laporan praktikum farmakognosi

51
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI SIMPLISIA BUAH DAN BIJI OLEH NAMA : GRACE OKTAVIA KELAS : STIFA C NIM : 13.01.158 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : FAJRIANSYAH, S.Farm., Apt. LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI SEKOLAH TINGG ILMU FARMASI

Upload: grace-oktavia

Post on 21-Nov-2015

1.647 views

Category:

Documents


128 download

DESCRIPTION

farmakognosi

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSISIMPLISIA BUAH DAN BIJI

OLEH

NAMA: GRACE OKTAVIAKELAS: STIFA CNIM: 13.01.158KELOMPOK: II (DUA)ASISTEN: FAJRIANSYAH, S.Farm., Apt.

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASISEKOLAH TINGG ILMU FARMASIMAKASSAR2014

BAB IPENDAHULUANI.1. Latar BelakangBuah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindekasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah. Biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang mulai dari penyerbukan atau persarian. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan kedalam 2 jenis, yang pertama adalah buah semu dan yang kedua adalah buah sejati. Tak lepas dari penamaan buah tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat dilihat dari struktur buah dan bagian bagian buah yang ada pada buah. Misalnya dikatakan buah sejati atau buah sebenarnya adalah ketika bentuk buah tidak terhalangi oleh bagian bagian buah yang ada, pengecualian tetap ada, seperti pada buah jambu mete terlihat tangkai bunga yang membesar seperti buah, padahal bagianyang membesar itu bukan buah tapi tangkai buah.Berdasarkan judul percobaannya yaitu Buah dan Biji maka yang akan dibahas utamanya mengenai bermacam - macam sifat dan tipe buah serta bagian-bagian buah dan biji.

I.2 Maksud dan Tujuan PercobaanI.2.1 Maksud PercobaanAdapun maksud percobaan ini untuk mengetahui dan memahami pengamatan simplisia buah dan biji secara organoleptik, mikroskopik dn identifikasi imia.I.2.2 Tujuan PercobaanAdapun tujuan percobaan ini yaitu :1. Untuk mengetahui hasil pengidentifikasian simplisia simplisia daun dan biji secara organoleptik.2. Untuk mengetahui hasil pengidentifikasian simplisia daun dan biji secara mikroskopik.

I.3 Prinsip PercobaanAdapun prinsip percobaan ini yaitu proses pengamatan simplisia dengan metode organoleptik, mikroskopik dan identifikasi kimia. Dimana pada metode organoleptik diamati bentuk, warna, bau dan rasa dari suatu sampel. Metode mikroskopik, sampel yang ditetesi dengan medium floroglusin atau kloralhidrat lalu diamati dibawah mikroskop untuk melihat bagian-bagian atau fragmen-fragmen yang terdapat pada suatu sampel. Sedangkan identifikasi kimia yaitu untuk melihat perubahan warna dari penambahan H2SO4 P.

II.2. Uraian Bahan1. Flouroglusin (FI III, 1979)Nama resmi: TrihidrosNama lain: FlouroglusinRM: C6H3(OH)3Pemerian: Hablur/serbuk hablur, putih atau kekuningan.Kelarutan: Sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%) dan dalam ether.Cara pembuatan: Larutkan flouroglusin P 1% b/v dalam etanol (90%) P di mana flouroglusin 1% yaitu 1 gram flouroglusin dilarutkan ke dalam 100 ml air.Fungsi Klorahidrat: Untuk memperjelas struktur anatomi serbuk rimpang1. Klorahidrat (FI III, 1979)Nama Resmi: CHLORALIHYDRASNama Lain: KlorahidratRM/BM: C2H3Cl3O2/ 165,40Pemerian: Hablur transparan, tidak meleleh basah; tidak berwarna, bau tajam, dan khas; rasa kaostik dan agak pahit. Melebur pada suhu lebih kurang 55 dan perlahan-lahan menguap.Kelarutan: sangat mudah larut dalam air dan dalam minyak zaitun; mudah larut dalam etanol (95%) P. dalam kloroform P dan eter PFungsi flouroglusin: Untuk memperjelas struktur anatomi serbuk rimpang

III.3 Deskripsi TanamanIII.3.1 PalaIII.3.1.1 KlasifikasiRegnum: Plantae Divisi: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: MagnolialesFamily: Myristicaceae Genus: MyristicaSpesies: Myristica fragrans HouttIII.3.1.2 Morfologi (Wijiastuti, 2008)Daun berwarna hijau mengkilap dan gelap, panjang 4-5 cm , lebar 3-7 cm panjang tangkai daun 0,4-1,5 cm. Ciri pala betina adalah jika bentuk helaian daun relative lebih terkulai, sedangkan ciri pala jantan adalah jika bentuk helaian daun relative lebih kecil dengan letak daun lebih tegak. Bunga, cara pembungaan pada pala uniseksual-dioecious walaupun terdapat juga yang polygamous/hermaphrodite. Pohon jantan dicirikan oleh habitus yang lebih kecil dari betina, cabang lebih tegak daun lebih kecil dan menghasilkan banyak bunga jantan dalam bentuk rangkaian yang membawa 3 sampai 15 bunga per kuntum sedangkan bunga betina sekitar 1 sampai 3 bunga per kuntum. Bunga keluar dari ujung cabang dan ranting . Bunga betina mempunyai kelopak dan mahkota meskipun perkembangannya tidak sempurna. Warna bunga kuning, dengan diameter 2,5 mm serta panjangnya 3 mm. Mahkota bunga betina bersatu mulai dari bagian pangkal dan pada bagian atas terbuka menjadi 2 bagian yang sistematis. Kelopak bunga kecil, dan menutup sebagian kecil dari bagian bawah mahkota. Di dalam mahkota terdapat pistil yang bersatu dengan bakal bunga. Kepala putik terbelah pada bagian ujungnya. Di dalam bakal buah terdapat bakal kulit biji dan bakal biji. Bentuk bunga jantan agak berbeda dengan bunga betina walaupu warna bunganya juga kuning, diameter 1,5 mm dan panjang 3mm. Mahkota dari bunga jantan bersatu dari pangkal pada 5/8 bagian dan kemudian terbagi menjadi 3 bagian. Buah pala berbentuk bulat lonjong, berwarna hijau kekuning-kuningan. Apabila masak buah akan berbelah dua, diameter 3-9 cm. Daging buahnya /pericarp tebal dan rasanya asam. Biji pala berbentuk bulat sampai lonjong panjangnya 1,5-4,5 cm dengan lebar 1-2.5 cm. Warna biji pala cokelat dan mengkilap pada bagian luarnya. Kernel bijinya berwarna keputih-putihan. Fuli berwarna merah gelap dan ada pula yang puih kekuning-kuningan dan membungkus biji menyerupai jala. Petani pala di Maluku biasanya menentukan pala jantan dan betina dari bentuk bijinya. Biji yang memiliki permukaan ujung membukit diduga jantan dan biji yang bagin ujungnya rata diduga betinaIII.3.1.3 Syarat Tumbuha. Iklim Untuk Budidaya PalaTanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun. Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan.b. Media Tanam PalaTanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang tinggi. Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 6,5. Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran drainase yang baik. Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat teras-teras melintang lereng. c. Ketinggian Tempat Untuk Budidaya PalaTanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 M, produksitivitas tanaman akan rendah.III.3.1.4 Kandungan KimiaKandungan senyawa kimia yang terdapat dalam buah pala diantaranya adalah D-limonen, 1, 3, 8-mentatrien, safrol, myristicin, minyak atsiri, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin dan asam oleanolat, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C.

III.3.1.5 Khasiat Dan Cara Penggunaan (Drazat, 2007)a. Biji Pala1. Menyembuhkan penyakit muntaber dan gangguan pencernaan. Caranya dengan menghaluskan sebutir buah pala beserta bunganya, ditambah 5 g jintan putih, 10 g jahe, dan satu buah delima yang diambil kulitnya. Tambahkan santan kelapa dan minyak kayu putih secukupnya, lalu aduk hingga merata. Ramuan ini kemudian dibalurkan di bagian perut dan ulu hati.2. Menghilangkan rasa lelah. Palut beberapa biji pala hingga halus, kemudian larutkan dengan alkohol dan sedikit garam. Larutan tersebut dapat dibalurkan di atas punggung, kaki, dan tangan.3. Meringankan rasa sakit sewaktu haid. Ambil tujuh biji ketumbar, sepotong rimpang kunir, cengkih, sedikit pala yang sudah diparut, dan air secukupnya. Rebus hingga mendidih, sesudah itu tiriskan. Saring airnya dan minum dua kali sehari secara teratur.4. Mengatasi gangguan pada telinga. Tumbuk dan haluskan 5 g biji pala dan sebutir biji mahoni, kemudian rebus dengan air 500 cc hingga mendidih, sesudah itu saringlah airnya. Jika air sudah dingin, teteskan pada telinga yang sakit tiap tiga kali sehari.5. Menghentikan muntah. Bahan yang digunakan adalah bubuk biji pala. Caranya, campurkan satu sendok teh bubuk biji pala dengan garam secukupnya, kemudian seduh dengan air hangat. Sebaiknya ramuan ini diminum seluruhnya.6. Mengatasi gangguan sulit tidur (insomnia). Haluskan biji pala secukupnya, campurkan dengan satu hingga dua tetes air. Lalu oleskan pada kening.7. Pewangi. Minyak pala yang kental atau butterfat dapat dimanfaatkan sebagai pewangi sabun dan kembang gula atau permen. Selain itu, minyak asiri yang dihasilkan pala ternyata sering dimanfaatkan dalam industri pengalengan makanan, minuman, kosmetik sebagai pewangi buatan yang tergolong aman.b. Khasiat kulit batang, daun, dan daging buah palaMinyak asiri yang terkandung di dalam kulit batang dan daunnya sering dgunakan untuk pewangi makanan. Sementara itu, daging buahnya banyak diolah menjadi aneka makanan ringan berupa manisan pala, asinan pala, selai pala, dan marmelade.c. Manfaat dan khasiat fuliFuli adalah bagian tanaman yang menyelimuti biji buah pala yang berbentuk sepreti anyaman, biasa disebut dengan bunga pala. Bunga pala atau fuli yang kering jika diseduh dengan air hangat berkhasiat untuk mendorong keluar gas dalam usus. Sementara fuli yang dibungkus kain bisa digunakan sebagai pewangi pakaian sekaligus dapat menenangkan saraf yang tegang. Sebab, fuli mengandung zat sedatif.

III.3.1.6 Kunci Determinasi1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120b, 128b, 129b, 135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143b, 146b, 154b, 156b, 162b, 163a, 164b, 165b, 166b.

III.3.2 CabaiIII.3.2.1 Klasifikasi (Pitojo, 2003)Regnum: Plantae Divisi: SpermatophytaClass: Dicotyledonae Ordo: TubifloraFamily: SolanaceaeGenus: CapsicumSpesies: Capsicum annum L.III.3.2.2 Morfologi (Pitojo, 2003)Perakaran tanaman cabai cukup kuat, terdiri atas akar tunggang, akar cabang, dan akar serbut. Batang tanaman cabai besar licin, berkayu pada bagian pangkal, tegak dapat mencapai ketinggian 50 cm 150 cm, dan memebentuk banyak percabangan di atas permukaan tanah sehingga habitus tanaman relatif rimbun pada saat daun-daun tamanan masih muda. Tanaman cabai besar berdaun tunggal sederhana. Warna daun hijau dengan bentuk daun bulat telur dengan ujung meruncing, berlekuk dangkal hingga dalam, dan kadang-kadang ada yang berbentuk majemuk. Memiliki bunga sempurna. Bunga memiliki lima kelopak yang saling berlekatan.Buah cabai besar adalah buah buni, memiliki tida ruang, berukuran panjang atau pendek dengan variasi ukuran antara 1 cm 30 cm, dan berbentuk bulat atau kerucut. Pada saat masih muda buah berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah, kuning, atau oranye; tergantung varietasnya. Biji cabai berukuran kecil (antara 3 mm - 5 mm), berwarna kuning, serta berbentuk bulat, pipih, dan ada bagian yang sedikit runcing.III.3.2.3 Syarat Tumbuh (Rukmana, 1996)Cabai pada umumnya dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) 2000 meter dari atas permukaan air laut (dpl) yang mempunyai iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Cabai besar akan lebih sesuai bila ditanam di daerah kering berhawa panas ( 30 C). Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman cabe adalah yang subur, gembur, kaya akan bahan organik dan tidak mudah becek (menggenang),serta bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah.III.3.2.4 Kandungan Kimia dan khasiat (Prajnanta, 2007)Cabai mengandung capsaicin yang berfungsi untuk menstimulir detektor panas dalam kelanjar hypotalamus sehingga mengakibatkan perasaan tetap sejuk walaupun di udara yang panas. Penelitian lain menunjukkan bahwa capsaicin dapat menghalangi bahaya pada sel trachea, brochial, dan bronchocontricson. Hal ini berarti cabai berguna bagi penderita asma dan hipersensitif udara. Selain capsaicin, cabai pun mengandung zat mucokinetik. Zat ini dikenal sebagai zat yag mamp mengatur , mengurangi, atau mengeluarkan lendir dari paru-paru. Oleh karena itu, cabai sangat membantu penderuta bronchitis, masuk angin, influensa, sinusitus, dan asma dalam pengeluaran lendir.III.3.2.5 Cara Penggunaana. Untuk obat yang diminum, rebus atau keringkan 0,5-1 g buah, lalu haluskan sampai menjadi serbuk.b. Untuk pemakaian luar, rebus 0,5-1 g buah, lalu air rebusannya digunakan sebagai obat kompres. Selain itu, buah cabai dapat dicampur dengan bahan lain untuk obat gosok. Getah daun muda digunakan untuk pengobatan luka, bisul, dan sakit gigi. Oleskan minyak sayur pada beberapa helai daun cabai, lalu layukan di atas api kecil. Tempelkan daun cabai tersebut selagi hangat pada bagian kulit yang terluka.c. Rematik. Seduh 10 g serbuk buah cabai merah dalam 1/2 gelas air panas. Aduk sampai rata dan diamkan beberapa menit. Hasil seduhannya dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit. III.3.2.6 Kunci Determinasi1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120b, 128b, 129b, 135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143b, 146b, 154b, 156b, 162b, 163b, 167b, 169b, 171b, 177b, 179b, 187b,189b,190b,191a.

III.3.3 KopiIII.3.3.1 KlasifikasiRegnum: Plantae Divisi: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: RubialesFamily: Rubiaceae Genus: CoffeaSpesies: Coffea arabica L.III.3.3.2 Morfologi (Tersono, 2008)Merupakan terna berbentuk perdu dengan tinggi 5 meter. Batang berkayu, keras, tegak, warna putih keabu-abuan. Daun tunggal, berbentuk bulat telur, mengkilat, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5 15 cm, lebar 4 6,5 cm, panjang tangkai 0,5 1 cm, warna hijau. Bunga majemuk, berbentuk payung, tubuh di ketiak daun jumlah benang sari lima, warna putih. Buah berbentuk bulat telur, diameter 5 mm, warna hijau saat masih muda dan berubah menjadi merah setelah tua. Biji berbentuk bulat telur, berbelah dua, warna putih kotor. Akar tunggang, warna kuning muda.III.3.3.3 Syarat TumbuhTanaman kopi tumbuh dengan baik pada daerah yang terletak di antara 20 LU dan 20 LS. Berdasarkan data yang ada, Indonesia terletak di antara 5 LU dan 10 LS. Hal ini berarti sangat ideal dan potensial bagi pengembangan tanaman kopi.III.3.3.4 Kandungan Kimia (Tersono, 2008)Magnesium, antioksidan, fitoestrogen, dan mineral serta kafein.III.3.3.5 Khasiat dan Manfaat (Tersono, 2008)Memperlancar peredaran darah, peluruh air seni, menguatkan jantung, kanker hati, pengaturan gula darah, parkinson, obat batuk, dan obat kuat.III.3.3.6 Cara Penggunaana. Mengencangkan kulitUntuk mengencangkan kulit wajah dan tubuh anda dapat menggunakan kopi sebagai lotion. Cara menggunakannya juga mudah, ada tinggal menyeduh kopi dengan air hangat kemudian usapkan pada bagian wajah secara rata. Tunggu beberapa menit kemudian bilas. Selain dapat mengencangkan kulit juga dapat mengurangi warna hitam atau flek hitam pada wajah.b. Menghitamkan rambutUntuk menggunakan kopi sebagai bahan menghitamkan rambut anda perlu menyeduh kopi dengan air hangat yang dicampur dengan dua kuning telur, satu sendok rum, dan satu sendok minyak sayur. Oleskan ramuan pada rambut secara rata dan diamkan selama 5 menit kemudian bilas dengan air hangat.c. Melangsingkan tubuhKopi bisa melangsingkan tubuh karena kandungan kafeinnya. Untuk melangsingkan tubuh dengan kopi secara aman sebaiknya jangan diminum tapi gunakan sebagai lulur. Caranya mudah seduh kopi dengan air hangat kemudian oleskan pada bagian perut atau tubuh yang ingin dilangsingkan. Tunggu beberapa menit kemudian bilas. Pemakaian yang teratur akan membuat program pelangsingan tubuh anda berlangsung cepat.III.3.3.7 Kunci Determinasi1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244b, 248b, 249b, 250a, 251a, dan 252b.

III.3.4 KapulagaIII.3.4.1 KlasifikasiRegnum: Plantae Divisi: Magnoliophyta Class: Liliopsida Ordo: ZingiberalesFamily: Zingiberaceae Genus: AmomumSpesies: Amomum cardamomum L.III.3.4.2 Morfologi (Haryanto, 2006)Berbentuk semak tahunan dengan batang membentuk anakan dan berwarna hijau. Tumbuhan kapulaga berumbi akar dengan tinggi antara 2-3 cm. Daunnya lonjong berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm. Kapulaga yang diperdagangkan terdiri atas kapsul kering, berisi tiga, berbentuk lonjong atau bundar, berwarna abu-abu coklat. Biji-biji tersebut mempunyai rasa pedas, kamfer, berbau wangi, dan terasa dingin pada lidah jika dimamah. Buahnya berada dalam tandan berbentuk bulat kecil , kadang berbulu dan berwarna kuning kelabu. Bila masak, buahnya akan pecah dan membelah berdasarkan ruang-ruangnya. Di dalamnya terdapat biji yang berbentuk bulat telur memanjang. Buah lonjong sepanjang 1 cm yang bersisi tiga itu dipetik kalau sudah montok, padat berisi, setengah matang. Warna hijaunya sudah berubah hijau muda. Tadinya hijau tua. Ketika berubah warna itulah baunya sangat sedap.III.3.4.3 Syarat TumbuhLokasi yang baik untuk penanaman kapulaga antara lain dibawah tegakan hutan atau di tempat terbuka. Tanaman kapulaga dapat dibudidayakan di dataran rendah hingga dataran tinggi, yaitu dari ketinggian 50-1000 m dpl dengan curah hujan 2000-4000 mm/ th dan suhu antara 20-30 C. Secara umum, kapulaga sabrang cenderung lebih baik ditanam di daerah yang lebih tinggi dibandingkan kapulaga lokal. Jenis tanah yang cocok adalah latosol, andosol, dan aluvial. Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai adalah antara 5-6,8.III.3.4.4 Kandungan Kimia Rimpang dan akar segar mengandung minyak essensial sekitar 0,1% yang berisi 1,8-cineol.Biji kapulaga yang dikeringkan mengandung 2-4% minyak essensial (Minyak Tembang), yang terutama terdiri dari : 1,8-cineol (hingga 70%), -pinen (16%), -terpineol (5%), dan humulen (3%), manggau, pati, gula, lemak, protein, dan silikat.

III.3.4.5 Khasiat dan KegunaanSebagai obat batuk, amandel, haid tidak teratur, mulas, tenggorokan gatal, radang lambung, demam, bau tubuh, sesak napas, dan influenza.III.3.4.6 Cara Penggunaan (Wijayakusuma, 1999).1. BatukBahan : Kapulaga 6 buah, kayu manis 2 jari, daun jintan 10 lembar, gula enau 3 jari, air 3 gelas. Pemakaian : Bahan dicuci bersih dan dipotong-potong, direbus dengan air bersih sebanyak 3 gelas hingga airnya hanya tinggal . Sesudah dingin disaring lalu minum 3 kali sehari, tiap kali minum sebanyak gelas.2. Radang lambungBahan : Kapulaga 6 buah, bawang merah 4 siung, kencur 2 jari, beras tumbuk 3 sendok makan, madu 3 sendok makan, air masak 1 gelas. Pemakaian : Bahan dicuci lalu ditumbuk halus, diberi air masak 1 gelas, ditambahkan madu, diperas dan disaring, diminum 3 kali sehari. Tiap kali minum sebanyak gelas.3. Tenggorokan gatal-gatalBiji kapulaga dikunyah-kunyah ditelan airnya, bermanfaat untuk menyembuhkan gatal-gatal di kerongkongan, biasanya terjadi akibat batuk, untuk menghilangkan lendir, dipakai juga umbi kencur yang ditumbuk halus, diperas airnya dan diminum, untuk anak-anak 1 sendok teh sehari. 4. Radang sendi (artritis) Bahan : Kapulaga 5 butir, ubi jalar merah 200 g, cengkeh 5 butir, jahe merah 25 g, merica 10 btr, gula merah secukupnya, air 1 ltr. Pemakaian : Seluruh bahan direbus dengan 1 ltr air hingga tersisa ltr, kemudian airnya diminum selagi hangat dan ubinya dapat dimakan. 5. Bau mulutBahan : Kapulaga 10 butir, daun pegagan 30 g, air secukupnya. Pemakaian : Kapulaga dan daun pegagan direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum selagi hangat. Lakukan secara teratur dua kali sehari.III.3.5 AdasIII.3.5.1 KlasifikasiRegnum: Plantae Divisi: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: ApialesFamily: ApiaceaeGenus: FoeniculumSpesies: Foeniculum vulgare P. MillIII.3.5.2 MorfologiTanaman dicirikan dengan bentuk herba tahunan, tinggi tanaman dapat mencapai 2 meter dengan percabangan yang banyak dan batang beralur. Daun berbagi menyirip, berbentuk bulat telur sampai segi tiga dengan panjang 3 cm. Bunga ber-warna kuning membentuk kumpulan payung yang besar. Dalam satu payung besar terdapat 15 - 40 payung kecil, dengan panjang tangkai payung 1 sampai 6 cm. Bunga berbentuk oblong dengan panjang 3,5 - 4 mm. Dalam masing-masing biji terdapat tabung minyak yang letaknya berselang-seling. Pada waktu muda biji adas berwarna hijau kemudian kuning kehijauan, dan pada saat panen berwarna kuning kecokelatan. III.3.5.3 Syarat TumbuhTanaman adas dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi (10 - 1.800 m dari pemukaan laut/dpl). Di pulau Jawa adas ditanam pada daerah dengan ketinggian 1.600 - 2.400 m dpl. Adas memerlukan cuaca sejuk dan cerah (150C - 200C) untuk menunjang pertumbuhannya, dengan curah hujan sekitar 2500 mm/tahun. Adas banyak ditemukan di tepi sungai, danau atau tanggul daerah pembuangan air. Adas akan tumbuh baik pada tanah berlempung, tanah yang cukup subur dan berdrainase baik, berpasir atau liat berpasir dan berkapur dengan pH 6,5 - 8,0.III.3.5.4 Kandungan KimiaAdas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 6%, mengandung 50 60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin)III.3.5.6 Khasiat dan Cara Penggunaan1. Obat Batuka. Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 gr diseduh dengan 1/2 cangkir air mendidih. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh. b. b. Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu 2 kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga tembelekan 10 kuntum, bawang merah 2 butir, adas 1 sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang jahe 1 jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 2. Obat Sesak Napasa. Ambil minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendok makan air panas. Minum selagi hangat. Lakukan 3 kali sehari, sampai sembuh.b. Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari 1/4 jari, rimpang kencur 2 jari, rimpang temulawak 1 jari, jintan hitam 114 sendok teh, daun poncosudo (Jasminum pubescens) 1/4 genggam, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa kira-kira separonya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 3. Obat SariawanSiapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler 1/5 genggam, daun saga 1/4 genggam, sisik naga 1/5 genggam, daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4 genggam, daun kentut 1/6 genggam, pulosari 3/4 jari, rimpang lempuyang wangi 1/2 jari, rimpang kunyit 1/2 jari, kayu manis 3/4 jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya.Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, setiap kali cukup 3/4 gelas4. Obat Haid Tidak Teratursiapkan daun dan bunga srigading masing-masing 1/5 genggam, jinten hitam 3/4 sendok teh, adas 1/2 sendok teh, pulosari 1/2 jari, bunga kesumba keling 2 kuntum, jeruk nipis 2 buah, gula batu sebesar telur ayam, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, minurn 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.5.Obat Batu EmpeduSerbuk buah adas sebanyak 5 gr diseduh dengan 1 cangkir air panas. Minum selagi hangat.II.2.6.6 Kunci Determinasi1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9a, 41b, 42b, 43b, dan 44a.

III.3.6 Jintan HitamIII.3.5.1 KlasifikasiRegnum: Plantae Divisi: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: RanunculalesFamily: RanunculaceaeGenus: NigellaSpesies: Nigella sativa L.III.3.5.2 MorfologiBerdaun runcing, bercabang, bergaris ( namun garis daunnya tidak seperti ciri daun tumbuhan) Bentuk daun lanset garis (lonjong), panjang 1,5 sampai 2 cm. Tanaman jintan hitam masih termasuk dalam jenis tanaman bunga yang memiliki tinggi tumbuhan 20-50cm, memiliki batang tegak lurus (erectus), berbentuk bulat (teres) dan berusuk(costastus)Warna batang hijau kemerahan, tegak, lunak, beralur, berusuk dan berbulu kasar, rapat atau jarang dan disertai dengan adanya bulu-bulu yang berkelenjar. Mahkota bunga pada umumnya berjumlah lima, berwarna putih kekuningan, agak memanjang, lebih kecil dari kelopak bunga, berbulu jarang dan pendek. Memiliki buah yang keras seperti buah buni yang bentuknya kecil berwarna biru tua hampir keunguan, bila dimakan akan meninggalkan warna atau noda pada gigi berwarna biru tua. Bunga dari Nigella sativa ini bentuknya besar dan menggembung, berisi 3-7 butir folikel. Biasanya masyarakat banyak memanfaatkan biji atau benih Nigella sativa ini sebagai rempah-rempah, rasa buah cukup pahit dan memiliki bau yang khas seperti buah strawberry, adapula yang menggunakannya sebagai bahan campuran membuat permen dan minuman keras.Mempunyai system perakaran tunggang tidak bercabang berbentuk benang (foliformis) ,berwarna cokelat. Berbji kecil ,bulat hitam tidak beraturan dan sedikit berbentuk kerucut (trigonal) ,dengan panjang 3 mm ,dan berkelenjar.III.3.6.3 Syarat Tumbuh (Junaedi, 2009)Tumbuh di ketinggian kurang dari 700 m di bawah permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan suhu udara 9-450C, kelembapan sedang 70 90%, dan penyinaran matahari penuh.Tanaman ini bisa tumbuh bisa tumbuh dengan baik di tanah inseptisol atau tanah lempeng pasir. Keasaman atau pH ideal yang dibutuhkan jinten hita adalah 4,5-6.III.3.6.4 Kandungan Kimia (Haryanto, 2006)Jinten mengandung lemak, protein, kalium, minyak terbang (karvon, limonen, dihidrokarvon, dihidrokarveol, karveol, asetaldehid, furol, karvakrol, pinen, felandren), simen, dan terpen-2.III.3.6.5 Khasiat dan cara penggunaan1. Untuk mengatasi batuk dan asma. Dengan mengoleskan minyak jinten hitam pada bagian dada dan punggung atau dengan mencampurkan 1 sendok teh minyak hitam dalam air mendidih dan hirup uap yang keluar, lakukan 2 x sehari, atau cara lainnya dengan minum minyak jinten hitam dengan takaran 1/2 sendok teh, diminum setiap pagi hari, setiap hari.2. Mengatasi diabetes. Sediakan 1 gelas (250 ml) biji jinten hitam, 1 gelas (250 ml) biji selada air (watercress seed) atau biji mustard, 1/2 gelas (125 ml) kulit buah delima dan 1/2 gelas fumitory (Fumari officianalis, LINN). Haluskan seluruh bahan tesebut dikombinasikan dengan 1/2 sendok teh bubuk jintan hitam dan 1/2 sendok teh minyak jintan hitam setiap hari sebelum sarapan pagi selama 1 bulan.3. Mengobati sakit mata dan gangguan penglihatan. Oleskan sedikit minyak jinten hitam pada kelopak mata dan sekeliling bola mata selama 30 menit sebelum tidur, atau minum jus wortel dengan dicampurkan 1 sendok makan minyak jinten hitam. Lakukan selama 1 bulan dan lihat hasilnya.4. Untuk meringankan rasa nyeri tulang belakang dan rematik. Caranya dengan menghangatkan minyak jinten hitam dan gosok perlahan pada bagian tubuh yang terkena rematik atau nyeri atau dengan cara lainnya dengan minum 1 sendok teh minyak jinten hitam 3x sehari.5. Diare. Siapkan 1 gelas yogurt original atau dengan rasa sesuai selera, kemudian campurkan 1 sendok teh minyak jinten hitam. Minum yogurt yang telah dicampur minyak jinten hitam 2x sehari sampai diare berhenti.6. Batuk kering. Jika Anda seorang penikmat kopi, ketika Anda mengalami batuk kering. Anda dapat mengkombinasikan kopi yang dicampur 1 satu sendok teh minyak jinten hitam. Lakukan ramuan tersebut setiap hari minimal 2x sehari sampai batuk kering mereda.7. Flu dan sinus. Teteskan 3-4 tetes minyak jinten hitam ke dalam kedua lubang hidung untuk mengurangi hidung mampat. Untuk sementara Anda bernapas melalui mulut.8. Untuk memperbanyak produksi ASI. Siapkan bahan 250 gr biji jinten hitam, 250 gr madu murni, tambahkan 1 sendok teh minyak jinten hitam. Rebus dalam air mendidih dengan takaran 2 gelas air, masak hingga mendidih, ketika hangat minum airnya. Cobalah untuk meramu dan konsumsi setiap harinya.9. Mengatasi rambut tipis akibat kerontokan rambut dan beruban. Langkah pertama, Anda gosok kulit kepala dengan lemon, diamkan selama 15 menit, lalu bilas dengan air dan keramas keramas kembali dengan shampoo, lalu keringkan. Langkah selanjutnya gosokkan minyak jinten hitam pada kulit kepala. Lakukan cara tersebut dengan didahului menggunakan lemon, bilas dengan shampoo dan diakhiri dengan pemberian minyak jinten hitam beberapa saat, Anda dapat melakukan hal ini selama beberapa minggu.

BAB IIIMETODE KERJA

III.1. Alat dan BahanIII.1.1. AlatAdapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu; deg glass, mikroskop, objek glass, spiritus, dan jarum preparat.III.1.2. BahanAdapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu; klorahidrat dan floroglusin.III.1.3. SampelAdapun sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah ; adas (Anenthum graveolens), cabai (Capsicum annum) jintan hitam (Nigella sativa), jintan putih (Cuminum cyminum), kapulaga (Amomum compactum), ketumbar (Coriandrum sativum), kopi (Coffea arabica), lada (Piper nigrum) , labu (Curcuma maxima), dan pala (Myristica fragtans)III.2. Cara Kerja1. Pengamatan Oragnoleptik1. Disiapkan alat dan bahan1. Digerus halus simplisia buah 1. Diayak serbuk simplisia buah1. Diamati bentuk, rasa, bau, dan warna1. Digambar atau difoto1. Pengamatan Mikroskopik1. Disiapkan alat dan bahan1. Diambil sedikit serbuk simplisia buah yang telah halus1. Diletakkan diatas objek glass1. Ditetesi dengan medium klorahidrat atau floroglusin1. Ditutupi dengan deg glass1. Diamati pada mikroskop1. Digambar atau difoto

BAB IVHASIL PENGAMATAN

IV.1.Pengamatan MikroskopikBuah Adas(Anenthum graveolens)endosperm

Medium : KlorahidratPerbesaran : 10x10865327141

keterangan :0. Sel-sel saluran minyak, 2. Saluran minyak, 3. Endokarp (diperbesar), 4. Parenkim penebalan jala, 5. Serabut, 6. Endosperm berisi butir-butir minyak dan butir-butir hablur kalium oksalat bentuk onset kecil, 7. Epikarp, kadang-kadang terdapat stomata, 8.endokarp

Buah Pala(Myristica fragtans)

serabut

Medium : KlorahidratPerbesaran : 10x102

71654321

Penampang melintang biji pala.1. Perisperm primer, 2. Endosperm, 3. Butir pati, 4. Aleuron, 5. Perisperm sekunder, 6. Berkas pembuluh, 7. Sel minyak.

Serbuk biji pala : 1. Perisperm sekunder, dengan sel minyak, 2. Endosperm dengan butir pati dan aleuron, 3. Butir pati, 4. Perisperm primer terlihat tangensial, 5. Berkas pembuluh5431

Buah Jintan Hitam(Nigella sativa)

Parankim endosperm

Medium : KlorahidratPerbesaran : 10x10

Penampang melintang biji jinten hitam : 1. Kutikula, 2. Epidermis luar, 3. Lapisan sel terentang, 4. Epidermis atas, 5. Endosperm, 6. Embrio, 7. Berkas pembuluh28971431716

13254

Serbuk jinten hitam : 1. Fragmen epidermis luar terlihat tangensial, 2. Fragmen epidermis luar terlihat melitang, 3. Fragmen lapisan sel terentang terlihat melintang, 4. Fragmen lapisan sel terentang terlihat tangensial, 5, fragmen biji, 6. Fragmen endoperm, 7. Fragmen epidermis luar dengan kutikula bergaris, 8. Fragmen pembuluh kayu dengan penealan tangga dan spiral, 9. Fragmen epidermis dalam terlihat tangensial.6655523245

Cabai( Capsicum annum L.)

Berkas pengangkut

Medium : kloralhidratPerbesaran : 10 x 10perbesaran

Serbuk buah cabe :1. 1. Sel endokarp2. 2. Fragmen endokarp3. 3. Pembuluh kayu4. 4. hipodermis

4321Penampang melitang kulit buah cabe 1. Kutikula, 2. Epikarp, 3. Hipodermis, 4. Parenkim mesokarp, 5. Berkas pembuluh, 6. Lapisan sel besar, 7. Endokarp, 8. Kutikula, 9. Sel endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu986743215

Buah Kapulaga(Amomum compactum) serabut

Medium :KlorahidratPerbesaran : 10x10

9Serbuk buah cabe :5. 1.Epidermis luar,2.Skelerenkim palisade 3. Endosperm6. 4.Perisperm7. 5. Selaput biji, 6. Perikarp8. 7. Sel batu9. 8. Serabut sklerenkim10. 9. Hablur kalsium oksalat, 10. Sel dengan minyak atsiri, 11.fragmen kulit biji, 12. Pembuluh kayu11. 12. 13.

12111028673451

IV.2. Pengamatan OrganoleptikSampelPengamatan Organoleptik

Biji Lada(Piper nigrum)

Warna : HitamBau : Khas Bentuk : Bulat-bulat kecilRasa : Pedis

Buah Jinten Putih(Cuminum cyminum)

Warna : Coklat Bau : KhasBentuk : sepeti berasRasa : Khas

Buah Kapulaga

(Amomum compactum)

Warna : Coklat putih kehitamanBau : KhasBentuk : bulat kerasRasa :

Buah Cabe

(Capsicum annum)

Warna : Coklat merah tuaBau : KhasBentuk : Oval tipisRasa : Pedas

Biji Labu(Curcubita maxima)

Warna : Putih KecokelatanBau : Khas Bentuk : Oval KerasRasa : Tak Berasa

Buah Pala(Myristica fragtans)

Warna : CoklatBau : Tidak berbauBentuk : Bulat kerasRasa : Khas

Buah Adas(Anenthum graveolens)

Warna : Coklat mudaBau : Tidak berbauBentuk : Seperti padiRasa : Tak berasa

Buah Ketumbar(Coriandrum sativum)

Warna : Putih KecokelatanBau : KhasBentuk : Bulat-bulat kecilRasa : Pedis

BAB VPEMBAHASAN

Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang mulai dari penyerbukan atau persarian. Biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.Pada percobaan kali ini digunakan sampel yang berbeda-beda, seperti; adas, cabai, jintan hitam, jintan putih, kapulaga, ketumbar, kopi, lada, labu,pala, dan talak.Pada percobaan kali ini dilakukan pengamatan organoleptik dan mikroskopik. Pada percobaan organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bentuk, rasa, bau, dan warna simplisia buah dan biji. Pada pengamatan mikroskopik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui struktur anatomi simplisia buah dan biji.Pengamatan organeleptik pada buah pala, berwarna coklat memiliki rasa yang khas bentuk bulat keras dan tidak memiliki rasa. Pada biji lada memiliki bentuk bulat-bulat kecil berwarna hitam dengan rasa pedis dan bau yang khas. Buah jinten putih berwarna coklat, bau dan rasa yang khas berbentuk seperti beras. Buah kapulaga berwarna coklat putih kehitaman, bau dan yang khas, berbentuk bulat keras. Buah cabe berwarna coklat merah tua memiliki bau yang khas berbentuk oval dan rasanya itu pedis. Biji labu berwarna putih kecoklatan memilki bau khas berentuk oval keras tidak berasa. Buah adas berwarna coklat muda tak berbau bentuknya seperti padi dan tak berasa. Ketumbar berwarna putih kecoklatan berbau khas bentuk bulat-bulat kecil dan berasa pedis.Pengamatan mikroskopik dilakukan dengan cara diletakkan serbuk simplisia buah dan biji diatas objek glass lalu ditetesi dengan medium klorahidrat atau floroglusin agar memeperjelas anatomi simplisia buah dan biji, setelah itu ditutup dengan degglass, kemudian dilakuakan fiksasi, lalu diamati, dan digambar atau difoto hasilnya. Pengamatan organoleptik dilakukan dengan cara mengamati bentuk, rasa, bau, dan warna dari sampel simplisia buah dan biji.Faktor-faktor yang yang mempengaruhi percobaan buah dan biji ialah keterbatasan waktu dan keterbatasan alat yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Drazat, MS. 2007. Meraup Laba dari Pala. Jakarta : Agromedia.

Haryanto, Sri. 2006. Sehat dan Bugar Secara Alami. Yogyakarta: Niaga Swadaya.

Junaedi, Edi. 2006. Sembuhkan Penyakit dengan Habbatussauda (Jinten Hitam). Jakarta : Agromedia.

Ong, Hean Chooi.2008. Rempah Ratus : Khasiat Makanan dan Ubatan. Malaysia : Perpustakaan Negara Malaysia.

Pitojo, Setijo. 2003. Benih Cabai. Yogyakarta : Kanisius.

Prajnanta, Final. 2007. Mengatasi Permasalahan Bertanam Cabai. Jakarta : Penebar Swadaya.

Rukmana, R. 1996. Usaha Tani Cabai Hibrida Sistem Mulsa Plastik. Yogyakarta : Kanisius.

Rusmin, Devi dan Melati. 2007. Khasiat Tanaman Adas Sebagai Obat Tradisional. Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2.

Tersono, Lukas. 2008. Tanaman Obat dan Jus untuk Mengatasi Penyakit Jantung, Hipertensi, Kolesterol, dan Stroke. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Wijayakusuma, HMH, dkk. 1999. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta : Pustaka Kartini