laporan praktikum pembiakan vegetatif
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN VEGETATIF
PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN SETEK
OLEH :
FEBRINA SINAGA
NPM :
130420017
DPP : Ir. PATRICIUS SIPAYUNG, M.Si
ASISTEN : TRI JUNI A. MUNTHE
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hantarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tempat
segala sesuatu bermula (alpha) dan berakhir (omega). Kepada-Nya juga penulis
harus menyampaikan pujian atas keleluasaan ilmu yang tanpa batas. Penulis juga
berterimakasih kepada dosen pembina praktikum Ir. Patricius Sipayung dan
Asisten Tri Juni A. Munthe berkat bimbingan dan bantuannya penulis dapat
menyusun laporan praktikum ini.
Laporan praktikum pembiakan vegetatif mengenai perbanyakan tanaman
dengan setek diwajibkan bagi mahasiswa untuk mengetahui hasil dari praktikum
yang telah dilaksankan. Laporan ini membahas tentang hasil dari praktikum,
persentase keberhasilan dan kegagalan setek, faktor penyebab berhasil tidaknya
setek dan upaya yang sebaiknya dilakukan untuk mendapat hasil setek yang baik.
Laporan praktikum pembiakan vegetatif tentang perbanyakan tanaman
dengan setek masih memiliki banyak kekurangan, penulis dengan tangan terbuka
menerima kritik dan saran demi tercapainya kesempurnaan laporan praktikum ini,
penulis sangat berharap semoga laporan praktikum ini bermanfaat. Akhir kata
penulis ucapkan Tuhan memberkati dan terimakasih.
Medan , Mei 2015
Penyusun
FebRina
DAFTAR ISI
Cover Laporan Praktikum…………………………………………………
Kata Pengantar …………………………………………………………….. i
Daftar Isi …………………………………………………………………… ii - iii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………... 2
Bab II Tinjauan Pustaka …………………………………………………... 3 - 5
Bab III Bahan dan metoda………………………………………………… 6
3.1 Tempat dan waktu Praktikum………………………………… 6
3.2 Bahan dan Alat……………………………………………….… 6
3.2.1 Bahan………………………………………………….. 6
3.2.2 Alat…………………………………………………….. 6
3.3 Metoda Pelaksanaan……………………………………………. 6
3.3.1 Pelaksanaan Praktikum………………………………. 6
3.3.2 Tehnik Perolehan Data dan Evaluasi………………… 7
Bab IV Hasil dan Pembahasan ……………………………………………... 8
4.1 Hasil……………………………………………………………….. 8
4.2 Pembahasan ……………………………………………………… 8-9
Bab V Kesimpulan dan Saran ……………………………………………… 10
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………. 10
5.2 Saran ……………………………………………………………... 10
Daftar Pustaka…………………………………………………………….… 11
Lampiran
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembiakan pada tanaman terdiri dari beberapa metode yaitu
perkembangbiakan secara generatif yang berasal dari biji melalui proses
pnyerbukan, perkembangbiakansecara vegetatif yaitu dengan menggunakan
bagian tubuh tanaman serta perkembangiakan secara generatif-vegetatif yang
didahului oleh biji, setelah biji tumbuh disambung dengan tanaman yang memiliki
sifat unggul.
Beberapa metoda perkembangbiakan tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing masing, namun jika bertujuan untuk memperoleh bibit
yang unggul umumnya yang diterapkan adalah metoda perkembangbiakan secara
vegetatif. Sebenarnya metoda ini berlangsung secara alami dilakukan oleh
tanaman itu sendiri dan jumlahnya sedikit, oleh karena itu untuk meningkatkan
jumlah tanaman yang memiliki metoda perkembangbiakan secara vegetatif.
Metoda ini dianggap lebih menghasilkan bibit unggul dalam waktu relatif singkat
dikarenakan pada pembiakan secara vegetatif dapat memperoleh hasil yang
mewarisi seluruh sifat induk tanaman, sehingga kinerja genetik unggul yang ada
pada tanaman induk akan diulangi secara konsisten pada keturunannya.
Ada berbagai cara pembiakan secara vegetatif, salah satunya adalah
dengan penyetekan merupakan pembiakan vegetatif buatan manusia. Umumnya
dikalangan petani pembiakan vegetatif dilakukan pada jenis tanaman hias, buah
dll. Penyetekan ini bertujuan mendapatkan anakan yang baru menggunakan
bagian tubuh tumbuhan yang berasal dari akar, batang, daun maupun tunas agar
mendapatkan hasil yang unggul seperti memiliki ketahanan terhadap penyakit,
rasa buah, warna dan keindahan bunga, akar yang kuat dan sebagainya.
Dari uraian diatas laporan ini akan membahas bagaimana proses
penyetekan pada tanaman itu berlangsung, berapa persen keberhasilan
penyetekan,apa penyebab gagalnya penyetekan serta apa saja faktor penentu
keberhasilan agar penyetekan suatu tanaman berhasil. Tanaman yang digunakan
adalah jenis tanaman hias spesies anting putri (Wrightia religiosa).
1.2 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dilaksanakannya praktikum pembiakan
vegetatif tentang perbanyakan tanaman dengan setek diantaranya :
1. Mengetahui dan mempelajari cara-cara penyetekan.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam penyetekan.
3. Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap keberhasilan
pembentukan sistem perakaran pada setek batang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perbanyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman
dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu
bisa berupa pucuk tanaman, akar atau cabang. Proses penyetekan tanaman itu
sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan
menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang
halus. Pemotongan setek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milimeter dari
mata tunas. Sedangkan pemotongan setek bagian pangkal harus meruncing.
Ketika membuat potongan meruncing, hendaknya kita usahakan potongan itu
sedikit menyentuh bagian mata tunas, dengan demikian nantinya setek yang
diharapkan akan berhasil (Nugroho,1992 ).
Penyiapan bibit stek tanaman meliputi langkah-langkah pemilihan pohon
induk dan pengambilan akar tanaman. Secara terperinci kegitan-kegiatan tersebut
adalah sebagai berikut. Untuk memperoleh yang baik dan produktif, diperlukan
bibit tanaman yang baik pula. Bibit tanaman yang baik hanya dihasilkan tanaman
induk yang baik. dapun syarat-syarat tanaman yang dapat digunakan sebagai
pohon induk adalah sebagai berikut:
a. Umur tanaman sudah mencapai 6-10 tahun
b. Tanaman tumbuh sehat tahan terhadap serangan hama dan penyakit
c. Tanaman berbuah lebat setiap tahun dan memiliki mutu buah yang baik.
d. Berasal dari varietas yang dibutuhkan.
e. Tanaman ditanam pada tanah yang gembur.
f. Tanaman memiliki perakaran yang sehat dan banyak, serta dipilih akar
permukaan.
g. Pohon sedang tidak dalam keadaan berbunga atau berbuah (Bambang
Herianto, 1992).
Hampir semua bagian tanaman dapat dipakai sebagai setek, tetapi yang
sering dipakai adalah batang muda yang subur. Mudahnya setek berakar
tergantung kepada spesiesnya. Ada yang mudah sekali berakar cukup dengan
medium air saja. Tetapi banyak pula yang sukar berakar, bahkan tidak berakar
walaupun dengan perlakuan khusus. Kesuburan dan banyaknya akar yang
dihasilkan sangat dipengaruhi oleh asal bahan seteknya yaitu bagian tanaman
yang dipergunakan, keadaan tanaman yang diambil seteknya, dan keadaan luar
waktu pengambilan. Terbentuknya akar pada setek merupakan indikasi
keberhasilan dari setek (Harum Fransiskus,2006).
Ada beberapa perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan akar pada setek
antara lain :
1. Pengeratan (Girdling) pada batang
Penimbunan karbohidrat pada cabang pohon iduk yang akan dijadikan
setek dapat dilakukan dengan cara pengeratan kulit kayu sekeliling cabang
dibuang secara melingkar. Lebar lingkaran sekitar 2 cm. Jarak dari ujung cabang
ke batas hormon kira-kira 40 cm. Biarkan cabang yang sudah dikerat selama 2-4
minggu. Pada dasar hormon akan tampak benjolan halus. Pada benjolan iniah
terjadi penumpukan karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber tenaga pada saat
pembentukan akar dan hormon auksin yang dibuat didaun. Setelah terlihat
benjolan barulah cabang bisa dipotong dari induknya. Bagian pangkal cabang
sepanjang 20 cm bisa dijadikan sebagai setek.
2. Penggunaan hormon Tumbuh
Hormon auksin bertindak sebagai pendorong awal proses inisiasi atau
terjadinya akar. Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon, yaitu
auksin endogen. Akan tetapi banyaknya auksin yanag dihasilkan belum cukup
memadai untuk mendorong pembentukan akar. Tambahan auksin dari luar
diperlukan untuk memacu perakaran setek.
3. Persemaian setek
Setek yang sudah diberi perlakuan hormon penumbuh akar siap untuk
disemaikan. Untuk itu perlu menyediakan tempat yang kondisinya sesuai. Usaha
untuk menumbuhjan setek perlu dilakukan pada lingkungan yang mempunyai
cahaya baur atau terpencar (diffuse light) (Widiarto, 1992).
1. Keuntungan bibit dari setek adalah :
Tanaman buah-buahan tersebbut akan mempunyai sifat yang persis sama
dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan
rasanya. Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan
air tanahnya dangkal, karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar
tunggang.
Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan yang
praktis dan mudah dilakukan.
Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan
teknik khusus seperti pada cangkokan dan okulasi.
2. Kerugian bibit dari setek adalah :
Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang
tanaman mudah roboh.
Apabila musimkemarau panjang, tanaman menjadi tidak than kekeringan
(Patricius Sipayung, 2015)
BAB III
BAHAN DAN METODA
3.1 Tempat dan waktu
Praktikum Pembiakan Vegetatif dengan Cara Setek (Cuttage)
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 April 2015 pukul 14.30WIB – 17.00
WIB,bertempat di kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo
Thomas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Bahan dan alat
3.2.1 Bahan
1. Tanaman anting putri (Wrightia religiosa).
2. Pupuk kompos 3 Kg
3. Pasir 3 Kg
4. Arang Sekam 3 Kg
5. Polibag 15 × 20 cm buah
3.2.2 Alat
1. Cutter 3 buah
2. Ember kecil
3. Botol semprot (hand sprayer)
4. Plastic transparan
3.3 Metode Pelaksanaan
3.3.1 Pelaksanaan Praktikum
1. Disiapkan lahan media tanam dan alat yang diperlukan.
2. Perlakuan media tanam dibuat menjadi beberapa komposisi sebagai berikut,
a. Dicampur pasir, kompos, arang sekam perbandingan 3:1:1
b. Dicampur pasir, kompos, arang sekam perbandingan 1:3:1
c. Dicampur pasir, kompos, arang sekam perbandingan 3:1:3
3. Media tanam dimasukkan kedalam polibag dengan volume 2/3 bagian
dasar polibag.
4. Bahan stek dipilih dengan dipotong bagian batang tanaman anting putri
(Wrightia religiosa).dan bagian tanaman yang di stek (agak muda)
miring 450 ukuran ± 10 cm.
5. Kelembaban tanah dijaga dengan dilakukan penyiraman
menggunakan hand spreyer.
3.3.2 Teknik Perolehan data dan Informasi
1. Parameter yang diamati meliputi letak akar, jumlah akar dan pertumbuhan
akar yakni panjang akar diukur mulai pangkal akar sampai bagian ujung.
2. Analisa hasil percobaan dilakukan dengan membedakan nilai tertinggi atau
terendah dari masing-masing parameter perlakuan dalam bentuk grafik yang
terdiri dari rata-rata beberapa (n) ulangan.
3. bandingkan hasil masing-masing kombinasi perlakuan dan berikan
kesimpilan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil : Data Terlampir
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum pembiakan vegetatif mengenai setek (cuttage),
tanaman yang digunakan adalah tanaman hias anting putri (Wrightia religiosa),
dimana bagian tanaman tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, diantaranaya
setek pangkal, setek batang bagian tengah serta setek ujung batang yang dekat
dengan perakaran. Anting putri (Wrightia religiosa) merupakan tanaman yang
sangat mudah untuk dikembangbiakkan dengan menggunakan baian tubuh
tanaman ini.
Tanaman anting putri (Wrightia religiosa) disetek menjadi empat bagian,
masing-masing setek pangkal batang dan ujung batang ada satu, dan dua setek
batang bagian tengah. Setelah kurang lebih dua minggu maka, persentase tanaman
anting putri (Wrightia religiosa) yang hidup adalah 25%, dengan kata lain dari
empat bagian tubuh tanaman anting putri yang disetek hanya ada satu yang
tumbuh. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor.
Selama percobaan dilaksanakan, dalam perawatan dan pemeliharaan
tumbuhan yang disetek dipengaruhi oleh faktor air yang kurang atau malah tidak
mendapatkan air sama sekali, dikarenakan anting putri (Wrightia religiosa) yang
disetek berada dalam polybag yang tidak menyediakan air seperti halnya tanah.
Kemudian tanaman yang disetek seharusnya berada pada tempat yang terlindung,
berhubung karena anting putri (Wrightia religiosa) yang disetek ada dalam rumah
kasa yang keadaannya kurang memadai, maka terjadi penguapan yang ekstrim
sehingga membuat tanaman yang disetek menjadi layu kemudia kering dan
akhirnya mati. Faktor lainya yaitu kesalahan dalam menanam kedalam polybag,
mungkin saja bagian tanaman yang di setek langsung di jejalkan pada tanah yang
ada pada polybag sehingga meristemnya rusak dan tidak dapat membentuk akar.
Namun kesalahan yang paling terjadi sehingga setek tidak jadi adalah kurangnya
air agar tanaman dapat mengurangi transpirasi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan dan hasil praktikum pembiakan vegetatif dengan setek
maka saya dapat menyimpulkan, untuk mencapai hasil setek yang baik dan seperti
yang diinginkan maka kebutuhan akan air sangat penting agar tidak terjadi
penguapan yang mengakibatkan tanaman yang disetek menjadi layu dan akhirnya
mati, dengan kata lain penyetekan gagal seperti pada setek pangkal dan setek
batang bagian tengah.
Walaupun membutuhkan asupan air yang banyak tanaman juga tidak
boleh tergenang air karena akan mengakibatkan tanaman yang disetek akan
membusuk. Selain faktor air, tempat yang teduh juga sangat diperlukan serta cara
penanaman bagian tubuh tanaman yang disetek haruslah tepat.
5.2 Saran
Akan lebih baik jika melakukan praktikum ini tanaman yang disetek
diusahakan tidak kekurangan air dan juga jangan kelebihan air karena jika
demikian akan layu dan busuk dan akhirnya penyetekan gagal.
DAFTAR PUSTAKA
Fransiskus, harum. 2006. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif
Tanaman buah. World Agroforesstry Centre (ICRAF) & Winrock
International. Bogor.
Heriyanto, bambang. 1992. Jenis, Perbanyakan, dan Perawatan Tanaman. PT
Penerbar Swadayana. Bogor.
Nugroho H. 1992. Perbanyakan, dan Perawatan Tanaman. PT Gramedia. Jakarta.
.
Sipayung, P. 2015. Penuntun Praktikum Pembiakan Vegetatif. Universitas Katolik
Santo Thomas Sumatera Utara. Medan.
Widiarto, R. 1992. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi.Penebar Swadaya.
Jakarta.