laporan praktikum bk karir
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM BK KARIR
KELAS X JURUSAN PARIWISATA
SMK N 2 SINGARAJA
Mata Kuliah Pratikum BK KarirDosen pembimbing : Kadek Suranata, M.Pd Kons
Oleh Kelompok 12Kelas BK C
Desak Era Puspita Santi(1011011109)Ni Putu Desiawati(1011011107)Komang Evi Darwati (1011011094)NI Wayan Santha Wiyantari Dewi(1011011049)Diana Aprilia (1011011093)
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Pada laporan ini penulis akan melaporkan mengenai hal-hal yang telah
kami temukan pada saat pelaksanaan kegiatan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mnerima bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga penyusunan laporan ini dapat
selesai sesuai dengan yang penulis harapkan. Pada kesempatan ini juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. I Made Darwis Wibawa, M.M, selaku Kepala sekolah SMK
Negeri 2 Singaraja yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan Laporan.
2. I Nengah Mumpun Asbara, S.Pd. selaku kordinator guru BK yang telah
membantu dan memberikan pengarahan, petunjuk, serta informasi bagi
penulis dalam melakukan kegiatan laporan.
3. Kadek Suranata S,Pd M.Pd Kons. Sebagai dosen pengasuh mata kuliah
praktikum bimbingan konseling karir yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahannya
4. Siswa dan siswi kelas X Jurusan Pariwisata, SMK N 2 Singaraja
5. Bagi pihak yang telah banyak membantu penulis dalam membeikan
informasi untuk menyelesaikan Laporan Praktikum BK Karir, kelas X
Jurusan Pariwisata di SMK Negeri 2 Singaraja yang tidak dapat penulis
sebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Singaraja, Juni 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………….……….. 3
BAB I Pendahuluan
1.1 Masalah-masalah Tentang Karir………………………………………. 4
1.2 Latar Belakang Perlunya Layanan BK Karir………………………….. 6
1.3 Layanan yang Digunakan dan Alasan Penggunaannya………………. 15
BAB II Teori Yang Melandasi Dan Perangkat Yang Digunakan
2.1 Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkahnya……………… 26
2.2 Instrumen yang digunakan dalam kegiatan layanan………………….. 31
2.3 RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya…... 32
BAB III Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil yang dicapai dalam praktik…………………………………… 39
3.2 Kelemahan, kelebihan kegiatan layanan……………………………. 41
BAB IV Penutup
4.1 Simpulan…………………………………………………………….. 42
4.2 Saran………………………………………………………………… 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Masalah-Masalah Tentang Karir Yang Terjadi Di Sekolah
Seorang siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan pada sejumlah
alernatif, baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadi, sosial, belajar
maupun karirnya. Namun, adakalanya siswa mengalami kesulitan unuk
mengalami keputusan dalam menentukan alernatif mana yang seharusnya dipilih.
Salah satunya adalah kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan
dengan rencana-rencana karir yang akan dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan
dengan sejumlah pilihan dan permasalahan tentang rencana karirnya. Diantaranya
mereka mempertanyakaan, dari sejumlah jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa
yang paling cocok untuk saya kelak setelah menamatkan pendidikan?
Dalam sebuah artikel surat kabar menyebutkan bahwa banyak diantara
lulusan SMA yang mengalami kegagalan dalam hal mempersiapkan menal dan
kepribadian ketika memasuki dunia kerja. (Tersedia pada situs:
http://kompas.com/kompascetak). Hal ini menunjukkan bahwa, pada
kenyataannya siswa SMA seringkali dipandang sebelah mata oleh masyarakat
karena ketidakmampuannya untuk bekerja setelah mereka lulus. Ketidakmampuan
siswa dalam bekerja disebabkan karena pada umumnya siswa SMA tidak
memiliki keterampilan khusus seperti siswa SMK.
Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
mengatakan bahwa kontribusi jumlah angka pengangguran pada lulusan tingkat
SMA lebih tinggi dibandingkan lulusan pada jenjang pendidikan lainnya dengan
persentase 13,44%. Menurutnya, besarnya angka pengangguran yang dihasilkan
SMA itu sebagian akibat dari tidak maksimalnya kompetensi yang dimiliki siswa
lulusan SMA untuk memasuki dunia kerja. Ia juga menyatakan bahwa lulusan
SMA tidak memiliki jiwa kewirausahaan dan motivasi untuk membuka usaha
sendiri.
Fenomena ketidaksiapan siswa dalam memasuki dunia kerja juga terjadi
pada siswa SMK N 2 Singaraja. Minat siswa untuk melanjutkan keperguruan
tinggi sangatlah minim, pada umumnya mereka cenderung lebih memilih untuk
bekerja. Namun, ketika ditanya “akan bekerja dimana dan menjadi apa?” mereka
masih kebingungan dan tidak memiliki arah yang pasti. Mereka hanya
4
mengandalkan keterampilan seadanya dengan pengetahuan tentang dunia kerja
yang minim. Adapun masalah-masalah yang berkaitan dengan karir dianaranya :
1. Kurang mengetahui cara memilih program studi
2. Kurang mempunyai moivasi untuk mencari informasi tentang karir
3. Bingung dalam memilih pekerjaan, dan
4. Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu jika setelah lulus tidak
memasuki dunia kerja.
Hasil pemotretan yang melalui wawancara yang pernah dilakukan peneliti
pada beberapa orang siswa di sekolah yang menjadi sampel penelitian,
menyimpulkan bahwa pada umumnya mereka (siswa kelas XI) masih merasa
kebingunggan akan melanjutkan kemana setelah lulus SMA ini. Selain itu,
pemberian layanan bimbingan karir yang diterima siswa mengenai informasi karir,
baik yang berhubungan dengan dunia kerja maupun yang informasi mengenai
jurusan yang ada diperguruan tinggi.
Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karir akan dapat dihindari
manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang
berhubungan dengan dunia karirnya. Untuk itulah, mereka seyogyanya
mendapatkan bimbingan guna memperoleh pemahaman yang memandai tentang
berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita,
berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini,
tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri. Namun juga harus disertai
dengan pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi
sosial-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal
lainnya yang bertautan dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat
mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karir yang akan
ditempuhnya kelak
Pemberian pelayanan bimbingan karir sangat diperlukan sekali, hal ini
dimaksudkan agar potensi yang dimiliki oleh peserta didik dapat dikembangkan
secara optimal. Selain itu, program bimbingan dapat diarahkan untuk menjaga
terjadinya keseimbangan dan keserasian dalam perkembangan intelektual,
emosional dan sosial.
Selain itu melalui program bimbingan diharapkan dapat mencegah dan
mengatasi potensi-potensi negatif seperti peserta didik akan mudah frustasi karena
adanya tekanan dan tuntutan untuk berprestasi, peserta didik menjadi terasing atau
5
agresif terhadap orang lain karena sedikit kesempatan untuk membentuk
persahabatan pada masanya, ataupun kegelisahan akibat harus menentukan
keputusan karir lebih dini dari biasanya (Semiawan, 1997).
Program Bimbingan Karir bertujuan untuk membantu siswa dalam
merencanakan karir di masa mendatang. Melalui program bimbingan karir
diharapkan karir yang dipilih siswa sesuai dengan bakat, minat, dan nilai-nilai
yang dijunjung tinggi. Jika orang memperoleh karir yang tepat, maka hidup orang
akhirnya akan bahagia. Dan kebahagiaan adalah tujuan hidup semua orang. Oleh
sebab itu bimbingan karir sejak usia dini merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari tugas pendidikan.
Bimbingan karir tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-
masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan.
1.2 Latar Belakang Perlunya Layanan BK Karir
Memilih jurusan merupakan awal bagi siswa untuk merencanakan karir
demi masa depan. Dalam memilih jurusan, siswa mempunyai pandangan-
pandanganyang berbeda terhadap tujuan karirnya sehingga cara untuk
mewujudkan semua itu berbeda pula antara siswa satu dengan yang lainnya.
Banyak siswa masih cenderung terpengaruh oleh orang lain, tidak percaya diri,
kurangnya pengetahuan tentang pekerjaan yang dinginkan, terpaku pada satu
pilihan, tidak mampu mengenali bakat dan minatnya, tidak mendapat dukungan
dari orang lain, tidak pasti dalam membuat pilihan, dan mengalami masalah
berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan. Sebaliknya banyak siswa dalam
memilih jurusan tidak lagi terpengaruh oleh orang lain, penuh percaya diri dalam
membuat pilihan, sudah mempunyai pengetahuan tentang pekerjaan yang
dinginkan, sudah mampu mengenali bakat dan minatnya, mendapat dukungan dari
orang lain, yakin dalarn membuat pilihan, dan tidak mengalami masalah
berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan. Hal-hal tersebut berkaitan dengan
pengarnbilan keputusan karir siswa dimasa yang akan datang.
Menurut Super (dalam Manrihu, l98S:25) karir adalah sekuensi pekerjaan-
kerjaan dan peranan-peranan lainnya ),ang keseluruhannya menyatakan tanggung
jawab seseorang kepada pekerjaan dalam keseluruhan pola perkembangan dirinya.
Menurut Serniawan (dalam Thantawy, 1993:39) karir adalah jalan kehidupan
6
seseorang yang ditentukan oleh pilihan dan keputusan yang ia buat dalam
pekerjaan, pendidikan atau latihan, dan gaya hidup. Wiiensky, dalam Sukardi,
1984:18) mengartikan karir sebagai suatu riwayat pekerjaan yang teratur dimana
dalam setiap pekerjaan yang ditekuni merupakan suatu persiapan untuk masa
depannya. Super (dalam Uno dan Kuadrat, 2009:93) mengemukakan bahwa karir
adalah proses adaptasi seumur hidup yang terkait baik dengan penyiapan diri pada
dunia kerja, berganti posisi kerja mar.rpun meninggalkan dunia kerja. Heer (dalam
Sukardi, 1987:100) mengemukakan unsur-unsur karir yang dikembangkan melalui
pendidikan karir yaitu J ) Kesaclaran karir merupakan bentuk pemahaman akan
dunia kerja secara menyeluruh dan manfaat atau maknanya bagi kehidupan,2)
Kesadaran diri yaitu bentuk kesadaran yang dimiliki siswa terhadap dirinya
sendiri, kebutuhan-kebutuhannya, kekuatan dan kelemahan pribadinya, serta
potensi-potensi lainya, 3) Apresiasi-apresiasi dan sikap berupa sistem nilai
terhadap karir dan bagaimana peranannya, 4) kemampuan perbuatan keputusan
yaitu bentuk pemahaman siswa terhadap tahapan-tahapan perbuatan keputusan,
diantaranya meliputi tindakan indentifikasi altematif, memilih altematif, dan
pelaksanaan alternatif, 5) kesadaran ekonomis adalah kesadaran yang dimiliki
siswa terhadap relasi antara faktor ekonomi pribadi, pola karir dan pekerjaan, 6)
Kesadaran kecakapan bekerja dan kompetensi awal serta dasar-dasar keterampilan
kognitif yang dituntut dalam mengidentifikasikan dari suatu tugas, prosedur tugas,
melaksanakan tugas-tugas dan mengadakan evaluasi, 7) Keterampilan kecakapan
bekerj a yaitu berbagai bentuk keterampilan yang dituntut guna dapat secara
langsung melakukan berbagai tugas secara tepat, 8) Kesadaran pendidikan yaitu
suatu bentuk pengenalan dari siswa tentang makna perkembangan keterampilan
dasar dan penguasaan pengetahuan dalam mencapai tujuan karir yang telah
ditetapkan melalui alur pendidikan karir. Dari pengertian yang dikemukakan oleh
beberapa para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa karir adalah jalan
kehidupan seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni oleh
seseorang mulai dari penyiapan diri pada dunia kerja, berganii posisi kerja,
maupun meninggalkan dunia kerja dimana keseluruhan itu merupakan pola
perkembangan diri seseorang untuk persiapan menghadapi masa depan.
a. Pengertian Keputusan karir
Konsep pengembangan keputusan karir beraniak dari postulat bahwa
karir dibangun atas apa vang pernah dilakukan seseorang, apa yang
7
diperbuatnya kini, dan apa yang ingin diperbuatnya melaui berbagai tahap
perkembangan. Healiy, dalam Uno dan Kuadrat, 2009:93).
Keputusan karir adalah perilaku yang bersangkutan dengan
mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan
karir yang tersedia bagi individu. (Manrihu, 1988:26).
Tiedeman dan o'Hara (dalam Manrihu, 1988:83) menyatakan bahwa
identitas-identitas karir individu terbentuk oleh proses-proses pengambilan
keputusan yang menjadi sasaran pemahaman dan kehendak-kehendak individu
sehingga mereka mampu membuat pilihan-pilihan yang didasarkan
padrpengetahuan tentang diri dan informasi eksternal yang sesuai.
Manrihu (1988:85) mengemukakan bahwa implikasi teori-teori
pengambilan keputusan karir adalah:
1) Karena pengambilan keputusan berhubungan dengan perkembangan
kepribadian dan nilai-nilai, siapkan pengalaman-pengalaman kepada
individu-individu yang memberikan kontribusi pada kematangan
emosional, konsep diri, dan orientasi nilai-nilai.
2) Karena salah satu dari langkah-langkah pertama dalam pengarnbilan
keputusan adalah pengumpulan informasi, maka sediakan sumbersuinber
informasi kepada individu.
3) Karena individu-individu biasanya menggunakan berbagai strategi
pengambilan keputusan, berilah kemudahan menemukan strategistrategi
dan bagairnana meningkatkannya.
4) Karena pengambiian keputusan merupakan suatu proses yang dipelajari,
maka ajarkanlah keterampilan-keterampilan khusr-rs dalam mengambil
keputusan kepada individu.
5) Karena membuat pilihan-pilihan adalah tanggung jawab dari pemilih,
berilah individu-individu alat-alat sehingga mereka dapat mengidentifikasi
dan mernbuat keputusan-keputusannya sendiri. Keputusan karir adalah
perihal yang berkaitan dengan putusan yang teiah ditetapkan sesudah
rnelalui pertimbangan dan sudah dipikirkan sehingga memperoleh sikap
terakhir (langkah yang harus drjalankan). (KBBI, 2001:914)
Munandir (1996:92) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan
karir adalah proses memilih pekerjaan yang berlangsung sepanjang hayat,
8
dimana individu terus rnenerus berusaha mencari kecocokan optimal antara
tujuan karir dan kenyataan dunia kerja.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan karir
adalah proses pemiiihan karir. Proses pemilihan karir yang baik dilakukan
melalui langkah-langkah, pertama mengumpulkan inforrnasi tentang karir, kedua
mempertimbangkan informasi yang telah dikumpulkan, ketiga nnemilih salah
satu yang paling tepat sesuai dengan kemampuan dirinya , keempat membuat
perencanaan terhadap apa yang telah ditetapkan dalam pilihan, dan kelima
rnelaksanakan pilihan.
Informasi adalah berita tentang sesuatu yang berfungsi untuk memberikan
keterangan, penerangan, kabar, atau pemberitahuan (KBBI, 20A6319). Sukardi
(1984:112) mengernukakan bahwa informasi karir terdiri dari fakta-fakta
mengenai pekerjaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mernbantu individu
agar memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan
aspek-aspek dunia kerja. Dengan demikian pengumpulan informasi karir
berhubungan dengan pengetahuan tentang pendidikan, latihan, kecenderungan
lapangan keria" pasaran kerja, dan sumber-sumber karir yang menrberikan
infbrmasi tentang tugas-tugas pekerjaan, fungsi-fungsi, upah, persyaratan, dan
rnasa depan dalam hubungannya dengan lapangan pekerjaan.
Mempertimbangkan adalah memikirkan baik-baik sebelum menentukan
atau memutuskan sesuatu. Ketika sudah memperoleh berbagai informasi tentang
pekerjaan, hendaknya perlu dipertimbangkan antara informasi yang satu dengan
informasi yang lainnya.
Memilih adalah menentukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan apa
yang disukai. Setelah mempertimbangkan berbagai informasi tentang karir yang
diperoleh, kemudian ditentukan apa yang kira-kira paling sesuai dengan
kemampuan.
Merencanakan adalah menyusun suatu konsep/ide yang dikaitkan dengan
peristiwa konkret (KBBI, 20A5:946). Setelah membuat suatu pilihan yang tepat,
sejak dini perlu direncanakan segala sesuatunya berkenaan dengan proses
pencapaian karir.
Dalam membuat keputusan, melaksanakan pilihan juga sangat penting
untuk dilakukan. walaupun masih dalam tahap perencanaan, perlu mendapat
pertimbangan lebih dalam lagi supaya hasiinya berkualitas.
9
Keputusan karir adalah perilaku yarlg bersangkutan dengan
mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karir
yang tersedia bagi individu (Manrihu, 1988:26). Berkaitan dengan hal tersebut
(Manrihu (1988:85) mengemukakan bahwa salah satu langkah pertama dalam
pengambilan keputusan karir adalah pengumpulan informasi tentang berbagai
pekerjaan, maka sediakan sumber-sumber informasi kepada individu-individu.
Keputusan karir adalah perihal yang bertaitan dengan putusan yang telah
ditetapkan sesudah melalui pertirnbangan dan sudah dipikirkan sehingga
memperoleh sikap terakhir (langkah yang harus dijalankan). (KBBI, 2001:914).
Munandir (1996.92) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan karir
adalah proses memilih pekerjaan yang berlangsung sepanjang hayat, dimana
individu terus menerus berusaha mencari kecocokan optimal antara tujuan karir
dan kenyataan dunia kerja.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan karir
adalah proses pemilihan karir. Proses pemilihan karir yang baik dilakukan rnelalui
langkah-langkah, pertama mengumpulkan informasi tentang karir, kedua
mempertimbangkan informasi yang telah dikumpulkan, ketiga rnemilih salah satu
yang paling tepat sesuai dengan kemampuan dirinya, keernpat membuat
perencanaan terhadap apa yang telah ditetapkan dalam pilihan, dan kelima
melaksanakan pilihan.
Informasi adalah berita tentang sesuatu yang berfungsi untuk mernberikan
keterangan, penerangan, kabar, atau pernberitahuan (KBBI,2006:319). Sukardi
(1984:112) mengemukakan bahwa infonnasi karir terdiri dari fakta-fakta
mengenai pekerjaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk rnembantu individu
agar memperoleh pandangan. pengertian dan pemahaman tentang dunia keda dan
aspek-aspek dunia kerja. Dengan demikian pengumpulan informasi karir
berhubungan dengan pengetahuan tentang pendidikan, latihan, kecenderungan
lapangan ke{a, pasaran kerja, dan sumber-sumber karir yang memberikan
informasi tentang tugas-tugas pekerjaan, fungsi-fungsi, upah, persyaratan, dan
masa depan dalam hubungannya dengan lapangan pekerjaan.
Mempertimbangkan adalah memikirkan baik-baik sebelum menentukan
atau memutuskan sesuatu. Ketika sudah memperoleh berbagai informasi tentang
pekerjaan, hendaknya perlu dipertimbangkan antara informasi yang satu dengan
informasi yang lainnya.
10
Memilih adalah menentukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan apa
yang disukai. Setelah mempertimbangkan berbagai informasi tentang karir yang
diperoleh, kemudian ditentukan apa yang kira-kira paling sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minat.
Merencanakan adalah rnenyusun suatu konsep/ide yang dikaitkan dengan
peristiwa konkret (KBBI, 2005:946). Setelah membuat suatu pilihan yang tepat,
sejak dini perlu direncanakan segala sesuatunya berkenaan dengan proses
pencapaian karir.
Dalam membuat keputusan, melaksanakan pilihan juga sangat penting
untuk diiakukan. walaupun masih dalarn tahap perencanaan, perlu mendapat
pertimbangan lebih dalam iagi supaya hasilnya berkualitas.
Banyak siswa ketika menentukan keputusan karir mengalami keraguan,
keprihatinan. ketidakpastian, kerisauan, kegalauan pikiran dan ada juga yang
mengalami kecemasan. Beberapa orang siswa mungkin benar-benar tidaktahu
pekedaan apa yang akan dipilihnya. Ada juga siswa yang sudah rnempunyai
pilihan pasti namun ia masih ragu apakah pilihannya itu sudah sesuai dengan
kemarnpuan dirinya. Ada juga siswa yang sudah mantap pilihannya namun ia
perlu mendapat dukungan dari orang yang sudah lebih berkompeten di bidang
karimya.
Dari beberapa aspek-aspek keputusan karir dan permasalahan di atas perlu
kiranya siswa diberikan informasi-informasi melalui pelayanan bimbingan dan
konseling.
Bimbingan adalah bantuan yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi
siswa agar dapat memahami diri serta lingkungannya dalam rangka
pengembangan pribadinya secara optimal guna mencapai kesejahteraan diri serta
masyarakatnya. Bantuan itu diberikan oleh tenaga profesional meliputi hal-hal
yang bersifat informasi sampai dengan terapi. (Syuhada, 1988:4 )
Moegiadi (dalam Winkel dan Hastu ti, 2006:29) menyebutkan bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu dalam hal
memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri
dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan
konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.
Chiskolm &, McDaniel (dalam Prayitno dan Amti, 1999:94) menyebutkan
bahwa bimbingan dapat membantu individu untuk lebih mengenali berbagai
11
inforrnasi tentang dirinya sendiri. Berdasarkan pengertian bimbingan sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah
proses pemberian batuan oleh seorang tenaga ahli kepada individu agar individu
tersebut mampu memahami diri sendiri serta lingkungannya, memilih,
menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri dan funtutan
lingkungannya sehingga ia bisa mengembangkan keputusan karir dengan cermat
dan efektif.
Setelah diberikan bimbingan, jika memang siswa tidak paham dan
memang mempunyai masalah berkenaan dengan membuat keputusan karir maka
perlu diberikan layanan konseling.
Konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli untuk
membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan
pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat. (Smith dalam
Prayitno, 1999:100)
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang bersifat memberikan
kemudahan-kemudahan yang didasarkan teori, metode, dan teknik psikologi
kepribadian guna memantapkan atau memperjelas nilai-nilai dan tujuan-tujuan
perilaku klien dimasa depan. (Syuhada, 1988:7 )
Menurut Bernard (dalam Prayitno dan Amti, 1999:101) konseling adalah
pemahaman hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,
motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu untuk membantu individu
yang bersangkutan untuk mengapresiasikan hal tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling adalah
proses pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli yang bersifat memberikan
kemudahan-kemudahan yang didasari oleh teori dan metode agar individu mampu
membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan
pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian diri yang perlu dilakukan oleh
individu untuk mengembangkan keputusan.
Layanan birnbingan konseling sebagai suatu proses bertujuan untuk
memberikan bantuan kepada siswa agar siswa marnpu belajar untuk mengenal,
memahami, menerima diri, rnengetahui kemampuan dan bakatnya, minanla, dan
mengetahui ciri-ciri pribadi lainnya termasuk kekuatan dan kelemahannya, serta
kelebihan dan kekurangannya. Selain itu, siswa juga dibantu untuk belajar
mengenal dan memahami dunia sekitamya termasuk dunia pekedaan dengan
12
segala peraturan dan tuntutannya. Secara khusus pentingnya bimbingan dan
konseling karir diberikan kepada siswa agar siswa benar-benar paham dan sadar
terhadap karir yang akan dipilihnya karena karir apapun yang akan dipilih siswa
nantinya merupakan sebagian besar pengabdian semasa hidupnya. Layanan
bimbingan dan konseling karir sangat perlu diberikan terutama pada awal mereka
akan memasuki dunia kerja supaya sejak dini siswa bisa mengumpulkan
informasi, mempertimbangkan, memilih, merencanakan, dan melaksanakan
pilihan pekerjaan yang tepat untuk dirinya sendiri.
Dalarn bidang bimbingan dan konseling karir terdapat beberapa teori-teori
tentang bimbingan konseling karir yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara
lain Ginzberg, Super, Anne Roe, Holland, Trait and Factor, dan Krumboltz, Teori
Ginzberg (Manrihu, 1996'.72) menekankan pada tiga priode penting dalam konsep
pilihan karir yaitu periode fantasi (sebelrrm usia sebelas tahun), periode tentatif
(umur sebelas sarnpai tujuh belas tahun), dan periode relistik (umur tujuh belas
sampai dewasa muda). Menurut teori perkembangan ini individu bergerak maju
atau berkembang melalui serangkaian tahap-tahap, karena itu usia sebelas tahun
didentifikasi sebagai titik penting dalam hidup individu untuk pertama kalinya
menyadari bahwa ia pada akhirnya harus bekerja.
Teori Super mengenai perkembangan jabatan (Sukardi, L984'.67)
mengemukakan bahwa setiap orang memiliki perbedaan individual, sebab setiap
orang rnerniliki kemampuan, minat, dan ciri-ciri kepribadian yang berbeda.
Hakikat pola karir seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orang tuanya,
kernampuan mental, ciri-eiri kepribadiannya, dan oleh kesempatan-kesempatan
yang terbuka bagi dirinya.
Menurut Anne Roe (Dharsana, 2005) keputusan dan pilihan jabatan yang
diambil orang pada usia dewasanya, ditetukan oleh bagaimana pengalaman orang
itu pada waktu kecil dalam keluarga. orang yang diasuh dengan penuh kasih
sayang maka orang tersebut cenderung mengarnbil pekerjaan dibidang
kemanusiaan, sedangkan orang yang diasuh yang orientasinya bukan terhadap
orang maka akan cenderung mengambil pekerjaan dibidang ilmu alam.
Teori Holland (Munandir,1996:107) menekankan pilihan pekerjaan dari
sudut lingkungan kerja, pribadi dan perkembangan, serta interaksi pribadi dengan
lingkungannya. Pilihan pekerjaan merupakan perluasan kepribadian dan
merupakan usaha untuk mengungkapkan diri dalam kehidupan keda.
13
Teori Trait and Factor yang dikemukakan oieh Williamson menekankan
asumsi bahwa setiap individu mempunyai sejumlah kemampuan dan potensi. Pola
kemampuan dan potensi yang tampak pada seseorang menunjukan hubungan yang
berbeda dengan kemampuan dan keterampilan yang dituntut pada seorang pekerja
diberbagai bidang pekerjaan. Setiap individu juga mampu, berkeinginan, dan
berkecenderungan untuk mengenal diri sendiri serta memanfaatkan pemahaman
diri itu dengan berpikir baik-baik, sehingga ia akan rnenggunakan keseluruhan
kemampuannya semaksimal mungkin dan dengan demikian mengatur
kehidupannya sendiri secara memuaskan.
1.3 Layanan Yang Digunakan dan Alasan Penggunaannya
Layanan yang digunakan adalah layanan informasi. Layanan Infomasi
adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami
berbagai infonnasi (seperti informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan
lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat
mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial,
belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai.
Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
Secara umum, bersamaan dengan layanan orientasi bermaksud
memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang
berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu fugas atau kegiatan, atau
untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan
demikian layanan orientasi dan informasi itu pertama-tama merupakan
perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan dan konseling. Lebih
jauh, layanan orientasi dan informasi akan dapat rnenunjang pelaksanaan fungsi-
fungsi bimbingan dan konseling lainnya clalam kaitan antara bahan-bahan
orientasi itu dengan permasalahan individu.
Layanan informasi adalah penyampaian berbagai infomasi kepada sasaran.
Layanan agar individu dapat menolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi
kepentingan hidup dan perkembangannya.
Layanan informasi merupakan layanan yang disediakan untuk membantu
para siswa yang mengalami kesulitan karena kekurangan atau ketidaktahuan akan
informasi. Banyak informasi yang diperlukan oleh siswa, umpalnanya : sekolah-
sekolah yang dapat dimasuki setelah SMPT atau SMTA pekerjaan- pekerjaan
yang ada dimasyarakat, cara belajar sesuatu bidang sfudi, masa depan bagi
14
seseorang yang memasuki jurusan tertentu di perguruan tinggi dsb. Banyak cara
yang dapat dilakukan dalam memberikan informasi tersebut. Antara lain dengan
rnemberikan ceramah, penjelasan secara lisan apakah pada perorangan, kelompok
kecil atau kelompok besar. Cara yang lain adalah informasi terlulis baik dalam
bentuk bulletin, leaflet atau brosur, prospectus, booklet, atau buku- buku
pedornan. Informasi juga dapat disampaikan rnelalui penggunaan media
elektronika, seperti film slide, film bergerak, audio kaset,video kaset, bahkan
komputer.
Tujuan layanan informasi adalah agar terkuasainya informasi tertentu dan
menjadikan individu mandiri yaitu memahami dan menerima diri dan lingkungan
secara positif, objektil dan dinamis, mampu mengambii keputusan, mampu
mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya tersebut dan akhirnya dapat
mengatualisasikan dirinya.
Di dalam masyarakat tersedia banyak kesempatan-kesempatan pendidikan,
kesempatan bekerja, kesempatan berhubungan antara satu sama lain,tapi tidak
semua individu yang sebenarnya berkepentingan dengan kesempatan itu
mengetahui danmemahami dengan baik. Kekurang tahuan dan kekurang pahaman
itu sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah,
seperti salah pilih sekolah, salah pilih jurusan, salah pilih pekerjaan, dan tidak
dapat meraih kesempatan dengan baiksesuai dengan cita-cita, bakat, dan minat-
minatnya. Sudah tentu kejadian-kejadia ini akan sangat merugikan, tidak saja bagi
individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi masyarakat keseluruhan. Untuk
menghindarai kejadian-kejadian yang dapat merugikan itu mereka perlu dibekali
dengan infonnasi yang cukup dan akurat.
Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu
diselenggarakan, pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan
tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
berkenaan dengan lingkungansekitar, pendidikan, jabatan, maupurl sosial-budaya.
Dalam masyarakat yang serba majemuk dan semakin kompleks pengambilan
kepurusan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagian besar terletak ditangan
individu itu sendiri. Dalam hal ini.layanan informasi berusaha merangsang
individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi berkaitan
dengan hajat hidup dan perkembangannya. Kedua, memungkinkan individu dapat
menentukan arah hidupnya "kemana dia ingin pergi". Syarat dasar untuk dapat
15
untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi)
yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis
berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu. Dengan kata lain,berdasarkan
atas informasi yang diberikan itu individu diharapkan dapat membuat rencana-
rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas
rencana dan keputusan yang dibuatnya itu. Dan ketiga setiap individu adalah unik.
Keunikan itu akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak
yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing
indicidu. Pertemuan antara keunikan individu dan variasi kondisi yang ada di
lingkungan danmasyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat menciptakan
berbagai kondisi baru baikbagi individu yang bersangkutan maupun bagi
rnasyarakat, yang semuanya ifu sesuaidengan keinginan individu dan masyarakat.
Dengan demikian akan terciptalah dinamikaperkembangan individu dan
masyarakat berciasarkan potensi positif yang ada pada diriindividu dan
masyarakat.
Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi merupakan kebutuhan yang
amat tinggi tingkatannya. Lebih-lebih apabila diingat bahwa masa depan adalah
abad informasi, maka barang siapa tidak memperoleh informasi, maka ia akan
tertinggal dan akan kehilangan masa depan.
Jenis- jenis Informasi
Sebagai mana telah disiratkan di atas, jenis dan jumiah informasi tidak
terbatas. Namun, khususnya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling,
hanya akan dibicarakan dua jenis informasi, yaitu (a) infomasi pendidikan, (b)
informasi jabatan.
a. Informasi Pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang bersetarus siswa atau
calon siswa yang dihadapi pada kemungkinan timbulnya masalah atau
kesulitan. Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan (a)
pemilihan program studi, (b) pemilihan sekolah, fakultas dan jurusannya, (c)
penyesuaian diri dengan program srudi, (d) penyesuaian diri terhadap suasana
belajar, (e) purussekolah. Mereka membutuhkan adanya keterangan atau
informasi untuk membuat pilihan dan keputusan secara bijaksana.
Noris, Hatch, Engelkes & winborn (1991) menekankan bahwa
informasi pendidikan meliputi data dan keterangan yang sahih dan bergula
16
tentang kesempatan dan sarat-sarat berkenaan dengan berbagi jenis
pendidikan yang ada sekarang dan yang akan datang. Materi kurikuler dan
kookurikuler yang disajikan sarat-sarat untuk memasuki pendidikan latihan,
kondisi dan kemungkinan-kemungkinan masalah yang timbul, semua
rnerupakan butir-butir pokok informasiyang sangat penting. Selanjutnya
Norris, dkk mengernukakan bahwa informasi pendidikan dan latihan seperti
itu perlu clisebar luaskan kepada individu anggota masyarakat untuk semua
umur, kususnya yang masih menduduki bangku pendidikan formal. Mereka
perlu mengidentifikasi tingkat-tingkat informasi pendidikan, kususnya
dikaitkan dengan keperluan rnereka yang baru saja memasuki sekolah unfuk
pertama kali, memasuki SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi.
Jenis jenis informasi pada setiap tingkat itu adalah sebagai berikut:
Pertama kali masuk sekolah :
a) Jarr-jam belajar,
b) Disiplin dan peraturan sekolah lainnya,
c) Kegiatan belajar dan kegiatan anak lainnya disekolagh,
d) Buku-buku/ alat pelajaran,
e) Fasilitas, makanan, kesehatan dan tempat bermain,
f) Fasilitas informasi (kususnya bagi mereka yang rumahnya jauh dari
sekolah),
g) Peraturan tentang kunjungan orang tua ke sekolah.
Memasuki SLTP:
a) Jadwal kegiatan sekolah
b) Mata pelajaran yang ada (berikut nama-nama gurunya)
c) Kegiatanko-kurikuler
d) Fasilitas surnber belajar (seperti perpustakaan, laboraturium,
bengkel kerja)
e) Sarana penunjang (seperti pelayanan kesehatan, bimbingan dan
konseling)
f) Peraturan sekolah, serta hak dan kewajiban sis'uva dan orang tua
g) Keadaan fisik sekolah (gedung-gedung, pekarangan sekolah,
alamat)
h) Prosedur penerimaan.
17
Memasuki SLTA:
a) Mata pelajaran pembidangannya, seperti mata pelajaran umum,
persiapan keperguruan tinggi, keterampilan
b) Jurusan atau program-program yang disediakan
c) Hubungan antara satu jurusan atau program dengan pekerjaan atau
kegiatan di masyarakat yang lebih luas
d) Tersedianya latihan-latihan khusus, seperti mengetik, komputer,
perbengkelan, dan lain-lain
e) Jadwal kegiatan belajar dan latihan
f) Kegiatan ko dan ekstrakurikuler yang disediakan
g) Tuntutan pengembangan sikap dan kebiasaan belajar
h) Peraturan sekolah, hak dan kewajiban siswa
i) Fasilitas sumber belajar (seperti perpustakaan, laboratorium,
bengkel, dansebagainya)
j) Layanan bimbingan dan konseling
k) Fasilitas penunjang (pelayanan kesehatan, makanan, bursa
bukulalat-alatpelajaran, transportasi, sarana)
l) Kemungkinan bea siswa
m)Kemungkinan melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi
n) Keadaan fisik sekolah (gedung-gedung, pekarangan sekolah, alamat,
lingkungan sekolah)
o) Prosedur penerimaan
Memasuki Perguruan Tinggi
Informasi pendidikan lanjutan sesudah SLTA pada umumnya sejalan
dengan butir-butir yang telah dikemukakan terdahulu bedanya ialah lebih
spesifik tentang jurusan atau program pendidikan/ latihan yang mengarah pada
pekerjaan arau karir tertentu. Secara garis besar informasi pendidikan yang
diperlukan para (calon) lulusan SLTA adalah:
a) Lembaga pendidikan yang menyajikan program-program yang lebih
spesifik (dengan berbagai butir pokok informasi sebagaimana disebutkan
terdahulu)
b) Beasiswa dan berbagai kemungkinan tunjangan yang dapat diperoleh
berdasarkan syarat-syarat dan cara-cara melamarnya (mengajukan
permohonan)
18
c) Program-program latihan khusus, misalnya diperusahaan-perusahaan
industri
d) Kemungkinan lain yang mungkin dirnasuki oleh lulusan SLTA, seperti
memasuki jajaran ABRI, dan sebagainya.
b. Informasi Jabatan
Saat-saat transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja sering
merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu
terletak tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga
dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan
pengembangan diri selanjutnya. Untuk memungkinkan mereka dapat dengan
mudah dan aman melalui saat-saat transisi ini, mereka membutuhkan banyak
pengetahuan dan penghayatan tentang pekerjaan atau jabatan yang akan
dimasukinya itu. Pengertian dan penghayatan ini diperoleh melalui penyajian
informasi jabatan.
Informasi jabatan pekerjaan yang baik sekurang-kurangnya memuat
hal-hal sebagai berikut:
a) Struktur dan kelompok-kelompok jabatanl pekerjaan utama.
b) Uraian tugas masing-masing jabatan/ pekerjaan.
c) Kualifikasi tenaga yang diperlukan untuk masing-masing jabatan.
d) Cara-cara atau prosedur penerimaan.
e) Kondisi kerja.
f) Kesempatan-kesempatanuntukpengembangankarier.
g)Fasilitas penunjang untuk kesejahteraan pekerja, seperti kesehatan, olah
ragadan rekeasi, kesempatan pendidikan bagi anak-anak, dan sebagainya.
Pemberian informasi kepada para siswa di sekolah sifatnya sangat
strategis, baik dipandang dari segi tahap-tahap perkembangan mereka maupun
keadaan masyarakat yang selalu berubah dan menuntut adanya tenaga kerja
yang dapat mendukung kesejakteraan warga masyarakat dan perkembangan
masyarakat itu sendiri. Di sini letaknya "tugas rangkap" pendidikan yaitu
memperkembangkan individu-individu secara optimal dan menyiapkan
mereka menjadi warga masyarakat yang bekerja dalam arti seluas-luasnya.
19
Untuk orang-orang muda yang masih berada di bangku sekolah Norris,
dkk, mengklasifikasikan informasi jabatan pekerjaan ke dalam empat tingkat,
yaitu tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Pasca SLTA.
Tingkat SD
Tingkat ini merupakan tingkatan yang paling awal dan
mendasar. Informasi yang diberikan pada tingkat ini bersifat umum
dan tidak mengarah pada jenis-jenis jabatan/ pekerjaan tertentu.
Pemberian untuk anak-anak SD pada umumnya dimaksudkan untuk:
a) Mengembangkan sikap terhadap segala jenis pekerjaan. Guru/
konselor sekolah benar-benar berhati-hati. Jangan sampai melalui
kata atau tindakan, menunjukkan perasaan atau kecenderungan
positif negatif terhadap jenis pekerjaan tertentu.
b) Membawa anak- anak untuk menyadari betapa ruasnya dunia kerja
yang ada, terentang dari pekerjaan yang dijabat orang tua anak-
anak itu sampai ke segala macam pekerjaan di masyarakat luas.
c) Menjawab berbagai pertanyaan anak- anak tentang pekerjaan.
Dorongan rngintahu anak- anak akan membawa mereka
menanyakan segala sesuatu tentang pekerjaan. Dalam hal ini jabatan
atau informasi yang tepat dan benar (tidakdibuat- dibuat atau
disamarkan) harus segera diberikan kepada anak setiapwaktu
mereka bertanya.
d) Menekankan jasa dari masing- masing jenis pekerjaan kepada
kesejahteraanhidup rumah tangga dan masyarakat (tidak hanya
mengemukakan gaji ataupenghasilan yang diperoleh melalui
pekerjaan itu). perlunya bakar ataukemampuan atau keterampilan
khusus untuk jenis-jenis pekeraan tertentu,terutama yang
bermanfaat bagi pemberian banruan kepada sesama manusia,perlu
disampaikan dan ditonjolkan kepada anak-anak.
Informasi pekerjaan untuk anak-anak kelas tinggi SD perlu
diperluas dandiperkuat.Hal ini bertujuan agar mereka mernahami
bahwa pekerjaan ada dimana-mana, di tingkat desa, kecamatan,
kabupaten, provinsi, negara, danbahkan dunia. Pada tingkat
perkembangan itu, anak- anak mula membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang ada di desa dan di kota, didaerahnya sendiri dan di
20
daerah lain, bahkan di negaranya sendiri dan di Negara lain. Anak
dirangsang unluk mulai menyadari bahwa ada seribu satu
macamcara yang dilakukan oleh manusia unluk mencari
penghidupan dan memenuhikebutuhan hidupnya melalui berbagai
jenis pekerjaan.
e) Saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang
lainnya. Pada anak-anak perlu dikembangkan bahwa untuk
terlaksananya suatu pekerjaan dengan baik, para pekerja antara yang
satu dengan yang lainnya; oleh karena itumereka harus saling
membantu dan bekerja sama.Baik kemampuan khusus maupun ciri-
ciri kepribadian tertentu, diperlukanuntuk keberhasilan (kesuksesan)
bagi sebagian besar jenis pekerjaan.
f) Untuk memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang tepat
(yaitu tentang hakikat pekerjaan itu sendiri, latihan yang diperlukan,
kondisi kerja, dansebagainya).
g) Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh orang- orang
yangmenginginkan pekerjaan tertentu (seperti peralatann yang
diperlukan untukpekerjaan itu mahal, biaya untuk program
pendidikan dan latihan mahal danwaklunya lama, kondisi kerja
dalam pekerjaan itu kurang menyenangkan, dansebagainya).
h) Untuk rnemilih pekerjaan atau karier di masa depan perlu kehati-
hatian dan pertimbangan yang matang.
Tingkat SLTP
Informasi jabatan/pekerjaan di SLTP menyajikan bahwa
informasi dengan tujuan agar siswa mampu merencanakan secara
umum masa depannya dan tidak merencanakan pekerjaan tertentu
secara khusus.pada tingkat ini diharapkan para siswa mulai:
a. Mempelajari bidang pekerjaan secara lebih luas seperti bidang
perdagangan, permesinan, administrasi, perkantoran, dan lain-lain.
b. Melihat hubungan antara bidang-bidang pekerjaan itu dengan mata-
mata pelajaran yang ada di sekolah. pada kelas tertinggi SLTP siswa
hendaknya telah mendekati pilihan program pendidikan yang ingin
diikutinya sesuai dengan arah pengembangan kariernya. Di SLTA
21
nantinya anak-anak akansegera memasuki jurusan-jurusan tertentu
yang secara lebih khusus mengarahkan mereka ke karier yang
mereka pilih.
c. Lebih mendalami informasi tentang pekerjaan tertentu. Pada tahap
perkembangan ini anak- anak sampai pada periode yang cukup
menentukan, yaitu sebagian di antara mereka melanjutkan pelajaran
dan sebagian lagi terpaksa berhenti sekolah.Bahkan di antara
mereka mungkin ada yang terpaksa sekolah sambil bekerja, baik
dengan alasan ingin "mencoba" pekerjaan itu atau mencari
penghasilan untuk biaya sekolah.
d. Memahami cara- cara memperoleh informasi yang tepat dan
mutakhir dengan jumlah yang cukup tentang dunia kerja. Cara- cara
itu meliputi studi kepustakaan, mempelajari dokumentasi tentang
pekerjaan, dan mengikuti berbagai penyajian tentang informasi
pekerjaan melalui ceramah dan atau media cetak/elektronik.
Mengamati langsung beroperasinya pekerjaan yang dimaksud dan
wawancara dengan para pekerjanya oleh para siswa sendiri sangat
dianjurkan.
e. Memahami pentingnya dan ruang lingkup perencanaan pekerjaan
karir. Pada tahap ini para siswa hendaknya menyadari bahwa
memilih suara pekerjaan pada dasarnya adalah memilih cara hidup
tertentu.
f. Memahami bahwa dunia kerja itu tidak pernah dalam keadaan tetap
(statis),tetapi terus berubah dan berkembang. Para siswa hendaknya
menyadari ketika mereka tamat SLTA atau bahkan sesudah itu,
pekerjaan yang diinginkan semula pada waktu itu sudah tidak ada
lagi atau sudah berubah (tidak lagi seperti dibayangkan,
diinformasikan dahulu), sementara itu jenis jenis pekerjaan baru
muncul dan keterampilan- keterampilan baru dituntut dari para
pekerja.
Tingkat SLTA
Informasi jabatan pada tingkat ini agaknya mengandung makna
yang baru bagi siswa SLTA mengingat mereka adalah lebih mendekati
22
masa penetapan pilihan pekerjaan atau bahkan masa pencarian
pekerjaan, dan manfaat informasi pekerjaan pada tingkat ini amat
tergantung pada mutu dan penekanan- penekanan yang diberikan pada
penyajian informasi pekerjaan di tingkat SLTA. Lebih jauh, informasi
pekerjaan SLTA hendaklah meliputi, cakupan yang memungkinkan
siswa :
a. Mempergunakan berbagai cara untuk memperdalam dan
memperluas pemahamantentang dunia kerja pada umumnya dan
bidang pekerjaan tertentu dan khususnya.
b. Mengembangkan rencana sementara pekerjaan yang akan rnenjadi
pegangan setamat SLTA, tertentu apabila siswa memang
menghendaki untuk memegang jabatan itu (baikataupun sementara)
setamat dari SLTA. Informasi dan bantuan khusus untukrnendekati
pekerjaan itu perlu diberikan kepada siswa yang menghendakinya.
Pasca SLTA
Selepas SLTA para remaja/pemuda pada umumnya memasuki
dunia kerja atau selanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi.Karena
dunia kerja itu selalu berubah, mereka memerlukan informasi tentang
pekerjaan- pekerjaan baru dengan berbagai kondisi dan syarat-
syaratnya.Infotmasi baru tersebut berguna bagi penyesuaian memilihan
pekerjaan dan sekaligus pilihan program-program pendidikan dan
latihan yang lerevan.Lebih jauh, warga masyarakat yang sudah tidak
duduk di bangku sekolah sering juga masih memerlukan berbagai
informasi tentang pendidikan dan jabatan/pekerjaan yang mungkin
mereka masuki.Memang pada kenyataan di masyarakat
diselenggarakan berbagai kegiatan pendidikan dan latihan di luar
sekolah yang pada umumnya secara langsung diarahkan pada
penerapan peserta didiknya untuk pekerjaan tertentu.Lembaga
pembinaan keterampilan atau kursus- kursus seperti itu jenis dan
jumlahnya cukup bervariasi dan sernuanya itu perlu informasi secara
tepat kepada warga masyarakat yang membutuhkannya.
23
24
BAB II
TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN
2.1 Teori, Konsep dan Langkah-Langkahnya
Teori Bimbingan Konseling Behavioral dengan Model Krumboltz
Teori pengarnbilan keputusan karir Behavioral dengan model Krurnboltz
mengemukakan bahwa cara seseorang membuat keputusan karir ditentukan oleh
faktor-fakfor pribadi dan lingkungan. Faktor pribadi berkenaan dengan apa yang
sudah ada pada diri seseorang seperti jenis kelamin, rupa atau tampakan fisik dan
kemampuan-kemampuan yang rnengandung unsur bawaan. Yang termasuk dalam
pengertian lingkungan ialah lingkungan itu sendiri, apa yang terjadi didalamnya
dan bagaimana latar kejadiannya. Lingkungan yang berhubungan dengan karir
mencakup lingkungan kerja, pasar kerja, syarat kerja, peraturan dan undang-
undang kerja, serta hal-hal lain didalarn masyarakat yang berpengaruh pada
kehidupan kerja. Pribadi dan lingkungan saling bereaksi sehingga menimbulkan
pandangan diri seseorang dan selanjutnya akan mempengaruhi tingkah laku
kerjanya.
Munculnya teori pengambilan keputusan karir Behavioral dengan model
Krumboltz berawal dari teori belajar sosial yang tokoh utamanya adalah Albert
Bandura. Teori Krumboltz mengangap penting falctor-faktor pribadi dan
lingkungan yang menentukan seseorang dalam membuat keputusan karir. Faktor
pribadi berkenaan dengan apa yang sudah ada pada diri seseorang seperti jenis
kelamin, rupa atau tampakan fisik dan kemampuan-kemampuan yang
mengandung unsur bawaan. Yang tennasuk dalarn pengertian lingkungan ialah
lingkungan itu sendiri, apa yang te4adi didalamnya dan bagairnana latar
kejadiannya. Lingkungan yang berhubungan dengan karir mencakup lingkurlgan
kerja,pasar kerja, syarat kerja, peraturan dan undang-undang kerja, serta hal-hal
lain didaiam masyarakat yang berpengaruh pada kehidupan kerja. pribadi
danlingkungan saling bereaksi sehingga menimbulkan pandangan diri seseorang
dan selanjutnya akan rnempengaruhi tingkah Iaku kerjanya.
Teori belajar sosial menyatakan bahwa kepribadian dan tingkah laku orang
cenderung merupakan hasil bela.lar daripada hasil bawaan dari lahir. Orang yang
mengalami (ada kontak dengan) kejadian yang mengganjar (atau sebaliknya, yang
25
menghukum) dan dalam kontak itu individu merespon terhadap kejadian yang
dialaminya tersebut.
Konsep lain dalam teori Krumboltz adalah Generalisasi Observasi-Diri dan
Generalisasi Pandangan-Dunia. Generalisasi Observasi-Diri adalah generalisasi
yang ditarik sebagai hasil belajar seseorang yang terus rnenerus melihat dirinya
yaitu sikapnya, Keterampilannya apa yang dilakukannya dan bagaimana
kinerjanya.
Generalisasi Pandangan-Dunia timbul sebagai hasil bela.jar dan
pengalaman orang ketika orang berhubungan atau berada didalam lingkungan dan
generalisasi ini berguna untuk meramalkan apa yang akan terjadi didalam
lingkungan lainnya atau di waktu yang akan datang.
Krumboltz dan Mitchell (dalarn Manrihu, 1988:l0l) rnengernukakan
beberapa hal penting dalam pengambilan keputusan kerja yaitu 1) Mengenal
situasi keputusan yang penting, 2) menentukan apa keputusan yang dapat dikelola
dan yang realistis, 3) memeriksa dan menilai secar cerrn at dan tepat antara
Generalisasi observasi-Diri dan Generalisasi pandangan-Dunia, 4) Menyusun
alternatif-alternatif yang luas dan beragam, 5) Mengumpulkan informasi yang
dipellukan tentang aitematif-alternatif itu, 6) menentukan sumber inforrnasi mana
yang paling handal, cerrnat dan relevan.
Dari beberapa teori di atas, peneliti mencoba untuk menggunakan teori
pengambilan keputusan karir behavioral dengan model Krumboltz karena dalarn
penelitian ini peneliti ingin mengembangkan keputusan karir siswa berdasarkan
faktor-faktor pribadi dan lingkungan siswa.
Krumboltz (dalam Munandir, 1996:97) menyebutkan empat kategori fakor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir yaitu faktor genetik,
lingkungan, belajar, dan keterampilan menghadapi tugas atau masalah.
Faktor genetik adalah faklor bawaan dari lahir yang berupa wujud dan
keadaan fisik (wajah, jenis kelamin, suku bangsa, dan cacat-cacatnya) dan
kemampuan. Keadaan diri bisa membatasi keterarnpilan seseorang untuk
menyusun rencana pendidikan dan akhirnya untuk bekerja.
Faklor lingkungan yang berpengaruh pada pengambilan keputusan kerja
berupa kesempatan kerja (apa dan berapa banyak diperlukan), kesempatan
pendidikan dan pelatihan (formal, nonformal, negeri, dan swasta), kebijaksanaan
dan prosetlur seleksi (peraturan, persyaratan, dan sebagainya), imbalan (uang,
26
penghargaan sosial), undang-undang dan peraturan perburuhan, peristiwa alam
(bencana alam), sumber alarn (tersedianya dan kebutuhan), kernajuan teknologi'
perubahan dalam organisasi sosial, sumber keluarga (pendidikan, kemampuan
keuangan, nilai dan pengharapan), sistem pendidikan (organisasi, kebijaksanaan,
keterampilan dan kepribadian), lingkungan tetangga dan pengaruh masyarakat
sekitar, dan pengalaman beiajar.
Faktor belajar mempengaruhi tingkah laku dan keputusan orang. Ada dua
jenis belajar yaitu belajar instumental dan belajar asosiatif. Belajar instrumental
adalah belajar yang terjadi melalui pengalaman orang waktu berada dalam suatu
lingkungan dan ia mereaksi langsung terhadap lingkungan itu, dan ia
mendapatkan sesuatu sebagai hasil dari hasil tindakanya itu, yaitu hasii yang dapat
diamatinya, Belajar asosiatif adalah pengalaman dirnana orang mengamati
hubungan antara kejadian-kejadian dan mampu memprediksi apa konsekuansinya
terhadap diri sendiri.
Keterampilan menghadapi tugas dicapai sebagai buah interaksi atau
pengalaman belajar, ciri genetik, kemampuan khusus (bakat), dan lingkungan.
Menurut teori belajar, dalam pengambilan keputusan karir orang berada di
lingkungan tertentu. dengan membawa ciri-ciri bawaan dari keturunannya dan
menghadapi berbagai pengalaman belajar. orang memang tidak bisa mengatur
sifat bawaannya, tetapi dapat mempengaruhi lingkungan dan pengalarnan
belajarnya. Teori belajar tentang keputusan karir, berguna untuk mengenali
kondisi-kondisi lingkungan dan peristiwa yang memberikan pengalaman belajar
kepada seseorang untuk inenyllsun rencana karir.
Konsep lain dalam teori Krumboltz adalah Generalisasi Observasi-Diri dan
Generalisasi Pandangan-Dunia. Generalisasi Observasi-Diri adalah generalisasi
yang ditarik sebagai hasil belajar seseorang yang terus menerus melihat dirinya
yaitu sikapnya, keterampilannya, apa yang dilakukannya dan bagaimana
kinerjanya. Generalisasi Pandangan-Dunia timbul sebagai hasil belajar dan
pengalaman orang ketika orang berhubungan atau berada didalam lingkungan dan
generalisasi ini berguna untuk meramalkan apa yang akan teqjadi didalam
lingkungan lainnya atau diwaktu yang akan datang.
Krumboltz (dalam Manrihu, 1988:85) menyatakan bahwa teori belajar
sosial terdiri dari empat kategori faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan karir yaitu 1) Bawaan genetik dan kemarnpuan khusus, seperti ras, jenis
27
kelamin, dan inteligensi, 2) kondisi-kondisi dan peristiwa-peristiwa iingkungan,
seperti kesempatan kesempatan pekerjaan dan latihan serta
pengalamanpengalaman keluarga, 3) pengalaman-pengalaman belajar seperti
belajar instrumental dan asosiatif, 4) keterampilan-keterampilan pendekatan tugas,
seperti keterampilan belajar menyukai kebi asaan-kebiasaan bekerja dengan baik.
Krumboltz (dalam Dharsana, 2005:189) mengemukakan bahwa aspek
sesungguhnya yang digunakan dalam membuat suatu keputusan ditentukan oleh
bagaimana pilihan karir itu dibuat serta diperlraiki dengan rnengubah bentuk
proses belajar.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
birnbingan konseling Behavioral model Krumboltz menjelaskan pengambilan
keputusan karir menggunakan teori belajar sosial yang terdiri dari empat kategori
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir yaitu faktor genetik,
lingkungan,belajar, dan keterampilan menghadapi tugas atau masalah sehingga
dalam membuat keputusan karir dapat diperbaiki dengan mengubah bentuk proses
belajar. Daiam pengambilan keputusan karir orang berada dalam lingkungan
tertentu, dengan membawa ciri-ciri bawaan dari keturunannya dan menghadapi
berbagai pengalaman belajar. Seseorang memang tidak bisa mengatur sifat
bawaannya, tetapi dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman belajarnya.
Hubungan antara faktor-faklor ini rnenimbulkan Generalisasi Observasi-Diri dan
Generalisasi Pandangan-Dunia. Hal ini kemudian menimbulkan pengalaman
pengalaman belajar baru dalam pengambilan keputusan selanjutnya. Karir
seseorang tidak hanya pekerjaan yang sekedar menghasilkan uang, tetapi
pekerjaan itu hendaknya sesuai dengan potensi diri sehingga dapat menghasilkan
sumber daya martusia yang berkualitas. Untuk dapat rnenghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas maka sejak dini perlu diupayakan jalan pemecahan
rnasalah melalui kegiatan-kegiatan formal di sekolah dengan memberikan layanan
bimbingan dan konseling. Khususnya bagi peneliti sangat tertarik untuk
memberikan layanan bimbingan konseling behavioral model Krumbolz karena
teori ini sesuai dengan kenyataan yang terdapat dilapangan.
Krumboltz dan Baker (dalam Munandir, 1996:229) menyebutkan delapan
langkah yang perlu ditempuh konselor behavioral bersama klien dalam proses
pengambilan keputusan karir yaitu:
28
1) Mendefinisikan masalah dan tujuan klien. Dalam langkah ini klien dengan
bantuan dan panduan konselor menjajagi secara sistematis kemungkinan
kemungkinan yang terbuka.
2) Bersama-sama bersepakat untuk mencapai tujuan konseling, artinya bahwa
konselor mempunyai tujuan sendiri, keputusannya sendiri mengenai konseling,
tetapi tujuannya itu seharusnya selaras dengan tujuan klien.
3) Menghasilkan alternatif pemecahan masalah, pada tahap ini klien dibantu
menemukan pemecahan-pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien.
4) Mengumpulkan inforrnasi mengenai alternatif. Untuk alternatif yang telah
dipilih, klien dibantu mengumpulkan informasi yang relevan. Konselor
mendorong tingkah laku ini dengan cara pemodelan, penguatan, dan
pengalaman kerja simulasi.
5) Mengkaji konsekuensi setiap alternatif. Dalam langkah ini klien harus dibantu
memeriksa apa akibat setiap perbuatan yang akan diambilnya, apakah
akibatnya menyenangkan, memuaskan, atau tidak.
6) Menilai kembali tujuan, alternative, dan konsekuensi. Selama berlangsungnya
proses konseling, klien perlu melakukan peninjauan atau penilaian kembali atas
tujuan-tujuannya. alternatif-altematifnya, dan konsekuensi-konsekuensinya.
7) Mengambil keputusan atau secara tentatif memilih suatu alternatif yang
kontingen dengan perkembangan baru dan kesempatan baru. Jika tahap
sebelumnya sudah dilalui, konselor mengingatkan klien akan tujuannya.
8) Menggeneralisasi proses pengambilan keputusan ke problem baru. Dalam
langkah ini konselor menunjukkan bahrna klien akan menerapkan proses
pengambilan keputusan untuk rnenghadapi situasi baru.
Krumboltz dan Thorensen (dalam Corey, 2AA3:204) mengemukakan
bahwa ada tiga kriteria bagi perumusan tujuan yang bisa diterima dalam konseling
behavioral yaitu (1) tujuan yang dirumuskan haruslah tujuan yang diinginkan oleh
klien, (2) konselor harus bersedia membantu klien dalam mencapai tujuan, (3)
harus terdapat kemungkinan untuk menaksirkan sejauh mana klien bisa mencapi
tujuannya.
Krumboltz dan Goodstein (dalam Dharsana, 2005:205) menggambarkan
tiga pertimbangan efektif dalam membantu klien membuat suatu keputusan yaitu:
Reinforcernent adalah pemberian penguatan kepada klien yang akan
memudahkan dalam proses pembuatan keputusan karir.
29
Sosial Modelling menggambarkan bahwa sebenarnya semua pembelajaran
dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan juga diperoleh dengan
pengalaman sendiri yaitu melaiui pengarnatan dari tingkah laku orang dan
konsekuensinya terhadap mereka. Agar klien dapat memperoleh pengalaman
secara langsung, konselor dapat berperan langsung sebagai model. Krurnboltz dan
Schroeder (dalam Dharsana, 2a05:205) menyatakan bahrva pemeran model juga
dapat dilaksanakan secara lebih formal dengan menayangkan video tentang
bagaimana individu membuat pilihan karir yang realistik. Selain menayangkan
video, bisa juga menghadirkan sejurnlah orang yang memang sudah ahli dalarn
bidang pekerj aan tertentu.
Descrimination learning yaitu rnengajarkan klien membedakan berbagai
aspek dari pernilihan masalah yang inungkin merupakan masukan lang paling
besar bagi pembelajaran sikap kedewasaan pernilihan kematangan karir.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
dengann rnenggunakan teori belajar sosial yang terdiri dari empat kategori factor
yangn mempengaruhi pengambilan keputusan karir yaitu faktor genetik,
hngkungan, belajar, dan keterampilan menghadapi tugas atau masalah sehingga
dalam membuat keputusan karir dapat diperbaiki dengan mengubah bentuk proses
belajar.
2.2 Instrumen Yang Digunakan Dalam Kegiatan Layanan
Metode Pengumpulan Data dan Instrumen
Angket
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang
keputusan karir siswa kelas X Jurusan Parawisata SMK N 2 Singaraja. Untuk
mengumpulkan data tersebut, dalam laporan ini pertama menggunakan angket
keputusan karir. Dalam penggunaanya kami menganalisis dengan mengjitung
banyaknya siswa yang memilih 2 pilihan yang disediakan melanjutkan ke
perguruan tinggi atau dunia kerja. Sehingga kita mengetahui persentase siswa
yang mana lebih dominan. Angket ini dipergunakan untuk mengetahui sejauh
mana siswa mengetahui tentang keputusan karir mereka. (terlampir)
Brosur
Dalam laporan ini yang kedua menggunakan brosur, yang merupakan
salah satu media informasi dalam penyampaian pesan kepada siswa dalam hal
30
ini kami gunakan untuk menyampaikan informasi arah karir yaitu, informasi
lowongan kerja, tempat kerja bagi siswa yang setelah lulus akan langsung
terjun kedunia kerja, dan informasi tentang perguruan tinggi bagi siswa yang
ingin melanjutkan. Dalam hal ini brosur sangan membantu kami dalam
pemberian layanan, selain praktis juga dapat mempersingkat waktu layanan.
(terlampir)
2.3 RPBK, Alur dan Langkah Layanan
RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
BIDANG KARIR
A. Identitas
1.Nama Sekolah : SMK N 2 Singaraja
2. Kelas/Smt : XPl,XP2,XP3,TP3,Tl,T2 ( Ganjil/2011
3.Bidang Bimbingan : Bimbingan Karir
4. Jenis Layanan : Layanan Orientasi dan Informasi
5.Topik Layanan : Kelanjutan studi dan orientasi
perguruan tinggi
6.Waktu Pelaksanaan : 1x 45 Menit/ Mei 2012
B. Tujuan Layanan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini , diharapkan siswa dapat:
-Mengetahui jenis-jenis perguruan tinggi beserta contoh-contohnya.
C. Materi
Kemungkinan kelanjutan karir dari jurusan yang ada di SMK Negeri 2 Singaraja
yaitu:
Jurusan tata kecantikan,misalnya menjadi pegawai salon kecantikan,pegawai
spa dan lain sebagainya.
Jurusan tata busana, misalnya menjadi penjahit, desainer dan lain sebagainya.
Jurusan tata boga, misalnya menjadi, koki,guru masak,dan lain sebagainya.
Jurusan akomudasi perhotelan, misalnya menjadi room boy, receptionis, dan
lain sebagainya.
31
Ada 4 alternatif pilihan yang dapat ditempuh siswa setelah lulus SMK:
1. Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi
Lulusan SMK bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Pilihan jurusan
lebih baik sesuai dengan jurusan ketika di SMK sebagai pemantapan dan
memperoleh gelar sehingga mempermudah pengembangan karir di kemudian
hari. Di Indonesia terdapat 5 jenis perguruan tinggi yaitu :1)Universitas, 2)
Institut, 3) Sekolah Tinggi, 4) Akademik, 5) Politeknik.
1) Universitas : sifatnya umum,terdiri dari berbagai fakultas-fakultas dan
jurusan-jurusan.
2) Institut : sifatnya lebih khusus, terdiri dari fakultas-fakultas dan
jurusan-jurusan yang menghasilkan keahlian sejenis.
3) Sekolah Tinggi : mempunyai kekususan satu bidang keahilian.
4) Akademik Politeknik : besifat non gelar dan memiliki satu bidang
keahlian sejenis digabung menjadi satu fakultas.
2. Mengikuti Kursus/ pelatihan
Diawali denganmeningkatkan kecakapan hidup untuk dapat di jadikan
alternative terakhir, karena SMK sudah memiliki ketrempilan khusus. Kursus
yang bisa dipilih anatara kursus bahasa asing,computer dan sebagainya. Hal
ini bertujuan untuk melengkapi keterampilan yang dimiliki sehingga nantinya
memiliki daya saing secara kompentif maupun komperatif.
3. Memasuki dunia kerja
Bekerja merupakan kebutuhan manusia agar keadaan dirinya lebih baik
dengan memperoleh sebuah penghasilan. Tidak semua siswa melanjutkan
studi ke jenjang pendidikan tinggi karena ada alas an berbagai hal, maka
dunia kerja menjadi pilihanya.
Tahapan untuk memasuki dunia kerja, antara lain:
Mencari lowongan pekerjaan
Mempersiapkan berkas persyaratan yang diminta
Mengikuti seleksi
4. Memasuki Kehidupan berkeluarga
Untuk memasuki kehidupan baru/menikah diperlukan berbagai macam
pertimbangan kesiapan fisik,ekonomi, dan kematangan emosi. Kesiapan fisik
32
misalnya apakah usianya sudah bisa melakukan pernikahan. Kesiapan
ekonomi misalnya apakah sudah bisa mandiri/menghidupi sebuah keluarga
yang terdiri dari anak,suami,istri. Kesiapan emosi misalnya sudah siap untuk
mengarungi batera rumah tangga.
Adapun jenis-jenis perguruan tinggi dan contohnya yaitu :
1. Jenis-jenis Perguruan Tinggi
1. Universitas
Lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
dengan berbagai cabang keilmuan, setiap cabang keilmuan diwakili
dalam satuan fakultas terdiri dari beberapa program studi/jurusan yang
akan menghasilkan tenaga yang lebih spesifik.
Contoh :
Universitas Indonesia Jakarta
Universitas Gajah Mada di Jogjakarta
Universitas Air Langga di Surabaya
Universitas Brawijaya di Malang
Universitas Udayana di Denpasar
Universitas Pendidikan Ganesha di Singaraja
2. Sekolah Tinggi/Institut
Satu lembaga pendidikan tinggi dengan satu cabang keilmuan dengan
satu atau beberapa program studi yang akan menghasilkan tenaga ahli
yang lebih spesifik.
Contoh :
Sekolah Tinggi Negara
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Institut Tinggi Dalam Negeri (IPDN)
Institut Pemerintahan Bogor (IPB)
Institut Teknologi Surabaya (ITS)
3. Akademi
Satu lembaga pendidikan tinggi dengan satu cabang keilmuan, lama
pendidikan kurang lebih 3 tahun dan tidak memberikan gelar
kesarjanaan.
Contoh :
Akademi Farmasi
33
Akademi Gisi
Akademi Militer
Akademi Perawat
Akademi Kebidanan
2. Status Perguruan Tinggi
1. Negeri, yang perguruan tinggi milik pemerintah dan didanai oleh
pemerintah
2. Swasta, yaitu perguruan tinggi satu yayasan pendidikan tertentu
dan didanai secara mandiri
3. Kedinasan, yaitu perguruan tinggi yang dikelola dan dibiayai oleh
lembaga pemerintah dan lembaga swasta dan setelah selesai harus
bekerja pada lembaga yang membiayai. Contoh :
AKMIL,IPDN,STAN,STIS,AMG,STIN
3. Program Pendidikan di Perguruan Tinggi
1) Diploma (D), terdiri dari :
D1,lama pendidikan 1 tahun
D2, lama pendidikan 2 tahun
D3, lama pendidikan 3 tahun
2) Stara (S), terdiri dari :
S1 (Sarjana), lama pendidikan kurang lebih 4 tahun
S2 (Magister, Master,) lama pendidikan kurang lebih 2 tahun setelah
S1
S3 (Dokter), lama pendidikan kurang lebih 2 tahun setelah S3
D. Metode/Pendekatan/Teori/ Model
- Metode : Ceramah,Tanya jawab, dan diskusi
- Pendekatan : Keterampilan Proses
E. Langkah Kegiatan Layanan
TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU
Pembukaan Penyampaian Salam, presensi, 5 Menit
34
membina hubungan yang baik
Menyampaikan tentang tugas
perkembangan dan rumus kopetensi
Memberikan motivasi agar siswa
tertarik untuk mengikuti layanan yang
diberikan.
Kegiatan Inti Memberikan informasi tentang jenis-
jenis perguruan tinggi
Siswa diarahkan untuk mengikuti sesi
diskusi dan Tanya jawaab tentang
jenis-jenis perguruan tinggi.
25 Menit
Penutup Menekankan kembali tentang
perguruan tinggi
Menyebarkan Angket
mengakhiri layanan informasi dan
mengucapkan salam penutup
15 Menit
F. Media/Alat/Sumber informasi
Buku penunjang
Modul BK yang menunjang
Brosur
G. Evaluasi
Evaluasi Hasil : Format Laiseg
Evaluasi Proses : Memperhatikan dan mencermati kesunguhan dan
keantusiasan siswa dalam mengikuti kegiatan layanan melalui pengamatan
langsung (observasi)
Lampiran :
Senantiasa memantau dan mengamati perkembangan aspek kemampuan diri
siswa dan mengadakan tindak lanjut sesuai dengan kebutuhan.
Layanan ini dikatakan berhasil apabila siswa di dalam kelas mencapai
indicator keberhasilan minimal 65%
35
Singaraja, 10 Juni 2012
Mengetahui, Mahasiswa Praktik,
Guru BK/Petugas yang relevan 1. Era Puspita ( )
2. Evi Darwati ( )
3. Desiawati ( )
4. Diana Aprilia ( )
5. Wiyantari Dewi ( )
( I Nengah Mumpun Asbara, S.Pd.)
NIP. 1954 0717 198403 1009
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 2 Singaraja Dosen Pembimbing,
(Drs. I Made Darwis Wibawa,MM.) ( Kadek Suranata, S.Pd.)
NIP.1964 1218 199103 1007 NIP. 1982 0816 200812 1002
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
36
3.1 Hasil-Hasil Yang Dicapai Dalam Praktik
Dalam memilih jurusan untuk merencanakan karir, siswa-siswi kelas X
Jurusan Pariwisata di SMK N 2 Singaraja mernpunyai pandangan-pandangan
yang berbeda terhadap tujuan karirnya sehingga cara untuk mewujudkan semua
itu berbeda pula antara siswa satu dengan yang lainnya. Banyak siswa rnasih
cenderung terpengartrh oleh orang lain, tidak percaya diri, kurangnya pengetahuan
tentang pekerjaan yang dinginkan, tidak rnampu mengenali bakat dan minatnya,
tidak mendapat dukungan dari orang lain, tidak pasti dalam membuat pilihan, dan
mengalami masalah berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan. Sebaliknya
banyak siswa dalam memilih jurusan tidak lagi terpengaruh oleh orang lain, penuh
percaya diri dalam membuat pilihalan sudah mempunyai pengetahuan tentang
pekerjaan yang dinginkan, sudah mampu mengenali bakat dan minatnya,
mendapat dukungan dari orang lain, yakin dalam membuat pilihan, dan tidak
mengalami masalah berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan. Hal-hal
tersebut berkaitan dengan pengambilan keputusan karir siswa dimasa yang akan
datang. Untuk membantu individu mengembangkan keputusan karirnya secara
tepat sesuai dengan potensi dirinya dapat digunakan teori-teori konseling karir
yaitu teori konseling kerir Ginzberg, Super, Anne Roe, Holland, Trait and Factor,
dan Krumbaltz. Dari beberapa teori konseling karir tersebut, penulis mencoba
untuk menggunakan teori konseling karir Behavioral model Krumboltz karena
dalam penulis ingin mengembangkan keputusan karir siswa berdasarkan teori
belajar sosial yang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor genetik, lingkungan,
belajar, dan keterampilan menghadapi tugas atau masalah.
Adapun hasil yang didapatkan pada saat penyebaran angket pada siswa
kelas X Jurusan Parawisata, SMK N 2 Singaraja
N
oNama Siswa
Pilihan
Bekerja
Kulia
h
Kursus Kuliah sambil Kerja
1 I Putu Arya Andana √2 Kd. Cahya Adi Herawan √3 Gede Era Kusuma Dedi Pisesa √4 Kadek Lissa Swaryani √5 Putu Rika Kristia Utami √
37
6 I Dewa Gede Arisudewa √7 Kd. Deninta Agustina Dewi √8 Kd. Anggun Mahardika √9 Km. Sindi Trisna Raesadi √10 Ariani Devi √11 Putu Yadi Sudiadnyana √12 I putu Ariana Putra √13 Kadek Frida Dwi Jayanti √14 Putu Jessicha Febyana √15 Alan Ardiansyah √16 Made Budiara √17 Putu Dera Derindra Kori √
Kesimpulan dari Hasil Angket
Dari data di atas dapat disimpulkan dari hasil observasi kami dapatkan
hasil bahwa siswa kelas X Jurusan Parawisata SMK N 2 Singaraja kebanyakan
siswa yang memilih untuk melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi. Angket
yang dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui tentang
keputusan karir mereka. (terlampir)
Kesan-kesan Siswa dan Guru
Kesan-kesan yang disampaikan siswa memang tidak secara tertulis,
banyak siswa yang mengatakan bahwa setelah mendapatkan layanan ini,
merasa senang karena dibantu dengan memberikan informasi untuk
melanjutkan study nantinya. Sebelum diberikan informasi merasa sangat
bingung untuk melanjutkan kemana. Namun setelah mendapatkan layanan
informasi mengenai informasi perguruan tinggi dan pekerjaan dan sekarang
sudah mempunyai rencana untuk kedepannya sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
Kemudian dari guru-guru sendiri secara tertulis memang tidak
disampaikan kesan-kesan mereka. Tetapi pada saat proses kegiatan
berlangsung mereka turut pula menyambut dengan hangat dalam mendukung
kegiatan ini terutama dari pihak Kepala Sekolah dan Guru BK SMK N 2
Singaraja.
38
3.2 Kelemahan Dan Kelebihan Kegiatan Layanan Yang Dilakukan
Kelemahan
Adapun kelemahan dari layanan yang telah diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Belum memiliki kecakapan yang memadai selaku pemberi layanan
2. Tahap persiapan yang kurang matang, diantaranya pembuatan RPBK
yang kurang maksimal sehingga panduan untuk melaksankan layanan
informasi dalam bidang karir ketika di sekolah juga kurang tepat.
3. Pada tahap evaluasi, kami tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memberikan argument, dan kami tidak dapat memperbaiki bagian
mana dari pelayanan kami yang dianggap kurang oleh siswa.
4. Situasi sekolah yang kurang kondusif karena saat memberikan layanan
sekolah yang bersangkutan melakukan kegiatan akhir semester sehingga
siswa pun pada dilaksanakan kegiatan layanan banyak yang tidal hadir.
Kelebihan
1. Mampu memberikan informasi kepada peserta didik berkaitan dengan
arah karirnya.
2. Mampu memberikan informasi tentang universitas yang disenangi oleh
siswa.
3. Pada saat menyebarkan angket banyak siswa yang senang, karena
mereka sudah paham dan mengerti kemana arah karir mereka setelah
selasai sekolah.
BAB IV
39
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil-hasil penelitian
yang telah dibahas dalam bab III di atas, maka ada beberapa hal yang dapat &
disimpulkan yaitu:
Dalam memilih jurusan untuk merencanakan karir, siswa-siswi kelas X
Jurusan Pariwisata di SMK N 2 Singaraja banyak siswa rnasih cenderung
terpengartrh oleh orang lain, tidak percaya diri, kurangnya pengetahuan tentang
pekerjaan yang dinginkan, tidak rnampu mengenali bakat dan minatnya, tidak
mendapat dukungan dari orang lain, tidak pasti dalam membuat pilihan, dan
mengalami masalah berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan. Sebaliknya
banyak siswa dalam memilih jurusan tidak lagi terpengaruh oleh orang lain, penuh
percaya diri dalam membuat pilihalan sudah mempunyai pengetahuan tentang
pekerjaan yang dinginkan, sudah mampu mengenali bakat dan minatnya,
mendapat dukungan dari orang lain, yakin dalam membuat pilihan, dan tidak
mengalami masalah berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan.
Bimbingan konseling behavioral model Krumboltz efektif untuk
mengembangkan keputusan karir pada siswa kelas X SMK N 2 Singaraja.
Terdapat perbedaan keputusan karir siswa antara kelompok siswa yang diberikan
bimbingan konseling behavioral rnodel Krunboltz dengan kelompok siswa yang
tidak diberikan bimbingan konseling behavioral model Krumboltz.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana disimpulkan di atas, berikut iri
dikemukakan beberapa saran:
Disarankan kepada instansii sekolah/guru agar lebih meningkatkan
pelayanan bidang bimbingan karir kepada siswa, sehingga dapat digunakan untuk
sejak dini mengembangkan keputusan karir siswa demi masa depan yang lebih
baik dan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena kesalahan
informasi yang diterima oleh siswa akan mengakibatkan kekecewaan dan
kesalahan karir yang mungkin dipilih oleh siswa. Apalagi dengan keadaan saat ini
siswa lebih mengikuti teman-temannya dari pada mengikuti meinat mereka
40
sendiri. Dan juga sangat tergantung sekali dengan informasi yang diberikan oleh
Gurunya terutama dalam hal ini adalah guru BK
Kepada semua siswa SMK N 2 Singaraja disarankan agar dapat mengikuti
mengembangkan keputusan karir dengan mengikuti langkah-langkah pengambilan
keputusan karir sehingga dapat memberikan manfaat bagi diri siswa untuk
menentukan masa depan.
Kepada penulis selanjutnya diharapkan agar dapat mempertimbangkan
penggunaan teori bimbingan konseling behavioral model Krumboltz dengan
melakukan pengkajan yang lebih luas dan mendalam guna menghasilkan temuan
yang lebih bermakna. Kemudian menimbulkan pengalaman-pengalaman belajar
baru dan pengambilan keputusan selanjutnya. Dan sebagai guru BK sebaiknya
lebih memahami lagi kegiatan-kegiatan seperti ini agar bisa lebih cakap lagi di
dalam memberikan layanan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
41
LAMPIRAN
42
LAMPIRANANGKET
PENELUSURAN ARAH KARIR
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
BROSUR MONARCH
78
Brosur Mapindo
79
Dokumentasi Kegiatan
di SMK Negeri 2 Singaraja
80
HALAMAN LINGKUNGAN SMK N 2 SINGARAJA
81
Kordinator Guru BK SMK N 2
Singaraja
yang sedang memberikan arahan kepada penulis.
82
Mendengarkan arahan yang di berikan oleh Kordinator Guru BK
Memberikan Anget kepada siswa kelas X Jurusan Parawisata SMK N
2 Singaraja
83
Siswa mengisi Anget yang telah diberikan
84
85
86
87
88