laporan multimedia
TRANSCRIPT
LAPORAN MULTIMEDIA
LINGKUNGAN SEHAT DAN LINGKUNGAN TIDAK SEHAT
DOSEN PENGAMPU :
EKA PANDU CYNTHIA, S.T., M.Kom.
DISUSUN OLEH KELOMPOK (2) :
1. KIKI LENVI RENSI
2. LYDIA
3. NOVRITA FEBY MD
4. T.YASNI
5. YULI SANITA
6. HERLINDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, atas
terselesaikannya tugas makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat mengikuti perkuliahan. Judul tugas kuliah MEDIA
PEMBELAJARAN DAN TIK PENDIDIKAN BIOLOGI
Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk mengumpulkan data dan keterangan yang diperoleh dalam
penulisan makalah ini. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan serta kelemahan dalam menyusun makalah ini,
karena ilmu pengetahuan yang kami dapat belum maksimal.
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman kita semua tentang bahasa indonesia.
Kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan.
Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
PEKANBARU,29 NOVEMBER 2015
Penyusun
PENDAHULUAN
Pada materi kelompok dua,di sini kami membahas tentang materi
“Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat”.Pertama di sini kami akan
menjelaskan terlebih dahulu tentang pengertian lingkungan,di mana lingkungan
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
Selanjutnya kami menggunakan media Gambar lingkunga sehat dan gambar
lingkungan tidak sehat,dari gambar pertama yaitu gamabar lingkungan sehat
siswa dapat melihat lingkungan yang sehat seperti apa,lingkungan dapat di
katakan sebagai lingkungan sehat jika terdapat pohon,terdapat tempat sampah dan
tidak terdapat sampah yang berserakan di lingkungan sekitar kita.
Setelah melihat gambar tentang lingkungan sehat,kita dapat melihat ciri-
ciri lingkungan sehat,di mana ciri-ciri lingkungan sehat yaitu jika terdapat sumber
air yang bersih,banyak tumbuhan hijau,saluran air yang lancar,tidak ada sampah
yang berserakan dan yang terakhir yaitu udara yang bersih dan segar,selanjutnya
gambar yang kedua yaitu gambar lingkungan tidak sehat dari gambar tersebut
siswa dapat melihat perbedaan antara lingkungan sehat dan lingkungan tidak
sehat.dari gambar lingkungan tidak sehat bisa di simpulkan bahwa ciri-ciri
lingkungan tidak sehat jika terdapat udara kotor,tidak ada tempat sampah,tidak
terdapat tumbuhan dan tidak adanya saluran air atau mampet.
Selanjutnya kami akan membahas tentang pencemaran lingkungan,di mana
pencemaran lingkungan terbagi atas tiga bagian yaitu pencemaran
tanah,pencemaran udara dan pencemaran air.
Yang pertama kita akan membahas terlebih dahulu tentang pencemaran
tanah dimana pencemaran tanah bisa terjadi karena beberapa faktor seperti limbah
industri,kebocoran bahan bakar,dan teknik pengolahan sampah yang tidak
sehat.kemudian kami membahas tentang pencemaran udara,pencemaran udara
bisa terjadi karena pembakaran sampah,pertambangan dan penggalian,
pembuangan limbah,dan proses pembangunan.dan yang terakhir tentang gambar
pencemaran air,pencemaran air bisa terjadi karena limbah rumah tangga,dan
limbah industri.
Media yang kedua kami gunakan yaitu media kartun,di mana kami menggunakan
kartun tentang pencemaran air yang di sebabkan membuang sampah di
sungai,dengan membuang sampah sembarangan di sungai dapat mengakibatkan
kebanjiran dan menurunkan kwalitas air.
Dari kartun tersebut selanjutnya kita akan membahas tentang dampak air
yang tercemar,dimana air yang tercemar dapat menyebabkan bibit-bibit penyakit
dan jika kita minum akan mengakibatkan sakit perut.
Selanjutnya dampak lingkungan tidak sehak karena pencemaran udara dapat
menyebabkan gangguan penglihatan serta gangguan pernapasan.
Dan yang terakhir yaitu dampak dari pencemaran tanah,jika tanah
tercemari maka dapat menyebabkan tanah menjadi tidak subur,jika tanah tidak
subur maka tanaman atau pohon-pohon akan mati.
Setelah menjelaskan tentang berbagai masalah lingkungan,kita akan
membahas tentang “bagaimana cara memperbaiki nya”
Cara yang dapat kita lakukan yaitu menanam pohon,dengan menanam
pohon kita akan mendapatkan O₂,lingkungan menjadi sejuk dan segar.cara yang
kedua yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya,dengan membuang
sampah pada tempatnya maka tidak adanya sampah yang berserakan di
lingkungan sekitar.di sini kami menggunakan media yang ke tiga yaitu media
sketsa,dari sketsa tersebut siswa dapat melihat dampak jika manusia membuang
sampah tidak pada tempatnya yang mengakibatkan penumpukan sampah dan
menimbulkan aroma tidak sedap.cara yang ketiga yaitu dengan cara mengelola
sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat seperti membuat tas dari
sampah-sampah nonorganik,dan mengelola sampah organik menjadi pupuk.
Media selanjutnya kami menggunakan media poster dimana media ini
tertuliskan “orang bijak selalu membuang sampah pada tempatnya” dengan poster
ini kita dapat mengajarkan pada peserta didik bahwa orang bijak selalu
berperilaku baik untuk menjaga lingkungan nya.
Setelah media poster,kami menggunakan media video,media ini
menceritakan tentang dampak dari membuang sampah sembarangan
mengakibatkan kerugian pada diri sendiri dan orang lain.
Dan media yang terakhir yaitu media permainan puzle tentang lingkungan
sehat,dari permainan ini dpat melatih peserta didik menjadi lebih aktif dan
menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik.
Dengan materi “lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat”serta
menggunakan berbagai media yang ada memberikan pelajaran tentang pentingnya
menjaga lingkungan yang sehat baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan
masyarakat.
TOKOH-TOKOH PADA PROSES UJI COBA MEDIA
PEMBELAJARAN
( Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat)
Foto-foto Audiens(Peserta Didik)
1.
.
Nama Lengkap : Fursan Duantara ( baju biru celana hitam)
Jenis Kelamin : laki-laki
Jenjang Pendidikan : kelas 5 SD
2
Nama Lengkap :Geraldi Kurniawan (tengah)
Jenis kelamin : laki-laki
Jenjang Pendidikan : SD Kelas 5
3.
Nama Lengkap : Bimo Abdia Batara ( kanan)
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Jenjang Pendidikan : SD Kelas 5
4.
Nama Lengkap : Syahrani Caroline Febriana Tandirura(baju merah)
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenjang Pendidikan : SD Kelas 5
5.
Nama Lengkap : Adelia azzahra Shinta( Baju biru)
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenjang Pendidikn :SD Kelas 5
6.
Nama Lengkap : Natashya Aulia (Tengah)
Jenis Kelamin :Perempuan
Jenjang Pendidikan : SD Kelas 5
Foto-Foto Anggota Kelompok
1.T.Yasni
Bertugas Sebagai : mengambil video ketika proses pembelajaran berlangsung
2.Kiki Lenvi Rensi
Bertugas Sebagai :Penyampai Materi
3.Lydia ( Jilbab Hitam)
Bertugas Sebagai : Mengarahkan Peserta di dalam Ruangan
4. Yuli Sanita(Jilbab Hitam Kanan)
Bertugas Sebagai :Menyampaikan Media Yang di Gunakan
5.Novrita Feby
Bertugas Sebagai : mengambil Gambar
6.Herlinda ( Tidak Ikut serta dalam Proses Pengujian materi)
Foto-Foto Ketika Proses Berlangsung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas pembelajaran perlu dirancang sebelumnya agar dapat
memeberikan output atau hasil sebagaimana yang diharapkan. Upaya untuk
merancang aktivitas pembelajaran disebut dengan istilah desain
pembelajaran.Menurut Gagnon dan Collay dalam Benny (2011:24) istilah desain
mempunyai makna adanya suatu kesuluruhan, struktur, kerangka, atau outline,
dan urutan atau sistematika kegiatan.Mendesain aktivitas pembelajaran dapat
diartikan sebagai upaya untuk membuat aktivitas pembelajaran menjadi
terstruktur dan sistematis.
Dalam merancang aktivitas pembelajaran kita perlu mengetahui tujuan yang
akan dicapai, kompetensi yang pertlu dimiliki oleh individu yang belajar atau
learner. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran kita memerlukan sebuah
kendaraan.Dalam konteks pembelajaran, kendaraan yang digunakan adalah
metode, media, dan materi pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa
dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.
Beberapa model desain pembelajaran telah banyak dikemukakan oleh
sejumlah pakar. Namun dalam makalah ini kami mengambil model desain
pembelajaran ASSURE yang dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert
Henich, James Rusell dan Miichael Molenda (2011) dalam buku “Instructional
Technology and Media for Learning ”. Adapun alasan kami memilih model
ASSURE, karena ASSURE merupakan satu desain model pembelajaran yang
sederhana yang dapat digunakan untuk menciptakan sebuah pembelajaran sukses.
Model desain pembelajaran ASSURE sesuai untuk digunakan dalam
aktivitas pembelajaran yang berskala mikro seperti pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas dan program pelatihan. Oleh karena itu, sebagai calon
guru sangat penting untuk mengetahui berbagai model desain pembelajaran,
diantaranya yang akan kami paparkan dalam makalah ini yaitu model ASSURE.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran model desain pembelajaran ASSURE?
2. Apa saja komponen-komponen dalam model desain pembelajaran ASSURE?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mendeskripsikan gambaran model desain pembelajaran ASSURE
2. Untuk menjelaskan komponen-komponen dalam model desain pembelajaran
ASSURE
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenal Model ASSURE
Model ASSURE merupakan desain pembelajaran yang sederhana yang
dapat digunakan untuk menciptakan sebuah pembelajaran sukses, efektif, efisien,
dan menarik. Model pembelajaran ini bersifat praktis dan mudah untuk
digunakan. Selain itu model ASSURE sesuai untuk digunakandalam aktivitas
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas maupun program pelatihan.
Model desain pembelajaran ini merupakan singkatan dari komponen atau
langkah penting yang terdapat di dalamnya, yaitu, menganalisis karakteristik
siswa (Analyzer learner characteristic); menetapkan tujuan pembelajaran (State
performance objectives); memilih metode, media dan materi pelajaran (Select
methods, media, and materials); menggunakan teknologi, media, dan materi
(Utilize materials); mengaktifan keterlibatan siswa (Requires learner
participation); evaluasi dan revisi (Evaluation and revision).
Model pemebelajaran ini lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan
teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan.
Pemanfaatan model desain pembelajaran ASSURE perlu dilakukan tahap demi
tahap (sistematik) dan menyeluruh (holistik) agar dapat memberikan hasil yang
optimal yaitu terciptanya pembelajaran sukses.
B. Komponen-komponen model desain pembelajaran ASSURE
1. Analisis Karakter Siswa
Langkah awal yang perlu dilakuakn dalam menerapkan model ini dalah
mengidentifikasi karakter siswa yang akan melekukan aktivitas pembelajaran.
Tujuan utama para guru adalah memenuhi kebutuhan unik setiap siswa sehingga
mereka bisa mencapai tingkat belajar yang maksimum. Model ASSURE
memberikan pendekatan yang sistematis untuk menganalisis karakteristik para
siswa yang memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar. Analisis karakteristik
siswa meliputi beberapa aspek penting, yaitu: (1) karakteristik umum; (2)
kompetensi spesifik yang telah dimiliki siswa sebelumnya; (3) gaya belajar atau
learning style siswa; dan (4) motivasi.
a. Karakteristik umum
Agar berhasil memenuhi kebutuhan individual para siswa, maka seorang
guru penting sekali untuk memahami karakteristik umum yang mungkin
memengaruhi belajar mereka. Karakteristik umum pada dasarnya menggambarkan
tentang kondisi siswa seperti usia, kelas, pekerjaan, dan jender.
Analisis sederhana yang dilakukan oleh guru sebelum memulai sebuah
program pembelajaran seringkali membawa dampak yang positif.Cara sederhana
untuk mengetahui karakteristik siswa dapat dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan pre-tes. Informasi yang dapat diperoleh dari cara yang dilakukan
tersebut yaitu, etnis dan latar belakang individu; sosial ekonomi; sikap terhadap
materi pelajaran; dan usia siswa atau trainee.
Perhatian yang saksama tentang karakteristik umum siswa pada dasarnya
dapat memebantu guru untuk menciptakan program pembelajaran yang efektif,
efisien, dan menarik. Peamahaman tentang karakteristik siswa juga akan
memudahkan guru untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang siswa
yang akan menempuh program pembejaran.
b. Kemampuan awal
Faktor lain yang perlu diperhatikan selain karakteristik umum adalah
kemempuan atau kompetensi awal yang perlu dimiliki siswa sebelum mengikuti
aktivitas pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan awal atau prerequisite,
yang merupakan persyaratan dalam mengikuti suatu program pemeblajaran
diperlukan diperlukan adanya pre tes.Hal ini dapat digunakan oleh para guru
untuk menghindari asumsi yang kerap dilakukan bahwa seluruh siswa telah
memiliki kemampuan awal yang diperlukan sebelum mengikuti program
pembelajaran.
Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal yang dimiliki oleh
siswa, selain melalui pre-tes juga dapat melalui perbincangan antara guru dengan
siswa. Apabila siswa telah memiliki pengetahuan awal tentang penegetahuan dan
keterampilan yang akan dipelajari, maka guru tidak perlu lagi membahas
pengetahuan dan keterampilan tersebut di dalam aktivitas pembelajaran. Dengan
mengetahui latar belakang dan karakteristik siswa secara komprehensif, guru akan
mudah dalam menentukan metode, media, dan materi pelajaran yang tepat dalam
pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran.
c. Gaya belajar
Gaya belajar atau learning styles dapat definisikan sebagai suatu cara
tentang bagaimana seorang individu melakuakn persepsi, berinteraksi, dan
merespon secara emosional terhadap lingkungan belajar. Sebagai seorang guru,
tentunya akan menemukan perbedaan dalam cara-cara siswa belajar atau
memproses informasi. Smaldino dalam Butler (1986), menurutnyakebiasaan
memproses informasi ini dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:
1) Pembelajar berurutan konkret lebih menyukai pengalaman langsung (hands on
experience) yang diorganisasikan secara sistematik. Mereka paling baik denagn
menggunakan buku kerja, pengajaran yang berdasarkan computer, demonstrasi,
dan praktik laboratorium terstruktur.
2) Pembelajar acak konkret sangat menyukai proses belajar dengan menggunakan
pendekataan coba-coba atau trial and error. Mereka biasanya cepat melakukan
penarikan kesimpulan dari proses eksplorasi pengetahuan dan eksperimen.
Mereka menyukai metode pembelajaran seperti permainan, simulasi, proyek
belajar mandiri, dan belajar penemuan.
3) Pembelajar berurutan abstrak biasanya individu yang memiliki gaya belajar ini
cepat dalam memahami pesan dan informasi verbal dan simbolik yang
disampaikan secara sistematis. Mereka umumnya menyukai membaca dan
menyimak presentasi.
4) Pembelajar abstrak acak pada umumnya memiliki kemampuan untuk memaknai
pesan dan informasi yang disampaikan melalui media. Mereka menyukai
informasi dan pengetahuan yang dikemas dalam bentuk media.
Gardner (1999), mengemukaka konsep konsep kecerdasan majemuk atau
multiple intelligences yang dapat membedakan kecenderungan belajar dan minat
yang dimiliki oleh seseorang dengan orang lain. Ia mengembangkan konsep
kecerdasan majemuk yang mengidentifikasi sembilan aspek kecerdasan:
a) Verbal/linguistic (bahasa)
b) Logis /matematis (ilmiah/kuantitatif)
c) Visual/spasial
d) Musical/ritmis
e) Ragawi/kinestetik(menari/olahraga)
f) Antar personal (memahami orang lain)
g) Intra personal (memahami diri sendiri)
h) Naturalis
i) Eksistensialis
Teori Gardner menyatakan bahwa guru yang efektif harus
mempertimbangkan gaya belajar yang berbeda dari setiap siswa, menyadari
bahwa siswa sangat berbeda dalam hal kekuatan dan kelemahan di tiap-tiap area
tersebut.
d. Motivasi
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam menempuh
pembelajaran yaitu motivasi. Motivasi dapat diartiakan kondisi yang dapat
mendorong individu untuk melakukan suatu tindakan dalam rangka mencapai
tujuan.Motivasi dapat digolongkan menjadi motivasi intrinsic dan motivasi
ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang didorong oleh pekerjaan yan g disukai
atau diminati oleh seseorang.Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
didorong oleh faktor eksternal dalam bentuk imbalan atau reward.Imbalan yang
diperoleh setelah seseorang melakukan suatu tugas atau pekerjaan akan
mendorong seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan tersebut.
Guru sebaiknya mampu menciptakan motivasi belajar yang bersifat intrinsik
dalam diri siswa. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik dalam melakukan proses
belajar pada umumnya akan memperlihatkan kinerja yang kontinu dalam
mencapai kompetensi yang diinginkan.
2. Menetapkan tujuan pembelajaran dan kompetensi
Belajar pada hakikatnya adalah upaya dari individu untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan.Kompetensi dalam hal ini dapat diamknai sebagai
seperangkat tindakan cerdas yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan spesifik. Dalam sebuah kompetensi terdapat beberapa aspek penting
yang merupakan hasil atau output proses belajar. Kompetensi juga dapat
dikatakan sebagai hasil dari proses pembelajaran.
Menurut Gagne dalam Benny (2011) membagi liam aspek kemampuan yang
merupakan hasil dari belajar individu, yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan
psikomotorik; (3) sikap; (4) keterampialn intelektual; dan (5) strategi kognitif.
Informasi verbal adalah kemampuan yang diperlukan untuk menyediakan
respons lisan dan tertulis terhadap stimulus.Contoh-contoh kemampuan verbal ini
adalah mengidentifikasi, menyusun daftar, menyebutkan, dan menjelaskan.
Keterampialn psikomotorik diartiakn sebagai pelaksanaan atau eksekusi
suatu tindakan untuk mencapai hasil tujaun tertentu.Kemampuan psikomotorik
dalam aktivitas melibatkan aktivitas berupa tindakan yang bersifat fisik dan
penggunaan otot untuk melakukan suatu tindakan yang bertujuan.Tindakan yang
terlihat dalam keterampialn psikomotorik pada dasarnya tidak hanya berupa
tindakan fisik semata, tetapi melibatkan tindakan mental yang ada di dalamnya.
Siakp atau attitudeyaitu kondisi internal yang memengaruhi pilihan individu
dalam melakuakn suatu tindakan. Sikap menujukkan adanya kecenderungan atau
pilihan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Keterampialn intelektual adalah keterampilan yang diperlukan oleh siswa
untuk melakukan aktivitas kognitif yang bersifat unik.Keterampialn intelektual
melibatkan kemampuan dalam menganalisa dan memodifikasi simbol-simbol
kognitif atau informasi. Kemampuan pada ranah ini membuat siswa dapat
menyusun klasifikasi benda berdasarkan label dan karakteristiknya.
Strategi kognitif merupakan kompetensi yang paling tinggi dari taksonomi
yang dikemukakan oleh Gagne. Kompetensi ini berupa kemampuan metakognitif
yang diperlihatkan dalam bentuk kemampuan berpikir tentang proses berpikir dan
belajar bagaimana belajar. Contoh dari kompetensi beruap strategi kognitif adalah
bagaimana seseorang membuat aktivitas belajarnya menjadi lebih efektif dan
efisien.
Format ABCD dalam Perumusan Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dapat dilakukan dengan
menggunakan rumusan ABCD. Proses dimulai dengan menyebutkan audiensi
(Audience) yang menjadi sasarn tujuan. Proses itu kemudian memerinci perilaku
(Behavior) yang harus ditampilkan dan kondisi (Condition) di mana perilaku
tersebut akan diamati. Akhirnya prose situ memerinci tingkat (Degree) sampai
dimana pengetahuan atau kemampuan baru harus dikuasai-kriteria yang
dengannya kemampuan dapat dinilai.
Komponen audience berisi informasi tentang individu yang belajar misalnya
siswa beserta dengan karakteristiknya. Contoh deskripsi audience dalam rumusan
tujaun pembelajaran yang menggunakan format ABCD yaitu: “siswa kelas 10
SMA”.
Komponen behavior mendiskripsikan tentang aspek kompetensi yang akan
dimiliki oleh individu setelah menempuh program pembelajaran, misalnya
“menjelaskan komponen pendidikan”.
Komponen condition mencerminkan keadaan atau situasi yang perlu ada
pada waktu siswa yang belajar melakukan kinerja atau performa pada saat
dites.Yang termasuk dalam komponen ini berupa fasilitas, peralatan, perlengkapan
dan objek atau benda yang merupakan komponen esensial dalam melakukan suatu
tugas atau pekerjaan.
Komponen degree menggambarkan tingkat atau standar yang perlu
diperlihatkan oleh siswa pada waktu menunjukkan kompetensi spesifik yang telah
dipelajari, misalnya: “80 % dari jawaban benar.”
Di bawah ini terdapat contoh perumusan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang menggunakan format ABCD.
“ Siswa kelas 10 SMA mampu mengidentifikasi komponen-komponen
pendidikan yang terdapat dalam sebuah poster lingkungan sekolah dengan benar
“
Berdasarkan contoh di atas, komponen audience dalam hal ini yaitu
“siswa kelas 10 SMA”. Sedangkan komponen behavior yaitu”dapat
mengidentifikasi komponen-komponen pendidikan”. Komponen condition dalam
hal ini adalah “poster yang berisi gamabar lingkunagn sekolah”.Komponen degree
dalam hal ini adalah “identifikasi komponen-komponen pendidikan dilakukan
denagn benar.”
C. Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Material
Langkah selanjutnya dalam menyusun mata pelajaran yang efektif yang
mendukung pembelajaran melalui penggunaan teknolgi dan media yang sesuai
adaah pemilihan strategi, teknlogi, media pengajaran, dan material mata pelajaran
secara sistemtis. Panduan untuk melengkapi setiap aspek dalam proses pemilihan
dibahas dalam bagian-bagiannya.
a. Memilih Strategis
Ketika mengidentifikasi strategi pengajaran untuk mata pelajaran Anda,
Anda harus memilih dua jenis: strategi yang berpusat pada guru dan strategi yang
berpusat pada siswa. Strategi guru adalah kegiatan yang akan Anda gunakan
untuk mengajarkan mata pelajaran, sebagai missal, menyajikan sebuah konsep
dengan menampilkan sebuah video atau membaca sebuah kisah, atau
menunjukkan bagaimana menkonjugasi sebuah kata kerja . Strategi tersebut harus
kita gunakan ketika kita akan memilih berbagai metode pembelajaran. Metode
pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk
menyampaikan isi atau materi pembelajaran secara spsifik, untuk membantu siswa
dalam mencapai kompetensi yang diinginkan. Berdasarkan tujuan dan akivtas
yang terdapat dialamnya, metode pembelajran dapat diklasifikasikan dalam
bebrapa jenis yaitu: (1) kooperatif; (2) penemuan; (3) pemecahan masalah; (4)
permainan; (5) diskusi; (6) latihan berulang; (7) tutorial;(8) demonstrasi; (9)
presentasi.
Pertimbangan utama ketika kita memilih srategi pengajaran adalah bahwa
strategi tersebut sebaiknya dapat membantu siswa mencapai standar dan tujuan.
Selain itu prtimbangkanlah gaya belajar dan motivasi siswa. Tinjaulah model
ARCS untuk melihat apakah strategi anda menarik perhatian ( Attention) siswa,
dianggap relevan (relevant) bagi kebutuhan mereka, untuk membangun rasa
percaya diri (convident) mereka dan menghasilkan kepuasan (satissfaction) dari
apa yang mereka pelajari.
b. Memilih Teknologi dan Media
Para sarjana sepakat bahwa memilih teknologi dan media yang sesuai bisa
menjadi tugas yang rumit-mempertimbangkan kumpulan sumber daya yang
tersedia, keberagaman para pembelajar anda, dan tujuan belajar spesifik yang
harus dicapai (Mc Alpine dan Weston, 1994).
Untuk menerangkan perbedaan-perbedaan teknlogi dan media, buku ini
menyediakan rubric seleksi.Rubrik seleksi menyediakan prosedur yang sistematis
untuk menilai kualitas dari teknologi dan media yang spesifik. Kriteria rubric
seleksi:
1. Selaras dengan standard, hasil, dan tujuan
2. Informasi yang terbaru dan akurat
3. Bahasa yang sesuai usia
4. Tingkat ketertarikan dan keterlibatan
5. Kualitas teknis
6. Mudah digunakan
7. Bebas bias
8. Panduan pengguna dan arahan
Heinich dan kawan-kawan (2005) mengemukakan beberpa jenis media
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru atau instruktur, dan perancang
program pembelajaran, yaitu; (1) media cetak/teks; (2) media pameran/display;
(3)media audio; (4) gambar bergerak/video; (5) multimedia; (6) media berbasis
web/internet.
c. Memilih, Mengubah atau Merancang Materi
Ketika anda telah memilih strategi dan jenjang teknologi dan media yang
diperlukan dalam mata pelajaran anda, anda siap memilih materi yang diperlukan
untuk mendukung pelaksanaan mata pelajaran. Langkah ini melibatkan tiga
pilihan : 1. Memilih materi yang tersedia, 2 mengubah materi yang ada, atau 3
merancang materi baru.
Memilih materi yang tersedia.Mayoritas maeri pengajaran yang
digunakan guru adalah “siap pakai” – yaitu siap digunakan dan tersedia dari
sekolah, ditrik, atau sumber yang bisa diakses lainnya.
Mengubah materi yang ada. Karena anda berusaha memenuhi kebutuhan
yang beragam dari para siswa anda, anda akan mendapati bahwa materi yang
“siap pakai” sering kali membutuhkan modifikasi agar lebih tepat selaras dengan
tujuan belajar anda. Teknologi menyediakan sejumlah pilihan untuk mengubah
materi yang ada.
Merancang Materi Baru. Ketika materi yang sudah jadi tidak tersedia
maka anda harus merancang materi baru dengan word, power point, atau sebuah
webQuest online.
Kemp (2000) mengemukakan bahwa materi pelajaran pada dasarnya
terdiri dari beberapa komponen yaitu: konsep, fakta, prinsip, prosedur,
keterampilan interpersonal, dan sikap.
d. Menyiapkan Tekologi, Media, dan Materi
Langkah pertama adalah mengumpulkan seluruh perlengkapan yang akan
anda butuhkan.Tentukan urutan penggunaan materi-materi tersebut dan apa yang
akan anda lakukan dengan tiap-tiap maeri tersebut.:
a) Menyiapkan Lingkungan
Dimana saja aktifitas belajar terjadi diruang kelas, laboratorium, pusat
media-fasilitas harus diatur untuk penggunaan teknologi, media, dan
materi yang efektif. Beberapa media membutuhkan ruangan yang tepat,
sumber tenaga listrk yang baik, dan akses terhadap saklar lampu.
b) Menyiapkan Pemelajar
Penelitian mengenai belajar mengungkapkan bahwa apa yang dipelajari
dari sebuah kegiatan sangat bergantung pada bagaiman para pemelajar
dipersiapkan untuk mata pelajaran tersebut. Pemanasan tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa hal berikut ini:
1. Sebuah pengantar yang mempunyai tinjauan luas mengenai konten mata
pelajaran
2. Alasan pemikian yang menjelaskan bagaiman mata pelajaran tu terkait
dengan topic yang dipelajari
3. Motivasi untuk mengetahui, bagaimana mereka akan diuntungkan ketika
menyimak pelajaran
4. Isyarat-isyarat ang mengarahkan perhatian pada aspek-aspek spesifik
dari mata pelajaran.
Ketika kita telah menyiapkan teknologi, media dan materi pembelajaran,
maka kita harus dapat memanfaatkan bahan dan media pembelajaran
tersebut.Kombinasi yang tepat dalam memanfaatkan metode dan media
pembelajaran dapat membantu guru dan instruktur untuk menciptakan
pembelajaran sukses.
Heinch dan kawan-kawan (2005) mengemukakan ragam dasar media
yang dapat digunakan untuk mendukung aktivitas pembelajaran yaitu; (1) teks; (2)
suara; (3) visual; (4) gambar ; (5) kompuer multimedia; dan (6) jaringan
komputer.
D. Kombinasi metode dan media pembelajaran
Pemanfaatan metode dan media pembelajaran berfungsi sebagai sarana
yang dapat menjembatani interaksi antara siswa dengan guru atau instruktur.
Interaksi ini akan memberikan dampak optimal terhadap proses dan hasil belajar.
PENERAPAN METODE ASSURE PADA PEMBELAJARAN
1. Analysis Leaner Characteristics
Terlihat pada gambar bahwa peserta didiknya heterogen
dimana terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Siswa-
siswi tersebut adalah peserta didik kelas lima. Kami mengambil 4
orang golongan atas dan 2 orang golongan sedang.
2. State Objective
Tujuan pembelajaran:
Diharapkan siswa mampu memahami tentang lingkungan
sehat dan lingkungan tidak sehat.
Siswa mampu mengetahui macam-macam penyebab
lingkungan tidak sehat
Siswa mampu mempraktikkan cara sederhana untuk menjaga
lingkungan
3. Select, Modify or Design Materials
Media yang digunakan adalah
powerpoint,puzzle,video,kartun,dan poster. Hal ini berguna
untuk menarik minat peserta didik dalam belajar
4. Utilize Materials
Pertama kali menggunakan media ppt
Media kartun
Media poster
Media film
Game berupa puzzle
5. Require Learner Response
o Pada saat memulai pembelajaran peserta atau audience
masih terasa canggung
o Peserta sudah memberi respon berupa menjawab
pertanyaan.
o untuk menghilangkan rasa jenuh serta mengingat
kembali materi yang diajarkan maka menggunakan
media puzzle.ternyata audience merepons dengan
sangat baik
6. Evaluate
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa audience memahami
secara baik tentang materi yang diajarakan