diperbanyak dengan teknik ini meliputi golongan berries, apel, mawar liar/mawar pagar, delima, dan Rhododendron.

Gambar 4.5. Illustrasi perbanyakan tanaman dengan teknik perundukan Tip Layerage

Gambar 4.6. Illustrasi perbanyakan tanaman dengan teknik perundukan Simple/Common Layerage.

A. Membengkokan cabang, B. Membuat luka sayatan pada batang yang

melengkung di bawah permukaan tanah, C. Memasang tiang (ajir) untuk agar ujung cabang

tegak.

Page 69: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 68

c. Trench Layerage

Pada teknik ini, cabang yang dibenamkan atau ditanam lebih panjang dari pada dua teknik di atas. Penanaman cabang tersebut panjangnya berkisar 10 – 15 cm bahkan pada beberapa jenis tanaman dapat mencapai 25 – 50 cm dengan kedalaman tanam 10 cm di bawah permukaan tanah. Melalui teknik ini akan dihasilkan turunan yang cukup banyak dikarenakan cabang yang ditanam cukup panjang. Pada cabang tersebut akan tumbuh lebih dari 3 bahkan 5 buah tunas yang kemudian akan tumbuh dan berkembang sebagai tanaman muda normal. Gambar 4.7. mengilustrasikan teknik perbanyakan ini. Contoh tanaman hortikultura yang sering diperbanyak melalui teknik ini adalah cerri, plum, apel, azalea, dan mawar.

Gambar 4.7. Illustrasi perbanyakan tanaman dengan teknik perundukan Trench Layerage

d. Serpentine Layerage Sering juga dikenal sebagai compound layerage, yaitu cabang atau ranting tanaman dilengkungkan secara memanjang dan kemudian dibenamkan atau ditutup oleh tanah secara berselang-seling ditimbun dan muncul, kemudian ditimbun lagi. Biasanya tunas-tunas akan tumbuh pada bagian tanaman/cabang yang muncul (tidak dibenamkan) sedangkan pada cabang yang tertimbun akan tumbuh akar. Setelah tumbuh tunas dan akar, maka cabang tanaman tersebut dapat dipotong menjadi beberapa individu tanaman muda yang utuh memiliki akar, batang, dan daun.

Page 70: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 69

Ilustrasi teknik perbanyakan Serpentine Layerage ditunjukkan pada Gambar 4.8. Contoh tanaman yang diperbanyak dengan teknik ini meliputi kelompok tanaman yang memiliki sistim percabangan yang bersifat lentur seperti beringin dan anggur.

Gambar 4.8. Illustrasi perbanyakan tanaman dengan teknik

perundukan Serpentine/Compound Layerage

Gambar 4.9. Illustrasi perbanyakan tanaman dengan teknik perundukan Mound Layerage

Page 71: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 70

e. Mound Layerage Perbanyakan tanaman dengan menggunakan teknik Mound Layerage seperti layaknya ratoon pada tanaman padi. Batang utama pohon induk dipotong, kemudian di sekitar batang tersebut ditimbun tanah yang cukup tinggi (dibumbun). Setelah beberapa waktu (bulan) akan tumbuh beberapa tunas. Sejumlah pangkal tunas-tunas yang tertimbun tanah akan tumbuh akar sehingga akan membentuk tanaman muda yang normal dan dapat dipisahkan dari sejumlah tanaman baru lainnya. Gambar 4.9. mengilustrasikan teknik perbanyakan ini. Contoh tanaman yang diperbanyak dengan teknik ini meliputi krisan, apel, dan mawar.

2. Air Layering (cangkok)

Teknik perbanyakan tanaman ini merupakan layering di atas tanah atau sering pula disebut sebagai markotten = marcoteren. Istilah yang telah dan lebih populer untuk teknik ini adalah mencangkok. Teknik cangkok dipilih sebagai teknik perbanyakan tanaman hortikultura karena beberapa alasan sebagai berikut ini. a. Tanaman tidak dapat diperbanyak dengan menggunakan teknik layerage

lainnya atau teknik pembiakan vegetatif lainnya seperti stek karena sulit berakar bila terpisah dengan tanaman induknya, dan

b. Tanaman memiliki percabangan yang cukup tinggi sehingga tidak mudah

untuk dilengkungkan ke arah tanah. Dalam praktek sehari-hari perbanyakan tanaman melalui layerage lebih umum dengan menggunakan teknik cangkok (marcoteren). Hal ini dikarenakan teknik cangkokan cukup praktis untuk perbanyakan tanaman berkayu baik yang berukuran cukup besar ataupun berukuran kecil. Terdapat dua teknik mencangkok, yaitu :

a. Cangkok Sayat

Cangkok sayat adalah teknik mencangkok dengan menyayat kulit cabang cabang sepanjang beberapa cm ( 5 – 7 Cm ). Ilustrasi cangkok sayat dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Page 72: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 71

Gambar 4.10. Illustrasi teknik cangkok sayat

Gambar 4.11. Illustrasi teknik cangkok belah

Page 73: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 72

b. Cangkok Belah

Teknik cangkok ini umumnya diterapkan pada tanaman yang memiliki cabang yang berukuran cukup besar. Cabang yang terpilih sebagai bahan perbanyakan dikerat hingga separuh ukuran diameter cabang, dan kemudian cabang tersebut dibelah ke arah atas sepanjang sekitar 15 – 20 Cm. Panjang belahan sangat tergantung pada besarnya cabang, semakin besar ukuran cabang, semakin panjang pula belahannya. Ilustrasi cangkok belah dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Baik mencangkok dengan teknik sayatan ataupun belahan, pencangkokan diawali dengan menyayat kulit bagi cangkok sayat atau membelah dahan atau batang bagi cangkok belah. Penyayatan kulit dilakukan dengan menyayat atau mengupas kulit mengelilingi cabang. Sedangkan pembelahan batang ataupun cabang dilakukan hanya setengah dari diameter batang. Setelah penyayatan kulit atau pembelahan cabang dilakukan, sayatan atau belahan dibiarkan hingga 2 – 4 hari. Pada bagian luka tersebut, kemudian diletakkan segumpal tanah humus (sebagai media perakaran) dan dibungkus dengan bahan plastik atau sabut kelapa atau potongan bambu atau kaleng ataupun pot tanah. Cangkokan akan berakar pada rentang waktu berkisar 1 – 3 bulan. Panjangnya rentang waktu ini sangat tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok. Bila akar-akar telah tumbuh dan berkembang, cangkokan tersebut sudah dapat dipotong (dipisahkan dari induknya) untuk kemudian ditanam pada pesemaian cangkok ataupun ditanam langsung di lapang produksi. C. Pembentukan Akar Pada Cangkok

Pemotongan jaringan pengangkutan melalui penyayatan kulit

cabang yang berarti pula pembuangan lapisan kambium ataupun pembelahan batang yang berarti pemutusan hubungan jaringan vascular akan menciptakan suatu fenomena bahwa zat-zat makanan atau fotosintat yang berasal dari bagian atas cabang yang disayat atau dibelah tersebut akan menumpuk pada tepi sayatan bagian atas. Dengan kata lain, fotosintat tidak dapat diteruskan ke bagian bawah dari pada sayatan tersebut. Akibat dari penumpukan tersebut, maka kulit kayu cabang di bagian atas sayatan akan membengkak karena terjadinya pembelahan sel yang cepat.

Page 74: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 73

Pembelahan sel ini dipacu dengan adanya auksin dan karbohidrat yang tertumpuk. Fotosintat yang sebagian besar berupa karbohidrat akan tertumpuk pada bagian yang disayat atau luka. Tepatnya pada sayatan bagian atas. Pada bagian tersebut kemudian akan terjadi differensiasi sel-sel yang merupakan tempat inisiasi akar. Sel-sel terus mengalami pembelahan dan berdifferensiasi membentuk jaringan primordia akar. Pembentukan primordia akar yang kemudian terus berkembang membentuk akar biasanya terjadi pada jaringan dekat dengan jaringan pembuluh pengangkutan. Pada tanaman berkayu yang telah memiliki dua lapis atau lebih pembuluh floem dan xylem, akar-akar akan tumbuh dari jaringan floem skunder atau pada pembuluh vaskuler, atau pada kambium.

Umumnya perakaran cangkokan akan tumbuh atau mulai nampak setelah 1 – 3 bulan. Cepat lambatnya pertumbuhan dan perkembangan akar cangkokan selain dipengaruhi oleh keadaan fisiologis dalam bahan tanaman juga sangat dipengaruhi oleh faktor luar. Berikut beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan pembentukan perakaran pada cangkok, 1. Jenis tanaman

Pertumbuhan akar dari batang atau ranting tanaman yang bergetah umumnya lebih lama dibandingkan tanaman yang tidak bergetah.

2. Media cangkokan

Media yang subur atau banyak mengandung hara mineral akan mempercepat proses perakaran cangkokan terutama pertumbuhan setelah terbentuknya akar dan berkembangan selanjutnya.

3. Cara mencangkok

Umumnya perakaran cangkok akan lebih cepat tumbuh bilamana teknik pencangkokan yang diterapkan adalah cangkok sayat.

4. Waktu mencangkok

Musim penghujan merupakan musim yang baik untuk mencangkok. Selain karena alasan kemudahan dalam menyiram, alasan lainnya yang juga cukup penting adalah karena laju transpirasi cukup rendah.

Page 75: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 74

D. Faktor Yang Mempengaruhi Regenerasi Tanaman Melalui Cangkokan (Keberhasilan Mencangkok)

Cangkokan dapat dikatakan berhasil apabila telah terbentuk perakaran

pada sayatan kulit batang bagian atas. Tanda ini akan nampak berkisar antara 1 – 3 bulan setelah pembungkusan sayatan. Namun demikian saat tumbuh akar ini sangat bervariasi di antara jenis-jenis tanaman hortikultura. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya regenerasi tanaman melalui cangkokan adalah sebagai berikut ini. 1. Waktu mencangkok Waktu terbaik melakukan pencangkokan adalah pada musim penghujan.

Walaupun demikian dapat saja dilakukan pada musim kemarau dengan syarat tidak kekurangan air. Artinya sering dilakukan penyiraman baik kepada tanaman induk maupun kepada bagian cangkokan.

2. Bahan batang/cabang cangkokan Bahan cabang cangkokan lebih baik dipilih dari pohon induk yang

berumur tidak terlalu tua. Pemilihan juga didasari atas tingkat kesuburan, kesehatan, kekuatan, dan sifat-sifat genetik lainnya yang menguntungkan. Beberapa hal lainnya yang juga penting untuk diperhatikan sebagai dasar pemilihan bahan cangkokan adalah keindahan dan aspek yang nantinya tidak merusak pohon induk, serta ukuran maupun bentuk. Dahan yang tidak terlalu tua (biasanya berwarna coklat muda) merupakan bahan cangkokan yang baik karena memiliki bahan cadangan makanan (karbohidrat) yang cukup banyak.

3. Pemeliharaan Pemeliharaan ditujukan terutama dalam hal menjaga kelembaban.

Kelembaban dapat dipertahankan melalui pengaturan penyiraman. Selain itu hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah kesehatan pohon induk.

4. Peralatan yang digunakan. Peralatan yang dipersyaratkan adalah

peralatan yang mudah pemakaian dan mudah diperoleh. Keadaan peralatan tersebut setidaknya berfungsi baik dan bersih.

5. Media cangkok. Media cangkok banyak macamnya yaitu mos, bubuk

sabut kelapa, pupuk kandang, dan kompos. Apapun macam media yang akan digunakan yang terpenting adalah bahwa media tersebut memilki

Page 76: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 75

kemampuan yang baik dalam menyediakan hara dan baik dalam memegang (mempertahankan kelembaban) sekaligus melepas air.

6. Pembungkus/pembalut Media Ada beberapa macam bahan untuk membalut atau membungkus media

cangkok, yaitu sabut kelapa, ijuk, kaleng bekas, pot plastik, bambu, dan plastik lembaran. Pembungkus plastik merupakan pembungkus cangkok yang umum digunakan karena mudah diperoleh, harganya cukup murah, dan sistim perakaran cangkokan dapat dilihat. Selain daripada itu, plastik cukup baik untuk dapat mempertahankan kelembaban.

Pemakaian pembungkus berupa sabut kelapa atau ijuk harus dibarengi dengan penyiraman cangkokan yang teratur dan sering dilakukan untuk mempertahankan kelembaban. Bilamana sistim perakaran sudah cukup banyak, akar-akar akan mudah tersembul ke luar pembungkus ijuk atau sabut kelapa tersebut.

Pembungkus media cangkok berupa pot sangat praktis. Bilamana perakaran sudah cukup banyak dan sudah saatnya cabang cangkokan dipotong, maka bahan tanaman atau bibit cangkokan tersebut sudah siap disemai karena media maupun pembungkusnya sudah paten.

7. Pemeliharaan pasca cangkok Pemeliharaan pasca panen ini meliputi tempat penanaman (bila langsung

ditanam setelah pemisahan dari pohon induk) tidak terlalu panas atau terbuka sehingga memerlukan pengaturan naungan. Pemeliharaan lainnya adalah bilamana hasil cangkokan masih perlu disemaikan terlebih dahulu. Untuk kegiatan terakhir ini, diperlukan penanaman kembali pada wadah yang lebih besar dan kemudian diletakkan pada tempat yang ternaung. Pemotongan beberapa atau sebagian daun-daun sangat menguntungkan bagi pertumbuhan awal dari cangkokan.

Pada umumnya faktor pembatas keberhasilan atau kendala utama

dalam melakukan pencangkokan adalah sulitnya pembentukan perakaran sehingga perlu adanya pemberian perlakuan-perlakuan tertentu untuk merangsang munculnya atau tumbuhnya akar. Salah satu perlakuan yang dapat diterapkan dalam upaya mempercepat tumbuh atau munculnya perakaran cangkok tersebut adalah pemberian zat pengatur tumbuh.

Zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk usaha itu adalah zat pengatur tumbuh golongan auksin. Rootone-F dilaporkan merupakan salah satu zat pengatur tumbuh sintetik yang mengandung bahan aktif NAA (Naphtaleneacetic Acid) dan IBA (Indolebutiric Acid) ternyata dapat

Page 77: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 76

digunakan dalam usaha percepatan pembentukan akar pada cangkokan beberapa varietas jeruk batang bawah seperti Japansche Citrus, Volkameriana, dan Citrumelo 4475. Perakaran pada ketiga jenis jeruk ini muncul atau tumbuh setelah cangkokan berumur 4 minggu.

Keberhasilan yang sangat tinggi dari mencangkok beberapa jenis tanaman hias juga diperoleh penulis dengan menggunakan rooton-f. Walauapun beberapa jenis tanaman hias sudah mudah membentuk akar tanpa pemberian rooton-f, namun keberhasilan dan kecepatan tanaman tersebut (hasil cangkokan) membentuk bunga akan terlihat lebih lambat bila dibandingkan dengan tanaman asal cangkokan yang diberikan rooton-f. Hal ini diduga disebabkan karena sistim perakaran yang lebih baik yang ditunjukkan oleh akar lebih banyak, lebih panjang dan jumlah bulu-bulu akar yang terbentuk lebih banyak pula.

Untuk mendapatkan persentase bibit yang jadi dari cangkokan anakan pada tanaman salak Bali diperlukan pemberian atau perlakuan zat pengatur tumbuh. Untuk perangsangan perakaran cangkokan salak Bali diperlukan adanya perlakuan pemberian IBA dengan konsentrasi 1.500 ppm dengan media cangkok berupa moss atau kompos. RINGKASAN

Mencangkok atau layerage merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman hortikultura secara vegetatif. Pembiakan tanaman dapat terjadi secara alami melalui perundukan (layering), yaitu bilamana bagian batang (cabang atau ranting) suatu tanaman terkulai menyentuh tanah, kemudian bagian yang menyentuh tanah tersebut membentuk sistim perakaran. Di lain sisi perbanyakan yang melibatkan campur tangan manusia dikenal sebagai mencangkok (marcoteren) merupakan upaya mengakarkan batang tanaman selagi masih melekat dengan induknya dengan cara penyayatan atau pelukaan batang tersebut dengan maksud merangsang pembentukan sistim perakaran. Beberapa macam atau teknik perbanyakan ini yang terjadi secara alami meliputi tip layering. Sedangkan yang memerlukan campur tangan manusia meliputi simple layering, serpentine layering, trench layering, mound layering, dan air layering. Yang terakhir inilah sering dikenal sebagai cangkok (marcoteren). Pembentukan sistim perakaran pada batang cangkokan diakibatkan

Page 78: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 77

zat-zat makanan atau fotosintat yang berasal dari bagian atas cabang menumpuk pada tepi sayatan bagian atas. Akibat dari penumpukan tersebut, maka kulit kayu cabang di bagian atas sayatan akan membengkak karena terjadinya pembelahan sel yang cepat. Pembelahan sel ini dipacu dengan adanya auksin dan karbohidrat yang tertumpuk. Kemudian akan terjadi differensiasi sel-sel yang merupakan tempat inisiasi akar. Sel-sel terus mengalami pembelahan dan berdifferensiasi membentuk jaringan primordia akar.

Umumnya perakaran cangkokan akan tumbuh atau mulai nampak setelah 1 – 3 bulan. Cepat lambatnya pertumbuhan dan perkembangan akar cangkokan selain dipengaruhi oleh keadaan fisiologis dalam bahan tanaman juga sangat dipengaruhi oleh faktor luar. SOAL EVALUASI 1. Jelaskan dengan singkat namun jelas perbedaan antara perundukan dan

pencangkokan ! 2. Sebut dan jelaskan dengan singkat faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan cangkokan membentuk akar ! 3. Ada berapa teknik mencangkok, jelaskan dengan singkat ! 4. Jelaskan dengan singkat tahapan dalam pembentukan akar pada

cangkok ! 5. Apa saja alasannya cangkok dipilih sebagai teknik perbanyakan tanaman

hortikultura ? 6. Apa perbedaan antara tip layering dengan simple layering ? 7. Apa perbedaan yang mendasar antara stek dan cangkok ? 8. Mengapa turunan yang diperoleh dari mencangkok sama atau identik

dengan tanaman induknya ? 9. Termasuk sistim perakaran apa bagi akar yang terbentuk pada

cangkokan ?

Page 79: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 78

DAFTAR PUSTAKA

Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, R.L. Geneve, 2002. Plant

Propagation: Principles and Practices. Printice Hall International Inc.

Ingels, J.E., 1994. Ornamental Horticulture : Science, Operation, and Management. ITP, Delmar Publisher Inc.

Poincelot, R.P., (2004). Sustainable Horticulture – Today and Tomorrow. Prentice Hall, New Jersey. p:201249.

Rice, R.P., L.W. Rice, and H.D. Thindall, 1990. Fruit and Vegetable Production in Warm Climate. Mac Millan.

Raven, P.H., Evert, R.F., and Eichhorn, S.E., 1986. Biology of Plant. Worth Publisher Inc.

Sugiyatno, A., Sutopo, dan Roesmiyanto, 1994. Pengaruh Rootone-F

terhadap Perakaran Cangkokan Beberapa Varietas Batang Bawah Jeruk. Dalam Prossiding Simposium Hortikultura Nasional, Malang. P:61-65.

Wijana, G., 1994. Alternatif Perbanyakan Salak Bali Secara Cangkokan.

Dalam Prossiding Simposium Hortikultura Nasional, Malang. P:80-83

Page 80: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 79

SAMBUNGAN ( GRAFTING dan BUDDING )

Pengantar Diskusi dalam bab ini meliputi teknik perbanyakan vegetatif tanaman melalui penyatuan dua atau lebih tanaman untuk membentuk suatu tanaman utuh yang baru. Teknik tersebut meliputi grafting (sambung) dan budding (tempel). Oleh karena itu, dijelaskan pula beberapa macam penyambungan dan penempelan. Pembahasan selanjutnya berupa proses terjadinya penyatuan atau penyambungan dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Selain itu juga dipaparkan secara singkat perkembangan sambunga sebagai metode perbanyakan tanaman hortikultura. Isi Bab Pengertian dan alasan penyambungan sebagai metode perbanyakan

vegetatif tanaman, Terjadinya Penyambungan, Macam dan Teknik Penyambungan, Faktor-faktor pendukung berhasilnya penyambungan yang meliputi

pembentukan bidang sambung, faktor lingkungan, dan faktor pelaksanaan, dan

Perkembangan sambungan sebagai metode perbanyakan tanaman

hortikultura.

BAB 5

Page 81: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 80

Tujuan Setelah mempelajari dan membaca materi pembelajaran dalam bab ini, pembaca diharapkan akan :

Mampu menjelaskan pengertian perbanyakan vegetatif tanaman melalui penyambungan yang meliputi grafting dan budding,

Mampu menjelaskan alasan digunakan teknik penyambungan dalam

perbanyakan tanaman hortikultura, Memahami dan kemudian mampu menjelaskan proses terjadinya bidang

sambung, Mengetahui, memahami, dan kemudian mampu menjelaskan beberapa

teknik penyambungan, dan Mengetahui dan kemudian mampu menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan penyambungan.

Page 82: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 81

Berbeda dengan stek dan cangkok, pada teknik perbanyakan yang

dikenal sebagai penyambungan merupakan teknik perbanyakan yang tidak hanya bertujuan untuk mengembangbiakan tanaman secara vegetatif, tetapi juga merupakan teknik untuk menambah nilai (kualitas) penampilan suatu tanaman hortikultura. Melalui teknik penyambungan ini, dapat dihasilkan suatu multi varietas atau multi jenis dalam satu batang (tanaman) dengan cara penyambungan (grafting) maupun penempelan (budding). A. Pengertian dan Alasan Penyambungan sebagai Metode

Perbanyakan Penyambungan diartikan sebagai suatu teknik perbanyakan tanaman

dengan menyatukan dua atau lebih bagian tanaman (dari jenis yang sama maupun berbeda) menjadi satu kesatuan tanaman utuh. Penyambungan dapat dilakukan dengan mempersatukan dua atau lebih tanaman melalui penyambungan bagian tanaman yang berukuran cukup besar atau mengandung lebih dari satu mata tunas atau berupa potongan ranting ataupun hanya menyambung satu buah mata tunas. Penyatuan cara pertama yang melibatkan sejumlah ranting dikenal sebagai grafting (penyambungan) sedangkan cara kedua yang yang melibatkan hanya satu buah mata tunas dikenal sebagai budding (penempelan).

Dalam penyatukan dua atau lebih tanaman melalui penyambungan

maupun penempelan terdapat empat bagian tanaman yang terlibat dalam penyambungan tersebut (lihat Gambar 5.1.), yaitu : 1. Batang bawah atau Stock atau root-stock, merupakan bagian dari

sambungan yang berkembang sebagai batang bawah yang memiliki sistim perakaran.

2. Scion, merupakan bagian dari sambungan yang berkembang menjadi percabangan beserta daunnya atau sebagai batang atas. Scion ini dapat berupa percabangan kecil atau hanya mata tunas saja.

3. Daerah sambungan (uniongraft), yang merupakan tempat bersatunya stock dan scion. Biasanya bagian ini masih dapat terlihat selama tanaman hidup.

4. Interstock, merupakan bagian tanaman berupa batang yang berada diantara stock dan scion. Ini akan ada bilamana penyambungan

Page 83: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 82

melibatkan 3 bagian tanaman atau melibatkan dua buah daerah sambungan. Penyambungan ini biasanya dilakukan untuk jenis tanaman yang tidak saling cocok antar scion dan stock, tetapi stock cocok dengan interstock, demikian juga scion cocok dengan interstock. Jadi interstock sebagai penghubung atau pemersatu.

A B

Gambar 5.1. Ilustrasi bagian sambungan.

A. sambungan yang melibatkan dua tanaman, dan B. sambungan yang melibatkan tiga tanaman. a. scion, b. uniongraft, c. rootstock, dan d. interstock

Penyambungan dapat diartikan sebagai pemaduan batang bawah dengan batang atas hingga membentuk sambungan yang tetap dan kekal sebagai satu tanaman utuh. Biasanya batang bawah membawa sifat perakaran yang baik dan tahan terhadap keadaan tanah yang relatif tidak menguntungkan. Sedangkan batang atas memiliki sifat hasil (produksi) yang baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Alasan dilakukannya penyambungan sebagai suatu metode atau teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif, khususnya bagi tanaman hortikultura, adalah : 1. Penyambungan dapat meningkatkan daya adaptasi tanaman tertentu

dengan tanaman yang memiliki sistim perakaran lebih toleran,

a b d c

Page 84: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 83

2. Dengan menggantikan sistim perakaran yang lebih tahan, maka dapat memberikan dukungan pertumbuhan kepada tanaman yang semulanya tidak tahan terhadap patogen terbawa tanah,

3. Bagi tanaman-tanaman yang terluka karena aktivitas hewan/binatang maupun mesin-mesin pertanian, dapat diselamatkan khususnya dengan penerapan teknik bridge-grafting.

4. Multipel kultivar dapat ditumbuhkan dalam satu tanaman derngan teknik penyambungan, asalkan tanaman-tanaman tersebut kompatibel (cocok satu sama lainnya). Contoh, beberapa mawar dengan berbagai warna maupun beberapa bougenvil yang berbeda warna disambungkan ke satu tanaman. Jadi, tanaman hasil penyambungan seolah-olah satu tanaman mawar atau bougenvil yang memiliki berbagai macam warna bunga.

5. Beberapa tanaman hybrida akan tumbuh subur dan pesat bila dipisahkan dari sistim perakarannya sendiri dan kemudian disambungkan ke batang bawah jenis lainnya,

6. Batang bawah dapat mempengaruhi pertumbuhan berikutnya setelah daerah sambungan terjadi. Pengaruh tersebut mungkin saja pengkerdilan, mempercepat pertumbuhan, merubah kebiasaan pertumbuhan, menambah atau mengurangi jumlah bunga dan buah, ketahanan hama-penyakit dan kekuatan adaptasi.

7. Spesies atau jenis tanaman tertentu mungkin saja sukses disambungkan dengan metode penyambungan tertentu, tetapi tidak dengan metode lainnya,

8. Upaya untuk pengabadian atau pengekalan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan dengan stek, bumbun ataupun cara vegetatif lainnya, dan

9. Mempercepat pembungaan dan pembuahan bibit-bibit terseleksi. Ini akibat adanya pemotongan (dipersingkat) fase vegetatif.

B. Terjadinya Penyambungan

Walaupun ada banyak teknik dalam metode penyambungan namun keberhasilan membentuk suatu tanaman yang utuh sangat tergantung pada keberhasilan menyatunya kambium ke dua atau lebih bagian tanaman yang disambungkan. Dengan kata lain keberhasilan menyatunya kedua kambium daripada scion dan stock atau keberhasilan membentuk bidang sambung

Page 85: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 84

(union graft ). Gambar 5.2a. berikut mengilustrasikan perkembangan terjadinya bidang sambung antara batang bawah dan batang atas.

Kemungkinan bersatunya kedua bagian ini semakin besar bilamana terjadi pembentukan kalus pada daerah sambungan. Kalus biasanya terjadi pada sel-sel parenchym kambium ke dua bagian tersebut. Sel-sel kalus tersebut bersatu hingga menghasilkan tautan yang permanen. Setelah terjadinya penyatuan, kemudian diikuti differensiasi sel dan sel-sel parenchym menjadi sel-sel kambium. Kambium baru yang terbentuk kemudian dalam perkembangan selanjutnya membentuk jaringan vaskular (pembuluh). Dengan adanya pembentukan jaringan vascular ini, maka antara batang atas dan batang bawah sudah dapat saling hubung secara permanen.

Pembentukan penghubung vaskular (pembuluh) antara scion dan stock merupakan dasar keberhasilan penyambungan. Bilamana penyambungan berhasil dan ke dua bagian tanaman yang berbeda tersebut menjadi satu tanaman, maka ke duanya berarti saling compatible. Akan tetapi bila ke dua bagian tanaman yang berbeda tersebut tidak dapat bersatu, walaupun tidak ada kesalahan dalam teknik penyambungan, maka dapat dikatakan bahwa kedua tanaman tersebut berarti incompatible. Anatomi terjadinya penyambungan antara batang atas dan batang bawah dijelaskan pada Gambar 5.2.

Kompatibilitas atau kecocokan antara scion dan stock bersambung bilamana keduanya satu varietas atau memiliki hubungan kekerabatan yang dekat satu sama lainnya. Penyambungan di antara varietas dalam satu spesiespun tidak akan mengalami kesukaran. Sedangkan penyambungan antara spesies dalam satu genus, relatif sulit. Contohnya mangga madu (Mangifera indica) dengan mangga keweni (Mangifera indica), antara srikaya (Annona squamosa) dengan buah nona (Annona reticulata).

Bilamana di antara tanaman yang generanya berbeda dalam satu famili disambungkan, kemungkinan berhasilnya sambungan akan semakin kecil. Contoh untuk kasus ini adalah sambungan antara tomat (Lycopersicum esculentum) dengan kecubung (Datura stramonium), antara tembakau (Nicotiana tabacum) dengan kentang (Solanum tuberrosum).

Page 86: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 85

Gambar 5.2.a. Ilustrasi perkembangan terjadinya bidang sambung antara

batang bawah dan batang atas.

Gambar 5.2. Anatomi terjadinya penyambungan antara batang bawah

dengan batang atas.

Callus

Peridermm

Jaringan Kambium Xylem

Jaringan Kambium

Callus

Scion

Secundary Tissue (Cambium Callus)

Stock

Page 87: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 86

Kompatibilitas atau kecocokan antara scion dan stock bersambung bilamana keduanya satu varietas atau memiliki hubungan kekerabatan yang dekat satu sama lainnya. Penyambungan di antara varietas dalam satu spesiespun tidak akan mengalami kesukaran. Sedangkan penyambungan antara spesies dalam satu genus, relatif sulit. Contohnya mangga madu (Mangifera indica) dengan mangga keweni (Mangifera indica), antara srikaya (Annona squamosa) dengan buah nona (Annona reticulata).

Bilamana di antara tanaman yang generanya berbeda dalam satu famili disambungkan, kemungkinan berhasilnya sambungan akan semakin kecil. Contoh untuk kasus ini adalah sambungan antara tomat (Lycopersicum esculentum) dengan kecubung (Datura stramonium), antara tembakau (Nicotiana tabacum) dengan kentang (Solanum tuberrosum).

Keberhasilan penyambungan di antara famili kemungkinannya kecil sekali. Contoh yang berhasil adalah antara batang atas Melilotus alba sejenis tanaman famili Leguminosea dengan bunga matahari (Helianthus annus) dari famili Compositae sebagai batang bawah.

Terkait dengan aspek kompatibilitas dan manfaat hortonomis dari suatu tanaman hasil sambungan, maka agar diperoleh tingkat keberhasilan penyambungan yang tinggi dan baik serta berguna, maka dalam pelaksanaan penyambungan terdapat persyaratan dan sekaligus sebagai faktor yang perlu diperhatikan meliputi,

1. Memilih bahan scion pada saat musim pertumbuhan yang baik pada

tanaman yang telah dewasa. Hindari pemakaian tunas terminal, namun gunakan tunas percabangan.

2. Memilih scion dan stock dari tanaman yang bebas patogen dan tumbuh normal serta subur.

3. Terhadap bahan-bahan tanaman yang tergolong herbaceous pengerjaannya harus sesegera mungkin untuk menghindari kekeringan. Tanaman berkayu dapat saja disimpan dalam beberapa hari, asalkan disimpan pada tempat yang cukup lembab dan dingin.

4. Tempatkan (tempelkan) kambium scion dan stock setepat mungkin. Hal ini akan mempercepat terbentuknya daerah sambungan dan membentuk daerah sambungan yang kuat. Pembungkusan daerah sambungan dengan menggunakan bahan transparan akan menjamin terkontrolnya sambungan tersebut.

Page 88: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 87

5. Setelah penyambungan selesai, pertahankan kelembaban di sekitar tanaman. Hal ini sangat berguna agar tanaman bagian atas (scion) tidak mengalami kekringan.

6. Bilamana terdapat tunas-tunas tumbuh dari bahan batang bawah (stock), maka tunas-tunas tersebut segera dipotong. Adanya tunas-tunas yang tumbuh akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tunas temple mauipun ranting sambungan. Selain itu tunas yang tumbuh tersebut ,erupakan tanaman bagian bawah (stock) yang tidak dikehendaki tumbuh dan berkembang sebagai bagian atas dari tanaman sambungan.

7. Agar tanaman sambungan yang diperoleh baik, maka terhadap batang bawah (stock) sebaiknya memiliki sifat-sifat seperti, a. Sistim perakarannya cukup kuat dan tahan terhadap keadaan yang

tidak menguntungkan termasuk hama-penyakit, b. Memiliki daya adaptasi luas, c. Kecepatan tumbuh sesuai dengan batang atas agar dapat hidup

bersama, d. Berbatang kuat dan khusus untuk tanaman buah berbuah lebat, dan e. Tidak mempengaruhi ke arah yang tidak menguntungkan baik

kualitas maupun kuantitas tanaman hasil sambungannya. Sedangkan batang atas (scion) setidaknya memiliki karakter seperti, a. Karater terpilih dan dalam keadaan sehat, kuat, dan bebas hama-

penyakit, b. Diambil dari batang yang lurus dan dari percabangan yang sehat,

dan c. Memperhatikan saat dan waktu pengambilan yang berkaitan dengan

sehat-suburnya pertumbuhan cabang atau tunas.

C. Macam dan Teknik Penyambungan Pada dasarnya antara penyambungan dan penempelan adalah

menyatukan dua atau lebih tanaman menjadi satu kesatuan tanaman yang utuh. Hanya saja pada penyambungan, batang atas berupa potongan ranting yang kadang kala atau sering mengikutsertakan daun, sedangkan pada penempelan, batang atas hanya berupa tunas kecil yang belum berkembang. Pada penempelan, bahan bahan atas (entris) tidak

Page 89: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 88

menyertakan kayu, tetapi tunas yang belum berkembang beserta kulit disekitar tunas tersebut. Gambar 5.3 dan Gambar 5.4 adalah ilustrasi penempelan dan penyambungan.

Seperti telah dijelaskan sekilas di atas, bahwa penyambungan ada dua macam, yaitu Grafting dan Budding. Grafting diartikan sebagai penyatuan antara batang (sepotong cabang atau ranting yang kemudian dinyatakan sebagai batang atas) dengan batang lain yang terpisah dan memiliki sistim perakaran (yang kemudian dinyatakan sebagai batang bawah) untuk tumbuh bersama-sama membentuk satu individu tanaman baru. Penyatuan dua tanaman tersebut dikenal dengan istilah penyambungan. Sedangkan budding yang sering pula dikenal dengan okulasi atau penempelan adalah menempelkan atau menyisipkan satu mata tunas (bud) yang nantinya tumbuh sebagai batang atas di bawah kulit kayu calon batang bawah yang memiliki sistim perakaran.

Gambar 5.3. Ilustrasi tahapan penempelan. Gambar atas : tahapan mempersiapkan entris, gambar bawah tahapan mempersiapkan bidang tempel dan penyisipan entris.

Page 90: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 89

Gambar 5.4. Ilustrasi macam-macam penyambungan Warna hijau, tanaman jenis 1 (sistim percabangan) Warna merah, tanaman jenis 2 (sistim perakaran) Warna biru, tanaman jenis 3 (interstock)

A. Tanaman yang tidak disambung B. Tanaman sambung dengan tipe sambung rendah

(bawah) C. Tanaman sambung dengan tipe sambung tinggi

(atas) D. Tanaman sambung dengan tipe sambung pucuk E. Tanaman sambung dengan tipe sambung double

1. Grafting Dengan kemajuan perkembangan ilmu, grafting tidak saja sekedar menyambungkan dua atau lebih tanaman menjadi satu individu tanaman baru (membentuk macam/jenis dimensi tanaman). Tetapi, kini grafting sudah merupakan suatu seni, sehingga banyak teknik-teknik grafting yang diciptakan. Akan tetapi secara umum terdapat empat macam grafting.

a. Approach Grafting

Untuk teknik penyambungan ini, dikenal pula istilah penyusuan. Pada approach grafting, kedua batang (batang atas dan batang bawah) masih berhubungan dengan masing-masing sistim perakarannya. Kedua batang

Permukaan tanah

(media tanam)

Page 91: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 90

disayat dan kemudian luka sayatan dipadukan dan diikat. Kebutuhan bahan makanan atau pembangun masih dipenuhi oleh individu tanaman masing-masing. Setelah dua bagian tanaman tersebut menyatu dan sudah dapat dipastikan mampu hidup sendiri, maka sebagai batang bawah dipotong di atas sambungan, sedangkan sebagai batang atas dipotong di bawah sambungan.

Penyambungan dengan teknik penyusuan ini ada tiga macam, yaitu sambung lengkung, sambung lidah, dan sambung pelana (Gambar 5.3.). Penyusuan dengan cara sambung lengkung lebih mudah dari pada sambung lidah. Hal ini dikarenakan bentuk irisan untuk memadukan kedua tanaman mudah dilakukan. Ukuran sayatan harus sama untuk kedua tanaman, baik mengenai panjang, lebar dan bentuk sayatan. Permukaan sayatan rata, datar dan halus sehingga bila kedua batang tersebut ditempelkan dapat benar-benar terpadu, tidak ada rongga antara kedua batang yang ditempelkan. Dengan demikian kambium kedua batang tersebut dapat menyatu.

Tongued Approach Graft Approach Grafting (sambung lidah) (sambung lengkung) Gambar 5.3. Ilustrasi teknik penyambungan Approach Grafting

Page 92: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 91

Sambung lidah dapat diterapkan bila batang tanaman yang akan disambungkan berukuran cukup besar. Bidang sambungan lebih sulit dibuat, tetapi hasil yang diperoleh lebih bagus karena pada sambung lidah bidang sambungan lebih luas yang berarti kesempatan menyatunya kambium lebih besar. Sambung pelana merupakan teknik penyusuan lainnya dengan cara memotong setinggi 20 – 30 cm batang bawah. Potongan dibuat miring pada dua sisi. Pada cabang atau calon batang atas dibuat irisan menyerong ke atas sehingga hasil irisan akan berbentuk seperti lidah. Batang bawah kemudian disisipkan ke dalam celah lidah batang atas. Pada sambungan ini ada dua permukaan lapisan kambium yang disatukan atau ditempel. Langkah selanjutnya dari ketiga model penyusuan di atas, adalah menyatukan kedua batang dan kemudian membalut tempat sambungan dengan tali rapia atau plastik tranparan. Balutan harus rapat agar tidak memungkinkan adanya air yang masuk ke daerah sambungan. Potongan dilakukan setelah penyatuan dua bagian batang telah sempurna. Bagian yang perlu dipotong adalah kelebihan batang atas yang terletak di bawah sambungan dan/atau kelebihan batang bawah yang terletak di atas sambungan. Tanda-tanda sambungan dikatakan jadi atau sukses, bilamana kulit kedua cabang yang terbalut mengembang sehingga memperlihatkan lipatan-lipatan. Bahkan bilamana perkembangannya pesat, tali rapia penutup akan tertutup oleh kulit kayu. Pemotongan atau pemutusan atau penyapihan sebaiknya jangan sekaligus. Pertama-tama dibuat alur potong yang dangkal, dan setelah 1 hingga 2 minggu potongan diperdalam lagi hingga separuh diameter cabang. Dua minggu kemudian baru tanaman tersebut benar-benar dipisahkan. Bekas potongan segera ditutup dengan ter atau cat.

b. Inarching

Jenis penyambungan ini ditujukan untuk membantu pertumbuhan darii tanaman yang telah tua. Dalam teknik penyambungan ini, batang atas maupun batang bawah masih tetap pada perakarannya masing-masing. Jadi penyambungan ini bisa dilakukan bilamana batang-batang bawah berada di dekat batang atas. Tanaman batang bawah dapat juga berupa anakan-anakan batang atas atau dikenal sebagai sucker.

Page 93: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 92

Penyambungan jenis ini dimaksudkan untuk membantu pertumbuhan batang atas yang telah tua atau terkena penyakit. Terlebih-lebih tanaman ini merupakan tanaman induk yang memiliki karakter komponen produksi (hasil) yang baik. Bantuan berupa penyediaan bahan makanan oleh batang bawah akan menjamin terpenuhinya kebutuhan zat makanan tanaman yang telah tua, sehingga keberadaannya masih dapat dipertahankan

. Gambar 5.4. Ilustrasi teknik penyambungan Inarching

c. Bridge Grafting

Pemakaian teknik penyambungan ini ditujukan untuk menghubungkan jaringan yang terpisah akibat kerusakan pada batang. Adanya kerusakan pada kulit batang akan menghalangi transportasi asimilat dan mengganggu transportasi bahan makanan maupun nutrisi dari akar ke bagian atas tanaman. Kerusakan dapat saja terjadi akibat serangan hama-penyakit maupun kerusakan fisik lainnya. Penyelamatan pohon yang mengalami kerusakan dapat dengan menggunakan teknik bridging, yaitu suatu jembatan sebagai penghubung (dalam hal ini scion) makanan ataupun asimilat. Yang berperan sebagai batang bawah merupakan tanaman yang mengalami kerusakan. Bahan batang atas berupa cabang dari spesies atau jenis yang sama dengan umur berkisar satu tahun. Batang atas yang ideal berupa tunas air dari pohon yang rusak yang akan disambungkan. Dengan kata lain, bahan sambungan berupa rantingnya sendiri. Jumlah batang atas atau bahan

Page 94: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 93

yang disebut sebagai jembatan tergantung besarnya diameter batang bawah. Semakin besar ukuran diameter batang, maka semakin banyak diperlukan batang atas sebagai jembatan. Cara penyambungan pada bridge grafting ada beberapa teknik, yang bergantung pada batang atas yang akan digunakan dan umur tanaman yang mengalami kerusakan. Cara pertama yaitu bridge grafting pada tanaman muda dikenal sebagai channel of bridge grafting. Sedangkan bridge grafting pada tanaman tua atau pada tanaman yang memiliki anakan digunakan teknik L-flap of bridge grafting. Berikut Gambar 5.5. Ilustrasi teknik penyambungan Bridge Grafting.

Gambar 5.5. Ilustrasi teknik penyambungan Bridge Grafting

Gambar atas mengilustrasikan Channel of Bridge Grafting pada tanaman muda, sedangkan gambar bawah pada tanaman tua, disebut L-Flap of Bridge Grafting.

Page 95: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 94

d. Detached Scion Grafting Pada teknik penyambungan ini, hanya batang bawah saja yang berhubungan dengan sistim perakaran. Sedangkan batang atas diambil dari bagian lain atau tanaman lain yang terlepas dari sistim perakarannya. Ada beberapa teknik penyambungan yang termasuk Detached Scion Grafting, yaitu Apical Grafting atau Sambung Pucuk, Lateral Grafting, Bench Grafting atau Sambung Akar, Clef Grafting dan Bark Grafting. 1). Apical Grafting atau Sambung Pucuk

Sambung pucuk merupakan teknik penyambungan batang atas dengan batang bawah sehingga terbentuk tanaman baru yang mampu bersesuaian satu sama lainnya. Teknik penyambungan ini telah merakyat dan umum diterapkan pada banyak jenis tanaman hortikultura. Cara penyambungan ini banyak macamnya. Berikut beberapa macam sambung pucuk yang umum dilakukan pada tanaman hortikultura,

a). Splice Graft atau Speed Graft atau Sambung Cemeti Sambung cemeti merupakan sambungan yang berbentuk diagonal atau miring. Kedua batang (batang bawah dan batang atas) dipotong dengan bentuk sama, kemudian ditempelkan atau dihubungkan satu sama lain.

Gambar 5.6. Ilustrasi teknik penyambungan Apical Grafting – Splice Graft

(Sambung Cemeti)

Page 96: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 95

b). Whip and Tongue Graft atau Sambung Celah Lidah Sambungan dengan cara ini memungkinkan semakin banyaknya kambium yang ditempelkan. Calon batang bawah maupun batang atas kedua dipotong secara diagonal atau miring. Kemudian pada potongan tersebut dibuat potongan ke bawah lalu ke atas lagi, sehingga di tengah potongan diagonal tersebut terdapat celah. Potongan diagonal yang berlidah akan membantu kedua batang untuk saling berpegangan (Gambar 5.7.). Dengan cara ini akan tercipta semakin luasnya bidang kambium yang saling berhimpit atau bersatu. Setelah penyambungan, pada daerah sambungan diikat dengan pita plastik atau tali rapia. Teknik penyambungan ini paling sering dilakukan bilamana batang bawahnya berupa bagian batang yang dekat dengan perakaran bahkan kadangkala sudah termasuk organ akar (akar utama).

Gambar 5.7 Ilustrasi teknik penyambungan Whip and Tongue

Graft atau Sambung Celah Lidah

Page 97: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 96

c). Wedge Graft atau Sambung Baji atau Sambung Celah Sambungan kedua batang dengan model pada batang bawah dipotong kemudian dibuat belahan yang membagi sama besar atau dibuatkan dua potongan yang miring berlawanan sehingga seolah-olah membentuk huruf V. Pada batang atas dipotong miring dari kedua arah sisi. Calon batang atas kemudian disisipkan ke belahan pada batang bawah (Gambar 5.8.). Cara sambungan ini dapat pula dilakukan sebaliknya, yaitu batang atas dibuat belahan, sedangkan batang bawah dipotong miring dari kedua arah sisinya. Kemudian celah pada batang atas disisipkan batang bawah.

Gambar 5.8. Ilustrasi teknik penyambungan Wedge Graft (B) atau Sambung Baji atau Sambung Celah, dan Sambung Baji Terbalik atau Inverted Wedge Graft (A)

Page 98: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 97

2). Lateral Grafting Penyambungan ini merupakan penyambungan batang atas sepanjang batang bawah. Pada sisi batang bawah dilakukan penyayatan batang, namun sayatan masih dibiarkan melekat pada batang sehingga membentuk suatu celahan. Sedangkan batang atas dipotong menyesuaikan dengan bentuk sayatan batang bawah dan kemudian disisipkan pada belahan yang ada pada batang bawah tersebut (Gambar 5.9.).

Gambar 4.9. Ilustrasi teknik penyambungan Lateral Grafting atau Side Grafting

3). Bench Grafting atau Sambung Akar Sambung akar pada dasarnya sama dengan penyusuan, karena kedua pohon masih berhubungan dengan sistim perakarannya masing-masing. Akan tetapi calon batang atas disambungkan pada batang calon batang bawah yang berada sedikit di bawah permukaan tanah. Jadi bagian tersebut terdapat sedikit perakaran (Gambar 4.10.).

Page 99: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 98

Dilakukannya sambungan cara ini adalah untuk menghindari perubahan-perubahan sifat pada tanaman yang disambung. Pada tanaman tertentu pengaruh yang baik pada batang atas hanya dapat diberikan oleh akar batang bawah, bukan oleh batangnya. Adanya batang yang tersisa antara perakaran dengan batang atas dapat memberikan pengaruh yang tidak diinginkan (biasanya yang merusak sifat baik yang diinginkan).

Gambar 5.10. Ilustrasi teknik penyambungan Bench Grafting atau Sambung Akar

4). Cutting Graft atau Sambung Stek Sesuai dengan namanya, dapat dipahami bahwa penyambungan cara ini merupakan kombinasi perbanyakan vegetatif melalui stek dan sambung. Oleh karenanya sebagai calon batang bawah yang berupa hasil perbanyakan tanaman melalui stek dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah stek tumbuh barulah dilakukan penyambungan batang atas dari jenis tanaman yang tentunya cocok (compatible) untuk disambungkan. Oleh karena itu, keberhasilan cara ini sangat tergantung pada keberhasilan sambungan dan pertumbuhan bahan stek itu sendiri. Seperti halnya perbanyakan stek, perbanyakan tanaman cara ini tentunya memiliki sistim perakaran adventif yang tidak memiliki akar tunjang. Jadi sistim perakarannya dangkal. Didasari atas hal ini maka bibit tanaman yang diperbanyak melalui metode ini cocok

Page 100: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 99

dikembangkan di daerah yang memiliki air permukaan tanah rendah dan cocok pula untuk tanaman buah atau hias yang ditanam di pot.

Gambar 5.11. Ilustrasi teknik penyambungan Clef Grafting

Gambar 5.12 . Ilustrasi teknik penyambungan Bark Grafting

Page 101: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 100

4). Clef Grafting dan Bark Grafting Sesuai dengan istilahnya, maka pada teknik Clef Grafting merupakan teknik penyambungan terhadap batang atas dan batang bawah dengan terlebih dahulu membelah batang bawah. Pada belahan tersebut kemudian batang atas dimasukkan. Biasanya ukuran (diameter) batang atas jauh lebih kecil dibandingkan dengan batang bawah (Gambar 5.11). Sedangkan Bark Grafting, pada dasarnya sama dengan Cleft Grafting. Pada Bark Grafting tempat penyambungan dilakukan pada celah kulit dan batang dari calon batang bawah (Gambar 5.12.).

2. Budding Budding sering pula disebut okulasi atau menempel. Pada prinsipnya sama dengan penyambungan metode lateral grafting tetapi calon batang atasnya (scion atau entris) hanya berupa satu mata tunas. Secara garis besar, okulasi dilakukan melalui beberapa tahapan seperti pengirisan batang bawah, pengambilan dan kemudian penyisipan mata tunas (batang atas), pengikatan tempelan, pelepasan ikatan, dan pemotongan batang bawah di atas tempelan. Pengirisan yang dalam hal ini bentuk irisan tergantung pada cara okulasi yang dipilih. Irisan dibuat pada batang bawah kurang lebih 20 cm di atas permukaan tanah. Kedalaman irisan sedapat mungkin hanya setebal kulit kayu. Letak irisan pada batang bawah sebaiknya terhindar dari terpaan sinar matahari langsung. Demikian pula halnya dengan terpaan hujan langsung. Pengambilan mata tunas dapat dilakukan dengan cara segi empat, sayatan, ataupun bulat. Pengambilan mata tunas dengan cara atau teknik pertama dan kedua, dalam pelaksanaannya membutuhkan pisau okulasi, sedangkan teknik terakhir memerlukan alat khusus yang dikenal sebagai pisau okulasi Haji Ali, berbentuk bulat. Keberhasilan okulasi sangat tergantung pada banyak faktor. Salah satunya adalah saat penyisipan mata tunas. Namun demikian faktor kebersihan sangat mendukung keberhasilan penempelan mata tunas. Setelah penempelan, mata tunas tersebut perlu diikat. Pengikatan dapat dilakukan dengan menggunakan tali rapia atau sejenis plastik berbentuk pita. Cara pengikatan yang baik adalah mengikuti pola pemasangan genteng rumah.

Page 102: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 101

Setelah kira-kira 2 – 3 minggu setelah pengikatan, pemeriksaan perlu dilakukan. Bilamana mata tunas terlihat coklat atau hitam, ini tandanya mata tunas mati, tetapi bila mata tunas tampak hijau segar dan tampak melekat kuat dengan batang pokok, ini bertanda okulasi berhasil.

Pemotongan batang bawah di atas tempelan segera dilakukan bila mata tempel telah tumbuh. Pemotongan sebaiknya dilakukan kira-kira 10 cm di atas tempat tempelan. Hal ini sangat berguna untuk mengikat tunas tempel yang telah tumbuh, agar tumbuhnya dapat tegak dan lurus. Setelah pemotongan, sesegera mungkin luka potongan dioleskan lilin ataupun cat maupun teer.

Macam-macam budding atau tempelan yang umum dilakukan dalam perbanyakan tanaman hortikultura, meliputi T - Bud atau Okulasi bentuk T, Patch Budding atau Okulasi Segi Empat, Okulasi Forkert, Chip Budding, dan Okulasi Haji Ali. Berikut uraian masing-masing teknik menempel dimaksud,

a. T - Bud atau Okulasi bentuk T

Sesuai dengan namanya, batang bawah sebagai tempat penempelan mata tunas calon batang atas diiris dengan bentuk seperti huruf T atau huruf T terbalik. Okulasi teknik ini sangat luas diterapkan pada tanaman muda yang kulit kayunya tipis. Model dari okulasi ini dapat dibentuk secara terbalik (T terbalik), sehingga dikenal dengan istilah Inverted T-Bud (Gambar 5.13.)

b. Patch Budding atau Okulasi Segi Empat

Okulasi cara ini digunakan untuk menyambungkan batang atas maupun batang bawah yang memiliki kulit batang tebal. Bidang tempelan berbentuk segi empat (Gambar 5.14.). Untuk memudahkan penempelan dan menjamin keberhasilan penempelan yang tinggi, sekarang ini, untuk membuat bidang tempelan pada batang bawah maupun pengambilan mata tunas sebagai calon batang atas telah ada suatu alat yang disebut sebagai Patch Buder atau alat penyudit (alat seperti stempel yang dapat mengiris/memotong kulit sesuai dengan bidang alat). Dengan menggunakan alat ini akan diperoleh ukuran irisan kulit batang pada batang bawah maupun irisan mata tunas yang sama ukurannya, sehingga bidang tempel akan sangat baik dan penempelan dapat terjadi merata untuk masing-masing potongan.

Page 103: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 102

Gambar 5.13. Ilustrasi teknik penempelan T-Bud dan (atas) Inverted T-Bud (bawah)

Gambar 5.14. Ilustrasi teknik penempelan Patch Budding atau Okulasi Segi Empat

Page 104: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 103

c. Okulasi Forkert Pada penempelan teknik forkert, batang bawah disisipi oleh batang atas berupa mata tunas sedemikian rupa mata tunas ditutupi oleh kulit batang bawah yang telah disayat. Bila sayatan kulit batang bawah ada pada kedua sisi (atas dan bawah) maka okulasi forket ini biasa juga disebut okulasi bentuk H (Gambar 5.15.). Bila sayatan kulit batang bawah ada pada sisi kanan dan kiri, okulasi ini disebut sebagai okulasi bentuk I. Jadi untuk yang terakhir ini, nampak seperti okulasi bentuk H yang terbalik.

Gambar 5.15. Ilustrasi teknik penempelan Forkert d. Chip Budding

Okulasi ini mengikutsertakan sedikit batang calon batang bawah. Karena itu, maka penyayatan kulit batang bawahpun menyertakan sedikit kayu juga. Hal ini terutama dilakukan bilamana tanaman yang akan disambungkan sulit melepaskan kulit batang dari kayunya (Gambar 5.16.).

e. Okulasi Haji Ali Pada dasarnya okulasi cara ini sama dengan okulasi segi empat (patch budding), hanya saja cara okulasi Haji Ali, scionnya berbentuk bulat (Gambar 5.17). Akan halnya patch budding, okulasi Haji Ali juga menggunakan semacam alat penyudit atau patch buder atau stempel menyungkit kulit batang calon batang atas.

Page 105: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 104

Gambar 5.16. Ilustrasi teknik penempelan Chip Budding

Gambar 5.17. Ilustrasi teknik penempelan Chip Budding

Page 106: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 105

D. Faktor-Faktor Pendukung Berhasilnya Penyambungan 1. Pembentukan Bidang Sambung (Graft Union)

Terjadinya bidang sambung merupakan kunci utama keberhasilan suatu penyambungan. Hal ini akan terjadi bilamana hubungan kambium antara batang bawah dan batang atas yang disambungkan tersebut rapat. Apabila pertemuan kambium kedua batang tersebut semakin banyak, maka penyambungan yang dilakukan berpeluang tinggi untuk berhasil. Seperti diketahui, bahwa kambium adalah lapisan tipis antara kulit kayu atau jaringan phloem dan kayu atau jaringan xylem.

Pada penyambungan tanaman, sel-sel parenchym pada bagian tanaman yang terpotong akan membentuk jaringan kalus yang sangat menentukan keberhasilan pembentukan bidang sambung. Pembentukan kalus terjadi karena adanya pemulihan sel-sel parenchym pada luka potongan. Kalus yang terjadi sangat ditentukan oleh kandungan protein, lemak, dan karbohidrat yang dikandung dalam jaringan parenchym bagian tanaman tersebut. Keberadaan zat pengatur tumbuh (baik alami ataupun pemberian dari luar) dan keadan suhu serta kelembaban lingkungan juga sangat menentukan keberhasilan pembentukan kalus pada bidang sambung. Kalus tersebut harus menutupi lapisan kambium, karena sangat membantu pertumbuhan sel-sel kambium serta mempengaruhi kecepatan pembentukan bidang sambung (Graft Union)

Ketidakmampuan dua tanaman membentuk bidang sambungan dengan baik dikenal sebagai inkompatibilitas sedangkan bila terdapat kemampuan untuk membentuk bidang sambungan dikenal sebagai kompatibilitas. Inkompatibilitas atau ketidak cocokan adalah keadaan kegagalan batang atas dan batang bawah membentuk pohon gabungan, sedangkan kompatibilitas atau kecocokan adalah kemampuan batang atas dan batang bawah untuk bersatu membentuk satu pohon.

Inkompatibilitas antara dua tanaman (batang atas dan batang bawah) yang disambung dapat ditunjukkan dengan gejala atau fenomena sebagai berikut : a. Gabungan antara spesies, varietas atau klon yang tidak pernah

membentuk suatu bidang sambung, b. Rendahnya keberhasilan sambungan antara dua jenis tanaman yang

disambungkan, c. Terjadi bidang sambung dan tumbuh sesaat, kemudian tanaman

Page 107: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 106

sambungan tersebut tiba-tiba mati, d. Terjadi sambungan, namun terdapat berbedaan kecepatan pertumbuhan

antara batang atas dan batang bawah. Hal ini akan menunjukkan ketidak seimbangan besarnya batang bawah dan batang atas,

e. Gabungan dua tanaman yang berespon tidak baik terhadap unsur hara (nutritional disorder) sehingga pertumbuhannya abnormal atau sering terjadi gugurnya daun,

f. Tanaman sambungan menunjukkan adanya berbedaan pertumbuhan vegetatif baik pada awal maupun akhir musim,

g. Nampak adanya pertumbuhan yang berlebihan pada bidang sambungan atau pada batang atas atau batang batang bawah, dan

h. Sambungan yang menghasilkan suatu tanaman baru yang lambat perkembangannya (katek/kerdil).

Jadi dapat dikatakan bahwa inkompatibilitas atau ketidak cocokan

bersatunya dua atau lebih tanaman terjadi karena adanya perbedaan fisiologis, anatomis, dan penyakit. Pada sisi aspek fisiologis dapat dijelaskan karena ketidak mampuan batang atas atau batang bawah menyediakan zat-zat makanan (nutrisi) dalam jumlah cukup untuk keperluan tumbuh dan berkembang secara normal. Sedangkan secara anatomis dapat diterangkan bahwa dengan adanya pembentukan getah akibat luka di bagian bidang sambung menyebabkan tanaman sambungan tumbuh tidak normal atau sempurna (biasanya lemah terhadap kondisi lingkungan yang tingkat kritisnya rendah sekalipun).

Kesuksesan membentuk bidang sambung juga ditentukan oleh bidang sentuh kambium, kegiatan kambium, pengupasan kulit kayu, dan kekuatan akar. Diperlukan ukuran batang atas dan batang bawah yang sama agar ketepatan persentuhan kambium lebih banyak terjadi. Kegiatan kambium pada batang atas dan batang bawah terjadi selama masa tumbuh. Setelah antara batang bawah dan batang atas membentuk jaringan kalus dan saling menyatu menutupi kedua permukaan potongan batang, maka pertumbuhan kambium sangat diperlukan untuk keberhasilan penyatuan kedua batang tersebut.

Pengupasan kulit kayu dari batang bahan sambungan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penempelan (okulasi). Semakin mudah pengupasan kulit, maka semakin besar kemungkinan keberhasilan penempelan, karena semakin kecil kerusakan pada kambium. Kecepatan pertumbuhan kambium tersebut, sangat dipengaruhi pula oleh kekuatan akar batang bawah. Kekuatan membentuk sistim perakaran pada batang bawah

Page 108: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 107

akan mempengaruhi secara langsung terhadap keaktifan pertumbuhan batang. 2. Faktor Lingkungan

a. Waktu penyambungan

Waktu disini diartikan sebagai musim. Umumnya penyambungan dilakukan pada musim kemarau. Demikian pula untuk penempelan (okulasi). Pada musim kemarau, biasanya pengelupasan kulit batang sangat mudah, pertumbuhan batang sedang aktif, dan mata tunas yang tersedia cukup banyak. Namun demikian diperlukan penaungan setelah dilakukan penyambungan maupun penempelan.

b. Suhu dan Kelembaban

Pembentukan jaringan kalus akan baik bila suhu lingkungan dalam keadaan optimum. Suhu yang baik berkisar antara 25 – 32O C. Bila keadaan suhu di bawah 25O C atau di atas 32O C, pembentukan kalus akan lambat dan merusak sel-sel pada daerah sambungan. Kelembaban yang cukup tinggi merupakan kondisi lingkungan diperlukan bagi berhasilnya penyambungan. Kelembaban yang rendah menyebabkan kekeringan dan menghalangi pembentukan kalus karena sel-sel pada daerah sambungan banyak yang mati.

c. Cahaya

Cahaya sangat berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan penyambungan, oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan waktu pagi hari atau sore hari. Cahaya yang terlalu kuat akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap kekeringan.

3. Faktor Pelaksanaan a. Teknik penyambungan

Keberhasilan penyambungan (grafting) seringkali lebih rendah dibandingkan penempelan (budding). Sehingga masing-masing teknik akan cocok untuk jenis-jenis tanaman tertentu namun tidak cocokj untuk jenis tanaman lainnya. Teknik penyambungan approach graf nampak sangat baik bagi perbanyakan tanaman mangga dan anggur.

Page 109: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 108

b. Keterampilan melaksanakan Infeksi penyakit pada daerah sambungan perlu mendapat perhatian.

Infeksi dapat dihindari dengan melakukan penyambungan secara cepat. Bila pelaksanaan penyambungan dapat dilakukan dengan cepat, seorang ahli penyambungan khususnya okulasi atau penempelan terhadap 400 tanaman dapat dilakukan dalam sehari dengan tingkat keberhasilan 90%. Semakin cepat pelaksanaan penyambungan maupun penempelan akan memberikan peluang yang kecil bagi kemungkinan kotornya bidang luka yang dibuat pada masing-masing bagian tanaman yang disambungkan.

c. Kelengkapan peralatan Perlengkapan atau alat-alat penyambungan sangat menentukan

keberhasilan penyambungan. Ketajaman dan kebersihan alat yang digunakan untuk memotong merupakan hal penting. Ketajaman alat akan menjamin dilakukannya pemotongan hanya sekali saja dan menjamin ratanya permukaan potongan. Sedangkan kebersihan alat menjamin terhindarnya bahan tanaman dari kontaminasi penyebab penyakit ataupun hama lainnya.

Alat atau bahan penutup sambungan seperti plastik paling tidak

menjamin adanya cahaya, karbondioksida maupun oksigen yang dapat menembusnya. Oksigen pada daerah sambungan berguna dalam pembentukan jaringan kalus dan mengurangi kehilangan air.

d. Perawatan tanaman Kebersihan lingkungan tanam (pembibitan) perlu diperhatikan selain

memberikan kondisi yang mendukung bagi keberlangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik. Penyakit yang biasa menginfeksi sambungan adalah golongan penyakit-penyakit jamur, sedangkan hama-hama yang menyerang sambungan adalah Tetranychus sp. (tungau merah) dan Aphis sp (kutu daun).

Perawatan yang paling perlu mendapatkan perhatian adalah terkait

dengan mempertahankan kondisi lingkungan yang dikehendaki seperti mempertahankan kelembaban agar tidak terjadi penurunan yang dratis. Demikian pula suhu sebaiknya cukup rendah. Hal ini terkait dengan mempertahankan agar tanaman yang baru ditempel maupun disambung tidak mengalami transpirasi yang cukup tinggi.

Page 110: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 109

E. Perkembangan Sambungan Sebagai Metode Perbanyakan Tanaman Hortikultura

Dengan semakin banyaknya permintaan akan tanaman hortikultura

terutama buah-buahan, usaha perbanyakan tanaman hortikultura ini juga berkembang dengan pesat. Para nurseri ataupun penangkar bibit memperbanyak tanaman dengan menggunakan teknik penyambungan ataupun penempelan. Untuk teknik penempelan sangat tergantung pada bahan mata tempel, sedangkan bagi perbanyakan sambungan sangat tergantung pada tunas-tunas muda yang telah berkembang dengan keadaan yang sehat.

Ranting mata tempel yang berbentuk bulat memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan yang bentuknya masih pipih atau berbentuk segi tiga. Ranting dengan keadaan seperti dijelaskan tersebut, biasanya diperoleh pada tanaman yang telah dipangkas pada musim-musim menjelang musim hujan ataupun awal musim kering. Bilamana keadaan ranting yang ada menunjukkan fenomena perkembangan ranting yang membulat pada pangkal ranting sedangkan pada ujung ranting masih berbentuk pipih, maka mata tunas yang berada pada ranting bagian pangkal dapat digunakan untuk penempelan dengan model okulasi biasa, sedangkan mata tempel yang ada pada ujung ranting yang pipih, dapat digunakan untuk tipe penempelan atau okulasi irisan/okulasi T.

Umur batang bawah ternyata memegang peranan dalam keberhasilan penempelan ataupun penyambungan tanaman rambutan. Dilaporkan beberapa peneliti dan penangkar bahwa, umur tanaman rambutan sebagai batang bawah yang siap diokulasi berkisar antara 5 – 6 bulan. Sedangkan mata tunas yang baik untuk ditempelkan sebagai bahan batang atas terletak pada posisi 4 hingga 6 dari ujung ranting entris. Pada tanaman sirsak juga dilaporkan bahwa mata tunas-mata tunas yang diperoleh dari bahan entris yang muda memberikan persentase okulasi jadi yang tinggi yaitu mencapai 78,3%.

Bentuk irisan yang sekaligus berarti tipe okulasi akan mempengaruhi keberhasilan penempelan pada sirsak. Okulasi tipe Forkert (biasa) menghasilkan tempelan jadi lebih banyak dan pertumbuhan tunas yang lebih baik dibandingkan tipe okulasi lainnya.

Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, maka nilai-nilai keindahan dalam suatu penampilan tanaman juga semakin erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Penempelan maupun penyambungan lebih dari satu jenis atau macam tanaman sudah banyak dilakukan dengan tujuan memperbaiki penampilan suatu tanaman. Hal ini secara popular dikenal

Page 111: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 110

sebagai tanaman berdimensi atau multi varietas. Sebagai contoh, dikatakan tanaman mangga dimensi dua, berarti bahwa dalam satu batang tanaman terdapat dua jenis atau varietas tanaman. Hal ini dikarenakan pada satu batang bawah ditempelkan atau disambungkan dua jenis/varietas mangga yang berlainan satu sama lainnya. Demikian pula halnya bilamana dikatakan tanaman berdimensi tiga, berarti terdapat tiga varietas dalam satu batang bawah.

Pada tanaman hias, pembentukan dimensi juga banyak dilakukan. Sebagai contoh yang umum dan sering dilihat adalah penempelan berbagai macam jenis (berbagai warna) bougenvil dalam satu batang bawah. Bahkan banyak pula dilakukan dengan menempelkan atau menyambungkan jenis-jenis varigata. Demikian juga telah banyak dilakukan pada kembang sepatu dan mawar.

Penyambungan berbagai varietas atau jenis hibrida ke satu batang bawah pada tanaman hias adenium (kamboja jepang) sudah mudah dan banyak dilakukan bahkan telah dilakukan secara komersial. Semakin banyak ragamnya dalam satu batang bawah (satu tegakan tanaman), maka semakin mahal harga tanaman hasil sambungan tersebut. Berikut adalah ilustrasi penyambungan pada adenium dan kamboja (jepun).

Gambar 5.18. Ilustrasi penyambungan pada Adenium

Page 112: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 111

Gambar 5.19. Ilustrasi penyambungan pada kamboja (jepun) RINGKASAN Penyambungan diartikan sebagai suatu teknik perbanyakan vegetatif tanaman dengan menyatukan dua atau lebih bagian tanaman baik dari jenis yang sama maupun jenis yang berbeda menjadi satu kesatuan tanaman utuh. Penyambungan dapat dilakukan dengan mempersatukan dua atau lebih tanaman melalui penyambungan bagian tanaman yang berukuran cukup besar atau mengandung lebih dari satu mata tunas. Teknik ini dikenal sebagai penyambungan atau grafting. Sedangkan penyatuan hanya satu mata tunas saja sebagai calon batang atas dikenal sebagai penempelan atau budding.

Baik grafting maupun budding, penyambungan tersebut melibatkan stock atau root stock, scion, dan daerah sambungan atau union graft. Keberhasilan penyambungan sangat ditentukan dengan tingkat kompatibilitas antara stock dan scion. Selain itu dipengaruhi pula oleh pembentukan union graft dan faktor lingkungan serta faktor pelaksanaan penyambungan. Sekilas telah dijelaskan di atas, bahwa terdapat dua macam penyambungan, yaitu grafting (penyambungan) dan budding (penempelan). Masing-masing kedua macam teknik penyambungan terdiri pula atas beberapa teknik grafting maupun teknik budding, yaitu : 1. Grafting

a. Approach grafting b. Inarching c. Bridge grafting d. Detached scion grafting

Page 113: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 112

1) Apical grafting Splice graft Whip and tongue graft Wedge graft

2) Lateral grafting 3) Bench grafting 4) Cutting graft 5) Clef grafting 6) Bark grafting

2. Budding

a. T- bud b. Patch budding c. Forkert d. Chip budding e. Okulasi Haji Ali

Terkait dengan aspek kompatibilitas dan manfaat hortonomis dari

suatu tanaman hasil sambungan, maka agar diperoleh tingkat keberhasilan penyambungan yang tinggi dan baik serta berguna, maka dalam pelaksanaan penyambungan terdapat persyaratan dan sekaligus sebagai faktor yang perlu diperhatikan meliputi pembentukan bidang sambung; faktor lingkungan yang meliputi waktu/saat penyambungan, suhu, kelembaban, dan cahaya; dan faktor pelaksanaan penyambungan yang meliputi teknik penyambungan yang digunakan, keterampilan melaksanakan, kelengkapan peralatan, dan perawatan tanaman pasca penyambungan.

SOAL EVALUASI 1. Secara umum penyambungan ada dua macam (grafting dan budding).

Jelaskan pengertian masing-masing macam penyambungan tersebut !

2. Jelaskan alasan-alasan dilakukannya penyambungan sebagai salah satu teknik perbanyakan pada tanaman hortikultura !

3. Terdapat 4 macam grafting yaitu Approach Grafting, Inarching,

Detachedscion Grafting, dan Bridge Grafting. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Bridge Grafting !

Page 114: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 113

4. Sebutkan langkah-langkah kegiatan Okulasi T ! 5. Sebutkan alasan-alasan dipilihnya penyambungan sebagai salah satu

teknik perbanyakan pada tanaman hortikultura ! 6. Jelaskan dengan singkat yang dimaksud dengan kompatibel dan

inkompatibell dalam penyambungan ! 7. Teknik sambung apa yang digunakan untuk penyelamatan tanaman yang

bagian leher akar atau pangkal batangnya mengalami kerusakan ? Jelaskan dengan singkat !

8. Sebutkan empat bagian tanaman yang terlibat dalam penyambungan ! 9. Apa yang dimaksud dengan scion atau entries ? 10. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan terbentuknya

bidang sambung ! 11. Dapatkan dalam satu batang dari batang bawah disambungkan atau

ditempelkan lebih dari satu entries ? Jelaskan !

Page 115: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 114

DAFTAR PUSTAKA Acquaah, G., 2002. Horticulture – Principles and Practices. Second Edition.

Prentice Hall, New jersey. Hadiati, S., L. Sadwiyanti dan N.L.P. Indriyani, 1991. Kriteria Mata Tunas

Pada Cabang Entris dalam usaha Meningkatkan Keberhasilan Okulasi Rambutan. Penel. Hort. 4(3):1-7.

Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, R.L. Geneve, 2002. Plant

Propagation: Principles and Practices. Printice Hall International Inc. Hutagalung, L., M. Asaad, Hatta M., Wanti D., Baharudin B., Cicu, Armiati,

Nurjanani, Warda, Ginawaty P., A. Rauf, M.Taufik, M. Sayuthi, M. Thamrin, dan Agussalim, 1994. Penelitian Potensi dan Kendala Usahati Sirsak. Dalam Prossiding Rapat Teknis Puslitbang Hortikultura, Cipanas, 23-24 Juni 1993.p:69-81.

Ingels, J.E., 1994. Ornamental Horticulture : Science, Operation, and

Management. ITP Delmar Publisher Inc. Supriyanto, A., M.E. Dwiastuti, M. Istianto, dan A. Sutanto, 1994. Teknologi

Pembibitan Jeruk Bebas Penyakit Mendukung Pembangunan Agroindustri Jeruk Di Indonesia. Dalam Prossiding Rapat Teknis Puslitbang Hortikultura, Cipanas, 23-24 Juni 1993.p:10-19.

Rice, R.P., L.W. Rice and H.D. Tindall, 1990. Fruit and Vegetable Production

in Warm Climate. Mac Millan Co. Raven, P.H., Evert, R.F., and Eichhorn, S.E., 1986. Biology Of Plant. Worth

Publisher Inc. Sadwiyanti, L. dan I. Sutarto, 1994. Rangkuman Hasil Penelitian Rambutan

Tahun 1989-1992. Dalam Prossiding Rapat Teknis Puslitbang Hortikultura, Cipanas, 23-24 Juni 1993.p:56-62

Page 116: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 115

PEMBIAKAN VEGETATIF IN-VITRO (MICRO-VEGETATIVE PROPAGATION)

Pengantar Bab ini mendiskusikan teknik in-vitro atau kultur jaringan sebagai teknik perbanyakan vegetatif tanaman hortikultura. Bahasan juga dipaparkan secara jelas pada beberapa macam teknik dan tahapan dalam perbanyakan tanaman. Demikian pula dengan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan teknik in-vitro didiskusikan secara jelas. Isi Bab Dasar teori pembiakan in-vitro dan peranannya,

Beberapa fasilitas dalam teknik in-vitro,

Metode perbanyakan vegetatif secara in-vitro, dan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan regenerasi.

Beberapa contoh tanaman hortikultura yang diperbanyak dengan teknik kultur jaringan

BAB 6

Page 117: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 116

Tujuan Setelah mempelajari dan membaca materi pembelajaran dalam bab ini, pembaca diharapkan akan : Mengerti dan memahami dasar teori pembiakan vegetatif secara in-vitro, Mampu menjelaskan manfaat teknik in-vitro ini sebagai metode

perbanyakan tanaman hortikultura, Mampu menyebutkan beberapa fasilitas yang diperlukan dalam teknik in-

vitro, Mampu menjelaskan beberapa tahapan dalam teknik in-vitro dan

beberapa teknik perbanyakan vegetatif secara in-vitro, dan Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

penerapan teknik in-vitro ini sebagai metode perbanyakan tanaman hortikultura.

Page 118: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 117

A. Dasar Teori Pembiakan In-Vitro dan Peranannya Teknik kultur jaringan (yang sering disebut sebagai teknik in-vitro)

merupakan suatu teknik untuk mengisolasi bagian-bagian tanaman baik berupa protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan, maupun organ, dan kemudian menumbuhkannya di dalam suatu wadah (biasanya berupa wadah kaca/glas) dalam keadaan aseptik sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat beregenerasi dan kemudian memperbanyak diri menjadi suatu tanaman yang lengkap/utuh. Prinsip budidaya atau kultur jaringan ini adalah bahwa sel memiliki kemampuan untuk tumbuh atau totipotensi. Totipotensi, oleh Schleiden dan Schwaan diartikan sebagai kemampuan tiap-tiap sel tanaman darimanapun saja diambil, bila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang utuh-sempurna.

Dewasa ini, setelah mengalami banyak perkembangan dan penyempurnaan yang dilandasi oleh kemampuan yang semakin tinggi dari ilmu pengetahuan fisiologi dan biokimia tanaman, maka teknik kultur jaringan telah digunakan dalam industri tanaman. Perbanyakan mikro merupakan contoh klasik dan menarik dari penerapan kultur jaringan, terutama untuk tanaman-tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif (aseksual).

Perbanyakan mikro secara umum dapat diartikan sebagai usaha menumbuhkan bagian tanaman dalam media aseptik, dan kemudian memperbanyak hingga dihasilkan tanaman sempurna. Tanaman kecil ini kemudian dipindahkan ke media non-aseptik melalui proses aklimatisasi. Jadi tujuan pokok penerapan teknik perbanyakan mikro adalah memproduksi tanaman dalam jumlah besar/banyak dalam waktu singkat. Sama halnya dengan pembiakan vegetatif lainnya yang telah dibicarakan pada bab-bab terdepan, teknik ini sering pula digunakan dalam upaya Cloning suatu tanaman terpilih. Hal ini disebabkan, karena bilamana bagian tanaman yang ditanam (atau sebagai objek teknik ini) adalah bagian vegetatif maka tanaman turunan yang dihasilkan akan identik dengan induknya.

Keragaman genetik pada turunan (tanaman hasil kultur jaringan) sering pula muncul, dan variasi-variasi ini disebut sebagai Variasi Somaklonal. Hal ini dapat disebabkan karena organ atau bagian vegetatif tanaman yang ditanam (dikulturkan) pada medium membentuk jaringan kalus, terutama yang sudah mengalami sub-kultur berkali-kali. Pada jaringan kalus ini terjadi ketidak stabilan sel-sel yang sedang tumbuh dan berkembang terutama pada fase awal pembentukannya.

Manfaat teknik in-vitro ini dalam bidang hortikultura sangat luas. Salah satu aspek yang penting dalam upaya pengembangan suatu tanaman atau dalam proses produksi adalah penyediaan bibit tanaman. Manfaat teknik

Page 119: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 118

in-vitro sangat penting terutama membantu perbanyakan tanaman yang biasanya sangat lambat bila menggunakan teknik perbanyakan konvensional. Dengan teknik in-vitro, tidak diperlukan bahan tanaman perbanyakan dalam jumlah banyak. Sebaliknya perbanyakan vegetatif konvensional seperti mencangkok, stek maupun tempelan/sambungan, diperlukan bahan tanaman dalam jumlah banyak sehingga akan merusak pohon induk.

Kebanyakan tanaman hortikultura terinfeksi oleh patogen yang bersifat sistemik, dan salah satunya yang umum terdapat di lapangan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Banyak virus yang tidak menyebabkan gejala yang dapat dilihat, namun akan nampak mengurangi penampilan atau vigor tanaman dan menurunkan kualitas maupun kuantitas hasil. Sementara ini, praktek di lapangan untuk mengendalikan atau memberantasnya belum ada yang efektif. Hal ini akan menjadi masalah penting bagi kebanyakan tanaman hortikultura yang diperbanyak dengan cara vegetatif, sehingga virus akan terus terbawa oleh keturunannya. Meristem apikal merupakan daerah tanaman yang bebas virus. Apabila bagian ini diisolasi secara hati-hati dan kemudian dikulturkan maka akan diperoleh tanaman baru yang bebas virus. Teknik mem-bebasvirus-kan suatu tanaman diawali oleh Morel dan Martin pada tahun 1952. Mereka menghasilkan tanaman dahlia bebas virus melalui kultur meristem apikal dahlia terinfeksi virus.

Dari berbagai aspek agronomis, nampak penerapan teknik in-vitro pada tanaman hortikultura sangat menguntungkan dan sangat diperlukan. Hal ini akan sangat berarti apabila tanaman tersebut tidak menghasilkan biji; perbanyakannya selalu mengandalkan cara-cara vegetatif. Cara perbanyakan vegetatif konvensional tidak cukup cepat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dan seragam. Contoh tanaman yang telah dikembang biakan dengan menggunakan teknik in-vitro adalah pisang, nanas dan beberapa tanaman hias. Dengan memanfaatkan beberapa keuntungan teknik kultur jaringan dalam perbanyakan tanaman, dengan hanya diperlukannya sepotong kecil bahan perbanyakan, maka pohon induk tidak akan mengalami kerusakan. Lain halnya bila perbanyakan menggunakan teknik stek, tentunya akan diperlukan sejumlah bahan perbanyakan yang lebih banyak. Terlebih-lebih bila menggunakan teknik cangkok, tentunya akan merusak tanaman induk, karena bahan perbanyakan yang diperlukan akan lebih banyak untuk menghasilkan sejumlah turunan yang sama (Gambar 6.1.). Dengan menggunakan teknik kultur jaringan, akan diperoleh sejumlah besar turunan dalam waktu singkat dari sejumlah kecil bahan perbanyakan (Gambar 6.2.).

Page 120: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 119

Gambar 6.1. Ilustrasi perbanyakan klon dengan menggunakan teknik stek, akan memerlukan sejumlah besar bahan

perbanyakan yang akan merusak pohon induk.

Gambar 6.1. Ilustrasi perbanyakan klon dengan menggunaka

teknik kultur jaringan, dari bahan perbanyakan yang kecil, nantinya dapat menghasilkan sangat banyak tanaman turunan yang seragam dalam waktu singkat.

Page 121: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 120

Teknik in-vitro juga sangat berarti bagi tanaman kentang, apel, anggur dan bambu. Hal ini dikarenakan biji-biji yang diperoleh atau dihasilkan oleh tanaman-tanaman tersebut hanya menguntungkan untuk keperluan pemuliaan, sedangkan untuk tujuan perbanyakan atau produksi kurang menguntungkan. Tanaman-tanaman yang bersifat decidious yaitu terdapat pohon jantan dan betina seperti pepaya maupun belinjo, sangat tergantung pada teknik in-vitro dalam upaya peningkatan produksinya. Dengan memperbanyak pohon betina pada belinjo atau pohon hermaprodit pada pepaya akan dapat meningkatkan produksi kedua tanaman tersebut. B. Beberapa Fasilitas dalam Teknik In-Vitro

Karena teknik perbanyakan tanaman ini memerlukan keadaan yang

aseptik (steril) dan terkendali maka setiap langkah dalam pelaksanaannya harus dilakukan dalam laboratorium. Laboratorium kultur jaringan sebaiknya memiliki pembagian ruangan yang diatur sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan terpisah satu dengan lainnya, tetapi saling berhubungan dan mudah dicapai. Ruangan yang diperlukan meliputi ruang persiapan, ruang transfer, ruang kultur, ruang stok, dan ruang mikroskop serta ruang analisa. 1. Ruang Persiapan Ruang persiapan digunakan untuk mempersiapkan media kultur dan bahan tanaman yang akan digunakan sebagai tempat mencuci alat-alat laboratorium, dan tempat menyiapkan alat-alat glas. Persiapan media meliputi penimbangan bahan, pengenceran media, penuangan ke dalam botol kultur, dan sterilisasi. Sedangkan persiapan bahan meliputi pencucian kotoran dari lapangan, pembuangan dan pemotongan bagian-bagian yang tidak diperlukan, serta perlakuan awal untuk mengurangi sumber kontaminasi yang ada pada permukaan bahan tanaman. Peralatan yang dipersiapan dan diletakkan dalam ruangan ini meliputi timbangan analitik, lemari es, hot plate, api bunsen lengkap dengan kaki tiga (tripod), oven, microwave, ph meter, agar dispenser, autoklap, labu takar, erlenmeyer, glas piala, pengaduk glas, botol/wadah kultur, alat-alat pencuci, rak-rak pengering, lemari penyimpan alat dan bahan kimia, alat-alat kecil lainnya seperti scalpel, spatula, pinset, gunting, dan pisau, kertas saring, aluminium foil, kapas, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan persiapan media.

Page 122: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 121

2. Ruang Transfer Pada ruang inilah dimulainya pekerjaan yang bersifat aseptik. Isolasi

tanaman, sterilisasi, dan penanaman ekplan ke dalam media dilakukan di ruangan ini. Ruangan sedapat mungkin bebas dari debu, hewan kecil dan tersekat dari ruang-ruang lainnya. Ruangan dianjurkan ber-AC dan pintu selalu tertutup. Akan lebih ideal bilamana ruangan ini dihubungkan dengan ruang stok, ruang mikroskop, dan ruang kultur. Untuk menjaga ruangan tetap bersih, maka persiapan bahan dan alat sebelum proses penanaman dilakukan, harus sudah dipersiapkan. Sisa-sia bahan tanaman (eksplan) yang tidak terpakai segera disingkirkan agar tidak sebagai sumber inokulum kontaminan. Alat-alat yang perlu diletakkan pada ruangan transfer ini meliputi laminar air flow cabinet, mikroskop, scalpel, pinset, spatula, gunting dan pisau serta jarum, filter milipore, hand sprayer alcohol, lampu (api) bunsen, lemari untuk penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan. 3. Ruang Kultur

Merupakan ruang besar yang juga kebersihannya dan bila

memungkinkan dihindari terlalu banyak ke luar-masuk orang-orang yang tidak berkepentingan. Pada ruangan ini sangat baik bila dibuatkan/diletakkan rak-rak kultur yang bersusun untuk menghemat area.

Karena cahaya sangat penting untuk mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan ekplan, maka ruang kultur harus memiliki pengaturan terhadap cahaya dan suhu. Unsur cahaya yang penting adalah kualitas cahaya, panjang penyinaran dan intensitas cahaya. Oleh karena itu, maka peletakan rak-rak kultur sebaiknya susunan akan memberikan kemungkinan seluruh botol-botol kultur terkena cahaya, sehingga arah pertumbuhan kultur akan merata. Sedangkan suhu berperan dalam menentukan respon fisiologi kultur dan kecepatan pertumbuhannya. 3. Ruang Stok

Ruangan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan media. Ruangan

sebaiknya dingin dan gelap. Akan lebih baik lagi bila ruangan stok ini berhubungan langsung dua arah, satu arah dengan ruang persiapan dan satu arah dengan ruang tranfer. Tidak ada alat maupun bahan lain yang diletakkan di ruang ini kecuali rak-rak atau meja untuk meletakan media yang siap dipakai.

Page 123: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 122

5. Ruang Mikroskop dan Analisa Ruangan diperlukan bilamana terhadap objek kultur yang ditanam diperlukan data-datanya; atau dengan kata lain diperlukan untuk kegiatan penelitian. Ruangan ini sebaiknya kering dan bersih. Alat-alat yang perlu diletakkan di ruangan ini berupa alat-alat pengukur pertumbuhan dan perkembangan kultur (ekplan). C. Metode Perbanyakan Vegetatif Secara In-Vitro

Sebelum membicarakan beberapa metode perbanyakan vegetatif

secara in-vitro, sebaiknya teknik perbanyakan in-vitro terlebih dahulu dibahas. Teknik yang diamksud tersebut adalah beberapa tahapan pelaksanaan dari persiapan bahan tanam (ekplan) hingga diperolehnya suatu hasil perbanyakan tanaman berupa tanaman utuh berukuran kecil ( plantula atau propagul atau plantlet ). 1. Tahapan dalam Perbanyakan In-Vitro

Tahapan dalam perbanyakan in-vitro, oleh Murashige dibagi dalam

tiga tahap, dan ini banyak diterapkan pada laboratorium kultur jaringan komersial. Dalam perkembangannya, oleh Deberg dan Maene (1981), tahapan-tahapan tersebut disempurnakan menjadi lima tahapan, yaitu seleksi tanaman induk, pemantapan kultur aseptic, produksi propagul, persiapan plantlet sebelum aklimatisasi, dan aklimatisasi plantlet. a. Seleksi tanaman induk Seleksi tanaman induk perlu dilakukan terlebih dahulu dan hal ini meliputi

pemilihan varietas hingga keadaan bebas hama-penyakit. Pada tahap ini dilakukan eliminasi kontaminasi pada tanaman yang ditujukan untuk memperoleh bahan eksplan steril.

b. Pemantapan kultur aseptik Kultur aseptik dari tanaman induk terseleksi merupakan tahapan penting

dalam perbanyakan in-vitro. Kalau kultur telah aseptik, respon pertumbuhan akan nampak dan dapat diamati.

Page 124: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 123

c. Produksi propagul Pada tahapan ini diharapkan diperolehnya perbanyakan organ yang

dikulturkan atau suatu struktur yang dapat menghasilkan tanaman baru seperti tunas aksilar atau tunas adventif, embrioid, atau organ perbanyakan lainnya. Tunas yang diperoleh pada tahapan ini dapat dianggap sebagai propagul yang kemudian sebagai bahan perbanyakan berikutnya. Untuk itu, pada tahapan ini sering pula dilakukan sub-kultur berkali-kali, yang bertujuan untuk memperoleh sejumlah besar hasil perbanyakan atau propagul.

d. Persiapan plantlet sebelum aklimatisasi Tunas ataupun plantlet yang diperoleh pada tahap di atas masih sangat

kecil dan biasanya belum siap untuk tumbuh pada lingkungan alami. Oleh karena itu, pada tahapan ini, plantlet ditumbuhkan pada lingkungan tanpa suplai karbohidrat sehingga mulai mengadakan fotosintesis sendiri. Pada tahapan ini pula, induksi pengakaran dan perpanjangan tunas perlu juga dilakukan.

e. Aklimatisasi plantlet Pemindahan plantlet atau propagul dari lingkungan in-vitro yang steril ke

lingkungan semi steriul sebelum dipindahkan ke lapangan, dilakukan pada tahapan ini. Disini, plantlet ditanam dalam medium pasir dicampur kompos yang telah disterilkan. Lingkungan tumbuh ini dipertahankan dalam kelembaban yang cukup tinggi yang bertujuan mengurangi transpirasi. Bila lingkungan tidak baik, plantlet akan mati, dan penyebab kematian plantlet tersebut adalah : Kehilangan air yang cukup banyak dalam waktu singkat Biasanya tanaman muda belum siap berfotosintesis sendiri sesegera

mungkin sesaat setelah pemindahan

Oleh karena itu, pada tahapan ini sangat baik bila dilakukan penyemprotan anti transpirasi ke tanaman. Selain itu, dapat juga dibuatkan sungkup plastik transparan terhadap tanaman tersebut.

2. Kultur Pucuk

Terdapat dua cara yang digunakan dalam kultur pucuk, yaitu kultur pucuk apikal (Shoot-Tip Culture) dan kultur mata tunas (Single Node Culture).

Page 125: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 124

a. Kultur Pucuk Apikal

Pada kultur ini yang digunakan sebagai ekplan adalah ujung apical atau terminal ataupun ujung tunas-tunas lateral yang panjangnya kurang lebih 50 mm. Dengan penambahan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin ke dalam medium kulturnya, maka akan dapat menghilangkan dominasi pertumbuhan meristem apikal. Sebagai hasilnya adalah tumbuhnya tunas-tunas dengan anakan/cabang atau tunas adventif yang berjumlah banyak (Gambar 6.3.).

Gambar 6.3. Ilustrasi tahapan kultur tunas apical dan tunas aksilar

pada teknik perbanyakan in-vitro. Keberhasilan kultur pucuk dipengaruhi oleh besar-kecilnya ukuran ekplan pucuk. Semakin besar ukuran, akan lebih tahan terhadap kondisi in-vitro demikian juga dengan kecepatan tumbuhnya. Akan tetapi, dengan semakin besar ukuran eksplan akan semakin sulit diperolehnya kondisi kultur yang aseptik. Selain itu, akan semakin besar kebutuhan bahan yang diperlukan.

Perkembangan Tunas Percabangan Aksilar Tunas Aksilar

Page 126: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 125

Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan teknik kultur pucuk ini, yaitu : Metode kultur pucuk dapat diterapkan pada berbagai jenis tanaman

hortikultura dengan menerapkan prinsip yang sama, Memungkinkan untuk mengendalikan tunas yang dihasilkan bebas

virus, Tanaman baru yang dihasilkan secara genetik “true to type” dan

seragam, Pada banyak tanaman, laju perbanyakan dengan metode ini lebih

cepat.

b. Kultur Mata Tunas ( Single Node Culture )

Teknik berbanyakan ini menggunakan mata tunas aksilar sebagai bahan eksplan. Teknik digunakan apabila ada pengaruh dominasi pucuk apikal pada kultur pucuk, sehingga pucuk-pucuk aksilar mengalami dormansi. Dalam prakteknya, metode Single Node Culture seringkali digunakan bersamaan dengan metode kultur tunas aksilar dengan penambahan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin yang cukup tinggi. Ada dua cara dalam kultur mata tunas ini, yaitu : Tiap buku yang mengandung mata tunas aksilar ditempatkan

horisontal di atas medium padat. Cara ini sering pula disebut sebagai teknik In-vitro Layering.

Tiap buku yang mengandung mata tunas aklsilar dipotong-potong

terpisah, dan kemudian ditempatkan pada medium kultur secara terpisah pula.

Pucuk aksilar yang tumbuh dari kedua cara di atas dapat dipakai sebagai sumber eksplan untuk sub-kultur berikutnya. Tunas-tunas yang terbentuk dan dipisah-pisahkan tersebut dapat juga langsung ditanam pada medium pengakaran, yang pada akhirnya akan diperoleh tanaman sempurna (plantlet atau propagul) (Gambar 6.4.). Dengan menggunakan kedua cara kultur pucuk tersebut di atas, ujung pucuk atau tunas-tunas pucuk yang terbentuk diketiak daun dapat diisolasi (dipisahkan).

Page 127: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 126

Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat akan diperoleh bila eksplan tersebut ditumbuhkan pada medium kultur dengan zat pengatur tumbuh sitokinin berkonsentrasi tinggi. Konsentrasi sitokinin yang tinggi dapat menghentikan dominasi pucuk apikal dan menyebabkan berkembangnya tunas-tunas aksilar. Tunas aksilar yang telah tumbuh dan bila telah mencukupi dalam jumlah, dapat disub-kulturkan. Bila pucuk tunas sudah banyak, maka dapat dilakukan perangsangan perakaran. Pada akhirnya diperoleh plantlet atau propagul (tanaman utuh sempurna berukuran kecil) yang dapat dipindah tanamkan ke media tanah atau kompos (dilakukan pada tahapan aklimatisasi).

Gambar 6.4. Ilustrasi tahapan kultur tunas tunggal (Single Node Culture) pada teknik perbanyakan in-vitro.

3. Perbanyakan Tunas Melalui Organogenesis Langsung

Organogenesis diartikan sebagai suatu proses pembentukan organ dari suatu eksplan yang dikulturkan. Organ yang dimaksud adalah tunas maupun akar. Terdapat dua cara perbanyakan tunas melalui organogenesis langsung, yaitu dengan menginisiasi langsung tunas-tunas adventif dan melalui embriogenesis langsung.

1 2

3

Page 128: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 127

a. Inisiasi langsung tunas adventif

Melalui metode perbanyakan tunas ini, tunas adventif langsung terbentuk dari jaringan eksplan dan tidak berkembang dari kalus. Akan tetapi sering juga terjadi pertunasan yang tumbuh dari kalus. Hal ini sedapat mungkin dihindari dengan pengaturan zat pengatur tumbuh dalam medium. Pembentukan tunas secara langsung ini bergantung pada bagian tanaman yang digunakan sebagai ekplan dan spesies atau varietas tanaman. Pada beberapa spesies, tunas adventif dapat terbentuk dari berbagai organ tanaman seperti daun, batang, petal, ataupun akar. Sementara untuk jenis tanaman lainnya hanya dari organ-organ tertentu saja, seperti potongan umbi (bulb), embrio atau kecambah. Tahap pertama pada perbanyakan tanaman melalui pembentukan tunas secara langsung adalah merupakan tahapan inisiasi yang dilanjutkan ke tahap kedua, yaitu perbanyakan tunas. Kedua tahapan ini dapat berlangsung pada media kultur yang sama tanpa melalui sub-kultur ke medium baru. Tahap kedua dapat juga merupakan tahap pembentukan tunas adventif dan tunas aksilar yang tumbuh dari mata tunas adventif secara bersama-sama. Tahap ketiga adalah tahap pengakaran dari tunas adventif yang telah dihasilkan untuk selanjutnya diperoleh plantlet atau propagul.

b. Embriogenesis langsung

Banyak jenis tanaman hortikultura (terutama manggis dan jeruk) memiliki kemampuan untuk membentuk embrio aseksual dari jaringan ovular tanpa terjadinya fusi sel atau inti. Hal ini dikenal sebagai biji apomiksis atau embrio somatik.

Pembentukan embrio somatik dapat melalui beberapa cara seperti : Dari sel-sel somatik diploid dalam kantung embrio (apospory) Dari sel-sel nukleus (nucellar embryony) Secara in-vitro embrio somatik dari sel-sel somatik jaringan eksplan

yang dikulturkan

Page 129: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 128

Embrio somatik yang dihasilkan dari teknik in-vitro dapat berasal dari : Kultur anther Kultur suspensi sel Kultur kalus bila individu-individu embriod dipindahkan ke medium

baru yang segar

Embriogenesis langsung secara in-vitro umumnya terjadi pada eksplan yang masih muda atau juvenil. Sedangkan embriogenesis dari jaringan nukleus dapat terjadi dengan mengkulturkan ovum. Kemampuan embriogenetik nukleus akan tinggi bila terlebih dahulu diinduksi membentuk kalus.

4. Perbanyakan Tunas Melalui Organogenesis Tidak Langsung

Terdapat dua cara perbanyakan tunas melalui organogenesis tidak langsung, yaitu dengan menginisiasi tunas-tunas adventif dari jaringan kalus dan melalui pembentukan embrio somatik secara tidak langsung. a. Inisiasi tunas adventif dari kalus

Dikatakan tidak langsung karena tunas maupun akar dihasilkan bukan berasal dari jaringan eksplan yang dikulturkan, akan tetapi berasal dari kalus yang terbentuk dari jaringan eksplan tersebut. Kultur kalus memiliki potensi morfogenetik yang bervariasi. Kalus yang diperoleh dari beberapa jenis tanaman ataupun eksplan seringkali gagal membentuk tunas ataupun akar. Hal ini tidak berarti jaringan eksplan dari tanaman tertentu tersebut tidak dapat diregenerasikan dari kalus, tetapi memerlukan medium dengan kandungan zat pengatur tumbuh yang memadai serta lingkungan tumbuh yang cocok untuk mendukung proses regenerasinya. Keberhasilan jaringan kalus beregenerasi atau keberhasilan kalus membentuk organ-organ tanamanbaik pucuk/tunas amaupun akar tergantung pada faktor-faktor berikut :

Interval antara tahap inisiasi kultur dengan morfogenesis,

Page 130: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 129

Frekwensi inisiasi mata tunas pucuk, Saat yang tepat bila regenerasi tunas dapat diinduksi dengan

melakukan sub-kultur kalus ke medium baru, Frekwensi sub-kultur yang masih menguntungkan tanpa kehilangan

daya morfogenesis, Saat mata tunas yang baru diinisiasi dapat membentuk tunas dan

akar. Eksplan yang telah dipilih dan diisolasi dari tanaman induk, kemudian dikulturkan dalam medium semi padat dengan kandungan atau konsentrasi auksini yang tinggi dan tanpa atau sedikit sitokinin. Kalus yang terbentuk kemudian dikulturkan pada medium yang mengandung auksin rendah untuk merangsang pembentukan struktur yang terorganisasi. Tunas dan akar akan terbentuk dari bagian meristematis dan biasanya terletak pada bagian permukaan kalus. Pengakaran biasanya dirangsang bila tunas-tunas telah terbentuk dengan cara memisah-misahkan tunas-tunas tersebut, kemudian disub-kulturkan pada medium pengakaran. Tanaman yang diperoleh melalui teknik ini memiliki sifat genetik yang bervariasi. Keadaan ini menguntungkan sebagai sumber keragaman genetik. Akan tetapi, tanaman yang dihasilkan dari kalus yang memiliki potensi morfogenetik tinggi terlihat secara genetik lebih seragam.

b. Pembentukan embrio somatik secara tidak langsung

Kalus yang diperoleh dari inisiasi awal akan memiliki kemampuan beregenerasi membentuk embrio somatik yang tinggi dibandingkan dengan kalus hasil sub-kultur. Seperti pada embriogenesis langsung, kemampuan beregenerasi tergantung pada eksplan awal yang dikulturkan. Eksplan memiliki kemampuan untuk menghasilkan kemampuan embriogenesis langsung, tetapi dapat juga membentuk kalus embrionik. Setelah terjadinya atau pembentukan kalus, pada jaringan kalus tersebut kemudian beregenerasi dengan diawali pembentukan suatu jaringan yang menyerupai embrio (dari suatu biji) yang berbentuk seperti torpedo. Jaringan ini, kemudian akan tumbuh (istilahnya berkecambah untuk pembentukan suatu tanaman utuh). Dari teknik ini, pembentukan embrio somatik secara tidak langsung, akan

Page 131: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 130

diperoleh suatu embrigenesis dalam dua tahap. Yang pertama, melalui kultur kalus primer, yaitu kalus yang terbentuk dari eksplan pada tahap inisiasi. Yang kedua, melalui sub-kultur kalus yang terbentuk tersebut. Hal ini dilakukan bilamana kalus primer tidak memiliki kemampuan untuk bermorfogenesis. Dengan sub-kultur ke medium yang menginduksi morfogenesis, regenerasi akan diperoleh.

Kalus biasanya mudah terbentuk pada media semi padat dengan penambahan auksin berkonsentrasi tinggi. Auksin berupa 2,4-D banyak digunakan untuk tujuan ini. Sedangkan untuk perkembangan kalus menjadi embrionik, zat pengatur tumbuh golongan auksin tidak diperlukan lagi. Kalus yang dihasilkan ada yang memiliki kemampuan membentuk embrio somatik dan ada yang sama sekali tidak memiliki kemampuan morfogenetik karena eksplan yang dikulturkan mengandung pula sel atau jaringan yang berpotensi untuk morfogeneisis (sel yang kompeten) dan ada yang tidak (sel yang tidak kompeten).

5. Pembentukan Organ Penyimpanan

Beberapa tanaman hias dan tanaman pangan dapat

dikembangbiakan secara vegetatif dengan menggunakan organ penyimpanan (telah dibahas pada bab organ khusus). Secara in-vitro organ-organ tersebut dapat juga dihasilkan. Bahkan melalui teknik ion-vitro, organ-organ penyimpanan tersebut sangat menguntungkan. Tanaman yang telah menguntungkan secara ekonomi dikembangbiakan melalui teknik in-vitro ini adalah bunga Amaryllis dan Lili paris melalui pembentukan bulb; gladiol melalui pembentukan corm; golongan anggrek melalui pembentukan protocorm; dan kentang melalui pembentukan umbi (tuber) mini. Teknik untuk mendapatkan organ penyimpanan sangat bervariasi tergantung pada jenis jaringan yang dikulturkan. Hasil perbanyakan organ penyimpanan ini tentunya dapat digunakan sebagai bahan bibit untuk penanaman langsung di lapangan. Organ penyaimpanan yang dimaksud bervariasi dalam bentuk dan jenis. Pada bab organ khusus, telah dijelaskan peranan organ tersebut yang juga sebenarnya merupakan organ penyimpanan seperti bulb, corm, tuber, dan juga mini grafting. Berikut uraian masing-masing perbanyakan mikro dengan memanfaatkan organ-organ tersebut.

Page 132: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 131

a. Umbi Lapis ( bulb )

Spesies-spesies yang secara alami dapat mebentuk bulb dapat dirangsang untuk membentuk bulb mini secara in-vitro. Organ ini dapat dibentuk melalui jaringan eksplan secara langsung tanpa membentuk organ vegetatif seperti batang maupun daun, atau secara tidak langsung melalui pembentukan organ-organ vegetatif terlebih dahulu. Tunas-tunas sering berkembang menjadi bulb pada eksplan potongan daun ataupun eksplan ovarium. Dominasi pertumbuhan yang kuat pada tunas apikal sering menghalangi pembentukan tunas-tunas aksilar pada eksplan potongan bulb, tetapi tunas-tunas tersebut dapat membentuk bulb setelah dilakukan sub-kultur. Bulbis yang dihasilkan dapat sebagai plantlet atau propagul yang dapat ditanam secara in-vivo di lapangan. Propagula tersebut dapat saja masih dalam keadaan dorman maupun sudah siap tanam tanpa memerlukan perlakuan khusus. Dormansi pada bulb yang dihasilkan melalui teknik in-vitro dapat disebabkan oleh kondisi kultur. Kondisi tersebut terutama adalah suhu yang merangsang pembentukan bulb tersebut. Bulbis beberapa varietas yang dihasilkan pada kondisi suhu kultur 30OC, pada kultur in-vivonya tidak dapat membentuk daun. Pada beberapa varietas lainnya yang dikulturkan pada suhu 25OC, pembentukan daunnya sangat lambat. Untuk kasus kedua, pertumbuhan bulb menjadi tanaman normal dapat ditingkatkan bilamana diperlakukan dengan suhu 4OC selama dua minggu sebelum transplanting (pindah tanam). Dengan memanfaatkan umbi mini, kebutuhan yang sifatnya voluminous akibat ukuran umbi besar dapat dihindari. Selain mengurangi volume atau ruang juga akan mengurangi berat satuan. Kondisi ini akan berdampak positif pada biaya pengangkutan, yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya produksi.

b. Protocorm pada golongan Anggrek

Pada perkecambahan biji anggrek, embrio mengembang membentuk organ penyimpanan yang berukuran kecil dan kemudian disebut sebagai protocorm yang memiliki meristem apikal dan primordia daun. Protocorm berangsur-angsur menjadi berwarna hijau dan menimbun karbohidrat

Page 133: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 132

yang digunakan untuk pertumbuhan bibit anggrek tersebut. Pada kultur meristem anggrek Cymbidium yang ditujukan untuk memperoleh tanaman bebas virus, diperoleh suatu struktur yang mirip dengan protocorm. Protocorm tersebut kemudian dipisah-pisahkan dan disub-kulturkan pada medium yang sama, maka akan terbentuk planlet. Dalam perkembangannya, struktur yang diperoleh menyerupai embrio tersebut akhirnya tidak mirip dengan protocorm bibit yang tumbuh dari kultur biji. Struktur tersebut, yang tumbuh dari organ lain selain biji akhirnya dikenal sebagai struktur yang mirip protocorm ( Protocorm Like Bodies = PLB ). PLB yang tumbuh dari organ-organ vegetatif kemudian disebut sebagai Somatik Protocorm atau Protocorm Sederhana. Protocorm pada beberapa jenis anggrek tidak saja dibentuk dari jaringan pucuk apikal yang dikulturkan saja, akan tetapi dapat diperoleh dari ekplan jaringan daun, kelopak bunga ataupun melalui kultur kalus. Kalus yang terbentuk dari kultur suspensi juga dapat membentuk protocorm yang kemudian dapat tumbuh sehingga diperoleh tanaman muda yang lengkap/sempurna.

c. Umbi ( Tuber ) mini

Sama halnya dengan umbi lapis (bulb) pada bawang, metode untuk menginduksi atau merangsang pembentukan tuber mini secara in-vitro pada kentang telah banyak dipublikasikan. Tuber tersebut banyak dihasilkan pada kultur pucuk kentang di bawah kondisi medium kaya kandungan sitokinin. Banyak tuber mini yang dorman dihasilkan pada kultur kentang. Tuber tersebut siap dijadikan umbi bibit kentang yang di tanam di lapangan. Sehubungan dengan tuber mini kentang, pembentukan tuber tidak hanya terjadi pada bagian bawah tanaman yang dikulturkan atau yang terbenam dalam medium kultur, tetapi terbentuk pula pada ketiak daun atau buku-buku batang yang ada di atas permukaan medium. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa umbi kentang tidak hanya terbentuk di bawah permukaan medium tanam (tanah) tetapi dapat terbentuk di atas permukaan tanah layaknya buah. Umbi-umbi atau tuber mini yang dihasilkan tersebut pada dasarnya sama

Page 134: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 133

saja dengan tuber yang dihasilkan oleh kentang yang ditanam di lapang (in-vivo). Tuber merupakan organ vegetatif, sehingga penggunaannya sebagai umbi bibit tentunya akan menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama dengan induknya.

6. Minigrafting ( Sambung Mini )

Salah satu metode untuk menciptakan atau memperoleh tanaman bebas virus adalah melalui kultur meristem pucuk (apikal). Keberhasilan teknik ini menjanjikan pula dapat dilakukan penyambungan tanaman-tanaman buah ataupun hias dari sejak kecil. Sambung mini diartikan sebagai menyisipkan batang atas yang berukuran kecil ke bahan batang bawah. Kesemua teknik ini dilakukan di bawah kondisi aseptik atau secara in-vitro. Teknik perbanyakan ini telah nyata berhasil pada jeruk, apel, dan peach. Teknik ini memerlukan penyiapan stek-stek sebagai batang bawah terlebih dahulu. Kemudian setelah batang bawah siap atau tumbuh, maka dapat disisipkan entries yang diperoleh dari kultur in-vitro pula.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Regenerasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan serta morfogenesis plantlet (tanaman) dalam teknik in-vitro meliputi : 1. Genotipe

Kemampuan eksplan untuk tumbuh dan berkembang pada medium in-vitro atau respon morfogenetik dipengaruhi oleh jenis atau spesies tanaman yang dikulturkan. Media dan kondisi fisik lingkungan kultur untuk jenis tertentu akan berbeda dengan jenis lainnya. Ada kemungkinan, walaupun tanaman tersebut merupakan satu spesies tetapi berbeda varietas akan berbeda pula kebutuhan jenis media maupun kondisi lingkungannya.

Kemampuan eksplan membentuk kalus dan laju pertumbuhan kalus dapat berbeda-beda antar spesies maupun varietas. Demikian pula terhadap kemampuannya membentuk tunas-tunas adventif. Jadi, faktor genotipe secara keseluruhan mempengaruhi pola pembentukan organ adventif dari

Page 135: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 134

kalus. Kemampuan membentuk tunas dan akar secara terpisah atau embriogenesis dari kalus berbeda antar famili maupun genera dan spesies sekalipun. Adanya pengaruh yang berbeda dari genotipe, disebabkan adanya perbedaan kontrol genetik dan juga perbedaan kelamin tanaman induk. 2. Media Kultur a. Komposisi media

Secara umum, pembentukan tunas-tunas in-vitro baik melalui morfogenesis langsung maupun tidak langsung sangat tergantung pada jenis dan konsentrasi garam-garam anorganik, senyawa organik, dan zat pengatur tumbuh. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa satu komposisi medium tertentu hanya cocok untuk satu jenis tanaman atau eksplan. Komposisi medium atau formulasi medium tertentu dapat secara luas digunakan untuk mengkulturkan beberapa macam tanaman dan eksplan. Seperti contoihnya, medium MS (Murashige dan Skoog) dapat digunakan untuk banyak jenis tanaman. Hingga saat ini banyak formulasi dasar medium telah ditemukan, seperti MS, WPM, VW, dan lain-lainnya. Banyak modofikasi medium terhadap medium dasar tersebut yang dikembang terapkan untuk tujuan-tujuan tertentu. Ada yang tinggi konsentrasi garamnya, ada yang sedang, dan ada yang rendah. Untuk tujuan mendapatkan regenerasi melalui embrio somatik, perlu komposisi media dengan kandungan NH4 + tinggi.

b. Zat Pengatur Tumbuh

Pertumbuhan eksplan dalam medium in-vitro apakah itu organogenesis maupun embriogenesis sangat tergantung pada interaksi zat pengatur tumbuh endogen (dalam jaringan ekplan) dengan zat pengatur tumbuh eksogen (yang diberikan pada medium kultur). Zat pengatur tumbuh yang paling efektif dan kombinasinya yang tepat sangat tergantung pula pada jenis atau formulasi/komposisi medium yang dipilih. Jenis zat pengatur tumbuh yang biasa digunakan pada perbanyakan secara in-vitro meliputi :

Page 136: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 135

Golongan auksin, berupa IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Naphtalena Acetic Acid) 2,4-D (2,4-dichlorophenoxy Acetic Acid) CPA (Chlorophenoxy Acetic Acid) IBA (Indole Butyric Acid)

Golongan Sitokinin, seperti

Kinetin (Furfuryl Amino Purine) BAP/BA (Benzylamino Purine/Benzyl Adenin) 2i-p (2-isopentenyl Adenin/6-g-g-dimethylallyl amino purine) Zeatin Thidiazuron PBA (6(benzylamino)-9-(2-tetrahydropyranyl)-9H-purine)

Golongan Gibberellin

GA3 – yang paling umum GA4 + GA7

Golongan Retardant (zat penghambat tumbuh)

Ancymidol Paclobutrazol TIBA, CCC

Untuk pertumbuhan dan perkembangan kultur in-vitro diperlukan komposisi dan atau konsentrasi zat pengatur tumbuh yang berbeda untuk satu varietas dengan varietas lain dari suatu jenis tanaman. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam medium dan yang diproduksi oleh sel/jaringan secara endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur. Penambahan auksin atau sitokinin eksogen, mengubah taraf zat pengatur tumbuh endogen jaringan eksplan. Taraf zat pengatur tumbuh endogen ini kemudian merupakan faktor pemacu untuk proses-proses tumbuh dan morfogenesis. Selain auksin dan sitokinin, gibberllin dan persenyawaan lain juga ditambahkan, karena pengaruh interaksinya dalam kasus-kasus tertentu.

Kedalam media kultur in-vitro juga sering ditambahkan suatu persenyawaan organik yang komposisinya sangat komplek dan dapat berbeda dari sumber satu dengan sumber lainnya. Persenyawaan

Page 137: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 136

komplek yang dimaksud adalah air kelapa, casein hydrolysate, ekstrak ragi, juice tomat, ekstrak kentang, dan ekstrak pisang.

Secara umum (konsep Skoog dan Miller) bahwa perbandingan sitokinin dan auksin yang tinggi akan mendorong pembentukann tunas, sedangkan perbandingan sitokinin dan auksin yang rendah mendorong pembentukann akar. Jika kedua zat pengatur tumbuh tersebut diberikan dalam jumlah yang seimbang, maka akan mendorong pembentukann kalus. Disamping merangsang pembentukann tunas adventif, sitokinin juga merangsang multiplikasi tunas aksilar dan melawan dominasi apikal. Sedangkan auksin merangsang pembentukann akar adventif. Semua perbanyakan tunas tersebut dirangsang oleh sitokinin dalam media kultur

c. Jenis medium

Ada tiga jenis medium yang biasa digunakan dalam teknik in-vitro, yaitu medium padat, semi padat, dan medium cair. Pertumbuhan kultur, laju pembentukan tunas maupun perakaran dapat dipengaruhi oleh keadaan fisik dari media ini. Penggunaan medium padat yang dikombinasikan dengan medium cair ternyata dapat menghasilkan suatu metode perbanyakan cepat yang paling efisien. Sebagai contoh adalah inisiasi tunas dilakukan pada medium padat kemudian dipindahkan ke medium cair untuk mempercepat pertumbuhan tunas. Kadangkala untuk beberapa jenis tanaman memerlukan urutan yang terbalik, yaitu inisiasi tunas pada medium cair dan kemudian pada medium padat untuk perbanyakan dan pertumbuhan selanjutnya.

3. Lingkungan Tumbuh a. Suhu

Umumnya diperlukan suhu yang lebih rendah dalam mengkulturkan tanaman yang sama pada metode in-vitro daripada in-vivo. Suhu ruang pemeliharaan atau ruang inkubasi antara siang dan malam sama. Pada kebanyakan tanaman, kultur akan tumbuh baik pada kisaran suhu 17O C hingga 32O C. Walaupun beberapa spesies tanaman dapat tumbuh dan beradaptasi

Page 138: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 137

pada ruang tumbuh dengan suhu ruanga yang sama; karena suhu memegang peranan penting dalam mempengaruhi laju perbanyakan, maka setiap jenis tanaman sebaiknya dikulturkan pada ruang inkubasi dengan suhu yang dikehendakinya.

b. Kelembaban udara

Kelembaban udara yang cukup sangat penting untuk mencegah kultur mengalami kekeringan. Kelembaban relatif ruang tumbuh kultur jaringan kurang lebih 70%, sedangkan di dalam botol kultur menghendaki kelembaban yang lebih tinggi. Namun demikian, kelembaban udara dalam botol kultur yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mengalami vitrous dan nekrotik. Hal ini akan lebih buruk, yaitu mematikan tanaman bilamana di dalam botol kultur tanaman terselimuti oleh air.

c. Cahaya

Dalam teknik in-vitro, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan kaitannya dengan cahaya. Ketiganya meliputi panjang gelombang cahaya, intensitas cahaya, dan photoperiodisitas. Pertumbuhan organ atau jaringan tanaman secara in-vitro seringkali memerlukan cahaya, akan tetapi tidak demikian dengan proses pembelahan sel. Pada awal pembelahan sel dari eksplan yang dikulturkan dan pertumbuhan kalus kadang-kadang dihambat oleh adanya cahaya. Akan tetapi, sebenarnya respon kultur terhadap cahaya tergantung pada asal eksplan. Penyinaran kultur biasanya diberikan dengan menggunakan lampu TL (neon). Intensitas berkisar antara 600 – 1.000 lux. Intensitas yang terlalu tinggi dapat menghambat pembentukan pucuk pada kalus. Panjang penyinaran dapat berlangsung 10 – 24 jam, tetapi biasanya 16 jam sudah sangat memadai.

4. Kondisi Eksplan

Keberhasilan morfogenesis suatu kultur in-vitro sangat dipengaruhi oleh eksplan yang dikulturkan. Eksplan disini menyangkut jenis eksplan, ukuran, umur, dan cara mengkulturkan serta fisiologis jaringan eksplan.

Perbedaan fase fisiologis sebenarnya merupakan ekspresi dari sebagian kecil dari genom tanaman tanpa adanya perubahan dalam total potensi genetik sel. Pada hampir semua tanaman, bagian yang masih muda

Page 139: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 138

(juvenil) yang keadaan sel-selnya masih aktif membelah ternyata merupakan bagian tanaman yang paling baik untuk eksplan. Pucuk yang diambil dari tanaman dewasa dilaporkan juga memiliki daya multiplikasi yang lambat jika dibandingkan dengan pucuk yang berasal dari tanaman muda atau kecambah.

Umur eksplan akan berpengaruh terhadap inisiasi dan kemampuan morfogenesis langsung atau tidak langsung. Pucuk kecambah merupakan bagian yang secara material maupun fisiologis masih muda dan juga tidak berdifferensiasi. Pucuk cabang muda yang baru tumbuh dari batang tanaman tua, juga merupakan eksplan muda dan tidak berdifferensiasi.

Sumber asal eksplan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan potensial morfogenetiknya. Eksplan yang berasal dari satu organpun menunjukan perbedaan dan menunjukan keragaman dalam regenerasinya. Perbedaan regeneratif ini sering dijumpai pada jaringan daun tua. Untuk mendapatkan kalus atau organogenesis, lebih baik digunakan daun beserta tulang daunnya. Akan tetapi untuk beberapa spesies bagian dasar daun dapat membentuk tunas adventif lebih efektif.

Keberhasilan eksplan untuk dapat tumbuh dan beregenerasi juga dipengaruhi oleh ukuran eksplan. Ukuran yang terlalu kecil akan kurang daya tahannya, sedangkan ukuran yang terlalu besar akan sulit didapatkannya kultur steril. Setiap jenis tanaman maupun organ memiliki ukuran eksplan yang optimum untuk dikulturkan. E. Beberapa Contoh Tanaman Hortikultura Yang Diperbanyak Dengan

Teknik Kultur Jaringan Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan telah digunakan

dalam membantu mempersiapkan bahan tanaman (bibit) tanaman hortikultura dalam skala besar. Melalui teknik ini telah banyak dihasilkan klon dari berbagai jenis tanaman hortikultura penting. Teknik perbanyakan tanaman ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara dalam memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman hias (anggrek, bunga potong), tanaman buah-buahan (pisang), tanaman industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan teknik kultur jaringan, sejumlah banyak tanaman dengan sifat genetis yang sama dan seragam dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas. Oleh karena itu metoda ini menjadi salah satu alternatif yang memberikan keuntungan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.

Page 140: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 139

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kombinasi perlakuan yang memberikan hasil pertumbuhan terbaik adalah kombinasi antara media Gamborg (B5) dan spesies tanaman S. trifasciata ‘green arrow’. Penambahan BAP sebesar 4 ppm pada setiap jenis media tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tunas maupun akar tanaman Lidah mertua (Sansevieria Thunb).

RINGKASAN Prinsip budidaya atau kultur jaringan adalah bahwa setiap sel

memiliki kemampuan untuk tumbuh atau totipotensi. Namun demikian untuk suksesnya sel-sel atau jaringan atau organ tersebut tumbuh dan berkembang membutuhkan beberapa faktor yang kondusif. Faktor tersebut meliputi genotipe, media kultur, lingkungan tumbuh, dan kondisi eksplan. Dalam mengaplikasikan teknik kultur jaringan untuk memperbanyak klon tanaman hortikultura unggul diperlukan beberapa fasilitas fisik seperti ruang persiapan, ruang transfer, ruang kultur, ruang stok, dan ruang mikroskop dan analisa. Selain fasilitasi fisik, diperlukan pula garam mineral dan zat pengatur tumbuh sebagai medium tumbuh eksplant. Metode perbanyakan vegetatif secara in-vitro ini membutuhkan pentahapan dalam prosedurnya, yang diawali tahap 0, seleksi tanaman induk untuk memilih dan mempersiapkan eksplan, tahap 1, inisiasi kultur atau pemantapan kultur aseptic; tahap 2, tahapan perbanyakan atau produksi propagul; tahap 3, persiapan planlet sebelum aklimatisasi dengan melakukan pemanjangan tunas dan induksi perakaran; dan terakhir tahap 4, adalah proses aklimatisasi propagul ke lingkungan eksternal.

Propagul atau plantlet dapat dihasilkan melalui kultur pucuk, perbanyakan tunas melalui organogenesis langsung, perbanyakan tunas melalui organogenesis tidak langsung, pembentukan organ penyimpanan, dan minigrafting (sambung mini). Sedangkan pertumbuhan dan perkembangan kultur in-vitro ditentukan oleh komposisi dan atau konsentrasi zat pengatur tumbuh yang berbeda untuk satu varietas dengan varietas lain dari suatu jenis tanaman. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam medium dan yang diproduksi oleh sel/jaringan secara endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur. Penambahan auksin atau sitokinin eksogen, mengubah taraf zat pengatur tumbuh endogen jaringan eksplan. Taraf zat pengatur tumbuh endogen ini kemudian merupakan faktor pemacu untuk proses-proses tumbuh dan morfogenesis.

Page 141: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 140

Selain auksin dan sitokinin, gibberllin dan persenyawaan lain juga ditambahkan, karena pengaruh interaksinya dalam kasus-kasus tertentu. SOAL EVALUASI 1. Jelaskan dasar teknik kultur jaringan dalam memperbanyak tanaman ! 2. Jelaskan empat (4) keuntungan mikropropagasi dibandingkan dengan

teknik perbanyakan biasa (konvensional) ! 3. Sebutkan tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam perbanyakan secara

in-vitro hingga diperoleh tanaman utuh/normal ! 4. Gambarkan secara skematik tahapan-tahapan salah satu teknik

mikropropagasi, misalnya kultur pucuk (shoot culture) atau kultur satu-buku (single node culture) !

5. Jelaskan kondisi daun tanaman dalam suasana in-vitro dibandingkan

daun tanaman normal (in-vivo) ! 6. Apa yang dimaksud dengan aklimatisasi ? 7. Jelaskan secara singkat teknik aklimatisasi propagul/plantlet yang umum

dilakukan ! 8. Sebutkan peranan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin dan auksi

dalam teknik in-vitro ! 9. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi regenerasi eksplant berhasil

membentuk plantlet ! 10. Apa yang terjadi bilamana eksplant disub-kulturkan berulang kali ?

Jelaskan dengan singkat !

Page 142: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 141

DAFTAR PUSTAKA Bhojwani, S.S. and M.K. Razadan, 1983. Plant Tissue Culture : Theory and

Practice. Elsevier, Amsterdam. Brown, T.A., 1991. Gene Cloning an Introduction. Academic Press. Dodds, J.H. and L.W. Roberts, 1987. Experiments in Plant Tissue Culture.

Second Edition. Cambridge Univ. Press. Evans, D.D., W.R. Sharp and C.E. Flick, 1981. Growth and Behavior of Cell

Culture : Embryogenesis and Organogenesis. In Threvor A. Thorpe (Ed). Plant Tissue Culture : Methods and Applications in Agriculture. Academic Press.

George E.F. and P.D. Sherrington, 1984. Plant Propagation by Tissue

Culture. Handbook and Directory of Commercial Laboratories. Eversly, England.

Pierek, R.L.M., 1987. In-Vitro Culture of Higher Plabts. Martinus Nyhoff Publ.

Dordrecht. World Bank, 1990. Agricultural Biotechnology – The Next Green Revolution?

World Bank Technical Paper Number 133. The World Bank, Washington D.C.

Page 143: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 142

PEMILIHAN TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN

Telah dijelaskan bahwa terdapat beberapa cara perbanyakan

vegetatif buatan untuk tanaman hortikultura. Teknik-teknik tersebut telahsudah banyak digunakan dan diterapkan oleh para penangkar bibit dan digunakan pula dalam penelitian-penelitian sebagai upaya pengembangan tanaman hortikultura.

Pada teknik okulasi, penyambungan, dan penyusuan tentunya diperlukan dua tanaman yang bertindak sebagai batang bawah dan batang atas. Batang bawah berupa tanaman yang biasanya berasal dari biji yang sengaja dipilih karena mempunyai keunggulan pada sistim perakarannya, yakni tahan penyakit akar, mempunyai perakaran yang banyak dan dalam, sehingga tahan terhadap kekeringan maupun kondisi tanah yang berlebihan air. Sedangkan batang atas berupa ranting atau mata tunas dari pohon induk yang mempunyai sifat unggul terutama dalam produksi baik kuantitas maupun kualitas. Tentunya dari hasil menggabungkan sifat batang bawah dan batang atas ini diperoleh bibit tanaman yang disebut bibit enten, bibit okulasi, dan bibit susuan.

Teknik perbanyakan dengan teknik mencangkok batang, tentunya batang bawah tidak diperlukan karena pada teknik ini perakaran tumbuh dan berkembang langsung dari cabang pohon induk yang dicangkok. Sedangkan teknik setek pada prinsipnya menumbuhkan bagian atau potongan organ vegetatif tanaman yang kemudian membentuk akar maupun tunas sehingga menjadi tanaman baru.

Keunggulan tanaman yang diperoleh dari perbanyakan secara vegetatif adalah selain karakter persis sama dengan induknya, tanaman juga berumur genjah (cepat berbuah). Sebagai contoh kekenjahan tanaman yang diperoleh dari perbanyakan vegetatif adalah pada tanaman manggis asal bibit susuan sudah dapat berbuah pada umur lima tahun setelah tanam, sedangkan tanaman yang berasal dari biji akan berbuah pada kisaran umur 10-15 tahun setelah tanam. Tanaman durian yang berasal dari bibit okulasi

PENUTUP

Page 144: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 143

akan berbuah pada umur 4-6 tahun setelah tanam, sedangkan tanaman asal biji akan berbuah lebih dari 10 tahun setelah tanam. Demikian pula halnya dengan tanaman hias, berbunga akan lebih cepat jika tanaman tersebut berasal dari perbanyakan vegetatif dibandingkan dengan tanaman yang diperoleh dari perbanyakan generatif.

Beberapa jenis tanaman hortikultura terutama tanaman buah-buahan tertentu hingga saat ini hanya berhasil diperbanyak dengan cara tertentu pula. Ada jenis tanaman tertentu yang tidak dapat diokulasi karena banyak mengandung getah. Sebagai contoh, pada rambutan, banyak kegagalan perbanyakan vegetatif jika dilakukan dengan teknik penyambungan karena pengaruh asam fenolat yang teroksidasi dapat menimbulkan pencoklatan pada jaringan bidang sambungan (graft union) yang bersifat meracun pada proses pembentukan kalus. Pada belimbing dan manggis relatif sulit dicangkok, karena faktor kesulitan pembentukan perakaran pada sayatan cangkokan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun berhasil membentuk kalus pada dasar sayatan cangkokan, kalus tersebut tidak mampu menginisiasi pembentukan akar.

Dalam perbanyakan vegetatif tanaman buah-buahan, ada teknik-teknik perbanyakan tertentu yang lebih menguntungkan bila dilakukan pada jenis tanaman tertentu pula, sehingga cara perbanyakannya menjadi cepat dan efisien. Tanaman manggis dan belimbing akan lebih menguntungkan bila diperbanyak dengan teknik sambung, sedangkan durian menguntungkan bila diperbanyak dengan teknik penempelan atau okulasi. Perbanyakan tanaman buah-buahan dengan cara penyusuan walaupun keberhasilannya tinggi, tetapi kurang praktis dalam pengerjaannya, sehingga bibit yang dihasilkan per satuan waktu hanya sedikit. Oleh karena itu perbanyakan dengan menggunakan teknik penyusuan hanya disarankan sebagai alternatif terakhir dalam perbanyakan tanaman buah-buahan. Walaupun dengan menggunakan cara konvensional tetapi bila telah diketahuinya cara perbanyakan yang lebih menguntungkan untuk masing-masing tanaman buah-buahan, maka akan diperoleh efisiensi yang tinggi dalam pengadaan bibit buah-buahan secara masal.

Berikut Tabel 1 menjelaskan teknik-teknik perbanyakan vegetatif yang dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman hortikultura. Beberapa teknik ada yang baik digunakan untuk memperbanyak beberapa tanaman sedangkan beberapa teknik lainnya baik dan cocok untuk tanaman hortikultura lainnya.

Page 145: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 144

Tabel 1. Beberapa teknik pembiakan vegetatif pada tanaman buah

Tanaman Teknik Perbanyakan Vegetatif stek sambung tempel cangkok susuan anakan

Anggur + o - - - - Apel - + + o + - Apokat o + + + + - Belimbing - + + o + - Delima o o - o - o Duku - + o o + - Durian - + + o + - Jambu air - - + + + - Jambu biji o + + + + - Jeruk + + + + + - Leci o o + + o - Mangga - + + + + - Manggis - + - - + - Nangka - + + + + - Nanas + - - - - + Pisang - - - - - + Rambutan - + + + + - Salak - - - + - + Sawo o + + + o - Sirsak - + + + + - Stroberi - - - - - + Keterangan : + (baik), o (kurang baik), - (gagal)

Page 146: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus

Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura 145

Tabel 1. Beberapa teknik pembiakan vegetatif pada tanaman hias

Tanaman Teknik Perbanyakan Vegetatif

stek sambung tempel cangkok susuan anakan Aglonema + - - - - + Andong + - - - - - Anggrek (beberapa) - - - - - + Anthurium (k. gajah) + - - - - - Begonia + - - - - + Coleos + - - - - - Drasena + - - - - - Dieffenbachia + - - - - + Fitonia (mosaik) + - - - - + Gladiol - - - - - + Keladia hias - - - - - + Krisan + o - - - + Lili paris + - - - - + Mawar + + + - - - Philodendron + - - - - - Poinsettia (kastuba) + o - - - - Rumput-rumputan - - - - - + Saintpaulia (violces) + - - - - + Sanseveria + - - - - + Scindapsus (sirih) + - - - - - Suplir - - - - - + Keterangan : + (baik), o (kurang baik), - (gagal)

Page 147: TINJAUAN UMUM PEMBIAKAN VEGETATIF - bbsagriculture.com filePEMBIAKAN VEGETATIF Pengantar Bab ini mendiskusikan pengertian pembiakan vegetatif sebagai suatu teknik perbanyakan dan sekaligus