laporan pendahuluan nifas post sc

Upload: selphi-cristiani

Post on 14-Oct-2015

1.062 views

Category:

Documents


40 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

TRANSCRIPT

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    1/29

    LAPORAN PENDAHULUAN

    NIFAS POST SC (SECTIO CAESARIA)

    A. LATAR BELAKANGParadigma sehat yaitu dasar pandang baru dalam pembangunan kesehatan,

    yang merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat

    proaktif. Upaya tersebut merupakan model upaya kesehatan yang dalam jangka

    panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga

    kesehatan mereka sendiri, melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya

    pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif dan menggambarkan

    keadaan masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai. Upaya yang

    dilakukan perlu lebih mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang

    proaktif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif (IKAFI, 2001).

    Proses persalinan adalah suatu proses keluarnya bayi yang sudah cukup umur

    diikuti oleh keluarnya plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Bila kelahiran

    tidak bisa terjadi secara spontan maka biasa dilakukan dengan sectio caesarea

    (SC) (Kusnandari, 2001). Sectio Caesaria adalah tindakan untuk melahirkan bayipre abdominal dengan membuka dinding uterus (Junaedi, 2000).

    Menurut statistik kasus sectio caesaria dilakukan atas indikasi antara lain :

    disporsisi 25%, gawat janin 14%, plasenta previa 11%, pernah SC 11%, pre

    eklamsia dan hipertensi 7% (Paul dan Camberline, 1998).

    Di Indonesia kejadian operasi sectio caesaria sudah semakin banyak bahkan

    bukan di anggap tabu lagi. Di Negara maju operasi section caesaria berkisar

    antara 1,5% sampai 7% dari semua persalinan. Adapun indikasi yang dilakukan

    section caesaria pada ibu adalah disproporsi cepalo pelvic, plasenta previa, tumor

    jalan lahir, letak lintang, hidrocepalus, kehamilan gamely, mal presentasi, letak

    lintang.

    Perawat harus memahami hal tersebut, dan harus mampu melakukan asuhan

    keperawatan pada pasien post operasi sectio caesaria. Melakukan pengkajian,

    menentukan diagnosa yang mungkin muncul, menyusun rencana tindakan dan

    mengimplementasikan rencana tersebut serta mengevaluasi hasilnya.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    2/29

    B. TANDA-TANDA PERSALINAN NORMAL, TAHAPNYA &PENGENDALIAN RASA SAKIT

    Tanda-tanda persalinan normal - Tidak ada seorangpun yang dapat

    memprediksikan waktu persalinan dengan tepat, taksiran persalinan yang

    diberikan dokter hanya sebagai titik acuan saja. Adalah hal persalinan normal

    jika persalinan terjadi 3 minggu lebih awal atau 2 minggu setelahnya. Berikut ini

    adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mungkin waktu persalinan sudah

    dekat atau tidak akan lama lagi :

    PeringananHal ini terjadi ketika kepala bayi sudah turun ke rongga panggul sebagai

    tanda persiapan proses persalinan. Perut akan terlihat lebih rendah dan

    bernafas akan terasa lebih mudah, karena bayi sudah tidak lagi menekan

    paru-paru anda. Anda mungkin juga akan menjadi lebih sering buang air

    kecil, karena bayi menekan kandung kemih anda. Hal ini dapat terjadi

    beberapa minggu sampai beberapa jam sebelum permulaan proses persalinan.

    Pengeluaran darah dari vaginaSemburat darah merah atau kecoklatan yang keluar dari leher rahim adalah

    pelepasan sumbatan selaput lendir yang melapisi rahim untuk melindunginya

    dari infeksi. Hal ini dapat terjadi beberapa hari sebelum atau pada saat

    permulaan proses persalinan.

    Diare Pecah ketuban

    Cairan yang menyembur atau merembes dari vagina menandakan lapisan

    kantong ketuban yang menyelimuti dan melindungi bayi anda telah pecah.

    Hal ini dapat terjadi beberapa jam sebelum atau pada saat proses persalinan.

    Sebagian besar persalinan terjadi tidak lebih dari 24 jam setelahnya. Jika

    persalinan tidak terjadi secara normal dalam rentang waktu tersebut, dokter

    mungkin akan menginduksi persalinan untuk mencegah infeksi dan

    komplikasi persalinan.

    KontraksiBiasanya anda akan mengalami kontraksi (kejang otot rahim) yang tidak

    beraturan ketika waktu persalinan sudah dekat. Namun kontraksi yang terjadi

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    3/29

    dalam interval waktu kurang dari 10 menit biasanya mengindikasikan bahwa

    proses persalinan sudah dimulai.

    1. Tahap-tahap persalinan normalTahap-tahap persalinan normal ada 3 tahap, yaitu :

    Tahap 1, terbagi menjadi 3 fase, yaitu : laten, aktif, dan transisi

    Fase laten merupakan yang terpanjang dan tidak intens. Pada fase ini,

    kontraksi bertambah sering, membantu leher rahim untuk melebar sehingga

    bayi anda dapat melewati jalan lahir. Ketidaknyamanan pada fase ini masih

    minimal. Pada fase ini, leher rahim akan melebar kira-kira 3 4 cm. Jika

    kontraksi anda teratur, anda mungkin bisa pergi ke Rumah Sakit dan

    mendapatkan pemeriksaan pelvic berkali-kali untuk memastikan seberapa

    besar pembukaan leher rahim.

    Pada fase aktif, leher rahim melebar dari 4 ke 7 cm. Anda mungkin

    merasakan nyeri hebat atau tekanan pada punggung atau perut setiap

    kontraksi terjadi. Anda mungkin merasa sangat ingin (mengejan) berusaha

    keras untuk mendorong bayi anda keluar, namun dokter akan meminta anda

    menunggu sampai leher rahim membuka penuh.

    Pada fase transisi, leher rahim melebar sampai 10 cm (membuka penuh).

    Kontraksi sangat kuat, menyakitkan, dan sering, muncul setiap 3 4 menit

    dan berakhir dalam 6090 detik.

    Tahap 2

    Tahap 2 dimulai ketika leher rahim membuka penuh. Pada tahap ini, dokter

    akan meminta anda untuk mendorong (mengejan). Mengejan bersama-sama

    dengan kekuatan kontraksi, akan mendorong bayi anda melewati jalan lahir.

    Ubun-ubun yang merupakan bagian lunak dari kepala bayi anda

    memungkinkannya untuk menyesuaikan diri melewati jalan yang sempit.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    4/29

    Kepala bayi muncul ketika bagian terlebarnya mencapai pembukaan vagina.

    Ketika kepala bayi keluar, dokter akan menyedot cairan ketuban, darah, dan

    lendir dari hidung dan mulutnya. Anda akan terus mendorong (mengejan)

    untuk membantu mengeluarkan bahu dan tubuh bayi.

    Setelah bayi lahir, dokter akan menjepit dan memotong tali pusat.

    Tahap 3

    Setelah bayi anda lahir, anda akan memasuki tahap akhir persalinan. Pada

    tahap ini, anda akan mengeluarkan plasenta, organ yang memberi nutrisi pada

    bayi anda di dalam rahim.

    Waktu yang dihabiskan pada masing-masing tahap persalinan bervariasi pada

    tiap wanita dan masing-masing persalinan. Jika ini kehamilan pertama anda,

    proses persalinan dan kelahiran bayi anda biasanya berlangsung sekitar 12

    14 jam, dan biasanya akan lebih cepat pada kehamilan-kehamilan berikutnya.

    2. Pengendalian rasa sakitPosisi dan ukuran tubuh bayi serta kekuatan kontraksi dapat mempengaruhi

    rasa sakit. Beberapa wanita dapat mengendalikan rasa sakit dengan mengatur

    pernafasan dan teknik relaksasi, sementara yang lainnya membutuhkan

    metode lainnya untuk mengendalikan rasa sakit.

    Beberapa metode untuk meringankan rasa sakit yang umum digunakan adalah

    :

    a. Obat-obatanBeberapa obat digunakan untuk membantu meringankan nyeri pada

    proses persalinan. Walaupun obat-obatan ini secara umum aman bagi ibu

    dan bayi, namun tetap saja mereka berpotensi menimbulkan efek

    samping.

    Obat pereda nyeri terbagi dalam 2 kategori : analgesik dan anestetik.

    Obat analgesik meringankan nyeri tanpa kehilangan total rasa atau

    pergerakan otot. Selama proses persalinan, analgesik mungkin diberikan

    secara sistemik melalui injeksi pada otot atau pembuluh darah, atau

    secara regional melalui injeksi pada punggung bagian bawah untuk

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    5/29

    membuat bagian bawah tubuh anda mati rasa. Spinal block (injeksi pada

    tulang belakang) dapat meringankan rasa nyeri secara cepat.

    Epidural block secara terus menerus mengendalikan rasa nyeri dengan

    memasukkan obat pada area sekitar saraf tulang belakang melalui kateter

    yang dimasukkan pada ruang epidural. Resiko yang mungkin terjadi

    akibat spinal block dan epidural block adalah penurunan tekanan darah

    yang dapat menurunkan denyut jantung bayi, dan sakit kepala.

    Obat anestetik menghilangkan semua rasa, termasuk rasa nyeri dan juga

    memblokir pergerakan otot. Anestesi umum (bius total) menyebabkan

    anda kehilangan kesadaran. Jika melahirkan melalui operasi cesar, anda

    mungkin akan mendapatkan anestesi umum, spinal, atau epidural,

    tergantung pada kesehatan anda dan bayi anda serta kondisi medis yang

    mengiringi proses persalinan anda.

    b. Non-Drug MerhodsNon-drug methods untuk meringankan rasa nyeri meliputi akupuntur,

    hipnotis, teknik relaksasi, dan sering merubah posisi tubuh selama proses

    persalinan.

    c. Masa pemulihan setelah melahirkanKarena tubuh ibu hamil mengalami beberapa perubahan selama

    kehamilan, ibu hamil akan mengalami masa transisi selama pemulihan

    setelah melahirkan.

    Secara fisik ibu hamil mungkin mengalami :

    Nyeri pada area episiotomiEpisiotomi adalah potongan yang dibuat oleh dokter di daerah

    perineum (area di antara vagina dan anus), untuk membantu

    pengeluaran bayi atau untuk mencegah robekan. Luka episiotomi atau

    robekan yang terjadi akibat melahirkan akan dijahit. Jahitan ini

    mungkin akan membuat anda mengalami kesulitan ketika berjalan

    atau duduk. Jahitan juga akan menyebabkan anda merasa sakit ketika

    batuk atau bersin selama masa penyembuhan.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    6/29

    Sakit pada payudaraPayudara anda mungkin membengkak, mengeras, dan sangat sakit

    selama beberapa hari, seiring dengan keluarnya air susu. Puting anda

    juga mungkin akan mengalami luka.

    Hemorrhoid/Wasir/AmbeienHemorrhoid (pembengkakan vena (varises) pada area anus) umum

    terjadi pada saat kehamilan dan sesudah melahirkan.

    Konstipasi/SembelitBuang air besar menjadi hal yang sulit dilakukan selama beberapa

    hari setelah melahirkan. Hemorrhoid, luka episiotomi, dan nyeri pada

    otot dapat menyebabkan sakit ketika buang air besar.

    Panas dan dingin silih bergantiPenyesuaian tubuh terhadap perubahan kadar hormon dan aliran darah

    dapat menyebabkan anda cepat berkeringat karena kegerahan namun

    tidak lama kemudian mencari selimut untuk menghangatkan diri anda.

    Kesulitan mengendalikan buang air kecil atau buang air besarPeregangan otot selama proses persalinan, terutama pada persalinan

    yang berjalan lambat, mungkin akan menyebabkan anda buang air

    kecil ketika tertawa atau bersin, atau membuat anda mengalami

    kesulitan mengontrol buang air besar.

    "After pains"Setelah melahirkan bayi, anda akan terus mengalami kontraksi selama

    beberapa hari seiring dengan kembali rahim ke ukuran sebelum

    kehamilan. Kontraksi paling terasa ketika anda menyusui.

    Keluar cairan dari vaginaSegera setelah melahirkan anda akan mengeluarkan darah yang lebih

    hebat dibandingakan menstruasi. Seiring berjalannya waktu, darah

    akan menghilang, berganti dengan cairan putih atau kekuningan, dan

    kemudian berhenti sama sekali tidak lebih dari 2 bulan.

    Secara emosional anda mungkin akan merasa mudah marah, sedih, atau

    menangis, yang umumnya mengacu pada "baby blues syndrome" selama

    beberapa hari atau minggu setelah melahirkan. Gejala ini terjadi pada

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    7/29

    lebih dari 80% ibu baru dan mungkin dihubungkan dengan perubahan

    fisik (termasuk perubahan hormon dan kelelahan) dan penyesuaian

    emosional terhadap tanggung jawab merawat bayi yang baru

    dilahirkannya.

    Jika gejala tersebut menetap, konsultasikan dengan dokter, karena bisa

    saja anda mengalami depresi postpartum, suatu masalah yang lebih serius

    yang terjadi pada 1025 % ibu baru.

    Gambar Tahap Persalinan Normal

    C. SECTIO CAESARIA1. Definisi

    Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

    membuka perut dan dinding rahim. Tujuan dasar pelahiran adalah

    memelihara kehidupan atau kesehatan ibu dan anak. Atau SC adalah suatu

    persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding

    perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat

    janin diatas 500 gram.

    Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

    membuka dinding perut dan dinding rahim.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    8/29

    Seksio sesaria adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan

    berat badan di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih

    utuh (Prawiro, Sarwono, 2001).

    Sectio caesaria adalah suatu hesteromia untuk melahirkan janin dari

    dalam rahim ( Mochtar, 1998).

    2. Klasifikasia. Sectio caesarea transperitonealis profunda dengan insisi di segmen bawah

    uterus. Tipe ini yang paling banyak dilakukan. Segmen bawah uterus

    tidak begitu banyak mengandung pembuluh darah dibanding segmen atas

    sehingga resiko perdarahan lebih kecil. Karena segmen bawah terletak

    diluar kavum peritonei, kemungkinan infeksi pasca bedah juga tidak

    begitu besar. Di samping itu resiko rupture uteri pada kehamilan dan

    persalinan berikutnya akan lebih kecil jika jaringan parut hanya terbatas

    pada segmen bawah uterus. Kesembuhan luka biasanya baik karena

    segmen bawah merupakan bagian uterus yang tidak begitu aktif.

    Indikasi SC yang berasal dari ibu:

    1) Sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk2) Terdapat kesempitan panggul3) Solusio Plasenta tingkat I-II4) Komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia, eklamsia5) Setelah operasi plastic vaginam:

    a) Bekas luka / sikatriks yang luasb) Fistula vesika-vaginal, rekto-vaginal

    6) Gangguan perjalanan persalinan, karena :a) Kista ovariumb) Mioma uteric) Karsinoma serviksd) Kekakuan servikse) Rupture uteri iminem

    7) Kehamilan yang disertai penyakit seperti :

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    9/29

    a) Penyakit jantungb)

    DM

    Indikasi yang berasal dari janin :

    1) Fetal distress/ gawat janin2) Malpresentasi dan malposisi kedudukan janin3) Prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil4) Kegagalan persalinan vakumatau forseps ekstraksiPertolongan persalinan SC tidak akan dipertimbangkan pada :

    1) Janin yang telah meninggal2) Kelainan congenital3) Terdapat kesempitan panggul absolute (CD 5 cm)Keuntungan insisi segmen bawah rahim menurut kehier :

    1) Segmen bawah rahim lebih tenang2) Kesembuhan lebih baik3) Tidak banyak menimbulkan perlekatanKerugiannya :

    1) Terdapat kesulitan pada waktu mengeluarkan janin2) Terjadi perluasan luka insisi dan menimbulkan perdarahan

    b. Sectio sesarea klasik (korporal) menurut SangerInsisi dibuat pada korpus uteri. Dilakukan kala segmen bawah tidak

    terjangkau karena melekat eratnya dinding uterus pada perut karena

    section sesarea yang sudah-sudah, insisi disegmen bawah uterus

    mengandung bahaya perdarahan banyak berhubung dengan letaknya

    plasenta pada plasenta previa, atau apabila dikandung maksud untuk

    melakukan histerektomi setelah janin dilahirkan.

    Indikasi :

    1) SC yang dengan sterilisasi2) Terdapat pembuluh darah besar sehingga diperkirakan akan terjadi

    robekan segmen bawah rahim dan perdarahan

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    10/29

    3) Janin kepala besar dalam letak lintang4)

    Kepala bayi telah masuk pintu atas panggul

    Keuntungan :

    1) Mudah dilakukan karena lapangan operasi relative luasKerugian :

    1) Kesembuhan luka operasi relative sulit2) Kemungkinan terjadinya rupture uteri pada kehamilan berikutnya

    lebih besar

    3) Kemungkinan terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebihbesar

    c. Sectio sesarea ekstraperitonealDahulu dilakukan untuk mengurangi bahaya infeksi puerperal, sekarang

    tidak banyak dilakukan karena sulit dalam tehniknya dan seringkali

    terjadi sobekan peritoneam.

    d. Sectio sesarea histerektomi menurut PorroOperasi SC Histerektomi dilakukan secara Histerektomi supra vaginal

    untuk menyelamatkan jiwa ibu dan janin dengan indikasi :

    1) SC disertai infeksi berat2) SC dengan Antonio uteri dan perdarahan3) SC disertai uterus coovelaire (solusio plasenta)

    3. Indikasia. Indikasi Ibu :

    1) Panggul sempit2) Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi3) Stenosis serviks uteri atau vagina4) Plassenta praevia5) Disproporsi janin panggul6) Rupture uteri membakat7) Partus tak maju

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    11/29

    8) Incordinate uterine actionb.

    Indikasi Janin

    1) Kelainan Letak :a) Letak lintangb) Letak sungsang ( janin besar,kepala defleksi)c) Latak dahi dan letak muka dengan dagu dibelakangd) Presentasi gandae) Kelainan letak pada gemelli anak pertama

    2) Gawat Janinc. Indikasi Kontra(relative)

    1) Infeksi intrauterine2) Janin Mati3) Syok/anemia berat yang belum diatasi4) Kelainan kongenital berat

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    12/29

    4. PathwayInsufisiensiplasenta

    Kadar kortisol

    menurun(merupakan

    metabolisme

    karbohidrat, protein dan

    lemak)

    Cemas pada janinSirkulasi uteroplasenta menurun

    SC

    Post date

    Kelahiran terhambat

    Tidak ada perubahan

    ada serviks

    Tidak timbul HIS

    Persalinan tidak

    normal

    Estrogen

    meningkat

    Kurang

    pengetahuan

    Nifas

    (post pembedahan)

    Faktor predisposisi :

    Ketidak seimbangansepalo pelvic

    Kehamilan kembar

    Distress janin

    Presentsi janin

    Preeklampsi / eklampsi

    Pembendungan

    laktasi

    Penurunan laktasi

    Imobilisasi

    Ansietas

    Nyeri

    Deficit

    perawatan diri

    Kerusakan

    integritas jaringan

    Resiko infeksi

    MastitisNyeri

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    13/29

    5. Komplikasia.

    Pada Ibu

    Telah dikemukakan bahwa dengan kemajuan tehnik pembedahan,

    dengan adanya antibiotika dan dengan persediaan darah yang cukup,

    seksio sesaria sekarang jauh lebih aman daripada dahulu. Angka kematian

    di rumah sakit dengan fasilitas yang baik dan tenaga-tenaga kompeten

    kurang dari 2 per 1000.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas

    pembedahan ialah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi untuk

    melakukan pembedahan dan lamanya persalinan berlangsung. Tentang

    faktor pertama, niscaya seorang wanita dengan plasenta previa dan

    perdarahan banyak memikul resiko yang lebih besar daripada seorang

    wanita lain yang mengalami seksio sesaria elektif karena disproporsi

    sefalopelvik. Demikian pula makin lama persalina berlangsung makin

    meningkat bahaya infeksi post operatif apalagi setelah ketuban pecah.

    Komplikasi-komplikasi yang bisa timbul adalah :

    1) Infeksi PuerperalKomplikasi ini bisa bersifat ringan seperti kenaikan suhu selam

    beberapa hari dalam masa nifas atau bersifat berat seperti peritonitis,

    sepsis dan sebagainya. Infeksi post operatif terjadi bila sebelum

    pembedahan sudah ada gejala-gejala infeksi intra partum, atau ada

    faktor-faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu

    (partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal

    sebelumnya). Bahaya infeksi sangat diperkecil dengan pemberian

    antibiotika, akan tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali, terutama

    seksio sesaria klasik dalam hal ini lebuh berbahaya daripada seksio

    sesaria transperitonealis profunda.

    2) PerdarahanPerdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-

    cabang arteria uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.

    3) Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolismeparu-paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi. Suatu komplikasi

    yang baru kemudian tampak , ialah kurang kuatnya perut pada dinding

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    14/29

    uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur uteri.

    Kemungkinan peristiwa ini leih banyak ditemukan sesudah seksio

    sesaria klasik.

    b. Pada AnakSeperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan seksio

    sesaria banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk

    melakukan seksio sesaria. Menurut statistic di Negara-negara pengawasan

    antenatal dan intra natal yang baik, kematian prenatal pasca seksio sesaria

    berkisar antara 4 dan 7 %.

    6. Penatalaksanaana. Perawatan selama kelahiran sesarea (pre Op)

    1) Persiapan fisik praoperatif dilakukan dengan mencukur rambut pubis,memasang kateter untuk mengosongkan kandung kemih, dan

    memberi obat preoperative sesuai resep. Antasida seringkali diberikan

    untuk mencegah aspirasi akibat secresi asam lambung kedalam paru-

    paru klien.

    2) Cairan intravena mulai diberikan untuk mempertahankan hidrasi danmenyediakan suatu saluran terbuka (openline) untuk pemberian darah

    / obat yang diperlukan.

    3) Sample darah dan urin diambil dan dikirim ke laboratorium untukdianalisis.

    4) Selama preoperative orang terdekat didorong untuk terus bersamawanita tersebut selama mungkin untuk memberikan dukungan

    emosional secara berkelanjutan.

    5) Perawat memberikan informasi esensial tentang prosedur, mengkajipersepsi wanita dan pasangan atau suaminya tentang kelahiran

    sesarea. Ketika wanita mengungkapkan , perawat dapat

    mengidentifikasi gangguan potensial konsep diri selama periode pasca

    partum.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    15/29

    6) Jika ada waktu sebelum melahirkan, perawat dapat mengajari wanitatersebut tentang harapan pasca operasi, cara merdakan nyeri,

    mengubah posisi, batuk dan napas dalam.

    7) Perawat dikamar bedah bisa membantu mengatur posisi wanitatersebut diatas meja operasi,. Adalah penting untuk mengatur posisi

    wanita tersebut sehingga uterus berada pada posisi lateral untuk

    menghindari penekanan pada vena cava inferior yang dapat

    menurunkan perfusi plasenta.

    8)

    Perawatan bayi didelegasi kepada dokter anak dan perawat yangmelakukan resusitasi neonatus karena bayi ini dianggap beresiko

    sampai ada bukti kondisi fisiologis bayi stabil setelah lahir.

    b. Perawatan pasca partum (post Op)1) Pengkajian keperawatan segera setelah melahirkan meliputi

    pemulihan dari efek anastesi, status pasca operasi dan pasca

    melahirkan dan derajat nyeri.

    2) Kepatenan jalan napas dipertahankan dan posisi wanita tersebut diaturuntuk mencegah kemungkinan aspirasi.

    3) Tanda-tanda vital diukur setiap 15 menit selama 1-2 jam sampaiwanita itu stabil. Kondisi balutan insisi, fundus dan jumlah lokea,

    dikaji demikian pula masukan dan haluaran.

    4) Perawat membantu wanita tersebut untuk mengubah posisi danmelakukan napas dalam serta melatih gerakan kaki. Obat-obatan

    untuk mengatasi nyeri dapat diberikan

    5) Masalah fisiologis selama beberapa hari pertama dapat didominasioleh nyeri akibat insisi dan nyeri dari gas di usus halus dan kebutuhan

    untuk menghilangkan nyeri.

    6) Tindakan lain untuk mengupayakan kenyamanan, seperti mengubahposisi, mengganjal insisi dengan bantal, memberi kompres panas pada

    abdomen dan tehnik relaksasi.

    7) Ambulasi dan upaya menghindari makanan yang menghasilkan gasdan minuman berkarbonat bisa mengurangi nyeri yang disebabkan

    gas.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    16/29

    8) Perawatan sehari-hari meliputi perawatan perineum, perawatanpayudara dan perawatan higienis rutin termasuk mandi siram setelah

    balutan luka diangkat.

    9) Setiap kali berdinas perawat mengkaji tanda-tanda vital, insisi, fundusuterus, dan lokia. Bunyi napas, bising usus, tanda homans, eliminasi

    urine serta defekasi juga dikaji.

    10)Pasangan atau suami dapat dilibatkan dalam sesi pengajaran danpenjelasan tentang pemulihan pasangannnya. Beberapa orangtua akan

    marah,frustasi atau kecewa karena wanita tidak dapat melahirkanpervaginam. Beberapa wanita mengungkapkan perasaan seperti harga

    diri rendah atau citra diri yang negative. Akan sangat berguna bila ada

    perawat yang hadir selama wanmita melahirkan, mengunjungi dan

    membantu mengisi kesenjangan tentang pengalaman tersebut.

    11)Rencana pulang terdiri dari informasi tentang diet, latihan fisik,pembatasan aktifitas, perawatan payudara, aktifitas seksual dan

    kontrasepsi, medikasi, dan tanda-tanda komplikasi serta perawatan

    bayi.

    7. Tanda-tanda Komplikasi Pasca Operasi Setelah PemulanganLaporkan tanda-tanda berikut kepada petugas perawatan kesehatan :

    a. Demam lebih dari 38 Cb.

    Nyeri saat buang air kecil

    c. Lokia lebih banyak daripada periode menstruasi normald. Luka terbukae. Kemerahan dan berdarah pada tempat insisif. Nyeri abdomen yang parah

    8. Penatalaksanaan Pasca tindakan (Medis)a. Kaji ulang prinsip perawatan pasca bedahb. Jika masih terdapat perdarahan :

    1) Lakukan massage uterus

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    17/29

    2) Beri oksitosin 10 unit3)

    Beri oksitosin 10 unit dalam 500 ML cairan IV (garamfisiologik/ringer laktat) 60 tetes permenit, ergometsin 0,2 mg IM dan

    prostaglandin

    c. Jika terdapat tanda infeksi, berikan antibiotic kombinasi sampai klienbebas demam selama 48 jam :

    1) Ampisilin 2g IV setiap 6 jam2) Ditambah gentamicin 5mg/kgBB IV setiap 24 jam3) Ditambah metronidazol 500mg IV setiap 8 jam4) Beri analgesik jika perlu.

    9. Pemerisaan Penunjanga. Darah lengkap, golongan darah (ABO)b. Urinalis untuk mengetahui kadar albuminc. Kultur mengidentifikasi adanya virus herpes simplex IId. Ultrasonografi melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan dan

    presentasi janin

    D. MASA NIFAS1. Definisi

    Masa nifas ( Puerpenium ) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

    keluar dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan

    semula ( sebelum hamil ). Masa ini berlangsung selama kirakira 6 minggu (

    Sulistyawati, 2009).

    Menurut Rustam Mochtar (1998) dalam bukunya yang berjudul Sinopsis

    Obsetri Jilid I, mengatakan bahwa masa nifas ( puerpenium ) adalah masa

    pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat alat kandungan

    kembali seperti pra-hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.

    2. Tahapan Masa Nifas

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    18/29

    Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap yaitu puerpenium dini, puerpenium

    intermedial, dan remote puerpenium.

    a. Puerpenium DiniPuerpinium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah

    diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan. Dalam agama islam, dianggap

    bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

    b. Puerpenium IntermedialPuerpenium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat

    genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

    c. Remote PuerpeniumRemote puerpenium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan

    sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

    mempunya komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung

    selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.

    ( Sulistyawati, 2009).

    3.

    Tujuan Asuhan Masa NifasAsuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk :

    a. Meningkatkan kesejahteraan fisikdan psikologis bagi ibu dan bayiDengan diberikanya asuhan, ibu akan mendapatkan fasilitas dan

    dukungan dalam upaya untuk menyesuaikan peran barunya sebagai ibu

    dan pendamping keluarga dalam membuat bentuk dan pola baru dengan

    kelahiran berikutnya.

    b. Pencegahan, diagnose dini, dan pengobatan komplikasi pada ibuDengan diberikannya asuhan pada ibu nifas, kemungkinan munculnya

    permasalahan dan komplikasi akan lebih cepat terdeteksi sehingga

    penanganannya pun akan dapat lebih maksimal.

    c. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perluMeskipun ibu dan keluarga mengetahui ada permasalahan kesehatan pada

    ibu nifas yang memerlukan rujukan, namun tidak semua keputusan yang

    diambil tepat, misalnya mereka lebih memilih untuk tidak dating ke

    fasilitas pelayanan kesehatan karena pertimbangan tertentu.

    d. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibuUntuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya

    yang khusus.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    19/29

    e. Imunisasi ibu terhadap tetanusDengan asuhan yang maksimal, kejadian tetanus dapat dihindari,

    meskipun untuk saat ini angka kejadian tetanus sudah banyak mengalami

    penurunan.

    f. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makananAnak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu

    dan anak.

    ( Sulistyawati, 2009).

    4. Involusi Alat-Alat Kandungana. Uterus

    Secara berangsur-angsur menjadi kecil ( involusi ) sehingga akhirnya

    kembali seperti sebelum hamil.

    Involusi TFU Berat Uterus

    Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

    Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram

    1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram

    2 minggu Tidak teraba diatas simfibis 350 gram

    6 minggu Bertambah kecil 50 gram

    8 minggu Sebesar normal 30 gram

    b. Bekas implantasi uriPlacental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri

    dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu

    keenam 2,4 cm, dan akhirnya pulih.

    c. LukalukaPada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.

    d. Rasa sakitDisebut after pains (meriang atau mules-mules) disebabkan kontraksi

    rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan.

    e. LocheaAdalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam

    masa nifas.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    20/29

    1) Lochea rubra (cruenta ) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaputketuban, sel sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium

    selama 2 hari pasca persalinan.

    2) Lochea Sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah danlendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.

    3) Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, padahari ke7-14 pasca persalinan.

    4) Lochea Alba : cairan putih, setelah 2 minggu.5) Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau

    busuk.

    6) Lochiostasis : lochea tidak lancer keluar.f. Serviks

    Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong

    berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang terdapat

    perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga

    rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya

    dapat dilalui 1 jari.

    g. LigamenligamentLigament, fasia, dan diafragma felvis yang meregang pada waktu

    persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan

    pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi

    retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendur.

    ( Mochtar, 1998 ).

    5. Penanganan Masa NifasTindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu :

    a. Kebersihan Diri1) Anjurkan menjaga kebersihan seluruh tubuh.2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan

    sabun dan air. Pastikan ia mengerti untuk membersihkan daerah

    disekitar vulva terlebih dahulu dari depan kebelakang baru dilanjutkan

    ke daerah sekitar anus.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    21/29

    3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari.Kain dapa digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dikeringkan

    di bawah matahari dan disetrika.

    4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelumdan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

    5) Sarankan untuk tidak menyentuh daerah luka jika memiliki lukaepisiotomy atau laserasi.

    b. Istirahat1) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang

    berlebihan.

    2) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan kegiatan rumah tanggabiasa secara perlahanlahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat

    selagi bayi tidur.

    c. Latihan1) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot otot perut dan panggul

    kembali normal.

    2)

    Jelaskan bahwa latihan latihan tertentu beberapa menit setiap haridapat mempercepat pengembalian otot otot perut dan panggul

    kembali normal.

    d. GiziIbu menyusui harus :

    1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral,

    dan vitamin yang cukup.

    3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari ( anjurkan ibu untuk minumsetiap kali menyusui).

    4) Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknyaselama 40 hari pasca persalinan.

    5) Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin Akepada bayinya melalui ASInya.

    e. Perawatan Payudara1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering.2) Mengenakan BH yang menyokong payudara.3) Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI pada sekitar

    puting susu setiap kali selesai menyususi.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    22/29

    f. Hubungan perkawinan dan rumah tanggaSecara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah

    merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam

    vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan

    ketidaknyamanan, aman untuk mulai melakukan hubungan suami istri

    kapan saja ibu siap.

    g. Keluarga berencanaIdealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun

    sebelum ibu hamil kembali. Namun, petugas kesehatan dapat membantu

    merencanakan tentang keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka

    cara mecegah kehamilan yang tidak diinginkan.

    h. Psikologis1) Talking in : fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri,

    pengalaman waktu melahirkan diceritakannya, kelelahan membuat ibu

    cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur.

    2)

    Talking hold : ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasatanggung jawab merawat bayi, perasaan sangat sensitif sehingga

    mudah tersinggung jadi komunikasi kurang hati hati, ibu butuh

    dukungan untuk merawat diri dan bayinya.

    3) Letting go : ibu sudah menerima tanggung jawab akan peran barunya,ibu sudah menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya,

    keinginan untuk merawat bayinya sudah meningkat pada fase ini.

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    23/29

    Masa Nifas

    Luka episiotomi / luka post SC

    Nyeri

    akut

    Defisit

    perawatan

    diri

    Resiko

    infeksi

    Tidak terjadiperdarahan

    yang

    abnormal

    LemahKerusakan

    integritas

    jaringan

    Kontraksi uterus

    Kuat

    Perdarahan

    Resiko kurang

    volume cairan

    Hormon

    prolaktin

    merangsang

    produksi air

    susu

    Hormonoksitosin

    menyebabkan

    mio epitel

    kelenjar susu

    berkontraksi

    Air susu keluar

    Bayi menyusu

    Menyusui efektif

    Jam tidur berubah

    Gangguan pola tidur

    Sumbatan Kolostrum

    yang mengering

    Bendungan Laktasi

    ASI tidak

    keluar

    Ketidakefektifan

    menyusui

    Mastitis

    Neri akut

    Saat persalinan spingter

    uretra ditekan oleh

    kepala janin dan terjadi

    spasme otot

    Edema kandung

    kemih

    Sulit kencing

    Gangguan

    eliminasi urin

    Kurang makan makanan

    berserat selama

    kehamilan

    Takut BAB karena

    luka diperineum

    Konstipasi

    Pathway Masa nifas

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    24/29

    E. ASUHAN KEPERAWATAN1.

    Pengkajian Fokus

    a. SirkulasiKehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml

    b. Integritas ego1) Memperlihatkan ketidakmampuan menghadapi sesuatu2) Menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan sampai ketakutan,

    marah atau menarik diri

    3) Klien / pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima dalampengalaman kelahiran

    c. Eliminasi1) Adanya kateter urinary2) Bising usus

    d. Makanan / CairanAbdomen lunak / tak ada distensi awal

    e. Neuro sensoriKerusakan gerakan dan sensori dibawah tingkat anastesi spinal epidural

    f. Nyeri / ketidaknyamanan1) Mulut mungkin kering2) Menunjukkan sikap tak nyaman pasca oprasi, nyeri penyerta3) Distensi kandung kemih / abdomen

    g. Pernafasan1) Bunyi paru jelas dan vesicular

    h. Keamanan1) Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh2) Jalur parenteral, bila digunakan, paten dan sisi bekas eritema bengkak

    / nyeri tekan

    i. Seksualiatas

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    25/29

    1) Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus2)

    Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan berlebihan / banyak

    2. Diagnosa Keperawatana. Nyeri / ketidakberdayaan b.d agen injuri (insisi pembedahan)b. Deficit perawatan diri b.d nyeric. Resiko infeksi b.d trauma pembedahand. Ansietas b.d krisis situasi, ancaman pada konsep diri, transmisie. Imobilisasi b.d adanya luka bekas operasif. Menyusui tidak efektif b/d kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses

    menyusui, nyeri payudara.

    3. Rencana Asuhan Keperawatana. Diagnosa keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri

    (insisi pembedahan).

    Tujuan & Kriteria hasil

    NOC

    Intervensi

    NIC

    NOC: Kontrol nyeri

    Kriteria hasil:

    - Menggunakan skala nyeri untukmengidentifikasi tingkat nyeri

    - Melaporkan bahwa nyeriberkurang dengan menggunakan

    managemen nyeri

    - Melaporkan kebutuhan tidur danistirahat cukup

    NIC :

    Managemen nyeri

    Intervensi :

    - Kaji komprehensif tentang nyeri- Observasi isyarat2 nonverbal

    dari ketidaknyamanan

    - Beri informasi tentang nyeri- Berikan analgetik sesuai dosis- Kolaborasi dengan dokter bila

    tindakan tidak berhasil

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    26/29

    b. Diagnosa keperawatan : Deficit perawatan diri berhubungan dengan nyeriTujuan & Kriteria hasil

    NOCIntervensi

    NIC

    NOC: Perawatan diri Aktivitas

    Kehidupan Sehari-hari (AKS)

    Kriteria hasil :

    - Mengungkapkan secara verbalkepuasan tentang kebersihan

    tubuh dan hygiene mulut

    - Mempertahankan mobilitas yangdiperlukan untuk ke kamarmandi

    NIC : Perawatan diri

    Intervensi :

    - Kaji kemampuan untukmenggunakan alat bantu

    - Kaji membran mukosa oral dankebersihan tubuh

    - Pantau adanya perubahankemampuan fungsi

    - Bantu klien dalam memenuhikebutuhan sehari-hari

    - Anjurkan keluarga untukmembantu memenuhi ADLs

    klien seperti mandi, makan,

    toileting dan berpakaian

    - Motivasi klien untuk memenuhiADLs secara mandiri dan

    bertahap- Anjurkan untuk melakukan

    aktivitas sesuai dengan

    kemampuan

    c. Diagnosa keperawatan : Resiko infeksi berhubungan dengan tindakaninfasive, insisi post pembedahan

    Tujuan & Kriteria hasil

    NOC

    Intervensi

    NIC

    NOC: Pengendalian resiko,

    dengan indikator (nilai 1-5: tidak

    pernah, jarang, kadang-kadang,

    sering, konsisten)

    Kriteria hasil :

    - Terbebas dari tanda atau gejalainfeksi

    - Menunjukkan hygiene pribadiyang adekuat

    - Menggambarkan faktor yangmenunjang penularan infeksi

    NIC : Pengendalian infeksi

    Intervansi :

    - Pantau tanda/gejala infeksi- Kaji faktor yang meningkatkan

    serangan infeksi

    - Instruksikan untuk menjagahygiene pribadi

    - Berikan terapi antibiotik, biladiperlukan- Monitor jumlah leukosit- Gunakan teknik aseptik setiap

    melakukan tindakan

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    27/29

    - Tingkatkan intake nutrisi- Batasi pengunjung

    d. Diagnosa keperawatan : Ansietas b.d krisis situasi, ancaman pada konsepdiri, transmisi

    Tujuan & Kriteria hasil

    NOC

    Intervensi

    NIC

    NOC: Kontrol cemas

    Kriteria hasil:

    - Klien mampu mengidentifikasidan mengungkapkan gejala

    cemas

    - Tanda vital dalam batas normal- Mengidentifikasi,

    mengungkapkan dan

    menunjukkan teknik untuk

    mengontrol cemas

    NIC :

    Anciety reduction

    Intervensi :

    - Jelaskan semua prosedur dan apayang dirasakan selama prosedur

    - Berikan informasi fakualmengenai diagnose dan tindakan

    prognosis

    - Identifikasi tingkat kecemasan- Dorong klien untuk

    mengungkapkan perasaan,

    ketakutan, persepsi

    - Instruksikan klien untukmenggunakan tehnik relaksasi/

    distraksi

    - Berikan obat untuk mengurangicemas

    e. Diagnosa keperawatan : kerusakan mobilitas fisik b.d adanya luka bekasoperasi

    Tujuan & Kriteria hasil

    NOC

    Intervensi

    NIC

    NOC: ambulation : walking

    Kriteria hasil :

    - Dapat mempertahankan danfungsi tubuh

    - Klien menunjukkan perilakuyang memungkinkan untuk

    melakukan aktivitas

    NIC :

    Exercise therapy: ambulation

    Intervensi :

    - Monitor vital sign- Bantu klien untuk memenuhiADLs- Kaji kemempuan klien dalam

    mobilisasi

    - Latih klien dalam pemenuhankebutuhan ADLs secara mandiri

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    28/29

    sesuai kemampuan

    - Damping dan bantu klien saatmobilisasi

    - Berikan alat bantu jika klienmemerlukan

    - Ajarkan klien bagaimanamerubah posisi dan berikan

    bantuan jika diperlukan

    f. Menyusui tidak efektif b/d kurang pengetahuan ibu, terhentinya prosesmenyusui, nyeri payudara.

    Tujuan & Kriteria hasil

    NOC

    Intervensi

    NIC

    NOC : Knowledge : Breasfeeding

    - Mampu mendeskripsikan caramenyusui yang benar

    - Mampu mempraktekkan caramenyusui yang baik.

    - Mampu melakukan perawatanputting dan payudara

    - Mampu mendeskripsikantanda-tanda kelainan pada

    payudara saat menyusui.

    Knowledge Breastfeeding:

    - Ajarkan cara menyusui yangbenar

    - Motivasi ibu agar terusmenyusui bayinya

    - Ajarkan cara perawatanpayudara selama menyusui

    - Berikan pendidikan kesehatanmengenai laktasi dan masa

    nifas

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/13/2019 Laporan Pendahuluan Nifas Post SC

    29/29

    Bobak Lowdermilk, Jensen. 2004.Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, ECG: Jakarta.

    Carpenito, L.J. 2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC: Jakarta

    Farrer Hellen, 1999, Perawatan Maternal, Alih Bahasa Andry Hartono, ECG :

    Jakarta.

    Johnson, Marion. 2000.Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louis : Mosby.

    Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Media Aesculaplus:

    Jakarta.

    Mc.Closkey. 1996.Nursing Intervention Classification (NIC). St. Louis : Mosby.

    Mochtar, Rustam. 1988. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.

    Jakarta : EGC.

    NANDA International. 2010.Nursing Diagnosis 2009-2011. Jakarta : EGC.

    Prawiroharjo, Sarwono. 2001. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal.

    Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :

    CV Andi Offset.

    Winkjosastro Hanifa, 2002,Ilmu Kebidanan Edisi 3,Yayasan Bina Pustaka Sarwono

    Prawirahardjo: Jakarta