laporan praktikum dasar dasar agronomi tanaman tumpang sari jagung

28
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR AGRONOMI TANAMAN TUMPANG SARI JAGUNG ( Zea mays ) DAN KACANG TANAH ( Arachis hypogaea ) PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu

Upload: ahmad-hidayat

Post on 29-Nov-2015

1.252 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR AGRONOMI TANAMAN TUMPANG SARI JAGUNG ( Zea mays ) DAN KACANG TANAH ( Arachis hypogaea )

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahkan kita

dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender penanaman. Pola tanam sendiri

ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga

pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti

penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan

memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan

penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia,

biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada

daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang

ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dalam

waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman

dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur,

misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya

berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu

diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan

air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan

ditumpangsarikan dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang

ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan (penyerapan

hara dan air) pada suatu petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya

dipilih dan dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran yang relatif dalam

dan tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal. ( Fahmi, 2012)

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua

jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak

bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang

hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai,

atau jagung dan kacang tanah. Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping.

Page 2: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

Penanaman yang dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti jagung dan

kedelai atau jagung dankacang panjang) dikenal sebagai tumpang gilir.Tumpang sari dapat

pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur) suatu tanaman perkebunan besar

atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok masih kecil atau belum produktif. Hal ini

dikenal sebagai tumpang sela (intercropping). Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman

sela yang dipilih. Dalam kehutanan hal ini disebut sebagai wana tani. Suatu konsep serupa

juga diterapkan bagi budidaya padi dan ikan air tawar yang dikenal sebagai mina tani.

( Wikipedia, 2013 )

Tumpang sari adalah cara bercocok tanam pada satu petak lahan dengan dua atau tiga

tanaman sekaligus. Cara bercocok tanam semacam ini memberikan beberapa keuntungan

antara lain lahan yang ada bisa dimanfaat dengan sebaik baiknya. Manfaat lainnya adalah

dalam satu musim kadang hama menyerang pada salah satu tanaman, namun tidak

menyerang jenis tanaman lainnya sehingga jika satu jenis tanaman terserang penyakit maka

jenis tanaman lainnya masih bisa selamat.Jagung bisa tumbuh dengan baik jika ditanam

disela sela tanaman kedelai, biasanya untuk periode musim tanam yang ke tiga yaitu padi -

padi - kedelai. Pola semacam ini sudah mulai banyak diterapkan para petani pada lahan

sawah semi irigasi, dimana pada musim penghujan mereka menanam padi sebanyak 2 kali

sedangkan pada musim kemarau ganti menanam kedelai dengan memanfaat air tanah yang

dipompa dengan menggunakan mesin diesel. Sebagai persiapan awal lahan bekas tanaman

padi dibuat selokan menggunakan traktor dengan jarak kurang lebih satu setengah meter.

Kemudian benih kedelai dimasukkan pada lubang lubang yang telah di buat menggunakan

tugal (gejik). Pada keesokan harinya barulah benih jagung ditanam dengan cara yang sama

menggunakan tugal. Usahakan benih jagung yang sudah dimasukkan dalam lubang ditutup

dengan pasir atau pupuk kandang, bisa juga menggunakan sekam bekas pembakaran pabrik

tahu. Mengapa di beri jarak satu hari setelah penanaman kedelai karena benih jagung tidak

menyukai lahan yang terlalu banyak air. Tanah yang basah tanpa ada genangan air akan

membuat benih jagung tumbuh dengan baik. Jika terlalu banyak air benih jagung akan

membusuk. Pada setiap gulutan tanah cukup diberi satu deret tanaman jagung dan posisi

deretan berada ditepi saluran air bagian kiri dan kanannya. Tidak perlu tiap saluran air diberi

tanaman jagung namun beri jeda satu saluran air kosong tak ada tanaman jagungnya,

sedangkan sebelahnya ada lagi tanamannya. ( Anonim, 2011)

Segala bentuk pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia dalam pemanfaatanya untuk

budidaya tanaman guna memdapat hasil yanng sebanyak-banyaknya secara berkelajutan. Pola

Page 3: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

tanam atau (cropping patten) iyalah suatu urutan pertanaman pada sebidang tanah selama satu

periode. Lahan yang dimaksut bisa berupa lahan kosong atau lahan yang sudah terdapat

tanaman yang mampu dilakukan tumpang sirih. Usaha yang dilakukan dengan melaksanakan

penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata

urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa

tidak ditanami selama periode tertentu. Produktivitas merupakan suatu hal yang sangat vital

dalam usaha pertanian, dimana akhir-akhir ini semakin ditantang untuk mengimbangi

tuntutan sosial ekonomi masyarakat suatu bangsa. Peningkatan jumlah penduduk

menyebabkan permintaan akan kebutuhan hasil-hasil pertanian baik jenis, jumlah maupun

kualitasnya. Disisi lain lahan untuk pertanian semakin terbatas karena alih  fungsi lahan 

menjadi tempat pemukiman, industri, sarana jalan serta sarana fisik lainnya, Untuk itu,

bagaimana merancang suatu model penanaman, agar lahan yang semakin terbatas itu dapat

menghasilkan produksi yang tinggi secara berkelanjutan.Jagung sebagai tanaman pangan,

menduduki urutan kedua setelah padi. Disamping itu juga mempunyai peranan yang tidak

kalah pentingnya dengan padi, karena jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan

yang banyak mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan sebagai pengganti beras. Di

Indonesia sangat mendukung dikembangkannya komoditi jagung, sebab jagung memiliki

potensi yang cukup baik untuk dibudidayakan dan mudah diusahakan. Konsumsi jagung di

Indonesia terus meningkat, karena itu peluang pemasaran jagung masih terbuka lebar).Selain

komoditi jagung sebagai bahan makanan, masih dibutuhkan komoditi lain seperti kacang

hijau. Kacang hijau merupakan salah satu jenis komoditi dari jenis tanaman leguminosa yang

mempunyai arti penting. Posisinya menduduki urutan ketiga setelah kedelai dan kacang

tanah. Manfaat kacang hijau sebagai penghasil bahan makanan merupakan hal yang sangat

penting, karena jenis kacang ini banyak mengandung vitamin terutama vitamin B1 yang

sangat diperlukan untuk pertumbuhan gizi masyarakat yang relatif kurang vitamin. Beberapa

pola tanam yang biasa diterapkan antara lain tumpang sari, tumpang gilir, tanaman

bersisispan, dan tanamana campuran.  Tumpang sari  (intercropping), adalah melakukan

penanaman lebih dari satu tanaman  yang memiliki umur sama atau berbeda contoh tumpang

sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela

pohon, padi gogo.Tumpang gilir (Multiple Cropping) yaitu penanaman yang dilakukan secara

beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat

keuntungan maksimum.( Patra, 2012 )

Page 4: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

Tumbuhan monokotil dan dikotil ialah salah satu penggolongan secara garis besar

darikelompok tetumbuhan, oleh sebab itu dengan pengamatan ini diharapkan mampu

menganalisistipe tumbuhannya berdasarkan anatominya. pada pengamatan jaringan yang

dimiliki oleh keduatumbuhan relatif sama, tetapi bila diteliti perbedaan nampak pada susunan

berkas pengangkutnyabila pada dikotil, memiliki kambium dan monokotil tidak berkambium

yang nantinya akanmemengaruhi pertulangan daunnya (nervatio) dari tumbuhan monokotil

maupun dikotil. tumbuhan itu terbagi atas beberapa jenis, diantaranya tumbuhan

berbiji.Tumbuhan berbiji (spermatophyte) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tumbuhan

berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Tumbuhan

berbiji tertutup (angiospermae) dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu tumbuhan berkeping

satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil). Masing-masing jenis tumbuhan

berkeping biji tersebut mempunyai ciri karakteristik yang berbeda-beda, baik secara

morfologi maupun anatomi. ( Purwono, 2007 )

Tujuan Penelitian

            Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman monocotyle dan dicotyle pada tanaman

tumpang sari

Kegunaan Penelitian

            Untuk mengetahui perkembangan tanman monocotyle dan dicotyle pada tanaman

tumpang sari dan sebagai informasi bagi pihak yang membuthkan, khususnya penulis.

Page 5: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

TINJAUAN PUSTAKA

Botani tanaman jagung

Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman jagung dikenal dengan nama ilmiah Zea mays L. ,

familly poaceae. ( graminea ). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:

Divi                 : Spermatophyta

Subdivisi         : Magnoliophyta

Kelas               : Commelinidae

Ordo                : Poales

Famili              : Poaceae

Genus              : Zea

Spesies            : Zea mays L. ( Hardi Soenanto, 2009 )

Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminal,

akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif

disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di

bawah permukaan tanah. Semenatara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih

buku terbawah dekat permukaan tanah, dann keadaan air tanah. Batang jagung tidak

bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas

akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung

varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm. Daun jagung memanjang

dan keluar dari buku – buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 – 48 helaian, tergantung

varietas. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun.

Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah

daun  yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah

air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. ( Rudi Hartono, 2005 )

Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak lengkap. Bunga

jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada

bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di

Page 6: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

ketiak daun ke-6 atau ke-8 dari bunga jantan. Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk

sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung umumnya

terjadi penyerbukan silang ( cross pollinated crop ). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari

tanaman lain. Sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari tanaman

sendiri. Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200 – 400 biji.

Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut pericarp. Bagian atau lapisan

kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling

dalam yaitu embrio atau lembaga.( Purwono, 2005 )

Botani tanaman kacang tanah

Dalam taksonomi (sistematika) tumbuh – tumbuhan, kacang tanah di klafikasikan sebagai

berikut:

Divisi               : Spermatophyta

Subdivisi         : Angiospermae

Kelas               : Dicotyledonae

Ordo                : Rosales

Family             : Papilionaceae

Genus              : Arachis

Spesies            : Arachis hypogeae. (Pitojo, 2005)

Morfologi kacang tanah berdasarkan ciri-ciri luar dari bagian-bagian tanaman.

1)      Daun

            Kacang tanah memiliki daun majemuk bersirip ganda. Tangkai daun agak panjang,

tiap tangkai terdiri atas 4 anak daun. Daun berperan penting dalam proses fotosintesis.

1)      Bunga

            Kacang tanah mulai berbunga pada umur kurang lebih 4-5 minggu. Bunga tumbuh

pada ketiak daun. Setiap bunga memiliki tabung kelopak berupa tangkaian panjang berwarna

Page 7: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

putih. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning dan memiliki bendera yang bergaris-garis

merah pada pangkalnya. Bunga yang mampu melakukan penyerbukan sendiri ini hanya

berumur 1 hari.

2)      Buah

            Buah kacang tanah berbetuk polong. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah yang

disebut ginofur tumbuh memanjang. Ginofur ini merupakan bakal jadi tangkai polong. Ujung

ginofur yang runcing mula-mula mengaruh ke atas, tetapi setelah tumbuh, ujung ginofur

mengarah kebawah kemudian masuk ke dalam tanah. Pertumbuhan memanjang ginofur akan

terhenti setelah berbentuk polong.

3)      Biji

            Biji kacang tanah memiliki warna yang bermacam-macam yakni putih, merah, ungu,

dan kesumba. Biji yang paling baik adalah yang berwarana kesumba.

4)      Akar

            Kacang tanah berakar tunggang, dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada

akar tunggang tersebut. Akar cabang ada yang mati dan ada juga yang menjadi akkar

permanen yang berfungsi untuk menyerap makanan. Pada polong kadang terdapat semacam

bulu akar yang dapat menyerap makanan. (Lisdiana Fachrudin, 2000)

            Sumber genetik (germ plasm) kacang tanah berasal dari Brasillia.Panaman kacang

tanah pertama kali dilakukan orang Indian.Setelah Benua Amerika ditemukan, tanaman ini

ditanam oleh pendatang dari Eropa.Daerah pusat penyebarannya mula-mula terkonsentrasi di

India,Cina,Nigeria, Amerika Serikat dan Gambia,kemudian meluas ke berbagai negara di

dunia. Di  Indonesia kacang tanah mulai ditanam pada awal abad ke-17 .Masuknya kacang

tanah ke wilyah Nusantara dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis .Sentrum produksi

kacang tanah pada mulanya terpusat di Pulau Jawa, selanjutnya menyebar ke berbagai daerah

(provinsi),terutama Sumatra Utara dan Sulawesi selatan.Kini kacang tanah telah ditanam di

seluruh Indonesia . ( Rahmat Rukmana, 1995 )

Syarat tumbuh tanaman jagung

Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat

memerlukan cahaya matahari. Maka lokasi tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa

Page 8: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

sawah atau ladang yang tidak terlindung dari cahaya matahari.  Lokasi untuk tanaman jagung

sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup. Selain itu, dalam

pemilihan lokasi untuk tanaman jagung. Sebaiknya harus sesuai dengan syarat tumbuh

tanama jagung atau yang dibutuhkan oleh tanaman jagung. Sebenarnya semua jenis tanah

dapat ditumbuhi  jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki oleh tanaman jagung

adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus,  dan pupuk yang mencukupi

persediaan untuk tumbuh. ( Rochani Siti, 2000 )

Penanaman jagung di dunia tersebar luas di daerah subtropik ataupun tropik.Tanaman jagung

dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh.Secara umum,tanaman jagung dapat

tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 1300 dapat,kisaran suhu udara

antara 13c-30c,dan mendapatkan sinar penuh.Di indonesia tanaman jagung tumbuh dan

produksi optimum di dataran rendah sampai ke tinggian 750 m dapat.Di pulau madura dan

jawa sekitar 90% dari luas penanaman jagung terletak ketinggian 750 m dpc.Suhu ideal untuk

berkecambah benih adalah 30c-30c dengan kapasitas air tanah antara 25%-60% keadaan suhu

yang rendah dan tanah basah sering menyebabkan benih jagung busuk.Tanaman jagung

membutuhkan suhu optimum antara 23c-27c,curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung

adalah 100mm-200mm/bulan curah hujan paling optimum 100mm/125mm/bulan dengan

distribusi yang merata. (Rahmat Rukmana, 1993)

Syarat tumbuh tanaman kacang tanah

            Iklim yang sesuai untuk tanaman kacang sebagai berikut;

1)      Keadaan tanah

            Kacang tanah tidak terlau memilih jenis tanah. Pada tanah berat ( heavy clay/fine

textured soil ), kacang tanah masih dapat menghasilkan, jika pengolahan tanahnya dilakukan

dengan baik. Tetapi, tanaman kacang tanah dapat tumbuh optimal pada tanah ringan ( loamy

sand, sandy laon dan sandy clay ) yaang cukup mengandung unsur hara. Tanah ringan tersbut

umumnya gembur sehingga memungkinkan akar tumbuh dengan baik, dan lebih banyak

polong yang terbentuk. Kacang tanah masih mampu tumbuh dengan cukup baik pada tanah

asam (Ph 5,0), tetapi peka terhadap tanah basah keasaman (Ph) tanah yang ideal bagi kacang

tanah berkisar antara 6,0 – 7,0 pada Ph tanah antara 7,5 – 8,0, daun akan menguning dan

terjadi bercak hitam pada polong akan menurun.

2)       Keadaan iklim

Page 9: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

            Kacang tanah pada umumnya tumbuh di iklim kering, pada daerah ( zone ) tipe  iklim

E ( terjadi 3 bulan basah berturut – turut ), tipe ikilm D3 ( terjadi 3 -4 bulan basah berturut –

turut dan 4 -6 bulan kering berturut – turut ), dan tipe iklim C3 ( terjadi 5 -6 bulan basah

berturut – turut dan 4 – 6 bulan kering berturut – turut ). Suhu amat berpengaruh terhadap

perkecambahan biji dan pertumbuhan awal. Pada suhu kurang dari 18 C, laju perkecambahan

rendah. Pertumbuhan kacang tanah meningkat sejalan dengan peningkatan suhu dari 20C

menjadi 30C.

3)      Curah hujan

 Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap produksi kacang tanah.

Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar tanaman dapat berkecambah

dengan baik. Distribusi curah hujan yang merata selama periode tumbuh akan menjamin

keberhasilan pertumbuhan vegetatif. Curah hujan yang optimum bagi tanaman kacang tanah

berkisar 45 – 200 mm/bulan

4)      Kelembaban tanah

            Kelmbaban tanah yang cukup pada fase awal pertumbuhan, fase berbunga, dan fase

pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan produksi yang tinngi.

5)      Suhu udara

            Suhu udara yang dikehendaki tanaman kacang tanah suhu optimalnya berkisar 25 –

30C.

Kacang tanah (Arachis Hypogaea L) memerlukan iklim yang lebih panas dibandingkan

tanaman kedelai atau jagung. Suhu harian antara 25 hingga 350C tanaman kacang tanah

tumbuh lambat, umurnya lebih lama, dan hasilnya kurang. Kelembaban udara yang tinggi

(lebih dari 80%) kurang menguntungkan bagi pertumbuhan kacang tanah (Arachis

Hypogaea), karena akan memberikan lingkungan yang sangat baik bagi pertumbuhan

penyakit bercak daun dan karat. Tanah yang terlalu lembap di samping menghambat

pertumbuhan tanaman, juga mendorong pertumbuhan cendawan pembusuk akar( )Tanaman

kacang tanah (Arachis Hypogaea L)termasuk tanaman strata A, yakni tanaman yang

memerlukan sinar matahari penuh (100 %). Adanya naungan yang menghalangi sinar

matahari lebih dari 30% akan menurunkan hasil. Tanaman yang ternaungi tumbuh

memanjang batangnya lemah, bunga dan polong yang terbentuk sangat sedikit. Tekstur :

Page 10: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

Ringan dan sedang (Lempung berpasir dengan sirkulasi udara lancar. Struktur Tanah :

Gembur dan ringan. PH : 4,5 - 7,7, optimal 5,6 - 6,6. Curah Hujan : 900-2000 mm per bulan

dengan bulan kering < 8 bulan. Temperatur: 25-27 C dengan kelembaban udara sekitar 50-80

%. ( Wahyu Askari, 2010 )

Tanaman monocotyle

Pada batang tanaman monokotil, berkas pembulu tersebar. Pada monokotil tidak terdapat

kambium sehingga pada tanaman monokotil, pertumbuhan sekunder tidak terjadi atau jarang

terjadi. Korteks dan silindris pusat pada tanaman monokotil tidak dapat dibadakan secara

jelas. Pada tanaman dikotil, berkas pembulu tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks

terdapat di bagian luar lingkaran dan empelur di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan

xylem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tanaman dikotil.

Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tanaman dikotil, yaitu kambium

pembuluh dan kambium gabus. ( Didik Priyandoko, 2007 )

Perbedaan antara akar tanaman dikotil dan akar tanaman monokotil dapat dijelaskan saat

masih kecambah. Pada tanaman dikotil terdapat satu akar utama yang besar, sedangkan pada

tanaman monokotil tidak ada. Pada akar utama tanaman dikotil, akan tumbuh cabang –

cabang akar dari akar utama. Pada tanaman monokotil, akar utama tidak berkembang

sehingga muncul akar – akar yang berukuran relatif sama dari tempat munculnya akar utama.

Akar dikotil disebut juga akar tunngang, sedangkan akar monokotil disebut akar serabut.

Batang pada tanaman dikotil dan tanaman monokotil memiliki perbedaan dalam hal berkas

pengngkutan. Struktur jaringan pembulu keduanya sangat berbeda. Berkas pada

pengangkuatan pada tanaman dikotil tersusun melingkar seperti cincin. Adapun pada

tanaman monokotil berskas pengangkutan tersebar tidak beraturan. Dalam setia berkas

pengangkutan (berkas pembulu) selalu terdapat floem dan xylem.(Saeful Karim, 2008)

Tanaman dicotyle

Anatomi batang tanaman dikotil terdiri atas kuliy kayu, kayu dan empulur. Empulr sangat

sulit ditemukan pada batang kayu yang sudah tua. Bagian terluar dari batang tanaman dikotil

adalah kulit kayu yang terdiri atas jaringan epidermis, kambium gabus, korteks dan floem.

Felogen dapat ditemukan dibagian bawah epidermis. Pada kulit batang terdapat bagian yang

tidak tertutupi oleh lapisan gabus. Bagian tersebut dinamakan inti sel. Inti sel berfungsi

sebagai tempat terjadinya peristiwa penguapan dan pertukaran gas. Selain jaringan epidermis

Page 11: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

dan gabus, pada batang dijumpai pula jaringan parenkim, kolenkim, sklerenkim, floem dan

xylem. Berkas pembulu floem letaknya berdampingan dengan pembulu xylem. Di antara

berakas pembulu xylem dan floem, terdapat pembulu ( kambium vaskular ). Kambium

pembulu merupakan bagian yang memisahkan kulit kayu dengan kayu ( xylem ). Jika letak

floem dan xylem berdampingan, ikatan pembulu yang terbentuk di namakan ikatan koteral.

Tpe ikatan kolateral terbagi menjadi 2, yakni koleteral terbuka dan koleteral tertutup. Pada

ikatan koloteral terbuka, terdapat kambium diantara berkas pembulu. Adapun pada ikatan

koleteral tertutup, tidak terdapat kambium diantara berkas pembulu. ( Oman Karma, 2006)

Batang dikotil memiliki struktur yang khas. Batang dikotil muda dan batang dikotil tua

memiliki struktur yang sedikit berbeda. Batang menunjukan adanya suatu lingkaran kayu

dengan pembulu angkut di sekitar empelurnya. Sementara itu, menunjukan dikotil yang tua.

Kayu tersusun atas trakea. Trakea merupakan saluran terbentuk oleh sel – sel yang telah mati

dan bagian – bagian ujungnya mati menyambung. Saluran tersebut berfungsi menyalurkan air

dan garam mineral dari akar ke daun. Pada kayu, terdapat juga trakeid yang bentuk selnya

memanjang, ujung – ujungnya runcing dan ukurannya lebih kecil dari pada trakea. Trakeid

berfungsi menyokong atau memperkuat batang pembelahan sel kambium vaskular kearah

dalam membentuk kayu dan pembelahan sel ke arah luar membentuk kulit kayu. Aktivitas

pembentukan kayu lebih aktivitas tersebut mengakibatkan bagian kayu lebih besar dari pada

kulit kayu. Hal ini yang menyebabkan pada kulit kayu sering terjadi pengelupasan. ( Moekti

Ariebowo, 2003 )

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

            Praktikum  Dasar-Dasar Agronomi dilaksanakan di lahan percobaan Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang beralamat di Jl. Tuar Ujung Kecamatan

Medan Amplas.

            Praktikum Dasar-Dasar Agronomi di laksanakan pada Pukul 14:00 sampai dengan

selesai. Mulai Tanggal 18 Maret 2013 sampai dengan 28 April 2013.

Bahan dan Alat

Page 12: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

            Bahan yang di gunakan pada praktikum Dasar-Dasar Agronomi adalah Benih Jagung

(Zea mays L), Benih Kacang tanah (Arachis hypogeal L), dan pupuk kompos 5 kg pupuk

NPK sebagai pupuk dasar.

            Alat yang di gunakan pada praktikum Dasar-Dasar Agronomi adalah cangkul, parang,

gembor, plat nama, tali raffia, kalkulator, meteran dan alat tulis.

Palaksanaan penelitian

1)      Persiapan lahan

            Proses yang pertama kali di lakukan adalah membuka lahan untuk tumpang sari

dengan cara membersihkan lahan dari rerumputan dan sampah yang ada. Pembersihan lahan

di lakukan secara manual dengan menggunakan alat cangkul dan parang babat, di kerjakan

oleh perwakilan setiap AET.

2)      Pengolahan lahan

            Setelah pembuatan  plot tumpang sari selanjutnya adalah mengolah tanah dengan

menggunakan alat cangkul, sampai tanah benar- benar gembur agar struktur serta sirkulasi

udara di dalam tanah lebih baik agar dapat mendorong aktivitas mikroba didalam tanah.

3)      Penanaman

Penggemburan tanah di lanjutkan pada pertemuan kedua dan di lakukan hingga selesai dan

dilakukan pembuatan plot tumpang sari dengan ukuran yang telah di tentukan, setelah selesai

dan sesuai juga telah mendapat persetujuan dari asisten dosen untuk malakukan pekerjaan

selanjutnya yaitu pemberian pupuk dasar Kompos dan NPK sesuai takran anjuran yaitu satu

genggaman tangan. Selanjutunya melakukan penyiraman plot kemudian membuat lubang

tanam dengan cara tugalan, untuk tanman tumpang sari dengan jarak tanam 40x40 cm.

Setelah pembuatan lubang tanam diberi pupuk kompos masing-masing lubang. Selanjutnya

adalah memasukan biji tanaman monocotyle yaitu jagung (zea mays) dan tanaman dicotyle

yaitu kacang tanah (Arachis hypoge) pada plot yang sama kemudian tutup bibit kembali

dengan tanah. Dan dibuat plat nama tanaman tumpang sari.

4)      Pemeliharaan

Page 13: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

Setelah penanaman dilakukan penyiraman dan perawatan serta pengamatan guna

menghasilkan tanaman yang baik dan plot yang bersih dari gangguan gulma.  Dan dilakukan

pengamatan pada tanaman kacang tanah dan jagung. Pada tanaman yang diberi sampel

dilakukan pengamatan yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun yang sudah sernpurna

perkembanganya.dan dicatat dibuat rangkap dua satu untuk asisten praktikum.Pengamatan

dilakukan setiap pertemuan praktikum dasar-dasar agronomi yaitu pada hari senin. Jam 14.00

WIB.dan dilakukan pembubunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman.

Parameter Pengamatan

1)      Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari pangkal tumbuh tanaman paada permukaan yang

sudah ditandai dengan patok standart dengan ukuran 2cm sampai pada ujung daun tertinggi

tambah 2 cm.ini dilakukakan setelah pembubunan.jika belum tidak perlu dari patok langsung

dari perukaan tanah.pengukuran dimulai setelah satu minggu setelah tanam (MST).dengan

interval waktu pengukuran satu minggu sekli.

2)      Jumlah daun (helai)

Pengamatan atau perhitungan jumlah daun diakukan pada daun yang sudah membuka

sempurna,pengamatan dilakukan saat tanaman berumur satu minggu setelah tanam.dengan

jarak waktu pengamatan satu minggu sekali.

PEMBAHASAN

                Pada praktikum kali ini kami melakukan penanaman tanaman mocotyle dan

dicotyle yaitu tanaman jagung ( Zea mays ) dan tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea )

dengan melakukan sistem tanam tanaman tumpang sari. Tumpang sari adalah suatu

bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau

lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak

bersamaan. Kedua tanaman tersebut ditanaman pada plot yang berukuran  dan dengan jarak

Page 14: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

tanam 40x40 cm. Dan dilakukan pengamatan pada pertumbuhan tanaman yang dilakukan 1

minggu sekali.

            Dari hasil pengamatan I untuk tanaman jagung ( Zea mays ) diperoleh hasil data

tanaman tertinggi dan terendah yaitu untuk tanaman jagung ( Zea mays ) yang tinggi

tanamannya tertinggi yaitu pada tanaman sampel 3 yaitu 51 cm dan pada tanaman sampel 2

yaitu 41 cm dan untuk tanaman jagung ( Zea mays ) yang tinggi tanamannya terendah pada

tanaman sampel 1 yaitu 34 cm. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil

jumlah helaian daun tertinggi pada tanaman sampel 1 dan 2 yaitu 5 helaian dan jumlah

helaian daun terendah pada tanaman sampel 3 yaitu 4 helaian. Kemudian diperoleh hasil rata-

rata untuk tinggi pertumbuhan tanamannya yaitu 42 dan rata-rata untuk jumlah helaian

daunnya yaitu 6,33.

            Dari hasil pengamatan untuk tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) diperoleh

hasil tanaman tertinggi dan terendah yaitu untuk tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea )

yang tertinggi terdapat pada tanaman sampel 3 yaitu tingginya 20 cm dan pada tanaman

sampel 2 yaitu 15 cm. Dan diperoleh hasil untuk jumlah helaian daun tertinggi terdapat pada

tanaman sampel 3 yaitu 26 helaian dan jumlah helaian daun terendah yaitu pada tanaman

sampel 1 yaitu 17 helaian. Dan hasil rata-rata tertinggi untuk tinggi tanamannya yaitu 4,67

dan rata-rata untuk jumlah helaian daunnya yaitu 20,3.

            Dari pengamatan ke III untuk tanaman jagung ( Zea mays ) dan kacang tanah

( Arachis hypogaea ) diperoleh hasil tinggi tanaman tertinggi dan terendah yaitu, untuk

tanaman jagung ( Zea mays ) hasil tinggi tanaman tertinggi yaitu pada tanaman sampel 1

tingginya 127 cm dan pada tanaman sampel 3 tingginya 98 cm dan untuk tinggi tanaman

terendahnya yaitu pada sampel 2 tingginya 67 cm. Dan diperoleh jumlah helaian daun

terbanyak pada tanaman sampel 1 yaitu 8 helaian dan jumlah daun yang terendah yaitu pada

tanaman sampel 2 yaitu 5 helaian.  Untuk tanaman jagung ( Zea mays ) diperoleh hasil rata-

rata tinggi pertumbuhan tanamanya yaitu 97,33 dan rata-rata jumlah helaian daunnya yaitu

6,33.

            Untuk tanaman kacang tanah  ( Arachis hypogaea ) diperoleh hasil tinggi tanaman

tertinggi dan terendah yaitu tinggi tanaman kacang tanah  ( Arachis hypogaea ) tertinggi

terdapat pada tanaman sampel 2 yaitu 26 cm dan pada sampel 1 dan 3 tinggi tumbuhannya

sama yaitu 25 cm. Dari pengamatan diperoleh hasil jumlah daun terbanyak pada tanaman

sampel 1 yaitu 36 helaian dan untuk jumlah daun terendah terdapat pada tanaman sampel 3

Page 15: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

yaitu 34 helaian. Dan diperoleh rata-rata tinggi pertumbuhan tananaman pada tanaman

kacang tanah  ( Arachis hypogaea ) yaitu 25,33 dan untuk rata-rata jumlah helaian daunnya

yaitu 35.

            Dari hasil pengamatan I dan III yang telah dilakukan dapat dibandingkan bahwa

tinggi tanaman untuk jagung ( Zea mays ) lebih tinggi dibandingkan dengan tananman

kacang tanah  (Arachis hypogaea ), hal ini disebabkan telah terjadinya kompetisi yaitu

ksompetisi dari luar baik dari dalam seperti kompetisi air, unsur hara tanah, cahaya matahari

dan posisi tempat tanaman. Untuk tanaman jagung ( Zea mays ) dapat kita lihat dari sisi

perakarannya yaitu tunggang memanjang sehingga tanaman jagung lebih muda mencapai dan

menyerap unsur-unsur hara dan air yang ada pada kedalam tanah tertentu sehingga unsur-

unsur ataupun zat yang dibutuhkannya mencukupi dibandingkan dengan sisitem perakaran

untuk tanaman kacang tanah  ( Arachis hypogaea ) sistem perakaran yang serabut hanya

dapat menyerap unsur hara,air dan zat-zat yang lain didalam tanah sesuai dengan kemampuan

akar yang terbatas, tidak mampu mencapai kedalaman yang terlalu dalam karena akarnya

yang serabut, sehingga tanaman jagung ( Zea mays) lebih tinggi pertumbuhanya

dibandingkan dengan tanaman kacang tanah  ( Arachis hypogaea ). Dari segi perebutan

radiasi sinar matahari tanaman jagung  ( Zea mays ) lebih banyak menyerap atau menerima

radiasi sinar matahari dibandingkan dengan kacang tanah  ( Arachis hypogaea ) karena

bentuk daun jagung yang panjang dan lebar dan tinggi tanaman yang tinggi lebih

memudahkan tanaman tersebut menerima ataupun menagkap radiasi sinar matahari yang

cukup dan memenuhi kebutuhan jagung tersebut sehingga proses fotosintesisnya sangat baik

dibandingkan dengan bentuk daun kacang yang kecil-kecil dan tinggi tanamnnya terlalu

rendah menyebabkan tanamn kacang tidak terlalu banyak menerima radiasi sinar matahari

karena terhalang oleh tanaman jagung yang tinggi dan daun yang lebar sehingga tanaman

kacang tanah pertumbuhannya sedikit terlambat dibandingkan dengan tanaman jagung. Jarak

tanaman yang telah ditentukan tidak memungkin tidak terjadi kompetisi pada tanamam

tersebut karena pada suatu lahan yang sama dan ditanami dua atau lebih tanaman yang

berbeda komoditi akan terjadi kompetisi tanaman karena perbedaan tinggi tanaman ataupun

struktur tumbuhan dan sistem perakaranya. Kompetisi tanaman ini disebut dengan kompetisi

dua jenis tanaman yang berbeda baik dari organ tumbuhan dan struktur tumbuhannya. Hal-

hal inilah yang menyebabkan mengapa terjadi perbedaan tinggi pertumbuhan tanaman jagung

( Zea mays ) dan dengan taman kacang tanah  ( Arachis hypogaea ).

Page 16: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

KESIMPULAN

Kesimpulan

1.      Pada pengamatan I diperoleh hasil pertumbuhan tanaman monocotyle  tanaman jagung

( Zea mays ) yang tertinggi terdapat pada sampel 3 yaitu 51 cm dan tinggi pertumbuhan

tanaman terendah pada sampel 1 yaitu 34 cm.

2.      Pada pengamatan I diperoleh hasil pertumbuhan tanaman dicotyle tanaman kacang

tanah ( Arachis hypogaea ) pertumbuhan tanaman yang tertinggi pada sampel 3 yaitu 20 cm

dan tinggi pertumbuhan tanaman terendah pada sampel 1 dan 2 yaitu 15 cm.

3.      Pada pengamatan II diperoleh hasil pertumbuhan tanaman monocotyle tanaman jagung

( Zea mays ) tertinggi terdapat pada sampel 1 yaitu 78 cm dan tinggi pertumbuhan

tanaman terendah pada sampel 2 yaitu 53 cm.

4.      Pada pengamatan II diperoleh hasil pertumbuhan tanaman dicotyle tanaman kacang

tanah ( Arachis hypogaea ) pertumbuhan tertinggi terdapat pada sampel 3 yaitu 24 cm

dan tinggi pertumbuhan tanaman terendah pada sampel 2 yaitu 21 cm.

Page 17: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

5.      Pada pengamatan III diperoleh hasil pertumbuhan tanaman monocotyle tanaman jagung

( Zea mays  ) pertumbuhan tertinggi terdapat pada sampel 1 yaitu 127 cm dan tinggi

pertumbuhan tanaman terendah pada tanaman sampel 2  yaitu 67 cm.

6.      Pada pengamatan III diperoleh hasil pertumbuhan tanaman dicotyle tanaman kacang

tanah ( Arachis hypogaea ) pertumbuhan tertinggi pada tanaman sampel 2 yaitu 26 cm dan

tinggi pertumbuhan tanaman terendah pada tanaman sampel 1 dan 3 yaitu 25 cm.

Saran

            Diharapkan agar praktikan dapat lebih teliti dalam memperhatikan dan  mengamati

pertumbuhan tanaman agar hasil yang diperoleh terperinci dan akurat dan agar tidak terjadi

kegagalan saat penanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. http://megantara-farm.blogspot.com/tanaman-tumpang-sari-kedelai-dan-

jagung/2011/07. html. Diakses 4 mei 2013

Ariebowo. Moekti. 2003. Praktis Belajar Biologi. Visindo: Jakarta.

Page 18: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

Askari,Wahyu.2010.akademiktanaman-kacang-tanahhttp://wahyuaskari.wordpress.com/

akademik/tanaman-kacang-tanah/. Diakses  4 mei 2013

Atinirmala,2006.anatomi-tumbuhan-monokotil-dan-dikotil

http://soearga.wordpress.com/anatomi-tumbuhan-monokotil-dan-dikotil/ diakses tgl 4 mei

2013.

Doni,Ahmadi.2013.budidayakacangtanah.http://doniahmadi45.blogspot.com/2013/02/

makalah-budidaya-kacang-tanah.html. Diakses 4 mei 2013.

Fahmi, 2012. Pola tanam http://kickfahmi.blogspot.com/pola-tanam/2012/05.html. Diakses 4

mei 2013.

Hartono, Rudi. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA. Madju Offset: Jakarta.

Karma, Oman. 2006. BIOLOGI XI. Grafindo: Bandung.

Lisdiana, Fachrudin. 2000. Budi Daya Kacang Kacangan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Mashudi. 2001. Bertanam Kacang Tanah dan Manfaatnya. Azaka Press: Surabaya.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Pitojo, Setijo. 2005. Benih Kacang Tanah. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. Priyandoko, Didik.

2007. BIOLOGI XI. Piranti Darma Kalokatam: Jakarta.

Purwono, 2005. Biologi Interaktif. Azka Press: Surabaya.

Purwono. 2007. Budi Daya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penerbit Penebar Swadaya:

Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 1993. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Rukmana, Rahmat. 1995. Kacang Tanah. Azka Press: Surabaya.

Siti, Rochani. 2000. Bercocok Tanam Jagung. Azka Press: Surabaya.

Soenanto, Hardi. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam urat, dan Obesitas. PT. Elex

Media Komputindo: Jakarta.

Page 19: Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

Sugianto, Sattok , 2012. http://sattoksugianto.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-

pengaruh-media-tanam.html.