laporan penjualan

30
USAHA PENJUALAN POU Nya 12 (Rencana Bisnis Mata Kuliah Kewirausahaan) Disusun oleh Kelompok 2 Badai Putra Sugara 1214071016 Hanang Agung Prastyo 1214071036 Hasep Rita 1214071037 M. Imam Khanafi 1214071047 M. Farrel Bob Akmal 1214071051 Risa Inggit Pramitha 1214071065

Upload: badaisugara

Post on 15-Apr-2016

47 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Penjualan

USAHA PENJUALAN POU Nya 12(Rencana Bisnis Mata Kuliah Kewirausahaan)

Disusun oleh

Kelompok 2

Badai Putra Sugara 1214071016Hanang Agung Prastyo 1214071036Hasep Rita 1214071037M. Imam Khanafi 1214071047M. Farrel Bob Akmal 1214071051Risa Inggit Pramitha 1214071065

JURUSAN TEKNIK PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2015

Page 2: Laporan Penjualan

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Saat ini wisata kuliner di Indonesia dipenuhi dengan berbagai macam variasi

makanan, mulai dari camilan, kue, hingga masakan khas nusantara. Berbagai

pengusaha kuliner memutar otak untuk menyajikan makanan yang berbeda dan

memiliki inovasi, hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian konsumen

terhadap jenis makanan yang diproduksi. Tidak jarang sekarang ini kita temukan

berbagai jenis makanan yang unik dan baru, sehingga kita tertarik untuk

mencobanya, beberapa contoh adalah “Burger Buto”, “Brownies Tempe”, “Bakso

Keju”, “Martabak Pisang”, dan lain-lain. Mereka memberikan cita rasa baru

terhadap jenis makanan yang mereka produksi, sehingga para konsumen pun

penasaran dan menjadikan variasi makanan-makanan tersebut sebagai suatu

bentuk penyegaran dari jenis-jenis makanan yang sudah biasa mereka konsumsi.

Salah satu kuliner yang terkenal di Indonesia adalah bakpao. Bakpao merupakan

makanan tradisional Tionghoa. Dikenal sebagai bakpao di Indonesia karena

diserap dari bahasa Hokkian yang dituturkan mayoritas orang Tionghoa di

Indonesia. Bakpao sendiri berarti harfiah adalah baozi yang berisi daging. Baozi

sendiri dapat diisi dengan bahan lainnya seperti daging ayam, sayur-sayuran,

serikaya manis, selai kacang kedelai, kacang azuki, kacang hijau,dan sebagainya,

Page 3: Laporan Penjualan

sesuai selera. Bakpao merupakan salah satu makanan yang mempunyai banyak

penggemar dan merupakan salah satu peluang bisnis yang menggiurkan.

Oleh karena itu, kami mempunyai untuk bisnis penjualan bakpao. Dan bakpao

yang kami jual berisi coklat, keju, abon, dan coklat keju.

I.2. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut

1. Mengetahui perencanaan sebelum melakukan berwirausaha

2. Mengetahui cara berwirausaha dalam menjual bakpao.

3. Melatih jiwa berwirausaha

Page 4: Laporan Penjualan

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Bakpao

Sejarah Bakpao sendiri berasal dari salah satu bagian kecil dari roman terbaik

sepanjang masa, Sānguó Yǎnyì. Zhuge Liang (181 – 234) adalah salah satu ahli

strategis terbaik China, juga sebagai perdana menteri, insinyur, ilmuwan, dan

penemu legendaris bakpao.

Cerita ini berawal pada zaman tiga negara (sam kok) ketika terjadi pemberontakan

besar-besaran di daerah selatan Tiongkok, perdana menteri Tiongkok saat itu,

Zhuge Liang meminta izin kepada kaisarnya, Liu Chan untuk menumpas

pemberontakan di selatan itu, terkenal dengan sebutan ‘The Southern Campaign’

– Suku selatan itu disebut juga ‘Nanman’ atau ‘orang barbar dari selatan’. Raja di

daerah selatan yang memberontak itu bernama Meng Huo.

Tak lama setelah Liang sampai di daerah selatan itu, Liang sudah mengalahkan

Meng Huo 7 kali dan membebaskan 7 kali juga, dimana pada saat pembebasan

ketujuhnya Meng Huo akhirnya menyerah dan berjanji tidak akan memberontak

lagi kepada Shu Guo (saat itu belum ada sebutan Zhong Guo karena Tiongkok

masih terpecah menjadi tiga negara: Shu, Wu, Wei).

Page 5: Laporan Penjualan

Setiap kali membebaskan Meng Huo, Zhuge Liang selalu ditentang oleh jenderal-

jenderalnya: “ Kenapa dia dibebaskan ? Bagaimana jika dia memberontak lagi? ”,

Liang dengan tenang menjawab: “ Aku dengan mudah dapat menangkapnya

kembali semudah mengeluarkan tanganku dari saku. Kini aku sedang

mengalahkan hatinya ”Zhuge Liang tahu jika Meng Huo ditangkap dan dibunuh,

akan ada pengganti Meng Huo lainnya dan memberontak ke Shu, karena itu dia

pikir lebih baik membuat pemimpin daerah selatan yang berpengaruh ini berpihak

kepadanya dan Meng Huo bisa memimpin daerah selatan untuk setia kepada Shu.

Pada peperangan yang terakhir, yang ketujuh kalinya, Zhuge Liang membuat

Meng Huo masuk ke lembah yang dikelilingi pegunungan. Dilembah itu Liang

menaruh kereta pengangkut makanan. Ketika melihat kereta itu, Meng Huo

langsung tertarik dan memimpin pasukannya masuk ke lembah itu.Setelah

pasukan Meng Huo mendekati kereta pengangkut makanan itu, ternyata kereta itu

tidak berisi makanan melainkan bubuk mesiu! Langsung saja pasukan Shu yang

sudah menunggu di kaki gunung memanah kereta-kereta yang penuh bubuk mesiu

itu dengan panah api. Terjadi ledakan besar-besaran di lembah itu, dan dalam

sekejap lembah itu menjadi lautan api yang menewaskan hampir semua pasukan

Meng Huo.

Kemenangan ini tidak membuat Liang senang, ia hanya agak menyesali: “Jasaku

sangat besar kepada negara, namun dosaku juga sangat besar kepada

Langit(Tian/Tuhan); semoga Langit berkenan mengampuniku karena aku hanya

menjalankan kewajiban menjaga keamanan negara.” Setelah kejadian ini, Meng

Huo kembali ditangkap pasukan Liang. Ketika Liang menemui Meng Huo, ia

Page 6: Laporan Penjualan

langsung melepaskan ikatan tali Meng Huo dan berkata: “ Silahkan anda pergi

lagi dan mempersiapkan pasukan baru anda untuk bertarung kembali ”.

Mendengar itu Meng Huo terharu dan berkata: “ Tujuh kali tertangkap, tujuh kali

juga dibebaskan! Kejadian seperti ini seharusnya tidak pernah dan tidak akan

terjadi!! Meskipun aku tidak punya adat istiadat, aku masih punya upacara

keagamaan yang masih menjunjung etika. Tidak, aku tidak sehina itu! ” Setelah

kejadian ini, suku selatan tidak pernah memberontak lagi kepada Shu.

Ketika dalam perjalanan akan kembali ke Cheng Du (ibu kota Shu), Zhuge Liang

harus melewati sungai besar. Di sungai itu Liang tertahan karena selalu saja ada

gelombang besar dan badai ketika pasukan Shu akan menyeberang. Zhuge Liang

kemudian meminta pendapat Meng Huo yang ikut mengantar Liang dan Meng

Huo berkata: “Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati

sungai itu harus melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh

sungai ”

Karena Liang tidak mau membuat pertumpahan darah lagi, ia membuat kue yang

menyerupai kepala manusia: bulat namun rata didasarnya, dan kue ini disebut

bakpao (baozi). Sekarang, meskipun banyak yang tidak mengetahui asal usulnya,

bakpao telah populer di seluruh dunia sebagai salah satu makanan tradisional

Cina. Posisi bakpao bahkan sanggup menggantikan nasi seperti yang terlihat pada

film Shaolin.

Bakpao merupakan makanan tradisional Tionghoa. Bakpao berarti baozi yang

berisi daging. Baozi sendiri dapat diisi dengan bahan lainnya seperti daging ayam,

sayur-sayuran, serikaya, selai kacang kedelai, kacang azuki, kacang hijau dan

Page 7: Laporan Penjualan

sebagainya. Kulit bakpao dibuat dari adonan tepung terigu yang setelah diberi

isian, dibiarkan sampai mengembang lalu dikukus dan matang.

Cara pembuatan bakpao masih tergolong tradisional. Bakpao diolah dengan cara

dikukus menggunakan kukusan. Hal ini dikarenakan bakpao memerlukan panas

uap air. Panas uap air membuat bakpao menjadi lembut dan nikmat. Penilaian

kualitas mutu roti yang baik adalah sebagai berikut.

1. Eksternal

Volume roti lebih besar, makin lembut rotinya jika ditekan dengan tangan. Roti

yang bagus juga memiliki warna kulit kuning kecoklatan, hasil pembakaran yang

rata dan bentuk roti simetris. Selain itu, patahan atau sobekan roti yang baik pada

pinggiran-pinggiran atau ujung roti terbuka bagian atasnya dengan kerak roti tipis

dan tidak mudah pecah.

2. Internal

Aspek internal dalam roti biasanya berupa butiran remah roti panjang, seragam,

dinding selnya tipis, tidak kasar dan tidak tebal. Roti yang baik juga memiliki

tekstur halus, lembut dan elastis dengan warna remang terang. Selain itu, aroma

khas dari gandum dan yeast mempengaruhi rasa manis, gurih yang dapat diterima

dipasaran.

Selain itu, dalam pembuatan bakpao diperlukan bahan-bahan tambahan seperti

ragi, susu, mentega, gula, dan sebagainya. Bahan tersebut digunakan untuk

mengembangkan adonan, memudahkan pembentukan gluten dan memberikan

aroma pada roti. Ada tiga macam yeast yang bisa dipakai untuk pembuatan roti:

Compressed yeast (ragi basah). Cara pemakaian ragia ini yaitu dengan dicampur

Page 8: Laporan Penjualan

dengan tepung. Selain itu ada Coral yeast (ragi butiran) dengan merendam dalam

air hangat dan disimpan ditempat yang dingin dan kering. Instant yeast (ragi

dadak) dengan dicampur dengan tepung. Penggunaan ragi instan pada bakpao

yang cenderung cepat dalam proses produksi membuat bakpao menjadi kurang

alami dan tersisa residu yang sulit dicerna tubuh manusia karena mengandung

bahan anorganik. Sebaliknya penggunaan ragi alami bisa membuat bakpao lebih

mudah di cerna, tekstur yang empuk, dan sehat karena proses pembuatannya

berasal dari mikroorganise pada bahan-bahan alami, seperti buah dan sayur. Ragi

alami adalah hasil fermentasi ragi yang terdapat pada bahan-bahan alami seperti

buah – buahan dan sayuran.

Susu dalam pembuatan roti berfungsi untuk meningkatkan kualitas penyerapan

dalam adonan. Kasein dari susu mempertahankan sifat penahan air dari adonan.

Susu juga memberikan kontribusi terhadap nilai gizi, membantu pengembangan

adonan, membantu proses pembentukan krim dan memperbaiki tekstur roti. Selain

itu, juga susu memperbaiki warna kulit dan rasa roti serta memperkuat gluten

karena keberadaan kandungan kalsium pada susu.

Mentega mempunyai berbagai kegunaan dalam pengolahan makanan. Adanya

lemak dalam makanan membuat masakan menjadi enak. Shortening adalah suatu

istilah komersil yang digunakan untuk memberi maksud yang mana minyak atau

lemak. Bahan ini banyak digunakan dalam biskuit, pie, pizza, puding, krim dan

mayonase.

Page 9: Laporan Penjualan

Gula mengandung molekul sukrosa yang dapat dipecah menjadi satu molekul

glukosa dan satu molekul fruktosa dengan cara pemanasan yang biasa disebut gula

karamel sebagai bahan pemanis campuran makanan. Proses pemecahan atau

pelelehan gula untuk pembuatan bahan pangan diikuti dengan proses dehidrasi

dan polimerisasi serta beberapa jenis asam akan timbul (Winarno, 1997).

II.2. Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Kewirausahaan atau dalam bahasa Perancis disebut entrepreneurship secara

harfiah memiliki pengertian sebagai perantara. Selain itu entrepreneurship dapat

diartikan juga sebagai semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang

dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

memperoleh keuntungan yang lebih besar (Chretella, 2012).

Hisrich dkk. (2008: 10) mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah proses

penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang

diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko sosial yang

mengiringi, menerima moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan

pribadi. Sedangkan menurut Hadi (2011), seorang wirausahawan harus memiliki

ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu kreativitas. Kreativitas inilah yang akan

membawa wirausahawan untuk berinovasi terhadap usahanya. Generasi muda

sekarang harus dituntut memiliki keterampilan. Semakin banyak keterampilan

yang diperoleh dan dikuasai maka akan semakin banyak pula peluang untuk

Page 10: Laporan Penjualan

membuka lapangan pekerjaan yang nantinya akan memiliki manfaat bagi banyak

pihak.

Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil

Nomor 961/KEP/M/XI/1885, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku,

dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah

pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan

produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan

yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai usaha pengambilan resiko untuk

menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk

menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha

yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi

tantangan-tantangan persaingan (Yusuf, 2006).

II.3. Analisa Usaha

II.3.1. Biaya produksi

Biaya adalah nilai pengeluaran yang dapat diukur dan diperkirakan untuk

menghasilkan suatu produk (Sukirno, 2002). Menurut Suparmoko (2001), biaya

tetap adalah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pembiayaan dan jumlahnya

tidak berubah meskipun jumlah barang yang dihasilkan berubah-ubah.

Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan

faktor produksi, sehingga dapat berubah-ubah sesuai dengan berubahnya jumlah

barang yang digunakan. Adapun total biaya produksi merupakan jumlah total

Page 11: Laporan Penjualan

pengeluaran untuk setiap kali melakukan proses produksi (Samuelson dan

Nordhaus 2003). Biaya produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus

berikut :

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC : Total Cost (biaya total)

TFC : Total Fixed Cost (total biaya tetap)

TVC : Total Variable Cost (total biaya variabel)

II.3.2. Penerimaan usaha

Penerimaan (revenue) adalah jumlah pembayaran yang diterima dari hasil

penjualan produk yang dihasilkan. Penerimaan total merupakan hasil dari

perkalian antara jumlah barang yang dijual oleh agroindustri dengan harga

produk tersebut sesuai dengan jumlah produk yang dijual (Nicholson, 2005).

Penerimaan total yang diterima produsen akan semakin besar apabila semakin

banyak jumlah produk yang dihasilkan maupun semakin tinggi harga per unit

produk yang terjual. Secara matematis penerimaan total dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

TR = Q x P

Keterangan :

TR : Total Revenue (penerimaan total)

Q : Quantity (jumlah produk)

P : Price (harga jual)

Page 12: Laporan Penjualan

II.3.3. Keuntungan

Keuntungan adalah selisih dari penerimaan total dengan biaya total. Oleh karena

itu, tingkat keuntungan bergantung pada jumlah penerimaan dan biaya

oprasional. Jika perubahan penerimaan yang diterima lebih besar dari pada

perubahan biaya oprasional, maka keuntungan yang diterima akan meningkat

(Siagian dkk., 2000).

Keuntungan (π) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

π = TR –TC

Keterangan :

π : Keuntungan usaha yang diperoleh (Rupiah)

TR : Penerimaan total (Rupiah)

TC : Biaya total produksi (Rupiah)

II.3.4. Analisis R/C

Analisis Revinue (R) dan Cost (C) Ratio (R/C) dapat dihitung dengan cara

membandingkan antara besarnya penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan

untuk melakukan proses produksi (Soekartawi, 2001). Nilai R/C menunjukkan

pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan oleh

pelaku usaha dalam melakukan proses produksi sekaligus untuk menunjang

kondisi suatu usaha. Ukuran kondisi ini sangat penting karena dapat dijadikan

penilaian terhadap suatu keputusan untuk mengembangkan usaha yang

dijalankan. Secara matematis R/C dapat dirumuskan sebagai berikut :

Page 13: Laporan Penjualan

R/C = Total PenerimaanTotal Biaya

Analisis R/C digunakan untuk melihat efisiensi tingkat keuntungan dan

kelayakan dari usaha yang dijalankan. Usaha tersebut dikatakan

menguntungkan apabila nilai R/C lebih besar dari satu ( R/C > 1). Nilai tersebut

menunjukkan bahwa setiap nilai rupiah yang digunakan dalam proses produksi

dapat memberikan nilai penerimaan. Jika nilai R/C diatas satu rupiah yang

digunakan maka akan memperoleh manfaat penerimaan lebih dari satu rupiah.

Page 14: Laporan Penjualan

III. PERENCANAAN BISNIS

III.1. Analisa Cashflow Usaha Penjualan POU Nya 12

Berikut adalah analisa cashflow usaha penjualan POU Nya 12 yang dilakukan:

No Jenis Bahan

Satuan Kuan-titas

Harga (Rp)

1(Rp)

2(Rp)

3(Rp)

4(Rp)

1. Tepung terigu + Ragi

Bungkus 1 24.000 24.000

2. Mentega Putih

Kg 1 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

3. Cokelat Bungkus 1 5.000 5.000 5.000 5.000 5.0004. Keju Bungkus 1 10.000 10.000 10.00

010.000 10.000

5. Mika Kotak 2 5.000 10.000 10.000

10.000 10.000

6. Abon Bungkus 1 10.000 10.000 10.000

10.000 10.000

7. Gas Kg 3 23.000 23.000

Jumlah 87.000 40.000

40.000 40.000

PVC 77.678 31.887

28.471 25.420

Total PVC

163.458

Berikut rumus perhitungan Present Value Cost (PVC)

PVC= Ct(1+r)t

Page 15: Laporan Penjualan

Untuk biaya penerimaan diperoleh dari penjualan POU Nya 12 adalah sebagai berikut:

No Peneri-maan

Satuan Kuan-titas

Harga (Rp)

1(Rp)

2(Rp)

3(Rp)

4(Rp)

1. Penjualan Pou

Buah 30 3.000 90.000 90.000

90.000 90.000

Jumlah 90.000 90.000

90.000 90.000

PVB 80.357 71.747

64.060 57.196

Total PVB

273.361

Berikut rumus perhitungan Present Value Benefit (PVB)

PVC= Bt(1+r)t

Jadi nilai Net Present Value (NPV) sebesar:

NPV = PVB – PVC

= Rp. 273.361 – Rp. 163.458 = Rp. 109.903

Sedangkan Benefit Cost Ratio (BCR) adalah:

BC Ratio = PVBPVC

= Rp.273.361Rp .163.458

= 1,67

Jika NPV > 0 dan BC Ratio > 1 maka usaha LAYAK

Untuk IRR, dengan menggunakan persamaan:

Page 16: Laporan Penjualan

PVBPVC

=1

Rp .273.361 (P / A , i , 4 )Rp. 163.458

=1

(P/A, i, 4) = Rp . 163.458Rp. 273.361

= 0.5979

Jika IRR > discount rate (12%) Sehingga Usaha LAYAK

III.2. Jenis Usaha

Jenis usaha dari makalah ini adalah penjualan bakpao dengan nama “POU Nya

12”. Ada 4 pilihan rasa bakpao yang kami buat, yaitu coklat, keju, abon, dan

coklat keju.. Bakpao kami ini dapat dinikmati oleh semua kalangan baik kalangan

anak kecil sampai orang tua, selain itu harganya pun terjangkau dan dapat

membuat perut menjadi kenyang. Membuat pou sangatlah mudah. Selain rasanya

enak pou juga memiliki aneka bentuk yang unik. Berikut cara membuatnya :

1. Siapkan bahan yang diperlukan terlebih dahulu.

2. Campurkan tepung terigu, ragi, dan air. Kemudian aduk sampai rata.

3. Campurkan mentega putih kurang lebih 1/3ons, kemudian uleni adonan

sampai kalis kurang lebih sekitar 30 menit.

4. Setelah adonan kalis bentuk adonan bulat-bulat sesuai ukuran yang di

inginkan, kemudian diamkan selama kurang lebih 10 menit.

5. Setelah itu isi adonan dengan isian, bentuk adonan seaneka ragam yang di

inginkan dan diamkan selama 15 menit sampai mengembang.

Page 17: Laporan Penjualan

6. Setelah mengembang adonan sudah dapat dikukus sampai matang.

7. Pou siap disajikan dan dinikmati.

III.3. Pemasaran

Sebagai modal awal pemasaran Pou ini akan dijual di beberapa tempat seperti

warung, kantin, toko, dijual secara keliling ke mahasiswa-mahasiwa di

Universitas Lampung dan lain-lain sebagai modal awal untuk memajukan usaha

ini. Setelah melihat keadaan perkembangan usaha ini di pasaran yang semakin

diminati konsumen dan pelanggan tetap, produk akan dipasarkan ke wilayah yang

lebih luas, yaitu ke seluruh wilayah Kota Bandar Lampung serta menerima

pesanan.

III.4. Cara Promosi

Tujuan dari promosi ialah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan

dan berusaha menarik calon konsumen yang baru. Terdapat beberapa cara sarana

promosi yang kami gunakan dalam mempromosikan POU Nya 12 baik secara

langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung kami melakukan promosi

melalui dunia maya terutama di jejaring social melalui Facebook, Twitter,

Instagram, dan BBM. Kami akan menyebar contact yang dapat dihubungi dalam

bentuk Telpon, SMS, PIN BBM, dan lain-lain.

Page 18: Laporan Penjualan

Selain itu juga, kami akan menyebarkan pamflet di tempat – tempat umum.

Promosi secara langsung kami menggunakan strategi pemasaran dari mulut ke

mulut. Konsumen akan dilayani dengan baik agar konsumen mendapatkan kesan

yang baik terhadap usaha yang dijalankan. Dengan demikian konsumen akan

menceritakan pengalamannya memakan bakpao kami kepada orang lain, sehingga

orang lain yang diceritakan tertarik dan membeli bakpao kami.

III.5. Desain Pamflet

Berikut ini adalah desain pamflet POU Nya 12

Page 19: Laporan Penjualan

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari rencana bisnis penjualan “POU Nya 12” dapat

disimpulkan bahwa analisis usaha penjualan POU Nya 12 layak dilakukan dengan

nilai NPV sebesar 109.903 dan BCR sebesar 1,67.

Page 20: Laporan Penjualan

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah N. 2013. Makalah pembuatan bakpao. “http://bakpaomakalah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-pembuatan-bakpao.html”. Diakses pada Jumat, 27 November 2015, pukul 17.00 WIB.

Chretella, C. 2012. “Etika Bisnis Terhadap Produk HIT”. http://ilerning.com. Diakses pada Jumat, 27 November 2015, pukul 17.00 WIB.

Hadi, C. 2011. “Kreativitas dan Inovasi”. http://cholichul-fpsi.web.unair.ac.id. Diakses pada Jumat, 27 November 2015, pukul 17.00 WIB.

Hisrich dkk. 2008. Kewirausahaan. New York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat.

Nicholson, W. 2005. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa IGD Bayu Mahendra dan Abdul Aziz. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Samuelson, A.P. dan W.D. Nordhaus. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi.Rajawali Press. Jakarta.

Siagian, Dergibson dan Sugiarto. 2000. Metode Statistika Untuk Bisnis danEkonomi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Soekartawi, 2001. Pengantar Agrobisnis. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Page 21: Laporan Penjualan

Sukirno.S. 2002. Pengantar Teori Mikroekonomi . Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Suparmoko, M. 2001. Ekonomi Publik, Untuk Keuangan dan Pembangunan.Daerah. Edisi Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Yusuf, N. 2006. Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta: Modul PTKPNF Depdiknas.

\

Page 22: Laporan Penjualan

Berikut ini adalah bakpao yang akan kamu buat: