laporan penginderaan jauh tahap1

24
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH Acara 1 Interpretasi Citra Satelit Landsat Nama : Windayani Ika Yunita S. Nim : 451 408 147 Kelas/Angkatan : Geografi B / 2008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI S1

Upload: windhaikhayunita

Post on 26-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan penginderaan jauh tahap1

TRANSCRIPT

Page 1: laporan penginderaan jauh tahap1

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH

Acara 1 Interpretasi Citra Satelit Landsat

Nama : Windayani Ika Yunita S.

Nim : 451 408 147

Kelas/Angkatan: Geografi B / 2008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI S1

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2010

Page 2: laporan penginderaan jauh tahap1

1. Judul :

Acara 1 Interpretasi Citra Satelit Landsat

2. Tujuan :

Agar dapat mengidentifikasi objek yang ada pada citra landsat

Agar dapat mendelineasi hasil interpretasi citra landsat secara teliti

Agar dapat membuat peta hasil interpretasi citra landsat

3. Alat dan Bahan :

Citra Satelit Landsat

Plastik Transparan

Spidol OHP

Penggaris, Gunting, Alkohol, Kapas

4. Dasar Teori :

Interpretasi citra

Citra satelit (satelite/spaceborne image), yaitu citra yang di buat dari antariksa

atau angkasa luar. Citra satelit ini banyak di gunakan dalam sistem penginderaan jauh.

Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknik untuk memperoleh informasi tentang suatu

obyek , daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1979 ). Terapan

interpretasi citra landsat telah dilakukan dalam berbagai disiplin ilmu seperti ilmu

pertanian, botani, kartografi, teknik sipil, pantauan lingkungan, kehutanan, geografi,

geofisika, analisis sumber daya lingkungan, perencanaan tata guna lahan, oceanografi,

dan sumberdaya air (Lillesand dan kiefer 1997).

Sedangkan Sutanto , 1986 mengatakan penafsiran citra penginderaan jauh berupa

pengenalan obyek dan elemen yang tergambar pada citra penginderaan jauh serta

penyajiaanya ke dalam bentuk peta tematik.

Pengenalan objek merupkan bagian vital dalam interpretasi citra. Tanpa dikenali

identitas dan jenis objek yang tergambar pada citra. Demikian pentingnya pengenalan

objek itu sehingga ada satu periode perkembangan penginderaan jauh.

Page 3: laporan penginderaan jauh tahap1

Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra

inderaja.kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali

objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut

untuk dapat mengidentifikasi objek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur

interpretasi yang terdiri dari antara lain:

a. Rona dan warna

Rona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat

pada foto udara atau pada citra lainnya. Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya

adalah hitam, putih atau kelabu. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca

saat pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar

(pagi, siang atau sore) dan sebagainya. Pada foto udara berwarna, rona sangat

dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan, misalnya

menggunakan spektrum ultra violet, spektrum tampak, spektrum infra merah dan

sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona

yang berbeda-beda. Selain itu karakter pemantulan objek terhadap spektrum gelombang

yang digunakan juga mempengaruhi warna dan rona pada foto udara berwarna. Warna

adalah ujud yang tampak pada mata,menunjukan tingkat kegelapan yang beragam warna

biru,hijau,kuning mera,jingga dan lainnya.

Cara pengukuran rona

Rona dapat diukur dengan dua cara yaitu dengan cara cara relatif dengan

menggunakan mata biasa dan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan alat.dengan

menggunakan mata biasa ,pada umumnya rona dibedakan menjadi lima tingkat yaitu

putih, kelabu-putih, kelabu, kelabu-hitam dan hitam. Dengan menggunakan alat maka

rona dapat dibedakan dengan lebih pasti dan dengan tingkat pembedaan yang lebih

banyak.

Faktor yang mempengaruhi rona

Rona pada citra dipengaruhi oleh lima faktor antara lain:

Page 4: laporan penginderaan jauh tahap1

Karakteristik objek ; karakteristik objek yang mempengaruhi rona ialah permukaan

kasar cenderung menimbulkan rona gelappada foto karena sinar yang datang

mengalami hamburan hingga mengurangi sinar yang di pantulkan. Warna objek yang

gelap cenderung menimbulkan rona gelap. Objek basah gelap menimbulkan rona

gelap.

Bahan yang digunakan;

Pemrososan emulasi; emulasi dapat di proses denga hasil redup (mat), setengah redup

(semi mat), dan gilap (glossy). Cetakan gilap menguntungkan karena ronanya lebih

cerah akan tetapi sukar di tulisi atau di gambari, cetaskan redup bersifat sebaliknya.

Cuaca;

Letak objek;

Cara pengukuran warna

Ada dua cara Pengukuran warna yaitu dengan cara integral dan cara

analitik.pengukuran warna dengan cara integral adalah pengukuran warna gabungan yang

dibuahkan oleh lapisan-lapisan zat warna,tanpa memisahkan satu persatu.cara

pengukuran analitik adalah pengukuran densiti pada tiap panjang gelombang bagi tiap

lapis zat warna.

Faktor yang mempengaruhi warna

Faktor yang mempengaruhi warna ialah panjang gelombang sinar yang

membentuk warna itu.panjang gelombang (0,4-0,5) membentuk warna biru sedang warna

gelombang (0,5-0,7) membentuk warna kuning.panjang gelombang yang dominan atau

panjang gelombang rata-rata yang membentuk warna disebut “hue”.dengan kata lain hue

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna. Disamping dipengaruhi oleh

hue,warna juga dipengaruhi oleh dua faktor lainnya yaitu kejenuhan (soturation) dan

intensitas.kejenuhan mencirikan julat (range) panjang gelombang yang membentuk

warna.intensitas ditentukan oleh jumlah total sinar yang dipantulkan,terlepas dari panjang

gelombangnya.

Page 5: laporan penginderaan jauh tahap1

b. Bentuk

Bentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi

atau kerangka suatu objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek

yang dapat dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja.

Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan kerangka suatu objek.

Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang banyak dikenali

berdasarkan bentuknya saja. Dalam konteks ini bentuk dapat berupa bentuk yang tampak

dari luar (umum), maupun menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci.contoh;

gedung perkantoran biasanya berbentuk huruf I, L atau U; pohon kelapa berbentuk

bintang sedang pinus berbentuk kerucut. Ada dua istilah di dalam bahasa inggris yang

artinya bentuk, yaitu shape dan from. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedang

from merupakan susunan atau struktur yang lebih rinci.

c. Ukuran

Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak,luas,tinggi,lereng dan

volume, karena ukuran objek pada citra merupakan fungsi skala,maka didalam

memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat

skalanya.sebagai contoh: ukuran suatu rumah dibedakan apakah rumah hunian, kantor,

atau pabrik rumah hunian biasanya ukuranya relatif lebih kecil dibandingkan dengan

perkantoran atau pabrik. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk

(segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m – 100 m).

d. Tekstur

Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona

kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.biasanya

dinyatakan dalam ujud kasar,halus atau bercak-bercak. contoh:hutan biasanya tampak

bertekstuk kasar, sedangkan belukar berstektur sedang,semak bertekstur halus.

Page 6: laporan penginderaan jauh tahap1

e. Pola

Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau

keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan

manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam

mengenalinya. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak

obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah yang membentuk susunan keruangan.

Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai

struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu

ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun

kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya

yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

f. Bayangan

Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan

menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi,

tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada

foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi. Bayangan bersifat menyembunyikan

detail atau obyek yang berada didaerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak didaerah

bayangan umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang tampak samar-samar.namun

demikian merupakan faktor penting untuk mengamati obyek-obyek yang tersembunyi.

Contoh ; Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong

asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat

condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas,

sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok, terutama jika pengambilan

gambarnya dilakukan pada tengah hari.

g. Situs

Situs merupakan hasil engamatan dari hubungan antara obyek dilingkungan

sekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain,jadi bukan mencirikan suatu obyek

secara langsung. Contoh : situs kebun kopi terletak ditanah miring karena tanaman kopi

memerlukan pengaturan air yang baik; kompleks permukiman biasanya memenjang

Page 7: laporan penginderaan jauh tahap1

disepanjang jalan,pada tanggul alam, atau igir beting pantai, permukiman pada umumnya

memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga

persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.

h. Asosiasi

Asosiasi adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang

lain,berdasarkan asosiasi tersebut maka bila telah dikenali satu obyek tertentu maka dapat

dijadikan petunjuk bagi obyek yang lain. Contoh ; lapangan sepak bola berasosiasi

dengan tiang gawang,tribun penonton bila itu stadion yang besar. Stasiun kereta api

berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).

Program landsat merupakan awal penggunaan wahan satelit bagi observasi

sumber daya dinamakan Landsat -1 (Land Resources Satelit-1). Landsat-2 dan Landsat-3

adalah identik Landsat-1, sedangkan Landsat -4 dan Landsat-5 merupakan

penyempurnaan lebih lanjut satelit sebelumnya dengan pengembangan teknologi wahan

dan sensor. Landsat-6 dengan sensor ETM (Enhanced Thematic Mapper) diluncurkan

pada awal 1993. Orbit satelit Landsat adalah polar sinkron matahari dan untuk Landsat-4,

landsat-5, dan Landsat-6 pada ketinggian sekitar 705 Km.Contoh data Landsat MSS

(Multispectral Scanner) yang sejak 1984 dapat diterima LAPAN. Data Landsat MSS

memiliki resolusi spasial menengah.

Sistem landsat diluncurkan pertama kali oleh NASA (the national aeranautical

and space administration) Amerika serikat pada tanggal 22 juli 1972 dengan nama ERTS-

1 (Earth Resources Tecnology Satelllite).wahana yang digunakan untuk sensor ERTS-1

ini adalah satelit cuaca NIMBUS.Sesaat sebelum peluncuran ERTS B yaitu pada tanggal

22 januari 1975,NASA secara resmi mengganti nama program ERTS menjadi program

landsat untuk membedakan dengan program setelit oceonografi sesaat yang telah

direncanakan.oleh karena itu ERTS-1 diubah namanya menjadi landsat 1,ERTS B diubah

namanya menjadi landsat 2.sedangkan generasi selanjutnya yaitu landsat 3 diluncurkan 5

maret 1978 (curran 1985,CP.LO 1996,lillesand and kiefer 1997).

Landsat 6 yang diluncurkan 5 oktober 1993,gagal dalam peluncuran dan tidat

mencapai orbit.sensor yang termuat dalam landsat 6 adalah sensor ETM (Enhanced

Page 8: laporan penginderaan jauh tahap1

Thematic Mapper) yaitu dengan menambahkan saluran termal (10,4-12,6 m).landsat 7

yang diluncurkan 15 april 1999 membawa sensor tambahan yaitu ETM + (Enhanced

Thematic Mapper Plus) yang merupakan pengembangan dari generasi landsat

sebelumnya.desain sensor ETM + ditambah dua sistem model kalibrasi untuk gangguan

radiasi matahari (dual mode solar calibracion system) dengan penambahan lampu kalibrsi

untuk fasilitas koreksi radiometrik.landsat 7 ini memiliki 705 km,orbit bersifat sikron

matahari dengan inklinasi 98,2,waktu melintasi ekuator 09,45 atau 10,15,periode 98,884

menit,perekaman ulang 16 hari,lebar liputan 185 km,bentuk orbitalnya disamakan

menjadi 233 orbit lingkaran dengan luas tampalan samping yang bervariasi mulai 7

persen diekuator sampai 84 persen pada lintang 81 derajat utara dan selatan

(purwadi,2001).

Sensor ETM + merupakan pengembanggan dari senor landsat TM.perbedaan

dengan sensor TM adalah adanya penambahan saluran pankromatik dengan panjang

gelombang 0,5-0,8 m yang mempunyai resolusi spasial 15 x 15 meter serta perbaikan

resolusi spasial untuk saluran inframerah termal dari 120 meter menjadi 60 meter.hal ini

menunjukan bahwa klasifikasi saluran serta kegunaan utama sensor ETM + sama dengan

sensor TM (Purwadi,2001).

Terapan interpretasi citra landsat telah dilakukan dalam berbagai disiplin ilmu

seperti,pertanian,botani,kartografi,tekniksipil,pantauan.lingkungan,kehutanan,geografi,ge

ofisika,analisis sumberdaya lingkungan,percanaan tata guna lahan,oceanografi dan

sumberdaya air (lillesand and kiefer 1997).

Karakteristik Saluran Spektral Landsat Tm

Saluran Panjang gelombang Kegunaan utama

1 0,45-0,52 Meningkatkan penetrasi kedalam tubuh

air,mendukung analisis sifat khas penggunaan

lahan,tahan dan vegetasi

2 0,52-0,60 Mengindera puncak pantulan vegetasi pada

spektrum hijau yang terletak diantara 2 salurn

spekral spekralseapan krolofil,menekankan

Page 9: laporan penginderaan jauh tahap1

pembedaan vegetasi dan penilaian kesuburan

3 0,63-0,69 Memisahkan vegetasi, memperkuat kontras

antara kenampakan vegetasi dan bukan

vegetasi,meajamkan kontras antara kelas

vegetasi

4 0,76-0,99 Membantu identifikasi tanaman,memperkuat

kontras tanaman tanah dan lahan air

5 1,57-1,75 Penentuan jenis tanaman,kandungan air pada

tanaman dan kondasi kelembaban tanah

6 10,4-12,5 Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan

vegetasi, pemisahan kelembaban tanah dan

sejumlah gejala lain yang berhubungan

dengan panas

7 2,08-2,35 Pemisah formasi bantuan

Karakteristik Data Landsat TM

Data Landsat TM (Thematic Mapper) diperoleh pada tujuh saluran spektral yaitu tiga

saluran tampak, satu saluran inframerah dekat, dua saluran inframerah tengah, dan satu

saluran inframerah thermal. Lokasi dan lebar dari ketujuh saluran ini ditentukan dengan

mempertimbangkan kepekaannya terhadap fenomena alami tertentu dan untuk menekan

sekecil mungkin pelemahan energi permukaan bumi oleh kondisi atmosfer bumi. Jensen

(1986) mengemumakan bahwa kebanyakan saluran TM dipilih setelah analisis nilai lebihnya

dalam pemisahan vegetasi, pengukuran kelembaban tumbuhan dan tanah, pembedaan awan

dan salju, dan identifikasi perubahan hidrothermal pada tipe-tipe batuan tertentu. Data TM

mempunyai proyeksi tanah IFOV (instantaneous field of view) atau ukuran daerah yang

diliput dari setiap piksel atau sering disebut resolusi spasial. Resolusi spasial untuk keenam

saluran spektral sebesar 30 meter, sedangkan resolusi spasial untuk saluran inframerah

thermal adalah 120 m (Jensen,1986).

Pemanfaatan citra satelit landsat :

Page 10: laporan penginderaan jauh tahap1

Citra landsat ETM memang dapat dipergunakan di dalam pekerjaan eksplorasi

geologi baik untuk pencarian sumber daya mineral ataupun minyak dan gas.

Selain itu juga sangat banyak dipakai dalam aplikasi geologi teknik, geologi

lingkungan dan banyak hal lainnya di bidang ilmu lainnya. Penggunaan citra satelit

dalam eksplorasi geologi atau lebih utamanya eksplorasi geologi minyak dan gas bumi

umumnya berkaitan dengan rencana pemetaan awal dan pemetaan tahapan lanjutan suatu

daerah (skala 1:100.000 sampai 1:25.000). Pekerjaan pemetaan geologi (minyak/gas)

pada dasarnya meliputi pekerjaan penelitian lapangan dan sintesis hasil lapangan dengan

data-data penunjang lainnya yang salah satunya adalah citra satelit landsat. Selain itu juga

berbagai data penelitian lainnya. Selain itu citra landsat sering dimanfaatkan dalam hal

menduga produksi padi, pendugaan produksi padi dan luas panen, pemetaan batimetri,

menghitung nilai ekonomis Sumber Daya Alam, klasifikasi bersifat global.

Di dalam Teknik penafsiran citra penginderaan jauh diciptakan agar penafsir

dapat melakukan pekerjaan penafsiran citra secara mudah dengan mendapatkan hasil

penafsiran pada tingkat keakuratan dan kelengkapan yang baik. Menurut Sutanto, teknik

penafsiran citra penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan komponen penafsiran

yang meliputi 4 bagian yaitu sebagai berikut:

1. Data acuan

Data acuan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dan kecermatan seorang

penafsir, data ini bisa berupa laporan penelitian, monografi daerah, peta, dan yang

terpenting disini data diatas dapat meningkatkan local knowledge pemahaman mengenai

lokasi penelitian.

2. Kunci interpretasi citra

Kunci interpretasi citra pada umumnya berupa potongan citra yang telah

diinterpretasikan sereta diyakini kebenarannya. Dan diberi keterangaqn seperlunya.

Keterawngaqn ini meliputi jenis objek yang digambarkannya, unsur interpretasinya, dan

keterangan tentang citra yang menyanmgkut jenis, skala, saat perekaman dan lokasi

daerahnya,

3. Metode pengkajian

Page 11: laporan penginderaan jauh tahap1

Penafsiran citra pj lebih mudah apabila dimulai dari pengkajian dengan

pertimbangn umum ke pertimbangan khusus / lebih spsifik dengan metode konvergensi

bukti.

4. Penerapan konsep multispektral

Konsep ini menganjurkan untuk menggunakan beberapa alternative penggunaan

beberapa band secara bersamaan. Kegunaannya adalah untuk memudahkan interpretasi

dengan mempertimbangkan kelebihan masing masing penerapan komposit band tersebut.

5. Hasil Praktikum

6. Pembahasan

Page 12: laporan penginderaan jauh tahap1

Pada awal praktikum, kelompok kami sebelumnya menyiapkan bahan yang akan

di gunakan untuk praktikum yaitu pertama, kami menyediakan Peta Citra Satelit Landsat

untuk kami amati obyek-obyek yang ada didalamnya, di sini kami mengamati dengan

menggunakan Peta Interpretasi Citra Landsat 7 Etm DAS Limboto Provinsi Gorontalo

dengan skala 1 : 190.000. Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi obyek

melalui citra inderaja. Citra Landsat ini berguna dalam praktikum yakni untuk

mengidentifikasi objek yang ada pada citra satelit landsat, mendelineasi hasil citra

landsat, dan membuat peta hasil intrepretasi citra landsat.

Obyek-obyek yang kami amati di antaranya adalah vegetasi, sungai atau danau,

pemukiman, dan jalan raya. Obyek yang ada pada citra ini harus sesuai dengan keadaan

di lapangan. Bahkan kita juga perlu turun langsung dilapangan untuk mengetahui

langsung apakah yang kita amati ini ada di lapangan atau tidak. Ada tiga pokok yang

perlu dilakukan dalam proses interpretasi, yaitu deteksi, identifikasi dan analisis. Deteksi

citra merupakan pengamatan tentang adanya suatu objek, misalkan pendeteksian objek

disebuah daerah dekat perairan. Identifikasi atau pengenalan merupakan upaya

mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup.

Sedangkan analisis merupakan pengklasifikasian berdasarkan proses induksi dan deduksi,

seperti penambahan informasi.

Setelah langkah pertama di lakukan, kami melanjutkan langkah kedua dengan

cara mendeteksi citra tersebut, yaitu Pendeteksian ini merupakan pengamatan tentang ada

tidaknya objek yang nantinya akan di identifikasi dalam citra landsat tersebut. Seperti

sudah di jelaskan sebelumnya bahwa Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui

objek apa saja yang ada dalam citra landsat tersebut. Dari hasil pengamatan dan

identifikasi yang telah dilakukan, objek-objek yang ada pada citra landsat berupa : Jalan,

Danau, sungai, Permukiman,Vegetasi(Ladang/ perkebuanan). Di mana vegetasi ini yang

termasuk di dalam citra landsat ini hanya hutan, perkebunan, sawah, ladang. Namun

dalam praktikum yang kami lakukan ini yang dapat kami identifikasi hanya vegetasi

hutan dan ladang, serta pemukiman, danau, sungai dan jalan raya.

Setelah mengidentifikasi objek-objek tersebut yang ada pada citra landsat, kami

mendelineasi hasil dari citra landsat tersebut untuk mendapatkan hasil akhir yang

Page 13: laporan penginderaan jauh tahap1

sempurna. Kegiatan ini merupakan tahap lanjut yang dilakukan untuk menggambarkan

objek-objek tersebut yang ada dalam citra landsat, yakni dengan cara menggambar

objek-objek atau daerah yang ada pada citra landsat di atas plastik bening yang telah di

potong dengan ukuran A3. Plastik ini diletakkan di atas peta interpretasi citra landsat

untuk di gambar. Objek-objek yang telah diamati dan telah diidentifikasi ini kemudian di

interpretasi di atas plsstik bening tersebut dengan menggunakan spidol OHP. Adapun

fungsi dari spidol OHP ini adalah untuk menggambar objek atau daerah yang ada pada

citra landsat serta untuk membedakan objek yang satu dan yang lainnya, sebab spidol ini

memilki warna yang sesuai dengan objek-objek yang telah ditentukan. Objek ataupun

gambar yang ada dalam dalam citra di beri warna yang telah ditentukan. Pemberian

warna ini untuk memudahkan dalam hal pengamatan dan pengklasifikasian agar tidak

terjadi kesalahan dalam memahami objek dari hasil interpretasi yang telah dilakukan.

Warna yang akan digunakan untuk mewarnai peta hasil interpretasi citra landsat citra

adalah Jalan : merah, Danau : biru, Permukiman : cokelat, Vegetasi/bukit : hijau, Lading :

orange. Pada saat penggambaran di atas s agar interpretasi yang dilakukan tidak salah,

artinya gambaran objek yang ada dalam hasil interpretasi sama dengan citra interpretasi

satelit yang telah disediakan sebagai acuan dalam kegiatan praktikum penginderaan jauh

ini. Peta hasil dari interpretasi citra landsat ini yang telah kami gambar di atas plastik

transparan ini lalu kami mengkopinya untuk hasil praktikum kami, dan mewarnainya

dengan menggunakan spidol warna, sesuai dengan objek atau daerah yang telah

ditentukan, serta memberi keterangan pada sisi kanan peta yang sesuai dengan apa yang

ada pada peta interpretasi sebelumnya.

Data landsat merupakan salah satu yang paling banyak digunakan dalam pada

umumnya karena cakupannya luas dan resolusi spasial cukup baik.

Keunggulan dari citra satelit landsat;.

1. Menggambarkan secara detail, citra Penginderaan jauh menggambarkan objek/daerah

secara lengkap dengan bentuk dan letak yang mirip dengan kenampakan yang

sebenarnya dimuka bumi.

Page 14: laporan penginderaan jauh tahap1

2. Mengambarkan secara luas, tiap lembar citra satelit landsat mencakup yakni

34,000km2.

3. Menggambarkan secara 3 dimensi.

Karakteristik spasial ditandai dengan resolusi resolusi spasial yang untuk

mengidentifikasi objek. Resolusi spasial adalah daya pilah sensor yang diperlukan untuk

membedakan objek-objek yang ada di permukaan bumi. Karakteristik spectral terkait

dengan panjang gelombang yang digunakan maka, semakin tinggi kemampuan sensor itu

dalam membedakan suatu objek. Karakteristik temporal yakni Landsat TM memiliki

kemampuan meliput scenes yang sama setiap 16 hari.

Sementara itu kelemahannya dari citra satelit landsat yakni resolusi spasial yang

tidak memadai dan rendahnya akurasi.

Pemanfaatan citra satelit landsat :

Citra landsat ETM memang dapat dipergunakan di dalam pekerjaan eksplorasi

geologi baik untuk pencarian sumber daya mineral ataupun minyak dan gas.

Selain itu juga sangat banyak dipakai dalam aplikasi geologi teknik, geologi

lingkungan dan banyak hal lainnya di bidang ilmu lainnya. Penggunaan citra satelit

dalam eksplorasi geologi atau lebih utamanya eksplorasi geologi minyak dan gas bumi

umumnya berkaitan dengan rencana pemetaan awal dan pemetaan tahapan lanjutan suatu

daerah (skala 1:100.000 sampai 1:25.000). Pekerjaan pemetaan geologi (minyak/gas)

pada dasarnya meliputi pekerjaan penelitian lapangan dan sintesis hasil lapangan dengan

data-data penunjang lainnya yang salah satunya adalah citra satelit landsat. Selain itu juga

berbagai data penelitian lainnya. Selain itu citra landsat sering dimanfaatkan dalam hal

menduga produksi padi, pendugaan produksi padi dan luas panen, pemetaan batimetri,

menghitung nilai ekonomis Sumber Daya Alam, klasifikasi bersifat global.

Terapan interpretasi citra landsat telah dilakukan dalam berbagai disiplin ilmu

seperti ilmu pertanian, botani, kartografi, teknik sipil, pantauan lingkungan, kehutanan,

geografi, geofisika, analisis sumber daya lingkungan, perencanaan tata guna lahan,

oceanografi, dan sumberdaya air (Lillesand dan kiefer 1997).

Page 15: laporan penginderaan jauh tahap1

7. Kesimpulan

Citra satelit (satelite/spaceborne image), yaitu citra yang di buat dari antariksa

atau angkasa luar. Citra satelit ini banyak di gunakan dalam sistem penginderaan jauh.

Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknik untuk memperoleh informasi tentang suatu

obyek , daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1979 ). Pada praktikum

ini kami sebelumnya telah menyiapkan alat dan bahan yang telah ditentukan dimana awal

praktikum bahan yang disiapkan adalah Peta Interpretasi Citra Landsat 7 ETM DAS

Limboto Provinsi Gorontalo dengan skala 1 : 190.000. yang akan di identifikasi dan

didelineasi. Ada tiga hal penting yang perlu dilakukan dalam proses interpretasi, yaitu

deteksi, identifikasi dan analisis. Citra satelit landsat memiliki karakteristik yakni

karakteristik spasial ditandai dengan resolusi resolusi spasial yang untuk mengidentifikasi

objek. Karakteristik spectral terkait dengan panjang gelombang yang digunakan maka,

semakin tinggi kemampuan sensor itu dalam membedakan suatu objek. Karakteristik

temporal yakni Landsat TM memiliki kemampuan meliput scenes yang sama setiap 16

hari. Interpretasi citra landsat telah dilakukan dalam berbagai disiplin ilmu seperti ilmu

pertanian, botani, kartografi, teknik sipil, pantauan lingkungan, kehutanan, geografi,

geofisika, analisis sumber daya lingkungan, perencanaan tata guna lahan, oceanografi,

dan sumberdaya air (Lillesand dan kiefer 1997).

Daftar Pustaka

Anonim, 2007, interpretasi-citra-penginderaan-jauh :http://mbojo.wordpress.com/22 juni 2010

Lillesand, Thomas M., Ralph W Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gajah

Mada University Press. Jogyakarta.

Page 16: laporan penginderaan jauh tahap1

Nawir Sune dkk, 2010. Modul Praktikum Penginderaan Jauh. Progam Studi Geografi, Jurusan Fisika,

Fakultas Mipa: UNG

Purnomo, Dony, 2009,unsur-unsur-iterpretasi-penginderaan jauh/http://masdony.wordpress.com

22 jui 2010

Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. Grasindo. Jakarta

Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh; Jilid 1. Gajah Mada University Press. Jogyakarta