laporan praktikum faal (autosaved)

11
Laporan Praktikum Faal- Fisiologi KELOMPOK : B-3 Mutiara Fadhila (1102010192) Novia Rizky Z.A (1102010211) Novi Alvirahmi (1102010209) Prissilma Tania (1102010221) Reza Mardany (1102010238) Syarafina Raihan (1102010275) Vania Fildza (1102009291) Tyas Aulia Puspa (1102010281) Widoretno Larasati (1102009298) Yudha Ferriansyah (1102010299)

Upload: mona-purwitasari

Post on 05-Nov-2015

38 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

faal

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum

Faal- Fisiologi

KELOMPOK : B-3

Mutiara Fadhila(1102010192)

Novia Rizky Z.A(1102010211)

Novi Alvirahmi(1102010209)

Prissilma Tania(1102010221)

Reza Mardany(1102010238)

Syarafina Raihan(1102010275)

Vania Fildza(1102009291)

Tyas Aulia Puspa(1102010281)

Widoretno Larasati(1102009298)

Yudha Ferriansyah(1102010299)

UNIVERSITAS YARSI

FAKULTAS KEDOKTERAN 2011/2012PENDAHULUAN

PRAKTIKUM FAAL

I. Pengukuran Secara Tidak Langsung Tekanan Darah Arteri Pada Orang

TUJUAN

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Mengukur tekanan arteri brakhialis dengan cara auskultasi dengan penilaian menurut metode lama dan metode baru The american Heart Association (AHA)

2. Mengukur tekanan darah arteri brakhialis dengan cara palpasi

3. Menerangkan perbedaan hasil pengukuran cara auskultasi dengan cara palpasi

4. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring duduk dan berdiri

5. Menguraikan berbagai faktor penyebab perubahan hasil pengukuran tekanan darah pada ketiga sikap tersebut diatas.

6. Membandingkan hasil pengukuran darah arteri brakhialis sebelum dan sesudah kerja otot

7. Menjelaskan berbagai faktor penyebab perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah kerja otot.

ALAT

1. Sfigmomanometer

2. Stetoskop

TATA KERJA

I.1 Pengukuran Tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring duduk dan berdiri

Berbaring telentang

1. Suruhlah op berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit

2. Selama menunggu, pasanglah manset sfignomamnometer pada lengan op

P.III,1,1 Apa yang harus diperhatikan pada waktu memasang manset ?

Jawab:

Yang harus diperhatikan adalah:

- Letak arteri brakhialis- Tombol on pada sfignomanometer- Dan keadaan karet pompa

- Tidak ada penghalang antara manset misalnya pakaian 3. Carilah dengan cara palpasi denyut a.brachialis pada fossa cubiti dan denyut a.brachialis pada pergelangan tangan kanan op.P.III.1.2. Mengapa kita harus meraba letak denyut arteri brachialis dan arteri radialis o.p.?

Jawab:

Kita harus meraba arteri radialis yang bertujuan memeriksa frekuensi nadi o.p, sedangkan untuk arteri brachialis agar kita dapat menentukan sistolik palpatoir o.p dan perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik yang dikenal sebagai tekanan nadi dengan cara auskultasi.

4. Setelah op berbaring 10 menit, tetapkanlah kelima fase korotkoff dalam pengukuran darah op tersebut.P.III.1.3. Tindakan apa yang sodara lakukan secara berturut-turut untuk mengukur tekanan darah ini?

Jawab:

Dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri brachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini terjadi akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri yang disebabkan oleh penekanan manset pada arteri brachialis. Saat auskultasi harus diperhatikan bahwa terdapat jarak lebih kurang 5 cm antara manset dan tempat meletakkan stetoskop. Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan sistolik (yang diketahui dari palpasi). Turunkanlah tekanan manset perlahan-lahan sambil meletakkan stetoskop di atas arteri brachialis pada siku. Mula-mula tidak terdengar suatu bunyi kemudian akan terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi Korotkoff dan dapat dibagi dalam lima fase yang berbeda.P.III.1.4. Sebutkan kelima fase korotkoff. Bagaimana menggunakan fase korotkoff dalam pengukuran tekanan darah dengan penilaian metode lama dan baru?

K1 = Suara jelas pertama yang terdengar saat darah mula-mula mengalir melalui pembuluh nadi (sistolik),berbunyi auskultasi, sifatnya lemah, nadanya agak tinggi terdengar.

K2 = Suara itu terdengar seperti terhambat dan mungkin menghilang, berubahnya ukuran pembuluh karena tekanan yang baru dilepaskan dapat mengakibatkan suara itu seperti terhambat, menghilangnya suara disebut auskulatory gap, bunyi seperti K1 disertai bising.

K3 = Suara menjadi lebih jelas karena tekanan manset yang diperlonggar, pembuluh nadi tetap terbuka/mengembang selama terjadinya kuncup jantung(bunyi berubah menjadi keras, nada rendah, tanpa bising.merupakan bunyi yang paling kuat terdengar

K4 = Bunyi Melemah

K5 = Fase diastolic Seluruh suara menghilang karena nadi tetap terbuka selama siklus

jantung 5. Ulangi pengukuran sub 4 sebanyak 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata dan catat hasilnya.P.III.1.5 Apa yang harus diperhatikan bila kita ingin mengulangi pengukuran tekanan darah?apa sebabnya?

Jawab :

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembacaan tekanan darah, yaitu usia, berat badan, emosi, hereditas, jenis kelamin, viskositas darah, kondisi pembuluh darah. Karna faktor-faktor tersebut bisa menyebabkan tekanan darah meningkat (hipertensi) dan menurun (hipotensi)Duduk

6. Tanpa melepaskan manset op disuruh duduk. Setelah ditunggu 3 menit ukurlah lagi tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ulangi pengukuran selama 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata da catatlah hasilnya.P.III.1.6. Sebutkan 5 faktor yang menentukan besar tekanan darah arteri?

Jawab:

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri, yaitu:

Kerja Jantung

Tahanan perifer

Kekenyalan dinding pembuluh darah

Kekentalan darah

Jumlah darah yang bersirkulasi

Berdiri

7. Tanpa melepaskan manset op disuruh berdiri setelah ditunggu 3menit ukurlah tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ualngi oengukuran sebanyak 3x unruk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya.P.III.1.7 Mengapa pengukuran dilakukan beberapa saat setelah berdiri ?

Jawab:

Agar aliran darah pada tubuh dapat distabilkan sebelum dilakukan pengukuran Bandingkanlah hasil pengukuran tekanan darah op pada ketiga sikap yang berbeda diatas8. Bandingkanlah hasil pengukuran tekanan darah o.p pada ketiga sikap yang berbeda di atas.HASILNoBerbaring Telentang (A)Duduk (B )Berdiri (C )

PP

(mmHg)MAP

(mmHg)FN (x/menit)PP (mmHg)MAP (mmHg)FN

(x/menit)PP

(mmHg)MAP

(mmHg)FN

(x/menit)

140 831003090100507788

23090924083100309080

3309092407388309084

X338895378296378684

PP = Pulse Pressure, MAP = Mean Arterial Pressure, FN = Frekuensi Nadi RadialisI.2 Pengukuran tekanan darah sesudah kerja otot1. Ukurlah tekanan darah a,brachialis op dengan penilaian menurut metode baru pada sikap duduk (o.p tidak perlu yang sama).

2. Tanpa melepaskan manset suruhlah op berlari ditempat dengan frekwensi kurang lebih 120 loncatan permenit selama 2 menit. Segera setelah selesai op disuruh duduk dan ukurlah tekanan darahnya.

3. Ulangi pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai tekanan darahnya kembali seperti semula. Catatlah hasil pengukuran tersebut.

P.III.1.8 Bagaimana tekanan darah seseorang setelah melakukan kerja otot ?

Jawab : tekanan darah akan meningkat karena pada saat kerja otot jantung memompa darah lebih cepat daripada normal

Saat berolahraga, terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh. Hal ini mempengaruhi tekanan darah, dan termasuk sebagai pengaruh lokal kimiawi. Sebab olahraga menyebabkan:

a. Penurunan O2 oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolisme menggunakan lebih banyak O2 untuk fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.

b. Peningkatan CO2 sebagai produk sampingan fosforilasi oksidatif

c. Peningkatan asam lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan dari peningkatan produksi CO2 akibat peningkatan aktivitas metabolic. Juga terjadi penimbunan asam laktat apabila yang digunakan untuk menghasilkan ATP adalah jalur glikolitik.

d. Peningkatan K+ -- potensial aksi yang terjadi berulang-ulang dan mengalahkan kemampuan pompa Na+ untuk mengembalikan gradient konsentrasi istirahat, menyebabkan peningkatan K+ di cairan jaringan.

e. Peningkatan osmolaritas ketika metabolism sel meningkat karena meningkatnya pembentukan partikel-partikel yang secara osmotis aktif.

f. Pengeluaran adenosin sebagai respon terhadap peningkatan aktivitas metabolism atau kekurangan O2, terutama di otot jantung.

g. Pengeluaran prostaglandin

Tujuan1. mengetahui pengaruh olah raga terhadap tekanan darah

Alat yang diperlukan:1. Speda statis

2. Sfignomanometer

3. Sthetoscop

Tata kerja 1. Melakukan pengukuran darah sebelum op mangayuh sepedah2. OP mulai mengayuh sepedah dengan kecepatan 120 m/menit selama 2 menit

3. Melakukan pengukuran tekanan darah setiap 1 menit

4. Setelah selesai 2 menit aktifitas mengayuh sepedah, op diperintahkan untuk intirahat dan dilakukan pengukuran kembali setiap 1 menit

HASIL

Parameter MenitPP (mmHg)MAP (mmHg)FN (x/menit)

15097148

24093140

34093124

43090112

54083120

64083120

7

8

Tekanan darah pada saat istirahat (pemeriksaan setiap 3 menit)

Kesimpulan

Pada saat melakukan exercise, akan terjadi peningkatan kebutuhan oksigen pada otot untuk metabolisme sel otot. Hal tersebut menyebabkan peningkatan suplai darah ke ekstremitas, sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah dan mengakibatkan turunnya preload dan afterload. Kemudian curah jantung akan menurun, dan baroreseptor akan segera bereaksi terhadap keadaan tersebut dengan meningkatkan aktivitas simpatis dan menurunkan aktivitas parasimpatis. Akibatnya terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung dan nadi untuk meningkatkan curah jantung. Hal tersebut juga akan memicu peningkatan tekanan darah.

I.3 Pengukuran tekanan darah a.brachialis dengan cara palpasi

1. Ukurlah tekanan darah a.brachialis op pad asikap duduk dengan cara auskultasi (sub I).

2. Ukurlah tekanan darah arteri brachialis op pada sikap yang sama dengan cara palpasi.

P.III.1.9 Bagaimana sdr. Melakukan pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi?

Jawab:

Melalui palpasi tangan dapat dilakukan pengukuran yang lembut dan sensitif terhadap tanda fisik. Pada saat melakukan palpasi, o.p diposisikan dengan nyaman karena ketegangan otot akan mengganggu keefektifan palpasi. Pada pengkajian terkait sistem sirkulasi, dapat dilakukan perhitungan jumlah denyut nadi o.p per menit. Untuk menghitung denyut nadi per menit menggunakan ketiga jari (telunjuk,tengah dan jari manis) untuk menemukan arteri radialis di tangan.